biologi==aktivitas antioksidan vitamin c dan e pada kadar sgot dan sgpt serum darah tikus putih yang...

43
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YANG TERPAPAR ALLETHRIN skripsi disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sain Biologi Oleh Brillian Sonny Widyatmoko 4450404009 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2009

Upload: resi

Post on 05-Jul-2018

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YANG TERPAPAR ALLETHRIN

8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…

http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 1/43

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA

KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH

YANG TERPAPAR ALLETHRIN

skripsi

disusun sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Sain Biologi

Oleh

Brillian Sonny Widyatmoko

4450404009

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2009

Page 2: Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YANG TERPAPAR ALLETHRIN

8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…

http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 2/43

  PENGESAHAN

Skripsi dengan judul :

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN

SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YANG TERPAPAR ALLETHRIN

Telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang pada,

Hari : Senin

Tanggal : 19 Januari 2009

Panitia Ujian

Ketua Sekretaris

Drs. Kasmadi Imam S, M.S Dra. Aditya Marianti, M.Si

 NIP. 130781011 NIP. 132046851

Penguji Utama,

drh. Wulan Christijanti, M.Si.

 NIP. 132149437

Anggota Penguji / Anggota Penguji/

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Aditya Marianti, M.Si. Drs. Supriyanto, M.Si

 NIP. 132046851 NIP. 130781015

iii

Page 3: Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YANG TERPAPAR ALLETHRIN

8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…

http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 3/43

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi saya yang berjudul

”Aktivitas Antioksidan Vitamin C dan E Pada Kadar SGOT dan SGPT Serum Darah

Tikus Putih Yang Terpapar Allethrin” disusun berdasarkan hasil penelitian saya

dengan arahan dosen pembimbing. Sumber informasi atau kutipan yang berasal atau

dikutip dari karya yang diterbitkan telah disebutkan dalam teks atau dicantumkan

dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Skripsi ini belum pernah diajukan

untuk memperoleh gelar dalam program sejenis di perguruan tinggi manapun.

Semarang, 15 Januari 2009

Brillian Sonny W

  4450404009

ii

Page 4: Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YANG TERPAPAR ALLETHRIN

8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…

http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 4/43

 

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan

rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “Aktivitas Antioksidan Vitamin C dan E Pada Kadar SGOT dan

SGPT Serum Darah Tikus Putih Yang Terpapar Allethrin”. Segala hambatan,

tantangan, dan kemudahan merupakan nikmat tersendiri sebagai pengalaman dan

 pembelajaran batin yang tiada terkira bagi penulis.

Sebagai manusia biasa yang banyak kekurangan, penulis menyadari bahwa

skripsi ini masih jauh dari sempurna. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak

mungkin tersusun dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak yang

dengan ikhlas telah merelakan waktu, tenaga, pikiran dan materi demi membantu

 penulis dalam menyusun skripsi ini. Untuk itu, dengan sagala kerendahan hati

 penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1.  Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan

menyelesaikan studi strata I Jurusan Biologi FMIPA UNNES

2. 

Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah memberi ijin untuk

melaksanakan penelitian dalam penyusunan skripsi

3. 

Ketua Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang yang telah

memberikan kemudahan administrasi dalam penyusunan skripsi.

4.  Dra. Aditya Marianti, M.Si., Dosen Pembimbing I yang telah banyak

memberikan pengarahan dan bimbingan skripsi serta dorongan dengan penuh

kesabaran dalam menyusun skripsi.

5. 

Drs. Supriyanto, M.Si., Dosen Pembimbing II yang telah banyak memberikan

 pengarahan dan bimbingan skripsi serta dorongan dengan penuh kesabaran dalam

menyusun skripsi.

6.  drh. Wulan Christijanti, M.Si., Dosen Penguji yang telah dengan sabar

memberikan bimbingan dan arahan penulis dalam menyusun skripsi

7.  dr. Nugrahaningsih WH., Dosen Wali yang telah memberi motivasi dan

membimbing dalam menempuh perkuliahan.

8.  Dra. Amin Retnoningsih, M.Si., Kepala Laboratorium Jurusan Biologi yang

memberi izin penggunaan fasilitas laboratorium.

9. 

Bapak dan ibu dosen Jurusan Biologi FMIPA UNNES yang telah memberikan banyak ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

v

Page 5: Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YANG TERPAPAR ALLETHRIN

8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…

http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 5/43

 

10. 

Pegawai laboratorium jurusan biologi yang membantu penelitian : Mbak Tika,

Mbak Fitri, Pak Solikin, Pak Ngatiman dan lainnya yang tidak dapat disebutkan

satu-persatu, atas bantuan baik berupa sarana maupun tenaga selama penulis

melakukan penelitian untuk skripsi ini.

11. Bapak dan ibu yang telah banyak mencurahkan bantuan moril maupun materiil.

12. Teman-teman 1 team penelitian yang telah membantu dalam penelitian : Linarno,

Arya dan Nining.

13. Teman-teman ”Pure Bio ’04” dan seluruh mahasiswa Biologi Unnes angkatan

2004 atas kebersamaan, kerjasama, keceriaan dan semangat dalam belajar.

Selamat berjuang dan tetap semangat.

14. 

Keluarga besar kost “Gang Senyum, Gang Rambutan, Gang Mangga”  atas

kebersamaan, keceriaan, dukungan dan semangat kepada penulis

15. Sahabat-sahabatku : Tirta, Asep, Sukhri, atas kebersamaan, keceriaan, dukungan

dan semangat kepada penulis.

16. Semua pihak yang telah berkenan membantu penulis selama penelitian dan

 penyusunan skripsi ini baik moril maupun materiil, yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu.

Tidak ada sesuatupun yang dapat penulis berikan kecuali ucapan terima kasih

dan untaian doa setulus hati, ”Semoga segala amal kebaikan yang telah diberikan

 berbagai pihak kepada penulis mendapatkan imbalan dari Allah SWT”. Akhirnya

 penulis mengharapkan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan

 para pembaca pada umumnya.

Semarang, 15 Januari 2009

Penulis

Brillian Sonny W.

vi

Page 6: Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YANG TERPAPAR ALLETHRIN

8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…

http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 6/43

ABSTRAK

Widyatmoko, Brillian Sonny. 2009. Aktivitas Antioksidan Vitamin C dan E

Pada Kadar SGOT dan SGPT Serum Darah Tikus Putih Yang Terpapar

Allethrin. Skripsi, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang.

Dra. Aditya Marianti, M.Si dan Drs. Supriyanto, M.Si.

 Allethrin merupakan salah satu golongan pyrethroid sintesis yang banyak

digunakan dalam bahan anti nyamuk. Pyrethroid  menyebabkan penghambatan enzim

mikrosom sel hati, berpotensi toksik dan menyebabkan peroksidasi lipid pada sel

hati. Apabila terjadi kerusakan hati, maka SGOT (Serum Glutamic Oxaloasetic

Transaminase) dan SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase)  dalam darah

akan meningkat.Vitamin C dan E merupakan antioksidan yang berperan sebagai

 pereduksi radikal bebas dan mencegah oksidasi peroksidasi asam lemak tidak jenuh.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aktivitas antioksidan

vitamin C dan E pada kadar SGOT dan SGPT serum darah tikus putih yang terpapar

allethrin.Penelitian ini menggunakan desain  post test randomized control design.

Populasi yang digunakan adalah tikus putih jantan yang terpapar allethrin 8 jam/ hari

selama 45 hari. Sampel yang digunakan yaitu 16 tikus putih jantan yang terbagi

menjadi 4 kelompok yaitu kelompok I kontrol, II dengan perlakuan vitamin C 1,8

mg, III vitamin E 1,44 mg dan IV mendapatkan vitamin C 1,8 mg dan E 1,44 mg.

Perlakuan diberikan selama 45 hari. Pengambilan serum darah pada hari ke- 46

kemudian dilakukan pengukuran kadar SGOT dan SGPT. Data yang diperoleh

 berupa kadar SGOT dan SGPT dianalisis dengan ANAVA dan dilanjutkan dengan

uji BNT.

Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kadar SGOT dan SGPT cenderung

menurun. Hasil ANAVA satu arah menunjukkan bahwa pemberian antioksidan

vitamin C dan E berpengaruh signifikan pada kadar SGOT dan SGPT (p<0,05) tikus

 putih. Hasil uji BNT menunjukkan bahwa rata-rata kadar SGOT masing-masing

 perlakuan menunjukkan perbedaan yang nyata kecuali pada kelompok III dengan

IV.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa antioksidan vitamin C dan E

dapat menormalkan kadar SGOT dan SGPT serum darah tikus putih yang terpapar

allethrin.

Kata kunci : antioksidan, kadar SGOT dan SGPT, allethrin

iv

Page 7: Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YANG TERPAPAR ALLETHRIN

8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…

http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 7/43

 

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI....................................................... ii

PENGESAHAN............................................................................................ iii

ABSTRAK.................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR .................................................................................. v

DAFTAR ISI ................................................................................................ vii

DAFTAR TABEL......................................................................................... ixDAFTAR GAMBAR .................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xi

BAB I. PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang ......................................................................... 1

B.  Permasalahan .......................................................................... 3

C.  Penegasan Istilah...................................................................... 3

D. 

Tujuan Penelitian ..................................................................... 3

E.  Manfaat Penelitian ................................................................... 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A.  Tinjauan Pustaka ................................................................ ..... 4

B. 

Kerangka Berpikir...................................................................... 14

C.  Hipotesis .................................................................................... 14

BAB III. METODE PENELITIAN

A. 

Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 15

B.  Populasi dan Sampel ................................................................ 15

C.  Variabel Penelitian ................................................................... 15

D.  Rancangan Penelitian ............................................................... 15

E.  Alat dan Bahan ........................................................................ 16

F. 

