berdasarkan tipe hutannya, tnks memiliki tiga tipe...

96
PERJALANAN GEODIVERSITY JAMBI MENJADI GEOPARK NASIOANAL “ GEOPARK MERANGIN JAMBI “ MENUJU GLOBAL GEOPARK NETWORK UNESCO Diawali pada tahun … adanya pertemuan para Kepala Museum di Jambi, Kepala Museum Geologi, Kementerian ESDM memaparkan adanya keanekaragaman geologi (Geodiversity) berupa fosil daun dan kayu (Silisified Wood) yang langka keberadaannya di dunia, dan tersebar di sebagian wilayah di Provinsi Jambi , khususnya di Kabupaten Merangin. Dari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut untuk dikembangkan dalam konsep Geopark , yang di sebagian belahan dunia sudah dikembangkan dan membawa manfaat yang besar, terutama hal- hal yang berkaitan dengan perlindungan, pendidikan/penelitian dan pembangunan dan pengembangan masyarakat di sekitar keberadaan geopark. Wacana pengembangan geodiversity ini dipertegas dengan diadakannya WORKSHOP NASIONAL GEOPARK INDONESIA di Bandung pada 2-3 Agustus 2010. Butir-butir kesepakatan Workshop Nasional Geopark Indonesia tersebuat menyepakati beberapa hal : 1. Membentuk Komisi Nasional Geopark Indonesia dengan leading sektornya adalah Badan Geologi.

Upload: hoangtram

Post on 28-Mar-2018

247 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

PERJALANAN GEODIVERSITY JAMBIMENJADI GEOPARK NASIOANAL

“ GEOPARK MERANGIN JAMBI “MENUJU

GLOBAL GEOPARK NETWORK UNESCO

Diawali pada tahun … adanya pertemuan para Kepala Museum di Jambi, Kepala

Museum Geologi, Kementerian ESDM memaparkan adanya keanekaragaman

geologi (Geodiversity) berupa fosil daun dan kayu (Silisified Wood) yang langka

keberadaannya di dunia, dan tersebar di sebagian wilayah di Provinsi Jambi ,

khususnya di Kabupaten Merangin. Dari sinilah awal munculnya keinginan

geodiversity tersebut untuk dikembangkan dalam konsep Geopark , yang di

sebagian belahan dunia sudah dikembangkan dan membawa manfaat yang

besar, terutama hal-hal yang berkaitan dengan perlindungan,

pendidikan/penelitian dan pembangunan dan pengembangan masyarakat di

sekitar keberadaan geopark.

Wacana pengembangan geodiversity ini dipertegas dengan diadakannya

WORKSHOP NASIONAL GEOPARK INDONESIA di Bandung pada 2-3 Agustus 2010. Butir-butir kesepakatan Workshop Nasional Geopark Indonesia

tersebuat menyepakati beberapa hal :

1. Membentuk Komisi Nasional Geopark Indonesia dengan leading sektornya

adalah Badan Geologi.

a) Komisi ini memiliki fungsi / tugas untuk menyusun dan

mensosialisasikan panduan Geopark, mempromosikan, menilai usulan,

merekomendasikan (nasional / internasional) dan membina serta

mengevalusi Geopark di Indonesia.

b) Komisi ini memiliki struktur dan kelompok kerja yang mengacu kepada

UNESCO ditambah kelompok kerja pemberdayaan kepada UNESCO

ditambah kelompok kerja pemberdayaan masyarakat.

Page 2: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

c) Nama Komisi ini perlu dikonsultasikan kepada Komisi Nasional

c) Nama Komisi ini perlu dikonsultasikan kepada Komisi Nasional

Indonesia untuk UNESCO (KNIU) agar tidak terjadi tumpang tindih

fungsi dan nomenklatur.

Page 3: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

d) Komisi harus berupaya agar Geopark mendapatkan perhatian dari RI-1

dan akhirnya dapat tercantum dalam dokumen Nasional RPJMN/RPJP)

d) Komisi harus berupaya agar Geopark mendapatkan perhatian dari RI-1

dan akhirnya dapat tercantum dalam dokumen Nasional

(RPJMN/RPJP) dalam dokumen Nasional (RPJMN/RPJP)

2) Lembaga pengelola Geopark dibentuk oleh Gubernur pada tingkat provinsi

(wilayah Geopark lintas kabupaten)pada tingkat provinsi (wilayah Geopark

lintas kabupaten) dan oleh Bupati/Walikota pada level Kabupaten/Kota.

a) Lembaga pengelola terdiri dari Majelis Pertimbangan Geopark (nama

lain..?) yang menentukan arah kebijakan pengelolaan dan Organisasi

Pelaksana (Profesional)) yang dilengkapi dengan setidakya empat

Komite (Konservasi, Pengembangan, Ilmiah dan Promosi).

b) Majelis Pertimbangan Geopark beranggotakan unsurunsur pemerintah

dan masyarakat, sedangkan Organisasi Pelaksana lebih didominasi

oleh para profesional.

Page 4: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

3) Dalam pemilihan wilayah untuk suatu Geopark haruslah mengacu kepada

RTRW yang berlaku di wilayah tersebut.

4) Dalam pemilihan wilayah untuk suatu Geopark haruslah mengacu kepada

RTRW yang berlaku di wilayah tersebut.

5) Pembangunan infrastruktur dalam kawasan Geopark harus merujuk kepada

berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku, terutama UU No.26

tahun 2007 dan PP No.26 tahunberlaku, terutama UU No.26 tahun 2007

dan PP No.26 tahun 2008 dan menempatkan wilayah Geopark sebagai

kawasan lindung geologi

6) Pembangunan infrastruktur (jalan/track, bangunan sarana penunjang,

sarana aktivitas ekonomi) dalam wilayah Geopark yang masuk dalam

kawasan lindung,g, haruslah menggikuti danyg menyiasati aturan-aturan

zonasi yang sudah ada

7) Semua hasil dan keputusan yang dibuat dalam Workshop ini akan

didokumentasikan secara tertulis dan didistribusikan kepada pemangku

kepentingan terkait (pusat/daerah) sehingga dapat dijadikan panduan bagi

semua pihak untuk membentuk sebuah Geopark (akhir tahun anggaran).

8). Agenda Pertemuan berikutnya akan dikoordinir oleh Badan Geologi

( direncanakan bulan ini / agustus 2010 ) dengan agenda membahas

masalah :

- Kelembagaan dan manajemen

- Regulasi agar tidak bertabrakan tetapi sinergi dengan yang sudah ada.

- Perencanaan - perencanaan

- Kegiatan ( teknis dan administrasi )

- Pembicaraan dengan Budpar dan stakeholder.

Langkah selanjutnya dengan diadakannya rapat koordinasi antara pada Badan Geologi dan Pemerintah Provinsi Jambi tanggal 11 maret 2011 dengan kesimpulan :1. Menindaklanjuti Perjanjian Kerjasama disepakati akan dibentuk Tim

Percepatan Pengembangan Geopark Merangin, Jambi yang anggotanya terdiri dari unsur-unsur Satuan Kerja Perangkat Daerah Jambi dan Badan Geologi.

Page 5: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

2. Pemerintah Kabupaten Merangin diharapkan dapat meninjau kembali keberadaan Izin Usaha Pertambangan yang diperkirakan tumpang tindih dengan rencana kawasan peruntukan geopark Merangin dan ikut mensosialisasikan rencana pengembangan geopark Merangin kepada masyarakat.

Nama geopark yang diusulkan di Provinsi Jambi, Indonesia adalah Geopark Merangin Jambi. Secara administratif, Geopark Merangin Jambi meliputi dan terletak pada kawasan 4 (empat) Kabupaten dengan segmen yaitu, Kabupaten Merangin (Segmen Paleobotani Park Merangin), Kabupaten Kerinci (Segmen Highland Park Kerinci), Kabupaten Sarolangun (Segmen Geological and Cultural Park Sarolangun), dan Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Segmen Gondwana Park Bukit Tigapuluh).

Nama tersebut didasarkan pada sejarah penemuan para ahli geologi sejak awal abad ke-20, salah satu temuan yang fenomenal yaitu fosil “Jambi Flora”(Zwierzycki dan Posthumus, 1926; Jongmans dan Gothan, 1935; Li dan Yao, 1982; Li, 1995; Rigby, 1998) di sungai Merangin dan beberapa sungai lainnya di Kabupaten Merangin.

“Jambi Flora” mengandung komponen flora Cathaysian dan flora Euramerican (Chaloner dan Creber, 1988; van Weveren et al. In prep.) dan hasil penelitian akhir-akhir ini ada kemungkinan mengandung elemen-elemen Gondwana yang ditemukan di kawasan tersebut (Van Waveren en Van Konijnburg-van Cittiered, in prep.). Hasil penemuan-penemuan ini sangat penting untuk mengetahui evolusi benua-benua renik yang berasal dari Gondwana pada era Paleozoikum Akhir dan Mesozoikum (IGCP 516 Project).

Aspiring Geopark Merangin Jambi ini mengangkat tema fosil dan proses geologi yang mengiringinya sebagai suatu kesatuan bentang alam yang membentuk kawasan Geopark Merangin Jambi tersebut, termasuk hubungan antar komponen di dalamnya (geologi, biologi, budaya). Geopark Merangin Jambi digunakan sebagai instrumen pembangunan daerah yang berkelanjutan di Jambi bagian barat - selatan dengan konsep pengembangannya berdasarkan pada aspek konservasi, aspek pendidikan, aspek pertumbuhan ekonomi lokal yang mandiri (salah satunya melalui konsep pariwisata berkelanjutan) dengan secara aktif melibatkan masyarakat setempat sebagai subjek dalam proses pengembangannya.

A.2. Karakteristik Geografi Fisik dan KependudukanSecara umum, Provinsi Jambi hampir berada di tengah Pulau Sumatera yang membentang dari barat sampai ke timur tepat berada di bawah garis ekuator bumi dengan kondisi topografi yang bervariasi mulai dari ketinggian 0 m dpl di bagian timur sampai pada ketinggian di atas 1.000 m dpl, ke arah barat morfologi lahannya semakin tinggi dimana di bagian barat merupakan kawasan pegunungan Bukit Barisan yang berbatasan dengan Provinsi Bengkulu dan Sumatera Barat. Kawasan Geopark Merangin berada pada bagian selatan - tengah hingga barat Provinsi Jambi yang memiliki topografi wilayah yang bervariasi dengan ketinggian 100 m dpl hingga 3.805 m dpl dengan bentang alam rata-rata bergelombang hingga terjal yang terdiri atas 3 (tiga) kelompok morfologi, yaitu :

1. Daerah rendah dan perbukitan lemah 0.0 – 1.000 m, berada di wilayah timur sampai tengah, terdapat Kabupaten Tanjung Jabung Barat, bagian timur Kabupaten Sarolangun dan bagian selatan Kabupaten Merangin

2. Daerah perbukitan sedang sampai kuat 1.000-2.000 m, pada wilayah tengah, terdapat di Kabupaten Bungo, bagian barat Kabupaten Sarolangun, serta bagian selatan dan barat Kabupaten Merangin serta sebagian Kabupaten Kerinci.

Page 6: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

3. Daerah perbukitan tinggi sampai pegunungan >2.000 m dpl, terletak pada wilayah Utara Barat Kabupaten Kerinci dan bagian Selatan-Timur Kabupaten Merangin, serta bagian Selatan-Utara Kabupaten Merangin.

Pada dataran rendah didominasi oleh tanah-tanah yang penuh air dan rentan terhadap banjir pasang surut serta banyaknya sungai besar dan kecil yang melewati wilayah ini. Wilayah ini didominasi jenis tanah clay humus rendah dan andosol yang bergambut. Daya dukung lahan terhadap pengembangan wilayah sangat rendah sehingga membutuhkan input teknologi dalam pengembangannya. Di bagian tengah didominasi jenis tanah podsolik merah kuning yang kesuburannya relatif rendah. Daya dukung lahan cukup baik terutama pada lahan kering dan sangat potensial untuk pengembangan tanaman keras dan perkebunan. Pada bagian barat didominasi dataran tinggi lahan kering yang berbukit - bukit. Wilayah ini didominasi oleh jenis tanah latosol dan andosol. Pada bagian tengah Kabupaten Kerinci, banyak ditemui jenis tanah aluvial yang subur yang dimanfaatkan sebagai lahan persawahan irigasi yang cukup luas.

Dilihat dari pola aliran sungai, Kawasan Geopark Merangin Jambi merupakan bagian dari Wilayah Sungai Batanghari (Permen PU No. 11A tahun 2006) yang berasal dari Pegunungan Bukit Barisan dengan 2 hulu sungai yaitu Danau Kerinci (Jambi) dari arah selatan menuju ke utara-timur menjadi Sungai Batang Merangin, Batang Asai, dan Batang Tembesi. Dari Danau Kembar dari arah utara (Sumbar) menuju selatan-timur yang menjadi Sungai Batanghari Hulu dan menghilir bergabung dengan Batang Tembesi. Daerah-daerah tersebut masuk dalam DAS Batanghari, yang panjangnya mencapai 1.700 km. Selain itu, Sungai Pengabuan di Kabupaten Tanjung Jabung Barat berhulu ke kawasan Bukit Tigapuluh. Di daerah hulu, pola aliran sungainya berbentuk radial terutama di Kabupaten Kerinci, Merangin dan Kabupaten Sarolangun, sedangkan di daerah pesisir berbentuk paralel. Sungai - sungai di Provinsi Jambi terutama Sungai Batanghari sangat berpengaruh pada musim hujan dan kemarau. Pada musim hujan kecenderungan air sungai menjadi banjir, sebaliknya pada musim kemarau kecenderungan air sungai menjadi dangkal.

Kawasan Geopark Merangin Jambi beriklim tropis yang memiliki kerentanan perubahan iklim yang cukup tinggi. Gejala perubahan iklim seperti kenaikan temperatur, perubahan intensitas dan periode hujan, pergeseran musim hujan/kemarau, dan kenaikan muka air laut, akan mengancam daya dukung lingkungan dan kegiatan seluruh sektor pembangunan. Sepanjang tahun 2011, kawasan ini memiliki karakteristik curah hujan sedang dan lembab dengan rata-rata curah hujan mencapai 3.030 mm, sedangkan jumlah penyinaran matahari 4,2 jam/hari dengan kelembaban udara rata-rata sebesar 97%. Suhu udara rata-rata mencapai 270C, sedangkan di dataran tinggi mencapai 220C.

Batuan yang menyusun kawasan Geopark Merangin Jambi sangat beranekaragam mulai dari jenis pembentukannya dan umur batuan mulai pada Permo-Carbon hingga Kuarter. Keberadaan “Jambi Flora” sebagai inti dari kawasan Geopark Merangin ini, bentang alam kars di Kabupaten Sarolangun dan Merangin, Kompleks Gunung Api Kerinci, dan keterdapatan batuan dropstone yang merupakan pecahan lempeng gondwana serta terdapatnya amalgamasi di Kabupaten Sarolangun, Merangin, dan Tanjung Jabung Barat merupakan jejak pembentukan bumi dengan segala proses geologi yang menyertainya membuat Kawasan Geopark Merangin Jambi secara geologi memiliki makna ilmu pengetahuan yang bernilai sangat tinggi.

Kawasan Geopark Merangin Jambi yang terbagi ke dalam 4 segmen, yaitu segmen Highland Park Kerinci di Kabupaten Kerinci, segmen Paleobotani Park Merangin di Kabupaten Merangin, segmen Geological and Cultural Park Sarolangun di Kabupaten Sarolangun, dan segmen Gondwana Park Pegunungan Tigapuluh di Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Segmen-segmen tersebut terhubung oleh jalan aspal dengan status jalan negara, provinsi, dan kabupaten serta mempunyai akses secara langsung dengan jalan lintas tengah Sumatera dan timur Sumatera sebagai fasilitas penunjang utama penggerak ekonomi kawasan. Selain itu, jaringan penghubung pada kawasan Geopark Merangin Jambi terdapat tiga bandara udara, yaitu: Bandara Sultan Thaha di kota Jambi, Bandara Depati Parbo di Kerinci, dan Bandara Bungo di Muara Bungo. Dari ketiga bandar udara tersebut yang full operasionalnya adalah bandara Sultan Thaha dengan sembilan penerbangan Jambi-Jakarta (PP) serta Jambi-Batam dengan sekali penerbangan setiap harinya. Saat ini, Bandara Sultan Thaha ini akan dinaikan statusnya menjadi bandara internasional yang dapat menampung pesawat berbadan lebar. Bandara Bungo

Page 7: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

memiliki jadwal penerbangan tiga kali seminggu dengan tujuan Muara Bungo-Jakarta PP. Sedangkan bandara Depati Parbo karena cuaca dan letak bandara yang berada di cerukan kaldera Gunung Kerinci purba maka frekuensi penerbangan baru dapat dilakukan 2 kali seminggu dengan menggunakan jenis pesawat foker kecil.

Kawasan Geopark Merangin Jambi memiliki jumlah penduduk 1.114.966 (lihat tabel) dengan kepadatan penduduk 52 jiwa/km2dengan pola penyebaran yang tidak merata dan terkonsentrasi di ibu kota kabupaten seperti Bangko, Sarolangun, Sungai Penuh, dan Merlung. Hal tersebut dapatmenunjukan bahwa di sekitar kawasan Geopark Merangin Jambi masih berupa ruang terbuka hijau dan hutan sehingga kegiatan konservasi sangat memungkinkan untuk dikembangkan di kawasan tersebut. Hal ini pun mendukung oleh predikat yang disandang pada daerah di sekitar kawasan Geopark Merangin Jambi yang merupakan paru-paru dunia.

Tabel Jumlah dan Kepadatan Penduduk di Kawasan Geopark Merangin Jambi

Kabupaten/Kota

Jumlah Penduduk

Luas kabupaten (km2)

Kepadatan penduduk

Kerinci 235.251 3.355,27 70Merangin 341.563 7.679,00 44Sarolangun 252.421 6.184,00 41Tanjab Barat 285.731 4.649,85 61

Jumlah 1.114.966 21.868,12 51Sumber : Badan Statistik Propinsi Jambi, 2011

Pada 10 ribu tahun sebelum Masehi, para pakar mengindikasikan Provinsi Jambi merupakan kawasan persebaran pemukiman ras Melayu Tua yang umumnya berada di kawasan hamparan Bukit Barisan. Pada hamparan dataran sedang dan rendah, merupakan persebaran dari ras Melayu Muda yang bermigrasi dari kawasan Asia Tengah pada sekitar 5 ribu tahun sebelum Masehi. Ras Melayu Tua dan Muda tersebut berhibridasi dengan orang-orang asli yang kemudian menjadikan orang-orang Jambi yang dipengaruhi oleh berbagai budaya, baik itu dari India, Timur Tengah, Cina, dan orang-orang Eropa terutama Inggris dan Belanda yang telah menjajah Nusantara pada waktu itu. Berdasarkan etnis, masyarakat Jambi terdiri dari Suku-suku Kerinci, Penghulu, Batin, Melayu, Bajau, Minang, Bugis, Banjar, Batak, Palembang, Jawa, Flores, etnis Cina, India, dan lainnya.

Masyarakat Jambi merupakan masyarakat heterogen yang terdiri dari masyarakat asli Jambi, yakni Suku Melayu yang menjadi mayoritas di Provinsi Jambi. Selain itu juga ada Suku Kerinci di daerah Kerinci dan sekitarnya yang berbahasa dan berbudaya mirip Minangkabau dan suku asli pedalaman yang masih primitif yakni Suku Kubu dan Suku Anak Dalam. Adat dan budaya mereka dekat dengan budaya Minangkabau. Selain itu juga ada pendatang yang berasal dari Minangkabau, Batak, Jawa, Sunda, Cina, India dan lain-lain. Suku bangsa Jambi yang mendominasi pada Kawasan Geopark Merangin Jambi, adalah sebagai berikut :

Suku Anak Dalam ini dikelompokkan ke dalam dua kelompok yaitu yang masih berpindah-pindah dan yang sudah menetap. Kehidupan mereka masih sederhana. Bagi yang berpindah-pindah alasan dasar mereka adalah meneruskan adat melangun yaitu meninggalkan tempat apabila ada sanak saudara yang meninggal.

Suku Kerinci mendiami Kabupaten Kerinci dan sebagian kecil dari beberapa kabupaten di Jambi juga merupakan keturunan Kerinci. Mereka diperkirakan berasal dari Hindia Belakang yang datang dari semenanjung Malaka, Kepulauan Riau dan terus menyusuri Sungai Batang Hari untuk mencari daerah yang subur hingga tiba di Kerinci. Kebudayaan Kerinci banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Minangkabau, antara lain dapat dilihat dari ungkapan tradisional Kerinci yang banyak persamaannya dengan ungkapan minangkabau disamping itu kebudayaan Islam dan Melayu Jawa juga mempengaruhi kebudayaan Kerinci.

Orang Batin dimana pemukimannya banyak tersebar di Kabupaten Merangin dan Kabupaten Sarolangun. Diperkirakan orang Batin berasal dari daerah pegunungan sebelah barat dimana perpindahan tersebut sekitar abad 1 Masehi. Pada masa kekuasaan Kesultanan Jambi, Orang Batin dianggap sebagai orang dalam (keluarga) sehingga mereka memiliki pemerintahan sendiri dan tidak dikenakan biaya wajib kerja untuk kesultanan.

Page 8: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

Orang Penghulu mendiami Kabupaten Merangin dan terutama di Kabupaten Sarolangun, mereka merupakan transmigrasi dari Minangkabau ke Jambi untuk mencari emas. Menurut sejarah, pada awal kedatangan mereka ke Jambi, mereka menggabungkan diri bersama Orang Batin.

Tingkat kesejahteraan penduduk yang tercermin melalui Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tercatat sebesar 73,3 (data BPS tahun 2011). Sedangkan angka pengangguran Provinsi Jambi sebesar 4.02% dari penduduk Provinsi Jambi (data SAKERNAS bulan Februari). Provinsi Jambi termasuk dalam kawasan segitiga pertumbuhan Indonesia-Malaysia-Singapore (IMS-GT).

A.3. Penanggungjawab Organisasi dan Struktur PengelolaanA.3.1. Penanggungjawab OrganisasiGeopark Merangin Jambi dikelola oleh gabungan empat pemerintahan daerah kabupaten, yaitu Kabupaten Merangin, Kerinci, Sarolangun, dan Tanjung Jabung Barat, serta Pemerintah Provinsi Jambi sebagai koordinator umum pengelolaan Geopark Merangin Jambi. Organisasi pengelola Geopark Merangin Jambi akan mempedomani struktur dan pengorganisasian Komite Nasional Geopark Indonesia dengan beberapa penyesuaian sesuai dengan kondisi daerah yang ditetapkan oleh Gubernur, Bupati/Walikota yang bersangkutan. Di dalam melakukan tugas penyelenggaraan Geopark, Gubernur (sebagai penanggungjawab umum organisasi Geopark Merangin Jambi) dan para Bupati/Walikota (sebagai penanggungjawab organisasi setiap segmen pada Geopark Merangin Jambi) dibantu oleh Dewan Penasehat, Komite Koordinasi, Kelompok Kerja Tenaga Ahli, dan Komisi Teknis yang anggotanya bersifat multisektor dan multidisiplin. Sedangkan untuk pengelola situs geologi dilakukan dalam bentuk kelompok berbadan hukum, seperti koperasi dan sebagainya.

A.3.2. Struktur PengelolaanDalam konteks kelembagaan dan pengembangan pembangunan, salah satu proses penting yang terjadi di Indonesia adalah dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 22/1999 dan diperbaharui dengan Undang-undang Nomor 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah. Undang-undang ini membawa sistem pemerintahan yang awalnya terpusat ke otonomi daerah. Hal ini berarti, wewenang dan kekuasaan pemerintah dengan rakyat sudah lebih terdistribusi ke pemerintah daerah. Lebih jauh, semangat desentralisasi kekuasaan ini pada gilirannya membuka peluang untuk melakukan bentuk-bentuk pengelolaan berbasis masyarakat dalam kegiatan-kegiatan pembangunan berkelanjutan sesuai dengan rekomendasi Agenda 21. Gagasan tersebut diterapkan dalam pembangunan kelembagaan di Geopark Merangin Jambi dengan konsep kombinasi yang biasa dikenal dengan istilah Pengelolaan Berbasis Masyarakat. Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa Indonesia sebagai negara berkembang memiliki segala keterbatasan dalam menerapkan bottom up dalam sebuah program yang terintegrasi. Konsep yang diterapkan pertama kali dalam pembangunan kelembagaan di Geopark Merangin Jambi adalah kombinasi antara bottom up dan top down, dikarenakan terdapat beberapa kendala, diantaranya :

1. Tingkat pendidikan masyarakat yang masih relatif rendah.2. Kesejahteraan masyarakat yang dibawah rata-rata hidup layak.3. Kurangnya pemahaman akan konsep geopark secara konprehensif.4. Pola pikir masyarakat yang ekstratif, belum menyadari pentingnya konservasi bagi

masyarakat walaupun dalam budaya masyarakat Jambi yang diwariskan secara turun menurun berlandaskan upaya konservasi, namun kurang disadari oleh seluruh lapisan masyarakat.

Namun, disamping kelemahan tersebut terdapat kekuatan dalam masyarakat yang merupakan embrio dalam penerapan metoda bottom up di Kawasan Geopark Merangin, diantaranya :

1. Masih kuatnya masyarakat Jambi dalam memegang adat istiadat. Adat istiadat tersebut berbasis konservasi yang merupakan buah pemikiran nenek moyang masyarakat Jambi.

2. Masih kentalnya persaudaraan di sekitar masyarakat yang terjalin dengan budaya gotong royong diantara masyarakatnya.

3. Besarnya keinginan dari masyarakat untuk merubah kehidupan yang lebih baik tanpa harus melanggar adat yang sangat mereka hormati.

Page 9: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

Lembaga Pengelola Geopark Merangin Jambi

Lembaga Pengelola Paleobotani Park

Merangin

Lembaga Pengelola

Highland Park Kerinci

Lembaga Pengelola Geological and Cultural

Park Sarolangun

Lembaga Pengelola Gondwana Park Bukit

Tigapuluh

Lembaga Hutan Adat

Pengawal Geopark Tingkat

Desa

Lembaga Hutan Adat

Pengawal Geopark Tingkat

Desa

Lembaga Hutan Adat

Pengawal Geopark Tingkat

Desa

Lembaga Hutan Adat

Pengawal Geopark Tingkat

Desa

Pengelolaan “geopark” berbasis masyarakat sebagai pengelolaan bottom-up, terpadu, desentralistik dan partisipatif dilakukan untuk menangani isu-isu yang mempengaruhi lingkungan sumber daya (geo-diversity, bio-diversity dan cultural-diversity) melalui partisipasi aktif dan nyata dari masyarakat sehingga rasa kepemilikan dan tanggung jawab mereka terhadap sumber daya mereka sendiri semakin berkembang dan mengakar kuat. Dalam menjalankan pengelolaan sumber daya berbasis masyarakat ini dilakukan juga pengelolaan bersama antara pemerintah, masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya. Sehingga menjadi proses dinamis dan berkelanjutan yang menyatukan pemerintah dan masyarakat, ilmu pengetahuan dan pengelolaan, serta kepentingan sektoral dan masyarakat umum dalam menyiapkan dan melaksanakan suatu rencana terpadu untuk perlindungan dan pengembangan sumber daya “Geopark Merangin-Jambi”.

Dalam praktiknya, Kelembagaan Geopark Merangin- Jambi diawali dengan pembentukan Tim Percepatan Geopark Merangin-Jambi di tingkat propinsi dan Tingkat Kabupaten (SK Bupati Merangin No. 146/Disbudparpora/2012). Tim percepatan tersebut dibentuk sebagai taskforce dalam perencanaan dan persiapan Geopark Merangin Jambi. Selanjutnya di masing-masing desa dilakukan pembangunan kelembagaan “Geopark” berbasis masyarakat atau memperkuat lembaga yang sudah ada. Hingga saat ini setidaknya terdapat empat kelembagaan tingkat desa yang telah berkembang dan selanjutnya akan dikelola/dikoordinasikan bersama di tingkat Pengelola Geopark Merangin-Jambi. Secara keseluruhan, kelembagaan yang terbentuk di Geopark Merangin Jambi adalah sebagai berikut :

1. Pengelola Geopark Merangin Jambi2. Pengelola Geopark Merangin Jambi di Segmen Paleobotani Park Merangin3. Pengelola Geopark Merangin Jambi di Segmen Highland Park Kerinci4. Pengelola Geopark Merangin Jambi di Segmen Geological dan Cultural Park Sarolangun 5. Pengelola Geopark Merangin Jambi di Segmen Gondwana Park Bukit TigapuluhSecara sistematika keorganisasian antar kelembagaan tersebut, dapat dilihat pada skema di bawah ini;

Gubernur Jambi bertindak sebagai Penanggung Jawab penyelenggaraan kegiatan Geopark Merangin Jambi yang kawasannya meliputi lintas kabupaten, sedangkan para bupati di setiap kabupaten bertindak sebagai Penanggung Jawab penyelenggaraan kegiatan Geopark di masing-masing segmen.

Dewan Penasehat terdiri dari orang-orang yang mempunyai keterampilan atau pengetahuan yang berkaitan dengan warisan geologi dan atau pengembangan ekonomi berkelanjutan. Tugas

Page 10: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

PENANGGUNG JAWABGubernur Jambi/Bupati Kerinci, Merangin, Sarolangun, TanJab Barat

DEWAN PENASIHAT

KOMITE DAERAHKETUA

WAKIL KETUA

KELOMPOK KERJA TENAGA AHLI SEKRETARIAT GEOPARK MERANGIN JAMBI

Dewan Penasehat adalah memberi masukan dan usulan tentang pemecahan masalah yang timbul pada penyelenggaraan Geopark.

