belajar dari kepemimpinan sultan malikussaleh

8
BELAJAR DARI KEPEMIMPINAN SULTAN MALIKUSSALEH: SECERCAH HARAPAN UNTUK PEMIMPIN MASA DEPAN Oleh : Juraida Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh Latar Belakang Kerajaan Samudera Pasai, juga dikenal dengan Kesultanan Samudera Pasai, Samudera, Samudra, Pasai, atau Samudera Darussalam belum bisa dipastikan dengan tepat kapan berdirinya dan masih menjadi perdebatan para ahli sejarah. Jika dikaitkan dengan sumber yang ada dapat disimpulkan bahwa kesultanan samudera pasai telah berdiri sebelum Dinasti Usmani di Turki, karena berdasarkan bukti pada tahun 1297 Masehi, Kesultanan Samudera Pasai telah menyebarkan kekuasaan dan pengaruh terhadap Asia Tenggara. Sedangkan Adikuasa Dinasti Ottoman memulai kejayaanya pada tahun 1385 Masehi. Berita tertua tentang Kesultanan Samudera Pasai diperoleh dari berita Negeri Tirai Bambu dalam sebuah catatan tahun 1288 yang menyebutkan bahwa “Lan-Wu-Li dan Sawen-Ta-La” yang berartikan Lamuri dan samudra bersama-sama telah mengirimkan utusan ke Negeri Cina (Iskandar 1959:25). Masih dalam kabar dari Cina tapi dari lain sumber, tepatnya pada buku T’oung Pao Archvies halaman 337, menyebutkan bahwa terdapat sebuah kerajaan di Sumatra yang bernama Samudra pada abad ke-14. Dalam sumber lain tetap dari Negeri Cina tahun 1385,

Upload: mierja-van-zura

Post on 26-Dec-2015

75 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

makalah

TRANSCRIPT

Page 1: Belajar Dari Kepemimpinan Sultan Malikussaleh

BELAJAR DARI KEPEMIMPINAN SULTAN MALIKUSSALEH: SECERCAH

HARAPAN UNTUK PEMIMPIN MASA DEPAN

Oleh : Juraida

Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Malikussaleh

Latar Belakang

Kerajaan Samudera Pasai, juga dikenal dengan Kesultanan Samudera Pasai,

Samudera, Samudra, Pasai, atau Samudera Darussalam belum bisa dipastikan dengan tepat

kapan berdirinya dan masih menjadi perdebatan para ahli sejarah. Jika dikaitkan dengan

sumber yang ada dapat disimpulkan bahwa kesultanan samudera pasai telah berdiri sebelum

Dinasti Usmani di Turki, karena berdasarkan bukti pada tahun 1297 Masehi, Kesultanan

Samudera Pasai telah menyebarkan kekuasaan dan pengaruh terhadap Asia Tenggara.

Sedangkan Adikuasa Dinasti Ottoman memulai kejayaanya pada tahun 1385 Masehi.

Berita tertua tentang Kesultanan Samudera Pasai diperoleh dari berita Negeri Tirai

Bambu dalam sebuah catatan tahun 1288 yang menyebutkan bahwa “Lan-Wu-Li dan Sawen-

Ta-La” yang berartikan Lamuri dan samudra bersama-sama telah mengirimkan utusan ke

Negeri Cina (Iskandar 1959:25). Masih dalam kabar dari Cina tapi dari lain sumber, tepatnya

pada buku T’oung Pao Archvies halaman 337, menyebutkan bahwa terdapat sebuah kerajaan

di Sumatra yang bernama Samudra pada abad ke-14. Dalam sumber lain tetap dari Negeri

Cina tahun 1385, disebutkan bahwa Kerajaan Samudra diperintah Oleh rajanya yang bernama

Malik Gundhanfar, yang mengirim utusannya ke Cina.

