bayi tabung

7

Click here to load reader

Upload: ar-yohanes

Post on 04-Aug-2015

31 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAYI TABUNG

BAYI TABUNG

Bayi tabung itu sebenarnya adalah proses pembuahan sel telur dan sperma di luar tubuh wanita, dalam istilah kerennya in vitro vertilization (IVF).In vitro adalah bahasa latin yang berarti dalam gelas/tabung gelas (nah nyambung juga kan dengan kata tabung). Dan vertilization adalah bahasa Inggrisnya pembuahan.

Adapun proses pembuatan bayi tabung berlangsung dalam tiga tahap. Tahap pertama, tahap Persiapan Petik Ovum (Per-Uvu) yang meliputi fase down regulation dan terapi stimulasi. Fase down regulation merupakan suatu proses untuk menciptakan suatu keadaan seperti menopouse agar indung telur siap menerima terapi stimulasi. Tahapan ini berlangsung antara dua minggu hingga satu bulan. Setelah fase down regulation selesai lalu dilanjutkan dengan terapi stimulasi. Tujuan dari terapi ini untuk merangsang pertumbuhan folikel pada indung telur. Dengan demikian jumlahnya semakin banyak sehingga pada akhirnya bisa didapatkan sel telur yang telah matang ketika tiba pada operasi petik ovum.

Tahap kedua, tahap operasi petik ovum/Ovum Pick-Up (OPU). Tahap ini bisa dilakukan ketika sudah terdapat tiga folikel atau lebih yang berdiameter 18 mm pada pagi hari dan pertumbuhan folikelnya seragam. Selain itu kadar E2 juga harus mencapai 200pg/ml/folikel matang.

Tahap ketiga, tahap post OPU. Tahap ini meliputi dua fase, yaitu transfer embrio dan terapi obat penunjang kehamilan. Fase transfer embrio merupakan proses memasukkan dua atau maksimum tiga embrio yang sudah terseleksi ke dalam rahim. Setelah proses ini selesai lalu dilanjutkan dengan terapi obat penunjang kehamilan. Tujuan dari terapi tersebut untuk mempersiapkan rahim agar bisa menerima implantasi embrio sehingga embrio bisa berkembang normal.

Proses bayi tabung memang tidak bisa dilakukan secara instan. Oleh karena itu bagi pasutri yang telah memilih cara bayi tabung untuk mendapatkan keturunan, sejak awal memang dituntut mempersiapkan diri dengan baik agar mampu menjalani seluruh prosedur yang telah ditetapkan sehingga bisa mendapatkan hasil yang optimal.

Page 2: BAYI TABUNG

BAYI KLONING

Pengertian Bayi Kloning

Bayi Kloning adalah keturunan derngan kode genetik yang sama dengan induknya,

pada manusia kloning dilakukan dengan mempersiapkan sel telur yang sudah di ambil intinya

lalu disatukan dengan sel somatic dari suatu organ tubuh, kemudian hasilnya ditanamkan dalam

rahim seperti halnya pada bayi tabung.

Dengan metode semacam itu, kloning manusia dilaksanakan dengan cara mengambil

inti sel dari tubuh seseorang, lalu dimasukkan ke dalam sel telur yang diambil dari seorang

perempuan. Lalu dengan bantuan cairan kimiawi khusus dan kejutan arus listrik, inti sel

digabungkan dengan sel telur. Setelah proses penggabungan ini terjadi, sel telur yang telah

bercampur dengan inti sel tersebut ditransfer ke dalam rahim seorang perempuan, agar dapat

memperbanyak diri, berkembang, berdiferensiasi, dan berubah menjadi janin sempurna. Setelah

itu keturunan yang dihasilkan dapat dilahirkan secara alami. Keturunan ini akan berkode genetik

sama dengan induknya, yakni orang yang menjadi sumber inti sel tubuh yang telah ditanamkan

pada sel telur perempuan.

Jenis-jenis dan Tujuan Kloning

1.      cloning embrio

Cloning embrio betujuan membuat kembar dua, tiga, dan seterusnya dari sebuah zigot.

2.      cloning biomedik (terapetik)

Page 3: BAYI TABUNG

Cloning biomedik (terapetik) bertujuan untuk keperluan penelitian pengobatan penyakit yang

hingga kini sulit disembuhkan, seperti Alzheimer, parkinson, DM (Diabetes Mellitus), Infrak

Jantung, Kanker darah, stroke, dan sebagainya.

3.      cloning reproduksi.

