biokimia pandu danawan
DESCRIPTION
biokimTRANSCRIPT
![Page 1: Biokimia Pandu Danawan](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082411/55cf922a550346f57b943523/html5/thumbnails/1.jpg)
Nama Penyusun :
- Danawan Rahmanto (22010113130141)
- Pandu Prashanantyo (22010113130188)
ULKUS PEPTIKUM
Pada permulaan abad 20 ini, ulkus lambung lebih sering didapatkan seperti di Inggris,
Eropa dan Amerika, tetapi sesudah itu terlihat ulkus duodenum lebih banyak. Dua puluh tahun
terakhir ini terlihat penurunan tukak duodenum sedangkan ulkus lambung tidak. Keadaan ini
mungkin disebabkan oleh penurunan ulkus duodenum itu sendiri atau disebabkan oleh
perbaikan pada sarana diagnostik atau pengobatan ulkus duodenum lebih baik pada saat ini.
Sekarang telah dapat diterima pandangan bahwa ulkus peptik dalam segala bentuknya
disebabkan oleh ketidak seimbangan faktor agresif dan faktor defensif mukosa yang
mempertahankan keutuhan mukosa. Faktor agresif yang penting adalah asam lambung yang
disekresi oleh sel Parietal dan pepsin yang diproduksi oleh sel Zymogen. Sedangkan faktor
defensif mukosa antara lain pembentukan dan sekresi mukus, sekresi bikarbonat, aliran darah
mukosa, difusi kembali ion hidrogen pada epitel dan regenerasi epitel
Pada lambung normal, terdapat dua mekanisme yang bekerja dan mempengaruhi kondisi
lambung, yaitu faktor pertahanan (defense) lambung dan faktor perusak (aggressive) lambung.
Kedua faktor ini, pada lambung sehat, bekerja secara seimbang, sehingga lambung tidak
mengalami kerusakan/luka. Faktor perusak lambung meliputi (1) faktor perusak endogen/
berasal dari dalam lambung sendiri antara lain HCL, pepsin dan garam empedu; (2) faktor
perusak eksogen, misalnya (obat-obatan, alkohol dan bakteri). Faktor pertahanan lambung
tersedia untuk melawan atau mengimbangi kerja dari faktor tersebut diatas. Faktor/ sistem
pertahanan pada lambung, meliputi lapisan (1) pre-epitel; (2) epitel; (3) post epitel.
Apabila terjadi ketidakseimbangan antara kedua faktor di atas, baik faktor pertahanan
yang melemah ataupun faktor perusak yang semakin kuat, dapat mengakibatkan kerusakan
pada sel-sel lambung, yang pada akhirnya akan membentuk ulkus lambung/ peptikum.
Pemberian paparan eksogen yang berlebihan seperti kortikosteroid, OAINS dan kafein dapat
memicu terjadinya ulkus lambung. Lambung memiliki mekanisme penyembuhan ulkus sendiri.
Mekanisme ini merupakan suatu proses kompleks yang melibatkan migrasi sel, proliferasi,
reepitelisasi, angiogenesis dan deposisi matriks yang selanjutnya akanmembentuk jaringan
![Page 2: Biokimia Pandu Danawan](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082411/55cf922a550346f57b943523/html5/thumbnails/2.jpg)
parut.
DEFENISI
Ulkus Peptikum adalah suatu luka terbuka yang berbentuk bundar atau oval pada lapisan
lambung atau usus dua belas jari(duodenum). Ulkus pada lambung disebut ulkus gastrikum,
sedangkan ulkuspada usus duabelas jari disebut ulkus duodenalis.
Tukak lambung/gastriculcer/maag merupakan luka/ulkus yang terjadi pada lambung yang
diakibatkan oleh karena gangguan keseimbangan asam-basa pada lambung dimana terjadi
peningkatan keasaman lambung dan atau penurunan daya tahan/proteksi jaringan lambung.
