biografi dahlan iskan

18
Dahlan Iskan dibesarkan di lingkungan pedesaan dangan kondisi serba kekurangan. Orangtuanya tidak ingat tanggal berapa Dahlan dilahirkan. Dahlan akhirnya memilih tanggal 17 Agustus dengan alasan mudah diingat karena bertepatan dengan peringatan kemerdekaan Republik Indonesia. Dahlan Iskan pernah menulis buku berjudul Ganti Hati (catatan tersebut dapat dibaca di Pengalaman Pribadi Menjalani Tranplantasi Liver) pada tahun 2008. Buku ini berisi tentang penglaman Dahlan Iskan dalam melakukan operasi cangkok hati di Cina. Karir Dahlan Iskan dimulai sebagai calon reporter sebuah surat kabar kecil di Samarinda (Kalimantan Timur) pada tahun 1975. Tahun 1976, ia menjadi wartawan majalah Tempo. Sejak tahun 1982, Dahlan Iskan memimpin surat kabar Jawa Pos hingga sekarang. Dahlan Iskan adalah sosok yang menjadikan Jawa Pos yang waktu itu hampir mati dengan oplah 6.000 ekslempar, dalam waktu 5 tahun menjadi surat kabar dengan oplah 300.000 eksemplar. Lima tahun kemudian terbentuk Jawa Pos News Network (JPNN), salah satu jaringan surat kabar terbesar di Indonesia, dimana memiliki lebih dari 80 surat kabar, tabloid, dan majalah, serta 40 jaringan percetakan di Indonesia. Pada tahun 1997 ia berhasil mendirikan Graha Pena, salah satu gedung pencakar langit di Surabaya, dan kemudian gedung serupa di Jakarta.

Upload: zaenal-fanani

Post on 11-Dec-2014

112 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: biografi dahlan iskan

Dahlan Iskan dibesarkan di lingkungan pedesaan dangan kondisi serba kekurangan.

Orangtuanya tidak ingat tanggal berapa Dahlan dilahirkan. Dahlan akhirnya memilih tanggal

17 Agustus dengan alasan mudah diingat karena bertepatan dengan peringatan

kemerdekaan Republik Indonesia.

Dahlan Iskan pernah menulis buku berjudul Ganti Hati (catatan tersebut dapat dibaca di

Pengalaman Pribadi Menjalani Tranplantasi Liver) pada tahun 2008. Buku ini berisi tentang

penglaman Dahlan Iskan dalam melakukan operasi cangkok hati di Cina.

Karir Dahlan Iskan dimulai sebagai calon reporter sebuah surat kabar kecil di Samarinda

(Kalimantan Timur) pada tahun 1975. Tahun 1976, ia menjadi wartawan majalah Tempo.

Sejak tahun 1982, Dahlan Iskan memimpin surat kabar Jawa Pos hingga sekarang.

Dahlan Iskan adalah sosok yang menjadikan Jawa Pos yang waktu itu hampir mati dengan

oplah 6.000 ekslempar, dalam waktu 5 tahun menjadi surat kabar dengan oplah 300.000

eksemplar.

Lima tahun kemudian terbentuk Jawa Pos News Network (JPNN), salah satu jaringan surat

kabar terbesar di Indonesia, dimana memiliki lebih dari 80 surat kabar, tabloid, dan majalah,

serta 40 jaringan percetakan di Indonesia. Pada tahun 1997 ia berhasil mendirikan Graha

Pena, salah satu gedung pencakar langit di Surabaya, dan kemudian gedung serupa di

Jakarta.

Pada tahun 2002, ia mendirikan stasiun televisi lokal JTV di Surabaya, yang kemudian diikuti

Batam TV di Batam dan Riau TV di Pekanbaru.

