bin do

15
 MAKALAH PENYAJIAN LISAN (PRESENTASI ILMIAH) KELOMPOK II (DUA) MUTHIA MUTMAINNAH (J111 10 134) RABBANIA K. PALOLOANG (J111 10 135) RAHMAT SETIAWAN (J111 10 142) IDA AYU SARI PUTRI (J111 10 144) RESTY AMALIA (J111 10 266) ERWIN ARIAWAN (J111 10 141) FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSIT AS HASANUDDIN MAKASSAR 2011

Upload: suryaw2001

Post on 12-Jul-2015

193 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

5/11/2018 Bin Do - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bin-do-55a35a5d271f4 1/15

MAKALAH

PENYAJIAN LISAN (PRESENTASI ILMIAH)

KELOMPOK II (DUA)

MUTHIA MUTMAINNAH (J111 10 134)

RABBANIA K. PALOLOANG (J111 10 135)

RAHMAT SETIAWAN (J111 10 142)

IDA AYU SARI PUTRI (J111 10 144)

RESTY AMALIA (J111 10 266)

ERWIN ARIAWAN (J111 10 141)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2011

5/11/2018 Bin Do - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bin-do-55a35a5d271f4 2/15

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen dasar, yaitu menyimak, berbicara,

membaca, dan menulis. Keempat keterampilan ini diperoleh secara bertahap dan teratur serta

berhubungan satu sama lain. Meskipun keterampilan berbicara ini telah diperoleh oleh setiap

orang ketika masa kanak-kanak, kebutuhan mahasiswa akan kemampuan berbicara tak dapat

diabaikan begitu saja.

Penyajian lisan dapat disejajarkan dengan berbicara. Berbicara adalah suatu keterampilan

berbahasa yang berkembang pada kehidupan masa kanak-kanak yang hanya didahului oleh

keterampilan menyimak, dan pada masa tersebutlah keterampilan berbicara dipelajari. Berbicara

sudah barang tentu berhubungan erat dengan perkembangan kosakata yang diperoleh oleh setiap

orang melalui kegiatan menyimak dan membaca atau juga menulis. Untuk memenuhi kebutuhan

pembelajarannya, kebutuhan mahasiswa akan berbicara tidak lagi mengarah ke situ, tetapi lebih

berorientasi kepada proses penyajian lisan sebagai wadah penyampaian suatu gagasan.

Dalam pemenuhan kebutuhan pembelajarannya, mahasiswa harus berusaha memiliki

kemampuan penyajian lisan di samping kemampuan pengungkapan gagasannya secara tertulis.

Kemahiran dalam penyajian lisan bukan hanya menuntut penguasaan bahasa yang baik danlancar melainkan juga menghendaki persyaratan-persyaratan lain, misalnya : kebenaran,

ketenangan sikap, kesanggupan mengadakan reaksi yang cepat dan tepat, kesanggupan

menampilkan gagasan-gagasannya secara lancar dan teratur, serta ketidakkakuan dan

ketidakcanggungan gerak.

Seiring dengan perkembangan bahwa penyajian lisan itu sudah menjadi salah satu

kebutuhan mahasiswa. Alasannya bahwa di samping mahasiswa harus mampu mengungkapkan

pikiran, gagasan, dan sikap ilmiahnya ke dalam berbagai bentuk karya tulis ilmiah yang

berkualitas, juga mereka harus mampu menyajikan karya ilmiah yang ditulisnya di depan forum

sesuai dengan kriteria penyajian yang baik. Hal ini sejalan dengan salah satu kompetensi dasar

mata kuliah Bahasa Indonesia sebagai mata kuliah pengembangan kepribadian. Untuk kebutuhan

ini, berikut akan disajikan dua bentuk penyajian lisan, yaitu presentasi ilmiah dan berpidato.

