berita daerah kota...
TRANSCRIPT
BERITA DAERAH KOTA CILEGON
PERATURAN WALIKOTA CILEGON
NOMOR 101 TAHUN 2016
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN
ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN KOTA CILEGON
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA CILEGON,
Menimbang : a. Bahwa dalam rangka mewujudkan tertib adminitrasi
kependudukan di Kota Cilegon, Pemerintah Kota Cilegon
berkewajiban untuk memberikan perlindungan dan
pengakuan atas status pribadi dan status hukum atas
peristiwa kependudukan dan Peristiwa Penting yang dialami
setiap Penduduk;
b. Bahwa dalam rangka peningkatan pelayanan Administrasi
Kependudukan sejalan dengan tuntutan pelayanan
Administrasi Kependudukan yang profesional, memenuhi
standar teknologi informasi, dinamis, tertib, dan tidak
diskriminatif dalam pencapaian standar pelayanan minimal
menuju pelayanan prima yang menyeluruh untuk mengatasi
permasalahan kependudukan;
c. Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 19 ayat (9),
Pasal 32, Pasal 53 ayat (3), dan Pasal 80, Pasal 105 ayat (2)
Peraturan Daerah Kota Cilegon Nomor 7 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan;
d. Berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, huruf b, dan huruf c maka perlu menetapkan
Peraturan Walikota tentang Petunjuk Pelaksanaan
Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan Kota Cilegon;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1999 tentang Pembentukan
Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya Daerah
Tingkat II Cilegon (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1999 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3828):
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
peraturan perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 82 Tahun 2011, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
3. Undang …
TAHUN : 2016 NOMOR : 101
- 2 -
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi
Kependudukan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2006 Nomor 124, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4674) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 232, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5475);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587) Sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir kali dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679).
6. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2007 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 80, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4736) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2012
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor
265, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5373);
7. Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2008 tentang
Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan
Pencatatan Sipil;
8. Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2009 tentang Penerapan
Kartu Tanda Penduduk Berbasis Nomor Induk Kependudukan
Secara Nasional sebagaimana telah diubah beberapa kali
dengan Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2013 tentang
Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun
2009 tentang Penerapan Kartu Tanda Penduduk Berbasis
Nomor Induk Kependudukan Secara Nasional (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 257);
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2010
Tentang Pedoman Pendataan dan Penerbitan Dokumen
Kependudukan Bagi Penduduk Rentan Administrasi
Kependudukan;
10. Peraturan …
- 3 -
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14 Tahun 2015
Tentang Pedoman Pendataan Penduduk Non Permanen (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 147);
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2015
Tentang Spesifikasi Blangko serta Formulasi Kalimat dalam
Register Akta Pengesahan Anak dan Kutipan Akta Pengesahan
Anak (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
1134);
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2015
Tentang Persyaratan, Ruang Lingkup dan Tata Cara
Pemberian Hak Akses Serta Pemanfaatan Nomor NIK, Data
Kependudukan dan KTP-el;
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 74 Tahun 2015
Tentang Tata Cara Perubahan Elemen Data Penduduk Dalam
Kartu Tanda Penduduk Elektronik (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 1766);
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2016
Tentang Kartu Identitas Anak (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 80);
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2016
Tentang Perubahan Kedua atas Permendagri Nomor 9 Tahun
2011 Tentang Pedoman Penerbitan KTP berbasis NIK secara
Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 256);
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 63 Tahun 2016
Penerbitan Dokumen Kependudukan Bagi Petugas Khusus;
15. Peraturan Daerah Kota Cilegon Nomor 7 Tahun 2015 tentang
Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan (Lembaran
Daerah Kota Cilegon Tahun 2015 Nomor 7);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN
PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kota Cilegon ;
2. Pemerintah Daerah adalah Walikota Cilegon beserta perangkat
daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah ;
3. Walikota adalah Walikota Cilegon ;
4. Dinas …
- 4 -
4. Dinas adalah satuan kerja yang diberikan kewenangan
menangani masalah kependudukan dan pencatatan sipil ;
5. Camat adalah Camat di Wilayah Kota Cilegon ;
6. Lurah adalah Lurah di Wilayah Kota Cilegon ;
7. Administrasi kependudukan adalah rangkaian kegiatan
penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan data
kependudukan melalui pendaftaran penduduk, pencatatan
sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta
pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan
pembangunan sektor lain.
8. Penduduk adalah Warga Negara Indonesia dan orang asing
yang tinggal di Indonesia.
9. Warga Negara Indonesia yang selanjutnya disingkat WNI
adalah orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa
lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai WNI.
10. Orang asing adalah orang bukan WNI.
12. Dokumen Kependudukan adalah dokumen resmi yang
diterbitkan oleh Dinas yang mempunyai kekuatan hukum
sebagai alat bukti autentik yang dihasilkan dari pelayanan
Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil.
13. Pemohon adalah Warga Negara Indonesia atau Orang asing
yang mengajukan permohonan pembuatan dokumen
kependudukan.
14. Data Kependudukan adalah data perseorangan dan/atau data
agregat yang terstruktur sebagai hasil dari kegiatan
Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil.
15. Peristiwa Kependudukan adalah kejadian yang dialami
Penduduk yang harus dilaporkan karena membawa akibat
terhadap penerbitan atau perubahan KK, Kartu Tanda
Penduduk dan/atau surat keterangan kependudukan lainnya
meliputi pindah datang, perubahan alamat, serta status tinggal
terbatas menjadi tinggal tetap.
16. Pencatatan Sipil adalah Pencatatan Peristiwa Penting yang
dialami oleh seseorang dalam register Pencatatan Sipil pada
Dinas.
17. Peristiwa Penting adalah kejadian yang dialami oleh seseorang
meliputi kelahiran, kematian, lahir mati, perkawinan,
perceraian, pengakuan anak, pengesahan anak, pengangkatan
anak, perubahan nama dan perubahan status
kewarganegaraan.
18. Izin …
- 5 -
18. Izin Tinggal Terbatas adalah izin tinggal yang diberikan kepada
Orang Asing untuk tinggal di wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia dalam jangka waktu yang terbatas sesuai
dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.
19. Izin Tinggal Tetap adalah izin tinggal yang diberikan kepada
Orang Asing untuk tinggal menetap di wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan ketentuan
Peraturan Perundang-undangan.
20. Surat Keterangan Tempat Tinggal yang selanjutnya disingkat
SKTT adalah surat keterangan yang dikeluarkan oleh Dinas
yang diberikan kepada orang asing yang telah mempunyai izin
tinggal terbatas yang dikeluarkan oleh instansi yang
berwenang dalam jangka waktu tertentu.
21. Petugas Registrasi adalah pegawai negeri sipil yang diberi
tugas dan tanggung jawab memberikan pelayanan pelaporan
Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting serta
pengelolaan dan penyajian Data Kependudukan di Kelurahan.
23. Sistem Informasi Administrasi Kependudukan yang
selanjutnya disingkat SIAK adalah sistem informasi yang
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
memfasilitasi pengelolaan informasi administrasi
kependudukan di tingkat Penyelenggara dan Instansi
Pelaksana sebagai satu kesatuan.
24. Database adalah kumpulan berbagai jenis data kependudukan
yang tersimpan secara sistematik, terstruktur dan saling
berhubungan dengan menggunakan perangkat lunak,
perangkat keras dan jaringan komunikasi data.
25. Hak akses adalah hak yang diberikan oleh Menteri kepada
petugas yang ada pada Penyelenggara dan Instansi Pelaksana
untuk dapat mengakses database kependudukan sesuai
dengan izin yang diberikan.
26. Pengguna data pribadi penduduk adalah instansi pemerintah
dan swasta yang membutuhkan informasi data sesuai dengan
bidangnya.
27. Penduduk Rentan Administrasi Kependudukan yang
selanjutnya disebut Penduduk Rentan adminduk adalah
penduduk yang mengalami hambatan dalam memperoleh
dokumen penduduk yang disebabkan oleh bencana alam,
bencana sosial dan orang terlantar.
28. Biodata …
- 6 -
28. Biodata Penduduk adalah keterangan yang berisi elemen data
tentang jati diri, informasi dasar serta riwayat perkembangan
dan perubahan keadaan yang dialami oleh penduduk sejak
awal kelahiran.
29. Pindah Datang Penduduk adalah perubahan lokasi tempat
tinggal adalah untuk menetap karena perpindahan dari tempat
lama ke tempat yang baru.
30. Keluarga adalah seseorang atau sekelompok orang yang
mempunyai hubungan darah dan atau orang lain yang
bertempat tinggal dalam satu rumah/bangunan dan terdaftar
dalam KK.
31. Kepala Keluarga adalah :
a. Orang yang bertempat tinggal dengan orang lain baik
mempunyai hubungan darah maupun tidak, yang
bertanggung jawab dalam keluarga itu.
b. Orang yang bertempat tinggal seorang diri.
c. Kepala Kesatrian, asrama, Rumah yatim piatu, dan lain-lain
dimana beberapa orang bertempat tinggal bersama-sama.
30. Anggota keluarga adalah orang-orang yang nama dan identitas
biodatanya tercantum dalam KK dan secara kemasyarakatan
menjadi tanggung jawab Keluarga.
31. Pendaftaran Penduduk adalah Pencatatan biodata Penduduk,
Pencatatan atas pelaporan Peristiwa Kependudukan dan
pendataan Penduduk rentan Administrasi Kependudukan
serta penerbitan Dokumen Kependudukan berupa kartu
identitas atau surat keterangan kependudukan.
32. Nomor Induk Kependudukan, selanjutnya disingkat NIK,
adalah nomor identitas Penduduk yang bersifat unik atau
khas, tunggal dan melekat pada seseorang yang terdaftar
sebagai Penduduk Indonesia.
33. Elemen data statis adalah data yang bersifat tetap.
34. Elemen data dinamis adalah data yang mengalami perubahan
susah untuk diprediksi karena sifatnya dapat berubah.
35. Dokumen pendaftaran penduduk adalah keterangan tertulis
hasil pendaftaran penduduk yang dapat berupa Kartu
Identitas, dan Surat Keterangan yang dijadikan bukti otentik.
36. Dokumen Pencatatan Sipil adalah bukti otentik hasil
Pencatatan berupa akta-akta Pencatatan Sipil yang meliputi
Akta Kelahiran, Akta Perkawinan, Akta Perceraian, Pengakuan
Anak, Pengangkatan Anak, Akta Pengakuan dan Pengesahan
Anak dan Akta Kematian.
37. Kartu ...
- 7 -
37. Kartu Keluarga yang selanjutnya disingkat KK adalah kartu
identitas keluarga yang memuat data tentang nama, susunan,
hubungan dan jumlah anggota keluarga.
38. Kartu Tanda Penduduk Elektronik, selanjutnya disingkat KTP-
el, adalah Kartu Tanda Penduduk yang dilengkapi cip yang
merupakan identitas resmi penduduk sebagai bukti diri yang
diterbitkan oleh Instansi Pelaksana.
39. Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas)
tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.
40. Perlindungan Anak adalah segala kegiatan untuk menjamin
dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup,
tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai
dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
41. Kartu Identitas Anak yang selanjutnya disingkat menjadi KIA
adalah identitas resmi anak sebagai bukti diri anak yang
berusia kurang dari 17 tahun dan belum menikah yang
diterbitkan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten/Kota.
42. Penerbitan KIA adalah pengeluaran KIA baru, atau
penggantian KIA karena habis masa berlakunya, pindah
datang, rusak atau hilang.
43. Kantor Urusan Agama yang selanjutnya disingkat KUA adalah
satuan kerja yang melaksanakan pencatatan nikah, talak,
cerai, dan rujuk bagi penduduk yang beragama Islam.
44. Rukun tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) adalah lembaga
masyarakat yang dibentuk oleh masyarakat, diakui dan dibina
oleh pemerintah untuk memelihara dan melestarikan nilai-nilai
kehidupan masyarakat kehidupan masyarakat Indonesia
berdasarkan kegotongroyongan dan kekeluargaan serta untuk
membantu meningkatkan kelancaran tugas pemerintah,
pembangunan dan kemasyarakatan di Kelurahan.
45. Akta Pencatatan Sipil adalah Pencatatan Otentik hasil
Pencatatan tentang peristiwa kelahiran, Perkawinan dan
Perceraian bagi yang bukan beragama Islam, Pengakuan anak,
Pengesahan Anak, Pengangkatan Anak serta Kematian,
perubahan nama dan perubahan status kewarganegaraan.
46. Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut PPNS
adalah Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di Lingkungan
Pemerintah Kota Cilegon yang diberi wewenang khusus oleh
peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk
melakukan penyidikan terhadap pelanggaran peraturan
daerah.
BAB ...
- 8 -
BAB II
PENDAFTARAN PENDUDUK
Bagian Pertama
Nomor Induk Kependudukan
Pasal 2
(1) Setiap Penduduk Wajib memiliki NIK.
(2) NIK sebagaimana dimaksud ayat (1) berlaku seumur hidup
dan selamanya yang diberikan oleh Pemerintah dan
diterbitkan oleh Dinas kepada setiap penduduk setelah
dilakukan pencatatan biodata.
(3) NIK sebagaimana dimaksud ayat (1), dicantumkan dalam
setiap dokumen kependudukan.
Bagian Kedua
Pencatatan dan Penerbitan Biodata Penduduk,
KK, Kartu Tanda Penduduk Elektronik dan Kartu Identitas Anak
Paragraf 1
Pencatatan dan Penerbitan Biodata Penduduk
Pasal 3
(1) Penduduk Warga Negara Indonesia wajib melaporkan kepada
Dinas melalui Kelurahan dan Kecamatan untuk dicatat
biodatanya.
(2) Warga Negara Indonesia yang datang dari Luar Negeri karena
pindah, orang asing yang memiliki Ijin Tinggal Terbatas dan
orang asing Tinggal Tetap wajib melapor kepada Dinas untuk
dicatatkan biodatanya.
(3) Pencatatan biodata penduduk dilakukan sebagai dasar
pengisian dan pemutakhiran database kependudukan.
Pasal 4
(1) Pencatatan biodata penduduk Warga Negara Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) dilakukan
setelah memenuhi syarat berupa:
a. Surat Pengantar dari RT dan RW.
b. Dokumen Kependudukan yang dimiliki, antara lain:
1. Kutipan Akta Kelahiran;
2. Ijazah atau Surat Tanda Tamat Belajar;
3. KK;
4. KTP;
5. Kutipan Akta Perkawinan/Kutipan Akta Nikah; atau
6. Kutipan Akta Perceraian.
c. Surat…
- 9 -
c. Surat Keterangan Kepala Suku/Adat setempat, khusus
bagi komunitas terpencil/suku terasing.
(2) Pencatatan biodata penduduk bagi Warga Negara Indonesia
yang datang dari luar negeri karena pindah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) dilakukan setelah
memenuhi syarat berupa Paspor.
(3) Pencatatan biodata penduduk bagi Orang Asing yang
memiliki Izin Tinggal Terbatas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 ayat (2) dilakukan setelah memenuhi syarat berupa:
a. Paspor;
b. Kartu Izin Tinggal Terbatas; dan
c. Buku Pengawasan Orang Asing.
d. Ijin Mempekerjakan Orang Asing (IMTA)
(4) Pencatatan biodata penduduk bagi Orang Asing yang
memiliki Izin Tinggal Tetap sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 ayat (2) dilakukan setelah memenuhi syarat berupa:
a. Paspor;
b. Kartu Izin Tinggal Tetap; dan
c. Buku Pengawasan Orang Asing.
d. Ijin Mempekerjakan Orang Asing (IMTA)
Pasal 5
(1) Penduduk Warga Negara Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (1) untuk pencatatan biodatanya
membawa persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
ayat (1).
(2) Pencatatan biodata penduduk di Kelurahan dilakukan
dengan tata cara:
a. Penduduk mengisi dan menandatangani formulir biodata
penduduk Warga Negara Indonesia;
b. Petugas registrasi mencatat dalam Buku Harian
Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting;
c. Petugas registrasi melakukan verifikasi dan validasi data
penduduk;
d. Lurah menandatangani formulir biodata penduduk;
e. Petugas registrasi menyampaikan formulir biodata
penduduk kepada Camat.
(3) Surat…
- 10 -
(3) Pencatatan biodata penduduk di kecamatan, dilakukan
dengan tata cara:
a. Petugas registrasi melakukan verifikasi dan validasi data
penduduk;
b. Camat menandatangani formulir biodata penduduk;
c. Petugas registrasi menyampaikan formulir biodata
penduduk kepada Instansi Pelaksana sebagai dasar
untuk penerbitan dokumen biodata penduduk.
(4) Penerbitan dokumen biodata penduduk Warga Negara
Indonesia oleh Instansi Pelaksana, dilakukan dengan tata
cara:
a. Petugas registrasi melakukan verifikasi dan validasi
formulir biodata penduduk serta merekam data ke dalam
database kependudukan untuk mendapatkan NIK;
b. Kepala Instansi Pelaksana menerbitkan dan
menandatangani dokumen biodata penduduk setelah
yang bersangkutan mendapatkan NIK dengan Sistem
Informasi Administrasi Kependudukan.
Pasal 6
(1) Warga Negara Indonesia yang datang dari luar negeri karena
pindah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2), untuk
pencatatan biodatanya membawa persyaratan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2).
(2) Pencatatan biodata penduduk sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), dilakukan dengan tata cara:
a. Penduduk mengisi dan menandatangani Formulir
Biodata Penduduk Warga Negara Indonesia;
b. Petugas registrasi melakukan verifikasi dan validasi data
penduduk;
c. Petugas registrasi menandatangani formulir biodata
penduduk dan merekam ke dalam database
kependudukan untuk mendapatkan NIK.
(3) Kepala Instansi Pelaksana menerbitkan dan menandatangani
biodata penduduk setelah yang bersangkutan mendapatkan
NIK dengan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan.
Pasal …
- 11 -
Pasal 7
(1) Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Terbatas dan Orang
Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2), untuk pencatatan
biodatanya membawa persyaratan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (3) dan ayat (4).
(2) Pencatatan biodata Orang Asing sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), dilakukan dengan tata cara:
a. Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Terbatas mengisi
dan menandatangani Formulir Biodata Orang Asing
Tinggal Terbatas;
b. Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap mengisi
dan menandatangani Formulir Biodata Orang Asing
Tinggal Tetap;
c. Petugas registrasi melakukan verifikasi dan validasi data
penduduk;
d. Petugas registrasi menandatangani formulir biodata
Orang Asing dan merekam ke dalam database
kependudukan untuk mendapatkan NIK.
(3) Kepala Instansi Pelaksana menerbitkan dan menandatangani
biodata Orang Asing setelah yang bersangkutan
mendapatkan NIK dengan Sistem Informasi Administrasi
Kependudukan.
Pasal 8
(1) Dalam hal terjadi perubahan biodata bagi penduduk Warga
Negara Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat
(1), Warga Negara Indonesia yang datang dari luar negeri
karena pindah atau Orang Asing sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (2), wajib melaporkan kepada Instansi
Pelaksana untuk dicatatkan perubahan biodatanya.
(2) Pencatatan perubahan biodata sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan dengan menggunakan :
a. Surat Pernyataan Perubahan Data Kependudukan;
b. Formulir Perubahan Biodata Penduduk Warga Negara
Indonesia;
c. Formulir Perubahan Biodata Orang Asing Tinggal
Terbatas; atau
d. Formulir Perubahan Biodata Orang Asing Tinggal Tetap.
(3) Pencatatan ...
- 12 -
(3) Pencatatan perubahan biodata penduduk Warga Negara
Indonesia di Kelurahan, dilakukan dengan tata cara:
a. Penduduk mengisi dan menandatangani Surat
Pernyataan Perubahan Data Kependudukan dan
Formulir Perubahan Biodata Penduduk Warga Negara
Indonesia;
b. Petugas registrasi mencatat dalam Buku Harian
Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting;
c. Petugas registrasi melakukan verifikasi dan validasi data
kependudukan;
d. Lurah menandatangani formulir perubahan biodata
penduduk;
e. Petugas registrasi menyampaikan Surat Pernyataan
Perubahan Data Kependudukan dan Formulir
Perubahan Biodata Penduduk Warga Negara Indonesia
kepada camat.
(4) Pencatatan perubahan biodata penduduk Warga Negara
Indonesia di kecamatan dilakukan dengan tata cara:
a. Petugas registrasi melakukan verifikasi dan validasi data
penduduk;
b. Camat menandatangani Formulir Perubahan Biodata
Penduduk Warga Negara Indonesia;
c. Petugas registrasi menyampaikan Formulir Perubahan
Biodata Penduduk Warga Negara Indonesia kepada
Instansi Pelaksana.
(5) Pencatatan perubahan biodata penduduk Warga Negara
Indonesia di Instansi Pelaksana dilakukan dengan tata cara
melakukan verifikasi dan validasi data penduduk serta
merekam data ke dalam database kependudukan.
(6) Kepala Instansi Pelaksana menerbitkan dan menandatangani
biodata penduduk yang telah diubah.
(7) Pencatatan biodata penduduk bagi Orang Asing yang
memiliki Izin Tinggal Terbatas dan Orang Asing yang
memiliki Izin Tinggal Tetap di Instansi Pelaksana
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan dengan tata
cara:
a. Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Terbatas mengisi
dan menandatangani Surat Pernyataan Perubahan Data
Kependudukan dan Formulir Perubahan Biodata Orang
Asing Tinggal Terbatas;
b. Orang ...
