bimbingan-ringkas-dan-praktis-manasik.pdf

10
BIMBINGAN RINGKAS DAN PRAKTIS MANASIK HAJI & UMRAH sesuai dengan Sunnah Pengantar Menunaikan ibadah haji adalah sesuatu yang amat dirindukan oleh setiap umat Islam, bahkan oleh yang telah menunaikannya berkali-kali sekalipun. Karena itu, bagi yang dimudahkan Allah untuk bisa menunaikan ibadah haji/umrah agar menggunakan kesempatan emas itu dengan sebaik-baiknya. Sebab, belum tentu kesempatan menunaikan ibadah haji maupun umrah itu datang kembali. Agar bisa beribadah haji dan umrah dengan lurus dan benar, di samping harus ikhlas kita harus memiliki ilmu yang cukup seputar bagaimana menjalankan ibadah haji sesuai dengan tuntunan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Tulisan ringkas berikut, mudah-mudahan membantu untuk memahami tata cara pelaksanaan (manasik) haji/umrah secara mudah dan praktis. Manasik Haji & Umroh Manasik haji yang afdhol dan utama adalah tamattu’, yaitu seorang melakukan umrah pada bulan-bulan haji (Syawwal, Dzulqo’dah, dan awal bulan Dzulhijjah) yang diakhiri tahallul. Kemudian dilanjutkan kegiatan haji pada tanggal 8 Dzulhijjah dengan memakai ihram menuju Mina. Intinya, dimulai dengan umrah, lalu dilanjutkan dengan haji. Tata Cara Umrah (bagi haji tamattu’) IHRAM Sebelum pakai ihram, maka mandilah, gunakan minyak wangi pada badan, bukan pada pakaian, lalu pakailah ihram. Bagi Pria Menggunakan 2 (dua) lembar kain tidak berjahit/bertelungkup; 1 (satu lembar disarungkan, dan 1 (satu) lembar lainnya diselendangkan pada bahu. Boleh memakai sandal (asal tidak sampai menutupi mata kaki), tidak boleh mengenakan peci atau sorban atau hal-hal sejenis yang langsung menutupi kepala.

Upload: bangyos001

Post on 17-Jan-2016

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bimbingan-Ringkas-dan-Praktis-Manasik.pdf

BIMBINGAN RINGKAS DAN PRAKTIS

MANASIK HAJI & UMRAH

sesuai dengan Sunnah

Pengantar

Menunaikan ibadah haji adalah sesuatu yang amat dirindukan oleh setiap umat

Islam, bahkan oleh yang telah menunaikannya berkali-kali sekalipun. Karena itu, bagi

yang dimudahkan Allah untuk bisa menunaikan ibadah haji/umrah agar

menggunakan kesempatan emas itu dengan sebaik-baiknya. Sebab, belum tentu

kesempatan menunaikan ibadah haji maupun umrah itu datang kembali.

Agar bisa beribadah haji dan umrah dengan lurus dan benar, di samping harus ikhlas

kita harus memiliki ilmu yang cukup seputar bagaimana menjalankan ibadah haji

sesuai dengan tuntunan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Tulisan ringkas berikut,

mudah-mudahan membantu untuk memahami tata cara pelaksanaan (manasik)

haji/umrah secara mudah dan praktis.

Manasik Haji & Umroh

Manasik haji yang afdhol dan utama adalah tamattu’, yaitu seorang melakukan

umrah pada bulan-bulan haji (Syawwal, Dzulqo’dah, dan awal bulan Dzulhijjah) yang

diakhiri tahallul. Kemudian dilanjutkan kegiatan haji pada tanggal 8 Dzulhijjah

dengan memakai ihram menuju Mina. Intinya, dimulai dengan umrah, lalu

dilanjutkan dengan haji.

Tata Cara Umrah (bagi haji tamattu’)

IHRAM

Sebelum pakai ihram, maka mandilah, gunakan minyak wangi pada badan, bukan

pada pakaian, lalu pakailah ihram.

Bagi Pria

Menggunakan 2 (dua) lembar kain tidak berjahit/bertelungkup; 1 (satu lembar

disarungkan, dan 1 (satu) lembar lainnya diselendangkan pada bahu. Boleh memakai

sandal (asal tidak sampai menutupi mata kaki), tidak boleh mengenakan peci atau

sorban atau hal-hal sejenis yang langsung menutupi kepala.

