basic autolube system

81
HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 0 - HTC-P14-ALS Training Text AUTO-LUBRICATION SYSTEM HEXINDO TRAINING CENTER Balikpapan _______________________________________________________________________________________________

Upload: bambang-esa

Post on 20-Jan-2015

12.294 views

Category:

Documents


196 download

DESCRIPTION

for heavy duty

TRANSCRIPT

Page 1: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 0 -

HTC-P14-ALS

Training Text

AUTO-LUBRICATION

SYSTEM

HEXINDO TRAINING CENTER Balikpapan

_______________________________________________________________________________________________

Page 2: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 1 -

Training Contents ___________________________________________

BAGIAN 1

1.1 Training Objective………………………………………. 2 1.2 Pendahuluan……………………………………………….. 3 1.3 Background…………………………………………………. 4 1.4 Spesifikasi Komponen Utama…………………….. 5 1.5 Spesifikasi grease……………………………………….. 7 1.6 Rekomendasi grease............................. 13 1.7 Konsumsi grease.................................. 15 1.8 Letak Komponen................................. 17

BAGIAN 2 2.1 Component System and Operation…………….. 22 2.2 Sistem kerja grease system………………………… 28 2.3 System Kerja injector grease……………………… 34 2.4 Prinsip kerja distributor valve……………………. 40 2.5 Sistem Kerja Electrical System………………….. 41 2.6 System Kerja hydraulic System…………………… 51

BAGIAN 3

3.1 Inspeksi visual berkala........................... 52 3.2 Perawatan Berkala yang benar……………………. 53 3.3 Pemeriksaan pump, grease injector dan

kebocoran saluran grease………………………….. 59 3.4 Bleeding udara dari system…………………………. 64

BAGIAN 4

4.1 Problem solve yang efektif………………………….. 65 4.2 Upaya mencari fakta kerusakan…………………… 67 4.3 Berpikir teknis……………………………………………… 74 4.4 Melakukan modifikasi………………………………….. 76 4.5 Resume dan pelaporan setelah melakukan Perbaikan…………………………………………………….. 77 4.6 Kesimpulan………………………………………………….. 79

Page 3: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 2 -

BAGIAN 1

1.1 Training Objective _____________________________________________

Dengan terselenggaranya training ini, maka perserta training diharapkan: a. Mengetahui bagaimana component system and

Operation bekerja pada Auto-lubrication System secara detail.

b. Mampu melakukan pemeriksaan system dan

komponen secara berkala dengan benar.

c. Mampu melakukan pekerjaan Problem solve (troubleshooting) yang efektif dan benar tanpa terjadi re-work akibat salah melakukan analisa.

d. Meminimalkan jumlah break down time yang

berkaitan dengan kerusakan Auto-lubrication System

e. Meminimalkan biaya perbaikan dan kerugian

produksi akibat efek dari breakdown time.

f. Timbul kesadaran akan biaya (cost) yang berkaitan dengan premature repair (kerusakan komponen lebih dini)

Fig.1 Sambungan bergerak pada machine

Page 4: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 3 -

1.2 Pendahuluan ________________________________________________

Auto-lubrication system adalah bagian dari system kerja sebuah machine. System ini pada umumnya bekerja secara otomatis berdasarkan setting interval yang ditetapkan oleh teknisi. Fungsi utama system auto-lubrication ini adalah upaya melumasi komponen yang bergerak seperti pin terhadap bushing, swing bearing, center joint yang dilakukan secara otomatis oleh kerja sebuah timer. Gesekan (friksi) pada komponen yang bergerak akan menimbulkan panas yang tinggi. Akibat panas yang berlebihan pada sebuah benda keras, maka akan menimbulkan efek keausan yang tinggi. Akibatnya umur (life time) komponen tersebut menjadi lebih pendek. Kerusakan yang ditimbulkan oleh gesekan langsung benda akibat kerusakan system auto-lubrication ini adalah down time yang cukup lama. Bisa anda bayangkan jika anda harus mengganti sebuah center joint, swing bearing atau pin serta bushing. Berapa hari yang anda habiskan hanya untuk mengganti komponen tersebut. Dilihat dari akibat yang ditimbulkan, maka kerusakan auto-lubrication termasuk kerusakan yang signifikan dengan menyita waktu, pemakaian spare part yang mahal serta potensi kecelakaan (insiden) terhadap pekerja (teknisi). Oleh karena itu, tidak sepantasnya kita mengulur ulur waktu jika mendapatkan kerusakan auto-lubrication system ini. Sehingga untuk mendeteksi kerusakan lebih dini dapat dilakukan dengan hal umum berikut: 1. Memahami sistem secara menyeluruh. 2. elakukan inspeksi kecukupan grease pada sambungan bergerak setiap hari

(saat daily check) 3. Melakukan test kerja system setiap melakukan periodik service serta

memeriksa kebocoran pada grease line. 4. Menjaga level pada grease tank dan mengisi grease dengan kondisi bersih.

Dengan melakukan ke-3 item diatas, maka setidaknya sudah mengurangi potensi kerusakan auto-lubrication sistem. Sehingga kerusakan yang terjadi ditengah tengah operasi bisa kurangi seminimal mungkin dan ditunjukan dalam indicator performa machine: Mean Time Between Repair (MTBF) dan Machine Availability (MA), sesuai harapan owner. Selamat Belajar.

Page 5: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 4 -

1.3 Background ______________________________________________ Mengapa Pins dan Bushings lebih cepat aus... Sesuai study yang dilakukan oleh pabrik terhadap major component manufacturer, tercatat pada tabulasi bahwa lebih dari 50% kerusakan machine yang diakibatkan oleh kurang sesuainya jenis pelumas grease yang dipakai pada machine (improper lubrication).

Other (18.6%) InadequateLubrication (34.4%)Storage and Handling

Errors (2.8%)

Overload (6.9%) Lubrication Related Failures: 54%

Installation Errors (17.7%)

Contamination (19.6%)

Other (18.6%) InadequateLubrication (34.4%)Storage and Handling

Errors (2.8%)

Overload (6.9%) Lubrication Related Failures: 54%

Installation Errors (17.7%)

Contamination (19.6%)

Fig.2 Tabulasi kerusakan machine

Hasil study diatas menunjukan bahwa kerusakan yang mengerikan bisa terjadi hanya dua hal berikut: 1. Inadequate of lubrication (34.4%) dan 2. Contamination (19.6%)

Perlu dicatat bahwa pemilihan kualitas grease dan setting interval yang benar adalah point penting. Komponen akan cepat aus (terkikis) dari standard life time, jika anda salah dalam melakukan pemilihan grease ini. Artinya bahwa, pemilihan grease menyangkut harga dan kualitas. Akibatnya akan sangat fatal jika anda menggunakan grease yang beredar umum tanpa mempertimbangkan rekomendasi dari pabrik pembuat machine. Jika pada rekomendasi disebutkan harus grease dengan kualitas EP1, maka gunakanlah EP1 dan seterusnya. Item kedua, tercatat bahwa kontaminasi pada grease menyumbang kerusakan yang signifikan. Grease yang kotor akan mempercepat kerusakan grease pump secara langsung dan akan merusak pin/bushing, center joint dan bearing secera tidak langsung. Penyumbatan saluran grease akan terjadi dan diikuti pula seringnya nyala lampu peringatan autolube.

Page 6: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 5 -

1.4 Spesifikasi Komponen utama ______________________________________________

1. Grease Tank

Fungsi : Untuk menampung ketersediaan pelumas grease yang akan dipompakan ke injector.

Kapasitas : 200 liter

2. Grease Pump Fungsi : Untuk mengalirkan pelumas grease ke masing masing

injector melalui grease manifold. Capacity : 200 kg (440 lb) Maximum Pressure : 24.0 MPa (245 kgf/cm2, 3490 psi) Displacement : 240 mL (14 in3)/min

3. Grease pressure switch (automatic detection) Fungsi : Mendeteksi tekanan grease ketika autolube bekerja dan

mengirimkan signal listrik ke controller. Setting Pressure : 17.6 MPa (180 bars, 2559 psi)

4. Grease pressure switch (Manual) Fungsi : Mendeteksi tekanan grease saat operasi manual dan

mengirimkan signal listrik ke controller. Setting pressure : 23.5 Mpa (240 bars, 3410 psi)

5. Vent Valve Fungsi : Untuk mengembalikan tekanan grease (return) ke drum

saat kerja auto-lube berakhir dan menutup saluran tank saat pompa grease bekerja.

6. Injector grease

Fungsi : Menyalurkan grease ke setiap sambungan bergerak dari proses kerja auto-lube sebelumnya.

Jenis : SL1 dengan nilai Output 0.128 ~ 3.0 cc)/injector SL11 dengan max. 8.0 cc/injector

7. Interval timer (standard EH series) Fungsi : Mengatur interval kerja auto-lube sesuai keperluan

pelumasan.

8. Main Controller (standard EX series) Fungsi : Mengontrol kerja machine dan salah satunya adalah kerja

auto-lube system

9. Autolube Solenoid valve Fungsi : Membuka/menutup saluran oli hidrolik yang menuju ke

motor grease pump sesuai dengan setting timer.

Page 7: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 6 -

10. Pressure Safety valve

Fungsi : Membatasi tekanan max. grease pump Setting : Grease akan keluar melalui drain passage jika tekanan

lebih dari 340 bars

11. Reducing valve Fungsi : Mengurangi tekanan oli hidrolik sebelum masuk ke motor

grease pump Setting : 20 ~ 30 Bars

12. Flow Control valve Fungsi : Mengatur/mengontrol jumlah aliran oli yang menuju ke

grease pump motor. Pengaturan ini akan mempengaruhi kecepatan kerja motor hidrolik.

13. Interval switch (excavator)

Fungsi : Mengatur interval waktu kerja solenoid valve, sesuai dengan keperluan.

Setting : 3, 5, 10 dan 15 menit

14. Auto/manual/Off switch (excavator) Fungsi : Untuk menentukan posisi kerja autolube (normalnya

posisi auto)

15. Hose Reel dan grease gun Fungsi : Untuk menyalurkan grease bertekanan saat dilakukan

greasing manual.

16. Nipple Grease Fungsi : Sebagai saluran masuknya grease ke masing masing

sambungan bergerak saat dilakukan greasing manual.

EX1200 Grease Pump Specification

Model No. 880639 Type KPL-24 Rating Continuous rating 30 minutes rating Discharge volume 80 ~ 120 Mpa 70 ~ 80 mL/min Discharge pressure 0 ~27 Mpa 24 ~ 28 Mpa Max. discharge pressure 27 Mpa (30 min rating) Revolution per hour 95 ~ 108 RPM Power supply DC-24V,100 ~ 130W/2.0 ~7.5A Vibration resistance 4G Applicable grease NLGI No.0~2 Applicable temperature -10 deg.C ~ 40 deg.C Weight 12 kg Equipment accessories 852164 HP grease gun assy

682481 union adapter 803085 follower plate assy 802704 cord assy (2.5 m dengan connector

Page 8: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 7 -

1.5 Spesifikasi Grease ______________________________________________

Fungsi Grease: Grease diartikan sebagai pelumas Pasta atau semi liquid terdiri atas 85-90% minnyak mineral atau sintetis sebagai base oil dan pemekat (Thickener). Sekitar 90% grease pemekatnya berasal dari metallic soap yang dibentuk ketika hydroxide bereaksi dengan fatty acid. Misalnya lithium stearate (lithium soap). Untuk menghendaki sifat tertentu ditambahkan additive seperti anti oksidan, anti korosi, stabilizer serta menghasilkan mutu grease yang berbeda beda. Pemekat yang berasal dari metalic soap berfungsi sebagai wadah minyak pelumas. Soap dibentuk oleh jaringan serat soap. Ruang dalam jaringan diisi oleh minyak seperti pori pori dalam spon yang diisi dengan air. Type grease dan additive: Berdasarkan bahan dasar pemekatnya, grease dapat digolongkan menjadi: Calcium (Ca), Sodium (natrium) (Na) dan lithium (Li).

1.51 Sifat sifat Grease Grease berfungsi untuk melumasi komponen yang saling kontak dengan sifat sifat penting berikut:

Kapasitas menahan beban Konsistensi Rentang temperature pencegah korosi Stabilitas mekanik Miscibility (daya campur) Viscositas minyak dasar

BASE OIL + TICKNING AGENT + ADDITIVE = GREASE

(Lithium soap grease)

BASE OIL + TICKNING AGENT + ADDITIVE = GREASE

(Lithium soap grease)

Fig.3 Bahan bahan dasar pelumas grease

Page 9: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 8 -

Calcium soap grease (Ca): Grease ini mempunyai struktur halus seperti mentega serta memiliki stabilitas mekanis yang baik. Grease tersebut tidak larut dalam air dan tetap stabil dengan 1-3% air. Pelumas ini tidak dipergunakan untuk bantalan yang dioperasikan pada bearing yang suhunya tidak lebih dari 60 deg.C Calcium soap grease dengan tambahan lead soap (Ca-Pb) disarankan untuk instalasi yang bebas air yang suhunya sampai 60 deg.C Calcium lead soap grease dapat memproteksi air laut sehingga dapat dipergunakan pada mesin perkapalan. Calcium soap grease bisa digunakan sampai suhu 120 deg.C jika tidak bersentuhan dengan media air. Sodium soap grease (Na): Sodium soap grease disebut juga sebagai soda grease. Pelumas ini bisa dipakai dalam operasi dengan rentang yang lebih lebar dibanding dengan calcium soap grease. Mempunyai sifat adhesif dan sealing yang baik serta mempunyai sifat anti korosi yang baik serta menyerap air, tetapi daya pelumasnya turun. Jika benda yang dilumasi banyak mengandung air, maka pelumas ini tidak berguna lagi. Oleh karena itu jangan menggunakan pelumas ini pada daerah yang lembab. Grease dengan tipe syntetic high temperatur sodium soap grease diproduksi dan bisa dioperasikan sampai suhu 120 deg.C Lithium soap grease (Li): Lithium soap grease mempunyai struktur yang halus seperti mentega. Mempunyai sifat seperti calcium dan sodium grease tetapi tidak memiliki kelemahan. Daya adhesi terhadap permukaan bagus. Statbilitas pada suhu tinggi juga baik sehingga sesuai untuk daerah operasi yang suhunya tinggi. Pelumas ini tidak larut dalam air, memiliki bahan soap dengan sifat melumasi relatif baik walaupun mengadung air tinggi. Dengan adanya kandungan air dalam kondisi tertentu akan larut dan dioperasikan pada suhu setinggi calsium soap grease.

Complex soap grease: Pelumas ini mengandung garam seperti metalic soap. Unsur utama garamnya dari calcium acetate yang umum ada dipasaran. Unsur garam lain diantaranya: Li, Na, Barium dan aluminium komplek. Pelumas ini tahan terhadap suhu operasi tinggi jika dibanding dengan grease konventional. Grease dengan pemekat zat inorganic: Seperti pada metalic soap, beberapa zat inorganic dapat digunakan sebagai pemekat seperti bentonite dan silica gel. Penggunaan partikel aktif pada permukaan, zat ini menyerap molekul minyak. Grease dalam kelompok ini pada suhu tinggi stabil dan sesuai untuk pemakaian suhu tinggi dan tahan terhadap air.

Page 10: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 9 -

Grease Synthetic: Pelumas ini berbasis minyak pelumas sitetic seperti minyak ester dan silicon yang tidak korosi secepat minyak mineral. Pelumas ini mempunyai rentang waktu yang sangat lebar. Pemekat yang digunakan antara lain lithium soap, bentonite dan PTFE (Polietra Fluoro Ethylene).

1.52 Grease Consistency

Yang dimaksud dengan konsistensi adalah derajat kekakuan setelah grease menerima actual beban. Hal ini dipengaruhi oleh jenis dan jumlah pemekat yang dipakai serta suhu operasi maupun kondisi kerja mekanis atau beban. Spesifikasi konsistensi ini didasarkan atas pengujian yang dilakukan oleh National Lubricating Grease Institute (NLGI) di Amerika. Skala ini dilandasi oleh derajat penetrasi yang dapat dicapai oleh kerucut yang dimasukan kedalam grease dalam waktu 5 detik dengan suhu 25 deg.C Dengan mengukur ketebalan bagian penetrasi yang masuk, dan dinyatakan dalam satuan milimeter. Jika kedalamanya kecil, berarti index NLGI-nya tinggi, begitu juga sebaliknya. Untuk benda benda seperti bearing pada umumnya biasa digunakan jenis grease yang memiliki index konsistensi 2.

