batuan sedimen

41
Kamis, 03 Desember 2009 SEDIMENTOLOGI (TEKSTUR SEDIMEN) Sedimentologi adalah Salah satu cabang dari ilmu geologi yang membahas secara khusus batuan sedimen atau endapan-endapan dengan segala prosesenya. Istilah batuan sedimen berasal dari bahasa latin yaitu sedimentum yang berarti endapan, yang digunakan untuk materi padat yang diendapkan oleh fluida. Produk dari proses pelapukan, baik mekanik maupun kimia, merupakan sumber material untuk membentuk batuan sedimen. Material yang yag berasal dari batuan induk akan mengalami pengikisan lalu pengangkutan dan kemudian diendapakan di danau, lembah sungai, laut, atau pada cekungan lainnya. Material yang terakumulasikan sebagai sedimen mempunyai dua sumber utama. Pertama, material sedimen yang terakumulasikan berasal dari hasil proses pelapukan mekanik maupun kimia yang tertransportasi dalam keadaan padat. Endapan dari tipe ini disebut detrital sedimentary rock. Kedua, material yang terlarut sebagai hasil dari proses pelapukan kimia. Bila larutan tersebut mengalami presipitasi, baik oleh proses anorganik maupun organik materialnya disebut chemical sedimentary rock. Batuan sedimen banyak sekali jenisnya dan tersebar sangat luas dengan ketebalan dari beberapa centimeter sampai beberapa kilometer. Juga ukuran butirnya dari yang sangat halus sampai yang sangat besar dan beberapa proses yang penting lainnya. Pada umumnya batuan sedimen dibagi menjadi lima kelompok besar berdasarkan cara terbentuknya yaitu batuan sedimen klastik, batuan sedimen evaporit, batuan sedimen batubara, batuan sedimen silika, batuan sedimen karbonat. Sebagai seorang geologist tentunya kita harus mampu mengklasifikasi jenis-jenis batuan sedimen tersebut sehingga kita dapat mengetahui kapan dan dimana batuan tersebut diendapkan. Kita juga dapat mengetahui umur serta komposisi mineral batuan tersebut melalui penelitian lebih lanjut di laboratorium.

Upload: ningsih-yurika

Post on 11-Feb-2016

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

cv

TRANSCRIPT

Page 1: batuan sedimen

Kamis, 03 Desember 2009

SEDIMENTOLOGI (TEKSTUR SEDIMEN)

Sedimentologi adalah Salah satu cabang dari ilmu geologi yang membahas secara khusus batuan sedimen atau endapan-endapan dengan segala prosesenya. Istilah batuan sedimen berasal dari bahasa latin yaitu sedimentum yang berarti endapan, yang digunakan untuk materi padat yang diendapkan oleh fluida. Produk dari proses pelapukan, baik mekanik maupun kimia, merupakan sumber material untuk membentuk batuan sedimen. Material yang yag berasal dari batuan induk akan mengalami pengikisan lalu pengangkutan dan kemudian diendapakan di danau, lembah sungai, laut, atau pada cekungan lainnya.

Material yang terakumulasikan sebagai sedimen mempunyai dua sumber utama.

Pertama, material sedimen yang terakumulasikan berasal dari hasil proses pelapukan

mekanik maupun kimia yang tertransportasi dalam keadaan padat. Endapan dari tipe ini

disebut detrital sedimentary rock. Kedua, material yang terlarut sebagai hasil dari proses

pelapukan kimia. Bila larutan tersebut mengalami presipitasi, baik oleh proses anorganik

maupun organik materialnya disebut chemical sedimentary rock.

Batuan sedimen banyak sekali jenisnya dan tersebar sangat luas dengan ketebalan

dari beberapa centimeter sampai beberapa kilometer. Juga ukuran butirnya dari yang

sangat halus sampai yang sangat besar dan beberapa proses yang penting lainnya. Pada

umumnya batuan sedimen dibagi menjadi lima kelompok besar berdasarkan cara

terbentuknya yaitu batuan sedimen klastik, batuan sedimen evaporit, batuan sedimen

batubara, batuan sedimen silika, batuan sedimen karbonat.

Sebagai seorang geologist tentunya kita harus mampu mengklasifikasi jenis-jenis

batuan sedimen tersebut sehingga kita dapat mengetahui kapan dan dimana batuan

tersebut diendapkan. Kita juga dapat mengetahui umur serta komposisi mineral batuan

tersebut melalui penelitian lebih lanjut di laboratorium.

Oleh karena itu salah satu parameter yang penting dalam mengklasifikasi dan

mengelompokan batuan sedimen adalah tekstur karena tekstur dapat menunjukan proses

transportasi dari batuan sedimen.

Tekstur batuan sediment adalah segala kenampakan yang menyangkut butir

sedimen seperti ukuran butir, bentuk butir dan orientasi. Tekstur batuan sedimen

mempunyai arti penting karena mencerminkan proses yang telah dialamin batuan tersebut

terutama proses transportasi dan pengendapannya, tekstur juga dapat digunakan untuk

Page 2: batuan sedimen

menginterpetasi lingkungan pengendapan batuan sediment. Secara umum batuan sedimen

dibedakan menjadi dua, yaitu tekstur klastik dan non klastik.

a) Tekstur klastik

Unsur dari tekstur klastik fragmen, massa dasar (matrik) dan semen.

Fragmen/ Grain : Batuan yang ukurannya lebih besar daripada pasir.

Matrik : Butiran yang berukuran lebih kecil daripada fragmen dan diendapkan

bersama-sama dengan fragmen.

Semen : Material halus yang menjadi pengikat, semen diendapkan setelah fragmen

dan matrik. Semen umumnya berupa silica, kalsit, sulfat atau oksida besi.

