berdakwah di tengah tantangan banjir dan rob

21
BERDAKWAH DI TENGAH TANTANGAN BANJIR DAN ROB Desa Qaryah Thayyibah Aisyiyah (QTA) Pasirkratonkramat Balai Sakinah Aisyiyah (BSA) Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) Kramatsari

Upload: others

Post on 21-Nov-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BERDAKWAH DI TENGAH TANTANGAN BANJIR DAN ROB

BERDAKWAH DI TENGAH TANTANGAN

BANJIR DAN ROB

Desa Qaryah Thayyibah Aisyiyah (QTA)

Pasirkratonkramat

Balai Sakinah Aisyiyah (BSA)

Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) Kramatsari

Page 2: BERDAKWAH DI TENGAH TANTANGAN BANJIR DAN ROB

PENGANTAR

QS Al A’raf ayat 96

Program Qoryah Thoyibah ‘Aisyiyah (QTA) telah dimulai sejak tahun

1985. Pembentukan desa binaan Qariyah Thayibah dimulai tahun 1995. Meskipun

sudah lama mulai dicanangkannya kegiatan QTA ini, namun sampai sekarang cita-

cita ideal ini belum mulai kelihatan hasilnya. Setiap muktamar, musywil program

QTA ini selalu diangkat untuk didiskusikan. QTA telah menjadi prioritas program

nasional. Hal inilah yang menjadi landasan PWA mewajibkan setiap PDA untuk

memiliki 1 desa sebagai piloting program.

Menurut Tanfidz Keputusan Tanwir I Aisyiyah Pimpinan Pusat Aisyiyah

“Qaryah Thayibah adalah suatu perkampungan atau desa di mana masyarakatnya

menjalankan ajaran Islam secara kaffah baik dalam hablun minallah maupun

hablun minannas dalam segala aspek kehidupannya yang meliputi bidang aqidah,

akhlak, ibadah, dan mu’amalah duniawiyah”.

A. Karakteristik Qaryah Tasyyibah Aisyiyah

1. Masjid berfungsi sebagai tempat ibadah, pelayanan sosial dan menjadi

pusat kegiatan masyarakat.

2. Tingkat pendidikan masyarakat maju

3. Adanya berbagai usaha untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi

masyarakat

4. Derajat kesehatan masyarakat yang tinggi, baik kesehatan fisik, psikis dan

lingkungan

5. Masyarakat memiliki hubungan sosial yang harmonis

6. Masyarakat memiliki kepedulian sosial yang tinggi

7. Masyarakat memiliki kesadaran hukum dan politik yang tinggi

Page 3: BERDAKWAH DI TENGAH TANTANGAN BANJIR DAN ROB

B. Identitas Qaryah Tasyyibah Aisyiyah (QTA)

1. Sifat QTA adalah Melakukan pemberdayaan Masyarakat

2. Sasaran QTA yaitu Seluruh lapisan anggota masyarakat

3. Tujuan Qaryah Thayyibah Aisyiyah (QTA) memiliki dua tujuan yaitu

tujuan umum dan tujuan khusus. Sebagai tujuan umum QTA bertujuan

untuk melakukan perubahan yang berkemajuan di masyarakat baik

dalam segi pendidikan, ekonomi, sosial, dan lain sebagainya. Sedangkan

tujuan khusus dari terselenggaranya QTA ini adalah upaya melakukan

penguatan di cabang dan ranting Aisyiyah.

Page 4: BERDAKWAH DI TENGAH TANTANGAN BANJIR DAN ROB

DAFTAR ISI

Page 5: BERDAKWAH DI TENGAH TANTANGAN BANJIR DAN ROB

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Program Qoryah Thayyibah merupakan salah satu program Aisyiyah yang

memiliki dasar QS. Al-Ma’un dan QS. Ai Imran 104. Ayat tersebut yang

menginspirasi Aisyiyah untuk melakukan praksis gerakan dimasyarakat. Praksis

gerakan yang berorientasi dalam dakwah amar makruf nahi munkar inilah dakwah

bi lisan al-haal.

Menurut Tanfidz Keputusan Tanwir I Aisyiyah Pimpinan Pusat Aisyiyah

“Qaryah Thayibah adalah suatu perkampungan atau desa di mana masyarakatnya

menjalankan ajaran Islam secara kaffah baik dalam hablun minallah maupun

hablun minannas dalam segala aspek kehidupannya yang meliputi bidang aqidah,

akhlak, ibadah, dan mu’amalah duniawiyah”.

