bisnis maritim tugas kelompok kelas b dan e kelompok 7 revisi
DESCRIPTION
tugas bismarTRANSCRIPT
TUGAS KELOMPOK BISNIS MARITIM
ANALISA KELAYAKAN BISNIS GULA DAN KAKAO
Disusun Oleh Kelompok 7 Uswathul Chasanah 4212 100 051 Gathot Dwi Laksono 4212 100 133 Faishal Rachman 4212 100 137 Honey Rambu Anarki 4213 105 001 Margalando Mardha S. 4213 105 002
JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2015
Pelabuhan Tanjung Perak Sekilas Kota Surabaya
Kota Surabaya adalah ibu kota Provinsi Jawa Timur, Indonesia sekaligus
menjadi kota metropolitan terbesar di provinsi tersebut. Surabaya merupakan kota
terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Kota Surabaya juga merupakan pusat
bisnis, perdagangan, industri, dan pendidikan di kawasan Indonesia bagian timur.
Kota ini terletak 789 km sebelah timur Jakarta, atau 426 km sebelah barat laut
Denpasar, Bali. Surabaya terletak di tepi pantai utara pulau Jawa dan berhadapan
dengan Selat Madura serta Laut Jawa.
Surabaya memiliki luas sekitar 333,063 km² dengan penduduknya berjumlah
2.813.847 jiwa (2014). Daerah metropolitan Surabaya yaitu Gerbangkertosusila yang
berpenduduk sekitar 10 juta jiwa, adalah metropolitan terbesar kedua di Indonesia
setelah Jabodetabek. Surabaya dilayani oleh Bandar Udara Internasional
Juanda, Pelabuhan Tanjung Perak, danPelabuhan Ujung.
Sebagai kota metropolitan, Surabaya menjadi pusat kegiatan ekonomi,
keuangan, dan bisnis di daerah Jawa Timur dan sekitarnya. Surabaya dan kawasan
sekitarnya merupakan kawasan yang paling pesat pembangunan ekonominya di
Jawa Timur dan salah satu yang paling maju di Indonesia dengan pertumbuhan
ekonomi rata-rata sebesar 7,5% per tahun. Surabaya juga merupakan salah satu
kota terpenting dalam menopang perekonomian Indonesia bersama dengan Jakarta,
Medan, Bandung, Makassar, dan kota besar lainnya.
Sebagian besar penduduknya bergerak dalam bidang jasa, industri, dan
perdagangan. Banyak perusahaan multinasional besar yang berkantor pusat di
Surabaya, seperti PT Sampoerna Tbk, Maspion, Wing's Group, Unilever, Pakuwon
Group, Jawa Pos Group dan PT PAL. Pusat perkantoran dan highrise building (CBD)
berada di sekitar Jalan Tunjungan, Basuki Rahmat, Darmo, Mayjen Sungkono, HR.
Muhammad, dan Ahmad Yani. Kawasan industri di Surabaya di antaranya Surabaya
Industrial Estate Rungkut (SIER), Karangpilang dan Margomulyo. Surabaya juga
merupakan kota pelabuhan terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Pelabuhan
terpenting di Surabaya adalah Pelabuhan Tanjung Perak yang merupakan
pelabuhan perdagangan, peti kemas, dan penumpang terbesar kedua di Indonesia
setelah Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta. Di Surabaya juga terdapat Pelabuhan
Teluk Lamong yang beroperasi bulan Agustus 2014 dan merupakan pelabuhan
terbesar kedua di Surabaya setelah Pelabuhan Tanjung Perak dan akan
menjadi green port pertama di Indonesia. Pelabuhan Teluk Lamong akan menjadi
pelabuhan penyangga bagi Pelabuhan Tanjung Perak.
Sekilas Kondisi Pelabuhan
Pelabuhan Tanjung Perak merupakan salah satu pelabuhan pintu gerbang di
Indonesia, yang menjadi pusat kolektor dan distributor barang ke Kawasan Timur
Indonesia, khususnya untuk Propinsi Jawa Timur. Karena letaknya yang strategis
dan didukung oleh daerah hinterland Jawa Timur yang potensial maka Pelabuhan
Tanjung Perak juga merupakan pusat pelayaran interinsulair Kawasan Timur
Indonesia.
