biologi==aktivitas antioksidan vitamin c dan e pada kadar sgot dan sgpt serum darah tikus putih yang...
TRANSCRIPT
8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…
http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 1/43
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA
KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH
YANG TERPAPAR ALLETHRIN
skripsi
disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Sain Biologi
Oleh
Brillian Sonny Widyatmoko
4450404009
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2009
8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…
http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 2/43
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul :
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN
SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YANG TERPAPAR ALLETHRIN
Telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang pada,
Hari : Senin
Tanggal : 19 Januari 2009
Panitia Ujian
Ketua Sekretaris
Drs. Kasmadi Imam S, M.S Dra. Aditya Marianti, M.Si
NIP. 130781011 NIP. 132046851
Penguji Utama,
drh. Wulan Christijanti, M.Si.
NIP. 132149437
Anggota Penguji / Anggota Penguji/
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Aditya Marianti, M.Si. Drs. Supriyanto, M.Si
NIP. 132046851 NIP. 130781015
iii
8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…
http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 3/43
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi saya yang berjudul
”Aktivitas Antioksidan Vitamin C dan E Pada Kadar SGOT dan SGPT Serum Darah
Tikus Putih Yang Terpapar Allethrin” disusun berdasarkan hasil penelitian saya
dengan arahan dosen pembimbing. Sumber informasi atau kutipan yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbitkan telah disebutkan dalam teks atau dicantumkan
dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Skripsi ini belum pernah diajukan
untuk memperoleh gelar dalam program sejenis di perguruan tinggi manapun.
Semarang, 15 Januari 2009
Brillian Sonny W
4450404009
ii
8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…
http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 4/43
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Aktivitas Antioksidan Vitamin C dan E Pada Kadar SGOT dan
SGPT Serum Darah Tikus Putih Yang Terpapar Allethrin”. Segala hambatan,
tantangan, dan kemudahan merupakan nikmat tersendiri sebagai pengalaman dan
pembelajaran batin yang tiada terkira bagi penulis.
Sebagai manusia biasa yang banyak kekurangan, penulis menyadari bahwa
skripsi ini masih jauh dari sempurna. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak
mungkin tersusun dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak yang
dengan ikhlas telah merelakan waktu, tenaga, pikiran dan materi demi membantu
penulis dalam menyusun skripsi ini. Untuk itu, dengan sagala kerendahan hati
penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan
menyelesaikan studi strata I Jurusan Biologi FMIPA UNNES
2.
Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberi ijin untuk
melaksanakan penelitian dalam penyusunan skripsi
3.
Ketua Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah
memberikan kemudahan administrasi dalam penyusunan skripsi.
4. Dra. Aditya Marianti, M.Si., Dosen Pembimbing I yang telah banyak
memberikan pengarahan dan bimbingan skripsi serta dorongan dengan penuh
kesabaran dalam menyusun skripsi.
5.
Drs. Supriyanto, M.Si., Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan
pengarahan dan bimbingan skripsi serta dorongan dengan penuh kesabaran dalam
menyusun skripsi.
6. drh. Wulan Christijanti, M.Si., Dosen Penguji yang telah dengan sabar
memberikan bimbingan dan arahan penulis dalam menyusun skripsi
7. dr. Nugrahaningsih WH., Dosen Wali yang telah memberi motivasi dan
membimbing dalam menempuh perkuliahan.
8. Dra. Amin Retnoningsih, M.Si., Kepala Laboratorium Jurusan Biologi yang
memberi izin penggunaan fasilitas laboratorium.
9.
Bapak dan ibu dosen Jurusan Biologi FMIPA UNNES yang telah memberikan banyak ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
v
8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…
http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 5/43
10.
Pegawai laboratorium jurusan biologi yang membantu penelitian : Mbak Tika,
Mbak Fitri, Pak Solikin, Pak Ngatiman dan lainnya yang tidak dapat disebutkan
satu-persatu, atas bantuan baik berupa sarana maupun tenaga selama penulis
melakukan penelitian untuk skripsi ini.
11. Bapak dan ibu yang telah banyak mencurahkan bantuan moril maupun materiil.
12. Teman-teman 1 team penelitian yang telah membantu dalam penelitian : Linarno,
Arya dan Nining.
13. Teman-teman ”Pure Bio ’04” dan seluruh mahasiswa Biologi Unnes angkatan
2004 atas kebersamaan, kerjasama, keceriaan dan semangat dalam belajar.
Selamat berjuang dan tetap semangat.
14.
Keluarga besar kost “Gang Senyum, Gang Rambutan, Gang Mangga” atas
kebersamaan, keceriaan, dukungan dan semangat kepada penulis
15. Sahabat-sahabatku : Tirta, Asep, Sukhri, atas kebersamaan, keceriaan, dukungan
dan semangat kepada penulis.
16. Semua pihak yang telah berkenan membantu penulis selama penelitian dan
penyusunan skripsi ini baik moril maupun materiil, yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.
Tidak ada sesuatupun yang dapat penulis berikan kecuali ucapan terima kasih
dan untaian doa setulus hati, ”Semoga segala amal kebaikan yang telah diberikan
berbagai pihak kepada penulis mendapatkan imbalan dari Allah SWT”. Akhirnya
penulis mengharapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan
para pembaca pada umumnya.
Semarang, 15 Januari 2009
Penulis
Brillian Sonny W.
vi
8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…
http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 6/43
ABSTRAK
Widyatmoko, Brillian Sonny. 2009. Aktivitas Antioksidan Vitamin C dan E
Pada Kadar SGOT dan SGPT Serum Darah Tikus Putih Yang Terpapar
Allethrin. Skripsi, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang.
Dra. Aditya Marianti, M.Si dan Drs. Supriyanto, M.Si.
Allethrin merupakan salah satu golongan pyrethroid sintesis yang banyak
digunakan dalam bahan anti nyamuk. Pyrethroid menyebabkan penghambatan enzim
mikrosom sel hati, berpotensi toksik dan menyebabkan peroksidasi lipid pada sel
hati. Apabila terjadi kerusakan hati, maka SGOT (Serum Glutamic Oxaloasetic
Transaminase) dan SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase) dalam darah
akan meningkat.Vitamin C dan E merupakan antioksidan yang berperan sebagai
pereduksi radikal bebas dan mencegah oksidasi peroksidasi asam lemak tidak jenuh.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aktivitas antioksidan
vitamin C dan E pada kadar SGOT dan SGPT serum darah tikus putih yang terpapar
allethrin.Penelitian ini menggunakan desain post test randomized control design.
Populasi yang digunakan adalah tikus putih jantan yang terpapar allethrin 8 jam/ hari
selama 45 hari. Sampel yang digunakan yaitu 16 tikus putih jantan yang terbagi
menjadi 4 kelompok yaitu kelompok I kontrol, II dengan perlakuan vitamin C 1,8
mg, III vitamin E 1,44 mg dan IV mendapatkan vitamin C 1,8 mg dan E 1,44 mg.
Perlakuan diberikan selama 45 hari. Pengambilan serum darah pada hari ke- 46
kemudian dilakukan pengukuran kadar SGOT dan SGPT. Data yang diperoleh
berupa kadar SGOT dan SGPT dianalisis dengan ANAVA dan dilanjutkan dengan
uji BNT.
Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kadar SGOT dan SGPT cenderung
menurun. Hasil ANAVA satu arah menunjukkan bahwa pemberian antioksidan
vitamin C dan E berpengaruh signifikan pada kadar SGOT dan SGPT (p<0,05) tikus
putih. Hasil uji BNT menunjukkan bahwa rata-rata kadar SGOT masing-masing
perlakuan menunjukkan perbedaan yang nyata kecuali pada kelompok III dengan
IV.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa antioksidan vitamin C dan E
dapat menormalkan kadar SGOT dan SGPT serum darah tikus putih yang terpapar
allethrin.
Kata kunci : antioksidan, kadar SGOT dan SGPT, allethrin
iv
8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…
http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 7/43
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI....................................................... ii
PENGESAHAN............................................................................................ iii
ABSTRAK.................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................. v
DAFTAR ISI ................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL......................................................................................... ixDAFTAR GAMBAR .................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Permasalahan .......................................................................... 3
C. Penegasan Istilah...................................................................... 3
D.
Tujuan Penelitian ..................................................................... 3
E. Manfaat Penelitian ................................................................... 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka ................................................................ ..... 4
B.
Kerangka Berpikir...................................................................... 14
C. Hipotesis .................................................................................... 14
BAB III. METODE PENELITIAN
A.
Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 15
B. Populasi dan Sampel ................................................................ 15
C. Variabel Penelitian ................................................................... 15
D. Rancangan Penelitian ............................................................... 15
E. Alat dan Bahan ........................................................................ 16
F.
Prosedur Penelitian .................................................................. 17
G. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 18
H.
Metode Analisis Data .............................................................. 19
vii
8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…
http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 8/43
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Penelitian ....................................................................... 21
B. Pembahasan ............................................................................. 24
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan .................................................................................. 28
B. Saran......................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 29
LAMPIRAN.................................................................................................. 32
viii
8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…
http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 9/43
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Matrik penelitian .................................................................................... 16
2. Ringkasan ANAVA menurut Schefler (1987) ....................................... 19
3. Rerata kadar SGOT................................................................................ 21
4. Hasil ANAVA kadar SGOT................................................................... 22
5. Hasil uji lanjut BNT SGOT ................................................................... 22
6.
