berita negara republik indonesia - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2018/bn1481-2018.pdf ·...
TRANSCRIPT
BERITA NEGARA
REPUBLIK INDONESIA No.1481, 2018 KEMENPAN-RB. Jabatan Fungsional Inspektur
Keamanan Penerbangan.
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN
REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 55 TAHUN 2018
TENTANG
JABATAN FUNGSIONAL INSPEKTUR KEAMANAN PENERBANGAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa untuk pengembangan profesionalisme Pegawai
Negeri Sipil dalam melaksanakan tugas di bidang
keamanan penerbangan, penanganan pengangkutan
kargo dan/atau barang berbahaya, atau pelayanan
darurat dan untuk meningkatkan kinerja organisasi
perlu ditetapkan Jabatan Fungsional Inspektur
Keamanan Penerbangan;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi tentang Jabatan Fungsional Inspektur
Keamanan Penerbangan;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang
Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4956);
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -2-
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5494);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5135);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 tentang
Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 121,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5258);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 63, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6037);
6. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
7. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2015 tentang
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 89); dan
8. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang
Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil,
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden
Nomor 97 Tahun 2012 tentang Perubahan atas
Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang
Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012
Nomor 235).
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR
NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI TENTANG JABATAN
FUNGSIONAL INSPEKTUR KEAMANAN PENERBANGAN.
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -3-
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat PNS
adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada
instansi pemerintah.
2. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS
adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh
Pejabat Pembina Kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan.
3. Jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan yang
berisi fungsi dan tugas berkaitan dengan pelayanan
fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan
keterampilan tertentu.
4. Pejabat yang Berwenang adalah pejabat yang mempunyai
kewenangan melaksanakan proses pengangkatan,
pemindahan, dan pemberhentian PNS sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
5. Pejabat Pembina Kepegawaian adalah pejabat yang
mempunyai kewenangan menetapkan pengangkatan,
pemindahan, dan pemberhentian Pengawai ASN dan
pembinaan manajemen ASN di instansi pemerintah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
6. Jabatan Fungsional Inspektur Keamanan Penerbangan
adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas,
tanggung jawab, wewenang, dan hak untuk
melaksanakan kegiatan pengaturan, pengendalian,
pengawasan dan investigasi di bidang keamanan
penerbangan, penanganan pengangkutan kargo dan/atau
barang berbahaya, atau pelayanan darurat.
7. Pejabat Fungsional Inspektur Keamanan Penerbangan
yang selanjutnya disebut Inspektur Keamanan
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -4-
Penerbangan adalah PNS yang diberi tugas, tanggung
jawab, wewenang, dan hak untuk melakukan pembinaan
teknis di bidang keamanan penerbangan, penanganan
pengangkutan kargo dan/atau barang berbahaya, atau
pelayanan darurat.
8. Keamanan Penerbangan adalah suatu keadaan yang
memberikan perlindungan kepada penerbangan dari
tindakan melawan hukum melalui keterpaduan
pemanfaatan sumber daya manusia, fasilitas, dan
prosedur.
9. Barang berbahaya adalah barang atau bahan yang dapat
membahayakan kesehatan, keselamatan, harta benda
dan lingkungan.
10. Kargo adalah setiap barang yang diangkut oleh pesawat
udara selain benda pos, barang kebutuhan pesawat yang
habis pakai, dan bagasi yang tidak ada pemiliknya atau
bagasi yang salah penanganan.
11. Penanganan pengangkutan kargo dan/atau barang
berbahaya adalah kegiatan keselamatan pengangkutan
kargo dan/atau barang berbahaya dengan pesawat
udara.
12. Pelayanan Darurat adalah kegiatan terkait dengan
Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam
Kebakaran (PKP-PK), peralatan pemindah pesawat udara
yang rusak (salvage) dan rencana penanggulangan
keadaan darurat (Airport Emergency Plan/AEP).
13. Sasaran Kerja Pegawai yang selanjutnya disingkat SKP
adalah rencana kerja dan target yang akan dicapai oleh
seorang PNS.
14. Angka Kredit adalah satuan nilai dari uraian kegiatan
dan/atau akumulasi nilai dari uraian kegiatan yang
harus dicapai oleh Inspektur Keamanan Penerbangan
dalam rangka pembinaan karir yang bersangkutan.
15. Angka Kredit Kumulatif adalah akumulasi nilai Angka
Kredit minimal yang harus dicapai oleh Inspektur
Keamanan Penerbangan sebagai salah satu syarat
kenaikan pangkat dan/atau jabatan.
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -5-
16. Tim Penilai Kinerja Jabatan Fungsional Inspektur
Keamanan Penerbangan yang selanjutnya disebut Tim
Penilai adalah tim yang dibentuk oleh Pejabat yang
Berwenang dan bertugas mengevaluasi keselarasan hasil
kerja dengan tugas yang disusun dalam SKP serta
menilai kinerja Inspektur Keamanan Penerbangan.
17. Standar Kompetensi adalah standar kemampuan yang
disyaratkan untuk dapat melakukan pekerjaan tertentu
dalam bidang keamanan penerbangan, penanganan
pengangkutan kargo dan/atau barang berbahaya, atau
pelayanan darurat yang menyangkut aspek pengetahuan,
keterampilan dan/atau keahlian, serta sikap kerja
tertentu yang relevan dengan tugas dan syarat jabatan.
18. Sertifikat Kompetensi adalah tanda bukti seseorang telah
memenuhi persyaratan pengetahuan, keahlian dan
kualifikasi dibidang keamanan penerbangan,
penanganan pengangkutan kargo dan/atau barang
berbahaya, atau pelayanan darurat.
19. Karya Tulis/Karya Ilmiah adalah tulisan hasil pokok
pikiran, pengembangan, dan hasil kajian/penelitian yang
disusun oleh Inspektur Keamanan Penerbangan baik
perorangan atau kelompok di bidang keamanan
penerbangan, penanganan pengangkutan kargo dan/atau
barang berbahaya, atau pelayanan darurat.
20. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pendayagunaan aparatur Negara.
BAB II
KLASIFIKASI/RUMPUN JABATAN DAN KEDUDUKAN
Bagian Kesatu
Klasifikasi/Rumpun Jabatan
Pasal 2
Jabatan Fungsional Inspektur Keamanan Penerbangan
termasuk dalam klasifikasi/rumpun pengawas kualitas dan
keamanan.
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -6-
Bagian Kedua
Kedudukan
Pasal 3
(1) Inspektur Keamanan Penerbangan berkedudukan sebagai
pelaksana teknis fungsional di bidang keamanan
penerbangan, penanganan pengangkutan kargo dan/atau
barang berbahaya, atau pelayanan darurat pada
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian
Perhubungan.
(2) Inspektur Keamanan Penerbangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), merupakan jabatan karier PNS.
BAB III
KATEGORI DAN JENJANG JABATAN FUNGSIONAL
Pasal 4
(1) Jabatan Fungsional Inspektur Keamanan Penerbangan
merupakan jabatan fungsional kategori keahlian.
(2) Jenjang Jabatan Fungsional Inspektur Keamanan
Penerbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dari
jenjang terendah sampai jenjang tertinggi, terdiri atas:
a. Inspektur Keamanan Penerbangan Ahli Pertama;
b. Inspektur Keamanan Penerbangan Ahli Muda; dan
c. Inspektur Keamanan Penerbangan Ahli Madya.
(3) Jenjang pangkat Jabatan Fungsional Inspektur
Keamanan Penerbangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(4) Pangkat untuk masing-masing jenjang Jabatan
Fungsional Inspektur Keamanan Penerbangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berdasarkan jumlah
Angka Kredit yang ditetapkan tercantum dalam Lampiran
II sampai dengan Lampiran IV yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(5) Penetapan jenjang Jabatan Fungsional Inspektur
Keamanan Penerbangan ditetapkan berdasarkan Angka
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -7-
Kredit yang dimiliki setelah ditetapkan oleh Pejabat Yang
Berwenang menetapkan Angka Kredit.
BAB IV
TUGAS JABATAN, UNSUR DAN SUB-UNSUR KEGIATAN,
Bagian Kesatu
Tugas Jabatan
Pasal 5
Tugas Jabatan Fungsional Inspektur Keamanan Penerbangan
yaitu melaksanakan kegiatan pembinaan teknis pengaturan,
pengendalian, pengawasan, dan investigasi di bidang
keamanan penerbangan, penanganan pengangkutan kargo
dan/atau barang berbahaya, atau pelayanan darurat.
Bagian Kedua
Unsur dan Sub-Unsur Kegiatan
Pasal 6
(1) Unsur kegiatan tugas Jabatan Fungsional Inspektur
Keamanan Penerbangan yang dapat dinilai angka
kreditnya, terdiri atas:
a. unsur utama; dan
b. unsur penunjang.
(2) Unsur utama sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a, terdiri atas:
a. pendidikan;
b. pembinaan teknis keamanan penerbangan,
penanganan pengangkutan kargo dan/atau barang
berbahaya, atau pelayanan darurat;
c. pengembangan profesi.
(3) Sub-unsur dari unsur utama sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), terdiri atas:
a. pendidikan, meliputi:
1. pendidikan formal dan memperoleh
ijazah/gelar;
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -8-
2. pendidikan dan pelatihan (diklat) fungsional/
teknis di bidang keamanan penerbangan,
penanganan pengangkutan kargo dan/atau
barang berbahaya atau pelayanan darurat serta
memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan
dan Pelatihan atau sertifikat; dan
3. diklat prajabatan;
b. pembinaan teknis keamanan penerbangan,
penanganan pengangkutan kargo dan/atau barang
berbahaya, atau pelayanan darurat, meliputi :
1. pengaturan;
2. pengendalian; dan
3. pengawasan dan investigasi; dan
c. pengembangan profesi, meliputi:
1. pembuatan Karya Tulis/Karya Ilmiah di bidang
keamanan penerbangan, penanganan
pengangkutan kargo dan/atau barang
berbahaya, atau pelayanan darurat;
2. penerjemahan/penyaduran buku dan bahan
lainnya di bidang keamanan penerbangan,
penanganan pengangkutan kargo dan/atau
barang berbahaya, atau pelayanan darurat; dan
3. penyusunan buku pedoman/ketentuan
pelaksanaan/ketentuan teknis di bidang
keamanan penerbangan, penanganan
pengangkutan kargo dan/atau barang
berbahaya, atau pelayanan darurat.
(4) Unsur penunjang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b, terdiri atas:
a. pengajar/pelatih pada pendidikan dan pelatihan
fungsional/teknis di bidang keamanan penerbangan,
penanganan pengangkutan kargo dan/atau barang
berbahaya, atau pelayanan darurat;
b. berperan serta dalam seminar/lokakarya/
konferensi di bidang keamanan penerbangan,
penanganan pengangkutan kargo dan/atau barang
berbahaya, atau pelayanan darurat;
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -9-
c. keanggotaan dalam organisasi profesi Jabatan
Fungsional Inspektur Keamanan Penerbangan;
d. keanggotaan dalam Tim Penilai;
e. perolehan Penghargaan/Tanda Jasa; dan
f. perolehan ijazah/gelar kesarjanaan lainnya.
