batting
DESCRIPTION
softballTRANSCRIPT
i
PERBEDAAN MEMUKUL TANPA MELANGKAHKAN KAKI DAN
DENGAN MELANGKAHKAN KAKI TERHADAP JAUHNYA
HASIL PUKULAN PADA UKM SOFTBALL
PUTRA UNNES TAHUN 2007
SKRIPSI
Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Sains
Oleh :
Nama : Fajar Awang Irawan
NIM : 6250403028
Jurusan : Ilmu Keolahragaan
Fakultas : Ilmu Keolahragaan
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2007
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Telah disetujui untuk diajukan dalam sidang panitia Ujian Skripsi Fakultas
Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang pada :
Hari : ………
Tanggal : ………
Menyetujui
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Drs. M. Waluyo, M.Kes Drs. Sahri, M.Kes
NIP. 130523505 NIP. 132058080
Mengetahui
Ketua Jurusan IKOR
FIK UNNES
Drs.Djanu Ismanto, M.S
NIP. 131571558
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Telah dipertahankan dihadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Universitas Negeri Semarang pada :
Hari : Kamis
Tanggal : 12 April 2007
Panitia Ujian
Ketua Sekretaris
Drs. Sutardji, M.S Drs. Taufik Hidayah, M.Kes
NIP. 131469638 NIP. 1302050000
Anggota Penguji
1. Drs. Djanu Ismanto, MS (Ketua)
NIP. 131571558
2. Drs. M. Waluyo, M.Kes (Anggota)
NIP. 130523505
3. Drs. Sahri, M.Kes (Anggota)
NIP. 132058080
iv
SARI Fajar Awang Irawan. 2007. Perbedaan Memukul Dengan Tanpa Melangkahkan Kaki Dan Melangkahkan Kaki Terhadap Jauhnya Hasil Pukulan Pada UKM Softball Putra UNNES Tahun 2007. Skripsi. Jurusan Ilmu Keolahragaan. Fakultas Ilmu Keolahragaan . Universitas Negeri Semarang.
Permasalahan yang menjadi pusat perhatian dalam penelitian ini adalah : 1) Apakah ada perbedaan antara memukul dengan tanpa melangkahkan kaki dan dengan melangkahkan kaki. 2) Lebih baik manakah antara memukul dengan tanpa melangkahkan kaki dan dengan melangkahkan kaki. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui : 1) ada tidaknya perbedaan antara memukul dengan tanpa melangkahkan kaki dan dengan melangkahkan kaki. 2) Hasil kemampuan memukul mana yang lebih baik antara memukul tanpa melangkahkan kaki dan dengan melangkahkan kaki.
Populasi penelitian ini adalah seluruh anggota UKM Softball Putra
UNNES Tahun 2007. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik total sampling, sehingga sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 anak. Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu tanpa melangkahkan kaki dan dengan melangkahkan kaki sebagai variabel bebasnya dan jauhnya hasil pukulan sebagai variabel terikat. Metode pengumpulan data menggunakan survey dengan teknik tes kemampuan memukul. Selanjutnya data yang diperoleh dari tes dan pengukuran tersebut dianalisis dengan menggunakan t-test.
Hasil analisis data diperoleh hitungt sebesar 2,617 > tabelt = 1,67 yang berarti
ada perbedaan antara memukul tanpa melangkahkan kaki dan dengan melangkahkan kaki pada UKM Softball Putra UNNES Tahun 2007. Koefisien rata-rata memukul tanpa melangkahkan kaki sebesar 16,67 dan dengan melangkahkan kaki sebesar 17,90. Sehingga rata-rata hasil memukul dengan melangkahkan kaki > dari memukul tanpa melangkahkan kaki, simpulan penelitian ini adalah memukul dengan melangkahkan kaki berbeda dan lebih baik dari memukul tanpa melangkahkan kaki.
Mengacu dari simpulan, penulis dapat mengajukan saran diantaranya :
untuk menghasilkan pukulan yang jauh, disarankan untuk menggunakan teknik memukul dengan melangkahkan kaki karena selain ada gerak dari ayunan lengan dan pemukul kearah depan saat memukul, ada penambahan gerak pada saat kaki melangkah kedepan sehingga power yang dihasilkan bisa maksimal. Dan keuntungan lain memukul dengan melangkahkan kaki selain menambah power saat memukul yaitu langkah kaki juga dapat menentukan kearah mana hasil pukulan akan ditujukan. Dan bagi peneliti lain yang hendak mengadakan penelitian sejenis, hendaknya menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan referensi agar diperoleh hasil yang optimal.
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Ingatlah kepada Tuhanmu disaat kau gembira, maka Tuhanmu akan ingat
kepadamu disaat kau berada dalam kesusahan
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
1. Bapak Jumali dan Ibu Salbiyatun
2. Mbak Wulan, Mas Nanang (Alm),
Mas Agung,
3. Dik Ida, Dik Fira, Dik Tika
4. Semua teman teman UKM Softball
Baseball UNNES
5. Semua teman-teman IKOR ’03
6. Almamater FIK UNNES
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbilalamin puji dan syukur penulis panjatkan kepada
Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga pelaksanaan skripsi dan
penyusunan laporan ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam semoga
senantiasa tercurah atas Nabi Muhammad Rasulullah SAW dan para sahabatnya
yang taat sampai akhir zaman.
Skripsi dengan judul “Perbedaan Memukul Tanpa Melangkahkan Kaki
Dan Dengan Melangkahkan Kaki Pada UKM Softball Putra UNNES Tahun 2007”
ini diajukan untuk memenuhi syarat akhir untuk menyelesaikan Studi Strata Satu
pada Jurusan Ilmu Keolahragaan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Semarang.
Rasa terima kasih yang tulus penulis ucapkan kepada semua pihak yang
telah membantu selama pelaksanaan skripsi ini.
1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan
penulis ikut kuliah di UNNES.
2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang
telah memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
3. Ketua Jurusan Ilmu Keolahragaan FIK UNNES yang telah memberikan
dorongan dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
vii
4. Bapak Drs. M. Waluyo, M.Kes selaku dosen pembimbing I yang sabar
dan teliti dalam memberikan petunjuk, dorongan dan semangat sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Sahri, M.Kes selaku dosen pembimbing II yang selalu
memberikan perhatian kepada kami khususnya mahasiswa IKOR.
6. Seluruh anggota UKM Softball Putra UNNES Tahun 2007 yang telah
bersedia menjadi sampel dalam penelitian ini.
7. Bapak Jumali dan Ibu Salbiatun yang terus memberi semangat setiap saat.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam penelitian untuk penulisan
skripsi ini.
Semoga pembuatan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan ilmu pengetahuan dan seluruh pihak yang berkepentingan.
Semarang, April 2007
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………… i
LEMBAR PERSETUJUAN…………………………………………….. ii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………….. iii
SARI……………………………………………………………………... iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN………………………... v
KATA PENGANTAR…………………………………………………... vi
DAFTAR ISI…………………………………………………………….. viii
DAFTAR TABEL…………………………………………………… x
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………. xi
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………. xii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………..................................... 1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………... 6
1.3 Tujuan Penelitian……………………………………………. 6
1.4 Manfaat penelitian ………………………………………….. 6
BAB II. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
2.1 Landasan Teori ……………………………………………... 8
2.1.1 Permainan Softball………………………………….. 8
2.1.2 Teknik Dasar Permainan Softball……………………. 12
2.1.3 Tinjauan Teknik Dalam Memukul …………………… 18
2.1.4 Mekanika Gerak Memukul……..…………………….. 28
2.1.5 Tinjauan Memukul Tanpa Melangkahkan Kaki….… 36
2.1.6 Tinjauan Memukul Dengan Melangkahkan Kaki……. 37
2.1.7 Perbedaan Memukul Tanpa Melangkahkan Kaki Dan
Dengan Melangkahkan Kaki …………………………
39
2.1.8 Momentum dan Impuls……………………………….. 40
2.2 Hipotesis……………………………………………………. 41
ix
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel ………………………………………... 43
3.1.1 Penentuan Populasi…………………………………… 43
3.1.2 Penentuan Sampel dan Teknik Sampling…………….. 44
3.2 Variabel Penelitian………………………………………….. 44
3.2.1 Variabel Bebas ……………………………………….. 45
3.2.2. Variael Terikat……………………………………….. 45
3.3 Metode Pengumpulan Data…………………………………. 45
3.3.1 Instrumen Penelitian………………………………….. 46
3.4 Analisis Data ……………………………………………….. 48
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ……………………………………………... 50
4.1.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian………………………. 50
4.1.2 Uji Prasyarat Analisis Data............................................ 50
4.1.3 Uji Hipotesis.................................................................. 52
4.2 Pembahasan ………………………………………………… 54
BAB V. PENUTUP
5.1 Simpulan ……………………………………………………. 55
5.2 Saran………………………………………………………… 55
DAFTAR PUSTAKA 57
x
DAFTAR TABEL
Tabel 1.Rangkuman Analisis Hasil Pukulan Tanpa Melangkahkan Kaki Dan
Dengan Melangkahkan Kaki
Tabel 2. Uji Normalitas Data Memukul Tanpa Melangkahkan Kaki Dan Dengan
Melangkahkan Kaki
Tabel 3 Uji Homogenitas Data Memukul Tanpa Melangkahkan Kaki Dan Dengan
Melangkahkan Kaki
Tabel 4 Mean Memukul Tanpa Melangkahkan Kaki Dan Dengan Melangkahkan
Kaki
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Lapangan Softball
Gambar 2. Alat Pemukul
Gambar 3. Open Stance (Posisi Memukul Terbuka)
Gambar 4. Closed Stance (Posisi Memukul Tertutup)
Gambar 5. Square Stance (Posisi Sejajar)
Gambar 6. Posisi Siap
Gambar 7. Gerakan Awalan
Gambar 8. Gerakan Mengayun
Gambar 9. Gerak Lanjutan
Gambar 10. Langkah Kaki
Gambar11 Posisi Lengan
Gambar 12 Gerakan Lanjutan
Gambar 13. Posisi Memukul Tanpa Langkah
Gambar 14. Posisi memukul Dengan Langkah
Gambar 15. Tes Jarak Pukulan
Gambar 16. Batting Tee
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Mahasiswa UKM Softball UNNES Tahun 2007
Lampiran 2. Data Kemampuan Memukul Tanpa Melangkahkan Kaki dan Dengan
Melangkahkan Kaki
Lampiran 3.. t-test Data Kemampuan Pukulan Tanpa Melangkahkan Kaki dan
Dengan Melangkahkan Kaki
Lampiran 4 Tabel Kritik Uji t
Lampiran 5. Usulan Penetapan Pembimbing
Lampiran 6. Permohonan Ijin Penelitian Kesehatan
Lampiran 7. Surat Keputusan Pembimbing
Lampiran 8. Penunjukan/Pengangkatan Penguji Skripsi
Lampiran 9 Foto
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Olahraga telah menjadi gejala sosial yang telah menyebar di seluruh dunia.