Kegiatan penyelenggaraan organisasi sehari-hari dilakukan oleh Komite Koordinasi. Komite terdiri dari wakil-wakil dari satuan kerja pemerintah baik ditingkat provinsi maupun di kabupaten/kota yang memiliki pengalaman di bidang perlindungan warisan geologi dan pembangunan lokal.Tugas Komite Koordinasi adalah melaksanakan kegiatan Geopark yang telah direncanakan. Komite mempunyai hak mengeluarkan keputusan organisasi. Komite Koordinasi diketuai oleh Koordinator dan Wakil Koordinator,dengan tugas mengkoordinasikan kegiatan Geopark. Jabatan Koordinator dan Wakil Koordinator dipilih oleh anggota Komite Koordinasi untuk jangka waktu 4 tahun.Tidak ada batasan hingga berapa kali seseorang dapat mengisi jabatan koordinator dan wakil.

Komite Koordinasi dibantu oleh Kelompok Kerja Tenaga Ahli. Kelompok Kerja ini terdiri dari orang- orang yang dinilai memiliki kemampuan di dalam melaksanakan tugas karena wawasan regionalnya yang luas dan keahliannya di bidang geologi, biologi, budaya, dan pemberdayaan masyarakat.Tugas Kelompok Kerja Tenaga Ahli adalah memperkuat pengembangan Geopark, dalam bentuk memberi masukan dan penilaian. Semua anggota Komite Koordinasi dihimbau untuk ikut berperan secara aktif pada kegiatan Kelompok Kerja.

Geopark Merangin Jambi mempunyai Kantor Geopark, yang berfungsi sebagai Sekretariat Geopark dan official-contact. Kantor Geopark dikepalai oleh Kepala Sekretariat, yang bertugas mengkoordinasikan penyebaran informasi tentang penyelenggaraan Geopark.

Program dan rencana aksikegiatan penyelenggaraan aspiring Geopark Merangin Jambi dilaksanakan oleh Komisi Teknis. Komisi terdiri atas Komisi Pengembangan, Komisi Promosi, Komisi Konservasi, dan Komisi Pemberdayaan Masyarakat. Anggota yang duduk di dalam Komisi Teknis adalah orang-orang yang dianggap dan dinilai memenuhi syarat berdasarkan latar belakang pengetahuan dan pengalamannya. Mereka berasal dari perwakilan instansi terkait di masing-masing kabupaten, perwakilan masyarakat, perwakilan perguruan tinggi, perwakilan organisasi profesi,dan perwakilan organisasi kemasyarakatan. Komite Teknis bekerja secara terpadu.

Tugas dan tanggung-jawab anggota Komisi Teknis adalah:1. Komisi Pengembangan mempunyai tugas dan kewajiban merencanakan kegiatan

pengembangan Geopark ke depandan memberi usulan ilmiah terhadap kegiatan pengembangan di dalam kawasan Geopark dari segala aspek.

2. Komisi Promosi mempunyai tugas dan kewajiban melakukan promosi Geopark di tingkat lokal, regional, nasional dan internasional.

3. Komisi Konservasi mempunyai tugas dan kewajiban memberi rekomendasi terhadap warisan geologi, warisan biologi dan warisan budaya yang ada di dalam kawasan Geopark,yang perlu dijaga, dilindungi dan dilestarikan keberadaannya.

4. Komisi Pengembangan Masyarakat mempunyai tugas dan kewajiban meningkatkan kepedulian masyarakat setempat dan para pemangku kepentingan.

5. Komisi Investasi dan Kerjasama mempunyai tugas dan kewajiban melakukan kerjasama antar Geopark Nasional Indonesia / antar segmen di Geopark Merangin Jambi / Geopark Global dan melakukan kerjasama dengan pihak ketiga dalam pembangunan dan pengembangan kawasan.

Page 11: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

Bagan Organisasi Pengelola Geopark Merangin Jambi

A.4. Penanggungjawab Organisasi dan Struktur PengelolaanNama Jabatan Telepon/Email

Budidaya Kepala Dinas Budpar +62811747316Guntur Kabid Distinasi

Disbudpar+6281366378164

Ujang Haryadi

Kabid Sepur Disbudpar +628153951809/ [email protected]

A. WARISAN GEOLOGIB.1. Lokasi Geopark Yang Diusulkan

Secara administratif, kawasan Geopark Merangin Jambi berada di wilayah Provinsi Jambi yang tersebar dalam wilayah 4 (empat) Kabupaten yaitu, Merangin, Kerinci, Sarolangun, dan Tanjung Jabung Barat. Geopark Merangin Jambi memiliki luas 20.360 km2 yang terbagi dalam 4 Segmen, yaitu :

1. Paleobotani Park Merangin seluas 1.551 km2

Kawasan Paleobotani Park Merangin merupakan kawasan inti yang seluruhnya berada di Kabupaten Merangin bagian selatan khususnya di bantaran dan aliran sungai Batang Merangin dan Batang Mengkarang. Fosil-fosil tertua yang ditemukan berusia ± 300 juta tahun berupa fosil Cordaites, Calamites, Pecopterid, Taeniopteris sp, Gigantopteris sp, Sphenopteris sp, dan Araucarioxylon (nama ilmiah latin dari tanam-tanaman). Kolom stratigrafi Formasi Mengkarang di sepanjang sungai Merangin mencapai ketebalan sekitar 500 m dengan ketebalan tanah penutup sekitar 1-7 m dengan jenis tanah andosol, litosol, regosol. Selain itu kawasan ini memiliki beberapa potensi Geodiversity bernilai tinggi untuk dikembangkan sebagai situs warisan geologi. Lokasinya berdekatan dengan beberapa objek geoheritage objek wisata alam seperti goa dan petualangan arum jeram standar internasional serta beragam atraksi kehidupan sosial budaya masyarakat.

2. Highland Park Kerinci seluas 2.863,36 km2

Highland Park Kerinci merupakan hulu dari DAS Batang Merangin yang merupakan kawasan dataran tinggi dari hamparan Bukit Barisan, terletak di kawasan Kabupaten Kerinci. Keragaman geologinya merupakan hasil erupsi dan gerak gunung api dari pegunungan Gunung Kerinci, Gunung Tujuh, dan dataran tinggi Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat. Beberapa potensi panas bumi di lokasi hulu DAS Batang Merangin tersebut dimanfaatkan untuk destinasi kepariwisataan serta lokasi penambangan dan pemanfaatan panas bumi bagi kelistrikan yang sekarang sedang diupayakan oleh suatu perusahaan konsorsium. Elektrifikasi ini sebagai upaya

Page 12: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

penambah konektifitas kelistrikan di Sumatera dan pendistribusian bagi wilayah Provinsi Jambi, yang juga sedang menggeliat dalam perkembangan berbagai usaha industri.

3. Geo-Culture Park Sarolangun seluas 1.428 km2

Kendati penamaannya lebih kepada masalah kultur, kawasan ini berada di Kabupaten Sarolangun sebenarnya juga merupakan tempat sebaran dari fosil koral batu karang yang dimanfaatkan oleh masyarakat di kawasan Kecamatan Singkut untuk perhiasan wanita berupa cincin, gelang, dan aksesoris lainnya. Selain itu pada Desa Bukit Bulan Kecamatan Limun terdapat rangkaian Gua Karst. Pada kawasan dan sekitar Taman Nasional Bukit Dua Belas terutama di Desa Pauh Kecamatan Pauh, Desa Bukit Suban, Pematang Kabau, Kecamatan Air Hitam ditemukan fosil-fosil pohon dan jenis flora-flora lainnya.

4. Gondwana Park Pegunungan Tiga Puluh seluas 115.20 km2

Kawasan ini berbeda dengan tiga kawasan yang tersebut di atas yang terangkai dalam sistem DAS. Pada kawasan Gondwana yang berada di Kecamatan Merlung Kabupaten Tanjung Jabung Barat, merupakan bentang kawasan dari lempeng Gondwana pada Pegunungan Bukit Tiga Puluh. Kawasan ini sebenarnya berbatasan dengan Kabupaten Tebo Provinsi Jambi dan Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau. Kawasan ini sebagian besar merupakan kawasan nasional habitat dari fauna besar seperti gajah maupun jenis primata seperti orang hutan dan berbagai jenis kera.

Secara keseluruhan kawasan geopark merangin Jambi berikut keletakan formasi cakupan sub dan elemen masing-masingnya terlihat pada peta wilayah yang tertera dibawah ini:

Page 13: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

Peta Kawasan Geopark Merangin Jambi

B.2. Perian Umum GeologiB.2.1. Morfologi

Wilayah kajian, secara fisiografi termasuk ke dalam kawasan peralihan antara mendala Pegunungan Barisan dan Daerah Rendah Sumatra Bagian Timur (Verstappen, 1973). Morfologi kawasan ini didominasi oleh dataran menggelombang, dengan undulasi yang tidak begitu kasar. Rangkaian punggungan topografi yang menempati wilayah ini umumnya searah dengan sumbu Pulau Sumatra, yaitu Baratlaut-Tenggara, namub sebagia ada juga yang memotong arah jurus perlapisan batuan sedimen. Ketinggian wilayah yang dimulai dari kawasan Taman Nasional Kerinci-Seblat di wilayah Kerinci, batuan sedimen terlipat kuat, kawasan intrusi, dan kawasan batuan sedimen terlipat lemah adalah dari 2800 m sampai 400 m dpl. Vegetasi bervariasi dari mulai hutan hujan – hutan produksi yang cukup rimbun, kawasan-kawasan budidaya yang umumnya tidak lebat, serta setempat berupa ladang dan semak belukar kebun karet, kebun kopi, serta kelapa sawit.

B.2.2. StratigrafiGambar B.1 memperlihatkan bahwa satuan batuan tertua di kawasan ini adalah Formasi Mengkarang (Pm) yang menjemari dengan dan ditindih secara selaras oleh Formasi Telukwang (Pt) yang berumur Perem Awal-Tengah. Ke arah barat dari wilayah kajian, Formasi Mengkarang dan Telukwang ini menjemari dengan Formasi Palepat. Formasi Mengkarang tersusun oleh batuan sedimen klastika halus-kasar bersisipan batuan klastika gunungapi dan batuan karbonat, sedangkan Formasi Telukwang berupa batuan sedimen klastika kasar dengan anggota batugamping. Sementara itu, Formasi Palepat terdiri atas batuan gunungapi dengan sisipan batuan sedimen klastika halus-kasar dan batugamping.

Batuan berumur Perem tersebut yang diterobos oleh granit horenblenda berumur Trias Akhir – awal Jura, memperlihatan kontak tektonik dengan Formasi Asai (Ja) berumur Jura Tengah yang berupa batuan sedimen-meta dengan sisipan batugamping dan Formasi Peneta (KJp) berumur Jura Akhir - Kapur Awal, yang tersusun oleh runtunan batuan sedimen klastika halus-kasar dan sisipan batugamping, umumnya termalihkan derajat rendah.

Runtunan batuan sedimen Pratersier tersebut telah mengalami proses ubahan dan pemalihan tingkat rendah. Meskipun demikian, struktur sedimen masih terlihat jelas; dan juga kandungan fosil fauna dan flora yang dapat dipakai sebagai penentu umur. Lingkungan pengendapannya berkisar dari lingkungan darat sampai laut dangkal.

Selanjutnya batuan berumur Tersier yang tersingkap adalah Formasi Muaraenim berumur Mio-Pliosen (Tmpm) hadir secara setempat, dan Formasi Kasai QTk) berumur Plio-Plistosen yang penyebarannya cukup luas (Gambar B.1).

Page 14: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

Gambar B.1. Peta geologi kawasan Mengkarang-Merangin (menurut Suwarna drr. 1998)

B.1.2.1. Formasi MengkarangSatuan batuan ini berupa perselingan batupasir, batulanau, batulempung, serpih, tuf, dan konglomerat; umumnya tekersikkan; serta sisipan batugamping dan batubara. Batupasir, kelabu terang-gelap, berbutir halus-kasar, membundar tanggung dan terpilah buruk, tebal setiap lapisan antara 0,5 – 2,5 m. Kuarsa, felspar, lempung, kalsit, dan klorit merupakan komponen utama batupasir, dengan massadasar lempung, felspar, dan kalsit.

Batulanau, kelabu gelap, tufan, agak pasiran, mengandung fosil tumbuhan, tebal lapisan antara 0,2 – 3,0 m, berlapis kurang baik – baik. Batulempung, kelabu kecoklatan – kehijauan. Serpih, kelabu gelap kehitaman, berlapis baik, mengandung fosil brakhiopoda dan tumbuhan; tebal setiap lapisan 1 – 15 m, setempat mengandung lapisan batubara tipis-tipis. Tuf, kelabu gelap, bersusunan basa – asam; klastika, setempat berselingan dengan batugamping dan sisipan batubara setebal 15 cm; berlapis baik; terdapat juga kepingan kayu tekersikkan dan Stigmaria; tebal lapisan tuf ini berkisar dari 0,5 – 1,5 m. Konglomerat, anekabahan, kelabu kehijuan dan kecoklatan; komponen yang berukuran 0,5- 20 cm dominan terdiri atas batuan gunungapi (basal dan trakhit), serpih, batupasir halus, dan granit; setempat berselingan dengan tuf bersusunan dasit; tebal runtunan 0,15 – 10 m.

Batugamping, jenis wackestone, kelabu gelap kehitaman, sebagai sisipan dalam serpih, setempat dolomitan, termalihkan lemah, terlipat kuat, berselingan dengan tuf basa. Fosil yang terkandung adalah Fusulina, Fusulinella, Bellerophon, Pseudoschwagerina meranginensis Thompson, Schwagerina rutschi Thompson, dan Bivalvia. Selain itu ditemukan pula fosil ganggang, ganggang-pseudo, foraminifera kecil, fusulinoid, dan koral yang menunjukkan umur Asselian (Perem Awal) (Beauvais drr., 1984). Dapat disimpulkan bahwa umur kumpulan fosil tersebut berkisar dari Sakmarian – Artinskian (awal Perem – akhir Perem Awal.

Formasi Mengkarang ini secara keseluruhan diduga terendapkan di lingkungan darat – laut dangkal, berlumpur, dalam kondisi rezim energi rendah, berdekatan dengan suatu busur kepulauan bergunung api. Sebarannya terletak di Sungai Mengkarang, Karing, Merangin, Ketiduran, dan Titi Meranti.

B.1.2.2. Formasi TelukwangSecara litologis, satuan batuan ini terdiri atas perselingan konglomerat anekabahan, batupasir, dan batulanau, berlapis baik dan tebal; sisipan batugamping, tuf terlas-kan (ignimbrit ?), riolit, dan andesit yang terubah kuat, mengandung ironstone. Komponen konglomerat berupa kepingan basal dan andesit yang terkloritkan, batupasir, batuan tekersikkan, granit (monzonit/monzodiorit), batugamping, dan kuarsa. Di dalam lapisan batupasir terdapat bongkah batugamping.

Batulanau, kelabu gelap, keras, berlapis tebal. Batugamping berupa kalsilutit dan kalkarenit (mudstone – grainstone), berlapis baik, tebal 10 – 30 cm; mengandung fosil foraminifera,

Page 15: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

moluska, dan ganggang; struktur stylolite. Setempat ditemukan sisipan tuf pasiran bersusunan dasitis. Tuf terlas-kan yang mengandung kepingan andesit dan kaca gunungapi, serta struktur perarian terputus-putus, terdapat di bagian bawah dan tengah satuan.

Formasi ini yang tebalnya bisa mencapai 200 m, dan diduga terendapkan di lingkungan darat – laut dangkal, telah terubah dan termalihkan lemah. Sebarannya di Sungai Merangin ke arah hulu dan hilir Telukwang, Sungai Mengkarang bagian hilir, dan Sungai Salamuku.

B.1.2.3. Formasi PenetaBagian bawah formasi ini tersusun oleh batulanau, serpih, dan batupasir berbutir halus – menengah yang termalihkan lemah; sisipan batugamping malih, dan setempat batusabak. Ke arah atas, satuan berangsur menjadi batupasir kasar dan konglomerat, mengandung sisipan batupasir kuarsa.

Batulanau, secara setempat, mengandung lensa-lensa batupasir yang tercenangga kuat dan kaya akan pirit. Seringkali ditemukan batuan yang tergerus dan tekersikkan. Pirit juga tersebar di dalam batusabak, batupasir-meta, dan serpih. Struktur perlapisan sejajar dan bersusun, slumping, serta perdaunan umum ditemukan.

Kumpulan fosil moluska dalam satuan batuan menunjukkan umur Kapur Awal (Tobler, 1919). Sementara itu, Beauvais drr. (1984), berdasarkan kandungan fosil calcarae, ganggang, dan koral di dalam sisipan batugamping meta, berpendapat bahwa umur batuan adalah Jura Akhir. Fosil amonit yang ditemukan oleh Baumberger (1925) menunjukkan umur Kapur Awal, sedangkan kepingan amonit yang ditemukan oleh Tobler (1919) menurut Geyssant (dalam Beauvais drr., 1984) berumur Jura Akhir. Beberapa spesies fosil nanno menunjukkan umur Aptian – Santonian (Kapur Awal; Puslitbang Geologi, 1995). Berdasarkan temuan fosil-fosil tersebut, disimpulkan umur formasi berkisar dari Jura Akhir – Kapur Awal.

Lingkungan pengendapannya ditafsirkan sebagai laut dangkal yang terletak di busur belakang, sedangkan secara tektonik termasuk ke dalam daur orogen dan daur kuarsa. Tebal satuan sekitar 400 m. Formasi ini tersebar di wilayah hulu aliran Sungai Mengkarang.

B.1.2.4. Formasi MuaraenimSatuan batuan sedimen ini terdiri atas perselingan batupasir, batupasir dan batulempung tufan, sisipan batubara, dan tuf pada bagian atas satuan. Ke arah atas, satuan kaya akan bahan asal gunungapi.

Batupasir terdiri atas kuarsa, glokonit, mineral hitam, dan kepingan batuan; mengandung damar dan sisipan lignit. Setempat, bagian paling atas runtunan mengandung sisipan tipis bahan karbonan dan oksida besi. Fosil foraminifera kecil, moluska, dan fosil daun yang terkandung dalam batulempung, terutama menempati bagian bawah formasi.

Satuan batuan ini berlapis baik dan mengalasi secara tidak selaras Formasi Kasai; terendapkan di lingkungan laut dangkal yang ke arah atas secara cepat berubah menjadi peralihan dan darat. Ketebalan formasi ini umumnya mencapai 200 m. Umurnya diduga akhir Miosen Akhir – awal Pliosen Akhir. Satuan batuan ini tersingkap secara setempat di hulu Sungai Mengkenan, kea rah timur Desa Bedengrejo.

B.1.2.5. Formasi KasaiFormasi Kasai tersusun oleh tuf dan tuf berbatuapung (pumis); dengan sisipan batupasir, batulempung, dan batulanau, yang umumnya tufan; setempat ditemukan konglomerat, breksi tuf, serta sisipan lignit dan gambut; kayu tekersikkan sangat umum, dan oksida besi pada bagian bawah formasi.

Tuf umumnya bersusunan asam (riolitan) dan seringkali terkaolinkan serta mengandung pumis berukuran antara 0,5 – 5 cm; umumnya berasosiasi dengan fosil kayu tekersikkan berdiameter sampai 1 meteran.

Batupasir, tufan, mengandung lensa-lensa konglomerat, setempat struktur silang-siur mangkok. Batulempung dan batulanau, tufan, tebal sekitar 3 m, struktur perarian sejajar. Konglomerat

Page 16: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

anekabahan, komponennya dikuasai oleh pumis, sedikit obsidian, andesit, basal, kuarsa, dan batuan tekersikkan. Lignit dan gambut, tersisip di antara batulempung dan batupasir.

Satuan berlapis baik – pejal, struktur silang-siur pada batuan berbutir kasar sangat umum. Lingkungan pengendapan darat, bahan yang terendapkan adalah hasil kikisan dan erosi dari Geantiklin Barisan. Formasi ini dapat mencapai ketebalan 450 m, dan umurnya adalah Plio-Plistosen. Singkapannya cukup luas dikawasan sebelah barat dan utara Sungai Merangin, sebelah timur Sungai Mengkarang, serta wilayah antara Sungai Merangin dan Mengkarang.

B.1.2.6. Granit Tantan Batuan ini terdiri atas granit, granodiorit, dan aplit. Granit biotit-horenblenda, terubah; sebagian plagioklas terubah menjadi klorit dan epidot; hipidiomorfis – subporfiritik; fenokris K-Na felspar sebagian terkloritkan dan terkaolinkan; sebagian plagioklas, ortoklas, dan kuarsa membentuk tekstur granofir.

Granodiorit biotit-horenblenda, terubah, sebagian horenblenda terubah menjadi biotit dan klorit; serisit berupa ubahan dari plagioklas dan ortoklas, sedangkan kaolin berasal dari ortoklas; mengandung senolit diorit-kuarsa.

Aplit, aplogranit biotit, terubah, epidot ubahan dari mineral mafik. Tonalit (diorit kuarsa), terubah, piroksen dan horenblenda sebagian terubah menjadi epidot, klorit, dan serisit.

Satuan batuan umumnya tergerus dan tersesarkan, serta terlapuk kuat; menerobos Formasi Mengkarang dan Telukwang, dan bersentuhan tektonik dengan Formasi Peneta. Umur mutlak satuan batuan adalah 171,50 + 1,30 jtl. dan 200 + 10,0 jtl. atau Trias Akhir – Jura Awal. Singkapannya terdapat di kiri dan kanan Sungai Merangin sekitar Dusun Airbatu.

B.2.3. Struktur dan TektonikaStruktur yang hadir berupa sesar, perlipatan, kelurusan, perdaunan, dan kekar, yang secara regional berarah barat laut – tenggara dan barat barat laut – timur tenggara. Jenis sesar berupa sesar mendatar menganan dan sesar naik, yang menempati batuan sedimen malihan Formasi Mengkarang dan Peneta, serta terobosan berumur Pratersier. Perlipatan setempat terdeteksi di dalam Formasi Telukwang dengan arah kemiringan yang rendah. Kelurusan hanya terdeteksi pada batuan sedimen Formasi Kasai yang berumur Plio-Plistosen. Sementara itu, perdaunan umumnya dijumpai pada batuan sedimen malih Formasi Mengkarang dan Peneta, sedangkan kekar terdapat baik pada batuan sedimen malih maupun terobosan yang semuanya berumur Pratersier.

Perem Awal ditandai oleh pengendapan sedimen klastika dan batugamping terumbu Formasi Mengkarang dengan sisipan-sisipan batuan klastika gunungapi, kemudian batuan sedimen klastika Formasi Telukwang dan Anggota Batuimpi Formasi Telukwang. Lingkungan pengendapan satuan-satuan batuan tersebut berada di tepi benua sampai laut dangkal, bersamaan dengan kegiatan gunung api andesit – basal Formasi Palepat, yang selain menghasilkan lava juga batuan klastika gunung api. Kegiatan ini ditafsirkan terjadi di busur kepulauan bergunungapi dengan rangkaian terumbu, yang erat kaitannya dengan lajur penunjaman. Berdasarkan analisis kemagnetan purba, Formasi Mengkarang terendapkan pada posisi 30o LU (Wahyono drr., 1996), dan telah mengalami rotasi searah jarum jam sejak Perem.

Pada akhir Trias - awal Jura, terjadi penerobosan Granit Tantan terhadap batuan berumur Perem, yang disertai dengan pencenanggaan pemalihan regional berderajat rendah. Kegiatan penurunan yang berlangsung dari Jura Tengah sampai Kapur Awal, pada kala Jura Akhir-awal Kapur ditandai dengan terendapkannya batuan sedimen klastika halus Formasi Peneta.

Penerobosan oleh Granit Arai, pada Kapur Tengah, terhadap Formasi Peneta, diikuti oleh pencenanggaan, pengangkatan, dan pemalihan berderajat rendah pada batuan formasi tersebut. Kegiatan tektonika ini, diikuti oleh penggabungan (amalgamasi) antara Blok Mengkarang-Palepat dan Blok Peneta dalam bentuk kontak tektonik/sesar naik, yang diduga berlangsung pada Kapur Akhir.

Page 17: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

Tektonika Miosen Tengah – awal Pliosen ditandai oleh pengangkatan Lajur Barisan. Di kawasan busur-belakang terendapkan batuan sedimen klastika Formasi Muaraenim dalam kondisi susutlaut, lingkungan peralihan. Pada kegiatan tektonika selanjutnya, yakni Plio-Plistosen, seluruh daerah terangkat, diikuti oleh proses pengerosian, dan terbentuknya sesar mendatar menganan berarah barat laut – tenggara, dan pelipatan. Pada saat kegiatan tektonika ini, pengendapan batuan sedimen klastika gunung api Formasi Kasai berlangsung.

B.2.4. Sinopsis sejarah geologiIndonesia merupakan daerah pertemuan 3 lempeng tektonik besar, yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan lempeng Pasific. Lempeng Indo-Australia bertabrakan dengan lempeng Eurasia di lepas pantai Sumatra, Jawa dan Nusa Tenggara, sedangkan dengan Pasific di utara Irian dan Maluku utara, dan dikenal sebagai wilayah zamrud khatulistiwa atau untaian mutiara dari timur, karena kekayaan alamnya yang berlimpah. Sumber daya yang berlimpah tersebut dan tersebar luas berupa sumber daya hayati dan nir-hayati (sumber daya geologi) merupakan hasil dari dinamika bumi yang berlangsung sejak ratusan juta tahun lalu. Bentuk dan konfigurasi bumi Nusantara mencerminkan suatu proses panjang interaksi antara gaya-gaya endogen dan eksogen yang mendistribusikan potensi sumber daya mineral, energi, dan kebencanaan seperti yang sering terjadi akhir-akhir ini. Hal tersebut dikarenakan Indonesia merupakan negara yang secara geologis memiliki posisi unik yaitu berada pada pusat tumbukan Lempeng Hindia Australia di bagian selatan, Lempeng Eurasia di bagian Utara, dan Lempeng Pasifik di bagian Timur laut yang mengakibatkan Indonesia mempunyai tatanan tektonik yang kompleks. Semua proses tersebut meninggalkan jejak-jejak perubahan berupa bentangalam, fosil, batuan, dan aspek - aspek geologi lainnya yang mempunyai nilai historis dan ilmiah sangat tinggi serta menjadi bagian dari sejarah pembentukan bumi hingga yang terjadi saat ini sebagai Warisan Geologi baik dalam skala lokal, nasional, maupun internasional (World Heritages).

Jambi merupakan bagian dari batuan dasar Sumatera yang berumur Paleozoikum diperkirakan merupakan suatu mozaik yang terdiri dari lempeng-lempeng mikro atau ‘terane’, termasuk di dalamnya pecahan-pecahan Cathaysian dan Gondwana. Hamilton (1979) dan Tjia (1989) menduga bahwa Garis Raub-Bentong (RBL), yang memisahkan kedua pecahan tersebut menerus hingga ke Sumatera yaitu sampai wilayah Pegunungan Tigapuluh. Walaupun demikian, penyelidik lainnya, khususnya Plunggono dan Cameron (1984), memperpanjang jejak RBL sampai keluar dari P. Sumatera melalui kepulauan timah.

Metcalfe (1988), mengusulkan agar Sumatera Baratlaut dan Sumatera Tengah bersama dengan bagian dari Semenanjung Malaysia dan Muangthai yang disebut Terrane Subimasu, dipisahkan dari daratan Gondwana Australia pada akhir dari Perem Awal dan bertumbukan dengan Sumatera bagian tenggara bersama-sama dengan Indocina dan Semenanjung Malaya bagian Timur yang terletak lebih ke Utara di seberang laut (? Paleo- Tethys) pada Trias Akhir sepanjang RBL. Sebagai akibat langsung tumbukan tersebut adalah terbentuknya rangkaian utama sabuk granit-timah Semenanjung Malaysia yang secara setempat tersingkap di Pegunungan Tigapuluh di Sumatera. Cobbing dkk. (1986), menyatakan umur Rangkaian Granit Utama adalah 220-200 juta tahun dan ini mendukung model Metcalfe sebelumnya mengenai tumbukan Sibumasa dan Indocina serta Malaya bagian Timur pada Trias Akhir.Peristiwa selanjutnya yang terekam di Lembar Sorolangun adalah penerobosan plutonik granitoid terhadap batuan Perem pada Jura Awal, yaitu Granit Tantan. Peristiwa magma Jura Awal ini, yang diperkirakan berkaitan dengan penunjaman, kemungkinan disertai pecenanggaan (deformasi) dan peristirwa pemalihan regional berderajat rendah (Simandjuntak dkk., 1991). Pada akhir dari Kapur Awal penunjaman terhenti dan batuan samudra Terrane Woyla terakrasi ke pinggiran daratan Sumatera.

Penunjaman pada Tersier sampai Resen di bawah Sumatera mengakibatkan terbentuknya busur magmatik yang luas dan berupa Pegunungan Barisan. Namun demikian penunjaman di bawah Sumatera mungkin telah terjadi sejak Perem Akhir (Cameron et al., 1980) atau lebih awal lagi (Katili, 1969, 1972) walaupun secara tidak menerus. Meskipun tidak menerus, kedudukan busur dan palung yang sekarang kemungkinan besar telah ada sejak Miosen. Timbunan tegangan akibat penunjaman miring ini secara berkala dilepaskan melalui sesar menganan ke arah tepi lempeng (Fitch, 1972) dan menghasilkan Sistem Sesar Utama Sumatera, yang menjajar memanjang pulau dan memotong busur magmatik/gunungapi. Dengan demikian geologi lembar

Page 18: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

ini meliputi batuan alas pra-Tersier, lapisan sedimen dan gunungapi Tersier dan Kuarter yang menutupinya.