Prosedur Penelitian .................................................................. 17

G.  Metode Pengumpulan Data ...................................................... 18

H. 

Metode Analisis Data .............................................................. 19

vii

Page 8: Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YANG TERPAPAR ALLETHRIN

8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…

http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 8/43

 

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. 

Hasil Penelitian ....................................................................... 21

B.  Pembahasan ............................................................................. 24

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

A.  Simpulan .................................................................................. 28

B.  Saran......................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 29

LAMPIRAN.................................................................................................. 32

viii

Page 9: Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YANG TERPAPAR ALLETHRIN

8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…

http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 9/43

DAFTAR TABEL

Halaman

1.  Matrik penelitian .................................................................................... 16

2.  Ringkasan ANAVA menurut Schefler (1987) ....................................... 19

3.  Rerata kadar SGOT................................................................................ 21

4.  Hasil ANAVA kadar SGOT................................................................... 22

5.  Hasil uji lanjut BNT SGOT ................................................................... 22

6. 

Rerata kadar SGPT................................................................................. 22

7.  Hasil ANAVA kadar SGPT................................................................... 23

8.  Hasil uji lanjut BNT kadar SGPT .......................................................... 24

ix

Page 10: Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YANG TERPAPAR ALLETHRIN

8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…

http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 10/43

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1.  Struktur dasar dari lobulus hati ................................................................ 5

2.  Reaksi yang dikatalisis enzim transaminase ............................................ 7

3.  Siklus krebs.............................................................................................. 8

4.  Struktur kimia allethrin ............................................................................ 9

5.  Struktur kimia vitamin C........................................................................ 11

6.  Struktur kimia vitamin E........................................................................ 12

7. 

Bagan aktivitas vitamin C dan E dalam menurunkan

kadar SGOT dan SGPT serum darah tikus putih ................................... 14

8.  Grafik batang rerata kadar SGOT .......................................................... 21

9.  Grafik batang rerata kadar SGPT........................................................... 23

x

Page 11: Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YANG TERPAPAR ALLETHRIN

8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…

http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 11/43

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1.  Tabel konversi dosis antar hewan .......................................................... 32

2.  Tabel hasil analisis kadar SGOT dan SGPT tikus putih ........................ 33

3.  Data kadar SGOT dan analisis statistiknya............................................ 34

4.  Data kadar SGPT dan analisis statistiknya ............................................ 38

5.  Dokumentasi penelitian.......................................................................... 42

6.  Surat keterangan penelitian .................................................................... 46

xi

Page 12: Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YANG TERPAPAR ALLETHRIN

8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…

http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 12/43

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1.  Tabel konversi dosis antar hewan .......................................................... 32

2.  Tabel hasil analisis kadar SGOT dan SGPT tikus putih ........................ 33

3.  Data kadar SGOT dan analisis statistiknya............................................ 34

4.  Data kadar SGPT dan analisis statistiknya ............................................ 38

5.  Dokumentasi penelitian.......................................................................... 42

6. 

Surat keterangan penelitian .................................................................... 46

xi

Page 13: Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YANG TERPAPAR ALLETHRIN

8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…

http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 13/43

  1

BAB I

PENDAHULUAN

A. 

Latar Belakang

Berbagai macam merk produk anti nyamuk telah beredar luas di pasaran

dalam negeri. Bahan aktif yang ditemukan dalam anti nyamuk antara lain :

dichlorvos,  propoxur,  pyrethroid , dan diethyltoluamide  serta bahan kombinasi dari

ketiganya. Anti nyamuk memberikan keuntungan bagi manusia, baik dari segi praktis

maupun kenyamanannya. Namun penggunaan anti nyamuk juga dirasakan

mempunyai efek yang merugikan. Salah satu jenis bahan anti nyamuk yang banyak

digunakan adalah  pyrethroid . Pyrethroid   dapat menyebabkan karsinogen dankerusakan pada sistem saraf, kulit maupun organ reproduksi (WHO 2005). Selain itu

Pyrethroid  juga dapat menghambat pertumbuhan, pembesaran hati, dan peningkatan

aktivitas enzim di hati (Beilschmidt 1990).

Pyrethroid  mengalami metabolisme dengan dihidrolisis sitokrom P-450 pada

hati (WHO 2005). Pyrethroid  menyebabkan penghambatan enzim mikrosom sel hati

melalui persaingan ditempat pengikatan sitokrom P-450. Adanya penghambatan

enzim mikrosom pada sel hati, dapat merusak salah satu jalan detoksifikasi dasar

tubuh pada metabolisme endogen dan eksogen. Sehingga berpotensi menghasilkan

efek toksik (Tomei et al. 1998).

Pyrethroid   mempunyai efek pada hati, menyebabkan penghambatan

komunikasi intersel, penurunan kadar glutation pada sel hati, penghambatan respirasi

 pada mitokondria, menyebabkan peroksidasi lipid mikrosom pada sel hati (Tomei et

al. 1998). Recknagel et al.  (1982), diacu dalam Lu (1995) mengemukakan bahwa

 peroksidasi lipid mikrosom menyebabkan penekanan pada pompa Ca2+ mikrosom

yang mengakibatkan gangguan awal homeostasis Ca2+ sel hati, sehingga dapat

menyebabkan kematian sel. 

Turunan  pyrethroid yang sering dijumpai di pasaran dalam anti nyamuk

elektrik adalah allethrin. Allethrin merupakan salah satu golongan pyrethroid

sintesis,  Allethrin  memiliki rumus molekul C19H26O3  dan memiliki 8 stereoisomer

(WHO 2002).  Allethrin dapat masuk ke dalam tubuh secara inhalasi, melalui kulit

dan mulut. Adanya allethrin di dalam tubuh dapat menimbulkan gangguan kesehatan

Page 14: Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YANG TERPAPAR ALLETHRIN

8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…

http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 14/43

  2

 bahkan menimbulkan kerusakan dan toksisitas pada sistem saraf dan hati (EPA

2007).

Hati merupakan organ tubuh yang rentan terhadap pengaruh berbagai zat atau

senyawa kimia, karena hati merupakan tempat yang memetabolisir berbagai senyawa

yang masuk ke dalam tubuh. Kerusakan hati dapat terjadi karena adanya infeksi

mikroorganisme, keracunan obat-obatan dan zat kimia lainnya (Gibson 1995).

Kerusakan hati juga disebabkan adanya ketidakseimbangan antara produksi senyawa

oksigen reaktif dengan kemampuan pertukaran antioksidan yang akan menimbulkan

oxidative stress, yang dapat menimbulkan kerusakan sel termasuk sel hati (Jawi et al.

2007). Dua macam enzim aminotransferase yang sering digunakan dalam diagnosis

klinik kerusakan hati adalah Aspartat Aminotransferase  (AST) yang disebut SGOT

(Serum Glutamic Oxaloasetic Transaminase) dan  Alanin Aminotransferase  (ALT)

yang juga disebut SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase)  (Meyes et al.

1991). Peningkatan kadar SGOT dan SGPT akan terjadi jika adanya pelepasan enzim

secara intraseluler kedalam darah yang disebabkan nekrosis sel-sel hati atau adanya

kerusakan hati secara akut (Wibowo et al. 2008 ).

Antioksidan merupakan zat yang dapat menetralkan radikal bebas, atau suatu

 bahan yang berfungsi mencegah sistem biologi tubuh dari efek yang merugikan yang

timbul dari proses ataupun reaksi yang menyebabkan oksidasi yang berlebihan

(Hariyatmi 2004). Sebagai contoh antioksidan yaitu vitamin C dan E. Vitamin E

merupakan antioksidan yang berperan dalam mencegah oksidasi dan peroksidasi

asam lemak tidak jenuh dan fosfolipid membran (Linder 2006). Vitamin C berperan

sebagai pereduksi radikal bebas dan dapat langsung bereaksi dengan peroksidasi

lipid (Suhartono et al. 2007). 

Atas dasar uraian di atas, perlu dilakukan penelitian tentang aktivitas

antioksidan vitamin C dan E pada kadar SGOT dan SGPT serum darah tikus putih

yang terpapar allethrin.

Page 15: Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YANG TERPAPAR ALLETHRIN

8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…

http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 15/43

  3

B.  Permasalahan

Permasalahan yang muncul dalam penelitian ini adalah apakah aktivitas

antioksidan vitamin C dan E berpengaruh pada kadar SGOT dan SGPT serum darah

tikus putih yang terpapar allethrin?

C.  Penegasan Istilah

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda dan memudahkan pemahaman

 perlu dijelaskan istilah-istilah sebagai berikut :

1.  Antioksidan

Antioksidan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah zat yang dapat

menetralkan radikal bebas. Dalam penelitian ini, antioksidan yang digunakan

adalah vitamin C dan E.

2.  SGOT (Serum Glutamic Oxaloasetic Transaminase) dan SGPT (Serum Glutamic

Pyruvic Transaminase) 

SGOT dan SGPT yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sekelompok enzim

yang bekerja sebagai katalisator dalam proses pemindahan gugus amino dari

suatu asam alfa amino kepada suatu asam alfa keto. SGOT dan SGPT digunakan

sebagai indikator kerusakan hati. Dalam penelitian ini, kadar SGOT dan SGPT

(satuan IU/L) diukur dengan spektrofotometer.

3.  Allethrin

Allethrin yang dimaksud dalam penelitian ini adalah zat aktif turunan dari

 pyrethroid  yang terdapat dalam anti nyamuk elektrik.

D.  Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aktivitas antioksidan

vitamin C dan E pada kadar SGOT dan SGPT serum darah tikus putih yang terpapar

allethrin.

E.  Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan informasi kepada

masyarakat tentang manfaat antioksidan vitamin C dan E yang diduga dapat

mengurangi efek negatif dari penggunaan allethrin dalam anti nyamuk elektrik.