BAB V
URAIAN KEGIATAN TUGAS JABATAN DAN HASIL KERJA
Bagian Kesatu
Uraian Kegiatan Tugas Jabatan Sesuai dengan
Jenjang Jabatan
Pasal 7
(1) Uraian kegiatan tugas Jabatan Fungsional Inspektur
Keamanan Penerbangan sesuai dengan jenjang
jabatannya, sebagai berikut:
a. Inspektur Keamanan Penerbangan Ahli Pertama,
sebagai berikut:
1. menganalisis penerapan kebijakan, standar,
norma, pedoman, kriteria, sistem dan prosedur
di bidang keamanan penerbangan,
pengangkutan kargo dan/atau barang
berbahaya, atau pelayanan darurat, serta
kendali mutu;
2. menganalisis Standar Operasi Prosedur (SOP)
dan best practice di bidang keamanan
penerbangan, pengangkutan kargo dan/atau
barang berbahaya, atau pelayanan darurat,
serta kendali mutu;
3. mengevaluasi dokumen administrasi sertifikasi
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (di
bidang keamanan penerbangan, penanganan
pengangkutan barang berbahaya, atau PKP-PK
dan salvage), sertifikasi badan hukum
pemeriksaan keamanan kargo dan pos, atau ijin
penanganan pengangkutan barang berbahaya;
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -10-
4. mengevaluasi struktur organisasi lembaga
pendidikan dan pelatihan (di bidang keamanan
penerbangan, penanganan pengangkutan
barang berbahaya, atau PKP-PK dan salvage),
sertifikasi badan hukum pemeriksaan
keamanan kargo dan pos, atau ijin penanganan
pengangkutan barang berbahaya;
5. melakukan validasi administrasi dan teknis
lembaga pendidikan dan pelatihan (bidang
keamanan penerbangan, penanganan
pengangkutan barang berbahaya, atau PKP-PK
dan salvage), sertifikasi badan hukum
pemeriksaan keamanan kargo dan pos, atau ijin
penanganan pengangkutan barang berbahaya;
6. menyusun rencana program kegiatan verifikasi
sertifikasi lembaga pendidikan dan pelatihan
(bidang keamanan penerbangan, penanganan
pengangkutan barang berbahaya, atau PKP-PK
dan salvage), badan hukum pemeriksaan
keamanan kargo dan pos, atau ijin
pengangkutan barang berbahaya;
7. mengidentifikasi bahan dan kelengkapan
(form/checklist) pelaksanaan verifikasi lembaga
pendidikan dan pelatihan (bidang keamanan
penerbangan, penanganan pengangkutan
barang berbahaya, atau PKP-PK dan salvage),
badan hukum pemeriksaan keamanan kargo
dan pos, atau ijin pengangkutan barang
berbahaya;
8. menganalisis laporan dan rekomendasi hasil
pelaksanaan verifikasi permohonan sertifikasi
lembaga pendidikan dan pelatihan (bidang
keamanan penerbangan, penanganan
pengangkutan barang berbahaya, atau PKP-PK
dan salvage), badan hukum pemeriksaan
keamanan kargo dan pos, atau ijin
pengangkutan barang berbahaya;
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -11-
9. mengevaluasi dokumen rencana
penanggulangan darurat (AEP), dokumen
program keamanan bandar udara (ASP),
program keamanan angkutan udara (AOSP),
program keamanan kargo dan pos, program
keamanan penyelenggara pelayanan navigasi
penerbangan, atau manual penanganan
pengangkutan barang berbahaya (DGHM);
10. menyusun program pelaksanaan verifikasi
lapangan yang diperlukan dalam rangka
pengesahan dokumen rencana penanggulangan
darurat (AEP), dokumen program keamanan
bandar udara (ASP), program keamanan
angkutan udara (AOSP), program keamanan
kargo dan pos, program keamanan
penyelenggara pelayanan navigasi penerbangan,
atau manual penanganan pengangkutan barang
berbahaya (DGHM);
11. melaksanakan kegiatan verifikasi lapangan
dalam rangka pengesahan dokumen rencana
penanggulangan darurat (AEP), dokumen
program keamanan bandar udara (ASP),
program keamanan angkutan udara (AOSP),
program keamanan kargo dan pos, program
keamanan penyelenggara pelayanan navigasi
penerbangan, atau manual penanganan
pengangkutan barang berbahaya (DGHM)
(Kategori C);
12. menganalisis laporan dan rekomendasi hasil
pelaksanaan verifikasi dalam rangka
pengesahan dokumen rencana penanggulangan
darurat (AEP), dokumen program keamanan
bandar udara (ASP), program keamanan
angkutan udara (AOSP), program keamanan
kargo dan pos, program keamanan
penyelenggara pelayanan navigasi penerbangan,
atau manual penanganan pengangkutan barang
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -12-
berbahaya (DGHM);
13. mengevaluasi rancangan pengesahan dokumen
rencana penanggulangan darurat (AEP),
dokumen program keamanan bandar udara
(ASP), program keamanan angkutan udara
(AOSP), program keamanan kargo dan pos,
program keamanan penyelenggara pelayanan
navigasi penerbangan, atau manual
penanganan pengangkutan barang berbahaya
(DGHM) yang telah diperbaiki sesuai dengan
hasil verifikasi / presentasi bandar udara;
14. mengevaluasi dokumen administrasi dan teknis
dalam rangka sertifikasi kelaikan kendaraan
PKP-PK, sertifikasi pelayanan PKP-PK, atau
sertifikasi fasilitas keamanan penerbangan;
15. mengidentifikasi kelengkapan (alat
uji/form/checklist) verifikasi dalam rangka
sertifikasi kelaikan kendaraan PKP-PK,
sertifikasi pelayanan PKP-PK, atau sertifikasi
fasilitas keamanan penerbangan;
16. melakukan verifikasi lapangan dalam rangka
serifikasi kelaikan kendaraan PKP-PK,
sertifikasi pelayanan PKP-PK, atau sertifikasi
fasilitas keamanan penerbangan (Kategori C);
17. Melakukan monitoring Corrective Action
pemohon terkait hasil rekomendasi Corrective
Action Plan (CAP) hasil sertifikasi kelaikan
kendaraan PKP-PK, sertifikasi pelayanan PKP-
PK, atau sertifikasi fasilitas keamanan
penerbangan;
18. mengevaluasi data dan administrasi
kelengkapan persyaratan lisensi (personel
keamanan penerbangan, personel fasilitas
keamanan penerbangan, personel penanganan
pengangkutan barang berbahaya, personel
pelayanan PKP-PK, personel salvage, atau
personel teknik pemeliharaan kendaraan PKP-
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -13-
PK) atau sertifikasi instruktur;
19. mengidentifikasi bahan dan kelengkapan
pengujian (form/checklist/bahan soal) serta
melaksanakan kegiatan pengujian lisensi
(personel keamanan penerbangan, personel
fasilitas keamanan penerbangan, personel
penanganan pengangkutan barang berbahaya,
personel pelayanan PKP-PK, personel salvage,
atau personel teknik pemeliharaan kendaraan
PKP-PK) atau sertifikasi instruktur;
20. melaksanakan pengujian lisensi (personel
keamanan penerbangan, personel pelayanan
PKP-PK, personel salvage, atau personel teknik
pemeliharaan kendaraan PKP-PK) atau
sertifikasi instruktur (Kategori C);
21. menganalisis data dan bahan pelaksanaan
kegiatan asistensi teknis secara
berkesinambungan di bidang keamanan
penerbangan, penanganan pengangkutan kargo
dan/atau barang berbahaya, atau pelayanan
darurat serta kendali mutu;
22. melaksanakan kegiatan asistensi teknis secara
berkesinambungan di bidang keamanan
penerbangan atau pelayanan darurat serta
kendali mutu (Kategori C);
23. menyusun konsep laporan hasil pelaksanaan
kegiatan asistensi teknis secara
berkesinambungan di bidang keamanan
penerbangan, penanganan pengangkutan kargo
dan/atau barang berbahaya, atau pelayanan
darurat serta kendali mutu;
24. mengidentifikasi data bandar udara yang akan
melaksanakan latihan penanggulangan
keadaan darurat atau latihan pengamanan
bandar udara;
25. menganalisis rekomendasi dan laporan hasil
pelaksanaan pengawasan/supervisi latihan
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -14-
rencana penanggulangan keadaan darurat atau
latihan pengamanan bandar udara;
26. menyusun dan mengevaluasi program kegiatan
pengawasan (audit, inspeksi, survey,
pengujian/test, atau pengamatan/ surveillance)
atau investigasi di bidang keamanan
penerbangan, penanganan pengangkutan kargo
dan/atau barang berbahaya, atau pelayanan
darurat;
27. Mengidentifikasi bahan dan kelengkapan
(form/check list) pengawasan (audit, inspeksi,
survey, pengujian/test, atau pengamatan/
surveillance) atau investigasi di bidang
keamanan penerbangan, penanganan
pengangkutan kargo dan/atau barang
berbahaya, atau pelayanan darurat;
28. melaksanakan kegiatan pengawasan (audit,
inspeksi, survey, pengujian/test, atau
pengamatan/surveillance) atau investigasi di
bidang keamanan penerbangan, penanganan
pengangkutan kargo dan/atau barang
berbahaya, atau pelayanan darurat (Kategori C);
29. menyusun laporan dan rekomendasi Corrective
Action Plan (CAP) hasil pengawasan (audit,
inspeksi, survey, pengujian/test, atau
pengamatan/surveillance) atau investigasi di
bidang keamanan penerbangan, penanganan
pengangkutan kargo dan/atau barang
berbahaya, atau pelayanan darurat;
30. melakukan monitoring rekomendasi Corrective
Action Plan (CAP) objek pengawasan (audit,
inspeksi, survey, pengujian/test, atau
pengamatan/surveillance) atau investigasi di
bidang keamanan penerbangan, penanganan
pengangkutan kargo dan/atau barang
berbahaya, atau pelayanan darurat;
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -15-
31. menyusun konsep pemberian sanksi
administratif kepada objek pengawasan (audit,
inspeksi, survey, pengujian/test, atau
pengamatan/surveillance) atau investigasi di
bidang keamanan penerbangan, penanganan
pengangkutan kargo dan/atau barang
berbahaya, atau pelayanan darurat apabila
tidak menyelesaikan Corrective Action Plan