Besar butir kristal dibedakan menjadi :

>5 mm = kasar

1-5 mm = sedang

<1 mm = halus

Jika kristalnya sangat halus sehingga tidak dapat dibedakan disebut mikrokristalin.

a.1. Ukuran Butir

Ukuran butir yang digunakan adalah skala Wenworth (1922), yaitu :

Ukuran Butir Nama Butir Nama Batuan

Page 3: batuan sedimen

(mm)

> 256 Bongkah (Boulder) Breksi : jika fragmen

berbentuk runcing

Konglomerat : jika

membulat

fragmen berbentuk

membulat

64-256 Berangkal (Couble)

4-64 Kerakal (Pebble)

2-4 Kerikil (Gravel)

1-2 Pasir Sangat Kasar(Very

Coarse Sand)

Batupasir

1/2-1 Pasir Kasar (Coarse

Sand)

1/4-1/2 Pasir Sedang (Fine

Sand)

1/8-1/4 Pasir halus (Medium

Sand)

1/16-1/8 Pasir Sangat Halus

( Very Fine Sand)

1/256-1/16 Lanau (Silt) Batulanau

<1/256 Lempung (Clay) Batulempung

Besar butir dipengaruhi oleh :

1. Jenis Pelapukan

2. Jenis Transportasi

3. Waktu/jarak transport

4. Resistensi

a.2. Bentuk Butir

Tingkat kebundaran butir (roundness)

Tingkat kebundaran butir dipengaruhi oleh komposisi butir, ukuran butir, jenis proses

transportasi dan jarak transport (Boggs,1987. Butiran dari mineral yang resisten seperti

kwarsa dan zircon akan berbentuk kurang bundar dibandingkan butiran dari mineral kurang

Page 4: batuan sedimen

resisten seperti feldspar dan pyroxene. Butiran berukuran lebih besar daripada yang

berukuran pasir. Jarak transport akan mempengaruhi tingkat kebundaran butir dari jenis

butir yang sama, makin jauh jarak transport butiran akan makin bundar.

Pembagian kebundaran :

1. Well rounded (membundar baik) Semua permukaan konveks, hamper equidimensional,

sferoidal.

2. Rounded (membundar) Pada umumnya permukaan-permukaan bundar, ujung-ujung

dan tepi butiran bundar.

3. Subrounded (membundar tanggung) Permukaan umumnya datar dengan ujung-ujung

yang membundar.

4. Subangular (menyudut tanggung) Permukaan pada umumnya datar dengan ujung-

ujung tajam.

5. Angular (menyudut) Permukaan konkaf dengan ujungnya yang tajam.

6. Very angular (sangat menyudut) Permukaan konkaf dengan ujungnya yang sangat

tajam

Gambar 1. Bentuk butir

Sortasi (Pemilahan) Pemilahan adalah keseragaman dari ukuran besar butir penyusun

batuan sediment, artinya bila semakin seragam ukurannya dan besar butirnya maka,

pemilahan semakin baik.

Pemilahan yaitu keseragaman butir di dalam batuan sedimen klastik. beberapa istilah yang

biasa dipergunakan dalam pemilahan batuan, yaitu :

Page 5: batuan sedimen

a. Sortasi baik : bila besar butir merata atau sama besar

b. Sortasi sedang : bila ukuran butirnya relatif seragam

c. Sortasi buruk : bila besar butir tidak merata, terdapat matrik dan fragmen

Kemas (Fabric)

Didalam batuan sedimen klastik dikenal dua macam kemas, yaitu :

Kemas terbuka : bila butiran tidak saling bersentuhan (mengambang dalam matrik).

Kemas tertutup : butiran saling bersentuhan satu sama lain

Kemas terbuka Kemas tertutup

Sifat sentuhannya ada beberapa macam :

o Point contact, bila sentuhannya hanya pada satu titik saja.

o Long contact, bila bersentuhan pada sisi butiran yang panjang.

o Concave-convex contact, bila sisi batuan yang bersentuhan ada yang cembung dan

ada yang cekung.

o Sutured contact, bila sisi butiran yang bersentuhan berbentuk gerigi.

b). Tekstur Batuan Sedimen Non-Klastik

Page 6: batuan sedimen

Pada umumnya batuan sedimen non-klastik terdiri atas satu jenis mineral atau yang

biasa disebut monomineralik. Pembagian jenis-jenis tekstur pada batuan sedimen non-

klastik biasanya dengan memperhatikan kenampakan kristal penyusunnya. Macam-macam

tekstur batuan sedimen non-klastik adalah sebagai berikut :

i. Amorf, partikel-partikel umumnya berukuran lempung atau berupa koloid, non-kristalin

ii. Oolitik, tersusun atas kristal-kristal yang berbentuk bulat atau elipsoid. Berkoloni atau

berkumpul, ukuran butirnya berkisar 0,25 mm - 2mm

iii. Pisolitik, memiliki karakteristik seperti oolitik, namun memiliki ukuran butir yang lebih

besar, lebih dari 2mm

iv. Sakaroidal, terdiri atas butir-butir yang berukuran sangat halus dengan ukuran yang

sama besar

v. Kristalin, tersusun atas kristal-kristal yang berukuran besar

Ukuran butir kristal batuan sedimen non-klastik dibedakan atas:

- Berbutir kasar, dengan ukuran >5mm

- Berbutir sedang, dengan ukuran 1-5mm

- Berbutir halus, dengan ukuran <1mm

Sumber :

Setia Graha, Doddy, Ir. 1987. Batuan dan Mineral. Penerbit Nova, Bandung.

...................., 2008. A Beginning To Understand Geology. Himpunan Mahasiswa Geologi

UNPAD. Tidak diterbitkan.

www.google.com

Kuswan Susilo, Budhi, S.T.,M.T., Texture of Sedimentary Rock Sediment Ary Rocks. Pdf.

Boggs jr., Sam, 1995. Principles of Sedomentology and Stratigrafy, Pearson Education,inc. ,

New Jersey

Sedimentary Rocks, Pettijohn, F.J., 1975Diposkan oleh nurul di 06.47

1 komentar:

Page 7: batuan sedimen

1.

nurul 3 Desember 2009 07.31

gel ini gw yang postingnama : Eska Putra Dwitamanpm : 140710080062

http://sedimentologi2b.blogspot.com/2009/12/sedimentologi-tekstur-sedimen.html

25 ags 15

Tekstur Batuan Sedimen

Salah satu cara mudah untuk mempelajari dan mengenali batuan sedimen adalah dengan melihat teksturnya. Tekstur batuan sedimen seringkali merupakan karakteristik yang berkaitan dengan endapan, menyangkut besar, bentuk, tatanan, dan kemasan komponen-komponen utamanya. Dua kelompok utama dalam klasifikasi adalah material yang diendapkan dari bahan yang ditransport sebagai zat padat dan sebagai larutan atau dalam larutan. Yang pertama sebagai batuan sedimen klastik dan keduanya adalah batuan sedimen non-klastik. Kedua macam batuan ini menunjukkan tekstur batuan yang sama sekali berbeda.

