bimbingan konseling sd
TRANSCRIPT
Bimbingan Murid Tuna Cakap Belajar
Kelompok 04Prensentase Bimbingan Konseling
Anggota Kelompok : Agustinus Wader
Ruslan MajidSusana Putriani Saranaro
Yunita Yedida TotosZulvita Amin
Pendahuluan1. Apakah Defenisi Tuna
Cakap Belajar?2. Apa Faktor Penyebab yang
Menimbulkan Ketunacakapan Belajar ?
3. Bagaimana cara menangani Anak Tuna Cakap Belajar dan Pencegahannya ?
Pengertian Murid Tuna Cakap Belajar
Pengertian tentang murid tuna cakap belajar nampaknya cenderung belum memasyarakat, karena istilah yang sudah lazim digunakan dalam pendidikan Indonesia adalah murid yang mengalami kesulitan belajar dengan sebutan anak “berkesulitan belajar”.
Secara esensial kedua istilah tersebut dapat dikatakan “identik”. Meskipun jika dilihat dari faktor yang menimbulkan ketunacakapan belajar cenderung lebih bersifat internal (faktor yang berasal dari dalam diri anak). Namun sama-sama menunjukkan ketidakmampuan di dalam belajar, maka istilah tersebut cenderung sama.Tuna cakap belajar (berkesulitan belajar) sebagai terjemahan dari learning disabilities.
Faktor Penyebab yang Menimbulkan Ketunacakapan Belajar
Jerome Rosner (1993) melihat bahwa hal-hal yang paling umum, yang secara langsung berkaitan dengan masalah kesulitan khususnya dalam ketunacakapan belajar murid di tingkat sekolah dasar ialah keterlambatan dalam perkembangan ketermpilan perseptual dan kecakapan berbahasaSelanjutnya, kephart (1967) mengelompokkan penyebab ketuna cakapan belajar kedalam katagori utama yaitu :1. Kerusakan otak2. Faktor gangguan emosional3. Faktor pengalaman
Cara Penanganan Anak Tuna Cakap Belajar dan Pencegahannya
Cartwright (1984), mengemukakan secara rinci tentang cara mengajar murid yang mengalami tuna cakap belajar adalah sebagai berikut :
a. Bagi murid yang memiliki masalah pendengaran dan penglihatan
1. Guru duduk seperti murid di depan kelas2. Memberikan tugas kelompok dengan dibantu
oleh temannya untuk memberikan penjelasan tentang petunjuk bagi semua tugas yang diberikan.
3. Guru memberikan petunjuk secara tertulis dan lisan untuk semua tugas yang diberikan.
b. Bagi murid yang memiliki masalah pendengaran 1. Menggunakan alat-alat visual, seperti : peta, slide,
gambar-gambardan garfik pada saat proses pembelajaran
2. Merangkum materi pokok dari setiap mata pelajaran di akhir proses pembelajaran.
3. Memberikan rancangan tertulis bagi setiap pokok bahasan pelajaran
4. Membantu murid untuk mengingat pelajaran dengan teknik mnemonic (teknik untuk memperkuat daya ingat terhadap pelajaran yang telah diberikan.)
5. Menggunakan tape recorder pada saat guru sedang mengajar (menjelaskan)
c. Bagi murid yang mengalami masalah visual (penglihatan) dan motorik (gerak)
1. Menggunakan bahan-bahan bacaan yang sesuai dengan tingkat kelas murid.
2. Memberikan kesempatan kepada murid untuk merekam penjelasan guru, diskusi, dan petunjuk, dari pada harus mencatatnya.
3. Memberikan tugas-tugas secara tertullis yang sederhanan
4. Mencoba meberikan tes lisan
5. Memberikan tes tulisan yang beragam, seperti menjodohkan, pilihan ganda, salah benar, dan isian singkat.6. Memberikan tugas-tugas yang bervariasi dengan melalui model, diagram, tape recorder, slide dan penyajian secara terurut.7. Memberikan rancangan tertulis tentang tugas membaca secara singkat
Cara menilai (Megevaluasi) Murid Tuna Cakap Belajar
Cartwrint (1984) mengemukakan pula secara rinci tentang cara menilai murid tuna cakap belajar sebagai berikut :1. Menyusun ilustrasi dari setiap pokok basasan yang diteskanMempersiapkan glosari atau kata-kata khusus dan definisi dari setiap konsep yang diajarkan. 2. Membuat kartun atau gambar yang menjelaskan tentang gagasan dari setiap pokok bahasan/sub pokok bahasan
3. Membuat rangkaian gambar yang berhubungan dengan gagasan yang beragam dalam setiap sub pokok bahasan.
4. Membuat majalah dinding5. Menulis atau merekam berita
mengenai suatu hal yang berkaitan dengan pelajaran
6. Mewawancarai seseorang yang memahami topic-topik pelajaran
7. Mampelajari informasi baru dari jurnal, yang sesuai dengan materi pelajaran
8. Mempersiapkan proposal penelitian9. Mempersiapkan slide,filmstrip,atau penyajian
bideotape bagi kelompok. Ada dua dasar layanan bimbingan yang dapat dikembangakan secara terpadu dengan proses pembelajaran dalam upaya membantu tuna cakap belajar Jerome Rosner (1993) menggolongkan pola tersebut dalam layanan Remediasi, Konpensasai dan Prevensi.
KesimpulanBerdasarkan pembahasan yang telah diuraikan
maka dapat disimpulakan bahwa ketunacakapan belajar pada murid dapat mempengaruhi proses belajar. Kekeliruan dalam gaya penyajian dapat menimbulkan kelambanan atau kegagalan yang dialaminya dalam belajar. Oleh karena itu guru, seyognya memahami benar faktor-faktor yang dapat menimbulkan kesulitan pada muridnya, terlebih pada murid yang mengalami tuna cakap belajar. Mereka memerlukan layanan dan metode secara khusus sesuai bentuk dan tingkat kesulitannya serta cara pemecahannya melalui strategi atau bantuan yang tepat agar mereka dapat mengikuti pembelajaran dengan baik, sesuai tujuan Pendidikan Nasional.