Olahraga telah menjadi tontonan, pendidikan, mata pencaharian, kesehatan,
kebudayaan dan merupakan suatu obyek yang tidak pernah membosankan bagi
masyarakat.
Seiring dengan majunya teknologi dan ilmu pengetahuan, setiap warga
harus siap untuk menghadapi tantangan dengan meningkatkan dan memelihara
kesegaran jasmani mereka sendiri. Meskipun olahraga Softball masih dianggap
asing bagi warga Indonesia, dan hanya dapat dilakukan oleh orang-orang tertentu
saja. Namun cabang olahraga ini sudah banyak dipertandingkan disebagian kota-
kota besar di Indonesia, oleh karena itu perlu adanya sosialisasi yang lebih tentang
pengetahuan dan keberadaan olahraga Softball.
Softball merupakan olahraga yang menyenangkan dan masih bersifat baru
bagi warga Indonesia khususnya, karena olahraga ini hanya dilakukan oleh orang-
orang yang paling tidak mempunyai modal besar untuk melakukannya. Softball
adalah permainan beregu yang menggunakan bola dan pemukul, dan merupakan
penyederhanaan dari permainan Baseball. Softball merupakan permainan gerak
cepat yang menyenangkan. Olahraga ini mengutamakan kecepatan dan
ketangkasan. Selain sebagai olahraga permainan, softball juga merupakan
olahraga yang mengandalkan strategi bermain baik dalam hal bertahan maupun
dalam menyerang.
1
2
Softball pertama kali dimainkan di Amerika Serikat pada abad 19. Pada
awalnya, Softball dimainkan di ruangan tertutup. Oleh karena itu ukuran
lapangannya hanya seluas ⅔ lapangan Baseball. Pada tahun 1930, Softball mulai
dimainkan di lapangan terbuka, dan turnamen tingkat nasional di Amerika Serikat
untuk pertama kalinya diselenggarakan di Chicago pada tahun 1933. Tahun 1950
permainan ini mulai dikenal secara luas dan dipertandingkan tingkat internasional,
sampai saat ini Softball telah dimainkan lebih dari 50 negara dan secara khusus
permainan ini sangat digemari di Amerika, Jepang, Cina, Selandia Baru, dan
Australia.
Softball semakin popular diIndonesia. Olahraga ini dianggap sebagai
aktivitas fisik, sekaligus permainan yang dapat menggembirakan para pemainnya.
Selain diajarkan di sekolah-sekolah dan untuk dipertandingkan, olahraga ini juga
merupakan olahraga rekreasi. Di Amerika Serikat olahraga ini benar-benar telah
memasyarakat. Tidak sedikit pabrik-pabrik pembuat perlengkapan olahraga
softball yang mendapat banyak keuntungan dari kegiatan ini. (Dell Bethell :6-7).
Kejuaraan Softball putri diselenggarakan pertama kalinya pada tahun 1965 di
Melbourn Australia, sementara kejuaraan softball putra diselenggarakan satu
tahun kemudian yaitu tahun 1966 di Mexico City. Di Indonesia, cabang Softball
dipertandingkan pertama kalinya pada Pekan Olahraga Nasional (PON) ke VII
tahun 1969 di Surabaya, dan pada kesempatan ini hanya diikuti oleh tim putra.
Softball putri menyusul pada kesempatan berikutnya, yaitu dalam PON VIII di
Jakarta tahun 1973. Di tingkat Nasional, sampai sejauh ini prestasi terbaik cabang
olahraga Softball selalu didominasi oleh daerah tertentu yaitu DKI, Jabar dan
3
Jatim, sementara daerah lainnya mengalami pasang surut prestasi. Prestasi
tertinggi yang mampu dicapai oleh tim Indonesia yaitu pada saat SEA GAMES ke
XVIII di Chiang Mai, Thailand pada tahun 1995.
Pada kesempatan ini tim putra Indonesia mampu menyumbangkan I
medali Emas setelah mengalahkan tim Filipina yang selama ini merupakan tim
terkuat di Asia Tenggara. Softball adalah permainan yang dimainkan oleh dua
regu yang masing-masing regu terdiri dari 9 pemain. Seorang pemain dikatakan
baik, bila mampu menguasai teknik dasar dengan benar.
Teknik dasar yang terdapat dalam permainan softball berkaitan erat
dengan taktik dan strategi pertahanan dan menyerang. Teknik dasar yang utama
dalam softball antara lain ; teknik memukul, teknik melempar dan menangkap,
disamping teknik-teknik lain.
Keterampilan fisik sangat diperlukan baik oleh pemain regu yang bertahan
atau penyerang sesuai dengan posisi dan situasi bermain. Disamping itu dalam
situasi bermain diperlukan keterampilan-keterampilan khusus untuk dapat
bermain dengan baik. Bergerak cepat terhadap bola untuk menangkap, melakukan
pukulan dan melempar yang jauh diperlukan keterampilan otot-otot yang luas dan
menghendaki ketelitian yang besar. Tetapi tenyata bagi pemain pemula mendapat
kesulitan untuk menampilkan keterampilan-keterampilan menjaga dilapangan atau
menangkap dan melempar bola, hal tersebut perlu disempurnakan agar diperoleh
ketepatan dan ketelitian yang lebih besar. Dalam hal ini Housworth dan Rivkin
merekomendasikan bahwa ; untuk mengajar para pemain dimulai dari dasar-dasar
bertahan, kemudian dilanjutkan dengan konsep pertahanan yang lebih maju. Jika
4
anda mengikuti kemajuan ini, para pemain bukan hanya mempelajari bagaimana
untuk bermain bertahan tetapi juga memiliki pengetahuan prinsip-prinsip
pertahanan dalam bermain. (Parno 1992 : 19)
Adapun teknik dasar dalam permainan Softball yang harus diajarkan dan
dikuasai untuk menjadi pemain yang baik yaitu :
a. teknik melempar bola (throwing)
b. teknik menangkap bola (catching)
c. teknik memukul bola (batting)
d. teknik menghadang bola tanpa ayunan (bunting)
e. teknik lari ke base dan meluncur (base running and sliding).
(Dell Bethel 1993 : 16-20).
Salah satu teknik dasar dalam Softball yaitu memukul, Memukul
merupakan kemampuan yang harus dikuasai oleh pemain sebelum bermain
Softball, karena memukul juga bisa dijadikan dasar dalam menyerang kedaerah
lawan. Selain harus menguasai teknik dasar yang benar, pemain juga harus
mempunyai kondisi fisik yang baik. Komponen kondisi fisik yang sangat
diperlukan meliputi : kekuatan, kecepatan, daya tahan, daya ledak, kelentukan,
keseimbangan, koordinasi, kelincahan, ketepatan dan reaksi. (M.Sajoto 1988 : 16)
Adapun keahlian dasar yang harus dimiliki oleh seorang pemain softball
adalah melemparkan bola, menangkap bola, memukul bola, menghadang bola, lari
menuju base dan meluncur dengan baik serta teknik dasar bermain yang lainnya.
Selain itu, pemain juga harus memahami dengan benar akan kedudukannya dalam
masing-masing posisi yang semuanya ada semilan itu. Dan pada intinya setiap
5
pemain dalam setiap regu bias bermain tanpa hambatan-hambatan teknis yang
sama sekali tidak menguntungkan.
Untuk meningkatkan kualitas permainan softball, power
sangat diperlukan, terutama power lengan dan power tungkai, karena seorang
pemukul yang baik pasti akan memperhatikan keadaan tersebut diatas dan
memperkirakan ketepatan dan arah kemana bola itu harus dituju.
Maka salah satu aspek yang perlu diperhatikan adalah bagaimana
seseorang harus bisa memukul bola dengan jauh dan kemana arah bola tersebut
akan dituju. Dengan melangkahkan kaki kedepan dan ketepatan dalam memukul
yang secara tidak langsung akan mempengaruhi power pukulan dalam
menghasilkan pukulan sejauh-jauhnya.
Mengingat gerakan-gerakan softball sangat melelahkan, hendaknya
seorang pemain perlu didukung dengan stamina yang prima. Apabila pemain
mudah mengalami kelelahan maka lengan yang berfungsi sebagai motor skill akan
berfungsi tidak normal.. Disamping untuk menambah kekuatan otot lengan,
latihan dasar juga bisa meningkatkan ketajaman dalam membaca arah bola dan
ketepatan dalam memukul. Selain itu teknik dengan melangkahkan kaki
bertujuan untuk menambah power lengan dalam memukul dan juga bisa
menghasilkan pukulan sejauh-jauhnya. Apalagi bagi para pemain atau para siswa
yang sedang bermain, sebagian besar dari mereka belum mampu menghasilkan
pukulan dengan jauh. Karena dari segi prakteknya mereka masih kurang
mendalami materi-materi yang disajikan.
6
1.2. Rumusan Masalah
Sesuai dengan uraian mengenai alasan pemilihan judul, dengan
permasalahan yang ada, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut ini.
1) Apakah ada perbedaan antara memukul tanpa melangkahkan kaki dan dengan
melangkahkan kaki pada UKM softball putra UNNES tahun 2007?
2) Lebih baik manakah antara memukul tanpa melangkahkan kaki dan dengan
melangkahkan kaki pada UKM softball UNNES tahun 2007?
1.3.Tujuan Penelitian
Setiap penelitian yang dikerjakan selalu mempunyai tujuan agar
memperoleh gambaran yang jelas serta manfaat bagi yang menggunakannya.
Adapun tujuan dalam penelitian ini diantaranya.
1) Mengetahui perbedaan antara memukul tanpa melangkahkan kaki dan dengan
melangkahkan kaki pada UKM softball putra UNNES tahun 2007.
2) Mengetahui pukulan mana yang lebih baik diantara memukul tanpa
melangkahkan kaki dan dengan melangkahkan kaki pada UKM softball
UNNES tahun 2007.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah.
1) Sebagai bahan masukan bagi para pecinta olahraga Softball dalam
mengembangkan teknik pukulan pada olahraga Softball.
7
2) Sebagai bahan pembanding bagi yang ingin mengadakan penelitian tentang
jauhnya hasil pukulan dalam permainan softball.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
2.1 Landasan Teori
Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian, maka penulis akan
menguraikan beberapa hal mengenai permainan softball khususnya teknik
memukul.