Page 16: Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YANG TERPAPAR ALLETHRIN

8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…

http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 16/43

  4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. 

Tinjauan Pustaka

1.  Hati

Hati merupakan organ terbesar dan secara metabolisme paling kompleks di

dalam tubuh (Lu 1995). Organ hati terletak dalam rongga abdomen di bawah

diafragma. Unsur struktural utama hati adalah sel-sel hati atau hepatosit. Sel-sel ini

 berkelompok dalam lempeng-lempeng yang saling berhubungan sedemikian rupa,

membentuk bangunan yang disebut lobulus hati (Junqueira dan Carneiro 1997).

Dasar unit fungsional hati adalah lobulus hati. Lobulus hati terdiri dari

 banyak lempeng-lempeng sel hati. Diantara lempengan sel hati terdapat kapiler-

kapiler yang dinamakan sinusoid, yang merupakan cabang dari vena porta dan arteria

hepatika (Price dan Wilson 1994). Sinusoid vena dibatasi oleh dua jenis sel yaitu sel

endotel dan sel kupffer besar yang merupakan sel retikuloendotel yang mampu

memfagositosis bakteri dan benda asing lain dalam darah. Sel kupffer dapat

memfagosit 99% bakteri dalam darah vena porta (Guyton dan Hall 1997). Sel kupffer

mempunyai sifat sitologis yang nyata seperti vakuola yang jernih, lisosom dan REGyang terbesar diseluruh sitoplasma yang membedakan mereka dari sel-sel endotel

(Junqueira dan Carneiro 1997).

Hati memiliki dua sumber suplai darah, dari saluran cerna dan limpa melalui

vena porta dan dari aorta melalui vena hepatika. Vena porta membawa darah penuh

makanan yang diserap dari usus dan organ tertentu, sedangkan arteria hepatika

memberi darah pada sel-sel hati dengan darah bersih yang membawa oksigen.

Cabang-cabang dari kedua pembuluh darah tersebut mengikuti jaringan ikat

interlobularis didaerah portal (Dellmann dan Brown 1992).

Page 17: Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YANG TERPAPAR ALLETHRIN

8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…

http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 17/43

  5

 Gambar 1 Struktur dasar dari lobulus hati (Guyton dan Hall 1997)

Menurut Lu (1995) hepatosit (sel parenkim hati) merupakan sebagian besar

organ yang bertanggungjawab terhadap peran sentral hati dalam metabolisme. Selain

merupakan organ parenkim yang berukuran terbesar, hati juga menduduki urutan

 pertama dalam hal banyaknya kerumitan dan ragam dari fungsinya. Fungsi dari hati

( Soemohardjo 1983, diacu dalam Kurniati 2007 ) dalam garis besarnya dapat dibagi

menjadi 4 macam, yaitu :

1.  fungsi vaskuler ; untuk menimbun dan melakukan filtrasi darah.

2.  fungsi sekretorik dan ekskretorik ; mensekresi empedu dan mengekskresikannya

ke dalam usus. Hati mengekskresi zat-zat yang berasal dari dalam sel hati

misalnya bilirubin, kolesterol, garam empedu dan sebagainya ke dalam empedu.

Di samping itu ke dalam empedu juga diekskresikan zat-zat yang berasal dari

luar tubuh misalnya logam-logam berat, beberapa macam zat warna (termasuk

BSP) dan sebagainya.

3.  fungsi metabolik : untuk metabolisme dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin,

dan juga untuk memproduksi tenaga.

4.  fungsi pertahanan tubuh : hati merupakan suatu alat tubuh tempat dilakukan

detoksifikasi dari bahan-bahan beracun yang dilakukan dengan jalan konjugasi,

reduksi, metilasi, asetilasi, oksidasi, dan hidroksilasi. Detoksifikasi dilakukan

dengan berbagai proses yang dilakukan oleh enzim-enzim hati terhadap zat-zat

 beracun , baik yang masuk dari luar maupun yang dihasilkan oleh tubuh sendiri.

Page 18: Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YANG TERPAPAR ALLETHRIN

8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…

http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 18/43

  6

Melalui proses detoksifikasi, zat berbahaya akan diubah menjadi zat yang secara

fisiologis tidak aktif.

Hati merupakan tempat terjadinya biosintesis sebagian protein plasma darah

(Lehninger 1991). Selain sintesis protein plasma, hati juga mensintesis berbagai

macam enzim yang sebagian besar berbentuk protein diantaranya enzim

aminotransferase  yaitu  Aspartat Aminotransferase  (AST) yang disebut SGOT dan

 Alanin Aminotransferase  (ALT) yang juga disebut SGPT. Hati mempunyai

kemampuan regenerasi yang mengagumkan. Kehilangan jaringan hati akibat kerja

zat-zat toksik atau pembedahan memacu suatu mekanisme dimana sel-sel hati mulai

membelah dan hal ini akan terus berlangsung sampai perbaikan massa jaringan

semula tercapai. Pada tikus, hati dapat meregenerasi kehilangan 75% beratnya dalam

satu bulan (Junqueira dan Carneiro 1997).

2.  SGOT (Serum Glutamic Oxaloasetic Transaminase) dan SGPT (Serum

Glutamic Pyruvic Transaminase) 

Adanya enzim-enzim pelaku detoksifikasi pada hati menyebabkan enzim-

enzim tersebut dapat digunakan sebagai parameter kerusakan hati. Dua macam

enzim aminotransferase yang sering digunakan dalam diagnosis klinik kerusakan sel

hati adalah Aspartat Aminotransferase (AST) yang disebut SGOT (Serum Glutamic

Oxaloasetic Transaminase) dan  Alanin Aminotransferase  (ALT) yang juga disebut

SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase ) (Meyes et al. 1991). Transaminase 

atau aminotransferase  adalah sekelompok enzim yang bekerja sebagai katalisator

dalam proses pemindahan gugus amino dari suatu asam alfa amino kepada suatu

asam alfa keto (Sadikin 2002). Transaminase termasuk enzim plasma non fungsional

dengan tidak melakukan fungsi fisiologik di dalam darah. Kehadiran transaminase

dalam plasma pada kadar di atas nilai normal memberi dugaan suatu peningkatan

kecepatan kerusakan jaringan (Meyes et al. 1991). Peningkatan kadar SGOT dan

SGPT akan terjadi jika adanya pelepasan enzim secara intraseluler kedalam darah

yang disebabkan nekrosis sel-sel hati atau adanya kerusakan hati secara akut

(Wibowo et al. 2008 ). Kadar normal SGOT tikus adalah 45,7 - 80,8 IU/L dan kadar

normal SGPT tikus adalah 17,5 - 30,2 IU/L (Smith & Mangkoewidjojo 1988 ).

Page 19: Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YANG TERPAPAR ALLETHRIN

8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…

http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 19/43

  7

 

Gambar 2 Reaksi yang dikatalisis enzim transaminase (Lehninger 1993)

SGOT mengkatalis pemindahan gugus amino asam aspartat ke asam alfa

ketoglutarat, membentuk asam glutamat dan oksaloasetat. Sedangkan SGPT

mengkatalis pemindahan gugus amino alanin ke asam alfa ketoglutarat, membentuk

asam piruvat dan asam glutamat (Meyes et al. 1991). Selanjutnya asam piruvat

mengalami dekarboksilasi oksidatif menjadi asetil-KoA. Asetil-KoA memasuki

siklus krebs.

Page 20: Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YANG TERPAPAR ALLETHRIN

8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…

http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 20/43

Page 21: Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YANG TERPAPAR ALLETHRIN

8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…

http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 21/43

  9

mitokondria. Selain di hati, SGOT terdapat juga di jantung, otot rangka, otak dan

ginjal. Peningkatan kedua enzim selular ini terjadi akibat pelepasan ke dalam serum

ketika jaringan mengalami kerusakan. Pada kerusakan hati yang disebabkan oleh

keracunan atau infeksi, kenaikan aktivitas SGOT dan SGPT dapat mencapai 20-100x

harga batas normal tertinggi. Umumnya pada kerusakan hati yang menonjol ialah

kenaikan aktivitas SGPT (Sadikin 2002).

3.  Allethrin

Pyrethroid   merupakan salah satu kelompok insektisida racun kelas

menengah. Pyrethroid sintesis meliputi alletrin, resmethrin, d-phenothrin, dan

tethrametrin (Anvita et al. 2006). Pyrethroid  sintesis dapat menyebabkan karsinogen

dan toksisitas pada kulit maupun organ reproduksi (WHO 2005). Pyrethroid dapat

menginduksi terjadinya stres oksidatif dan berpengaruh pada beberapa organ,

 jaringan dan sel seperti : hati, otak, ginjal dan eritrosit (Abdollahi et al. 2004).

Pyrethroid diduga campuran dengan  piperonyl butoxide , yang dapat mempertinggi

efek dari bahan aktif tersebut (Frederick 2005).

 Allethrin  adalah zat aktif yang merupakan senyawa turunan dari pyrethroid

yang terdapat dalam racun anti nyamuk. Zat ini digunakan secara komersial pada

racun pembunuh nyamuk yang memiliki resiko dapat menyebabkan histopatologi

organ-organ vital (Anvita et al. 2006).

 Allethrin diekstrak dari bunga chrysanthemum.Allethrin memiliki nama

kimia 3-allyl-2-methyl-4-oxo-cyclopent-2-enyl-(1R)-cis,trans-chrysanthemate (WHO

2002). Allethrin dapat masuk dalam tubuh melalui 3 cara : termakan atau terminum

lewat makanan yang tercemar, terserap melalui kulit dan dihirup dalam bentuk gas/

uap. Toksisitas allethrin dalam tubuh dapat menyebabkan efek kronik meliputi

kanker, dan efek pada reproduksi (EPA 2007).

.

