beranda | jogloabang - salinan · 2020. 9. 10. · peraturan pemerintah pengganti undang-undang...
TRANSCRIPT
SALINAN
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 23 TAHUN 2O2O
TENTANG
PELAKSANAAN PROGRAM PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL DALAM
RANGKA MENDUKUNG KEBIJAKAN KEUANGAN NEGARA UNTUK
PENANGANAN PANDEMI CORONA yIRUS DT.SEASE 2019 (COVID- 19)
DAN/ATAU MENGHADAPI ANCAMAN YANG MEMBAHAYAKAN
PEREKONOMIAN NASIONAL DAN/ATAU STABILITAS SISTEM KEUANGAN
SERTA PENYELAMATAN EKONOMI NASTONAL
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 11 ayat (71
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2O2O tentang Kebrjakan Keuangan Negara danStabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan PandemiCorona Virus Disease 2019 (COVID-l9) dan/atau dalamrangka Menghadapi Ancaman yang MembahayakanPerekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan,perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang PelaksanaanProgram Pemulihan Ekonomi Nasional Dalam RangkaMendukung Kebijakan Keuangan Negara untuk PenangananPandemi Corona Vints Di.sease 2019 (COVID-I9) dan/atauMenghadapi Ancaman yang Membahayakan PerekonomianNasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan sertaPenyelamatan Ekonomi Nasional;
1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945;
Mengingat
SK No 037267 A
2. Peraturan
Menetapkan:
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-2-
2. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1
Tahun 2O2O tentang Kebijakan Keuangan Negara danStabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan PandemiCorona Virus Disease 2019 (COVID-l9) dan/atau dalamrangka Menghadapi Ancaman yang MembahayakanPerekonomian Nasional dan/atau Stabilitas SistemKeuangan (l,embaran Negara Reprrblik Inonesia Tahun2O2O Nomor 87, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 6485):
MEMUTUSKAN:
PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAANPROGRAM PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL DALAMRANGKA MENDUKUNG KEBT..IAKAN KEUANGAN NEGARAUNTUK PENANGANAN PANDEMI CORONA IIIRUS D/SEASE2019 (COVTD-1g) DAN/ATAU MENGHADAPI ANCAMAN YANGMEMBAHAYAKAN PEREKONOMIAN NASIONAL DAN/ATAUSTABILITAS SISTEM KEUANGAN SERTA PEI'IYELAMATANEKONOMI NASIONAL,
BAB I
KSTENTUAN UMUM
Pasal I
Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:,
Program Pemulihan Ekonomi Nasional yang selanjutnyadisebut Program PEN adalah rangkaian kegiatan untukpemulihan perekonomian nasional yang merupakanbagian dari kebijakan keuangan negara yangdilaksanakan oleh Pemerintah untuk mempercepatpenanganan pandemi Corona Vints Disease 2Ol9 (COVID-19) dan/atau menghadapi ancaman yang membahayakanperekonomian nasional --dan/atau stabilitas sistemkeuangan serta penyelamatan ekonomi nasional.
Penyertaan Modal Negara yang selanjutnya disingkatPMN adalah pemisahan kekayaan nega-ra dari AnggaranPendapatan dan Belanja Negara atau penetapancadangan perusahaan atau sumber lain untuk dijadikansebagai modal Badan Usaha Milik Negara dan/atauperseroan terbatas lainnya, dan dikelola secara korporasi.
1
2
SK No 032522 A
3. Penempatan
3
4
5
6
7
8
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-3-
Penempatan Dana adalah kegiatan yang dilakukan olehPemerintah dengan menempatkan sejumlah dana padabank umum tertentu dengan bunga tertentu.
Investasi Pemerintah adalah penempatan sejumlah danadan/atau aset keuangan dalarn jangka panjang untukinvestasi dalam bentuk saham, surat utang, dan/atauinvestasi langsung guna memperoleh manfaat ekonomi,sosial, dan/atau manfaat lainnya.
Penjaminan adalah kegiatan pemberian jaminan olehpenjamin atas pemenuhan kewajiban finansial terjaminkepada penerima jaminan.
Badan Usaha Milik Negara yang selanjutnya disingkatBUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagianbesar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaansecara langsung yang berasal dari kekayaan negara yangdipisahkan.
Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orangperorangan dan/atau badan usaha perorangan yangmemenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diaturdalam Undang-Undang mengenai Usaha Mikro, Kecil,dan Menengah.
Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdirisendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan ataubadan usaha yang bukan merupakan anak perusahaanatau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,atau menjadi bagian baik langsung maupun tidaklangsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yangmemenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksuddalam Undang-Undang mengenai Usaha Mikro, Kecil,dan Menengah.
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yangberdiri sendiri, yarrg dilakukan oleh orang peroranganatau badan usaha. ya.ng brrkan merupakan anakperusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki,dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupuntidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besardengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualantahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undangmengenai Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
9
SK No 032521 A
1O. Koperasi
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-4-
10. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum Koperasi denganmelandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasisekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasaratas asas kekeluargaan sebagaimana diatur dalamUndang-Undang mengenai Perkoperasian.
11. Pelaku Usaha adalah pelaku usaha di sektor riil dansektor keuangan yang meliputi Usaha Mikro, UsahaKecil, Usaha Menengah, Usaha Besar, dan Koperasi yangkegiatan usahanya terdampak oleh pandemi Corona VirusDisease 2019 (COVID- 19).
12. Bank Peserta adalah bank yang menerima PenempatanDana Pemerintah dan menyediakan dana penyanggalikuiditas bagi Bank Pelaksana yang membutuhkan danapenyangga likuiditas setelah melakukan restrukturisasikredit/pembiayaan dan/atau memberikan tambahankredit/pembiayaan modal kerja dan/atau tambahankredit/pembiayaan bagi Bank Perkreditan Rakyat/BankPembiayaan Rakyat Syariah dan perusahaan pembiayaanyang melakukan restrukturisasi kredit/pembiayaandan/atau memberikan tambahan kredit/pembiayaanmodal kerja.
13. Bank Pelaksana adalah bank umum konvensional danbank umum syariah yang menerapkan kebijakanrestrukturisasi kredit/pembiayaan dan/ atau nremberikantambahan kredit/pembiayaan modal kerja dan/atautambahan kredit/pembiayaan bagi Bank PerkreditanRakyat/Bank Pembiayaan Raky*at Syariah danperusahaan pembiayaan yang melakukan restrukturisasikredit/pembiayaan dan/atau memberikan tambahankredit/ pembiayaan modal kerja.
14. Surat Berharga Negara yang selanjutnya disingkat SBNadalah surat utang negara (SUN) dan surat berhaigasyariah negara (SBSN).
15. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintahadalah Presiden Republik lndonesia yang memegangkekuasaan pemerintahan Negara Republik lndonesiayang dibantu oleh Wakil Presiden dan menterisebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang DasarNegara Republik Indonesia Ta.hun 1945.
SK No 032520 A
16. Menteri . .
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-5-
16. Menteri adalah menteri yang menyelcnggarakan urusanpemerintahan di bidang keuangan.
17. Otoritas Jasa Keuangan yang selanjutnya disingkat OJKadalah lembaga pengatur clan pengawas sektor keuangansebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang mengenaiOtoritas Jasa Keuangan,
BAB II
TUJUAN DAN PRINSIP
Pasal 2
Program PEN bertujuan untuk melindungi, mempertahankan,dan meningkatkan kemampuan ekonomi para Pelaku Usahadalam menjalankan usahanya.
Pasal 3
Program PEN dilaksanakan dengan prinsip:
a. asas keadilan sosial;
b. sebesar-besarnya kemakmuran rakyal;
c. mendukung Pelaku Usaha;
d. menerapkan kaidah-kaidah kebijakan yang penuhkehati-hatian, serta-tata kelola yang baik, transparan,akseleratif, adil, dan akuntabel sesuai dengan ketentuanperaturan perundang- undangan ;
e. tidak menimbulkan moral hazard; dan
f. adanya pembagian biaya dan risiko antar pemangkukepentingan sesuai tugas dan kewenangan masing-masing.
BAB III
RUANG LINGKUP DAN SUMBER DANA
Pasal 4
Untuk melaksanakan Program PEN,melakukan:
Pemerintah dapat
SK No 032519 A
a. PMN
PRESIDENREPUELIK INDONESIA
-6-
a. PMN;
b. Penempatan Dana;c. Investasi Pemerintah; dan/ataud. Penjaminan.