Berita lainya adalah catatan Marcopolo tahun 1292 menuturkan bahwa ada beberapa

kerajaan di kawasan Sumatra diantaranya yaitu Perlec, Basma, Dagrian, Lamuri, dan Fansur.

Jika kita telaah dan cermati kembali, dalam catatannya Marcopolo tidak menyebutkan

Samudera Pasai tetapi Basma yang letaknya berdekatan dengan Pasai. Catatan Marcopolo

menyebutkan bahwa di Perlec telah ada masyarakat beragama Islam (Iskandar 1959).

Hoessein Djajadiningrat (cf.Alfian 1973:20) mengemukakan berdirinya Kerajaan

Samudra Pasai sekitar 1270 dan 1275. Pendapat yang sama diperoleh dari riwayat Malaysia

yang menyebutkan bahwa Raja Samudra yang awalnya menyembah berhala telah masuk

Page 2: Belajar Dari Kepemimpinan Sultan Malikussaleh

Islam antara tahun 669 dan 675 Hijriah atau 1270 dan 1275 Masehi dan rajanya bergelar

Islam yaitu Malik Al-Shaleh.

Kesultanan Malikussaleh, sering disebut Kerajaan Samudera Pasai  dibentuk oleh

Meurah Silu sebagai raja Pasai pertama dengan gelar Sultan Malik Al- Shaleh (659-688 H

/1261-1289 M).  Kerajaan yang diwariskan Malikussaleh ini berakhir ketika Sultan Zainal

Abidin Malikul Zahir (Sultan ke 16 sebagai sultan terakhir) di serang Portugis, dan ditawan

di Malaka (918-930 H/1511-1523 M). Puteri sultan kemudian menikah dengan Sultan

Kerajaan Aceh ke-13 Sultan Alaidin Riayatsyah Al-Qahar. Atas penikahan ini Kesultanan

Malikussaleh menyatukan diri dengan kerajaan Aceh Darussalam.

Sebelum mengistirahatkan kesultanannya, Malikussaleh menikah dengan Ganggang

Sari, seorang putri dari kerajaan Islam Peureulak, yang jauh sebelumnya (sekitar abad ke-7

sudah memeluk Islam). Ketika Malikussaleh berkuasa, kerajaan Samudera Pasai semakin

terkenal sebagai kerajaan pertama yang menyebarkan Islam pertama sekali di nusantara.  Dari

pernikahan itu, lahirlah dua putranya yang bernama Malikul Dhahir dan Malikul Mansyur. 

Pada masa anaknya memerintah,  yaitu anak sulungnya Malikul Dhahir, Samudera

Pasai meningkat pesat kemajuannya, rakyatnya hidup damai dan sejahtera. Terakhir setelah

Sultan ke 18 Kerajaan Peureulak wafat, yaitu Sultan Makhdum Alaidin Abdul Azissyah

Johan berdaulat, maka kerajaan Peureulak di satukan ke dalam kerajaan Samudera Pasai.

Sebenarnya apa yang menyebabkan nama Sultan Malikussaleh sangat tersohor di

seluruh pelosok dunia?Bagaimana kepemimpinan beliau dan apa yang harus kita pelajari dari

kepemimpinan beliau? Tidak bisa dipungkiri Sultan Malikussaleh memiliki gaya

kepemimpinan yang khas dan berbeda dengan sultan-sultan yang meneruskan estafet

kepemimpinan Samudera Pasai. Semua sudah tercatat dalam khazanah sejarah Aceh.