Fenomena geologi yang menjadikan geodiversity terbentuk di Provinsi Jambi, yaitu : Terjadinya kegiatan tektonik dan proses geologi yang berlangsung sampai saat ini, meliputi :

Sesar Besar Sumatera (SBS) adalah sesar geser ke kanan (dextral) yang mencakup zona lemah sepanjang 1.650 km, dan merupakan bagian yang berasosiasi dengan gaya konvergen menyudut (oblique convergence) dari zona subduksi antara lempeng Indo-Australia dan Eurasia.

Segmen sesar Siulak-Kerinci (Tjia, 1977). merupakan zona sesar sepanjang 130 km, dan mempunyai kecepatan pergeseran rata-rata antara 11 – 17 mm/tahun (Bellier and Sebrier, 1995). Berdasarkan analisis sejarah kegempaan sejak tahun 1835 (17 kali), zona sesar ini terbagi dalam 18 segmen sesar besar dengan panjang rata-rata antara 45 – 200 km (Bellier drr., 1997). Hal ini menjadikan daerah ini sebagai kawasan rawan bencana gempabumi tektonik.

Kegunungapian dan sisa kegiatannya.Kegiatan gunungapi biasanya terdapat di sepanjang busur magmatik, yang difasilitasi oleh terbentuknya rekahan-rekahan akibat kegiatan tektonik regional, sehingga menimbulkan zona lemah yang memudahkan cairan magma keluar ke permukaan bumi.

Gejala Kenampakan Panas Bumi dan Mata Air Panas. Mata air panas adalah salah satu gejala kenampakan panas bumi di permukaan. Hal ini mencirikan adanya kebocoran sistem panas bumi, yang dapat diakibatkan oleh adanya struktur geologi (sesar, rekahan dll.) yang memotong atau menembus sistem panas bumi atau akuifernya. Sumber panasbumi dapat berasal dari sisa-sisa kegiatan magmatik, gunungapi, sesar aktif, dan ‘geothermal gradient’ (landaian suhu di dalam bumi).

Karst dan Gua. Karst adalah bentang alam yang khas pada batugamping, sebagai akibat proses pelarutan, pengikisan, dan pengendapan oleh air (karstifikasi). Proses karstifikasi menghasilkan bentuk perbukitan kerucut yang khas (conical hills), dolina dan lapies, di permukaan (exo-karst), dan sistem perguaan, speleotem (stalaktit dan stalagmit) dan sungai bawah tanah (endo-karst).

B.2.5. Jambi FloraPenelitian Flora Jambi (“Djambi Flora”) pertama kali dilakukan oleh Jongmans dan Gothan pada tahun 1935 yang kemudian direvisi oleh Van Waveren drr. Pada tahun 2007. Karena Flora Jambi ini didominasi oleh flora Cathaysian maka kemudian disimpulkan sebagai flora Cathaysian (Halle, 1927).

‘Flora Jambi pada waktu itu merupakan daratan berhutan tropis. Fosil tumbuhan berupa batang pohon yang sudah membatu dan fosil daun Macralethopteris sp., Cordaites sp., Calamites sp, , Pecopteris sp., Lepidodendron, fosil pohon Araucarioxylon yang in-situdll. berumur Perem Awal (± 300 juta tahun).Jambi Flora ini merupakan fosil flora yang angat penting di bagian ujung paling selatan dari flora Cathaysia dan sangat penting dalam bidang palaeophytogeographic. Jambi Rlora ini menjadi sangat menarik, karena ditemukannya tiga jenis gigantopterid yang belum pernah ditemukan di daerah lain di bagian timur Asia. Hal ini mungkin disebabkan karena pemercontohan yang kurang baik, atau ada kemungkinan besar, bahwa Flora Jambi ini lebih tua dari yang lainnya.

“Flora Jambi” adalah salah satu keragaman geologi di Pulau Sumatra, Indonesia yang sangat penting. Hal ini disebabkan karena fosil flora yang dikandungnya merupakan flora yang tertua dan mempunyai lingkungan yang berbeda dengan daerah lainnya di Asia bagian timur pada zaman Perem dan merupakan fauna penghubung antara provinsi flora Cathaysian dan Euramerican. Seperti diketahui, fosil flora di Cina Utara sedikit lebih muda daripada “Jambi Flora’, sehingga dapat disimpulkan, bahwa “Jambi Flora” merupakan inti titik penyebaran flora (botanical nucleus) ke berbagai arah.

Penelitian menunjukkan, bahwa Mintakat Sumatra Barat (West Sumatra Block) dihuni oleh fauna air hangat dan flora Jambi tropis pada zaman Paleozoikum yang berhubungan dengan flora Cathaysian.

Page 19: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

Penelitian Flora Jambi ini dilanjutkan dengan kerjasama Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dengan para ahli dari Belanda (Biodiversity Centre, Naturalis Museum Leiden, The Netherlands) yang didasarkan pada koleksi fosil flora yang ada di Museum Geologi, Badan Geologi. Dalam penelitian tersebut pengamatan dilakukan terhadap sebagian koleksi yang ada di Bandung yang merupakan tipe jenis (holotype), Belanda disertai dengan penelitian lapangan.

B.3. Situs geologi di dalam kawasan Geopark yang diusulkanB.3.1. Daftar Situs GeologiKawasan Geopark Merangin Jambi mempunyai 40 situs geologi (geosite) dan 14 situs non-geologiunggulan, yang tersebar di keempat segmen tersebut di atas. Situs-situs ini merupakan warisan alam yang dilindungi.

No

Kode Lokasi Nama Situs Keterangan Singkat Situs

Segmen Paleobotani Park Merangin

1. PPM-01

Desa Air Batu, Sungai Merangin Jembatan Gantung, Desa Dusun Baru020 10’ 39,0”LS1020 08’ 01,9”BT

Granodiorit

Granodiorit, terkekarkan, diisi (?) oleh granodiorit kemerahan.

2. PPM-02

Teluk Gedang, Sungai Merangin020 09’ 43,4”LS1020 09’ 58,2”BT

Fosil kayu Araucarioxylon

Fosil: Araucarioxylon, Cordaites, dan Pecopterisdi dalam serpih hitam tufan(Formasi Mengkarang)

3 PPM-03

Dekat muara Sungai Titimeranti, Sungai Merangin020 09’ 31,0” LS1020 09’ 14,5” BT

Fosil daun Macralethopterid,

Pecopterid, Cordaites

Fosil daun di dalam serpih hitam tufan (Formasi Mengkarang)

4. PPM-04

Muara Sungai Karing, Sungai Merangin020 09’ 08,1”LS1020 11’ 01,8”BT

Fosil tunggul pohon in situ

Fosil tree stumps (Araucaryoxillon?),Macralethopterid, Pecopterid, Cordaites, Calamites, dan sisa tumbuhan di dalambatupasir halus tufan.Formasi Mengkarang.

5. PPM-05

Teluk Wang ,020 09’ 05,3”LS1020 10’ 32,9”BT

Konglomerat Teluk Wang .

Konglomerat aneka bahan,batupasir konglomeratan, danaliran sisipan lava andesitis-basaltis; jurus/kemiringan U350oT/10o. Formasi Telukwang.

6. PPM-06

Sungai Mengkarang , dekat Bedengrejo020 10’ 43,9”LS1020 10’

Konglomerat Sungai

Mengkarang.

Batupasir kasar konglomeratan dan konglomeratan. Formasi Mengkarang

Page 20: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

47,5”BT

7. PPM-07

Serpih hitam (ash fall),Sungai Mengkarang, desa Bedengrejo020 10’ 47,8”LS1020 10’ 37,5”BT

Brakhiopoda, Krinoidea, kulit

kayu? atau batang pohon

Serpih hitam tufan. Formasi Mengkarang

8. PPM-08

Sungai Damang (dulu Sungai Ketiduran Siamang)020 08’ 56,9” LS1020 08’ 17,9” BT

Bongkah-bongkah batuan beku (lava), fosil

tetumbuhan (Cordaites dll.)

Jurus/kemiringan U400T/100

(Pratersier?) Serpih hitam kaya akan bahan organik. Singkapan setempat, Jurus ke arah U1200 T, kemiringan hampir tegak.

9. PPM-09

Sungai Karing020 09’ 08,4” LS1020 08’ 05,4” BT

Fosil tetumbuhan (akar, cabang).

Serpih hitam, pasiran, jurus/kemiringan U100T/150. Formasi Mengkarang

10.

PPM-10

Muara Sungai Karing di Sungai Merangin020 09’ 07,6” LS1020 08’ 14,4” BT

Perselingan batupasir kasar, menengah, dan

sedang.

Ditemukan fosil tunggul pohon, pohon Calamites dalam posisi in situ atau pada posisi sewaktu tumbuh,danMacralethopterid. Formasi Mengkarang.

11.

PPM-11

Desa Tiangko020 05’ 28,0” LS1010 59’ 06,6”BT

GuaTiangko(kars)

Batugampingkars, stalaktit, stalagmit, dan endapan tipis fosfat. Formasi Mersip.

12 PPM-12

Desa Sungai Pinang, Kecamatan Sungaimanau020 01’ 26,6” LS1010 54’ 47,6” BT

Gua Sengayau, Gua Putih (kars)

Batugamping kars, beraneka warna (putih, abu-abu, coklat); sungai bawah tanah. Di sekitarnya banyak terdapat gua-gua dengan stalagmit dan stalaktit

13.

PPM-13

Sungai Marus, di bawah jembatanS 020 06’ 38,8” LSE 1020 05’ 56,3” BT

Fosil tetumbuhan (Lepidodendron)

Batuannya mengalami banyak perekahan, sehingga pemercontohan fosil kurang baik. Formasi Mengkarang.

14.

PPM-14

Gua Bujang, Kec. Sungai Manau020 03’ 02” LS1010 57’ 09” BT

Gua Bujang, Gua Senggiring, Air

Terjun Perentak, Bukit Gamping Muara Panco

Batugamping kars, di dalamnya ditemukan stalaktit dan stalagmit, sungai bawah tanah. Formasi Mersip.Ketinggian air terjun ini lebih kurang 20 m, dimanfaatkan oleh PDAM

15.

PPM-15

Hutan Larangan Guguk, Desa Guguk, Kecamatan Renah

Hutan Larangan Guguk

Berupa hutan adat yang dilindungi dengan luas 690 ha, masih terdapat hewan liar (harimau, tapir, rusa dll).

Page 21: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

Pembarap020 09’ 53” LS1020 03’ 34” BT

16.

PPM-16

Fusulinid, Sungai Luati dan sekitarnya020 17’ 31” LS1020 19’ 00” BT

Fosil Fusulinid

Batugamping. Anggota Batuimpi, Formasi Telukwang.

17.

PPM-17

Danau Pauh, Kecamatan Jangkat020 33’ 58” LS1010 49’ 37”BT

Danau Pauh

Terbentuk berupa danau maar, akibat letusan gunung api lemah/phreatic.

18.

PPM-18

Danau Kumbang, Kecamatan Jangkat020 29’ 53” LS1010 51’ 20” BT

Danau Kumbang, Danau Mabuk

Terbentuk akibat sesar tarik-pisah (pull-apart) pada batuan gunung api Kuarter.

19.

PPM-19

Renahmangus, Sungai Tembesi.

Batuan terbreksikan dan

tersesarkan

Batusabak dan batulanau-meta dengan lensa-lensa/boudin batupasir-meta di dalamnya. Kontak sesar antara Formasi Asai dan Kelompok Merangin.

20.

PPM-20

Sungai Berumun

Fosil Brakhiopoda

Perem

Fosil brakhiopoda di dalam batugamping Anggota Batuimpi Formasi Telukwang.

Segmen Highland Park Kerinci

21.

HPK-01

Desa Pungut, Kecamatan Air Hangat Timur

Air Panas Sungai Medang,Air

Terjun 13 tingkat, Gunung Kaca,

Air Hangat Sungai Abu

Mata Air Panas, Air Terjun

22.

HPK-02

Desa Pauh Tinggi

Air Terjun Pauh Tinggi

Air Terjun

23.

HPK-03

Desa Pelompek, Kecamatan Gunung Tujuh

Air Terjun Telun Berasap, Danau Gunung Tujuh

Air Terjun, danau

24.

HPK-04

Desa Kersik Tuo, Kecamatan Kayu Aro

Gunung Kerinci, Danau Belibis

Gunung api aktif, danau kawah (?)

25.

HPK-05

Desa Renah Kasah, Kecamatan Kayu Aro

Gua Kasah

Gua di dalam lava andesitis-basaltis.

26.

HPK-06

Desa Koto Lebuh Tinggi, Kecamatan Kayu Aro

Air Terjun Koto Lebuh Tunggi

Air Terjun

27.

HPK-07

Desa Siulak, Kecamatan Kayu Aro

Bukit Sembayang

Bukit Vulkanik

28.

HPK-08

Desa Lempur Mudik, Desa Perikan Tengah, Desa Dusun Baru Lempur, Desa Lempur Mudik, Kecamatan

Danau Lingkat, Danau Kaco, Air Terjun Bersisik

Emas, Air Terjun Ksen, Gerao

Rasau,

Danau vulkanik, air terjun, mata air panas

Page 22: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

Gunung Raya,

29.

HPK-09

Kecamatan Danau Kerinci dan Kecamatan Keliling Danau

Danau Kerinci, Gua Kelelawar

Danau volcano-tektonic (kegiatan struktur tarik-pisah), gua vulkanik.

30.

HPK-10

Desa Talang Kemulung, Kecamatan Danau Kerinci

Air Terjun 12 tingkat

Air terjun

31.

HPK-11

Desa Baru Semurup, Kecamatan Air Hangat Barat

Air Panas Semurup

Mata air panas vulkanik

Segmen Geological and Cultural Park Sarolangun

32.

GPS-01

Sungai Simpai, Desa Sikamis020 19’ 43”LS1020 26’ 35”BT

Cermin Nan Gadang,

Batugamping kars. Formasi Mersip.

33.

GPS-02

Sungai Salak, Batang Asai020 21’ 45”LS1020 20’ 16”BT

Sungai Salak

Batugamping kars.Formasi Mersip.

34.

GPS-03

Bukit Bulan02o 09’ 43,5” LS102o 26’ 35,6” BT

Gua kars/ Gua Petak.

Batugamping kars; stalaktit dan stalagmit; panjang lorong gua sekitar 1,2 km, menembus dua bukit. Formasi Mersip.

35.

GPS-04

Sungai Limun, Kampung Tamalang, Kecamatan Muaralimun.

Struktur sedimen Flute cast (Tikas

Seruling) Tamalang.

Struktur sedimen dalam batupasir-meta. Struktur ini menunjukkan arah arus purba. Formasi Asai.

36.

GPS-05

Sungai Limun, Kampung Tamalang, Kecamatan Sungailimun.

Batupasir-meta dan batusabak

tersesarkan dan termilonitkan.

Zona sesar, milonitisasi. Batupasir-meta dan batusabak dengan urat kuarsa. Formasi Asai.

37.

GPS-06

Sungai Limun, daerah Tamalang

Urat kuarsa yang memotong

perlapisan batu-pasir meta.

Batupasir-meta terpotong oleh urat kuarsa setebal + 20 cm. Formasi Asai

38.

GPS-07

Sungai Limun, daerah Tamalang

Kontak ketidak-selarasan menjudut.

Batulanau/batulempung-meta dengan kemiringan hampir tegak menindih takselaras batupasir-meta.Formasi Asai.

39.

GPS-08

Desa Airhitam, Kecamatan Pauh, Taman Nasional Bukit Duabelas.

Danau air hangat.

Suku Anak Dalam.

Danau mata air panas/hangat non-vulkanis, yang diduga keluar dari sesar dangkal.Hutan Lindung Taman Nasional Bukit Duabelas

Segmen Gondwana Park Pegunungan Tigapuluh

40.

Sungai Tantang, Desa Suban dan Sungai Pinangbawah, Kampung Tanjungbojo, Bukit Tinggi, Kecamatan Merlung.

Pebbly mudstone,

Gondwana Park

Batulumpur kerikilan-kerakalan (pebbly mudstone) yang merupakan endapan akibat proses glasiasi pada Permokarbon.

Page 23: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

Cordaites sp.

Sphenophyllum sp.

Pecopteris sp. Calamites sp. Callipterid sp.

B.3.2. Perian Situs Geologi

B.3.2.1. Paleobotani Park MeranginPPM-01. Granodiorit

Granodiorit ini tersingkap sepanjang aliran Sungai Merangin, sekitar Desa Dusun Baru. Pada singkapan ini dapat dilihat adanya senolit berupa basal di dalam granodiorit tersebut yang menunjukkan bahwa telah terjadi penerobosan terhadap batuan bersusunan basaltis yang lebih tua. Kekar kadang-kadang diisi oleh urat-urat kuarsa yang setempat berwarna kemerahan. Sesar yang hadir diperlihatkan oleh adanya air terjun setinggi ± 1 m. Singkapan granodiorit ini dapat dilihat dengan jelas dari jembatan gantung Desa Air Batu.

PPM-02. Fosil Kayu AraucarioxylonFosil ini tersingkap di pinggir Sungai Merangin pada posisi tumbuh dengan akar yang jelas dan batang setinggi ± 2,40 m dari akarnya, dan bergaris tengah ± 1,60 m. Fosil kayu ini yang merupakan salah satu ikon dari Geopark Merangin Jambi, telah mengalami pengersikkan (silisifikasi) dan hadir tegak lurus pada bidang perlapisan batuan. Bersama fosil pohon ini ditemukan juga fosil daun jenis Cordaites dan beberapa kepingan fosil kayu.

PPM-03. Fosil daun Macralethopterid, Pecopterid, dan CordaitesKetiga fosil ini ditemukan dalam lapisan serpih hitam tufan terkersikkan dan termasuk ke dalam Formasi Mengkarang. Walaupun fosil-fosil yang ditemukan tidak utuh, tetapi bagian-bagiannya terawetkan sangat baik.

Page 24: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

PPM-04. Fosil tunggul pohon in situ (Formasi Mengkarang)Pada masa tumbuhnya, fosil ini tumbuh di rawa yang kemudian terawetkan oleh proses pengersikkan tersingkap di pinggir Sungai Merangin pada muara Sungai Karing. Fosil tunggul ini ditemukan sejumlah lima buah. Beberapa fosil tunggul dapat dikenali sebagai fosil pohon Calamites yang sangat rentan terhadap erosi pada Sungai Merangin.

PPM-05. Konglomerat Formasi TelukwangKonglomerat ini berupa jenis anekabahan, kelabu kehijauan, tekersikkan, dengan komponen berukuran 0,5 – 20 cm, yang terdiri atas batuan gunungapi, serpih, batupasir halus, dan granit. Komponen baguan gunungapi berupa basal dan trakhit. Setempat berselingan dengan tuf dasitis.

PPM-06. Konglomerat Sungai MengkarangKonglomerat ini merupakan lanjutan penyebaran Formasi Telukwang yang tersingkap baik di Telukwang. Komposisi konglomerat ini sama dengan lokasi tipenya di Telukwang.

PPM-07. Serpih hitam di Desa Bedeng RejoSerpih hitam ini yang tufan mengandung fosil-fosil asal-laut seperti brakhiopoda dan krinoid serta kepingan fosil-fosil pohon; dan termasuk ke dalam Formasi Mengkarang.

Page 25: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

PPM-08. Bongkah-bongkah batuan Tersier dan fosil tumbuhan CordaitesDi anak Sungai Karing bagian hulu ditemukan bongkah-bongkah batuan Tersier berupa lava, menindih batuan sedimen Perem yang kaya akan fosil tetumbuhan Cordaites. Batuan Perem ini arah jurus dan kemiringannya adalah U40oT/100.

PPM-09. Fosil TetumbuhanFosil tetumbuhan yang ditemukan di bagian hulu Sungai Karing berupa fosil akar dan cabang tetumbuhan. Pengawetannya kurang baik, dan ditemukan tersebar pada lapisan yang jurus/kemiringannya U100T/150.

PPM-10. Perselingan batupasir kasar, medium, dan sedang halusPada singkapan batuan ini ditemukan fosil tunggul pohon, tunggul pohon Calamites dalam posisi in-situ atau pada posisi sewaktu tumbuh, dan fosilMacralethopterid.

PPM-11. Gua TiangkoGua ini merupakan morfologi kars pada batugamping. Di dalam gua ini masih terlihat adanya staktit dan stalagmit yang cukup menarik. Pada beberapa sudut dapat ditemukan sisa-sisa endapan fosfat, namun hanya sedikit.

PPM-12. Gua Sengayau, Gua putih

Page 26: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

Gua yang terbentuk di dalam batugamping, dengan warna berkisar dari putih, abu-abu, dan coklat; terdapat sungai bawah tanah, serta stalagmit dan stalaktit.

PPM-13. Fosil tetumbuhan LepidodendronDi sekitar bawah jembatan Sungai Marus ditemukan kepingan fosil Lepidodendron, namun pemercontohannya sangat sulit dilakukan karena batuan mengalami kekar yang sangat intensif.

PPM-14. Gua Bujang, Gua Senggiring, Air Terjun Perentak, dan Bukit Gamping Muara Panco

Di dalam gua batugamping Bujang dan Senggiring ditemukan stalaktit dan stalagmite serta sungai bawah tanah. Air Terjun Perentak berketinggian lebih kurang 20 m, dan dimanfaatkan untuk PDAM. Batuan di daerah ini membentuk topografi yang khas terutama gua kars, air terjun, dan perbukitan gamping yang sangat menarik.

PPM-15. Hutan Larangan GugukHutan ini merupakan hutan adat yang dilindungi oleh masyarakat setempat dan terikat di dalam kearifan lokal. Hutan ini di dasari oleh batuan granodiorit berumur Trias-Jura.

PPM-16. Fosil FusulinidSelain di daerah sekitar Sungai Merangin, fosil fusulinid juga ditemukan di daerah Sungai Luati, dalam batugamping Anggota Impi Formasi Telukwang. Singkapannya yang tidak begitu luas terdapat sekitar jembatan yang memotong Sungai Luati.

Page 27: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

PPM-17. Danau Pauh dan Danau Kecil Kedua danau ini saling berdekatan dan diperkirakan terjadi bersamaan sebagai jenis danau maar. Pada pengamatan di lapangan telah terjadi paling tidak tiga kali erupsi yang ditunjukkan oleh adanya tiga kelompok batuan. Bentuk kedua danau ini merupakan lingkaran, namun Danau Kecil sudah dijadikan persawahan oleh masyarakat sehingga air danau ini hanya tinggal sepertiganya.

PPM-18. Danau Kumbang dan Danau MabukKedua danau ini sangat menarik dari keindahannya. Kedua danau ini terbentuk oleh adanya aktivitas tektonik tarik-pisah pada batuan vulkanik (volcano-tectonics).

PPM-19. Batuan terbreksikan dan tersesarkanBatuan ini tersingkap di daerah Renahmangus, tepi Sungai Tembesi yang merupakan daerah zona sesar. Di sini tersingkap batusabak dan batulanau-meta yang mengandung lensa-lensa/boudin batupasir-meta yang telah mengalami tekanan dan tergerus. Zona ini merupakan kontak sesar antara Formasi Asai dan Kelompok Merangin.

PPM-20. Fosil Brakhiopoda PeremFosil ini, yang ditemukan di sekitar jembatan Sungai Barumun, berupa fosil brakhiopoda dan merupakan lanjutan dari batuan pengandung fosil brakhiopoda yang ditemukan di Sungai Merangin.

Page 28: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

B.3.2.2. Highland Park Kerinci HPK-01. Air Panas Sungai Medang, Air Terjun 13 Tingkat, Gunung Kaca, Air Hangat S. Abu.

Air panas Sungai Medang berasal dari aktivitas Gunungapi Kerinci yang dimanfaatkan untuk pemandian air panas. Air Terjun 13 tingkat Sungai Medang berada didaerah perbukitan, tingkat pertama ± lebih kurang 500 m, dan sampai ke tingkat 13 ± 2 km. Gunung Kaca mencapai luas lokasi sekitar 10 ha dan merupakan panorama alam yang menarik.

HPK-02. Air Terjun Pauh TinggiAir terjun ini, yang mungkin disebabkan oleh aktivitas tektonik, berupa gawir sesar pada batuan vulkanik. Sesar ini menghadirkan panorama yang indah berupa air terjun.

HPK-03. Air Terjun Telun Berasap dan Danau Gunung TujuhAir terjun ini banyak menghasilkan percikan air sehingga terlihat seperti asap. Daerah ini dibangun oleh batuan vulkanik yang membentuk morfologi lain seperti danau-danau dan berjumlah tujuh buah. Panoramanya sangat indah.

HPK-04. Gunung Kerinci dan Danau BelibisGunung Kerinci ini adalah sebuah gunung api yang sangat terkenal, karena merupan gunung api tertinggi di Indonesia. Gunung ini banyak mempunyai danau-danau kawah, antara lain Danau Belibis di bagian lerengnya. Gunung api ini masih aktif dan sering mengeluarkan uap-uap belerang.

HPK-05. Gua KasahGua Kasah ini adalah gua batugamping kars yang di dalamnya banyak stalaktit dan stalagmit sangat menarik. Sekarang gua ini sering dikunjungi oleh para wisatawan baik lokal maupun mancanegara.

Page 29: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

HPK-06. Air Terjun Koto Lebuh TinggiAir terjun ini terbangun pada batuan vulkanik yang tersebar luas. Batuan vulkanik ini diperkirakan berasal dari hasil aktivitas Gunung Kerinci dan sering mengalami aktivitas tektonik sehingga banyak membentuk air-terjun.

HPK-07. Bukit SembayangBukit ini dibentuk oleh batuan vulkanik yang menjadikannya sangat indah dan merupakan destinasi wisata di daerah ini.

HPK-08. Danau Lingkat, Danau Kaco, Air Terjun Bersisik Emas, Air Terjun Ksen, Grao Rasau

Danau-danau tersebut merupakan danau vulkanik, berupa danau kawah dan di samping itu daerah vulkanik ini menghasilkan air terjun dan mata air panas. Fenomena alam ini sangat indah dan menarik bagi wisatawan. Keindahannya tercermin dari penamaan danau-danau tersebut.

HPK-09. Danau Kerinci dan Danau KelelawarDanau ini sangat luas dan menarik, karena terbentuk oleh aktivitas volcano-tectonic akibat sesar tarik-pisah yang menghasilkan banyak fenomena alam. Gua Kelelawar adalah salah satu gua yang dihuni oleh kelelawar di sekitar Danau Kerinci.

HPK-10. Air Terjun 12 TingkatAir terjun ini terbentuk oleh aktivitas tektonik dan vulkanik yang mengakibatkan banyaknya sesar pada batuan vulkanik Gunung Kerinci. Morfologi ini menjadikan panorama di daerah ini sangat menarik.

HPK-11. Air Panas SemurupMunculnya mata air panas di daerah ini disebabkan oleh aktivitas vulkanik. Mata air panas ini telah dimanfaatkan oleh masyarakat baik untuk wisata maupun pemandian untuk pengobatan.

B.3.2.3. Geological and Cultural Park SarolangunGPS-01. Cermin Nan Gadang

Arti dari Cermin Nan Gadang ini adalah Cermin Yang Besar. Cermin yang dimaksud adalah berupa air di dalam morfologi kars pada batugamping yang sedemikian besar dan berair jernih sehingga dapat bercermin pada permukaannya.

GPS-02. Sungai SalakMorfologi kars pada batugamping di daerah ini sangat menarik, sehingga telah menjadi destinasi wisatawan lokal.

GPS-03. Bukit Bulan dan Gua PetakBukit ini sangat menarik, karena dibentuk oleh morfologi kars dari batugamping. Kedua bukit ini menjadikan daya tarik masyarakat untuk dijadikan lokasi wisata karena bentuknya yang sangat spektakuler. Di dalam perut bukit ini terdapat gua yang mengandung stalaktit dan stalagmit. Panjang gua ini hampir mencapai 1,2 km dan menembus kedua lereng bukit.

GPS-04. Flute CastFlute Cast ini merupakan struktur sedimen yang dijumpai dalam batupasir-meta Formasi Asai, di tebing Sungai Limun di sekitar Kampung Temalang. Struktur sedimen ini menunjukkan arah arus purba dan bisa digunakan sebagai lokasi pendidikan geologi dan dapat dijadikan sebagai laboratorium alam.

GPS-05. Batupasir-meta dan batusabak tersesarkan dan termilonitkanLokasi ini merupakan suatu zona sesar kuat, terlihat adanya zona milonitisasi dan penggerusan yang cukup kuat. Batuan yang tersesarkan dan tergerus terdiri atas batupasir-

Page 30: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

meta dan batusabak, serta urat kuarsa, yang termasuk ke dalam Formasi Asai. Lokasinya di Sungai Limun, hilir Kampung Temalang.

GPS-06. Urat kuarsa memotong perlapisan batu-pasir metaFenomena geologi ini terdapat di Sungai Limun, sekitar Kampung Temalang. Urat kuarsa setebal 20 cm-an yang mengandung sedikit mineral pirit memotong perlapisan batupasir-meta Formasi Asai.

GPS-07. Kontak ketidak-selarasan menjudutFenomena ini tersingkap di Sungai Limun, ke arah hulu dari Kampung Temalang. Batulanau/batulempung-meta dengan kemiringan hampir tegak menindih takselaras lapisan batupasir-meta yang kemiringannya cukup landai. Kedua jenis batuan ini termasuk ke dalam Formasi Asai.

GPS-08. Danau air hangatLokasi fenonema ini terletak di Air Hitam, Kecamatan Pauh. Danau ini berupa mata air panas/hangat non-vulkanis, yang diduga keluar dari sesar dangkal. Posisinya termasuk kawasan Hutan Lindung Taman Nasional Bukit Duabelas.