(CAP)/batas waktu penyampaian terlewati/
target waktu penyelesaian CAP yang dijanjikan
tidak sesuai; dan
32. mengevaluasi hasil perekaman pelaporan
internal dan/dari operator di bidang keamanan
penerbangan, pengangkutan kargo dan/atau
barang berbahaya, atau pelayanan darurat,
serta kendali mutu;
b. Inspektur Keamanan Penerbangan Tingkat Ahli
Muda, sebagai berikut:
1. mengevaluasi penerapan kebijakan, standar,
norma, pedoman, kriteria, sistem dan prosedur
di bidang keamanan penerbangan,
pengangkutan kargo dan/atau barang
berbahaya, atau pelayanan darurat, serta
kendali mutu;
2. mengevaluasi data dan bahan penyusunan
substantif kebijakan, standar, norma, pedoman,
kriteria, sistem dan prosedur di bidang
keamanan penerbangan, pengangkutan kargo
dan/atau barang berbahaya, atau pelayanan
darurat, serta kendali mutu;
3. menyusun rancangan kebijakan, standar,
norma, pedoman, kriteria, sistem dan prosedur
di bidang keamanan penerbangan,
pengangkutan kargo dan/atau barang
berbahaya, atau pelayanan darurat, serta
kendali mutu;
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -16-
4. melaksanakan rapat pembahasan penyusunan
rancangan kebijakan, standar, norma,
pedoman, kriteria, sistem dan prosedur di
bidang keamanan penerbangan, pengangkutan
kargo dan/atau barang berbahaya, atau
pelayanan darurat, serta kendali mutu;
5. mengevaluasi hasil pelaksanaan rapat
pembahasan konsep rancangan kebijakan,
standar, norma, pedoman, kriteria, sistem dan
prosedur di bidang keamanan penerbangan,
pengangkutan kargo dan/atau barang
berbahaya, atau pelayanan darurat, serta
kendali mutu;
6. mengevaluasi bahan dan data substantif dalam
rangka penyusunan Standar Operasi Prosedur
(SOP) di bidang keamanan penerbangan,
pengangkutan kargo dan/atau barang
berbahaya, atau pelayanan darurat, serta
kendali mutu;
7. mengkonsep rancangan Standar Operasi
Prosedur (SOP) di bidang keamanan
penerbangan, pengangkutan kargo dan/atau
barang berbahaya, atau pelayanan darurat,
serta kendali mutu;
8. melaksanakan rapat pembahasan rancangan
Standar Operasi Prosedur (SOP) di bidang
keamanan penerbangan, pengangkutan kargo
dan/atau barang berbahaya, atau pelayanan
darurat, serta kendali mutu;
9. menganalisis hasil pembahasan terhadap
rancangan Standar Operasi Prosedur (SOP) di
bidang keamanan penerbangan, pengangkutan
kargo dan/atau barang berbahaya, atau
pelayanan darurat, serta kendali mutu;
10. memeriksa kelengkapan dan keabsahan
dokumen administrasi dan teknis lembaga
pendidikan dan pelatihan (di bidang keamanan
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -17-
penerbangan, penanganan pengangkutan
barang berbahaya, atau PKP-PK dan salvage),
sertifikasi badan hukum pemeriksaan
keamanan kargo dan pos, atau ijin penanganan
pengangkutan barang berbahaya;
11. mengevaluasi kompetensi Instruktur lembaga
pendidikan dan pelatihan (di bidang keamanan
penerbangan, penanganan pengangkutan
barang berbahaya, atau PKP-PK dan salvage);
12. mengevaluasi program keamanan badan
hukum pemeriksaan keamanan kargo dan pos;
13. menganalisis bahan presentasi permohonan
sertifikasi lembaga pendidikan dan pelatihan
(bidang keamanan penerbangan, penanganan
pengangkutan barang berbahaya, atau PKP-PK
dan salvage), badan hukum pemeriksaan
keamanan kargo dan pos, atau ijin penanganan
pengangkutan barang berbahaya;
14. mengevaluasi laporan dan rekomendasi hasil
pelaksanaan presentasi permohonan sertifikasi
lembaga pendidikan dan pelatihan (bidang
keamanan penerbangan, penanganan
pengangkutan barang berbahaya, atau PKP-PK
dan salvage), badan hukum pemeriksaan
keamanan kargo dan pos, atau ijin
pengangkutan barang berbahaya;
15. melakukan verifikasi lapangan lembaga
pendidikan dan pelatihan (bidang keamanan
penerbangan, penanganan pengangkutan
barang berbahaya, atau PKP-PK dan salvage),
badan hukum pemeriksaan keamanan kargo
dan pos, atau ijin pengangkutan barang
berbahaya;
16. menganalisis kelengkapan berkas administratif
dan teknis yang telah diperbaiki sesuai dengan
hasil verifikasi/presentasi lembaga pendidikan
dan pelatihan (bidang keamanan penerbangan,
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -18-
penanganan pengangkutan barang berbahaya,
atau PKP-PK dan salvage), badan hukum
pemeriksaan keamanan kargo dan pos, atau ijin
pengangkutan barang berbahaya;
17. memvalidasi dokumen rencana penanggulangan
darurat (AEP), dokumen program keamanan
bandar udara (ASP), program keamanan
angkutan udara (AOSP), program keamanan
kargo dan pos, program keamanan
penyelenggara pelayanan navigasi penerbangan,
atau manual penanganan pengangkutan barang
berbahaya (DGHM);
18. Menganalisis bahan presentasi dokumen
rencana penanggulangan darurat (AEP),
dokumen program keamanan bandar udara
(ASP), program keamanan angkutan udara
(AOSP), program keamanan kargo dan pos,
program keamanan penyelenggara pelayanan
navigasi penerbangan, atau manual
penanganan pengangkutan barang berbahaya
(DGHM);
19. mengevaluasi laporan dan rekomendasi hasil
pelaksanaan presentasi dalam rangka
pengesahan dokumen rencana penanggulangan
darurat (AEP), dokumen program keamanan
bandar udara (ASP), program keamanan
angkutan udara (AOSP), program keamanan
kargo dan pos, program keamanan
penyelenggara pelayanan navigasi penerbangan,
atau manual penanganan pengangkutan barang
berbahaya (DGHM);
20. melaksanakan kegiatan verifikasi lapangan
dalam rangka pengesahan dokumen rencana
penanggulangan darurat (AEP), dokumen
program keamanan bandar udara (ASP),
program keamanan angkutan udara (AOSP),
program keamanan kargo dan pos, program
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -19-
keamanan penyelenggara pelayanan navigasi
penerbangan, atau manual penanganan
pengangkutan barang berbahaya (DGHM)
(Kategori B);
21. menganalisis kelengkapan berkas administratif
dan teknis yang telah diperbaiki sesuai dengan
hasil verifikasi / presentasi pengesahan
dokumen rencana penanggulangan darurat
(AEP), dokumen program keamanan bandar
udara (ASP), program keamanan angkutan
udara (AOSP), program keamanan kargo dan
pos, program keamanan penyelenggara
pelayanan navigasi penerbangan, atau manual
penanganan pengangkutan barang berbahaya
(DGHM);
22. melakukan verifikasi lapangan dalam rangka
serifikasi kelaikan kendaraan PKP-PK,
sertifikasi pelayanan PKP-PK, atau sertifikasi
fasilitas keamanan penerbangan (Kategori B);
23. memvalidasi hasil verifikasi lapangan dalam
rangka sertifikasi kelaikan kendaraan PKP-PK,
sertifikasi pelayanan PKP-PK, atau sertifikasi
fasilitas keamanan penerbangan;
24. menyusun rekomendasi Corrective Action Plan
(CAP) hasil verifikasi lapangan kelaikan
kendaraan PKP-PK, sertifikasi pelayanan PKP-
PK, atau sertifikasi fasilitas keamanan
penerbangan;
25. mengevaluasi Corrective Action yang telah
dilakukan pemohon dalam rangka sertifikasi
kelaikan kendaraan PKP-PK, sertifikasi
pelayanan PKP-PK, atau sertifikasi fasilitas
keamanan penerbangan;
26. melaksanakan pengujian lisensi (personel
keamanan penerbangan, personel fasilitas
keamanan penerbangan, personel penanganan
pengangkutan barang berbahaya, personel
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -20-
pelayanan PKP-PK, personel salvage, atau
personel teknik pemeliharaan kendaraan PKP-
PK) atau sertifikasi instruktur (Kategori B);
27. melakukan penilaian terhadap hasil pengujian
lisensi (personel keamanan penerbangan,
personel fasilitas keamanan penerbangan,
personel penanganan pengangkutan barang
berbahaya, personel pelayanan PKP-PK,
personel salvage, atau personel teknik
pemeliharaan kendaraan PKP-PK) atau
sertifikasi instruktur;
28. melakukan pelaksanaan pengujian
ulang/recheck penerbitan lisensi personel atau
sertifikasi instruktur (jika dibutuhkan);
29. mengevaluasi laporan kegiatan pengujian dalam
rangka penerbitan/perpanjangan lisensi
(personel keamanan penerbangan, personel
fasilitas keamanan penerbangan, personel
penanganan pengangkutan barang berbahaya,
personel pelayanan PKP-PK, personel salvage,
atau personel teknik pemeliharaan kendaraan
PKP-PK) atau sertifikasi instruktur;
30. melaksanakan kegiatan asistensi teknis secara
berkesinambungan di bidang keamanan
penerbangan, penanganan pengangkutan kargo
dan/atau barang berbahaya, atau pelayanan
darurat serta kendali mutu (Kategori B);
31. melakukan pengawasan/supervisi terhadap
implementasi dokumen penanggulangan
keadaan darurat atau dokumen terkait
keamanan penerbangan;
32. melakukan pengawasan/supervisi objektifitas
unit PKP-PK atau unit pengamanan bandar
udara saat penanggulangan keadaan darurat;
33. mengevaluasi laporan terkait pelaksanaan
kegiatan pengawasan/supervisi latihan rencana
penanggulangan keadaan darurat atau latihan
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -21-
pengamanan bandar udara bandar udara;
34. menganalisis data dan bahan yang diperlukan
untuk pelaksanaan pengawasan (audit,
inspeksi, survey, pengujian/test, atau
pengamatan/surveillance) atau investigasi di
bidang keamanan penerbangan, penanganan
pengangkutan kargo dan/atau barang