- 13 -
b. Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap mengisi
dan menandatangani Surat Pernyataan Perubahan Data
Kependudukan dan Formulir Perubahan Biodata Orang
Asing Tinggal Tetap;
c. Petugas registrasi melakukan verifikasi dan validasi data
penduduk;
d. Petugas registrasi menandatangani formulir perubahan
biodata Orang Asing dan merekam ke dalam Database
Kependudukan.
(8) Kepala Instansi Pelaksana menerbitkan dan menandatangani
biodata Orang Asing yang telah diubah.
Pasal 9
Perubahan biodata penduduk bagi Warga Negara Indonesia,
Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Terbatas dan Orang Asing
yang memiliki Izin Tinggal Tetap yang mengalami peristiwa
penting di luar wilayah Republik Indonesia, wajib dilaporkan
kepada Instansi Pelaksana paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja
sejak kembali ke Republik Indonesia
Paragraf 2
Penerbitan KK
Pasal 10
(1) Penduduk Warga Negara Indonesia wajib melaporkan
susunan keluarganya kepada Dinas melalui Lurah dan
Camat.
(2) Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap wajib
melaporkan susunan keluarganya kepada Dinas.
(3) Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
sebagai dasar untuk penerbitan KK.
(4) Penerbitan KK baru bagi penduduk sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dilakukan setelah memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
b. Izin Tinggal Tetap bagi Orang Asing;
c. Fotokopi atau menunjukkan Kutipan Akta Nikah/Kutipan
Akta Perkawinan, dan Fotokopi akte perceraian;
d. Surat Keterangan Pindah/Surat Keterangan Pindah
Datang bagi penduduk yang pindah dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia; atau
e. Surat …
- 14 -
e. Surat Keterangan Datang dari Luar Negeri yang
diterbitkan oleh Dinas bagi Warga Negara Indonesia yang
datang dari luar negeri karena pindah.
(5) Setiap penduduk WNI atau orang asing tinggal tetap hanya
dapat didaftarkan dalam satu KK.
(6) Nomor KK berlaku selamanya, kecuali terjadi perubahan
Kepala Keluarga.
(7) Penerbitan KK bagi penduduk yang datang dari luar Kota
Cilegon dilakukan secara bersamaan dengan penerbitan KTP-
el oleh Dinas.
Pasal 11
(1) Perubahan KK dilakukan apabila karena:
a. penambahan anggota keluarga dalam KK bagi penduduk
yang mengalami kelahiran;
b. penambahan anggota keluarga numpang KK;
c. penambahan anggota keluarga bagi orang asing yang
memiliki izin tetap;
d. pengurangan anggota keluarga di dalam KK;
e. perubahan biodata penduduk; atau
f. hilang atau rusak.
(2) Perubahan KK karena penambahan anggota keluarga dalam
KK bagi penduduk yang mengalami kelahiran sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan setelah memenuhi
syarat berupa:
a. KK lama;
b. Fotokopi Kutipan Akta Nikah/Akta Perkawinan;
c. Fotokopi Surat Keterangan Kelahiran dari Bidan/Rumah
Sakit/Rumah Bersalin/ Surat Keterangan Kelahiran dari
Ketua RT/RW;
(3) Perubahan KK karena penambahan anggota keluarga untuk
menumpang ke dalam KK sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf b dilakukan setelah memenuhi syarat berupa:
a. KK lama;
b. KK yang akan ditumpangi;
c. Surat Keterangan Pindah Datang bagi penduduk yang
pindah dalam Wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
d. Surat …
- 15 -
d. Surat Keterangan Datang dari Luar Negeri bagi Warga
Negara Indonesia yang datang dari luar negeri karena
pindah;
e. Kutipan Akta Nikah/Kutipan Akta Perkawinan;
f. Kutipan Akta Perceraian; dan/atau
g. Kutipan Akta Kematian.
(4) Perubahan KK karena penambahan anggota keluarga bagi
Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap untuk
menumpang ke dalam KK Warga Negara Indonesia atau
Orang Asing dilakukan setelah memenuhi syarat berupa:
a. KK lama atau KK yang ditumpangi;
b. Fotokopi Paspor dengan memperlihatkan aslinya;
c. Fotokopi Kartu Izin Tinggal Tetap; dan
d. Surat Keterangan Tanda Melapor Diri bagi Orang Asing
Izin Tinggal Tetap;
(5) Perubahan KK karena pengurangan anggota keluarga dalam
KK bagi penduduk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11
ayat (1) dan ayat (2) dilakukan setelah memenuhi syarat
berupa:
a. KK lama;
b. Surat keterangan kematian; atau
c. Surat Keterangan Pindah/Surat Keterangan Pindah
Datang bagi penduduk yang pindah dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
(6) Penerbitan KK karena hilang atau rusak bagi penduduk
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1) dan ayat (2)
dilakukan setelah memenuhi syarat berupa:
a. Surat Kehilangan dari Kelurahan/Kecamatan atau
Kepolisian;
b. KK yang rusak;
c. Fotokopi atau menunjukkan dokumen kependudukan dari
salah satu anggota keluarga; atau
d. Dokumen keimigrasian (Fotokopi Paspor, KITAP, Surat
Tanda Melapor dari Kepolisian bagi Orang Asing Izin
Tinggal Tetap)
Pasal 12
1. Proses penerbitan atau perubahan KK di Kelurahan
dilakukan dengan tata cara :
a. Pemohon …
- 16 -
a. Pemohon mengisi dan menandatangani formulir
permohonan KK;
b. Petugas register mencatat dalam Buku Harian Peristiwa
Kependudukan dan Peristiwa Penting;
c. Petugas register melakukan verifikasi dan validasi data
penduduk;
d. Lurah atau Pejabat Esselon IV menandatangani formulir
permohonan KK; dan
e. Pemohon meneruskan berkas formulir permohonan KK ke
Petugas register Kecamatan sebagai dasar proses
penerbitan atau perubahan KK di Kecamatan.
(2) Proses penerbitan atau perubahan KK di Kecamatan
sebagaimana dimaksud pada pasal 10 ayat (4) dan pasal 11
ayat (1), dilakukan dengan tata cara:
a. Petugas melakukan verifikasi dan validasi data penduduk;
b. Petugas melakukan perekaman data ke dalam Database
Kependudukan;
c. Petugas operator mencetak KK;
1. KK baru;
2. KK Penambahan anggota keluarga;
3. KK pengurangan anggota keluarga;
4. KK yang rusak; dan
5. KK pengganti yang hilang.
d. KK diparaf oleh Camat dan Sekretaris Kecamatan atau
Kepala Seksi Pemerintahan atau dua Pejabat setingkat
esselon IV dan petugas operator;
e. Petugas Dinas melakukan verifikasi dan validasi KK yang
akan ditandatangan oleh Kepala Dinas;
f. KK ditandatangani oleh Kepala Dinas;
g. Penyerahan KK dilakukan oleh Kecamatan dalam 4
(empat) rangkap dengan rincian:
a) lembar ke 1 untuk arsip penduduk;
b) lembar ke 2 untuk arsip RT;
c) lembar ke 3 untuk arsip Kelurahan;
d) lembar ke 4 untuk arsip Kecamatan.
(3) Penerbitan atau perubahan KK di Dinas bagi penduduk yang
datang dari luar kota Cilegon sebagaimana dimaksud pada
pasal 10 ayat (4) dan pasal 11 ayat (1), dilakukan dengan tata
cara:
a. Petugas Register menerima berkas penduduk yang datang
dari luar Kota Cilegon;
b. Petugas …
- 17 -
b. Petugas Register Melakukan Validasi dan Verifikasi Data
Penduduk;
c. Petugas Operator melakukan perekaman data kedalam
database kependudukan;
d. Petugas Operator Mencetak KK Pindah Datang dari Luar
Kota Cilegon;
e. KK Pindah Datang dari Luar Kota Kota Cilegon diparaf
oleh Kepala Bidang kependudukan dan Kepala Seksi
Pendaftaran Penduduk atau Kepala Seksi Mutasi
Penduduk atau Dua Kepala Seksi di Bidang
Kependudukan, dan petugas operator;
f. Kepala Dinas menandatangani KK pindah datang dari luar
Kota Cilegon.
Pasal 13
(1) Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) wajib melapor kepada
Dinas dengan menyerahkan persyaratan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 ayat (4).
(2) Penerbitan KK bagi Orang Asing yang memiliki izin tinggal
menetap dilakukan dengan tata Cara :
a. Orang asing yang memiliki izin tinggal tetap mengisi dan
menandatangani formulir permohonan KK orang Asing;
b. Petugas melakukan verifikasi dan validasi data penduduk
Orang Asing Izin Tinggal Tetap;
c. Petugas melakukan input data kedalam database
kependudukan;
d. KK Orang Asing diparaf oleh Kepala Bidang
Kependudukan dan Kepala Seksi Pendaftaran Penduduk
atau Kepala Seksi Mutasi Penduduk atau Dua Kepala
Seksi di Bidang Kependudukan dan petugas operator;
e. Kepala Dinas menerbitkan dan menandatangani KK Orang
Asing.
Pasal 14
(1) Pembetulan KK dilakukan untuk KK yang mengalami
kesalahan tulis redaksional pada Dinas yang menerbitkan
KK, baik atas inisiatif Kepala Dinas, atau diminta oleh
Pemohon paling lambat sejak diterima oleh pemohon.
(2) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Dinas membuat KK baru untuk menggantikan KK dimana
terdapat kesalahan tulis redaksional dan menarik serta
mencabut KK lama dari Pemohon.
(3) Dinas …
- 18 -
(3) Dinas melegalisasi KK yang diterbitkan di Kota Cilegon, dan
KK daerah lain dengan memperlihatkan Aslinya setelah
dilakukan verifikasi dan validasi melalui Sistem Informasi
Administrasi Kependudukan.
(4) KK yang diterbitkan di Kecamatan domisili penduduk di Kota
Cilegon dapat dilakukan legalisasi oleh Camat atau
Sekretaris Kecamatan atau Kepala Seksi Pemerintahan atau
Pejabat Setingkat Esselon IV dengan tata cara sebagai
berikut:
a. Harus memperlihatkan KK aslinya;
b. Harus dilakukan verifikasi oleh operator Kecamatan ke
database melalui Sistem Informasi Administrasi
Kependudukan.
(5) Formulir yang berkaitan dengan penerbitan KK WNI dan KK
WNA tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.
Paragraf 3
Penerbitan KTP-el
Pasal 15
(1) Penerbitan KTP-el baru bagi penduduk Warga Negara
Indonesia, dilakukan setelah memenuhi syarat berupa:
a. Telah berusia 17 (tujuh belas) tahun atau sudah kawin
atau pernah kawin.
(2) Penerbitan KTP-el baru bagi Orang Asing yang memiliki Izin
Tinggal Tetap, dilakukan setelah memenuhi syarat berupa:
a. Telah berusia 17 (tujuh belas) tahun atau sudah kawin
atau pernah kawin;
b. Fotokopi :
1. KK;
2. Kutipan Akta Nikah/Kutipan Akta Perkawinan bagi
penduduk yang belum berusia 17 (tujuh belas) tahun;
3. Kutipan Akta Kelahiran;
4. Paspor dan Kartu Izin Tinggal Tetap;
5. Surat Tanda Melapor Diri dari Kepolisian.
6. Ijin Mempekerjakan Orang Asing (IMTA)
Pasal 16
(1) Penerbitan KTP-el karena hilang atau rusak bagi penduduk
Warga Negara Indonesia atau Orang Asing yang memiliki Izin
Tinggal Tetap, dilakukan setelah memenuhi syarat berupa:
a. surat keterangan kehilangan dari Kecamatan/Kelurahan
atau kepolisian;
b. fotokopi …
- 19 -
b. fotokopi KK;
c. Paspor dan Izin Tinggal Tetap bagi Orang Asing; dan
d. KTP-el yang rusak.
(2) Penerbitan KTP-el karena pindah datang bagi penduduk
Warga Negara Indonesia atau Orang Asing yang memiliki Izin
Tinggal Tetap, dilakukan setelah memenuhi syarat berupa:
a. Surat Keterangan Pindah/Surat Keterangan Pindah
Datang;
b. Surat Keterangan Datang dari Luar Negeri bagi Warga
Negara Indonesia yang datang dari luar negeri karena
pindah;
c. Fotokopi Kartu Izin Tinggal Tetap bagi Orang asing; dan
d. Penerbitan KTP-el bagi WNI dan Orang Asing yang
memiliki Izin Tinggal Tetap karena datang ke Kota Cilegon
dilakukan di Dinas.
(3) Penerbitan KTP-el karena perpanjangan bagi Orang Asing
yang memiliki Izin Tinggal Tetap, dilakukan setelah
memenuhi syarat berupa:
a. fotokopi KK;
b. Kartu Tanda Penduduk lama; dan
c. fotokopi Paspor, Izin Tinggal Tetap yang telah
diperpanjang, dan Surat Keterangan melapor diri dari
Kepolisian bagi Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal
Tetap.
(4) Penerbitan Kartu Tanda Penduduk karena adanya perubahan
data bagi penduduk Warga Negara Indonesia atau Orang
Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap, dilakukan setelah
memenuhi syarat berupa:
a. fotokopi KK;
b. Kartu Tanda Penduduk lama; dan
c. Surat keterangan/bukti perubahan peristiwa
kependudukan dan peristiwa penting.
Pasal 17
(1) Proses penerbitan Kartu Tanda Penduduk di Kecamatan,
dilakukan dengan tata cara:
a. Pelayanan penerbitan KTP-el bagi penduduk yang belum
melakukan Perekaman (Data Sudah Terdaftar dalam
Database Kependudukan dan Pelayanan perekaman KTP-
el menggunakan perangkat statis yang Online);
1. Pemohon …
- 20 -
1. Pemohon melapor kepada petugas pelayanan
administrasi kependudukan di tempat pelayanan KTP-
el, dengan mengisi formulir permohonan dan
membawa persyaratan berupa fotokopi KK dan data
pendukung lainnya seperti fotcopy buku nikah,
fotokopi akte perceraian, fotokopi Ijasah dan dokumen
pendukung lainnya;
2. Petugas pelayanan administrasi kependudukan
menerima berkas, memverifikasi, memvalidasi, dan
mencatat dalam buku harian, kemudian
menyampaikan kepada Operator KTP-el (Jika ada
perubahan elemen data supaya mengikuti Pedoman
Teknis Perubahan Biodata);
3. Operator KTP-el menerima berkas, kemudian
membuka biodata penduduk, membacakan kepada
penduduk, selanjutnya merekam pas Foto,
tandatangan, sidik jari tangan dan iris mata;
4. Operator memverifikasi data pemohon dengan
merekam sidik jari telunjuk tangan kanan dan tangan
kiri penduduk serta meminta pemohon
menandatangani pernyataan kebenaran data secara
elektronik;
5. Operator memvalidasi hasil perekaman dengan
merekam sidik jari tangannya dan menyerahkan
berkas kepada petugas pelayanan administrasi
kependudukan;
6. Operator memastikan data hasil perekaman KTP-el
elektronik tersimpan dalam server AFIS di tempat
pelayanan dan terkirim ke Pusat Data Kementerian
Dalam Negeri;
7. Petugas pelayanan administrasi kependudukan
mengarsipkan berkas dan memberikan Salinan
Formulir Permohonan kepada penduduk sebagai bukti
perekaman kepada penduduk dan untuk pengambilan
KTP-el;
8. Camat menandatangani formulir permohonan
pencetakan KTP-el ke Dinas;
9. Petugas …
- 21 -
9. Petugas Dinas melakukan verifikasi dan validasi
permohonan KTP-el yang akan di cetak di Dinas;
10. Petugas operator kecamatan mencetak Kartu tanda
penduduk di Dinas;
11. Petugas pelayanan administrasi kependudukan di
Kecamatan menginformasikan dan menyerahkan KTP-
el kepada penduduk.
(3) Pelayanan penerbitan KTP-el Pengganti (Rusak Secara Fisik)
dilakukan dengan tata cara:
1. Pemohon melapor kepada petugas pelayanan
administrasi kependudukan di tempat pelayanan KTP-el,
dengan membawa berkas (KTP-el yang rusak secara fisik
dan isian formulir permohonan);
2. Petugas pelayanan administrasi kependudukan
Kecamatan, menerima berkas, meneliti memverifikasi,
memvalidasi dan mencatat dalam buku harian,
kemudian menyampaikan ke Petugas pelayanan
administrasi kependudukan Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Kota;
3. Petugas pelayanan administrasi kependudukan Dinas
menerima berkas, meneliti memverifikasi, memvalidasi
dan mencatat dalam buku harian, kemudian
menyampaikan ke operator Kecamatan;
4. Operator Kecamatan mencetak KTP-el di Dinas;
5. Petugas pelayanan administrasi kependudukan di
Kecamatan menginformasikan dan menyerahkan KTP-el
kepada pemohon.
(4) Pelayanan penerbitan KTP-el Pengganti (Hilang), dilakukan
dengan tata cara:
a. Pemohon melapor kepada petugas pelayanan
administrasi kependudukan di tempat pelayanan KTP-el,
dengan membawa berkas (isian formulir permohonan,
Surat Keterangan Kehilangan dari
Kelurahan/Kecamatan/kepolisian dan fotokopi KK);
b. Petugas pelayanan administrasi kependudukan
Kecamatan, menerima berkas, meneliti memverifikasi,
memvalidasi dan mencatat dalam buku harian,
kemudian menyampaikan ke Petugas pelayanan
administrasi kependudukan Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Kota;
c. Petugas …
- 22 -
c. Petugas pelayanan administrasi kependudukan Dinas
menerima berkas, meneliti memverifikasi, memvalidasi
dan mencatat dalam buku harian, kemudian
menyampaikan ke operator Kecamatan;
d. Operator Kecamatan menerima berkas, kemudian
mencetak KTP-el di Dinas;
e. Petugas pelayanan administrasi kependudukan di
Kecamatan menginformasikan dan menyerahkan KTP-el
kepada pemohon.
(5) Pelayanan penerbitan KTP-el Pengganti (Perubahan elemen
data) dilakukan dengan tata cara:
a. Pemohon melapor kepada petugas pelayanan
administrasi kependudukan di tempat pelayanan KTP-el,
dengan membawa berkas (KTP-el Lama, isian formulir
Biodata Penduduk, dan fotokopi dokumen pendukung
lainnya untuk mengoreksi elemen data yang mengalami
perubahan);
b. Petugas pelayanan administrasi kependudukan
Kecamatan, menerima berkas, meneliti memverifikasi,
memvalidasi dan mencatat dalam buku harian,
kemudian menyampaikan ke Petugas pelayanan Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kota, memberikan
salinan permohonan kepada penduduk;
c. Petugas pelayanan Dinas menerima berkas, meneliti
memverifikasi, memvalidasi dan mencatat dalam buku
harian, kemudian menyampaikan ke operator
Kecamatan;
d. Operator Kecamatan menerima berkas, kemudian
memperbaiki data yang mengalami perubahan
menggunakan Aplikasi SIAK;
e. Operator Kecamatan kemudian mencetak KTP-el di
Dinas;
f. Petugas pelayanan administrasi kependudukan di
Kecamatan menginformasikan dan menyerahkan KTP-el
kepada penduduk.
(6) Pelayanan penerbitan KTP-el Pengganti (Perpindahan
Penduduk WNI dalam NKRI)
Pelayanan penerbitan KTP-el pengganti di Kecamatan
disebabkan adanya perpindahan penduduk WNI dalam satu
wilayah Kabupaten/Kota, dilakukan dengan tata cara :
a. Pemohon …
- 23 -
a. Pemohon melapor kepada petugas pelayanan
administrasi kependudukan di tempat pelayanan KTP-el
dengan membawa berkas (KTP-el dari daerah asal, Surat
Keterangan Pindah yang ditandatangani oleh penduduk
dan pejabat yang berwenang), mengisi formulir
permohonan kedatangan dan menyerahkan kepada
petugas pelayanan administrasi kependudukan
Kecamatan;
b. Petugas pelayanan administrasi kependudukan
Kecamatan menerima berkas, meneliti memverifikasi,
memvalidasi dan mencatat dalam buku harian,
kemudian menyampaikan kepada operator;
c. Operator menerima berkas dan melakukan proses
pindah datang penduduk sesuai dengan klasifikasi
pindah (dalam satu satu kelurahan, antar kelurahan
dan antar kecamatan) dan jenis kepindahan
menggunakan aplikasi SIAK;
d. Operator mencetak KK;
e. Petugas pelayanan dinas menerima berkas dan KK,
meneliti memverifikasi, memvalidasi memproses
penandatanganan dan di stempel, mencatat dalam buku
harian dan menyampaikan berkas kepada petugas
operator KTP-el;
f. Operator Kecamatan menerima berkas dan mencetak
KTP-el dengan alamat yang baru kemudian dilakukan
personalisasi KTP-el;
g. operator Kecamatan menyerahkan KTP-el dengan alamat
yang baru dan berkas kepada petugas pelayanan
Kecamatan;
h. petugas pelayanan administrasi kependudukan
kecamatan menerima dan menyerahkan KTP-el dengan
alamat yang baru kepada penduduk sekaligus menarik
KTP-el dengan alamat yang lama;
i. Petugas pelayanan administrasi kependudukan di
Kecamatan menginformasikan dan menyerahkan KTP-el
dengan alamat yang lama ke petugas pelayanann
administrasi kependudukan Dinas;
j. Petugas pelayanan administrasi kependudukan di Dinas
menerima dan mengarsipkan KTP-el dengan alamat yang
lama.