Sejak awal 2009, Dahlan adalah sebagai Komisaris PT. Fangbian Iskan Corporindo (FIC)yang

akan memulai pembangunan Sambungan Komunikasi Kabel Laut (SKKL) pertengahan tahun

ini. SKKL ini akan menghubungkan Surabaya di Indonesia dan Hong Kong. Dengan panjang

serat optik 4.300 kilometer

Sejak akhir 2009, Dahlan diangkat menjadi direktur utama PLN menggantikan Fahmi

Mochtar yang dikritik karena selama kepemimpinannya banyak terjadi mati lampu di daerah

Page 2: biografi dahlan iskan

Jakarta. Semenjak memimpin PLN, Dahlan membuat beberapa gebrakan diantaranya bebas

byar pet se Indonesia dalam waktu 6 bulan, gerakan sehari sejuta sambungan. Dahlan juga

berencana membangun PLTS di 100 pulau pada tahun 2011. Sebelumnya, tahun 2010 PLN

telah berhasil membangun PLTS di 5 pulau di Indonesia bagian Timur yaitu Pulau Banda,

Bunaken Manado, Derawan Kalimantan Timur, Wakatobi Sulawesi Tenggara, dan

Citrawangan. Selain sebagai pemimpin Grup Jawa Pos, Dahlan juga merupakan presiden

direktur dari dua perusahaan pembangkit listrik swasta : PT Cahaya Fajar Kaltim di

Kalimantan Timur dan PT Prima Electric Power di Surabaya.

Pada tanggal 17 Oktober 2011, Dahlan Iskan ditunjuk sebagai pengganti Menteri BUMN

yang menderita sakit. Ia terisak dan terharu begitu dirinya dipanggil menjadi menteri BUMN

karena ia berat meninggalkan PLN yang menurutnya sedang pada puncak semangat untuk

melakukan reformasi PLN.

sumber : id.wikipedia.org

Kompas Kehidupan dari Dahlan Iskan, Siapa Mau Ikut?

Membaca tulisan Bapak Dahlan Iskan di blognya Catatan Dahlan Iskan , saya merasakan ada

aura perubahan yang luar biasa, aura untuk perubahan yang dia lakukan untuk bangsa ini.

Banyak hal-hal “feodal” yang dia lewati untuk melakukan perubahan, seperti Sidak,

Kegiatan Seremonial, dll. Untuk sidak, dia tak melakukan pemberitahuan sebelumnya.

Sehingga begitu dia datang, yang ada adalah kegiatan sehari-hari yang berlangsung tanpa

ada rekayasa dari pihak yang didatangi.

Banyak cerita yang sebetulnya sederhana untuk ditangani, seperti masalah garam. Mengapa

sampai garam saja bangsa ini masih import. Padahal di Maduran dan NTT potensinya luar

biasa. Dengan Tataran Actionlah, masalah garam dalam hitungan 1-2 tahun selesai.

Saya sempat beberapa puluh kali melihat kegiatan yang diadakan oleh instansi tertentu

yang akan didatangi oleh pihak kabupaten, provinsi bahkan sekelas menteri. Sebelum

kedatangan mereka, pihak panitia merekayasa kegiatan, entah jalan atau daerah sekitar

Page 3: biografi dahlan iskan

yang dipermak mendekati hari H. Tetapi begitu selesai, tempat seperti itu sudah balik ke

habibatnya semula. Bila budaya seperti ini dapat dilewati akan banyak dana yang bisa

dihemat.

Negara kita bisa bangkit dari keterpurukan dalam waktu cepat, bila lahir puluhan “Dahlan

Iskan” yang baru dalam Tataran Action, bukan lagi sekedar ide. Kalau “Tataran Ide” sudah

banyak di negeri ini, bahkan sudah di atas angka ribuan ide. Yang kita butuhkan bukan lagi

ide, tapi action untuk negera “Sehebat Indonesia”.

Sekali lagi, membaca tulisan-tulisan dan tataran actionnya membuka harapan baru dan

semangat baru buat negeri yang bernama Indonesia. Negeri tanah airku dan tentunya

negeri kita semua,,,

“Kerja! Kerja! Kerja!” Demikian visinya, seorang pekerja keras, dengan apa pun amanah

yang diembannya. Dahlan Iskan dikenal sebagai sosok sederhana yang memiliki track record

prestasi luar biasa. Prestasi-prestasi yang telah diraihnya itulah yang membawa Dahlan Iskan

kini berkecimpung di dalam dunia pemerintahan Indonesia.