Rerata kadar SGPT................................................................................. 22
7. Hasil ANAVA kadar SGPT................................................................... 23
8. Hasil uji lanjut BNT kadar SGPT .......................................................... 24
ix
8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…
http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 10/43
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Struktur dasar dari lobulus hati ................................................................ 5
2. Reaksi yang dikatalisis enzim transaminase ............................................ 7
3. Siklus krebs.............................................................................................. 8
4. Struktur kimia allethrin ............................................................................ 9
5. Struktur kimia vitamin C........................................................................ 11
6. Struktur kimia vitamin E........................................................................ 12
7.
Bagan aktivitas vitamin C dan E dalam menurunkan
kadar SGOT dan SGPT serum darah tikus putih ................................... 14
8. Grafik batang rerata kadar SGOT .......................................................... 21
9. Grafik batang rerata kadar SGPT........................................................... 23
x
8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…
http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 11/43
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Tabel konversi dosis antar hewan .......................................................... 32
2. Tabel hasil analisis kadar SGOT dan SGPT tikus putih ........................ 33
3. Data kadar SGOT dan analisis statistiknya............................................ 34
4. Data kadar SGPT dan analisis statistiknya ............................................ 38
5. Dokumentasi penelitian.......................................................................... 42
6. Surat keterangan penelitian .................................................................... 46
xi
8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…
http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 12/43
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Tabel konversi dosis antar hewan .......................................................... 32
2. Tabel hasil analisis kadar SGOT dan SGPT tikus putih ........................ 33
3. Data kadar SGOT dan analisis statistiknya............................................ 34
4. Data kadar SGPT dan analisis statistiknya ............................................ 38
5. Dokumentasi penelitian.......................................................................... 42
6.
Surat keterangan penelitian .................................................................... 46
xi
8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…
http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 13/43
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Berbagai macam merk produk anti nyamuk telah beredar luas di pasaran
dalam negeri. Bahan aktif yang ditemukan dalam anti nyamuk antara lain :
dichlorvos, propoxur, pyrethroid , dan diethyltoluamide serta bahan kombinasi dari
ketiganya. Anti nyamuk memberikan keuntungan bagi manusia, baik dari segi praktis
maupun kenyamanannya. Namun penggunaan anti nyamuk juga dirasakan
mempunyai efek yang merugikan. Salah satu jenis bahan anti nyamuk yang banyak
digunakan adalah pyrethroid . Pyrethroid dapat menyebabkan karsinogen dankerusakan pada sistem saraf, kulit maupun organ reproduksi (WHO 2005). Selain itu
Pyrethroid juga dapat menghambat pertumbuhan, pembesaran hati, dan peningkatan
aktivitas enzim di hati (Beilschmidt 1990).
Pyrethroid mengalami metabolisme dengan dihidrolisis sitokrom P-450 pada
hati (WHO 2005). Pyrethroid menyebabkan penghambatan enzim mikrosom sel hati
melalui persaingan ditempat pengikatan sitokrom P-450. Adanya penghambatan
enzim mikrosom pada sel hati, dapat merusak salah satu jalan detoksifikasi dasar
tubuh pada metabolisme endogen dan eksogen. Sehingga berpotensi menghasilkan
efek toksik (Tomei et al. 1998).
Pyrethroid mempunyai efek pada hati, menyebabkan penghambatan
komunikasi intersel, penurunan kadar glutation pada sel hati, penghambatan respirasi
pada mitokondria, menyebabkan peroksidasi lipid mikrosom pada sel hati (Tomei et
al. 1998). Recknagel et al. (1982), diacu dalam Lu (1995) mengemukakan bahwa
peroksidasi lipid mikrosom menyebabkan penekanan pada pompa Ca2+ mikrosom
yang mengakibatkan gangguan awal homeostasis Ca2+ sel hati, sehingga dapat
menyebabkan kematian sel.
Turunan pyrethroid yang sering dijumpai di pasaran dalam anti nyamuk
elektrik adalah allethrin. Allethrin merupakan salah satu golongan pyrethroid
sintesis, Allethrin memiliki rumus molekul C19H26O3 dan memiliki 8 stereoisomer
(WHO 2002). Allethrin dapat masuk ke dalam tubuh secara inhalasi, melalui kulit
dan mulut. Adanya allethrin di dalam tubuh dapat menimbulkan gangguan kesehatan
8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…
http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 14/43
2
bahkan menimbulkan kerusakan dan toksisitas pada sistem saraf dan hati (EPA
2007).
Hati merupakan organ tubuh yang rentan terhadap pengaruh berbagai zat atau
senyawa kimia, karena hati merupakan tempat yang memetabolisir berbagai senyawa
yang masuk ke dalam tubuh. Kerusakan hati dapat terjadi karena adanya infeksi
mikroorganisme, keracunan obat-obatan dan zat kimia lainnya (Gibson 1995).
Kerusakan hati juga disebabkan adanya ketidakseimbangan antara produksi senyawa
oksigen reaktif dengan kemampuan pertukaran antioksidan yang akan menimbulkan
oxidative stress, yang dapat menimbulkan kerusakan sel termasuk sel hati (Jawi et al.
2007). Dua macam enzim aminotransferase yang sering digunakan dalam diagnosis
klinik kerusakan hati adalah Aspartat Aminotransferase (AST) yang disebut SGOT
(Serum Glutamic Oxaloasetic Transaminase) dan Alanin Aminotransferase (ALT)
yang juga disebut SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase) (Meyes et al.
1991). Peningkatan kadar SGOT dan SGPT akan terjadi jika adanya pelepasan enzim
secara intraseluler kedalam darah yang disebabkan nekrosis sel-sel hati atau adanya
kerusakan hati secara akut (Wibowo et al. 2008 ).
Antioksidan merupakan zat yang dapat menetralkan radikal bebas, atau suatu
bahan yang berfungsi mencegah sistem biologi tubuh dari efek yang merugikan yang
timbul dari proses ataupun reaksi yang menyebabkan oksidasi yang berlebihan
(Hariyatmi 2004). Sebagai contoh antioksidan yaitu vitamin C dan E. Vitamin E
merupakan antioksidan yang berperan dalam mencegah oksidasi dan peroksidasi
asam lemak tidak jenuh dan fosfolipid membran (Linder 2006). Vitamin C berperan
sebagai pereduksi radikal bebas dan dapat langsung bereaksi dengan peroksidasi
lipid (Suhartono et al. 2007).
Atas dasar uraian di atas, perlu dilakukan penelitian tentang aktivitas
antioksidan vitamin C dan E pada kadar SGOT dan SGPT serum darah tikus putih
yang terpapar allethrin.
8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…
http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 15/43
3
B. Permasalahan
Permasalahan yang muncul dalam penelitian ini adalah apakah aktivitas
antioksidan vitamin C dan E berpengaruh pada kadar SGOT dan SGPT serum darah
tikus putih yang terpapar allethrin?
C. Penegasan Istilah
Untuk menghindari penafsiran yang berbeda dan memudahkan pemahaman
perlu dijelaskan istilah-istilah sebagai berikut :
1. Antioksidan
Antioksidan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah zat yang dapat
menetralkan radikal bebas. Dalam penelitian ini, antioksidan yang digunakan
adalah vitamin C dan E.
2. SGOT (Serum Glutamic Oxaloasetic Transaminase) dan SGPT (Serum Glutamic
Pyruvic Transaminase)
SGOT dan SGPT yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sekelompok enzim
yang bekerja sebagai katalisator dalam proses pemindahan gugus amino dari
suatu asam alfa amino kepada suatu asam alfa keto. SGOT dan SGPT digunakan
sebagai indikator kerusakan hati. Dalam penelitian ini, kadar SGOT dan SGPT
(satuan IU/L) diukur dengan spektrofotometer.
3. Allethrin
Allethrin yang dimaksud dalam penelitian ini adalah zat aktif turunan dari
pyrethroid yang terdapat dalam anti nyamuk elektrik.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aktivitas antioksidan
vitamin C dan E pada kadar SGOT dan SGPT serum darah tikus putih yang terpapar
allethrin.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan informasi kepada
masyarakat tentang manfaat antioksidan vitamin C dan E yang diduga dapat
mengurangi efek negatif dari penggunaan allethrin dalam anti nyamuk elektrik.
8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…
http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 16/43
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A.
Tinjauan Pustaka
1. Hati
Hati merupakan organ terbesar dan secara metabolisme paling kompleks di
dalam tubuh (Lu 1995). Organ hati terletak dalam rongga abdomen di bawah
diafragma. Unsur struktural utama hati adalah sel-sel hati atau hepatosit. Sel-sel ini
berkelompok dalam lempeng-lempeng yang saling berhubungan sedemikian rupa,
membentuk bangunan yang disebut lobulus hati (Junqueira dan Carneiro 1997).