Kramatsari adalah salah satu desa yang ada di Kota Pekalongan. Kini desa

yang telah digabung menjadi satu kelurahan dengan desa Kraton, dan desa Pasirsari

berubah nama menjadi Kelurahan Pasirkratonkramat. Desa Kramatsari,

masyarakatnya lebih mendominasi menjadi petani karena banyaknya lahan dan

sawah. Kini mereka terpaksa harus beralih profesi. Hal tersebut dikarenakan adanya

bencana yang melanda desa Kramatsari, yaitu Banjir dan rob.

Desa Kramatsari juga dikelilingi oleh banyaknya gedung bertingkat seperti

hotel hotel dan bangunan lain. Tak hanya itu, meningkatnya produsen batik dan

pendangkalan sungai juga ikut berkontribusi terjadinya banjir dan rob tersebut.

Selain itu, desa Kramatsari juga banyak anak-anak usia dini yang

memerlukan pendidikan agama yang baik. Agar bisa menjadi generasi penerus yang

bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa. Tak hanya berdakwah dibidang

pendidikan untuk anaknya, Aisyiyah juga mengadakan Thalabul ilmi untuk orang

tua/ wali anak didik dan juga masyarakat perempuan di Kramatsari. Hal itu juga

menjadi dasar upaya untuk terciptanya Keluarga Sakinah.

Page 6: BERDAKWAH DI TENGAH TANTANGAN BANJIR DAN ROB

Aisyiyah juga menggandeng dan bekerja sama dengan Kelurahan

Pasirkratonkramat guna adanya penyuluhan dan pendampingan Masyarakat / Orang

tua Lanjut Usia (Lansia).

Berdasarkan hal tersebut diatas, Aisyiyah tergerak untuk ikut andil dalam

memberikan pendampingan khususnya bagi masyarakat perempuan/ ibu-ibu.

Page 7: BERDAKWAH DI TENGAH TANTANGAN BANJIR DAN ROB

RENCANA PROGRAM

Balai Sakinah Aisyiyah (BSA) Kramatsari ini terbentuk karena adanya

pembinaan dan sosialisai yang disampaikan oleh Majelis Tabligh Pimpinan Daerah

Asiyiyah Kota Pekalongan. Hal tersebut sesuai dengan Program yang digalakkan

oleh Pimpinan Pusat Aisyiyah.

Dari latar belakang yang telah disampaikan didepan, Balai Sakinah Aisyiyah

(BSA) Kramatsari dan Majelis Tabligh Pimpinan Ranting Aisyiyah Kramatsari

membuat program kegiatan yang digunakan untuk acuan mengadakan kegiatan agar

tepat sasaran, efektif dan efisien. Kegiatan yang dilakukan juga menjadi program

lintas majelis (bekerjasama dengan berbagai majelis dalam satu kegiatan).

No Rencana Program Majelis Tujuan Sasaran

1 Amal Usaha Berupa

Sekolah dan

Pendampingan

Sekolah Aisyiyah

M.

Dikdasmen

Untuk memberikan

pendidikan bagi

anak usia dini agar

menjadi insan

generasi robbani

Anak Usia

Dini

2 Pengajian Rutin Ibu-

Ibu

M. Tabligh Memberikan

pendidikan

masyarakat dan

siraman qalbu

Perempuan

3 Bina Baca Al Qur’an M. Tabligh Memberikan

pendidikan

masyarakat cara

mencintai dan

membaca Al-

Qur’an yang baik

dan benar

Perempuan

Page 8: BERDAKWAH DI TENGAH TANTANGAN BANJIR DAN ROB

4 Program Santunan

Anak Yatim/ Piatu

dan Dhuafa

MKS Membantu dan

meringankan biaya

sekolah anak

kurang mampu

(dhuafa) dan

yatim/piatu

Anak

Sekolah

5 Pelatihan Pembuatan

Roti

MEK Memberikan

pengetahuan dan

keterampilan bagi

ibu-ibu/

masyarakat

perempuan untuk

memiliki keahlian

membuat roti dan

sebagai sarana

meningkatkan

pendapatan yang

halal bagi

persyarikatan dan

bagi masyarakat.