(7) Proses …
- 24 -
(7) Proses penerbitan Kartu Tanda Penduduk di Dinas,
dilakukan dengan tata cara:
a. Pelayanan penerbitan KTP-el bagi penduduk yang belum
melakukan Perekaman (Data Sudah Terdaftar dalam
Database Kependudukan dan Pelayanan perekaman KTP-
el elektronik menggunakan perangkat statis yang Online):
1. Pemohon melapor kepada petugas pelayanan
administrasi kependudukan di tempat pelayanan KTP-
el, dengan mengisi formulir permohonan dan
membawa persyaratan berupa fotokopi KK dan data
pendukung lainnya seperti fotcopy buku nikah,
fotokopi akte perceraian, fotokopi Ijasah dan dokumen
pendukung lainnya;
2. Petugas pelayanan administrasi kependudukan
menerima berkas, memverifikasi, memvalidasi, dan
mencatat dalam buku harian, kemudian
menyampaikan kepada Operator KTP-el (Jika ada
perubahan elemen data supaya mengikuti Pedoman
Teknis Perubahan Biodata);
3. Operator KTP-el menerima berkas, kemudian
membuka biodata penduduk, membacakan kepada
penduduk, selanjutnya merekam pas Foto,
tandatangan, sidik jari tangan dan iris mata;
4. Operator memverifikasi data penduduk dengan
merekam sidik jari telunjuk tangan kanan dan tangan
kiri penduduk serta meminta penduduk
menandatangani pernyataan kebenaran data secara
elektronik;
5. Operator memvalidasi hasil perekaman dengan
merekam sidik jari tangannya dan menyerahkan
berkas kepada petugas pelayanan administrasi
kependudukan;
6. Operator memastikan data hasil perekaman KTP-el
elektronik tersimpan dalam server AFIS di tempat
pelayanan dan terkirim ke Pusat Data Kementerian
Dalam Negeri;
7. Petugas pelayanan administrasi kependudukan
mengarsipkan berkas dan memberikan Salinan
Formulir Permohonan kepada penduduk sebagai bukti
perekaman kepada penduduk dan untuk pengambilan
KTP-el;
8. Petugas …
- 25 -
8. Petugas Dinas melakukan verifikasi dan validasi serta
melakukan pencetakan KTP-el kemudian dilakukan
personalisasi KTP-el;
9. Petugas pelayanan administrasi kependudukan Dinas
menginformasikan dan menyerahkan KTP-el kepada
pemohon.
b. Pelayanan Penerbitan KTP-el Elektronik bagi penduduk
yang belum melakukan perekaman (data belum terdaftar
dalam database kependudukan, dilakukan dengan tata
cara :
1. Pemohon melapor ke tempat pelayanan KTP-el dengan
membawa berkas (Formulir permohonan dan formulir
biodata penduduk yang telah ditanfatangani
penduduk dan Lurah yang dilengkapi dengan
persyaratan fotokopi akta kelahiran atau fotokopi
ijasah yang dimiliki, fotokopi buku nikah/akte
perkawinan atau fotokopi akta perceraian atau surat
keterangan dari Kepala adat setempat);
2. Petugas pelayanan administrasi kependudukan
menerima berkas, memverifikasi, memvalidasi dan
mencatat dalam buku harian, kemudian
menyampaikan kepada Operator;
3. Operator Dinas menerima berkas dan merekam hasil
pengisian Formulir biodata penduduk menggunakan
aplikasi SIAK;
4. Operator Dinas melakukan input biodata
pendudukdan perekaman KTP-el;
5. Operator Dinas melakukan Pencetakan KTP-el
kemudian dilakukan personalisasi KTP-el;
6. Petugas pelayanan administrasi kependudukan Dinas
menginformasikan dan menyerahkan KTP-el kepada
pemohon.
c. Pelayanan penerbitan KTP-el Pengganti (Rusak Secara
Fisik)
1. Pemohon melapor kepada petugas pelayanan di Dinas,
dengan membawa berkas (KTP-el yang rusak secara
fisik dan isian formulir permohonan);
2. Petugas pelayanan di Dinas, menerima berkas dan
KTP-el yang salah data, meneliti, memverifikasi dan
memvalidasi, mencatat dalam buku harian, kemudian
menyampaikan ke operator Dinas;
3. Operator …
- 26 -
3. Operator Dinas menerima berkas, kemudian mencetak
KTP-el kemudian dilakukan personalisasi KTP-el;
4. Operator Dinas menampilkan data dalam chip pada
layar monitor memastika kesesuaian data yang tertera
pada hasil cetakan KTP-el, kemudian menyerahkan
KTP-el dan berkas kepada Kepala Seksi yang ditugasi
memverifikasi data KTP-el Dinas;
5. Kepala Seksi yang ditugasi memverifikasi data KTP-el
di Dinas meneliti dan mencocokan hasil cetakan KTP-
el dengan berkas, kemudian menyerahkan KTP-el dan
berkas kepada petugas pelayanan Dinas;
6. Petugas pelayanan Dinas menyerahkan KTP-el kepada
pemohon dan mengarsipkan berkas dan KTP-el yang
rusak.
d. Pelayanan penerbitan KTP-el Pengganti (Hilang).
1. Pemohon melapor kepada petugas pelayanan di Dinas,
dengan membawa berkas (isian formulir permohonan,
Surat Keterangan Kehilangan dari
Kelurahan/Kecamatan/Kepolisian dan fotokopi KK);
2. Petugas pelayanan di Dinas, menerima berkas dan
KTP-el yang salah data, meneliti, memverifikasi dan
memvalidasi, mencatat dalam buku harian, kemudian
menyampaikan ke operator Dinas;
3. Operator Dinas menerima berkas, kemudian mencetak
KTP-el kemudian dilakukan personalisasi KTP-el;
4. Operator Dinas menampilkan data dalam chip pada
layar monitor memastika kesesuaian data yang tertera
pada hasil cetakan KTP-el, kemudian menyerahkan
KTP-el dan berkas kepada Kepala Seksi yang ditugasi
memverifikasi data KTP-el Dinas;
5. Kepala Seksi yang ditugasi memverifikasi data KTP-el
di Dinas meneliti dan mencocokan hasil cetakan KTP-
el dengan berkas, kemudian menyerahkan KTP-el dan
berkas kepada petugas pelayanan Dinas;
6. Petugas pelayanan Dinas menyerahkan KTP-el kepada
pemohon dan mengarsipkan berkas.
e. Pelayanan penerbitan KTP-el Pengganti (Perubahan
elemen data)
1. Pemohon …
- 27 -
1. Pemohon melapor kepada petugas pelayanan di Dinas,
dengan membawa berkas (KTP-el Lama, isian formulir
BiodataPenduduk, dan fotokopi dokumen pendukung
lainnya untuk mengoreksi elemen data yang
mengalami perubahan);
2. Petugas pelayanan di Dinas, menerima berkas,
meneliti, memverifikasi dan memvalidasi, mencatat
dalam buku harian, kemudian menyampaikan ke
operator Dinas;
3. Operator Dinas menerima berkas dan memperbaiki
data yang salah menggunakan Aplikasi SIAK;
4. Operator Dinas mencetak KTP-el kemudian dilakukan
personalisasi KTP-el;
5. Operator Dinas menampilkan data dalam chip pada
layar monitor memastika kesesuaian data yang tertera
pada hasil cetakan KTP-el, kemudian menyerahkan
KTP-el dan berkas kepada Kepala Seksi yang ditugasi
memverifikasi data KTP-el Dinas;
6. Kepala Seksi yang ditugasi memverifikasi data KTP-el
di Dinas meneliti dan mencocokan hasil cetakan KTP-
el dengan berkas, kemudian menyerahkan KTP-el dan
berkas kepada petugas pelayanan Dinas;
7. Petugas pelayanan Dinas menyerahkan KTP-el kepada
penduduk dan mengarsipkan berkas dan KTP-el lama.
f. Pelayanan penerbitan KTP-el Pengganti (Perpindahan
Penduduk WNI antar Kabupaten/Kota)
1. Pemohon melapor dengan membawa berkas (KTP-el
dari daerah asal, Surat Keterangan Pindah yang
ditandatangani oleh penduduk dan pejabat yang
berwenang) mengisi formulir permohonan kedatangan
dan menyerahkan kepada petugas pelayanan Dinas;
2. Petugas pelayanan dinas menerima berkas, mencatat
dalam buku harian, dan mengembalikan KTP-el
dengan alamat lama kepada pemiliknya kemudian
menyampaikan kepada Kepala Seksi yang membidangi
pendaftaran penduduk untuk diperiksa dan
membubuhkan paraf pada berkas;
3. Kepala Seksi menerima,meneliti, memverifikasi, dan
memvalidasi dan memaraf, kemudian diserahkan
kepada Administrator Database;
4. Administrator …
- 28 -
4. Administrator Database menerima berkas dan
menarik biodata penduduk dari Data Centre melalui
aplikasi SIAK kemudian menyerahkan berkas kepada
Operator untuk dilakukan proses pindah datang
menggunakan aplikasi SIAK;
5. Operator Dinas menerima berkas dan melakukan
proses pindah datang penduduk sesuai dengan
klasifikasi pindah (antar Kabupaten/Kota, antar
Propinsi) menggunakan aplikasi SIAK dan mencetak
KK;
6. Operator membuka aplikasi AFIS (Benroller)
menampilkan biodata dan mengecek kesesuaian data
dan mencetak KTP-el dengan alamat yang baru;
7. Operator Dinas menampilkan data dalam chip pada
layar monitor memastikan kesesuaian data yang
tertera pada hasil cetakan KTP-el dengan alamat yang
baru, kemudian menyerahkan KTP-el dengan alamat
yang baru dan berkas kepada Kepala Seksi yang
ditugasi memverifikasi data KTP-el dengan alamat
yang baru di Dinas;
8. Petugas pelayanan Dinas menyerahkan KK dan KTP-el
dengan alamat yang baru kepada pemohon.
g. Pelayanan pendaftaran penduduk menggunakan
Perangkat Mobile (Keliling)
1. Pelayanan Kartu keluarga
a) Petugas Register menerima berkas penduduk;
b) Petugas Register Melakukan Validasi dan Verifikasi
Data Penduduk;
c) Petugas Operator melakukan perekaman data kedalam
database kependudukan;
d) Petugas Operator Mencetak Kartu Keluarga;
e) Kartu Keluarga diparaf oleh Kepala Bidang
kependudukan dan Kepala Seksi Pendaftaran
Penduduk atau Kepala Seksi Mutasi Penduduk atau
Dua Kepala Seksi di Bidang Kependudukan, dan
petugas operator;
f) Kepala Dinas menandatangani Kartu Keluarga;
g) Kartu Keluarga di Serahkan kepada Penduduk oleh
petugas.
2. Pelayanan KTP Elektronik
a) Petugas Register menerima berkas penduduk;
b) Pemohon …
- 29 -
b) Pemohon mengisi Formulir Permohonan dan
membawa Fotocopy Kk dan KTP-el Lama/rusak
atau surat keterangan kehilangan KTP-el;
c) Petugas register menerima formulir permohonan
KTP-el, memverifikasi, memvalidasi, dan mencatat
dalam buku harian (Jika ada perubahan elemen
data supaya mengikuti Pedoman Teknis
Perubahan Biodata).
d) Operator melakukan perekaman dengan membuka
biodata penduduk, membacakan kepada
penduduk selanjutnya merekam pas Foto, tanda
tangan, sidik jari dan iris mata;
e) Operator memverifikasi data penduduk dengan
merekam sidik jari telunjuk tangan kanan dan
tangan kiri penduduk serta meminta penduduk
menandatangani pernyataan kebenaran data
secara elektronik;
f) Operator memvalidasi hasil perekaman dengan
merekam sidik jari tangannya dan memastikan
biodata penduduk tersimpan;
g) Operator memberikan salinan Formulir
Permohonan kepada pemohon sebagai bukti sudah
melakukan perekaman dan untuk pengambilan
KTP-el;
h) Operator mengarsipkan Formulir Permohonan;
i) Operator melakukan Back Up data hasil
perekaman dan mengirim melalui Server AFIS
yang tersambung dengan Pusat Data Kementerian
Dalam Negeri di Kecamatan terdekat atau Dinas;
j) Kemudian Operator melakukan Pencetakan dan
Personalisasi KTP-el di Mobil Pelayanan
Keliling/Dinas
3. Pelayanan Kartu Identitas Anak
a) Pemohon mengisi Formulir Permohonan Kartu
Identitas Anak;
b) Petugas register menerima formulir permohonan
Kartu Identitas Anak, memverifikasi, memvalidasi,
dan mencatat dalam buku harian.
c) Operator melakukan verifikasi Kartu Keluarga dan
Akte Kelahiran dan upload foto pemohon;
d) Kemudian …
- 30 -
d) Kemudian Operator melakukan Pencetakan Kartu
Identitas Anak di Mobil Pelayanan Keliling/Dinas
Pasal 18
(1) Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap wajib melapor
kepada Dinas dengan membawa persyaratan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2) dan Pasal 16.
(2) Dinas memproses Penerbitan Kartu Tanda Penduduk Orang
Asing sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dengan tata
cara:
a. Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap mengisi dan
menandatangani formulir permohonan Kartu Tanda
Penduduk Orang Asing;
b. Petugas Operator melakukan verifikasi dan validasi data
penduduk;
c. Petugas Operator melakukan perekaman data ke dalam
database kependudukan;
d. Petugas operator Dinas mencetak KTP-el kemudian
dilakukan personalisasi KTP-el untuk Orang Asing yang
memiliki Izin Tinggal Tetap.
Pasal 19
Dalam hal KTP-el Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap
diterbitkan karena perpanjangan, sesuai dengan masa berlaku
Kartu Izin Tinggal Tetap.
Pasal 20
(1) Dalam KTP-el dimuat Foto berwarna dari penduduk yang
bersangkutan, dengan ketentuan :
a. Penduduk yang lahir pada tahun ganjil, latar belakang
Foto berwarna merah; atau
b. Penduduk yang lahir pada tahun genap, latar belakang
Foto berwarna biru.
(2) Foto sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan ketentuan
70% tampak wajah dan dapat menggunakan jilbab.
Pasal 21
(1) Pembetulan KTP-el dilakukan untuk KTP-el yang mengalami
kesalahan tulis redaksional yaitu pada elemen data dinamis
kecuali NIK yang merupakan elemen data statis pada Dinas
yang menerbitkan KTP-el, baik atas inisiatif Dinas, atau
diminta oleh Pemohon.
(2) Elemen …
- 31 -
(2) Elemen data dinamis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri dari:
a. nama;
b. laki-laki atau perempuan;
c. agama;
d. status perkawinan;
e. alamat;
f. pekerjaan;
g. kewarganegaraan;
h. pas foto;
i. masa berlaku;
j. tempat dan tanggal dikeluarkan KTP-el; dan
k. tanda tangan pemilik KTP-el.
(3) Berdasarkan permintaan Pemohon sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), Kepala Dinas menerbitkan KTP-el baru untuk
menggantikan KTP-el dimana terdapat kesalahan tulis
redaksional dan menarik serta mencabut KTP-el lama dari
Pemohon.
(4) Berdasarkan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Dinas
menarik dan mencabut KTP-el.
(5) Dinas melegalisasi KTP-el yang diterbitkan di Kota Cilegon
atau daerah lain melalui Aplikasi Sistem Informasi
Administrasi Kependudukan.
(6) Legalisasi KTP-el sebagaimana dimaksud pada ayat (5)
dilakukan oleh Dinas atau Kecamatan.
Paragraf 4
Penerbitan Surat Keterangan Tempat Tinggal
Pasal 22
(1) Setiap orang asing yang tinggal di Kota Cilegon dan telah
memiliki ijin tinggal terbatas, wajib memiliki SKTT;
(2) Dinas memproses Penerbitan SKTT sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), dengan tata cara :
a. Petugas menerima berkas permohonan Penerbitan SKTT
dari Orang Asing atau Agen Tenaga Kerja Asing;
b. Petugas operator melakukan verifikasi dan validasi data
penduduk;
c. Petugas operator merekam data kedalam database
kependudukan;
d. Petugas…
- 32 -
d. Petugas operator mencetak SKTT;
e. SKTT diparaf oleh Kepala Bidang Kependudukan dan
Kepala Seksi Pendaftaran Penduduk atau Kepala Seksi
Mutasi Penduduk atau Dua Kepala Seksi di Bidang
Kependudukan dan petugas operator;
f. Kepala Dinas menandatangani SKTT;
(3) Persyaratan penerbitan SKTT Bagi Orang Asing Izin Tinggal
Terbatas, yakni :
a. Fotokopi Paspor;
b. Fotokopi Kartu Izin Tinggal Terbatas yang masih Berlaku;
c. Fotokopi Surat Keterangan Melapor Diri dari Kepolisian;
d. Foto Berukuruan 4x6 sebanyak 2 Lembar.
e. Ijin Mempekerjakan Orang Asing (IMTA)
(4) Orang Asing yang telah memiliki SKTT wajib membawa pada
saat bepergian.
Paragraf 5
Penerbitan Kartu Identitas Anak
Pasal 23
(1) Dinas menerbitkan KIA baru bagi anak kurang dari 5 tahun
bersamaan dengan penerbitan kutipan akta kelahiran.
(2) Dalam hal anak kurang dari 5 tahun sudah memiliki akta
kelahiran tetapi belum memiliki KIA, penerbitan KIA
dilakukan setelah memenuhi persyaratan:
a. fotocopy kutipan akta kelahiran dan menunjukan
kutipan akta kelahiran aslinya;
b. KK asli orang tua/Wali;dan
c. KTP-el asli kedua orang tuanya/wali.
(3) Dinas menerbitkan KIA untuk anak usia 5 tahun sampai
dengan usia 17 tahun kurang satu hari, dengan
persyaratan:
a. fotocopy kutipan akta kelahiran dan menunjukan
kutipan akta kelahiran aslinya;
b. KK asli orang tua/Wali;
c. KTP-el asli kedua orang tuanya/wali; dan
d. pas foto Anak berwarna ukuran 2 x 3 sebanyak 2 (dua)
lembar.
(4) Persyaratan…
- 33 -
(4) Persyaratan penerbitan KIA baru bagi anak WNI yang baru
datang dari Luar Negeri mengikuti ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) disertai dengan surat
keterangan datang dari luar negeri yang diterbitkan oleh
Dinas.
Pasal 24
Dinas menerbitkan KIA, dengan tata cara :
a. Pemohon menyerahkan berkas persyaratan penerbitan KIA;
b. Petugas loket memeriksa berkas persyaratan penerbitan KIA;
c. Operator melakukan verifikasi ke dalam database
kependudukan melalui SIAK;
d. Kepala Seksi Pendaftaran Penduduk melakukan verifikasi
berkas persyaratan dan malakukan paraf list cetak KIA;
e. Kepala Bidang Kependudukan Menandatangani List Cetakan
KIA;
f. Operator Mencetak KIA;
g. Kepala Dinas menandatangani KIA;
h. Hasil cetakan KIA dilakukan registrasi oleh Petugas Register;
i. Petugas Loket Menyerahkan KIA kepada Pemohon.
Pasal 25
Dinas menerbitkan kembali KIA yang hilang atau yang rusak
setelah pemohon mengajukan permohonan penerbitan KIA
dengan melampirkan surat keterangan kehilangan dari
kepolisian dan memnyerahkan KIA yang rusak.
Pasal 26
Dinas menerbitkan KIA karena pindah datang setelah
memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3
ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) disertai surat keterangan
pindah/surat keterangan pindah datang.
Pasal 27
(1) Masa berlaku KIA baru untuk anak kurang dari 5 tahun
adalah sampai anak berusia 5 tahun.
(2) Masa berlaku KIA untuk anak diatas 5 tahun adalah sampai
anak berusia 17 tahun kurang satu hari.
Pasal…
- 34 -
Pasal 28
(1) Dinas menerbitkan KIA baru anak orang asing, dilakukan
setelah pemohon memenuhi persyaratan:
a. fotocopy paspor dan izin tinggal tetap;
b. KK asli orang tua; dan
c. KTP-el asli kedua orang tuanya.
(2) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
pada usia anak bayi baru lahir hingga menginjak usia anak
5 tahun.
(3) Persyaratan penerbitan KIA sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) yang dilakukan untuk anak usia 5 tahun sampai
dengan usia 17 tahun kurang satu hari, dilengkapi dengan
pas foto Anak berwarna ukuran 4 x 6 sebanyak 2 (dua)
lembar.
Pasal 29
Masa berlaku KIA Anak Orang Asing sama dengan izin tinggal
tetap orang tuanya.
Pasal 30
Dinas menerbitkan kembali KIA yang hilang setelah pemohon
mengajukan permohonan penerbitan KIA dengan melampirkan
surat keterangan kehilangan dari kepolisian.
