basa inggris

4
Si Lancang Alkisah, ada sebuah cerita, di daerah Kampar pada zaman dahulu hiduplah si Lancang dengan ibunya. Mereka hidup sangat miskin. Mereka berdua bekerja sebagai buruh tani. Untuk memperbaiki hidupnya, maka Si Lancang berniat merantau. Pada suatu hari ia meminta ijin pada ibu dan guru ngajinya. Ibunya pun berpesan agar di rantau orang kelak Si Lancang selalu ingat pada ibu dan kampung halamannya. Ibunya berpesan agar Si Lancang jangan menjadi anak yang durhaka. Si Lancang berjanji pada ibunya tersebut. Ibunya menjadi terharu saat Si Lancang menyembah lututnya untuk minta berkah. Ibunya membekali sebungkus lumping dodak, kue kegemaran Si Lancang. Setelah bertahun-tahun merantau, ternyata Si Lancang sangat beruntung. Ia menjadi saudagar yang kaya raya. Ia memiliki berpuluh-puluh buah kapal dagang. Dikabarkan ia pun mempunyai tujuh orang istri. Mereka semua berasal dari keluarga saudagar yang kaya. Sedangkan ibunya, masih tinggal di Kampar dalam keadaan yang sangat miskin. Pada suatu hari, Si Lancang berlayar ke Andalas. Dalam pelayaran itu ia membawa ke tujuh isterinya. Bersama mereka dibawa pula perbekalan mewah dan alat-alat hiburan berupa musik. Ketika merapat di Kampar, alat-alat musik itu dibunyikan riuh rendah. Sementara itu kain sutra dan aneka hiasan emas dan perak digelar. Semuanya itu disiapkan untuk menambah kesan kemewahan dan kekayaan Si Lancang. Berita kedatangan Si Lancang didengar oleh ibunya. Dengan perasaan terharu, ia bergegas untuk menyambut kedatangan anak satu-satunya tersebut. Karena miskinnya, ia hanya mengenakan kain selendang tua, sarung usang dan kebaya penuh tambalan. Dengan memberanikan diri dia naik ke geladak kapal mewahnya Si Lancang. Begitu menyatakan bahwa dirinya adalah ibunya Si Lancang, tidak ada seorang kelasi pun yang mempercayainya. Dengan kasarnya ia mengusir ibu tua tersebut. Tetapi perempuan itu tidak mau beranjak. Ia ngotot minta untuk dipertemukan dengan anaknya Si Lancang. Situasi itu menimbulkan keributan. Mendengar kegaduhan di atas geladak, Si Lancang dengan diiringi oleh ketujuh istrinya mendatangi tempat itu. Betapa terkejutnya ia ketika menyaksikan bahwa perempuan compang camping yang diusir itu adalah ibunya. Ibu si Lancang pun