Perempuan

6 Penyedia Seragam

Aisyiyah

MEK Memberikan

kemudahan kepada

masyarakat yang

membutuhkan

seragam Aisyiyah

dan meningkatkan

kas persyarikatan.

Perempuan

7 Dapur Umum M. Tabligh

dan

LLHPB

Membantu

masyarakat

menyediakan

Masyarakat

Page 9: BERDAKWAH DI TENGAH TANTANGAN BANJIR DAN ROB

makanan ketika

terjadi bencana

khususnya yang

sering terjadi yaitu

rob dan banjir

8 Posyandu Lansia M.

Kesehatan

dan Sosial

Aktif dan ikut serta

dalam pelaksanaan

kegiatan posyandu

lansia dan balita

yang dilaksanakan

kelurahan guna

ikut memantau dan

memberikan

pendampingan

khususnya warga

Aisyiyah.

Masyarakat

Page 10: BERDAKWAH DI TENGAH TANTANGAN BANJIR DAN ROB

IMPLEMENTASI PROGRAM

A. Sekolah Aisyiyah dan Pendampingan Sekolah Aisyiyah

Sejak lahirnya Aisyiyah mendampingi perjuangan Muhammadiyah di

kalangan kaum perempuan, organisasi tersebut begitu cepat menyebar luas ke

seluruh pelosok negeri, tak terkecuali di daerah kota Pekalongan khususnya

Desa Kramatsari ini. Sekitar tahun 1990 Aisyiyah sudah berdiri dan di pimpin

oleh Ibu Siti Ruqoyah (Ibunda Hj. Fathimah Mansyur) yang juga salah satu

pencetus berdirinya TK Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) Kramatsari.

Layaknya ciri-ciri warga Muhammadiyah termasuk didalamnya adalah

warga Aisyiyah sebagai desa Qaryah Thayyibah adalah melakukan gerakan

amar ma’ruf nahi munkar, karena hal tersebut memang ciri khusus

Muhammadiyah, yaitu gerakan Islam, gerakan amar ma’ruf nahi munkar dan

gerakan tajdid (pembaharuan).

Maka impian mempunyai TK Aisyiyah adalah harapan yang begitu

besar bagi pengurus Aisyiyah Kramatsari sejak organisasi tersebut ada di

Kramatsari di bawah Pimpinan Ibu Siti Ruqoyah yaitu Ibunda dari Ibu

Fathimah yang sekarang menjadi Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan

Ranting Aisyiyah Kramatsari.

Diawali dengan berdirinya TK Aisyiyah Bustanul Athfal (TK ABA)

Kramatsari pada tahun 1997. Masyarakat saling gotong royong dan mencari

dana, mulai dari jimpitan warga/ masyarakat Aisyiyah Muhammadiyah

maupun pencarian donatur. Hingga sampai sekarang gotong royong dana

tersebut masih berjalan. Dilandasi dengan semangat untuk beramar ma’ruf

nahi munkar dan ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa menjadi

masyarakat yang sebenar-benarnya.

Hal tersebut juga menjadi motivasi dan dorongan bagi Aisyiyah untuk

mendirikan Taman Pendidikan Al Qur’an (TPQ) Aisyiyah Kramatsari yang

berdiri di tahun 2001.

Page 11: BERDAKWAH DI TENGAH TANTANGAN BANJIR DAN ROB

Banyak nya anak usia dini dibawah 4 tahun yang artinya belum bisa

disekolahkan di jenjang Taman kanak-kanak, maka Aisyiyah kembali

berkiprah dengan mendirikan pendidikan anak usia dini (PAUD) yang

sekarang dikenal dengan Kelompok Bermain (KB) di tahun 2006.

Masyarakat sangat antusias menyambut dakwah Aisyiyah melalui

pendidikan tersebut. Terbukti dengan banyaknya orang tua yang

mendaftarkan anaknya di PAUD Aisyiyah Kramatsari. Diawal pendiriannya,

sekolah tersebut meringankan biaya pendidikan dengan membebaskan uang

kegiatan anak didik dan berlangsung hingga tahun ke 2.

Kesibukan yang luar biasa bagi orang tua milenial sekarang ini, Taman

Penitipan Anak (TPA) sangatlah menjadi kebutuhan bagi sebagian

masyarakat. Selain untuk memberikan keamanan dan kenyamanan bagi anak

usia dini yang “ditinggal” oleh orang tuanya bekerja, pendidikan karakter dan

tauhid anak usia dini sangatlah penting, hal tersebut menjadi alasan Aisyiyah

mendirikan kembali amal usaha dibidang pendidikan. Taman Penitipan Anak

(TPA) Aisyiyah Kramatsari yang berdiri di tahun 2015.

Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah bersama dengan seluruh

pimpinan Aisyiyah Kramatsari tak henti-hentinya berdakwah dan berkhidmat

untuk negeri khususnya di kelurahan Kramatsari. Setelah pendirian lembaga/

amal usaha tersebut tentunya semua wajib menjaga agar terus tumbuh dan

menjadi bagian peradaban masyarakat yang akan selalu memberikan

pencerahan. Kualitas dan kuantitas yang harus berjalan bersama terkadang

memperoleh hambatan. Kualitas yang dibangun dari seluruh stakeholder

terkadang menemui banyak rintangan. Sarana dan Prasarana yang terus

diperbaiki dilakukan dengan tujuan untuk tetap memberikan pelayanan dan

kualitas yang baik untuk masyarakat.

Letak geografis Kramatsari yang jauh dari laut pada kenyataannya

mengalami rob dan banjir. Hal tersebut tentunya menjadi bagian dari

tantangan dan juga ujian yang senantiasa diterima dengan sabar. Hal tersebut

berdampak pada amal usaha Aisyiyah di bidang pendidikan ini yaitu

menurunnya kuantitas anak didik baik TPQ, TK, KB/ PAUD, dan TPA.

Page 12: BERDAKWAH DI TENGAH TANTANGAN BANJIR DAN ROB

Gedung tempat belajar mengajar TK, TPQ, PAUD/KB juga terkena banjir.

Sampai akhirnya Pimpinan Ranting membeli lahan dan membangun gedung

baru disebelah gedung lama dengan bangunan yang sudah ditinggikan. Anak

didik TK KBM secara nomaden (berpindah-pindah) seperti dimasjid atau di

gedung Majelis Ta’lim Al Maauun, selama gedung baru belum selesai di

bangun. Sedangkan TPQ pinjam pakai gedung SD Muhammadiyah

Kramatsari. Hingga sekarang TPQ walaupun bangunan baru sudah jadi, TPQ

belum pindah kembali dikarenakan gedung lama TK belum selesai

direnovasi.

Penelitian dan segala usaha terus dilakukan guna untuk mendalami

permasalahan dan pencarian jalan keluar atau solusi yang baik. Sehingga

eksistensi Aisyiyah berdakwah dalam pendidikan akan terus berlanjut dan

berkembang lebih baik.

Gedung TK, KB, TPQ yang mengalami

kebanjiran

Page 13: BERDAKWAH DI TENGAH TANTANGAN BANJIR DAN ROB

Gedung TK, KB, TPQ yang direnovasi

Gedung TK, KB, TPQ yang direnovasi

Gedung TK, KB, TPQ, TPA yang baru (disebelah

selatan gedung lama)

Page 14: BERDAKWAH DI TENGAH TANTANGAN BANJIR DAN ROB

B. Pengajian Rutin Ibu-Ibu

Pengajian ini bertujuan untuk melayani kebutuhan umat dalam hal

agama, dengan alasan pemahaman ke-Islaman dan kemuhammadiyahan

kurang. Peran yang dilakukan Aisyiyah di desa Qaryah Thayyibah adalah

dengan mengembangkan ilmu yang disampaikan, memberikan buku materi

agar anggota dapat mengulang materi yang disampaikan dan diadakan tanya

jawab anggota kepada pemateri. Selain itu, menjaga kualitas pengajaran

dalam penyampaian materi dengan baik, dan memfasilitasi kebutuhan

anggota.

Pengajian dilaksanakan rutin setiap hari Jum’at siang pukul 13.00 WIB

– waktu ashar. Pemateri pengajian dari Muhammadiyah dan juga Aisyiyah,

baik dari Pimpinan Ranting, Cabang maupun Daerah. Walaupun diadakan di

siang hari yang kadang amat terik. Namun warga Aisyiyah di Kramatsari

sangat antusias untuk mnghadiri pengajian tersebut. Jika musim penghujan

pun, warga Aisyiyah masih semangat untuk hadir bahkan ketika banjir

ataupun rob datang, terkecuali ketika ada pengumuman libur. Jumlah jamaah

pengajian di desa binaan Qaryah Thayyibah ini mencapai hampir 100 orang

perempuan terdiri perempuan muda, paruh baya bahkan lanjut usia.