B.3.2.4. Gondwana Park Pegunungan Tiga PuluhGPT-01. Pebbly Mudstone

Di lokasi ini ditemukan batuan sedimen meta mengandung kerakal. Batuan sedimen meta ini adalah endapan glacio-marine atau endapan glasial-laut. Berdasarkan hasil kajian, batuan sedimen ini berasal dari Benua Gondwana yang terletak di bagian bumi selatan dalam iklim dingin. Keberadaan endapan ini di Tanjung Jabung Barat mengartikan, bahwa sebagian dari benua renik yang berasal dari Benua Gondwana telah mengalami perpindahan yang kemudian merupakan bagian Pulau Sumatra. Secara litologi, batuan sedimen-meta kerakalan atau pebbly mudstone ini termasuk ke dalam Formasi Mentulu, yang terletak di ujung selatan Pegunungan Tigapuluh, kawasan Taman Nasional Bukit Tigapuluh.

B.3.3. Perian Situs Non Geologi

No Kode Lokasi Nama Situs Keterangan Singkat

SitusSegmen Paleobotani Park Merangin

1 PPM-N.01 Desa Guguk, Merangin Hutan Desa

Guguk Hutan konservasi

2. PPM-N.02

Desa Rantau Panjang, Merangin Rumah Tua Perkampungan

TradisionalSegmen Highland Park Kerinci2.

HPK-N.01

Desa Sungai Jambu, Desa Kersik Tuo, Desa Bentok, Desa Pelompek, Kecamatan Kayu Aro

Perkebunan Teh Perkebunan ini dikelola oleh PTP VIII

3. HPK-N.02 Kerinci Taman Bunga

Puri AsriPanorama Alam dengan kebun bunga

4. HPK-N.03

Desa Siulak, Kecamatan Kerinci

Dendeng Batokok Wisata kuliner

5. HPK-N.04

Termasuk ke dalam 4 desa, Kecamatan Lempur Gunung Raya

Hutan Adat Lekuk 50 Hutan konservasi

6. HPK-N.05

Desa Lempur Mudik, Kecamatan Gunung Raya

Benteng Depati Purbo Benteng tua

7. HPK-N.06

Desa Lempur Mudik Kecamatan Gunung Raya

Batu Selindrik Batu peninggalan sejarah

8. HPK- Desa Lempur Mudik Batu Bersurat Batu peninggalan

Page 31: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

N.07 Kecamatan Gunung Raya sejarah

9 HPK-N.08 Desa Pulau Tengah Mesjid Keramat Mesjid tua

Segmen Geological and Cultural Park Sarolangun

10 GPS-N.01 Desa Lubukbedorong

Hutan Desa Lubukbedorong dan Lubuklarangan

Hutan Adat

11 GPS-N.02 Desa Temalang

Hutan Desa Temalang dan Lubuk larangan

Hutan Adat

12 GPS-N.03

Desa Berkun dan Maribung Hutan Adat Hutan Adat

13 GPS-N.04

Desa Air Hitam dan Pematang Kabau

Taman Nasional Bukit Duabelas dan Suku Anak Dalam

Segmen Gondwana Park Pegunungan Tigapuluh

14 GPT-N.01

Desa Suban dan Desa sekitarnya, Kecamatan Merlung

Taman Nasional Bukit Tigapuluh dan Suku Anak Dalam serta Talang Mamak.

B.3.3.1. Segmen Paleobotani Park MeranginPPM-N.01. Hutan Desa Guguk

Hutan ini merupakan hutan konservasi yang terkelola dengan baik berdasarkan kearifan lokal. Konservasi yang dilakukan sangat berhasil, sehingga situs ini dijadikan situs Keragaman Hayati yang sangat menarik perhatian dunia ilmu pengetahuan. Di dalam hutan ini telah dapat dilindung beberapa hewan langka seperti harimau, tapir, rusa dan hewan vertebrata kecil lainnya. Konservasi juga dilakukan terhadap tetumbuhan berupa pephonan langka dan beberapa pohon yang berbuah langka.

PPM-N.02. Desa Rantau PanjangDesa Rantau Panjang berlokasi lebih kurang 15 KM dari Kota Bangko Ibukota Kabupaten Merangin, di Desa ini terdapat lebih dari 200 rumah tradisional yang sudah berumuh ratusan tahun dan sampai saat ini masih dihuni oleh penduduk lokal.

Page 32: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

B.3.3.2. Segmen Highland Park Kerinci

HPK-N.01. Perkebunan TehPerkebunan sangat luas tersebar di dataran tinggi kerinci. Perkebunan ini merupakan satu-satunya perkebunan di daerah ini. Di dalam geopark situs ini sangat mendukung keberadaannya sebagai salah satu tujuan wisata dengan paket-paket yang dikemas sedemikian rupa sehingga dapat menjadikan para wisatawan menjadi betah beristrahat di lokasi ini.Perkebunan teh ini dirintis antara tahun 1925 hingga 1928 oleh perusahaan Belanda Namblodse Venotschaaf Handle Vereniging Amsterdam dan tercatat sebagai perkebunan teh tertua di Indonesia.

Perkebunan Teh Kayu Aro seluas 3.020 hektar berada pada ketinggian 1.400-1.600 meter dpl adalah salah satu hamparan perkebunan teh terluas dan tertinggi kedua di Dunia, setelah perkebunan teh Darjeling di kaki Gunung Himalaya (4.000 m dpl). Ditengah perkebunan terdapat Aroma Pecco yang merupakan sebuah taman dengan sebuah kolam yang pada zaman penjajahan Belanda dulu kolam ini merupakan tempat penampungan air bagi perkebunan teh.Taman ini berjarak 50 m dari jalan utama dan terletak di Desa Bedeng Delapan, dan dapat dicapai dari Kota Sungai penuh setelah menempuh perjalanan sejauh ± 32 km.

HPK-N.02. Taman Bunga Puri AsriTaman ini merupakan taman yang penuh bunga sehingga menjadikan panorama yang indah di daerah ini. Taman ini dapat dijadikan sebagai destinasi wisata yang sangat menarik. Paket-paket yang dapat dikemas di sini misalnya berupa penjualan bunga baik secara retail maupun dalam paket grosir. Penembangan harus terus dilakukan dengan memperbanyak jenis bunga yang dapat memenuhi selera pengunjung.

Page 33: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

HPK-N.03. Dendeng BatokokLokasi ini dapat dijadikan sebagai salah satu lokasi kuliner di daerah ini. Wisatawan sudah selayaknya disuguhi makanan yang berkualitas dan berasa nuansa lokal. Diharapkan, jenis kuliner ini dapat mengisi Geopark pada bagian sisi konsumsi yang tentunya berkualitas.

HPK-N.04. Hutan Adat Lekuk 50Hutan ini merupakan hutan konservasi yang sangat penting di daerah ini. Konservasi yang dilakukan sudah berjalan dengan baik, tetapi perlu dilakukan pembenahan di sana-sini, sehingga membuat daya tarik yang lebih dari yang ada sekarang. Hutan Adat ini dapat dijadikan sebagai Museum Alam yang sangat bermanfaat untuk pendidikan.

HPK-N.05. Benteng Dipati Purbo Benteng ini sebenarnya benteng peninggalan sejarah yang perlu dilestarikan dan berumur sudah cukup tua. Benteng ini sangat berguna bagi ilmu pengetahuan untuk mendalami sejarah daerah ini.

Page 34: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

HPK-N.06. Batu SelindrikBatu ini merupakan peninggalan sejarah purba masyarakat di sini yang sangat penting dan perlu dilestarikan. Sejarah daerah ini mungkin dapat ditelusuri ke belakan sejak zaman batu (neolitikum) yang dapat mempbuka tabir kejayaan yang pernah ada.

HPK-N.07. Batu BersuratBatu merupakan juga sejarah tuan masyarakat di daerah ini, sehingga perlu dilestarikan. Batu bersurat ini diharapkan dapat juga membuka rahasia kejayaan masyarakat yang yang mugkin tersurat di dalam batu ini. Hal ini dapat dijadikan bahan penggalian sejarah masa lalu masyarakat setempat.

HPK-N.08. Mesjid KeramatMesjid ini perlu dikonservasi untuk mengetahui sejarah masuknya Islam ke daerah ini. Dengan demikian akan menambah masuknya Islam ke Indonesia yang selama ini banyak menjadi kontroversi. Dengan demikian keberadaan masjid yang tua di daerah ini akan dapat menguak dan menambah data tentang masuknya Islam ke Indonesia.

Page 35: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

B.3.3.3. Segmen Geological and Cultural Park Sarolangun

GPS-N.01.Hutan Adat Lubuk BedorongAda dua hutan adat milik masyarakat di desa Lubuk Bedorong, Kecamatan Limun, Kabupaten Sarolangun, hutan adat ini memiliki kekayaan dan keanekaragaman hayati yang tinggi. Bahkan dianggap mempunyai peran penting sebagai water catchment area (wilayah serap air) bagi sungai Limun yang merupakan anak Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari dan melalui pengukuhan dari SK Bupati pengakuan dan pengukuhan itu bisa dijadikan perisai bagi kelestarian dan perlindungan hutan adat secara lengkap. keberadaan hutan adat ini sudah di jaga dan lestarikan oleh masyarakat lokal sejak tahun 1970-an, dari hasil pemetaan bersama Tim KKI Warsi mencatat bahwa dua hutan yang bernama Hutan Adat Bukit Tinggi di dusun Temalang dengan luas kurang lebih 120 ha, dan Hutan Adat Seguguk di dusun Surian serta Binjai seluas 315 ha, dikategorikan sebagai jenis hutan perawan (virgin forest). Dimana lantai hutannya mempunyai sersah yang tebal dan kerapatan kanopi (pucuk daun pohon tinggi) yang cukup rapat. Di dua hutan tersebut juga ditemukan adanya 108 jenis pohon, 38 jenis burung, 14 jenis mamalia, 15 Reptilia jenis serta 99 jenis tanaman obat.

GPS-N.02.Hutan Adat dan Lubuk Larangan Desa TemalangGPS-N.03.Hutan Adat dan Desa Meribung

Menempuh jarak sekitar 42 kilometer dari Kota Sarolangun menuju lima desa di eks Marga Bukit Bulan Kecamatan Limun Kabupaten Sarolangun, untuk mencapai desa, tim harus menyusuri jalan terjal berbatu dengan kemiringan mencapai 60 derajat. Dipenuhi tikungan berkelok membelah bukit, jalan menuju desa dihiasi hutan yang masih alami dan jurang menganga di kiri dan kanan jalan. Luas hutan adat Desa Meribung mencapai 465 hektar yang terbagi atas Dusun Meribung (296 ha), Dusun Sei Duri (102 ha), Dusun Tinggi (48HA), dan Imbo Larangan (19 ha). Desa lain, yaitu Napal Melintang memiliki hutan adat seluas 210 hektar. Lokasi yang dijadikan hutan adat dimulai dari hulu limun mutung sampai hulu limun gedang. Sedangkan luas Hutan Adat Desa Lubuk Bedorong mencapai 480 hektar yang terbagi atas Lubuk Bedorong (352 ha) dan Dusun Temalang (128 ha). Terakhir, luas Hutan Adat Desa Mersip seluas 156 hektar yang terbagi atas Mersip Hilir (78 ha) dan Mersip Hulu (80 ha).

Page 36: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

GPS-N.04.Taman Nasional Bukit Duabelas dan Suku Anak DalamTaman Nasional Bukit Duabelas adalah taman nasional yang terletak di Sumatera, Indonesia. Taman ini merupakan taman nasional yang relatif kecil, meliputi wilayah seluas 605 km². Di kawasan hutan lindung ini berdiam Suku Anak Dalam atau Suku Kubu atau Orang Rimba.Taman Nasional Bukit Duabelas merupakan perwakilan bagi hutan hujan tropis di Provinsi Jambi. Bagian utara taman nasional ini terdiri dari hutan hujan primer, sementara sisanya merupakan hutan sekunder, sebagai akibat dari penebangan hutan.Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD) adalah taman nasional yang terletak di Provinsi Jambi, Indonesia. Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD)memiliki luas wilayah 60.500 ha. Di kawasan hutan lindung ini berdiam Suku Anak Dalam atau Suku Kubu atau Orang Rimba.

B.3.3.4. Segmen Gondwana Park Pegunungan Tigapuluh

GPT-N.01. Taman Nasional Bukit Tigapuluh dan Suku Anak Dalam serta Talang Mamak.Taman Nasional Bukit Tiga Puluhadalah taman nasional yang terletak di Sumatera, Indonesia. Taman Nasional ini terletak di provinsi Jambi. Taman seluas 143.143 hektare ini terdiri dari hutan hujan tropis dan terkenal sebagai tempat terakhir spesies terancam seperti orangutan sumatera, harimau Sumatera, gajah sumatera, badak sumatera, tapir Asia, beruang madu dan berbagai spesies burung yang terancam. Taman Nasional Bukit Tiga Puluh juga merupakan tempat tinggal bagi Orang Rimba dan Talang Mamak. Di Taman Nasional Bukit Tiga Puluh juga terdapat tempat penangkaran dan pelatihan orangutan.

Page 37: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

B.4. Makna Situs B.4.1. Makna Ilmiah Secara InternasionalFlora Jambi yang terletak di Provinsi Jambi di sebelah barat mempunyai lebih dari 90 jenis fosil tumbuhan yang berumur Perem. Fosil flora ini merupakan hal yang sangat menonjol di Asia Tenggara karena lokasi fosil flora yang sangat menonjol dan telah mendapat perhatian banyak para ahli dunia. Jongmans dan Gothan (1935) dan Jongmans (1937) tidak menemukan satu jenispun fosil flora yang berasal dari Benua Gondwana dari 27 jenis yang dipelajarinya. Padahal, Flora Jambi ini merupakan lokasi paling selatan dari flora Cathaysia atau Indo-China, sehingga flora ini sangat bermakna di dalam ilmu palaeophytogeographic.

Dengan berkembangnya ilmu kebumian, maka keberadaan Jambi Flora di Sumatera menjadi sangat penting dalam penelitian pergerakan lempeng dunia. Yang sangat menarik adalah bahwa Jambi Flora berada di antara 2 pecahan lempeng yang berasal dari Benua Gondwana dan membentuk Pulau Sumatera.

B.4.1. Makna Ilmiah Secara NasionalFlora Jambi adalah tanaman dan pepohonan yang tumbuh di lereng sebuah gunung api yang muncul dari laut pada iklim tropis, hampir 300 juta tahun yang lalu. Iklim tempat tanaman dan pepohonan tersebut tumbuh yaitu tropis yang sama dengan sekarang, dengan bukti bahwa pepohonannya yang telah menjadi fosil tidak mempunyai lingkaran tumbuh, ciri pohon yang tumbuh pada zona bertemperatur dingin.

Tanaman dan pepohonan tersebut bukanlah yang tertua di Sumatra (terdapat di daerah Kuantan), tapi tanaman dan pepohonan tersebut yang paling dikenal karena dedaunan dan kayunya sangat terawetkan dengan baik lewat proses fosilisasi di dalam material gunung api seperti abu vulkanik dan sedimen sungai serta danau tempat mereka terkubur. Batuan tersebut tersingkap di tepian Sungai Merangin, Mengkarang, Sungai Karing dan dan anak-anak sungai lainnya yang menyingkapkan lereng bagian bawah gunung api sebelumnya. Sisa gunung api ini ditandai oleh adanya abu dan aliran piroklastika yang seringkali mengandung pecahan kayu yang terbakar seperti aliran lava basal, dan semua batuan vulkanik ini menjemari dengan sedimen pada bagian kaki gunung api tersebut. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa paling tidak dua kali kaki gunung api ini pernah tenggelam karena naiknya permukaan laut dan kemudian terkubur oleh sedimen laut.  

Paku-pakuan berbiji tumbuh pada sisi-sisi gunung api, sementara pepohonan yang lebih besar dan tanaman tumbuh pada bagian kaki gunung api tersebut. Kadang-kadang daun tanaman dan reruntuhan kayu terkumpul dan membentuk lapisan tipis batubara. Pepohonan,akar dan cabang yang tersilisifikasikan terawetkan lebih baik, sedangkan dedaunan dan cabang-cabang kecil tanaman terfosilisasikan pada lapisan tipis sedimen. Batuan alas yang mengandung tanaman dan fosil kayu  yang terawetkan dengan baik sampai saat ini  hanya ditemukan pada  beberapa tempat (penelitian masih berlanjut).

Pentingnya Flora Jambi, dinamakan demikian di dalam literatur ilmiah karena ditemukan di Provinsi Jambi. Menuruti para ahli geologi , tanaman dan pepohonan tersebut sangat mirip dengan yang hidup pada saat yang sama dengan sekitar 300 juta tahun yang lalu, yaitu pada zaman Karbon ataupa akhir Paleozoikum di China. Flora China dikenal sebagai Mendala Flora Cathaysia yang hidup pada garis lintang tropis kala itu. Persamaan ini sangat mengejutkan para ahli geologi karena Sumatra saat ini sangat jauh dari Cina.

Page 38: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

Gunung api tempat tanaman dan pepohonan flora Jambi tumbuh hanyalah berupa satu pusat gunung api pada “Cincin Api Perem” sama dengan busur vulkanik saat ini. Kejutan geologi lainnya adalah bahwa pecahan Australia telah disisipkan di antara busur vulkanik tropis Perem dengan flora Cathaysia di Sumatra bagian barat, seperti Mendala Flora Cathaysia di China, Thailand bagian utara, dan Semenanjung Malaysia bagian timur, sebagai akibat dari penyusunan lautan pada saat itu. Pecahan benua ini pada awal Perem adalah bagian dari tepian super benua Gondwana yang menduduki garis lintang di selatan dan ter-eskan saat flora Jambi tumbuh. Busur gunung api pulau tropis tempat Flora Jambi tumbuh bertubrukan dengan pecahan benua Gondwana ini pada zaman Trias sekitar 200 juta tahun yang lalu. Sekitar zaman ini batolit granit menerobos ke akar gunung api Flora Jambi dan tersingkap di daerah Air Batu dan Dusun baru.

Secara global, Flora Jambi tropis terdapat pada celah geografi antara flora Cathaysia tropis dan flora Gondwana beriklim dingin yang tumbuh pada zaman yang sama. Jadi, demi kepentingan nasional maupun internasional bagi para ahli geologi dan khususnya para ahli botani purba untuk mendeskripsikan taksonomi, evolusi, lingkungan dan pemahaman sifat iklim pada flora yang langka ini.

Flora Jambi yang unik ini adalah bagian dari warisan geologi nasional dan keterdapatannya di Sungai Mengkarang, Merangin, dan Karing merupakan situs bagi ilmu khusus konservasi yang akan memacu penelitian ilmiah pada masa yang akan datang dan bagi kepentingan pendidikan yang dapat dipicu oleh fosil flora yang unik ini.

B.4.1. Makna Ilmiah Secara Regional dan LokalFlora Jambi sebarannya yang terbaik adalah di sepanjang Sungai Mengkarang, Merangin, Karing, Titi Meranti dan formasi batuan yang mengandung fosil-fosil flora dan fauna ini disebut sebagai Formasi Mengkarang. Tebal satuan ini yang diukur di sepanjang Sungai Merangin mencapai sekitar 500 m, dengan kemiringan yang landai dan tidak banyak mengalami pengaruh struktur yang kuat. Di Indonesia formasi yang sejenis Formasi Mengkarang dan berumur Perem ini (sekitar 300 juta tahun lalu) tidak ditemukan. Formasi Kuantan yang berumur lebih tua (Karbon) mengandung fosil flora yang sangat kurang baik pengawetannya, sedangkan Formasi Aifam di Papua Barat merupakan bagian dari Benua Gondwana dan berumur relatif sama.

Formasi yang ekivalen dengan Formasi Mengkarang ditemukan juga di Cina, tetapi umurnya sedikit lebih muda. Dengan demikian beberapa ahli memperkirakan, bahwa Flora Jambi merupakan pusa penyebaran flora-flora di Asia. Di Cina, formasi yang mengandung fosil flora sudah tidak dapat ditemukan lagi karena telah tertutup oleh sampah domestik, sehingga tidak tersingkap lagi. Dengan demikian Flora Jambi dan geologinya merupakan referensi stratigrafi yang penting di daerah sekitar Asia.

B. GEOKONSERVASIC1. Tekanan yang sedang terjadi atau peluangnya di kawasan Geopark yang

diusulkanKawasan Geopark Merangin Jambi selain memiliki warisan geologi bertaraf regional dan internasional, secara umum kawasan tersebut memiliki pula potensi panas bumi (geothermal) dan kandungan mineral logam dan non logam, seperti : emas, perak, batubara, batu bangunan, batu apung, tanah liat, tanah urug, sirtu, batu gamping, dan termasuk pengambilan fosil kayu yang marak diperjual belikan oleh sebagian masyarakat sekitar. Penggalian mineral serta pengambilan fosil kayu dalam skala kecil dilakukan oleh masyarakat setempat yang tidak memiliki izin dari pemerintah setempat. Pendapatan yang diperoleh digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Penggalian mineral skala menengah dilakukan oleh beberapa perusahaan tambang yang memiliki izin usaha. Mereka menambang batubara untuk keperluan energi tingkat nasional dan sebagian diekspor sebagai komoditi tambang yang menjanjikan dalam penumbuhan ekonomi regional.

Hampir 80% wilayah yang diusulkan menjadi Geopark Merangin Jambi berada di Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), Taman Nasional Pegunungan Tigapuluh (TNPT), dan Taman

Page 39: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

Nasional Bukit Duabelas (TNBD), merupakan kawasan hutan alami yang tersisa di Pulau Sumatera. Namun dengan tingkat pertumbuhan penduduk serta kemajuan teknologi yang pesat menyebabkan terjadinya tekanan yang begitu hebat terhadap kawasan. Deforestasi juga terjadi akibat dari rendahnya kesadaran masyarakat akan arti penting hutan sebagai salah satu sistem penyangga kehidupan. Perubahan lahan dan konflik lahan yang terjadi di kawasan geopark Merangin Jambi sebagian besar terjadi pada perubahan fungsi lindung (hutan) menjadi lahan perkebunan dan pertanian. Sedangkan perubahan fungsi lahan menjadi lahan pertambangan hanya terjadi di sebagian kecil kawasan saja. Pembukaan lahan perkebunan dan pertanian baru belum menjadi ancaman kerusakan yang signifikan, karena aktivitas tersebut tidak merubah bentangalam, namun perubahan fungsi lahan yang tidak terkendali di masa mendatang akan berpotensi mengganggu ekosistem dan mengurangi kelestarian dan kualitas lingkungan sekitar.

Sejalan dengan konsep dasar budaya yang dimiliki oleh masyarakat sekitar di Kawasan Geopark Merangin Jambi yaitu menjaga kelestarian alam sekitar (konservasi), maka penerapan konsep geopark yang berlandaskan pada konservasi, pendidikan, pemberdayaan masyarakat, dan peningkatan ekonomi kerakyatan dapat dengan mudah dipahami dan diaplikasikan dalam kehidupan masyarakat sekitar serta menjadi sebuah harapan baru dalam meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Oleh sebab itu, kegiatan usaha kepariwisataan yang dikembangkan di kawasan Geopark Merangin Jambi sebagai salah satu sektor yang dapat menggerakan roda perekonomian lokal dan regional, dipastikan tidak akan mengganggu fungsi lingkungan. Konsep Geowisata dan Ekowisata yang dikembangkan berazaskan green-tourism dengan memegang teguh konsep wisata keberkelanjutan dimana komponen abiotic, biotic, culture yang menjadi objek dan daya tarik wisata, senantiasa dikembangkan dengan berlandaskan pada aspek perlindungan dan kelestarian lingkungan.

C2. Status perlindungan situs-situs geologi pada saat iniSitus-situs geologi di kawasan Geopark Merangin Jambi sebagian memperoleh perlindungan tingkat nasional karena terletak di dalam Kawasan Taman Nasional, seperti yang dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 tahun 2008 tentang Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN). Peraturan ini menjadi petunjuk pelaksanaan amanat Undang-Undang Republik Indonesia No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Sebagai action plan dalam implementasi Undang-Undang Nomor 26 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 tersebut, situs-situs geologi di kawasan Geopark Merangin Jambi telah terakomodir dalam SK Kepala Badan Geologi No. 73.K/45/BGL/2012 tentang Penentuan Kawasan Cagar Alam Geologi Provinsi Jambi. SK tersebut merupakan dasar bagi pemerintah daerah dalam menetapkan situs-situs geologi tersebut sebagai Kawasan Cagar Alam Geologi dalam perencanaan Tata Ruang baik di tingkat Propinsi maupun di Tingkat Kabupaten/Kota.

Kawasan Geopark Merangin Jambi yang berada di Kabupaten Kerinci dan Kabupaten Merangin, sebagian besar berada di Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) yang memiliki luas 1.375.349.867 ha yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan Nomor 901/Kpts-ll/1999. Sedangkan kawasan Geopark Merangin Jambi yang berada di Kabupaten Sarolangun termasuk Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD) yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No.258/Kpts-II/2000 tanggal 23 Agustus 2000 yang memiliki luas 60.500 ha. Kawasan ini ditetapkan sebagai cagar biosfer dan merupakan kawasan pengembaraan Suku Anak Dalam (Orang Rimbo) yang hidup berpindah-pindah di dalam hutan rimba, populasinya diperkirakan 900-1.000 jiwa dan kawasan Geopark Merangin Jambi yang berada di KabupatenTanjung Jabung Barat seluas 10.000 ha termasuk Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT), berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No.539/Kpts-II/1995 dengan luas 144.233 ha, merupakan ekosistem hutan hujan tropika dataran rendah (lowland tropical rain forest) dan peralihan antara hutan rawa dan hutan pegunungan dengan ekosistem yang unik dan berbeda dibandingkan dengan kawasan taman nasional lainnya di Indonesia. Oleh karena itu, kawasan-kawasan tersebut merupakan aset nasional dan bahkan internasional yang memiliki nilai sangat strategis untuk kelangsungan pelestarian keanekaragaman hayati serta dalam mendukung pembangunan yang berkelanjutan. Selain itu, perlindungan situs-situs non geologi di kawasan tersebut ditetapkan melalui SK Bupati mengenai Hutan Adat baik di Kabupaten Kerinci, Kabupaten Merangin, kabupaten Sarolangun, dan Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

Page 40: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

Selain itu, status perlindungan di tingkat desa untuksitus-situs geologi yang berada di sepanjang Sungai Merangin antara Desa Airbatu dan Teluk Wangsakti telah mendapat perlindungan melalui Keputusan Kepala Desa, Kecamatan Renah Pembarap dan Berita Acara Kesepakan Bersama Desa Biuku Tanjung, Kecamatan Bangko Barat. Kemudian pada Tahun 2012 oleh Pemerintah Daerah diakomodir menjadi Kawasan Cagar Alam Geologi dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Merangin.

Masterplan Geopark Merangin Jambi yang sedang disusun, dan akan selesai tahun 2014 mendatang, mencakup rencana aksi yang berkaitan dengan upaya perlindungan terhadap situs-situs geologi yang ada. Masterplan pengembangan Geopark ini akan ditetapkan menjadi Peraturan Daerah, sehingga sanksi terhadap pelanggaran dapat diberlakukan. Masterplan yang direncanakan mencakup komponen-komponen utama seperti:

1. Geologi dan bentangalam2. Struktur dan pola ruang, serta zonasi kawasan3. Informasi dan pendidikan lingkungan4. Struktur Manajemen5. Pemanfaatan ruang kawasan (geowisata)6. Ekonomi regional berkelanjutan7. Indikasi program pengembangan kawasan (Skala Prioritas)

C3. Pengelolaan dan pemeliharaan situs-situs geologiPengelolaan dan pemeliharaan situs-situs geologi di kawasan Geopark Merangin Jambi menjadi tanggungjawab bersama antara Pemerintah Provinsi Jambi, Pemerintah Kabupaten Merangin, Sarolangun, Kerinci, dan Tanjung Jabung Barat, serta masyarakat setempat yang tinggal di sekitar situs serta lembaga masyarakat yang memiliki kepedulian akan keberadaan situs-situs geologi tersebut. Dalam pelaksanaannya di lapangan, pengawasan (monitoring) akan pelestarian situs-situs geologi dilakukan secara berkala oleh masyarakat sekitar melalui kelompok pengelola geopark di tingkat desa. Sedangkan untuk pemeliharaan akan keberadaan situs-situs geologi tersebut dilakukan pula secara berkala pula oleh pengelola geopark di tingkat Kabupaten dengan bekerjasama dengan perguruan tinggi dan pengelola geopark di tingkat provinsi. Di Kabupaten Merangin, pengelolaan situs geologi “Jambi Flora” dilakukan oleh kelompok masyarakat yang bernama pengawal geopark “hampa” desa air batu, pengelolaan situs geologi “Teluk Wang Sakti” dilakukan oleh kelompok masyarakat yang bernama pengawal Geopark Desa Biuku Tangung, dan begitu pula untuk situs-situs geologi lainnya.

Setiap situs geologi dilengkapi dengan interpretation panel. Panel-panel tersebut dipersiapkan dan dipelihara oleh pengelola Geopark baik di tingkat kabupaten maupun di tingkat provinsi. Pengembangan geo-education dan geowisata di sekitar situs geologi dilaksanakan oleh pengelola geopark tingkat desa dibawah koordinasi pengelola geopark tingkat kabupaten dengan melakukan beberapa program seperti pemanduan wisata oleh masyarakat sekitar, program geopark to school dan school to geopark, dengan dilengkapi oleh fasilitas Geopark seperti bahan-bahan informasi terbit (leaflet, booklet, peta, web site, dan buku informasi kawasan), yang tersedia di pusat informasi dan kios-kios informasi yang tersebar di dekat situs geologi.