Pasal 31
Dinas menerbitkan kembali KIA yang rusak setelah pemohon
mengajukan permohonan penerbitan KIA dengan dilampiri KIA
yang rusak.
Pasal 32
Dinas menerbitkan KIA karena pindah datang dilakukan setelah
memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28
ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) disertai surat keterangan
pindah/surat keterangan pindah datang.
Pasal 33
(1) KIA dapat diberikan kepada pemohon atau orang tuanya di
kantor Dinas atau kecamatan atau Kelurahan.
(2) Dinas …
- 35 -
(2) Dinas dapat menerbitkan KIA dalam pelayanan keliling
dengan cara jemput bola di sekolah-sekolah, rumah sakit,
taman bacaan, tempat hiburan anak-anak dan tempat
layanan lainnya, agar cakupan kepemilikan KIA dapat
maksimal.
Pasal 34
(1) Terhadap anak yang telah memiliki paspor, orang tua anak
melaporkan ke Dinas dengan menyerahkan persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) untuk
menerbitkan KIA.
(2) Kepala Dinas menandatangani dan menerbitkan KIA.
(3) KIA dapat diberikan kepada pemohon atau orang tuanya di
kantor Dinas.
(4) Formulir yang berkaitan dengan Kartu Identitas Anak (KIA),
tercantum dalam lampiran I yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Walikota ini
Bagian Kedua
Pendaftaran Peristiwa Kependudukan
Paragraf 1
Perubahan Alamat
Pasal 35
(1) Perubahan alamat akan berakibat kepada perubahan
dokumen kependudukan.
(2) Perubahan alamat sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilakukan atas terjadinya :
a. Pemekaran wilayah Kecamatan, Kelurahan, RT/RW;
b. Penghapusan dan atau penggabungan Kecamatan,
Kelurahan, RT/RW;
c. Perubahan nama Lingkungan, Jalan, Kelurahan/
Kecamatan/Kota;
(3) Perubahan alamat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pasal 36
(1) Dokumen kependudukan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 35 ayat (1) berupa :
a. KK dan KTP-el untuk penduduk WNI dan orang asing
yang memiliki ijin tinggal tetap;
b. SKTT …
- 36 -
b. SKTT untuk orang asing yang memiliki ijin tinggal
terbatas;
(2) Penerbitan perubahan dokumen pendaftaran penduduk
sebagaimana dimaksud dalam pasal 35 ayat (1) dilakukan
oleh Dinas dan unsur Instansi terkait.
Paragraf 2
Pendaftaran Pindah Datang Penduduk Warga Negara Indonesia
dalam Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pasal 37
(1) Persyaratan dan tata cara pendaftaran perpindahan
penduduk Warga Negara Indonesia dalam Wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia dilakukan dengan
memperhatikan klasifikasi perpindahan penduduk.
(2) Klasifikasi perpindahan penduduk sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), sebagai berikut :
a. Antar RT / RW dalam satu Kelurahan;
b. Antar kelurahan dalam satu kecamatan;
c. Antar kecamatan dalam satu kabupaten/kota;
d. Antar kabupaten atau kota dalam satu provinsi; atau
e. Antar provinsi.
(3) Pendaftaran pindah datang penduduk sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), dilakukan dengan menerbitkan
surat keterangan Pindah datang dengan ketentuan sebagai
berikut :
a. Penerbitan surat keterangan pindah datang bagi WNI
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, dilakukan
oleh Lurah setempat;
b. Penerbitan surat keterangan pindah datang bagi WNI
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, dilakukan
oleh Lurah asal dan surat Keterangan pindah datang
dilakukan oleh Lurah tujuan;
c. Penerbitan surat keterangan pindah datang bagi WNI
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c, dilakukan
oleh Camat asal dan surat Keterangan pindah datang
dilakukan oleh Camat tujuan;
d. Penerbitan surat keterangan pindah datang bagi WNI
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d dan e, di
terbitkan dan ditandatangani oleh Dinas di daerah asal.
Pasal …
- 37 -
Pasal 38
(1) Pelaporan pendaftaran perpindahan penduduk Warga Negara
Indonesia dengan klasifikasi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 37 ayat (2) huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e,
dilakukan dengan memenuhi syarat berupa surat pengantar
RT/RW, KK, Kartu Tanda Penduduk, Fotokopi Data
Pendukung seperti Buku Nikah, Akta Perceraian, dan Surat
Keterangan untuk mendapatkan Surat Keterangan Pindah.
(2) Surat Keterangan Pindah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), berlaku selama 30 (tiga puluh) hari kerja.
(3) Pada saat diserahkan Surat Keterangan Pindah sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) kepada Penduduk, KTP-el yang
bersangkutan tetap dipegang sampai penduduk
mendapatkan KTP-el baru di daerah tujuan.
(4) Surat Keterangan Pindah sebagaimana dimaksud pada ayat
(3), berlaku sebagai pengganti KTP-el selama KTP-el baru
belum diterbitkan.
(5) Pada saat diserahkan Surat Keterangan Pindah sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) kepada penduduk :
a. Bagi yang pindah kepala keluarga, dilakukan pencoretan
dalam KK dan penghapusan dalam database oleh Instansi
yang menerbitkan surat keterangan pindah;
b. Bagi salah satu anggota keluarga yang pindah atau yang
meninggal dunia dilakukan pencoretan dalam KK dan
Penghapusan dalam database, kemudian diterbitkan KK
baru pengganti KK induk oleh Instansi yang menerbitkan
surat keterangan pindah;
Pasal 39
(1) Penduduk Warga Negara Indonesia yang bermaksud pindah
dengan klasifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36
ayat (2) huruf a, melapor kepada Lurah dengan memenuhi
syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37.
(2) Pendaftaran penduduk Warga Negara Indonesia di Kelurahan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan tata
cara sebagai berikut:
a. Pemohon mengisi dan menandatangani Formulir
Permohonan Pindah;
b. Petugas register mencatat dalam Buku Harian Peristiwa
Kependudukan dan Peristiwa Penting;
c. Petugas …
- 38 -
d.
c. Petugas register melakukan verifikasi dan validasi data
penduduk;
d. Lurah menerbitkan dan menandatangani Surat
Keterangan Pindah Datang; dan
e. Petugas register mencatat dalam Buku Induk Penduduk
dan Buku Mutasi Penduduk.
(3) Surat Keterangan Pindah Datang sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf a digunakan sebagai dasar untuk :
a. proses perubahan KK bagi kepala/anggota keluarga dalam
KK yang tidak pindah;
b. proses penerbitan KK dan Kartu Tanda Penduduk dengan
alamat baru; dan
c. perekaman ke dalam database kependudukan.
Pasal 40
(1) Penduduk Warga Negara Indonesia yang bermaksud pindah
dengan klasifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36
ayat (2) huruf b, melapor kepada Lurah dengan memenuhi
syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37.
(2) Pendaftaran penduduk Warga Negara Indonesia di Kelurahan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan tata
cara:
a. Pemohon mengisi dan menandatangani Formulir
Permohonan Pindah;
b. Petugas register mencatat dalam Buku Harian Peristiwa
Kependudukan dan Peristiwa Penting;
c. Petugas register melakukan verifikasi dan validasi data
penduduk;
d. Lurah menerbitkan dan menandatangani Surat
Keterangan Pindah;
e. Petugas register mencatat dalam Buku Induk Penduduk
dan Buku Mutasi Penduduk; dan
f. Surat Keterangan Pindah sebagaimana dimaksud pada
huruf d diserahkan kepada penduduk untuk dilaporkan
kepada Lurah tujuan.
(3) Surat Keterangan Pindah sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf d digunakan sebagai dasar :
a. proses perubahan KK bagi kepala/anggota keluarga dalam
KK yang tidak pindah;
b. proses penerbitan KK dan KTP-el dengan alamat baru; dan
c. perekaman ke dalam database kependudukan.
Pasal …
- 39 -
Pasal 41
(1) Penduduk Warga Negara Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 39, melaporkan kedatangannya kepada Lurah
tempat tujuan dengan menunjukkan Surat Keterangan
Pindah.
(2) Pendaftaran penduduk Warga Negara Indonesia di Kelurahan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan tata
cara:
a. Pemohon mengisi dan menandatangani Formulir
Permohonan Pindah Datang untuk mendapatkan Surat
Keterangan Pindah Datang;
b. Petugas register mencatat dalam Buku Harian Peristiwa
Kependudukan dan Peristiwa Penting;
c. Petugas register melakukan verifikasi dan validasi data
penduduk; dan
d. Lurah menerbitkan dan menandatangani Surat
Keterangan Pindah Datang.
(3) Surat Keterangan Pindah Datang sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf d, digunakan sebagai dasar :
a. proses penerbitan KK dan Kartu Tanda Penduduk dengan
alamat baru; dan
b. perekaman ke dalam database kependudukan.
Pasal 42
(1) Penduduk Warga Negara Indonesia yang bermaksud pindah
dengan klasifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36
ayat (2) huruf c, melapor kepada Lurah dengan memenuhi
syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37.
(2) Pendaftaran penduduk Warga Negara Indonesia di Kelurahan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan tata
cara:
a. Penduduk mengisi dan menandatangani Formulir
Permohonan Pindah;
b. Petugas registrasi melakukan verifikasi dan validasi data
penduduk;
c. Petugas registrasi mencatat dalam Buku Harian Peristiwa
Kependudukan dan Peristiwa Penting;
d. Lurah mengetahui dan membubuhkan tanda tangan pada
Surat Pengantar dari RT/RW;
e. Petugas registrasi mencatat dalam Buku Induk Penduduk
dan Buku Mutasi Penduduk; dan
f. Petugas …
- 40 -
f. Petugas registrasi meneruskan berkas Formulir
Permohonan Pindah sebagaimana dimaksud dalam huruf
a dan Surat Pengantar sebagaimana dimaksud pada huruf
d kepada Camat.
(3) Pendaftaran penduduk Warga Negara Indonesia di
kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c
dilakukan dengan tata cara:
a. Petugas melakukan verifikasi dan validasi data penduduk;
b. Camat menerbitkan dan menandatangani Surat
Keterangan Pindah; dan
c. Surat Keterangan Pindah sebagaimana dimaksud pada
huruf b diserahkan kepada penduduk untuk dilaporkan
Camat tujuan.
(4) Surat Keterangan Pindah sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) huruf b digunakan sebagai dasar :
a. proses perubahan KK bagi kepala/anggota keluarga dalam
KK yang tidak pindah; dan
b. perekaman ke dalam database kependudukan.
Pasal 43
(1) Penduduk Warga Negara Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 41, melaporkan kedatangannya kepada Lurah di
tempat tujuan dengan menunjukkan Surat Keterangan
Pindah.
(2) Pendaftaran penduduk warga negara Indonesia di Kelurahan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan tata
cara:
a. Penduduk mengisi dan menandatangani formulir
permohonan pindah datang;
b. Petugas registrasi mencatat dalam Buku Harian Peristiwa
Kependudukan dan Peristiwa Penting;
c. Petugas Registrasi melakukan verifikasi dan validasi data
penduduk; dan
d. Lurah menandatangani dan meneruskan Formulir
Permohonan Pindah Datang sebagaimana dimaksud
dalam huruf a kepada Camat.
(3) Pendaftaran penduduk di Kecamatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf d dilakukan dengan tata cara :
a. Petugas …
- 41 -
a. Petugas melakukan verifikasi dan validasi data penduduk;
dan
b. Camat menerbitkan dan menandatangani Surat
Keterangan Pindah Datang.
(4) Surat Keterangan Pindah Datang sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) huruf b, digunakan sebagai dasar :
a. proses penerbitan KK dan Kartu Tanda Penduduk dengan
alamat baru; dan
b. perekaman ke dalam database kependudukan.
Pasal 44
(1) Penduduk Warga Negara Indonesia yang bermaksud pindah
dengan klasifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36
ayat (2) huruf d dan huruf e, melapor kepada Lurah dengan
memenuhi syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37.
(2) Pendaftaran penduduk Warga Negara Indonesia di Kelurahan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan tata
cara:
a. Penduduk mengisi dan menandatangani Formulir
Permohonan Pindah;
b. Petugas registrasi mencatat dalam Buku Harian Peristiwa
Kependudukan dan Peristiwa Penting;
c. Petugas registrasi melakukan verifikasi dan validasi data
penduduk;
d. Lurah menandatangani Surat Pengantar Pindah antar
kabupaten/kota atau antar provinsi;
e. Petugas registrasi mencatat dalam Buku Induk Penduduk
dan Buku Mutasi Penduduk; dan
f. Petugas registrasi meneruskan berkas Formulir
Permohonan Pindah sebagaimana dimaksud pada huruf a
dan Surat Pengantar Pindah sebagaimana dimaksud pada
huruf d kepada Camat.
(3) Pendaftaran penduduk di Kecamatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf f dilakukan dengan tata cara:
a. Petugas …
- 42 -
a. Petugas melakukan verifikasi dan validasi data penduduk;
b. Camat menandatangani Surat Pengantar Pindah antar
kabupaten/kota atau antar provinsi sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) huruf f; dan
c. Petugas registrasi menyampaikan Formulir Permohonan
Pindah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf f dan
Surat Pengantar Pindah sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) huruf b kepada Dinas sebagai dasar penerbitan Surat
Keterangan Pindah.
(4) Kepala Dinas menerbitkan dan menandatangani Surat
Keterangan Pindah serta menyerahkan kepada penduduk
untuk dilaporkan ke daerah tujuan.
(5) Surat Keterangan Pindah sebagaimana dimaksud pada ayat
(4) digunakan sebagai dasar :
a. proses perubahan KK bagi kepala/anggota keluarga dalam
KK yang tidak pindah; dan
b. perekaman ke dalam database kependudukan.
Pasal 45
(1) Penduduk Warga Negara Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 40, melaporkan kedatangannya kepada Lurah di
tempat tujuan dengan menunjukkan Surat Keterangan
Pindah.
(2) Pendaftaran penduduk Warga Negara Indonesia di Kelurahan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan tata
cara:
a. Penduduk mengisi dan menandatangani Formulir
Permohonan Pindah Datang;
b. Petugas registrasi mencatat dalam Buku Harian Peristiwa
Kependudukan dan Peristiwa Penting;
c. Petugas registrasi melakukan verifikasi dan validasi data
penduduk; dan
d. Lurah menandatangani dan meneruskan Formulir
Permohonan Pindah Datang sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf a kepada camat.
(3) Pendaftaran penduduk di Kecamatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf d dilakukan dengan tata cara:
a. Petugas …
- 43 -
a. Petugas melakukan verifikasi dan validasi data penduduk;
b. Camat menandatangani Formulir Permohonan Pindah
Datang dan menyampaikan kepada Dinas sebagai dasar
penerbitan Surat Keterangan Pindah Datang.
(4) Kepala Dinas menerbitkan dan menandatangani Surat
Keterangan Pindah Datang.
(5) Surat Keterangan Pindah Datang sebagaimana dimaksud
pada ayat (4), digunakan sebagai dasar :
a. proses penerbitan KK dan Kartu Tanda Penduduk dengan
alamat baru; dan
b. perekaman ke dalam database kependudukan.
(6) Formulir yang berkaitan dengan pendaftaran penduduk
Pindah Datang WNI tercantum dalam lampiran I yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota
ini.
Paragraf 3
Pendaftaran Penduduk Yang Bertransmigrasi
Pasal 46
Persyaratan pelaporan pendaftaran penduduk yang akan
bertransmigrasi meliputi :
a. Surat Pengantar RT/RW;
b. KK;
c. KTP-el;
d. Kartu Seleksi Calon Transmigran; dan
e. Surat Pemberitahuan Pemberangkatan.
Pasal 47
(1) Setiap penduduk yang akan bertransmigrasi dengan
klasifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (2)
huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e berlaku persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42, dengan tata cara
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39, Pasal 40, Pasal 41,
dan Pasal 42 Peraturan Walikota ini.
(2) Pelaporan penduduk yang akan bertransmigrasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dibantu oleh
instansi yang menangani urusan transmigrasi.
Paragraf …
- 44 -
Paragraf 4
Pendaftaran Pindah Datang Orang Asing
dalam Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pasal 48
(1) Persyaratan dan tata cara perpindahan Orang Asing yang
memiliki Izin Tinggal Terbatas dan Orang Asing yang
memiliki Izin Tinggal Tetap dalam Wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia dilakukan dengan memperhatikan
klasifikasi perpindahan penduduk.
(2) Klasifikasi perpindahan Orang Asing sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), sebagai berikut:
a. dalam kabupaten/kota;
b. antar kabupaten/kota dalam satu provinsi; atau
c. antar provinsi.
Pasal 49
(1) Pelaporan pendaftaran Pindah Datang Orang Asing yang
memiliki Izin Tinggal Tetap dalam wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dilakukan dengan memenuhi syarat
berupa:
a. KK;
b. Kartu Tanda Penduduk untuk orang asing;
c. Fotokopi Paspor dengan menunjukkan aslinya;
d. Fotokopi Kartu Izin Tinggal Tetap;
e. Menunjukkan buku Pengawasan Orang Asing; dan
f. Surat Keterangan Tanda Melapor Diri dari Kepolisian.
(2) Pelaporan pendaftaran Pindah Datang Orang Asing yang
memiliki Izin Tinggal Terbatas dalam wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia, dilakukan dengan memenuhi
syarat berupa:
a. Surat Keterangan Tempat Tinggal;
b. Fotokopi Paspor;
c. Fotokopi Kartu Izin Tinggal Terbatas; dan
d. Surat Keterangan Tanda Melapor Diri dari Kepolisian.
Pasal 50
(1) Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Terbatas atau Orang
Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap yang bermaksud
pindah dengan klasifikasi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 48 ayat (2) huruf a, melapor kepada Dinas dengan
membawa persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
49.
(2) Pendaftaran …
- 45 -
(2) Pendaftaran Orang Asing di Dinas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan dengan tata cara:
a. Orang Asing mengisi dan menandatangani Formulir Surat
Keterangan Pindah Datang;
b. Petugas registrasi melakukan verifikasi dan validasi data;
c. Kepala Dinas menandatangani Surat Keterangan Pindah
Datang;
d. Petugas merekam data dalam database kependudukan;
dan
e. Petugas menyampaikan lembar kedua Surat Keterangan
Pindah Datang kepada Lurah tempat tinggal asal.
(3) Surat Keterangan Pindah Datang sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf c digunakan sebagai dasar:
a. Perubahan KK bagi kepala/anggota keluarga dalam KK
yang tidak pindah;
b. Penerbitan Surat Keterangan Tempat Tinggal dengan
alamat baru bagi Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal
Terbatas; atau
c. Penerbitan KK dan Kartu Tanda Penduduk dengan alamat
baru bagi Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap.
(4) Dinas menyampaikan data Pindah Datang Orang Asing
kepada Camat dan Lurah setiap Bulan.
Pasal 51
(1) Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Terbatas atau Orang
Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap yang bermaksud
pindah dengan klasifikasi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 48 ayat (2) huruf b dan huruf c, melapor kepada Dinas
dengan membawa persyaratan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 49.
(2) Pendaftaran Orang Asing di Dinas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan dengan tata cara:
a. Orang Asing mengisi dan menandatangani Formulir Surat
Keterangan Pindah Datang;
b. Petugas melakukan verifikasi dan validasi data;
c. Kepala Dinas menandatangani Surat Keterangan Pindah
Datang dan menyerahkan kepada Orang Asing untuk
dilaporkan ke daerah tujuan; dan
d. Petugas merekam data dalam database kependudukan;
e. Surat …
- 46 -
e. Surat Keterangan Pindah Datang sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf c digunakan sebagai dasar perubahan
KK bagi kepala/anggota keluarga dalam KK yang tidak
pindah.
Pasal 52
(1) Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Terbatas atau Orang
Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap yang bermaksud
pindah dengan klasifikasi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 48 ayat (2) huruf b dan huruf c, melaporkan
kedatangannya kepada Instansi Pelaksana daerah tujuan
dengan menyerahkan Surat Keterangan Pindah Datang.
(2) Pendaftaran Orang Asing di Dinas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan dengan tata cara:
a. Petugas melakukan verifikasi dan validasi data;
b. Kepala Dinas menandatangani Surat Keterangan Pindah
Datang; dan
c. Petugas merekam data dalam database kependudukan.
(3) Surat Keterangan Pindah Datang sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf b digunakan sebagai dasar :
a. penerbitan KK dan Kartu Tanda Penduduk dengan alamat
baru bagi Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Tetap;
atau
b. penerbitan Surat Keterangan Tempat Tinggal dengan
alamat baru bagi Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal
Terbatas.
(4) Dinas menyampaikan data Pindah Datang Orang Asing
kepada Camat dan Lurah.
(5) Formulir yang berkaitan dengan Pendaftaran Penduduk
Pindah Datang WNA tercantum dalam Lampiran I yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota
ini.
Bagian Ketiga
Pendaftaran Pindah Datang Antar Negara
Pasal 53
Perpindahan penduduk antar negara, meliputi klasifikasi sebagai
berikut:
a. Penduduk Warga Negara Indonesia pindah ke luar negeri
untuk menetap dalam jangka waktu 1 (satu) tahun atau lebih
berturut-turut;
b. Warga Negara Indonesia datang dari luar negeri karena pindah
dan menetap di Indonesia;
c. Orang …
- 47 -
d. Orang Asing datang dari luar negeri dengan Izin Tinggal
Terbatas;
d. Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Terbatas atau Izin
Tinggal Tetap yang akan pindah ke luar negeri.