TEKSTUR BATUAN SEDIMEN KLASTIK

Tekstur batuan sedimen klastik sangat dipengaruhi oleh fragmen-fragmen pembentuknya, besar dan bentuk butir, serta hubungan antar butir. Dari yang berbutir seragam sampai yang beraneka ragam ukuran. Keseragaman besar butir dinyatakan dalam pemilahan (sorting). Untuk tatanan fragmen dalam batuan sedimen klastik, dinyakan sebagai kemas (fabric). Bila butiran dalam sedimen saling bersentuhan dikatakan memiliki kemas tertutup, dan jika tidak saling bersinggungan, terpisah oleh partikel lebih halus dikatakan kemas terbuka.

TEKSTUR BATUAN NONKLASTIK

Tekstur yang terjadi merupakan hasil pengendapan melalui proses kimia. Tekstur kristalin berkembang akibat agregat Kristal-kristal yang saling mengunci. Kristal-kristalnya dapat kecil, menengah atau besar-besar bahkan campuran berbagai ukuran sebagai halnya batuan beku porfiritik. Kristalnya menunjukkan bentuk-bentuk tertentu, misalnya berdimensi sama, berserat atau scaly. Dan tidak mudah untuk membedakan mana yang terbentuk oleh reaksi kimia organic dan mana yang diendapkan melalui reaksi akibat organisme.

By: demmy Geo’07 UNIPA

Demianus Nawipa https://demimaki.wordpress.com/geologi/petrologi/tekstur-batuan-sedimen/

Page 8: batuan sedimen

Materi Geologi - Batuan Sedimen

1.             Pengertian Batuan Sedimen

Batuan sedimen atau Sedimentary Rock adalah batuan yang terbentuk dari proses litifikasi

dari hancuran batuan lain atau dari hasil reaksi kimia / organism. Litifikasi sendiri merupakan

proses perubahan material yang lepas / unconsolidated material menjadi material – material yang

padat dan kompak / consolidated material.  Menurut Tucker (1991), 75 % batuan di permukaan

bumi berupa batuan sedimen. Tetapi batuan itu hanya 2 % dari volume seluruh kerak bumi. Ini

berarti batuan sedimen tersebar sangat luas di permukaan bumi, tetapi ketebalannya relatif tipis.

2.             Tekstur Batuan Sedimen

a.              Tekstur Klastik : Batuan sedimen yang terbentuk akibat adanya proses pengerjaan kembali

terhadap batuan yang sudah ada. Untuk mendeskripsikan tekstur klastik, kenampakan yang perlu

diperhatikan adalah ukuran butir, bentuk butir, sortasi, dan kemas.

      Ukuran Butir : Untuk membedakan berbagai macam sedimen klastik diperlukan pengertian

mengenai perbedaan ukuran butiran, dalam geologi biasa digunakan Skala Besar Butir

Wenworth seperti dibawah ini

Tabel.1. Skala Besar Butir Wentworth

Ukuran Butir ( mm ) Nama Butir

> 256 Bongkah

64 – 256 Berangkal

4 – 64 Kerakal

2 – 4 Kerikil

1 – 2 Pasir sangat kasar

1/2 – 1 Pasir kasar

1/4 – ½ Pasir sedang

1/8 – ¼ Pasir halus

1/16 – 1/8 Pasir sangat halus

1/256 – 1/16 Lanau

Page 9: batuan sedimen

< 1/256 Lempung

      Bentuk Butir : Berdasarkan kebundaran / keruncingan, bentuk butir sedimen dibedakan atas 6

tingkatan dari pembulatan terendah sampai tertinggi, yaitu Sangat meruncing / menyudut (Very

Angular), Meruncing / menyudut (Angular), Meruncing / menyudut tanggung (Sub-Angular),

Membundar / membulat tanggung (Sub-Rounded), Membundar / membulat (Rounded), dan

Sangat membundar / membulat (WellRounded).

Gambar.1. Bentuk Butir

      Sortasi : Keseragaman dari ukuran besar butir penyusun batuan sedimen, yang berarti semakin

seragam ukuran dan besar btirnya, maka sortasinya semakin baik, begitu pula sebaliknya. Sortasi

dapat dibagi menjadi :

a.    Sortasi baik : Bila ukuran butir pada batuan sedimen tersebut seragam, hal ini biasa terjadi pada

batuan sedimen dengan kemas tertutup.

b.   Sortasi sedang : Bila ukuran butir pada batuan sedimen terdapat yang seragam maupun yang

tidak seragam.

c.    Sortasi buruk : Bila ukuran butir pada batuan sedimen sangat beragam, dari halus hingga kasar

dan biasa terjadi pada batuan sedimen dengan kemas terbuka.

      Kemas / Fabrik : Pada batuan sedimen, kemas dapat dibagi 2, yaitu:

a.    Kemas tertutup :  Bila butiran fragmen di dalam batuan sedimen saling bersentuhan atau

bersinggungan atau berhimpitan, satu sama lain (grain/clast supported). Apabila ukuran butir

fragmen ada dua macam (besar dan kecil), maka disebut bimodal clast supported. Tetapi bila

ukuran butir fragmen ada tiga macam atau lebih maka disebut polymodal clast supported.

b.    Kemas terbuka :  bila butiran fragmen tidak saling bersentuhan, karena di antaranya terdapat

material yang lebih halus yang disebut matrik (matrix supported).

Page 10: batuan sedimen

Gambar.2. Kemas Pada Batuan Sedimen

Gambar diatas menunjukkan  kemas di dalam batuan sedimen, meliputi bentuk pengepakan

(packing), hubungan antar butir/fragmen (contacts), orientasi butir atau arah-arah memanjang

(penjajaran) butir, dan hubungan antara butir fragmen dan matriks.

Suatu bidang yang terbentuk jika terdapat suatu periode singkat dimana proses deposisi

(pengendapan) menjadi sedikit sekali. Dikatakan singat karena jika terlalu lama,  apalagi sampai

terbentuk bidang erosi,  ini sudah menjadi ketidakselarasan atau unconformity. Bidang perlapisan

ini juga bisa terbentuk kalau ada perubahan lingkungan pengendapan.

b.             Tekstur Non Klastik : Tekstur yang terbentuk oleh hasil reaksi kimia, baik anorganik maupun

biologik. Pada umumnya batuan sedimen non klastik terdiri atas satu jenis mineral atau

monomineralik. Pembagian jenis – jenis tekstur pada batuan sedimen non klastik biasanya

dengan memperhatikan kenampakan kristal penyusunnya. Ukuran butir kristal pada batuan

sedimen non klastik dibedakan atas:

           Berbutir kasar         : Dengan ukuran > 5 mm

           Berbutir sedang      : Dengan ukuran 1 – 5 mm

           Berbutir halus         : Dengan ukuran < 1 mm

Page 11: batuan sedimen

3.             Struktur Batuan Sedimen

Struktur pada batuan sedimen dapat dibagi menjadi :

                Pelapisan

                Laminasi

Suatu perlapisan yang sangat tipis dari beberapa mili sampai 1 cm. Ini biasa terbentuk

karena adanya suplai sedimen yang sangat sedikit, contohnya endapan silica didasar laut.