Pasal 5
Untuk melaksartakan pemulihan ekonomi nasional, selainmelaksanakan hal sebagaimana dinraksud dalam Pasal 4,Pemerintah juga dapat melakukan kebijakan melalui belanjanegara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 6
Dana untuk melaksanakan f'rogram PEN dapat bersumberdari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atausumber lainnya sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.
BAB IV
PENGAMBILAN KEBIJAKAN
Pasal 7
(1) Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, MenteriKoordinator-Bidang Kemaritiman dan Investasi, Menteri,Gubernur Bank Indonesia, Ketua. Dewan KomisionerOJK, dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga PenjaminSimpanan, merumuskan dan menetapkan kebijakan danstrategi pelaksanaan Program PEN, termasuk penetapanprioritas bidang usaha atau sektor yang terdampakpandemi Corona Vints Disease 2019 (COVID-19).
(2) Penetapan prioritas bidang usaha atau sektor yangterdampak pandemi Gorona Virus Disease 2019 (COVID-19) sebagaimana dimaksud pada ayat (l) dilakukandengan melibatkan menteri/pimpinan lembagapemerintah non kementerian pembina usaha atau sektorterkait.
SK No 032518 A
(3) Sebelum .
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-7 -
(3) Sebelum menetapkan kebijakan dan strategi pelaksanaanProgram PEN, Menteri melaporkan kepada Presidenkebijakan dan strategi pelaksanaan Program PEN,termasuk prioritas bidang usaha atau sektor yangterdampak pandemi Corona Vints Disease 2019 (COVID-19) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam rapatkabinet guna mendapatkan arahan Presiden.
(41 Rapat kabinet sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dapat menyertakan Gubernur Bank Indonesia, KetuaDewan Komisioner OJK, dan Ketua Dewan KomisionerLembaga Penjamin Simpanan untuk memberikanpandangan dan pertimbangan sesuai dengan tugas dankewenangannya berdasarkan peraturan perundang-undangan.
(5) Rapat kabinet sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dapat menyertakan lembaga penegak hukum dan/atauBadan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan untukmembantu terjaganya tata kelola yang baik dalampelaksanaan Program PEN.
BAB V
PELAKSANAAN PROGRAM PEN
Bagian Kesatu
PMN
Pasal 8
(1) Untuk melaksanakan Program PEN, Pemerintah dapatmelakukan PMN kepada BUMN dan/atau melalui BUMNyang ditunjuk.
(21 PMN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukanuntuk:
a. memperbaiki struktur permoda.lan BUMN dan/atauanak perusahaan BUMN yang terdampak pandemiCorona Virus Disease 2019 (COVID- L9l; dan latau
SK No 032511 A
b. meningkatkan. . .
PRESIDENREPUELIK INDONESTA
-8-
b. meningkatkan kapasitas usaha BUMN dan/atau anakperusahaan BUMN termasuk untuk melaksanakanpenugasan khusus oleh Pemerintah dalampelaksanaan Program PEN.
Pasal 9
PMN kepada BUMN dan/atau nrelalui BUMN sebagaimanadimaksud dalam Pasal 8 dilaksanakan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.
Bagian Kedua
Penempatan Dana
Pasal 10
(1) Dalam rangka pelaksanaan Program PEN, Pemerintahdapat melakukan Penempatan L)ana yang ditujukanuntuk memberikan dukungan likuiditas kepadaperbankan yang melakukan restrukturisasikredit/pembiayaan dan/atau memberrkan tambahankredit/ pembiayaan modal kerj a.
(21 Penempatan Dana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan kepada Bank Peserta.
(3) Bank Peserta sebagaimana dimaksud pada ayat (2) palingsedikit memiliki kriteria sebagai berikut:
a. merupakan bank urnum yang berbadan hukumIndonesia, beroperasi di wilayah Indonesia, danpaling sedikit 51% (lima puluh satu persen) sahamdimiliki oleh Warga Negara Indonesia dan/ataubadan hukum Indonesia:
b. merupakan bank kategori sehat berdasarkanpenilaian tingkat kesehatan bank oleh OJK: dan
c. termasuk dalam kategori 15 (lima belas) bankberaset terbesar.