Pasal 54
(1) Pendaftaran bagi penduduk Warga Negara Indonesia yang
akan pindah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 huruf a
dilakukan setelah memenuhi syarat berupa:
a. Surat pengantar pindah dari RT dan RW;
b. KK; dan
c. KTP-el.
(2) Pendaftaran bagi Warga Negara Indonesia yang datang dari
luar negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 huruf b
dilakukan dengan memenuhi syarat berupa paspor atau
dokumen pengganti paspor.
(3) Pendaftaran bagi orang asing yang datang dari luar negeri
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 huruf c dilakukan
dengan memenuhi syarat berupa:
a. Paspor;
b. Izin Tinggal Terbatas; dan
c. Surat Keterangan Melapor Diri dari Kepolisian.
(4) Pendaftaran bagi Orang Asing yang akan pindah ke luar
negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 huruf d
dilakukan dengan memenuhi syarat berupa:
a. KK dan KTP-el bagi Orang Asing yang memiliki izin tinggal
tetap; dan
b. SKTT bagi Orang Asing yang memiliki izin tinggal terbatas.
Pasal 55
(1) Penduduk Warga Negara Indonesia yang akan pindah ke luar
negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 huruf a,
melapor kepada Lurah dengan membawa syarat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 54 ayat (1).
(2) Pendaftaran penduduk Warga Negara Indonesia di Kelurahan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan dengan tata
cara:
a. Penduduk mengisi dan menandatangani formulir Surat
Pengantar Pindah ke Luar Negeri;
b. Petugas …
- 48 -
c. Petugas registrasi mencatat dalam Buku Harian Peristiwa
Kependudukan dan Peristiwa Penting;
d. Petugas registrasi melakukan verifikasi dan validasi data
penduduk;
d. Lurah mengetahui dan menandatangani serta
meneruskan Surat Pengantar Pindah ke Luar Negeri
sebagaimana dimaksud dalam huruf a kepada Camat; dan
e. Petugas registrasi mencatat dalam Buku Induk Penduduk
dan Buku Mutasi Penduduk.
(3) Pendaftaran penduduk di Kecamatan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf d, dilakukan dengan tata cara:
a. Surat Pengantar Pindah ke Luar Negeri dari penduduk
diketahui Camat dengan membubuhkan tandatangan;
b. Petugas melakukan verifikasi dan validasi data penduduk;
c. Petugas meneruskan Surat Pengantar Pindah ke Luar
Negeri pada Dinas; dan
d. Petugas registrasi mencatat dalam buku Induk penduduk
dan buku mutasi penduduk.
(4) Pendaftaran penduduk Warga Negara Indonesia di Instansi
Pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c,
dilakukan dengan tata cara:
a. Petugas menerima Surat Pengantar Pindah ke Luar Negeri
dari penduduk disertai persyaratan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 54 ayat (1) huruf b dan huruf c;
b. Petugas melakukan verifikasi dan validasi data penduduk;
c. Petugas registrasi, melakukan penghapusan data
penduduk yang akan pindah ke Luar Negeri yang ada
dalam database kependudukan.
d. Kepala Dinas menerbitkan dan menandatangani Surat
Keterangan Pindah ke Luar Negeri;
e. Petugas registrasi mencabut Kartu Tanda Penduduk
penduduk yang telah mendapat Surat Keterangan Pindah
ke Luar Negeri;
f. Dalam hal satu keluarga pindah ke luar negeri, KK
penduduk yang pindah dicabut oleh Dinas; dan
g. Dalam hal satu orang atau beberapa orang dari satu
keluarga pindah ke luar negeri, Dinas melakukan
perubahan KK bagi anggota keluarga yang tinggal.
Pasal …
- 49 -
Pasal 56
(1) Surat Keterangan Pindah ke Luar Negeri sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 55 ayat (4) huruf c, digunakan untuk
pengurusan paspor dan pelaporan pada perwakilan Republik
Indonesia negara tujuan.
(2) Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dicatat di
perwakilan Republik Indonesia dalam buku register Warga
Negara Indonesia di luar negeri.
Pasal 57
(1) Warga Negara Indonesia yang datang dari luar negeri
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 huruf b, melapor
kepada Instansi Pelaksana dengan membawa syarat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 ayat (2).
(2) Dinas melakukan pendaftaran sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), dengan tata cara:
a. Warga Negara Indonesia mengisi dan menandatangani
formulir Surat Keterangan Datang dari Luar Negeri;
b. Petugas melakukan verifikasi dan validasi data;
c. Kepala Dinas menerbitkan dan menandatangani Surat
Keterangan Datang dari Luar Negeri, KK dan Kartu Tanda
Penduduk; dan
d. Petugas merekam data dalam database kependudukan.
(3) Warga Negara Indonesia yang telah mendapatkan KK dan
Kartu Tanda Penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf c, melaporkan kedatangannya kepada camat, Lurah
dan RT/RW tempat domisili dengan menyerahkan Surat
Keterangan Datang dari Luar Negeri.
(4) Lurah melakukan pendaftaran Warga Negara Indonesia yang
melaporkan kedatangannya sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dengan cara petugas registrasi mencatat dalam Buku
Harian Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting, Buku
Induk Penduduk, dan Buku Mutasi Penduduk.
Pasal 58
(1) Orang Asing yang datang dari luar negeri sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 53 huruf c, melapor kepada Dinas
dengan membawa syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal
54 ayat (3).
(2) Dinas melakukan pendaftaran sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), dengan tata cara:
a. Orang Asing mengisi dan menandatangani formulir
Pendaftaran Orang Asing Tinggal Terbatas;
b. Petugas melakukan verifikasi dan validasi data;
c. Kepala Dinas menerbitkan dan menandatangani Surat
Keterangan Tempat Tinggal; dan
d. Petugas …
- 50 -
d. Petugas merekam data dalam database kependudukan.
(3) Dinas menyampaikan data Pindah Datang Orang Asing
kepada Camat dan Lurah setiap bulan.
(4) Kelurahan dan kecamatan tidak menerbitkan dokumen
Orang Asing yang berdomisili di wilayahnya
(5) Lurah melakukan pencatatan Orang Asing yang telah
memiliki Surat Keterangan Tempat Tinggal yang diterbitkan
oleh Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dengan cara
petugas registrasi mencatat dalam Buku Harian Peristiwa
Kependudukan dan Peristiwa Penting, Buku Induk
Penduduk, dan Buku Mutasi Penduduk.
(6) Lurah dan Camat melakukan pemantauan dan pengawasan
Orang asing di wilayahnya
Pasal 59
(1) Orang Asing yang memiliki Izin Tinggal Terbatas yang
berubah status menjadi Izin Tinggal Tetap, melapor kepada
Dinas dengan membawa persyaratan:
a. Paspor;
b. SKTT;
c. Kartu Izin Tinggal Tetap; dan
d. Surat Keterangan Melapor Diri dari Kepolisian.
(2) Pendaftaran Orang Asing di Dinas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), dilakukan dengan tata cara:
a. Orang Asing mengisi dan menandatangani formulir
Pendaftaran Orang Asing Tinggal Tetap;
b. Petugas melakukan verifikasi dan validasi data;
c. Kepala Dinas menerbitkan dan menandatangani KK bagi
Orang Asing; dan
d. Petugas registrasi merekam data dalam database
kependudukan.
(3) Dinas menyampaikan data Pindah Datang Orang Asing
kepada Camat dan Lurah.
(4) Lurah melakukan Pendaftaran Orang Asing yang melaporkan
kedatangannya sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dengan
cara petugas registrasi mencatat dalam Buku Harian
Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting, Buku Induk
Penduduk, dan Buku Mutasi Penduduk.
Pasal 60
a. Orang Asing yang akan pindah ke luar negeri sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 54 huruf d, melapor kepada Instansi
Pelaksana dengan membawa persyaratan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 55 ayat (4).
b. Pendaftaran …
- 51 -
c. Pendaftaran Orang Asing di Dinas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), dilakukan dengan tata cara:
a. Orang Asing mengisi dan menandatangani formulir
Keterangan Pindah ke Luar Negeri;
b. Petugas melakukan verifikasi dan validasi data;
c. Kepala Dinas menyimpan KK dan Kartu Tanda Penduduk
Orang Asing atau Surat Keterangan Tempat Tinggal dari
Orang Asing yang akan pindah;
d. Petugas merekam data dalam database kependudukan;
dan
e. Petugas menyampaikan formulir Keterangan Pindah ke
Luar Negeri kepada camat dan Lurah tempat domisili.
d. Lurah melakukan Pendaftaran Orang Asing yang telah pindah
ke luar negeri sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf e
dengan cara petugas registrasi mencatat dalam Buku Harian
Peristiwa Kependudukan dan Peristiwa Penting, Buku Induk
Penduduk, dan Buku Mutasi Penduduk.
e. Formulir yang berkaitan dengan pendaftaran penduduk
Pindah Datang antar negara, tercantum dalam lampiran I
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Walikota ini.
Bagian Keempat
Pendataan Penduduk Rentan Administrasi Kependudukan
Pasal 61
Pendataan penduduk rentan administrasi kependudukan meliputi
klasifikasi :
a. Penduduk korban bencana alam;
b. Penduduk korban bencana sosial;
c. Orang terlantar.
Pasal 62
(1) Pendataan penduduk Korban bencana alam dan penduduk
korban bencana sosial, sebagaimana dimaksud pasal 46
huruf a dan b, dilakukan oleh Dinas dengan menyediakan :
a. Formulir pernyataan kehilangan dokumen kependudukan;
b. Formulir pendataan;
c. Dokumen Kependudukan yang tercatat dalam data
kependudukan Dinas.
(2) Pendataan orang terlantar sebagaimana dimaksud pasal 61
huruf c, dilakukan oleh Dinas dengan menyediakan :
a. Formulir pernyataan tidak memiliki dokumen
kependudukan;
b. Formulir pendataan;
c. Dokumen …
- 52 -
c. Dokumen Kependudukan yang tercatat dalam data
kependudukan Dinas.
(3) Pelaksanaan pendataan penduduk rentan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 61 dilakukan oleh Dinas dengan
berkoordinasi dengan instansi terkait atau tim pendataan
yang dibentuk oleh Walikota;
(4) Pendataan penduduk korban bencana alam dan penduduk
korban bencana sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal
61 huruf a dan huruf b dilakukan dengan tata cara:
a. mendatangi penduduk di tempat penampungan
sementara;
b. mengisikan formulir pendataan untuk ditandatangani
penduduk;
c. melakukan verifikasi dan validasi;
d. mencatat dan merekam data penduduk untuk
disampaikan ke Dinas; dan
e. membantu proses penerbitan Surat Keterangan Pengganti
Tanda Identitas dan Surat Keterangan Pencatatan Sipil.
(5) Pendataan orang terlantar sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 61 huruf c, dilakukan dengan tata cara:
a. membuat data lokasi orang terlantar;
b. mendatangi orang terlantar;
c. mengisikan formulir pendataan untuk ditandatangani
penduduk;
d. melakukan verifikasi dan validasi;
e. mencatat dan merekam data penduduk untuk
disampaikan ke Dinas; dan
f. membantu proses penerbitan Surat Keterangan Orang
Terlantar.
(6) Kepala Dinas menerbitkan dan menandatangani Surat
Keterangan Pengganti Tanda Identitas dan Surat Keterangan
Pencatatan Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (4) huruf
e, Surat Keterangan Orang Terlantar sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf f;
(7) Surat Keterangan sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
menjadi dasar bagi Kepala Dinas menerbitkan dokumen
kependudukan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
Bagian …
- 53 -
Bagian Kelima
Pelaporan Penduduk yang tidak mampu melaporkan sendiri
di wilayah Kota Cilegon
Pasal 63
(1) Penduduk yang tidak mampu melakukan pelaporan sendiri
dalam pendaftaran penduduk dapat dibantu oleh Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil atau meminta bantuan
kepada orang lain.
(2) Penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
penduduk yang tidak mampu karena faktor umur, sakit
keras, cacat fisik atau cacat mental.
(3) Orang lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
keluarganya atau orang yang diberi kuasa.
Pasal 64
Pelaporan penduduk yang tidak mampu sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 48 ayat (1), dilakukan dengan pengisian formulir
yang telah ditetapkan.
Pasal 65
Alur SOP (Standar Operasional Prosedur) pelayanan Pendaftaran
Penduduk tercantum dalam lampiran II yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.
BAB III
PENCATATAN SIPIL DI WILAYAH KOTA CILEGON
Bagian Pertama
Pencatatan Kelahiran
Paragraf 1
Pencatatan Kelahiran WNI di Daerah
Pasal 66
(1) Setiap peristiwa kelahiran dicatatkan pada Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil di tempat Penduduk
Berdomisili.
(2) Pencatatan kelahiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilakukan dengan mekanisme pelayanan :
a. Statis …
- 54 -
a. Statis pada Dinas; dan
b. Keliling (mobile).
(3) Pencatatan Kelahiran yang dilaporkan oleh penduduk kepada
Instansi Pelaksana, dilaksanakan paling lambat 60 (enam
puluh) hari kerja sejak Kelahiran.
(4) Pencatatan peristiwa kelahiran sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan (2), dilakukan dengan memperhatikan:
a. tempat domisili ibunya bagi penduduk Warga Negara
Indonesia;
b. diluar tempat domisili ibunya bagi penduduk Warga
Negara Indonesia;
c. tempat domisili ibunya bagi penduduk Orang Asing;
d. diluar tempat domisili ibunya bagi penduduk Orang Asing;
e. Orang Asing pemegang Izin Kunjungan dari imigrasi;
f. anak yang tidak diketahui asal usulnya atau keberadaan
orang tuanya.
Pasal 67
(1) Pencatatan kelahiran penduduk Warga Negara Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 ayat (4) huruf a dan
huruf b, dilakukan setelah memenuhi syarat berupa :
a. Surat kelahiran dari dokter/bidan/penolong kelahiran/
SPTJM kebenaran data kelahiran wali/orang
tua/penanggungjawab;
b. KK orang tua;
c. KTP-el orang tua;
d. Kutipan Akta Nikah/Akta Perkawinan orang tua/SPTJM
kebenaran sebagai pasangan suami istri;
e. Menyertakan dua orang saksi dan foto copy KTP-el;
f. Surat Kuasa Bermaterai cukup bagi yang Pelaporannya di
Kuasakan.
(2) Dalam hal pelaporan kelahiran tidak disertai kutipan akta
nikah/akta perkawinan orang tua, pencatatan kelahiran
tetap dilaksanakan.
(3) Pencatatan …
- 55 -
(3) Pencatatan kelahiran Orang Asing sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 66 ayat (4) huruf c, huruf d dan huruf e,
dilakukan setelah memenuhi syarat berupa:
a. Surat kelahiran dari dokter/bidan/penolong kelahiran;
b. Kutipan Akta Nikah/Akta Perkawinan orang tua;
b. KK dan KTP-el orang tua bagi pemegang Izin Tinggal
Tetap;
c. Surat Keterangan Tempat Tinggal orang tua bagi
pemegang Izin Tinggal Terbatas;
d. Menyertakan dua orang saksi dan foto copy KTP yang
masih berlaku;
e. Paspor bagi pemegang Izin Kunjungan;
f. Surat Kuasa Bermaterai cukup bagi yang Pelaporannya di
Kuasakan.
(4) Persyaratan pencatatan kelahiran sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 66 ayat (4) huruf f dengan melampirkan Berita
Acara Pemeriksaan dari Kepolisian.
Pasal 68
(1) Pencatatan kelahiran Penduduk Warga Negara Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 66 ayat (4) huruf a dan
huruf b dilakukan dengan tata cara :
a. Pemohon mengisi, menandatangani dan menyampaikan
formulir permohonan kepada petugas pendaftaran
pencatatan Kelahiran dengan melampirkan persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 66 ayat (1);
b. Pejabat Pencatatan Sipil yang menangani bidang
pencatatan Kelahiran melakukan verifikasi dan validasi
data;
c. Pejabat Pencatatan Sipil mencatat pada Register dan
menerbitkan Kutipan Akta Kelahiran;
d. Kepala Instansi Pelaksana atau Pejabat Pencatatan Sipil
menandatangani Register dan Kutipan Akta Kelahiran;
e. Pemohon dan Saksi menandatangani Register Akta
Kelahiran.
f. Proses penerbitan Akta Kelahiran paling lambat 30 (tiga
puluh) hari kerja.
(2) Formulir …
- 56 -
(2) Formulir yang digunakan dalam pencatatan kelahiran bagi
WNI adalah dengan Kode F-2.01, contoh formulir tercantum
dalam lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Walikota ini.
Pasal 69
a. Pencatatan kelahiran Penduduk Orang Asing sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 66 ayat (4) huruf c , huruf d dan
huruf e, dilakukan dengan tata cara:
a. Pemohon mengisi, menandatangani dan menyampaikan
formulir permohonan kepada petugas pendaftaran
pencatatan Kelahiran dengan melampirkan persyaratan
sebagaimana dimaksud pada pasal 66 ayat (4);
b. Pejabat Pencatatan Sipil yang menangani bidang
pencatatan Kelahiran melakukan verifikasi dan validasi
data;
c. Pemohon dan Saksi menandatangani Register Akta
Kelahiran;
d. Pejabat Pencatatan Sipil mencatat pada Register dan
menerbitkan Kutipan Akta Kelahiran;
e. Kepala Instansi Pelaksana atau Pejabat Pencatatan Sipil
menandatangani Register dan Kutipan Akta Kelahiran;
f. Proses penerbitan Akta Kelahiran paling lambat 30 (tiga
puluh) hari kerja.
(3) Formulir yang digunakan dalam pencatatan kelahiran bagi
Orang Asing adalah dengan kode F-2.04, contoh formulir
tercantum dalam lampiran I yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.
Pasal 70
(1) Pencatatan kelahiran anak yang tidak diketahui asal usulnya
atau keberadaan orang tuanya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 66 ayat (4) huruf f, dilakukan dengan tata cara :
a. Pelaporan/pemohon mengisi formulir Surat Keterangan
kelahiran dengan menyerahkan Berita Acara Pemeriksaan
Kepolisian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 ayat (4)
kepada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
b. Pejabat …
- 57 -
b. Pejabat Pencatatan Sipil pada Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil mencatat dalam Register Akta Kelahiran
dan menerbitkan Kutipan Akta kelahiran.
c. Proses penerbitan Akta Kelahiran paling lambat 30 (tiga
puluh) hari kerja.
(2) Formulir yang digunakan dalam pencatatan kelahiran bagi
WNI yang tidak diketahui asal-usulnya adalah dengan kode
F-2.03, contoh formulir tercantum dalam lampiran I yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota
ini.
Paragraf 2
Pencatatan Pelaporan Kelahiran Bagi Penduduk WNI yang Lahir
Di Luar Wilayah dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
Pasal 71
(1) Pencatatan Pelaporan Kelahiran bagi WNI yang lahir di luar
Daerah dalam Wilayah Republik Indonesia dilakukan setelah
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Fotokopi Akta Kelahiran Anak atau bukti pencatatan
kelahiran dari negara setempat;
b. Fotokopi Pasport Orang Tua;
c. Kutipan Akta Nikah/Akta Perkawinan orang tua;
d. KK dan KTP-el Orang Tua;
e. Surat Kuasa Bermaterai cukup bagi yang Pelaporannya di
Kuasakan.
(2) Pencatatan Pelaporan Kelahiran sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), dilakukan dengan tata cara sebagai berikut :
a. Pemohon mengisi, menandatangani dan menyampaikan
Formulir kepada petugas Pendaftaran Pencatatan
Pelaporan Kelahiran di Luar Daerah;
b. Pejabat Pencatatan Sipil mencatatat dan merekam ke
dalam database Kependudukan.
Paragraf 3
Pencatatan Kelahiran WNI yang melampaui Batas Waktu
Pasal 72
(1) Pencatatan Kelahiran bagi WNI yang melebihi batas waktu 60
(enam puluh) hari kerja sejak tanggal Kelahiran dilakukan
setelah mendapat persetujuan Kepala Dinas.
(2) Pencatatan …
- 58 -
(2) Pencatatan Kelahiran WNI yang melebihi batas waktu 60
(enam puluh) hari kerja sejak tanggal kelahiran dilakukan
dengan persyaratan sebagai berikut :
a. Surat kelahiran dari dokter/bidan/penolong
kelahiran/SPTJM kebenaran data kelahiran;
b. KK orang tua;
c. KTP-el orang tua;
d. Kutipan Akta Nikah/Akta Perkawinan orang tua/SPTJM
kebenaran sebagai pasangan suami istri;
e. Menyertakan dua orang saksi dan foto copy KTP yang
masih berlaku;
f. Surat Kuasa Bermaterai cukup bagi yang Pelaporannya di
Kuasakan.