Page 2: Bimbingan-Ringkas-dan-Praktis-Manasik.pdf

Bagi Wanita

Mengenakan pakaian yang disyariatkan (busana muslimah – yang longgar namun

menutup rapat seluruh badan), hanya saja tidak dibolehkan mengenakan cadar

(niqab) dan tidak boleh menggunakan sarung tangan.

Ketika di miqot, menghadaplah ke kiblat sambil membaca doa masuk ihram:

Page 3: Bimbingan-Ringkas-dan-Praktis-Manasik.pdf

Setelah itu, perbanyak membaca talbiyah yang berbunyi:

Talbiyah ini dibaca hingga tiba di Makkah. Jika seorang sudah ihram dan baca doa

ihram di miqot, maka telah diharamkan baginya melakukan perkara berikut: Jimak

beserta pengantarnya, melakukan dosa, debat dalam perkara sia-sia, memakai

pakaian biasa yang berjahit, tutup kepala bagi pria, pakai parfum, memotong/cabut

rambut dan bulu, memotong kuku, berburu, melamar, dan akad nikah.

Namun dibolehkan perkara berikut: Mandi, garuk badan, menyisiri kepala, bekam,

cium bau harum, menggunting kuku yang hampir patah, melepas gigi palsu,

bernaung pada sesuatu yang tak menyentuh kepala-seperti, payung, mobil, pohon,

bangunan, dan lain-lain, memakai ikat pinggang, memakai sandal, cincin, jam dan

kaca mata.

Tawaf

Putuskan/hentikan talbiyah, jika sudah tiba di Makkah.

Masuk masjidil Haram sambil baca doa masuk masjid:

Tawaflah dari Hajar Aswad sambil menampakkan lengan kanan dari baju ihram yang

dikenakan (untuk pria). Jika tiba di Hajar Aswad , bacalah doa: “Bismillahi wallahu

akbar” sambil cium Hajar Aswad atau jika tak bisa diisyaratkan dengan tangan kanan.

Lalu mulailah berputar dengan perbanyak doa dan dzikir.

Tiba di Rukun Yamani, maka usap Rukun Yamani. Setelah itu baca doa ini:

Page 4: Bimbingan-Ringkas-dan-Praktis-Manasik.pdf

Baca doa ini dari Rukun Yamani sampai ke Hajar Aswad. Demikianlah seterusnya

sampai selesai 7 putaran yang diakhiri di Hajar Aswad atau garis lurus ke Hajar

Aswad. Saat tawaf boleh memperbanyak dzikir ini:

Usai tawaf, sholat sunnatlah dua raka’at di belakang maqom Ibrahim menghadap

kiblat dengan membaca Al-Fatihah dan Al-Kafirun dalam raka’at pertama. Lalu Al-

Fatihah dan Al-Ikhlash dalam raka’at kedua. Belakangilah kiblat untuk menuju ke

kran-kran air Zam-Zam. Minum air Zam-Zam sebanyaknya, lalu siram kepala, tapi

jangan mandi atau wudhu di situ.

Usai minum, datanglah ke Hajar Aswad/garis lurus HajarAswad untuk mencium atau

isyarat kepadanya sambil baca: “Bismillahi wallahu akbar”. Setelah itu, belakangi

kiblat. Maka disana anda temukan bukit Shofa untuk melaksanakan sa’i.

Sa’i

Mendakilah ke shofa sambil berdoa:

Jika telah berada di atas Shofa, menghadap ke kiblat , maka bacalah Allahu Akbar

(3X), dan Laa ilaaha illallah (3X) sambil angkat tangan berdoa:

Page 5: Bimbingan-Ringkas-dan-Praktis-Manasik.pdf

Ini dilakukan tiga kali. Setiap kali selesai membaca doa ini, maka dianjurkan berdoa

banyak dan doanya bebas. Tak ada doa khusus. Silakan pilih doa sendiri.

Setelah itu berjalanlah dengan pelan menuju bukit Marwah. Jika tiba di batas/isyarat

lampu hijau, berlarilah semampunya hingga di isyarat berikutnya yang juga warna

hijau. Jika telah lewat isyarat tsb, jalanlah dengan pelan hingga tiba di Marwah.

Kalau sudah di atas Marwah, baca lagi Allahu Akbar (3X), dan Laa ilaaha illallah (3X)

sambil angkat tangan berdoa:

Ini dilakukan tiga kali. Setiap kali selesai membaca doa ini, maka dianjurkan berdoa

banyak dan doanya bebas. Tak ada doa khusus. Silakan pilih doa sendiri.