(41 Bank Peserta sebagaimana dimaksud pada ayat (2)ditetapkan oleh Menteri berdasarkan informasi KetuaDewan Komisioner OJK mengenai kriteria sebagaimanadimaksud pada ayat (3).
Pasal 11 ...
SK No 032516 A
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-9 -
Pasal 1 1
(1) Bank Peserta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10ayat (2\ berfungsi menyediakan dana penyanggalikuiditas bagi Bank Pelaksana yang membutuhkan danapenyangga likuiditas setelah melakukan:a. restrukturisasi kredit/pembiayaan dan/atau
memberikan tambahan kredit/pembiayaan modalkerja; dan/atau
b. tambahan kredit/pembiayaan bagi Bank PerkreditanRalryat/Bank Pembiayaan Ralryat Syariah danperusahaan pembiayaan yang melakukanrestrukturisasi kredit/pembiayaan dan/ataumemberikan tambahan kredit/pembiavaan modalkerja.
(21 Bank Peserta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yangbertindak sebagai Bank Pelaksana menerima danapenyangga likuiditas dari Penempatan Dana Pemerintahsebagaimana dimaksud dalam Pasal I O ayat (1).
(3) Bank Pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat l2l memberikan dukungan restrukturisasikredit/pembiayaan dan/atau memberikan tambahankredit/pembiavaan modal kerla kepada Usaha Mikro,Usaha Kecil, Usaha Menengah, dan Koperasi.
(4) Bank Peserta dapat memberikan dana penyanggalikuiditas kepada Bank Pelaksana sebagaimanadimaksud pada ayat (1) apabila Bank Pelaksana terSebut:a. merupakan bank kategori sehat berdasarkan
penilaian tingkat kesehatan bank oleh OJK; danb. memiliki SBN, Sertifikat Deposito Bank lrrdonesia,
Sertifikat Bank Indonesia, Sukuk Bank Indonesia,dan Sertifikat Bank Indonesia Syariah yang belumdirepokan tidak lebih dari 60.6 (enam persen) daridana pihak ketiga.
(5) Transaksi antara Bank Pelaksana dengan Bank Pesertasebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (21 diaturdalam suatu perjanjian antara kedua belah pihak.
(6) OJK dan/atau otoritas yang berwenang memberikaninformasi yang dibutuhkan oleh Bank Peserta dalammenyediakan dana penyangga likuiditas bagi BankPelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat(41.
SK No 032515 APasal 12
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-10-
Pasal 12
Dalam hal Bank Peserta sebagaimana dimaksud dalam Pasal10 mengalami permasalahan dan diserahkan penanganannyakepada Lembaga Penjamin Simpanan, Lembaga PenjaminSimpanan mengutamakan pengembalian dana Pemerintah.
Pasal 13
Ketentuan mengenai tata cara pemberian informasi oleh OJKsebagaimana dimaksud dalarn Pasal 1O ayat (4) dan Pasal 11ayat (6) diatur bersama antara Menteri dan Ketua DewanKomisioner OJK.
Pasal 14
Ketentuan mengenai tata cara Penempatan Dana sebagaimanadimaksud dalam Pasal 10 diatur dalam Peraturan Menteri.
Bagian Ketiga
Investasi Pemerintah
Pasal 15
(1) Untuk melaksanakan Program PEN, Pemerintah dapatmelakukan Investasi Pemerintah.
(2) lnvestasi Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.
Bagian Keempat
Penjaminan
Pasal 16
(1) Dalam rangka pelaksanaan Program PEN, Pemerintahdapat memberikan Penjaminan.
SK No 032514 A
(2) Penjaminan . .
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
- 11-
12) Penjaminan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapatdilakukan:
a. secara langsung oleh Pemerintah; dan/ataub. melalui badan usaha Penjaminan yarlg ditunjuk.
Pasal 17
(1) Penjaminan langsung oleh Pemerintah sebagaimanadimaksud dalam Pasal 16 ayat (2) huruf a hanya dapatdiberikan kepada BUMN.
(21 Dalam rangka Penjaminan langsung oleh Pemerintahsebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah dapatmenugaskan badan usaha Penjaminan.
(3) Pelaksanaan Penjaminan langsung oleh Pemerintahmelalui badan usaha sebagaimana dimaksud pada ayat(2) dilakukan berdasarkan keputusan Menteri.