Sepenggal Kisah Kecil Dahlan Iskan

Dahlan Iskan lahir pada tanggal 17 Agustus 1951. Tanggal tersebut ia reka sendiri lantaran

tidak tahu kapan persisnya ia dilahirkan. Kakaknya pernah menuliskan tanggal lahir Dahlan

Iskan di lemari. Namun, lemari yang merupakan satu-satunya lemari yang dimiliki

keluarganya itu harus dijual untuk biaya berobat ibu. Alhasil, hilanglah catatan kapan Dahlan

Iskan dilahirkan. Ketika bertanya kepada sang ayah, jawabnya tak lebih dari “Selasa Legi”

yang menunjukkan hari dalam penanggalan Jawa. Tentu masih sulit untuk menentukan

tanggal berapakah Selasa Legi itu, karena dalam setahun ada lebih dari satu kali Selasa Legi.

Lebih lanjut ayahnya bercerita bahwa Dahlan Iskan lahir ketika Gunung Kelud meletus.

Peristiwa tersebut terjadi pada tahun 1951. Setelah tidak menemukan jawaban yang pasti

dari ayahnya, Dahlan Iskan kemudian memilih tanggal 17 Agustus saja sebagai tanggal

lahirnya agar lebih mudah diingat dan sekaligus bertepatan dengan hari kemerdekaan

Indonesia.

Page 4: biografi dahlan iskan

Dahlan dibesarkan dalam keluarga yang amat sederhana. Semasa kecilnya, ia hanya

memiliki tiga potong pakaian yang terdiri dari baju, celana, dan sarung. Menurut Dahlan

Iskan, sarung itu multifungsi, mulai dari alat ibadah, mencari rizki, selimut, alat hiburan

fashion, kesehatan, mengganjal perut lapar, sampai untuk menakut-nakuti.

Dahlan Iskan dulu sangat ingin bisa mengendarai dan memiliki sepeda. Namun, tidak

memiliki dana untuk membelinya barang sebuah. Setiap kali akan meminjam sepeda

temannya, sang ayah melarang lantaran khawatir sepedanya akan rusak dan tidak ada biaya

untuk menggantinya. Dahlan Iskan harus menempuh jarak sejauh 12 km dari rumah ke

sekolah dengan berjalan kaki. Meskipun ada teman yang membawa sepeda, akan tetapi

tidak mau diboncengi karena merasa orang yang tidak bisa naik sepeda itu akan lebih berat

jika dibonceng.

Dalam kemiskinan yang dirasakannya, Dahlan Iskan memetik banyak ilmu pelajaran

kehidupan. Ilmu itu pun disertai penempaan karakter tentang kesederhanaan dan kerja

keras. Konsep hidup tersebut mendarah daging dalam jiwa Dahlan Iskan sehingga menjadi

ciri khasnya hingga sekarang. Pengalaman masa kecilnya yang terkungkung dalam segala

keterbatasan tampaknya pun membuat ia tidak gila harta dan jabatan di hari ini.

Dari Jurnalis ke Mentri BUMN

Dahlah Iskan memulai karirnya di bidang jurnalistik. Awalnya, ia menyibukkan diri di koran

kampus. Lantas dengan bekal pengalaman itu ia menjadi jurnalis surat kabar lokal di

Samarinda. Dahlan Iskan menunjukkan prestasi yang luar biasa sehingga berkesempatan

untuk hijrah ke Jakarta dan magang di majalah Tempo, sebuah media cetak yang disegani

masa itu karena beritanya yang tajam dan lugas. Untuk meraih kesempatan tersebut, ia

harus bersaing dengan 5999 peserta lainnya yang akan dipilih 18 orang saja.

Prestasi-prestasi memukau selalu ia capai selama menjadi bagian dari majalah Tempo.

Misalnya, dalam pembuatan laporan esklusif tentang larinya terpidana mati Kusni Kadut dari

penjara Cipinang dan tragedi kapal Tampomas II. Dengan bekal segudang prestasinyanya

kemudian ia dipercaya untuk memimpin surat kabar Jawa Pos.

