bisnis maritim tugas kelompok kelas b dan e kelompok 7 revisi

30
TUGAS KELOMPOK BISNIS MARITIM ANALISA KELAYAKAN BISNIS GULA DAN KAKAO Disusun Oleh Kelompok 7 Uswathul Chasanah 4212 100 051 Gathot Dwi Laksono 4212 100 133 Faishal Rachman 4212 100 137 Honey Rambu Anarki 4213 105 001 Margalando Mardha S. 4213 105 002 JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2015

Upload: deni-abdul-qodir-al-jaelani

Post on 10-Jul-2016

21 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

tugas bismar

TRANSCRIPT

Page 1: Bisnis Maritim Tugas Kelompok Kelas B Dan E Kelompok 7 Revisi

TUGAS KELOMPOK BISNIS MARITIM

ANALISA KELAYAKAN BISNIS GULA DAN KAKAO

Disusun Oleh Kelompok 7 Uswathul Chasanah 4212 100 051 Gathot Dwi Laksono 4212 100 133 Faishal Rachman 4212 100 137 Honey Rambu Anarki 4213 105 001 Margalando Mardha S. 4213 105 002

JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

2015

Page 2: Bisnis Maritim Tugas Kelompok Kelas B Dan E Kelompok 7 Revisi

Pelabuhan Tanjung Perak Sekilas Kota Surabaya

Kota Surabaya adalah ibu kota Provinsi Jawa Timur, Indonesia sekaligus

menjadi kota metropolitan terbesar di provinsi tersebut. Surabaya merupakan kota

terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Kota Surabaya juga merupakan pusat

bisnis, perdagangan, industri, dan pendidikan di kawasan Indonesia bagian timur.

Kota ini terletak 789 km sebelah timur Jakarta, atau 426 km sebelah barat laut

Denpasar, Bali. Surabaya terletak di tepi pantai utara pulau Jawa dan berhadapan

dengan Selat Madura serta Laut Jawa.

Surabaya memiliki luas sekitar 333,063 km² dengan penduduknya berjumlah

2.813.847 jiwa (2014). Daerah metropolitan Surabaya yaitu Gerbangkertosusila yang

berpenduduk sekitar 10 juta jiwa, adalah metropolitan terbesar kedua di Indonesia

setelah Jabodetabek. Surabaya dilayani oleh Bandar Udara Internasional

Juanda, Pelabuhan Tanjung Perak, danPelabuhan Ujung.

Sebagai kota metropolitan, Surabaya menjadi pusat kegiatan ekonomi,

keuangan, dan bisnis di daerah Jawa Timur dan sekitarnya. Surabaya dan kawasan

sekitarnya merupakan kawasan yang paling pesat pembangunan ekonominya di

Jawa Timur dan salah satu yang paling maju di Indonesia dengan pertumbuhan

ekonomi rata-rata sebesar 7,5% per tahun. Surabaya juga merupakan salah satu

kota terpenting dalam menopang perekonomian Indonesia bersama dengan Jakarta,

Medan, Bandung, Makassar, dan kota besar lainnya.

Sebagian besar penduduknya bergerak dalam bidang jasa, industri, dan

perdagangan. Banyak perusahaan multinasional besar yang berkantor pusat di

Surabaya, seperti PT Sampoerna Tbk, Maspion, Wing's Group, Unilever, Pakuwon

Group, Jawa Pos Group dan PT PAL. Pusat perkantoran dan highrise building (CBD)

berada di sekitar Jalan Tunjungan, Basuki Rahmat, Darmo, Mayjen Sungkono, HR.

Muhammad, dan Ahmad Yani. Kawasan industri di Surabaya di antaranya Surabaya

Industrial Estate Rungkut (SIER), Karangpilang dan Margomulyo. Surabaya juga

merupakan kota pelabuhan terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Pelabuhan

terpenting di Surabaya adalah Pelabuhan Tanjung Perak yang merupakan

pelabuhan perdagangan, peti kemas, dan penumpang terbesar kedua di Indonesia

setelah Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta. Di Surabaya juga terdapat Pelabuhan

Teluk Lamong yang beroperasi bulan Agustus 2014 dan merupakan pelabuhan

terbesar kedua di Surabaya setelah Pelabuhan Tanjung Perak dan akan

menjadi green port pertama di Indonesia. Pelabuhan Teluk Lamong akan menjadi

pelabuhan penyangga bagi Pelabuhan Tanjung Perak.