5/11/2018 Bin Do - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bin-do-55a35a5d271f4 3/15

TUJUAN

-  Mahasiswa mampu memahami berbicara sebagai salah satu komponen keterampilan

berbahasa

-  Mahasiswa mampu membedakan bentuk-bentuk penyajian lisan

-  Mahasiswa mampu mempraktikkan presentasi ilmiah di depan kelas

-  Mahasiswa mampu mempraktikkan berpidato di depan kelas

5/11/2018 Bin Do - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bin-do-55a35a5d271f4 4/15

BAB II

PEMBAHASAN

PENYAJIAN LISAN (PRESENTASI ILMIAH)

Presentasi ilmiah merupakan kegiatan yang lazim dilakukan dalam dunia ilmiah.

Kegiatan tersebut berfungsi untuk penyebaran informasi ilmiah, baik informasi konseptual

maupun informasi prosedural. Bagi mahasiswa, kemahiran untuk melakukan presentasi ilmiah

merupakan kebutuhan. Berikut dikemukakan beberapa hal yang perlu dipahami berkaitan dengan

presentasi ilmiah.

1. Pengertian dan Kiat Presentasi Ilmiah

Presentasi ilmiah yang efektif adalah penyajian bahan ilmiah oleh seseorang di suatu forum

yang di dalamnya hadir sejumlah peserta yang secara sukarela terlibat aktif dalam interaksi

verbal ilmiah menuju tercapainya tujuan selama waktu yang tersedia.

Agar presentasi dapat berjalan secara efektif, ada kiat yang perlu diterapkan. Beberapa kiat

yang dimaksud di antaranya :

a. menarik minat dan perhatian peserta,

b. mengarahkan perhatian peserta,

c. mempertahankan minat dan perhatian peserta,d. menjaga agar presentasi tetap terfokus pada masalah yang dibahas, dan

e. menjaga etika.

Untuk menarik minat dan perhatian pada apa yang dibahas, seorang penyaji dapat

menggunakan media yang menarik yang dapat berupa media visual seperti gambar dengan warna

yang menarik, suara yang cukup keras bagi peserta, dan/atau ilustrasi, anekdot, dan demonstarsi.

Selanjutnya, perhatian mereka perlu diarahkan pada fokus pembahasan dengan cara yang

menarik pula dengan memanfaatkan informasi latar belakang peserta. Perhatian mereka perlu

dijaga atau dipertahankan dengan cara menjaga agar suara tidak monoton, dan dengan

menggunakan variasi media. Dalam hal ini multimedia sangat membantu. Akan tetapi, apabila

perangkat keras sangat terbatas, paling tidak cara berbicara yang perlu divariasi. Alur presentasi

perlu dijaga agar tetap fokus dengan menyatakan terus terang fokus pembahasan dan penyaji

menaati bahan yang telah dipersiapkan serta memberi penjelasan singkat dan padat mengenai

5/11/2018 Bin Do - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bin-do-55a35a5d271f4 5/15

butir-butir ini. Etika dijaga dengan cara menghindari hal-hal yang dapat merugikan orang lain.

Butir-butir rinci tentang etika akan diuraikan di bawah ini.

2. Tata Cara dan Etika Presentasi Ilmiah

Presentasi ilmiah akan berhasil jika penyaji menaati ketiga tata cara yang lazim.

a. Penyaji perlu member informasi kepada peserta secara memadai. Informasi tersebut akan

dipahami dengan baik jika peserta memperoleh bahan tertulis juga (baik bahan penuh dalam

bentuk makalah maupun bahasan presentasi  powerpoint ). Jika diperlukan, bahan disertai

dengan ilustrasi yang relevan.

b.Penyaji menyajikan bahan dalam waktu yang tersedia. Untuk hal ini penyaji perlu

merencanakan penggunaan waktu dan menaati panduan yang diberikan oleh moderator.

c. Penyaji menaati etika.

Etika berkenaan dengan keyakinan dan prinsip mengenai mana yang benar dan mana

yang salah dan mana yang secara moral benar atau berterima. Satu nilai yang harus dipegang

dalam menjaga etika adalah “menjaga perilaku agar tidak merugikan orang lain”. Kerugian

mencakup kehilangan hak atau kesempatan, kehilangan muka, dan tersinggung perasaannya. Hak 

dalam forum ialah hak untuk berbicara, hak untuk mempertahankan atau membela pendapatnya,

dan hak untuk mendapatkan pengakuan. Bila seseorang telah melakukan sesuatu yang sangat

berharga, dia mempunyai hak untuk mendapatkan pengakuan.