Gambar 4 Struktur kimia allethrin (Miyamoto 1976)

 Allethrin dalam anti nyamuk elektrik akan masuk melalui inhalasi kemudian

di dalam paru-paru akan diikat oleh membran alveolus. Adanya pertukaran gas

Page 22: Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YANG TERPAPAR ALLETHRIN

8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…

http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 22/43

  10

dalam paru-paru, allethrin akan diikat oleh darah dan diedarkan ke seluruh sel tubuh

terutama di jaringan adiposa, hati, ginjal dan sistem saraf. Pyrethroid   lebih

hidrofobik daripada insektisida kelas lainnya dan ciri ini mengindikasikan bahwa

 pyrethroid   melakukan aksi pengikatan pada membran sel (Atessahin 2005).

Metabolisme pyrethroid melalui oksidasi, hidrolisis dan konjugasi, tergantung

struktur kimia masing - masing. Jalur oksidasi pada metabolisme dengan

mengoksidasi kelompok trans-methyl  menjadi kelompok carboxyl  pada isobutenyl

moiety chrysanthemic acid (Katsuda 1982). 

Pyrethroid  akan mengalami metabolisme dengan dihidrolisis dan melibatkan

sitokrom P-450 pada hati (WHO 2005). Pyrethroid dapat menyebabkan kerusakan

dan toksisitas pada sistem saraf dan hati (EPA 2007). Pyrethroid   menyebabkan

 penghambatan enzim mikrosom sel hati melalui persaingan ditempat pengikatan

sitokrom P-450. Adanya penghambatan enzim mikrosom pada sel hati, dapat

merusak salah satu jalan detoksifikasi dasar tubuh pada metabolisme endogen dan

eksogen. Sehingga berpotensi menghasilkan efek toksik (Tomei et al. 1998).

Pyrethroid   mempunyai efek pada hati, menyebabkan penghambatan

komunikasi intersel, penurunan kadar glutation pada sel hati, penghambatan respirasi

 pada mitokondria, menyebabkan peroksidasi lipid mikrosom pada sel hati (Tomei et

al. 1998). Recknagel et al  (1982), diacu dalam Lu (1995) mengemukakan bahwa

 peroksidasi lipid mikrosom menyebabkan penekanan pada pompa Ca2+ mikrosom

yang mengakibatkan gangguan awal homeostasis Ca2+ sel hati. Sehingga dapat

menyebabkan kematian sel.

4. 

Antioksidan

Antioksidan merupakan zat yang dapat menetralkan radikal bebas (Hariyatmi

2004). Radikal bebas adalah suatu atom, gugus atom atau molekul yang memiliki

satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan pada orbital paling luar (Gitawati

1995). Radikal bebas sangat diperlukan bagi kelangsungan beberapa proses fisiologis

dalam tubuh, terutama untuk transportasi  elektron. Namun, radikal bebas yang

 berlebihan dapat membahayakan tubuh (Wresdiyati et al. 2007). Kerusakan sel

akibat molekul radikal bebas dapat terjadi bila kemampuan mekanisme pertahanan

tubuh sudah dilampaui atau menurun. Radikal bebas bersifat sangat reaktif, dapat

menimbulkan perubahan kimiawi dan merusak berbagai komponen sel hidup seperti

 protein, gugus tiol non-protein, lipid, karbohidrat, nukleotida (Gitawati 1995).Mekanisme penyerangan radikal bebas dengan menginduksi peroksidasi pada asam

Page 23: Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YANG TERPAPAR ALLETHRIN

8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…

http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 23/43

  11

lemak yang memiliki beberapa ikatan rangkap pada membran sel lipid bilayer

yang menyebabkan reaksi berantai peroksidasi lipid sehingga terjadi kerusakan

 pada membran sel, oksidasi pada lipid membran dan protein, yang menyebabkan

kerusakan pada bagian-bagian dari sel termasuk DNA. Peroksidasi lipid merupakan

suatu rantai reaksi yang tidak putus-putusnya menghasilkan radikal bebas (Lautan

1997). Sebagai penangkal radikal bebas adalah antioksidan (Hariyatmi 2004).

Vitamin C merupakan antioksidan paling penting yang bekerja dalam cairan

ekstraseluler karena vitamin ini mempunyai kelarutan yang tinggi dalam air. Vitamin

C mampu berperan sebagai scavenger  radikal bebas dan dapat bereaksi dengan anion

superoksida, radikal hidroksil dan peroksida lipid. Vitamin C mampu menghambat

 pembentukan radikal superoksida, radikal hidroksil, radikal peroksil, oksigen singlet

dan hidrogen peroksida. Vitamin C juga mampu mempertahankan aktivitas enzim

glutamat piruvat transaminase. Oleh karena vitamin C mampu menghambat radikal

 bebas maka peran vitamin C menjadi sangat penting dalam menjaga integritas

membran sel. Selain itu, vitamin C juga dapat bekerja secara sinergis dengan vitamin

E, yakni dalam hal meregenerasi vitamin E (Suhartono et al. 2007).

Gambar 5 Struktur kimia vitamin C (Guyton dan Hall 1997)

Vitamin E merupakan vitamin yang larut dalam lemak yang terdiri dari

campuran dan substansi tokoferol (a, b, g, dan d) dan tokotrienol (a, b, g, dan d).

Vitamin E merupakan pemutus rantai peroksida lemak pada membran dan  Low

 Density Lipoprotein  (LDL). Menurut Dutta –Roy (1994), diacu dalam Hariyatmi

(2004) vitamin E yang larut dalam lemak ini merupakan antioksidan yang

melindungi polyunsaturated fatty acid’s (PUFAs) dan komponen sel serta membransel dari oksidasi oleh radikal bebas.

Page 24: Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YANG TERPAPAR ALLETHRIN

8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…

http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 24/43

  12

Vitamin E mengendalikan peroksida lemak dengan menyumbangkan

hidrogen ke dalam reaksi, menyekat aktivitas tambahan yang dilakukan oleh

 peroksida, sehingga memutus reaksi berantai dan bersifat membatasi kerusakan

(Krishnamurthy 1983 ; Watson dan Leonard 1986, diacu dalam Hariyatmi

2004).Vitamin E mampu mempertahankan aktivitas enzim glutamat piruvat

transaminase tikus yang diradiasi UV (Suhartono et al. 2007).

Gambar 6 Struktur kimia vitamin E (Guyton dan Hall 1997)

Aktivitas vitamin E sebagai antioksidan ditentukan oleh kemampuannya

dalam menyumbangkan elektron kepada radikal lipid. Dua mekanisme yang terjadi

 berkaitan dengan efek antioksidan terhadap peroksida lipid adalah antioksidan

 pemutus rantai reaksi dan antioksidan preventif. Antioksidan preventif menghambat

tahap inisiasi pembentukan, sedangkan antioksidan pemutus rantai reaksi dapat

 bereaksi dengan rantai peroksil dan radikal alkoksil, sehingga akan menginbibisi

 pembentukan, isomerasi, dan dekomposisi hidroperoksida.

ROO + TocOH > ROOH + TocO

ROO + TocO > ROOH + produk non radikal bebas.

Reaksi diatas menunjukkan aktivitas vitamin E (TocOH) terhadap radikal peroksil

(Lautan 1997).

5. 

Hubungan antara allethrin, SGOT & SGPT, vitamin C dan vitamin E

Allethrin merupakan salah satu golongan pyrethroid sintesis. Pyrethroid

mengalami metabolisme dengan dihidrolisis dan melibatkan sitokrom P-450 pada

hati (WHO 2005). Pyrethroid menyebabkan penghambatan enzim mikrosom sel hati

melalui persaingan ditempat pengikatan sitokrom P-450. Adanya penghambatan

enzim mikrosom pada sel hati, dapat merusak salah satu jalan detoksifikasi, sehingga

 berpotensi menghasilkan efek toksik. Menurut Miyamoto (1976) pyrethroid I atau

allethrin terdiri dari metabolit minor dan metabolit mayor. Metabolit minor yaitu

Page 25: Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YANG TERPAPAR ALLETHRIN

8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…

http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 25/43

  13

chrysanthemumic acid   dan allethrolone, sedangkan metabolit mayor adalah yang

dioksidasi pada kelompok metil  pada acid moety atau pada kelompok allyl  pada

allethrolone alcohol. Metabolit allethrin potensial toksik dan bersifat radikal bebas.

Adanya akumulasi metabolit – metabolit dalam tubuh akan menyebabkan oxidative

stress. Oxidative stress  adalah kondisi gangguan keseimbangan antara produksi

radikal bebas dan antioksidan yang berpotensi menimbulkan kerusakan. Produksi

radikal bebas yang tidak seimbang, akan menyebabkan kerusakan makromolekul

termasuk protein, lipid dan DNA (Atessahin et al. 2005). Perusakan sel oleh radikal

 bebas reaktif didahului oleh kerusakan membran sel antara lain mengubah fluiditas,

struktur dan fungsi membran sel. Adanya ketidakseimbangan antara produksi radikal

 bebas (senyawa oksigen reaktif) dengan kemampuan pertukaran antioksidan akan

menimbulkan oxidative stress, yang dapat menimbulkan kerusakan sel termasuk sel

hati sehingga terjadi peningkatan kadar SGOT dan SGPT (Jawi et al. 2007).

Peningkatan kadar SGOT dan SGPT akan terjadi jika adanya pelepasan enzim secara

intraseluler kedalam darah yang disebabkan nekrosis sel-sel hati atau adanya

kerusakan hati secara akut (Wibowo et al. 2008 ).