Sekilas Kondisi Pelabuhan

Pelabuhan Tanjung Perak merupakan salah satu pelabuhan pintu gerbang di

Indonesia, yang menjadi pusat kolektor dan distributor barang ke Kawasan Timur

Indonesia, khususnya untuk Propinsi Jawa Timur. Karena letaknya yang strategis

dan didukung oleh daerah hinterland Jawa Timur yang potensial maka Pelabuhan

Page 3: Bisnis Maritim Tugas Kelompok Kelas B Dan E Kelompok 7 Revisi

Tanjung Perak juga merupakan pusat pelayaran interinsulair Kawasan Timur

Indonesia.

Gambar 1. Pelabuhan Tanjung Perak

Peta Pelabuhan

Gambar 2. Peta Lokasi dan Denah Pelabuhan Tanjung Perak

Page 4: Bisnis Maritim Tugas Kelompok Kelas B Dan E Kelompok 7 Revisi
Page 5: Bisnis Maritim Tugas Kelompok Kelas B Dan E Kelompok 7 Revisi
Page 6: Bisnis Maritim Tugas Kelompok Kelas B Dan E Kelompok 7 Revisi

Peralatan Bongkar Muat

Kapal pandu sebanyak : 1 unit 2x380HP dan 3 unit 2x490HP

Kapal Tunda sebanyak : 9 unit

Kapal Kepil sebanyak : 2 unit 150HP dan 1 unit 240HP

Kapal Tongkang sebanyak : 3 unit

Kapal Ukur sebanyak : 1 unit 150PK

Crane sebanyak : 1 unit 35 ton

Forklift sebanyak : 1 unit 2ton, 2 unit 2,5ton, 2 unit 3ton, 1 unit 5ton, dan 2

unit 7ton

Head Truck sebanyak : 5 unit 40 ton

Chasis Combo sebanyak : 2 unit 20' dan 5 unit 40’

Spreader sebanyak : 2 unit 20' dan 5 unit 40’

Transtainer sebanyak : 2 unit 40 ton

Mobil PMK sebanyak : 6 unit

ARUS PETIKEMAS PELABUHAN TANJUNG PERAK (SURABAYA)

Page 7: Bisnis Maritim Tugas Kelompok Kelas B Dan E Kelompok 7 Revisi

SUMBER DATA: Jurnal Prakarsa Infrastruktur Indonesia, Edisi 10 / April 2012

Pembangunan Pelabuhan

Page 8: Bisnis Maritim Tugas Kelompok Kelas B Dan E Kelompok 7 Revisi

1.2 Pelabuhan Makasar

sejarah telah membuka mata kita bahwa Makassar merupakan gerbang utama

wilayah KTI (Kawasan Timur Indonesia) dan Pelindo IV ingin mencoba mengulang

kembali sejarah kejayaan Makassar sebagai pelabuhan yang di segani dan juga

menjadi jalur pelayaran dunia pada jaman dahulu kala.

Segala jenis barang dan komoditi penggerak perekonomian keluar-masuk dan

terdistribusikan ke daerah-daerah terpencil di wilayah KTI berasal dari Makassar,

sehingga patut dikatakan bahwa Makassar merupakan back-up area yang

menunjang pertumbuhan perekonomian di wilayah KTI, maka untuk itu infrastruktur

harus dibangun demi kelancaran distribusi barang ke wilayah terpencil di KTI

sehingga masyarakat juga bisa “mencicipi” nikmatnya kemajuan perekonomian

dengan harga-harga yang terjangkau.

Seiring dengan perkembangan dan kemajuan ekonomi, Makassar merupakan

kawasan yang mulai terpandang dan menjadi ladang investasi yang “menggiurkan”

bagi Investor baik lokal ataupun internasional. Dengan meningkatnya trafik arus

barang yang masuk ke Makassar melalui terminal petikemasnya menuntut

pelabuhan untuk bekerja extra untuk membuat distribusi barang lancar dan tidak

terjadi kemacetan di pelabuhan.