Page 5: biografi dahlan iskan

Awalnya, Jawa Pos sudah nyaris mati sehingga perusahaannya dijual oleh sang pemilik, The

Chung Shen, kepada direktur utama PT. Grafiti Pers yang menerbitkan majalah Tempo, Eric

F.H. Samola. Sejak saat itu, tongkat kepemimpinan Jawa Pos diamanahkan kepada Dahlan

Iskan.

Tentu tak mudah berjuang memasarkan surat kabar yang nyaris mati. Dahlan Iskan

membuat gagasan agar setiap keluarga karyawannya membantu langsung menjual Koran

Jawa Pos yang diproduksinya. Bahkan, istrinya, Nafsiah, juga turut serta berjualan koran

hingga mendapatkan ribuan pelanggan. Dahlan Iskan juga mengerahkan anak-anak sekolah

dengan untuk berjualan koran Jawa Pos. Imbalannya, anak-anak itu dibayari sekolahnya.

Akhirnya, dengan tangan dingin Dahlan Iskan, Jawa Pos bahkan tak sekedar menjadi koran

laris lokal Surabaya, bahkan kini sudah mendapatkan penghargaan tingkat dunia sebagai

koran anak muda. Jawa Pos melangit dan menjadi koran ternama.

Berawal dari Jawa Pos, ia mendirikan koran lokal di berbagai daerah di Indonesia untuk

memudahkan pendapatan berita. Setelah itu, ia juga merambah dunia pertelevisian lokal di

beberapa daerah. Dari kesuksesan Jawa Pos yang kemudian membuatnya memimpin

ratusan perusahaan, Dahlan Iskan mampu memperbaiki kondisi keuangannya, dan bahkan

menjadi sangat kaya raya.

Selain bidang media dan pertelevisian, Dahlan Iskan juga pernah memimpin perusahaan

listrik swasta di Kalimantan. Prestasinya yang kian melejit membuat Presiden SBY

mempercayakan amanah direktur utama (Dirut) Perusahaan Listrik Negara (PLN) kepadanya

pada tahun 2009.

Jika biasanya orang akan banyak mendapatkan karangan bunga sebagai ucapan selamat dan

sukses ketika menjabat posisi baru, maka berbeda dengan Dahlan Iskan. Pada permulaan

waktunya menjadi dirut PLN ia justru didemo oleh karyawannya sampai ruang kerjanya pun

disegel. Mereka menolak Dahlan Iskan yang tidak memiliki latar belakang ke-PLN-an

langsung datang menjadi pemimpin. Namun Dahlan Iskan yang cerdas mampu mengatasi itu

semua. Sebulan kemudian suasana sudah kembali normal. Bahkan Dahlan Iskan mampu

menyelesaikan masalah yang telah dihadapi PLN selama 60 tahun hanya dalam waktu

Page 6: biografi dahlan iskan

kurang dari dua tahun saja. Masalah tersebut adalah pemadaman listrik bergilir yang

memang terpaksa harus dilakukan. Pemaksimalan energi dan penghematan ia jadikan kunci

solusi masalah tersebut. Ia juga membuat gebrakan melalui program sehari sejuta

sambungan sehingga ia berhasil membawa masyarakat yang awalnya selalu menghujat kini

berangsur berpandangan positif pada PLN.

Selama menjabat sebagai dirut PLN, ia tidak mau menerima gajinya. Pun, ia tidak mau

menerima fasilitas yang diberikan padanya sebagai pemimpin salah satu perusahaan milik

negara tersebut. Menurutnya, ia tak perlu lagi menerima fasilitas itu karena ia sudah

memilikinya. Bahkan, ia tak enggan mengeluarkan dana pribadinya untuk kepentingan PLN.

Demikian pancaran kesungguhan Dahlan Iskan, bahwa ia bekerja di PLN bukan untuk

menampung harta, tapi menjalankan amanah negara.

Atas prestasinya pula, sebelum ia menyelesaikan masa kepemimpinannya di PLN, Dahlan

Iskan sudah harus melepaskannya. Ia ditunjuk oleh Presiden SBY untuk menjadi menteri

BUMN.