Vitamin E merupakan antioksidan pemutus rantai reaksi dan antioksidan

 preventif. Antioksidan preventif menghambat tahap inisiasi pembentukan, sedangkan

antioksidan pemutus rantai reaksi dapat bereaksi dengan rantai peroksil dan radikal

alkoksil, sehingga akan menginbibisi pembentukan, isomerasi, dan dekomposisi

hidroperoksida. Vitamin C merupakan antioksidan kuat yang mampu berperan

sebagai scavenger   radikal bebas dan dapat bereaksi dengan anion superoksida,

radikal hidroksil dan peroksida lipid. Vitamin C mampu menghambat pembentukan

radikal superoksida, radikal hidroksil, radikal peroksil, oksigen singlet dan hidrogen

 peroksida. Senyawa antioksidan akan menyerahkan satu atau lebih elektronnya

kepada radikal bebas sehingga dapat menghentikan kerusakan yang disebabkan oleh

radikal bebas (Praptiwi 2006). Apabila tidak terjadi kerusakan sel, maka kadar SGOT

dan SGPT dalam darah kembali normal. Untuk memperjelas mekanisme tersebut,

dapat dilihat pada Gambar 7.

Page 26: Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YANG TERPAPAR ALLETHRIN

8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…

http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 26/43

  14

B.  Kerangka Berpikir

Hati

Vitamin CVitamin E

 Allethrin (C 19 H 26 O3)

Metabolit

SGOT dan SGPT naik Melindungi hepatosit

Hepatosit rusak

Antioksidan

SGOT dan SGPT normal

Gambar 7 Bagan aktivitas vitamin C dan E dalam menormalkan kadar SGOT

dan SGPT serum darah tikus.

C. 

Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini adalah aktivitas antioksidan vitamin C dan E

 berpengaruh menormalkan kadar SGOT dan SGPT serum darah  tikus putih yang

terpapar allethrin.

Page 27: Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YANG TERPAPAR ALLETHRIN

8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…

http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 27/43

  15

BAB III

METODE PENELITIAN

A. 

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia Jurusan Biologi FMIPA

Universitas Negeri Semarang pada bulan Agustus – Oktober 2008.

B.  Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah tikus putih ( Rattus norvegicus) strain

Wistar jantan dewasa yang terpapar allethrin 8 jam/hari selama 45 hari. Sedangkan

sampel penelitian yang digunakan adalah 16 ekor tikus putih strain Wistar jantan

dewasa berumur 2 - 2,5 bulan dengan berat badan 150-200 gram yang diperoleh dari

laboratorium Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Semarang.

C.  Variabel Penelitian

Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

•  Variabel bebas berupa pemberian antioksidan vitamin C dosis 1,8 mg /hari

dan vitamin E dengan dosis 1,44 mg /hari serta kombinasi vitamin C dan

vitamin E.

• 

Variabel tergantung berupa kadar SGOT dan SGPT serum darah tikus putih.• 

Variabel kendali berupa jenis kelamin, berat badan, umur, dan tempat

 perlakuan.

D.  Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan  post test randomized

control design, dengan menggunakan hewan uji sebanyak 16 ekor tikus putih strain

Wistar jantan dewasa, yang dibagi menjadi 4 kelompok dengan masing – masing

kelompok terdiri dari 4 ekor. Desain penelitian dapat dilihat pada Tabel 1.

Page 28: Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YANG TERPAPAR ALLETHRIN

8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…

http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 28/43

  16

Tabel 1 Matrik penelitian

Kelompok Jenis perlakuan/hari

I Kontrol

II Vitamin C 1,8 mg

III Vitamin E 1,44 mg

IV Vitamin C 1,8 mg dan E 1,44 mg

Keterangan :

  Perlakuan diberikan selama 45 hari

  Pemberian vitamin C dan E per oral 1x sehari

E.  Alat dan Bahan

1. Alat penelitian yang digunakan adalah : 

a. 

Kandang tikus berbentuk kotak lengkap dengan tempat pakan dan minum. 

 b.  Timbangan elektronik dan wadah untuk menimbang berat badan tikus. 

c.  Mikrohematokrit untuk pengambilan darah. 

d.  Tabung reaksi untuk menampung sampel darah. 

e.  Tabung ependorf  

f. 

Spektrofotometer untuk pemeriksaan kadar SGOT dan SGPT. 

g. 

Pipet mikro untuk mengambil serum. 

h. 

Tempat anti nyamuk elektrik . 

2. Bahan penelitian yang digunakan adalah : 

a.  Tikus putih jantan dewasa berumur 2 - 2,5 bulan

dengan berat badan 150 - 200 gram. 

 b.   Allethrin 7,8 % (dalam anti nyamuk elektrik). 

c. 

Antioksidan vitamin C tablet @ 50 mg dan vitamin E serbuk.

d.  Asam pikrat untuk menandai hewan uji. 

e. 

Aquades. f.  Minyak goreng non kolesterol (pelarut vitamin E) 

g.  Kit (reagen) SGOT dan SGPT. 

h.  Kapas 

i. 

Pakan tikus putih berupa pelet dan air minum berupa air ledeng yang

diberikan secara ad libitum (berlebih). 

Page 29: Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YANG TERPAPAR ALLETHRIN

8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…

http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 29/43

  17

F.  Prosedur Penelitian

1. Persiapan penelitian

a.  Menyiapkan kandang tikus putih lengkap dengan tempat pakan dan

minum.

 b.  Mengaklimasi tikus selama 1 minggu.

c.  Menyiapkan anti nyamuk elektrik, vitamin C tablet @ 50 mg dan E

 bentuk serbuk.

2. Penentuan dosis vitamin C dan E serta lama waktu pemaparan allethrin. 

Penentuan dosis pemberian vitamin C dan E untuk tikus berpedoman pada

dosis yang biasa dikonsumsi manusia dan dikonversi untuk tikus. Konversi dosis

manusia dengan berat badan 70 kg ke tikus dengan berat badan 200 gr adalah 0.018

(Laurence & Bacharach 1964, diacu dalam Donatus et al., 1992). Sedang pemberian

vitamin C dan E untuk tikus berdasar konversi dari manusia.

1)  Dosis vitamin C (menggunakan vitamin C tablet @ 50 mg)

Manusia = 100 mg /hari (Naidu 2003)

Tikus = 0,018 x 100 mg = 1,8 mg /hari

Vitamin C untuk 1 hari yaitu 1,8 mg x 8 tikus x 1 hari = 14,4 mg.

Pembuatan stok vitamin C untuk 1 hari =

14,4 mg/kandungan vitamin C per tablet x berat vitamin C per tablet

14,4 mg/50 mg x 250 mg = 72 mg = 0,072 gram

Pembuatan stok vitamin C untuk 1 hari yaitu 0,072 gram vitamin C dilarutkan

dalam aquades sampai volumenya 8 ml. Adapun pemberian vitamin C adalah 1

ml/ekor. Menurut Donatus (1992) bahwa volume maksimal zat yang diberikan pada

tikus adalah 5 ml.

2)  Dosis vitamin E ( menggunakan vitamin E serbuk )

1 mg = 1,49 IU (Linder 2006)

1 IU = 1/1,49 = 0,67 mg

Manusia = 120 IU/hari = 80 mg/hari

Tikus = 0,018 x 80 mg = 1,44 mg/hari

Pembuatan stok vitamin E selama 50 hari yaitu 1,44 mg x 8 tikus x 50 hari =

576 mg = 0,576 gram = 0,58 gram. 0,58 gram vitamin E dilarutkan dalam pelarut

vitamin E (minyak kelapa sawit non kolesterol) sampai volumenya 400 ml. Adapun

 pemberian vitamin E sebanyak 1 ml/ ekor.

Page 30: Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YANG TERPAPAR ALLETHRIN

8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…

http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 30/43

  18

3) 

Lama waktu pemaparan allethrin dalam obat nyamuk elektrik adalah 8

 jam/hari (Abubakar 2007).

3. Pelaksanaan penelitian

a.  Membagi secara acak hewan percobaan secara acak 16 ekor tikus putih

menjadi 4 kelompok yang masing-masing terdiri dari 4 ekor.

 b.  Menimbang berat badan awal tikus dan menandai tikus putih dengan

asam pikrat.

c.  Melaksanakan penelitian sesuai dengan matrik penelitian pada tabel I.

d.  Perlakuan diberikan selama 45 hari dan diberi makan dan minum ad

libitum.

e. 

Pemaparan allethrin  dalam anti nyamuk elektrik diberikan mulai pukul

21.00 - 05.00 WIB, sedangkan antioksidan vitamin C dan E diberikan per

oral 1 x sehari.

f.  Pada hari ke- 46 tikus diambil darahnya untuk mengukur kadar SGOT

dan SGPT. Kadar normal SGOT tikus adalah 45,7 - 80,8 IU/L dan kadar

normal SGPT tikus adalah 17,5 - 30,2 IU/L (Smith & Mangkoewidjojo

1988 ). 

G.  Metode Pengumpulan Data

Pengambilan darah tikus dilakukan dengan menggunakan mikrohematokrit

melalui pleksus retro orbitalis. Sampel darah dimasukkan ke dalam tabung reaksi

tanpa antikoagulan untuk mendapatkan serumnya. Tabung reaksi yang berisi darah

tanpa anti koagulan didiamkan selama 60 menit pada suhu kamar. Kemudian

disentrifuse dengan kecepatan 1500 rpm selama 15 menit. Cairan bening (serum) di

atas sel-sel darah yang menggumpal selanjutnya diambil dengan pipet mikro dan

dimasukkan ke dalam tabung ependorf. Kemudian dilakukan pengukuran kadar

SGOT dan SGPT dengan menggunakan reagen kit  menurut metode  photometric

systems.

Reagen SGOT terdiri dari reagen I : TRIS, L-aspartat, malat dehidrogenase,

laktat dehidrogenase dan reagen II : 2-oksoglutarat, NADH. Reagen SGPT terdiri

dari reagen I : TRIS, L-alanin, laktat dehidrogenase dan reagen II : 2-oksoglutarat,

 NADH.