Kapasitas Container yard di terminal petikemas makassar saat ini mampu

menampung 350.000 TEUs / Tahun sedangankan data arus petikemas triwulan 2

tahun 2009 sudah hampir mendekati kapasitas maksimum sehingga di perlukan

penambahan lahan untuk menampung laju arus petikemas guna peningkatan

kemajuan perekonomian KTI.

Makassar New Port adalah sebuah masterplan yang akan dibangun diatas lautan

yang merupakan konsep pelabuhan artificial (buatan) manusia yang akan dibangun

diatas lahan seluas 250 Hektar yang dibangun dengan dua tahap berkala..

Sekilas Kondisi Pelabuhan

Gambar 3 kondisi pelabuhan makassar

Page 9: Bisnis Maritim Tugas Kelompok Kelas B Dan E Kelompok 7 Revisi

INFORMASI

UMUM

ALAMAT PELABUHAN

1. Alamat

Pelabuhan

Kelurahan

Kecamatan

Kabupaten

Propinsi

: Ujung Tanah

: Wajo

: -

: Sulawesi Selatan

2.

Status Pelabuhan

: Pelabuhan Diusahakan

3.

Jenis Pelabuhan

: Pelabuhan Umum

4.

Alamat

: Jl. Soekarno No I

Makassar

5.

Kode Pos

: 90173

6.

Telepon

: 0411-

316549,316966,320941

7.

Faximile

: 0411-313513

8.

Telex/VHF

: -

9.

S S B

- Nama Stasiun

: - - Frequensi )KHZ/MHZ( : -

10.

Kelas Pelabuhan

: Utama

11.

Kepanduan

- Status Pemanduan

: Pelabuhan Wajib Pandu - Koordinat Perairan Pandu : Tunggu Pandu di Bouy

pada posisi 05° 07' 25” LS/

119° 22' 20 ” BT

- Sarana Pemanduan : Kapal Tunda 3 Unit

Kapal Pandu 3 Unit

8(delapan )orang Pandu

Page 10: Bisnis Maritim Tugas Kelompok Kelas B Dan E Kelompok 7 Revisi

Peta Pelabuhan

Gambar 4 peta pelabuhan makassar

MASTER PLAN

PELABUHAN Ada

a. DAERAH LINGKUNGAN KERJA

PELABUHAN Perairan :2.978

Ha Daratan

:1.192.93

3 M2 (dikuasai)

b. DAERAH LINGKUNGAN KEPENTINGAN PELABUHAN

Perairan :39.740 Ha

c. DITETAPKAN DENGAN SK KM 85 Tahun 1999, Tanggal

13/10/1999

JALAN MASUK PELABUHAN

a. Jalan dari/ke sentra-sentra industri/perdagangan

Page 11: Bisnis Maritim Tugas Kelompok Kelas B Dan E Kelompok 7 Revisi

Kelas Jalan : Tol Reformasi

Lapisan Permukaan : Aspal

b. Jalan yang berada di lokasi pelabuhan

Kelas Jalan : Utama Akses ke jalan Tol Reformasi

Lapisan Permukaan : Aspal

LISTRIK

PLN : 993 kW

AIR

PAM : 175 T/jam

Page 12: Bisnis Maritim Tugas Kelompok Kelas B Dan E Kelompok 7 Revisi
Page 13: Bisnis Maritim Tugas Kelompok Kelas B Dan E Kelompok 7 Revisi
Page 14: Bisnis Maritim Tugas Kelompok Kelas B Dan E Kelompok 7 Revisi
Page 15: Bisnis Maritim Tugas Kelompok Kelas B Dan E Kelompok 7 Revisi
Page 16: Bisnis Maritim Tugas Kelompok Kelas B Dan E Kelompok 7 Revisi