Kegiatan pengelolaan dan pemeliharaan situs geologi antara lain dilakukan dengan: Menerapkan fungsi lindung di sekitar situs geologi dalam perencanaan tata ruang, di mana

seluruh kawasan Geopark telah terlindungi oleh peraturan nasional yang bersifat mengikat. Menyusun program kerja bagi pengelola kawasan yang terpadu dan terintegrasi dengan

program pemerintah setempat dalam hal pengawasan, pemeliharaan, dan upaya pengembangan kawasan yang berkesinambungan.

Mempertahankan keberadaangeo-diversity di kawasan Geopark sebagai kekayaan hakiki yang dimiliki oleh daerah yang didukung oleh regulasi baik di tingkat nasional maupu daerah.

Melarang perusakan dan pemindahan bagian-bagian yang menjadi warisan geologi dengan merencanakan dan menetapkan peraturan yang berkaitan dengan perusakan dan misused di setiap situs geologi

Merencanakan dan mengembangkan pusat informasi kawasan di setiap segmen/kawasan situs geologi yang memiliki fungsi pendidikan bagi masyarakat sekitar maupun bagi pengunjung,

Page 41: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

selain itu pusat informasi pun berfungsi sebagai pos penjagaan dan pengawasan kawasan dalam upaya pelestarian lingkungan sekitar situs geologi.

Merencanakan ketentuan penegakan peraturan yang berkaitan dengan izin penggalian atau pengkoleksian fosil dan artefak secara perorangan.

Mengatur pengkoleksian percontoh batuan pada situs geologi tertentu di bawah pengawasan yang ketat.

Melakukan perawatan situs geologi dan pembersihan kawasan sekitarnya secara teratur. Mendeliniasi daerah lindung situs geologi guna menghindari penurunan kualitas lingkungan di

sekitar situs geologi. Melakukan sosialisasi kepada masyarakat setempat serta melibatkan mereka secara aktif

dalam pemeliharaan dan pengawasan akan keberadaan situs geologi dari ancaman kerusakan baik secara alamiah maupun dari tangan jahil

Mengembangkan program pendidikan di sekitar kawasan Geopark Merangin Jambi Mendeliniasi batas-batas kawasan Geopark serta melakukan zonasi kawasan secara tepat,

sehingga jelas batas kawasan yang menjadi tanggung jawab pengelola Geopark Merangin Jambi.

Melakukan kerjasama dengan instansi terkait, perguruan tinggi, pihak swasta untuk meningkatkan upaya pengawasan, perlindungan,serta pengembangan dan pembangunan kawasan secara berkelanjutan.

Mengembangkan kegiatan geoproduct dan geotoursm maupun ecotourism yang berlandaskan pada wisata yang berkelanjutan sebagai salah satu upaya dalam peningkatan ekonomi kreatif di sekitar kawasan.

C4. Daftar dan perian situs-situs non-geologi dan penyatuannya di dalam geopark yang diusulkan

Sesuai dengan keragaman komponen hayati dan budaya yang terdapat di deliniasi kawasan,situs-situs non-geologi di kawasan Geopark yang diusulkan terkelompokkan menjadi situs hayati dan situs budaya (masa kini dan masa lalu).

C.4.1. Situs biologi atau situs keanekaragaman hayati Keanekaragaman hayati merupakan salah satu bagian yang tak terpisahkan dari proses pembangunan secara berkelanjutan. Jambi merupakan Provinsi di Sumatra yang memiliki kawasan hutan terlengkap (mulai dari hutan dataran tinggi hingga rendah, hutan kering/tropis hingga basah/gambut). Hal ini merupakan asset beharga dan untuk itu perlu dilakukan upaya kongkrit untuk mempertahankannya. Upaya yang dilakukan sekarang dan kedepannya adalah menyeimbangkan antara tujuan konservasi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar hutan. Hal ini penting menjadi mindset bersama mengingat bahwa masyarakat miskin di Indonesia sebagian besar bermukim di desa-desa sekitar/dalam hutan. Upaya mempertahankan hutan tanpa memperhatikan kesejahteraan masyarakat sekitarnya akan sulit dilakukan karena harus diakui jika salah satu penyebab maraknya aktivitas pembalakan liar adalah karena masyarakat ikut mendapatkan keuntungan dari aktivitas tersebut.

Pelestarian keanekaragaman hayati di kawasan Geopark Merangin Jambi merupakan kewajiban dan tanggungjawab seluruh masyarakat, baik pemerintah maupun swasta. Oleh karena itu, untuk memudahkan pengaturan upaya-upaya konservasi secara menyeluruh maka ditetapkan suatu konvensi dan kebijakan - kebijakan untuk melindungi dan mengelola keanekaragaman hayati.Perlindungan keanekaragaman hayati (biodiversity) yang dilakukan harus menjangkau komponen-komponen yang saling terkait. Komponen-komponen tersebut ditujukan untuk menjaga keseimbangan lingkungan dan ekosistem, mengingat punah atau berkurangnya unsur pendukung biodiversity akan sangat mempengaruhi keseimbangan alam.Inventarisasi biodiversity yang dilakukan di kawasan Geopark Merangin, menitik beratkan pada kajian ekologis seperti kekayaan jenis, keanekaragaman jenis, kelimpahan, kemerataan, dan dominasinya.

Lokasi Kawasan Geopark Merangin Jambi sebagian besar berada di tiga Taman Nasional yang ada di Propinsi Jambi, yaitu Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT), dan Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD). Masing-masing Taman

Page 42: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

Nasional tersebut ditentukan salah satunya berdasarkan ketinggian tipe hutan, yaitu tipe hutan berkisar antara 1400-2700 m termasuk dalam campuran beberapa tipe hutan yaitu, Hutan Pegunungan Bawah (1400-1900 m), Hutan Pegunungan (1900-2400 m) dan Sub Alpin (>2400 m) (Laumonier, 1997). Karakteristik vegetasi berdasarkan ketinggian yang ada di kawasan Geopark Merangin Jambi dan sekitarnya yaitu pada hutan dataran tinggi, pepohonan memiliki tajuk rapat dan tinggi. Ketinggian pohon lapisan tajuk bawah berkisar antara 20-30 m. Jenis khas yang masih bisa ditemukan dengan tinggi pohon mencapai 50 m, khususnya Shorea platyclados dan liana.

Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS)Taman Nasional Kerinci Seblat ditetapkan pada Tanggal 14 Oktober 1999 oleh Menteri Kehutanan melalui KepMenHut No. 901/Kpts-II/1999. Memiliki luas sekitar 1.389.509,87 hektar berada di tiga propinsi, yaitu provinsi Bengkulu, Provinsi Sumatera Barat, dan Provinsi Jambi. Luas Taman Nasional Kerinci Seblat yang merupakan wilayah administratif Jambi seluas 422.190 Ha (30,86%) dan berada pada tiga Kabupaten, yaitu Kabupaten Kerinci, Kabupaten BungoTebo, dan Kabupaten Merangin. Sehingga dapat diperkirakan bahwa sebagian keanekaragaman biodiversity Geopark Merangin Jambi merupakan bagian dari Taman Nasional Kerinci Seblat.

Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe hutan, yaitu tipe hutan pegunungan bawah yang berada pada ketinggian 1400-1900 mdpl, ruang terbuka lebihbanyak dibandingkan hutan dataran tinggi, sebaliknya lumut dan jenis-jenis epifitmeningkat berkorelasi dengan naiknya kelembaban udara. Jenis-jenisnya antaralain Lithocarphus pallidis, Euginea sp., Quercus sp., menempati tajuk bagian atas.Sedangkan semak-semaknya didominasi famili Myrsinaceae, Rubiaceae, danEuphorbiaceae. Pada tipe hutan pegunungan yang berada pada ketinggian1900-2400 mdpl, proporsitumbuhan microphylous meningkat dan kerapatan hutan berkurang. Padaketinggian ini masih dijumpai Podocarpus dengan tinggi 25 m, sedangkan lumut-lumuttampak semakin tebal dan epifit semakin banyak. Pada tipe hutanpegunungan atas yang berada di ketinggian lebih besar dari 2400 mdpl, umumnya sangat lembab dan berkabut, sehinggalumut semakin melimpah. Di atas lumut ini sering ditumbuhi tanaman kantungsemar(Nepenthes), yang merupakan jenis endemik Taman Nasional Kerinci Seblat.Jenis tumbuhan penting lainnya yaitu Kayu Embun (Taxus sumatrana)dan berbagai jenis anggrek (Famili Orchidaceae).

Page 43: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

Secara keseluruhan hutan Taman Nasional Kerinci Seblat memiliki 4000 jenis tanaman, yang didominasi oleh keluarga Dipterocarpaceae. Termasuk juga terdapat flora yang langka dan endemik yaitu pinus kerinci (Pinus merkusii strain Kerinci), kayu pacat (Harpulia arborea). Ada juga jenis terancam bahaya, yaitu bunga bangkai (Amorphophallus titanium dan A. decussilvae) dan Rafflesia Arnoldii dan R. hasseltii).

Beberapa jenis tanaman dominan yang dijumpai d hutan dataran rendah adalah Dipterocarpacus sp., Shorea atrinervosa, Shorea multiflora, Koilodepas longifolium, Parashorea lucida, Shorea cf. conica, Shorea platyclados, Hopea cf. Beccarianan, Sterculia sp., Aglaia odoratissima, Sidoricum koejape, Rafflesia arnoldi, Rhizanthes zippelii, Celtis rigescens, Casuarina nobilis, Mallotus oblongifolius, M. rufidulus, M. cf. Miquelianus, dan Rafflesia haseltii.

Beberapa jenis dominan yang dijumpai di hutan dataran tinggi adalah Agathis boornensis, Diospyros celebica, Dendrocalamus asper, Gigantochloa sp., dan Schizostachyum sp.; sedangkan di hutan pegunungan bawah dan tengah dapat dijumpai jenis-jenis dari suku Fagaceae, Myrsinaceae, Lauraceae, Podocarpus sp., Ficus hirta, Faeocarpus gordonia, Lithocarpus dll.

Page 44: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

Beberapa jenis anggrek antara lain Spathoglotis plicata, Pholodita articulata, Calanthe triplicata, C. plava, Coelogyne pandura, C. suiphorea, Dendrobium crumenatum, Dianela ensifolia, Diplocaulobium, Phaleonopsis sp dan renanthera sp.

Sedangkan beberapa jenis tumbuhan obat yang biasa digunakan masyarakat sekitar taman nasional, antara lain paku gajah, akar tik ulat, akar kepuh, pinang, kunyit, akar sepakis, ubi itam dan lain-lain.

http://caintaplantnursery.com/our-products/philippine-indigenous-plants/taxus/taxus-sumatrana-32/

Keragaman Flora di sekitar Tamn Nasional Kerinci Seblat

Biodiversitas di dalam taman nasional sangat luar biasa, mencakup sedikitnya 306 jenis burung, 42 jenis binatang menyusui, 10 jenis binatang melata, 6 jenis binatang amphibi dan 8 jenis primata. Sebagian dari jenis binatang dipertimbangkan sangat terancam, terutama Badak Sumatra (Dicerorhinus sumatraensis), kambing hutan liar (Capricornis sumatraensis), Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatraensis) dan Gajah Sumatra (Elephas maximus). Jenis mamalia dan primate lainnya adalah Simpai(Presbytis melalobates), Ungko (Hylobates agilis), Siamang (Sympalagus syndactylus), Rusa sambar (Axis kuhli), Babi hutan (Sus scrofa), Tapir (Tapirus

Kantung Semar (Nepenthes)http://riandinie- kienda.blogspot.com/ 2012/05/kantong-semar-nepenthes-

spp.html

Kayu Embun (Taxus

Kayu Embun (Taxus sumatrana)

Anggrek (Famili Orchidaceae)http://plantphotography.blogspot.com/2012/02/epidendrum-golden-valley-hildos-orchid.html.

Page 45: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

indicus), Beruang (Helarctos malayanus), Kucing hutan (Prionailurus bengalensis sumatrana), Kucing emas (Cartopuma temminckii).

Burung:antara lain elang alap besar (Accipiter virgatus), elang kelelawar (Macheiramphus alcinus), elang gunung (Spitazatus alboniger), cekakak batu (Lacedo pulchella), belibis kembang (Dendrocygna arcuata), walet (Collocalia spp), enggang jambul (Aceros comatus), kangkareng hitam (Anthracoceros malayanus), rangkong papan (Buceros bicornis), pergam gunung (Ducula bargia), poksai mantel (Garrulax palliatus), tiong emas (Gracula religiosa), rangkong badak (Buceros rhinoceros), dan julang emas (Aceros undulatus ). Di tempat tertentu sering terdengar suara tawa histeri burung gading (Buceros vigil). Salah satu spesies burung yang dilindungi yaitu Rangkong badak (Buceros rhinoceros).

Satwa penting yang terdapat di TNKS antara lain, Satwa mamalia besar penting yang terdapat di Gunung Tujuh antara lain, Harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae), Beruang (Helarctos malayanus), Macan dahan (Neofelis nebulosa), Tapir (Tapirus indicus), Kambing hutan (Capricornis sumatraensis), Babi hutan (Sus scrofa), Rusa Sambar (Cervus unicolor), Kijang (Muntiacus muntjak ), Landak (Hystrix brachyura), Kancil (Tragulus javanicus), sedangkan jenis-jenis primata seperti Simpai (Presbytis malalophos), Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), dan Siamang (Hylobates syndactylus).

C.4.2. Situs budaya Budaya yang terdapat di kawasan Geopark Merangin Jambi mencakup budaya masa kini yangdihasilkan oleh manusia moderen, dan budaya masa lalu yang ditinggalkan oleh manusia prasejarah.

C.4.2.1. Masa KiniJambi merupakan salah satu propinsi yang ada di Pulau Sumatera ini memiliki adat istiadat dari budaya melayu yang cukup dominan. Dikarenakan adat istiadat melayu yang paling dominan, maka adat inilah yang sering digunakan untuk mengatur segala kegiatan serta tingkah laku warga masyarakat Jambi dengan bersendikan pada Hukum Islam. Pribahasa “Adat bersendikan Sara, Sara Bersendikan Kitabullah” atau “Sara Mengato, Adat Memakai” sangat memasyarakat di semua kalangan masyarakat Jambi. Dalam kehidupan kesehariannya, banyak ajaran serta pengaruh Islam diterapkan disana.

Penduduk asli Jambi terdiri atas Suku Anak Dalam, Kerinci, Bajau, Batin, Orang Penghulu, Suku Pindah, dan Orang Melayu. Sedangkan masyarakat pendatang berasal dari Palembang, Minangkabau, jawa, Bugis, Banjar, Batak, Flores, Arab, India, dan Tionghoa. Suku Anak Dalam dianggap sebagai suku tertua di Jambi, karena telah menetap terlebih dahulu sebelum kedatangan suku-suku yang lain. Ada informasi yang menyatakan bahwa suku ini merupakan keturunan dari percampuran suku Wedda dengan suku Negrito, yang kemudian disebut sebagai suku Weddoid.Suku bangsa Jambi yang mendominasi pada Kawasan Geopark Merangin Jambi, adalah Suku Anak Dalam, Suku Kerinci, Orang Batin,Orang Penghulu. Suku-suku bangsa di Jambi pada umumnya bermukim di daerah pedesaan dengan pola yang mengelompok. Adat kebudayaan Jambi mengenai pola permukiman yaitu menetap di pinggir sungai, dikarenakan Jambi merupakan penghasil cengkeh dan perdagangan merica pada abad ke-13, yang mana para musafir atau pedagang datang dari berbagai daerah dan negara untuk membeli rempah-rempah melalui jalur laut dan sungai. Bahasa daerah di Provinsi Jambi, yaitu bahasa melayu, tetapi terdapat beberapa dialeg lokal seperti Kerinci, Bungo-Tebo, Sarolangun, Bangko, Jambi Seberang, Anak Dalam, serta campuran. Khusus untuk daerah kerinci, terdapat aksara tersendiri yang dikenal dengan Aksara Encong.

Sejalan dengan pesatnya arus globalisasi danhilangnya media berkesenian menyebabkan mulai ditinggalkannya beberapa kesenian tradisional. Namun sejak diterapkannya konsep geopark, kesenian asli tradisional mulai dikembangkan kembali. Pengakuan ini disampaikan oleh beberapa narasumber di Desa Air Batu dan Biuku Tanjung.Jenis tarian dan kesenian yang berada di kawasan tersebut diantaranya adalah Adu Lesung,Lukah Gilo, dan Ketalang Petang. Tiga jenis kesenian ini sangat erat terkait dengan aktivitas berladang padi. Lesung dan lukah adalah peralatan yang biasa digunakan untuk menumbuk padi. Ketalang Petang adalah kesenian yang dilakukan sebelum melakukan tanam padi di ladang yang menjadi ajang pemuda

Page 46: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

dan pemudi dalam mencari jodoh. Selain itu, terdapat juga Tari Pandan yang biasanya dilakukan dalam rangka menyambut tamu agung dan upacara khusus dan “festival rakyat desa” yaitu kegiatan bersukaria dan saling memaafkan saat hari raya Idul Fitri. Kegiatan komunal lainnya adalah Gotong RoyongPengante, dimana setiap tetangga akan memberikan sumbangan beras kepada keluarga pengantin sejumlah canting tertentu sesuai dengan jumlah anggota keluarga. Imbalannya, para pemberi sumbangan berhak mendapatkan daging hajatan. Kegiatan pembagian dan saling berebut daging hajatan inilah yang ditunggu-tunggu dan menjadi kegiatan bersukaria bersama dalam momen merayakan pernikahan. Momen lainnya adalah menjelang memasuki bulan ramadhan dengan Upacara Bantai, yaitu penyembelihan kerbau sebelum memasuki bulan Ramadhan. Penduduk desa biasanya mengumpulkan uang secara bersama-sama untuk membeli beberapa ekor kerbau untuk disembelih dan dimasak bersama-sama menyambut bulan Ramadhan. Beberapa benda dan budaya peninggalan yang merupakan bukti dari beragamnya kebudayaan yang dimiliki oleh kawasan geopark merangin jambi adalah sebagai berikut :

a. Bangunan TuaSalah satu keunikan ragam budaya di Kawasan Geopark Merangin Jambi adalah keberadaan bangunan-bangunan yang telah berusia tua (> 100 tahun) yang secara otomatis berdasarkan peraturan yang ada di Indonesia, bangunan tersebut merupakan benda cagar budaya yang dilindungi. Keberadaan bangunan tersebut menyebar di beberapa kabupaten, diantaranya Kabupaten Merangin (Desa Air Batu dan Desa Biuku Tanjung), Kabupaten Kerinci (Desa Koto Tuo Pulau Tengah - Kec. Keliling Danau dan Desa Lempur Tengah – Kec. Gunung Raya).

Bangunan tua yang berada di Kabupaten Merangin (Desa Air Batu dan Desa Biuku Tanjung) berupa rumah panggung kayu tua yang diperkirakan berusia puluhan hingga ratusan tahun. Ciri khas pada bangunan tua tersebut adalah ornamen ukiran dan lukisan hias di dinding kayu rumah-rumah tersebut. Di rumah yang lainnya didapati hiasan-hiasan di ujung-ujung atap, atau di papan penutup tampias air (lisplank). Ditemukan pula rumah tua yang tidak menggunakan paku,dimana sambungan rumah dibuat saling pasak dan pada beberapa bagian diikat dengan tali ijuk. Dinding bagian dalam dan lantai rumah panggung dibuat dari pelupuh bambu. Selain bangunan tua rumah panggung kayu, bangunan unik lain di Desa Air Batu adalah masjid tua “Baitul Ikhsan”. Menurut keterangan beberapa narasumber, tiang-tiang utama masjid terbuat kayu jenis kulim berukuran panjang 12 meter dengan diatemeter 20 cm. Dinding masjid terbuat dari papan kayu dengan beberapa ukiran hiasan. Di beberapa bagian tampak perbaikan yang disesuaikan dengan perkembangan jaman, namun secara keseluruhan nilai keunikan bangunan tua masih tampak dengan kuat. Nilai budaya dan kesejarahan masjid tua “Baitul Ikhsan”, tercermin dari keyakinan masyarakat bahwa do’a lebih mustajab bila dilakukan di masjid tersebut. Hikayat lisan “Si Bujang Penidur” semakin memperkuat “pengakuan” penduduk Desa Air Batu terhadap masjid. Dalam hikayat tersebut digambarkan seorang pemuda yang kerjanya hanya tidur dan bermalas-malasan hingga dijuluki si tukang tidur namun memiliki kekuatannya yang luar biasa. Kekuatanitulah yang membantu pembangunan Masjid “Baitul Ikhsan”. Penduduk desa yakin bahwa bahan empat kayu kulim tiang utama masjid diambil dari hutan ke desa secara bersamaan dalam satu waktu dan dilakukan hanya oleh satu orang dengan kekuatan luar biasa yaitu oleh “Si Bujang Penidur”.

Foto salah satuRumah Panggung Kayu Tua yang berusia lebih dari 100 tahun di Desa Air Batu, Kecamatan Renah Pembarap, Kabupaten Merangin

Di Kabupaten Kerinci pun terdapat 2 buah bangunan mesjid kuno yang oleh penduduk sekitar disebut mesjid keramat. Mesjid tersebut dibangun pada tahun 1785 dengan bahan bangunan

Page 47: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

utama dari kayu pilihan dan konstruksi tanpa menggunakan paku besi. Masjid keramat yang pertama berada di Desa Koto Tuo Pulau Tengah, Kecamatan Keliling Danau. Konon, pemberian nama “Keramat” alias “Sakti” berlatar belakang sejarah perjuangan rakyat Pulau Tengah pada awal masuknya pasukan kolonial Belanda ke Kerinci pada tahun 1900. Bangunan masjid yang berdiri di atas lahan seluas 59,2 m x 44,3 m dijadikan tempat berlindung oleh masyarakat dalam pertempuran melawan Belanda. Masjid Keramat Koto Tuo ini adalah saksi bisu bagaimana semangat masyarakat Pulau Tengah menentang penjajahan Belanda. Masjid Keramat yang kedua berada di Desa Lempur Tengah Kecamatan Gunung Raya. Masjid ini didirikan sekitar abad ke-15 dan 16 Masehi. Berdasarkant surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Sejarah dan Purbakala, kedua masjid keramat ini telah masuk sebagai Benda Sejarah dan Cagar Budaya Nasional. Ketika Kerinci diguncang gempa dahsyat dengan kekuatan 9,5 skala Richter tahun 1995, kedua masjid tersebut tetap berdiri kokoh. Begitu pula saat gempa tahun 2009 lalu, tak sedikit pun bangunannya yang mengalami kerusakan. Bangunan masjid tua dijadikan sebagai obyek wisata religi bagi masyarakat setempat maupun pendatang.

b. Benda PusakaSalah satu rumah tua di Dusun Baru Air Batumenyimpan beberapa benda peninggalan masa lalu seperti : Tombak, Gong, Strabuk (Naskah Kuno), dan Rambut Panjang. Benda-benda peninggalan tersebut disimpan di atap rumah dan ditutup kain. Untuk melihat benda-benda tersebut harus dilakukan upacara adat dengan memotong seekor kambing. Benda peninggalan tersebut biasanya disimpan di rumah Depati (pemimpin di desa, setingkat kades). Sebagian besar masyarakat Desa Air Batu meyakini benda-benda peninggalan tersebut memiliki “kekuatan memberi pertanda”. Apabila akan terjadi bencana di Desa Air Batu maka gong peninggalan akan berbunyi. Anehnya, suara bunyi gong tersebut tidak akan terdengar oleh masyarakat yang tinggal di sekitar rumah penyimpanan gong. Suara gong akan terdengar oleh masyarakat yang tinggal jauh dari rumah penyimpanan gong tersebut. Menurut pengakuan masyarakat gong peninggalan tersebut berbunyi terakhir kali pada tahun 1995-an dan setelah itu terjadi peristiwa gempa besar.

Pola yang sama terdapat juga di Desa Biuku Tanjung. Di Rumah Tua milik Kepala Lembaga Adat tersimpan benda-benda peninggalan yaitu: sepucuk senapan, tiga buah piring keramik, satu buah tombak dan sebilah keris. Masyarakat Biuku Tanjung juga meyakini bahwa benda-benda peninggalan tersebut memiliki kekuatan memberi “pertanda” dengan bunyi kokangan senapan. Terdapat peraturan bahwa benda-benda tersebut tidak boleh dilihat oleh orang-perorang. Apabila peraturan tersebut dilanggar maka terjadi “Utang adat negeri/dusun”. Si pelanggar dikenakan hukuman memotong satu ekor kambing karena benda-benda peninggalan tersebut sampai “turun ke tanah” diluar kegiatan “upacaranurun”.Konon, benda-benda peninggalan tersebut berasal dari Teluk Wang Sakti sehinggasetiap tahun setelah hari raya Idul Fitri diadakan upacara mencuci benda-benda peninggalan tersebut yang disebut dengan “Upacara Nurun”.

Benda Pusaka berupa Keris dan Naskah/Surat Kun

c. Folkloor- Cerita Si Rambut Panjang

Si Rambut Panjang adalah kisah seorang laki-laki dengan seorang perempuan yang berasal dari Riau merantau ke Desa Air Batu Kabupaten Merangin. Kedua orang tersebut bertamu ke rumah salah seorang penduduk dan mereka diberi air minum dan pisang, ternyata pada saat kedua orang tersebut akan minumwadah untuk minum tidak ada. Konon katanya, wanita si rambut panjang dengan bijak mengorek isi pisang dan menjadikan kulit pisang sebagai wadah untuk

Page 48: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

minum. Sikap yang sedemikian rupanya menjadikan wanita si rambut panjang tersebut dipilih menjadi pemimpin yang diharapkan bisa memimpin masyarakat Desa Air Batu dengan baik.

- Cerita Bujang PenidukKisah seorang bujangan tua yang memiliki sifat pemalas dan kerjanya tidur saja. Sifat pemalasnya itu membuat orang tua Si Bujang marah dan mengusir Bujang tersebut dari kampung dan menyuruhnya supaya pergi ke hutan. Sang orang tua memberikan satu syarat kepada Bujang apabila suatu saat Bujang ingin kembali ke rumah, beliau harus membawa batang pohon yang nantinya akan dijadikan sebagai tiang masjid. Ternyata di luar dugaan dan pengetahuan masyarakat Bujang tersebut mampu memikul ke 4 batang pohon kulim sekaligus untuk pembangunan masjid. Hal itu membuat masyarakat Desa Air Batu terkejut dan tercengang. Ternyata Bujang peniduk memiliki kekuatan dan kelebihan yang tidak dimiliki oleh laki-laki lain.

d. Masakan tradisonalRagam kuliner lokal, terutama jenis-jenis makanan yang dikembangkan sesuai dengan ketersediaan bahan-bahan alami setempat juga turut mewarnai ragam budaya Desa Air Batu dan Biuku Tanjung. Beberapa diantaranya adalah Lemang Asam, masakan IkanKepayang, masakan Rebung Ikan Batu,Bumbu Nangau (asam durian), minyak kepayang, dan Gulai Asam Durian (tempoyak). Terdapat pula Asam Rebung (fermentasi rebung bambu) yang digunakan untuk mencampur masakan-masakan sehingga memiliki rasa khas. Menarik bahwa dalam proses pembuatan asam rebung ini harus juga dimasukkan cabe rawit dan sedikit pakai sembilu bambu dengan keyakinan supaya tidak terjadi kejadian kesurupan. Salah satu masakan khas yang dicampur asam rebung adalah Cangkuk. Masakan ini berbahan dasar kaki kerbau yang dicincang kecil dan direndam air rebung selama 3 hari. Cangkuk hasil rendaman biasanya digulai dengan campuran asam rebung sehingga rasanya gurih, segar dan empuk. Kuliner khas lainnya adalah Minyak Kepayang, yaitu minyak nabati yang berasal dari buah kepayang. Biasa digunakan untuk menggoreng atau mencampur masakan gulai, bahkan dimakanlangsung dicampur nasi hangat sehingga menjadi gurih berminyak. Minyak ini juga biasa dimanfaatkan untuk cairan pelicin jika melakukan pemijatan tradisional.

Minyak Kepayang dan Asam Rebung

Tempoyak yang dimasak dengan menggunakan bambu

Page 49: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

Sarang Semut dan Akar Pasak Bumi

Beberapa makanan khas yang terdapat di kawasan Geopark Merangin Jambi beserta penjelasannya, adalah sebagai berikut;

1. Tempoyak merupakan makanan yang berasal dari buah durian yang difermentasikan, dan bisa juga dibuat Gulai Tempoyak.

2. Gulai Tepe Ikan terbuat dari ikan gabus yang dihaluskan dan dicampur tepung dan telur.3. Malbi adalah masakan gulai daging, namun memiliki citarasa manis karena dimasak dengan

kecap dan sedikit gula merah.4. Gulai Ikan Patin bisa dimasak dengan Tempoyak tetapi sebagia orang mengganti Tempoyak

dengan santan kelapa untuk menghindari baud an rasa Tempoyak yang cukup menyengat.5. Padamaran terbuat dari tepung beras, santan dan gula merah sebagai pemanis. Bahan-bahan ini

kemudian ditempatkan di sebuah cup yang terbuat dari daun pisang lalu dikukus hingga matang.6. Dendeng Batokok adalah irisan daging sapi yang direbus dalam air kelapa yang telah dibumbui

bawang putih dan jahe.7. Nasi Minyak adalah beras yang dimasak dengan susu, saus tomat, minyak samin dan rempah-

rempah, Nasi Minyak biasanya disajikan pada saat acara-acara khusus.