Gambar 1. Pelabuhan Tanjung Perak
Peta Pelabuhan
Gambar 2. Peta Lokasi dan Denah Pelabuhan Tanjung Perak
Peralatan Bongkar Muat
Kapal pandu sebanyak : 1 unit 2x380HP dan 3 unit 2x490HP
Kapal Tunda sebanyak : 9 unit
Kapal Kepil sebanyak : 2 unit 150HP dan 1 unit 240HP
Kapal Tongkang sebanyak : 3 unit
Kapal Ukur sebanyak : 1 unit 150PK
Crane sebanyak : 1 unit 35 ton
Forklift sebanyak : 1 unit 2ton, 2 unit 2,5ton, 2 unit 3ton, 1 unit 5ton, dan 2
unit 7ton
Head Truck sebanyak : 5 unit 40 ton
Chasis Combo sebanyak : 2 unit 20' dan 5 unit 40’
Spreader sebanyak : 2 unit 20' dan 5 unit 40’
Transtainer sebanyak : 2 unit 40 ton
Mobil PMK sebanyak : 6 unit
ARUS PETIKEMAS PELABUHAN TANJUNG PERAK (SURABAYA)
SUMBER DATA: Jurnal Prakarsa Infrastruktur Indonesia, Edisi 10 / April 2012
Pembangunan Pelabuhan
1.2 Pelabuhan Makasar
sejarah telah membuka mata kita bahwa Makassar merupakan gerbang utama
wilayah KTI (Kawasan Timur Indonesia) dan Pelindo IV ingin mencoba mengulang
kembali sejarah kejayaan Makassar sebagai pelabuhan yang di segani dan juga
menjadi jalur pelayaran dunia pada jaman dahulu kala.
Segala jenis barang dan komoditi penggerak perekonomian keluar-masuk dan
terdistribusikan ke daerah-daerah terpencil di wilayah KTI berasal dari Makassar,
sehingga patut dikatakan bahwa Makassar merupakan back-up area yang
menunjang pertumbuhan perekonomian di wilayah KTI, maka untuk itu infrastruktur
harus dibangun demi kelancaran distribusi barang ke wilayah terpencil di KTI
sehingga masyarakat juga bisa “mencicipi” nikmatnya kemajuan perekonomian
dengan harga-harga yang terjangkau.
Seiring dengan perkembangan dan kemajuan ekonomi, Makassar merupakan
kawasan yang mulai terpandang dan menjadi ladang investasi yang “menggiurkan”
bagi Investor baik lokal ataupun internasional. Dengan meningkatnya trafik arus
barang yang masuk ke Makassar melalui terminal petikemasnya menuntut
pelabuhan untuk bekerja extra untuk membuat distribusi barang lancar dan tidak
terjadi kemacetan di pelabuhan.
Kapasitas Container yard di terminal petikemas makassar saat ini mampu
menampung 350.000 TEUs / Tahun sedangankan data arus petikemas triwulan 2
tahun 2009 sudah hampir mendekati kapasitas maksimum sehingga di perlukan
penambahan lahan untuk menampung laju arus petikemas guna peningkatan
kemajuan perekonomian KTI.
Makassar New Port adalah sebuah masterplan yang akan dibangun diatas lautan
yang merupakan konsep pelabuhan artificial (buatan) manusia yang akan dibangun
diatas lahan seluas 250 Hektar yang dibangun dengan dua tahap berkala..
Sekilas Kondisi Pelabuhan
Gambar 3 kondisi pelabuhan makassar
INFORMASI
UMUM
ALAMAT PELABUHAN
1. Alamat
Pelabuhan
Kelurahan
Kecamatan
Kabupaten
Propinsi
: Ujung Tanah
: Wajo
: -
: Sulawesi Selatan
2.
Status Pelabuhan
: Pelabuhan Diusahakan
3.
Jenis Pelabuhan
: Pelabuhan Umum
4.
Alamat
: Jl. Soekarno No I
Makassar
5.
Kode Pos
: 90173
6.
Telepon
: 0411-
316549,316966,320941
7.
Faximile
: 0411-313513
8.
Telex/VHF
: -
9.