Tujuan dilakukannya cloning reproduksi adalah untuk mendapatkan anak klon dari orang yang

diklon, memproduksi sejumlah individu yang secara genetik identik. Metodenya, dapat

dilakukan melalui proses seksual dengan fertilisasi in vitro dan aseksual dengan menggunakan

sel somatis sebagai sumber gen. Pada cloning seksual, secara teknis langkah awal yang

dilakukan adalah fertilisasi in vitro. Setelah embrio terbentuk dan berkembang mencapai empat

sampai delapan sel segera dilakukan splitting (pemotongan dengan teknik mikromanipulasi)

menjadi dua atau empat bagian. Bagian-bagian embrio ini dapat ditumbuhkan kembali dalam

inkubator hingga berkembang menjadi embrio normal yang memiliki genetik sama. Setelah

mencapai fase blastosis, embrio tersebut ditransfer kembali ke dalam rahim ibu sampai umur

sembilan bulan. Berbeda dengan cloning seksual, pada cloning aseksual fertilisasi tidak

dilakukan menggunakan sperma, melainkan hanya sebuah sel telur terfertilisasi semu yang

dikeluarkan pronukleusnya dan sel somatis. Karenanya, bila pada cloning seksual genetik anak

berasal dari kedua orang tuanya, maka pada cloning aseksual genetik anak sama dengan genetik

penyumbang sel somatis.

Page 4: BAYI TABUNG

INSEMINASI BUATAN

Inseminasi buatan adalah proses bantuan reproduksi di mana sperma disuntikkan dengan kateter ke dalam vagina (intracervical insemination) atau rahim (intrauterine insemination) pada saat calon ibu mengalami ovulasi. Proses inseminasi buatan berlangsung singkat dan terasa seperti pemeriksaan papsmear. Dalam dua minggu, keberadaan janin sudah bisa dicek dengan tes kehamilan. Bila gagal, prosesnya bisa diulang beberapa kali sampai berhasil. (Umumnya bila setelah 3-6 siklus tidak juga berhasil, dokter akan merekomendasikan metode bantuan reproduksi lainnya)

Untuk meningkatkan peluang keberhasilan–seperti halnya pada proses bayi tabung–calon ibu yang akan menjalani inseminasi buatan dirangsang kesuburannya dengan hormon dan obat-obatan lainnya. Pemberian rangsangan ini dimulai pada awal siklus menstruasi agar pada saat ovulasi indung telur menghasilkan beberapa telur yang matang (dalam keadaan normal, hanya satu telur yang dilepaskan per ovulasi). Sperma yang diinjeksi melalui kateter juga diproses terlebih dahulu agar terseleksi dan terkonsentrasi, sehingga kualitasnya baik dan jumlahnya cukup.

Inseminasi buatan bisa membantu kehamilan bila:

Istri memiliki alergi sperma Suami memiliki jumlah sperma sedikit atau kurang gesit Sebab-sebab lain yang tidak dapat diketahui

nseminasi buatan yang paling populer digunakan adalah IUI atau intrauterine insemination. IUI merupakan proses fertility treatment yang melibatkan air mani yang dicuci dan kemudian mentransfer air mani tersebut ke dalam rahim wanita dengan menggunakan jarum suntik khusus. Cara ini merupakan cara yang paling umum dan biasanya berhasil.

Tapi, selain IUI, ada juga beberapa proses inseminasi lain yang perlu kita ketahui: Intravaginal Insemination (IVI) IVI adalah jenis inseminasi yang paling sederhana, dan melibatkan penempatan sperma

ke dalam vagina wanita. Idealnya, sperma harus ditempatkan sedekat mungkin dengan

Page 5: BAYI TABUNG

leher rahim. Metode inseminasi ini dapat digunakan bila menggunakan sperma donor, dan ketika tidak ada masalah dengan kesuburan wanita. Namun, tingkat keberhasilan IVI tidak sesukses IUI, dan ini merupakan proses inseminasi yang tidak umum.

Intracervical Insemination (ICI) Dengan proses ICI, sperma ditempatkan secara langsung di dalam leher rahim. Sperma

tidak perlu dicuci, seperti dengan IUI, karena air mani tidak langsung ditempatkan di dalam rahim. ICI lebih umum daripada IVI, tapi masih belum sebaik IUI dari prosentase keberhasilannya. Dan lagi, biaya inseminasi dengan ICI biasanya lebih rendah daripada IUI karena sperma tidak perlu dicuci.

Intratubal Insemination (ITI) Proses ITI merupakan penempatan sperma yang tidak dicuci langsung ke tuba fallopi

seorang wanita. Sperma dapat dipindahkan ke tabung melalui kateter khusus yang berlangsung melalui leher rahim, naik melalui rahim, dan masuk ke saluran tuba. Metode lainnya dari ITI adalah dengan operasi laparoskopi.

Sayangnya, inseminasi melalui ITI memiliki resiko lebih besar untuk infeksi dan trauma, dan ada perdebatan dikalangan ahli tentang kefektifannya daripada IUI biasa. Karena sifatnya invasif, biaya ITI lebih tinggi, dan tingkat keberhasilannya tidak pasti.

Dengan adanya proses inseminasi ini, banyak pasangan yang akhirnya berhasil memiliki buah hati. Namun, sering kali kemajuan teknologi ini disalahgunakan. Yang paling populer adalah dengan adanya donor sperma, terutama bagi kalangan lesbian atau penganut kebebasan hidup.