Untuk meningkatkan kompetensi yang dimiliki oleh pimpinan ranting

aisyiyah Karamatsari dan untuk memperdalam pengetahuan keagamaan,

maka pimpinan ranting Aisyiyah Kramatsari selalu memandatkan/ memberi

utusan pada anggotanya untuk mengikuti pelatihan-pelatihan seperti

pelaatihan muballighot baik yang diadakan Aisyiyah ataupun

Muhammadiyah. Hal itu menjadi dasar karena Pimpinan Ranting Aisyiyah

Kramatsari minim kader muballighotnya. Bisa karena mental yang belum

terbangun dan terasah, kurangnya pengetahuan agama dan kurangnya waktu

untuk bisa berorganisasi atau menjadi penceramah. Hal tersebut

mengakibatkan susahnya mencari cadangan jika muballigh/ muballighotnya

berhalangan hadir.

Majelis Tabligh yang membidangi pengajian rutin ini bekerjasama

dengan Majelis Kesejahteraan Sosial yaitu dengan cara menyediakan kaleng

Page 15: BERDAKWAH DI TENGAH TANTANGAN BANJIR DAN ROB

infak yang diisi oleh jamaah. Infak kaleng Majelis Tabligh dan Majelis

Kesejahteraan Sosial berbeda. Majelis Tabligh digunakan untuk keperluan

kegiatan pengajian dan Majelis Kesejahteraan Sosial digunakan untuk

keperluan kegiatan sosial, misalnya menjenguk orang sakit, meninggal,

membantu orang dhuafa, dsb.

Pengajian Ibu-Ibu anggota Qaryah Thayyibah Aisyiyah

Kramatsari, Jum’at Siang

Page 16: BERDAKWAH DI TENGAH TANTANGAN BANJIR DAN ROB

C. Bina Baca Al Qur’an

Kegiatan Bina Baca Al Qur’an (BBA) Aisyiyah Kramatsari ini diikuti

oleh perempuan-perempuan paruh baya hingga lanjut usia. Semangat untuk

bisa mencintai, mempelajari dan memahami Al Qur’an dengan baik. BBA

dilaksanakan pada sore hari pukul 16.30 WIB sampai pukul 17.30 WIB.

Dengan pembimbing dari Majelis Tabligh Pimpinan Ranting Aisyiyah

Kramatsari.

BBA ini diikuti sampai dengan 15 orang. Hingga dari desa tetangga.

BBA ini bertujuan untuk memfasilitasi Ibu-Ibu yang ingin belajar dan

menambah pengetahuan cara membaca Al Qur’an yang baik dan benar.

Kegiatan BBA tidak ditentukan biayanya, cukup infak seikhlasnya.

Harapannya dengan adanya fasilitas di desa Qaryah Thayyibah ini berupa

Bina Baca Al Qur’an memberikan ilmu yang bermanfaat dan menjadi dakwah

untuk perempuan-perempuan hebat.

Awalnya BBA dilaksanakan di Sekolah Aisyiyah bersamaan dengan

TPQ Aisyiyah Kramatsari. Akan tetapi dikarenakan adanya banjir dan rob

yang mengakibatkan gedung dan akses jalan tidak bisa dipakai dan dilewati,

maka kegiatan BBA dialihkan dirumah pembimbing dan dibagi menjadi 2

kelompok, yaitu dengan kelompok barat (Rumah Bu Riswati) bagi rumah

jamaah yang berada di daerah barat dan kelompok timur (Rumah Bu

Fathimah/ Gedung Majelis Ta’lim Al Maauun Kramatsari) bagi jamaah yang

rumahnya berada didaerah timur.

Alhamdulillah semangat ibu-ibu untuk belajar Al Qur’an tidak pantang

surut. Selain karena akses jalan dan rumah yang cukup mudah dilalui

walaupun dalam keadaan berair, dan juga niat yang sangat tulus ikhlas dan

digerakkan oleh Allah sehingga mereka tetap istiqomah.

Walaupun tidak terpungkiri jumlah jamaahnya mengalami penurunan

karena keadaan demikian. Namun semoga Aisyiyah Kramatsari sebagai desa

binaan Qaryah Thayyibah mampu untuk memberikan solusi jitu guna tetap

berdakwah melintas jaman.