S S B
- Nama Stasiun
: - - Frequensi )KHZ/MHZ( : -
10.
Kelas Pelabuhan
: Utama
11.
Kepanduan
- Status Pemanduan
: Pelabuhan Wajib Pandu - Koordinat Perairan Pandu : Tunggu Pandu di Bouy
pada posisi 05° 07' 25” LS/
119° 22' 20 ” BT
- Sarana Pemanduan : Kapal Tunda 3 Unit
Kapal Pandu 3 Unit
8(delapan )orang Pandu
Peta Pelabuhan
Gambar 4 peta pelabuhan makassar
MASTER PLAN
PELABUHAN Ada
a. DAERAH LINGKUNGAN KERJA
PELABUHAN Perairan :2.978
Ha Daratan
:1.192.93
3 M2 (dikuasai)
b. DAERAH LINGKUNGAN KEPENTINGAN PELABUHAN
Perairan :39.740 Ha
c. DITETAPKAN DENGAN SK KM 85 Tahun 1999, Tanggal
13/10/1999
JALAN MASUK PELABUHAN
a. Jalan dari/ke sentra-sentra industri/perdagangan
Kelas Jalan : Tol Reformasi
Lapisan Permukaan : Aspal
b. Jalan yang berada di lokasi pelabuhan
Kelas Jalan : Utama Akses ke jalan Tol Reformasi
Lapisan Permukaan : Aspal
LISTRIK
PLN : 993 kW
AIR
PAM : 175 T/jam
Perkembangan Produksi Tebu
Perkembangan produksi tebu di Indonesia selama tiga tahun terakhir terus
mengalami penurunan. Pada tahun 2010 produksi Tebu (setara gula) mencapai 2,29
juta
ton dan turun 1,95 persen pada tahun 2011 menjadi sebesar 2,24 juta ton. Pada
tahun
2012 produksi tebu mengalami peningkatan sebesar 15,87 persen atau menjadi 2,60
juta
ton. Perkembangan produksi tebu Indonesia tahun 2010 sampai 2012 dapat dilihat
pada
Tabel B berikut ini:
Produksi tebu yang terbesar berasal dari Provinsi Jawa Timur. Pada tahun 2012
produksi tebu yang berasal dari Provinsi Jawa Timur sebesar 1,26 juta ton yang
berarti
sekitar 48,40 persen dari total produksi tebu Indonesia. Sementara itu provinsi
lainnya
yang juga merupakan penghasil tebu yang cukup besar yakni Lampung sebesar
747,08
ribu ton (28,73%), Jawa Tengah sebesar 247,48 ribu ton (9,52%), dan Jawa Barat
114,48
ribu ton (4,40%).
Persentase luas areal perkebunan tebu yang diusahakan oleh perkebunan rakyat
mencapai 56,14 persen terhadap total luas areal perkebunan tebu Indonesia,
sedangkan
produksi dari perkebunan rakyat sekitar 55,79 persen dari total produksi tebu
Indonesia,
hal ini berarti produktivitas dari perkebunan rakyat umumnya lebih rendah
dibandingkan
dengan produktivitas perkebunan besar baik negara maupun swasta.
Perkembangan
produksi tebu menurut status pengusahaan tahun 2010-2012 disajikan pada
Gambar B di
bawah ini.
Persentase produksi tebu yang diusahakan oleh perkebunan rakyat selama periode
tahun 2010-2012 yakni berkisar 52,82 – 57,23 persen, sedangkan perkebunan besar
negara berkisar 14,48 – 16,71 persen dan untuk perkebunan besar swasta berkisar
26,06 -
32,70 persen. Produksi tebu Indonesia tahun 2012 sebesar 2,60 juta ton yang
berasal dari
perkebunan rakyat sebesar 1,45 juta ton (55,79%), perkebunan besar negara
sebesar 0,41
juta ton (15,77%) dan perkebunan besar swasta sebesar 0,74 juta ton (28,44%).