Dasar unit fungsional hati adalah lobulus hati. Lobulus hati terdiri dari
banyak lempeng-lempeng sel hati. Diantara lempengan sel hati terdapat kapiler-
kapiler yang dinamakan sinusoid, yang merupakan cabang dari vena porta dan arteria
hepatika (Price dan Wilson 1994). Sinusoid vena dibatasi oleh dua jenis sel yaitu sel
endotel dan sel kupffer besar yang merupakan sel retikuloendotel yang mampu
memfagositosis bakteri dan benda asing lain dalam darah. Sel kupffer dapat
memfagosit 99% bakteri dalam darah vena porta (Guyton dan Hall 1997). Sel kupffer
mempunyai sifat sitologis yang nyata seperti vakuola yang jernih, lisosom dan REGyang terbesar diseluruh sitoplasma yang membedakan mereka dari sel-sel endotel
(Junqueira dan Carneiro 1997).
Hati memiliki dua sumber suplai darah, dari saluran cerna dan limpa melalui
vena porta dan dari aorta melalui vena hepatika. Vena porta membawa darah penuh
makanan yang diserap dari usus dan organ tertentu, sedangkan arteria hepatika
memberi darah pada sel-sel hati dengan darah bersih yang membawa oksigen.
Cabang-cabang dari kedua pembuluh darah tersebut mengikuti jaringan ikat
interlobularis didaerah portal (Dellmann dan Brown 1992).
8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…
http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 17/43
5
Gambar 1 Struktur dasar dari lobulus hati (Guyton dan Hall 1997)
Menurut Lu (1995) hepatosit (sel parenkim hati) merupakan sebagian besar
organ yang bertanggungjawab terhadap peran sentral hati dalam metabolisme. Selain
merupakan organ parenkim yang berukuran terbesar, hati juga menduduki urutan
pertama dalam hal banyaknya kerumitan dan ragam dari fungsinya. Fungsi dari hati
( Soemohardjo 1983, diacu dalam Kurniati 2007 ) dalam garis besarnya dapat dibagi
menjadi 4 macam, yaitu :
1. fungsi vaskuler ; untuk menimbun dan melakukan filtrasi darah.
2. fungsi sekretorik dan ekskretorik ; mensekresi empedu dan mengekskresikannya
ke dalam usus. Hati mengekskresi zat-zat yang berasal dari dalam sel hati
misalnya bilirubin, kolesterol, garam empedu dan sebagainya ke dalam empedu.
Di samping itu ke dalam empedu juga diekskresikan zat-zat yang berasal dari
luar tubuh misalnya logam-logam berat, beberapa macam zat warna (termasuk
BSP) dan sebagainya.
3. fungsi metabolik : untuk metabolisme dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
dan juga untuk memproduksi tenaga.
4. fungsi pertahanan tubuh : hati merupakan suatu alat tubuh tempat dilakukan
detoksifikasi dari bahan-bahan beracun yang dilakukan dengan jalan konjugasi,
reduksi, metilasi, asetilasi, oksidasi, dan hidroksilasi. Detoksifikasi dilakukan
dengan berbagai proses yang dilakukan oleh enzim-enzim hati terhadap zat-zat
beracun , baik yang masuk dari luar maupun yang dihasilkan oleh tubuh sendiri.
8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…
http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 18/43
6
Melalui proses detoksifikasi, zat berbahaya akan diubah menjadi zat yang secara
fisiologis tidak aktif.
Hati merupakan tempat terjadinya biosintesis sebagian protein plasma darah
(Lehninger 1991). Selain sintesis protein plasma, hati juga mensintesis berbagai
macam enzim yang sebagian besar berbentuk protein diantaranya enzim
aminotransferase yaitu Aspartat Aminotransferase (AST) yang disebut SGOT dan
Alanin Aminotransferase (ALT) yang juga disebut SGPT. Hati mempunyai
kemampuan regenerasi yang mengagumkan. Kehilangan jaringan hati akibat kerja
zat-zat toksik atau pembedahan memacu suatu mekanisme dimana sel-sel hati mulai
membelah dan hal ini akan terus berlangsung sampai perbaikan massa jaringan
semula tercapai. Pada tikus, hati dapat meregenerasi kehilangan 75% beratnya dalam
satu bulan (Junqueira dan Carneiro 1997).
2. SGOT (Serum Glutamic Oxaloasetic Transaminase) dan SGPT (Serum
Glutamic Pyruvic Transaminase)
Adanya enzim-enzim pelaku detoksifikasi pada hati menyebabkan enzim-
enzim tersebut dapat digunakan sebagai parameter kerusakan hati. Dua macam
enzim aminotransferase yang sering digunakan dalam diagnosis klinik kerusakan sel
hati adalah Aspartat Aminotransferase (AST) yang disebut SGOT (Serum Glutamic
Oxaloasetic Transaminase) dan Alanin Aminotransferase (ALT) yang juga disebut
SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase ) (Meyes et al. 1991). Transaminase
atau aminotransferase adalah sekelompok enzim yang bekerja sebagai katalisator
dalam proses pemindahan gugus amino dari suatu asam alfa amino kepada suatu
asam alfa keto (Sadikin 2002). Transaminase termasuk enzim plasma non fungsional
dengan tidak melakukan fungsi fisiologik di dalam darah. Kehadiran transaminase
dalam plasma pada kadar di atas nilai normal memberi dugaan suatu peningkatan
kecepatan kerusakan jaringan (Meyes et al. 1991). Peningkatan kadar SGOT dan
SGPT akan terjadi jika adanya pelepasan enzim secara intraseluler kedalam darah
yang disebabkan nekrosis sel-sel hati atau adanya kerusakan hati secara akut
(Wibowo et al. 2008 ). Kadar normal SGOT tikus adalah 45,7 - 80,8 IU/L dan kadar
normal SGPT tikus adalah 17,5 - 30,2 IU/L (Smith & Mangkoewidjojo 1988 ).
8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…
http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 19/43
7
Gambar 2 Reaksi yang dikatalisis enzim transaminase (Lehninger 1993)
SGOT mengkatalis pemindahan gugus amino asam aspartat ke asam alfa
ketoglutarat, membentuk asam glutamat dan oksaloasetat. Sedangkan SGPT
mengkatalis pemindahan gugus amino alanin ke asam alfa ketoglutarat, membentuk
asam piruvat dan asam glutamat (Meyes et al. 1991). Selanjutnya asam piruvat
mengalami dekarboksilasi oksidatif menjadi asetil-KoA. Asetil-KoA memasuki
siklus krebs.
8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…
http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 20/43
8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…
http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 21/43
9
mitokondria. Selain di hati, SGOT terdapat juga di jantung, otot rangka, otak dan
ginjal. Peningkatan kedua enzim selular ini terjadi akibat pelepasan ke dalam serum
ketika jaringan mengalami kerusakan. Pada kerusakan hati yang disebabkan oleh
keracunan atau infeksi, kenaikan aktivitas SGOT dan SGPT dapat mencapai 20-100x
harga batas normal tertinggi. Umumnya pada kerusakan hati yang menonjol ialah
kenaikan aktivitas SGPT (Sadikin 2002).
3. Allethrin
Pyrethroid merupakan salah satu kelompok insektisida racun kelas
menengah. Pyrethroid sintesis meliputi alletrin, resmethrin, d-phenothrin, dan
tethrametrin (Anvita et al. 2006). Pyrethroid sintesis dapat menyebabkan karsinogen
dan toksisitas pada kulit maupun organ reproduksi (WHO 2005). Pyrethroid dapat
menginduksi terjadinya stres oksidatif dan berpengaruh pada beberapa organ,
jaringan dan sel seperti : hati, otak, ginjal dan eritrosit (Abdollahi et al. 2004).
Pyrethroid diduga campuran dengan piperonyl butoxide , yang dapat mempertinggi
efek dari bahan aktif tersebut (Frederick 2005).
Allethrin adalah zat aktif yang merupakan senyawa turunan dari pyrethroid
yang terdapat dalam racun anti nyamuk. Zat ini digunakan secara komersial pada
racun pembunuh nyamuk yang memiliki resiko dapat menyebabkan histopatologi
organ-organ vital (Anvita et al. 2006).
Allethrin diekstrak dari bunga chrysanthemum.Allethrin memiliki nama
kimia 3-allyl-2-methyl-4-oxo-cyclopent-2-enyl-(1R)-cis,trans-chrysanthemate (WHO
2002). Allethrin dapat masuk dalam tubuh melalui 3 cara : termakan atau terminum
lewat makanan yang tercemar, terserap melalui kulit dan dihirup dalam bentuk gas/
uap. Toksisitas allethrin dalam tubuh dapat menyebabkan efek kronik meliputi
kanker, dan efek pada reproduksi (EPA 2007).
.
Gambar 4 Struktur kimia allethrin (Miyamoto 1976)
Allethrin dalam anti nyamuk elektrik akan masuk melalui inhalasi kemudian
di dalam paru-paru akan diikat oleh membran alveolus. Adanya pertukaran gas
8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…
http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 22/43
10
dalam paru-paru, allethrin akan diikat oleh darah dan diedarkan ke seluruh sel tubuh
terutama di jaringan adiposa, hati, ginjal dan sistem saraf. Pyrethroid lebih
hidrofobik daripada insektisida kelas lainnya dan ciri ini mengindikasikan bahwa
pyrethroid melakukan aksi pengikatan pada membran sel (Atessahin 2005).