(3) Pencatatan Kelahiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan tata cara :
a. Pemohon mengisi, menandatangani dan menyampaikan
formulir permohonan kepada petugas pendaftaran
pencatatan Kelahiran dengan melampirkan persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2);
b. Pejabat Pencatatan Sipil yang menangani bidang
pencatatan Kelahiran melakukan verifikasi dan validasi
data;
c. Pejabat Pencatatan Sipil membuat Surat Keterangan
keterlambatan Pelaporan dan mengajukan persetujuan ke
Kepala Dinas;
d. Pemohon dan Saksi menandatangani Register Akta
Kelahiran;
e. Pejabat Pencatatan Sipil mencatat pada Register dan
menerbitkan Kutipan Akta Kelahiran;
f. Kepala Dinas dan/atau Pejabat Pencatatan Sipil
menandatangani Register dan Kutipan Akta Kelahiran;
g. Proses penerbitan Akta Kelahiran paling lambat 30 (tiga
puluh) hari kerja.
(4) Formulir yang digunakan dalam Pencatatan Kelahiran bagi
WNI yang melebihi batas waktu adalah dengan Kode F-2.01,
contoh formulir tercantum dalam lampiran I yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.
Paragraf …
- 59 -
Paragraf 4
Pencatatan Kelahiran yang Melebihi Batas Waktu Bagi Orang Asing
Pasal 73
(1) Pencatatan Kelahiran bagi Orang Asing yang melebihi batas
waktu 60 (enam puluh) hari kerja sejak tanggal Kelahiran
dilakukan setelah mendapat persetujuan Instansi Pelaksana.
(2) Pencatatan Kelahiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dengan persyaratan sebagai berikut :
a. Surat kelahiran dari dokter/bidan/penolong kelahiran;
b. Kutipan Akta Nikah/Akta Perkawinan orang tua;
c. KK dan KTP-el orang tua bagi pemegang Izin Tinggal
Tetap;
d. Surat Keterangan Tempat Tinggal orang tua bagi
pemegang Izin Tinggal Terbatas;
e. Menyertakan dua orang saksi dan foto copy KTP-el;
f. Paspor bagi pemegang Izin Kunjungan;
h. Surat Kuasa Bermaterai cukup bagi yang Pelaporannya di
Kuasakan.
(3) Pencatatan Kelahiran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan tata cara sebagai berikut :
a. Pemohon mengisi, menandatangani dan menyampaikan
formulir permohonan kepada petugas pendaftaran
pencatatan Kelahiran dengan melampirkan persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2);
b. Pejabat Pencatatan Sipil yang menangani bidang
pencatatan Kelahiran melakukan verifikasi dan validasi
data;
c. Pejabat Pencatatan Sipil membuat Surat Keterangan
keterlambatan Pelaporan dan mengajukan persetujuan
kepada Kepala Instansi Pelaksana;
d. Pejabat Pencatatan Sipil mencatat pada Register dan
menerbitkan Kutipan Akta Kelahiran;
e. Kepala Instansi Pelaksana dan/atau Pejabat Pencatatan
Sipil menandatangani Register dan Kutipan Akta
Kelahiran;
f. Penduduk dan Saksi menandatangani Register Akta
Kelahiran.
g. Proses penerbitan Akta Kelahiran paling lambat 30 (tiga
puluh) hari kerja.
(4) Formulir …
- 60 -
(4) formulir yang digunakan dalam pencatatan kelahiran
yang melebihi batas waktu bagi Orang Asing
adalah dengan Kode F-2.04, contoh formulir tercantum
dalam lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Walikota ini.
Paragraf 5
Pencatatan Lahir Mati
Pasal 74
(1) Pencatatan Lahir Mati WNI wajib dilaporkan oleh penduduk
kepada Dinas paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sejak
peristiwa lahir mati.
(2) Pencatatan pelaporan Lahir Mati sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan dengan ketentuan harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
a. Surat pengantar RT dan RW;
b. Keterangan lahir mati dari dokter/bidan/penolong
Kelahiran;
c. KK dan KTP-el orang tua;
d. Akta Nikah atau Akta Perkawinan; dan
e. Surat Kuasa Bermaterai cukup bagi yang Pelaporannya di
Kuasakan.
(3) Pencatatan Lahir Mati sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan tata cara sebagai berikut :
a. Pemohon mengisi, menandatangani dan menyampaikan
formulir pelaporan kepada petugas registrasi di
Kelurahan;
b. Petugas registrasi mencatat dalam buku register lahir
mati;
c. Lurah menerbitkan dan menandatangani Surat Lahir Mati
atas nama Kepala Dinas;
d. Lurah menyampaikan dan mengirim Surat Keterangan
Lahir Mati kepada petugas perekaman data di Kecamatan.
e. Pencantuman Pelaporan lahir mati orang asing
dilaksanakan oleh instansi pelaksana.
f. Proses penerbitan Surat Keterangan Lahir Mati paling
lambat 14 (empat belas) hari kerja.
(4) formulir yang digunakan dalam pencatatan pelaporan Lahir
Mati bagi WNI adalah dengan Kode F-2.08 dan F-2.09, contoh
fomulir tercantum dalam lampiran I yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.
Pasal …
- 61 -
Pasal 75
(1) Pencatatan Lahir Mati Orang Asing wajib dilaporkan oleh
penduduk kepada Dinas paling lambat 30 (tiga puluh) hari
kerja sejak peristiwa lahir mati.
(2) Pencatatan pelaporan lahir mati sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan dengan ketentuan harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
a. Keterangan lahir mati dari dokter/bidan/penolong
Kelahiran;
b. KK dan KTP-el Orang Tua bagi Orang Asing yang memiliki
Izin Tinggal Tetap;
c. Kutipan Akta Nikah atau Kutipan Akta Perkawinan;
d. Pasport;
e. Surat Keterangan Lapor Diri (SKLD);
f. KITAS atau KITAP; dan
g. Surat Kuasa Bermaterai cukup bagi yang Pelaporannya di
Kuasakan.
(3) Pencatatan lahir mati sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dengan tata cara sebagai berikut :
a. Pemohon mengisi, menandatangani dan menyampaikan
formulir pelaporan kepada petugas pendaftaran
pencatatan lahir mati,
b. Pejabat Pencatatan Sipil mencatat dan melaksanakan
perekaman data ke dalam database,
c. Kepala Instansi Pelaksana menerbitkan dan
menandatangani Surat Keterangan Lahir Mati;
d. Proses penerbitan Surat Keterangan Lahir Mati paling
lambat 14 (empat belas) hari kerja.
(4) formulir yang digunakan dalam Pencatatan Pelaporan Lahir
Mati bagi Orang Asing adalah dengan Kode F-2.10 dan F-
2.11, contoh formulir tercantum dalam lampiran I yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota
ini.
Bagian Kedua
Pencatatan Perkawinan
Paragraf 1
Pencatatan Perkawinan WNI di Daerah
Pasal 76
(1) Pencatatan perkawinan yang sah berdasarkan ketentuan
Peraturan perundang-undangan wajib dilaporkan oleh
penduduk kepada Instansi Pelaksana paling lambat 60 (enam
puluh) hari kerja sejak tanggal perkawinan.
(2) Pencatatan …
- 62 -
(2) Pencatatan perkawinan di Daerah bagi WNI sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
a. Surat keterangan perkawinan/pemberkatan dari pemuka
agama, dan Pemuka Penghayat Kepercayaan;
b. KTP-el dan KK suami dan istri;
c. KTP-el dan KK kedua Orang Tua;
d. Kutipan Akta Kelahiran suami dan istri;
e. Surat Pernyataan belum pernah kawin bermaterai cukup
dari yang bersangkutan diketahui oleh Lurah dan/atau
dari Pejabat Instansi yang berwenang daerah asal;
f. Surat Baptis/Permandian, Sidi, Surat Keterangan anggota
agama. Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Khonghucu dan
Penghayat Kepercayaan;
g. Surat Izin komandan (TNL/POLRI) bagi anggota
TNI/POLRI;
h. Kutipan Akta perceraian bagi yang telah bercerai;
i. Kutipan akta kematian suami/isteri terdahulu bila telah
meninggal dunia;
j. Kutipan akta Kelahiran anak yang akan disahkan;
k. Pas foto berwarna ukuran 4x6 cm berdampingan
sebanyak 5 (lima) lembar;
l. KTP-el dua orang saksi yang hadir pada waktu
pencatatan;
(3) Pencatatan perkawinan di Daerah bagi WNI sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan tata cara sebagai
berikut :
a. Pemohon mengisi, menandatangani dan menyampaikan
formulir permohonan kepada petugas pendaftaran
pencatatan Perkawinan dengan melampirkan persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2);
b. Pejabat Pencatatan Sipil yang menangani bidang
pencatatan perkawinan melakukan verifikasi dan validasi
data;
c. Pejabat Pencatatan Sipil melaksanakan proses pencatatan
perkawinan (Mencatat, Verifikasi dan Validasi biodata
serta penandatanganan Register Akta Perkawinan);
d. Pejabat Pencatatan Sipil merekam pada database
Kependudukan dan menerbitkan Kutipan Akta
Perkawinan;
e. Kepala …
- 63 -
e. Kepala Dinas dan/atau Pejabat Pencatatan Sipil
menandatangani Kutipan Akta Perkawinan;
f. Proses penerbitan Kutipan Akta Perkawinan paling lambat
30 (tiga puluh) hari kerja.
(4) formulir yang digunakan dalam Pencatatan Perkawinan
adalah dengan Kode F-2.12, contoh formulir tercantum
dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Walikota ini.
Paragraf 2
Pencatatan Perkawinan Orang Asing di Daerah
Pasal 77
(1) Pencatatan perkawinan yang sah berdasarkan ketentuan
Peraturan perundang undangan wajib dilaporkan oleh
penduduk kepada Dinas paling lambat 60 (enam puluh) hari
kerja sejak tanggal perkawinan.
(2) Pencatatan perkawinan di Daerah bagi Orang Asing
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Surat keterangan perkawinan/pemberkatan dari pemuka
agama, dan Pemuka Penghayat Kepercayaan;
b. KTP-el dan KK Suami istri bagi Orang Asing yang memiliki
Ijin Tinggal Tetap;
c. Kutipan Akta Kelahiran suami dan istri;
d. Paspor;
e. Surat Ijin Perkawinan dari Kedutaan dan/atau konsulat;
f. KITAS/KITAP;
g. Surat Keterangan Melapor Diri dari Kepolisian;
h. Surat Pernyataan belum pernah kawin bermaterai cukup
dari yang bersangkutan diketahui oleh Lurah dan/atau
dari Pejabat Instansi yang berwenang daerah asal;
i. Surat Baptis/Permandian, Sidi, Surat Keterangan Anggota
agama Hindu, Budha, Khonghucu dan Penghayat
Kepercayaan;
j. Pas foto berwarna ukuran 4x6 cm berdampingan dan
berpakaian rapih dan sopan sebanyak 5 (lima) lembar;
k. KTP-el dua orang saksi yang hadir pada waktu
pencatatan;
(3) Pencatatan …
- 64 -
(3) Pencatatan perkawinan di daerah bagi Orang Asing
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan tata
cara sebagai berikut:
a. Pemohon mengisi, menandatangani dan menyampaikan
formulir permohonan kepada petugas pendaftaran
pencatatan Perkawinan dengan melampirkan persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2);
b. Pejabat Pencatatan Sipil yang menangani bidang
pencatatan perkawinan melakukan verifikasi dan validasi
data;
c. Pejabat Pencatatan Sipil melaksanakan proses pencatatan
perkawinan (Mencatat, Verifikasi dan Validasi biodata
serta penandatanganan Register Akta Perkawinan);
d. Pejabat Pencatatan Sipil merekam pada database
kependudukan dan menerbitkan Kutipan Akta
Perkawinan;
e. Kepala Instansi Pelaksana dan/atau Pejabat Pencatatan
Sipil menandatangani Kutipan Akta Perkawinan;
f. Proses penerbitan Akta Perkawinan paling lambat 30 (tiga
puluh) hari kerja.
(4) Bagi penduduk yang berdomisili di Luar Daerah, Instansi
Pelaksana wajib melaporkan ke Instansi Pelaksana Daerah
Asal.
(5) formulir yang digunakan dalam Pencatatan Perkawinan
untuk Orang Asing adalah dengan Kode F-2.13, contoh
formulir tercantum dalam lampiran I yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.
Paragraf 3
Pencatatan Perkawinan Beda Agama Bagi WNI dan Orang Asing
Pasal 78
(1) Pencatatan perkawinan beda agama dilaksanakan setelah
adanya Penetapan Pengadilan Negeri.
(2) Pencatatan perkawinan beda agama sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan dengan persyaratan sebagai berikut :
a. Penetapan Pengadilan Negeri;
b. Surat keterangan perkawinan / pemberkatan dari pemuka
agama dan pemuka penghayat kepercayaan;
c. KTP-el dan KK suami dan istri;
d. KTP-el dan KK Orang Tua;
e. Kutipan Akta Kelahiran suami dan istri;
f. Paspor;
g. Surat …
- 65 -
g. Surat Ijin Perkawinan dari Kedutaan dan/atau konsulat;
h. KITAS/KITAP;
i. Surat Keterangan Lapor Diri atau Surat Tanda Melapor;
j. Surat pernyataan belum pernah kawin bermaterai cukup
dari yang bersangkutan diketahui oleh Lurah dan/atau
dari Pejabat Instansi yang berwenang daerah asal;
k. Surat Keterangan Kewarganegaraan;
l. Surat Ganti Nama mempelai dan orang tuanya;
m. Kutipan Akta perceraian bagi yang telah bercerai;
n. Kutipan akta kematian suami/Isteri terdahulu bila telah
meninggal dunia;
o. Pas foto berwarna ukuran 4x6 cm berdampingan dan
berpakaian rapih serta sopan sebanyak 5 (lima) lembar;
p. KTP-el dua orang saksi yang hadir pada waktu pencatatan
(3) Pencatatan perkawinan beda agama bagi WNI dan Orang
Asing sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dengan tata cara
sebagai berikut:
a. Pemohon mengisi, menandatangani dan menyampaikan
formulir permohonan kepada petugas pendaftaran
pencatatan Perkawinan dengan melampirkan persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2);
b. Pejabat Pencatatan Sipil yang menangani bidang
pencatatan perkawinan melakukan verifikasi dan validasi
data;
c. Pejabat Pencatatan Sipil melaksanakan proses pencatatan
perkawinan (Mencatat, Verifikasi dan Validasi biodata
serta penandatanganan Register Akta Perkawinan);
d. Pejabat Pencatatan Sipil merekam pada database
kependudukan dan menerbitkan Kutipan Akta
Perkawinan;
e. Kepala Instansi Pelaksana dan/atau Pejabat Pencatatan
Sipil menandatangani Kutipan Akta Perkawinan;
f. Proses penerbitan Akta Perkawinan paling lambat 30 (tiga
puluh) hari kerja.
(4) Bagi penduduk yang berdomisili di Luar Daerah, Instansi
Pelaksana wajib melaporkan ke Instansi Pelaksana Daerah
Asal.
(5) formulir yang digunakan dalam Pencatatan Perkawinan
adalah dengan Kode F-2.12, contoh formulir tercantum
dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Walikota ini.
Paragraf …
- 66 -
Paragraf 4
Pencatatan Pelaporan Perkawinan
di Luar Wilayah Negara Republik Indonesia
bagi WNI dan Orang Asing
Pasal 79
(1) pelaporan Perkawinan penduduk di luar Wilayah Negara
Republik Indonesia wajib dilaporkan kepada Dinas paling
lambat 30 (tiga puluh) hari kerja sejak yang bersangkutan
kembali ke Indonesia;
(2) Pelaporan pencatatan Perkawinan di Luar Wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dengan persyaratan sebagai berikut :
a. Bukti pencatatan perkawinan/akta perkawinan dari
negara setempat;
b. Fotokopi Paspor RI;
c. KK dan KTP-el suami/isteri;
d. Surat pelaporan perkawinan dari Kedutaan dan/atau
konsulat;
e. KTP-el pelapor;
f. Surat Kuasa bermaterai cukup bagi yang pelaporannya
dikuasakan;
(3) Pelaporan pencatatan perkawinan diluar wilayah Indonesia
bagi WNI sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dengan tata cara sebagai berikut :
a. Penduduk mengisi melampirkan persyaratan sebagimana
dimaksud pada ayat (2);
b. Pejabat Pencatatan Sipil yang menangani bidang
pencatatan perkawinan melakukan verifikasi dan validasi
data;
c. Pejabat Pencatatan Sipil merekam pelaporan perkawinan
pada database kependudukan;
d. Pejabat Pencatatan Sipil menerbitkan Surat Keterangan
Pelaporan Perkawinan di Luar Negeri;
e. Proses penerbitan Surat Keterangan Pelaporan
Perkawinan di Luar Negeri paling lambat 14 (empat belas)
hari kerja.
Paragraf 6
Pencatatan Pembatalan Perkawinan
Pasal 80
(1) Pencatatan pembatalan perkawinan dilakukan di Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil oleh Pencatat
Perkawinan tempat terjadinya pembatalan perkawinan.
(2) Pencatatan …
- 67 -
(2) Pencatatan pembatalan perkawinan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), dilakukan dengan menyerahkan salinan
putusan pengadilan mengenai pembatalan perkawinan yang
telah mempunyai kekuatan hukum tetap dan Kutipan Akta
Perkawinan.
(3) Pencatatan pembatalan perkawinan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan dengan tata cara :
a. Pasangan suami dan isteri yang perkawinannya
dibatalkan, mengisi formulir pencatatan pembatalan
perkawinan pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil dengan melampirkan persyaratan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2);
b. Pejabat Pencatatan Sipil pada Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil mencabut Kutipan Akta Perkawinan dan
memberikan catatan pinggir pada register Akta
Perkawinan serta menerbitkan Surat Keterangan
Pembatalan Perkawinan.
c. Penerbitan Surat Keterangan Pembatalan Perkawinan
paling lambat 14 (empat belas) hari kerja.
(4) Panitera Pengadilan mengirimkan salinan putusan
pengadilan mengenai pembatalan perkawinan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) kepada Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil.
(5) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) mencatat dan merekam dalam
database kepandudukan.
(6) Formulir yang digunakan dalam Pembatalan Perkawinan
adalah dengan Kode F-2.17 tercantum dalam Lampiran I
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Walikota ini.
Bagian Ketiga
Pencatatan Perceraian
Paragraf 1
Pencatatan Perceraian di Wilayah NKRI
Pasal 81
(1) Perceraian WNI wajib dilaporkan oleh penduduk kepada
Dinas paling lambat 60 (enam puluh) hari kerja sejak
putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum
tetap.
(2) Pencatatan …
- 68 -
(2) Pencatatan perceraian WNI sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dengan persyaratan sebagai berikut :
a. Putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap;
b. Kutipan Akta Pekawinan suami/isteri (Asli);
c. KK dan KTP-el suami/Isteri;
d. Paspor (bagi WNA);
e. KTP-el pelapor; dan
f. Surat Kuasa Bermaterai cukup bagi yang Pelaporannya di
Kuasakan.
(3) Pencatatan perceraian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan tata cara sebagai berikut:
a. Pemohon yang bercerai mengisi Formulir Pencatatan
Perceraian dan menyampaikan kepada petugas
pendaftaran Perceraian dengan melampirkan persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2);
b. Pejabat Pencatatan Sipil yang menangani bidang
pencatatan Perceraian melakukan verifikasi dan validasi
data;
c. Pejabat Pencatatan Sipil merekam pada database
kependudukan dan menerbitkan Kutipan Akta Perceraian;
d. Kepala Dinas dan/atau Pejabat Pencatatan Sipil
menandatangani Register dan Kutipan Akta Perceraian;
e. Penduduk menandatangani Register Akta Perceraian;
f. Pejabat Pencatatan Perceraian wajib melaporkan kepada
Dinas tempat peristiwa perkawinan;
g. Proses penerbitan Akta Perceraian paling lambat 30 (tiga
puluh) hari kerja.
h. Bagi penduduk yang berdomisili di luar Daerah, Instansi
Pelaksana wajib melaporkan ke Instansi Pelaksana
Daerah Asal.
(4) Formulir yang digunakan dalam Pencatatan Perceraian
adalah dengan Kode F-2.19, contoh formulir tercantum
dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Walikota ini.
Paragraf …
- 69 -
Paragraf 2
Pelaporan Pencatatan Perceraian WNI di Luar negeri
Pasal 82
(1) Pelaporan pencatatan perceraian penduduk di luar Negeri
wajib di laporkan kepada Instansi Pelaksana paling lambat
30 (tiga puluh) hari kerja sejak yang bersangkutan kembali
ke daerah.
(2) Pelaporan pencatatan perceraian bagi penduduk
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksananakan dengan
persyaratan sebagai berikut :
a. Bukti pencatatan perceraian dari Negara setempat;
b. Fotokopi Paspor RI;
c. KK dan KTP-el suami/isteri;
d. Surat pelaporan perceraian dari Kedutaan dan/atau
konsulat;
e. KTP-el pelapor;
f. Surat Kuasa bermaterai cukup bagi yang pelaporannya
dikuasakan;
(3) Pelaporan pencatatan perceraian WNI diluar negeri
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan tata cara
sebagai berikut :
a. Penduduk mengisi, menandatangani dan menyampaikan
formulir permohonan kepada petugas pendaftaran
pelaporan Perceraian dengan melampirkan persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2);
b. Pejabat Pencatatan Sipil yang menangani bidang
pencatatan perceraian melakukan verifikasi dan validasi
data;
c. Pejabat Pencatatan Sipil menerbitkan surat bukti
pelaporan pencatatan perceraian diluar negeri;
d. Kepala Dinas dan / atau pejabat pencatatan sipil
menandatangani register dan surat bukti pelaporan
pencatatan perceraian WNI di luar Negeri.