                Convolute Lamination

Convolute lamination adalah laminasi yang tampak terlipat. Struktur ini muncul bukan

karena perlipatan akibat gaya endogen, melainkan akibat adanya arus yang mengalir disekitarnya

atau akibat proses dewatering / liquefaksi (sedimen kehilangan kandungan air secara tiba – tiba

akibat gangguan). Kehilangan air yang tiba – tiba ini membuat sedimen kehilangan kekuatannya.

Gangguan tadi berupa stress (tekanan) yang disebabkan oleh berbagai macam hal, salah satunya

yang sering terjadi adalah gempabumi.

                Silang Siur / Croos Bedding

Struktur ini terbentuk jika agen transportasi sedimen berupa arus / current (bias arus

sungai, arus laut, angin dll.). Struktur ini sangat disukai oleh para ahli geologi karena berguna

untuk menentukan paleocurrent atau arus purba.

                Mud Cracks

Permukaan lumpur yang mongering sampai retak – retak karena disinari matahari. Jika

tidak terjadi pembalikan lapisan, biasanya tampak samping mud cracks berbentuk trapezium

dengansisi atas lebih pendek dari sisi bawahnya. Karena itu lapisan bawah dan atasnya dapat

diketahui.

                Ripple Marks

Ripple marks ini sama dengan croos bedding, disebabkan oleh arus. Bedanya, ripple marks

hanya bentukan yang ada di permukaan lapisan sedimen. Struktur ini juga menandakan arus

purba.

                Channel

Struktur yang terbentuk sepanjang jalur transportasi sedimen dan air yang mengalir dalam

waktu yang lama, dengan kata lain channel ini adalah sungai purba. Struktur ini berskala meter

sampai kilometer dan dapat menunjukkan bagian atas dan bawah, karena bagian dasar sungai

mempunyai bentuk yang khas.

Page 12: batuan sedimen

                Flute Cast

Struktur sedimen yang terjadi akibat material – material yang dibawa arus menggerus

bagian dasar sungai. Arus sungai mempunyai arah menuju ke bagian yang memanjang. Dengan

kata lain, struktur ini juga penentu paleocurrent. Karena struktur ini hanya ada dibagian dasar

suatu tubuh arus dan bagian yang menggembung selalu dibawah, maka flute cast mampu

dalamenentukan bagian atas dan bawah perlapisan sedimen.

                Flame Structure / Check

Struktur ini dinamai flame strcture karena kenampakannya menyerupai lidah api yang

menjilat – jilat keatas. Flame structure terbentuk saat suatu lapisan mudstone berada dibawah

lapisan batupasir. Batupasir ini membebani mudstone yang lemah, sehingga sedikit massa

mudstone dibawah “muncrat” ke atas dan membentuk “lidah”.

                Gradasi

Struktur ini dicirikan oleh perubahan tekstur batuan secara perlahan – lahan dari atas

kebawah. Gradasi normal mempunyai kenampakan makin ke bawah ukuran butir makin

besar. Biasanya, proses sedimentasi normal akan menempatkan butir - butir paling kasar di

bagian terbawah lapisan yang kemudian lapisan halus ke atas. Atas dasar inilah gradasi dapat

digunakan sebagai penciri top and bottom lapisan batuan.  Tetapi, pada beberapa kasus tertentu

bisa juga terbentuk Gradasi Terbalik atau Reverse Grading, karena itu perlu berhati-hati jika

memakai dasar gradasi sebagai acuan top bottom.

                Lenticular Bedding

Struktur yang perlapisanya berbentuk “melensa” yaitu semakin ke tepian, lapisan semakin

tipis. Lenticular bedding menandakan lingkungan yang didominasi gelombang pasang surut

(tidal).

                Ball and Pillow Structure

Struktur ini biasanya terjadi jika ada selapis sedimen pasir berada diantara sedimen lumpur.

Sedimen – sedimen pasir tampak terpecah – pecah sehingga menyerupai bantal. Diperkirakan

penyebabnya akibat peristiwa gempa atau tingginya tingkat sedimentasi sehingga mengganggu

stabilitas perlapisan.

4.             Klasifikasi Batuan Sedimen

Page 13: batuan sedimen

Muh khair http://khairdblackbeard.blogspot.com/2012/03/batuan-sedimen.html

BATUAN SEDIMEN

Pengertian

Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk sebagai hasil pemadatan endapan yang berupa bahan lepas. Hutton (1875; dalam Sanders, 1981) menyatakan Sedimentary rocks are rocks which are formed by the “turning to stone” of sediments and that sediments, in turn, are formed by the breakdown of yet-older rocks. O’Dunn & Sill (1986) menyebutkan sedimentary rocks are formed by the consolidation of sediment : loose materials delivered to depositional sites by water, wind, glaciers, and landslides. They may also be created by the precipitation of CaCO3, silica, salts, and other materials from solution (Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk oleh konsolidasi sedimen, sebagai material lepas, yang terangkut ke lokasi pengendapan oleh air,

Page 14: batuan sedimen

angin, es dan longsoran gravitasi, gerakan tanah atau tanah longsor. Batuan sedimen juga dapat terbentuk oleh penguapan larutan kalsium karbonat, silika, garam dan material lain. Menurut Tucker (1991), 70 % batuan di permukaan bumi berupa batuan sedimen. Tetapi batuan itu hanya 2 % dari volume seluruh kerak bumi. Ini berarti batuan sedimen tersebar sangat luas di permukaan bumi, tetapi ketebalannya relatif tipis.

Klasifikasi Umum

Pettijohn (1975), O’Dunn & Sill (1986) membagi batuan sedimen berdasar teksturnya menjadi dua kelompok besar, yaitu batuan sedimen klastika dan batuan sedimen non-klastika.

Batuan sedimen klastika (detritus, mekanik, eksogenik) adalah batuan sedimen yang terbentuk sebagai hasil pengerjaan kembali (reworking) terhadap batuan yang sudah ada. Proses pengerjaan kembali itu meliputi pelapukan, erosi, transportasi dan kemudian redeposisi (pengendapan kembali). Sebagai media proses tersebut adalah air, angin, es atau efek gravitasi (beratnya sendiri). Media yang terakhir itu sebagai akibat longsoran batuan yang telah ada. Kelompok batuan ini bersifat fragmental, atau terdiri dari butiran/pecahan batuan (klastika) sehingga bertekstur klastika.