Metabolisme pyrethroid melalui oksidasi, hidrolisis dan konjugasi, tergantung
struktur kimia masing - masing. Jalur oksidasi pada metabolisme dengan
mengoksidasi kelompok trans-methyl menjadi kelompok carboxyl pada isobutenyl
moiety chrysanthemic acid (Katsuda 1982).
Pyrethroid akan mengalami metabolisme dengan dihidrolisis dan melibatkan
sitokrom P-450 pada hati (WHO 2005). Pyrethroid dapat menyebabkan kerusakan
dan toksisitas pada sistem saraf dan hati (EPA 2007). Pyrethroid menyebabkan
penghambatan enzim mikrosom sel hati melalui persaingan ditempat pengikatan
sitokrom P-450. Adanya penghambatan enzim mikrosom pada sel hati, dapat
merusak salah satu jalan detoksifikasi dasar tubuh pada metabolisme endogen dan
eksogen. Sehingga berpotensi menghasilkan efek toksik (Tomei et al. 1998).
Pyrethroid mempunyai efek pada hati, menyebabkan penghambatan
komunikasi intersel, penurunan kadar glutation pada sel hati, penghambatan respirasi
pada mitokondria, menyebabkan peroksidasi lipid mikrosom pada sel hati (Tomei et
al. 1998). Recknagel et al (1982), diacu dalam Lu (1995) mengemukakan bahwa
peroksidasi lipid mikrosom menyebabkan penekanan pada pompa Ca2+ mikrosom
yang mengakibatkan gangguan awal homeostasis Ca2+ sel hati. Sehingga dapat
menyebabkan kematian sel.
4.
Antioksidan
Antioksidan merupakan zat yang dapat menetralkan radikal bebas (Hariyatmi
2004). Radikal bebas adalah suatu atom, gugus atom atau molekul yang memiliki
satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan pada orbital paling luar (Gitawati
1995). Radikal bebas sangat diperlukan bagi kelangsungan beberapa proses fisiologis
dalam tubuh, terutama untuk transportasi elektron. Namun, radikal bebas yang
berlebihan dapat membahayakan tubuh (Wresdiyati et al. 2007). Kerusakan sel
akibat molekul radikal bebas dapat terjadi bila kemampuan mekanisme pertahanan
tubuh sudah dilampaui atau menurun. Radikal bebas bersifat sangat reaktif, dapat
menimbulkan perubahan kimiawi dan merusak berbagai komponen sel hidup seperti
protein, gugus tiol non-protein, lipid, karbohidrat, nukleotida (Gitawati 1995).Mekanisme penyerangan radikal bebas dengan menginduksi peroksidasi pada asam
8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…
http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 23/43
11
lemak yang memiliki beberapa ikatan rangkap pada membran sel lipid bilayer
yang menyebabkan reaksi berantai peroksidasi lipid sehingga terjadi kerusakan
pada membran sel, oksidasi pada lipid membran dan protein, yang menyebabkan
kerusakan pada bagian-bagian dari sel termasuk DNA. Peroksidasi lipid merupakan
suatu rantai reaksi yang tidak putus-putusnya menghasilkan radikal bebas (Lautan
1997). Sebagai penangkal radikal bebas adalah antioksidan (Hariyatmi 2004).
Vitamin C merupakan antioksidan paling penting yang bekerja dalam cairan
ekstraseluler karena vitamin ini mempunyai kelarutan yang tinggi dalam air. Vitamin
C mampu berperan sebagai scavenger radikal bebas dan dapat bereaksi dengan anion
superoksida, radikal hidroksil dan peroksida lipid. Vitamin C mampu menghambat
pembentukan radikal superoksida, radikal hidroksil, radikal peroksil, oksigen singlet
dan hidrogen peroksida. Vitamin C juga mampu mempertahankan aktivitas enzim
glutamat piruvat transaminase. Oleh karena vitamin C mampu menghambat radikal
bebas maka peran vitamin C menjadi sangat penting dalam menjaga integritas
membran sel. Selain itu, vitamin C juga dapat bekerja secara sinergis dengan vitamin
E, yakni dalam hal meregenerasi vitamin E (Suhartono et al. 2007).
Gambar 5 Struktur kimia vitamin C (Guyton dan Hall 1997)
Vitamin E merupakan vitamin yang larut dalam lemak yang terdiri dari
campuran dan substansi tokoferol (a, b, g, dan d) dan tokotrienol (a, b, g, dan d).
Vitamin E merupakan pemutus rantai peroksida lemak pada membran dan Low
Density Lipoprotein (LDL). Menurut Dutta –Roy (1994), diacu dalam Hariyatmi
(2004) vitamin E yang larut dalam lemak ini merupakan antioksidan yang
melindungi polyunsaturated fatty acid’s (PUFAs) dan komponen sel serta membransel dari oksidasi oleh radikal bebas.
8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…
http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 24/43
12
Vitamin E mengendalikan peroksida lemak dengan menyumbangkan
hidrogen ke dalam reaksi, menyekat aktivitas tambahan yang dilakukan oleh
peroksida, sehingga memutus reaksi berantai dan bersifat membatasi kerusakan
(Krishnamurthy 1983 ; Watson dan Leonard 1986, diacu dalam Hariyatmi
2004).Vitamin E mampu mempertahankan aktivitas enzim glutamat piruvat
transaminase tikus yang diradiasi UV (Suhartono et al. 2007).
Gambar 6 Struktur kimia vitamin E (Guyton dan Hall 1997)
Aktivitas vitamin E sebagai antioksidan ditentukan oleh kemampuannya
dalam menyumbangkan elektron kepada radikal lipid. Dua mekanisme yang terjadi
berkaitan dengan efek antioksidan terhadap peroksida lipid adalah antioksidan
pemutus rantai reaksi dan antioksidan preventif. Antioksidan preventif menghambat
tahap inisiasi pembentukan, sedangkan antioksidan pemutus rantai reaksi dapat
bereaksi dengan rantai peroksil dan radikal alkoksil, sehingga akan menginbibisi
pembentukan, isomerasi, dan dekomposisi hidroperoksida.
ROO + TocOH > ROOH + TocO
ROO + TocO > ROOH + produk non radikal bebas.
Reaksi diatas menunjukkan aktivitas vitamin E (TocOH) terhadap radikal peroksil
(Lautan 1997).
5.
Hubungan antara allethrin, SGOT & SGPT, vitamin C dan vitamin E
Allethrin merupakan salah satu golongan pyrethroid sintesis. Pyrethroid
mengalami metabolisme dengan dihidrolisis dan melibatkan sitokrom P-450 pada
hati (WHO 2005). Pyrethroid menyebabkan penghambatan enzim mikrosom sel hati
melalui persaingan ditempat pengikatan sitokrom P-450. Adanya penghambatan
enzim mikrosom pada sel hati, dapat merusak salah satu jalan detoksifikasi, sehingga
berpotensi menghasilkan efek toksik. Menurut Miyamoto (1976) pyrethroid I atau
allethrin terdiri dari metabolit minor dan metabolit mayor. Metabolit minor yaitu
8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…
http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 25/43
13
chrysanthemumic acid dan allethrolone, sedangkan metabolit mayor adalah yang
dioksidasi pada kelompok metil pada acid moety atau pada kelompok allyl pada
allethrolone alcohol. Metabolit allethrin potensial toksik dan bersifat radikal bebas.
Adanya akumulasi metabolit – metabolit dalam tubuh akan menyebabkan oxidative
stress. Oxidative stress adalah kondisi gangguan keseimbangan antara produksi
radikal bebas dan antioksidan yang berpotensi menimbulkan kerusakan. Produksi
radikal bebas yang tidak seimbang, akan menyebabkan kerusakan makromolekul
termasuk protein, lipid dan DNA (Atessahin et al. 2005). Perusakan sel oleh radikal
bebas reaktif didahului oleh kerusakan membran sel antara lain mengubah fluiditas,
struktur dan fungsi membran sel. Adanya ketidakseimbangan antara produksi radikal
bebas (senyawa oksigen reaktif) dengan kemampuan pertukaran antioksidan akan
menimbulkan oxidative stress, yang dapat menimbulkan kerusakan sel termasuk sel
hati sehingga terjadi peningkatan kadar SGOT dan SGPT (Jawi et al. 2007).
Peningkatan kadar SGOT dan SGPT akan terjadi jika adanya pelepasan enzim secara
intraseluler kedalam darah yang disebabkan nekrosis sel-sel hati atau adanya
kerusakan hati secara akut (Wibowo et al. 2008 ).