Gambar 1: Produksi Tebu Nasional
Gambar 2: Produksi Gula Konsumi dan Industri
Gambar 3: Produksi Gula 2013
Gambar 4: Kebutuhan Gula Nasional
Gambar 5: Perkembangan Harga Gula Nasional
Gambar 6: Rendemen Gula Nasional
Gambar 7: Alur Proses Pengolahan Tebu Menjadi Gula
Gambar 7 : Sistem Distribusi Gula
Daftar Pabrik Gula di Sulawesi Selatan
1. PT. Perkebunan Nusantara XIV (Persero)
Head Office :
Jl. Urip Sumoharjo No. 72 - 76
Makassar - 90232
Indonesia
Telephone: +62-411-444830
Faximile: +62-411-444840
Email: [email protected]
Website: http://www.ptpnxiv.com
Kantor Penghubung :
Jl. Cut Meutia No. 11
Jakarta Pusat
Indonesia
Telephone: +62-21-3150404
Faximile: +62-21-3150404
Email: [email protected]
Website: http://www.ptpnxiv.com
Alamat Unit Usaha dan Anak Perusahaan
PG Bone
Desa ArasoE, Kecamatan Cina
Kabupaten Bone 92772
Provinsi Sulawesi Selatan
Telp. 0481-2915004
Fax. 0481-2915115
PG Camming
Desa Wanuawaru, Kecamatan Libureng
Kabupaten Bone 92766
Provinsi Sulawesi Selatan
Telp. 0482 2425016
Email : [email protected]
PG Takalar
Desa Pa’rappunganta
Kecamatan Polongbangkeng Utara
Kabupaten Takalar PO BOX 02
Provinsi Sulawesi Selatan
Telp/Fax. 0411-232821
PKS Luwu I
Desa Lagego Kecamatan Burau
Kabupaten Luwu Timur 90003
Pronvinsi Sulawesi Selatan
Faximile 0473-25064
Email : [email protected]
Kebun Keera
Desa Ciromanie, Kecamatan Keera
Kabupaten Wajo 90993
Provinsi Sulawesei Selatan
Mobile : 08114201614
Kebun Malili
Desa Mantadulu
Kecamatan Angkona
Kabupaten Luwu Timur 95985
Provinsi Sulawesi Selatan
Kebun Asera
Desa Lamonae, Kecamatan Wiwirano
Kabupaten Konawe Utara
Provinsi Sulawesi Tenggara
Telp. 0401-319333
Unit Beteleme
Desa Beteleme, Kecamatan Lembo
Kabupaten Morowali 94666
Provinsi Sulawesi Tengah
Mobile : 0813-55400821
Unit Minahasa-Halmahera
Jln. Gunung Klabat
Kota Manado
Provinsi Sulawesi Utara
Pengolahan Kapas Jeneponto
Desa Lamonae,
Jl. Pelita No. 1 Kecamatan Binamu
Kota Bontosunggu
Kabupaten Jeneponto
Provinsi Sulawesi Selatan
Ternak (Ranch) Kabaru
Desa Kabaru
Kecamatan Pahunga Lodu
Kabupaten Sumba Timur
Provinsi Nusa Tenggara Timur
Kebun Kolaka (Non Operasi)
Kecamatan Watubangga
Kabupaten Kolaka
Provinsi Sulawesi Tenggara
PTUK Maroangin (Non Operasi)
Desa Cendana, Kecamatan Maiwa
Kabupaten Enrekang
Provinsi Sulawesi Selatan
PT IGT - Tinanggea (Non Operasi)
Kecamatan Tinanggea
Kabupaten Konawe Selatan
Provinsi Sulawesi Tenggara
PT Sinergi Perkebunan Nusantara
(Anak Perusahaan)
Desa Tomata, Kecamatan Mori Atas
Kabupaten Morowali
Provinsi Sulawesi Tengah
Kakao
A. Definisi Kakao
Kakao merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan yang
peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai
penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan dan devisa negara. Disamping itu
kakao juga berperan dalam mendorong pengembangan wilayah dan pengembangan
agroindustri. Pada tahun 2002, perkebunan kakao telah menyediakan lapangan
kerja dan sumber pendapatan bagi sekitar 900 ribu kepala keluarga petani yang
sebagian besar berada di Kawasan Timur Indonesia (KTI).