Butir lain yang perlu diperhatikan dalam hal etika adalah kejujuran. Dalam dunia ilmiah,kejujuran merupakan butir etis terpenting. Setiap orang wajib bersikap sangat terbuka dalam

segala hal menyangkut informasi yang disajikan. Jika dia menyajikan data, dia harus secara jujur

menyebutkan apakah data itu hasil penelitiannya, ataukah diambil dari sumber lain yang juga

harus disebutkan lengkap sesuai dengan kelaziman dunia ilmiah.

Dalam forum ilmiah seperti presentasi ilmiah, selain ada penyaji pasti ada beberapa

pemeran lain yang ikut terlibat, yakni presentasi, moderator, dan notulen, serta bila diperlukan

tenaga teknisi. Semua pemeran tersebut wajib menjaga etika agar penyajian tetap berlangsung

secara baik dan efektif. Peserta misalnya, harus jujur terhadap dirinya. Artinya, dia akan bertanya

apabila tidak tahu, akan mencari klarifikasi apabila masih bingung atau belum yakin, akan

mengecek apakah pemahamannya sudah benar dan sebagainya. Selain itu, setiap peserta wajib

menghargai pendapat/gagasan orang lain dan hal ini mensyaratkan bahwa dia menyimak apabila

ada orang yang berbicara.

5/11/2018 Bin Do - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bin-do-55a35a5d271f4 6/15

Jalannya suatu forum ilmiah banyak ditentukan oleh peran seorang moderator sebsgsi

pemandu. Etika yang harus dijaganya adalah bahwa dia harus adil dan taat jadwal. Dia harus adil

dan taat jadwal. Dia harus adil dalam arti bahwa semua peserta sedapat mungkin memperoleh

kesempatan yang relatif sama dalam berpartisipasi aktif selama forum berlangsung.

Keseimbangan wilayah, keseimbangan kesetaraan jender, dan keseimbangan persoalan yang

diangkat harus benar-benar dijaga oleh moderator. Selanjutnya, dia harus menaati waktu yang

telah ditetapkan dan berhubungan dengan dua hal. Pertama, dia seyogyanya tidak terlalu banyak 

mengambil waktu untuk komentar yang tidak fungsional. Kedua, dia harus mengatur waktu yang

digunakan oleh semua pihak, baik oleh penyaji maupun oleh peserta. Oleh karena itu, dia harus

punya keberanian menginterupsi pembicaraan seseorang atau mengingatkan orang yang waktu

dengan tetap secara santun sekaligus tegas.

Semua hal yang terungkap selama forum berjalan perlu dicatat secara rapi oleh notulen.

Hasil catatan yang telah ditata ringkas sebaiknya dicetak dan dibagikan kepada semua orang

yang terlibat. Hal ini memberikan kesempatan bagi pemilik gagasan/konsep untuk meluruskan

 jika ada hal-hal yang kurang tepat.

Teknisi wajib memastikan bahwa peralatan teknologi yag digunakan bekerja dengan

baik. Dia harus melakukan pengecekan akhir sebelum forum dimulai, dan secara teratur

mengontrol jalannya forum dari segi teknologi. Apabila terjadi sesuatu pada teknologi, dia harus

bertindak menyelamatkan jalannya kegiatan.3. Penyiapan Bahan Presentasi Ilmiah

Dalam era teknologi informasi ini, presentasi ilmiah dengan multimedia sudah

merupakan kebutuhan karena beberapa alasan.

a. presentasi akan menjadi menarik 

b. penyaji dapat menghemat waktu

c. penyaji dapat memberikan penekanan pada butir yang dikehendai secara menarik 

d. peserta langsung dapat mengopi file presentasi jika diperlukan

e. penyaji sangat dienakkan dengan hanya membawa bahan dalam flashdisk  

f. bahan presentasi dapat dibuat sangat ringkas

Agar manfaat multimedia dapat dinikmati, presentasi ilmiah perlu dipersiapkan

dengan baik. Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam menyiapkan bahan presentasi :

1) tentukan butir-butir terpenting bahan yang dibahas

5/11/2018 Bin Do - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bin-do-55a35a5d271f4 7/15