Dari Shofa ke Marwah, terhitung satu putaran. Lalu dari Marwah ke Shofa, itu sudah

dua putaran. Intinya: bilangan genap selalu di Shofa, dan ganjil di Marwah. Jadi, 7

putaran yang akan kita lakukan berakhir di Marwah.

Jika selesai 7 putaran yang tetap diakhiri doa di atas, maka keluarlah dari Marwah

ke tukang cukur dan lakukan tahallul. Bagi pria rambut dicukur rata-tanpa digundul-,

dan bagi wanita potong ujung rambut seukuran 1 ruas jari. Wanita usahakan bawa

gunting sendiri sehingga bisa potong sendiri.

Nah, selesailah umrah kita dengan tahallul tsb. Sekarang boleh pakai baju biasa dan

melakukan beberapa hal yang dilarang dalam umrah, selain ma’shiyat. Boleh jimak

dengan istri, pakai parfum, potong kuku, dll.

Tata Cara Haji

Adapun tata haji secara ringkas dan sesuai sunnah, maka silakan ikuti petunjuk dan

amalan-amalan berikut ini:

Page 6: Bimbingan-Ringkas-dan-Praktis-Manasik.pdf

Ihram

Usai melaksanakan umrah, kita tunggu tanggal 8 Dzulhijjah yang disebut “Hari

Tarwiyah”.Maka mulailah ihram di hotel masing-masing di Makkah yang diawali

dengan mandi, dan pakai parfum di badan, bukan di pakaian ihram.

Setelah pakai ihram, bacalah doa ihram:

Mabit/Bermalam di Mina

Lalu berangkatlah ke Mina pada pagi hari setelah terbit matahari, tanggal 8

Dzulhijjah tsb. Sesampai di Mina, qoshor ,tanpa di jama’ antara sholat Zhuhur dan

Ashar. Artinya: Kerjakan sholat Zhuhur 2 raka’at pada waktunya dan Ashar dua raka’at

pada waktunya.

Demikian pula Sholat Maghrib dan Isya’ diqoshor, tanpa dijama’. Bermalamlah di

Mina agar bisa sholat Shubuh disana sebagaimana sunnah Nabi – Shollallahu alaihi

wasallam-.

Wuquf/Berdiam Diri di Arafah

Usai sholat Shubuh di Mina, berangkatlah ke Arafah setelah terbit matahari.Waktu itu

sudah tanggal 9 Dzulhijjah. Sambil bertalbiyah. Tiba di Arafah lakukan sholat Zhuhur

dan Ashar dua-dua raka’at, yaitu dijama’ taqdim dan qoshor. Jika anda sudah jelas

berada dalam batas Arafah, berdoalah sambil angkat tangan. Di sini tak ada doa

yang diwajibkan, bebas berdoa. Namun jika mau berdoa, maka pakailah doa Nabi-

Shollallahu alaih wasallam - dan perbanyak baca:

Page 7: Bimbingan-Ringkas-dan-Praktis-Manasik.pdf

Tetaplah berdoa sampai tenggelam matahari. Ingat jangan sampai waktu kalian habis

bicara dan berjalan. Gunakan baik-baik untuk berdoa karena Allah Ta’ala mendekat

ke langit dunia di hari Arafah. Ingat jangan sampai tinggalkan Arafah sebelum

matahari terbenam.

Mabit/Bermalam di Muzdalifah

Tinggalkanlah Arafah setelah matahari terbenam menuju Muzdalifah. Setiba di

Muzdalifah, langsung kerjakan sholat Maghrib dan Isya’ dengan jama’ ta’khir dan

qoshor. Artinya: Maghrib dikerjakan di waktu Isya’ tetap 3 raka’at, dan Isya’ 2 raka’at.

Usai sholat, istirahat dan tidurlah, jangan ada kegiatan karena besok ada kegiatan

berat. Jika mau, berwitir sebelum tidur seperti kebiasaan anda sehari-hari. Tak usah

pungut batu di malam itu seperti sebagian orang karena itu juga tak ada sunnahnya.

Bermalamlah di Muzdalifah sampai shubuh agar bisa kerjakan sholat shubuh disana.

Usai sholat shubuh, duduklah banyak berdzikir dan berdoa sambil angkat tangan

atau bertalbiyah. Hindari dzikir jama’ah karena tak ada tuntunannya dalam agama

kita. Jangan tinggalkan Muzdalifah selain orang-orang lemah, seperti orang tua

lansia, wanita, anak kecil, dan petugas haji. Orang ini boleh pergi setelah

pertengahan malam.