Perkembangan Produksi Tebu

Perkembangan produksi tebu di Indonesia selama tiga tahun terakhir terus

mengalami penurunan. Pada tahun 2010 produksi Tebu (setara gula) mencapai 2,29

juta

ton dan turun 1,95 persen pada tahun 2011 menjadi sebesar 2,24 juta ton. Pada

tahun

2012 produksi tebu mengalami peningkatan sebesar 15,87 persen atau menjadi 2,60

juta

ton. Perkembangan produksi tebu Indonesia tahun 2010 sampai 2012 dapat dilihat

pada

Tabel B berikut ini:

Produksi tebu yang terbesar berasal dari Provinsi Jawa Timur. Pada tahun 2012

produksi tebu yang berasal dari Provinsi Jawa Timur sebesar 1,26 juta ton yang

berarti

sekitar 48,40 persen dari total produksi tebu Indonesia. Sementara itu provinsi

lainnya

yang juga merupakan penghasil tebu yang cukup besar yakni Lampung sebesar

747,08

ribu ton (28,73%), Jawa Tengah sebesar 247,48 ribu ton (9,52%), dan Jawa Barat

114,48

ribu ton (4,40%).

Persentase luas areal perkebunan tebu yang diusahakan oleh perkebunan rakyat

mencapai 56,14 persen terhadap total luas areal perkebunan tebu Indonesia,

sedangkan

produksi dari perkebunan rakyat sekitar 55,79 persen dari total produksi tebu

Indonesia,

hal ini berarti produktivitas dari perkebunan rakyat umumnya lebih rendah

dibandingkan

Page 17: Bisnis Maritim Tugas Kelompok Kelas B Dan E Kelompok 7 Revisi

dengan produktivitas perkebunan besar baik negara maupun swasta.

Perkembangan

produksi tebu menurut status pengusahaan tahun 2010-2012 disajikan pada

Gambar B di

bawah ini.

Persentase produksi tebu yang diusahakan oleh perkebunan rakyat selama periode

tahun 2010-2012 yakni berkisar 52,82 – 57,23 persen, sedangkan perkebunan besar

negara berkisar 14,48 – 16,71 persen dan untuk perkebunan besar swasta berkisar

26,06 -

32,70 persen. Produksi tebu Indonesia tahun 2012 sebesar 2,60 juta ton yang

berasal dari

perkebunan rakyat sebesar 1,45 juta ton (55,79%), perkebunan besar negara

sebesar 0,41

juta ton (15,77%) dan perkebunan besar swasta sebesar 0,74 juta ton (28,44%).

Page 18: Bisnis Maritim Tugas Kelompok Kelas B Dan E Kelompok 7 Revisi
Page 19: Bisnis Maritim Tugas Kelompok Kelas B Dan E Kelompok 7 Revisi

Gambar 1: Produksi Tebu Nasional

Gambar 2: Produksi Gula Konsumi dan Industri

Page 20: Bisnis Maritim Tugas Kelompok Kelas B Dan E Kelompok 7 Revisi

Gambar 3: Produksi Gula 2013

Gambar 4: Kebutuhan Gula Nasional

Page 21: Bisnis Maritim Tugas Kelompok Kelas B Dan E Kelompok 7 Revisi

Gambar 5: Perkembangan Harga Gula Nasional

Gambar 6: Rendemen Gula Nasional

Page 22: Bisnis Maritim Tugas Kelompok Kelas B Dan E Kelompok 7 Revisi

Gambar 7: Alur Proses Pengolahan Tebu Menjadi Gula

Page 23: Bisnis Maritim Tugas Kelompok Kelas B Dan E Kelompok 7 Revisi

Gambar 7 : Sistem Distribusi Gula

Page 24: Bisnis Maritim Tugas Kelompok Kelas B Dan E Kelompok 7 Revisi

Daftar Pabrik Gula di Sulawesi Selatan

1. PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero)

Head Office :

Jl. Urip Sumoharjo No. 72 - 76

Makassar - 90232

Indonesia

Telephone: +62-411-444830

Faximile: +62-411-444840

Email: [email protected]

Website: http://www.ptpnxiv.com

Kantor Penghubung :

Jl. Cut Meutia No. 11

Jakarta Pusat

Indonesia

Telephone: +62-21-3150404

Faximile: +62-21-3150404

Email: [email protected]