Vitamin E merupakan antioksidan pemutus rantai reaksi dan antioksidan
preventif. Antioksidan preventif menghambat tahap inisiasi pembentukan, sedangkan
antioksidan pemutus rantai reaksi dapat bereaksi dengan rantai peroksil dan radikal
alkoksil, sehingga akan menginbibisi pembentukan, isomerasi, dan dekomposisi
hidroperoksida. Vitamin C merupakan antioksidan kuat yang mampu berperan
sebagai scavenger radikal bebas dan dapat bereaksi dengan anion superoksida,
radikal hidroksil dan peroksida lipid. Vitamin C mampu menghambat pembentukan
radikal superoksida, radikal hidroksil, radikal peroksil, oksigen singlet dan hidrogen
peroksida. Senyawa antioksidan akan menyerahkan satu atau lebih elektronnya
kepada radikal bebas sehingga dapat menghentikan kerusakan yang disebabkan oleh
radikal bebas (Praptiwi 2006). Apabila tidak terjadi kerusakan sel, maka kadar SGOT
dan SGPT dalam darah kembali normal. Untuk memperjelas mekanisme tersebut,
dapat dilihat pada Gambar 7.
8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…
http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 26/43
14
B. Kerangka Berpikir
Hati
Vitamin CVitamin E
Allethrin (C 19 H 26 O3)
Metabolit
SGOT dan SGPT naik Melindungi hepatosit
Hepatosit rusak
Antioksidan
SGOT dan SGPT normal
Gambar 7 Bagan aktivitas vitamin C dan E dalam menormalkan kadar SGOT
dan SGPT serum darah tikus.
C.
Hipotesis
Hipotesis pada penelitian ini adalah aktivitas antioksidan vitamin C dan E
berpengaruh menormalkan kadar SGOT dan SGPT serum darah tikus putih yang
terpapar allethrin.
8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…
http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 27/43
15
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia Jurusan Biologi FMIPA
Universitas Negeri Semarang pada bulan Agustus – Oktober 2008.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah tikus putih ( Rattus norvegicus) strain
Wistar jantan dewasa yang terpapar allethrin 8 jam/hari selama 45 hari. Sedangkan
sampel penelitian yang digunakan adalah 16 ekor tikus putih strain Wistar jantan
dewasa berumur 2 - 2,5 bulan dengan berat badan 150-200 gram yang diperoleh dari
laboratorium Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang.
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
• Variabel bebas berupa pemberian antioksidan vitamin C dosis 1,8 mg /hari
dan vitamin E dengan dosis 1,44 mg /hari serta kombinasi vitamin C dan
vitamin E.
•
Variabel tergantung berupa kadar SGOT dan SGPT serum darah tikus putih.•
Variabel kendali berupa jenis kelamin, berat badan, umur, dan tempat
perlakuan.
D. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan post test randomized
control design, dengan menggunakan hewan uji sebanyak 16 ekor tikus putih strain
Wistar jantan dewasa, yang dibagi menjadi 4 kelompok dengan masing – masing
kelompok terdiri dari 4 ekor. Desain penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.
8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…
http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 28/43
16
Tabel 1 Matrik penelitian
Kelompok Jenis perlakuan/hari
I Kontrol
II Vitamin C 1,8 mg
III Vitamin E 1,44 mg
IV Vitamin C 1,8 mg dan E 1,44 mg
Keterangan :
Perlakuan diberikan selama 45 hari
Pemberian vitamin C dan E per oral 1x sehari
E. Alat dan Bahan
1. Alat penelitian yang digunakan adalah :
a.
Kandang tikus berbentuk kotak lengkap dengan tempat pakan dan minum.
b. Timbangan elektronik dan wadah untuk menimbang berat badan tikus.
c. Mikrohematokrit untuk pengambilan darah.
d. Tabung reaksi untuk menampung sampel darah.
e. Tabung ependorf
f.
Spektrofotometer untuk pemeriksaan kadar SGOT dan SGPT.
g.
Pipet mikro untuk mengambil serum.
h.
Tempat anti nyamuk elektrik .
2. Bahan penelitian yang digunakan adalah :
a. Tikus putih jantan dewasa berumur 2 - 2,5 bulan
dengan berat badan 150 - 200 gram.
b. Allethrin 7,8 % (dalam anti nyamuk elektrik).
c.
Antioksidan vitamin C tablet @ 50 mg dan vitamin E serbuk.
d. Asam pikrat untuk menandai hewan uji.
e.
Aquades. f. Minyak goreng non kolesterol (pelarut vitamin E)
g. Kit (reagen) SGOT dan SGPT.
h. Kapas
i.
Pakan tikus putih berupa pelet dan air minum berupa air ledeng yang
diberikan secara ad libitum (berlebih).
8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…
http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 29/43
17
F. Prosedur Penelitian
1. Persiapan penelitian
a. Menyiapkan kandang tikus putih lengkap dengan tempat pakan dan
minum.
b. Mengaklimasi tikus selama 1 minggu.
c. Menyiapkan anti nyamuk elektrik, vitamin C tablet @ 50 mg dan E
bentuk serbuk.
2. Penentuan dosis vitamin C dan E serta lama waktu pemaparan allethrin.
Penentuan dosis pemberian vitamin C dan E untuk tikus berpedoman pada
dosis yang biasa dikonsumsi manusia dan dikonversi untuk tikus. Konversi dosis
manusia dengan berat badan 70 kg ke tikus dengan berat badan 200 gr adalah 0.018
(Laurence & Bacharach 1964, diacu dalam Donatus et al., 1992). Sedang pemberian
vitamin C dan E untuk tikus berdasar konversi dari manusia.
1) Dosis vitamin C (menggunakan vitamin C tablet @ 50 mg)
Manusia = 100 mg /hari (Naidu 2003)
Tikus = 0,018 x 100 mg = 1,8 mg /hari
Vitamin C untuk 1 hari yaitu 1,8 mg x 8 tikus x 1 hari = 14,4 mg.
Pembuatan stok vitamin C untuk 1 hari =
14,4 mg/kandungan vitamin C per tablet x berat vitamin C per tablet
14,4 mg/50 mg x 250 mg = 72 mg = 0,072 gram
Pembuatan stok vitamin C untuk 1 hari yaitu 0,072 gram vitamin C dilarutkan
dalam aquades sampai volumenya 8 ml. Adapun pemberian vitamin C adalah 1
ml/ekor. Menurut Donatus (1992) bahwa volume maksimal zat yang diberikan pada
tikus adalah 5 ml.
2) Dosis vitamin E ( menggunakan vitamin E serbuk )
1 mg = 1,49 IU (Linder 2006)
1 IU = 1/1,49 = 0,67 mg
Manusia = 120 IU/hari = 80 mg/hari
Tikus = 0,018 x 80 mg = 1,44 mg/hari
Pembuatan stok vitamin E selama 50 hari yaitu 1,44 mg x 8 tikus x 50 hari =
576 mg = 0,576 gram = 0,58 gram. 0,58 gram vitamin E dilarutkan dalam pelarut
vitamin E (minyak kelapa sawit non kolesterol) sampai volumenya 400 ml. Adapun
pemberian vitamin E sebanyak 1 ml/ ekor.
8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…
http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 30/43
18
3)
Lama waktu pemaparan allethrin dalam obat nyamuk elektrik adalah 8
jam/hari (Abubakar 2007).
3. Pelaksanaan penelitian
a. Membagi secara acak hewan percobaan secara acak 16 ekor tikus putih
menjadi 4 kelompok yang masing-masing terdiri dari 4 ekor.
b. Menimbang berat badan awal tikus dan menandai tikus putih dengan
asam pikrat.
c. Melaksanakan penelitian sesuai dengan matrik penelitian pada tabel I.
d. Perlakuan diberikan selama 45 hari dan diberi makan dan minum ad
libitum.
e.
Pemaparan allethrin dalam anti nyamuk elektrik diberikan mulai pukul
21.00 - 05.00 WIB, sedangkan antioksidan vitamin C dan E diberikan per
oral 1 x sehari.
f. Pada hari ke- 46 tikus diambil darahnya untuk mengukur kadar SGOT
dan SGPT. Kadar normal SGOT tikus adalah 45,7 - 80,8 IU/L dan kadar
normal SGPT tikus adalah 17,5 - 30,2 IU/L (Smith & Mangkoewidjojo
1988 ).
G. Metode Pengumpulan Data
Pengambilan darah tikus dilakukan dengan menggunakan mikrohematokrit
melalui pleksus retro orbitalis. Sampel darah dimasukkan ke dalam tabung reaksi
tanpa antikoagulan untuk mendapatkan serumnya. Tabung reaksi yang berisi darah
tanpa anti koagulan didiamkan selama 60 menit pada suhu kamar. Kemudian
disentrifuse dengan kecepatan 1500 rpm selama 15 menit. Cairan bening (serum) di
atas sel-sel darah yang menggumpal selanjutnya diambil dengan pipet mikro dan
dimasukkan ke dalam tabung ependorf. Kemudian dilakukan pengukuran kadar
SGOT dan SGPT dengan menggunakan reagen kit menurut metode photometric
systems.
Reagen SGOT terdiri dari reagen I : TRIS, L-aspartat, malat dehidrogenase,
laktat dehidrogenase dan reagen II : 2-oksoglutarat, NADH. Reagen SGPT terdiri
dari reagen I : TRIS, L-alanin, laktat dehidrogenase dan reagen II : 2-oksoglutarat,
NADH.