Page 8: Bimbingan-Ringkas-dan-Praktis-Manasik.pdf

Melempar Jumrah Aqobah/Kubro

Tinggalkan Muzdalifah sebelum terbit matahari pada tanggal 10 Dzulhijjah hari ied,

sambil bertakbir, dan bertalbiyah menuju Mina melempar. Boleh pungut batu yang

seukuran antara biji coklat dan biji kacang di mana saja, baik di perjalanan menuju

Mina atau di Mina sendiri ataupun di mana saja.

Lemparlah Jumrah Aqobah setelah terbitnya matahari sebanyak 7 lemparan batu

kecil yang anda pungut tadi. Ketika melempar menghadap jumrah, maka jadikan

Makkah sebelah kirimu, dan Mina (lokasi perkemahan) sebelah kananmu. Setiap kali

melemparkan batu kecil tersebut, ucapkanlah “Allahu Akbar” dan usahakan masuk ke

dalam kolam. Jika meleset dari kolam, ulangi. Dan seusai melempar, putuskan

talbiyah.

Mencukur Rambut/Tahallul Pertama

Seusai melempar, maka gundullah rambut kalian atau pendekkan/cukur rata.

Adapun wanita, maka potong rambut sendiri dengan gunting yang dibawa seukuran

1 ruas jari.

Dengan ini berarti anda telah melakukan tahallul awal. Maka anda sekarang boleh

menggunakan pakaian biasa, gunakan parfum, menggunting kuku dan bulu, dan

lain-lain. Namun jimak dengan istri belum boleh.

Menyembelih Kambing

Sembelihlah kambing pada tanggal 10 Dzulhijjah atau setelahnya pada hari-hari

tasyriq (tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah). Dilarang keras menyembelih kambing

sebelum tanggal 10 Dzulhijjah. Barangsiapa yang menyembelih sebelum tanggal

tersebut, maka sembelihannya tidak sah, harus diganti, atau puasa 3 hari pada hari-

hari tasyriq, dan 7 hari di Indonesia.

Bagi petugas pembeli dan penyembelih kambing yang biasanya dijabat oleh ketua

kloter atau pembimbing, maka kami nasihatkan agar takut kepada Allah jangan

sampai menyembelih hadyu/kambingnya sebelum tgl 10 Dzulhijjah. Jika kalian

lakukan itu, maka kalian telah berdosa karena membuat ibadah orang kurang

pahalanya. Jika pengurus ambil keuntungan dari kambing yang disembelih sebelum

tgl 10 tersebut, maka ia telah memakan harta orang dengan cara yang haram dan

batil. Bertaqwalah kepada Allah dan takut pada hari kalian akan diadili di padang

Mahsyar!

Menyembelih hewan korban bagi jama’ah haji tidaklah wajib, yang wajib hari itu

adalah menyembelih kambing yang memang wajib dilakukan oleh haji tamattu’ atau

Page 9: Bimbingan-Ringkas-dan-Praktis-Manasik.pdf

qiron. Kambing ini disebut “hadyu”. Jangan sampai tertipu dengan sebagian orang

yang tidak takut kepada Allah yang mewajibkan potong hewan korban di waktu itu,

padahal tidak wajib karena hanya semata-mata ingin meraih keuntungan yang

banyak.

Tawaf Ifadhoh

Setelah cukur dan memakai baju biasa, berangkatlah menuju Makkah untuk tawaf

ifadhoh. Lakukan tawaf sebagaimana waktu umrah sebanyak 7 putaran, lalu sholat

sunnat 2 raka’at di belakang maqom Ibrahim. Kemudian mengarahlah ke kran-kran

air Zamzam untuk minum sebanyak-banyak dan siram kepala. Setelah itu kembali ke

Hajar Aswad cium atau lambaikan tangan pada garis lurus dengan Hajar Aswad.

Sa’i

Berikutnya anda menuju ke shofa dan lakukan amalan-amalan sebagaimana telah

dijelaskan pada “Tata Cara Umrah”, tadi di atas. Usai 7 Putaran, maka anda dianggap

telah bertahallul kedua, namun tanpa bercukur lagi. Maka dengan ini anda

dibolehkan melakukan jimak dengan istri.

Tawaf Ifadhoh dan sa’i boleh dilakukan hari-hari tasyriq atau sisa hari-hari haji

lainnya selama Anda di sana. Tapi lebih cepat lebih bagus. Namun ingat, jangan

sampai jimak sebelum lakukan 2 hal ini.