Ulkus peptikum merupakan keadaan di mana kontinuitas mukosa lambung terputus dan
meluas sampai di bawah epitel. Kerusakan mukosa yang tidak meluas sampai ke bawah
epitel disebut erosi, walaupun seringkali dianggap juga sebagai tukak atau ulkus.(misalnya
tukak karena stress).
Tukak kronik berbeda denga tukak akut, karena memiliki jaringan parut pada dasar tukak.
Menurut definisi, tukak peptik dapat ditemukan pada setiap bagian saluran cerna yang
terkena getah asam lambung, yaitu esofagus,lambung, duodenum, dan setelah
gastroduodenal, juga jejunum.
Ulkus Duodenal
- 80 % penyebab ulkus peptikum
- Terjadi pada bahian proksimal usus halus (1/2 - 2 Cm) dari pylorus
- Peningkatan sekresi asam, peningkatan partikel massa sehingga terjadi peningkatan
respon produksi asam
- Keluhan pada waktu kumat dapat beberapa hari - minggu kemudian hilang dengan
sendirinya
Ulkus Lambung
- Ditemukan pada daerah fundus dan pylorus
- Perlukaan mukosa / mukosa muskularis
![Page 3: Biokimia Pandu Danawan](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082411/55cf922a550346f57b943523/html5/thumbnails/3.jpg)
HCl perlukaan di ephitelium
Difusi balik asam ke lambung / dysfungsi sphingter pylorikc
Peradangan mukosa
Aliran darah mukosa lambung menurun
Histamin berespon produksi asam meningkat,vasodilatasi, peningkatan permeabilitas
kapiler
PATOFISIOLOGI ULKUS PEPTIKUM
Faktor yang mempengaruhi terjadinya erosi dan ulkus pada saluran pencernaan bagian
atas adalah perimbangan antara faktor agresif (asam dan pepsin) dan faktor pertahanan
(defensif) dari mukosa. Faktor pertahanan ini antara lain adalah pembentukan dan sekresi
mukus, sekresi bikarbonat, aliran darah mukosa dan difusi kembali ion hidrogen pada
epitel serta regenerasi epitel.
Di samping kedua faktor tadi ada faktor yang merupakan faktor predisposisi (kontribusi)
untuk terjadinya tukak peptik antara lain daerah geografis, jenis kelamin, faktor stress,
herediter, merokok, obat-obatan dan infeksi bakteria
Faktor Kontribusi
Geografis Jenis kelamin
Herediter Psikosomatik
Obat-obatan Merokok
Pembentukan dan sekresi
mukus Sekresi bikarbonat
Aliran darah mukosa Infeksi bakteria
kegenerasi epitel Lain-lain
![Page 4: Biokimia Pandu Danawan](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082411/55cf922a550346f57b943523/html5/thumbnails/4.jpg)
FAKTOR AGRESIF
Asam dan Pepsin
Peranan asam dan pepsin dalam hal patofisiologi ulkus peptikum telah banyak dipelajari
secara intensif. Pepsin adalah suatu enzim yang bekerja sama dengan asam klorida
(HCl) yang dihasilkan oleh lapisan lambung untuk mencerna makanan, terutama protein.
Asam hidroklorida disekresikan secara kontinyu, tetapi sekresi meningkat karena
mekanisme neurogenik dan hormonal yang dimulai dari rangsangan lambung dan usus.
Peranan faktor agresif untuk terjadinya ulkus peptikum secara jelas belum terungkap
secara keseluruhan, walaupun pada penderita ulkus duodenum peranan asam
memegang peranan penting, mungkin dengan kombinasi faktor lain seperti meningkatnya
sekresi sel parietal, meningkatnya sekresi lambung seperti gastrin, asetilkolin atau
histamin.
Peningkatan asam akan merangsang syaraf kolinergik dan syaraf simpatik.