Pasal 18
(1) Dalam melaksanakan Penjaminan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 16 ayat (2) huruf b, Pemerintahdapat menugaskan PT Jaminan Kredit Indonesiadan/atau PT Asuransi Kredit Indonesra untuk melakukanPenjaminan.
(21 Penjaminan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)diberikan kepada Pelaku Usaha dalam bentukPenjaminan atas kredit modal kerja yang diberikan olehperbankan.
(3) Dalam hal PT Jaminan Kredit Indonesia dan/atau PTAsuransi lftedit lndonesia membutuhkan peningkatankafasitas Penjaminan untuk melaksa.nakan penugasansebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah dapatmemberikan PMN sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.
(4) Atas Penjaminan sebagaimana dimaksud pada ayat (21,Pemerintah dapat memberikan dukungan berupapembayaran imbal jasa Penjaminan, Penjaminan balik,loss limit, atau dukungan pembagian risiko lainnya yangdibutuhkan.
SK No 032513 A
(5) Atas
PRESIDENREPUBL]K INDONESTA
-t2-
(5) Atas dukungan Penjaminan sebagaimana dimaksud padaayat (41, Pemerintah dapat mengenakan imbal jasaPenjaminan sesuai dengan porsi dukungan yangdiberikan.
Pasal 19
(1) Atas pelaksanaan Penjaminan sebagairnana dimaksuddalam Pasal 16 ayat (1), Pemerintah mengalokasikandana cadangan Penjaminan dan anggaran imbal jasaPenjaminan yang berasal dari Anggaran Pendapatan danBelanja Negara.
(21 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara Penjaminansebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 diatur denganPeraturan Menteri.
Bagian Kelima
Belanja Negara
Pasal 20
(1) Program PEN melalui belanja negara sebagaimanadimaksud dalam Pasal 5 termasuk tetapi tidak terbataspada pemberian subsidi bunga kepada debiturperbankan, perusahaan pembiayaan, dan lembagapenyalur program kredit Pemerintah yang memenuhipersyaratan.
(21 Debitur perbankan dan perusahaan pembiayaansebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhipersyaratan paling sedikit:
a. merupakan Usaha Mikro, Usaha Kecil, UsahaMenengah, dan/atau Koperasi dengan plafon kreditpaling tinggi Rp10.OO0.000.000,00 (sepuluh miliarrupiah);
SK No 032512 A
b. tidak
PRESIDENREPUBLIK INDONESTA
13-
b. tidak termasuk Daftar Hitam Nasional;
c. memiliki kategori performing loanlancar (kolektibilitas1 atau 2l; dan
d. memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak atau mendaftaruntuk mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak.
(3) OJK dan/atau otoritas yang berwenang memberikaninformasi yang dibutuhkan dalam rangka pelaksanaanpemberian subsidi bunga.
(4) Ketentuan mengenai mekanisme penganggaran,pelaksanaan, dan pertanggungjawaban pemberiansubsidi, dan persyaratan debitur sebagaimana dimaksudpada ayat (1) diatur dalam Peraturan Menteri.
(5) Ketentuan mengenai tata cara pemberian informasi olehOJK sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diaturbersama antara Menteri dan Ketua Dewan KomisionerOJK.
BAB VI
PEMBIAYAAN PROGRAM PEN
Pasal 2 1
(1) Untuk pembiayaan Program PEN, Pemerintah dapatmenerbitkan SBN yang dibeli oleh Bank Indonesia dipasar perdana.
(21 Pembelian SBN oleh Bank Indonesia sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilakukan secara bertahapberdasarkan kebutuhan riil Program PEN.
(3) Hasil penerbitan SBN sebagaimana dimaksud pada ayat(1) disimpan dalam suatu rekening khusus di BankIndonesia.
(4) Ketentuan mengenai skema dan mekanisme pembelianSBN oleh Bank lndonesia di pasar perdana sebagaimanadimaksud pada ayat (1) diatur bersama antara Menteridan Gubernur Bank Indonesia.
SK No 032511 A
(5) Ketentuan
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-t4-(5) Ketentuan mengenai tata cara pengelolaan rekening
khusus sebagaimana dimasud pada ayat (3) diaturdengan Peraturan Menteri.
BAB VII
PELAPORAN
MenteriPresiden.