Cara Mengukur SGOT :
Dengan menggunakan kit SGOT kuvet I sebagai blanko diberi 100 mlakuades dan 1000 ml reagen I. Setelah dicampur dan diinkubasi 5 menit pada suhu
8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…
http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 31/43
19
37 ºC. Masing-masing kuvet dicampur ditambah 250 ml reagen II. Setelah tercampur
dan diinkubasi 1 menit pada suhu yang sama, ditentukan Optical density (OD) nya
dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 365 nm. Pembacaan OD diulang 3
kali dengan interval waktu 1 menit. Delta absorben / menit selanjutnya dikalikan
faktor konversi sebesar 3971 untuk mendapatkan kadar SGOT.
Cara mengukur SGPT :
Dengan menggunakan kit SGPT kuvet I sebagai blanko diberi 100 ml
akuades dan 1000 ml reagen I. Setelah dicampur dan diinkubasi 5 menit pada suhu
37 ºC. Masing-masing kuvet dicampur ditambah 250 ml reagen II. Setelah tercampur
dan diinkubasi 1 menit pada suhu yang sama, ditentukan Optical density (OD) nya
dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 365 nm. Pembacaan OD diulang 3
kali dengan interval waktu 1 menit. Delta absorben / menit selanjutnya dikalikan
faktor konversi sebesar 3971 untuk mendapatkan kadar SGPT.
H. Metode Analisis Data
Data yang diperoleh berupa kadar SGOT dan SGPT dianalisis secara statistik
dengan ANAVA satu arah pada taraf uji 5 %. Bila terdapat perbedaan akan
dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Adapun ringkasan ANAVA satu
arah adalah sebagai berikut :
Tabel 2 Ringkasan analisis varian (ANAVA) menurut Schefler (1987)
Sumber
varian
db JK KT FHit FTab
Perlakuan T-1 JKP KTP 5%
Galat T(t-1) JKG KTG
Total (r) (t)-1 JKT
KTP/KTG
Keterangan :Db : derajat kebebasan
JK : jumlah kuadrat
KT : kuadrat tengah
F : nilai frekuensi
t(1-1/2) : treatment
r : replikasi atau ulangan
Faktor koreksi
FK = N
X ∑ ∑2
)(
8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…
http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 32/43
20
Jumlah kuadrat (JK)
JKT = 2∑ ∑ ij X − FK
JKP = ∑ ∑ ∑
r
X i2)(
− FK
Kuadrat tengah (KT)
KTP =db
JKP
KTG =db
JKG
F hitung
Fhit =KTG
KTP
Selanjutnya untuk dapat menolak atau menerima hipotesis, maka Fhitung
yang telah diketahui harus dikonsultasikan dengan membandingkan nilai Fhitung
dengan Ftabel, sehingga kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
1.
Bila Fh > Ft = Signifikan Ho ditolak, Ha diterima
2. Bila Fh < Ft = tidak signifikan Ho diterima, Ha ditolak
Apabila perhitungan dengan uji ANAVA memiliki perbedaan signifikan
antara Fhit dengan Ftab maka perhitungan dilanjutkan uji BNT pada α 5%menggunakan rumus :
BNT α = t2
(1 1/ 2 )KTG
r α −
Selanjutnya selisih rata-rata pada setiap perlakuan dibandingkan dengan
harga BNT pada α 5%. Apabila nilai selisih rata-rata tersebut lebih besar dari BNT
pada α 5%, maka dapat disimpulkan bahwa kedua perlakuan tersebut berbeda.
8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…
http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 33/43
21
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Penelitian
Setelah pemberian vitamin C 1,8 mg, vitamin E 1,44 mg serta kombinasi
vitamin C 1,8 mg dan E 1,44 mg selama 45 hari, pada hari ke-46 dilakukan
pengukuran kadar SGOT dan SGPT dengan menggunakan spektrofotometer. Data
yang diperoleh yaitu kadar SGOT dan SGPT.
1. Kadar SGOT
Tabel 3 Rerata kadar SGOT
Kelompok Kadar SGOT (IU/L) Kisaran normal (IU/L)
I 88,7
II 69
III 50,5
IV 42
45,7 – 80,8*
*) Smith & Mangkoewidjojo 1988
Keterangan :
I : Kontrol
II : Vitamin C 1,8 mg
III : Vitamin E 1,44 mg
IV : Vitamin C 1,8 mg dan E 1,44 mg
Berdasarkan tabel 3, diketahui bahwa rerata kadar SGOT setelah pemberian
vitamin C 1,8 mg, vitamin E 1,44 mg serta kombinasi vitamin C 1,8 mg dan E 1,44
mg dengan dosis yang sama tiap kelompok cenderung berkurang. Untuk
memperjelas rerata kadar SGOT dari tabel 3, maka di bawah ini disajikan grafik
batangnya.
Grafik Rerata Kadar SGOT
88.7
69
50.5
42
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
I II III IV
Kelompok
K a d a r S G O T ( I U / L )
Gambar 8 Grafik batang rerata kadar SGOT (IU/L)
8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…
http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 34/43
22
Berdasarkan gambar 8, rerata kadar SGOT setelah perlakuan pemberian
vitamin C 1,8 mg, vitamin E 1,44 mg serta kombinasi vitamin C 1,8 mg dan E 1,44
mg cenderung berkurang. Berturut-turut dari kelompok I – IV adalah 88,7 IU/L, 69
IU/L, 50,5 IU/L, 42 IU/L. Untuk mengetahui apakah penurunan rerata tersebut ada
perbedaan antar kelompok, maka kadar SGOT dianalisis dengan ANAVA satu arah
pada taraf uji 5%.
Tabel 4 Hasil ANAVA kadar SGOT *)
FtabSumber varians db JK KT Fhit
5%
Perlakuan 3 5182,15 1727,38
Galat 12 615,75 51,31 33,66** 3,49
Total 15 5797,9
* ) Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3**) Signifikan / ada perbedaan pada taraf uji 5 %
Hasil perhitungan ANAVA satu arah menunjukkan bahwa Fhit ( 33,66) lebih
besar daripada Ftab ( 3,49 ), hal ini berarti bahwa pemberian antioksidan vitamin C
dan E berpengaruh secara nyata pada kadar SGOT tikus putih (p<0,05). Selanjutnya
untuk mengetahui perbedaan yang signifikan tiap kelompok, dilanjutkan uji BNT
pada taraf uji 5% dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Hasil uji lanjut BNT kadar SGOT *)
Kelompok Rerata I II III IVI 88,7 -
II 69 19,7** -
III 50,5 38,2** 18,5** -
IV 42 46,7** 27** 8,5ns -*) Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3**) Signifikan / berbeda nyata pada taraf uji 5 %ns
) Non signifikan / tidak berbeda nyata pada taraf uji 5 %
Berdasarkan tabel 5, diketahui bahwa hasil uji lanjut BNT kadar SGOT
kelompok I dengan kelompok II, III, IV berbeda nyata. Kelompok II dengan
kelompok III, IV berbeda nyata. Kelompok III dengan kelompok IV tidak berbeda
nyata.
2. Kadar SGPT
Tabel 6 Rerata kadar SGPT
Kelompok Kadar SGPT (IU/L) Kisaran normal (IU/L)
I 75
II 53
III 38
IV 22,5
17,5 – 30,2*
*) Smith & Mangkoewidjojo 1988
8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…
http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 35/43
23
Keterangan :
I : Kontrol
II : Vitamin C 1,8 mg
III : Vitamin E 1,44 mg
IV : Vitamin C 1,8 mg dan E 1,44 mg
Berdasarkan tabel 6, diketahui bahwa rerata kadar SGPT setelah pemberian
vitamin C 1,8 mg, vitamin E 1,44 mg serta kombinasi vitamin C 1,8 mg dan E 1,44
mg dengan dosis yang sama tiap kelompok cenderung berkurang. Untuk
memperjelas rerata kadar SGPT maka pada gambar 9 disajikan grafik batangnya.
Grafik Rerata Kadar SGPT
75
53
38
22.5
0
10
20
30
40
50
60
70
80
I II III IV
Kelompok
K a d a r S G P T ( I U / L )
Gambar 9 Grafik batang rerata kadar SGPT (IU/L)
Berdasarkan gambar 9, rerata kadar SGPT setelah perlakuan pemberian
vitamin C 1,8 mg, vitamin E 1,44 mg serta kombinasi vitamin C 1,8 mg dan E 1,44
mg cenderung berkurang. Pada kelompok I rerata kadar SGPTnya paling tinggi,
kemudian menurun dengan adanya vitamin C dan E sebagai antioksidan. Rerata
kadar SGPT berturut – turut dari kelompok I – IV adalah 75 IU/L, 53 IU/L, 38 IU/L,
22,5 IU/L. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan antar kelompok, selanjutnya
dianalisis dengan ANAVA satu arah pada taraf uji 5%.