Perangsangan terhadap kolinergik akan berakibat terjadinya peningkatan motilitas
sehingga menimbulkan rasa nyeri, sedangkan rangsangan terhadap syaraf simpatik
dapat mengakibatkan reflek spasme esophageal sehingga timbul regurgitasi asam Hcl
yang menjadi pencetus timbulnya rasa nyeri berupa rasa panas seperti terbakar.
Selain itu, rangsangan terhadap syaraf sympatik juga dapat mengakibatkan terjadinya
pilorospasme yang berlanjut menjadi pilorustenosis yang berakibat lanjut makanan dari
lambung tidak bisa masuk ke saluran berikutnya. Oleh karena itu pada penderita ulkus
peptikum setelah makan mengalami mual, anoreksia, kembung dan kadang vomitus.
Resiko terjadinya kekurangan nutrisi bisa terjadi sebagai manifestasi dari gejala-gejala
tersebut.
Pada penderita tukak lambung mengalami peningkatan pepsin yang berasal dari
pepsinogen. Pepsin menyebabkan degradasi mucus yang merupakan salah satu factor
lambung. Oleh karena itu terjadilah penurunan fungsi sawar sehingga mengakibatkan
penghancuran kapiler dan vena kecil. Bila hal ini terus berlanjut akan dapat memunculkan
komplikasi berupa pendarahan
![Page 5: Biokimia Pandu Danawan](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082411/55cf922a550346f57b943523/html5/thumbnails/5.jpg)
Yang khas pada penderita ulkus duodenum adalah peningkatan asam lambung pada
keadaan basal dan meningkatnya asam lambung pada stimulasi atau lamanya
peningkatan asam setelah makan. Selain itu terlihat peningkatan motilitas di samping efek
pepsin dan asam empedu yang bersifat toksik pada mukosa duodenum.
Tukak lambung berbeda dengan tukak duodenum karena abnormalitas asam tidak begitu
memegang peranan penting, barangkali mekanisme pertahanan mukosa lebih penting
(faktor defensit); antara lain gangguan motilitas lambung yang menyebabkan refluks
empedu dari duodenum ke lambung, perlambatan pengosongan lambung.
MEKANISME PERTAHANAN MUKOSA (FAKTOR DEFENSIF)
Dibanding dengan faktor agresif, maka gangguan faktor pertahanan mukosa lebih penting
untuk terjadinya ulkus peptikum.
Apapun yang menurunkan mukosa lambung atau yang merusak mukosa lambung adalah
ulserogenik, salisilat dan obat antiinflamasi non steroid lain, alcohol, dan obat anti inflamasi
masuk dalam kategori ini. Sindrom Zollinger-Ellison (gastrinoma)dicurigai bila pasien datang
dengan ulkus peptikum berat atau ulkus yang tidak sembuh dengan terapi medis standar.
Epitel saluran pencernaan mempertahankan integritasnya melalui beberapa cara, antara lain
sitoproteksi seperti pembentukan dan sekresi mukus, sekresi bikarbonat dan aliran darah. Di
samping itu ada beberapa mekanisme protektif di dalam mukosa epitel sendiri antara lain
pembatasan dan mekanisme difusi balik ion hidrogen melalui epitel, netralisasi asam oleh
bikarbonat dan proses regenerasi epitel. Semua faktor tadi mempertahankan integritas
jaringan mukosa saluran cerna; berkurangnya mukosa yang disebabkan oleh satu atau
beberapa faktor mekanisme pertahanan mukosa akan menyebabkan timbulnya ulkus
peptikum.
Jadi terlihat bahwa untuk terjadinya ulkus peptikum selain adanya faktor agresif (asam dan
pepsin) dan yang lebih penting adalah integritas faktor pertahanan mukosa (defensif) saluran
cerna; jika ini terganggu maka baru timbul ulkus peptikum.
Pembentukan dan Sekresi Mukus
Mukus menutupi lumen saluran pencemaan yang berfungsi sebagai proteksi mukosa. Fungsi
mukus sebagai proteksi mukosa :
Pelicin yang menghambat kerusakan mekanis (cairan dan benda keras).