berbahaya, atau pelayanan darurat;
35. melaksanakan kegiatan pengawasan (audit,
inspeksi, survey, pengujian/test, atau
pengamatan/surveillance) atau investigasi di
bidang keamanan penerbangan, penanganan
pengangkutan kargo dan/atau barang
berbahaya, atau pelayanan darurat (Kategori B);
36. menganalisis temuan hasil pelaksanaan
pengawasan (audit, inspeksi, survey,
pengujian/test, atau pengamatan/ surveillance)
atau investigasi di bidang keamanan
penerbangan, penanganan pengangkutan kargo
dan/atau barang berbahaya, atau pelayanan
darurat;
37. mengevaluasi laporan dan rekomendasi
Corrective Action Plan (CAP) hasil pengawasan
(audit, inspeksi, survey, pengujian/test, atau
pengamatan/surveillance) atau investigasi di
bidang keamanan penerbangan, penanganan
pengangkutan kargo dan/atau barang
berbahaya, atau pelayanan darurat;
38. menganalisis Corrective Action yang dilakukan
objek pengawasan (audit, inspeksi, survey,
pengujian/test, atau pengamatan/ surveillance)
atau investigasi di bidang keamanan
penerbangan, penanganan pengangkutan kargo
dan/atau barang berbahaya, atau pelayanan
darurat;
39. mengevaluasi pemberian sanksi administratif
kepada objek pengawasan (audit, inspeksi,
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -22-
survey, pengujian/test, atau pengamatan/
surveillance) atau investigasi di bidang
keamanan penerbangan, penanganan
pengangkutan kargo dan/atau barang
berbahaya, atau pelayanan darurat apabila
correction plan tidak sesuai atau tidak
menyampaikan atau target waktu penyelesaian
Corrective Action Plan (CAP); dan
40. mengevaluasi surat apresiasi pengawasan
(audit, inspeksi, survey, pengujian/test, atau
pengamatan/surveillance) atau investigasi di
bidang keamanan penerbangan, penanganan
pengangkutan kargo dan/atau barang
berbahaya, atau pelayanan darurat; dan
c. Inspektur Keamanan Penerbangan Tingkat Ahli
Madya, sebagai berikut:
1. mengevaluasi rencana program penyusunan
kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria,
sistem dan prosedur di bidang keamanan
penerbangan, pengangkutan kargo dan/atau
barang berbahaya, atau pelayanan darurat,
serta kendali mutu;
2. menganalisis konsep rancangan kebijakan,
standar, norma, pedoman, kriteria, sistem dan
prosedur di bidang keamanan penerbangan,
pengangkutan kargo dan/atau barang
berbahaya, atau pelayanan darurat, serta
kendali mutu;
3. menyusun rekomendasi konsep akhir
rancangan kebijakan, standar, norma,
pedoman, kriteria, sistem dan prosedur di
bidang keamanan penerbangan, pengangkutan
kargo dan/atau barang berbahaya, atau
pelayanan darurat, serta kendali mutu;
4. mengevaluasi rancangan Standar Operasi
Prosedur (SOP) di bidang keamanan
penerbangan, pengangkutan kargo dan/atau
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -23-
barang berbahaya, atau pelayanan darurat,
serta kendali mutu;
5. menyusun konsep rekomendasi akhir Standar
Operasi Prosedur (SOP) di bidang keamanan
penerbangan, pengangkutan kargo dan/atau
barang berbahaya, atau pelayanan darurat,
serta kendali mutu;
6. mengevaluasi training prosedur manual (TPM)
lembaga pendidikan dan pelatihan (di bidang
keamanan penerbangan, penanganan
pengangkutan barang berbahaya, atau PKP-PK
dan salvage);
7. mengevaluasi dan memvalidasi DGHM terkait
ijin pengangkutan barang berbahaya;
8. melaksanakan penilaian presentasi
permohonan sertifikasi lembaga pendidikan dan
pelatihan (bidang keamanan penerbangan,
penanganan pengangkutan barang berbahaya,
atau PKP-PK dan salvage), badan hukum
pemeriksaan keamanan kargo dan pos, atau ijin
penanganan pengangkutan barang berbahaya;
9. melakukan validasi hasil kegiatan verifikasi
lembaga pendidikan dan pelatihan (bidang
keamanan penerbangan, penanganan
pengangkutan barang berbahaya, atau PKP-PK
dan salvage), badan hukum pemeriksaan
keamanan kargo dan pos, atau ijin
pengangkutan barang berbahaya;
10. menyusun konsep rekomendasi akhir
penerbitan sertifikasi lembaga pendidikan dan
pelatihan (bidang keamanan penerbangan,
penanganan pengangkutan barang berbahaya,
atau PKP-PK dan salvage), badan hukum
pemeriksaan keamanan kargo dan pos, atau ijin
pengangkutan barang berbahaya;
11. melaksanakan penilaian presentasi dalam
rangka pengesahan dokumen rencana
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -24-
penanggulangan darurat (AEP), dokumen
program keamanan bandar udara (ASP),
program keamanan angkutan udara (AOSP),
program keamanan kargo dan pos, program
keamanan penyelenggara pelayanan navigasi
penerbangan, atau manual penanganan
pengangkutan barang berbahaya (DGHM);
12. melaksanakan kegiatan verifikasi lapangan
dalam rangka pengesahan dokumen rencana
penanggulangan darurat (AEP), dokumen
program keamanan bandar udara (ASP),
program keamanan angkutan udara (AOSP),
program keamanan kargo dan pos, program
keamanan penyelenggara pelayanan navigasi
penerbangan, atau manual penanganan
pengangkutan barang berbahaya (DGHM)
(Kategori A);
13. melakukan validasi hasil kegiatan verifikasi
dalam rangka pengesahan dokumen rencana
penanggulangan darurat (AEP), dokumen
program keamanan bandar udara (ASP),
program keamanan angkutan udara (AOSP),
program keamanan kargo dan pos, program
keamanan penyelenggara pelayanan navigasi
penerbangan, atau manual penanganan
pengangkutan barang berbahaya (DGHM);
14. menyusun konsep rekomendasi akhir
pengesahan dokumen rencana penanggulangan
darurat (AEP), dokumen program keamanan
bandar udara (ASP), program keamanan
angkutan udara (AOSP), program keamanan
kargo dan pos, program keamanan
penyelenggara pelayanan navigasi penerbangan,
atau manual penanganan pengangkutan barang
berbahaya (DGHM);
15. melakukan verifikasi lapangan dalam rangka
serifikasi kelaikan kendaraan PKP-PK,
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -25-
sertifikasi pelayanan PKP-PK, atau sertifikasi
fasilitas keamanan penerbangan (Kategori A);
16. menilai hasil verifikasi dalam rangka sertifikasi
kelaikan kendaraan PKP-PK, sertifikasi
pelayanan PKP-PK, atau sertifikasi fasilitas
keamanan penerbangan;
17. menyusun konsep rekomendasi akhir sertifikasi
kelaikan kendaraan PKP-PK, sertifikasi
pelayanan PKP-PK, atau sertifikasi fasilitas
keamanan penerbangan;
18. melaksanakan pengujian lisensi (personel
keamanan penerbangan, personel fasilitas
keamanan penerbangan, personel penanganan
pengangkutan barang berbahaya, personel
pelayanan PKP-PK, personel salvage, atau
personel teknik pemeliharaan kendaraan PKP-
PK) atau sertifikasi instruktur (Kategori A);
19. menyusun konsep rekomendasi akhir lisensi
(personel keamanan penerbangan, personel
fasilitas keamanan penerbangan, personel
penanganan pengangkutan barang berbahaya,
personel pelayanan PKP-PK, personel salvage,
atau personel teknik pemeliharaan kendaraan
PKP-PK) atau sertifikasi instruktur;
20. Melaksanakan kegiatan asistensi teknis secara
berkesinambungan di bidang keamanan
penerbangan, penanganan pengangkutan kargo
dan/atau barang berbahaya, atau pelayanan
darurat serta kendali mutu (Kategori A);
21. mengevaluasi laporan terkait pelaksanaan
kegiatan asistensi teknis secara
berkesinambungan di bidang keamanan
penerbangan, penanganan pengangkutan kargo
dan/atau barang berbahaya, atau pelayanan
darurat serta kendali mutu;
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -26-
22. melakukan pengawasan/supervisi pola
penanganan api saat penanggulangan keadaan
darurat atau pengamanan bandar udara;
23. melakukan penilaian resiko terhadap objek
pengawasan (audit, inspeksi, survey,
pengujian/test, atau pengamatan/ surveillance)
di bidang keamanan penerbangan, penanganan
pengangkutan kargo dan/atau barang
berbahaya, atau pelayanan darurat;
24. melaksanakan kegiatan pengawasan (audit,
inspeksi, survey, pengujian/test, atau
pengamatan/surveillance) atau investigasi di
bidang keamanan penerbangan, penanganan
pengangkutan kargo dan/atau barang
berbahaya, atau pelayanan darurat (Kategori A);
25. memvalidasi hasil Corrective Action yang
dilakukan objek pengawasan (audit, inspeksi,
survey, pengujian/test, atau pengamatan/
surveillance) atau investigasi di bidang
keamanan penerbangan, penanganan
pengangkutan kargo dan/atau barang
berbahaya, atau pelayanan darurat; dan
26. menyusun konsep rekomendasi akhir
pemberian sanksi administratif kepada objek
pengawasan (audit, inspeksi, survey,
pengujian/test, atau pengamatan/ surveillance)
atau investigasi di bidang keamanan
penerbangan, penanganan pengangkutan kargo
dan/atau barang berbahaya, atau pelayanan
darurat apabila correction plan tidak sesuai atau
tidak menyampaikan atau target waktu
penyelesaian Corrective Action Plan (CAP).
(2) Inspektur Keamanan Penerbangan yang melaksanakan
kegiatan tugas jabatan, pengembangan profesi, dan
unsur penunjang diberikan nilai Angka Kredit tercantum
dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -27-
(3) Rincian kegiatan uraian tugas Jabatan Fungsional
Inspektur Keamanan Penerbangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) untuk setiap jenjang jabatan
diatur lebih lanjut oleh Instansi Pembina.