Dahlan ISkan memang bukan seorang ambisius terhadap jabatan. Namun, ketika

mendapatkan amanah, ia juga tak lantas menolaknya. Ia suka dengan tantangan dan hal-hal

baru. Ia kemudian menerima amanah sebagai Menteri BUMN di tahun 2011.

Saat pelantikan, Dahlan Iskan nampak berpenampilan sederhana. Ia lah satu-satunya

menteri yang memakai sepatu kets. Itulah khasnya. Ia tak suka hal-hal yang berbau

birokrasi dan berbelit-belit.

Sebagai menteri, ia bekerja total. Ia lebih banyak turun langsung meninjau lapangan dan

memberikan solusi konkrit ketimbang hanya duduk menunggu laporan. Dahlan Iskan juga

menyedikitkan rapat-rapat dan kegiatan surat-menyurat. Ia tak mau orang beranggapan

bahwa rapat dan surat-menyurat adalah tugas utama kementrian. Apalagi rapat di Kota

Jakarta yang macet, hanya menghabiskan waktu saja. Padahal, banyak sekali pekerjaan

lapangan yang harus diselesaikan.

Dahlan Iskan juga melakukan apa yang pernah diterapkannya selama menjadi dirut PLN,

yaitu pengahpusan dana perjalanan. Pejabat BUMN kini tidak boleh menerima uang

Page 7: biografi dahlan iskan

transportasi, uang saku, uang penginapan dan lain-lain dari BUMN. Tindakan ini terbukti

dapat membuat negara melakukan penghematan besar-besaran sebab selama ini ternyata

anggaran yang dikeluarkan untuk hal tersebut cukup besar.

Dengan wibawa dan penampilan nyentrik, Dahlan Iskan terus bekerja secara total untuk

negara melalui amanahnya di bidang BUMN. Ia akan memaksimalkan fungsi BUMN yang

notabenenya menjadi sumber pemasukan kas negara, dengan kemampuan dan inovasinya.

Meski telah menjadi seorang menteri, Dahlan Iskan tak pernah melepaskan rumus hidupnya

mengenai kesungguhan dalam bekerja. Kerja baginya bukanlah media penampung harta,

tapi sebagai ungkapan rasa syukur tertinggi atas segala karunia fisik dan akal yang

dimilikinya.

Dahlan Iskan ibarat sebuah cahaya yang masih menyala diantara cahaya lain yang telah

padam. Ia membangkitkan lagi semangat keteladanan. Bahwasannya masa ini, masa yang di

mana sudah penuh politisasi dan korupsi, masih ada sosok yang benar-benar bekerja tulus

bagi negara. Orientasinya bukan untuk memperkaya diri, tapi berkontribusi pada Indonesia.

Dahlan Iskan, sosok sederhana yang luar biasa. Tak cukup lembaran ini menuliskan

tentangnya. Semoga mampu menginspirasi kita, juga menginspirasi menteri dan pejabat

negara.

Anak Desa yang Miskin

Membaca kisah lampau Dahlan Iskan terungkap beberapa catatan yang menarik, antara lain

bahwa sang tokoh lahir di Desa Tegalarum, Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan, Jawa

Timur, tanggal 17 Agustus 1951. Mengenai tanggal 17 Agustus ternyata itu hanya

“karangan” Dahlan Iskan sendiri, sebab orang tuanya sendiri lupa tanggal berapa sang tokoh

dilahirkan. Dipilihnya tanggal 17 Agustus supaya bertepatan dengan hari ulang tahun

Republik Indonesia, sehingga menjadi lebih gampang diingat. Dahlan Iskan memang terlahir

dari keluarga yang sangat kekurangan. Bahkan menurut catatan Satriadharma.com, kalau

status miskin ada pangkatnya maka Dahlan Iskan ini lahir miskin dengan pangkat jendral

saking miskinnya.