2) atur butir-butir tersebut agar alur penyajian runtut dan runut (koheren dan kohesif)

3) kerangka pikir perlu diungkapkan dan disajikan dalam bentuk diagram atau bagan alir

untuk menunjukkan alur penalarannya

4) tuliskan semua dalam bingkai powerpoint dengan ukuran huruf/gambar yang memadai

5) pilih rancangan slideyang cocok (perhatikan kontras warna)

6) penayangan uji coba untuk memastikan bahwa semua bahan dalam slide terbaca

seluruh peserta yang berada dalam ruangan

7) cetak bahan untuk dipakai sebagai pegangan peserta dalam penyajian

4. Melaksanakan Presentasi Ilmiah 

Presentasi ilmiah pada intinya adalah mengomunikasikan bahan ilmiah kepada peserta

forum ilmiah. Di dalam pelaksanaannya berlaku prinsip-prinsip komunikasi. Beberapa prinsip

komunikasi berikut dapat dipertimbangkan oleh penyaji.

a. Mengurangi gangguan komunikasi secara antisipatif 

1) memastikan kecukupan pencahayaan dan ruang gerak 

2) memperhatikan tingkat kapasitas peserta ketika memilih bahasa dan media

3) menghindari kemungkinan penafsiran ganda ungkapan yang dipilih

4) berpikir positif tentang peserta

5) membuat peserta merasa nyaman, berterima, dihormati, dan dihargai

6) mempertimbangkan budaya peserta7) bersikap terbuka terhadap sikap dan pendapat orang lain yang berbeda

8) memastikan pilihan kostumnya sudah sesuai dan tepat dengan form

b. Memaksimalkan efektivitas dalam proses presentasi

1) memastikan bahwa suaranya terdengar semua peserta

2) memastikan bahwa penyaji dapat dilihat oleh semua peserta

3) menjadi penyimak/pendengar yang baik 

4) memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya, cari kalsifikasi dll

5) mendorong peserta unutk aktif terlibat

6) merespon pada kebutuhan peserta

7) menggunakan media yang menarik dan tepat guna

5/11/2018 Bin Do - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bin-do-55a35a5d271f4 8/15

BERPIDATO

Sebagai insan terpelajar mahasiswa dituntut memiliki kinerja yang memuaskan dalam

semua aspek kehidupan, baik di kampus maupun di tengah masyarakat. Selain mampu menulis

beragam karya ilmiah dan mempresentasikannnya dengan baik, mahasiswa juga dituntut mampu

berpidato apabila diperlukan. Dalam kenyataannya, baim di kampus maupun di tengah

masyarakat, kemampuan berpidato dibutuhkan oleh mahasiswa. Untuk itu, pengembangan

kemampuan berpidato perlu dilakukan walaupun porsinya lebih sedikit jika dibandingkan dengan

kegiatan penulisan karya ilmiah. Melalui upaya ini diharapkan tampilan mahasiswa dalam

berpidato benar-benar menunjukkan kualitasnya sebagai insan yang terpelajar.

1. Pengertian Berpidato

Berpidato merupakan salah satu wujud kegiatan berbahasa lisan. Sebagai wujud kegiatan

berbahasa lisan, berpidato mementingkan ekspresi gagasan dan penalaran dengan menggunakan

bahasa lisan yang didukung aspek-aspek nonkebahasaan (ekspresi badan, gerak isyarat, sikap,

kontak pandang dll). Dengan demikian, berpidato adalah kegiatan menyampaikan gagasan secara

lisan dengan menggunakan penalaran yang tepat serta memanfaatkan aspek-aspek 

nonkebahasaan yang dapat mendukung efektivitas dan efisiensi pengungkapan gagasan kepada

orang banyak dalam suatu acara tertentu.

2. Kriteria Berpidato yang Baik

Setiap orang yang hendak berpidato pasti berusaha dan berharap pidato yangdisampaikan dinilai oleh pendengar sebagai pidato yang baik. Pidato yang baik ditandai oleh

beberapa kriteria, di antaranya :

a. Isinya sesuai dengan kegiatan yang sedang berlangsung

b. Isinya menggugah dan bermanfaat bagi pendengar

c. Isinya tidak menimbulkan pertentangan suara

d. Isi jelas, benar, dan objektif 

e. Bahasa yang digunakan mudah dimengerti pendengar, serta

f. Disampoaikan secara santun, rendah hati, dan bersahabat.