Barier terhadap asam.
![Page 6: Biokimia Pandu Danawan](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082411/55cf922a550346f57b943523/html5/thumbnails/6.jpg)
Barier terhadap enzim proteolitik (pepsin).
Pertahanan terhadap organisme patogen.
Fungsi mukus selain sebagai pelicin, tetapi juga sebagai netralisasi difusi kembali ion
hidrogen dari lumen saluran pencernaan.
Sekresi Bikarbonat
Tempat terjadinya sistim bufer asam di lambung dan duodenum masih kontroversial,
menurut pandangan sebelumnya netralisasi asam oleh bikarbonat terjadi di mukus
dan bikarbonat berasal dari sel epitel yang disekresi secara transport aktif.
Pandangan lain adalah bahwa efek sitoprotektif bikarbonat terjadi pada permukaan membran
epitel.
Aliran Darah Mukosa
Integritas mukosa lambung terjadi akibat penyediaan glukosa dan oksigen secara terus
menerus dan aliran darah mukosa mempertahankan mukosa lambung melalui oksigenasi
jaringan yang memadai dan sebagai sumber energi. Selain itu fungsi aliran darah mukosa
adalah untuk membuang atau sebagai bufer difusi kembali dari asam.
Mekanisme Permeabilitas Ion Hidrogen
Proteksi untuk mencapai mukosa dan jaringan yang lebih dalam diperoleh dari resistensi
elektris dan permeabilitas ion yang selektif pada mukosa. Pada binatang percobaan terlihat
esofagus dan fundus lambung kurang permeabilitasnya dibanding dengan antrum lambung
dan duodenum.
Pergerakan ion hidrogen antar epitel dipengaruhi elektrisitas negatif pada lumen; kation
polivalen (Ca++ Mg++ dan Al++) dapat menutupi tekanan elektris negatif dari ion hidrogen
sehingga mempunyai efek pada pengobatan tukak peptik.
Regenerasi Epitel
Mekanisme proteksi terakhir pada saluran cerna adalah proses regenerasi sel (penggantian
sel epitel mukosa kurang dari 48 jam). Kerusakan sedikit pada mukosa (gastritis/duodenitis)
dapat diperbaiki dengan mempercepat penggantian sel-sel yang rusak. Respons kerusakan
mukosa (ulserasi) pada manusia belum jelas.
Obat-obatan golongan NSAID (aspirin), alcohol, garam empedu, dan obat-obatan lain yang
merusak mukosa lambung, mengubah permeabilitas sawar epitel, memungkinkan difusi balik
asam klorida dengan akibat kerusakan jaringan (mukosa) dan khususnya pembuluh darah.
Hai ini mengakibatkan pengeluaran histamin. Histamine akan merangsang sekresi asam dan
meningkatkan pepsin dari pepsinogen. Histamine ini akan mengakibatkan juga peningkatan
![Page 7: Biokimia Pandu Danawan](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082411/55cf922a550346f57b943523/html5/thumbnails/7.jpg)
vasodilatasi kapiler sehingga membrane kapiler menjadi permeable terhadap protein,
akibatnya sejumlah protein hilang dan mukosa menjadi edema
Pendapat lain yang berbeda adalah penyebab lain dari ulserasi mukosa. Biasanya ulserasi
mukosa dengan syok ini menimbulkan penurunan aliran darah mukosa lambung. Selain itu
jumlah besar pepsin dilepaskan. Kombinasi iskemia, asam dan pepsin menciptakan suasana
ideal untuk menghasilkan ulserasi. Ulkus stress harus dibedakan dari ulkus cushing dan
ulkus curling, yaitu dua tipe lain dari ulkus lambung.
Ulkus cushing umum terjadi pada pasien dengan trauma otak. Ulkus ini dapat terjadi pada
esophagus, lambung, atau duodenum, dan biasanya lebih dalam dan lebih penetrasi
daripada ulkus stress. Ulkus curling sering terlihat kira-kira 72 jam setelah luka bakar luas.