Page 8: biografi dahlan iskan

Dalam kondisi serba miskin pun ternyata Dahlan Iskan tetap bersekolah. Ya, belajar bagi

siapapun adalah wajib, dengan belajar ternyata dikemudian hari bisa mengubah nasib

secara drastis dan dramatis, sebagaimana dialami Dahlan Iskan. Tercatat bahwa Dahlan

Iskan menempuh pendidik SD di Desa Bukur, yang setelah ditelusuri ternyata masuk dalam

wilayah Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur. Desa Tegalarum (Magetan)

dengan Desa Bukur (Madiun) memang bertetangga.

Anak Madrasah

Setelah menyelesaikan SD, Dahlan Iskan kemudian melanjutkan ke Madrasah Tsnawiyah

(MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) yang berada di lingkungan Pesantren Sabilil Muttaqien,

Kecamatan Takeran ujung timur Kabupaten Magetan. Ya, Dahlan Iskan memang dibesarkan

di lingkungan pesantren.

Pesantren Sabilil Muttaqien didirikan tahun 1880 oleh seorang keturunan salah satu

pengikut Pangeran Diponegoro yang melarikan diri ke timur. Dia adalah Kyai Hasan Ulama,

yang merintis pesantren Sabilil Muttaqien dengan nama Pondok Takeran. Takeran adalah

nama sebuah desa sejauh 16 kilometer dari kota Kabupaten Magetan atau 9 kilometer dari

arah kota Madiun.

Menurut catatan Okezone.com, dikemudian hari setelah berhasil menjadi orang sukses,

Dahlan Iskan mendirikan International Islamic School (IIS) di lingkungan Pesantren Sabilil

Muttaqien, Takeran. Sejarah mencatat, memang tidak sedikit tokoh sukses negeri ini yang

berlatar belakang pendidikan madrasah dan pesantren.

Drop Out Dua Kali

Setelah menyelesaikan Madrasah Aliyah di Magetan, Jawa Timur, episode perjalanan hidup

Dahlan Iskan selanjutnya ternyata “bertransmigrasi” ke Bumi Borneo, mengikuti jejak kakak

sulungnya, Siti Khosiyatun, yang menjadi pengajar di Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Samarinda.

Di sana Dahlan Iskan sempat mencicipi kuliah di Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel cabang

Samarinda, tidak sampai selesai dan hanya berhenti pada semester empat. Dengan minat

belajar yang masih “menyala”, Dahlan Iskan pun masuk di Fakultas Hukum Universitas 17

Agustus (Untag) cabang Samarinda, namun kembali harus “mengundurkan diri” di tahun

Page 9: biografi dahlan iskan

kedua. Ya, catatan riwayatnya menunjukkan, bahwa Dahlan Iskan pernah drop out (D.O.)

dua kali. Ternyata bagi pribadi yang tangguh bahwa D.O. itu bukan akhir dari segalanya.

Sejak duduk di bangku kuliah ternyata Dahlan Iskan aktif berorganisasi, antara lain di Ikatan

Pers Mahasiswa Indonesia (IPMI). Hal ini menjadi pembelajaran bagi setiap generasi muda

yang ingin meraih sukses, ternyata kebanyakan tokoh sukses di negeri ini pada masa

mudanya cenderung gemar berorganisasi, atau lebih dikenal sebagai aktivis mahasiswa. Ya,

jangan hanya menjadi mahasiswa yang Kuper dan Kubuk (kurang pergaulan dan kutu buku).

Jadi Wartawan

Latar belakang atau riwayat perjalanan waktu muda sangat berpengaruh pada karir dan

kondisi dihari kemudian. Meskipun kuliah tidak meraih ijazah, Dahlan Iskan begitu fokus

pada kegiatan menulis. Sepak terjang dan jam terbangnya di pers mahasiswa membawanya

berhasil menjadi wartawan sebuah surat kabar (kecil) di Samarinda. Dalam kisah perjalanan

selanjutnya, Dahlan Iskan memperoleh pendidikan jurnalistik di Lembaga Penelitian,

Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), merupakan salah satu LSM

terbesar di Indonesia dan menerbitkan jurnal bulanan sosial dan ekonomi “Prisma”.

Belakangan Prisma Resource Center (LP3ES) aktif melakukan survey pendapat umum.