Page 17: BERDAKWAH DI TENGAH TANTANGAN BANJIR DAN ROB

D. Program Santunan Anak Yatim/ Piatu dan Dhuafa

Program ini selain dari infak Majelis Kesejahteraan Sosial Pimpinan

Ranting Aisyiyah Kramatsari, juga bekerja sama dengan Majelis

Kesejahteraan Sosial Pimpinan Daerah Aisyiyah Kota Pekalongan yaitu Panti

Aushan Putri Wisma Rini.

Program berupa menyantuni anak yatim/ piatu dan dhuafa, berupa

bantuan untuk bisa mendaftar menjadi anak asuh di Panti Asuhan Putri

“Wisma Rini” bagi anak yatim/ piatu/ yatim piatu yang semua biaya hidupnya

di tanggung oleh pihak panti dan bantuan santunan bagi anak dhuafa atau non

asuh dengan santunan untuk pembayaran sekolahnya.

Desa Binaan Qaryah Thayyibah Aisyiyah Kramatsari juga mengikuti

kegiatan Pengajian yang diadakan di PAP Wisma Rini yang diadakan setiap

hari Jum’at Pahing.

Yang menjadi hambatan program santunan adalah tidak stabilnya

jumlah jama’ah. Ketika jamaa’ah mengalami penurunan maka jumlah infak

yang didapatkan tidak terlalu banyak.

E. Pelatihan Membuat Roti

Pelatihan ketrampilan ini bertujuan untuk menambah pendidikan

anggota Qaryah Thayibah dan mengisi waktu luang terutama bagi ibu rumah

tangga. Peran pengurus dengan hasil yang didapat dalam praktek tersebut,

dengan memberikan kesempatan anggota untuk memasarkan hasil produksi

sehingga meningkatkan produktivitas dan juga peningkatan ekonomi anggota

QTA Kramatsari.

Selain itu yang dilakukan pengurus dengan mengadakan pertemuan

rutin setiap bulan sekali. Kegiatan pelatihan ketrampilan ini masih berjalan

sampai sekarang dan mengembangkan produksi yang dipraktekkan.

Hambatan yang terjadi dalam pelatihan membuat roti ini diantaranya

hasil praktek yang belum bisa menjual ke masyarakat dikarenakan banyaknya

saingan penjual roti dan harga roti yang relatif murah dikalangan masyarakat

sehingga produk belum bisa maksimal manfaatnya ke masyarakat.

Page 18: BERDAKWAH DI TENGAH TANTANGAN BANJIR DAN ROB

F. Penyediaan Seragam Aisyiyah

Penyediaan Seragam Aisyiyah di lingkungan desa QTA Kramatsari ini

bermula dengan banyaknya pesanan seragam Aisyiyah anggota QTA

Kramatsari. Penyediaan Seragam Aisyiyah ini bertujuan memberikan

kemudahan kepada masyarakat yang membutuhkan seragam Aisyiyah agar

bisa terkoordinir dengan baik. Harapannya, anggota QTA Kramatsari sedikit

demi sedikit secara menyeluruh sudah memiliki seragam nasional Aisyiyah

khususnya dan seragam Aisyiyah Daerah.

Seragam Aisyiyah ini ditanggung jawabi oleh MEK PRA Kramatsari.

Seragam tersebut di beli dari MEK PDA Kota Pekalongan lalu dijual kepada

anggota QTA Kramatsarri. Hal tersebut juga dengan harapan mampu

membrikan kontribusi/ kas PRA Kramatsari untuk penunjang program

kegiatan PRA Kramatsari dan QTA Kramatsari. Pembayaran yang dilakukan

oleh anggota QTA Kramatsari dengan cara mengangsur.

Yang menjadi hambatan dalam program ini adalah ketika harapan

semua anggota QTA Kramatsari mempunyai seragam Aisyiyah namun

dengan cara mengangsur, mengakibatkan terkendalanya perputaran dana/

modal.