2.1.1 Permainan Softball
Setiap cabang olahraga memerlukan fasilitas berupa sarana dan prasarana
untuk menunjang dan memperlancar kegiatan, agar proses latihan dan
pertandingan dapat berjalan dengan baik. Lapangan permainan merupakan salah
satu hal yang sangat mutlak diperlukan dalam cabang olahraga softball di samping
fasilitas lain berupa peralatan permainan. Sebagai penggemar atau pemain
softball, kita perlu memahami dan memiliki pengetahuan tentang bentuk, ukuran
dan bagian-bagian dari lapangan, serta bagaimana cara mempersiapkan lapangan,
agar proses latihan dan pertandingan dapat terselenggara dengan baik. Karena
permainan softball sendiri mempunyai waktu dalam pertandingan yang cukup
lama, biasanya lebih dari 7 ining.
Softball merupakan permainan gerak cepat yang menyenangkan. Olahraga
ini mengutamakan kecepatan dan ketangkasan. Karena selain menggunakan
kemampuan fisik, permainan softball juga mengandalkan kemampuan berfikir
seorang pemain dalam mengambil keputusan dengan cepat sebelum mengambil
suatu tindakan (Dell Bethel 1993 : 7). Kemampuan individu seorang pemain
begitu diandalkan untuk menjadikan suatu tim menjadi kompak demi menunjang
8
9
koordinasi antar pemain yang terdiri dari 9 pemain yang berbeda posisi, yang
tentunya mempunyai keahlian yang berbeda pula.
1) Lapangan Permainan
Seperti cabang olahraga lainnya, softball memiliki lapangan permainan
yaitu suatu area dimana di dalamnya dapat memainkan dan menjaga bola dengan
sah. Lapangan softball yang baik hendaklah memenuhi persyaratan sesuai dengan
ketentuan. Terdiri dari lapangan berumput pada bagian out field dan dipotong
pendek rata agar bola yang bergulir tidak beruah arah. Pada bagian in field terbuat
dari gravel atau sejenisnya yang lunak dengan permukaan rata. Lapangan yang
baik dilengkapi dengan back stop yang dirangkai setali dengan pagar yang terbuat
dari kawat besi yang kuat, mengelilingi garis batas lapangan permainan.
Sedangkan tempat duduk penonton berada diluar lapangan permainan. Lapangan
permainan harus harus rata dan bebas dari rintangan dengan radius minimal 60m
(200 feet) untuk putri dan 70m (225 feet) untuk putra dalam permainan fast pitch.
Sedangkan untuk permainan slow pitch dengan radius minimal 75m (250 feet)
untuk putri dan 85m (275 feet) untuk putra. Garis radius ini dihitung dari home
plate diantara garis-garis foul. Dibagian luar garis foul dan antara home plate dan
back stop juga harus merupakan daerah bebas rintangan denan lebar minimal 8m
(25 feet) dan maksimal 9m (20 feet). (Parno 1992 :1-2)
Lapangan permainan adalah suatu daerah dimana bola dapat dimainkan
secara sah, dan bentuk lapangan dibuat menyerupai intan dengan ukuran masing-
masing sisi 16.78 – 16.78 – 16.76 – 16.76 m. Seluruh base terdiri dari empat, tiga
diantaranya base I, II, III dan yang terakhir yaitu base IV atau home base.
10
Selanjutnya pitcher’s plate sebagai tempat untuk melambungkan bola dibuat
berukuran 15 x 60 cm. (Dell Bethel 1993 : 9 )
II
16.78 16.76
III I
16.76 16.78
Gambar 1.
Lapangan Softball (Dell Bethel Petunjuk lengkap softball dan base ball 1993 : 10)
2) Peralatan
Peralatan yang dipakai dalam permainan softball telah diatur secara resmi
dalam peraturan Official Rules Of Softball. Pada bagian ini akan diuraikan
beberapa peralatan yang akan digunakan dalam permainan sebagai berikut :
a. Pemukul
b. Bola
c. Base IV (Home Base)
d. Tempat Pelambung (Pitcher’s Plate)
e. Base I, II, III
f. Sarung Tangan (Glove)
g. Sepatu
11
h. Masker dan Body Protector
i. Helm dan Leg Guard
j. Seragam (Parno 1992 : 9 – 15)
Alat pemukul yang sah harus bulat, dapat dibuat dari kayu atau balok yang
keras atau kayu berlapis yang direkat sedemikian rupa satu sama lain, sehingga
jalannya serat searah dengan kepanjangan pemukul. Pemukul juga dapat dibuat
dari bahan metal atau campuran lain yang permukaannya licin/halus. Panjang alat
pemukul tidak boleh lebih dari 87 cm (34 inci) dan diameter atau garis tengah
pada bagian yang besar tidak boleh lebih dari 6 cm (2½ inci). Berat pemukul tidak
boleh lebih dari 1100 gram (38 ons) dan harus mempunyai pegangan yang aman,
terbuat dari gabus, tape, atau dari bahan campuran, tidak licin. Panjang safety grip
tidak kurang dari 25 cm (10 inci) dan tidak boleh lebih dari 40 cm (15 inci),
diukur dari ujung terkecil alat pemukul. Alat pemukul yang dibuat dari metal,
permukaanya harus licin, tidak menonjol seperti paku, pin atau ada bagian yang
kasar sehingga dapat menimbulkan bahaya. Alat pemukul harus diberi tanda
“OFFICIAL SOFTBALL” oleh pabrik pemuatnya. Alat tersebut tetap sah
walaupun cat terkelupas dan tulisannya tidak terbaca. (Parno 1992 : 9 )
Bola yang dipergunakan dalam permaianan softball terbentuk bulat jahitan
rata, halus dan permukaannya datar. Isi bola dibuat dari bahan campuran gabus
dan karet, atau kapok berserat panjang, kemudian dililit dengan benang
berkualitas baik. Penutup luar bola dapat dibuat dari kulit kuda atau sapi kualitas
nomer satu, direkatkan dengan lem pada bola dan dijahit dengan benang katun
atau linen yang dilapisi dengan lilin. Penutup luar diperkenankan dengan bahan
12
sintetis atau bahan lain yang disetujui oleh International Softball Federation.
Lingkaran bola minimal harus 30 cm (12 inci) dan maksimal 31 cm (12 ⅛ inci).
Beratnya minimal 180 gram (6¼ ons) dan maksimal 200 gram (7 ons). Untuk
besar bola 31 cm (12 inci), dengan jumlah jahitan tidak boleh lebih dari 88 setik.
(Parno 1992 : 10)
Semua pemain harus memakai sepatu dan sepatu yang dianggap sah
adalah yang terbuat dari kanvas, kulit halus atau yang sejenisnya. Solnya boleh
rata atau berpahat-pahat dari karet, sol logam dan plat tumit juga boleh
dipergunakan, asal paku yang menonjol tidak lebih panjang dari 2 cm (¼ inci).
Sepatu yang diberi metal spike di sekelilingnya dianggap tidak sah. Karena bisa
membahayakan keselamatan dirinya dan pemain lainnya. (Parno 1992 : 13)
2.1.2 Teknik Dasar Permainan Softball
Softball dapat dipandang dari dua garis besar, yaitu teknik Ragam teknik
permainan dasar dan teknik lanjutan. Teknik dasar yang menjadi kajian utama
dalam rancangan ini sebagai berikut.
1) Melempar (throwing)
Pada dasarnya teknik melempar bola dalam permainan Softball terdapat
tiga bentuk lemparan yang sering dilakukan antara lain :
a. lemparan atas (over head throw),
b. lemparan samping (sidehand throw), dan
c. lemparan bawah (underhand throw). (Parno 1992 : 16).
13
Unsur utama yang harus diperhatikan dalam melakukan gerakan melempar
bola dalam permainan Softball antara lain : ketepatan, kecepatan melempar bola
dan jalannya bola serta kemudahan untuk melakukan gerakan melempar.
(Parno 1992 : 16).
2) Menangkap Bola (catching)
Menangkap bola merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh pemain
bertahan untuk dapat menguasai bola dengan menggunakan tangan yang memakai
glove dari hasil pukulan lawan atau lemparan teman. Menangkap bola pada
dasarnya ada tiga jenis yang dapat dilakukan sesuai dengan situasi bola yang
dihadapi.
Ketiga jenis yang dimaksud adalah :
a. menangkap bola lurus (strike ball)
b. menangkap bola lambung (fly ball)
c. menangkap bola bawah (ground ball) (Parno 1992 : 49).
3) Memukul Bola (batting)
Memukul merupakan salah satu teknik dasar yang harus dikuasai oleh
pemain dalam permainan Softball dan dilakukan oleh regu penyerang dengan
melakukan pukulan terhadap bola yang dilemparkan oleh pitcher. Tujuannya
untuk memperoleh nilai dan menyelamatkan dirinya atau membantu pelari lain
(base runner) untuk mencapai base berikutnya. (Parno 1992 : 74)
Pada teknik memukul terdapat suatu gerak yang komplek, karena
didalamnya diperlukan koordinasi dari pengamatan, pengambilan keputusan untuk
memukul, kecepatan dan power untuk memukul bola lemparan pitcher dengan
14
kecepatan yang belum tentu bias diketahui oleh pemukul. Dalam hal ini
Houseworth dan Rivkin mengemukakan : memukul bola adalah suatu
keterampilan yang sukar dilakukan bagi anak remaja, demikian juga halnya bagi
anak-anak. Pemain pemula harus mengembangkan keterampilan koordinasi antara
tangan, mata dan pengamatan yang diperlukan untuk memukul bola.
Teknik memukul dapat menyenangkan apabila pemain telah dapat
mengembangkannya dengan baik, sebaliknya apabila pemain tidak dapat
mengembangkannya maka dapat menimbulkan frustasi dan pada akhirnya tidak
dapat melakukan pukulan dengan baik. Oleh karena itu teknik memukul perlu
dilatih dan dikembangkan bagi pemain.
Untuk memudahkan pengajaran dan meningkatkan keterampilan
memukul, berikut ini merupakan uraian dari beberapa hal yang berkaitan dengan :
alat pemukul, pegangan, sikap, swing, bunting, choke dan melatih keterampilan
memukul.
a. alat pemukul
Perlu dijelaskan kepada pemain bahwa alat pemukul terdiri dari tiga
bagian yaitu bagian ujung (knob), tempat pegangan (handel), dan bagian yang
besar (barrel).
b. keamanan alat pemukul
Pemukul yang terbuat dari kayu ataupun metal yang sah harus ada tanda
yang diberikan oleh lembaga Softball Association Rules. Pada bagian ujung
handel harus ada knob yang menjadi satu kesatuan, bukan sambungan, dan pada
15
bagian ujung barrel harus tertutup. Jika tidak memenuhi persyaratan, maka alat
pemukul dianggap tidak sah dan tidak layak untuk dipergunakan.