Index NLGI Index penetration mm/10

000 445-475

00 400-430

0 355-385

1 310-340

2 365-295

3 220-250

4 175-205

5 130-160

6 085-115

Tabel, NLGI index

Index NLGI Index penetration mm/10

000 445-475

00 400-430

0 355-385

1 310-340

2 365-295

3 220-250

4 175-205

5 130-160

6 085-115

Tabel, NLGI index

Fig.4 Tabel index untuk NLGI grease

Page 11: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 10 -

KlasifikasiKlasifikasi grease grease berdasarkanberdasarkan kondisikondisi load load dandan suhusuhu

Grease harus difungsikan dengan melihat kondisi suhu operasi yang berbeda beda dilihatdari faktanya. Maka grease diklasifikasikan menjadi grease for low temperature, medium temperature dan high temperature.

Low temperature grease (LT):Pelumas ini mempunyai resistensi yang rendah khususnyapada awal gerakan seperti pada suhu -50 0C. Viskositasgrease ini mendekati 15 mm2/s pada 40 0C. Konsistensinya bervariasi dari NLGI 0 s/d 2, tetapikonsistensi 0 s/d 1 memerlukan seal yang efektif untukmencegah kebocoran.Bearing dengan beban ringan dan kecil sangat sensitifterhadap torsi permulaan yang tinggi. Grease yang pekatmengganggu putaran sehingga elemen putarnya meluncurdan mengakibatkan permukaan kontaknya terkena abrasi.Low temp. grease dapat juga digunakan pada suhu dari0-70 0C beban ringan. Untuk suhu operasi dibawah 0 0C atau untuk bantalan dengan beban ringan dapatdigunakan grease tipe LT, jika berputar dengankecepatan tinggi dan menimbulkan panas, maka LT tidakdisarankan untuk dipakai.

150

- 50

0

100

50

0

1

2

3

4

500

200

5

10

20

50

100

Temp. Range (C) Base oil Viscosity(mm2/s at 40 C)

Consistency(NLGI index)

150

- 50

0

100

50

0

1

2

3

4

0

1

2

3

4

500

200

5

10

20

50

100

500500

200200

55

1010

2020

5050

100100

Temp. Range (C) Base oil Viscosity(mm2/s at 40 C)

Consistency(NLGI index)

Fig. Grease Low temperature

KlasifikasiKlasifikasi grease grease berdasarkanberdasarkan kondisikondisi load load dandan suhusuhu

Medium temperature grease (MT):

Pelumas grease ini merupakan grease serbaguna atau multipurpose grease atau untukbantalan serta bearing secara umum. Grease ini direkomendasikan utnuk bantalan dengantemperature operasi normal antara suh -30 0C s/d 110 0C. Viscositas base oilnya antara75 s/d 200 mm/s2 pada 40 0C. Konsistensinyamenurut skala NLGI dari 2 atau 3.

150

- 50

0

100

50

0

1

2

3

4

500

200

5

10

20

50

100

Temp. Range (C) Base oil Viscosity(mm2/s at 40 C)

Consistency(NLGI index)

150

- 50

0

100

50

0

1

2

3

4

0

1

2

3

4

500

200

5

10

20

50

100

500500

200200

55

1010

2020

5050

100100

Temp. Range (C) Base oil Viscosity(mm2/s at 40 C)

Consistency(NLGI index)

Fig. Grease medium temperature

Page 12: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 11 -

KlasifikasiKlasifikasi grease grease berdasarkanberdasarkan kondisikondisi load load dandan suhusuhu

High temperature grease (HT):

Temperature operasi bearing yang digunakanpada motor listrik, pompa dan fan adalahsangat tinggi. Dalam hal ini high temperature grease sangat sesuaidipergunakan. Pelumas ini bisa beroperasi140 0CPelumas ini mengandung aditif yang menyempurnakan stabilitas oksidasi. Base oil viscositas normalnya 100 mm/s2 pada 40 0CPada suhu lingkungan yang lebih pekat danmenyebabkan naiknya torsi permulaan. Konsistensinya termasuk NLGI 3. HT grease dipakai pada suhu operasi lebih dari 85 0C

Fig. Grease High temperature

150

- 50

0

100

50

0

1

2

3

4

500

200

5

10

20

50

100

Temp. Range (C) Base oil Viscosity(mm2/s at 40 C)

Consistency(NLGI index)

150

- 50

0

100

50

0

1

2

3

4

0

1

2

3

4

500

200

5

10

20

50

100

500500

200200

55

1010

2020

5050

100100

Temp. Range (C) Base oil Viscosity(mm2/s at 40 C)

Consistency(NLGI index)

KlasifikasiKlasifikasi grease grease berdasarkanberdasarkan kondisikondisi load load dandan suhusuhu

Extreme Pressure grease (EP):

Pada umumnya EP grease mengandungsulphur, chlorine compound atau phosphorus compound dan dalam hal tertentumengandung lead soap. Media ini digunakanuntuk meningkatkan sifat lapisan sepertikapasitas menahan beban. Untuk bearing ukuran menengah dan besar dengantegangan tinggi serta putaran rendahdiperlukan additive. Jika permukaan logammencapai suhu yang tinggi terjadi reksikimia pada titik ini sehingga mencegahterjadi sifat seperti pengelasan. Viscositasbase oil-nya sekitar 175 mm/s2 max. 200 mm/s2 pada 40 0CKonsistensinya memenuhi NLGI 2. secaraumum EP tidak boleh dioperasikan pada suhu-30 0C dan tidak boleh lebih dari 130 0.C

150

- 50

0

100

50

0

1

2

3

4

0

1

2

3

4

500

200

5

10

20

50

100

500500

200200

55

1010

2020

5050

100100

Temp. Range (C) Base oil Viscosity(mm2/s at 40 C)

Consistency(NLGI index)

Fig. Grease Extreme Pressure

Page 13: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 12 -

KlasifikasiKlasifikasi grease grease berdasarkanberdasarkan kondisikondisi load load dandan suhusuhu

Extreme Pressure grease with molybdemum disulphide (EM):

Pelumas grease ini mengandung molybdenum disulphide (MoS2) yang menghasilkan lapisanyang lebih kuat daripada EP aditif. Pelumaspadat seperti grafit juga dipergunakan.

150

- 50

0

100

50

0

1

2

3

4

500

200

5

10

20

50

100

Temp. Range (C) Base oil Viscosity(mm2/s at 40 C)

Consistency(NLGI index)

Fig. Grease Extreme movement

150

- 50

0

100

50

0

1

2

3

4

0

1

2

3

4

500

200

5

10

20

50

100

500500

200200

55

1010

2020

5050

100100

Temp. Range (C) Base oil Viscosity(mm2/s at 40 C)

Consistency(NLGI index)

Fig. Grease Extreme movement

Tabel Penggunaan Grease

Type Karakteristik Pemakaian

LGMT2 Serba guna untuk bantalan kecil dan menengah, operasi pada 0 s/d 70 C, antiwear, tahan karat dan stabil

Motor listrik, mesin pertanian, rodakendaran, conveyor, sepeda motor dll.

LGMT3 Serbaguna, lebih pekat dari LGMT2,untuk bantalan ukuranmenengah dan besar, tahan air stabil, sangat bagus menahankarat, operasi pada 0 s/d 70 C.

Motor listrik, mesin pertanian, rodakendaran, propeller shaft, pompa air dan fan/blower.

LGEP2 Sesuai untuk beban berat, bantalan ukuran menengah dan besarkhususnya sperical bearing roller, tahan air, sangat baik mencegahkorosi serta stabil.

Crusher, mill, rolling mill, mesin pulp dan kertas, bantalan roda kendaraandan pin.

LGEM2 Mengandung molybdenum disulphide untuk bantalan beban yang sangat berat dan beban kejut, cocok untuk mesin dengangoyangan pelan, efektif untuk komponen luncur.

Vibrating screen, converter dan rolling mill

LGEV2 Tanpa timbale, high performance grease, untuk beban beratkecepatan rendah, viscositas base oil 1000 mm2/s, sebaik pelumaspadat, mengadung EP additive, operasi -20 s/d 120 C.

High pressure roller mill, dam roller, bearing rotary surface bearing.

LGLT2 Untuk bearing beban ringan, instrument bearing kecepatan tinggi, low starting torque, low noise level, operasi pada temperature rendah.

Instrument, peralatan kontrol, spindelmesin perkakas, mesin tekstil danmotor listrik kecil.

LGHT3 Untuk operasi temperature diatas 75 C s/d 175 C. untuk suhudiatas 150 C memerlukan pelumasan konitinyu.

Wheel hub, bearing yang bersuhutinggi.

Type Karakteristik Pemakaian

LGMT2 Serba guna untuk bantalan kecil dan menengah, operasi pada 0 s/d 70 C, antiwear, tahan karat dan stabil

Motor listrik, mesin pertanian, rodakendaran, conveyor, sepeda motor dll.

LGMT3 Serbaguna, lebih pekat dari LGMT2,untuk bantalan ukuranmenengah dan besar, tahan air stabil, sangat bagus menahankarat, operasi pada 0 s/d 70 C.

Motor listrik, mesin pertanian, rodakendaran, propeller shaft, pompa air dan fan/blower.

LGEP2 Sesuai untuk beban berat, bantalan ukuran menengah dan besarkhususnya sperical bearing roller, tahan air, sangat baik mencegahkorosi serta stabil.

Crusher, mill, rolling mill, mesin pulp dan kertas, bantalan roda kendaraandan pin.

LGEM2 Mengandung molybdenum disulphide untuk bantalan beban yang sangat berat dan beban kejut, cocok untuk mesin dengangoyangan pelan, efektif untuk komponen luncur.

Vibrating screen, converter dan rolling mill

LGEV2 Tanpa timbale, high performance grease, untuk beban beratkecepatan rendah, viscositas base oil 1000 mm2/s, sebaik pelumaspadat, mengadung EP additive, operasi -20 s/d 120 C.

High pressure roller mill, dam roller, bearing rotary surface bearing.

LGLT2 Untuk bearing beban ringan, instrument bearing kecepatan tinggi, low starting torque, low noise level, operasi pada temperature rendah.

Instrument, peralatan kontrol, spindelmesin perkakas, mesin tekstil danmotor listrik kecil.

LGHT3 Untuk operasi temperature diatas 75 C s/d 175 C. untuk suhudiatas 150 C memerlukan pelumasan konitinyu.

Wheel hub, bearing yang bersuhutinggi.

Fig.5 tabel karakteristik

Page 14: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 13 -

1.6 REKOMENDASI GREASE

Bacalah buku petunjuk perawatan (maintenance) untuk memastikan rekomendasi grease dari pabrik. Selama machine masih warranty, gunakan pelumas grease sesuai rekomendasi. Jika terdapat kerusakan akibat kesalahan pemakaian grease, maka customer akan kehilangan hak untuk meminta warranty. Dibawah ini adalag contoh rekomendasi merk grease untuk EX1200-5 berikut ini.

Fig.6 Rekomendasi merk grease

NOTE: Machine yang dikirim dari pabrik sudah diisi dengan jenis pelumas grease berikut:

1 Swing Gear 2 Front Joint Pin and Swing Bearing

PERINGATAN! Sesuai dengan buku petunjuk, perhatikan point yang ditunjuk oleh anak panah pada gambar sebagai prioritas utama. Khusus untuk EX1200 kebawah posisi arm joint bucket tidak dilengkapi dengan pelumasa otomatis. Jadi lakukan greasing setiap 5 jam sekali untuk operasi normal.

Fig.7 Checking point pelumasan

Page 15: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 14 -

1.7 Konsumsi Pelumas Grease

Tabel dibawah adalah petunjuk untuk konsumsi oli dan grease untuk berbagai excavator. Sebenarnya, anda bisa menghitung sendiri berdasarkan dari setting interval, setting volume output injector dan jumlah injector keseluruhan. Estimasi pemakaian per jam bisa juga dihitung seperti halnya perhitungan konsumsi bahan bakar. Biaya filter bisa dihitung dari kalkulasi local price untuk filter dan interval pergantian. Hourly filter cost adalah total hourly costs untuk setiap tipe filter. Formula: Hourly cost filter A = Jumlah filter x Harga filter local Interval pergantian filter

Fig.8 Konsumsi Grease

Kondisi Grease: ZX-3 series dan EX1200-6 yang dimaksud adalah backhoes, dan EX1900-6 serta lager models yang dimaksud adalah loading shovels. 1) ZX450-3 dan larger models dilumasi dengan memakai auto lubricator. Sehingga,

buckets pada ZX-3 series dan EX1200-6 dilumasi secara manual, dan untuk EX1900-6 dan larger models dilengkapi dengan auto greased.

2) Volume Grease adalah total auto dan volume manual greasing untuk semua greasing

points pada front attachments dan swing circles. 3) Untuk auto lubrication, minimum dan maximum data pada setting lubricating

intervals seperti yang terlampir. 4) Kalkulasi dibuat pada kondisi bahwa manual greasing interval dilakukan untuk front

attachment setiap 8 jam. 5) Greasing interval pada swing circle dilakukan setiap 250 jam.

Page 16: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 15 -

1.8 Letak Komponen ______________________________________________

Komponen autolube pada Excavator. Dibawah ini adalah beberapa contoh jenis dan letak komponen yang mendukung kerja sistem autolube.

Solenoid Valve

Motor Hydraulic

Hydraulic reducing valve

Pressure Gauge

Vent Valve

Flow Control valve

Grease Pump

ManifoldHose reel

Solenoid Valve

Motor Hydraulic

Hydraulic reducing valve

Pressure Gauge

Vent Valve

Flow Control valve

Grease Pump

ManifoldHose reel

Fig.9 Posisi komponen grease sistem

Dasar kita belajar untuk mengetahui sebuah system autolube adalah dengan mengetahui beberapa perinsip sederhana berikut ini: 1. Mengetahui Nama Komponen 2. Mengetahui Spesifikasi komponen 3. Mengetahui Fungsi komponen 4. Mengetahui Letak (posisi) komponen dan 5. Mengetahui Hubungan masing masing komponen secara keseluruhan.

Ke-5 item diatas dasar umum jika anda ingin mempelajari sebuah sistem apapun yang merupakan modal utama untuk melakukan analisa kerusakan dan menemukan masalah (problem solve). Yang dituntut bagi seorang teknisi dari perusahaan adalah bahwa teknisi bukan bisa karena terbiasa, akan tetapi bisa karena memahami kerja sistem. Untuk mengetahui system secara update, diperlukan sebuah informasi berkelanjutan ataupun dengan melakukan pelatihan pelatihan.

Page 17: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 16 -

1.81 Posisi komponen Utama untuk pelumasan otomatis.

Error!

Fig.10 Sekitar grease panel

Keterangan :

1. Grease drum

2. Grease pump

3. Auto-lube Solenoid Valve

4. Reducing Valve

5. Pressure gauge untuk mendeteksi output reducing Valve

6. Vent valve

7. Flow Control valve (lihat setelah halaman ini)

8. Grease pump Safety Valve (setting : 340 bars)

9. Auto-lubrication Interval Switch

10. Saluran supply grease dari pump ke vent valve (delivery)

11. Saluran grease return dari vent valve ke drum

12. Tekanan oli pilot dari solenoid valve

6

2

3

4

5

1

10

11

12

Page 18: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 17 -

Letak komponen dilihat dari sisi atas

Fig.11 Grease pump, solenoid dan vent valve

Fig.12 MC dan Grease interval switch

7

8

8

Main Controller

Page 19: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 18 -

1.82 Letak komponen Hose Reel

Fig.13 Hose reel untuk greasing manual

Fig.14 Posisi injector greasing

Page 20: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 19 -

Letak komponen autolube dibagian atas ruang battery (EX2500, EX1900)

Fig.14 Posisi grease selection switch

Fig.15 Posisi grease pressure switch (auto)

Page 21: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 20 -

1.83 Posisi Komponen autolube pada truck :

Interval Timer

Grease Injector

Grease tank

Pump assemblyInterval Timer

Grease Injector

Grease tank

Pump assembly

Controller

PressureSwitch

Grease PressureGauge

Hydraulic PressureGauge

Controller

PressureSwitch

Grease PressureGauge

Hydraulic PressureGauge

Fig.16 Komponen autolube untuk truck

Page 22: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 21 -

1.84 Grease Pump Assembly

Pressure Reducing Valve

Setting

Grease Output Pressure Setting

Pressure Reducing Valve

Adjustment

Flow Control or Pump Speed

Adjustment

1 Grease Reservoir 3 Drain to steering tank

2 Pump drive oil from steering system 4 Grease supply to injectors

Pressure Reducing Valve

Setting

Grease Output Pressure Setting

Pressure Reducing Valve

Adjustment

Flow Control or Pump Speed

Adjustment

1 Grease Reservoir 3 Drain to steering tank

2 Pump drive oil from steering system 4 Grease supply to injectors

RCB Valve

Steering System Accumulator

Steering Pump

Velocity Fuse

Auto lube pump digerakan oleh supply oil dari steering system.