Batuan sedimen non-klastika adalah batuan sedimen yang terbentuk sebagai hasil penguapan suatu larutan, atau pengendapan material di tempat itu juga (insitu). Proses pembentukan batuan sedimen kelompok ini dapat secara kimiawi, biologi /organik, dan kombinasi di antara keduanya (biokimia). Secara kimia, endapan terbentuk sebagai hasil reaksi kimia, misalnya CaO + CO2 ® CaCO3. Secara organik adalah pembentukan sedimen oleh aktivitas binatang atau tumbuh-tumbuhan, sebagai contoh pembentukan rumah binatang laut (karang), terkumpulnya cangkang binatang (fosil), atau terkuburnya kayu-kayuan sebagai akibat penurunan daratan menjadi laut.

Sanders (1981) dan Tucker (1991), membagi batuan sedimen menjadi :

1. Batuan sedimen detritus (klastika)

2. Batuan sedimen kimia

3. Batuan sedimen organik, dan

4. Batuan sedimen klastika gunungapi.

Batuan sedimen jenis ke empat itu adalah batuan sedimen bertekstur klastika dengan bahan penyusun utamanya berasal dari hasil kegiatan gunungapi.

Graha (1987) membagi batuan sedimen menjadi 4 kelompok juga, yaitu :

1. Batuan sedimen detritus (klastika/mekanis)

2. Batuan sedimen batubara (organik/tumbuh-tumbuhan)

Page 15: batuan sedimen

3. Batuan sedimen silika, dan

4. Batuan sedimen karbonat

Batuan sedimen jenis kedua pada umumnya bertekstur non-klastika. Tetapi batuan sedimen jenis ketiga dan keempat dapat merupakan batuan sedimen klastika ataupun batuan sedimen non-klastika.

Berdasar komposisi penyusun utamanya, batuan sedimen klastika (bertekstur klastika) dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu :

1. Batuan sedimen silisiklastika, adalah batuan sedimen klastika dengan mineral penyusun utamanya adalah kuarsa dan felspar.

2. Batuan sedimen klastika gunungapi adalah batuan sedimen dengan material penyusun utamanya berasal dari hasil kegiatan gunungapi (kaca, kristal dan atau litik), dan

3. Batuan sedimen klastika karbonat, atau batugamping klastika adalah batuan sedimen klastika dengan mineral penyusun utamanya adalah material karbonat (kalsit).

Warna Batuan Sedimen

Pada umumnya, batuan sedimen berwarna terang atau cerah, putih, kuning atau abu-abu terang. Namun demikian, ada pula yang berwarna gelap, abu-abu gelap sampai hitam, serta merah dan coklat. Dengan demikian warna batuan sedimen sangat bervariasi, terutama sangat tergantung pada komposisi bahan penyusunnya.

Kekompakan

Proses pemadatan dan pengompakan, dari bahan lepas (endapan) hingga menjadi batuan sedimen disebut diagenesa. Proses diagenesa itu dapat terjadi pada suhu dan tekanan atmosferik sampai dengan suhu 300 oC dan tekanan 1 – 2 kilobar, berlangsung mulai sedimen mengalami penguburan, hingga terangkat dan tersingkap kembali di permukaan. Berdasarkan hal tersebut, ada 3 macam diagenesa, yaitu :

1. Diagenesa eogenik, yaitu diagenesa awal pada sedimen di bawah muka air.

2. Diagenesa mesogenik, yaitu diagenesa pada waktu sedimen mengalami penguburan semakin dalam.

3. Diagenesa telogenik, yaitu diagenesis pada saat batuan sedimen tersingkap kembali di permukaan oleh karena pengangkatan dan erosi.

Dengan adanya berbagai macam diagenesa maka derajat kekompakan batuan sedimen juga sangat bervariasi, yakni :

Page 16: batuan sedimen

1. Bahan lepas (loose materials, masih berupa endapan atau sedimen)

2. Padu (indurated), pada tingkat ini konsolidasi material terjadi pada kondisi kering, tetapi akan terurai bila dimasukkan ke dalam air.

3. Agak kompak (padat), pada tingkat ini masih ada butiran/fragmen yang dapat dilepas dengan tangan atau kuku.

4. Kompak (keras), butiran tidak dapat dilepas dengan tangan/kuku.

5. Sangat kompak (sangat keras, biasanya sudah mengalami rekristalisasi).

Tekstur

Seperti diuraikan di atas, maka batuan sedimen dapat bertekstur klastika atau non klastika. Namun demikian apabila batuannya sudah sangat kompak dan telah terjadi rekristalisasi (pengkristalan kembali), maka batuan sedimen itu bertekstur kristalin. Batuan sedimen kristalin umum terjadi pada batugamping dan batuan sedimen kaya silika yang sangat kompak dan keras.

Bentuk Butir

Berdasar perbandingan diameter panjang (long) (l), menengah (intermediate) (i) dan pendek (short) (s) maka terdapat empat bentuk butir di dalam batuan sedimen, yaitu (Gambar 3.2):

1. Oblate, bila l = i tetapi tidak sama dengan s.

2. Equant, bila l = i = s.

3. Bladed, bila l tidak sama dengan i tidak sama dengan s.

4. Prolate, bila i = s, tetapi tidak sama dengan l.

Apabila bentuk-bentuk teratur tersebut tidak dapat diamati, maka cukup disebutkan bentuknya tidak teratur. Pada kenyataannya, bentuk butir yang dapat diamati secara megaskopik adalah yang berukuran paling kecil granule (kerikil, f ³ 2 mm). Bentuk butir itu dapat disebutkan seperti

Page 17: batuan sedimen

halnya pemerian kebundaran di bawah ini.

Gambar 3.2 Empat kelas bentuk butir berdasarkan perbandingan diameter panjang (l), menengah (i) dan pendek (s) menurut T. Zingg. Kelas A = oblate (tabular atau bentuk disk); B = equant (kubus atau bulat); C = bladed dan D = prolate (bentuk rod). Masing-masing kelas bentuknya

digambarkan seperti terlihat pada gambar 3.3.