Cara Mengukur SGOT :

Dengan menggunakan kit SGOT kuvet I sebagai blanko diberi 100 mlakuades dan 1000 ml reagen I. Setelah dicampur dan diinkubasi 5 menit pada suhu

Page 31: Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YANG TERPAPAR ALLETHRIN

8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…

http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 31/43

  19

37 ºC. Masing-masing kuvet dicampur ditambah 250 ml reagen II. Setelah tercampur

dan diinkubasi 1 menit pada suhu yang sama, ditentukan Optical density (OD) nya

dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 365 nm. Pembacaan OD diulang 3

kali dengan interval waktu 1 menit. Delta absorben / menit selanjutnya dikalikan

faktor konversi sebesar 3971 untuk mendapatkan kadar SGOT.

Cara mengukur SGPT :

Dengan menggunakan kit SGPT kuvet I sebagai blanko diberi 100 ml

akuades dan 1000 ml reagen I. Setelah dicampur dan diinkubasi 5 menit pada suhu

37 ºC. Masing-masing kuvet dicampur ditambah 250 ml reagen II. Setelah tercampur

dan diinkubasi 1 menit pada suhu yang sama, ditentukan Optical density (OD) nya

dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 365 nm. Pembacaan OD diulang 3

kali dengan interval waktu 1 menit. Delta absorben / menit selanjutnya dikalikan

faktor konversi sebesar 3971 untuk mendapatkan kadar SGPT.

H.  Metode Analisis Data

Data yang diperoleh berupa kadar SGOT dan SGPT dianalisis secara statistik

dengan ANAVA satu arah pada taraf uji 5 %. Bila terdapat perbedaan akan

dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Adapun ringkasan ANAVA satu

arah adalah sebagai berikut :

Tabel 2 Ringkasan analisis varian (ANAVA) menurut Schefler (1987)

Sumber

varian

db JK KT FHit FTab 

Perlakuan T-1 JKP KTP 5%

Galat T(t-1) JKG KTG

Total (r) (t)-1 JKT

KTP/KTG

Keterangan :Db : derajat kebebasan

JK : jumlah kuadrat

KT : kuadrat tengah

F : nilai frekuensi

t(1-1/2) : treatment

r : replikasi atau ulangan

Faktor koreksi

FK =  N 

 X ∑ ∑2

)(

 

Page 32: Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YANG TERPAPAR ALLETHRIN

8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…

http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 32/43

  20

Jumlah kuadrat (JK)

JKT = 2∑ ∑ ij X   − FK

JKP = ∑ ∑ ∑

 X i2)(

 − FK

Kuadrat tengah (KT)

KTP =db

 JKP 

KTG =db

 JKG 

F hitung

Fhit =KTG

KTP

 

Selanjutnya untuk dapat menolak atau menerima hipotesis, maka Fhitung

yang telah diketahui harus dikonsultasikan dengan membandingkan nilai Fhitung

dengan Ftabel, sehingga kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

1. 

Bila Fh > Ft = Signifikan Ho ditolak, Ha diterima

2.  Bila Fh < Ft = tidak signifikan Ho diterima, Ha ditolak

Apabila perhitungan dengan uji ANAVA memiliki perbedaan signifikan

antara Fhit  dengan Ftab maka perhitungan dilanjutkan uji BNT pada α  5%menggunakan rumus :

BNT α = t2

(1 1/ 2 )KTG

r α −  

Selanjutnya selisih rata-rata pada setiap perlakuan dibandingkan dengan

harga BNT pada α 5%. Apabila nilai selisih rata-rata tersebut lebih besar dari BNT

 pada α 5%, maka dapat disimpulkan bahwa kedua perlakuan tersebut berbeda.

Page 33: Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YANG TERPAPAR ALLETHRIN

8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…

http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 33/43

  21

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. 

Hasil Penelitian

Setelah pemberian vitamin C 1,8 mg, vitamin E 1,44 mg serta kombinasi

vitamin C 1,8 mg dan E 1,44 mg selama 45 hari, pada hari ke-46 dilakukan

 pengukuran kadar SGOT dan SGPT dengan menggunakan spektrofotometer. Data

yang diperoleh yaitu kadar SGOT dan SGPT.

1.  Kadar SGOT

Tabel 3 Rerata kadar SGOT

Kelompok Kadar SGOT (IU/L) Kisaran normal (IU/L)

I 88,7

II 69

III 50,5

IV 42

45,7 – 80,8*

*) Smith & Mangkoewidjojo 1988

Keterangan :

I : Kontrol

II : Vitamin C 1,8 mg

III : Vitamin E 1,44 mg

IV : Vitamin C 1,8 mg dan E 1,44 mg

Berdasarkan tabel 3, diketahui bahwa rerata kadar SGOT setelah pemberian

vitamin C 1,8 mg, vitamin E 1,44 mg serta kombinasi vitamin C 1,8 mg dan E 1,44

mg dengan dosis yang sama tiap kelompok cenderung berkurang. Untuk

memperjelas rerata kadar SGOT dari tabel 3, maka di bawah ini disajikan grafik

 batangnya.

Grafik Rerata Kadar SGOT

88.7

69

50.5

42

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

I II III IV

Kelompok

   K  a   d  a  r   S   G   O   T   (   I   U   /   L   )

 Gambar 8 Grafik batang rerata kadar SGOT (IU/L)

Page 34: Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YANG TERPAPAR ALLETHRIN

8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…

http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 34/43

  22

Berdasarkan gambar 8, rerata kadar SGOT setelah perlakuan pemberian

vitamin C 1,8 mg, vitamin E 1,44 mg serta kombinasi vitamin C 1,8 mg dan E 1,44

mg cenderung berkurang. Berturut-turut dari kelompok I – IV adalah 88,7 IU/L, 69

IU/L, 50,5 IU/L, 42 IU/L. Untuk mengetahui apakah penurunan rerata tersebut ada

 perbedaan antar kelompok, maka kadar SGOT dianalisis dengan ANAVA satu arah

 pada taraf uji 5%.

Tabel 4 Hasil ANAVA kadar SGOT *)

FtabSumber varians db JK KT Fhit

5%

Perlakuan 3 5182,15 1727,38

Galat 12 615,75 51,31 33,66** 3,49

Total 15 5797,9

* ) Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3**) Signifikan / ada perbedaan pada taraf uji 5 %

Hasil perhitungan ANAVA satu arah menunjukkan bahwa Fhit ( 33,66) lebih

 besar daripada Ftab  ( 3,49 ), hal ini berarti bahwa pemberian antioksidan vitamin C

dan E berpengaruh secara nyata pada kadar SGOT tikus putih (p<0,05). Selanjutnya

untuk mengetahui perbedaan yang signifikan tiap kelompok, dilanjutkan uji BNT

 pada taraf uji 5% dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Hasil uji lanjut BNT kadar SGOT *)

Kelompok Rerata I II III IVI 88,7 -

II 69 19,7** -

III 50,5 38,2** 18,5** -

IV 42 46,7** 27** 8,5ns -*) Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3**) Signifikan / berbeda nyata pada taraf uji 5 %ns

) Non signifikan / tidak berbeda nyata pada taraf uji 5 %

Berdasarkan tabel 5, diketahui bahwa hasil uji lanjut BNT kadar SGOT

kelompok I dengan kelompok II, III, IV berbeda nyata. Kelompok II dengan

kelompok III, IV berbeda nyata. Kelompok III dengan kelompok IV tidak berbeda

nyata.

2.  Kadar SGPT

Tabel 6 Rerata kadar SGPT

Kelompok Kadar SGPT (IU/L) Kisaran normal (IU/L)

I 75

II 53

III 38

IV 22,5

17,5 – 30,2*

*) Smith & Mangkoewidjojo 1988

Page 35: Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YANG TERPAPAR ALLETHRIN

8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…

http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 35/43

  23

Keterangan :

I : Kontrol

II : Vitamin C 1,8 mg

III : Vitamin E 1,44 mg

IV : Vitamin C 1,8 mg dan E 1,44 mg

Berdasarkan tabel 6, diketahui bahwa rerata kadar SGPT setelah pemberian

vitamin C 1,8 mg, vitamin E 1,44 mg serta kombinasi vitamin C 1,8 mg dan E 1,44

mg dengan dosis yang sama tiap kelompok cenderung berkurang. Untuk

memperjelas rerata kadar SGPT maka pada gambar 9 disajikan grafik batangnya.

Grafik Rerata Kadar SGPT

75

53

38

22.5

0

10

20

30

40

50

60

70

80

I II III IV

Kelompok

   K  a   d  a  r   S   G   P   T   (   I   U   /   L   )

 

Gambar 9 Grafik batang rerata kadar SGPT (IU/L)

Berdasarkan gambar 9, rerata kadar SGPT setelah perlakuan pemberian

vitamin C 1,8 mg, vitamin E 1,44 mg serta kombinasi vitamin C 1,8 mg dan E 1,44

mg cenderung berkurang. Pada kelompok I rerata kadar SGPTnya paling tinggi,

kemudian menurun dengan adanya vitamin C dan E sebagai antioksidan. Rerata

kadar SGPT berturut – turut dari kelompok I – IV adalah 75 IU/L, 53 IU/L, 38 IU/L,

22,5 IU/L. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan antar kelompok, selanjutnya

dianalisis dengan ANAVA satu arah pada taraf uji 5%.