Perkebunan kakao di Indonesia mengalami perkembangan pesat dalam
kurun waktu 20 tahun terakhir dan pada tahun 2002 areal perkebunan kakao
Indonesia tercatat seluas 914.051 ha. Perkebunan kakao tersebut sebagian besar
(87,4%) dikelola oleh rakyat dan selebihnya 6,0% dikelola perkebunan besar negara
serta 6,7% perkebunan besar swasta. Jenis tanaman kakao yang diusahakan
sebagian besar adalah jenis kakao curah dengan sentra produksi utama adalah
Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah. Disamping itu juga
diusahakan jenis kakao mulia oleh perkebunan besar negara di Jawa Timur dan
Jawa Tengah.
B. Industri Pengolahan Kakao
1. Wilayah Potensi
Luas lahan tanaman kakao Indonesia lebih kurang 992.448 Ha dengan
produksi biji kakao sekitar 456.000 ton per tahun, dan produktivitas rata-rata
900 Kg per ha .Daerah penghasil kakao Indonesia adalah sebagai berikut:
Sulawesi Selatan 184.000 ton (28,26%), Sulawesi Tengah 137.000 ton
(21,04%), Sulawesi Tenggara 111.000 ton (17,05%), Sumatera Utara 51.000
ton (7,85%), Kalimantan Timur 25.000 ton (3,84%), Lampung 21.000 ton
(3,23%) dan daerah lainnya 122.000 ton (18,74%). Menurut usahanya
perkebunan kakao Indonesia dikelompokkan dalam 3 (tiga) kelompok yaitu ;
Perkebunan Rakyat 887.73 Ha, Perkebunan Negara 49.976 Ha dan
Perkebunan Swasta 54.737 Ha.
Tabel 1. Data produksi kakao menurut Badan Pusat Statistik Nasional Pulau
Jawa dan Pulau Sulawesi dalam (ribu ton)
Provinsi Kakao
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013*
DKI Jakarta - - - - - - -
Jawa Barat
2.7
0
3.7
0
3.6
0
2.1
0
2.6
0
2.7
0
2.6
2
Banten
2.3
0
2.4
0
2.1
0
2.1
0
1.6
0
3.0
5
2.9
1
Jawa Tengah
2.9
0
2.7
0
2.6
0
2.7
0
2.4
0
2.4
6
2.3
7
DI Yogyakarta
1.0
0
1.2
0
1.2
0
1.2
0
0.8
0
1.1
1
1.0
5
Jawa Timur
16.
60
18.
30
22.
70
24.
20
24.
80
29.
89
28.
58
Bali
7.5
0
6.8
0
6.8
0
6.2
0
3.7
0
4.3
6
4.1
4
Nusa Tenggara
Barat
1.8
0
1.7
0
1.5
0
1.3
0
1.0
0
1.3
7
1.3
0
Nusa Tenggara
Timur
11.
80
11.
90
12.
10
13.
00
8.8
0
11.
79
11.
19
Sulawesi Utara
2.8
0
4.0
0
3.5
0
5.0
0
3.7
0
4.4
4
4.2
3
Gorontalo
3.0
0
3.4
0
3.6
0
3.7
0
2.9
0
3.8
9
3.7
1
Sulawesi
Tengah
14
6.80
15
1.90
13
8.10
13
8.30
12
4.80
14
8.56
14
4.36
Sulawesi
Selatan
11
9.30
11
2.00
16
4.40
17
3.80
14
2.80
14
9.86
14
6.84
Sulawesi Barat
88.
40
14
9.50
96.
90
96.
00
80.
20
83.
98
76.
16
Sulawesi
Tenggara
13
5.10
11
7.00
13
2.20
14
1.20
11
4.60
13
3.10
12
2.96
2. Jumlah Pelaku Usaha
Industri pengolahan kakao banyak berada di pulau Jawa. Jumlah pelak usaha
yang bergerak dalam bidang pengolahan kakao dapat dilihat pada lampiran.
Berdasarkan hasil pengerjaan di Microsoft Excel, maka didapatkan data sebagai berikut:
1. NPV sebesar Rp 731.075.620.000,00
2. IRR sebesar 11.30%
3. Payback Period di tahun ke-10 (tahun 2025), bisnis berlangsung dari 2015 – 2039
4. Terdapat risiko dalam bisnis pelayaran, salah satunya yakni banyaknya daftar perusahaan
pelayaran saingan