Kebundaran

Berdasarkan kebundaran atau keruncingan butir sedimen maka Pettijohn, dkk., (1987) membagi kategori kebundaran menjadi enam tingkatan ditunjukkan dengan pembulatan rendah dan tinggi (Gambar 3.3). Keenam kategori kebundaran tersebut yaitu:

Page 18: batuan sedimen

1. Sangat meruncing (sangat menyudut) (very angular)

2. Meruncing (menyudut) (angular)

3. Meruncing (menyudut) tanggung (subangular)

4. Membundar (membulat) tanggung (subrounded)

5. Membundar (membulat (rounded), dan

6. Sangat membundar (membulat) (well-rounded).

Gambar 3.3 kategori kebundaran dan keruncingan butiran sedimen (Pettijohn, dkk., 1987).

Tekstur Permukaan

1. Kasar, bila pada permukaan butir terlihat meruncing dan terasa tajam. Tekstur permukaan kasar biasanya dijumpai pada butir dengan tingkat kebundaran sangat meruncing-meruncing.

2. Sedang, jika permukaan butirnya agak meruncing sampai agak rata. Tekstur ini terdapat pada butir dengan tingkat kebundaran meruncing tanggung hingga membulat tanggung.

3. Halus, bila pada permukaan butir sudah halus dan rata. Hal ini mencerminkan proses abrasi permukaan butir yang sudah lanjut pada saat mengalami transportasi. Dengan demikian butiran sedimen yang mempunyai tekstur permukaan halus terjadi pada kebundaran membulat sampai sangat membulat.

Gambar 3.3, sekalipun hal itu dinyatakan sebagai katagori kebundaran, tingkatan ini nampaknya lebih didasarkan pada tekstur permukaan daripada butir.

Ukuran Butir

Page 19: batuan sedimen

Ukuran butir batuan sedimen klastika umumnya mengikuti Skala Wentworth (1922, dalam Boggs, 1992) seperti tersebut pada Tabel 3.7.

Butir lanau dan lempung tidak dapat diamati dan diukur secara megaskopik. Ukuran butir lanau dapat diketahui jika material itu diraba dengan tangan masih terasa ada butir seperti pasir tetapi sangat halus. Ukuran butir lempung akan terasa sangat halus dan lembut di tangan, tidak terasa ada gesekan butiran seperti pada lanau, dan bila diberi air akan terasa sangat licin.

Tabel 3.7 Skala ukuran butir sedimen (disederhanakan).

Ukuran butir (mm) Nama Butiran Nama batuanÆ > 256 Boulder / block (bongkah) Breksi 64 – 256 Cobble (kerakal) (bentuk / kebundaran butiran

meruncing) 4 – 64 Pebble Konglomerat2 – 4 Granule (kerikil) (bentuk / kebundaran butiran

membulat)1/16 – 2 Sand (pasir) Batupasir1/16 – 1/256 Silt (lanau) BatulanauÆ < 1/256 Clay (lempung) Batulempung

Kemas atau Fabrik

1. Kemas tertutup, bila butiran fragmen di dalam batuan sedimen saling bersentuhan atau bersinggungan atau berhimpitan, satu sama lain (grain/clast supported). Apabila ukuran butir fragmen ada dua macam (besar dan kecil), maka disebut bimodal clast supported. Tetapi bila ukuran butir fragmen ada tiga macam atau lebih maka disebut polymodal clast supported.

2. Kemas terbuka, bila butiran fragmen tidak saling bersentuhan, karena di antaranya terdapat material yang lebih halus yang disebut matrik (matrix supported).

Gambar 3.4 memperlihatkan kemas di dalam batuan sedimen, meliputi bentuk pengepakan (packing), hubungan antar butir/fragmen (contacts), orientasi butir atau arah-arah memanjang (penjajaran) butir, dan hubungan antara butir fragmen dan matriks.

Page 20: batuan sedimen

Gambar 3.4 Batuan sedimen berkemas butir: paking, kontak dan orientasi butir serta hubungan antara butir matrik.

Pemilahan

Pemilahan adalah keseragaman dari ukuran besar butir penyusun batuan sedimen, artinya bila semakin seragam ukurannya dan besar butirnya maka pemilahan semakin baik.

1. Pemilahan baik, bila ukuran butir di dalam batuan sedimen tersebut seragam. Hal ini biasanya terjadi pada batuan sedimen dengan kemas tertutup.

2. Pemilahan sedang, bila ukuran butir di dalam batuan sedimen terdapat yang seragam maupun yang tidak seragam.

3. Pemilahan buruk, bila ukuran butir di dalam batuan sedimen sangat beragam, dari halus hingga kasar. Hal ini biasanya terdapat pada batuan sedimen dengan kemas terbuka.

Page 21: batuan sedimen

Gambar 3.5 Pemilahan ukuran butir di dalam batuan sedimen.

Porositas (Kesarangan)

Porositas adalah tingkatan banyaknya lubang (porous) rongga atau pori-pori di dalam batuan. Batuan dikatakan mempunyai porositas tinggi apabila pada batuan itu banyak dijumpai lubang (vesicles) atau pori-pori. Sebaliknya, batuan dikatakan mempunyai porositas rendah apabila kenampakannya kompak, padat atau tersemen dengan baik sehingga sedikit sekali atau bahkan tidak mempunyai pori-pori.

Permeabilitas (Kelulusan)

Permeabilitas adalah tingkatan kemampuan batuan meluluskan air (zat cair).

1. Permeable (lulus air), jika batuan tersebut dapat meluluskan air, yaitu :

a. Bahan lepas, atau terkompakkan lemah, biasanya berbutir pasir atau lebih kasar.

b. Batuan dengan porositas tinggi, lubang-lubangnya saling berhubungan.

c. Batuan mempunyai pemilahan baik, kemas tertutup, dan ukuran butir pasir atau lebih kasar.

Page 22: batuan sedimen

d. Batuan yang pecah-pecah atau mempunyai banyak retakan / rekahan.

2. Impermeable (tidak lulus air), jika batuan itu tidak mampu meluluskan air, yaitu :

a. Batuan berporositas tinggi, tetapi lubang-lubangnya tidak saling berhubungan.

b. Batuan mempunyai pemilahan buruk, kemas terbuka, ukuran butir lanau – lempung. Material lanau dan lempung itu yang menutup pori-pori antar butir.

c. Batuan bertekstur non klastika atau kristalin, masif, kompak dan tidak ada rekahan.

Secara praktis megaskopis, suatu batuan mempunyai tingkat kelulusan tinggi apabila di permukaannya diteteskan air maka air itu segera habis meresap ke dalam batuan. Sebaliknya, batuan mempunyai kelulusan rendah atau bahkan tidak lulus air bila di permukaannya diteteskan air maka air itu tidak segera meresap ke dalam batuan atau tetap di permukaan batuan.