Bagian Kedua
Hasil Kerja
Pasal 8
(1) Hasil kerja tugas jabatan bagi Inspektur Keamanan
Penerbangan sesuai jenjang jabatan, sebagai berikut:
a. Inspektur Keamanan Penerbangan Ahli Pertama,
meliputi:
1. dokumen pemetaan penerapan kebijakan,
standar, norma, pedoman, kriteria, sistem dan
prosedur;
2. dokumen pemetaan SOP;
3. kertas kerja evaluasi dokumen administrasi
sertifikasi penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan;
4. kertas kerja evaluasi struktur organisasi
lembaga pendidikan dan pelatihan;
5. kertas kerja validasi administrasi dan teknis
lembaga pendidikan dan pelatihan;
6. dokumen rencana program kegiatan verifikasi
sertifikasi lembaga pendidikan dan pelatihan;
7. Check list bahan dan kelengkapan pelaksanaan
verifikasi lembaga pendidikan dan pelatihan;
8. laporan dan kertas kerja rekomendasi hasil
pelaksanaan verifikasi permohonan sertifikasi
lembaga pendidikan dan pelatihan;
9. kertas kerja evaluasi dokumen AEP, program
keamanan atau DGHM;
10. dokumen program verifikasi dokumen AEP,
program keamanan atau DGHM;
11. laporan verifikasi lapangan dokumen AEP,
program keamanan atau DGHM (Kategori C);
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -28-
12. laporan dan rekomendasi hasil verifikasi
dokumen AEP, program keamanan atau DGHM;
13. dokumen evaluasi dokumen AEP, program
keamanan atau DGHM;
14. dokumen administrasi dan teknis sertifikasi
PKP-PK atau fasilitas keamanan penerbangan;
15. kertas kerja kelengkapan verifikasi PKP-PK atau
fasilitas keamanan penerbangan;
16. kertas kerja verifikasi PKP-PK atau fasilitas
keamanan penerbangan (Kategori C);
17. kertas kerja monitoring corrective action hasil
sertifikasi PKP-PK atau fasilitas keamanan
penerbangan;
18. dokumen evaluasi data dan administrasi
kelengkapan persyaratan lisensi atau sertifikasi
instruktur;
19. kertas kerja bahan dan kelengkapan pengujian
lisensi atau sertifikasi instruktur;
20. berita acara pengujian lisensi atau sertifikasi
instruktur (Kategori C);
21. dokumen data dan bahan asistensi teknis;
22. berita acara pelaksanaan asistensi teknis
(Kategori C);
23. konsep laporan pelaksanaan asistensi teknis;
24. dokumen data bandar udara pelaksana latihan
penanggulangan keadaan darurat atau latihan
pengamanan bandar udara;
25. laporan dan dokumen analisis rekomendasi
pengawasan/supervisi latihan rencana
penanggulangan keadaan darurat atau latihan
pengamanan bandar udara;
26. dokumen program kegiatan pengawasan atau
investigasi;
27. kertas kerja bahan dan kelengkapan
pelaksanaan pengawasan atau investigasi;
28. berita acara dan konsep temuan hasil
pengawasan atau investigasi (Kategori C);
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -29-
29. konsep laporan dan rekomendasi CAP hasil
pengawasan atau investigasi;
30. kertas kerja monitoring rekomendasi CAP hasil
pengawasan atau investigasi;
31. konsep pemberian sanksi administratif kepada
objek pengawasan atau investigasi; dan
32. dokumen evaluasi perekaman pelaporan
internal dan/dari operator;
b. Inspektur Keamanan Penerbangan Ahli Muda,
meliputi:
1. dokumen hasil penilaian pemetaan kebijakan,
standar, norma, pedoman, kriteria, sistem dan
prosedur;
2. dokumen evaluasi bahan substansi
penyusunan substantif kebijakan, standar,
norma, pedoman, kriteria, sistem dan prosedur;
3. konsep rancangan kebijakan, standar, norma,
pedoman, kriteria, sistem dan prosedur;
4. laporan rapat pembahasan penyusunan
rancangan kebijakan, standar, norma,
pedoman, kriteria, sistem dan prosedur;
5. dokumen evaluasi rancangan kebijakan,
standar, norma, pedoman, kriteria, sistem dan
prosedur;
6. dokumen evaluasi bahan dan data substantif
penyusunan SOP;
7. konsep rancangan SOP;
8. laporan pemabahasan rancangan SOP;
9. dokumen analisis rancangan SOP;
10. kertas kerja kelengkapan dan keabsahan
dokumen administrasi dan teknis lembaga
pendidikan dan pelatihan;
11. kertas kerja evaluasi kompetensi Instruktur
lembaga pendidikan dan pelatihan;
12. kertas kerja evaluasi program keamanan;
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -30-
13. dokumen analisis bahan presentasi
permohonan sertifikasi lembaga pendidikan dan
pelatihan;
14. laporan dan kertas kerja rekomendasi hasil
pelaksanaan presentasi permohonan sertifikasi
lembaga pendidikan dan pelatihan;
15. kertas kerja verifikasi lapangan lembaga
pendidikan dan pelatihan;
16. dokumen analisis kelengkapan berkas
administratif dan teknis hasil
verifikasi/presentasi lembaga pendidikan dan
pelatihan;
17. kertas kerja validasi dokumen AEP, program
keamanan atau DGHM;
18. dokumen analisis bahan presentasi dokumen
AEP, program keamanan atau DGHM;
19. laporan dan rekomendasi presentasi dokumen
AEP, program keamanan atau DGHM;
20. laporan verifikasi lapangan dokumen AEP,
program keamanan atau DGHM (Kategori B);
21. dokumen berkas administratif dan teknis hasil
verifikasi/presentasi dokumen AEP, program
keamanan atau DGHM;
22. kertas kerja verifikasi PKP-PK atau fasilitas
keamanan penerbangan (Kategori B);
23. dokumen validasi hasil verifikasi PKP-PK atau
fasilitas keamanan penerbangan;
24. rancangan dokumen rekomendasi CAP hasil
verifikasi PKP-PK atau fasilitas keamanan
penerbangan;
25. dokumen evaluasi rekomendasi CAP serifikasi
PKP-PK atau fasilitas keamanan penerbangan;
26. berita acara pengujian lisensi atau sertifikasi
instruktur (Kategori B);
27. kertas kerja penilaian hasil pengujian lisensi
atau sertifikasi instruktur;
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -31-
28. daftar nilai hasil pengujian ulang/recheck
lisensi atau sertifikasi instruktur;
29. konsep laporan pengujian lisensi atau
sertifikasi instruktur;
30. berita acara pelaksanaan asistensi teknis
(Kategori B);
31. laporan hasil pengawasan/ supervisi
implementasi dokumen penanggulangan
keadaan darurat atau keamanan penerbangan;
32. laporan hasil pengawasan/ supervisi
objektifitas unit PKP-PK atau unit pengamanan
bandar udara;
33. laporan pelaksanaan kegiatan pengawasan /
supervisi latihan rencana penanggulangan
keadaan darurat atau latihan pengamanan
bandar udara bandar udara;
34. dokumen analisis data dan bahan pelaksanaan
pengawasan atau investigasi;
35. berita acara dan konsep temuan hasil
pengawasan atau investigasi (Kategori B);
36. dokumen analisis temuan hasil pengawasan
atau investigasi;
37. dokumen evaluasi laporan dan rekomendasi
CAP hasil pengawasan atau investigasi;
38. Dokumen analisis corrective action objek
pengawasan atau investigasi;
39. dokumen evaluasi pemberian sanksi
administratif kepada objek pengawasan atau
investigasi; dan
40. draf final surat apresiasi hasil pengawasan atau
investigasi; dan
c. Inspektur Keamanan Penerbangan Ahli Madya,
meliputi:
1. kertas kerja rencana program penyusunan
kebijakan, standar, norma, pedoman, kriteria,
sistem dan prosedur;
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -32-
2. dokumen analisis rancangan kebijakan,
standar, norma, pedoman, kriteria, sistem dan
prosedur;
3. rekomendasi rancangan akhir kebijakan,
standar, norma, pedoman, kriteria, sistem dan
prosedur;
4. dokumen evaluasi rancangan SOP;
5. rekomendasi akhir rancangan SOP;
6. kertas kerja evaluasi Training Prosedur Manual
(TPM) lembaga pendidikan dan pelatihan;
7. dokumen evaluasi dan validasi DGHM;
8. dokumen penilaian presentasi permohonan
sertifikasi lembaga pendidikan dan pelatihan;
9. kertas kerja validasi hasil kegiatan verifikasi
lembaga pendidikan dan pelatihan;
10. rekomendasi akhir sertifikasi lembaga
pendidikan dan pelatihan, badan hukum
pemeriksaan keamanan kargo dan pos, atau ijin
pengangkutan barang berbahaya;
11. laporan kegiatan presentasi dokumen AEP,
program keamanan atau DGHM;
12. laporan verifikasi lapangan dokumen AEP,
program keamanan atau DGHM (Kategori A);
13. dokumen validasi hasil verifikasi dokumen AEP,
program keamanan atau DGHM;
14. rekomendasi akhir dokumen AEP, program
keamanan atau DGHM;
15. kertas kerja verifikasi PKP-PK atau fasilitas
keamanan penerbangan (Kategori A);
16. kertas kerja penilaian hasil verifikasi PKP-PK
atau fasilitas keamanan penerbangan;
17. rekomendasi akhir sertifikat kelaikan
kendaraan PKP-PK, sertifikasi pelayanan PKP-
PK, atau sertifikasi fasilitas keamanan
penerbangan;
18. berita acara pengujian lisensi atau sertifikasi
instruktur (Kategori A);
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -33-
19. rekomendasi akhir lisensi lisensi atau sertifikasi
instruktur;
20. berita acara pelaksanaan asistensi teknis
(Kategori A);
21. dokumen evaluasi pelaksanaan asistensi teknis;
22. laporan hasil pengawasan/ supervisi pola
penanganan api saat penanggulangan keadaan
darurat atau pengamanan bandar udara;
23. dokumen penilaian resiko objek pengawasan;
24. berita acara dan konsep temuan hasil
pengawasan atau investigasi (Kategori A);
25. dokumen validasi corrective action objek
pengawasan atau investigasi; dan
26. rekomendasi akhir pemberian sanksi
administratif kepada objek pengawasan atau
investigasi.
Pasal 9
Dalam hal unit kerja tidak terdapat Inspektur Keamanan
Penerbangan yang sesuai dengan jenjang jabatannya untuk
melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
ayat (1), Inspektur Keamanan Penerbangan yang berada satu
tingkat di atas atau dua tingkat di bawah jenjang jabatannya
dapat melakukan kegiatan tersebut berdasarkan penugasan
secara tertulis dari pimpinan unit kerja yang bersangkutan.
Pasal 10
Penilaian Angka Kredit pelaksanaan tugas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ditetapkan sebagai berikut:
a. Inspektur Keamanan Penerbangan yang melaksanakan
tugas pengaturan, pengendalian, pengawasan, dan
investigasi di bidang keamanan penerbangan,
penanganan pengangkutan kargo dan/atau barang
berbahaya, atau pelayanan darurat yang berada satu
tingkat di atas jenjang jabatannya, angka kredit yang
diperoleh ditetapkan 80% (delapan puluh persen) dari
angka kredit setiap butir kegiatan, tercantum dalam
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -34-
Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Menteri ini; dan
b. Inspektur Keamanan Penerbangan yang melaksanakan
tugas pengaturan, pengendalian, pengawasan, dan
investigasi di bidang keamanan penerbangan,
penanganan pengangkutan kargo dan/atau barang
berbahaya, atau pelayanan darurat yang berada satu
atau dua tingkat di bawah jenjang jabatannya, Angka
Kredit yang diperoleh ditetapkan 100% (seratus persen)
dari angka kredit setiap butir kegiatan, tercantum dalam
Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Menteri ini.
BAB VI
PENGANGKATAN DALAM JABATAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 11
Pejabat yang memiliki kewenangan mengangkat dalam
Jabatan Fungsional Inspektur Keamanan Penerbangan yaitu
pejabat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 12
Pengangkatan PNS ke dalam Jabatan Fungsional Inspektur
Keamanan Penerbangan dilakukan melalui pengangkatan:
a. pertama;
b. perpindahan dari jabatan lain;
c. penyesuaian/inpassing; dan
d. promosi.