(Parno 1992 : 76)
Gambar 2
Alat Pemukul (Parno 1992 : 75)
c. memilih alat pemukul
Pilihlah alat pemukul yang panjang dan besar sesuai dengan besarnya
badan dan kekuatan diri sendiri. Untuk menentukan pilihan alat pemukul, perlu
diketahui bahwa pemukul yang berat akan menyebabkan gerak memukul akan
menjadi lambat, sedangkan pemukul yang panjang dan ringan menyebabkan
pukulan terlalu cepat untuk mengayun. (Parno 1992 : 76)
Oleh karena itu diperlukan alat pemukul yang sesuai dengan pilihan
batter, baik dari ukuran, maupun beratnya. Sehingga hasil pukulan yang
dihasilkan bisa sesuai dengan yang diinginkan.
d. sikap awalan
Posisi batter berdiri pada kedua kaki berada didalam batter’s box selebar
bahu, lutut sedikit bengkok sehingga badan turun. Badan sedikit bungkuk dan
relak, dengan posisi kepala dan pandangan kearah pitcher. Sikap awal ada tiga
16
antara lain : open stance, closed stance dan square stance. Posisi apapun yang
digunakan dalam batter’s box, letakkan kaki dan berdiri pada bagian belakang
batter’s box, untuk menambah keuntungan memukul, karena batter memiliki
waktu sedikit untuk bereaksi terhadap bola dari lemparan pitcher. Sehingga
diperlukan kecepatan beripikir dalam mengambil keputusan, karena pada saat
memukul bola kita belum tentu bisa menebak jenis/variasi bola dan kecepatannya.
Oleh karena itu batter dianjurkan agar mengatur posisi untuk dapat merasakan
dalam melakukan pukulan dengan baik, sesuai dengan lemparan pitcher dan
mengarahkan bola ketempat yang diinginkan. (Parno 1992 : 77)
4) Lari antar base dan Sliding
Lari adalah faktor yang sangat penting dalam bermain softball. Para
pemain harus memiliki kemampuan, kecakapan, kelincahan dan kecepatan lari
untuk mencapai base dengan selamat. Lari antar base merupakan awalan untuk
menempuh base selanjutnya dan biasanya diakhiri dengan sliding. Sliding adalah
suatu gerakan meluncurkan badan untuk mencapai base yang dituju. Dalam
pelaksanaannya pelari boleh mengurangi kecepatan lari. (Parno 1992 : 93)
Penggunaan teknik ini mempunyai dua tujuan yaitu : untuk mengurangi
kecepatan laju lari agar dapat tepat berhenti pada base bukan terlanjur
melewatinya, serta untuk menghindari sentuhan / ketikan bola dari lawan
sehingga selamat mencapai base yang dituju. (Parno 1992 : 90)
Macam-macam sliding adalah sebagai berikut :
a. sliding lurus (strike leg slide)
b. sliding mengait (hook slide)
17
c. serta sliding dengan kepala lebih dahulu (head first slide).
(Parno 1992 : 90 - 93)
5) Pitching
Pitching merupakan keterampilan yang penting, terutama untuk digunakan
pada saat tim sedang bertahan. Disamping itu, pitching juga merupakan kegiatan
yang membuka atau mengawali permainan, atau dapat pula dinamakan dengan
kegiatan serve pada permainan bola voli atau bulu tangkis.
Dikenal dua bentuk pitching, yang perbedaannya terletak pada gerakan
lengan, yaitu : setengah putaran (sling shot), satu putaran (windmill).
(Soegiyanto & Tandiyo Rahayu 1998 : 21).
Lemparan banyak dipengaruhi oleh kekuatan otot lengan, pusatkan
perhatian terhadap sasaran atau target sampai berakhir gerak lanjutan, posisi bahu
dalam keadaan sama rata atau sama tinggi sampai terjadi gerak lanjutan, lecutkan
pergelangan tangan dengan membuat putaran bola kearah belakang, pelepasan
lengan yang demikian adalah baik untuk memperoleh lintasan bola pada garis
lurus. Teknik melempar bola pada permainan softball dapat dilakukan dengan
berbagai cara.
Unsur yang perlu diperhatikan dalam melakukan lemparan bola softball
adalah cara memegang bola dan melempar bola, karena akan besar pengaruhnya
terhadap hasil lemparan yang dilakukan. Kesalahan-kesalahan melakukan
lemparan dapat dicegah jika pemain memahami dan dapat melakukan cara
memegang bola dengan baik dan benar.
18
2.1.3 Tinjauan Teknik Dalam Memukul.
1) Teknik Dasar Memukul
Pada dasarnya gerakan memukul dalam permainan softball terdiri dari dua
macam, diantaranya :
a. Menghadang bola tanpa ayunan (bunting)
Bunt adalah suatu pukulan yang dilakukan dengan pelan terhadap bola,
tanpa menggunakan ayunan. Teknik bunt bukanlah keterampilan yang mudah
dilakukan bagi pemain pemula, tetapi teknik efektif, karena bola dipukul lambat
sehingga penjaga lapangan berlari agak jauh dari tempat semula untuk menguasai
bola. Batter mempunyai kesempatan untuk mencapai base pertama.
(Parno 1992 : 88)
Pukulan yang seperti ini biasanya digunakan pada saat yang paling
menentukan dan biasanya dibawah perintah sang pelatih, karena jika tidak akan
merugikan diri sendiri dan juga tim. Oleh karena itu orang yang melakukan ini
biasanya adalah orang-orang yang dipilih dan mempunyai keahlian khusus.
Mental yang kuat juga menjadikan modal seorang pemain untuk mengambil
teknik bunt ini.
b. Memukul bola dengan ayunan (batting)
Memukul merupakan salah satu teknik dalam softball yang dilakukan oleh
regu penyerang dengan melakukan pukulan terhadap bola yang dilemparkan oleh
pitcher. (Parno 1992 : 74)
Memukul adalah suatu cara untuk memperoleh nilai atau menyelamatkan
dirinya atau pelari lain ke base berikutnya, memukul sendiri bisa dibedakan
19
menjadi dua yaitu memukul tanpa melangkahkan kaki. dan memukul dengan
melangkahkan kaki.
Pertama dan yang paling penting adalah menguasai bola pada kayu
pemukul serta mempertahankan kepala anda agar dapat bekerja dengan
konsentrasi total pada bola, kemudian menyesuaikan diri sebelum membuat
ayunan selama melangkah dan sesudah kontrol dengan bola.
(Dell Bethel 1993 : 112)
2) Sikap Awal Memukul
a. Open Stance (posisi terbuka)
Pemukul berdiri dengan mengarahkan kaki keluar dari garis batter’s box
yang berdekatan dengan home plate. Posisi ini biasa digunakan untuk menentukan
hasil pukulan kea rah out fielder pada posisi 7.
Posisi ini dapat membantu batter dalam memukul, diantaranya:
i Dengan posisi kaki depan mengarah keluar dari batter’s box, batter dapat
melangkah jauh kesamping depan dalam batter’s box kearah pitcher dan akan
memberi power kaki terhadap gerak memukul.
ii. Open stance membantu batter untuk lebih awal atau segera memukul bola dari
pada posisi lain. Hal ini sangat berguna untuk membantu menghadapi
lembaran pitcher yang keras atau apabila batter sering terlambat memukul.
iii. Sikap open stance membantu batter untuk melakukan pukulan ke arah
sepanjang garis base ke tiga bagi batter kanan, dan bagi pemukul kiri bola
akan mengarah sepanjang garis base pertama. (Parno 1992 : 78)
20
Gambar 3.
Open Stance (Posisi memukul terbuka) (Parno 1992 : 78)
b. Closed Stance (posisi tertutup)
Pada sikap ini posisi batter berdiri dengan posisi kaki depan mengarah ke
dalam terhadap garis batter’s box yang berdekatan dengan home plate, sedangkan
kaki yang lain menjauh dari home plate. Posisi ini berlawanan dengan Open
Stance. Jika posisi kaki ditarik lurus dengan home plate terbentuk sudut yang
menutup home plate. Posisi memukul ini biasanya digunakan untuk
mengantisipasi bola out side, dan hasil pukulan bola ini mengarah ke out fielder
posisi 9.
Posisi ini dapat membantu batter dalam hal sebagai berikut :
i. Closed stance membantu batter untuk mengontrol dan mengoreksi kaki depan
agar tidak mudah keluar dari batter’s box.
ii. Membantu batter yang sering melakukan pukulan terlalu awal dan ccepat, atau
untuk menghadapi bola dari lemparan pitcher yang lambat.
iii. Closed stance membantu batter memukul bola kearah sebelah kanan bagi
batter yang memukul dengan tangan kanan. Sedangkan bagi batter yang
memukul dengan tangan kiri mengarahkan bola kearah kiri. (Parno 1992 : 79)
21
Gambar 4.
Closed Stance (Posisi memukul tertutup) (Parno 1992 : 79)
c. Square Stance (posisi sejajar)
Square Stance adalah posisi batter berdiri dengan sikap yang wajar dengan
kedua tumit dalam keadaan sejajar dengan batter’s box yang berdekatan dengan
home plate. Batter dapat melangkah kesamping luar maupun kedalam pada
batter’s box. Square Stance berguna bagi batter yang memiliki ketepatan dalam
memukul dengan mengarahkan bola ditengah lapangan antara short stop dengan
second base. (Parno 1992 : 80)
Gambar 5.
Square Stance (Posisi memukul sejajar) (Parno 1992 : 80)
Tujuan memukul bola untuk memperoleh nilai dan menyelamatkan dirinya
atau membantu pelari lain (base runner) mencapai base berikutnya.
(Parno 1992 : 54).
22
Memukul bola dalam permainan softball ada dua macam yaitu : 1)
Memukul dengan ayunan, dan 2) Memukul bola tanpa ayunan. Dalam memukul
dengan menggunakan ayunan masih dibedakan menjadi dua macam yaitu dengan
melangkahkan kaki dan tanpa melangkahkan kaki. Kebanyakan pemukul
menggunakan gerakan memukul dengan melangkahkan kaki, karena gerakan ini
dapat menambah power yang akan dihasilkan dalam memukul dan para pemain
lebih leluasa mengerakan badan baik saat memukul dan setelah memukul.
Cara memegang pemukul seperti orang bersalaman, semua jari dan ibu jari
memegang alat pemukul dengan erat dan santai. Bagi pemain yang memukul
dengan tangan kanan, peganglah pemukul dengan tangan kiri diletakkan pada
ujung pemukul dekat knob, dan tangan kanan berada diatas tangan kiri.