Fill Port

Vent Port

Steering System supply oil to drive auto-lube pump.

Elec

troni

c C

onst

rolle

r

RCB Valve

Steering System Accumulator

Steering Pump

Velocity Fuse

Auto lube pump digerakan oleh supply oil dari steering system.

Fill Port

Vent Port

Steering System supply oil to drive auto-lube pump.

Elec

troni

c C

onst

rolle

r

Fig.17 Cirkuit autolube untuk truck

Page 23: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 22 -

BAGIAN 2

2.1 Components System and Operation ______________________________________________ DIFINISI: AUTOLUBE SYSTEM adalah sistem pelumasan grease secara otomatis untuk melumasi sambungan sambungan bergerak (pins, bushing, bearing dan center joint dll) yang menggunakan gerak pompa grease sesuai dengan setting interval yang ditetapkan. Pada sebuah machine, sambungan bergerak berjumlah sangat banyak dalam sebuah susunan komponen. Maka dari itu, diperlukan sistem pelumasan secara terus menerus untuk meminimalkan keausan komponen. Sehingga sistem auto-lube ini menjadi bagian yang sangat penting bagi kelangsungan kerja machine.

Grease return ke tank

Grease keInjector

GREASE LINESGREASE LINES

Grease output daripompa grease

Hydraulic outputdari Reducing

valve

Line dari fast filling

Grease return ke tank

Grease keInjector

GREASE LINESGREASE LINES

Grease output daripompa grease

Hydraulic outputdari Reducing

valve

Line dari fast filling

Fig.18 Grease line excavator EX1900 up

Tanpa mengabaikan system yang lain bahwa kerusakan sistem autolube akan memiliki dampak yang paling serius dengan waktu break down yang cukup lama, ditambah harga spare yang mahal, resiko kecelakaan yang tinggi bagi teknisi serta hilangnya produktivitas machine. Maka, trouble autolube system menjadi momok yang menakutkan meski sementara sebagian orang hanya manganggap masalah yang biasa bahkan dalam penanganan-nya sering di tunda tunda atau diabaikan.

Page 24: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 23 -

2.11 Lincoln Lube - Automatic Grease System

Single Line - Parallel System Sebuah hydraulically driven pump, sebuah timer (Main controller: EX series) dan individual grease injectors adalah komponen utama (parts) dipakai pada system autolube ini.

Seleksi (pemilihan) tipe system autolube sangat penting untuk menetapkan element dibawah ini berdasarkan data teknis berikut: Jumlah points/keperluan lubrikasi Ukuran machine/area Grease NLGI Ambient temperature

Grease pump ability (kemampuan pompa grease) Expandability Power source Materials

Carbon steel SS304, SS316

2.12 Relubrication Interval

Tenggang waktu (interval) pelumasan sangat dipengaruhi oleh beberapa hal dibawah ini:

Lingkungan /Environment (aplikasi)

Perlu kebersihan (Membersihkan kotoran secara berkala) Machine speed Operating temperature Type of Grease

Harder grease holds better

2.13 Single Line Centro-Matic System dengan SL-1 Injectors

Semua injectors akan bekerja secara independen (dengan susunan secara parallel system)

Volume pelumasan disetting untuk masing masing point Points bisa ditambah atau dikurangi

Sebuah injector minimalnya hanya untuk pelumasan satu point (tapi bisa

dikembangkan menjadi beberapa injector untuk 1 point sesuai keperluan dalam perkembanganya)

System ini mudah dipahami System ini mudah dilakukan inspeksi

Injectors digerakan oleh grease pressure yang dihasilkan oleh pumping station

(grease pump).

Page 25: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 24 -

FEED LI NES TO BEARINGS

FEED LINES TO BEARINGSFEED LINES TO BEARIN GS

FEED LI NES TO BEARINGS

FEED LI NES TO BEARINGS

INJEC TORS

IN JECTORS

IN JEC TORS

IN JEC TORS

IN JECTORS

SUPPLY LINE

SUPPLY LINE

SUPPLY LINE

PUMP

RESERVOIR

TIM ER

SINGLE LINE, PARALLEL SYSTEM

SUPPLY LINE

SUPPLY LINE

Five Main Components of anAutomatic Lube System

1) Timer/Control Package2) Pump and Reservoir3) Supply Line4) Metering Valves (Injectors)5) Feedline

FEED LI NES TO BEARINGS

FEED LINES TO BEARINGSFEED LINES TO BEARIN GS

FEED LI NES TO BEARINGS

FEED LI NES TO BEARINGS

INJEC TORS

IN JECTORS

IN JEC TORS

IN JEC TORS

IN JECTORS

SUPPLY LINE

SUPPLY LINE

SUPPLY LINE

PUMP

RESERVOIR

TIM ER

SINGLE LINE, PARALLEL SYSTEM

SUPPLY LINE

SUPPLY LINE

Five Main Components of anAutomatic Lube System

1) Timer/Control Package2) Pump and Reservoir3) Supply Line4) Metering Valves (Injectors)5) Feedline

Fig.19 Grease line system Gambar skematik diatas adalah susunan grease system pada system autolube secara umum. Aliran grease dari grease pump ditujukan ke Injector melalui pipa grease yang dipasang secara parallel. Output setelah injector, dipasang sebuah pipa/hoses saluran dan selanjutnya menuju ke pin/bushing. Catatan penting: Jika anda mengganti pipa/hose posisi setelah injector, maka lakukan greasing secara manual untukmemasukan greasevia nipple injector dengan maksud untuk mengisi pipa/hose tersebut. Jika dilihat dari susunanya, jika terjadi kebocoran paka pipa saluran, maka akan mempengaruhi tekanan sistem secara keseluruhan. Ini penting untuk dikatahui bahwa sebagian besar tidak tercapainya tekanan adalah akibat dari kebocoran saluran dan kebocoran internal injector. Untuk antisipasi kejadian ini, maka diperlukan pemeriksaan kebocoran setiap melakukan PM service dan visual check dilakukan ketika melakuka daily inspection.

SINGLE LINE, PARALLEL SYSTEM

Page 26: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 25 -

2.14 Kerugian jika memakai sistem grease MANUAL

Siklus Manual Lubrication

0 1 2 3 4

Am

ount

of L

ubric

ant D

ispe

nsed Kerugian

1. Contamination2. Breached Seal3. Washdown Cycle4. Bearing Starved

of Lubricant5. Missed Lube Event

1

3

4

5

Optimum Lubrication AmountOver/Under Lubrication

Extreme Over/Under Lubrication

Lubrication Event

Maximum Bearing Lubricant Capacity

Siklus Manual Lubrication

0 1 2 3 4

Am

ount

of L

ubric

ant D

ispe

nsed Kerugian

1. Contamination2. Breached Seal3. Washdown Cycle4. Bearing Starved

of Lubricant5. Missed Lube Event

1

3

4

5

0 1 2 3 4

Am

ount

of L

ubric

ant D

ispe

nsed Kerugian

1. Contamination2. Breached Seal3. Washdown Cycle4. Bearing Starved

of Lubricant5. Missed Lube Event

1

3

4

5

Optimum Lubrication AmountOver/Under Lubrication

Extreme Over/Under Lubrication

Lubrication Event

Maximum Bearing Lubricant Capacity

Optimum Lubrication AmountOver/Under Lubrication

Extreme Over/Under Lubrication

Lubrication Event

Maximum Bearing Lubricant Capacity

Fig.20 Kerugian sistem manual 2.15 Keunggulan jika memakai sistem grease AUTOMATIC

Siklus Automatic Lubrication

0 2 4 6 8 10

Am

ount

of L

ubric

ant D

ispe

nsed Keuntungan

• Small measured amounts of lubricant

• Proper amount of lubricant maintained

• Contaminants purged• Environmentally safe

Time between lubrication events

Optimum Lubrication Amount

Over/Under Lubrication

Extreme Over/Under Lubrication

Lubrication Event

Maximum Bearing Lubricant Capacity

Siklus Automatic Lubrication

0 2 4 6 8 10

Am

ount

of L

ubric

ant D

ispe

nsed Keuntungan

• Small measured amounts of lubricant

• Proper amount of lubricant maintained

• Contaminants purged• Environmentally safe

Time between lubrication events0 2 4 6 8 10

Am

ount

of L

ubric

ant D

ispe

nsed Keuntungan

• Small measured amounts of lubricant

• Proper amount of lubricant maintained

• Contaminants purged• Environmentally safe

Time between lubrication events

Optimum Lubrication Amount

Over/Under Lubrication

Extreme Over/Under Lubrication

Lubrication Event

Maximum Bearing Lubricant Capacity

Optimum Lubrication Amount

Over/Under Lubrication

Extreme Over/Under Lubrication

Lubrication Event

Maximum Bearing Lubricant Capacity

Fig.21 Keuntungan sistem otomatis

Page 27: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 26 -

2.16 Point yang harus dilakukan inspeksi:

Fig.22 Program Inspeksi keliling

Inspeksi Berkala Penanganan mendasar agar permasalahan autolube bisa diminimalkan, maka langkah yang sederhana adalah dengan melakukan visual inspection yang bisa dibagi menjadi 2 pekerjaan berikut ini: 1. Inspeksi harian (daily) Inspeksi harian dikenal dengan istilah daily check

yang dilakukan setiap 12 s/d 24 jam operasi. Gunakan check sheet untuk melaporkan kondisi saluran grease, indikasi keboocoran, kecukupan grease pada pin/bushing. Dari kondisi tersebut harus diputuskan, apakah bisa dibuat backlog atau harus dikerjakan secepatnya.

2. Inspeksi saat PM service Inspeksi ini dilakukan setiap 250 jam (saat service).

Gunakan check sheet untuk melaporkan kondisi saluran grease, indikasi keboocoran, kecukupan grease pada pin/bushing. Dari kondisi tersebut harus diputuskan, dan harus dikerjakan secepatnya

3. Melakukan modifikasi Jika kerusakan terjadi berulang ulang dan tidak

ditemukan solusinya, maka jalan terbaik adalah melakukan re-engineering atau yang lebih kita kenal dengan nama modifikasi.

Page 28: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 27 -

PERHATIAN: Menjaga kebersihan komponen autolube dengan membuat jadwal secara berkala dan melaporkanya.

Menutup grease injectors danmenyatukan kembali interval antaraswing bearing dengan front attachment dikamsudkan untuk jumlah supply optimum grease.

Hydraulic driven Lincoln auto-greasing system (Max. grease discharging: 182 737 cc/min) dgn 200 liter (55 US gal) grease container

Menutup grease injectors danmenyatukan kembali interval antaraswing bearing dengan front attachment dikamsudkan untuk jumlah supply optimum grease.

Hydraulic driven Lincoln auto-greasing system (Max. grease discharging: 182 737 cc/min) dgn 200 liter (55 US gal) grease container

Fig.23 Kebersihan grease panel NOTE: Lakukan pemeriksaan setiap hose, fitting, pipe dan injector untuk bucket link joint arm setiap hari.

Fig.24 Inspeksi hose/fitting/pipe pada pins

Page 29: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 28 -

2.2 Kerja Komponen pada Grease System Secara sederhana, system ini bermula dari penyaluran grease dari grease tank (drum) menuju ke grease injector melalui grease pump dan vent valve. Tekanan grease ini hanya berfungsi untuk menekan sejumlah grease didalam grease injector dari proses kerja pompa sebelumnya.

VENT VALVEVENT VALVE

Overload relief valve Overload relief valve untukuntukmembatasimembatasi tekanantekanan maksimummaksimumgrease pump.grease pump.Setting: 349 barSetting: 349 bar

FUNGSI:Valve ini berfungsi untuk 2 hal

berikut:1. Menutup jalur output ke tank

ketika auto-lube sistem bekerja.2. Membuka jalur output ke tank

ketika auto-lube tidak bekerja.

Oil Pressure

inout

Posisi ketika auto-lube system OFF

INOUT

VENT VALVEVENT VALVE

Overload relief valve Overload relief valve untukuntukmembatasimembatasi tekanantekanan maksimummaksimumgrease pump.grease pump.Setting: 349 barSetting: 349 bar

FUNGSI:Valve ini berfungsi untuk 2 hal

berikut:1. Menutup jalur output ke tank

ketika auto-lube sistem bekerja.2. Membuka jalur output ke tank

ketika auto-lube tidak bekerja.

Oil Pressure

inout

Oil Pressure

inout

Posisi ketika auto-lube system OFF

INOUT

Fig.25 Prinsip kerja vent valve 2.21 Pressure Reducing Valve

Pressure reducing valve diperlukan untuk menurunkan (reduce) pressure supply untuk kerja pump. Tekanan ini adalah berupa primary pilot pressure dari pilot pump untuk excavator dan dari steering system untuk Hauler melalui RCB valve, lalu dialirkan ke Lincoln Lube pump valve block dimana pressure reducing valve menurunkan dari nilai tekanan dengan 40 bar (EX) atau 2400-2750psi (EH) dan selanjutnya menuju ke Lincoln Lube pump drive pressure menjadi 340-400psi. Pump beroperasi dengan rasio 9:1. Ketika pompa berhenti disebabkan oleh kerja dan tercapainya tekanan, maka ratio berubah menjadi kecil. Dalam kasus untuk mendapatkan kerja pompa yang efisien, pressure reducing valve harus disetting sesuai standard agar grease pressure tidak melampaui batas. Setting pressure reducing valve sudah benar ketika grease pressure gauge produces menunjukan nilai 2750psi

Page 30: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 29 -

WARNING! Jangan melakukan setting reducing calve jika anda tidak mengetahui spesifikasinya. Kerusakan grease pump akan terjadi lebih cepat.

Pressure Reducing Valve

Pressure Reducing Valve

Fig.26 Pressure reducing Valve 2.22 Flow Control valve Flow control valve berfungsi untuk mengontrols kecepatan rata rata dari kerja Lincoln Lube pump. Atau dengan kata lain bahwa floe control valve bekerja untuk mengontrol jumlah flow rate yang masuk ke motor pump. Oleh karena itu, flow control valve harus disetting dengan pedoman quietly run (bersuara halus) dengan pencapaian grease pressure sekitar 2750psi. Note 1: Jangan sampai membuka flow control valve terlalu besar sebab grease pump

akan beroperasi sangat cepat sehingga maximum grease pressure akan dicapai, ini akan menyebabkan pump assembly dan flow control valve menjadi bergetar dan membuat noise. High speed dan terjadi vibrasi akan mempercepat kerusakan (wear rate) pada komponen pump.

Note 2: Sebuah electronic controller memutuskan power supply ke solenoid, lalu

menghentikan kerja grease pump saat tercapai tekanan grease sekitar 2750psi (Regulasi sistem). Tekanan tersebut bisa tercapai antara 80 s/d 150 detik dan tergantung dari panjang circuit.

Note 3: Adapun cara penyetelanya bisa dilakukan dengan memutar valve adjusting

screw kearah kanan untuk mendekatkan pada slow speed/flow (memperlambat), dan memutar kearah kiri akan menaikan speed/flow (mempercepat).

Page 31: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 30 -

2.23 Posisi Flow control valve (EH/EX series)

Flow Control Valve

Flow Control Valve

Fig.27 Flow Control Valve Untuk model excavator, besarnya tekanan grease bisa dideteksi oleh sebuah grease pressure switch (Normally Open) untuk kerja automatic maupun kerja manual. Selain mendeteksi tekanan, maka fungsi lainya adalah melaporkan hasil deteksi ke controller sehubungan dengan kerja lampu warning.