Website: http://www.ptpnxiv.com

Page 25: Bisnis Maritim Tugas Kelompok Kelas B Dan E Kelompok 7 Revisi

Alamat Unit Usaha dan Anak Perusahaan

PG Bone

Desa ArasoE, Kecamatan Cina

Kabupaten Bone 92772

Provinsi Sulawesi Selatan

Telp. 0481-2915004

Fax. 0481-2915115

PG Camming

Desa Wanuawaru, Kecamatan Libureng

Kabupaten Bone 92766

Provinsi Sulawesi Selatan

Telp. 0482 2425016

Email : [email protected]

PG Takalar

Desa Pa’rappunganta

Kecamatan Polongbangkeng Utara

Kabupaten Takalar PO BOX 02

Provinsi Sulawesi Selatan

Telp/Fax. 0411-232821

PKS Luwu I

Desa Lagego Kecamatan Burau

Kabupaten Luwu Timur 90003

Pronvinsi Sulawesi Selatan

Faximile 0473-25064

Email : [email protected]

Kebun Keera

Desa Ciromanie, Kecamatan Keera

Kabupaten Wajo 90993

Provinsi Sulawesei Selatan

Mobile : 08114201614

Kebun Malili

Desa Mantadulu

Kecamatan Angkona

Kabupaten Luwu Timur 95985

Provinsi Sulawesi Selatan

Kebun Asera

Desa Lamonae, Kecamatan Wiwirano

Kabupaten Konawe Utara

Provinsi Sulawesi Tenggara

Telp. 0401-319333

Unit Beteleme

Desa Beteleme, Kecamatan Lembo

Kabupaten Morowali 94666

Provinsi Sulawesi Tengah

Mobile : 0813-55400821

Unit Minahasa-Halmahera

Jln. Gunung Klabat

Kota Manado

Provinsi Sulawesi Utara

Pengolahan Kapas Jeneponto

Desa Lamonae,

Jl. Pelita No. 1 Kecamatan Binamu

Kota Bontosunggu

Kabupaten Jeneponto

Provinsi Sulawesi Selatan

Ternak (Ranch) Kabaru

Desa Kabaru

Kecamatan Pahunga Lodu

Kabupaten Sumba Timur

Provinsi Nusa Tenggara Timur

Kebun Kolaka (Non Operasi)

Kecamatan Watubangga

Kabupaten Kolaka

Provinsi Sulawesi Tenggara

Page 26: Bisnis Maritim Tugas Kelompok Kelas B Dan E Kelompok 7 Revisi

PTUK Maroangin (Non Operasi)

Desa Cendana, Kecamatan Maiwa

Kabupaten Enrekang

Provinsi Sulawesi Selatan

PT IGT - Tinanggea (Non Operasi)

Kecamatan Tinanggea

Kabupaten Konawe Selatan

Provinsi Sulawesi Tenggara

PT Sinergi Perkebunan Nusantara

(Anak Perusahaan)

Desa Tomata, Kecamatan Mori Atas

Kabupaten Morowali

Provinsi Sulawesi Tengah

Page 27: Bisnis Maritim Tugas Kelompok Kelas B Dan E Kelompok 7 Revisi

Kakao

A. Definisi Kakao

Kakao merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang

peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai

penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan dan devisa negara. Disamping itu

kakao juga berperan dalam mendorong pengembangan wilayah dan pengembangan

agroindustri. Pada tahun 2002, perkebunan kakao telah menyediakan lapangan

kerja dan sumber pendapatan bagi sekitar 900 ribu kepala keluarga petani yang

sebagian besar berada di Kawasan Timur Indonesia (KTI).

Perkebunan kakao di Indonesia mengalami perkembangan pesat dalam

kurun waktu 20 tahun terakhir dan pada tahun 2002 areal perkebunan kakao

Indonesia tercatat seluas 914.051 ha. Perkebunan kakao tersebut sebagian besar

(87,4%) dikelola oleh rakyat dan selebihnya 6,0% dikelola perkebunan besar negara

serta 6,7% perkebunan besar swasta. Jenis tanaman kakao yang diusahakan

sebagian besar adalah jenis kakao curah dengan sentra produksi utama adalah

Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah. Disamping itu juga

diusahakan jenis kakao mulia oleh perkebunan besar negara di Jawa Timur dan

Jawa Tengah.