Sedangkan bagi pemain yang biasa melakukannya dengan tangan kiri,
letakkannlah tangan kanan untuk memegang bagian ujung pemukul merapat
dengan knob, tangan kiri berada diatas tangan kanan. Peganglah pemukul dengan
erat tetapi santai dan sewajarnya, dengan seluruh jari merapat dan terpisah dengan
ibu jari pada bagian atas. (Parno 1992 : 81)
Dengan melakukan pegangan pada bagian ujung pemukul dekat knob, atau
kearah bagian akhir dari barrel, pemain akan lebih mudah untuk melakukan
kontrol. Dengan mengacungkan pemukul, akan membantu pemain memiliki
kekuatan, kecepatan dan ketepatan untuk mengayunkan pemukul. Dengan
demikian dapat mengontrol dan memelihara keseimbangan dengan ukuran berat
yang ideal. (Parno 1992 : 82)
23
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk melakukan pegangan terhadap
alat pemukul :
a. bentuk pegangan seperti bersalaman dengan pemukul
b. peganglah pemukul dengan tangan bersama-sama saling berhadapan dan
tertutup rapat.
c. peganglah pemukul erat tetapi mudah digerakkan
d. aturlah pegangan pada bagian ujung pemukul (knob) diacungkan keatas.
(Parno 1992 : 82)
Posisi bahu dan lengan mengikuti dan menyesuaikan dari sisi kaki.
Sebagai contoh pada posisi open stance menyebabkan posisi bahu terbuka dan
pada posisi closed stance bahu tertutup. Dengan posisi apapun yang digunakan
posisi secara wajar berada dibelakang lebih rendah dari tinggi bahu, dengan posisi
bahu miring salah satu lebih tinggi dari yang lain. (Parno 1992 : 83)
Posisi kepala dan pandangan mata harus selalu tertuju kepada bola sampai
terjadi perkenaan bola dengan pemukul, pukulan sukar untuk dilakukan tanpa
melihat bola. Sentakan tangan mengayunakan penukul menyebabkan suatu
gerakan memukul mengikuti bola. (Parno 1992 83)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam posisi stance ;
a. berdiri kira-kira luas bidang pinggang sejajar dengan plate
b. berdirilah agak jauh dari home plate, walaupun demukian pemukul dapat
berada lurus dengan bagian belakang sudut home plate.
c. berdirilah pada bagian belakang batter’s box. Dengan kaki bagian depan
berada lurus dengan bagian belakang sudut home plate.
24
d. posisi bahu selalu sejajar dan lengan dibawa ke belakang dengan sewajarnya.
e. pandangan selalu tertuju pada bola. (parno 1992 : 84)
3). Analisis Gerakan Memukul
Gambar 6
Posisi Siap (Dell Bethel Petunjuk lengkap softball dan base ball 1993 : 151)
a. Posisi Siap
Berdiri dengan posisi sedemikian rupa (lihat gambar 6), santai dan tidak
banyak ketegangan pada lengan dan bahu, sehingga badan dengan keadaan
seimbang sebelum melakukan pukulan. Jangan berdiri dekat dengan plate atau
terlalu jauh dengan plate. Tekankan pada ibu jari kaki, punggung sedikit
membungkuk kedepan, tangan santai, dan pemukul sejajar dengan punggung,
hampir sejajar dengan tanah. Batter harus menggunakan pegangan yang santai,
tidak mendesak pergelangan tangan yang cenderung melemaskan pergelangan
25
tangan. Ruas jari dari masing-masing tangan harus sejajar dan pergelangan
dikunci sampai terjadi kontak.
b. Gerakan Awalan
Gerakan awalan yang digunakan adalah dengan melangkahkan kaki
kedepan, langkah yang dilakukan bersamaan dengan ayunan pemukul kedepan,
dengan lengan yang berada dibelakang dan sudah siap untuk mengayunkan
pemukul kedepan (Lihat Gambar 7). Selama melangkah kearah pitcher berat
badan berpindah kedepan bersamaan dengan power saat memukul. Langkah kaki
tidak perlu jauh, kira-kira 6 – 12 inci.
Gambar 7
Gerakan Awalan (Dell Bethel Petunjuk lengkap softball dan base ball 1993 : 151)
26
c. Gerakan Mengayun
Pada saat mengayun tubuh bagian atas bergerak memutar dengan cepat,
dilakukan bersamaan dengan ayunan lengan dan pemukul, lengan yang
memegang pemukul melakukan tumbukan dengan bola setelah diayun kedepan.
Kemudian kedua kaki membentuk huruf “L” untuk keseimbangan serta
pengendalian diri dengan kaki depan. (Lihat Gambar 8).
Lengan mengayunkan pemukul datar setinggi pinggang, bersamaan
dengan itu dada berputar kearah pitcher. Gerak pergelangan tangan berputar
selayaknya, kemudian berhenti pada pertengahan gerak ayunan.
Gambar 8
Gerakan Mengayun (Dell Bethel Petunjuk lengkap softball dan base ball 1993 : 151)
27
d. Gerakan Lanjutan
Gerakan lengan tidak berakhir pada saat pemukul mengenai bola. Pemukul
akan berusaha bergerak mengikuti bola. Gerakan lanjutan merupakan gerak akhir
dari melakukan ayuna dan terjadi secara wajar. Setelah terjadi tumbukan dengan
bola ayunan dibiarkan terus berjalan sesuai dengan gerakannya, sebagai akibat
dari gerakan lengan yang mengayunkan pemukul kearah depan. Putaran badan
disesuaikan dengan arah ayunan lengan yang dibiarkan sampai batas akhir
ayunan. Dengan kedua kaki membentuk huruf “L” tadi maka keseimbangan akan
tetap terjaga, karena disesuaikan dengan langkah kaki yang kedepan.
Gambar 9
Gerakan Lanjutan (Dell Bethel Petunjuk lengkap softball dan base ball 1993 : 151)
28
Pada fase ini pergelangan terus berputar, sehingga lengan menyilang pada
tubuh dan pinggang berputar penuh. Kadang-kadang pemain takut melakukan
pukulan dengan melakukan ayunan lengan penuh dan dengan power maksimal,
karena menurutnya gerakan tersebut akan menimbulkan rasa sakit yang mengikuti
gerak lanjutan yang dilakukannya terhadap bola. Hal demikian terjadi karena
pemain belum tahu untuk mengikuti gerakan lanjutan secara wajar. Akibatnya
akan terasa sakit pada lengan dan bahu pada saat berputar. Oleh karena itu gerak
lanjutan perlu dilatih sehingga pemain dapat melakukannya dengan baik dan tanpa
merasa sakit. (Parno 1992 : 87)
2.1.4. Mekanika Gerak Memukul
Mekanika gerak memukul terdiri dari beberapa fase seperti berikut ini :
Gambar 10.
Langkah Kaki (Parno 1992 : 85)
29
1) Melangkah
Mengayunkan lengan merupakan bagian dari gerak memukul,
bagaimanapun juga melangkah termasuk gerak yang sama dengan menggerakkan
badan dan sama pentingnya dengan gerak mengayun selama melangkah kearah
pitcher karena kedua gerakan ini saling berkoordanasi menjadi satu rangkaian
gerakan, berat badan berpindah kedepan bersamaan dengan kekuatan batter
memukul bola. Langkah kaki tidak perlu jauh kira-kira 6-12 inchi.
(Parno 1992 : 85)
Gambar 11.
Posisi Lengan (Parno 1992 : 84)
30
2). Gerakan lengan
Ayunan lengan dilakukan bersamaan dengan langkah kaki yang
digerakkan kearah depan. Lengan mengayunkan pemukul datar setinggi pinggang,
bersamaan dengan itu dada berputar menghadap arah pitcher. Demonstrasikan
ayunan lengan dengan cara meluruskan lengan, jika siku dibelokkan ada
kemungkinan tidak menjangkau home plate dan tidak mengenai bola.
(Parno 1992 : 86)
Gambar 12
Gerakan lanjutan (Parno 1992 : 84)
31
3) Gerak lanjutan
Gerak lanjutan merupakan gerak akhiran melakukan ayunan dan terjadi
secara wajar. Pada fase ini pergelangan terus berputar, sehingga lengan menyilang
pada tubuh dan pinggang berputar penuh. (Parno 1992 : 62– 64)
Komponen memukul yang mempunyai peranan sangat penting pada saat
memukul diantaranya pada tungkai, togok, lengan dan ditambah gerak putar pada
badan serta alat pemukul yang digunakan pada saat tumbukan dengan bola.
Seorang pemukul haruslah mengambil posisi yang sesuai dengan panjang
lengannya sendiri maupun panjang dari alat pemukul yang digunakannya.
Pemukul harus tetap siaga meski rileks, waspada dalam mengayunkan
pemukulnya. Dimana kekuatan ayunan tadi sebagian besar bertumpu pada kaki
belakang. Kepala pemukul haruslah agak kedepan ketimbang badannya.
Sedangkan matanya harus tetap siaga mengamati setiap gerakan yang dilakukan
oleh pitcher. (Dell Bettel 1993 : 18).
Dalam perkembangannya, gerak telah mengalami beberapa perubahan
yang dimulai dari gerak dasar dan diikuti dalam perkembangan gerak dan
kemampuan gerak. Dan dalam bergerak ada beberapa istilah diantaranya gerak
kasar dan gerak halus yang secara umum digunakan untuk mengkategorikan tipe-
tipe gerak. Namun keduanya dapat juga menggambarkan secara umum mengenai
perkembangan gerak. Gerak kasar secara khusus dikontrol oleh otot-otot besar
atau kelompok otot. Otot tersebut berintegerasi untuk menghasilkan gerak seperti
melangkah, berjalan, lari dan meloncat. Dan dalam hal ini memukul dengan
melangkahkan kaki dapat dikategorikan dalam gerak kasar. Untuk gerak halus
32
secara khusus dikontrol oleh otot-otot kecel. Banyak gerak yang menggunakan
tangan dipertimbangkan sebagai gerak halus. Sebab otot-otot yang ukurannya
lebih kecil ada pada jari-jari tangan dan lengan. Sehingga akan menghasilkan
gerakan pada bagian jari-jari kaki dan jari-jari tangan, untuk itu gerak halus bisa
berupa aktivitas seperti memukul, menggambar, menjahit, atau mengetik. Dan
dari uraian diatas memukul tanpa melangkahkan kaki dapat dikategorikan dalam
gerak halus. (Amung Ma’mun dan Yudha M.Saputra 2000 : 15)
Untuk memahami konsep gerak yang lebih luas, perlu diketahui tentang
konsep titik berat, garis tubuh, dan posisi tubuh yang berhubungan dengan gerak
manusia. Titik berat yang didefinisikan sebagai suatu titik khayal yang mewakili
berat suatu benda. Sedangkan titik berat badan adalah titik khayal yang mewakili
berat tubuh. Seseorang atau titik yang bekerja pada seluruh/bagian tubuh yang
menyebabkan tubuh dalam keadaan kesetimbangan. (Ucup Yusup dan Yadi
Sunaryadi 2000 : 14)
Titik berat manusia berada pada promotorium atau berada di bawah pusar.