Grease pressure switch untuk operasi manual (setting: 240 bars)Normally: NC

Auto-lube selection switchTerdapat 3 posisi:- AUTOMATIC- OFF- MANUAL

1

1

Grease pressure switch untuk operasi

Automatic (setting: 180 bars)

Normally: NC

Grease pressure switch untuk operasi manual (setting: 240 bars)Normally: NC

Auto-lube selection switchTerdapat 3 posisi:- AUTOMATIC- OFF- MANUAL

11

11

Grease pressure switch untuk operasi

Automatic (setting: 180 bars)

Normally: NC

Fig.28 Sisi atas battery room EX1900 up

Page 32: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 31 -

2.24 Vent valve Vent valve berfungsi untuk menyalurkan grease pressure dari system setelah siklus kerja pompa berakhir. Hose dibagian atas vent valve mengalirkan tekanan oli sekitar 340-400psi (yang dihasilkan dari pressure reducing valve) ke bagian atas sebuah needle valve. Saat pump diaktifkan oleh solenoid valve, maka 340-400psi oil menekan needle kebawah untuk menutup saluran tank, sehingga grease pressure akan menuju ke supply lines untuk selanjutnya ke injector banks. Pump akan stall (terhenti) ketika grease pressure sudah tercapai dan grease pressure akan dijaga sampai solenoid valve cuts out (dimatikan).

Saat solenoid terjadi cuts out, maka pump drops stall (berhentinya pumping action/force) akibatnya pressure oil pada oil line dibagian atas vent valve melepaskan pressure yang ada pada grease needle. Akhirnya needle bergerak keatas dan tekanan grease yang terjebak akan kembali ke tank sehingga seluruh lines dan injectors tidak bertekanan sebab grease akan melewati vent line dan kembali ke grease tank.

Vent Valve Vent Line (back to tank)

Vent Valve Vent Line (back to tank)

Fig.29 Posisi hose return

Setting penting Setting beradadiantara 340 s/d 400psi

Pressure Setting berkisar: 2500

psi

Setting beradadiantara 340 s/d 400psi

Pressure Setting berkisar: 2500

psi

Fig.30 Setting pressure gauge

Page 33: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 32 -

WARNING! Jangan melakukan penyetelan adjusting screw pada grease pressure switch. Jika grease pressure switch disetting lebih rendah, maka hasil deteksi tekanan juga rendah. Akibatnya lampu warning tidak akan menyala meskipun tekanan grease rendah. Artinya bahwa kecukupan grease ke injector berkurang dan pelumasan pin/bushing juga berkurang.

GREASE Pressure switchGREASE Pressure switchWARNING!WARNING!Adjustment screw bukanuntuk menyetel pressure grease. Tetapi hanyauntuk menyetelindicator dibawah ini.

Note: Indicator tersebut hanyauntuk signal informasi keMC

AUTO

MANUAL

GREASE Pressure switchGREASE Pressure switchWARNING!WARNING!Adjustment screw bukanuntuk menyetel pressure grease. Tetapi hanyauntuk menyetelindicator dibawah ini.

Note: Indicator tersebut hanyauntuk signal informasi keMC

AUTO

MANUAL

Fig.31 Grease pressure switch

GREASE INJECTORGREASE INJECTOR

MIN MED MAX

INJECTOR SETTING:

Grease injector berfungsi untuk mensupplygrease melalui grease line. Jumlah grease yang disalurkan adalah grease yang ada didalamdischarge chamber dari proses kerja grease pump sebelumnya. Jumlah grease yang disalurkan melalui discharge port tergantungdari setting injector atau volume measuring chamber.

Discharge

GREASE INJECTORGREASE INJECTOR

MIN MED MAX

INJECTOR SETTING:

MIN MED MAX

INJECTOR SETTING:

Grease injector berfungsi untuk mensupplygrease melalui grease line. Jumlah grease yang disalurkan adalah grease yang ada didalamdischarge chamber dari proses kerja grease pump sebelumnya. Jumlah grease yang disalurkan melalui discharge port tergantungdari setting injector atau volume measuring chamber.

Discharge

Fig.31 Setting Grease Injector

Page 34: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 33 -

Susunan grease injector pada EH series.

Fig.32 Susunan injector dengan penutup

2.25 PENJELASAN SINGLE LINE, PARALLEL SYSTEMS

Pada sebuah single line, parallel system adalah upaya penyaluran sumner pelumas yang dialirkan melalui sebuah single supply line seperti yang terpasang pada setiap injector manifold. Individual injector pada injector manifold adalah “in line”; ini berarti bahwa sumber (source) langsung menghubung ke setiap injector setiap saat. Setiap injector bekerja secara simultan dengan mengalirkan lubricant dan masing masing injector bekerja secara independent dengan yang lain pada system. Gerakan atau or cycling pada individual injectors adalah parallel satu dengan yang lain. Pada penjelasan sebelumnya bahwa injectors cycle independent dengan yang lainya. Jika suatu injector tidak mengalami siklus, maka siklus dari semua injector lain dalam sistem tersebut akan berjalan normal. Pelumas akan berhenti mengalir pada injector yang tidak mengalami siklus saja. Sistem ini bisa disebut dengan sebuah measuring system. Sumber tersebut memberikan pelumas ke sistem dan di setiap injektor tekanan menjadi meningkat dan aliran pelumas menyebabkan injector untuk mengeluarkan grease dengan ukuran tertentu. Setelah siklus berlangsung, injector tidak mendapatkan aliran grease, namun aliran grease dari proses sebelumnya akan dialirkan ke discharge chamber untuk proses selanjutnya. Tekanan sistem naik ke maksimum preset dan penyediaan pelumas dihentikan. Panjang stroke bisa disesuaikan dengan keperluan dan diameter dari masing-masing piston ukur dalam injektor menentukan seberapa banyak pelumas terlantar selama setiap siklus injektor tersebut. Oleh karena itu, total aliran pelumas dari sumber tersebut tidak dialirkan kemanapun, hanya saja jumlah volume sudah terukur disetiap grease injector. Injector sistem bisa disetel (reset) untuk memenuhi keperluan jumlah tekanan dan volume pelumas pada supply lines. Hal ini sangat penting untuk memahami bahwa system pelumas grease adalah memiliki dua siklus secara keseluruhan:

Pertama Menyediakan pelumas grease dengan tekanan dan jumlah volume

tertentu (sesuai dengan keperluan atau kecukupan pada arean sambungan bergerak).

Kedua Mengembalikan pelumas grease ke reservoir (grease tank) ketika siklus

sudah brakhir.

Page 35: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 34 -

2.3 System Kerja Grease Injector (SL1) _________________________________________________________ Pada gambar dibawah ini adalah susunan grease injector (SL1) pada sebuah single grease manifold. Grease bertekanan disalurkan ke manifold, lalu disalurkan ke masing masing injector.

Fig.33 Susunan Injector SL1

1. Manifold 7. Adjusting Screw 13. Outlet port (1/8 NPTF) 2. Mounting hole 8. Adjusting screw lock nut 14. Plunger spring 3. Adapter bolt 9. Measuring chamber 15. Slide valve 4. Injector 10. Injector piston 16. Passage 5. Cover cap, metal 11. Discharge chamber 17. gasket 6. Indicator Stem 12. Fitting assembly

CATATAN: Untuk desain terbaru bahwa setiap grease injector dilengkapi dengan

penutup (cover), dimaksudkan untuk melindungi indicator stem dari kemacetan akibat kotoran. Bukalah cover saat anda memeriksa kerja grease injector setiap PM service.

Page 36: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 35 -

KOMPONENKOMPONEN

1

2 3

4

5

67

Grease Injector terdiri dari komponen penting utama dibawah ini:1. Measuring chamber housing2. Measuring chamber adjustment3. Discharge chamber housing4. Injector piston5. Spring6. Slide valve7. Inlet tube

KOMPONENKOMPONEN

1

2 3

4

5

67

1

2 3

4

5

67

Grease Injector terdiri dari komponen penting utama dibawah ini:1. Measuring chamber housing2. Measuring chamber adjustment3. Discharge chamber housing4. Injector piston5. Spring6. Slide valve7. Inlet tube

Fig.34 Susunan Injector SL1 2.31 SLI INJECTOR ASSEMBLY

Setiap Lincoln “Centro-Matic” SL1 injector assembly terdiri dari satu atau lima injectors yang dipasang pada sebuah manifold. Ini adalah desain untuk memberikan inject grease ke bearings dengan nilai output pressure mencapai 3,500 psi. Setiap manifold terdiri dari supply line connection ports pada salah satu ujungnya, mounting surface untuk individual injectors, flow passages untuk interconnect injectors dan connection ports, serta mounting holes yag terpasang tetap pada manifold ke machine. Injector dipasang pada grease manifold dengan sebuah adapter bolt dan dilindungi oleh copper gaskets. Individual injectors bisa dilepaskan dari manifold untuk perbaikan atau pergantian tanpa mengganggu injector yang lain atau supply lines dengan melepaskan adapter bolt dan pelepasan feed line dari injector outlet port. Indicator stem secara langsung dihubungkan ke injector piston dan dipergunakan indikasi visual pada saat injector beroperasi. Ketika supply system pressure meningkat dan indicator stem bergerak kedalam injector body dan ketika supply side terjadi penurunan pressure maka indicator stem bergerak keluar ke posisi semula pada adjusting screw. Adjusting screw bisa dipergunakan untuk penyetelan jumlah lubricant output setiap individual injector. Untuk SL1 injector, nilai adjustment range sekitar 0.008 s.d 0.08 cubic inches. Seperti yang dinyatakan sebelumnya bahwa penyetelan injector tidak akan berpengaruh pada system pelumas akan tetapi hanya berpengaruh pada volume grease yang dikeluarkan.

Page 37: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 36 -

Injector assembly bisa dipaang pada beberapa posisi dengan tidak mempengaruhi operating efficiency. Outputs untuk kedua adjustment injectors bisa dikombinasikan dengan memakai sebuah connector tube

Grease bertekanan dari grease pump

Grease tidak bertekanan

Grease bertekanan dari gerakan piston

STAGE 1Injector piston (A) pada posisi normal atau posisi neutral. Discharge chamber (B) dipenuhi dengan grease dari cycle sebelumnya. Oleh sebab adanya tekanan grease, slide valve (C) menekan keatas dan menutup saluran antara passage (D) dengan discharge chamber.Dengan demikian, tekanan grease dari grease pump akanmengalir ke measuring chamber melalui passage (D).

PRINSIP KERJA INJECTORPRINSIP KERJA INJECTOR

Grease bertekanan dari grease pump

Grease tidak bertekanan

Grease bertekanan dari gerakan piston

Grease bertekanan dari grease pump

Grease tidak bertekanan

Grease bertekanan dari gerakan piston

STAGE 1Injector piston (A) pada posisi normal atau posisi neutral. Discharge chamber (B) dipenuhi dengan grease dari cycle sebelumnya. Oleh sebab adanya tekanan grease, slide valve (C) menekan keatas dan menutup saluran antara passage (D) dengan discharge chamber.Dengan demikian, tekanan grease dari grease pump akanmengalir ke measuring chamber melalui passage (D).

PRINSIP KERJA INJECTORPRINSIP KERJA INJECTOR

Fig.35 Kerja Injector Stage 1

STAGE 2Pada saat slide valve membuka saluran, maka grease mengalir untuk mengisi measuring chamber (A) danmendorong injector piston ke bawah. Piston mendoronggrease dari discharge chamber (B) menuju ke outlet port (C). Grease yang ada pada discharge chamber berasal dari kerjainjector sebelumnya.Besarnya volume grease yang keluar dari outlet port (C) tergantung dari setting injector (+0.128 cc – 1.28 cc) per cycle.

Grease bertekanan dari grease pump

Grease tidak bertekanan

Grease bertekanan dari gerakan piston

STAGE 2Pada saat slide valve membuka saluran, maka grease mengalir untuk mengisi measuring chamber (A) danmendorong injector piston ke bawah. Piston mendoronggrease dari discharge chamber (B) menuju ke outlet port (C). Grease yang ada pada discharge chamber berasal dari kerjainjector sebelumnya.Besarnya volume grease yang keluar dari outlet port (C) tergantung dari setting injector (+0.128 cc – 1.28 cc) per cycle.

Grease bertekanan dari grease pump

Grease tidak bertekanan

Grease bertekanan dari gerakan piston

Grease bertekanan dari grease pump

Grease tidak bertekanan

Grease bertekanan dari gerakan piston

Fig.36 Kerja Injector Stage 2

Page 38: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 37 -

STAGE 3Pada saat injector piston terjadi langkah penuh, makainjector piston akan contact dengan slide valve. Menunjukanbahwa volume grease keluar 100% dari discharge chamber dan tidak ada aliran lagi dari outlet port.Didalam measuring chamber masih bertekanan selama grease pump masih beroperasi.Besarnya volume grease yang keluar dari outlet port (C) tergantung dari setting injector (+0.128 cc – 1.28 cc) per cycle.

Grease bertekanan dari grease pump

Grease tidak bertekanan

Grease bertekanan dari gerakan piston

Grease dialirkan ke discharge chamber

Grease dialirkan kembali ke Tank

STAGE 3Pada saat injector piston terjadi langkah penuh, makainjector piston akan contact dengan slide valve. Menunjukanbahwa volume grease keluar 100% dari discharge chamber dan tidak ada aliran lagi dari outlet port.Didalam measuring chamber masih bertekanan selama grease pump masih beroperasi.Besarnya volume grease yang keluar dari outlet port (C) tergantung dari setting injector (+0.128 cc – 1.28 cc) per cycle.

Grease bertekanan dari grease pump

Grease tidak bertekanan

Grease bertekanan dari gerakan piston

Grease dialirkan ke discharge chamber

Grease dialirkan kembali ke Tank

Grease bertekanan dari grease pump

Grease tidak bertekanan

Grease bertekanan dari gerakan piston

Grease dialirkan ke discharge chamber

Grease dialirkan kembali ke Tank

Fig.37 Kerja Injector Stage 3

Grease bertekanan dari grease pump

Grease tidak bertekanan

Grease bertekanan dari gerakan piston

Grease dialirkan ke discharge chamber

Grease dialirkan kembali ke Tank

STAGE 4Setelah pompa grease tidak bekerja, maka tekanan padameasuring chamber turun. Maka injector piston bergerakkeatas dan slide valve bergerak kebawah oleh gaya spring pada discharge chamber. Akibat kerja ini, maka grease dialirkan ke discharge chamber melalui side passage (D). Aliran ini terhenti ketika spring sudah full stroke.Besarnya volume grease yang keluar dari outlet port (C) tergantung dari setting injector (+0.128 cc – 1.28 cc) per cycle.

Grease bertekanan dari grease pump

Grease tidak bertekanan

Grease bertekanan dari gerakan piston

Grease dialirkan ke discharge chamber

Grease dialirkan kembali ke Tank

Grease bertekanan dari grease pump

Grease tidak bertekanan

Grease bertekanan dari gerakan piston

Grease dialirkan ke discharge chamber

Grease dialirkan kembali ke Tank

STAGE 4Setelah pompa grease tidak bekerja, maka tekanan padameasuring chamber turun. Maka injector piston bergerakkeatas dan slide valve bergerak kebawah oleh gaya spring pada discharge chamber. Akibat kerja ini, maka grease dialirkan ke discharge chamber melalui side passage (D). Aliran ini terhenti ketika spring sudah full stroke.Besarnya volume grease yang keluar dari outlet port (C) tergantung dari setting injector (+0.128 cc – 1.28 cc) per cycle.

Fig.38 Kerja Injector Stage 4

NOTE: Pengertian injector dalam hal ini bukan berarti menginjeksikan grease secara terus menurus selama grease pump bekerja. Grease yang keluar dari outlet port adalah grease yang berada di discharge chamber dari operasi injector sebelumnya.