Struktur Sedimen

1. Struktur di dalam batuan (features within strata) :

a. Struktur perlapisan (planar atau stratifikasi). Jika tebal perlapisan < 1 cm disebut struktur laminasi.

b. Struktur perlapisan silang-siur (cross bedding / cross lamination).

c. Struktur perlapisan pilihan (graded bedding)

ü Normal, jika butiran besar di bawah dan ke atas semakin halus.

ü Terbalik (inverse), jika butiran halus di bawah dan ke atas semakin kasar.

2. Struktur permukaan (surface features) :

a. Ripples (gelembur gelombang atau current ripple marks)

b. Cetakan kaki binatang (footprints of various walking animals)

c. Cetakan jejak binatang melata (tracks and trails of crowling animals)

d. Rekahan lumpur (mud cracks, polygonal cracks)

e. Gumuk pasir (dunes, antidunes)

3. Struktur erosi (erosional sedimentary structures)

a. Alur/galur (flute marks, groove marks,linear ridges)

Page 23: batuan sedimen

b. Impact marks (bekas tertimpa butiran fragmen batuan atau fosil)

c. Saluran dan cekungan gerusan (channels and scours)

d. Cekungan gerusan dan pengisian (scours & fills)

Pettijohn (1975) membagi struktur sedimen menjadi 2 kelompok besar, yaitu struktur inorganik (anorganik) (Gambar 3.6) dan struktur organik (Gambar 3.7). Struktur anorganik di bagi lagi menjadi struktur primer (mekanis) dan struktur sekunder (kimiawi) (Tabel 3.8).

Kompaksi

Batuan sedimen klastika berbutir kasar (rudites, f > 2 mm) biasanya terdiri dari fragmen dan matriks. Fragmen adalah klastika butiran lebih besar yang tertanam di dalam butiran yang lebih kecil atau matriks. Matriks mungkin berbutir lempung sampai dengan pasir, atau bahkan granule. Sedangkan fragmen berbutir pebble sampai boulder. Mineral utama penyusun batuan silisiklastika adalah mineral silika (kuarsa, opal dan kalsedon), felspar serta mineral lempung. Sebagai mineral tambahan adalah mineral berat (turmalin, zirkon), mineral karbonat, klorit, dan mika. Untuk batuan klastika gunungapi biasanya ditemukan gelas atau kaca gunungapi. Selain mineral, maka di dalam batuan sedimen juga dijumpai fragmen batuan, serta fosil binatang dan fosil tumbuh-tumbuhan.

Batuan karbonat (klastika dan non klastika) tersusun oleh mineral kalsit, cangkang fosil dan kadang-kadang dolomit. Batuan evaporit (non klastika hasil penguapan), utamanya tersusun oleh mineral gipsum (CaSO4.2H2O), anhidrit (CaSO4) dan halit (NaCl). Batuan sedimen “ironstone” tersusun oleh mineral oksida besi (hematit, magnetit, limonit, glaukonit dan pirit). Batuan sedimen posfat tersusun oleh mineral apatit. Batubara tersusun oleh mineral carbon. Batuan sedimen silika (chert atau opal)tersusun oleh kuarsa dan kalsedon.

Fragmen dan matriks di dalam batuan sedimen lebih menyatu karena adanya bahan semen. Bahan penyemen butiran fragmen dan matriks tersebut adalah material karbonat, oksida besi, dan silika. Semen karbonat dicirikan oleh bereaksinya dengan cairan HCl. Semen oksida besi, selain tidak bereaksi dengan HCl secara khas berwarna coklat, Semen silika umumnya tidak berwarna, tidak bereaksi dengan HCl dan batuan yang terbentuk sangat keras. Semen itu tidak selalu dapat diamati secara megaskopik

Page 24: batuan sedimen

.

                                 A                                                                                B

. .

                             C                                              D                                                             E.

Page 25: batuan sedimen

                                        F                                                                              G                                                   K

                                         H                                                               I                                                    J

Gambar 3.6 Berbagai macam struktur sedimen. A. Current dan Graded; B. Daur Bouma; C. Konvolut dan Dike Batupasir; D. Konkresi dan Nodule; E. Mudcracks; F. Striation dan Groove casts; G dan K. Ripple bedding; H. Flute casts; I. Liniasi dan Furrow; J. Cone-in-cone dan Kristal pasir.

Page 26: batuan sedimen

Gambar 3.7 Beberapa perbedaan jejak fosil yang menunjukkan fasies sedimentasi.

Tabel 3.8 Klasifikasi struktur sedimen (Pettijohn, 1975).

INORGANIC STRUCTURE ORGANIC STRUCTURE

Page 27: batuan sedimen

MECHANICAL (“PRIMARY”) CHEMICAL (“SECONDARY”)

A. Beddding : geometry

1. Laminations

2. Wavy bedding

A. Solution structures

1. Stylolites

2. Corrosion zone

3. Vugs, oolicasts etc.

A. Petrifactions

B. Bedding internal structures

1. Cross-bedding

2. Ripple-bedding

3. Graded bedding

4. Growth bedding

B. Accretionary structures

1. Nodules

2. Concretions

3. Crystal aggregates (sperulites & osettes)

4. Veinlets

5. Color banding

B. Bedding (weedia and other stromatolites)

C. Bedding-plane marking (on surface)

1. Scour or current marks (flutes)

2. Tool marks (grooves etc.)

C. Composite structures

1. Geodes

2. Septaria

3. Cone-in-cone

C. Miscellaneous

1. Borings

2. Tracks and trails

3. Casts and molds

4. Fecal pellets and coprolites

D. Bedding-plane marking (on surface)

1. Wave and swash marks

2. Pits and prints (rain etc.)

3. Parting lineationE. Deformed bedding

1. Load and founder structures

2. Synsedimentary folds and breccias

3. Sandstone dikes and sills

Page 28: batuan sedimen

Penamaan Batuan

Penaman batuan sedimen secara deskriptif, tergantung pada data pemerian (data deskriptif) yang meliputi warna, tekstur, struktur dan komposisi. Pembagian batuan sedimen silisiklastika umumnya berdasar ukuran butir, ditambah dengan bentuk butir, struktur dan komposisi (Tabel 3.9), yaitu :

1. Rudit (f > 2 mm), termasuk breksi (fragmen meruncing), konglomerat (fragmen membulat). Apabila komposisi fragmen batuan secara megaskopik dapat diamati, maka penamaaan tambahan dapat diberikan berdasarkan komposisi utama fragmen batuan tersebut. Misalnya breksi andesit, breksi batuapung, konglomerat kuarsa.