Semasa mengikuti pembelajaran jurnalistik di LP3ES tahun 1975, Dahlan Iskan melaksanakan

magang di Majalah Tempo. Berbekal pengalaman tersebut Dahlan Iskan pun bergabung

dengan Majalah Tempo sebagai wartawan, dengan penugasan meliputi berita sekitar

Kalimantan Timur. Karena kinerja dan prestasinya yang cemerlang, dua tahun kemudian

Dahlan Iskan berhasil menduduki Kepala Biro Majalah Tempo di Surabaya.

Memimpin Jawa Pos

Perjuangan dan kerja cerdas Dahlan Iskan terus bergulir bersama Majalah Tempo,

momentum pengambil-alihan harian Jawa Pos tahun 1982 menjadi begitu fenomenal, sebab

saat itu Dahlan ditunjuk sebagai pimpinan Jawa Pos. Konon saat itu harian Jawa Pos dalam

kondisi “hidup tak mau dan matipun segan”, dengan oplah harian yang hanya 6.000

eksemplar.

Page 10: biografi dahlan iskan

Dalam kurun waktu hanya lima tahun (1987), oplah Jawa Pos meningkat 50 kali lipat. Begitu

fenomenal sentuhan tangan dingin Dahlan Iskan, sehingga Jawa Pos tumbuh menjadi “raja-

nya” surat kabar Surabaya dan Jawa timur. Tak sampai di situ, ekspansi Dahlan Iskan terus

berlanjut dengan membentuk Jawa Pos News Network (JPNN), meliputi 141 surat kabar, 18

majalah dan tabloid, dan 22 TV local (Daftar lengkap di sini). Dahlan Iskan juga

mengembangkan 40 jaringan percetakan di seluruh Indonesia.

Diversifikasi Bisnis

Pada tahun 1997 dari bisnis media terjadi diversifikasi usaha ke bisnis gedung dan

perkantoran, yaitu dengan didirikannya Graha Pena, gedung pencakar langit (tinggi 175 m,

berlantai 21) di Jalan Ahmad Yani, Surabaya, sekaligus sebagai markas JPNN. Ternyata Graha

Pena pun didirikan di Kebayoran Lama, Jakarta (2002, dengan 10 lantai), Semarang (2003,

dengan 5 lantai), Batam (2006), Makassar (2007, dengan 17 lantai), Pekanbaru (2012). Di

JPNN Dahlan Iskan menjadi CEO dan pemegang saham hingga tahun 2009.

Dahlan Iskan mencetak sukses yang luar biasa dalam bisnis media dan bisnis gedung

perkantoran. Langkah selanjutnya ternyata mulai awal 2009, Dahlan Iskan juga merambah

bisnis telekomunikasi, tercatat sebagai Komisaris PT. Fangbian Iskan Corporindo (FIC),

dengan salah satu proyeknya ialah membangun Sambungan Komunikasi Kabel Laut (SKKL),

yang menghubungkan Surabaya dengan Hong Kong. Sehingga terbentang serat optik

sepanjang 4.300 kilometer.

Menjadi Dirut PLN

Ya, dimulai dari siswa madrasah (pesantren), mahsiswa D.O. namun aktif dalam pers

mahasiswa, kemudian menjadi wartawan, CEO grup media (JPNN), gedung perkantoran

(Graha Pena) dan telekomunikasi (FIC), ternyata sepak terjang Dahlan Iskan terus berlanjut.

Tercatat akhir tahun 2009, Dahlan Iskan diangkat menjadi Direktur Utama salah satu Badan

Usaha Milik Negara (BUMN) terbesar di Indonesia, yaitu PLN (akhir Desember 2011 memiliki

asset Rp. 426,5 triliun).

Begitu fenomenal dan penuh teka-teki, bagaimana bisa seorang “raja media” yang berakar

pada kemampuan unggul dibidang jurnalistik diangkat menjadi “raja listrik”. Ternyata

Page 11: biografi dahlan iskan

Dahlan Iskan pun sebelumnya sempat “bermain listrik”, yaitu tercatat sebagai presiden

direktur PT Cahaya Fajar, Tanjung Batu, Tenggarong Sebrang, Kabupaten Kutai Kertanegara,

Kalimantan Timur dan PT Prima Electric Power di Desa Sumengko, Wringianom, Krian,

Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, keduanya merupakan perusajaan pembangkit listrik

swasta.