Tabel 7 Hasil ANAVA kadar SGPT *)
FtabSumber varians db JK KT Fhit
5%
Perlakuan 3 6004,75 2001,58
Galat 12 422,25 35,18 56,89** 3,49
Total 15 6427,75* ) Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4
**) Signifikan pada taraf uji 5%
8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…
http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 36/43
24
Hasil perhitungan ANAVA satu arah menunjukkan bahwa Fhit ( 56,89 ) lebih
besar daripada Ftab ( 3,49 ), hal ini berarti bahwa pemberian antioksidan vitamin C
dan E berpengaruh secara nyata pada kadar SGPT tikus putih (p<0,05). Selanjutnya
untuk mengetahui perbedaan yang signifikan tiap kelompok, dilanjutkan uji BNT
pada taraf uji 5% dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8 Hasil uji lanjut BNT kadar SGPT *)
Kelompok Rerata I II III IV
I 75 -
II 53 22** -
III 38 37** 15** -
IV 22,5 52,5** 30,5** 15,5** -*) Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4**) Signifikan pada taraf uji 5%
Berdasarkan tabel 8, diketahui bahwa hasil uji lanjut BNT kadar SGPT
kelompok I dengan kelompok II, III, IV berbeda nyata. Kelompok II dengan
kelompok III, IV berbeda nyata. Kelompok III dengan kelompok IV berbeda nyata.
B. Pembahasan
Dalam penelitian ini digunakan tikus jantan, berumur 2-2,5 bulan, memiliki
berat 150 – 200 gram, dan pemilihannya dilakukan secara acak, sehingga dapat
diasumsikan bahwa sampel mempunyai kondisi yang sama pada awal percobaan.
Hasil ANAVA satu arah menunjukkan bahwa pemberian antioksidan vitamin C dan
E berpengaruh signifikan pada kadar SGOT (p<0,05) dan SGPT (p<0,05) tikus putih.
Dari hasil uji BNT diketahui bahwa kelompok I ( kelompok kontrol negatif
yang dipapar allethrin dalam anti nyamuk elektrik ) berbeda nyata dengan kelompok
II ( kelompok yang diberi antioksidan vitamin C 1,8 mg ), kelompok III (kelompok
yang diberi antioksidan vitamin E 1,44 mg ) dan kelompok IV (kombinasi vitamin C
1,8 mg dan E 1,44 mg ), dimana kadar SGOT dan SGPT lebih tinggi. Hal ini berarti
allethrin ( pyrethroid sintesis ) dalam anti nyamuk elektrik mengakibatkan kerusakan pada sel hati.
Allethrin ( pyrethroid sintesis ) masuk ke dalam tubuh secara inhalasi,
kemudian di dalam paru-paru akan diikat oleh membran alveolus. Adanya pertukaran
gas dalam paru-paru, allethrin akan diikat darah dan diedarkan ke seluruh sel tubuh
terutama di hati. Menurut Tomei et al. (1998) pyrethroid menyebabkan
penghambatan enzim mikrosom sel hati, sehingga dapat merusak salah satu jalan
detoksifikasi dasar tubuh dan berpotensi toksik. Menurut Miyamoto (1976)
pyrethroid I atau allethrin terdiri dari metabolit minor dan metabolit mayor.
8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…
http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 37/43
25
Metabolit minor yaitu chrysanthemumic acid dan allethrolone, sedangkan metabolit
mayor adalah yang dioksidasi pada kelompok metil pada acid moety atau pada
kelompok allyl pada allethrolone alcohol. Metabolit allethrin potensial toksik dan
bersifat radikal bebas. Menurut Dalimartha & Soedibyo (1998) diacu dalam Praptiwi
(2006) radikal bebas terbentuk di dalam tubuh akibat produk sampingan proses
metabolisme ataupun karena tubuh terpapar radikal bebas melalui pernapasan.
Adanya akumulasi metabolit – metabolit yang bersifat radikal bebas dalam tubuh
akan menyebabkan oxidative stress. Radikal bebas dalam jumlah berlebih di dalam
tubuh sangat berbahaya karena menyebabkan kerusakan sel, asam nukleat, protein
dan jaringan lemak. Perusakan sel oleh radikal bebas reaktif didahului oleh
kerusakan membran sel antara lain mengubah fluiditas, struktur dan fungsi membran
sel. Menurut Atessahin et al. (2005) produksi radikal bebas yang tidak seimbang,
akan menyebabkan kerusakan makromolekul termasuk protein, lipid dan DNA. Hal
ini sesuai dengan pendapat Jawi et al. (2007) adanya ketidakseimbangan antara
produksi radikal bebas (senyawa oksigen reaktif) dengan kemampuan pertukaran
antioksidan yang akan menimbulkan oxidative stress, yang dapat menimbulkan
kerusakan sel termasuk sel hati. Apabila terjadi kerusakan sel hati, enzim
aminotransferase yaitu SGOT (Serum Glutamic Oxaloasetic Transaminase) dan
SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase) dalam darah akan meningkat.
Menurut Wibowo et al. (2008) peningkatan kadar SGOT dan SGPT akan terjadi jika
adanya pelepasan enzim secara intraseluler kedalam darah yang disebabkan nekrosis
sel-sel hati atau adanya kerusakan hati secara akut. Menurut (Lu 1995) bila terjadi
kerusakan hati, enzim transaminase dilepaskan ke dalam darah dari sitosol dan
organel subsel seperti mitokondria, lisosom dan nukleus.
Hasil uji BNT terlihat bahwa kelompok II berbeda nyata dengan kelompok I,
dimana kadar SGOT dan SGPT cenderung berkurang. Hal ini menunjukkan bahwa
vitamin C mampu melindungi hepatosit dari radikal bebas dan mampu menetralisir
efek yang ditimbulkan allethrin dalam anti nyamuk elektrik. Menurut Suhartono et
al. (2007) vitamin C mampu berperan sebagai scavenger radikal bebas dan dapat
bereaksi dengan anion superoksida, radikal hidroksil dan peroksida lipid. Vitamin C
mampu menghambat pembentukan radikal superoksida, radikal hidroksil, radikal
peroksil, oksigen singlet dan hidrogen peroksida. Adanya pemberian vitamin C,
radikal bebas akibat allethrin dapat dinetralisir dan tak reaktif. Menurut Fessenden &Fessenden (1982) fenol-fenol, senyawa dengan suatu gugus – OH yang terikat pada
8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…
http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 38/43
26
karbon cincin aromatik merupakan antioksidan yang efektif, produk radikal bebas
akan terstabilkan dan tak reaktif. Vitamin C menyumbangkan atom hidrogen dari
gugus - OH ke dalam radikal bebas, sehingga radikal bebas akan stabil dan tak
reaktif. Menurut Praptiwi (2006) senyawa antioksidan akan menyerahkan satu atau
lebih elektronnya kepada radikal bebas sehingga dapat menghentikan kerusakan yang
disebabkan oleh radikal bebas. Hal inilah yang menyebabkan kadar SGOT dan SGPT
cenderung berkurang dibanding kelompok I.
Kelompok III berbeda nyata dengan kelompok I, dimana kadar SGOT dan
SGPT cenderung berkurang. Hal ini menunjukkan bahwa vitamin E mampu berperan
sebagai antioksidan dalam melindungi hepatosit dari radikal bebas dan menetralisir
efek yang ditimbulkan allethrin dalam anti nyamuk elektrik. Vitamin E berperan
sebagai antioksidan pemutus rantai reaksi dan antioksidan preventif. Vitamin E
berperan sebagai antioksidan preventif dengan menghambat tahap inisiasi
pembentukan, sedangkan antioksidan pemutus rantai reaksi dapat bereaksi dengan
rantai peroksil dan radikal alkoksil, sehingga akan menginbibisi pembentukan,
isomerasi, dan dekomposisi hidroperoksida. Adanya pemberian vitamin E, maka
radikal bebas akibat allethrin akan distabilkan dan tak reaktif. Menurut Praptiwi
(2006) senyawa antioksidan akan menyerahkan satu atau lebih elektronnya kepada
radikal bebas sehingga dapat menghentikan kerusakan yang disebabkan oleh radikal
bebas. Vitamin E akan menyerahkan atom H dari gugus - OH ke dalam radikal
bebas, sehingga radikal bebas akan stabil dan tak reaktif. Menurut Fessenden &
Fessenden (1982) fenol-fenol, senyawa dengan suatu gugus – OH yang terikat pada
karbon cincin aromatik merupakan antioksidan yang efektif, produk radikal bebas
akan terstabilkan dan tak reaktif. Hal inilah yang menyebabkan kadar SGOT dan
SGPT cenderung berkurang dibanding kelompok I.
Kelompok III tidak berbeda nyata dengan kelompok IV. Bila dilihat kadar
SGOT dan SGPT nya kelompok III lebih tinggi dibandingkan kelompok IV. Menurut
Smith ( 1988 ) kadar normal SGOT tikus adalah 45,7 - 80,8 IU/L dan kadar normal
SGPT tikus adalah 17,5 - 30,2 IU/L. Sehingga kadar SGOT pada kelompok III masih
dalam batas normal, meskipun kadar SGPT pada kelompok III belum normal.
Menurut Sadikin ( 2002 ) umumnya pada kerusakan hati yang menonjol ialah
kenaikan aktivitas SGPT. Dengan demikian sel hati pada kelompok III masih
mengalami kerusakan.