Page 39: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 38 -

Didalam cover cap pada fitting assembly adalah sebuah grease fitting yang berhubungan langsung dengan discharge chamber pada injector. Dengan menyambung secara manual atau air powered grease gun, anda bisa melakukan inject grease langsung kedalam bearing melalui feed line tanpa mengganggu lines atau fungsi system lain. Jika komponen dari mesin keseluruhan akan diganti dan pelumasan komponen yang tidak diperlukan lagi untuk sistem Centro-Matic tidak perlu digunakan tanpa memiliki dampak apapun terhadap injectors lain dari sistem. Jika ada sebuah single bearing point maka output port dapat dipasang dengan plug. Jika terdapat sebuah ujung dari supply side, maka ujung dari supply side bisa dipergunakan. Udara yang terjebak dalam saluran grease adalah laporan yang paling umum dalam posisi sistem tidak beroperasi. Aktifkan sistem lube melalui "switch lube tombol manual" yang terletak di ruang battery (excavator) untuk mengeluarkan udara. Jalur supply, tee dan alat kelengkapan (jalur dari pompa tabung ke bank injektor) harus dibuka untuk memungkinkan udara untuk keluar diri system dan grease akan mengisi ruang ruang yang kosong. Grease pada jalur aliran pompa akan terhenti jika jumlah udara cukup besar. Setelah jalur supply sudah tidak ada udara, lepaskan beberapa plugs di dasar injector bank untuk mengeluarkan udara. Lalu lepaskan feed line (saluran untuk membuang udara dari setiap injector ke masing masing bearing), lalu ke masing masing bearing sampai grease terlihat keluar. Injectors disetel dan dikunci dengan full stroke dari pabrik. Maksimum output adalah 0.08 cu/in dan minimum setting adalah 0.008 cu/in per stroke. Setting ini harus dilakukan pada machine delivery atau setelah mendapatkan data bahwa terjadi kekurangan grease dan memerlukan penyetelan yang lebih besar sesuai dengan kondisi job-site.

RINGKASAN dan Tips:

1. Untuk mengetahui internal leak atau kemacetan pada grease injector, perlu diperiksa secara visual dengan melihat naik/turun valve stem sebagai indicator.

2. Kemacetan kerja slide valve pada injector diakibatkan oleh kotoran pada grease (internal) dan debu disekitar valve stem. Maka jagalah kebersihan disekitar valve stem.

3. Lakukan pengisian grease ke (reservoir) dengan melalui fast filling. Hindari pengisian grease dengan cara membuka tutup grease tank, sebab kotoran dari atas cover tank akan masuk ke grease tank.

4. Lakukan inspeksi pin/bushing/bearing dengan cara memeriksa setiap saluran grease (pipa/hose). Jika perlu periksa panas pin dengan thermo gun dan catat hasilnya.

5. Lakukan download machine secara berkala untuk memonitor kerja autolube sytem melalui program MIC.

6. Lakukan performance test pada grease pump dengan mengamati continuity pada grease pressure switch. Grease pressure switch harus NC dalam waktu <150 detik.

7. Jangan menyetel grease pressure switch lebih rendah dari standard setting (180 bars).

8. Jika mendapatkan ada salah satu pin/bushing yang kering, segera lakukan pemeriksaan kerja pelumas otomatis dan lakukan perbaikan segera.

9. Jangan menunda waktu perbaikan jika system autolube mengalami kerusakan dengan memasukan kedalam backlog.

Page 40: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 39 -

2.32 POSISI AUTOLUBE PANEL PADA EX1200 SERIES

Fig.39 Posisi grease pump ~EX1200

Posisi Distributor valve

Fig.40 Posisi grease distributor ~EX1200

Page 41: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 40 -

2.33 PRINSIP KERJA GREASE DISTRIBUTOR (~EX1200) (Distribution Valve)

Distribution valve dipasang pada auto lubrication circuit dan mendistribusikan grease dari grease pump ke setiap posisi lubrication. Sebuah proximity switches mendeteksi jumlah grease yang didistribusikan dan mengirimkan signal ke MC.

Operasi grease distributor 1. Grease dari grease pump menekan sisi kanan

kanan piston A melalui passage G. 2. Sehingga, piston A bergerak kearah kiri. Grease

pada sisi kiri piston A mengalir ke port 2 melalui passage H dan piston F

3. Saat piston A bergerak kearah kiri, grease dari

grease pump menekan ke sisi kanan dari piston B melalui passage I.

4. Sehingga, piston B bergerak kea rah kiri.

Grease yang berada disebelah kiri piston B mengalir ke port 11 melalui passage J dan piston A.

Fig.41 Prinsip kerja grease distributor ~EX1200

Page 42: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 41 -

5. Saat piston B bergerak kearah kiri, grease dari grease pump mnekan sisi kanan dari piston C melalui passage K.

6. Sehingga piston C bergerak kearah kiri.

Grease pada sisi kiri piston C mengalir ke port 9 melalui passage L dan piston B.

7. Dengan menulang steps 3 sampai 6, grease

disalurkan ke ports 11, 9, 7, 5 dan 3 dalam hal ini.

8. Saat piston F bergerak kearah kiri, grease dari grease pump menekan sisi kiri piston A melalui passage H.

9. Sehingga piston A bergerak kearah kanan.

Grease pada sisi kanan piston A mengalir ke port 1 melalui passage G dan piston F.

10. Saat piston A bergerak kearah kanan, grease dari grease pump menekan pada sisi kiri piston B melalui passage J.

11. Sehingga piston B bergerak kearah kanan. Grease

pada sisi kanan piston B mengalir ke port 12 melalui passage I dan piston A.

12. Dengan mengulang steps 10, 11, grease disalurkan

ke ports 12, 10, 8, 6 dan 4 dalam hal ini.

Fig.42 Prinsip kerja grease distributor ~EX1200

Page 43: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 42 -

2.4 Kerja Sistem kelistrikan __________________________________________________ Kerja Circuit EX1900-6 up:

Fig.43 Sirkuit kelistrikan

NOTE: Untuk machine baru, gunakan setting interval terkecil, hingga grease yang ada pada pin/bushing terlihat cukup. Lalu setting 5 atau 10 menit. Namun jika masih terlihat berlebihan, maka anda bisa setting ke 15 menit. Artinya bahwa pilihan interval tersebut dipergunakan sesuai keperluan dan kondisi.

Page 44: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 43 -

2.41 AUTO LUBRICATION CONTROL

Fungsi : Secara otomatis menyalurkan grease ke jalur lubrikasi joint pins, swing bearing, dan center joint sesuai dengan intervals.

Operasi : Posisi Automatic Lubrication (contoh: excavator)

1. Saat auto lubrication switch diposisikan AUTOn, maka arus listrik dari MC terminal 76-13 mendapatkan ground melalui auto lubrication switch sehingga MC mengetahui bahwa auto lubrication switch pada posisi AUTO.

2. Arus listrik dari MC terminal 48-18 mengalir ke auto lubrication solenoid

valve (6) sesuai dengan setting intervals ditentukan oleh auto lubrication interval switch untuk mengaktifkan auto lubrication solenoid valve.

3. Pressure oil dari pilot pump (45 bars) dialirkan ke vent valve (4) dan

grease pump drive motor (5) setelah diturunkan (30 bar) melalui reducing valve untuk menggerakan grease pump.

4. Sebagai pilot pressure oil masuk ke vent valve, lalu vent valve menutup

return circuit dari grease pump ke grease tank. Hasilnya, grease dialirkan ke jalur lubrication circuit.

5. Grease pressure pada jalur lubrication circuit juga dialirkan ke pressure

switch. Saat grease pressure pada front attachment lubrication circuit mencapai set pressure >17.7 MPa, maka pressure switch menjadi NC. Ini membuat grounding pada MC terminal 48-38 melalui pressure switch. Sehingga MC mendeteksi kenaikan grease pressure pada lubrication circuit.

6. MC menyelakan lampu warning LED warna merah dan mengirimkan

signals ke IDU melalui CAN untuk menunjukan adanya peringatan pada monitor display.

7. Juga, MC mengaktifkan auto lubrication solenoid valve selama +150

detik setiap intervals untuk intermittent lubrication.

Fig.44 Posisi komponen Utama

Page 45: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 44 -

Operasi : Posisi Manual Lubrication (Contoh excavator)

1. Saat auto lubrication switch(3) diposisikan MANUAL, maka MC akan

menjaga auto lubrication solenoid valve tetap aktif. Ini menyebabkan grease pump menghasilkan discharges grease, sehingga grease gun bisa dipergunakan.

2. Pressure switch (2) akan mendeteksi dan mengirimkan signal ke MC

bahwa manual lubrication pada kondisi normal. Ketika lubrication circuit pressure mencapai 23.5 MPa atau lebih, maka pressure switch (2) akan posisi NC.

3. Arus listrik dari MC terminal #48-38 akan mendapatkan grounded

melalui pressure switch (2) sehingga MC mengetahui tekanan grease apakah normal atau abnormal.

4. Arus dari MC terminal #48-18 diputuskan menjadi OFF untuk auto

lubrication solenoid valve dan menghentikan kerja grease pump.

Fig.45 bagian atas ruang battery

NOTE: Posisi manual lubrication mode ini, lampu warning LED (merah) dijaga tetap

menyala dan peringatan ini ditampilkan pada monitor display setiap saat. Ketika grease gun tidak digunakan, maka grease pump akan terjadi stall akibat pressure pada lubrication circuit sudah tinggi.

Komponen utama untuk system ini adalah grease pump, auto-lubrication solenoid valve, vent valve, auto-lubrication interval switch, auto-lubrication mode switch, pressure switch (Auto Lubrication) dan pressure switch (Manual Lubrication).

Auto-lubrication mode switch mempunyai tiga posisi:

Auto / Off / Manual. Saat switch diposisikan ke Auto, greasing akan berjalan secara automatic sesuai interval pada auto-lubrication interval switch. Saat switch idiposisikan OFF, maka greasing system tidak akan bekerja. Dan ketika switch diposisikan Manual, maka auto-lubrication system tidak diaktifkan. Sehingga greasing hanya bisa dilakukan dengan menggunakan sebuah grease gun.

Page 46: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 45 -

Kerja Circuit untuk EX1200-6 series: _________________________________________________________________________ Auto-Lubrication Control Tujuan: Mengontrol auto-lubrication device dengan maksud untuk menjalankan kerja

auto-lubrication dengan benar.

Fig.46 Circuit autolube ZX870

NOTE: Waktu Lubrikasi dan interval ini bisa disetting dengan/atau melalui monitor unit atau Dr. ZX Service Mode. (Settingnya antara 10 s.d 253 menit.)

Page 47: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 46 -

Operasi:

1. Saat lubrication mode selection switches diposisikan ke AUTO, MC (main) membuat grounds didalam terminal #B24.

2. Sehingga auto-lubrication relay menjadi aktif. 3. Arus dari fuses #15 mengalir ke grease pump dan terminal #1 pada

proximity switch melalui auto-lubrication relay. 4. Sehingga grease pump dioperasikan dan auto-lubrication dimulai. 5. Selama auto-lubrication relay aktif, maka greas pump dioperasikan dan

mengalirkan grease. 6. Saat grease disalurkan dari grease pump, piston pada distribution valve

bergerak (geser). 7. Proximity switch ditempatkan pada distribution valve dan aktif secara

ON/OFF sesuai dengan piston stroke pada distribution valve. 8. Ketika piston distribution valve menekan proximity switch, lalu proximity

switch akan NC (ON) dan transistor pada proximity switch diaktifkan. Sehingga, MC (main) terminal #B5 terjadi ground melalui proximity switch.

9. Dilain pihak, saat piston pada distribution valve bergerak menjauh dari

proximity switch, maka proximity switch akan OFF dan transistor didalam proximity switch juga OFF. Sehingga arus dari terminal #1 mengalir ke terminal #B5 pada MC (main).

10. MC (main) mendeteksi operating

number (stroke number) pada distribution valve sesuai signal yang dikirim ke terminal #B5.

11. Saat operating number (stroke

number) distribution valve mencapai jumlah tertentu, maka MC (main) memutuskan ground ke terminal #B24.

12. Konsekwensinya bahwa auto-

lubrication relay menjadi OFF dan arus tidak mengalir ke grease pump dan grease pump berhenti.

13. Lalu, sebagaimana MC (main)

membuat grounds terminal #B24 lagi setelah preset interval, maka grease pump dioperasikan dan auto-lubrication mulai bekerja lagi.

14. Selain itu, spesifik signal operating number dari proximity switch tidak

dikirim ke terminal #B5 pada MC (main) dalam 5 menit setelah auto-lubrication relay aktif (ON), maka MC (main) mengetahui adanya faulty auto-lubrication circuit (diluar grease, faulty grease pump). MC (main) menampilkan auto-lubrication alarm pada monitor unit.

Page 48: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 47 -

Kerja Circuit untuk EX1200-5 series: _________________________________________________________________________ Auto-Lubrication Control Tujuan: Mengontrol auto-lubrication device dengan maksud untuk menjalankan kerja

auto-lubrication dengan benar

Fig.47 Circuit autolube EX1200-5

Operasi: • Auto-Lubrication

1. Saat auto-lubrication switch pada monitor panel diposisikan ke AUTO,

maka monitor controller mengirimkan signal ke main controller B. 2. Lalu, berdasarkan signals dari auto-lubrication interval switch tersebut,

main controller B menghubungkan ground circuit pada power transistor 3. 3. Selama ada signal dari main controller B sebgai input, maka power

transistor 3 mengaktifkan auto-lubrication relay. 4. Selama itu pula auto-lubrication relay diaktifkan. lalu grease pump

dioperasikan untuk mengalirkan grease. 5. Ditambahkan lagi bahwa main controller B memonitor auto-lubrication

system dengan proximity switch untuk memeriksa apakah system berjalan normal.

Page 49: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 48 -

6. Saat proximity switch pada posisi ON, main controller B tidak

mengaktifkan auto-lubrication relay. Sehingga kerja grease pump dihentikan.

NOTE: Didalam auto-lubrication mode, jika proximity switch tidak bergerak kesalah satu

posisi ON atau OFF dalam waktu 5 menit setelah auto-lubrication relay diaktifkan, main controller B menetapkan bahwa kerusakan system telah terjadi atau volume grease sudah menutun, dan lampu auto-lubrication indicator akan menyala.

• Manual Lubrication

1. Saat auto-lubrication switch pada monitor panel diposisikan ke MANUAL,

maka monitor controller mengirimkan signal ke main controller B. 2. Lalu, main controller B menghubungkan ground circuit pada power

transistor 3. Power transistor 3 mengaktifkan auto-lubrication relay dan menahan untuk terus aktif.

3. Posisikan lubricator grease pump switch ON. 4. Sementara grease pump menyalurkan grease, pelumasan bisa dilakukan

dengan memakai lubricator atau grease gun. 5. Saat proximity switch posisi ON, maka main controller B menerima signal,

untuk mematikan auto-lubrication relay. Sehingga, kerja grease pump dihentikan.

NOTE: Pada posisi manual lubrication mode ini, lampu auto-lubrication indicator akan

tetapmenyala (ON). AUTO-LUBRICATION INDICATOR

Lampu indicator peringatan akan menyala ketika auto-lubrication line mengalami penyumbatan atau grease tank kosong. NOTE: Lampu Auto-lubrication Indicator menyala saat system manual dioperasikan.

Page 50: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 49 -

Proximity Switch Adjustment Procedure

1. Kendorkan nut dengan menggunakan kunci 17 mm 2. Kencangkan perlahan proximity switch dengan tangan hingga ujung dari

proximity switch menyentuh protrusion. 3. Kendorkan proximity switch 1/2 sampai 1 putaran. Pastikan bahwa indicator

faces pada arah yang benar sesuai figure. PENTING: Proximity switches bisa patah. Jangan mengencangkan nut terlampau

keras.

4. Kencangkan nut kembali pada proximity switch dengan memakai kunci 17 mm dengan standard torsi sekitar 0.78 N.m (0.08 kgf.m, 0.57lbf.ft)

Fig.48 Distributor Valve EX1200-5

NOTE: Perhatikan jarak antara pin dan prostrusion dengan cara melailkan setting yang

benar. Sebab jika jaraknya terlalu jauh, maka grease akan menjadi boros.

Fig.49 Posisi antara prostrusion dengan pins

Page 51: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 50 -

Autolubrication circuit (EX1900-5 Up) Secara prinsip sistem antara dash 5 dengan dash 6 adalah sama. Hanya circuit saja yang berbeda. Detail perbedaan hanya bisa dilihat dengan electrical circuit diagram.