Upload: anjar-satria-nugraha

Post on 30-Sep-2015

215 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

cerita rakyat bahas indoensia - inggrs

TRANSCRIPT

Si Lancang

Alkisah, ada sebuah cerita, di daerah Kampar pada zaman dahulu hiduplah si Lancang dengan ibunya. Mereka hidup sangat miskin. Mereka berdua bekerja sebagai buruh tani.Untuk memperbaiki hidupnya, maka Si Lancang berniat merantau. Pada suatu hari ia meminta ijin pada ibu dan guru ngajinya. Ibunya pun berpesan agar di rantau orang kelak Si Lancang selalu ingat pada ibu dan kampung halamannya. Ibunya berpesan agar Si Lancang jangan menjadi anak yang durhaka.Si Lancang berjanji pada ibunya tersebut. Ibunya menjadi terharu saat Si Lancang menyembah lututnya untuk minta berkah. Ibunya membekali sebungkuslumping dodak, kue kegemaran Si Lancang.Setelah bertahun-tahun merantau, ternyata Si Lancang sangat beruntung. Ia menjadi saudagar yang kaya raya. Ia memiliki berpuluh-puluh buah kapal dagang. Dikabarkan ia pun mempunyai tujuh orang istri. Mereka semua berasal dari keluarga saudagar yang kaya. Sedangkan ibunya, masih tinggal di Kampar dalam keadaan yang sangat miskin.Pada suatu hari, Si Lancang berlayar ke Andalas. Dalam pelayaran itu ia membawa ke tujuh isterinya. Bersama mereka dibawa pula perbekalan mewah dan alat-alat hiburan berupa musik. Ketika merapat di Kampar, alat-alat musik itu dibunyikan riuh rendah. Sementara itu kain sutra dan aneka hiasan emas dan perak digelar. Semuanya itu disiapkan untuk menambah kesan kemewahan dan kekayaan Si Lancang.Berita kedatangan Si Lancang didengar oleh ibunya. Dengan perasaan terharu, ia bergegas untuk menyambut kedatangan anak satu-satunya tersebut. Karena miskinnya, ia hanya mengenakan kain selendang tua, sarung usang dan kebaya penuh tambalan. Dengan memberanikan diri dia naik ke geladak kapal mewahnya Si Lancang.Begitu menyatakan bahwa dirinya adalah ibunya Si Lancang, tidak ada seorang kelasi pun yang mempercayainya. Dengan kasarnya ia mengusir ibu tua tersebut. Tetapi perempuan itu tidak mau beranjak. Ia ngotot minta untuk dipertemukan dengan anaknya Si Lancang. Situasi itu menimbulkan keributan.Mendengar kegaduhan di atas geladak, Si Lancang dengan diiringi oleh ketujuh istrinya mendatangi tempat itu. Betapa terkejutnya ia ketika menyaksikan bahwa perempuan compang camping yang diusir itu adalah ibunya. Ibu si Lancang pun berkata, "Engkau Lancang ... anakku! Oh ... betapa rindunya hati emak padamu. Mendengar sapaan itu, dengan congkak-nya Lancang menepis. Anak durhaka inipun berteriak, "mana mungkin aku mempunyai ibu perempuan miskin seperti kamu. Kelasi! usir perempuan gila ini."Ibu yangmalangini akhirnya pulang dengan perasaan hancur. Sesampainya di rumah, lalu ia mengambil pusaka miliknya. Pusaka itu berupa lesung penumbuk padi dan sebuah nyiru. Sambil berdoa, lesung itu diputar-putar nya dan di kibas-kibas kan nya nyiru pusakanya. Ia pun berkata, "ya Tuhanku ... hukum lah si Anak durhaka itu."Dalam sekejap, turunlah badai topan. Badai tersebut berhembus sangat dahsyatnya sehingga dalam sekejap menghancurkan kapal-kapal dagang milik Si Lancang. Bukan hanya kapal itu hancur berkeping-keping, harta benda miliknya juga terbang ke mana-mana. Kain sutranya melayang-layang dan jatuh menjadi negeri Lipat Kain yang terletak di Kampar Kiri. Gongnya terlempar ke Kampar Kanan dan menjadi Sungai Oguong. Tembikarnya melayang menjadi Pasubilah. Sedangkan tiang bendera kapal Si Lancang terlempar hingga sampai di sebuah danau yang diberi nama Danau Si Lancang.

The Lancang

Once upon a time, there is a story, in the Kampar on the Lancang ancient times lived with his mother.They live very poor.They both work as farm laborers.To improve his life, then Si Lancang intend to migrate.One day he asked permission of the mother and teacher ngajinya.Her mother was advised that in the future shoreline Si Lancang always remember the mother and hometown.His mother advised that The Lancang not be rebellious child.The Lancang promised the mother.The mother was thrilled when Lancang worship knees to ask for blessings.Her mother equip pack oflumping dodak, cake craze Si Lancang.After years of wandering, it turns out The Lancang very lucky.He became a wealthy merchant.He has dozens of merchant ships.Reportedly he had seven wives.They all come from a rich merchant family.While his mother, still living in Kampar in very poor circumstances.One day, Si Lancang sailed to Andalas.During the voyage he brings to seven wives.Together they brought also rich supplies and tools in the form of musical entertainment.When docked in Kampar, musical instruments that sounded noisy.Meanwhile silk and gold and silver brac held.Everything was prepared to add to the impression of luxury and wealth Lancang.The arrival News Lancang heard by his mother.With compassion, he rushed to greet the arrival of the child only.Because the poor, he only wore old shawl, sarong kebaya worn and patched.With courage he climbed into the boat deck luxury Si Lancang.Once stated that he is his mother Si Lancang, no sailor ever believe.With the ballpark he drove the old mother.But she did not want to leave.He insisted on to be reunited with her son Si Lancang.The situation caused a commotion.Hearing the commotion on the deck, with the Lancang The seventh accompanied by his wife visited the place.How shocked he was when witnessing that women ragged expelled is his mother.The Lancang mother said, "You Lancang ... my son! Oh ... what a longing heart Ma to you. Hearing the greeting, with his cavalier Lancang dismissed. Kids even this ungodly scream," Where could I have a mom like you poor women .Sailor!expelled this crazy woman. "MotherspoorThis eventually go home with a feeling devastated.Arriving at the house, and then he took his heritage.Heritage in the form of a mortar and a pestle rice nyiru.While praying, the mortar was twisted around her and in her right kibas-kibas nyiru inheritance.He also said, "O my Lord ... the law was the Son of sin."In an instant, there came a hurricane.The storm was blowing so fierce that in an instant crush on merchant ships belonging to Si Lancang.Not only ship was blown to pieces, his property also flew everywhere.Silk fabric hovering and fell into a fabric Fold country located in Kampar Kiri.Gong thrown into Sungai Kampar Kanan and Oguong.Drifted into Pasubilah decorated pottery.While the flag pole Si Lancang thrown up to in a lake named Lake Si Lancang.