Pada saat memukul tanpa melangkahkan kaki titik beratnya masih berada
dipromotorium tetapi pada saat memukul dengan melangkahkan kaki secara
otomatis titik berat tubuh akan berpindah karena terjadi perubahan gerak dari
posisi tanpa melangkah menjadi melangkahkan kaki. Dan untuk menyeimbangkan
dan menstabilkan posisi tubuh maka titik beratnya berubah kearah depan dari
posisi semula.
Yang membedakan antara memukul dengan melangkahkan kaki dan tanpa
melangkahkan kaki yaitu :
33
Dalam memukul tanpa melangkahkan kaki anggota gerak tubuh yang
bekerja diantaranya lengan dan panggul.
Lengan terdiri dari lengan atas, lengan bawah dan tangan. Persendian yang
ada pada lengan adalah ;
a. sendi bahu (shoulder joint/art.humeri)
b. sendi siku (elbow joint/art.cubiti)
c. sendi hasta pengupil atas (superior radioulnar joint/art.radioulnar superior)
d. sendi hasta pengupil bawah (inferior radioulnar joint/art.radioulnar inferior)
e. sendi pergelangan tangan (wrist joint/art.radiocarpal)
f. sendi antar tulang pergelangan tangan (intercarpal joint/art.intercarpus)
g. sendi antar tulang pergelangan tangan dengan tulang telapak tangan (carpo-
metacarpal joint/art.carpo-metacarpus)
h. sendi antar tulang telapak tangan (intermetacarpal joint/art. Intermetacarpal)
i. sendi antar tulang telapak tangan dengan tulang jari-jari tangan kesatu
(metacarpo-phalangeal joint/art.metacarpo-phalangus)
j. sendi antar tulang tangan kesatu dengan kedua (proximal interphalangeal
joint/art.interphalangeus proximal)
k. sendi antar tulang jari-jari tangan kedua dengan ketiga (distal interphalangeal
joint/art.interphalangeus distal)
Dari gerakan yang dilakukan oleh lengan, sendi bahu merupakan salah
satu sendi yang sangat bebas dan luas kemungkinan geraknya diantara sendi-sendi
yang ada ditubuh terutama untuk mengatur ayunan lengan saat memukul. Sendi
siku yang hanya mempunyai satu poros sendi, sehingga kemungkinan geraknya
34
hanya dua arah, yaitu gerakan membengkokkan dan meluruskan sendi. Dan sendi
siku ini digunakan untuk mengayunkan lengan pada waktu alat pemukul dan bola
akan bertumbukan. (Ucup Yusup dan Yadi Sunaryadi 2000 : 38-39)
Gelang panggul dibentuk oleh tulang Coxae dengan tulang Sacrum. Dan
dalam gelang pangul terdapat sendi usus kelangka (sacroiliaca joint) dan sendi
sela kemaluan (symphysis pubis), yang berfungsi untuk memutar anggota badan
atas saat mengayun. (Ucup Yusup dan Yadi Sunaryadi 2000 : 43)
Lengan terdiri dari lengan atas, lengan bawah dan tangan. Persendian
yang ada pada lengan adalah ;
a. sendi bahu (shoulder joint/art.humeri)
b. sendi siku (elbow joint/art.cubiti)
c. sendi hasta pengupil atas (superior radioulnar joint/art.radioulnar superior)
d. sendi hasta pengupil bawah (inferior radioulnar joint/art.radioulnar inferior)
e. sendi pergelangan tangan (wrist joint/art.radiocarpal)
f. sendi antar tulang pergelangan tangan (intercarpal joint/art.intercarpus)
g. sendi antar tulang pergelangan tangan dengan tulang telapak tangan (carpo-
metacarpal joint/art.carpo-metacarpus)
h. sendi antar tulang telapak tangan (intermetacarpal joint/art. Intermetacarpal)
i. sendi antar tulang telapak tangan dengan tulang jari-jari tangan kesatu
(metacarpo-phalangeal joint/art.metacarpo-phalangus)
j. sendi antar tulang tangan kesatu dengan kedua (proximal interphalangeal
joint/art.interphalangeus proximal)
35
k. sendi antar tulang jari-jari tangan kedua dengan ketiga (distal interphalangeal
joint/art.interphalangeus distal)
Pada anggota gerak lengan memukul tanpa melangkahkan kaki sama
dengan anggota gerak lengan memukul dengan melangkahkan kaki.
Untuk gelang panggul gerakannya sama, dibentuk oleh tulang Coxae
dengan tulang Sacrum. Dan dalam gelang panggul terdapat sendi usus kelangka
(sacroiliaca joint) dan sendi sela kemaluan (symphysis pubis), yang berfungsi
untuk memutar anggota badan atas saat mengayun. Tetapi dalam memukul
dengan melangkahkan kaki ada penambahan gerak pada langkah kaki, dalam
istilah ilmiah disebut tungkai.
Tungkai dibentuk oleh tulang tungkai atas/paha (os.femoris/femur), tulang
tungkai bawah yang terdiri dari tulang kering (os.tibi) tulang betis (fibula) dan
tulang kaki (ossa pedis/foot bones).
Tungkai membentuk beberapa persendian yaitu ;
a. sendi pangkal paha/sendi panggul (hip joint/art.coxae)
b. sendi lutut (knee joint/art.genu)
c. sendi/persambungan tulang betis (tibiofibular joint)
d. sendi pergelangan kaki (ankle joint/art.talocrucalis)
e. sendi antar tulang pergelangan kaki/pangkal kaki (intertarsal joint)
f. sendi antar tulang pergelangan kaki dengan tulang tapak kaki (tarsometarsal
joint)
g. sendi antar tulang tapak kaki (intermetatarsal joint)
36
h. sendi antar tulang tapak kaki dengan tulang jari jari kaki (metatarso-
phalangeal joint)
i. sendi antar tulang jari-jari kaki (interphalangeal joint)
(Ucup Yusup dan Yadi Sunaryadi 2000 : 43)
Sendi-sendi yang terdapat pada tungkai tersebut mempunyai peranan pada
saat melangkahkan kaki untuk menambah power pada saat memukul.
Persendian ditunjang dan dikuatkan pada bagian luarnya oleh otot dan
tendon. Kestabilan dari persendian sebagian tergantung pada bentuk tulang yang
terlibat, tetapi terutama pada tonus dan power otot yang mengelilinginya dan
beraksi terhadapnya serta pada tendon. Banyaknya pembuluh darah disekitar
persendian menyebarkan panas yang dihasilkan oleh pergerakan yang berulang.
(Bhudy Soetrisno 2006 : 50)
2.1.5 Tinjauan Memukul Tanpa Melangkahkan Kaki
Memukul tanpa melangkahkan kaki dapat diartikan dengan mengayunkan
pemukul kearah depan dan bertumpu pada kedua kaki yang berdiri sejajar dengan
bahu, karena anggota gerak tubuh bagian bawah tidak banyak bergerak maka
gerakan memukul tanpa melangkahkan kaki hanya mengandalkan ayunan
pemukul dan putaran pada pinggang, khususnya anggota gerak tubuh bagian atas.
Power yang digunakanpun terdiri dari power lengan dan alat pemukul.
Kelemahan memukul tanpa melangkahkan kaki yaitu power pukulan yang
dihasilkan tidak maksimal, tetapi kestabilan badan pada saat memukul bisa
terjaga.
37
Gambar 13 Posisi Memukul Tanpa Langkah
i. Ayunan dari lengan dan pemukul
ii. Power dari lengan dan pemukul
Gerakan ayunan dari lengan dan pemukul yang mempunyai peranan yang
cukup besar dalam menghasilkan power dari lengan dan pemukul pada saat
memukul tanpa melangkahkan kaki
Dengan kemampuan memukul yang normal, pandangan mata yang tajam,
gerak reflek yang baik dan kemampuan untuk mengatasi kecemasan dalam
memukul bola. Tak ketinggalan keinginan dan dedikasi untuk melakukan pukulan
dengan power yang maksimal, maka hasil pukulan yang dilakukan akan
memuaskan. (Dell Bethel 1993 : 108)
2.1.6 Tinjauan Memukul Dengan Melangkahkan Kaki
Memukul adalah menggerakkan atau mengayunkan sesuatu kearah depan
dalam hal ini yaitu alat pemukul. Memukul merupakan salah satu cara menyerang
lawan dan yang paling penting untuk menghasilkan poin. Sedangkan melangkah
sendiri yaitu memindahkan atau menggeser kaki kearah depan dengan pelan dan
dengan jarak yang tidak terlalu jauhkira-kira 6-12 inci.
38
Pengertian memukul dengan melangkahkan kaki bisa diartikan dengan
mengayunkan pemukul kearah depan disertai dengan menggerakkan kaki kearah
depan untuk menambah power yang akan dihasilkan sehingga nantinya pukulan
yang dihasilkan bisa maksimal.
Sedangkan pada memukul dengan melangkahkan kaki power yang
dihasilkan bisa maksimal karena terdiri dari rangkaian gerak yang terdiri dari
anggota tubuh bagian atas maupun anggota gerak tubuh bagian bawah, sehingga
hasil pukulan bisa maksimal, tetapi kelemahannya saat melangkahkan kaki badan
menjadi tidak stabil dan bisa membuat batter jatuh, hal itu terjadi karena ada
penambahan gerak selain mengayunkan lengan dan pemukul juga ada
penambahan gerak dengan melangkahkan kaki.
Gambar 14 Posisi Memukul Dengan Langkah
i. Ayunan dari lengan dan pemukul
ii. Ada tambahan gerak kaki kedepan
iii. Power dari ayunan lengan, pemukul dan langkah kaki kedepan.
39
Selain gerakan ayunan dari lengan dan pemukul yang mempunyai peranan
dalam menghasilkan power dari lengan dan pemukul adalah langkah kaki
kedepan, sehingga power yang dihasilkan dalam memukul dengan melangkahkan
kaki terdiri dari power lengan dan pemukul ditambah power dari langkah kaki.
Yang diutamakan dalam mengembangkan teknik pukulan adalah selalu
berkonsentrasi untuk melihat bola yang akan dipukul. Seperti pada saat pitcher
memutar, batter membawa pemukul ke belakang dalam posisi meluncur. Cara
lainnya adalah membantu batter menentukan gerakan untuk mengubah tekanan
dengan kaki depan maupun kaki belakang. (Dell Bethel 1993 : 125)
2.1.7.Perbedaan Memukul Tanpa Melangkahkan Kaki Dan Dengan
Melangkahkakan Kaki
Yang membedakan antara memukul tanpa melangkahkan kaki dan dengan
melangkahkan kaki yaitu pada pergerakan anggota tubuh dan power yang
digunakan.