(4) formulir yang digunakan dalam Pencatatan Perceraian adalah
dengan Kode F-2.24 dan F-2.25 , contoh formulir tercantum
dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Walikota ini.
Paragraf …
- 70 -
Paragraf 3
Pencatatan Pembatalan Perceraian
Pasal 83
(1) Pencatatan pembatalan perceraian dilakukan di Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil tempat terjadinya
pembatalan perceraian.
(2) Pencatatan pembatalan perceraian sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), dilakukan dengan menyerahkan salinan
putusan pengadilan mengenai pembatalan perceraian yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap dan Kutipan Akta
Perceraian.
(3) Pencatatan pembatalan perceraian sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan dengan tata cara :
a. Pasangan suami dan isteri yang perceraiannya dibatalkan,
mengisi formulir pencatatan pembatalan perceraian pada
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dengan
melampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2);
b. Pejabat Pencatatan Sipil pada Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil mencatat pada Register Akta Perceraian,
memberikan catatan pinggir dan mencabut Kutipan Akta
Perceraian, serta menerbitkan Surat Keterangan
Pembatalan Perceraian.
c. Penerbitan Surat Keterangan Pembatalan Perceraian
paling lama 14 (empat belas) hari kerja.
d. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebagaimana
dimaksud pada huruf b berkewajiban memberitahukan
kepada Intansi Pelaksana tempat Pencatatan Perceraian.
(4) Panitera Pengadilan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
berkewajiban mengirimkan salinan putusan pengadilan
mengenai pembatalan perceraian kepada Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebagai tempat
pencatatan peristiwa perceraian.
(5) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) mencatat dan merekam dalam
database kependudukan.
(6) Formulir yang digunakan dalam Pencatatan Pembatalan
Perceraian adalah dengan Kode F-2.26 tercantum dalam
Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Walikota ini.
Bagian …
- 71 -
Bagian Keempat
Pencatatan Kematian
Paragraf 1
Pencatatan Kematian di Wilayah NKRI
Pasal 84
(1) Setiap kematian penduduk wajib dilaporkan oleh Ketua
Rukun Tetangga atau nama Lainnya di Domisili Penduduk
kepada Instansi Pelaksana paling lambat 30 (tiga puluh) hari
kerja sejak tanggal kematian.
(2) Pencatatan Kematian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat dilaksanakan setelah memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
a. Surat Keterangan kematian dari dokter/Rumah
Sakit/Paramedis;
b. Surat keterangan kematian dari RT;
c. Surat keterangan kematian dari Lurah setempat;
d. Kutipan akta nikah/Akta perkawinan;
d. KK dan KTP-el yang meninggal dunia;
e. Kutipan akta Kelahiran yang meninggal dunia;
f. Surat KeteranganGanti Nama yang meninggal dunia;
g. Menyertakan dua orang saksi dan melampirkan fotokopi
KTP-el;
h. KTP-el pelapor; dan
i. Surat Kuasa Bermaterai cukup bagi yang Pelaporannya di
Kuasakan.
(3) Pelaporan dan pencatatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dapat dilaksanakan dengan tata cara sebagai berikut :
a. Penduduk mengisi, menandatangani dan menyampaikan
formulir permohonan kepada petugas pencatatan
kematian dengan melampirkan persyaratan sebagaimana,
dimaksud pada ayat (2);
b. Pejabat Pencatatan Sipil yang menangani bidang
pencatatan kematian melakukan verifikasi dan validasi
data;
c. Penduduk dan Saksi menandatangani Register Akta
Kematian;
d. Pejabat Pencatatan Sipil mencatat, merekam dalam
database kependudukan dan menerbitkan Kutipan Akta
Kematian;
e. Kepala Dinas dan/atau Pejabat Pencatatan Sipil
menandatangani Register dan Kutipan Akta Kematian,
f. Proses penerbitan Akta Kematian paling lambat 30 (tiga
puluh) hari kerja.
(4) Formulir …
- 72 -
(4) Formulir yang digunakan dalam Pelaporan Pencatatan
Kematian untuk WNI adalah dengan Kode F-2.28 dan F-2.29
tercantum dalam lampiran I yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.
Paragraf 2
Pencatatan Kematian di Daerah Bagi Orang Asing
Pasal 85
(1) Setiap kematian Orang Asing wajib dilaporkan oleh Keluarga
atau yang mewakili kepada, Instansi Pelaksana ditempat
terjadinya kematian paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja
sejak tanggal kematian.
(2) Pencatatan kematian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Surat keterangan kematian dari dokter/Rumah
sakit/Paramedis;
b. KK dan KTP-el bagi orang asing Izin Tinggal Tetap dan
SKTT bagi Orang Asing Izin Tinggal Terbatas yang
meninggal;
c. Kutipan akta nikah/kutipan akta perkawinan yang
meninggal;
d. Kutipan akta Kelahiran yang meninggal;
e. Paspor bagi yang memiliki izin kunjungan;
f. KITAS/KITAP;
g. Surat Keterangan Lapor Diri dan/atau Surat Tanda
Melapor;
h. Menyertakan dua orang saksi dan melampirkan KTP-el;
i. KTP-el pelapor; dan
j. Surat Kuasa Bermaterai cukup bagi yang Pelaporannya di
Kuasakan.
(3) Pencatatan kematian sebagaimana dimaksud pada. ayat (1)
dapat dilaksanakan dengan tata cara sebagai berikut :
a. Pelapor mengisi, menandatangani dan menyampaikan
formulir permohonan kepada petugas pendaftaran
pencatatan kematian dengan melampirkan persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2);
b. Pejabat Pencatatan Sipil yang menangani bidang
pencatatan kematian melakukan verifikasi dan validasi
data;
c. Penduduk dan Saksi menandatangani Register Akta
Kematian;
d. Pejabat …
- 73 -
d. Pejabat Pencatatan Sipil mencatat, merekam dalam
database Kependudukan dan menerbitkan Kutipan Akta
Kematian;
e. Kepala Dinas dan/atau Pejabat Pencatatan Sipil
menandatangani Register dan Kutipan Akta Kematian;
f. Proses penerbitan Akta Kematian paling lambat 30 (tiga
puluh) hari kerja.
(4) Formulir yang digunakan dalam Pelaporan Pencatatan
Kematian untuk Orang Asing adalah dengan Kode F-2.30 dan
F-2.31, contoh formulir tercantum dalam lampiran I yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota
ini.
Paragraf 3
Pelaporan Pencatatan Kematian di Luar Negeri
Pasal 86
(1) Pelaporan pencatatan kematian di luar Negeri bagi
penduduk wajib dilaporkan oleh Keluarga atau yang mewakili
kepada Instansi Pelaksana paling lambat 30 (tiga puluh) hari
sejak keluarga yang bersangkutan tiba dan menetap kembali
di Indonesia.
(2) Pelaporan kematian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat dilaksanakan dengan persyaratan sebagai berukut :
a. Surat keterangan kematian dari Negara setempat;
b. KK dan KTP-el yang meninggal;
c. Paspor WNI;
d. KTP-el pelapor; dan
e. Surat Kuasa Bermaterai cukup bagi yang Pelaporannya di
Kuasakan.
(3) Berdasarkan ketentuan yang ada pada ayat (1) dapat
dilaksanakan dengan tata cara sebagai berikut :
a. Pelapor mengisi, menandatangani dan menyerahkan
formulir pelaporan kematian sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) kepada Instansi Pelaksana;
b. Pejabat Pencatatan Sipil yang menangani pelaporan
kematian mencatat, merekam ke dalam database.
c. Pejabat Pencatatan Sipil menerbitkan Surat Keterangan
Kematian di Luar Negeri.
d. Penerbitan Surat Keterangan Kematian di Luar Negeri
paling lambat 3 (tiga hari) kerja.
Paragraf …
- 74 -
Paragraf 4
Pencatatan Pelaporan Kematian Seseorang
Yang Hilang Atau Mati dan Tidak Ditemukan Jenazahnya
dan/atau Tidak Jelas Identitasnya
Pasal 87
(1) Dalam hal terjadi kematian seseorang yang hilang atau mati
yang tidak ditemukan jenazahnya dan/atau tidak jelas
identitasnya pencatatan dilakukan pada Dinas ditempat
tinggal pelapor.
(2) Pencatatan kematian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Penetapan Pengadilan Negeri mengenai kematian yang
hilang atau tidak diketahui jenazahnya;
b. Surat Keterangan Catatan Kepolisian;
c. KK dan KTP-el Pelapor; dan
d. Surat Kuasa Bermaterai cukup bagi yang Pelaporannya di
Kuasakan.
(3) Pencatatan pelaporan kematian sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan dengan tata cara :
a. Pelapor mengisi, menandatangani dan menyampaikan
formulir pelaporan kematian dengan melampirkan
persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2);
b. Pejabat Pencatatan Sipil mencatat dan meregister akta
kematian,
c. Pejabat Pencatatan Sipil mencatat dan merekam dalam
database kependudukan;
d. Kepala Dinas menerbitkan dan menandatangani register
dan kutipan akta kematian.
e. Proses penerbitan Akta Kematian paling lambat 30 (tiga
puluh) hari kerja
Bagian Kelima
Pencatatan Pengangkatan Anak, Pengakuan Anak Dan
Pengesahan Anak
Paragraf 1
Pencatatan Pengangkatan Anak bagi WNI
dan Orang Asing di Daerah
Pasal 88
(1) Pencatatan pengangkatan anak wajib dilaporkan oleh
penduduk kepada Dinas paling lambat 30 (tiga puluh) hari
kerja setelah diterimanya penetapan Pengadilan Negeri
dan/atau Pengadilan Agama.
(2) Pencatatan …
- 75 -
(2) Pencatatan pengangkatan anak sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan setelah memenuhi persyaratan, :
a. Penetapan Pengadilan Negeri dan/atau Pengadilan Agama;
b. Kutipan akta Kelahiran anak;
c. Akta Perkawinan/Akta Nikah orang tua yang mengangkat
anak;
d. Paspor Orang Tua Angkat (bagi Orang Asing);
e. KITAS/KITAP (bagi Orang Asing);
f. KTP-el Pelapor; dan
g. Surat Kuasa Bermaterai cukup bagi yang Pelaporannya di
Kuasakan.
(3) Pencatatan pengangkatan anak sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dan ayat (3) dengan tata cara sebagai berikut :
a. Pemohon mengisi, menandatangani dan menyerahkan
formulir pencatatan pengangkatan anak dengan
melampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2);
b. Pejabat Pencatatan Sipil melakukan verifikasi dan validasi
berkas pencatatan pengangkatan anak dan
mencatat/merekam dalam register pencatatan
pengangkatan anak;
c. Pejabat Pencatatan Sipil menerbitkan dan
menandatangani Catatan Pinggir pencatatan
pengangkatan anak pada register dan kutipan akta
Kelahiran;
d. Proses penerbitan Catatan Pinggir Pengangkatan Anak
paling lambat 7 (tujuh) hari kerja.
(7) formulir yang digunakan dalam Pencatatan Pengangkatan
Anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah dengan
Kode F-2.35, contoh formulir tercantum dalam Lampiran I
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Walikota ini.
Paragraf 2
Pencatatan Pengakuan Anak bagi
WNI dan Orang Asing di Daerah
Pasal 89
(1) Pengakuan anak wajib dilaporkan oleh orang tua pada
instansi pelaksana paling lambat 30 hari kerja sejak tanggal
surat pengakuan anak oleh ayah dan disetujui oleh ibu dari
anak yang bersangkutan.
(2) Pengakuan anak hanya berlaku bagi anak yang orang tuanya
telah melaksanakan perkawinan sah menurut hukum
agama, tetapi belum sah menurut hukum negara.
(3) Pencatatan …
- 76 -
(3) Pencatatan Pengakuan anak bagi WNI sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dilakukan setelah memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
a. Surat Pernyataan Pengakuan Anak dari ayah biologis yang
disetujui oleh ibu kandung;
b. Kutipan Akta Kelahiran;
d. KTP-el pemohon;
e. Fotokopi KK dan KTP-el ayah biologis dan ibu kandung;
dan
f. Menyertakan dua orang saksi dengan membawa fotokopi
KTP-el; dan
g. Surat Kuasa Bermaterai cukup bagi yang Pelaporannya di
Kuasakan.
(4) Pencatatan Pengakuan anak bagi Orang Asing sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dilakukan setelah memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
a. Surat Pernyataan Pengakuan Anak dari ayah biologis yang
disetujui oleh ibu kandung;
b. Kutipan Akta Kelahiran anak;
c. Foto copy KK dan KTP-el ayah biologis dan Ibu Kandung;
e. Paspor;
f. KITAS/KITAP; dan
g. Surat Keterangan Lapor Diri (SKLD) dan/atau Surat
Tanda Melapor.
(5) Pencatatan pengakuan anak bagi WNI dan Orang Asing
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dilakukan
dengan tata cara :
a. Pemohon mengisi, menandatangani dan menyerahkan
formulir pencatatan pengakuan anak dengan
melampirkan persyaratan ;
b. Pejabat Pencatatan Sipil melakukan verifikasi dan validasi
berkas pencatatan Pengakuan Anak dan
mencatat/merekam dalam registerPencatatan pengakuan
Anak;
c. Pemohon beserta para saksi menandatangani register
Akta Pengakuan anak;
e. Pejabat Pencatatan sipil menerbitkan dan
menandatangani Register dan Kutipan Akta Pengakuan
anak dan membuat catatan pinggir pada register dan
kutipan akta kelahiran.
f. Proses penerbitan Kutipan Akta Pengakuan Anak paling
lambat 7 (tujuh) hari kerja.
(6) Formulir …
- 77 -
(6) Formulir yang digunakan dalam Pencatatan Pengakuan Anak
adalah dengan Kode F-2.38 dan F-2.39, tercantum dalam
lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Walikota ini.
Paragraf 3
Pencatatan Pengesahan Anak bagi
WNI dan Orang Asing di Daerah
Pasal 90
(1) Setiap pengesahan anak wajib dilaporkan oleh penduduk
kepada Instansi Pelaksana pada saat ayah dan ibu dari anak
yang bersangkutan melakukan pencatatan perkawinan dan
mendapatkan akta perkawinan.
(2) Pencatatan pengesahan anak bagi WNI sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dilakukan setelah memenuhi syarat
berupa :
a. fotokopi Kutipan Akta Perkawinan orang tua;
b. KK dan KTP-el Orang Tua;
c. Kutipan Akta Kelahiran Anak.
d. Kutipan Akta Kelahiran ayah biologis dan Ibu; dan
e. Surat Kuasa Bermaterai cukup bagi yang Pelaporannya di
Kuasakan.
(3) Pencatatan pengesahan anak bagi Orang Asing sebagaimana
dimaksud pada ayat (1),dilakukan setelah memenuhi syarat
berupa :
b. fotokopi Kutipan Akta Perkawinan orang tua;
c. KK dan KTP-el Orang Tua;
d. Kutipan Akta Kelahiran Anak;
e. Paspor;
f. KITAS/KITAP;
g. Surat Keterangan Lapor Diri dan/atau Surat Tanda
Melapor;
h. Kutipan Akta Kelahiran ayah biologis dan Ibu kandung;
(4) Pencatatan pengesahan anak bagi WNI dan Orang Asing
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan tata
cara :
a. Pemohon mengisi, menandatangani dan menyerahkan
formulir pencatatan pengesahan anak dengan
melampirkan persyaratan ;
b. Pejabat Pencatatan Sipil mencatat pada register Akta
Perkawinan dan membuat catatan pinggir pada register
akta kelahiran dan kutipan akta kelahiran;
c. Petugas ...
- 78 -
d. Petugas merekam data pengesahan anak dalam database
kependudukan;
e. Pejabat Pencatatan sipil mencatat pada register akta
perkawinan dan membuat catatan pinggir pada register
dan kutipan akta kelahiran.
e. Proses penerbitan Catatan Pinggir Pengesahan Anak
paling lambat 7 (tujuh) hari kerja.
(5) Formulir yang digunakan dalam Pencatatan pengesahan
Anak adalah dengan Kode F-2.40 tercantum dalam lampiran
I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Walikota ini.
Bagian ketujuh
Pencatatan Perubahan Nama /
Status Kewarganegaraan/ Peristiwa Penting Lainnya
Paragraf 1
Pencatatan Perubahan Nama
Pasal 91
(1) Pencatatan Pelaporan perubahan nama dilakukan pada
Instansi pelaksana yang menerbitkan akta pencatatan sipil.
(2) Pencatatan perubahan nama sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), dilakukan setelah memenuhi syarat berupa :
a. Kutipan Akta catatan sipil;
b. Kutipan Akta Perkawinan bagi yang sudah menikah;
c. Salinan penetapan pengadilan negeri yang mempunyai
kekuatan hukum tetap tentang perubahan nama;
d. Fotokopi KK dan KTP-el pemohon;
e. Fotokopi KTP-el Pelapor ; dan
f. Surat Kuasa Bermaterai cukup bagi yang Pelaporannya di
Kuasakan.
(3) Pencatatan pelaporan perubahan nama sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan tata cara :
a. Pemohon mengisi, menandatangani dan menyerahkan
formulir pelaporan perubahan nama dengan melampirkan
persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) kepada
Instansi Pelaksana;
b. Pejabat Pencatatan Sipil pada Instansi Pelaksana
memberikan catatan pinggir pada Register Akta Catatan
Sipil dan Kutipan Akta Catatan Sipil.
c. Petugas merekam data perubahan nama dalam database
kependudukan.
(4) Formulir …
- 79 -
(4) Formulir yang digunakan dalam Pencatatan Perubahan Nama
adalah dengan Kode F-2.41 tercantum dalam lampiran I yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota
ini.
Paragraf 2
Pencatatan Perubahan Status Kewarganegaraan
Pasal 92
(1) Pencatatan pelaporan perubahan status Kewarganegaraan
dari Orang Asing menjadi Warga Negara Indonesia dilakukan
pada instansi pelaksana ditempat peristiwa perubahan status
kewarganegaraan.
(2) Pencatatan perubahan status kewarganegaraan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dilakukan setelah memenuhi syarat
berupa:
a. Salinan Keputusan Presiden mengenai Perubahan Status
Kewarganegaraan menjadi Warga Negara Indonesia;
atau Salinan Keputusan Menteri yang bidang tugasnya
meliputi urusan Kewarganegaraan;
b. Salinan keputusan Menteri yang bidang tugasnya meliputi
urusan Kewarganegaraan;
c. Kutipan Akta Catatan Sipil;
d. Kutipan Akta Perkawinan bagi yang sudah menikah;
e. Fotokopi KK dan KTP-el pemohon;
g. Fotokopi Paspor; dan
h. Surat Kuasa Bermaterai cukup bagi yang Pelaporannya di
Kuasakan.
(3) Pencatatan perubahan status kewarganegaraan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan tata cara :
a. Pemohon mengisi, menandatangani dan menyerahkan
formulir pelaporan perubahan status kewarganegaraan
dengan melampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) ;
b. Pejabat Pencatatan Sipil membuat catatan pinggir pada
Register Akta Catatan Sipil dan Kutipan Akta Catatan
Sipil.
c. Petugas merekam data perubahan status
kewarganegaraan sebagaimana dimaksud pada huruf b
dalam database kependudukan.
d. Penerbitan catatan pinggir pada Kutipan Akta Catatan
Sipil paling lama 7 (tujuh) hari kerja.
(4) Formulir …
- 80 -
(4) Formulir yang digunakan dalam Pencatatan Perubahan Nama
adalah dengan Kode F-2.42, contoh formulir tercantum
dalam lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Walikota ini.
Pasal 93
(1) Dalam hal anak yang berkewarganegaraan ganda yang
berada dalam wilayah Kota Cilegon paling lambat 3 (tiga)
tahun setelah berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah
kawin harus menyatakan memilih salah satu
kewarganegaraan, dan wajib melapor ke Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
(2) Waktu pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling
lambat 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal batas
waktu yang ditentukan berdasarkan peraturan perundang –
undangan untuk memilih berakhir.
(3) Anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
mengembalikan KTP-el dan menyerahkan KK serta Akta
Catatan Sipil untuk diubah oleh Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil.
(4) Pejabat Pencatatan Sipil pada Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil membuat catatan pinggir pada Register Akta
Catatan Sipil dan Kutipan Akta Catatan Sipil serta mencabut
KTP-el serta mengeluarkan data anak tersebut dari KK.
(5) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil merekam data
perubahan status kewarganegaraan sebagaimana dimaksud
pada ayat 3 (tiga) dalam database kependudukan.
Paragraf 4
Pencatatan Peristiwa Penting Lainnya di Daerah
Pasal 94
(1) Pencatatan pelaporan peristiwa penting lainnya di wilayah
Kota Cilegon dilakukan oleh Pejabat Pencatatan Sipil pada
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil tempat terjadinya
peristiwa penting lainnya.