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -35-
Bagian Kedua
Pengangkatan Pertama
Pasal 13
(1) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Inspektur
Keamanan Penerbangan melalui pengangkatan pertama
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf a, harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. berstatus PNS;
b. memiliki integritas dan moralitas yang baik;
c. sehat jasmani dan rohani.
d. berijazah paling rendah S-1 (Strata-Satu)/D-4
(Diploma-Empat) ilmu teknik, ilmu hukum, ilmu
ekonomi atau ilmu komputer;
e. mengikuti dan lulus uji Kompetensi Teknis,
Kompetensi Manajerial, dan Kompetensi Sosial
Kultural sesuai standar kompetensi yang telah
disusun oleh Instansi Pembina; dan
f. nilai prestasi kerja paling sedikit bernilai baik dalam
1 (satu) tahun terakhir.
(2) Pengangkatan pertama sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) merupakan pengangkatan untuk mengisi lowongan
kebutuhan Jabatan Fungsional Inspektur Keamanan
Penerbangan dari Calon PNS.
(3) Calon PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (2) setelah
diangkat sebagai PNS dan telah mengikuti dan lulus uji
kompetensi, paling lama 1 (satu) tahun diangkat dalam
Jabatan Fungsional Inspektur Keamanan Penerbangan.
(4) PNS sebagaimana dimaksud pada ayat (3) paling lama 3
(tiga) tahun setelah diangkat harus mengikuti dan lulus
pendidikan dan pelatihan fungsional di bidang keamanan
penerbangan, penanganan pengangkutan kargo dan/atau
barang berbahaya, atau pelayanan darurat.
(5) PNS yang belum mengikuti atau tidak lulus pendidikan
dan pelatihan fungsional sebagaimana dimaksud pada
ayat (4), diberhentikan dari jabatannya.
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -36-
Bagian Ketiga
Pengangkatan Perpindahan dari Jabatan Lain
Pasal 14
(1) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Inspektur
Keamanan Penerbangan melalui perpindahan dari
jabatan lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12
huruf b, dapat dipertimbangkan dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. berstatus PNS;
b. memiliki integritas dan moralitas yang baik;
c. sehat jasmani dan rohani.
d. berijazah paling rendah S-1 (Strata-Satu)/D-4
(Diploma-Empat) bidang ilmu teknik, ilmu hukum,
ilmu ekonomi dan ilmu komputer, atau bidang
lainnya sesuai dengan kualifikasi yang ditentukan
oleh Instansi Pembina;
e. mengikuti dan lulus uji Kompetensi Teknis,
Kompetensi Manajerial, dan Kompetensi Sosial
Kultural sesuai standar kompetensi yang telah
disusun oleh Instansi Pembina;
f. memiliki pengalaman di bidang keamanan paling
sedikit 2 (dua) tahun;
g. memiliki sertifikat sebagaimana yang dipersyaratkan
dalam Inspector Training System (ITS) di bidang
keamanan penerbangan, penanganan pengangkutan
kargo dan/atau barang berbahaya, atau pelayanan
darurat;
h. nilai prestasi kerja paling sedikit bernilai baik dalam
2 (dua) tahun terakhir;
i. berusia paling tinggi:
1) 53 (lima puluh tiga) tahun bagi yang akan
menduduki Jabatan Fungsional Inspektur
Keamanan Penerbangan Ahli Pertama dan
Inspektur Keamanan Penerbangan Ahli Muda; dan
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -37-
2) 55 (lima puluh lima) tahun bagi yang akan
menduduki Jabatan Fungsional Inspektur
Keamanan Penerbangan Ahli Madya.
(2) Pengangkatan Jabatan Fungsional Inspektur Keamanan
Penerbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
mempertimbangkan kebutuhan untuk jenjang jabatan
fungsional yang akan diduduki.
(3) Pangkat yang ditetapkan bagi PNS sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) yaitu sama dengan pangkat yang
dimilikinya, dan jenjang jabatan yang ditetapkan sesuai
dengan jumlah Angka Kredit yang ditetapkan oleh
pejabat yang berwenang yang menetapkan Angka Kredit.
(4) Jumlah Angka Kredit sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) ditetapkan dari unsur utama dan unsur penunjang.
Pasal 15
(1) Asisten Inspektur Keamanan Penerbangan yang
memperoleh ijazah S-1 (Strata-Satu)/D-4 (Diploma-
Empat) dapat diangkat ke dalam Jabatan Fungsional
Inspektur Keamanan Penerbangan, apabila memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a. tersedia kebutuhan untuk Jabatan Fungsional
Inspektur Keamanan Penerbangan;
b. ijazah yang dimiliki sesuai dengan kualifikasi yang
ditentukan untuk Jabatan Fungsional Inspektur
Keamanan Penerbangan;
c. mengikuti dan lulus uji Kompetensi Teknis,
Kompetensi Manajerial, dan Kompetensi Sosial
Kultural sesuai standar kompetensi yang telah
disusun oleh Instansi Pembina; dan
d. memenuhi jumlah Angka Kredit Kumulatif yang
ditentukan.
(2) Asisten Inspektur Keamanan Penerbangan yang akan
diangkat menjadi Inspektur Keamanan Penerbangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan Angka
Kredit dari ijazah S-1 (Strata-Satu)/D-4 (Diploma-Empat),
ditambah 65% (enam puluh lima persen) Angka Kredit
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -38-
Kumulatif dari diklat, tugas jabatan, dan pengembangan
profesi dengan tidak memperhitungkan Angka Kredit dari
unsur penunjang.
Bagian Keempat
Pengangkatan melalui Penyesuaian (Inpassing)
Pasal 16
(1) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Inspektur
Keamanan Penerbangan melalui penyesuaian (inpassing)
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 huruf c, harus
memenuhi syarat sebagai berikut:
a. berstatus PNS;
b. memiliki integritas dan moralitas yang baik;
c. sehat jasmani dan rohani.
d. berijazah paling rendah S-1 (Strata-Satu)/D-4
(Diploma-Empat);
e. memiliki pengalaman di bidang keamanan
penerbangan, penanganan pengangkutan kargo
dan/atau barang berbahaya, atau pelayanan darurat
paling kurang 3 (tiga) tahun;
f. memiliki sertifikat sebagaimana yang dipersyaratkan
dalam Inspector Training System (ITS) di bidang
keamanan penerbangan, penanganan pengangkutan
kargo dan/atau barang berbahaya, atau pelayanan
darurat;
g. nilai prestasi kerja paling sedikit bernilai baik dalam
2 (dua) tahun terakhir; dan
h. mengikuti dan lulus uji Kompetensi Teknis,
Kompetensi Manajerial, dan Kompetensi Sosial
Kultural sesuai standar kompetensi yang telah
disusun oleh instansi pembina.
(2) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Inspektur
Keamanan Penerbangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dapat dilakukan apabila PNS yang pada saat
berlakunya Peraturan Menteri ini, memiliki pengalaman
dan masih melaksanakan tugas di bidang keamanan
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -39-
penerbangan, penanganan pengangkutan kargo dan/atau
barang berbahaya atau pelayanan darurat berdasarkan
keputusan Pejabat yang Berwenang.
(3) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Inspektur
Keamanan Penerbangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan dengan mempertimbangkan
kebutuhan jabatan untuk jenjang jabatan yang akan
diduduki.
(4) Angka Kredit Kumulatif untuk penyesuaian (inpassing)
dalam Jabatan Fungsional Inspektur Keamanan
Penerbangan, tercantum dalam Lampiran V yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
(5) Angka Kredit Kumulatif yang tercantum dalam Lampiran
V, hanya berlaku 1 (satu) kali selama masa penyesuaian
(inpassing).
(6) Tata cara penyesuaian (inpassing) ditetapkan lebih lanjut
oleh Instansi Pembina.
Bagian Kelima
Pengangkatan Melalui Promosi
Pasal 17
(1) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Inspektur
Keamanan Penerbangan melalui promosi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12 huruf d harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a. mengikuti dan lulus uji Kompetensi Teknis,
Kompetensi Manajerial, dan Kompetensi Sosial
Kultural sesuai standar kompetensi yang telah
disusun oleh instansi pembina; dan
b. nilai prestasi kerja paling sedikit bernilai baik dalam
2 (dua) tahun terakhir.
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -40-
(2) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Inspektur
Keamanan Penerbangan melalui promosi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) harus mempertimbangkan
kebutuhan untuk jenjang jabatan fungsional yang akan
diduduki.
(3) Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Inspektur
Keamanan Penerbangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
BAB VII
KOMPETENSI
Pasal 18
(1) PNS yang menduduki Jabatan Fungsional Inspektur
Keamanan Penerbangan harus memenuhi standar
kompetensi sesuai dengan jenjang jabatan.
(2) Kompetensi jabatan fungsional Inspektur Keamanan
Penerbangan meliputi:
a. kompetensi teknis;
b. kompetensi manajerial; dan
c. kompetensi sosial kultural.
(3) Rincian standar kompetensi setiap jenjang jabatan dan
pelaksanaan uji kompetensi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan oleh Instansi Pembina.
BAB VIII
PELANTIKAN DAN PENGAMBILAN SUMPAH/JANJI
Pasal 19
(1) Setiap PNS yang diangkat menjadi Pejabat Fungsional
Inspektur Keamanan Penerbangan wajib dilantik dan
diambil sumpah/janji menurut agama atau
kepercayaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
(2) Sumpah/janji sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -41-
BAB IX
PENILAIAN KINERJA
Pasal 20
(1) Inspektur Keamanan Penerbangan wajib menyusun SKP
yang akan dilaksanakan dalam 1 (satu) tahun berjalan.
(2) SKP Inspektur Keamanan Penerbangan disusun
berdasarkan penetapan kinerja unit kerja yang
bersangkutan.
(3) SKP untuk masing-masing jenjang jabatan diambil dari
kegiatan sebagai turunan dari penetapan kinerja unit
dengan mendasarkan kepada tingkat kesulitan dan
syarat kompetensi untuk masing-masing jenjang jabatan.
(4) SKP yang telah disusun sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) harus mendapat persetujuan dan ditetapkan oleh
atasan langsung.
Pasal 21
(1) Penilaian kinerja Jabatan Fungsional Inspektur
Keamanan Penerbangan bertujuan untuk menjamin
objektivitas pembinaan yang didasarkan sistem prestasi
dan sistem karier.
(2) Penilaian kinerja Jabatan Fungsional Inspektur
Keamanan Penerbangan dilakukan berdasarkan
perencanaan kinerja pada tingkat individu dan tingkat
unit atau organisasi, dengan memperhatikan target,
capaian, hasil dan manfaat yang dicapai, serta perilaku
PNS.
(3) Penilaian kinerja Jabatan Fungsional Inspektur
Keamanan Penerbangan dilakukan secara objektif,
terukur, akuntabel, partisipatif, dan transparan.
(4) Penilaian kinerja Jabatan Fungsional Inspektur
Keamanan Penerbangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dilakukan oleh atasan langsung.
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -42-
Pasal 22
(1) Penilaian kinerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21
ditetapkan berdasarkan pencapaian Angka Kredit setiap
tahun.
(2) Pencapaian Angka Kredit Kumulatif digunakan sebagai
salah satu syarat untuk kenaikan pangkat dan/atau
kenaikan jabatan.