B. Industri Pengolahan Kakao

1. Wilayah Potensi

Luas lahan tanaman kakao Indonesia lebih kurang 992.448 Ha dengan

produksi biji kakao sekitar 456.000 ton per tahun, dan produktivitas rata-rata

900 Kg per ha .Daerah penghasil kakao Indonesia adalah sebagai berikut:

Sulawesi Selatan 184.000 ton (28,26%), Sulawesi Tengah 137.000 ton

(21,04%), Sulawesi Tenggara 111.000 ton (17,05%), Sumatera Utara 51.000

ton (7,85%), Kalimantan Timur 25.000 ton (3,84%), Lampung 21.000 ton

(3,23%) dan daerah lainnya 122.000 ton (18,74%). Menurut usahanya

perkebunan kakao Indonesia dikelompokkan dalam 3 (tiga) kelompok yaitu ;

Perkebunan Rakyat 887.73 Ha, Perkebunan Negara 49.976 Ha dan

Perkebunan Swasta 54.737 Ha.

Page 28: Bisnis Maritim Tugas Kelompok Kelas B Dan E Kelompok 7 Revisi

Tabel 1. Data produksi kakao menurut Badan Pusat Statistik Nasional Pulau

Jawa dan Pulau Sulawesi dalam (ribu ton)

Provinsi Kakao

2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013*

DKI Jakarta - - - - - - -

Jawa Barat

2.7

0

3.7

0

3.6

0

2.1

0

2.6

0

2.7

0

2.6

2

Banten

2.3

0

2.4

0

2.1

0

2.1

0

1.6

0

3.0

5

2.9

1

Jawa Tengah

2.9

0

2.7

0

2.6

0

2.7

0

2.4

0

2.4

6

2.3

7

DI Yogyakarta

1.0

0

1.2

0

1.2

0

1.2

0

0.8

0

1.1

1

1.0

5

Jawa Timur

16.

60

18.

30

22.

70

24.

20

24.

80

29.

89

28.

58

Bali

7.5

0

6.8

0

6.8

0

6.2

0

3.7

0

4.3

6

4.1

4

Nusa Tenggara

Barat

1.8

0

1.7

0

1.5

0

1.3

0

1.0

0

1.3

7

1.3

0

Nusa Tenggara

Timur

11.

80

11.

90

12.

10

13.

00

8.8

0

11.

79

11.

19

Sulawesi Utara

2.8

0

4.0

0

3.5

0

5.0

0

3.7

0

4.4

4

4.2

3

Page 29: Bisnis Maritim Tugas Kelompok Kelas B Dan E Kelompok 7 Revisi

Gorontalo

3.0

0

3.4

0

3.6

0

3.7

0

2.9

0

3.8

9

3.7

1

Sulawesi

Tengah

14

6.80

15

1.90

13

8.10

13

8.30

12

4.80

14

8.56

14

4.36

Sulawesi

Selatan

11

9.30

11

2.00

16

4.40

17

3.80

14

2.80

14

9.86

14

6.84

Sulawesi Barat

88.

40

14

9.50

96.

90

96.

00

80.

20

83.

98

76.

16

Sulawesi

Tenggara

13

5.10

11

7.00

13

2.20

14

1.20

11

4.60

13

3.10

12

2.96

2. Jumlah Pelaku Usaha

Industri pengolahan kakao banyak berada di pulau Jawa. Jumlah pelak usaha

yang bergerak dalam bidang pengolahan kakao dapat dilihat pada lampiran.

Page 30: Bisnis Maritim Tugas Kelompok Kelas B Dan E Kelompok 7 Revisi

Berdasarkan hasil pengerjaan di Microsoft Excel, maka didapatkan data sebagai berikut:

1. NPV sebesar Rp 731.075.620.000,00

2. IRR sebesar 11.30%

3. Payback Period di tahun ke-10 (tahun 2025), bisnis berlangsung dari 2015 – 2039

4. Terdapat risiko dalam bisnis pelayaran, salah satunya yakni banyaknya daftar perusahaan

pelayaran saingan