(2) Peristiwa penting lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) antara lain perubahan jenis kelamin.
(3) Pencatatan peristiwa penting lainnya sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dilakukan setelah memenuhi
syarat berupa :
a. Penetapan Pengadilan mengenai peristiwa penting lainnya;
b. KTP-el dan KK yang bersangkutan; dan
c. Akta …
- 81 -
c. Akta Pencatatan Sipil yang berkaitan peristiwa penting
lainnya; dan
d. Surat Kuasa Bermaterai cukup bagi yang Pelaporannya di
Kuasakan.
(3) Pencatatan peristiwa penting lainnya sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan dengan tata cara :
a. Pemohon mengisi dan menyerahkan formulir pencatatan
peristiwa penting lainnya dengan melampirkan
persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) kepada
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil;
b. Pejabat Pencatatan Sipil pada Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil melakukan verifikasi dan validasi
berkas laporan peristiwa penting lainnya, dan mencatat
serta merekam dalam register peristiwa penting lainnya
pada database kependudukan;
c. Pejabat Pencatatan Sipil pada Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil membuat catatan pinggir
pada Register Akta Catatan Sipil dan Kutipan Akta
Catatan Sipil.
d. Penerbitan Catatan pinggir Kutipan Akta Catatan Sipil
paling lama 7 (tujuh) hari kerja.
Bagian Kedelapan
Pelaporan Penduduk Yang Tidak Mampu Melaporkan Sendiri
Di wilayah Kota Cilegon
Pasal 95
(1) Penduduk yang tidak mampu melakukan pelaporan sendiri
dalam pencatatan sipil dapat dibantu oleh Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil atau meminta bantuan
kepada orang lain.
(2) Penduduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
penduduk yang tidak mampu karena faktor umur, sakit
keras, cacat fisik atau cacat mental.
(2) Orang lain sebagaiman dimaksud pada ayat (1) adalah
keluarganya atau orang yang diberi kuasa.
Pasal 96
Pelaporan penduduk yang tidak mampu sebagaimana dimaksud
dalam pasal 81 ayat (1), dilakukan dengan pengisian formulir yang
telah ditetapkan.
Bagian Kesembilan
Pembetulan Akta Catatan Sipil , Pembatalan Akta-akta Catatan Sipil
dan Penerbitan Akta Catatan Sipil karena hilang atau rusak
Paragraf 1
Pembetulan Akta Pencatatan Sipil
Pasal …
- 82 -
Pasal 97
(1) Pembetulan akta pencatatan sipil dilakukan oleh Pejabat
Pencatatan Sipil pada Instansi Pelaksana yang menerbitkan
Akta Pencatatan Sipil, baik atas inisiatif Pejabat Pencatatan
Sipil dan/atau diminta oleh penduduk.
(2) Pembetulan akta pencatatan sipil dilaksanakan dengan
persyaratan sebagai berikut :
a. Kutipan Akta Pencatatan Sipil dimana terdapat kesalahan
tulis redaksional;
b. KK dan KTP-el Pemohon;
c. Dokumen outentik yang menjadi persyaratan penerbitan
akta pencatatan sipil;
d. Surat Pernyataan bermaterai cukup dari pemohon;
e. Surat Kuasa bermaterai cukup bagi pelaporannya
dikuasakan.
(3) Pembetulan akta pencatatan sipil sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dengan tata cara sebagai berikut :
a. Pemohon mengisi, menandatangani dan menyerahkan
formulir pembetulan akta pencatatan sipil dengan
melampirkan dokumen dimana terdapat kesalahan tulis
redaksional dan menunjukan dokumen autentik yang
menjadi persyaratan penerbitan pencatatan sipil;
b. Pejabat Pencatatan sipil membuat akta pencatatan sipil
baru untuk menggantikan akta pencatatan sipil dimana
terdapat kesalahan tulis redaksional, dan menarik serta
mencabut akta pencatatan sipil dari pemohon;
c. Pejabat Pencatatan Sipil membuat catatan pinggir pada
register akta pencatatan sipil yang dicabut sebagaimana
dimaksud pada huruf b mengenai alasan penggantian
dan pencabutan kutipan akta pencatatan sipil.
d. Penerbitan catatan pinggir pada register akta pencatatan
sipil yang dicabut paling lama 7 (tujuh) hari kerja.
(4) Formulir yang digunakan berkaitan dengan Pembetulan Akta
pencatatan sipil adalah dengan kode F-2.49, contoh formulir
tercantum dalam lampiran I yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.
Paragraf 2
Pencatatan Pembatalan Akta Pencatatan Sipil
Pasal 98
(1) Pencatatan pembatalan akta pencatatan sipil dilakukan oleh
pejabat Pencatatan sipil pada instansi pelaksana yang
menerbitkan akta pencatatan sipil.
(2) Pencatatan …
- 83 -
(2) Pencatatan Pembatalan akta pencatatan sipil sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan persyaratan :
a. Kutipan Akta Pencatatan Sipil;
b. KK dan KTP-el Orang Tua;
c. Putusan Pengadilan Negeri yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap;
d. KTP-el Pelapor;
e. Surat Kuasa bermaterai cukup bagi yang pelaporannya
dikuasakan.
(3) Pencatatan Pembatalan Akta Pencatatan Sipil sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dengan tata cara sebagai berikut :
a. Pemohon mengisi, menandatangani dan menyerahkan
formulir pembatalan akta pencatatan sipil dengan
melampirkan persyaratan penerbitan pencatatan sipil;
b. Pejabat Pencatatan Sipil membuat Catatan pinggir pada
Register akta pencatatan sipil.
c. Pejabat Pencatatan Sipil menarik dan mencabut kutipan
akta pencatatan sipil;
d. Pejabat Pencatatan Sipil menerbitkan Akta Pencatatan
Sipil sesuai dengan perintah putusan pengadilan.
e. Penerbitan Akta Pencatatan Sipil sebagaimana dimaksud
pada huruf d paling lama
Paragraf 3
Penerbitan Akta Catatan Sipil karena hilang atau rusak
Pasal 99
(1) Kutipan Akta Catatan Sipil yang hilang atau rusak dapat
diterbitkan oleh instansi Pelaksana, atas permohonan
penduduk.
(2) Penerbitan Kutipan Akta Catatan Sipil karena Hilang atau
Rusak dilaksanakan dengan persyaratan sebagai berikut :
a. Surat Keterangan Bukti Kehilangan dari Kepolisian;
b. Kutipan Akta Catatan Sipil bagi yang rusak;
c. Fotokopi Akta Catatan Sipil bagi yang hilang;
d. KK dan KTP-el Pemohon;
e. KTP-el Pelapor;
f. Surat Kuasa bermaterai cukup bagi yang pelaporannya
dikuasakan.
(3) Penerbitan kutipan Akta catatan sipil sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dengan tata cara sebagai berikut :
a. Penduduk …
- 84 -
a. Penduduk mengisi, menandatangani dan menyampaikan
formulir permohonan penerbitan kutipan akta catatan
sipil karena hilang atau rusak kepada petugas
pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1);
b. Pejabat Pencatatan Sipil yang menangani bidang
pencatatan sipil melakukan verifikasi dan validasi data
dengan register;
c. Kepala instansi pelaksana dan/atau pejabat pencatatan
sipil menandatangani kutipan akta pencatatan sipil;
d. Proses penerbitan Kutipan Akta Pencatatan Sipil
sebagaimana dimaksud pada huruf c paling lambat 30
(tiga puluh) hari kerja.
Pasal 100
Alur Standar Operasional Prosedur (SOP) Pencatatan Sipil,
tercantum dalam lampiran II yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.
Pasal 101
Pengurusan dan Penerbitan Dokumen Kependudukan tidak
dipungut biaya
BAB IV
PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI KEPENDUDUKAN
SERTA PENCATATAN SIPIL
Pasal 102
Pengelolaan data dan informasi administrasi kependudukan
menggunakan aplikasi Sistem Informasi Administrasi
Kependudukan (SIAK) ;
Pasal 103
Pengelolaan data dan informasi administrasi kependudukan
terdiri dari 8 (delapan) unsur kegiatan :
a. Perekaman Data Penduduk;
b. Penghapusan Data Penduduk;
c. Perbaikan Data Penduduk;
d. Pengolahan, Penyajian dan Pendistribusian data penduduk;
e. Pemeliharaan dan Penanganan Masalah (PPM) Perangkat
SIAK;
f. Verifikasi dan Validasi Data Penduduk;
g. Monitoring dan evaluasi Operasional SIAK; dan
h. Pembinaan dan Peningkatan SDM Pengelolaan SIAK.
Pasal 104 …
- 85 -
Pasal 104
(1) Hak akses diberikan kepada petugas yang memenuhi
persyaratan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(2) Hak akses yang diberikan kepada petugas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), meliputi memasukkan, menyimpan,
membaca, mengubah, meralat, menghapus dan mengkopi
data serta mencetak data dan dokumen kependudukan.
(3) Hak akses sebagaimana dimaksud pada ayat (2),diberikan
setelah melakukan verifikasi secara berjenjang.
(4) Hak akses sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
dikecualikan dari data pribadi.
Pasal 105
Perekaman data penduduk sebagaimana dimaksud dalam Pasal
102 huruf a adalah proses input biodata penduduk ke dalam
database bagi penduduk yang berstatus WNI atau WNA untuk
dikeluarkan Nomor Induk Kependudukan;
Pasal 106
Perekaman data penduduk WNI dibedakan atas 2 (dua) macam
kategori penduduk:
a. Penduduk pindah datang; dan
b. Bukan Penduduk Pindah Datang.
Pasal 107
(1) Perekaman data penduduk WNI pindah datang dari luar
wilayah Kota Cilegon dilaksanakan oleh Dinas ;
(2) Perekaman data penduduk WNI pindah datang dalam
wilayah Kota Cilegon dilaksanakan oleh Kecamatan ;
(3) Perekaman data penduduk bukan pindah datang
dilaksanakan oleh Kecamatan;
(4) Perekaman data penduduk WNA dilaksanakan oleh Dinas.
Pasal 108
(1) Penghapusan data penduduk sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 102 huruf b adalah proses penghapusan biodata
penduduk dari database bagi penduduk yang berstatus WNI
dan/atau WNA yang memiliki kategori khusus sebagai
berikut :
a. Biodata penduduk WNI pada database, khususnya tanggal
lahir dan jenis kelamin tidak sesuai dengan biodata yang
terdapat dalam surat permohonan penerbitan
perpanjangan dan/atau penggantian KTP-el dan/atau KK;
b. Penduduk …
- 86 -
b. Penduduk yang pindah dari wilayah Kota Cilegon ke
wilayah Kabupaten/Kota, Propinsi, dan/atau Luar Negeri
diluar wilayah Kota Cilegon.
c. Penduduk yang meninggal dunia.
(2) Proses Penghapusan data penduduk dilaksanakan oleh
pemegang Hak Akses tingkat Kabupaten/Kota pada Dinas.
Pasal 109
Perbaikan data penduduk sebagaimana dimaksud dalam pasal
102 huruf c adalah proses perubahan biodata penduduk apabila
terjadi kesalahan dengan melampirkan dokumen Kutipan Akta
kelahiran, kutipan Akta perkawinan dan ijazah
Pasal 110
Pengolahan Data Penduduk sebagaimana dimaksud dalam Pasal
102 huruf d adalah proses olah database kependudukan pada
komputer server yang berada di Dinas.
Pasal 111
Penyajian Data Penduduk sebagaimana dimaksud dalam Pasal
102 huruf d adalah proses penyajian hasil pengolahan data pada
database server dalam bentuk ouput laporan-laporan.
Pasal 112
(1) Pendistribusian Data Penduduk sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 102 huruf d adalah proses penyampaian
laporan-laporan hasil pengolahan data penduduk yang
dilakukan secara periodik;
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan
ke Biro Pemerintahan Tingkat Propinsi;
(3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat di
distribusikan ke Dinas/Instansi/Lembaga dan/atau Pihak
lain atas izin Kepala Dinas.
Pasal 113
(1) Pemeliharaan dan Penanganan Masalah (PPM) Perangkat
SIAK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 102 huruf d
adalah proses perawatan Perangkat Keras (Hardware) dan
Perangkat Lunak (software) utama dan/atau pendukung
dalam peng-operasian Aplikasi SIAK di Kecamatan dan/atau
Dinas;
(2) Pemeliharaan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatas
termasuk penggantian suku cadang Perangkat Keras
(hardware) Perangkat SIAK.
Pasal …
- 87 -
Pasal 114
Kewenangan Dinas dalam PPM :
(1) Memelihara, merawat, dan menjaga keutuhan perangkat
keras (hardware) dan/atau Perangkat Lunak (software) utama
dan/atau pendukung SIAK yang terdiri :
a. Menara jaringan dan semua komponen perangkat keras
(hardware) didalamnya yang berada di lokasi Dinas dan
Kecamatan;
b. Perangkat lunak (software) utama dan/atau pendukung
SIAK pada Dinas dan Kecamatan;
(2) Melakukan Penggantian suku cadang (sparepart) atas
kerusakan yang timbul dari hardware yang menjadi
tanggung jawab Dinas;
Pasal 115
Kewenangan Kecamatan dalam PPM :
(1) Menjaga keamanan, kebersihan dan keutuhan perangkat
keras (hardware) SIAK yang terdiri :
a. Perangkat keras (hardware) dan seluruh komponen
didalamnya yang berada di lokasi Kecamatan
b. Perangkat keras sebagaimana dimaksud pada huruf a
ayat (1) diatas terdiri dari ;
1. Komputer beserta kelengkapannya;
2. Alat pencetak (printer) beserta kelengkapannya;
3. Kotak pengaman (box wireless) beserta kelengkapan
didalamnya; dan
4. Kamera Digital beserta kelengkapannya.
(2) Melakukan Penggantian suku cadang (sparepart) atas
kerusakan yang timbul dari PC Komputer dan Printer yang
menjadi tanggung jawab Kecamatan;
Pasal 116
(1) Dalam rangka pemeliharaan database kependudukan dan
dalam hal terjadinya perubahan data kependudukan yang
mengakibatkan ketidaksesuaian database kependudukan,
maka Dinas perlu melakukan penyesuaian data yang
dilaksanakan secara berjenjang dengan melaksanakan
verifikasi dan validasi database kependudukan.
(2) Verifikasi Database kependudukan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 102 huruf f adalah proses peninjauan,
pemeriksaan, dan pengujian database kependudukan
tentang kesesuaiannya dengan persyaratan yang ditentukan;
(3) Validasi …
- 88 -
(4) Validasi Database kependudukan adalah proses pemeriksaan
ketepatan dan kebenaran data kependudukan hasil verifikasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2);
Pasal 117
(1) Verifikasi dan validasi Database kependudukan sebagaimana
dimaksud pada pasal 102 huruf f dilakukan secara periodik
dan berjenjang pada tingkat dinas, kecamatan dan kelurahan
yang melibatkan masyarakat secara langsung.
(2) Verifikasi Database kependudukan pada tingkat dinas,
meliputi proses:
a. Print out data penduduk berdasarkan database
kependudukan yang ada di server Dinas;
b. Pencetakan formulir F.1.01;
c. Pendistribusian formulir F.1.01 dan hasil print out data
kependudukan ke tingkat kecamatan.
(3) Verifikasi Database kependudukan pada tingkat kecamatan
adalah pendistribusian formulir F.1.01 dan hasil print out
data kependudukan ke masing-masing kelurahan yang
sesuai.
(4) Verifikasi Database kependudukan pada tingkat kelurahan
meliputi proses :
a. Pendistribusian hasil print out data kependudukan ke
masyarakat yang bersangkutan;
b. Pendistribusian …
b. Pendistribusian formulir F.1.01 ke penduduk yang
datanya tidak terdapat dalam hasil print out data
kependudukan dan bukan penduduk pendatang dari luar
kota Cilegon;
c. Penduduk melakukan pengecekan hasil print out data
kependudukan yang diterimanya dengan data yang
dimiliki pada saat sekarang;
d. Dalam hal terdapat perubahan dan/ atau ketidaksesuaian
antara hasil print out data kependudukan dengan data
yang dimiliki pada saat sekarang, penduduk melakukan
penyesuaian data pribadinya;
e. Penduduk yang tidak menerima hasil print out data
kependudukan, mengisi formulir F.1.01 secara lengkap
dan sesuai dengan bukti data yang dimiliki;
f. Mengembalikan hasil pengecekan print out data
kependudukan yang sudah disesuaikan atau formulir
F.1.01 ke kelurahan;
(5) Validasi …
- 89 -
(5) Validasi Database kependudukan pada tingkat kelurahan,
meliputi proses :
a. pemeriksaan ketepatan dan kebenaran data dari
penduduk baik yang berasal dari penyesuaian hasil print
out database kependudukan maupun formulir F.1.01 yang
sudah diisi;
b. Menyerahkan data yang sudah divalidasi tersebut ke
tingkat kecamatan untuk dilakukan validasi.
(6) Validasi Database kependudukan pada tingkat kecamatan,
meliputi proses:
a. pemeriksaan ketepatan dan kebenaran data dari tingkat
kelurahan;
b. Menyerahkan data yang sudah divalidasi dari masing-
masing kelurahan ke tingkat dinas.
(7) Validasi Database kependudukan pada tingkat dinas,
meliputi proses:
a. Re-check database kependudukan dan Re-entry bagi
biodata penduduk yang belum masuk ke dalam database;
b. Penghapusan biodata dan/atau data keluarga yang
masuk dalam kategori data hapus;
(8) Penyampaian laporan verifikasi dan Validasi Database
Kependudukan kepada walikota.
Pasal 118
(1) Monitoring dan Evaluasi Operasional SIAK di tingkat
Kecamatan dilaksanakan oleh Dinas.
(2) Monitoring dan Evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilaksanakan secara periodik selambat-lambatnya 2 (dua)
kali dalam 1 (satu) tahun.
Pasal 119
(1) Dalam rangka menunjang kelancaran operasional
pengelolaan SIAK secara Online dari tempat perekaman data
di Kecamatan ke Dinas, dibentuk Tim Pengelola SIAK oleh
Walikota.
(2) Mekanisme dan prosedur beroperasinya pengelolaan SIAK
dan Pengaturan hak akses dibentuk tim Pengelola SIAK.
BAB V
PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENERTIBAN
ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN
Bagian Pertama
Pembinaan
Pasal 120
(1) Pembinaan terhadap penyelenggaraan Administrasi
Kependudukan dilakukan melalui kegiatan :
a. Sosialisasi …
- 90 -
a. Sosialisasi peraturan perundang-undangan di bidang
kependudukan dan Pencatatan sipil;
b. Bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat; dan
c. Bimbingan dan penyuluhan kepada aparat di lingkungan
Pemerintah Daerah.
(2) Sosialisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
dilakukan melalui:
a. Media cetak;
b. Media elektronik;
c. Pemasangan Spanduk, Baligo dan Billboard;
d. Penyebaran brosur / leaflet; dan
e. Open Table di setiap event
(3) Bimbingan dan Penyuluhan kepada masyarakat dan aparat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dan c
dilakukan melalui tatap muka dan atau dialog interaktif.
(4) Pembinaan dan Peningkatan SDM Pengelola SIAK :
a. Bahwa dalam rangka peningkatan pelayanan baik
pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil, perlu adanya
perbaikan dan peningkatan tenaga pengelola SIAK.
b. Pembinaan dan Peningkatan terhadap tenaga pengelola
SIAK dilakukan melalui Diklat maupun Bintek.
c. Untuk melaksanakan pembinaan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat di contoh Tim dengan melibatkan
Satuan Kerja Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah
Daerah dan Instansi Terkait Lainnya.
Bagian Kedua
Pengawasan
Pasal 121
(1) Pelaksanaan pengawasan Administrasi Kependudukan
dilakukan terhadap seluruh proses penyelenggaraan
pelayanan administrasi kependudukan.
(2) Pelaksanaan Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan oleh aparat Pengawasan Fungsional, Instansi
Pelaksana, dan Instansi Vertikal.
Bagian Ketiga
Penertiban
Pasal 122
(1) Penertiban penyelenggaraan Administrasi Kependudukan
dilakukan melalui Pembinaan Administrasi Penduduk.
(2) Untuk menunjang pelaksanaan penertiban sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat dibentuk Tim dengan
melibatkan Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Cilegon dan
Instansi Vertikal.
BAB …
- 91 -
BAB VI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 123
Persyaratan dan tata cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan
Sipil yang berlaku saat Peraturan Walikota ini ditetapkan masih
tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti
sesuai dengan Peraturan Walikota ini.
Pasal 124
Semua ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara
Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil yang ada pada saat
Peraturan Walikota Kota ini ditetapkan, wajib disesuaikan dengan
Peraturan Walikota ini paling lambat 1 (satu) tahun.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 125
Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya
dalam Berita Daerah Kota Cilegon.
Ditetapkan di Cilegon
pada tanggal 1 November 2016
WALIKOTA CILEGON
ttd
Tb. IMAN ARIYADI
Diundangkan di Cilegon
pada tanggal
Plt. SEKRETARIS DAERAH KOTA CILEGON,
RATU ATI MARLIATI BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN 2016 NOMOR 101