Ulkus stress adalah istilah yang diberikan pada ulserasi mukosa akut dari duodenal atau
area lambung yang terjadi setelah kejadian penuh stress secara fisiologis. Kondisi stress
seperti luka bakar, syok, sepsis berat, dan trauma dengan organ multiple dapat
menimbulkan ulkus stress. Bila kondisi stress berlanjut ulkus meluas. Bila pasien sembuh,
lesi sebaliknya.
PERANAN PROSTAGLANDIN
Prostaglandin barangkali mempunyai peranan penting untuk mempertahankan mukosa
saluran cerna terhadap pengaruh sekitarnya. Banyak zat iritan yang didapatkan pada
mukosa saluran cerna yang merusak epitel bila sekresi prostaglandin terganggu.
Prostaglandin seri A dan E telah diketahui sejak 1967 menghambat sekresi asam lambung
dan dapat mencegah tukak peptik, prostaglandin pada binatang dan manusia juga
meningkatkan sekresi mukus. Prostaglandin telah diyakini mempertahankan integritas
saluran cema dengan cara regulasi sekresi asam lambung, sekresi mukus, bikarbonat dan
aliran darah mukosa.
Mekanisme Anti Ulkus Peptikum Dari Prostaglandin
Sitoprotektif :
Sekresi mukus.
Sekresi bikarbonat.
Aliran darah lambung.
Inhibisi sekresi asam.
Pada penelitian ternyata sekresi bikarbonat meningkat setelah pemberian PGE2
(prostalgadin E2). Prostaglandin E merupakan vasodilator yang poten. Selain mempunyai
sifat sitoprotektif, PGE 1 dan PGE 2 mempunyai efek menghambat sekresi lambung. Dari
![Page 8: Biokimia Pandu Danawan](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082411/55cf922a550346f57b943523/html5/thumbnails/8.jpg)
penelitian klinis dengan berbagai macam sitoprotektif terlihat bahwa prostaglandin E sangat
berfaedah mencegah efek toksik obat antiinflamasi non-steroid (menghambat
sintesa prostaglandin) atau alkohol.
Pada suatu penelitian didapatkan aktivitas sintesa prostaglandin pada mukosa bulbus
duodenum selama puasa lebih tinggi pada penderita tukak duodenum dari kontrol.
Hasil rasio total prostaglandin setelah makan dan sebelum makan lebih rendah pada
penderita tukak duodenum dari pada penderita normal. Pada suatu penelitian penderita
dengan tukak lambung dan orang normal kadar prostaglandin jaringan di daerah antrum
dan korpus lambung pada tukak lambung didapatkan lebih rendah dari orang normal.
Sedangkan pada tukak lambung yang menyembuh didapatkan kadar prostaglandin jaringan
lebih tinggi dari yang tidak sembuh. Skema :
Kortikosteroid, alcohol, prostaglandin,
indometasin, fenilbutazon, bakteri,
Masuk saluran pencernaan
Rusak barier mukosa lambung
Asam lambung dan pepsin meningkat
Inflamasi area gastrointestinal
ULKUS PEPTIKUM
![Page 9: Biokimia Pandu Danawan](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082411/55cf922a550346f57b943523/html5/thumbnails/9.jpg)
Pembengkakan dan Kandungan asam Efek
pembentukan jaringan parut lambung pengobatan
meningkat fungsi usus
FAKTOR KONTRIBUSI ATAU PREDISPOSISI
Faktor kontribusi/predisposisi antara lain letak geografis, jenis kelamin, faktor psikosomatik,
herediter, merokok, obat dan faktor lainnya.
Letak geografis mempengaruhi adanya tukak peptik dan mengenai jenis kelamin didapatkan
pria lebih banyak pada tukak peptik.