Pasal 22
melaporkan pelaksanaan Program PEN kepada
Pasal 23
Akuntansi dan pelaporan keuanganProgram PEN dilaksanakan sesuaiperaturan perundang-undangan.
atas pelaksanaandengan ketentuan
BAB VIII
PENGAWASAN DAN EVALUASI
Pasal 24
(1) Menteri melakukan pengawasan dan evaluasi ataspelaksanaan Program PEN.
(21 Pengawasan dan evaluasi sebagaimana dimaksud padaayat (1) meliputi pemantauan, evaluasi, danpengendalian.
(3) Hasil evaluasi atas pelaksanaan Program PENsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaporkan olehMenteri kepada Presiden.
(41 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengawasandan evaluasi atas pelaksanaan Program PEN diaturdengan Peraturan Menteri.
SK No 032510A
Pasal 25
PRESIOENREPUBLIK INDONESIA
-15-
Pasal 25
(1) Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunanmelakukan pengawasarr intern terhadap pelaksanaanProgram PEN.
(21 Aparat Pengawasan Internal Pemerintah padaKementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah melakukanpengawasan intern sesuai kewenangannya danpengawasan intern terhadap pelaksanaan Program PENdalam kerangka pertanggungjawaban Menteri selakuBendahara Umum Negara.
(3) Dalam melakukan pengawasan intern sebagaimanadimaksud pada ayat (1), Badan Pengawasan Keuangandan Pembangunan mengoordinasikan dan dapatbersinergi dengan Aparat Pengawasan InternalPemerintah dan pimpinan kementerian, lembagapemerintah, pemerintah daerah, dan korporasi/badanusaha.
(4) Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan dalammelaksanakan pengawasan intern sebagaimanadimaksud pada ayat (1) menetapkan pedomanpengawasan intern Program PEN.
(5) Badan Pengawasan Keuangan dan Perrrbangunanmelaporkan hasil pengawasan intern sebagaimanadimaksud pada ayat (1) kepada Presiden dan/atauMenteri.
(6) Menteri dapat meminta Badan Pengawasan Keuangandan Pembangunan melaksanakan verifikasi data daninformasi yang diberikan pihak ketiga dalam pelaksanaanProgram PEN.
(71 Untuk pelaksanaan pengawasarl intern oleh AparatPengawasan Internal Pemerintah padaKementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah sebagaimanadimaksud pada ayat (2), Inspektorat JenderalKementerian Keuangan untuk dan .atas nama Menteriselaku Bendahara Umum Negara men5rusun pedomanpengawasan dan penjagaan kualitas pengawasan intern.
(8) Dalam pen)rusunan pedoman pengawasan dan penjagaankualitas pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat(7), Inspektorat Jenderal Kementerian Keuanganberkonsultasi kepada Badan Pengawasan Keuangan danPembangunan.
(9) Aparat ...
SK No 032509 A
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
- 16-
(9) Aparat Pengawasan Internal Pemerintah padaKementerian/tembagalPemerintah Daerah melaporkanhasil pengawasan intern sebagaimana dimaksud padaayat (2) kepada menteri/pimpinan lembaga/kepaladaerah.
BAB IX
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 26
(1) Dalam rangka pemulihan ekonomi nasional, dapatdilaksanakan penyelesaian transaksi perdaganganbilateral dengan menggunakan mata uang lokal (LocalCunencg Settlement/ LC S) .
(2) Penyelesaian transaksi perdagangan bilateral denganmenggunakan mata uang lokal (Local CurrencySettlemen /LCS) merupakan penyelesaian transaksiperdagangan bilateral yang dilakukan oleh pelaku usahadi Indonesia dan di negara mitra dengan menggunakanmata uang negara masing-masing.
(3) Dalam pelaksanaan transaksi perdagangan bilateraldengan menggunakan mata uang lokal (Local CurencgSettlement/Lcs) sebagaimana dimaksud pada ayat (1),kementerian/lembaga dapat memberikan kemudahan,fasilitas, insentif, percepatan pelayanan ekspor-imporsesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai transaksi perdaganganbilateral dengan menggunakan mata uang lokal (LocalCunencg Settlement/Lcs) sebagaimana dimaksud padaayat (1) diatur dengan Peraturan Bank Indonesia.
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 27
Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan.