Sebagai masyarakat yang harmonis dengan lingkunganya, penduduk Desa Air Batu dan Biuku Tanjung juga mengembangkan obat-obatan tradisional dan memiliki beberapa orang ahli pembuat obat tradisional tersebut. Walaupun sudah mulai ditinggalkan, para pembuat obat tersebut ini memiliki keahlian khusus dan beberapa diantaranya masih menggunakan cara-cara “magis”. Di tingkat rumah tangga juga sering dilakukan pengobatan dengan penggunaan tanaman obat. Beberapa potensi tanaman obat yang terdapat di Desa Air Batu dan Biuku Tanjung diantaranya adalah sarang semut, pasak bumi, akar ginseng, akar kuning dan daun sigau. Diduga masih banyak ragam penggunaan tanaman obat oleh penduduk setempat atau pengobat tradisional.

C.4.2.2. Masa LaluSelain memiliki kekayaan dan keragaman geologi yang unik, Kawasan Geopark Merangin Jambi pun memiliki peninggalan arkeologi yang tidak kalah unik dan beragam. Benda arkeologi yang berada di kawasan tersebut berupa kuburan kuno, gerabah, obsidian, menhir. Keberadaan benda arkeologi di Geopark Merangin Jambi umumnya ditemukan di dataran tinggi yang merupakan bagian dari Pegunungan Bukit Barisan di Pulau Sumatera dan berdasarkan bukti-bukti temuan arkeologi bahwa daerah dataran tinggi Jambi merupakan kawasan pemukiman manusia sejak dahulu kala. Beberapa penelitian baik yang dilakukan oleh peneliti asing maupun dari Arkeologi Nasional telah dilakukan di beberapa Kawasan Geopark Merangin Jambi, seperti Di Gua Ulu Tiangko, Kabupaten Merangin, August Tobler pada tahun 1913 melakukan ekskavasi penjajagan dan menemukan alat serpih. Kemudian pada tahun 1926, J. Zwierzycki, menemukan artefak dari obsidian di sebuah gua dekat Ngalau, Merangin. Alat-alat batu yang ditemukan di kedua situs tersebut termasuk serpih bilah Mesolitik (Heekeren,1972:137 – 139) yang menurut

Page 50: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

R.P. Soejono berasal dari masa berburu tingkat lanjut (1993:182). Di Gua Tiangko Panjang, 5 kilometer sebelah selatan Gua Ulu Tiangko, Bennet Bronson dan Teguh Asmar pada tahun 1974 menemukan lapisan tembikar yang di bawahnya terdapat alat-alat obsidian. Lapisan budaya tersebut berumur 9.210 ± 130 BP dan 10.250 ± 140 BP (Soejono,1993:182).

Pemukiman-pemukiman prasejarah masa Mesolitik ternyata tidak hanya terdapat pada gua-gua di Kabupaten Merangin, tetapi juga di tepi danau di Kabupaten Kerinci. Pada tahun 1939 Van der Hoop mengumpulkan temuan permukaan berupa alat serpih obsidian di sekitar Danau Gadang Estate, dekat Danau Kerinci. Menurut van Heekeren, alat serpih dari tepi danau tersebut lebih besar daripada alat serpih bilah dari gua-gua di Merangin (1972:139). Alat serpih tersebut termasuk mikrolit, tetapi bentuknya tidak geometris seperti alat mikrolit pada umumnya (Soejono,1993:182). Pengaruh kebudayaan Hindu-Buda pun hampir tidak terlihat di Kerinci dan Merangin. Hingga kini belum ditemukan situs-situs Hindu-Buda di kedua wilayah tersebut, tetapi di Kerinci ditemukan arca lepas berupa dua buah arca Boddhisattwa perunggu berukuran kecil (tinggi 16 cm) (Schnitger,1937:13). Dalam kerangka sejarah kebudayaan Indonesia, kebudayaan megalitik dianggap berkembang sebelum bangsa Indonesia memasuki zaman sejarah. Kendati sebelum memasuki zaman sejarah bangsa Indonesia telah melakukan kontak dengan bangsa lain, kebudayaan megalitik dianggap kebudayaan Indonesia asli. Demikian pula tinggalan megalit di dataran tinggi Jambi merupakan kebudayaan asli sebelum munculnya kerajaan Malayu-Budha di dataran rendah Jambi. Penelitian tinggalan budaya megalitik di dataran tinggi Jambi penting artinya dalam kerangka mengetahui kesinambungan budaya, khususnya dari kebudayaan megalitik menuju kebudayaan yang dipengaruhi kebudayaan India. Selama ini baru dianggap bahwa seolah-olah kerajaan Malayu-Budha muncul dengan sendirinya pada abad ke-7 Masehi tanpa melalui proses panjang sebelum kemunculannya. Hal itu karena kerajaan tersebut sedikit diberitakan. Ketika berlabuh untuk kedua kalinya, I-tsing pun hanya memberitakan Mo-lo-yeu (Malayu) sudah menjadi bagian dari kerajaan Shih-li-fo-shih (Sriwijaya).

Hingga kini diketahui bahwa pada masa yang sama di Jambi telah berkembang dua corak kebudayaan yang berbeda pada kawasan yang berbeda pula. Di dataran tinggi Jambi (sekarang kabupaten Kerinci dan sebagian Kabupaten Merangin) berkembang corak kebudayaan megalitik, sedangkan di dataran rendah berkembang kebudayaan Hindu-Budha. Masyarakat yang bermukim di pegunungan mempertahankan kebudayaan asli (Tri Marhaeni, 2006), sedangkan masyarakat di kawasan dataran rendah yang karena lebih dekat dengan jalur perdagangan maritim mampu mengembangkan kebudayaan asing yang berasal dari India. Hal itu terbukti dari temuan keramik dinasti Sung (abad ke-10 -- 12 M) di situs megalit Pondok, Kerinci (Bonatz,2003). Dalam ekskavasi di situs megalitik Pondok, Kerinci, tahun 2003, Dominik Bonatz menemukan keramik Cina dari dinasti Sung (960 – 1270 M). Temuan tersebut membuktikan bahwa ketika di dataran rendah Jambi berkembang pesat kerajaan Malayu bercorak budis, di dataran tinggi Jambi bertahan kehidupan bercorak tradisi megalitik. Bahkan tradisi megalitik di dataran tinggi Jambi bertahan hingga kedatangan Islam. Tradisi megalitik di kawasan tersebut tampaknya baru berakhir pada abad ke-18, ketika Sultan Jambi memerintahkan kepada para penguasa (depati) di dataran tinggi Jambi agar mengubah kepercayaannya. Masyarakat bercorak tradisi megalitik di dataran tinggi Jambi mungkin sekali menghuni lahan di sekitar batu monolit yang mempunyai nama lokal batu gong, batu bedil atau batu larung. Bukti-bukti hunian di sekitar batu megalitik ditemukan dalam ekskavasi Bagyo Prasetyo tahun 1994 di Bukit Talang Pulai, Kerinci dan Dominik Bonatz tahun 2003 di Pondok, Kerinci dan di Bukit Batu Larung, Merangin tahun 2005. Tinggalan artefak menonjol di situs megalit adalah pecahan tembikar yang merupakan bukti pemukiman. Kehidupan bercorak megalitik di dataran tinggi Jambi telah mengenal pula penguburan dengan wadah tempayan tanah liat sebagaimana di dataran tinggi Sumatera Selatan (lihat Soeroso,1998). Dalam ekskavasi di Desa Renah Kemumu, Kecamatan Jangkat, Kabupaten Merangin, tahun 2004, Dominik Bonatz tidak hanya menemukan tinggalan megalit di Bukit Batu Larung, tetapi juga puluhan tempayan tanah liat insitu di suatu tempat yang berjarak sekitar 1 kilometer dari megalit. Keadaan tinggalan tempayan-tempayan tersebut tidak utuh karena pengaruh erosi dan aktivitas manusia sekarang yang menghuni situs tersebut. Melalui analisis C-14 yang dilakukan di Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, arang yang ditemukan dalam tempayan diketahui berumur 810 ± 120 BP (tahun 1020 -- 1260 M). Sementara itu, situs Bukit Batu Larung berumur 970 ± 140 BP (tahun 840 -- 1120 M).

Kata Kerinci pertama kali dikenal pada awal tahun Masehi. Kata “Kerinci” diinterpretasikan pada banyak teori, baik yang dihasilkan melalui penelitian hingga cerita yang berkembang di

Page 51: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

masyarakat yang tidak memiliki argumen yang jelas. Berikut adalah teori-teori yang menjelaskan arti “Kerinci” :

- Keadaan wilayah Kerinci yang dibatasi oleh Bukit Barisan, hutan yang lebat, medan yang berat dan binatang buas, membuat anggapan orang terhadap Kerinci sebagai daerah yang tertutup, sehingga Kerinci dikiaskan dari arti kata ‘Kunci.’

- Bila ditinjau dari segi bahasa, Kerinci berasal dari kata “kerin” dan “ci”. Bahasa Austronesia yang masuk ke India (Sanskerta) kata “krin/kerin” atau “khin” berarti hulu, sedang kata “ci” atau “cai” berarti sungai, sehingga Krinci atau Kerinci mengandung arti hulu sungai, bila dilihat dari letak Kerinci yang berada di daerah pegunungan dan merupakan hulu-hulu sungai yang mencakup Sungai Batang Merangin, Sungai Batang Asai, dan lainnya.

- Mc Kinnon (1992) menyebutkan bahwa kata Kerinci diduga berasal dari kata “Kurinci” (bahasa Tamil) yang berati sebuah daerah pegunungan, dengan alasan orang India dari suku bangsa Tamil (Hindu) pada awal abad pertama Masehi telah berhubungan dengan penduduk yang berdiam di pedalaman dan disepanjang Pantai Barat dan Timur Sumatra yang saat itu tidak jauh dari Kerinci. Dalam perniagaan, bangsa Tamil memanggil orang-orang dari dataran tinggi pegunungan dengan sapaan Kurinci.

 Kondisi alam Kerinci menyebabkan daerah ini dikelompokkan menjadi Kerinci Rendah dan Kerinci Tinggi. Kerinci Rendah berada pada bagian timur pegunungan Bukit Barisan (sekarang Kabupaten Merangin), sedangkan Kerinci Tinggi yang sekarang Kabupaten Kerinci merupakan daerah-daerah yang berada pada bagian barat pegunungan Bukit Barisan. Orang Kerinci yang menghuni Kabupaten Kerinci sekarang adalah keturunan suku bangsa Melayu Tua yang menetap sejak zaman Neolitikum (8.000-7.000 tahun silam) atau mungkin jauh sebelumnya. Kerinci memiliki kebudayaan, termasuk bahasa dan aksara KerinciUli Kozok, ahli aksara kuno Sumatera asal Jerman, pernah menemukan di Kerinci naskah Melayu tertua abad ke-14 yang berasal dari Kerajaan Dharmasraya, zaman Adityawarman. kesimpulan Uli Kozok tersebut berdasarkan uji radio karbon yang dilakukan atas sampel bahan kertas Daluang (samakan kulit kayu) yang digunakan untuk penulisan naskah tersebut.  Peneliti antropologi urban dari Universitas Diponegoro Radjimo menyatakan suku Kerinci yang mendiami dataran tinggi bukit barisan di sekitar Gunung Kerinci ternyata lebih tua dari suku Inka, Indian di Amerika.Dari sebuah kesimpulan riset Dr Bennet Bronson peneliti dari AS bersama Tim Lembaga Purbakala dan Peninggalan Nasional Jakarta pada 1973, berpendapat bahwa suku Kerinci bahkan jauh lebih tua dari suku Inka (Indian) di Amerika.Hal itu berarti suku Kerinci tidak hanya lebih tua dari proto-melayu. Suku Indian Inka sendiri diyakini sebagai suku purba yang telah memiliki peradaban tinggi. Salah satu pembuktian yang dikemukakan tim Bennet Bronsonitu adalah tentang manusia Kecik Wok Gedang Wok. Ia merupakan suku pertama yang telah mendiami dataran tinggi Kerinci lebih dari 10.000 tahun lalu itu.Menurut Kern (1889) dan Sarasin (1982), pada tahun 4.000 SM terjadi perpindahan Proto-Melayu (rumpun Polinesia) dari Alam Melayu ke pulau-pulau di Lautan Teduh sebelah timur dan pulau-pulau di Lautan Hindia sebelah barat, maka saat itulah pula terjadi perpindahan etnis ini dari satu tempat ke tempat lain pada Alam Melayu seperti perpindahan Proto Malaiers (Melayu Tua) ke Alam Kerinci. Menurut Kern, alam Kerinci saat itu telah didiami oleh manusia yang disebut sebagai `Kecik Wok Gedang Wok`. Namun, saat itu jumlah Proto-Melayu yang lebih dominan dari Kecik Wok Gedang Wok menyebabkan kaum pribumi tersebut secara perlahan menjadi lenyap dalam percampuran darah antara pendatang dan pribumi.Kelompok inilah yang selanjutnya berkembang dan menjadi nenek moyang orang Kerinci modern hingga generasi saat ini.Beberapa penelitian lain menyebutkan pula bahwa orang Kerinci termasuk kelompok suku bangsa asli yang mula-mula ada di Sumatra.Kelompok suku bangsa ini kemudian dikenal dengan Kecik Wok Gedang Wok yang diduga telah berada di wilayah Alam Kerinci semenjak 10.000 tahun silam (Whitten, 1987). Peneliti kebudayaan Kerinci Iskandar Zakaria mengungkapkan, keberadaan suku Kerinci provinsi Jambi yang menghuni dataran tinggi puncak Andalas pebukitan barisan jauh lebih tua dari Proto-Melayu yang dianggap sebagai suku Melayu tertuaditinjau dari bukti temuan artefak

Page 52: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

purbakala yang berhasil ditemukan dan selama 40 tahun terakhir. Artefak yang diteliti berupa Sko (benda pusaka) berupa tambo adat dan silsilah suku Kerinci. Tidak hanya itu, manusia purba di Kerinci itupun dikatakan memiliki pengetahuan dan peradaban lebih tinggi dari Proto-Melayu dikarenakan pada masa gelombang imigrasi suku Proto-Melayu ke dataran tinggi jambi, suku setempat sudah mengenal api dan mampu mengolah memanfaatkan besi atau logam.”Dikisahkan, konon saat itu orang pertama atau penduduk pribumi itu menggunakan kayu Siegie (Pinus Merkusi, Strain Kerinci) yang memang mengandung getah minyak yang bisa terbakar sebagai obor. Begitu juga mata tombak yang dari batu dan logam. Karena itu mereka bisa membangun artefak batu menjadi sarana berbagai keperluan, seperti untuk altar persembahan, untuk peristirahatan dan lainnya,” papar Iskandar. Salah satu bentuk artefak peninggalan zaman Megalitikum yang berada di kawasan Geopark Merangin Jambi adalah batu-batu berupa dudukan kursi, bangku, batu pintu atau menyerupai gapura, Tungku atau altar dan sarkofagus yang kesemuanya diperkirakan hanya melalui proses pemahatan sangat sederhana dan kasar.Batu-batu tersebut ditemukan banyak tersebar di daerah berbukit-bukit atau dataran tinggi di berbagai kecamatan dalam kabupaten Kerinci maupun kota Sungaipenuh seperti di kecamatan Gunung Raya, Keliling Danau, Batang Merangin, Sitinjau Laut, Danau Kerinci, Kumun-Debai.Dalam perjalanan perkembangan peradaban berikutnya lebih muda dapat ditemukan pula batu-batu Seilindrik dan batu bergambar, juga menhir-menhir dan goa-goa.Semua itu diyakini dari perkakas yang digunakan sudah semakin maju berupa kapak, pahat, baji dan beliung dari besi. 

C.4.3. Keterkaitan antara situs geologi dengan situs non-geologiC.4.3.4. Geologi dan biologi

Kondisi geologi baik secara jenis batuan dan karakteristik bentang alam sebuah kawasan akan mempengaruhi akan keberadaan dan keterdapatan flora dan fauna. Berikut adalah keterkaitan antara situs geologi dengan keragaman hayati yang berada di kawasan Geopark Merangin Jambi :

Highland Park KerinciJenis batuan induk di kawasan ini antara lain andesit basalt diorit, tufa berbutir halus/kasar, granit, granodiorit, riolit, alluvium gunung berapi muda, alluvium longgokan kipas, alluvial sungai muda, dan gambut.Jenis tanahnya antara lain andosol, latosol, podsolik, alluvial, komplek (podsolik, latosol dan litosol), komplek (latosol dan litosol). Pada umumnya kedalaman efektif tanahnya antara 30-60 Cm. Kedalam efektif tanah yang dangkal terutama didapati di daerah terjal dengan jenis tanah litosol. Sebagian besar lahan di kawasan taman nasional ini memiliki tanah yang relatif kurang subur dan rawan erosi. Kawasan Highland Park Kerinci memanjang dari Barat Laut ke Tenggara di tengah-tengah pegunungan Bukit Barisan. Lembah yang curam membelah Pegunungan Bukit Barisan menjadi dua bagian yang sejajar sehingga topografinya berlembah curam sampai sangat curam dengan sedikit dataran berlereng landai. ada bagian Barat kawasan, merupakan barisan gunung yang sambung-menyambung dengan ketinggian sekitar 2000 m dpl. sedangkan bagian Timur memiliki gunung-gunung yang lebih rendah dengan ketinggian antara 800 - 1500 m dpl.

Secara umum kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat memiliki karakteristik hutan yang sangat unik dan khas yang terbagi dalam tipe ekosistem hutan:

1. Hutan dataran rendah(low land forest)2. Hutan bukit (hill forest)3. Hutan sub-montana (sub-montane forest)4. Hutan montana rendah (lower montane forest)5. Hutan montana sedang (mid-montane forest)6. Hutan montana tinggi (upper montane forest),7. Padang rumput sub-alpine (sub-alpine thicket)8. Lahan basah lain pada wilayah ber rawa, danau dan sungai sungai besar.

Kawasan Hutan Produksi Tetap Sipurak Hook merupakan ekosistem hutan tropis dataran rendah yang masih utuh dan satu kesatuan ekosistem terakhir di bagian lereng timur Bukit Barisan yang mempunyai peran sangat penting sebagai perlindungan keanekaragaman hayati dan sumber garam meneral bagi satwa di TN Kerinci Seblat.

Page 53: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

Kawasan Hutan Produksi Tetap Sipurak Hook merupakan habitat beberapa satwa endemik dan dilindungi seperti gajah sumatera (Elephas maximus), harimau sumatera (Panthera tigris), siamang (Hylobates syndactylus), beruang madu (Helarctos malayanus), dan ditemukan juga berbagai jenis burung diantaranya 5 jenis burung rangkong. Beberapa flora yang langka dan endemik yang berada di kawasan Highland Park Kerinciyaitu pinus kerinci (Pinus merkusii strain Kerinci), kayu pacat (Harpulia arborea), bunga Rafflesia (Rafflesia arnoldi dan R. hasseltii) dan bunga bangkai (Amorphophallus titanum dan A. decussilvae).Beberapa jenis tumbuhan obat yang biasa digunakan masyarakat sekitar kawasan antara lain paku gajah, akar tik ulat, akar kepuh, pinang, kunyit, akar sepakis, ubi itam dan lain-lain.Beberapa jenis anggrek antara lain Spathoglotis plicata, Pholodita articulata, Calanthe triplicata, C. plava, Coelogyne pandura, C. suiphorea, Dendrobium crumenatum, Dianela ensifolia, Diplocaulobium, Phaleonopsis sp dan renanthera sp.

Paleobotani Park MeranginKawasan Paleobatani Park Merangin, berdasarkan bentuk bentang alam dan asosiasi batuan penyusun (Vessel and Davies, 1981), maka posisi kawasan Paleobotani Park Merangin berada pada medial fasies. Secara sedimentologi atau vulkanologi fisik, endapan batuan Perm yang berumur eolian yang tersingkap mulai dari fasies medial sampai fasies distal dapat dirunut perubahan secara bertahap mengenai tekstur dan struktur sedimen. Tekstur batuan klastika gunung api menyangkut bentuk butir, ukuran butir, dan kemas. Karena efek abrasi selama proses transportasi maka dari fasies medial ke fasies distal bentuk butir berubah mulai dari sangat meruncing - meruncing sampai membundar - sangat membundar. Ukuran butir juga berubah dari fraksi sedang sampai dengan halus - sangat halus. Hubungan antara butir fraksi sedang di daerah fasies medial pada umumnya membentuk kemas yang beragam mulai dari tertutup kemudian berubah menjadi kemas terbuka di fasies medial sampai distal.

Kondisi tersebut akan mempengaruhi pada kondisi sifat fisik tanah di sekitar kawasan paleobotani park merangin yang kaya akan mineral hasil dari lapukan batuan vulkanik sehingga akan berpengaruh juga pada karakteristik hayati yang berkembang di daerah ini, terutama pada keragaman tumbuhan. Keanekaragaman flora di kawasan Paleobotani Park Merangin cukup tinggi, kurang lebih 4.000 jenis flora dan didominasi oleh suku lauraceae, fagaceae, meliaceae, podocarpaceae, myrtaceae, cluciaceae, dandipterocarpaceae. Berdasarkan ketinggian tempatnya, tipe-tipe vegetasi dapatdikelompokkan menjadi 4 tipe, yaitu : Tipe vegetasi dataran rendah (200-600 m dpl) didominasi oleh familidipterocarpaceae dan

leguminoceae. Misalnya bunga bangkai (Amorphophalus sp.) dan Rafflesia sp. Tipe vegetasi hutan pegunungan (600-1.500 m dpl) didominasi oleh familidipterocarpaceae,

lauraceae, myrtaceae, palmae, dan orchidaceae. Spesiesyang paling spesifik Pinus merkusii Strain Kerinci (kayu sigi) dan Harpuliaarborea Rodik (kayu pacat).

Tipe vegetasi montana (1.500-2.500 m dpl) didominasi oleh famililauraceae,myrtaceae, dan podocarpaceae. Hutan Montana dengan satu lapisan tajukdengan tinggi 10-20 m. Pohon dan cabang ditumbuhi lumut.

Page 54: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

Tipe vegetasi sub alpin (2.500-3.500 mdpl) didominasi oleh famili eritaceae,tundra,anggrek dan lumut.

Kekayaan jenis satwa vertebrata di kawasan hutan desa Merangin yaitu herpetofauna sebanyak 91 jenis, yang terdiri dari 48 jenis amfibi dan 43 jenis reptil; burung sebanyak 221 jenis yang terdiri dari 46 suku; dan mamalia sebanyak 83 jenis yang terdiri dari 9 ordo/bangsa.

Satwa vertebrata yang termasuk kategori penting yaitu herpetofauna sebanyak 18 jenis yang terdiri dari 6 jenis masuk dalam perlindungan IUCN (3 jenis vulnerable dan 3 jenis near threatened), 5 jenis masuk dalam perlindungan CITES apendiks II dan 9 jenis merupakan jenis endemik Sumatera; burung sebanyak 88 jenis yang terdiri dari 46 jenis masuk dalam perlindungan IUCN (4 jenis vulnerable dan 40 jenis near threatened); 24 jenis masuk dalam perlindungan CITES (1 jenis apendiks I dan 23 jenis apendiks II); 41 jenis masuk dalam perlindungan oleh pemerintah Indonesia, 3 jenis merupakan burung endemik Sumatera dan 4 jenis merupakan burung migran; mamalia sebanyak 39 jenis yang terdiri dari 20 jenis masuk dalam perlindungan IUCN (11 jenis vulnerable, 9 jenis endangered dan 12 jenis near threatened); 15 jenis masuk dalam perlindungan CITES (6 jenis apendiks I dan 9 jenis apendiks II); 18 jenis masuk dalam perlindungan oleh pemerintah Indonesia. Terdapat dua ancaman yang ditemukan di kawasan yaitu ancaman langsung terhadapsatwa vertebrata seperti perburuan liar dan ancaman tidak langsung berupa kerusakanhabitat (perambahan hutan, illegal loging)

Geological and Cultural Park SarolangunSegmen Geological and Cultural Park Sarolangun ini berada di Kabupaten Sorolangun berdasarkan situs geologi memiliki 3 karakteristik yaitu bentang alam kars, bentang alam danau dan perbukitan, dan jejak tektonik mayor dan minor Sumatera yang merupakan amalgamasi dari kedua lempeng eurasian dan gondwana. Dari ketiga karakteristik situs geologi yang berbeda tersebut, maka terdapat pula 3 karakteristik hayati yang merupakan interaksi geologi dengan keragaman hayati yang dimiliki oleh segmen ini.

Kawasan karst yang terdiri dari beberapa bukit karst yaitu Bukit Bulan, Bukit Petak, Bukit Gedong, Bukit Tengah dan Bukit Mentang yang sangat mengagumkan dengan flowstone, goa sepanjang 1,5 km yang menghubungkan dusun Dalam dan dusun Duri, sungai bawah tanah,

Trimeresurus

Rana Naja

Symphalangus Callosciurus Chalcophaps

Page 55: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

yang merupakan hulu sungai Batanghari, dikelilingi hutan lindung rain forest dengan aneka satwa langka dan tumbuhan langka, salah satunya yang berkembang di sana adalahburung walet (sarang burung walet). Keanekaragaman hayati ekosistem karst dan gua sangat spesifik dan terbatas. Spesies yang hidup di kawasan karst telah beradaptasi pada lingkungan tinggi kadar kalsium dan tahan akan kekeringan selama beberapa bulan. Ada pula spesies yang hanya terdapat di beberapa gua saja, bahkan ada beberapa spesies yang ditemukan hanya pada bukit-bukit tertentu atau gua tertentu dari suatu kawasan karst yang luas. Terdapat pula beberapa jenis hewan penghuni gua lainnya yang sudah beradaptasi total pada kegelapan abadi interior gua. Binatang khas gua ini (tergolong troglobit atau troglobio) memiliki nilai ilmiah tinggi karena merupakan obyek studi banding proses evolusi binatang, khususnya dalam gua di daerah tropika yang pernah dianggap tidak mungkin mengevolusi binatang-binatang khas gua ini.

Keunikan keanekaragaman hayati kawasan karst disebabkan karena binatang-binatang maupun tumbuhan-tumbuhan di kawasan karst tersebut persebarannya sangat terbatas dan telah berhasil beradaptasi pada lingkungan batu gamping yang gersang. Karenanya, sekali terganggu, maka mereka tidak dapat beradaptasi kembali pada lingkungan yang berubah. Misalnya hilangnya vegetasi akibat polusi udara atau air, punahnya tanaman endemik yang bernilai ekonomi tinggi seperti kayu jati (tectona gradis), kayu cendana (santalum album), mahoni (swietenia mahagony) yang sering dikorbankan untuk industri semen atau punahnya jenis binatang akuafauna khas karst (ikan, udang, kepiting darat, dsbnya) yang sering punah akibat limbah yang mengotori air karst.

Karakteristik geologi bentang alam danau dan perbukitan, serta jejak tektonik mayor dan minor Sumateradi Segmen Geological and Cultural Park Sarolangunsebagian besar berada pada areal Taman Nasional Bukit Dua Belas.. Secara geografis terletak di antara 102031'37" - 102048'27" Bujur Timur dan antara 1044'35" - 2003'15" Lintang Selatandengan kondisi topografi berupa perbukitan dataran rendah berada pada ketinggian + 30 - 430 m dpl.Taman Nasional Bukit Dua Belas merupakan kawasan lindung yang mempunyai keunikan tersendiri, karena keberadaannya tidak terlepas dengan kehidupan masyarakat tradisional/Orang Rimba yang terdapat didalam dan sekitar kawasan taman nasional untuk mencari kehidupan sehari-hari seperti rotan, damar, kayu gaharu, dll.

Taman Nasional Bukit Dua Belas memliki berbagai jenis flora dan fauna, baik yang dilindungi maupun yang langka dan sumber obat-obatan.Jenis Mamalia Langka:Harimau (Panthera tigris sumatrensis), Beruang (Helarctos malayanus), Kancil (Tragulus napu), dan lain-lain. Jenis Burung Langka : Elang Ular Bido (Spilornis cheela), Enggang Klihingan (Anorrhinus amictus), Seluloyok (Anthracoceros malayanus), Rangkong Badak (Buceros rhinoceros), Buhung Gading (Buceros vigil), Paok Delima (Pitta granatina), dan Tiung (Gracula religiosa).Selain jenis mamalia dan burung langka tersebut di atas terdapat jenis lainya seperti: Ayam Hutan (Galus galus), Biawak (Varanus salvator), Kijang (Muntiacus muntjak), Nangoi (Sus barbatus), dan lain lain. Jenis Flora yang terdapat di taman nasional, antara lain: Jelutung (Dyera costulata), Getah Merah (Palaquium spp), Pulai (Alstonia scolaris), Kempas (Koompassia excelsa), Rumbai (Shorea spp), Cendawan Muka Rimau (Rafflesia hasseltii), Jemang atau Palem darah Naga (Daemononorops draco), dan lain-lain.Taman nasional Bukit Dua Belas memiliki jenis-jenis flora yang dapat digunakan sebagai obat-obatan seperti: Cendawan Balus (Pycnoporus sp), Tubo kayu, Tuno Akar, Tembalau, Paku Balus, Selusuh Kayu, Selusuh Akar, Akar Penyegar (Smilax zeylanica), Terap, Rotan Sio, Tunam dan Sentubung.

Gondwana Park Pegunungan TigaPuluh

Gondwana Park Pegunungan Tiga Puluh berada pada kawasanTaman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT) merupakan taman nasional yang terletak di perbatasan antara Propinsi Riau dan Propinsi Jambi. Dilihat dari jenisnya, TNBT adalah ekosistem hutan hujan tropika dataran rendah (lowland tropical rain forest), kawasan ini merupakan peralihan antara hutan rawa dan hutan pegunungan dengan ekosistem yang unik dan berbeda dibandingkan dengan kawasan taman nasional lainnya yang ada di Indonesia.Bukit Tigapuluh merupakan hamparan perbukitan yang

Page 56: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

terpisah dari rangkaian pegunungan Bukit Barisan terletak di perbatasan Provinsi Jambi dan Riau, daerah ini merupakan daerah tangkapan air (catchment area) sehingga membentuk sungai-sungai kecil dan merupakan hulu dari sungai-sungai besar di daerah sekitarnya.Dengan potensinya tersebut, Kementerian Kehutanan RepubIik Indonesia menetapkan taman nasional ini sebagai kawasan konservasi bagi flora dan fauna langka berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 607/Kpts-II/2002 tanggal 21 Juni 2002. Selain itu, WWF (World Wildlife Fund), menganggap TNBTmerupakan kawasan yang memiliki keragaman flora dan fauna yang paling tinggi di Pulau Sumatra.