Fig.50 Circuit Autolube EX1900 up

NOTE: Sesuai dengan interval setting pada electrical equipment box, solenoid valve

mengontrol greasing intervals. Kejadian abnormal pada auto-lubrication circuit dideteksi oleh pressure switches (180k). Jika grease pressure tidak bisa tercapai dalam waktu 150 detik setelah lubricator bekerja atau jka greasing terus berlanjut lebih dari 150 detik, maka MC menghidupkan auto-lubrication warning indicator didalam cabin dan mencatat kejadian ini kedalam Data Logging Unit (DLU) pada monitoring system.

Page 52: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 51 -

2.6 Kerja Sistem Hidrolis __________________________________________________

Operasi : Hidrolik system pada sistem Lubrikasi

Selama engine dihidupkan, tekanan oli primary yang dihasilkan dari pilot pump akan disalurkan menuju ke auto lubrication solenoid valve. Jika posisi auto lubrication solenoid valve tidak aktif, maka tekanan tersebut disebut sebagai standby pressure dengan nilai 45 bars. Jika auto lubrication solenoid valve diaktifkan, maka standby pressure akan dialirkan ke hydraulic motor setelah melewati pressure reducing valve (berkurang menjadi 30 bars) dan flow control valve, dan pada akhirnya menggerakan grease pump.

Dari MCDari MC

Fig.51 Circuit Hidrolik EX1900 up

Flow control valve berfungsi untuk mengatur jumlah aliran oli ke hydraulic motor dan bisa disetting jika diperlukan. Setelah pilot oil melewati pressure reducing valve, juga ada tekanan oli yang dialirkan ke sisi atas vent valve melalui orifice. Tekanan tersebut berfungsi untuk menutup valve antara jalur delivery grease dengan jalur tank. Pressure gauge berfungsi untuk menunjukan nilai besaran tekanan tekanan pilot setelah melewati pressure reducing valve.

Page 53: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 52 -

BAGIAN 3

3.1 Inspeksi Visual Secara Berkala _________________________________________________________

WARNING INDICATORWARNING INDICATORWarning Indicator (-6)

Warning Indicator (-5)

WARNING INDICATORWARNING INDICATORWarning Indicator (-6)

Warning Indicator (-5)

Fig.52 Monitor panel EX1900 up

Inspeksi Visual secara Berkala (Contoh perawatan yang buruk pada sebuah excavator.)

Pin/bushing kering

Pin/bushing keringLine dan manifold bocor

Lumpur masuk ke bushingPin/bushing kering

Pin/bushing keringLine dan manifold bocor

Lumpur masuk ke bushing

Fig.53 Contoh kondisi yang salah

Page 54: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 53 -

3.2 Perawatan Berkala yang benar ________________________________________________ Dibawah ini adalah contoh interval guidance untuk sebuah perawatan auto-lubrication pada salah satu model giant excavator (abaikan model excavatornya).

Parts Interval (Hours)

Kuantitas

5 10 250 500 1000 1500 2000

Bucket Pins 8 1. Loader front joint pins Front Pins lainya 16

Bucket & link pins 12 2. Backhoe front joint

pins Front pin lainya 14

3. Swing bearing 21

4. Swing internal Gear 200 L

5. Center Joint 1

NOTE : Tanda Memerlukan perawatan saat beroperasi di perairan atau lumpur Tanda Tersedia auto-lubrication Contoh Penjelasan Tabel: Pada tabel diatas adalah petunjuk pabrik bagaimana melakukan perawatan secara interval (berkala). 1. Interval 10 jam mempunyai arti bahwa untuk bucket pins (link) dan front pins lainya

harus dilakukan greasing secara manual setiap 10 jam operasi meskipun sudah dilengkapi dengan pelumasan otomatis.

2. Tanda dan sudah dijepaskan pada NOTE dibawah tabel sisi kiri bawah. 3. Swing bearing harus dilumasi secara manual setiap 250 jam interval. 4. Swing internal gear, kecukupan grease-nya harus diperiksa setiap 2000 jam interval

(maksudnya: bukan di-isi setiap 2000 jam) 5. Center joint harus dilumasi secara manual setiap 1000 jam interval dengan memiliki

1 buah grease injector.

NOTE: Dengan memahami maksud dari tabel diatas maka akan terhindar dari interpretasi (salah pengertian) teknis sehingga akan merubah aplikasi. Didalam ilmu perawatan machine, kesalahan interpretasi memiliki dampak yang besar terhadap upaya perawatan machine yang optimal.

Page 55: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 54 -

3.21 Pemeriksaan Swing Internal Gear setiap 2000 Jam Grease harus diatas semua internal gear teeth pada swing bearing dan terbebas dari kontaminasi ataupun air. Jika grease terdapat air atau tanah, ganti semua grease pada internal gear.

Buka cover (1) pada sisi kanan upperstructure Lepaskan cover (2) dari sisi bawah swing gear housing, didekat center joint

Lepaskan cover (1) pada sisi kanan upperstructure. Dengan maksud untuk menambahkan grease baru ke swing gear, putar upperstructure tiap 30° (hingga 1 putaran) dan tambahkan grease tiap interval menggunakan putty knife. Total jumlah grease yang diberikan sekitar 200 liter (52.8 US gal)

PERINGATAN:

Tambahkan atau ganti swing internal gear grease dan putar upperstructure yang dilakukan 1 orang saja. Sebelum memulai pekerjaan ini, pastikan bahwa disekitar swing harus dalam kondisi aman.

Bila anda akan meninggalkan cabin: Turunkan bucket ke tanah. Matikan engine. Posisikan pilot control shut-off lever ke

posisi LOCK. Gunakan handrail saat turun

Fig.54 Swing internal gear

3.22 Swing Bearing --- Tiap 250 Jam Posisikan pilot control shut-off lever ke posisi LOCK. Dengan upperstructure tetap, lakukan greasing untuk 21 buah grease fittings.

Hidupkan engine. Naikan bucket beberapa inches ke atas tanah dan putar upperstructure 45° (1/8 putaran).

Berikan grease ke swing bearing sampai grease terlihat keluar dari swing bearing seals. Total jumlah grease yang diberikan sekitar 10 sampai 12 strokes dari grease lubricator.

Fig.55 Swing bearing injector

1

2

Page 56: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 55 -

3.23 Center Joint --- Tiap 500 Jam

PERHATIAN: Center joint adalah komponen dengan sambungan bergerak yang memerlukan greasing tambahan dengan interval setiap 500 jam, meskipun sudah dilengkapi dengan system otomatis. Komponen ini hanya memiliki sebuah injector grease. Setting injector harus dibuat pada posisi minimum agar volume grease yang masuk ke center joint tidak berlebihan dan merusak seal.

Fig.56 Center joint injector

Saat upperstructure tidak bergerak lakukan greasing pada grease fitting. Total jumlah grease yang diberikan sekitar 5 sampai 6 strokes dari grease lubricator.

3.24 MANUAL OPERASI LUBRICATOR Machine dilengkapi dengan sebuah hose reel dan grease lubricator (Pompa grease). Perangkat ini dipakai untuk memompakan grease ke group fittings pada main frame dan front attachmen dengan cara manual. Panjang hose pada hose reel bisa mencapai lokasi bucket dengan aposisi arm memanjang penuh untuk setiap model machine. Posisikan auto-lubrication toggle switch (lingkaran merah) yang terletak disisi dalam battery compartment ke posisi MANUAL.

Tekan gun lever pada grease gun untuk membuang sisa tekanan; sejumlah grease akan keluar dari grease gun. Tarik hose grease sesuai keinginan. Hentikan tarikan sesuai keperluan; reel (5) akan ber-Bunyi “klik” dan reel akan mengunci otomatis.

Masukan ujung grease gun (4) ke fitting dan tarik gun lever; maka grease akan mengalir ke fitting

Page 57: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 56 -

3.25 Mengganti Grease secara manual (EX1900 up)

Saat grease tank dalam posisi kosong, gantilah dengan prosedur yang ditunjukan berikut: 1. Lepaskan wing nuts (7) untuk melepas cover assembly

(6) dari grease tank. Lepaskan cover assembly (6). 2. Lepaskan follower plate (8) dari grease tank.

Lepaskan grease tank dengan mengganti yang baru. 3. Pasang follower plate (8) kedalam grease tank.

Sambil menahan dan putar follower plate (8) level dikedua arah, tekan kebawah sehingga tidak terjadi rongga udara.

4. Pasang cover assembly (6) pada lubricator housing

sambil menluruskan grease tube dengan lubang pada follower plate, dengan maksud tidak mendorong plate kedalam grease saat memasang cover. Kencangkan wing nuts (7).

Fig.57 Memasang follower plate

NOTE: Pengisian grease bisa dilakukan dari fast-filling

panel pada sisi belakang bawah machine. PERINGATAN: Pengisian grease secara manual hanya boleh dilakukan dengan kondisi darurat sebab kebersihan grease saat pengisian tidak bisa dijamin.

8

8

PENTING:

Saat mengganti grease container, pastikan bahwa tidak ada pasir atau kotoran yang menyumbat suction tube atau follower plate. Material seperti pasir, debu yang masuk kedalam grease, akan merusak bagian bagian pump dengan cepat. Jika follower plate (8) tidak pada posisi yang benar didalam container, pump tidak bisamengambil grease, meskipun grease dalam kondisi cukup pada container. Lakukan reposisi plate jika hal ini terjadi.

8

7

6

Page 58: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 57 -

3.26 Mengganti Grease secara manual (~ EX1200)

Saat grease container sudah kosong, ikuti prosedur dibawah ini untuk melakukan pergantian: 1. Kendorkan wing nuts (2) yang ada di pail

cover (7). Lepaskan pump assembly (pump (1), pail cover (7), dan suction tube (5)) dan follower plate (3) dari grease container (4) yang kosong.

2. Lepaskan cover dari new grease container. 3. Isikan grease untuk mengembalikan follower

plate (3) dan mengisi concaved sections; ini akan mencegah udara masukdan bercampur dengan grease contents.

4. Posisikan follower plate (3) rata dengan grease contents pada container. Gunakankedua tangan, tekan follower plate (3) kebawah sambil meggerakan kedua tangan kekiri & ke kanan sambil menekan container kedalam, lihat ilustrasi sampai grease keluar dari seal packing (6)

Fig.58 Memasang follower plate

PENTING: Hati hati jangan merusak seal packing

(6) yang ada diujung suction tube (5) saat memasukanya.

5. Masukan perlahan suction tube (5) (pump

assembly) kedalam grease contents melalui seal packing hole.

6. Pastikan bahwa pail cover (7) duduk dengan benar pada container. Kencangkan masing masing wing nut (2) ke pail cover (7) agar pump assembly duduk pada container.

7. Setelah mengganti grease container, kencangkan lubricator unit dengan bracket (8).

PENTING:

Saat mengganti grease container, pastikan bahwa tidak ada pasir atau kotoran yang menyumbat suction tube (5) atau follower plate (3). Jika terdapat kotoran seperti pasir, debu bercampur dengan grease, maka kerusakan pump dan bagian lainnya akan cepat rusak. Jika follower plate (3) tidak duduk dengan benar didalam container, maka pump tidak akan bekerja dengan baik meskipun grease yang ada di container masih cukup.

Page 59: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 58 -

3.27 Menyetel Greasing Interval

Putar adjusting switch yang terletak didalam room (8) bawah cabin untuk memposisikan sesuai dengan keperluan dengan pilihan interval: 3, 5, 10, dan 15 menit

Grease interval

(menit) 3 5 10 15

Fig.59 Posisi grease interval switch

3.28 Menyetel Volume Greasing

Kendorkan locknut (11) pada injector (2). Putar adjusting nut (10) kearah kanan sampai berhenti. Ini adalah menyetel posisi minimum delivery 0.168 cm3 (0.010 in3). Putar adjusting nut (10) kea rah kiri sekitar 10 putaran. Ini adalah menyetel posisi maximum delivery sekitar 1.165 cm3 (0.071 in3). Tentukan volume greasing antara maximum dan volume minimum. Kencangkan locknut (11). NOTE: Injectors (2) sudah dilakukan

disetting ketika dikirim dari pabrik dengan ketentuan sbb: Front attachment joint pins:

Maximum Swing bearing: Minimum Center joint: Minimum

Fig.60 setting volume grease

Model SL-I SL-II Min. Volume 0.168+40% 1.165+15% Max. Volume 1.68+40% 8.163+5%

Page 60: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 59 -

3.3 Pemeriksaan Grease Pump dan Injectors ______________________________________________________________________________________________________

Automatic Grease System Pada setiap 250 jam operasi machine, periksa beberapa komponen pada automatic grease system. Periksa dan lihat secara visual semua kekencangan jalur dan fittings, terlindungi dan tidak ada kebocoran oli ataupun grease. Periksa reservoir dan gauges apakah ada yang rusak atau cacat. Lepaskan oil level plug pada sisi pump mechanism untuk melihat oil level dan kondisi oil. Note: Jika oil menunjukan perubahan warna atau terkontaminasi, lakukan drain dan

ganti segera. Juga operasikan setiap injector bank dengan melihat gerak indicator stem. Selama auto-lube system bekerja, periksa secara visual semua injectors bekerja dengan baik.

Oil Level Plug

Cap

Oil Level Plug

Cap

Fig.61 Memeriksa oli pelumas pada grease pump

Pump Mechanism Lube Setiap 4000 jam intervals, lepaskan pump oil (regardless of the appearance/condition of the oil) and install new engine oil (SAE 15W40) to the oil level plug. Untuk membuang oil, putar oil level plug disamping pompa untuk mengeluarkan oli. Meskipun rectangular cap bisa dilepaskan tetapi gasket jangan sampai rusak. NOTE:

1. Oli yang dipergunakan untuk mengisi mechanical chamber pada graese pump adalah oli engine dengan jenis viscositas SAE15W40. lakukan pemeriksan level setiap 250 jam interval.

2. Gasket ini tersedia dalam seal kit: E12979470 (untuk EH series)

Page 61: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 60 -

3.31 Melakukan setting Pump Manifold Pressure dan Flow Controls

1. Pressure reducing valve berfungsi sebagai pembatasan tekanan oli untuk operasi

grease pump. Tekanan oli ini berkaitan dengan kekuatan putar motor terhadap beban pompa (beban pompa = hambatan tekanan grease). Memutar adjusting screw kea rah kiri akan mengurangi tekanan dan memutar kekanan untuk menambah tekanan.

Pressure Reducing Valve

Pressure Reducing Valve

Fig.62 Setting pressure reducing valve

2. Flow control valve berfungsi sebagai mengatur jumlah aliran oli (volume) untuk

operasi grease pump. Jumlah aliran oli ini berkaitan dengan kecepatan putar motor yang berkaitan dengan volume output grease pump (Spee pompa = volume output grease). Memutar adjusting screw kearah kiri akan menambah jumlah aliran dan memutar kekanan untuk mengurangi jumlah aliran oli.

Flow Control Valve

Flow Control Valve

Fig.63 Setting flow control valve

Page 62: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 61 -

3.32 Cara Melakukan Penyetelan (setting)

A. Kendorkan lock nut pada Pressure Reducing Valve dan Flow Control Valve dengan memutar terlebih dulu lock nut ke KIRI (COUNTERCLOCKWISE). Putar Pressure Reducing Valve adjusting screw kea rah KIRI sampai cukup longgar.

Note: Jangan sampai copot atau terlepas jatuh.

Loosen Lock-nuts

Loosen Lock-nuts

Fig.64 Mengendorkan lock nut

B. Lakukan dengan memutar Flow Control Valve adjusting screw kearah KANAN

sampai putaran berhenti. Ini adalah menyetel dalam posisi minimum setting pada valve tersebut.

Fig.65 Prosedur Setting

Page 63: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 62 -

C. Selama pump beroperasi, lakukan penyetelan pada Pressure Reducing Valve

sambil memonitoring tekanan grease pada supply gauge. Setel pada Pressure Control Valve hingga mencapai 2750 psi untuk tekanan supply grease.

Fig.66 Prosedur Setting

Perlu dicatat bahwa pressure gauge untuk grease hanya tersedia pada model truck. Dengan metode yang sama, lakukan juga pada model excavator dengan cara menambahkan (modifikasi) grease pressure gauge.