G. Dapur Umum

Tantangan bagi desa binaan QTA Kramatsari seperti yang telah

dijelaskan diawal adalah terjadinya banjir dan rob. Hal tersebut membuat

warga Aisyiyah memiliki pemikiran dan inisiatif untuk mendirikan Dapur

Umum jika sewaktu-waktu banjir dan rob melanda. Pendirian Dapur Umum

Aisyiyah bersama Muhammadiyah, Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul

Aisyiyah dan Pelajar Muhammadiyah berbekal dari sumbangan masyarakat

karena Kramatsari termasuk diantara desa yang terkena dampak banjir dan

rob yang parah. Dengan cara dibuat masakan nasi bungkus yang dibagikan

kepada masyarakat. Hal tersebut bertujuan untuk meringankan masyarakat

Kramatsari khususnya dalam penyediaan makanan. Agar tidak kesulitan

Page 19: BERDAKWAH DI TENGAH TANTANGAN BANJIR DAN ROB

memasak atau mencari penjual masak karena pasti rumahnya terendam banjir

dan rob tersebut.

Pendirian Dapur Umum menyesuaikan kondisi yang ada, terkadang

dibuka selama 3, 4 bahkan 7 hari. Dalam satu hari Dapur Umum menyediakan

makanan yang dibagikan selama 3 kali yaitu makan pagi, makan siang, dan

makan malam.

Hambatan yang dialami dari Dapur Umum ini adalah kurangnya

personil yang membantu di Dapur Umum dikarenakan rumah mereka juga

terendam banjir dan rob.

Pendistribusian makanan ke korban

banjir dan rob di Kramatsari

Kegiatan Dapur Umum anggota QTA

Kramatsari

Page 20: BERDAKWAH DI TENGAH TANTANGAN BANJIR DAN ROB

H. Posyandu Lansia

Posyandu Lansia di QTA Kramatsari bekerjasama dengan Kelurahan

Pasirkratonkramat berupa kegiatan pengecekan kesehatan Lansia, senam

bersama dan sarapan bersama. Kegiatan tersebut dilaksanakan setiap Ahad

pagi. Peserta Posyandu Lansia tidak hanya dari Anggota QTA Kramatsari

melainkan seluruh masyarakat Kramatsari.

Selain kegiatan Posyandu Lansia, Majelis Kesehatan Sosial PRA

Kramatsari juga berpartisipasi dengan kegiatan yang diadakan Majelis

Kesehatan Sosial PDA Kota Pekalongan. Biasanya kegiatan berupa IVA dan

Pap smear. Banyak anggota QTA Kramatsari yang ikut IVA dan Pap Smear.

Selain Dapur Umum, Aisyiyah juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan

pemeriksaan gratis yang bekerjasama dari Lazismu Pekalongan dan Jaminan

Pelayanan Kesehatan Muhammadiyah (JPKM) Pekalongan ketika banjir dan

rob.

Kegiatan Pemeriksaan Gratis di QTA

Kramatsari kerjasama Lazismu dan JPKM

Kegiatan Senam dan Pemeriksaan Lansia di QTA Kramatsari

kerjasama Kelurahan Pasirkratonkramat

Page 21: BERDAKWAH DI TENGAH TANTANGAN BANJIR DAN ROB

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdakwah didesa yang sering terjadi banjir dan rob menjadi tantangan

tersendiri bagi desa binaan Qaryah Thayyibah Aisyiyah (QTA) Kramatsari.

Banyaknya rintangan tidak menjadikan Aisyiyah surut dan mundur melintasi

zaman, walaupun pada kenyataanya mengalami penurunan dalam kuantitas.

Program kerja yang dibuat oleh anggota QTA Kramatsari adalah program

yang bisa dilakukan ditengah banjir dan rob tersebut. Diantaranya adalah

program :

1. Amal Usaha Berupa Sekolah Aisyiyah dan Pendampingan Sekolah

Aisyiyah

2. Pengajian Rutin Ibu-Ibu

3. Bina Baca Al Qur’an

4. Program Santunan Anak Yatim/ Piatu dan Dhuafa

5. Pelatihan Membuat Roti

6. Penyediaan Seragam Aisyiyah

7. Dapur Umum

8. Posyandu Lansia

Peran pengurus selain meningkatkan pendidikan masyarakat juga

merupakan wadah pendidikan bagi masyarakat untuk lebih mendalami ilmu

agama dan ilmu pengetahuan umum. Sehingga tujuan desa Qaryah Thayyibah

Aisyiyah bisa tercapai.

B. Saran

1. Adanya peningkatan program Qaryah Thayyibah Aisyiyah Kramatsari

dan anggota Qaryah Thayyibah Aisyiyah Kramatsari

2. Tertibnya pengadministrasian dan pengawasan kegiatan Qaryah

Thayyibah Aisyiyah Kramatsari.