3. Tata Car dan Etika Berpidato

Tata cara berpidato merujuk kepada langkah-langkah dan urutan untuk  memulai,

mengembangkan, dan mengakhiri pidato. Langkah-langkah dan urutan berpidato secara umum

diawali dari pembukaan, sajian isi, dan penutup. Pembukaan biasanya berisi sapaan kepada

5/11/2018 Bin Do - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bin-do-55a35a5d271f4 9/15

pihak-pihak yang diundang atau yang hadir dalam suatu acara. Selanjutnya, sajian isi merupakan

hasil penjabaran gagasan pokok yang akan disampaikan dalam pidato. Sebagian hasil penjabaran

gagasan pokok, sajian isi perlu dirinci sesuai dengan waktu yang disediakan. Sementara penutup

pidato berisi penegasan kembali gagasan pokok yang telah dipaparkan dan terima kasih kepada

semua pihak.

Etika berpidato merujuk kepada nilai-nilai keputusan yang perlu diperhatikan dan

dijunjung ketika seseorang berpidato. Nilai-nilai (values) yang patut diperhatikan adalah:

a. tidak menyinggung perasaan orang lain;

b. upaya menghargai dan membangun optimisme pendengarnya;

c. sikap jujur dan terbuka, dan

d. rasa empati dan persahabatan.

4. Menulis Naskah Pidato

Menulis naskah pidato perlu dilakukan apabila kegiatan berpidato yang akan dilakukan

memang dipersiapkan memang sebelumnya. Akan tetapi, apabila kegiatan itu dilakukan secara

spontan tentu tidak perlu menulis naskah pidato sebelum kegiatannya dilakukan. Hakikat

menulis naskah pidato adalah menuangkan gagasan ke dalam bentuk bahasa tulis yang siap

dilisankan melalui kegiatan berpidato. Pilihan kosakata dan kalimat serta paragrafnya

sesungguhnya tidak jauh berbeda dengan ketika seseorang menuliskan naskah (ilmiah) yang lain.

Situasi resmi dan tidak resmi akan menentukan pilihan kosakata dalam menulis naskah pidato.Sekalipun naskah pidato itu merupakan bahasa tulis, ia tetap merupakan bahasa tulis yang akan

dilisankan sehingga konteks kelisanan perlu diperhatikan.

5. Menyampaikan Pidato

Menyampaikan pidato berarti melisankan naskah pidato yang telah dipersiapkan. Akan

tetapi, menyampaikan pidato bukan sekedar membacakan naskah pidato di depan hadirin,

melainkan perlu juga menghidupkan dan menghangatkan suasana. Untuk menciptakan interaksi

yang hangat dengan para pendengar. Untuk itu, seseorang yang akan berpidato harus mampu

menganalisis situasi dan memanfaatkan hasil analisisnya itu untuk menghidupkan suasana ketika

berpidato. Apabila pidato yang disampaikan bukan atas nama orang lain (bukan membacakan

naskah pidato atasan atau orang lain), kita masih dapat melakukan penambahan-penambahan

sepanjang waktu yang disediakan memadai. Yang terpenting, penambahan itu memperkaya isi

pidato, dapat menghangatkan suasana, dan bermanfaat, serta dapat memperjelas isi pidato.

5/11/2018 Bin Do - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bin-do-55a35a5d271f4 10/15

Cara atau metode yang dapat digunakan pada waktu berpidato ada 4 macam, yaitu:

1. Metoda Naskah

Berpidato dengan menggunakan metoda ini berarti berpidato dengan melihat teks pidato

yang disusun secara utuh. Metoda ini biasanya digunakan dalam pidato radio, televisi, dan pidato

resmi. Metoda ini memiliki kelemahan, yaitu putusnya kontak antara pendengar dan pembicara

karena pembicara asyik dengan teks yang dibicarakan.