Mabit/Bermalam di Mina

Selesai tawaf Ifadhoh dan sa’i di Makkah, maka kembalilah ke Mina untuk bermalam

selama 2 atau 3 hari. Bermalam di sana wajib. Selama 3 hari di Mina, sholat Zhuhur,

Ashar, Maghrib, dan Isya’ dikerjakan secara qoshor. Artinya dikerjakan Zhuhur dua

raka’at pada waktunya, Ashar 2 raka’at pada waktunya, dan Maghrib tetap pada

waktunya, serta Isya’ 2 raka’at pada waktunya.

Siang harinya tgl 11 setelah shalat zhuhur, berangkatlah ke 3 jumrah untuk

melempar, dan ambil batu di mana saja sebanyak 21 biji. Berikut anda berangkat ke

tempat pelemparan, dan lemparlah 3 jumrah tersebut, yang dimulai dengan Jumrah

Shughra dekat Masjid Khoif sebanyak 7 lemparan. Di Jumrah Shughra ini, lakukan

beberapa amalan berikut: (1). Ketika melempar disini menghadaplah ke arah Jumrah

dengan menjadikan Makkah sebelah kirimu & Mina (lokasi perkemahan) sebelah

kananmu. (2). Lemparlah Jumrah shughra dengan batu kecil sambil ucapkan “Allahu

akbar” setiap kali melempar. (3). Carilah tempat sunyi untuk berdo’a disini

menghadap kiblat sambil angkat tangan.

Page 10: Bimbingan-Ringkas-dan-Praktis-Manasik.pdf

Lalu anda menuju ke Jumrah Wustho (tengah) dan lakukanlah 3 amalan yang anda

lakukan tadi di Jumrah Wustho. Selanjutnya menuju ke Jumrah Kubro yg biasa

disebut “Jumrah Aqobah”, dan lakukan juga amalan di sini yang anda lakukan di

Jumrah Shughro dan Wustho. Cuma disini anda tak dianjurkan berdoa. Tapi langsung

pergi. Inilah yang dilakukan pada tgl 11.

Pada tgl 12 & 13 Dzulhijjah, lakukanlah saat itu apa yang anda lakukan pada tgl 11

tadi di atas. Jika anda tergesa-gesa karena ada hajat, anda boleh tinggalkan Mina

pada tgl 12 Dzulhijjah. Ingat jangan sampai kedapatan waktu maghrib. Jika

kedapatan maghrib sementara masih di Mina, maka anda harus bermalam lagi.

Jika anda selesai melempar tgl 13 Dzulhijjah - dan inilah yg afdhol - maka anda

dianggap telah menyelesaikan ibadah haji. Semoga ibadah hajinya ikhlash dan

mabrur.

Tawaf Wada’/Tawaf Perpisahan

Tawaf wada’ hukumnya wajib dilakukan jika seseorang sudah hendak bersafar

meninggalkan Makkah. Kota kenangan dalam beribadah dan taat kepada Allah.

Semoga Allah masih perkenankan kita kembali lagi ke Makkah. Lakukanlah tawaf

wada’ sebagaimana halnya tawaf ifadhoh dan tawaf umrah. Tapi dengan memakai

pakaian biasa.

Jika anda ingin-sebelum keluar dari Masjidil, berdoalah di Multazam, yaitu suatu

tempat antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah. Berdoa’alah disini banyak-banyak

tanpa harus angkat tangan. Doa dengan sungguh-sungguh sambil menempelkan

dada, wajah, kedua lengan dan tangan untuk mengingat akan kondisi kita di padang

Mahsyar dan menunjukkan di hadapan Allah akan kelemahan kita dan butuhnya kita

kepada-Nya. Ini merupakan sunnah. Namun jangan diyakini bahwa kita tempelkan

badan kita di situ karena ada berkahnya. Itu hanya sekedar menunjukkan perasaan

butuh dan rendah diri kita kepada Allah, serta sekedar ikuti sunnah.

Sebelum kembali, berilah kabar gembira keluarga di Indonesia. Lalu sesampai di

Indonesia, jangan langsung ke rumah, tapi ke masjid dulu sholat sebagaimana

sunnah Nabi – Shollallahu alaihi wasallam. Demikian manasik yang bisa kami tuliskan

di sini menurut sunnah. Wallahu a’lam. Semoga ini merupakan amal sholeh kami.

Akhir doa kami, alhamdulillah washollallahu alaihi wasallam.