Pada memukul tanpa melangkahkan kaki pergerakan yan dilakukan terdiri
dari anggota gerak bagian atas yang terdiri dari lengan dan panggul serta gerakan
pemukul kearah depan. Sementara itu pada memukul dengan melangkahkan kaki
gerakan yang dilakukan meliputi anggota gerak tubuh bagian atas dalam hal ini
sama dengan memukul tanpa melangkahkan kaki, tetapi yang membedakannya
pada memukul dengan melangkahkan kaki ada penambahan gerak langkah pada
kaki. Untuk power memukul tanpa melangkahkan kaki berasal dari power lengan
dan pemukul, sedangkan pada memukul dengan melangkahkan kaki terdiri dari
40
power lengan dan panggul pada saat mengayun dan power pada pemukul serta
power pada langkah kaki.
Dan syarat untuk mendapatkan hasil pukulan yang jauh harus
menggunakan power yang maksimal. Power merupakan hasil kali dari force dan
velocity, dimana Force adalah kekuatan dan Velocity adalah kecepatan. Sehingga
pada saat mengayunkan lengan kedepan dibutuhkan power yang maksimal untuk
mendapatkan hasil pukulan yang jauh.
2.1.8 Momentum dan Impuls
1) Momentum
Momentum adalah menjelaskan kuantitas gerakan yang terjadi. Berapa
besar momentum seorang atlet itu terjadi, tergantung kepada besarnya massa
tubuh atlet serta seberapa cepat atlet itu bergerak. Berapa besar peningkatan
momentum atlet pada waktu bergerak tergantung dari kedua-duanya secara
bersamaan. (Ucup Yusup dan Yadi Sunaryadi 2000 : 86)
2) Impuls
Gaya dari kontraksi otot harus menghasilkan gerakan yang sesuai dengan
atlet atau mengahasilkan percepatan gerak suatu benda yang dilepaskannya
(misalnya dilempar, ditendang, atau dipukul), dan momentum yang optimal. Gaya
yang diaplikasikan oleh atlet dalam suatu waktu yang tepat. Jadi Impuls adalah
aplikasi sejumlah gaya yang dilakukan seseorang/atlet dalam waktu yang tepat
terhadap obyek tertentu. (Ucup Yusup dan Yadi Sunaryadi 2000 : 86-87)
Bagaimana ketepatan pengerahan gaya-gaya dalam waktu yang tepat dapat
dilakukan oleh seorang atlet tergantung kepada tingkat kemampuan fisik atlet itu
41
sendiri. Semakin tinggi tingkat kemampuan fisik atlet, semakin tinggi pula impuls
yang dihasilkannya. Pengalaman atlet juga mendukung terhadap impuls yang
dikerahkan oleh atlet.
Tubrukan yang terjadi antara bola softball yang dipukul dengan alat
pemukul disebut benturan (impact). Benturan (impact) terjadi karena dua benda
yang mempunyai gaya saling bertubrukan dalam interval waktu yang sangat
singkat. Hasil tubrukan dua benda tersebut tidak hanya ditentukan oleh momentum
yang dimilikinya saja, tetapi juga oleh sifat impact tersebut. (Ucup Yusup dan
Yadi Sunaryadi 2000 : 91)
2.2 Hipotesis
Hipotesis adalah dugaan sementara yang masih dibuktikan kebenarannya
melalui suatu penelitian.dan hipotesis terbentuk sebagai hubungan antara dua
variabel atau lebih. Jadi paling tidak harus memuat dua variabel. Tujuan
penyusunan variabel yaitu selain untuk memberi arah penelitian juga untuk
membatasi variabel yang akan digunakan. Oleh karena itu hipotesis dapat
diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan
penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. (Suharsimi Arikunto
2002 : 64)
Berdasarkan landasan teori yang dikemukakan diatas penulis mengajukan
hipotesis sebagai berikut ini.
1) Ada perbedaan antara memukul dengan tanpa melangkahkan kaki dan dengan
melangkahkan kaki pada UKM softball putra UNNES tahun 2007.
42
2) Pukulan dengan melangkahkan kaki lebih baik dari memukul tanpa
melangkahkan kaki pada UKM softball putra UNNES tahun 2007.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Populasi dan Sampel
Penelitian adalah penyelidikan usaha untuk menentukan, mengembangkan
dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, usaha itu dilakukan dengan metode
ilmiah.
3.1.1. Penentuan Populasi
Menurut Suharsimi Arikunto yang dimaksud dengan populasi adalah
keseluruhan subyek penelitian, semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian,
maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. (Suharsimi Arikunto 2002 :
108).
Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah
penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Populasi dibatasi
sebagai sejumlah kelompok atau individu yang paling sedikit mempunyai satu
sifat yang sama.
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah UKM Softball Putra
UNNES Tahun 2007.
Adapun alasan pengambilan populasi tersebut adalah :
1) seluruh subyek dalam populasi ini adalah mahasiswa UKM Softball putra
UNNES Tahun 2007.
2) Seluruh populasi telah memiliki kemampuan teknik dasar memukul.
43
44
3.1.2. Penentuan Sampel dan Teknik Sampling
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi
Arikunto 2002 : 109).
Meskipun sampel hanya merupakan bagian dari populasi, kenyataan-
kenyataan yang diproleh dari sampel itu harus dapat menggambarkan dalam
populasi.
Penggunaan sampel dilakukan atas dasar beberapa hal yaitu biaya, waktu,
faktor ekonomi. Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa sebenarnya tidak ada
suatu ketentuan yang mutlak berapa persen suatu sampel harus diambil dari
populasi, kenyataan-kenyataan yang diperoleh dari sampel itu harus
menggambarkan dalam populasi. Sutrisno Hadi berpendapat bahwa sebenarnya
tidak ada suatu ketentuan yang mutlak berapa persen suatu sampel harus diambil
dari populasi. (1988 : 21)
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan
menggunakan total sampling. Dikatakan total sampling sebab : populasi pada
penelitian ini terdiri dari semua individu yang mengikuti tes atau penelitian yang
diteliti. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah UKM softball Putra
UNNES Tahun 2007 berjumlah 30 mahasiswa.
3.2. Variabel Penelitian
Variabel adalah obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian. (Suharsimi Arikunto 2002 : 96).
45
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel.
3.2.1 Variabel Bebas
Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah tanpa langkah dan langkah
pada kaki.
3.2.2 Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah jauhnya hasil pukulan.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode penelitian ini adalah dengan menggunakan metode survey dengan
teknik tes dan pengukuran. Metode survey adalah salah satu pendekatan penelitian
yang pada umumnya digunakan untuk mengumpulkan data yang lebih luas dan
banyak.
Jarak yang paling jauh merupakan skor (nilai). Diukur tegak lurus dari
garis batas tempat memukul dan dicatat pada formulir.
Tes Jarak Pukulan
Poin 2 * assistant * assistant
Poin 1
* tester
player *
Gambar 15
Tes Jarak Pukulan
(Parno Olahraga Pilihan Softball 1992:133)
46
3.3.1 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Tes Kemampuan Memukul 1) Tes Keterampilan Memukul (Tes Fungi Hitting)
a. Tujuan :
Mengukur keterampilan memukul pemain dengan melambungkan bola
sendiri diarahkan ke lapangan sebelah kiri dan kanan .
b. Peralatan :
Lapangan yang standar, bola, pemukul dan meteran.
c. Pelaksanaan :
Pemain berdiri dibelakang Home Plate dengan pemukul dan bola ditangan.
Bola dilambungkan sendiri dan dipukul kearah kiri dan kanan lapangan. Pukulan
dilakukan sebanyak 10 kali kekiri dan kekanan, bola yang dipukul tidak kena
tidak dihitung.
d. Peraturan :
i. pemain harus berusaha memukul bola memilih samping kanan atau kiri
bagian lapangan.
ii. bola yang dipukul luncas akan dihitung.
iii. kesempatan memukul 20 kali, masing-masing 10 kali kekiri dan kekanan,
bola yang dipukul melambung melewati garis base dinulai 2, dan jika
bergulir melewati base dinilai 1. setiap skor dicatat pada formulir, jumlah
skor maksimal 40 poin. (Parno : 132 – 133)
47
2) Tes Kemampuan Memukul
Dari uraian diatas penulis memodivikasikannya menjadi Tes Kemampuan
Memukul dengan uraian sebagai berikut :
a. Tujuan
Mengukur kemampuan memukul pemain dengan menggunakan Batting
Tee sebagai tempat untuk meletakkan bola yang akan dipukul.
b. Peralatan
Lapangan yang standar yang ditandai, bola pemukul, batting tee dan
meteran.
c. Pelaksanaan
Pemain berdiri diBatter Box dengan memegang pemukul dan bola
dibatting tee. Bola dipukul dengan tanpa melangkahkan kaki dan dengan
melangkahkan kaki.
Pukulan dilakukan masing-masing 10 kali dan bola yang dipukul tidak
kena tidak dihitung.
d. Peraturan
i. pemain harus memukul bola yang ada dibatting tee.
ii. bola yang dipukul luncas akan dihitung.
iii. kesempatan memukul 20 kali, masing-masing 10 kali tanpa melangkah dan
10 kali dengan melangkah. Bola yang dipukul melambung melewati garis
dinilai 2, dan jika bergulir atau tidak melewati garis dinilai 1. setiap skor
dicatat pada formulir, jumlah skor maksimal 40 poin.
48
Gambar 16 Batting Tee
3.4 Analisis Data
Analisis data atau pengolahan data merupakan satu langkah penting dalam
penelitian. Seperti yang telah dikatakan oleh Sutrisno Hadi, bahwa dalam suatu
penelitian seseorang peneliti dapat menggunakan dua jenis analisis, yaitu analisis
statistik dan non statistik (1988:211).