Sekelumit Kemajuan dan Kejayaan

Sebagai sultan yang pertama, Sultan Malikussaleh telah meletakkan jiwa

kepemimpinan yang kuat sehingga para sultan sesudahnya dapat memerintah dengan baik,

meningkatkan perkembangan dan kemajuan yang telah dicapai sebelumnya. Kerajaan

Samudera Pasai mengalami kemajuan karena menjalin kerjasama dan membuka  diri dengan

dunia luar dengan membangun pelabuhan sebagai tempat berlabuh berbagai kapal

Page 3: Belajar Dari Kepemimpinan Sultan Malikussaleh

pelayaran. Para sultan menjadikan pelabuhan sebagai fondasi utama pertahanan,kekuatan

ekonomi rakyat dan kerajaan.Letak Samudera Pasai sangat strategis sebagai pelabuhan

perdagangan internasional karena memiliki jalur pelayaran yang cukup mendukung.

Ditambah lagi dengan benteng pertahanan kerajaan Pasai yang merupakan kekuatan

maritim dan pelabuhan yang bebas bagi siapa saja yang berlabuh   menyebabkan  kerajaan

Samudera Pasai tampil sebagai kekuatan perdagangan internasional.Kerajaan Samudera Pasai

mempunyai mata uang logam yang dibuat dari emas dan timah yang menjadi identitas

tersendiri juga sebagai pembeda Samudera Pasai dengan kerajaan yang lain di nusantara.

Berbagai faktor keunggulan tersebut menyebabkan Kesultanan Malikussaleh sangat

terkenal ketika itu. Ibnu Battutah yang mendarat di kerajaan ini menyatakan tanah Pasai

merupakan sebuah tempat yang sangat subur. Perdagangan di tempat ini dikabarkannya

sangat maju dimana dalam transaksi dagang sudah menggunakan mata uang emas. Ia

semakin takjub ketika turun ke kota mendapati sebuah kota besar yang sangat indah dengan

dikelilingi dinding dan menara kayu.

Ibnu Battutah mencatat dalam laporan perjalanannya dengan menyebutkan kawasan

ini sebagai pusat perdagangan internasional. Pelabuhannya diramaikan oleh pedagang-

pedagang dari Asia, Arab, Cina,Afrika dan Eropa. Sultan Malikussaleh menyadari bahwa

kemajuan tidak akan terwujud apabila pelabuhan pasai tidak disulap menjadi tempat

persinggahan dan transaksi dagang internasional. Hasil bumi yang melimpah akan sia-sia

apabila tidak dirancang pembangunan pelabuhan secara efektif. Sultan menyadari dermaga

tempat berlabuh kapal-kapal asing dan nusantara perlu dibangun sebaik mungkin. Disamping

itu, pelabuhan disadari sebagai identitas pertahanan kekuatan maritim kerajaan sehingga

musuh tidak memiliki keberanian untuk menganggu pelayaran di kawasan Selat Malaka

maupun Samudera Hindia.

Page 4: Belajar Dari Kepemimpinan Sultan Malikussaleh

Sosok Pemimpin yang Berkarakter

Terlepas dari samudera Pasai yang dikenal sebagai pusat perdagangan international,

Samudera Pasai juga sangat dikagumi sebagai pelopor pengembangan Islam di nusantara.

Pengaruhnya dalam menyebarkan syiar Islam tak terbantahkan.  Sultan Malikussaleh

merupakan pribadi yang taat dalam menjalankan perintah agama. Kegemilangan Kesultanan

Samudera Pasai sangat dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan dan perilaku beliau sebagai raja

yang shaleh, berani, adil, arif, jujur dan bijaksana. Kepemimpinan Sultan Malikussaleh

mengokohkan integritas dan identitas ke-Acehan dan keislaman.

Karakter kepemimpinan yang bijaksana dan perilaku terpuji dan keluhuran budi 

Sultan menyebabkan kerajaan Samudera Pasai sangat disegani dan dikagumi.Sultan

Malikussaleh sangat membuka diri dan menghormati setiap kapal-kapal yang singgah

dipelabuhannya.. Islam adalah ideologi kerajaan yang menyebabkan jiwa kepemimpinan

kesultanan yang terbentuk berkarakter jujur,adil dan berwibawa.Malikussaleh senantiasa

berpikir dan berperilaku menyenangkan rakyatnya. Beliau merupakan seorang pribadi yang

benar-benar peduli akan nasib bangsa dan rakyatnya tanpa mementingkan ambisi tersendiri.