Faktor psikosomatik sangat mempengaruhi timbulnya suatu tukak peptik dan secara umum
dipercaya bahwa konflik dapat memegang peranan untuk timbulnya tukak peptik
pada penderita yang mempunyai faktor predisposisi.
Faktor herediter: tukak peptik lebih sering terjadi 2–3 kali dari keluarganya yang mendapat
tukak peptik dibanding dari populasi normal. Pada golongan darah O didapatkan 30–
40% lebih sering dari golongan darah lainnya dan tukak peptiknya lebih sering di duodenum.
Pengaruh merokok terlihat pada penelitian epidemiologik; perokok lebih sering menderita
tukak peptik (pria : wanita berbanding 2,6 : 1,6) dan juga memperpendek residif.
Obat-obat yang mempengaruhi timbulnya tukak peptik antara lain aspirin yang diketahui
menghambat sintesis prostaglandin. Selain itu obat anti inflamasi non-steroid juga dapat
merusak mukosa dan menghambat sekresi prostaglandin.
Sekarang tidak terbukti bahwa terdapat hubungan antara infeksi Campylobacter
(Helicobacter pylori) dengan gastritis dan ulkus peptikum.
ULKUS DUODENUM DAN ULKUS GASTER ATAU LAMBUNG
Ulkus lambung atau ulkus duodenum merupakan bagian dari ulkus peptikum, pemberian
nama ini hanya di dasarkan pada letak perbedaan anatomis terbentuknya ulkus. Dimana
ulkus gaster terbentuk di lambung sedangkan ulkus duodenum terbentuk di usus halus atau
tepatnya pada bagian duodenum.
![Page 10: Biokimia Pandu Danawan](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082411/55cf922a550346f57b943523/html5/thumbnails/10.jpg)
PERBEDAAN ULKUS DUODENUM DENGAN ULKUS GASTER
Ulkus Duodenum Ulkus Lambung
Insiden
- Biasanya pada usia 50 tahun lebih
- Pria : Wanita = 2 : 1
- Kejadiannya kurang sering dibanding ulkus
duodenum
LOKASI
- Kurvatura minor lambung
Tanda dan gejala
- Nyeri terjadi ½ sampai 1 jam setelah makan; jarang
terbangun pada malam hari dapat hilang dengan muntah
- Makan makanan tidak membantu dan kadang
meningkatkan nyeri
- Muntah umum terjadi
- Hemoragi lebih umum terjadi daripada ulkus duodenal
hematemesis lebih umum terjadi daripada melena
- Tidak mungkin atau jarang terjadi perforasi
- Penurunan berat badan dapat terjadi
Rasa sakit
![Page 11: Biokimia Pandu Danawan](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082411/55cf922a550346f57b943523/html5/thumbnails/11.jpg)
- Rasa sakit setelah makan
Sekresi asam lambung
- Normal sampai hiposekresi atau sekresi asam
lambung berkurang
Faktor Risiko
- Gastritis, alkohol, merokok, NSAID,stress
Kemungkinan Malignasi
- Kadang-kadang
Insiden
- Usia 30 – 60 tahun
- Pria : Wanita = 3 :1
- Terjadi lebih sering
daripada ulkus lambung
Lokasi
- Pada bulbus duodenalis
Tanda dan gejala
- Nyeri terjadi 2 -3 jam
setelah makan, sering terbangun
dari tidur antara jam1 dan 2 pagi
- Makan makanan
menghilangkan nyeri
- Muntah tidak umum
- Hemoragi jarang terjadi
dibandingkan ulkus lambung
tetapi bila ada melena lebih
umum dari pada hematemesis
- Lebih mungkin terjadi
perforasi dari pada ulkus
lambung
- Dapat mengalami
penambahan berat badan
Rasa sakit
- Rasa sakit sebelum
makan atau berpuasa
![Page 12: Biokimia Pandu Danawan](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022082411/55cf922a550346f57b943523/html5/thumbnails/12.jpg)