SK No 037315 A
Agar
PRESIDENREPUBLTK INDONESIA
-17-
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Pemerintah ini denganpenempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakartapada tanggal 9 Mei 2O2O
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd
JOKO WIDODO
Diundangkan di Jakartapada tanggal 11 Mei 2O2O
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIAREPUBLIK INDONESIA,
YASONNA H. LAOLY
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2O2O NOMOR 131
Salinan sesuai dengan aslinyaKEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA
REPUBLIK INDONESIAidang Hukum dan
-undangan,
ttd
El!:d
{r
SK No 037314 A
'anna Djaman
I.
PRESIDENREPUELIK INDONESIA
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 23 TAHUN 2O2O
TENTANG
PELAKSANAAN PROGRAM PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL DALAM
RANGKA MENDUKUNG KEBIJAKAN KEUANGAN NEGARA UNTUK
PENANGANAN PANDEMI CORONA WRUS D/SEASE 2019 (COVID- 19)
DAN/ATAU MENGHADAPI ANCAMAN YANG MEMBAHAYAKAN
PEREKONOMIAN NASIONAL DAN/ATAU STABILITAS SISTEM KEUANGAN
SERTA PEI{YELAMATAN EKONOMI NASIONAL
UMUM
Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-l9) secara nyata telahmengganggu aktivitas perekonomian sebagian besar negara di seluruhdunia termasuk di Indonesia. Selama terjadinya pandemi Corona VirusDisease 2019 (COVID-l9), kegiatan dunia usaha mengalami gangguanyang signihkan baik dalam proses produksi, distribusi, dan kegiatanoperasional lainnya yang pada akhirnya mengganggu kinedaperekonomian.
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2O2Otentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuanganuntuk Penanganan Pandemi Corona Vints Disease 2019 (COVID-l9)dan/atau dalam rangka Menghadapi Ancaman yang MembahayakanPerekonomian Nasional dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan telahmengamanatkan upaya pemulihan ekonomi nasional melalui ProgramPEN.
Program PEN merupakan bentuk respon kebijakan yang ditempuh olehPemerintah dalam upaya untuk menjaga dan mencegah aktivitas usahadari pemburukan lebih lanjut, mengurangi semakin banyaknyapemutusan hubungan kerja dengan memberikan subsidi bunga kreditbagi debitur usaha mikro, kecil, dan menengah yang terdampak,mempercepat pemulihan ekonomi nasional, serta untuk mendukungkebijakan keuangan negara.
SK No 037313 A
Program
PRES IDENREPUBLIK INDONESIA
-2-
Program PEN bertujuan untuk melindungi, mempertahankan, danmeningkatkan kemampuan ekonomi para Pelaku Usaha termasukkelompok usaha mikro, kecil, dan menengah, dalam menjalankanusahanya. Pelaksanaan Program PEN diharapkan dapat meminimalkanterjadinya pemutusan hubungan kerja oleh dunia usaha karena dampakpandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
Secara umum Peraturan Pemerintah ini memuat materi pokok, yaituantara lain:
a. prinsip yang harus dipedomani dan dilaksanakan dalam pelaksanaanProgram PEN;
b. mekanisme perumusan dan penetapan kebijakan dan strategipelaksanaan Program PEN, termasuk penetapan prioritas bidangusaha atau sektor yang terdampak pandemi Corona Virus Disease2019 (COVTD- 19);
c. pelaksanaan Program PEN melalui PMN, Penempatan Dana, InvestasiPemerintah, dan Penjaminan;
d. pemulihan ekonomi melalui belanja negara yang antara laindilakukan melalui pemberian subsidi bunga;
e. pembiayaan program PEN untuk memberikan kejelasan mengenaisumber dana Program PEN dimaksud; dan
f. pelaporan, pengawasan dan evaluasi untuk tata kelola yang baikdalam penyelenggaraan Program PEN.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal I
Cukup jelas.
Pasal 2
Cukup jelas.
Pasal 3
Cukup jelas.
SK No 037312 A
Pasal4...
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-3-
Pasal 4
Cukup jelas.
Pasal 5
Cukup jelas.
Pasal 6
Dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negaradapat berasal dari penerbitan SBN.