Pressure Setting bernilai: 2750psiPressure Setting bernilai: 2750psi

Fig.67 Monitoring dengan pressure gauge

Page 64: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 63 -

D. Lakukan penyetelan untuk Flow Control Valve pada sebuah point dimana pump

beroperasi pada steady quiet pulse, tanpa vibrasi atau bersuara halus. Untuk merasakan operasi pump, letakan tangan anda diatas valve body. High speed dan vibrasi akan meningkatkan wear rate (keausan rata rata) pada komponen pump. Jika Flow Control Valve adjustment belum selesai, tetapi grease pressure sudah mencapai, anda masih bisa melakukan manually reactivate untuk grease cycle. Setelah Flow Control sudah disetel sesuai setting, cycle system lakukan sekali recheck apakah pump cuts out pada tekanan 2750psi. Buatlah adjustments jika memang diperlukan saja. Note: Typical pump harus mencapai cycle sekitar 40 ±10 detik setelah aktivasi. Ini sangat penting apakah grease pressure jangan sampai melebihi 3400psi dan apakah grease pressure drops dibawah 600 psi setelah timer tidak aktif (timed out). Apakah pressure tidak drop sampai 0psi setelah timer tidak aktif, udara harus dikeluarkan dari dalam circuit atau vent valve pada posisi macet. Juka pump pressure tidak bisa mencapai 2750psi dengan beberapa alasan, lampu peringatan akan menyala. Jika terdapat udara didalam sistem, maka pump akan mengalami kerusakan, mempercepat kebocoran dan sebagainya.

Fig.68 Prosedur Setting flow control valve

NOTE: Jika pergantian pompa dilakukan secara assembly, maka penjelasan diatas tidak perlu diketahui. Namun dalam kontek penyetelan flow control valve ini sangat penting dilakukan ketika seorang teknisi melakukan re-seal ataupun repair dimana seal, o-ring dan gasket diganti. Meskipun sudah diberi mark sebelum pembongkaran, maka posisi setting belum tentu langsung sesuai. Maka pelajaran ini sangat berguna.

Page 65: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 64 -

3.4 Bleeding udara dari System ________________________________________________________________________________________ Masih melanjutkan materi dari halaman sebelumnya, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pembuangan udara dari dalam system grease dengan maksud untuk menghindariterjadinya kavitasi. E. Jika mengetahui bahwa terdapat udara didalam system, dua orang harus bersiap

siap untuk melakukan bleed udara dari system. Satu orang bersiap untuk mengoperasikan manual activation switch pada auto-lube control box (panel), dan yang lainnya (Bleeder) herus bersiap siap memberikan signal aktivasi dan mempersiapkan untuk melakukan disconnect lines dan fittings.

F. Operator menghidupkan engine. G. Orang yang ada dilokasi manual switch harus memeriksa grease pressure gauge

untuk memastikan apakah needle sudah dropp ke 0psi. Jika gauge terbaca 0psi, maka orang yang berada dilokasi manual switch bisa memberi signal ke Bleeder untuk disconnect supply line pada salah satu injector banks.

H. Setelah Bleeder melakukan disconnect salah satu supply lines, dia harus

memberikan signal switch operator untuk mengaktifkan lube system I. Setelah system diaktifkan, Bleeder harus melihat kebersihan aliran grease dari

supply line. Saat Bleeder sudah memastikan bahwa aliran grease tanpa ada udara, dia harus memberi signal switch operator untuk stop

J. Setelah pumps dihentikan, gentian switch operator harus memeriksa grease

pressure gauge untuk menjamin apakh terbaca 0psi. Saat 0psi sudah dipastikan, maka Bleeder harus memasang kembali supply line ke injector bank dan kuatkan.

K. Lakukan steps G sampai J hingga tiap tiap supply lines untuk masing masing

injector banks untuk membebaskan udara dari grease L. Setelah supply lines ke injector banks terbuang udaranya, injector dan delivery

lines akan memerlukan blleding juga. Lalu lepaskan grease fitting caps dari setiap injectors. Pasang sebuah grease supply source untuk greasing nipple salah satu dari injectors. Lakukan greasing.

M. Lanjutkan ke pump grease serta semua injectors sampai grease mengalir dari tiap

tiap grease points (bearings bushings, joints dll) dan terakhir adalah ujung semua delivery line.

N. Pasang delivery lines untuk bearings atau bushings. Note: Ingat bahwa memasang caps diatas grease fittings setelah bleeding selesai

dilakukan.

O. Setel timer ke posisi run pada sebuah interval sesuai dengan kondisi job site, tetapi tidak boleh lebih dari 30 (40 menit intervals).

Page 66: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 65 -

BAGIAN 4

4.1 Problem Solve yang efektif _________________________________________________________

Troubleshooting (problem solve) adalah sebuah pelaksanaan diagnosa teknis dalam upaya menemukan indikasi kerusakan. Jika sebuah kerusakan terlihat nyata, maka tidak memerlukan langkah diagnosa yang rumit. Pengetahuan sederhana yang harus dilakukan untuk langkah melakukan diagnosa yang efektif dapat digolongkan menjadi 6 steps. 1. Mempelajari sistem Belajar pada buku petunjuk teknis tentang

bagaimana sistem bekerja, bagaimana konstruksinya, bagaimana spesifikasi serta fungsi komponen didalam sistem.

2. Bertanya pada operator Sebelum melakukan pekerjaan inspeksi, carilah informasi dari operator atau teknisi dari shift sebelumnya. • Bagaimana machine dioperasikan? (missal: operasi pada material berlumpur,

berair, berdebu dll). • Apakah trouble saat ini sudah pernah terjadi pada shift sebelumnya?. Atau terjadi

sifatnya kadang kadang? • Cari informasi tentang detail permasalahan (misal: lampu menyala berkedip kedip,

ada noise ketika boom cylinder dinaikan dll)

3. Lakukan Inspeksi machine

Sebelum memulai melakukan prosedur troubleshooting, periksa apakah daily maintenance dilakukan dengan benar. Langkah ini adalah upaya untuk mencari fakta kerusakan. Juga lakukan pemeriksaan dasar seperti electrical system termasuk kondisi batteries sebab banyak ditemukan system tidak akan bekerja dengan baik jika terjadi low battery voltage, sambungan yang kendor dan putus hubungan pada fuse (blown fuses) dan akan menghasilkan malfunction pada controllers (MC), timer bisa menyebabkan total kerusakan operational autolube pada machine. Periksa posisi hose, fitting grease dari benturan material keras selama machine beroperasi. Hal hal demikianlah yang menyebabkan masalah autolube terjadi diluar factor teknis.

Page 67: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 66 -

4. Operasikan system autolube pada machine anda.

Lakukan identifikasi kerusakan dengan mengoperasikan (mengamati) sendiri autolube trouble pada machine anda. Jika trouble tidak bisa dikonfirmasi, cari tahu detail informasi kerusakan kembali. Sebab ditakutkan bahwa action anda tidak sesuai dengan lapora kerusakan. Apakah tidak mungkin yang menyala adalah warning lamp air cleaner, tapi operator melaporakan autolube? Semua bisa mungkin, dan kita harus teliti dan cross check sebelum mengambil sebuah tindakan.

5. Perform troubleshooting

Troubleshooting dilakukan dengan cara menindaklanjuti item.3 dilengkapi dengan action plan dan sarana yang diperlukan. Lakukan inspeksi secara menyeluruh berkaitan dengan kerusakan system yang terjadi dengan cara yang paling mendasar seperti:

• Periksa jumlah grease pada grease tank. • Memeriksa kebocoran external pada hose, fitting, nipple, pipe, grease pump

panel dan grease manifold dengan teliti. • Periksa kebocoran internal pada grease injector dengan melihat operasi gerak

valve stem. • Periksa kemampuan grease pump dengan melakukan test continuity pada

grease pressure switch. • Periksa kecukupan output pressure dari pressure reducing valve. • Lain lain

6. Menetapkan kemungkinan penyebab

Sebelum mencapai pada sebuah titik kesimpulan, periksa data anda dari beberapa kemungkinan penyebab lain sekali lagi. Cobalah untuk melakukan identifikasi aktual penyebab kerusakan autolube tersebut. Berdasarkan kesimpulan data yang dikumpulkan tersebut, buatlan rencana langkah perbaikan yang merupakan konsekwensi sesuai dengan jenis kerusakan (malfunctions).

NOTE Setelah selesai dilakukan troubleshooting adalah melakukan perbaikan pada part yang rusak. Maka langkah selanjutnya adalah membuat laporan pekerjaan secara jelas dan detail. Sebagai cacatan bahwa kelemahan teknisi secara umum adalah pembuatan laporan yang kurang detail.

Page 68: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 67 -

4.2 Upaya mencari fakta kerusakan _________________________________________________________ Dalam upaya melakukan perbaikan sistem autolube ini, banyak cara yang bisa dilakukan untuk mencari fakta kerusakan. Langkah ini sangat penting dilakukan agar kita tidak salah dalam melakukan pekerjaan dengan resiko bertambahnya waktu downtime. Langkah tersebut bisa dikategorikan menjadi 3 element penting yang secara umum sudah dipraktekan secara teknis oleh seorang teknisi: Langkah 1 Mengamati indikasi kerusakan yang secara visual tidak bisa tampak/terlihat

(hidden). Misalnya penurunan kualitas kerja komponen oleh faktor umur, lampu peringatan autolube dalam jangka lama tidak pernah menyala, terdapat noise ketika salah satu pin digerakan, tersumbatnya saluran grease, kualitas grease, kemampuan kerja grease pump dan masih banyak lagi. Dari contoh tersebut kita akan mengalami kesulitan dalam menetapkan kesimpulan.

Langkah 2 Mengamati indikasi kerusakan secara visual yang bisa dilihat baik dengan

panca indra maupun alat ukur. Langkah ini tergolong sangat mudah untuk dilakukan dan hanya memerlukan komitmen dan usaha keras dari seorang teknisi. Indikasi yang dimaksud sebagai contohnya adalah external leak pada grease line, internal leak pada injector grease, pin/bushin terlihat kering, kerja grease pump yang lama, tidak tercapainya tekanan pada grease pressure switch dan masih banyak lagi contoh lainya. Dari contoh tersebut akan memberikan kemudahan dalam menetapkan kesimpulan.

Langkah 3 Mengamati indikasi kerusakan berdasarkan data machine (MIC & Contronic

monitoring system), keluhan operator, jumlah pemakaian spare parts, melakukan observasi ataupun data dari laporan teknisi. Langkah ini tergolong sangat mudah untuk dilakukan dan hanya memerlukan komitmen dan usaha keras dari seorang teknisi. Dari contoh tersebut akan memberikan kemudahan dalam menetapkan kesimpulan.

Penanganan Langkah 1 yang dikatakan sebagai hidden failure, dapat diupayakan dengan melakukan hal hal berikut ini sebagai gambaran sederhana dalam mengatasi masalah:

• Melakukan pemeriksaan component/parts secara visual dengan menggunakan alat ukur untuk pembuktian. Langkah ini relatif mudah jika ada tolls/sarana dan komitmen.

• Melakukan performance test (unjuk kerja) pada system ataupun sub system.

Misalnya mengukur waktu kerja grease pump melalui kontak grease pressure switch, mengamati gerak valve stem pada injector dll.

• Melakukan assembling/disassembling komponen secara berkala. Misalnya

membongkar grease injector lalu mencuci internal seal dan memasangnya kembali. Selain mengatasi masalah, upaya ini juga bisa dikategorikan sebagai langkah perawatan preventive.

Page 69: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 68 -

Penanganan Langkah 2 yang dikatakan sebagai evidence failure, dapat diupayakan dengan melakukan hal hal berikut ini sebagai gambaran sederhana dalam mengatasi masalah:

• Kerusakan yang terlihat nyata ini, seorang teknisi bisa langsung menarik sebuah

kesimpulan kerusakan dan menelusuri mengapa kerusakan tersebut terjadi.

• Melakukan action langsung (atau menjadwalkan) untuk perbaikan atau penggantian komponen yang rusak.

• Dengan melihat secara fakta bahwa bisa diupayakan bagaimana langkah preventive yang harus diambil agar kerjadian serupa tidak terjadi lagi dikemudian hari.

• Melakukan modifikasi (re-engineering) jika diperlukan.

Penanganan Langkah 3 yang hanya bisa dilihat melalui data serta bisa diupayakan dengan melakukan hal hal berikut ini sebagai gambaran sederhana dalam mengatasi masalah:

• Melakukan download machie secara berkala (MIC/Contronic). Langkah ini relatif mudah jika ada tolls/sarana dan komitmen.

• Melakukan analisa dan melakukan interpretasi hasil download menjadi resume

penting untuk melakukan action perbaikan.

• Contoh setelah halaman berikut adalah [Alarm History] screen menunjukan jumlah perkalian masing masing alarm yang dilaporkan untuk bulan tertentu. [Graph] tab menunjukan jumlah perkalian setiap alarm yang dilaporkan untuk bulan tertentu (Jika lebih dari 1 dan 10 alarms dilaporkan, jumlah yang ditampilkan akan berwarna kuning dan merah). [Data] tab memuat semua daftar alarms.

• Melihat data inspeksi harian (apakah antara kerusakan dan inspeksi ada korelasi?

Jika tidak ada berarti kualitas inspeksi harus ditingkatkan.

• Melihat data kronolgis dari laporan troubleshooting. (Apakah action yang dilakukan saat problem solve dengan indikasi kerusakan ada korelasi? Jika tidak ada berarti, pemahaman system autolube dan konsekwensi akibat kerusakan autolube perlu ditingkatkan. Atau justru action sudah tepat, tapi terlalu lama menunggu spare parts? Berarti part stock/support perlu ditingkatkan dll.

• Melihat laporan atau data FIR & PIR pada e-cabinet sebagai gambaran serta

komparasi apakah kejadian yang sama juga pernah terjadi ditempat atau site yang lain.

Page 70: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 69 -

4.21 PEMERIKSAAN YANG EFEKTIF

Upaya pertama dalam mencari sumber permasalahan autolube adalah dengan memeriksa kebocoran, terutama ditempat/lokasi yang sulit. Kebocoran yang perlu diperiksa secara teliti adalah:

a. Fitting dan pipe b. Grease manifolds c. Grease injector (external & internal) d. Hose lubrikasi e. Internal leaks pada vent valve f. Internal leaks pada grease pressure switch (auto/manual) g. Grease pump safety valve dan h. Sambungan pada hose reel

Periksa kebocoran injector dan line pada posisi yang sulit (Lihat posisianak anak panah)

Periksa kebocoran injector dan line pada posisi yang sulit (Lihat posisianak anak panah)

Fig.69 Pemeriksaan kebocoran yang efektif

Akibat yang ditimbulkan jika ada kebocoran salah satu item diatas, maka akan terjadi tidak tercapainya tekanan 180 kg.cm2 pada grease pressure switch. Atau tekanan mengalami kelambatan dari batas waktu yang ditetapkan yakni 150 detik. Sedang sudah kita ketahui bahwa jika tekanan grease tidak tercapai dalam waktu 150 detik, maka lampu peringatan autolube akan dinyalakan atas perintah Main controller. Unruk menghindari kejadian ini disaat machine operasi, maka lakukan penjadwalan pemeriksaan kebocoran secara menyeluruh dan dilakukan pada saat PM service. Mengapa harus menunggu PM service? Sebab penmeriksaan ini perlu ketelitian dan waktu yang cukup. Segera action jika ditemukan kebosoran dan jangan sampai ditunda.

Page 71: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 70 -

Memeriksa hose drain antara vent valve dan grease tank.

Lepas salah satu ujung hose ini saat grease pump sedangbekerja. Normalnya tidak adagrease yang keluar dari vent valve.

Hose drain

NOTE:Grease akan keluar dari vent valve ke tank ketika operasi pompaberakhir.

Jalur keinjector manifold

(Lihat arah anak panah )

Lepas salah satu ujung hose ini saat grease pump sedangbekerja. Normalnya tidak adagrease yang keluar dari vent valve.

Hose drain

NOTE:Grease akan keluar dari vent valve ke tank ketika operasi pompaberakhir.