2. Metoda Menghafal

Berpidato dengan menggunakan metoda ini berarti pembicara berpidato berdasarkan

naskah yang telah dihafalnya. Metoda ini memiliki kelemahan, yaitu pembicara cenderung

berbicara cepat-cepat dan tidak menghayati maknanya. Selain itu juga menyulitkan pembicara

menyesuaikan diri dengan reaksi pendengarnya.

3. Metoda Impromptu (serta merta)

Berpidato dengan menggunakan metoda ini berarti berbicara tanpa persiapan sama sekali.

Pembicara berbicara berdasarkan kemampuan dan pengetahaunnya dan dikaitkannya dengan

situasi dan kepentingan saat itu. Kesanggupan berpidato seperti ini sangat berguna dalam

keadaan terdesak atau terpaksa.

4. Metoda Ekstemporan (Tanpa Persiapan Naskah)

Berpidato dengan menggunakan metoda ini berarti berpidato denga lebih dulu merencanakan

dengan cermat catatan-catatan penting sekaligus urutan uraiannya. Kata-kata dan kalimatnyadisusun pembicara pada saat ia berpidato. Ia hanya melihat urutan uraian yang telah dipersiapkan

itu, jika dibandingkan ternyata bahwa diantara keempat metoda ini, metoda ekstermporanlah

yang lebih menguntungkan karena memungkinkan pembicara berpidato seluas mungkin dengan

tidak kehilangan urutan-urutan pembicaraan yang telah direncanakannya.

KEPEWARAAN (PEMBAWA ACARA)

Pembawa acara adalah orang yang bertugas memimpin dan mengatur jalannya suatu

acara orang sering beranggapan bahwa seorang pembawa acara cukup berbekal suara yang enak 

didengar dan menampilkan yang enak dipandang. padahal, masalahnya tidaklah sesederhana itu

karena seseorang pembawa acara memerlukan keterampilan dan pengetahuan. Seorang pembawa

acara sering dipandang sebagai personalitas instansi atau panitia penyelenggaraan suatu acara.

Oleh sebab itu tidak jarang sebuah instansi atau panitia penyelenggara suatu acara tidak segan-

5/11/2018 Bin Do - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bin-do-55a35a5d271f4 11/15

segan mengeluarkan dana untuk membayar seorang pembawa acara yang profesional untuk 

menyelenggarakan acara yang mereka laksanakan ini semua dilaksanakan demi persenolitas

mereka.

Pada umumnya acara dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu (1) acara yang bersifat

resmi, (2) acara yang bersifat setengah resmi, dan (3) acara yang bersifat tidak resmi.

Penggolongan sifat acara ini harus dihayati benar oleh seorang pembawa acara karena

menyangkut busana yang dikenakannya dan bahasa yang harus dipakainya dalam melaksanakan

tugasnya itu. Semakin resmi suatu acara, busana yang dikenakan oleh pembawa acara juga

semakin resmi. Ada acara yang tidak resmi, pembawa acara dapat saja menggunakan busana

yang lebih babas asal tetap dalam batas-batas kewajaran dan kesopanan pada acara yang bersifat

resmi, bahasa yang digunakan pembawa acara hendaknya bahasa baku. Ia juga tidak perlu

menyiapkan humor dan komentarnya terhadap acara dan pengisi acaranya. Sebaliknya, pada

acara yang bersifat tidak resmi, pembawa acara dapat saja menggunakan bahasa yang lebih

longgar bahkan ia boleh saja menyelipkan humor, komentar, pujian, bahkan memancing tepuk 

tangan hadirin . Keberhasilan seorang pembawa acara dalam melaksanakan tugasnya ditentukan

oleh dua faktor utama. Kedua faktor itu adalah faktor kebahasaan dan faktor nonkebahasaan .

1. Faktor Kebahasaan 

Pusat pembinaan dan pengembangan bahasa, Departemen Pendidikan Nasional,

mengisyaratkan ada lima faktor kebahasaan yang harus diperhatikan oleh seorang pembawaacara jika ingin berhasil dalam tugasnya.