(3) Pencapaian Angka Kredit Kumulatif sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) merupakan penjumlahan
pencapaian angka kredit pada setiap tahun.
Pasal 23
(1) Inspektur Keamanan Penerbangan setiap tahun wajib
mengumpulkan angka kredit dari unsur diklat, tugas
jabatan, pengembangan profesi, dan unsur penunjang
dengan jumlah angka kredit paling kurang:
a. 12,5 (dua belas koma lima) untuk Inspektur
Keamanan Penerbangan Ahli Pertama;
b. 25 (dua puluh lima) untuk Inspektur Keamanan
Penerbangan Ahli Muda; dan
c. 37,5 (tiga puluh tujuh koma lima) untuk Inspektur
Keamanan Penerbangan Ahli Madya.
(2) Jumlah angka kredit sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf c, tidak berlaku bagi Inspektur Keamanan
Penerbangan Ahli Madya yang memiliki pangkat tertinggi
dalam jenjang jabatan yang didudukinya.
(3) Jumlah angka kredit sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) sebagai dasar dalam penilaian SKP.
Pasal 24
(1) Jumlah Angka Kredit Kumulatif yang harus dipenuhi
untuk dapat diangkat dalam jabatan dan kenaikan
jabatan dan/atau pangkat Inspektur Keamanan
Penerbangan, untuk:
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -43-
a. Inspektur Keamanan Penerbangan dengan
pendidikan S-1 (Strata-Satu)/D-4 (Diploma-Empat)
tercantum dalam Lampiran II yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini;
b. Inspektur Keamanan Penerbangan dengan
pendidikan S-2 (Strata-Dua) tercantum dalam
Lampiran III yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini; dan
c. Inspektur Keamanan Penerbangan dengan
pendidikan S-3 (Strata-Tiga) tercantum dalam
Lampiran IV yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(2) Jumlah Angka Kredit Kumulatif yang harus dicapai
Inspektur Keamanan Penerbangan, yaitu:
a. paling sedikit 80% (delapan puluh persen) Angka
Kredit berasal dari unsur utama, tidak termasuk
sub-unsur pendidikan formal; dan
b. paling banyak 20% (dua puluh persen) Angka Kredit
berasal dari unsur penunjang.
Pasal 25
Inspektur Keamanan Penerbangan Ahli Muda yang akan naik
jabatan setingkat lebih tinggi menjadi Inspektur Keamanan
Penerbangan Ahli Madya, Angka Kredit yang disyaratkan
sebanyak 6 (enam) berasal dari sub-unsur pengembangan
profesi.
Pasal 26
(1) Inspektur Keamanan Penerbangan yang memiliki Angka
Kredit melebihi Angka Kredit yang disyaratkan untuk
kenaikan jabatan dan/atau pangkat setingkat lebih
tinggi, kelebihan Angka Kredit tersebut dapat
diperhitungkan untuk kenaikan jabatan dan/atau
pangkat berikutnya.
(2) Inspektur Keamanan Penerbangan yang pada tahun
pertama telah memenuhi atau melebihi Angka Kredit
yang disyaratkan untuk kenaikan jabatan dan/atau
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -44-
pangkat dalam masa pangkat yang didudukinya, pada
tahun kedua diwajibkan mengumpulkan paling sedikit
20% (dua puluh persen) Angka Kredit dari jumlah Angka
Kredit yang disyaratkan untuk kenaikan jabatan
dan/atau pangkat setingkat lebih tinggi yang berasal dari
kegiatan di bidang keamanan penerbangan, penanganan
pengangkutan kargo dan/atau barang berbahaya, atau
pelayanan darurat.
Pasal 27
Inspektur Keamanan Penerbangan Ahli Madya yang
menduduki pangkat tertinggi dari jabatannya, setiap tahun
sejak menduduki pangkatnya wajib mengumpulkan paling
sedikit 20 (dua puluh) Angka Kredit dari kegiatan di bidang
keamanan penerbangan, penanganan pengangkutan kargo
dan/atau barang berbahaya atau pelayanan darurat dan
pengembangan profesi.
Pasal 28
(1) Inspektur Keamanan Penerbangan yang secara bersama-
sama membuat Karya Tulis/Karya Ilmiah di bidang
keamanan penerbangan, penanganan pengangkutan
kargo dan/atau barang berbahaya atau pelayanan
darurat diberikan Angka Kredit dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. apabila terdiri dari 2 (dua) orang penulis, pembagian
Angka Kredit yaitu 60% (enam puluh persen) bagi
penulis utama dan 40% (empat puluh persen) bagi
penulis pembantu;
b. apabila terdiri dari 3 (tiga) orang penulis, pembagian
Angka Kredit yaitu 50% (lima puluh persen) bagi
penulis utama dan masing-masing 25% (dua puluh
lima persen) bagi penulis pembantu;
c. apabila terdiri dari 4 (empat) orang penulis,
pembagian Angka Kredit yaitu 40% (empat puluh
persen) bagi penulis utama dan masing-masing 20%
(dua puluh persen) bagi penulis pembantu; dan
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -45-
d. apabila tidak terdapat atau tidak dapat ditentukan
penulis utama dan penulis pendukung, maka
pembagian Angka Kredit sebesar proporsi yang sama
untuk setiap penulis.
(2) Jumlah penulis pembantu sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), paling banyak 3 (tiga) orang.
BAB X
PENILAIAN DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT
Pasal 29
(1) Untuk mendukung objektivitas dalam penilaian kinerja,
Inspektur Keamanan Penerbangan mendokumentasikan
hasil kerja yang diperoleh sesuai dengan SKP yang
ditetapkan setiap tahunnya.
(2) Untuk kelancaran penilaian dan penetapan Angka Kredit,
setiap Inspektur Keamanan Penerbangan wajib mencatat,
menginventarisasi seluruh kegiatan yang dilakukan dan
mengusulkan Daftar Usulan Penilaian dan Penetapan
Angka Kredit (DUPAK).
(3) DUPAK sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memuat
kegiatan sesuai dengan SKP yang ditetapkan setiap
tahunnya, dengan dilampiri bukti fisik atau daftar
rekapitulasi bukti fisik.
(4) Penilaian dan penetapan Angka Kredit dilakukan sebagai
bahan pertimbangan dalam penilaian kinerja Inspektur
Keamanan Penerbangan.
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -46-
BAB XI
PEJABAT YANG MENGUSULKAN ANGKA KREDIT,
PEJABAT YANG BERWENANG MENETAPKAN ANGKA KREDIT
DAN TIM PENILAI
Bagian Kesatu
Pejabat yang Mengusulkan Angka Kredit
Pasal 30
Usul penetapan Angka Kredit Inspektur Keamanan
Penerbangan diajukan oleh:
1. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang membidangi
keamanan penerbangan, penanganan pengangkutan
kargo dan/atau barang berbahaya, atau pelayanan
darurat kepada Pejabat Pimpinan Tinggi Madya yang
membidangi keamanan penerbangan, penanganan
pengangkutan kargo dan/atau barang berbahaya, atau
pelayanan darurat untuk Angka Kredit bagi Inspektur
Keamanan Penerbangan Ahli Madya di Lingkungan
Kementerian Perhubungan;
2. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang membidangi
keamanan penerbangan, penanganan pengangkutan
kargo dan/atau barang berbahaya, atau pelayanan
darurat kepada Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang
membidangi Kepegawaian untuk Angka Kredit bagi
Inspektur Keamanan Penerbangan Ahli Pertama dan
Inspektur Keamanan Penerbangan Ahli Muda di
Lingkungan Kementerian Perhubungan; dan
3. Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara kepada Pejabat
Pimpinan Tinggi Pratama yang membidangi kepegawaian
untuk angka kredit bagi Inspektur Keamanan
Penerbangan Ahli Pertama dan Inspektur Keamanan
Penerbangan Ahli Muda di Lingkungan Kantor Otoritas
Bandar Udara, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara.
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -47-
Bagian Kedua
Pejabat yang Berwenang Menetapkan Angka Kredit
Pasal 31
Pejabat yang Berwenang menetapkan Angka Kredit, yaitu :
1. Pejabat Pimpinan Tinggi Madya yang membidangi
keamanan penerbangan, penanganan pengangkutan
kargo dan/atau barang berbahaya, atau pelayanan
darurat untuk angka kredit bagi Inspektur Keamanan
Penerbangan di lingkungan Kementerian Perhubungan;
dan
2. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang membidangi
kepegawaian untuk angka kredit bagi Inspektur
Keamanan Penerbangan Ahli Pertama dan Inspektur
Keamanan Penerbangan Ahli Muda di lingkungan
Kementerian Perhubungan dan Kantor Otoritas Bandar
Udara.
Bagian Ketiga
Tim Penilai
Pasal 32
Dalam menjalankan tugasnya, pejabat sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 31 dibantu oleh Tim Penilai, yaitu Tim Penilai
Direktorat Jenderal bagi Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama
yang membidangi kepegawaian untuk angka kredit bagi
Inspektur Keamanan Penerbangan di lingkungan Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan.
Pasal 33
(1) Tim Penilai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 terdiri
atas pejabat yang berasal dari unsur teknis yang
membidangi keamanan penerbangan, penanganan
pengangkutan kargo dan/atau barang berbahaya, atau
pelayanan darurat, unsur kepegawaian, dan Inspektur
Keamanan Penerbangan.
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -48-
(2) Susunan keanggotaan Tim Penilai sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sebagai berikut:
a. seorang Ketua merangkap anggota;
b. seorang Sekretaris merangkap anggota; dan
c. paling sedikit 3 (tiga) orang anggota.
(3) Susunan Anggota sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
harus berjumlah ganjil.
(4) Ketua Tim Penilai sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf a, paling rendah Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama
atau Inspektur Keamanan Penerbangan Ahli Madya.
(5) Sekretaris Tim Penilai sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf b, harus berasal dari unsur kepegawaian.
(6) Anggota Tim Penilai sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf c, paling sedikit 2 (dua) orang dari Inspektur
Keamanan Penerbangan.
(7) Syarat untuk menjadi anggota Tim Penilai, yaitu:
a. menduduki jabatan/pangkat paling rendah sama
dengan jabatan/pangkat Inspektur Keamanan
Penerbangan yang dinilai;
b. memiliki keahlian serta kemampuan untuk menilai
kinerja Inspektur Keamanan Penerbangan; dan
c. aktif melakukan penilaian.
(8) Apabila jumlah anggota Tim Penilai sebagaimana
dimaksud pada ayat (6) tidak dapat dipenuhi dari
Inspektur Keamanan Penerbangan, anggota Tim Penilai
dapat diangkat dari PNS lain yang memiliki kompetensi
untuk menilai kinerja Inspektur Keamanan Penerbangan.
(9) Pembentukan dan susunan Anggota Tim Penilai
ditetapkan oleh Pejabat Pimpinan Madya pada Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan
untuk Tim Penilai Direktorat Jenderal.