Beberapa jenis fauna yang dapat dijumpai di Taman Nasional Bukit Tigapuluh antara lain : Harimau Sumatera, Beruang Madu, Tapir, Siamang, Kancil, Babi Hutan, Burung Rangkong, Kuaw, dan berbagai jenis satwa lainnya.Sedangkan jenis flora langka yang diduga endemik di kawasan tersebut adalah Cendawan Muka Rimau (Rafflesia haseltii).

Keistimewaan lainnya dari kawasan TNBT adalah sebagai tempat tinggal Suku Talang Mamak dan Suku Kubu, dua suku yang dianggap sebagai keturunan ras Proto-Melayu. Menurut data yang dikeluarkan Pemerintah Propinsi Riau pada tahun 2001, jumlah orang Talang Mamak terbilang sangat sedikit, yaitu hanya 164 jiwa, yang tersebar di dusun-dusun seperti Rantaulangsat, Airbaubau, Nanusan, dan Siamang. Sedangkan jumlah Suku Kubu sampai saat ini belum diketahui secara pasti, karena hidupnya yang berpindah-pindah dan berpencar-pencar.Kehidupan suku-suku asli di kawasan TNBT merupakan daya tarik pariwisata tersendiri. Suku-suku tersebut merupakan fenomena geo-eco-culture yang menarik untuk dipelajari, terutama bagaimana cara mereka berinteraksi dengan alam. Suku-suku tersebut sangat tergantung dengan hutan, sehingga hutan bagi mereka adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan mereka. Dilihat dari cara mereka berinteraksi dengan alam, suku-suku asli tersebut sangat ramah terhadap ekosistem hutan. Masyarakat sekitar (terutama Suku Talang Mamak) percaya, bahwa bukit dan tumbuhan yang ada di Taman Nasional mempunyai kekuatan magis dalam kehidupan mereka. Secara tidak langsung mereka ikut berpartisipasi aktif dalam menjaga dan melindungi bukit atau tumbuhan di Taman Nasional

C.4.3.5. Geologi dan budaya Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap kebudayaan di sekitar Kawasan Geopark Merangin Jambi seperti yang telah dibahas pada bab sebelumnya, menunjukan bahwa kebudayaan di kawasan ini berawal sejak jaman mesolitikum akhir dan jaman megalitikum yang berada di dataran tinggi jambi (sekarang kabupaten Kerinci dan sebagian Kabupaten Merangin). Peninggalan zaman Megalitikum yang berada di kawasan Geopark Merangin Jambi adalah batu-batu berupa dudukan kursi, bangku, batu pintu atau menyerupai gapura, Tungku atau altar dan sarkofagus yang kesemuanya diperkirakan hanya melalui proses pemahatan sangat sederhana dan kasar. Batu-batu tersebut ditemukan banyak tersebar di daerah berbukit-bukit atau dataran tinggi di berbagai kecamatan dalam kabupaten Kerinci maupun kota Sungaipenuh seperti di kecamatan Gunung Raya, Keliling Danau, Batang Merangin, Sitinjau Laut, Danau Kerinci, Kumun-Debai. Dalam perjalanan perkembangan peradaban berikutnya lebih muda dapat ditemukan pula batu-batu Seilindrik dan batu bergambar, juga menhir-menhir dan goa-goa. Semua itu diyakini dari perkakas yang digunakan sudah semakin maju berupa kapak, pahat, baji dan beliung dari besi. Ditinjau dari kondisi geologi di dataran tinggi jambi tersebut menunjukan bahwa karaketristik geologi daerah tersebut merupakan daerah vulkanik yang berasal dari kompleks gunung Kerinci yang merupakan bagian dari paparan pegunungan bukit barisan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa artefak peninggalan jaman megalitikum terbuat dari batuan beku berupa andesit, obsidian, dan piroklastik. Batuan tersebut tersingkap setempat di dataran tinggi jambi. Manusia prasejarah sudah memanfaatkannya sejak puluhan ribu tahun lalu. Hal tersebut menunjukkan hubungan antara manusia dengan sumber daya alam di sekitarnya, yang terjadi sejak ribuan tahun lalu.

Menurut catatan bangsa Cina pada abad ke-3 sesudah masehi menunjukan bahwa telah terdapat kota dagang atau kerajaan kecil di daerah Muaratebo sekarang. Keramik dari dinasti Han telah ditemukan di wilayah Bukit Barisan. Penemuan keramik dinasti Han itu menunjukkan bahwa telah ada interaksi penduduk setempat dengan dunia luar, kemungkinan hubungan dagang, antara wilayah daratan Cina bagian selatan dengan pulau Sumatra. Hubungan itu kemungkinan besar melewati jalan laut, yaitu Laut Cina Selatan dan Selat Malaka. Catatan Cina

Page 57: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

juga melaporkan tentang perjalanan I-tsing dari daratan Cina ke Palembang dalam abad ke-7 sesudah Masehi, di mana dalam perjalanan itu I-tsing singgah di Melayu (Jambi) untuk kemudian meneruskan perjalanannya ke India. Nampaknya sejak abad ke-2 sebelum Masehi hingga abad ke-7 sesudah Masehi telah ada jalur penghubung antara daratan Cina dengan India melalui Selat Malaka, dan jalur penghubung laut utama tersebut dapat diteruskan ke berbagai wilayah di kanan-kiri selat, sebagai contoh ke daerah Palembang dan Jambi di Sumatra serta ke Kedah dan Malaka di Semenanjung Malaya (Malaysia). Khususnya tentang daerah Jambi, kalau disebutkan bahwa di wilayah Muaratebo telah berdiri kota dan atau Kerajaan Tsu-bo (Tse-bo) maka jalan ke daerah itu kemungkinan besar melalui wilayah daerah aliran Sungai Batanghari. Sungai ini hingga sekarang merupakan jalur penghubung penting antara wilayah pedalaman Jambi dengan daerah pantai. Dapat diambil kesimpulan bahwa sungai merupakan jalur hubungan wilayah propinsi Jambi sejak berabad-abad.

Melihat apa yang dipaparkan di atas itu maka penelusuran riwayat Sungai Batanghari merupakan upaya dasar untuk mempelajari geoarkeologi propinsi Jambi. Alur Sungai Batanghari bermula dari Bukit Barisan. Malalui lembah dan celah yang curam sungai yang besar itu mengalir ke arah timur dan tenggara menuju Selat Malaka. Untuk alur sungai besar seukuran Batanghari memerlukan adanya lembah dan atau celah yang besar juga untuk dapat dilalui alirannya. Terjadinya lembah dan celah yang besar itu berkaitan dengan proses-proses geologi. Pegunungan Bukit Barisan terjadi karena suatu proses geologi bersifat orogenesa. Proses ini berupa suatu pengangkatan sedimen serta batuan yang dulunya berada di bawah mukalaut ke atas, hingga berbagai bahan itu berupa pegunungan yang tinggi seperti dapat dilihat sekarang. Proses orogenesa itu terjadi pada kala Kapur Akhir (+55-60 jtl). Proses pengangkatan itu disebut orogenesa Larami.Sesungguhnya, dalam salah satu konsep geologi yang disebut tektonik lempeng, fenomena geologi seperti Bukit Barisan itu dinamakan sebagai suatu anjakan (antiklin/sinklin), dalam hal ini anjakan naik (antiklin) karena memang pegunungan tersebut dianggap terangkat (naik). Kedudukan anjakan (antiklin) itu sejajar dengan poros panjang Sumatra.

Alam selalu berusaha untuk menciptakan suatu proses yang menuju ke suatu keadaan seimbang, yang disebut dengan isostasi. Berkaitan dengaan anjakan naik Bukit Barisan, di samping kanan dan kiri pegunungan itu ada bagian yang turun. Di samping yang turun ditemukan anjakan naik lagi, dan begitu seterusnya. Dilihat dari sudut geologi global anjakan-anjakan tersebut terbentuk karena adanya tumbukan berbagai kerak (lempeng) bumi. Ada lempeng samudera, yang tersebut pertama berupa daratan sedang yang kedua berupa dasar samudera. Proses tumbukan antara kedua lempeng yang berjalan terus tanpa hentinya menyebabkan berbagai sedimen dan batuan yang terdapat di antaranya menjadi terlipat dan kemudian berbentuk anjakan naik dan anjakan turun (sinklin). Itu sebabnya arah poros panjang anjakan naik dan yang turun kurang lebih sejajar dengan batas tepian lempeng yang bertumbukan itu. Sehubungan dengan yang diutarakan di atas,di propinsi Jambi terdapat urutan kedudukan anjakan naik dan anjakan turun dari arah barat ke timur sebagai berikut: anjakan naik Bukit Barisan, anjakan turun wilayah antara Muarabungo-Simpang, anjakan naik Paritculum, dan anjakan turun Muarasabak.

Anjakan naik Parit Culum memiliki areal yang sempit dan tidak tinggi seperti halnya anjakan naik Bukit Barisan. Hal ini disebabkan karena proses pengangkatan terhadap anjakan naik ini tidak begitu kuat seperti halnya Bukit Barisan, sehingga dengan demikian elevansinya tidak tinggi serta arealnya tidak luas. Ditambah lagi bahwa anjakan naik Parit Culum tertutup oleh endapan rawa. Jika anjakan naik berupa suatu pegunungan atau tinggian maka anjakan turun berupa cekungan, yang di dalamnya mana terendapkan berbagai sedimen dan batuaan. Dalam kaitan ini endapan yang terbentuk berumur Tersier dan Kuarter.Melihat sifat sedimen yang terendapkan dalan anjakan turun Muarabungo-Simpang, yakni di antara anjakan naik Bukit Barisan dan Parit Culum, bersifat lautan dangkal dan rawa serta sungai maupun daratan maka diambil kesimpulan bahwa areal anjakan turun itu dahulunya bersifat lautan dangkal yang lama-kelamaan menjadi dangkal sebagai rawa-rawa, untuk selanjutnya berubah menjadi daratan.

Pendangkalan cekungan Muarabungo-Simpang di atas nampaknya tidak hanya disebabkan oleh proses geologi berupa pengangkatan tetapi juga dikarenakan fenomena naik-turunnya mukalaut yang terjadi di kala Plestosen (2 juta dan 10.000 jtl). Selama kurun waktu tersebut, terjadinya proses naik turun mukalaut adalah sebagai akibat adanya jaman es, disebut juga sebagai jaman

Page 58: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

glasial, yang melanda bumi ini. Dengan kata lain pendangkalan cekungan Muarabungo- Simpang lebih disebabkan oleh faktor-faktor klimatologi daripada geologi. Selama kurun waktu itu terjadi empat kali jaman es, dari yang tua ke yang muda: Gunz, Mindel, Riss dan Wurm yang masing-masing dipisahkan oleh jaman antar-es (antar-glasial). Penurunan mukalaut pada kala Plestosen itu menyebabkan seolah-olah pegunungan Bukit Barisan menjadi relatif bertambah tinggi. Demikian pula anjakan naik Parit Culum yang selain bertambah tinggi juga lebih luas arealnya, sehingga tinggian itu berubah menjadi semacam tanggul yang mencegah lautan masuk ke dalam wilayah Muarabungo-Simpang. Wilayah ini kemudian berubah sifatnya dari lautan dangkal menjadi daerah rawa-rawa. Anjakan naik berupa tanggul Parit Culum tersebut merupakan rintangan bagi aliran sungai yang mengairi wilayah anjakan turun Muarabungo-Simpang berupa rawa-rawa ke arah Selat Malaka. Asumsi itu dapat ditunjukan dari arah aliran Sungai Tungkal dan Batanghari di tempat dekat dengan muaranya yang masing-masing mengalir agak sejajar dengan arah panjang anjakan naik Parit Culum. Dengan kata lain kekuatan kedua sungai itu terlalu lemah untuk menerobos atau memotong anjakan naik Parit Culum, oleh sebab itu keduanya terpaksa mengitari tanggul ini.

Mungkin padasaat salah satu masa naiknya mukalaut, lautan mencapai wilayah anjakan turun Muarabungo-Simpang,sehingga daerah ini kembali berubah menjadi lautan dangkal, dan mungkin menjadi rawa. Anjakan naik Parit Culum berupa tanggul menjadi relatif lebih rendah juga sehingga dapat diterobos oleh sungai Tungkal dan Batanghari. Kedua sungai berobah menjadi sungai-sungai yang lebih lebar dan berkelok-kelok (meander). Pada kala itulah kemungkinan besar jalur pelayaran yang dulunya terpaksa mengitari tanggul Parit Culum kemudian dapat diterobos oleh jalur pelayaran. Jika asumsi tersebut benar maka penerobosan jalur pelayaran langsung dari Selat Malaka ke daerah pedalaman Jambi terjadi antara 2 abad sebelum Masehi dan abad ke-3 Sesudah Masehi. Hal tersebut diperkuat dengan ditemukannya keramik Cina dari tradisi dinasti Han di wilayah Kerinci dan Bengkulu. Dengan kata lain jalur perdagangan wilayah Jambi dengan Cina telah mulai terbuka di kala itu. Mungkin wilayah anjakan turun Muarabungo-Simpang yang berupa laut dangkal dan rawa- rawa itulah yang disebut dengan Teluk Wen. Melihat paleogeografi kala itu, memang teluk purba ini menjorok jauh sampai ke pedalaman Jambi.Disebutkan pula dalam tulisan Cina bahwa di bagian selatan Teluk Wen ada suatu pulau yang dihuni oleh kelompok manusia berkulit hitam dan bergigi kuning, yang juga mengadakan perdagangan secara tukar-menukar (barter) dengan para pelayar. Pulau itu mungkin yang disebut dengan nama PuLei dalam tulisan Cina tersebut. Kini satu-satunya tempat yang tinggi di bagian selatan daerah Muarabungo-Simpang adalah yang disebut dengan Pegunungan Duabelas. Hingga sekarang pegunungan itu dihuni oleh kelompok penduduk yang dinamakan Suku Anak Dalam. Selanjutnya lebih ke arah barat pedalaman Teluk. Wen telah berdiri kerajaan atau kota kerajaan atau kota pelabuhan benama Chu-po atau Ce-po (Tebo, Muaratebo).

Tentang nama Zabag sendiri belum dapat ditelusuri di mana Iokasinya, namun disebutkan bahwa di depan tempat itu terdapat tiga pulau. Jumlahnya pulau itu tidak begitu penting dalam asumsi ini mengingat pulau-pulau kecil dapat hilang oleh pasangnya ombak atau oleh arus laut yang di Selat Malaka relatif sangat kuat. Namun mungkin kebetulan saja bahwa nama Zabag mirip dengan Muarasabak di mana di tempat itu sekarang masih terdapat pulau-pulau di muaranya Batanghari. Jadi mungkin jalur pelayaran pada kala itu bermula dari arah Selat Malaka melalui Zabak (Muarasabak) dengan pulau-pulaunya, untuk kemudian masuk ke Teluk Wen dengan pulau Pu-lei dan selanjutnya sampai di Chu-po.Diutarakan di atas bahwa sungai Tungkal di kala itu juga diperkirakan sebagai jalan masuk dari Selat Malaka ke wilayah pedalaman Jambi. Tidak banyak yang diketahui dari daerah maupun alur sungai Tungkal yang ditulis oleh bangsa Cina. Namun suatu penemuan berupa topeng di daerah Kualatungkal yang bentuknya mirip dengan topeng suku bangsa Etrusk, penghuni wilayah Laut Tengah, mungkin menunjukkan bahwa ada kemungkinan suku bangsa itu sudah mampu berlayar dari daerah Laut Tengah hingga wilayah Jambi. Penting untuk dikemukakan di sini bahwa topeng itu berupa topeng untuk menutupi wajah seseorang yang meninggal dunia (death-mask).Ada satu hal lagi yang patut dikemukakan berkaitan dengan adanya nama Bukit Siguntang,yang dikatakan bahwa bangsa Hindu mendarat di tempat itu. Di sebelah utara wilayah yang diperkirakan sebagai Teluk Wen sekarang ditemukan suatu tempat yang tinggi yang disebut dengan Bukit Siguntang. Mungkin adalah suatu kebetulan juga bahwa menurut analisa foto udara di bagian utara daerah yang dianggap sebagai Teluk Wen terdapat suatu tinggian berbentuk bukit, yakni Bukit Siguntang.

Page 59: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

Proses orogenesa terhadap wilayah propinsi Jambi nampaknya masih berlanjut hingga sekarang. Hal itu dapat disimpulkan dari adanya 3-4 undak sungai di lembah sungai Batanghari yang sekarang. lni menunjukkan bahwa setelah abad ke-10 endapan Teluk Wen masih mengalami sebanyak 3-4 kali pengangkatan hingga terbentuk 3-4 undak sungai tersebut. Penjelasan tersebut diatas menunjukan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara proses geologi dengan kebudayaan yang berkembang di Kawasan Geopark Merangin Jambi dan sekitarnya.

D. AKTIVITAS EKONOMI DAN PERENCANAANNYAPerolehan dan pengembangan pengetahuan, peningkatan terhadap akses untuk kehidupan dan pengelolaan sumber daya alam dianggap sebagai faktor penting dalam kehidupan masyarakat disuatu daerah, tetapi tidak secara otomatis akan meningkatakan pertumbuhan ekonomi daerah tersebut. Oleh karena itu peran Geopark Merangin Jambi diharapkan tidak hanya memiliki makna sebagai keunikan dan kekayaan jejak geologi, arkeologi, keragaman hayati, kekhasan budaya masyarakat tetapi harus juga memperhatikan pertumbuhan dan keberlanjutan pembangunan ekonomi kewilayahaan dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat yang ditunjukan oleh angka Produk Domestik Ragional Bruto (PDRB) serta dijelaskan melalui berbagai indikator yang ada, diantaranya Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

Pertumbuhan dan keberlanjutan pengembangan ekonomi kewilayahaan dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat ini akan menjadi parameter dari perkembangan Kawasan Geopark Merangin Jambi dengan secara mudah dapat digambarkan bertambahnya lapangan kerja, tingkat kesehatan masyarakat yang baik, tingkat pendidikan yang makin tinggi, sarana & prasarana memadai, dengan jumlah kunjungan pada Kawasan Geopark Merangin Jambi terus bertambah.

Pengembangan ekonomi wilayah dimaksud adalah berupa beberapa aktifitas yang terintergrasi dan berkelanjutan (sustainable and integrated) dalam perencanaan pengembangan dan penguatan Geopark Merangin Jambi. Pendekatan yang komperhensif dibutuhkan bukan saja karena keseluruhan aspek dalam pengembangan Geopark saling terkait, melainkan terhubung dengan lingkungan alamiah dan area kemasyarakatan. Oleh karenanya pengembangan Geopark Merangin Jambi memerlukan dukungan perencanaan dalam lingkup nasional dan regional serta dalam menganalisis perencanaan, memformulasikan kebijakan, mendesain pembangunan, mempertimbangkan dampak maupun menstaregikan serta mengimplematasikan tourism plan.

D.1. Aktivitas Ekonomi di Kawasan Geopark Merangin JambiPertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi tergolong tinggi. Tahun 2010 (7.3%) dan tahun 2011 (8.5%), pertumbuhan ekonomi merupakan yang tertinggi di Sumatera dan berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional. Pada tahun 2012, di tengah anjloknya pasaran komoditi unggulan Provinsi Jambi (karet, sawit, dan batubara), pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi masih tinggi, 2012 yakni 8,1% .

Page 60: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

Tabel : Laju Pertumbuhan Ekonomi Triwulan 1 -

Page 61: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

Ketenagakerjaan DaerahTingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di provinsi Jambi terus mengalami peningkatan. Sementara itu, tingkat penangguran terbuka mengalami penurunan periode Februari 2012 4.02% menjadi 3.65% pada Agustus 2012. Jumlah pengangguran 2011 sebanyak 60.2 ribu, 2012 menurun menjadi 56.6 ribu, sementara itu, jumlah pekerja mengalami peningkatan yaitu dari 1.435,0 ribu di 2011 menjadi 1.494.4 ribu di tahun 2012.

Tabel. Jumlah Partisipasi Agkatan Kerja

No Kegiatan Utama 2010 5.392011 2012

1 Penduduk 15 2.350 2.210 2.235

2 Angkatan Kerja 1.546 1.495 1.551

Bekerja 1.462 1.435 1.494

Penganggur 83 60 57

2 Bukan Angkatan Kerja 804 714 684

3 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%)

66.78 67.67 69.40

4 Tingkat Pengangguran Terbuka (%)

5.39 4.02 3.65

Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jambi 2012

Meningkatnya jumlah pekerja disebabkan meningkatnya pekerja di sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan dan perikanan. Diikuti dengan sektor jasa Kemasyarakatan, sosial dan perorangan. Penyerapan tenaga kerja di Jabi didominasi oleh sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan dan perikanan yang mencapai 840,4 ribu orang (56,24%) diikuti sektor perdaganagn, rumah makan dan jasa akomodasi yang mencapai 235.7 ribu orang (15.77%)

No Lapangan Pekerjaan Utama 2010 2011 2012

Sumber: Kajian Ekonomi Regional Propinsi Jambi, Triwulan I-2013, Bank Indonesia

Page 62: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

1 Pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan dan perikanan

810.9 770.8 840.4

2 Industri 50.0 48.8 46.6

3 Perdagangan, rumah makan dan jasa akomodasi

230.1 231.2 235.7

4 Jasa kemasyarakatan , sosial dan perorangan

217.0 214.7 226.6

5 Lainnya 154 169.5 145.1

Total 1.462.4 1.435.0

1494.4

Tabel Pekerja Berdasarkan Lapangan Pekerjaan Utama Sumber : Kajian Ekonomi Regional Provinsi Jambi 2012

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Jambi pada tahun 2012 meningkat sebesar 7,44 persen dibanding tahun 2011. Peningkatan ini didukung oleh semua sektor ekonomi dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor Bangunan sebesar 16,16 persen. Pertumbuhan terkecil terjadi pada sektor Pertambangan dan Penggalian dengan laju sebesar 2,62 persen.

Perekonomian Provinsi Jambi yang diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun 2012 mencapai Rp.72.654,2 milyar, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 pada tahun 2012 sebesar Rp.20.373,5 milyar.Laju pertumbuhan ekonomi tahun 2012 yang sebesar 7,44 persen didukung oleh sumber pertumbuhan utama pada sektor Pertanian sebesar 2,24 persen, diikuti oleh sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebesar 1,76 persen. PDRB per kapita Provinsi Jambi tahun 2012 sebesar Rp.22,3 Juta atau setara dengan 2.381 US$. Angka PDRB per kapita ini meningkat 11,5 persen dibanding tahun 2011 yang sebesar Rp. 19.986 Juta atau setara 2.136 US$.

Indeks Pembangunan Manusia Berdasarkan data sensus penduduk di enam (6) Kabupaten pada deliniasi Kawasan Geopark Merangin Jambi, dalam memenuhi kebutuhan hidup mayarakat terbagi dalam berbagai jenis pekerjaan. Klarifikasi pekerjaan dar masyarakat tersebut, dibagi dalam 9 (sembilan) jenis sektor pekerjaan. Kesembilan sektor tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan2. Pertambangan dan Penggalian

Tabel: Andil PDRB Sisi Produksi terhadap Pertumbuhan Ekonomi Prop.Jambi

Page 63: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

3. Industri Pengolahan4. Listrik, Gas & Air Bersih5. Bangunan6. Perdagangan, Hotel & Restoran7. Pengangkutan dan Komunikasi8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan9. Jasa - jasa

Dari kesembilan sektor usaha yang sekaligus mengklasifikasi jenis pekerjaan yang ditekuni masyarakat secara umum masih didominasi oleh sektor pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan. Sektor usaha juga mempunyai peranan penting dalam mendukung usaha, adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sektor ini juga mempunyai peranan cukup besar dalam menampung usaha masyarakat.

Tabel Indeks Pembangunan Manusia Kawasan Geopark Merangin Jambi

Provinsi/ Kabupate

n/ Kota

Angka Harapa

n Hidup

Angka

melek

Huruf

Rata-rata

Lama Sekola

h

Pengeluaran Perkapita

Riil yang disesuaika

n

IPM

Provinsi Jambi 69,25 96,16 8,05 637,60 73,3

0

Kerinci 70,96 97,25 8,20 639,64 74,76

Merangin 68,61 97,52 7,55 631,42 72,40

Sarolangun 69,57 94,97 7,32 642,92 73,0

8Tanjung Jabung Barat

69,87 97,93 7,58 631,78 73,24

Tebo 69,24 94,93 7,41 634,36 72,30

Bungo 67,54 96,33 8,16 638,02 72,50

Sumber : Biro Pusat Statistik Propinsi Jambi, Pemutakhiran Terakhir (Selasa, 15 Januari 2013 02:08)

Aktivitas perekonomian masyarakat, terutama segmen masyarakat kecil dan menengah dapat tergambarkan pada pemerdayaan perkoperasian. Jumlah koperasi d Propinsi Jambi tahun 2011 sebanyak 3.306 unit, 916 unit diantaranya tersebar di :

Tabel Jumlah Koperasi di Provinsi Jambi 2011 dan 4 Kabupaten

No

Provinsi / Kabupaten 2010 2011

1 JAMBI 3.306

2 Kerinci 126

3 Merangin 260

4 Sarolangun 211

5 Tanjung Jabung Barat 319

6 Tebo

7 Bungo Sumber : Sumber Data: Pembangunan Manusia Berbasis Gender Tahun 2005-2012

Page 64: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

Kerjasama BPS dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

D.2.Fasilitas yang sudah ada dan yang direncanakan

Fasilitas yang sudah ada didalam kawasan Geopark Merangin Jambi adalah :

1. Kantor/sekretariat Geopark, sebagai alamat kontak dan pusat informasi

No Prop./Kab. Alamat Telephon PIC

1 Prop. Jambi

Disbudpar Prop.Jambi, Jalan H. Agus Salim

BudidayaGunturUjang

2

Kab. Kerinci

UPTD Danau Kerinci

Desa Sanggaran Agung

081366522483

Jalalludin, S.Pd.

UPTD Air PanasDesa Air Panas Baru

081367639265

Edi Kurnain, S.Pd.

UPTD Aroma Pecco

Desa Jernih Jaya

081366993126

Ispa Eliana, SE

Balai Besar TNKS

Jl. Basuki Rahmat 11, Sungai Penuh, Kerinci

0748-2225008127831366 Najamudin

Disporaparbud Kerinci

Jl. Basuki Rahmat, Sungai Penuh, Kerinci

085380629282082180032547

H. Arlis Harun. S.Pd.Firmansyah, SE

3

Kab Merangin

Disporaparbud Merangin

Ujung Tanjung Muara Mesumai

Sekretariat Geopark Merangin Jambi

085267136003

Doni Fadila

4 Kab. Sarolangun

5Kab. Tanjung Jabung Barat

2. Posko/Kios Informasi Geopark Merangin Jambi di setiap sub segmen (desa), dibangun untuk tujuan pusat informasi sub segmen, geo-education, geowisata, sekretariat pengelola sub segmen.

3. Interpretation panel di setiap situs geologi, dibangun untuk tujuan geoeducation dan geowisata4. Information panel di setiap situs segmen, dibangun untuk tujuan geoeducation dan geowisata.5. Museum Geopark Merangin Jambi yang berfungsi sebagai pusat informasi dan etalase kawasan

Geopark Merangin Jambi yang terletak di Kota Bangko dan Sungai Penuh.6. Museum mini di setiap segmen Kawasan Geopark Merangin Jambi.7. Sentra Industri kerajinandan kuliner di setiap segmen Kawasan Geopark Merangin Jambi.8. Dermaga di Desa Guguk, Air Batu, Biuku Tanjung, Danau Kerinci, untuk mendukung

pengembangan geowisata dan ekowisata.9. Peralatan rafting di Desa Air Batu untuk mendukung geowisata.Di Sungai Batang Merangin telah

tersedia 6 unit Landing Craft Rubber jenis Oval yang dikelola langsung oleh masyarakatDusun Air Batu melaui Pengawal geopark “Hampa” di Desa Air Batu sebagai operator.

10. Pemandu Wisata, yang merupakan masyarakat sekitar yang dikelola langsung oleh masyarakat desa setempat melalui koperasi setempat dan dikoordinir oleh pengelola Geopark tingkat Kabupaten.

11. Infrastruktur jalan menuju lokasi-lokasi situs geologi, dibangun untuk mendukung geowisata.

Page 65: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

12. Tempat parkir, toilet, warung makan, kios cinderamata, tempat anak bermain, dan camping ground di beberapa lokasi situs geologi yang telah dikembangkan menjadi objek dan daya tarik wisata.

13. Bahan informasi dalam bentuk cetakan (leaflet), buku saku (bookleat), dan website di beberapa lokasi situs geologi yang telah dikembangkan menjadi objek dan daya tarik wisata, sebagai sarana promosi.