1.1 Lafal yang benar (cara mengucapkan kata-kata dengan benar)

Ada orang yang bersuara merdu tetapi sayangnya kurang mampu mengucapkan kata-kata dengan

benar. Kata-kata bahasa Indonesia kadang-kadang diucapkannya dengan pengaruh bahasa asing

atau pengaruh bahasa daerah. Padahal, kata-kata bahasa Indonesia harus dilafalkan sebagaimana

kata itu dituliskan.

Contoh:

unit dibaca unit bukan yunit

organisasi dibaca organisasi bukan orhanisasi

TVRI dibaca te-ve-er-i bukan ti-vi-er-i

anggota dibaca anggota bukan anggauta

kependudukan dibaca kependudukan bukan kependudukan

5/11/2018 Bin Do - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bin-do-55a35a5d271f4 12/15

Dalam hal lafal ini dihindari juga penggunaan idialek seperti penggunaan e yang berulang-ulang.

1.2 Tekanan Kata atau Aksen

Tekanan kata dalam bahasa Indonesia tidak membedakan makna katanya. Akan tetapi, secara

umum dan konsisten tekanan kata bahasa Indonesia jatuh pada satu suku sebelum suku kata

akhirnya. Anda dapat membayangkan bagaimana menjemukan bila seseorang itu berbicara

secara monoton (tanpa tekanan pada kata yang diucapkan).

Contoh tekanan kata bahasa indonesia adalah:

kemana tidur hancur

siapa selektif bagaimana

1.3 Pemenggalan Kalimat (Jeda)

Kemampuan memenggal kalimat secara tepat banyak bergantung pada perasaaan bahasa

seseorang. Akan tetapi, kemampuan ini dapat ditingkatkan dengan berlatih memahami makna

setiap kata dalam hubungan kalimat. Hal ini penting karena makna kalimat bahasa Indonesia

antara lain ditentukan oleh jedanya atau pemenggalan kalimatnya.

Contohnya kalimat Kucing makan tikus mati. Makna kalimat dapat berubah-ubah berdasarkan

 jeda yang diberikan kepadanya. Kemungkinan perubahan makna kalimat itu

Adalah:

Kucing/makan tikus mati. Makna kalimat ini adalah ada kucing makan dan yang dimakannya

adalah tikus mati.Kucing makan/tikus mati. Makna kalimat itu adalah ada kucing makan dan pada waktu itu ada

 juga tikus mati.

Kucing makan tikus/mati. Makna kalimat itu adalah ada kucing mati yang disebabkan oleh

kucing itu makan tikus.

Dari contoh sederhana ini dapat dilihat bahwa pemenggalan kata (jeda) amat berperan dalam

menentukan makna sebuah kalimat bahasa Indonesia.

1.4 Intonasi atau Lagu Kalimat

Intonasi atau lagu kalimat mengacu pada turun-naiknya, cepat-lambat, dan keras lembutnya

kalimat yang diucapkan. Menggunakan intonasi juga harus berhati-hati karena perubahan

Intonasi juga mengakibatkan perubahan makna kalimat.

Contoh :

Pak Kasur makan bubur. Kalimat ini memberitakan bahwa ada orang bernama Pak Kasur, beliau

5/11/2018 Bin Do - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bin-do-55a35a5d271f4 13/15

sedang makan bubur.

Pak Kasur makan bubur ! Kalimat ini memerintahkan agar orang yang bernama Pak Kasur

makan bubur.

Pak Kasur makan bubur ? Kalimat ini berisi pertanyaan dan keheranan karena Pak Kasur

biasanya tidak suka makan bubur

Pak, Kasur makan bubur ?! Kalimat ini berisi pertanyaan dan keheranan yang luar biasa karena

ada kasur yang makan bubur

1.5 Enunsiasi (kejelasan)

Enunsiasi adalah kejelasan pengucapan kata, dan ketepatan pemenggalan kalimat (jeda). Ada

orang yang berbicara menggumam sehingga kata-kata yang diucapkannya tidak jelas terdengar.

Ada juga orang yang apabila berbicara terlalu cepat sukar dipahami ucapannya. Hal ini harus

dihindari oleh pembawa acara jika ia ingin berhasil dalam tugasnya. Caranya, adalah dengan

selalu berlatih terutama berlatih vokal.