Jalur keinjector manifold

(Lihat arah anak panah )

Jika hasil pemeriksaan tekanan ditemukan bahwa ternyata setting pressure tidak bisa mencapai >180 kg/cm2, maka kemungkinan kebocoran bisa terjadi pada vent valve. Cara memeriksa kebocoran ini sangat mudah dilakukan yakni dengan melepas salah satu dari ujung hose drain tersebut sambil mengoperasikan grease pump. Pada saat grease pump beroperasi dan grease keluar dari vent valve, sudah dipastikan bahwa seal pada vent valve mengalami kerusakan. Secara prinsip bahwa grease akan keluar dari vent valve pada saat operasi grease pump berakhir. Ini beetujuan untuk membuang tekanan graese dari sistem dan membuang tekanan tersebut ke grease tank. Dengan terbuangnya tekanan ini, maka posisi injector piston menjadi release (neutral). Jika ini terjadi, maka lakukan pergantian vent valve atau melakukan pergantian seal kit. Dan untuk menghindari kerusakan semacam ini ditengah tengah jam operasi, maka lakukan pemeriksaan kebocoan setiap PM service tertentu. Atau mempersiapkan stock vent valve, jika sewaktu waktu ada kerusakan maka sudah ada penggantinya. Berdasarkan pengalaman dilapangan bahwa vent valve mulai mengalami keausan seal sekitar HM 15,000. maka sebagai gambaran saja bahwa sebaiknya anda melakukan pergantian setiap minor overhaul pada HM 12,000 s/d 14,000.

Fig. 70 Hose drain vent valve

Page 72: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 71 -

Melakukan Performance test pada grease pump

Selain factor kebocoran yang merupakan problem dominant dari system autolube, maka kemungkinan yang lain adalah menurunya performa grease pump, baik secara graduasi maupun tiba tiba mengalami macet.

Memeriksa performa/kemampuan grease pump

Stop watch

Note: Pompa harus stall antara 80~100 detik dan semua valve stem injector mampu masuk kedalam.

007

(Jika adalah ada salah satu ataulebih valve stem injector yang tidak masuk, berarti terjadiinternal leaks dan tekanan tidakakan tercapai).

Memeriksa performa/kemampuan grease pump

Stop watch

Note: Pompa harus stall antara 80~100 detik dan semua valve stem injector mampu masuk kedalam.

007Memeriksa performa/kemampuan grease pump

Stop watch

Note: Pompa harus stall antara 80~100 detik dan semua valve stem injector mampu masuk kedalam.

007

(Jika adalah ada salah satu ataulebih valve stem injector yang tidak masuk, berarti terjadiinternal leaks dan tekanan tidakakan tercapai).

Cara memeriksa performa grease yang efektif juga sangat mudah dilakukan yakni dengan melakukan unjuk kerja (saat grease pump beroperasi) melalui dua cara: 1. Menghitung waktu pencapaian kerja menggunakan stop watch. Dihitung sejak start

kerja, apakah grease pump mengalami stall dalam hitungan beberapa waktu. Catat dan laporkan pencapaian waktu tersebut. Dan apakah waktu pencapaian mendekati batas akhir kerja grease pump (150 detik). NOTE: Jika grease pump memompa terus tanpa bisa stall, maka grease pump

plunger sudah terjadi keausan setelah anda memastikan kecukupan grease.

2. Menghitung waktu pencapaian tekanan kerja menggunakan kontak switch pada grease pressure switch. Dihitung sejak start kerja, apakah grease pump mengalami stall dalam hitungan beberapa waktu. Catat dan laporkan pencapaian waktu tersebut. Dan jika grease pressure switch tidak NC sebelum batas akhir kerja grease pump (150 detik), maka lampu peringatan autolube akan menyala. Ini disimpulkan bahwa performa grease pump sudah tidak bisa mencapai 180 kg/cm2.

NOTE: Jika grease pump memompa terus tanpa bisa membuat NC pada grease

pressure switch, maka grease pump plunger sudah terjadi keausan setelah anda memastikan kecukupan grease

Fig. 71 Test performa grease pump

Page 73: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 72 -

Pemeriksaan continuity pada grease pressure switch.

Selain factor menurunya kemampuan grease pump yang merupakan problem dominan dari system autolube, maka kemungkinan yang lain adalah kerusakan spool yang ada didalam grease pressure switch, baik secara graduasi maupun tiba tiba mengalami macet

Posisi continuity

TekananGrease

Multi-Tester

• NO saat tekanan belum tercapai• NC saat tekanan sudah tercapai

180 Bars

+-

Spools

Periksa continuity saat pompa sedang bekerja

Posisi continuity

TekananGrease

Multi-Tester

• NO saat tekanan belum tercapai• NC saat tekanan sudah tercapai

180 Bars

+-

Spools

Posisi continuity

TekananGrease

Multi-Tester

• NO saat tekanan belum tercapai• NC saat tekanan sudah tercapai

180 Bars

+-

Posisi continuity

TekananGrease

Multi-Tester

• NO saat tekanan belum tercapai• NC saat tekanan sudah tercapai

180 Bars

+-

Spools

Periksa continuity saat pompa sedang bekerja

Akibat dari kotoran (pasir, debu atau material lain) yang terikut didalam system, maka dalam jangka lama akan menyebabkan penyumbatan yang membuat kemacetan gerak spools dibeberapa komponen diantaranya adalah: 1. Injector grease 2. Grease pressure switch (Lihat gambar)

Akibat kemacetan ini, maka spool tidak bisa menekan switch meskipun grease pump memiliki performa yang cukup. Untuk menghindari kejadian ini ditengah tengah operasi machine, maka lakukan pembersihan setiap PM service tertentu. Selain factor macet, terkadang disekitar switch pada grease pressure switch terdapat banyak grease. Artinya bahwa seal/oring pada spool sudah bocor. Hal ini juga membuat tekanan grease tidak tercapai. Dibawah ini adalah beberapa factor utama yang bisa merusak seal/0-ring pada spool antara lain: a. Bercampurnya grease dengan kotoran (seperti: pasir, debu tanah/batubara, pastic

dll) b. Masuknya udara kedalam grease system dan menyebabkan proses oksidasi serta

merusak seal. c. Masuknya air (water) didalam grease system dan menyebabkan kerusakan seal/o-

ring atau karat pada spools.

Fig. 72 Periksaan kontinuity

Page 74: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 73 -

4.22 ALARM HISTORY GRAPH & DATA

Fig. 73 Alarm history dari data MIC

Pada alarm histori graph diatas terlihat dan bisa dijabarkan dengan kesimpulan sebagai berikut:

1. Lampu warning menyala pada tanggal 2/6 sebanyak 2 kali. Jika ingin tahu detail kejadian bisa click pada screen kiri-atas.

2. Lampu warning menyala pada tanggal 7/6 sebanyak 2 kali. Jika ingin tahu

detail kejadian bisa click pada screen kiri-atas. 3. Lampu warning menyala pada tanggal 3/6 sebanyak 2 kali. Jika ingin tahu

detail kejadian bisa click pada screen kiri-atas. 4. Lampu warning menyala pada tanggal 14/6 sebanyak 2 kali. Jika ingin

tahu detail kejadian bisa click pada screen kiri-atas. 5. Lampu warning menyala pada tanggal 15/6 sebanyak 4 kali. Jika ingin

tahu detail kejadian bisa click pada screen kiri-atas dan 6. Lampu warning menyala pada tanggal 25/6 sebanyak 2 kali. Jika ingin

tahu detail kejadian bisa click pada screen kiri-atas. 7. Kesimpulan akhir bahwa lampu peringatan autolube telah menyala

sebanyak 18 kali pada bulan June 2006.

Tgl 7 terjadi trouble autolube (fault) sebanyak 2 kali

Page 75: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 74 -

4.3 Berpikir Teknis _________________________________________________________

Satu kata kunci bagi seorang teknisi adalah berpikirlah secara teknis. Dengan berpikir secara teknis tersebut, maka akan bisa dikembangkan dengan berpikir logis dan pada akhirnya akan memberikan dampak pada hal hal berikut:

• Mengolah pengetahuan teknis untuk mampu menginterpretasikan hasil data kerusakan ataupun data download pada MIC Viewer.

• Mampu melakukan analisa dari hasil pembacaan data kerusakan untuk referensi

perawatan unit yang benar.

• Mampu melakukan diskusi dari hasil data kerusakan ke customer, untuk bersama sama mencari solusi terbaik berhubungan dengan perawatan unit

• Melatih teknisi agar selalu “speak by data” sehingga terhindar dari friksi-friksi

dengan customer yang dipandang tidak perlu.

• Melakukan inspeksi, download secara berkala, sama halnya dengan memonitor kerja operasi machine secara tidak langsung.

Sebuah pemikiran teknis bisa dilatih dengan cara mempelajari dasar dasar bagaimana sebuah sistem bekerja, seperti contoh pemahaman dibawah ini. Contoh pola berpikir teknis 1:

Hose yang berbelok

membuat suhukerja tinggi

Jika hose/saluran ditekuk-tekuk maka akan menimbulkan panas oli. Jikahose tsb menghubung ke cylinder maka akan merusak seal/oring dan packing serta menurunkan life time cylinder tsb

Hose yang berbelok

membuat suhukerja tinggi

Jika hose/saluran ditekuk-tekuk maka akan menimbulkan panas oli. Jikahose tsb menghubung ke cylinder maka akan merusak seal/oring dan packing serta menurunkan life time cylinder tsb

Fig74. Contoh belajar berpikir teknis 1

Page 76: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 75 -

Contoh pola berpikir teknis 2: Jika hose/saluran terlalu panjang maka akan menimbulkan pressure drop dan energy loss (produksi menurun). Jika ini dibiarkan, akan menyebabkan kavitasi pada cylinder/motor. Maka jika kondisi ini dibiarkan akan merusak seal/oring dan packing serta menurunkan life time cylinder tsb

Hose yang panjang

membuat saluranberbelok belok

Hose yang panjang

membuat saluranberbelok belok

Fig.75 Belajar berpikir teknis 2

CATATAN POSITIF: Jika anda mengukuti program program pelatihan, membaca buku petunjuk perbaikan, buku petunjuk pengoperasian dan sebagainya, sama artinya bahwa anda sudah berlatih berpikir secara teknis dan logis. Hal tersulit bagi kita adalah betapa sulitnya menerima hal hal yang baru berkaitan dengan perubahan model, teknologi, metode yang baru. Sebagian besar teknisi senang dengan apa yang sudah biasa dilakukan. Coba anda sadari: apakah system autolube EX3500-3 sama dengan system autolube pada EX3600-5? Jika anda masih menganggap bahwa kedua model tersebut adalah sama, maka anda termasuk teknisi yang sulit dikembangkan. Maka hal yang mendesak diperlukan adalah coba untuk belajar berpikir teknis dan logis. Semoga tulisan ini bisa menjadikan inspirasi untuk memperbaiki pola pikir teknis sehingga memudahkan anda dalam melakukan analisa masalah yang berkaitan dengan kerusakan machine.

Page 77: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 76 -

4.4 Melakukan Modifikasi _________________________________________________________

Dalam penanganan sebuah kerusakan yang sifatnya berulang ulang dan belum ditemukan solusi, maka harus dipikirkan untuk melakukan modifikasi (re-engineering) dengan harapan bahwa masalah bisa berakhir. Selama modifikasi tersebut tidak merubah kerja system melainkan hanya upaya mengatasi masalah yang sifatnya berulang-ulang, maka hal ini sangat baik untuk dilakukan. Sebagai contoh modifikasi:

• Baut pengikat grease pump terhadap cover grease tank yang suka kendor bahkan baut terjatuh kedalam grease.

• Kesulitan teknisi untuk mengikat baut tersebut sebab harus membuka cover terlebih dulu agar baut bisa diikat.

• Waktu yang diperlukan untuk mengganti grease pump sangat lama

• Belum ada modifikasi dari pabrik meskipun sudah sering melaporkan.

Modifikasi yang dilakukan adalah sbb:

Fig.76 Sebelum Modifikasi Fig.77 Desain modifikasi

Fig.78 Setelah Modifikasi

Page 78: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 77 -

4.5 Resume dan Tanggungjawab Laporan setelah melakukan perbaikan

_________________________________________________________

Secara umum bahwa tugas dan tanggungjawab seorang teknisi dibagi menjadi 4 kategori seperti yang ditunjukan pada ilustrasi dibawah ini. 1. Melakukan problem solve dan menetapkan resume bagaimana mencegah kejadian

yang sama dimasa mendatang. 2. Melakukan periodik maintenance 3. Melakukan Inspeksi secara berkala dan 4. Suppart warranty machine.

1. Machine Trouble 2. Periodic

Maintenance

3. Machine Inspection

4. Support Warranty

TASK ITEMS:

MA

KE R

EPO

RT

1. Machine Trouble 2. Periodic

Maintenance

3. Machine Inspection

4. Support Warranty

TASK ITEMS:

MA

KE R

EPO

RT

Fig.79 Tugas Utama Teknisi

Dari ke-4 item diatas bahwa masing masing item tersebut, selain melakukan jenis pekerjan juga harus diserta dengan laporan dan resume sebagai tanggungjawab akhir dari sebuah pekerjaan. Memang kita sadari bahwa setiap site/project terkadang memiliki format yang berbeda dalam pembuatan laporan teknis, namun inti dari sebuah laporan teknis adalah sama. Sehingga setiap laporan teknis tersebut harus mengandung unsure unsure berikut ini: 1. Informasi update pada machine yang rusak. Misalnya: HM, tanggal kerusakan

(start/finish), lokasi kerja machine, nama customer, pengambilan photo, machine serial no. Dan sebagainya.

2. Kronolgis kejadian trouble dari informan (operator/customer/vrew lain) dll.

Page 79: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 78 -

3. Langkah dan metode pertama untuk mencari fakta kerusakan hingga penyebab

trouble ditemukan. 4. Langkah atau aksi setelah trouble ditemukan (proses perbaikan) hingga perbaikan

selesai dilakukan. 5. Membuat resume/kesimpulan yang ditulis kedalam laporan.

Secara standard, Hexindo memiliki jenis laporan umum dibawah ini yang bisa link (menyambung) ke pabrik dibawah ini:

Technician Report Items:

1.Trouble Information (TI)2.Technical Service Report (TSR)3.Photograph Information Report

Next

By Technician

Input to FIR (Field Information Report by admin service By Planner

Next

HITACHIHITACHI

Technician Report Items:

1.Trouble Information (TI)2.Technical Service Report (TSR)3.Photograph Information Report

Next

By Technician

Input to FIR (Field Information Report by admin service By Planner

Next

HITACHIHITACHI

Tujuan besar dari sebuah laporan teknis adalah improvement the product image, sebab semua laporan kerusakan unit bisa diketahui oleh factory.

To improve the product image

GOOD action and GOOD Reporting

GOOD Mechanic

NOTE:Supervisor and Foreman must control items reporting as crew leader.

To improve the product image

GOOD action and GOOD Reporting

GOOD Mechanic

NOTE:Supervisor and Foreman must control items reporting as crew leader.

Page 80: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 79 -

4.5 Kesimpulan

Dengan berakhirnya training « Auto-lubricating System » ini, maka bisa kita simpulkan sebagai berikut :

• Teknisi bisa memahami dampak dan konsekwensi langsung dari kerusakan sistem auto-lube.

• Memahami cost awareness yang harus ditanggung oleh customer (termasuk dept.

Teknis dan Dept. Produksi).

• Potensi bahaya bagi keselamatan teknisi yang ditimbulkan saat melakukan pergantian komponen besar seperti bushing, pins, swing bearing, trailing arm dll.

• Berkurangnya pencapaian machine availability sebagai indicator penting bagi

kesiapan operasi machine.

• Product Image

• Beban moral (psikologis) bagi dealer sebagai tanggungjawab purna jual machine (after sale support).

Sebagai akhir untuk menutup materi ini bahwa training ini bukan saja memberikan pengetahuan teknis, namun secara psikologis akan mengangkat moral teknis dan percaya diri seorang teknisi sebagai dasar tumbuhnya komitmen dan tanggungjawab profesi. Terima kasih atas kehadiran serta keikutsertaan dalam training kali ini, semoga membawa manfaat yag besar bagi pengetahuan dan skill anda.

Page 81: Basic autolube system

HTC-P14-ALUBE\Sdr\12\10 - 80 -

THE ENDYour Most Reliable Partner

THE ENDYour Most Reliable Partner