Fasilitas yang direncanakan: 1 Meningkatkan sarana dan prasaranakawasan dalam mendukung pengembangan dan

pembangunan kawasan Geopark MeranginJambi serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat, diantaranya.:a. Peningkatan jalan Simpang Markeh dan Simpang Guguk ke Dusun Air Batu sepanjang 11.3

km.b. Pengaspalan Markeh – Air Batu dan Air Batu – Guguk sepanjang 9 km.c. Peningkatan jalan penghubung antar segmen di Kawasan Geopark Merangin Jambi.d. Pembanguan jembatan beton kearah Geopark sebanyak 6 unite. Pembangunan fasilitas view point di Kabupaten Kerinci, Kabupaten Merangin, dan beberapa

lokasi terpilih.f. Peningkatan sarana dan prasarana Bandara Sultan Thaha, Bandara Bungo, dan Bandara

Depati Parbo sebagai salah satu gerbang masuk menuju kawasan Geopark Merangin Jambi.g. Membangun kios-kios informasi di lapangan sebagai sarana promosi.h. Pengadaan dan pemasangan Interpretation Panel sebanyak 20 buah, yang akan dipasang di

beberapa lokasigeosite, biosite, dan culture sitedi Kawasan Geopark Merangin Jambi.i. Membangun beberapa centra (pusat) kebudayaan, souvenir,dan kuliner sebagai sarana

pemasaran geoproduct Geopark Merangin Jambi.j. Memperbanyak bahan informasi, baik dalam bentuk cetakan (leaflet, booklet, peta perjalanan,

peta geopark) maupun website2 Dalam rangka pembinaan Hutan Adat di kawasan, maka akan dibuat fasilitas:

a. Rumah pohon, b. Petunjuk tracking danc. Papan informasi biodiversity.

3 Guna memenuhi kebutuhan pemandu wisata (interpreter) akan dilaksanakan melalui pengembangan kompetensi individu berupa pelatihan dan pendampingan pemandu wisata geopark & pemandu wisata arung jeram, yang disertai Sertifikasi pemandu wisata & pemandu wisata arung jeram.

4 Penguatan kelembagaan Geopark Merangin Jambi melalui perluasan jaringan kerjasama dengan berbagai pihak maupun peningkatan kualitas sumber daya manusia.

D.3. Analisis potensi geowisata di kawasan Geopark Merangin Jambi

Kawasan Geopark Merangin-Jambi mampu mengintegrasikan seluruh potensi sumber daya alam (keunikan geologi, budaya, dan hayati) dengan tujuan meningkatkan upaya perlindungan (konservasi) serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal dan regional yang berbasis pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Situs-situs geologi, biologi, dan budaya di kawasan Geopark yang diusulkan, beberapa diantaranya telah dikembangkan sebagai objek wisata dan sebagiannya lagi sedang dipersiapkan untuk dikembangkan sebagai objek dan daya tarik wisata (ODTW). Kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka perlindungan terhadap keberadaan situs dan menumbuhkan nilai ekonomi lokal melalui geowisatayangberdasarkan padacommunity based tourism-CBT, serta berlandaskan pada aspek konservasi, pendidikan, dan pertumbuhan ekonomi lokal maupun regional.

Beberapa situs geologi di segmen Highland Park Kerinci dan Paleobotani Park Merangin telah dikelola dan dikembangkan oleh masyarakat setempat melalui kelompok pengawal Geopark Merangin Jambi tingkat desa. Sub Segmen “Jambi Flora” yang merupakan salah satu ODTW di Paleobotani Park Merangin telah dikembangkan sejak tahun 2011 dan dikelola oleh kelompok masyarakat HAMPA (Himpunan Masyarakat Peduli Alam) Desa Baru Air Batu. Pada tahun 2013 hingga bulan September, jumlah kunjungannya mencapai 15.000 pengunjung yang terbagi kedalam kelompok pelajar 75%, kelompok pengunjung umum domestik 20%, dan kelompok

Page 66: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

pengunjung umum mancanegara 5%. Jika ditinjau dari jumlah kunjungan, maka tidak begitu menarik dibandingkan dengan objek wisata lainnya, namun jumlah kunjungan tersebut merupakan stimulan positif mengingat kawasan tersebut sebelum dikembangkannya sebagai ODTW kawasan Geopark Merangin Jambi, kawasan tersebut termasuk sebuah desa tertinggal dan jumlah kunjungannya 0 (nol). Bahkan untuk penduduk jambi pun, Desa Baru Air batu tidak begitu diketahui keberadaannya apalagi sebagai ODTW dalam Geopark Merangin Jambi. Hingga saat ini, Desa Air Batu telah menjadi desa wisata yang mandiri dimana pengelolaannya, pembiayaannya, hingga operasionalnya mulai dari pengemasan atraksi wisata hingga manajemen pemasaran dan geoproduct telah di kelola oleh “HAMPA”. Pemerintah setempat berfungsi sebagai motivator dan fasilitator, khususnya dalam hal promosi.

Dengan mempertimbangkan faktor eksternal yang berupa peluang dan ancaman, dan faktor internal seperti kekuatan dan kelemahan, pengelola Geopark Merangin Jambi sedang mempersiapkan analisis potensi pengembangan geowisata untuk saat ini dan masa yang akan datang. Metode pendekatan analisis menggunakan matriks SWOT(strength, weakness, opportunity, and Threats) yangdiharapkan dapat menghasilkan strategi pengelolaan yang tepat sesuai dengan karakteristik potensi sumber daya alam dan potensi sumber daya manusia yang dimiliki.

Kekuatan ( Strength ) a. Keunikan geologi, biologi, dan budaya yang memiliki nilai ilmiah sangat tinggi, langka, serta

memiliki nilai estetika sebagai faktor pendukung pengembangan kepariwisataan (geowisata).b. Kuatnya budaya masyarakat dalam memegang adat istiadat yang berbasis pada perlindungan

(konservasi) alam sekitar.c. Daya dukung dan kesadaran masyarakat yang tinggi terhadap pengembangan Geopark, ditandai

dengan tingkat partisipasi aktif dari seluruh stakeholder dalam mendukung program pengembangan Geopark tersebut.

d. Kelembagaan sosial ekonomi yang berpotensi untuk berkembang dan mendukung aktivitas pembangunan kewilayahan.

Kelemahan ( Weakness ) a. Kondisi infrastruktur yang masih terbatas sehingga kurang mendukung terhadap pengembangan

objek-objek wisata di kawasan Geopark Merangin Jambi.b. Aksesbilitas sumber daya manusia dan kelembagaan masih terbatas khususnya terhadap upaya-

upaya pengembangan masyarakat (community Development).c. Terbatasnya sumber pembiayaan pembangunan daerah yang mandiri yang berakibat tingginya

ketergantungan sumber pembiayaan dari pusat.

Peluang ( Opportunity ) a. Partisipasi masyarakat dalam upaya implementasi konsep Geopark Merangin Jambi yang tinggi

merupakan modal dasar bagi pengembangan Geopark Merangin Jambi selanjutnya.b. Letak geografis dan potensi demografi yang punya peluang besar untuk tumbuh dan

berkembang.c. Terus meningkatnya jumlah kunjungan ke Kawasan Geopark Merangin Jambi menunjukan tingkat

peminat yang semakin tinggi.d. Potensi Peningkatan nilai tambah dari kegiatan geowisata cukup besar sehingga pembangunan

kawasan Geopark dan pendukungnya dimungkinkan.e. Potensi pemanfaatan keaneragaman geologi, biologi dan budaya yang bersinergi dengan

pembangunan sektor lainnya seperti pariwisata cukup besar untuk mendukung pengembangan ekonomi wilayah.

Ancaman ( Threats ) a. Terus menurunnya kondisi hutan di Kabupaten Merangin.b. Meningkatnya tingkat kerusakan DAS (Daerah Aliran Sungai).c. Maraknya kegiatan pertambangan rakyat yang kurang memperhatikan aspek lingkungan. d. Beberapa pihak (pengusaha) yang tertarik untuk pengambilan sumber daya energi (pabrik Semen

Bukit Bulan – Sarolangun, batu bara,

Page 67: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

Di Kawasan Merangin Jambi, upaya penumbuhan nilai ekonomi pariwisata dan multiplier effect-nya terdukungoleh keragaman jenis objek dan daya tarik wisata, yang tersebar di wilayah pegunungan, dan pebukitan. Signifikansi Geopark Merangin Jambi dari aspek ilmu pengetahuan, pendidikan, dankonservasi bersifat menyeluruh, baik di tingkat lokal, regional, nasional maupun internasional. Maknainilah yang akan memajukan industri pariwisata di Gunung Sewu.

D.4. Ulasan dan kebijakan pembangunan berkelanjutan di bidang Geowisata, Geoeducation dan Geo-Heritage

Geopark Merangin Jambi yang diusulkan mempunyai tema utama fosil, proses geologi, dan bentang alam kars. Di Indonesia, pelestarian terhadap keterdapatan fosil, proses geologi, dan bentang alam kars,terlindungi secara nasional berdasarkan Undang-Undang No. 26 tahun 2007 tentang penataan ruang dan Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Nasional. Sedangkan khusus untuk pelestarian kawasan kars, memiliki perlindungan secara spesifik melalui Peraturan Menteri ESDM No. 17 tahun 2012 tentang penetapan bentang alam karst. Peraturan tersebut tidak hanya melindungi kars secara fisik, tetapi juga melindungi aspek keanekaragaman hayati dan budaya yang terdapat di dalamnya. Situs-situs geologi yang diunggulkan menjadi subjek geo-heritage, termasuk situs biologi dan budaya yang menjadi satu kesatuan utuh sebagai warisan bumi (Earth-heritage).

Nilai ilmiah kawasan Geopark Merangin Jambimemiliki makna internasional, sehingga telah menjadi objek penelitian para ahli dari seluruh penjuru dunia sejak awal abad ke-20. Pendidikan tidak hanya menjadi domain ilmuwan, tetapi juga ditularkan kepada masyarakat umum pengunjung Geopark. Pengunjung memperoleh informasi baru tentang sebagian sejarah dan perkembangan bumi melalui publikasi-publikasi yang telah dibuat dan para pemandu wisata. Sebagian besar pemandu telah mengikutipelatihan dan pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah. Tambahan pengetahuan tentang bumi dan isinya secara benar yang diterima oleh pengunjung menjadi pengalaman yang akan ditularkan kepada orang lain. Masyarakat setempat yang mengelola objek-objek geowisata di beberapa situs geologi akan terus mempertahankan daya tarik objek dan menjaganya dari kerusakan atau penurunan kualitas, karena kehidupan mereka tergantung pada kelestarian situs-situs tersebut. Semakin besar ketergantungan tersebut, semakin tinggi semangat untuk mengelola objek secara benar dengan mentaati prinsip kelestarian lingkungan.

Perencanaan, Pengembangan, dan Pengelolaan Geopark Merangin Jambi dilaksankan berdasarkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Pengembangan Geowisata, Geoeducation dan Geo-Heritage di kawasan tersebut direncanakan dan dikelola dengan baik oleh masyarakat sekitar dengan bekerjasama dengan seluruh stakeholder dalam proses implementasinya. Pengembangan Geowisata, Geoeducation dan Geo-Heritagedapat secara langsung berkontribusi terhadap upaya pembangunan perdesaan, pelestarian budaya dan masyarakat, pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat, kesetaraan jender, perlindungan lingkungan, dan mitigasi bencana geologi. Untuk memaksimalkan hal tersebut, diperlukan dukungan kebijakan dan peraturan yang mengawalnya.

Efektivitas berbagai kebijakan dan peraturan tersebut harus didukung oleh suatu struktur yang memungkinkan terjadinya koordinasi antara para pemangku kepentingan, masyarakat, dan pemerintah dengan pemberlakuan berbagai campuran perangkat yang berimbang, seperti yang tercantum dalam Rencana Strategis Pariwisata Berkelanjutan dan Green Jobs untuk Indonesia yang digagas oleh ILO bersama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Dalam Rencana Strategis Pariwisata Berkelanjutan dan Green Jobsuntuk Indonesia tersebut, terdapat 4 strategi kunci untuk mewujudkan pengembangan pariwisata yang berkelanjutan, yaitu :Strategi Kunci 1 : Perubahan Pola Pikir semua pemangku kepentingan. Strategi Kunci 2 : Pengembangan Indikator Wisata Berkelanjutan, penyesuaian dan pemberlakuan

Strategi Kunci 3 : Pembiasaan diri terhadap Pola Pikir Baru tentang Pekerjaan Layak yang Ramah Lingkungan dan Pariwisata Berkelanjutan.

Strategi Kunci 4 :Memperkenalkan berbagai Mekanisme pengelolaan strategis dan Penegakannya.

Page 68: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

Kawasan Geopark Merangin Jambi, didukung pula oleh kebijakan tentang Penetapan kawasan lindung untuk menjaga kelestarian sumber daya alam secara terpadu yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Propinsi Jambi 2011 – 2015, yaitu :

a. Pemantapan fungsi kawasan lindung diantaranya di Kabupaten Merangin, Kerinci, Sorolangun, dan Tanjung Jabung Barat.

b. Mempertahankan kawasan lindung seluas 30% dari luas wilayah Provinsi Jambi.c. Sinkronisasi fungsi kawasan lindung dengan provinsi yang berbatasan diantaranya di Kabupaten

Merangin, Kerinci, Sorolangun dan Tanjung Jabung Barat.

Kabupaten Kerinci, Merangin dan Sorolangun secara tegas disebutkan dalam arah pengembangan berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Jambi yaitu memiliki peran dan fungsi untuk perkebunan; peternakan dan perikanan; pertanian; pariwisata; pertambangan dan kawasan konservasi.Sedangkan Kabupaten Tanjung Jabung Barat diarahkan pada peran dan fungsi untuk perdagangan dan jasa regional; industri pengolahan; perkebunan; peternakan dan perikanan; pertanian; pertambangan; pelabuhan laut; perikanan dan kelautan. Selain itu, terdapat pula kebijakan pembangunan berkelanjutan yang digariskan oleh pengelola Geopark berkaitan dengan penyelenggaraan geo-heritage, geo-education, dan geowisata, yaitu :

1. Perlindungan terhadap situs-situs warisan alam melalui surat keputusan Bupati Kerinci, Bupati Merangin, Bupati Sarolangun, dan bupati Tanjung Jabung Barat. Surat Keputusan tersebut akan ditingkatkan melalui Peraturan Daerah (Perda) masing-masing kabupaten tersebut.

2. Menyusun dan Implementasi serta monitoring terhadap masterplan pengembangan Geopark yang sedang disusun berdasarkan analisis kekuatan dan kelemahan komponen abiotik (bentangalam, batuan, fosil), biotik (pertanian, kehutanan) dan budaya, analisis kekuatan dan kelemahan menejemen dan administrasi, analisis potensi pengembangan lokal/regional/nasional, dan model pembangunan berkelanjutan yang paling sesuai.

3. Monitoring dan evaluasi terhadap fungsi budidaya dan fungsi budidaya dari situs-situs alam berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kabupaten masing-masing dengan mendeliniasi daerah yang secara khusus diperuntukkan bagi penelitian dan daerah yang dikembangkan menjadi pusat pengembangan pariwisata.

4. Penyusunan rencana aksi jangka pendek, menengah, dan panjang serta melakukan monitoring dalam implementasi rencana aksi tersebut.

5. Peningkatan promosi nilai ilmiah kawasan Geopark sehingga menarik ilmuwan, mahasiswa dan murid sekolah untuk melakukan penelitian dan penulisan karya tulis (paper) ilmiah

6. Penyusunan program pendidikan lingkungan yang sifatnya tidak formal kepada masyarakat umum, baik yang tinggal di dalam kawasan Geopark maupun pengunjung.

7. Peningkatan jumlah dan pengembangan bahan pendidikan dalam bentuk film, video, slideshow, komputer interaktif, khususnya untuk anak sekolah.

8. Peningkatan jumlah bahan informasi terbit tentang perlindungan warisan alam, sejarah geologi, sejarah alam, benda-benda peninggalan sejarah, contoh tingkah laku atau kebiasaan yang ramah lingkungan dan sebagainya.

9. Pembaharuan strategi pemasaran sesuai dengan konsep Geopark yang mencakup kajian pasar, kreativitas produk, organisasi distribusi produk, strategi pemasaran pariwisata dan strategi komunikasi.

10. Fasilitasi kepada kelompok kerja masyarakat yang membantu promosi warisan alam.11. Penyusunan naskah kerjasama penelitian dengan instansi terkait dan perguruan tinggi, serta

kontrak kerja dengan pengembang pariwisata baik perorangan maupun kelompok.12. Peningkatan infrastruktur pendukung, seperti memperbanyak pusat informasi lokal (kios

informasi), interpretation panels yang mudah dibaca dan dipahami, sign-board yang bentuknya seragam, geotrails, lokasi view-point, tempat parkir dan toilet di setiap situs geologi. Infrastruktur tersebut ditempatkan di lokasi yang mudah dijangkau. Pusat informasi dan kios informasi dibuka sepanjang tahun.

13. Pengecekan infrastruktur secara teratur.14. Penjagaan di setiap lokasi situs geologi untuk menghindari kesalahan pemanfaatan (misused)

lahan di sekitar objek, termasuk membantu meningkatkan keamanan dan kenyamanan pengunjung.

15. Membuat aturan (panduan) bagi pengunjung yang akan melakukan penelitian di kawasan Geopark merangin Jambi

16. Evaluasi pengunjung melaluipenyebaran kuesioner untuk mengetahui tingkat kepuasan kunjungan. Hasilnya akan digunakan untuk evaluasi rencana kerja dan perbaikan ke depan.

Page 69: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

17. Penciptaan dan promosi geo-products seperti makanan, minuman, kerajinan lokal yang khas, replika batuan dan fosil; termasuk pelatihan kepada pengusaha dalam hal kreativitas dan diversifikasi produk, pengemasan dan pemasarannya

18. Diversifikasi bahan pemasaran dalam bentuk cetakan (leaflet, booklet), buku bacaan populer untuk masyarakat, buku petunjuk perjalanan geowisata, keping CD dan bahan promosi lainnya (kaos, pin). Untuk sementara, bahan promosi ditulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

19. Perencanaan wisata dengan pemandu atau tanpa pemandu, berkelompok atau perorangan secara lebih rinci, termasuk penyediaan pilihan objek lainnya jika perjalanan wisata tidak dapat dilakukan karena cuaca buruk.

20. Penyelenggaraan wisata khusus geologi untuk anak-anak sekolah yang dipandu oleh ahlinya, termasuk pelatihan-pelatihan singkat untuk memperluas wawasan tentang bumi.

21. Penyusunan kalender kegiatan tahunan yang diselenggarakan di dalam kawasan Geopark.22. Penguatan tanggung-jawab Komite Teknis (Komite Ilmiah, Komite Pengembangan, Komite

Promosi, Komite Konservasi, Komite Pemberdayaan Masyarakat) yang ada di dalam susunan organisasi pengelola Geopark..

D.5. KEBIJAKAN YANG BERKAITAN DENGAN PENGEMBANGAN MASYARAKATPrinsip dasar program community empowerment adalah memberi akses yang lebih luas kepada masyarakat sehingga masyarakat menjadi mandiri. Program ini mencakup partisipasi, transparansi dan akuntabilitas sehingga setiap tahapan program merupakan sarana pembelajaran bersama untuk memperbaiki tahapan program kegiatan selanjutnya.

Adapun kebijakan yang terkait dengan pengembangan masyarakat yang diimplementasikan dalam pengembangan dan pengelolaan di kawasan Geopark Merangin Jambi, adalah sebagai berikut :

1. Peraturan Mendagri No. 13 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengembangan Ekowisata di Daerah, terdapat dalam poin 3, 4 dan 6 (dalam pasal 2), yaitu: Ekonomis, yaitu memberikan manfaat untuk masyarakat setempat dan menjadi penggerak

pembangunan ekonomi di wilayahnya serta memastikan usaha ekowisata dapat berkelanjutan.

Edukasi, yaitu mengandung unsur pendidikan untuk mengubah persepsi seseorang agar memiliki kepedulian, tanggung jawab dan komitmen terhadap pelestarian lingkungan dan budaya.

Partisipasi masyarakat, yaitu peran serta masyarakat dalam kegiatan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian ekowisata dengan menghormati nilai-nilai sosial budaya dan keragaman masyarakat di sekitar kawasan.

2. Peraturan Daerah Propinsi Jambi No. 7 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pemberdayaan Masyarakat, dicantumkan pada Bagian Keempat pasal 10 yang menyebutkan bahwa : Program dan kegiatan pemberdayaan masyarakat dapat berbentukPelatihan, pendampingan dan kegiatan-kegiatan lain dalam usaha meningkatkan kapasitas skill, kompetensi dan komitmen masyarakat serta kelompoknya dalam memperbaiki kesejahteraan.

3. Selaras dengan kebijakan di atas maka dalam rangka Pengembangan Geopark Merangin Jambi telah dilaksanakan berbagai program dan kegiatan, yaitu:

1. Pelatihan dan sosialisasi pemeliharaan pola lingkungan yang sehat, dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Merangin yang bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Jambi pada tahun 2011.

2. Pelatihan memasak kuliner yang sehat, dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Merangin pada tahun 2011, 2012, dan 2013.

3. Pelatihan bahasa inggris bagi para pemandu yang bekerjasama dengan Universitas Jambi pada 30 April – 20 Maret 2013 yang bertempat di Desa Baru Air batu dan Desa Guguk, Kabupaten Merangin.

4. Pelatihan Guide Arung Jeram oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Merangin bekerjasama dengan Badan Geologi di Desa Air Batu menggunakan media Sunga Batang Merangin, yang diikuti 20 orang peserta berasal dari Dusun Air Batu pada 27 – 29 Agustus 2013.

5. Pendampingan dan pelatihan pengembangan ekonomi kreatif di Dusun Baru Air Batu, yang dilaksanakan hasil kerjasama antara Badan Geologi, Sekolah Tinggi Pariwisata

Page 70: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

Bandung (STPB), danPemerintah Daerah Kabupaten Merangin, yang dilaksanakan pada bulan Juni 2013.

4. Dalam rangka persiapan dan kesiapan masyarakat serta kelembagaanya dalam mengembangkan dan mengelola Geopark Merangin Jambi, tahun 2014 akan dilaksanakan program community development berupa Ekspedisi Jejak Purba di Geopark Merangin dengan lingkup kegiatan:

1. Pengembangan kompetensi individu berupa pelatihan dan pendampingan pemandu wisata geopark & pemandu wisata arung jeram.

2. Pengembangan kompetensi kelompok berupa pelatihan dan pendampingan manajemen, marketing & jurnalistik wisata geopark.

3. Sertifikasi pemandu wisata & pemandu wisata arung jeram.4. Penyusuran dan pengarungan sungai Merangin dari hulu sampai ke hilir.5. Lomba foto esai tentang Ekspedisi & Geopark Merangin.6. Penyelenggaraan Seminar & Pameran Foto.7. Tersusunnya sebuah buku & film tentang Ekspedisi Jejak Purba di Geopark Merangin.8. Melakukan kampanye & gerakan kebersihan terhadap sampah/limbah akibat kegiatan.

D.6. KEBIJAKAN yang berkaitan dengan pertumbuhan kepedulian masyarakat dan para pemangku kepentingan.

Pengembangan dan pengelolaan sebuah geopark tidak hanya dilakukan satu pihak tetapi harus melibatkan berbagai pihak, pemerintah daerah, masyarakat juga para pemangku kepentingan. Di Kawasan Geopark Merangin Jambi pemerintah daerah membuat berbagai program yang didukung oleh masyarakat serta pemangku kepentingan dengan menyusun berbagai kesepakatan serta membentuk kelembagaan ditingkat lokal, seperti:

1 RPJMD Propinsi Jambi melalui Dinas Kehutanan, yaitu: (1) Meningkatkan kapasitas lembaga pengelola lingkungan hidup, (2) Membangun kesadaran masyarakat agar peduli pada isu lingkungan hidup dan berperan aktif sebagai kontrol sosial dalam memantau kualitas lingkungan hidup.

2 Rencana Program Pemerintah Kabupaten Merangin: Dinas Budparpora, antara lain: (1) Pengelolaan dan Pengembangan Pelestarian Peninggalan

Sejarah Purbakala, Museum dan Peninggalan Bawah Air. (2) Fasilitasi Penggalian Cultural Diversity Geopark.

Dinas Kehutanan dan Perkebunan, yaitu Pembinaan dan Pengembangan Hutan Adat, salah satunya Hutan Adat Desa Guguk.

Dinas Koperindag, yaitu Program Pemberdayaan Masyarakat berupa Pelatihan Pengolahan Aneka Makanan Khas Daerah Setempat.

3 Kesepakatan bersama antara Pemerintah Desa Biuku Tanjung, Lembaga Adat, Karang Taruna dan Tokoh Masyarakat tentang kelestarian alam dan cagar budaya di wilayah Sungai Merangin, berupa larangan untuk mengambil, memindahkan dan memperjual-belikan fosil batu (“batu sungkai”).

4 Pembentukan lembaga lokal sebagai penunjang kegiatan Geopark, diantaranya:a. Lembaga Hutan Adat Guguk.b. Pengawal geopark “Hampa” di Desa Air Batu.c. Pengawal geopark Desa Biuku Tanjung.d. Pengelola Geopark Merangin Jambi di Segmen Paleobotani Park Merangin.e. Pengelola Geopark Merangin Jambi di Segmen Highland Park Kerinci.f. Pengelola Geopark Merangin Jambi di Segmen Geological Park Park Sarolangun.g. Pengelola Geopark Merangin Jambi di Segmen Gondwana Park Pegunungan. 30.h. Pengelola Geopark Merangin Jambi.

E. MINAT DAN ALASAN BERGABUNG DENGAN GGN-UNESCOMinat Pengelola Geopark Merangin Jambi melalui Pemerintah Daerah Provinsi Jambi untuk bergabung dengan Global Geoparks Network-GGN UNESCO melalui Komite Nasional Geopark Indonesia sangatlah besar. Geopark Merangin Jambi yang pembangunannya dilakukan secara kombinasi antara bottom-updan Top DownApproach, telah memperoleh pengakuan sebagai Geopark Nasional Indonesia menyatakan keinginannya untuk bergabung dengan GGN

Page 71: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut

UNESCO. Minat yang direkomendasi oleh Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO ini terdukung oleh berbagai aspek, yang menunjukkan bahwa Geopark Merangin Jambi memiliki sifat keinternasionalan yang tinggi. Untuk memicu pertumbuhan nilai ekonomi lokal secara berkelanjutan melalui konservasi dan pariwisata, upaya ini akan lebih meningkat ketika Geopark yang diusulkan memperoleh sertifikasi sebagai Geopark Global.

Standar pengelolaan yang tinggi berdasarkan panduan dan persyaratan mutlak dariGGN UNESCO menjadi label kualitas yang akan menarik lebih banyak wisatawan mancanegara dan wisatawan lokal untuk mengunjungi Kawasan Geopark Merangin Jambi. Keberhasilan Geopark Merangin Jambi menjadi Geopark Global akan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat sekitar kawasan geopark serta sekaligus akan mengangkat derajat kegiatan konservasi di Indonesia di mata dunia.

Adapun alasan Geopark Merangin Jambi untuk tergabung dengan GGN UNESCO, adalah sebagai berikut :

1) Dari aspek ilmiah dan pendidikan pengetahuan kebumian, kawasan Merangin Jambi merupakan subjek penelitian bertingkat internasional. Daerah ini sudah banyak dikaji oleh para ilmuwan mancanegara sejak awal Abad 20.a) Penemuan fosil :Jambi Flora” (Zwierzycki dan Posthumus, 1926; Jongmans dan Gothan,

1935; Li dan Yao, 1982; Li, 1995; Rigby, 1998) yang berusia 260 – 300 jtl dengan posisi masih tumbuh (In situ). “Jambi Flora” mengandung komponen flora Cathaysian dan flora Euramerican (Chaloner dan Creber, 1988; van Waveren et al. In prep.). Jambi Flora ini merupakan fosil flora yang angat penting di bagian ujung paling selatan dari flora Cathaysia dan sangat penting dalam bidang palaeophytogeographic. Jambi Flora ini menjadi sangat menarik, karena ditemukannya tiga jenis gigantopterid yang belum pernah ditemukan di daerah lain di bagian timur Asia. Hal ini mungkin disebabkan karena pemercontohan yang kurang baik, atau ada kemungkinan besar, bahwa Flora Jambi ini lebih tua dari yang lainnya.

b) Keberadaan Gunung Kerinci, selain sebagai gunung api tertinggi di Indonesia, secara geologi memegang peranan penting dalam sejarah pembentukan geologi dan hidup dan kehidupan masyarakat Jambi.

c) Dari aspek konservasi, kawasan hutan konservasi dan kars yang dikenal memiliki daya dukung lingkungan rendah sehingga rentan dengan perubahan fungsi lahan. Pemerintah Indonesia berupaya melakukan perlindungan dan dijadikan sebagai Kawasan Lindung Nasional. Upaya ini sejalan dengan pendapat dan pikiran International Union for Conservation of Nature-IUCN dan Kelompok Kerja Kars dan Gua.

2) Aspek alam: komponen abiotik, biotik dan budaya di kawasan Geopark yang diusulkan saling bertalian erat. Komponen abiotik (geologi) yang merekam sejarah evolusi bumi sejak akhir Paleozoikum berhubungan dengan keragaman hayati, yang sebagian bersifat endemik, dan kehadiran manusia yang membawa budaya yang spesifik.

3) Aspek sosial ekonomi. Masyarakat setempat sudah merasakan manfaat ekonomi dari Geopark melalui geowisata dan penjualan geoproduct (makanan khas daerah, hasil pertanian lokal). Nilai ekonomi dari kegiatan pengembangan geowisata berkelanjutan yang berbasis pada masyarakat (community-based tourism) ini diharapkan dapat lebih meningkat ketika Geopark yang diusulkan disetujui untuk bergabung dalam Jaringan Geopark Global UNESCO.

BIBLIOGRAFI

Page 72: Berdasarkan tipe hutannya, TNKS memiliki tiga tipe …web.jambiprov.go.id/assets/skpd/dinas-energi-dan-sumber... · Web viewDari sinilah awal munculnya keinginan geodiversity tersebut