1.6 Mengggunakan Bahasa atau Kalimat secara Efektif 

Seorang pembawa acara harus berusaha menggunakan kalimat seefektif mungkin, sedapat

mungkin hindarilah kalimat yang tidak efektif.

Contoh :

Kepada Ibu … waktu dan tempat kami sediakan. Atau

Kepada Ibu … kami persilahkan dengan segala hormat.Sebaiknya : Ibu … kami persilahkan. 

Untuk mempersingkat waktu, baiklah acara ini kita mulai saja.

Sebaiknya: untuk menghemat waktu, acara ini kita mulai.

Jika menginginkan hadirin melakukan sesuatu yang tidak menyenangkan, nyatakan

dengan

kalimat perintah permohonan.

Contoh :

Hadirin dimohon berdiri. (kerena berdiri tidak menyenangkan).

Jika menginginkan hadirin melakukan sesuatu yang menyenangkan, nyatakan dengan

kalimat perintah yang mempersilahkan.

Contoh :

Hadirin dipersilahkan duduk kembali. (karena duduk lebih menyenangkan).

5/11/2018 Bin Do - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bin-do-55a35a5d271f4 14/15

2. Faktor Nonkebahasaan

Faktor nonkebahasaan yang menunjang keberhasilann seseorang pembawa acara adalah :

2.1.Sikap tenang menghadapi massa

Ketenangan dapat tercipta bila pembawa acara itu yakin akan kemampuan dirinya dan rasa

percaya dirinya lebih besar.

2.2.Tampil Mengesankan

Penampilan ynag mengesankan adalah penampilan yang penuh wibawa, cerah, bersemangat,

wajar, tidak berlebih-lebihan, tidak manja, tidak kemayu, dan tidak malu-malu.

2.3.Cepat tanggap dan kaya Inisiatf 

Bila secara tiba-tiba terjadi perubahan atau pembatalan sebuah acara, pembawa acara diharapkan

dapat mengatasi masalah itu dengan sebaik-baiknya sehingga hadirin tidak kecewa, bahkan bila

perlu hadirin tidak menyadari adanya perubahan itu.

2.4.Kaya Improvisasi dan memiliki rasa humor (terutama pembawa acara hiburan dan tidak 

resmi)

2.5.Memiliki suara yang enak didengar

Suara yang enak didengar adalah suara bernada rendah dan bersonansi atau bergema bukan suara

yang bernada tinggi dan nyaring melengking.

2.6.Tidak emosional

Pada saat tampil pembawa acara hendaknya dapat melupakan perasaan yang sedang bergejolak dalam dirinya, seperti sedih, kesal, marah, dan sebagainya.

Sebelum seorang pembawa acara tampil, sebaiknya ia melakukan hal-hal sebagai berikut:

1.Meninjau tempat acara berlangsung, hal ini perlu untuk memperoleh gambaran situasi ketika

acara berlangsung.

2.Mengadakan kontak dengan panitia penyelenggara, hal ini penting untuk lebih

memahamijalannya acara yang akan berlangsung.

3.Melakukan gladi bersih, terutama untuk acara yang bersifat resmi.

4.Datang lebih awal untuk melakukan konfirmasi atau paling tidak mengecek keadaan orang-

orang yang akan berbicara pada acara yang akan dipandunya.

5/11/2018 Bin Do - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bin-do-55a35a5d271f4 15/15

BAB III

PENUTUP

Penyajian lisan atau kemampuan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-

bunyi artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan,

menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Pendengaran menerima informasi melalui

rangkaian nada, tekanan, dan penempatan persendian. Jika komunikasi berlangsung secara tatap

muka, ditambah lagi dengan gerak tangan dan air muka (mimik) pembicara. Tujuan utama

penyajian lisan ini adalah untuk berkomunikasi tentu tidak terlepas dari bagian mata pelajaran

Bahasa Indonesia.

Penyajian lisan ada bermacam-macam, diantaranya adalah:

1. Diskusi dengan segala macam bentuknya

2. Pidato

3. Ceramah

4. Rapat

5. Khutbah

6. Membawakan Acara

7. Seminar

8. Work shop