8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…
http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 39/43
27
Kelompok IV berbeda nyata dengan kelompok I, II, III, dimana kadar SGOT
dan SGPT cenderung berkurang. Hal ini menunjukkan vitamin C dan E bekerja
optimal dalam menetralisir efek yang ditimbulkan allethrin dalam anti nyamuk
elektrik. Adanya pemberian vitamin C dan E, radikal bebas (senyawa oksigen
reaktif) akibat allethrin dapat dinetralisir dan tak reaktif. Radikal bebas menjadi
stabil, sehingga tidak mengakibatkan kerusakan hepatosit. Menurut Fessenden &
Fessenden (1982) fenol-fenol, senyawa dengan suatu gugus – OH yang terikat pada
karbon cincin aromatik merupakan antioksidan yang efektif, produk radikal bebas
akan terstabilkan dan tak reaktif. Vitamin E merupakan antioksidan pemutus rantai
reaksi dan antioksidan preventif. Fenol atau gugus – OH yang terikat pada karbon
cincin aromatik vitamin E dimungkinkan merupakan antioksidan yang efektif.
Vitamin E menyumbangkan atom hidrogen dari gugus - OH ke dalam reaksi radikal
bebas. Sehingga produk radikal bebas akan terstabilkan dan tak reaktif.
Vitamin C merupakan antioksidan dan pengikat radikal bebas yang kuat dan
mencegah kerusakan yang ditimbulkan oleh superoksida, peroksida, radikal hidroksil
dan molekul oksigen singlet. Menurut Goodman (1994) vitamin C termasuk
antioksidan perusak ikatan yang mengikat radikal untuk menghentikan terbentuknya
radikal bebas dan reaksi propagasi berantai. Sama halnya vitamin E, fenol atau gugus
– OH pada vitamin C merupakan antioksidan yang efektif . Dengan demikian maka
vitamin C dan E berperan dalam menghambat reaksi oksidasi yang berlebihan dalam
tubuh dengan cara bertindak sebagai antioksidan.
8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…
http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 40/43
28
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A.
Simpulan
Dari hasil penelitian tentang aktivitas antioksidan vitamin C dan E pada kadar
SGOT dan SGPT serum darah tikus putih ( Rattus norvegicus) yang terpapar allethrin
dapat ditarik simpulan bahwa :
Pemberian antioksidan vitamin C dan E dapat menormalkan kadar SGOT dan SGPT
serum darah tikus putih yang terpapar allethrin.
B. Saran
Perlu dikaji secara lebih mendalam mengenai penggunaan dosis vitamin Cdan E yang efektif pada penelitian lanjutan.
8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…
http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 41/43
29
DAFTAR PUSTAKA
Abdollahi M, A Ranjbar, S Shadnia, S Nikfar, A Rezaie .2004.Pesticides and
Oxidative Stress.MedSciMonit:/pub/vol_10/no_6/4163/
Abubakar MG & LG Hassan. 2007. Toxicological Effects Of Some Mosquito Coils
Brands In Experimental Rats. The internet Journal of Toxicology Vol. 4:1-7
Anvita S, MK Srivastava, RB Raizada. 2006. Ninety Day Toxicity and One
Generation reproduction Study in Rats to Allethrin Based Liquid Masquito
Repellant. Journal of Toxicologycal Science Vol.31 (1) : 1-7
Atessahin A, S Yilmaz, I Karahan, I Pirincci, B Tasdemir. 2005. The Effects of
Vitamin E and Selenium on Cypermethrin Induced Oxidative Stress in Rats.
Turkey Journal Veteriner Animal Science Vol.29 : 385-391.
Beilschmidt DM . 1990. Toxicology and Environmental Fate of Synthetic
Pyrethroids. Journal of pesticide Reform v. 10.( 1 -16 )
Dellmann HD dan EM Brown. 1992. Buku Teks Histologi Veteriner . Penerjemah : R.
Hartono. Edisi Ketiga. Jakarta : Universitas Indonesia Press.
Donatus IA, D Suhardjono, Nurlaila, Sugiyanto, L Hakim, D Wahyono & Mulyono.
1992. Petunjuk Praktikum Toksikologi. Yogyakarta : Laboratorium
Farmakologi dan Toksikologi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada.
[EPA] Environtmental Protection Agency.2007. Reregistration Eligibility decision
For Allethrin. Prevention, Pesticides and Toxic Substances : Case No. 0437.
Fessenden RJ & JS Fessenden. 1982. Kimia Organik . Alih bahasa : Aloysius
Hadyana Pudjaatmaka. Edisi ketiga. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Gibson JM. 1995. Anatomi dan Fisiologi Modern untuk Perawat. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Gitawati R. 1995. Radikal Bebas, Sifat dan Peran Dalam Menimbulkan Kerusakan/
kematian Sel. Cermin Dunia Kedokteran No. 102 (33 – 36).
Goodman S. 1994. Vitamin C Generasi III . Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Guyton AC & JE Hall . 1997 . Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Alih bahasa :
Irawati Setiawan. Edisi Kesembilan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Hariyatmi, 2004. Kemampuan Vitamin E Sebagai Antioksidan terhadap Radikal
Bebas Pada Lanjut Usia. Jurnal MIPA UMS Vol 14. No. 1 (52-60).
8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…
http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 42/43
30
Jawi IM, DN Suprapta, IWP Sutirtayasa. 2007. Efek Antioksidan Ekstrak Umbi Jalar
Ungu Terhadap Hati Setelah Aktivitas Fisik Maksimal Dengan Melihat Kadar
ALT dan AST Pada Darah Mencit. Dexa Media No. 3 Vol.20 (103-106).
Junqueira LC & J Carneiro. 1997. Histologi Dasar . Alih Bahasa Jan Tambayong.
Jakarta : EGC.
Katsuda Y. 1982. Pyrethroids Research and Development Centennial in Japan.
Journal Pesticide Science , 7 : 317-327.
Lautan J. 1997. Radikal Bebas Pada Eritrosit dan Leukosit. Cermin Dunia
Kedokteran No. 116 (49 -52).
Lehninger AL. 1991. Dasar-dasar Biokimia Jilid I . Diterjemahkan oleh Maggy
Thenawidjaja. Jakarta : Erlangga.
. 1993. Dasar-dasar Biokimia Jilid II . Diterjemahkan oleh MaggyThenawidjaja. Jakarta : Erlangga.
Miyamoto J . 1976. degradation, Metabolism and Toxicity of Synthetic Pyrethroids.
Environmental Health Perspective Vol. 14 hal 15-28.
Kurniati E. 2007. Efek Hepatoprotektor Ekstrak Daun Sambiloto terhadap Struktur
Histologis Hati Tikus Putih yang Diinduksi CCl4 (Skripsi).Semarang : FMIPA
UNNES.
Linder MC. 2006. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. Jakarta : UI Press.
Lu FC . 1995 . Toksikologi Dasar . Terjemahan : Edi Nugroho, Edisi Kedua . Jakarta
: Universitas Indonesia.
Meyes PA, DK Granner, VW Rodwell & DW Martin. 1991 . Biokimia. Alih Bahasa
Iyan Darmawan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Naidu KA. 2003. Vitamin C In Human Health And Disease Is Still a Mystery.
Nutrition Journal Vol. 2:7doi:10.1186/1475-2891-2-7
Praptiwi, P dewi, M Harapini. 2006. Nilai Peroksida dan Aktivitas Anti RadikalBebas Diphenyl Picril Hydrazil Hydrate Ekstrak Metanol Knema laurina.
Majalah Farmasi Indonesia, 17(1) : 32-36.
Price SA dan LM Wilson. 1994. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit .
Alih bahasa : Peter Anugerah. Edisi Keempat. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Sadikin M. 2002. Biokimia Enzim. Jakarta : Penerbit Widya Medika Jakarta.
Schefler WC. 1987 . Statistik Untuk Biologi, Farmasi, Kedokteran, dan Ilmu yang
Bertautan. Bandung : Penerbit ITB.
8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…
http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 43/43
31
Smith JB & S Mangkoewidjojo. 1988. Pemeliharaan, Pembiakan dan Penggunaan
Hewan Percobaan di Daerah Tropis. Jakarta : Penerbit Universitas
Indonesia.
Suhartono E, H Fachir, B Setiawan. 2007. Stres Oksidatif Dasar dan Penyakit .
Banjarmasin : Pustaka Banua.
Tomei F, M Biagia, TP Baccolo, E Tomao, P Giuntoli & MV Rosati. 1998. Liver
Damage among Environmental Disinfestation Workers. Journal of
Occupational Health Vol. 40 : 193-197.
[WHO] World Health Organization. 2002. Allethrin. Geneva, World Health
Organization WHO Specification (WHO/742/TC).
. . 2005. Safety of Pyrethroid For Public Health Use. Geneva, World Health
Organization (WHO/CDS/WHOPES/GCDPP/2005.10).
Wibowo AW, L Maslachah & R. Bijanti. 2008. Pengaruh Pemberian Perasan Buah
Mengkudu ( Morinda citrifolia) terhadap Kadar SGOT dan SGPT Tikus
Putih( Rattus norvegicus) Diet Tinggi Lemak . Jurnal Veterineria Medika
Universitas Airlangga Vol. 1: 1- 5.
Wresdiyati T, M Astawan, D Fithriani, IKM Adnyane, S Novelina, dan S Aryani.
2007. Pengaruh Tokoferol Terhadap Profil Superoksida Dismutase dan
Malondialdehida Pada Jaringan Hati Tikus di Bawah Kondisi Stres. Jurnal
Veteriner : 202-209.