Dalam penelitian ini analisis data yang dipergunakan adalah dengan
menggunakan t-test. Yaitu menghitung masing-masing variabel bebas, variabel
terikat dan deviasi tiap-tiap kelompok dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :
[ ]
⎟⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛+⎟
⎟⎠
⎞⎜⎜⎝
⎛
−+
+
−=
∑ ∑NyNxNyNx
yx
MyMxt11
2
22
Ho : Tidak ada perbedaan antara kedua kelompok
49
Ha : Ada perbedaan antara kedua kelompok
Ho diterima apabila t < t ( )( )21 −+− nynxα
Keterangan :
=t harga t
Mx = mean dari kelompok memukul tanpa melangkah
My = mean dari kelompok memukul dengan melangkah
∑ 2x = jumlah kuadrat dari memukul tanpa melangkah
∑ =2y jumlah kuadrat dari memukul dengan melangkah
Nx = subyek pada sampel tanpa melangkah
Ny = subyek pada sampel dengan melangkah
d.b = ditentukan dengan N-1
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian
Setelah diadakan penelitian memukul tanpa melangkahkan kaki dan
dengan melangkahkan kaki pada UKM Softball putra UNNES tahun 2007
diperoleh hasil seperti pada tabel berikut :
Tabel 1 Rangkuman Analisis Pukulan Tanpa Melangkahkan Kaki dan Dengan Melangkahkan Kaki
Kelompok Minimal Maksimal Rata-rata Standar Deviasi
Tanpa Langkah Kaki
Dengan Langkah Kaki
11
12
20
20
16,67
17,90
1,94
1,86
Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa rata-rata memukul tanpa
melangkahkan kaki adalah 16,67 dengan data tertinggi 20 dan terendah 11. Rata-
rata memukul dengan melangkahkan kaki adalah 17,90 dengan data tertinggi 20
dan terendah 12.
4.1.2 Uji Prasyarat Analisis Data
1) Uji Normalitas Data
Untuk menguji normalitas data digunakan analisis kolmogorof smirnov,
yang perhitungannya menggunakan program SPSS release 11. Apabila hasil
perhitungan diperoleh probabilitas (p) lebih besar dari pada taraf kesalahan
(0.05), maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Hasil uji
normalitas tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
50
51
Tabel 2 Uji Normalitas Data Memukul Tanpa Melangkahkan Kaki dan Dengan Melangkahkan kaki.
Memukul Tanpa Melangkahkan Kaki Memukul Dengan Melangkahkan Kaki
N
S
2x
tabelx2
30
1,94
2,5496
5,99
30
1,86
3,9362
5,99
Ho diterima jika < 2x tabelx2
Berdasarkan tabel 4 tersebut, diperoleh nilai kolmogorof sminorov untuk
data memukul tanpa melangkahkan kaki sebesar 2,5496 < 5,99 dan memukul
dengan melangkahkan kaki sebesar 3,9362 < 5,99. Karena < dan berada
pada daerah penerimaan Ho maka data memukul tanpa melangkahkan kaki dan
dengan melangkahkan kaki berdistribusi normal.
2x tabelx2
2) Uji Homogenitas
Hasil uji homogenitas data dapat diketahui dengan menggunakan
perhitungan SPSS release 11 pada tabel berikut.
terkecilVarians
terbesarVariansF =
Ho diterima apabila ( ) ( 1:1
21
−− )≤
nknbFF
α
Tabel 3 Uji Homogenitas Data Memukul Tanpa Melangkahkan Kaki dan Dengan Melangkahkan Kaki.
Sumber variasi Memukul Tanpa
Melangkahkan Kaki
Memukul Dengan
Melangkahakan Kaki
52
Jumlah
N
x
Varians ( )2s
Standar Deviasi (s)
500
30
16,67
3,7471
1,94
537
30
17,90
3,4724
1,86
Berdasar Tabel 5 tersebut diperoleh data F = 079,14724,37471,3
=
Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan
bahwa kedua data tersebut mempunyai varians yang sama.
4.1.3 Uji Hipotesis
1) Uji Hipotesis 1
Hipotesis yang pertama menyatakan bahwa : ada perbedaan antara
memukul tanpa melangkahkan kaki dan dengan melangkahkan kaki pada UKM
softball putra UNNES tahun 2007. Berdasarkan perhitungan statistik diperoleh t
hitung sebesar 2,617 dan t tabel sebesar 1,67. Karena t hitung lebih besar dari t
tabel maka Hipotesis yang pertama yaitu ada perbedaan antara memukul tanpa
melangkahkan kaki dan dengan melangkahkan kaki adalah signifikan, sehingga
hipotesis yang berbunyi “ada perbedaan antara memukul tanpa melangkahkan
kaki dan dengan melangkahkan kaki” diterima.
2) Uji Hipotesis 2
Hipotesis yang kedua berbunyi : memukul dengan melangkahkan kaki
lebih baik dari memukul tanpa melangkahkan kaki. Hasil uji hipotesis tersebut
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
53
Tabel 4 Mean Memukul Tanpa Melangkahkan Kaki dan Dengan Melangkahkan Kaki
Nilai Memukul
Tanpa Melangkahkan Kaki
Nilai Memukul
Dengan Melangkahkan Kaki
n 30 30
Jumlah 500 537
Mean 16,67 17,90
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh koefisien rata-rata memukul tanpa
melangkahkan kaki sebesar 16,67 dan dengan melangkahkan kaki sebesar 17,90.
Sehingga rata-rata hasil memukul dengan melangkahkan kaki > dari memukul
tanpa melangkahkan kaki. Jadi hipotesis yang berbunyi : “memukul dengan
melangkahkan kaki lebih baik dari memukul tanpa melangkahkan kaki” diterima.
Sesuai dengan hipotesis dan hasil analisis data tersebut diatas, maka hasil
penelitian ini “ada perbedaan antara memukul tanpa melangkahkan kaki dan
dengan melangkahkan kaki” karena memukul dengan melangkahkan terdiri dari
rangkaian gerak yang terdiri dari anggota tubuh bagian atas terutama lengan dan
dari pemukul maupun anggota gerak tubuh bagian bawah yaitu dengan
melangkahkan kaki, sedangkan memukul tanpa melangkahkan kaki hanya terdiri
dari rangkaian gerak dari anggota bagian atas saja yaitu ayunan lengan dan
pemukul. Dan “memukul dengan melangkahkan kaki lebih baik dari memukul
tanpa melangkahkan kaki” karena power yang digunakan terdiri dari power
lengan dan pemukul ditambah power dengan melangkahkan kaki sehingga hasil
pukulan bisa maksimal.
54
4.2 Pembahasan
Dalam hasil penelitian diketahui bahwa memukul dengan melangkahkan
kaki lebih baik dari memukul tanpa melangkahkan kaki, hal ini dikarenakan
mahasiswa UKM softball putra UNNES tahun 2007 telah mendapatkan teknik
dasar memukul dalam perkuliahan.
Diterimanya hipotesis penelitian adalah sesuai dengan landasan teori yang
mengatakan memukul dengan melangkahkan terdiri dari rangkaian gerak yang
terdiri dari anggota tubuh bagian atas terutama lengan dan pemukul maupun
anggota gerak tubuh bagian bawah yaitu dengan melangkahkan kaki, sedangkan
memukul tanpa melangkahkan kaki hanya terdiri dari rangkaian gerak dari
anggota bagian atas saja yaitu ayunan lengan dan pemukul sehingga memukul
dengan melangkahkan kaki berbeda dengan memukul tanpa melangkahkan kaki.
Dan memukul dengan melangkahkan kaki lebih baik dari memukul tanpa
melangkahkan kaki karena power yang digunakan terdiri dari power lengan dan
pemukul ditambah power dengan melangkahkan kaki sehingga hasil pukulan bisa
maksimal.
Power dalam memukul merupakan koordinasi dari kekuatan dan
kecepatan. Dalam hal ini anggota tubuh bagian atas khususnya lengan dan
panggul serta anggota tubuh bagian bawah yang berguna menambah power
dengan melangkahkan kaki yang mempunyai peranan penting dalam memukul.
Hal tersebut dapat dibuktikan dari analisis data bahwa memukul dengan
melangkahkan kaki berbeda dan lebih baik dari memukul tanpa melangkahkan
kaki pada UKM softball UNNES tahun 2007.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari penelitian dan pembahasannya peneliti dapat mengambil
kesimpulan sebagai berikut :
1) memukul dengan melangkahkan kaki berbeda dengan memukul tanpa
melangkahkan kaki .
2) memukul dengan melangkahkan kaki lebih baik dari pada memukul tanpa
melangkahkan kaki.
5.2 Saran
Dari hasil penelitian dan kesimpulan memukul tanpa melangkahkan kaki
dan memukul dengan melangkahkan kaki pada mahasiswa UKM Softball Putra
UNNES tahun 2007, maka penulis memberi saran guna perbaikan dan
pengembangan selanjutnya, antara lain :
1) Untuk menghasilkan pukulan yang jauh, disarankan untuk menggunakan
teknik memukul dengan melangkahkan kaki karena selain ada gerak dari
ayunan lengan dan pemukul kedepan saat memukul ada penambahan gerak
pada saat kaki melangkah kedepan sehingga power yang dihasilkan bisa
maksimal.
2) Keuntungan lain memukul dengan melangkahkan kaki, selain menambah
power saat memukul, dengan melangkahkan kaki pemukul juga dapat
menentukan hasil pukulan kemana arah hasil pukulan yang akan dituju
dengan melangkahkan kaki ke samping kanan atau kekiri saat melangkah.
55
56
3) Bagi peneliti lain yang hendak mengadakan penelitian sejenis, hendaknya
menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan referensi agar diperoleh hasil
yang optimal.
57
DAFTAR PUSTAKA
Dell Bethel. 1993. Petunjuk Lengkap Softball dan Baseball. Semarang: Dahara
Prize.
Dopson, Margaret J. dan Becky L. Sisley. 1980. Softball For Girls. New York :
Robert E. Keiger Publishing Company
M. Sajoto, 1988. Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik dalam Olahraga, Semarang
: Dahara Prize Parno, 1992. Olahraga Pilihan Softball. Depdikbud
Sutrisno Hadi, 1988. Statistik Jilid II, Yogyakarta : Andi Offset
Soegiyanto dan Tandiyo Rahayu, 1998/1999. Mata Kuliah Teori dan Praktek Softball, Semarang
Suharsimi Arikunto,2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi
Revisi V. Jakarta : Rineka Cipta Potter Diane. L & Brocmeyer Gretchen. A, 1989.Softball: Steps to Success.
Champaign, Illinois: Leisure Press Amung Ma’mun dan Yudha M.Saputra, 2000, Perkembangan Gerak dan Belajar
Gerak, Depdiknas. Ucup Yusup dan Yadi Sunaryadi, 2000, Kinesiologi, Depdiknas. Bhudy Soetrisno, 2006, Anatomi dan Fisiologi Modern, Program SP4.
68
Lampiran 9
Bola Softball
Helm dan Alat Pemukul
69
Lanjutan
Batting Tee
Meteran
70
Lanjutan
Persiapan Lapangan
Sampel diberi penjelasan mengenai Tes yang akan dilakukan
71
Lanjutan
Sampel melakukan pemanasan kira-kira 15 menit
Petugas mempersiapkan Batting Tee
72
Lanjutan
Sampel sedang melakukan tes kemampuan memukul