Tabel 7 Hasil ANAVA kadar SGPT *)

FtabSumber varians db JK KT Fhit

5%

Perlakuan 3 6004,75 2001,58

Galat 12 422,25 35,18 56,89** 3,49

Total 15 6427,75* ) Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4

**) Signifikan pada taraf uji 5%

Page 36: Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YANG TERPAPAR ALLETHRIN

8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…

http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 36/43

  24

 Hasil perhitungan ANAVA satu arah menunjukkan bahwa Fhit ( 56,89 ) lebih

 besar daripada Ftab  ( 3,49 ), hal ini berarti bahwa pemberian antioksidan vitamin C

dan E berpengaruh secara nyata pada kadar SGPT tikus putih (p<0,05). Selanjutnya

untuk mengetahui perbedaan yang signifikan tiap kelompok, dilanjutkan uji BNT

 pada taraf uji 5% dan hasilnya dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 Hasil uji lanjut BNT kadar SGPT *)

Kelompok Rerata I II III IV

I 75 -

II 53 22** -

III 38 37** 15** -

IV 22,5 52,5** 30,5** 15,5**  -*) Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4**) Signifikan pada taraf uji 5%

Berdasarkan tabel 8, diketahui bahwa hasil uji lanjut BNT kadar SGPT

kelompok I dengan kelompok II, III, IV berbeda nyata. Kelompok II dengan

kelompok III, IV berbeda nyata. Kelompok III dengan kelompok IV berbeda nyata.

B.  Pembahasan

Dalam penelitian ini digunakan tikus jantan, berumur 2-2,5 bulan, memiliki

 berat 150 – 200 gram, dan pemilihannya dilakukan secara acak, sehingga dapat

diasumsikan bahwa sampel mempunyai kondisi yang sama pada awal percobaan.

Hasil ANAVA satu arah menunjukkan bahwa pemberian antioksidan vitamin C dan

E berpengaruh signifikan pada kadar SGOT (p<0,05) dan SGPT (p<0,05) tikus putih.

Dari hasil uji BNT diketahui bahwa kelompok I ( kelompok kontrol negatif

yang dipapar allethrin dalam anti nyamuk elektrik ) berbeda nyata dengan kelompok

II ( kelompok yang diberi antioksidan vitamin C 1,8 mg ), kelompok III (kelompok

yang diberi antioksidan vitamin E 1,44 mg ) dan kelompok IV (kombinasi vitamin C

1,8 mg dan E 1,44 mg ), dimana kadar SGOT dan SGPT lebih tinggi. Hal ini berarti

allethrin ( pyrethroid  sintesis ) dalam anti nyamuk elektrik mengakibatkan kerusakan pada sel hati.

 Allethrin  (  pyrethroid   sintesis )  masuk ke dalam tubuh secara inhalasi,

kemudian di dalam paru-paru akan diikat oleh membran alveolus. Adanya pertukaran

gas dalam paru-paru, allethrin akan diikat darah dan diedarkan ke seluruh sel tubuh

terutama di hati. Menurut Tomei et al.  (1998)  pyrethroid   menyebabkan

 penghambatan enzim mikrosom sel hati, sehingga dapat merusak salah satu jalan

detoksifikasi dasar tubuh dan berpotensi toksik. Menurut Miyamoto (1976)

 pyrethroid   I atau allethrin  terdiri dari metabolit minor dan metabolit mayor.

Page 37: Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YANG TERPAPAR ALLETHRIN

8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…

http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 37/43

  25

Metabolit minor yaitu chrysanthemumic acid  dan allethrolone, sedangkan metabolit

mayor adalah yang dioksidasi pada kelompok metil pada acid moety  atau pada

kelompok allyl  pada allethrolone alcohol.  Metabolit allethrin  potensial toksik dan

 bersifat radikal bebas. Menurut Dalimartha & Soedibyo (1998) diacu dalam Praptiwi

(2006) radikal bebas terbentuk di dalam tubuh akibat produk sampingan proses

metabolisme ataupun karena tubuh terpapar radikal bebas melalui pernapasan.

Adanya akumulasi metabolit – metabolit yang bersifat radikal bebas dalam tubuh

akan menyebabkan oxidative stress. Radikal bebas dalam jumlah berlebih di dalam

tubuh sangat berbahaya karena menyebabkan kerusakan sel, asam nukleat, protein

dan jaringan lemak. Perusakan sel oleh radikal bebas reaktif didahului oleh

kerusakan membran sel antara lain mengubah fluiditas, struktur dan fungsi membran

sel. Menurut Atessahin et al. (2005) produksi radikal bebas yang tidak seimbang,

akan menyebabkan kerusakan makromolekul termasuk protein, lipid dan DNA. Hal

ini sesuai dengan pendapat Jawi et al. (2007) adanya ketidakseimbangan antara

 produksi radikal bebas (senyawa oksigen reaktif) dengan kemampuan pertukaran

antioksidan yang akan menimbulkan oxidative stress, yang dapat menimbulkan

kerusakan sel termasuk sel hati. Apabila terjadi kerusakan sel hati, enzim

aminotransferase  yaitu  SGOT (Serum Glutamic Oxaloasetic Transaminase) dan

SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase)  dalam darah akan meningkat.

Menurut Wibowo et al. (2008) peningkatan kadar SGOT dan SGPT akan terjadi jika

adanya pelepasan enzim secara intraseluler kedalam darah yang disebabkan nekrosis

sel-sel hati atau adanya kerusakan hati secara akut. Menurut (Lu 1995) bila terjadi

kerusakan hati, enzim transaminase dilepaskan ke dalam darah dari sitosol dan

organel subsel seperti mitokondria, lisosom dan nukleus. 

Hasil uji BNT terlihat bahwa kelompok II berbeda nyata dengan kelompok I,

dimana kadar SGOT dan SGPT cenderung berkurang. Hal ini menunjukkan bahwa

vitamin C mampu melindungi hepatosit dari radikal bebas dan mampu menetralisir

efek yang ditimbulkan allethrin dalam anti nyamuk elektrik. Menurut Suhartono et

al.  (2007) vitamin C mampu berperan sebagai scavenger   radikal bebas dan dapat

 bereaksi dengan anion superoksida, radikal hidroksil dan peroksida lipid. Vitamin C

mampu menghambat pembentukan radikal superoksida, radikal hidroksil, radikal

 peroksil, oksigen singlet dan hidrogen peroksida. Adanya pemberian vitamin C,

radikal bebas akibat allethrin dapat dinetralisir dan tak reaktif. Menurut Fessenden &Fessenden (1982) fenol-fenol, senyawa dengan suatu gugus – OH yang terikat pada

Page 38: Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YANG TERPAPAR ALLETHRIN

8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…

http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 38/43

  26

karbon cincin aromatik merupakan antioksidan yang efektif, produk radikal bebas

akan terstabilkan dan tak reaktif. Vitamin C menyumbangkan atom hidrogen dari

gugus - OH ke dalam radikal bebas, sehingga radikal bebas akan stabil dan tak

reaktif. Menurut Praptiwi (2006) senyawa antioksidan akan menyerahkan satu atau

lebih elektronnya kepada radikal bebas sehingga dapat menghentikan kerusakan yang

disebabkan oleh radikal bebas. Hal inilah yang menyebabkan kadar SGOT dan SGPT

cenderung berkurang dibanding kelompok I.

Kelompok III berbeda nyata dengan kelompok I, dimana kadar SGOT dan

SGPT cenderung berkurang. Hal ini menunjukkan bahwa vitamin E mampu berperan

sebagai antioksidan dalam melindungi hepatosit dari radikal bebas dan menetralisir

efek yang ditimbulkan allethrin  dalam anti nyamuk elektrik. Vitamin E berperan

sebagai antioksidan pemutus rantai reaksi dan antioksidan preventif. Vitamin E

 berperan sebagai antioksidan preventif dengan menghambat tahap inisiasi

 pembentukan, sedangkan antioksidan pemutus rantai reaksi dapat bereaksi dengan

rantai peroksil dan radikal alkoksil, sehingga akan menginbibisi pembentukan,

isomerasi, dan dekomposisi hidroperoksida. Adanya pemberian vitamin E, maka

radikal bebas akibat allethrin akan distabilkan dan tak reaktif. Menurut Praptiwi

(2006) senyawa antioksidan akan menyerahkan satu atau lebih elektronnya kepada

radikal bebas sehingga dapat menghentikan kerusakan yang disebabkan oleh radikal

 bebas. Vitamin E akan menyerahkan atom H dari gugus - OH ke dalam radikal

 bebas, sehingga radikal bebas akan stabil dan tak reaktif. Menurut Fessenden &

Fessenden (1982) fenol-fenol, senyawa dengan suatu gugus – OH yang terikat pada

karbon cincin aromatik merupakan antioksidan yang efektif, produk radikal bebas

akan terstabilkan dan tak reaktif. Hal inilah yang menyebabkan kadar SGOT dan

SGPT cenderung berkurang dibanding kelompok I.

Kelompok III tidak berbeda nyata dengan kelompok IV. Bila dilihat kadar

SGOT dan SGPT nya kelompok III lebih tinggi dibandingkan kelompok IV. Menurut

Smith ( 1988 ) kadar normal SGOT tikus adalah 45,7 - 80,8 IU/L dan kadar normal

SGPT tikus adalah 17,5 - 30,2 IU/L. Sehingga kadar SGOT pada kelompok III masih

dalam batas normal, meskipun kadar SGPT pada kelompok III belum normal.

Menurut Sadikin ( 2002 ) umumnya pada kerusakan hati yang menonjol ialah

kenaikan aktivitas SGPT. Dengan demikian sel hati pada kelompok III masih

mengalami kerusakan.

Page 39: Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YANG TERPAPAR ALLETHRIN

8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…

http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 39/43

  27

Kelompok IV berbeda nyata dengan kelompok I, II, III, dimana kadar SGOT

dan SGPT cenderung berkurang. Hal ini menunjukkan vitamin C dan E bekerja

optimal dalam menetralisir efek yang ditimbulkan allethrin  dalam anti nyamuk

elektrik. Adanya pemberian vitamin C dan E, radikal bebas (senyawa oksigen

reaktif) akibat allethrin  dapat dinetralisir dan tak reaktif. Radikal bebas menjadi

stabil, sehingga tidak mengakibatkan kerusakan hepatosit. Menurut Fessenden &

Fessenden (1982) fenol-fenol, senyawa dengan suatu gugus – OH yang terikat pada

karbon cincin aromatik merupakan antioksidan yang efektif, produk radikal bebas

akan terstabilkan dan tak reaktif. Vitamin E merupakan antioksidan pemutus rantai

reaksi dan antioksidan preventif. Fenol atau gugus – OH yang terikat pada karbon

cincin aromatik vitamin E dimungkinkan merupakan antioksidan yang efektif.

