blass slamet - sang pemimpin

5
Kapankah seseorang jadi pemimpin? Ia jadi pemimpin bukan hanya saat dilantik, diberi pangkat, jabatan dan SK atau saat diberi modal untuk berwiraswasta. Seseorang jadi pemimpin “Sungguh-Sungguh" saat dia mampu memberi kesempatan rekan kerjanya untuk berbicara, mau menanggung resiko disalahkan bila memberi delegasi, belajar mendengarkan: tetap tersenyum saat dinilai & dikritik rekan kerja! By: By: Blas Slamet Lasmunadi Pr Blas Slamet Lasmunadi Pr PemimPin

Upload: oktavian-dani

Post on 21-Jul-2015

400 views

Category:

Spiritual


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Blass Slamet - Sang Pemimpin

Kapankah seseorang jadi pemimpin? Ia jadi pemimpin bukan hanya saat dilantik, diberi

pangkat, jabatan dan SK atau saat diberi modal untuk berwiraswasta.

Seseorang jadi pemimpin “Sungguh-Sungguh" saat dia mampu memberi kesempatan rekan kerjanya untuk

berbicara, mau menanggung resiko disalahkan bila memberi delegasi, belajar mendengarkan: tetap tersenyum saat

dinilai & dikritik rekan kerja!

By: By: Blas Slamet Lasmunadi PrBlas Slamet Lasmunadi Pr

PemimPin

Page 2: Blass Slamet - Sang Pemimpin

Apakah hari ini tubuhmu harum mewangi?Pasti wangi, mungkin karena aroma parfum.Namun masihkah tubuh kita harum mewangi, Saat kita masih iri hati menyaksikan keberhasilan orang lain, curiga pada saudara sendiri?

Tubuh kita harum saat ada hati yang mau terluka karena mau

memaafkan, tidak menghakimi & murah hati untuk menyapa!

Page 3: Blass Slamet - Sang Pemimpin

Inti kaderisasi itu tidak hanya membangun pribadi orang muda agar menjadi pribadi yang tangguh,tetapi sebenarnya kesediaan seorang pendamping menjadi "tanah yang subur". Tanah subur itu gembur, mudah dicangkul, mudah menyerap air. Karena itu seorang pendamping ditantang mau terluka, terbuka untuk dikritik & dinilai. Pendamping yang mau berbagi "luka kehidupan", dialah akan menjadi tanah subur bagi orang lain.

Page 4: Blass Slamet - Sang Pemimpin

"Jembatan Keledai" itu mempermudah kita untuk mengkomunikasikan konsep yang rumit kepada orang lain, sehingga konsep itu dimengerti dalam bahasa yang sederhana.

Apakah kita mau berperan sebagai "jembatan keledai" agar banyak

orang mudah menemukan kesempatan untuk mengalami cinta Allah?

Ataukah kita lebih suka mempersulit kasih Allah itu nyata dalam hidup

bersama?

Page 5: Blass Slamet - Sang Pemimpin

Biasanya, kita lebih suka menanggapi pendapat dengan mengatakan, "Menurut

saya, pendapat Anda itu .....!" daripada menanggapi dengan bertanya,

"Apakah saya boleh tahu, kenapa Anda

sampai berpendapat seperti itu? Saya ingin belajar dari pendapatmu!“

Begitulah pemimpin sejati mampu "masuk lewat pintu orang lain" dan ..."keluar

melalui pintu dirinya".