2. Arenit, adalah batuan sedimen berbutir pasir (batupasir). Penamaan batupasir ini dapat ditambahkan berdasar kenampakan struktur sedimen (contoh batupasir berlapis, batupasir silangsiur), atau komposisi penyusun utamanya, misal batupasir kuarsa.

3. Lutit, terdiri dari batulempung, batulanau, dan serpih. Batulempung berbutir lempung, batulanau tersusun oleh mineral/fragmen batuan berbutir lanau. Serpih adalah batulempung atau batulanau berstruktur laminasi.

Tabel 3.9 Penamaan batuan sedimen klastika secara megaskopis (Huang, 1965).

Tekstur/StrukturKomposisi mineral/fragmen

Nama batuan Ciri-ciri khas

Rudit

(2 – 256 mm)

Komposisi sejenis atau campuran, terutama dengan rijang, kuarsa, granit, kuarsit, batugamping dll.

Konglomerat Fragmen umumnya bulat atau agak membulat

Breksi Fragmen umumnya runcing, dan menyudut

Fanglomerat Kipas aluvial yang mengalami pembatuan

Pecahan batuan bercapur dengan semen

Tillit Umumnya tidak terpisah. Fragmen batuan terdapat bekas goresan

Arenit

(1/16 – 2 mm)

Terutama kuarsa 25%, felspar kalium atau plagioklas 10-25%.

Pecahan batuan: basal, riolit, batusabak dll.

Mineral mika, serisit, klorit, bijih besi.

Arenit atau

batupasir kuarsa

Pemilahan baik dan bersih

Page 29: batuan sedimen

Arkose Pemilahan jelek, warna abu-abu kemerahan

Batupasir felspatik

Graywacke

subgraywacke

Lebih dewasa dari arkose antara graywacke dan arenit

Lutit

(1/16 – 1/256 mm)

Umumnya mineral lempung, kuarsa, opal, kalsedon, klorit dan bijih besi.

Batulanau Antara batupasir dan serpih

Serpih

Batulumpur

Batulempung

Mudah membelah, tidak plastis, bila dipanasi menjadi plastis

Untuk batuan karbonat bertekstur klastika :

1. Kalsirudit, adalah breksi atau konglomerat dengan fragmen batugamping.

2. Kalkarenit, adalah batupasir yang tersusun oleh mineral karbonat.

3. Kalsilutit, adalah batugamping klastis berbutir halus (lanau – lempung).

Untuk batugamping bertekstur non klastika, cukup diberi nama batugamping non klastika. Apabila di dalam batugamping banyak mengandung fosil maka dapat disebut batugamping berfosil. Sedangkan batuan karbonat yang sudah tersusun oleh kristal kalsit atau dolomit disebut batugamping kristalin. Napal adalah terminologi untuk batuan sedimen berbutir lanau dan lempung, tersusun oleh bahan silisiklastika dan karbonat (Tabel 3.10 dan Tabel 3.11).

Untuk batuan klastika gunungapi, tata namanya mengikuti batuan piroklastika yang telah dijelaskan pada acara analisis batuan beku, yaitu terdiri dari tuf (halus dan kasar), batulapili, breksi gunungapi dan aglomerat (Gambar 3.8). Dalam beberapa hal, secara megaskopik, warna yang sangat khas dapat ditambahkan untuk penamaan batuan, contoh tuf hijau, batupasir merah, batulempung hitam dsb.

Tabel 3.10 Penamaan batuan sedimen non klastika secara megaskopis (Huang, 1965).

Tekstur/Struktur Komposisi mineral/fragmen

Nama batuan Ciri-ciri khas

Rapat, afanitik, berbutir kasar, kristalin, porus, oolit dan mosaik

Terutama kalsit Batugamping Breaksi dengan HCl, mengandung organik, bioklastika,

Terutama dolomit Dolomit Tidak segera bereaksi

Page 30: batuan sedimen

dengan HCl, jarang mengandung fosil, berbutir sedang

Berbutir halus Kristal halus dengan mikroorganisme

Kapur Putih – abu-abu terang, sangat rapuh, mengandung fosil

Karbonat dan lempung Napal Abu-abu terang, rapuh, pecahan konkoidal

Rapat dan berlapis Campuran silika, opal dan kalsedon dll.

Rijang Warna beragam, keras, kilap non logam, konkoidal

Terutama gips

Anhidrit

Terutama malit

Gips Evaporit, tidak sendiri melainkan berasosiasi dengan mineral/batuan lain.

Dijumpai kristal yang mengelompok

Masif atau berlapis Mineral fosfat dan fragmen tulang

Fosforit Diperlukan penentuan kadar P2O3

Amorf, berlapis, tebal Humus, tumbuhan Batubara, lignit Warna coklat, pecahan prismatik

Genesis

Berdasar data pemerian batuan sedimen tersebut di atas, maka secara genesa dapat diinterpretasikan mengenai :

1. Asal-usul atau sumber batuan sedimen (provenance)

2. Energi pengangkut (angin, air, es, longsoran, letusan gunungapi atau kombinasi di antaranya), jaraknya dengan sumber dan proses transportasinya.

3. Lingkungan pengendapan, di darat kering, darat berair tawar (danau, sungai), di pantai atau di laut (dangkal atau dalam).

4. Diagenesa dan lain-lain.

Tabel 3.11 Sifat – sifat batuan sedimen yang harus dilakukan pemerian.

Nama Batuan

Campuran/ semen/matrix

Fragmen/mineral pembentuk x)

Warna

Besar butir

Pemilahan

Bentuk butir

Kemas

Mineral

sedikit

Porositas

Kekom-

pakan

Page 31: batuan sedimen

Breksi X X X X X X X X X XKonglomerat

X X X X X X X X X X

T u f a X X X X X X – X X XBatupasir X X X X X X – X X XBatulanau X – X – – – – X – XSerpih Lempung

X – X – – – – X – X

Lempung X – X – – – X X – XNapal X – X – – – X X – XGamping X X X X X X – X X XDolomit X X X X X X – X X XBatubara X X X – – – – – – XRijang X – X – – – – – – XAnhidrit X – X – – – – – – XFosfat, dll X X X X – – – – – X

X = Sifat yang dimiliki

– = Sifat yang tidak dimiliki

x) Termasuk jenis mineral lempung

 

Page 32: batuan sedimen

Gambar 3.8 Berbagai macam bentuk tepra (piroklast).

[tweetmeme only_single=”false”]

https://wingmanarrows.wordpress.com/geological/petrologi/batuan-sedimen/