Kiprah Dahlan Iskan di PLN juga begitu fenomenal, dengan “tongkrongan”-nya yang begitu

sederhana, seakan tidak pernah kehabisan ide kreatif untuk mengotak-atik perusahaan yang

dikelolanya. Dahlan Iskan merupakan contoh tokoh yang mampu berpikir “ke luar kotak”,

tidak terjebak dengan paradigm lama yang begitu statis. Beberapa “aksi sulap” Dahlan Iskan

antara lain gerakan sehari sejuta sambungan listrik (GRASS 2010), Indonesia bebas byar pet,

membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di 100 pulau, dan sebagainya.

Menjadi Menteri BUMN

PLN membuat Dahlan Iskan begitu bergairah, semangat tempurnya makin menyala, namun

di tengah sepak terjangnya dalam mereformasi PLN, tepatnya tanggal 17 Oktober 2011,

Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono berkenan menunjuknya sebagai salah satu anggota

kabinet, dengan kedudukan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Luar biasa

tantangan yang diberikan pada Dahlan Iskan, dari semula hanya mengelola satu BUMN, kini

harus mengurusi 140 BUMN. Sebagai catatan, BUMN sebanyak itu terbagi menjadi 14

perusahaan umum (Perum), 108 perusahaan non tbk (non go public), dan 18 perusahaan

tbk (go public).

Di lingkungan BUMN Dahlan Iskan menyiapkan restrukturisasi dan berbagai pembenahan,

sebab dari 140 BUMN hanya enam di antaranya yang telah benar-benar berkelas dunia,

yaitu PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri (persero) Tbk (BMRI),

PT Telkom Indonesia (persero) Tbk (TLKM), PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk (BBNI),

PT Semen Gresik Tbk (SMGR)dan PT Perusahaan Gas Negara (persero) Tbk (PGN). Keenam

BUMN tersebut masuk dalam jajaran 2000 perusahaan andalan global versi Forbes Global

2000 pada tahun 2011.

Page 12: biografi dahlan iskan

Dari 140 BUMN dalam pengawasan Kementrian BUMN, ternyata hanya 110 BUMN yang

masih aktif, sedangkan menurut Dahlan Iskan (dalam m.bisnis.com) 31 BUMN sebenarnya

sudah jadi “mayat”. Di sisi lainnya Dahlan Iskan berupaya mengelompokkan BUMN ke

dalam tiga kelompok besar, yaitu BUMN sebagai penjaga ketahanan nasional; BUMN

sebagai mesin pertumbuhan (enginee of growth), dan BUMN sebagai kepeloporan dalam

hal teknologi, daya saing, dan kesejahteraan, yang diharapkan mampu bersaing secara

internasional.

Gebrakan Pak Menteri

Gebrakan paling anyar dari Dahlan Iskan, yaitu dengan maksud memproteksi BUMN, ialah

menyangkut sikap tegasnya tentang penolakan BUMN dijadikan sebagai “sapi perah”

anggota DPR. Dahlan Iskan dengan berani dan lugas melaporkan ke Dewan Kehormatan

DPR tentang beberapa anggota dewan yang berupaya memeras BUMN. Sebagian anggota

dewan yang terhormat menjadi galau dan kegerahan, bahkan ada di antaranya yang

mengangkat isu segera menggeser posisi Dahlan Iskan di kabinet.

Namun fenomena “sapi perah” ini terus bergulir, beragam fakta seperti banyaknya anggota

direksi dan komisaris BUMN berlatar belakang politisi dari partai politik tertentu,

menyebabkan kemungkinan terjadinya kongkalingkong antara pejabat BUMN dan anggota

dewan. Di sisi lainnya, banyaknya BUMN yang terus merugi dan tidak pernah untung,

bahkan disebutkan dalam kondisi “mati suri” atau sudah menjadi “mayat”, perlu ditelaah

lebih lanjut, bagaimana manajemen menanganinya selama ini, termasuk adanya

kemungkinan “gangguan” eksternal.