Pasal 34
Tata kerja Tim Penilai dan tata cara penilaian Angka Kredit
Jabatan Fungsional Inspektur Keamanan Penerbangan
ditetapkan oleh Menteri Perhubungan selaku Pimpinan
Instansi Pembina Jabatan Fungsional Inspektur Keamanan
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -49-
Penerbangan.
BAB XII
KENAIKAN PANGKAT DAN KENAIKAN JABATAN
Bagian Kesatu
Kenaikan Pangkat
Pasal 35
Persyaratan dan mekanisme kenaikan pangkat Jabatan
Fungsional Inspektur Keamanan Penerbangan dilakukan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Bagian Kedua
Kenaikan Jabatan
Pasal 36
(1) Persyaratan dan mekanisme kenaikan Jabatan
Fungsional Inspektur Keamanan Penerbangan dilakukan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(2) Kenaikan jabatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan memperhatikan ketersediaan
kebutuhan jabatan.
(3) Selain memenuhi syarat kinerja, Inspektur Keamanan
Penerbangan yang akan dinaikkan jabatannya setingkat
lebih tinggi harus mengikuti dan lulus uji kompetensi.
BAB XIII
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Pasal 37
(1) Untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme
Inspektur Keamanan Penerbangan diikutsertakan
pelatihan.
(2) Pelatihan yang diberikan bagi Inspektur Keamanan
Penerbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -50-
disesuaikandengan hasil analisis kebutuhan pelatihan
dan/atau pertimbangan dari Tim Penilai.
(3) Pelatihan yang diberikan kepada Inspektur Keamanan
Penerbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
meliputi:
a. pelatihan fungsional; dan
b. pelatihan teknis.
(4) Selain pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (3),
Inspektur Keamanan Penerbangan dapat
mengembangkan kompetensinya melalui program
pengembangan kompetensi lainnya.
(5) Program Pengembangan kompetensi sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) meliputi:
a. program pelatihan sebagaimana dipersyaratkan
dalam Inspector Training System (ITS);
b. seminar;
c. lokakarya (workshop); atau
d. konferensi.
(6) Ketentuan mengenai pelatihan dan pengembangan
kompetensi serta pedoman penyusunan analisis
kebutuhan pelatihan Jabatan Fungsional Inspektur
Keamanan Penerbangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut oleh Menteri
Perhubungan selaku Pimpinan Instansi Pembina.
BAB XIV
KEBUTUHAN PNS DALAM JABATAN FUNGSIONAL
INSPEKTUR KEAMANAN PENERBANGAN
Pasal 38
(1) Penetapan kebutuhan PNS dalam Jabatan Fungsional
Inspektur Keamanan Penerbangan dihitung berdasarkan
beban kerja yang ditentukan dari indikator antara lain:
a. jumlah dan objek area pengendalian, pengawasan,
dan investigasi;
b. ruang lingkup dan objek area pengendalian,
pengawasan, dan investigasi;
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -51-
c. tingkat resiko keamanan dan keselamatan
penerbangan; dan
d. kompleksitas standarisasi keamanan dan
keselamatan penerbangan.
(2) Pedoman perhitungan kebutuhan Jabatan Fungsional
Inspektur Keamanan Penerbangan diatur lebih lanjut
oleh Menteri Perhubungan selaku Pimpinan Instansi
Pembina setelah mendapat persetujuan dari Menteri.
BAB XV
PEMBERHENTIAN DARI JABATAN
Pasal 39
(1) Inspektur Keamanan Penerbangan diberhentikan dari
jabatannya apabila:
a. mengundurkan diri dari Jabatan;
b. diberhentikan sementara sebagai PNS;
c. menjalani cuti di luar tanggungan negara;
d. menjalani tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan;
e. ditugaskan secara penuh di luar Jabatan Fungsional
Inspektur Keamanan Penerbangan; atau
f. tidak memenuhi persyaratan jabatan.
(2) Inspektur Keamanan Penerbangan yang diberhentikan
karena alasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b, huruf c, huruf d, dan huruf e dapat diangkat
kembali sesuai dengan jenjang jabatan terakhir apabila
tersedia kebutuhan Jabatan Fungsional Inspektur
Keamanan Penerbangan.
(3) Pengangkatan kembali dalam Jabatan Fungsional
Inspektur Keamanan Penerbangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), dilakukan dengan menggunakan
Angka Kredit terakhir yang dimiliki dan dapat ditambah
dengan Angka Kredit dari pengembangan profesi.
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -52-
BAB XVI
INSTANSI PEMBINA DAN TUGAS INSTANSI PEMBINA
Pasal 40
Instansi Pembina Jabatan Fungsional Inspektur Keamanan
Penerbangan yaitu Kementerian Perhubungan.
Pasal 41
(1) Instansi Pembina berperan sebagai pengelola Jabatan
Fungsional Inspektur Keamanan Penerbangan yang
bertanggung jawab untuk menjamin terwujudnya standar
kualitas dan profesionalitas jabatan.
(2) Instansi Pembina mempunyai tugas sebagai berikut:
a. menyusun pedoman formasi Jabatan Fungsional
Inspektur Keamanan Penerbangan;
b. menyusun standar kompetensi Jabatan Fungsional
Inspektur Keamanan Penerbangan;
c. menyusun petunjuk pelaksanaan dan petunjuk
petunjuk teknis Jabatan Fungsional Inspektur
Keamanan Penerbangan;
d. menyusun standar kualitas hasil kerja dan pedoman
penilaian kualitas hasil kerja Inspektur Keamanan
Penerbangan;
e. menyusun pedoman penulisan karya tulis/karya
ilmiah yang bersifat inovatif di bidang tugas
Inspektur Keamanan Penerbangan;
f. menyusun kurikulum pelatihan Jabatan Fungsional
Inspektur Keamanan Penerbangan;
g. menyelenggarakan pelatihan Jabatan Fungsional
Inspektur Keamanan Penerbangan;
h. membina penyelenggaraan pelatihan fungsional
pada lembaga pelatihan;
i. menyelenggarakan uji kompetensi Jabatan
Fungsional Inspektur Keamanan Penerbangan;
j. menganalisis kebutuhan pelatihan fungsional di
bidang tugas Jabatan Fungsional Inspektur
Keamanan Penerbangan;
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -53-
k. melakukan sosialisasi Jabatan Fungsional Inspektur
Keamanan Penerbangan;
l. mengembangkan sistem informasi Jabatan
Fungsional Inspektur Keamanan Penerbangan;
m. memfasilitasi pelaksanaan tugas pokok Jabatan
Fungsional Inspektur Keamanan Penerbangan;
n. memfasilitasi pembentukan organisasi profesi
Jabatan Fungsional Inspektur Keamanan
Penerbangan;
o. memfasilitasi penyusunan dan penetapan kode etik
profesi dan kode perilaku Jabatan Fungsional
Inspektur Keamanan Penerbangan;
p. melakukan pemantauan dan evaluasi penerapan
Jabatan Fungsional Inspektur Keamanan
Penerbangan.
(3) Instansi Pembina dalam rangka melaksanakan tugas
pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a,
huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf i, huruf k, huruf
l, huruf m, huruf n, huruf o, dan huruf p menyampaikan
hasil pelaksanaan pembinaan Jabatan Fungsional
Inspektur Keamanan Penerbangan secara berkala sesuai
dengan perkembangan pelaksanaan pembinaan kepada
Menteri dengan tembusan kepada Kepala Badan
Kepegawaian Negara.
(4) Instansi Pembina menyampaikan secara berkala setiap
tahun pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf f, huruf g, huruf h, dan huruf j kepada
Menteri dengan tembusan Kepala Lembaga Administrasi
Negara.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan uji
kompetensi Jabatan Fungsional Inspektur Keamanan
Penerbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf
i diatur dengan Peraturan Menteri Perhubungan.
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -54-
BAB XVII
ORGANISASI PROFESI
Pasal 42
(1) Jabatan Fungsional Inspektur Keamanan Penerbangan
wajib memiliki 1 (satu) organisasi profesi.
(2) Inspektur Keamanan Penerbangan wajib menjadi anggota
organisasi profesi Jabatan Fungsional Inspektur
Keamanan Penerbangan.
(3) Pembentukan organisasi profesi Jabatan Fungsional
Inspektur Keamanan Penerbangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) difasilitasi Instansi Pembina.
(4) Organisasi profesi Jabatan Fungsional Inspektur
Keamanan Penerbangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) wajib menyusun kode etik dan kode perilaku
profesi.
(5) Organisasi profesi Jabatan Fungsional Inspektur
Keamanan Penerbangan mempunyai tugas:
a. menyusun kode etik dan kode perilaku profesi;
b. memberikan advokasi; dan
c. memeriksa dan memberikan rekomendasi atas
pelanggaran kode etik dan kode perilaku profesi.
(6) Kode etik dan kode perilaku profesi sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) huruf a, ditetapkan
oleh organisasi profesi Jabatan Fungsional Inspektur
Keamanan Penerbangan setelah mendapat persetujuan
dari Pimpinan Instansi Pembina.
(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai syarat dan tata cara
pembentukan organisasi profesi Jabatan Fungsional
Inspektur Keamanan Penerbangan dan hubungan kerja
Instansi Pembina dengan organisasi profesi Jabatan
Fungsional Inspektur Keamanan Penerbangan diatur
dengan Peraturan Menteri Perhubungan.
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -55-
BAB XVIII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 43
Untuk kepentingan organisasi dan pengembangan karier,
Inspektur Keamanan Penerbangan dapat dipindahkan ke
dalam jabatan lain sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dengan persetujuan Pejabat Pembina
Kepegawaian.
Pasal 44
Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Inspektur
Keamanan Penerbangan berdasarkan Peraturan Menteri ini
tidak dapat dilakukan sebelum pedoman perhitungan
kebutuhan Jabatan Fungsional Inspektur Keamanan
Penerbangan ditetapkan.
BAB XIX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 45
Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Inspektur
Keamanan Penerbangan melalui penyesuaian/inpassing
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 dilaksanakan 1 (satu)
kali untuk paling lama 2 (dua) tahun sejak Peraturan Menteri
ini diundangkan.
Pasal 46
Pembentukan Organisasi Profesi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 42 ayat (3) dilaksanakan paling lama 5 (lima)
tahun sejak Peraturan Menteri ini diundangkan.
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -56-
Pasal 47
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan Jabatan
Fungsional Inspektur Keamanan Penerbangan diatur dengan
Peraturan Menteri Perhubungan dan Peraturan Kepala Badan
Kepegawaian Negara sesuai dengan kewenangan masing-
masing.
Pasal 48
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -57-
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 21 September 2018
MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR
NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
SYAFRUDDIN
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 25 Oktober 2018
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
WIDODO EKATJAHJANA
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -58-
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -59-
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -60-
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -61-
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -62-
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -63-
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -64-
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -65-
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -66-
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -67-
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -68-
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -69-
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -70-
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -71-
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -72-
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -73-
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -74-
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -75-
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -76-
www.peraturan.go.id
2018, No.1481 -77-
www.peraturan.go.id