Dalam merancang dan menggerakkan pembangunan beliau selalu mengedepankan

kerjasama, harmonisasi, persahabatan dan menolak permusuhan.  Namun tidak pernah diam

ketika diserang. Portugis, Majapahit dan para penjelajah asing lainnya yang ingin menguasai

negeri ini dihadapi dengan sikap kesatria. Begitulah kearifan beliau di negeri ini memerintah

dengan kelembutan namun menjadi tegas melayani musuh ketika di serang. Beliau sangat

menjunjung prinsip lebah dalam menghadapi musuh. Memperluas negeri karena faktor

diserang dan tidak ada maksud menguasai negeri tersebut kecuali untuk mensyiarkan agama

Islam.

Secercah Harapan Untuk Pemimpin Masa Depan

Sungguh luar biasa, seandainya sosok Sultan Malikussaleh kembali hadir di Aceh.

Pemilu Anggota Legeslatif DPRK sampai dengan DPR RI telah berlalu,sedangkan pemilihan

presiden tinggal menunggu hasil perhitungan suara untuk ditentukan siapa yang akan menjadi

pemimpin Indonesia untuk lima tahun kedepan. Seluruh Masyarakat Indonesia terutama

rakyat Aceh seyogyanya sangat berharap lahirnya seorang pemimpin yang shaleh, berani,

adil, arif, jujur dan bijaksana dan memiliki karakter yang kuat seperti yang dicontohkan oleh

Page 5: Belajar Dari Kepemimpinan Sultan Malikussaleh

Sultan Malikussaleh. Begitu juga para wakil rakyat yang telah terpilih untuk mengayomi dan

menyuarakan aspirasi masyarakat dan melayani segala urusan bangsa hingga tahun 2019. 

Kita semua pasti berharap lahirnya pemimpin yang mampu meneladani sikap dari

Sultan Malikussaleh yang masyhur dengan kearifan dan kebijaksanaan untuk membawa

bangsa ini kearah yang lebih baik di masa yang akan datang. Para wakil rakyat yang

dititahkan amanah oleh Allah untuk menjadi “public service” yang menyuarakan

kemaslahatan ummat dan senantiasa menjadikan masyarakat sebagai satu kesatuan yang

tidak perlu dibedakan dalam pelayanan publik. Secercah harapan tersebut akan terealisasi

apabila pemimpin yang terpilih nantinya mengenal Allah sebagai sang pencipta sehingga dia

takut berlaku tidak jujur dan senantiasa berlaku adil dan bijaksana dalam memimpin bangsa

ini. Harapan lahirnya pemimpin yang diidamkan rakyat akan bisa diwujudkan kembali,

dimana yang terpilih tersebut merupakan pemimpin yang sadar bahwa kepemimpinannya

akan diminta pertanggungjawaban oleh Allah di Akhirat kelak, dan dengan merevitalisasi

sosok Sultan Malikussaleh dalam jiwa pemimpin merupakan suatu langkah nyata untuk

mewujudkan kembali “Baldhatun Thayyibatun wa Rabbul Ghafur” di Bumi serambi mekkah

tercinta ini.Amiin.

Referensi

Denys Lombard.2006.Kerajaan Aceh Zaman Sultan Iskandar Muda (1607-

1636).Jakarta:Gramedia

Gade Ismail,Muhamad.1993. Pasai Dalam Perjalanan Sejarah : Abad Ke-13 Sampai Awal

Abad ke-16.Jakarta: Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional

Iswara NR. (2009). Kerajaan Samudera Pasai.[Online]http://www.awangfaisal.com/kerajaan-

samudera-pasai

Page 6: Belajar Dari Kepemimpinan Sultan Malikussaleh