Vitamin E menyumbangkan atom hidrogen dari gugus - OH ke dalam reaksi radikal

 bebas. Sehingga produk radikal bebas akan terstabilkan dan tak reaktif.

Vitamin C merupakan antioksidan dan pengikat radikal bebas yang kuat dan

mencegah kerusakan yang ditimbulkan oleh superoksida, peroksida, radikal hidroksil

dan molekul oksigen singlet. Menurut Goodman (1994) vitamin C termasuk

antioksidan perusak ikatan yang mengikat radikal untuk menghentikan terbentuknya

radikal bebas dan reaksi propagasi berantai. Sama halnya vitamin E, fenol atau gugus

 – OH pada vitamin C merupakan antioksidan yang efektif . Dengan demikian maka

vitamin C dan E berperan dalam menghambat reaksi oksidasi yang berlebihan dalam

tubuh dengan cara bertindak sebagai antioksidan.

Page 40: Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YANG TERPAPAR ALLETHRIN

8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…

http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 40/43

  28

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. 

Simpulan

Dari hasil penelitian tentang aktivitas antioksidan vitamin C dan E pada kadar

SGOT dan SGPT serum darah tikus putih ( Rattus norvegicus) yang terpapar allethrin 

dapat ditarik simpulan bahwa :

Pemberian antioksidan vitamin C dan E dapat menormalkan kadar SGOT dan SGPT

serum darah tikus putih yang terpapar allethrin.

B.  Saran

Perlu dikaji secara lebih mendalam mengenai penggunaan dosis vitamin Cdan E yang efektif pada penelitian lanjutan.

Page 41: Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YANG TERPAPAR ALLETHRIN

8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…

http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 41/43

  29

DAFTAR PUSTAKA

Abdollahi M, A Ranjbar, S Shadnia, S Nikfar, A Rezaie .2004.Pesticides and

Oxidative Stress.MedSciMonit:/pub/vol_10/no_6/4163/ 

 Abubakar MG & LG Hassan. 2007. Toxicological Effects Of Some Mosquito Coils

Brands In Experimental Rats. The internet Journal of Toxicology Vol. 4:1-7

Anvita S, MK Srivastava, RB Raizada. 2006. Ninety Day Toxicity and One

Generation reproduction Study in Rats to Allethrin Based Liquid Masquito

Repellant. Journal of Toxicologycal Science Vol.31 (1) : 1-7

Atessahin A, S Yilmaz, I Karahan, I Pirincci, B Tasdemir. 2005. The Effects of

Vitamin E and Selenium on Cypermethrin Induced Oxidative Stress in Rats.

Turkey Journal Veteriner Animal Science Vol.29 : 385-391. 

Beilschmidt DM . 1990. Toxicology and Environmental Fate of Synthetic

Pyrethroids. Journal of pesticide Reform v. 10.( 1 -16 ) 

Dellmann HD dan EM Brown. 1992. Buku Teks Histologi Veteriner . Penerjemah : R.

Hartono. Edisi Ketiga. Jakarta : Universitas Indonesia Press.

Donatus IA, D Suhardjono, Nurlaila, Sugiyanto, L Hakim, D Wahyono & Mulyono.

1992. Petunjuk Praktikum Toksikologi. Yogyakarta : Laboratorium

Farmakologi dan Toksikologi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada.

[EPA] Environtmental Protection Agency.2007. Reregistration Eligibility decision

For Allethrin. Prevention, Pesticides and Toxic Substances : Case No. 0437.

Fessenden RJ & JS Fessenden.  1982. Kimia Organik . Alih bahasa : Aloysius

Hadyana Pudjaatmaka. Edisi ketiga. Jakarta : Penerbit Erlangga.

Gibson JM. 1995.  Anatomi dan Fisiologi Modern untuk Perawat. Jakarta : Penerbit

Buku Kedokteran EGC.

Gitawati R. 1995. Radikal Bebas, Sifat dan Peran Dalam Menimbulkan Kerusakan/

kematian Sel. Cermin Dunia Kedokteran No. 102 (33 – 36).

Goodman S. 1994. Vitamin C Generasi III . Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Guyton AC & JE Hall . 1997 .  Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Alih bahasa :

Irawati Setiawan. Edisi Kesembilan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran

EGC.

Hariyatmi, 2004. Kemampuan Vitamin E Sebagai Antioksidan terhadap Radikal

Bebas Pada Lanjut Usia. Jurnal MIPA UMS Vol 14. No. 1 (52-60).

Page 42: Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YANG TERPAPAR ALLETHRIN

8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…

http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 42/43

  30

Jawi IM, DN Suprapta, IWP Sutirtayasa. 2007. Efek Antioksidan Ekstrak Umbi Jalar

Ungu Terhadap Hati Setelah Aktivitas Fisik Maksimal Dengan Melihat Kadar

ALT dan AST Pada Darah Mencit. Dexa Media No. 3 Vol.20 (103-106).

Junqueira LC & J Carneiro. 1997.  Histologi Dasar . Alih Bahasa Jan Tambayong.

Jakarta : EGC.

Katsuda Y. 1982. Pyrethroids Research and Development Centennial in Japan.

 Journal Pesticide Science , 7 : 317-327. 

Lautan J. 1997. Radikal Bebas Pada Eritrosit dan Leukosit. Cermin Dunia

Kedokteran No. 116 (49 -52).

Lehninger AL. 1991.  Dasar-dasar Biokimia Jilid I . Diterjemahkan oleh Maggy

Thenawidjaja. Jakarta : Erlangga.

. 1993.  Dasar-dasar Biokimia Jilid II . Diterjemahkan oleh MaggyThenawidjaja. Jakarta : Erlangga.

Miyamoto J . 1976. degradation, Metabolism and Toxicity of Synthetic Pyrethroids.

 Environmental Health Perspective Vol. 14 hal 15-28.

Kurniati E. 2007. Efek Hepatoprotektor Ekstrak Daun Sambiloto terhadap Struktur

Histologis Hati Tikus Putih yang Diinduksi CCl4 (Skripsi).Semarang : FMIPA

UNNES.

Linder MC. 2006. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. Jakarta : UI Press.

Lu FC . 1995 . Toksikologi Dasar  . Terjemahan : Edi Nugroho, Edisi Kedua . Jakarta

: Universitas Indonesia.

Meyes PA, DK Granner, VW Rodwell & DW Martin. 1991 . Biokimia. Alih Bahasa

Iyan Darmawan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

 Naidu KA. 2003. Vitamin C In Human Health And Disease Is Still a Mystery.

 Nutrition Journal Vol. 2:7doi:10.1186/1475-2891-2-7

Praptiwi, P dewi, M Harapini. 2006. Nilai Peroksida dan Aktivitas Anti RadikalBebas Diphenyl Picril Hydrazil Hydrate Ekstrak Metanol Knema laurina.

 Majalah Farmasi Indonesia, 17(1) : 32-36.

Price SA dan LM Wilson. 1994. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit .

Alih bahasa : Peter Anugerah. Edisi Keempat. Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

Sadikin M. 2002. Biokimia Enzim. Jakarta : Penerbit Widya Medika Jakarta.

Schefler WC. 1987 . Statistik Untuk Biologi, Farmasi, Kedokteran, dan Ilmu yang

 Bertautan. Bandung : Penerbit ITB.

Page 43: Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YANG TERPAPAR ALLETHRIN

8/16/2019 Biologi==AKTIVITAS ANTIOKSIDAN VITAMIN C DAN E PADA KADAR SGOT DAN SGPT SERUM DARAH TIKUS PUTIH YAN…

http://slidepdf.com/reader/full/biologiaktivitas-antioksidan-vitamin-c-dan-e-pada-kadar-sgot-dan-sgpt-serum 43/43

  31

Smith JB & S Mangkoewidjojo. 1988. Pemeliharaan, Pembiakan dan Penggunaan

 Hewan Percobaan di Daerah Tropis. Jakarta : Penerbit Universitas

Indonesia.

Suhartono E, H Fachir, B Setiawan. 2007. Stres Oksidatif Dasar dan Penyakit .

Banjarmasin : Pustaka Banua.

Tomei F, M Biagia, TP Baccolo, E Tomao, P Giuntoli & MV Rosati. 1998. Liver

Damage among Environmental Disinfestation Workers.  Journal of

Occupational Health Vol. 40 : 193-197.

[WHO] World Health Organization. 2002.  Allethrin.  Geneva, World Health

Organization WHO Specification (WHO/742/TC).

. . 2005. Safety of Pyrethroid For Public Health Use. Geneva, World Health

Organization (WHO/CDS/WHOPES/GCDPP/2005.10).

Wibowo AW, L Maslachah & R. Bijanti. 2008. Pengaruh Pemberian Perasan Buah

Mengkudu ( Morinda citrifolia) terhadap Kadar SGOT dan SGPT Tikus

Putih( Rattus norvegicus) Diet Tinggi Lemak . Jurnal Veterineria Medika

Universitas Airlangga Vol. 1: 1- 5.

Wresdiyati T, M Astawan, D Fithriani, IKM Adnyane, S Novelina, dan S Aryani.

2007. Pengaruh Tokoferol Terhadap Profil Superoksida Dismutase dan

Malondialdehida Pada Jaringan Hati Tikus di Bawah Kondisi Stres. Jurnal

Veteriner : 202-209.