Pasal 7
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (2)
Yang dimaksud dengan "menteri/pimpinan lembaga pemerintahnon kementerian pembina usaha atau sektor" antara lain,menteri yang membidangi urusan pemerintahan di bidangkoperasi dan usaha kecil dan menengah untuk Usaha Mikro,Usaha Kecil, Usaha Menengah, dan Koperasi.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (4)
Yang dimaksud dengan "peraturan perundang-undangan" antaralain Undang-Undang mengenai Bank Indonesia, Undang-Undangmengenai OJK, dan Undang-Undang mengenai LembagaPenjamin Simpanan.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Pasal 8
Cukup jelas
Pasal 9
Cukup jelas
SK No 037311 A
Pasal 10
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-4-
Pasal 10
Cukup jelas
Pasal 1 1
Ayat (1)
Bank Peserta akan melakukan penilaian risiko dalammenyediakan dana penyangga likuiditas bagi Bank Pelaksanayang membutuhkan dana penyan Eleia likuiditas.
Ayat (2)
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (a)
huruf aKategori sehat dinilai berdasarkan tingkat kesehatan bankposisi terakhir setelah dilakukan reviu.
huruf b
Cukup jelas.
Ayat (5)
Transaksi antara Bank Pelaksana dan Bank Pesertasebagaimana dimaksud pada ayat ini merupakan hubungankontraktual secara business to business.
Ayat (6)
Cukup jelas.
Pasal 12
Yang dimaksud dengan "dana Pemerintah" adalah dana Pemerintahyang ditempatkan dalam bentuk simpanan pada Bank Peserta.
Bentuk simpanan dana Pemerintah kepada Bank Peserta adalah giro,deposito, sertifikat deposito, tabungan dan/atau bentuk lainnya yangdipersamakan dengan itu.
Pasal 13
Cukup jelas.
Pasal 14
Cukup jelas
SK No 037310 APasal 15.
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-5-
Pasal 15
Cukup jelas
Pasal 16
Cukup jelas
Pasal 17
Cukup jelas.
Pasal 18
Cukup jelas.
Pasal 19
Cukup jelas
Pasal 20
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan "lembaga penyalur program kreditPemerintah" antara lain badan layanan umum dan BUMN.
Badan layanan umum dapat bekerja sama dengan Koperasidalam rangka penyaluran subsidi bunga kepada Usaha Mikro,Usaha Kecil, Usaha Menengah, dan/atau Koperasi.
Ayat (21
Huruf aTermasuk debitur Usaha Mikro, Usaha Kecil, UsahaMenengah, dan/atau Koperasi adalah debitur KreditPemilikan Rumah (KPR) sampai dengan tipe 70 dan debiturKredit Kendaraan Bermotor untuk usaha produktif,termasuk ojek online dan/atau usaha informal.
Huruf bBerlaku untuk debitur dengan pinjaman lebih dariRpSO.OOO.0OO,OO (lima puluh juta rupiah).
Huruf cKategori performing loan lancar (kolektibilitas 1 atau 2)dihitung per 29 Februari 2O2O.
SK No 037309 AHuruf d. . .
PRESTDENREPUBLIK INDONESIA
-6-
Huruf dCukup jelas
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (a)
Materi muatan yang diatur dalam Peraturan Menteri antara lainmengenai pemberian subsidi bunga diajukan melaluiKementerian Keuangan dan mekanisme pelaksanaa.n pengajuan,verilikasi, dan pemberian persetujuan subsidi bunga, danpersyaratan debitur perbankan, perusahaan pembiayaan, danlembaga penyalur program kredit sebagaimana dimaksud padaayat (1).
Ayat (5)
Cukup jelas.
Pasal 21
Ayat (1)
Cukup jelas.
Ayat (21
Cukup jelas.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Ayat (a)
Dalam pengaturan bersama antara Menteri dan Gubernur BankIndonesia antara lain memuat tingkat imbal hasil yangmemperhatikan ketentuan Pasal 3 huruf f.
Ayat (5)
Cukup jelas.
Pasal 22
Cukup jelas.
Pasal 23
Cukup jelas
SK No 037308 A
Pasal24...
PRESIDENREPUBLIK INDONESIA
-7
Pasal 24
Cukup jelas.
Pasal 25
Cukup jelas
Pasal 26
Cukup jelas
Pasal 27
Cukup jelas.
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESTA NOMOR 6514
SK No 037307 A