block model 2 dimensi

34
BLOCK MODEL 2 DIMENSI Block model 2 dimensi adalah suatu pemodelan yang dapat membantu untuk pembuatan peta-peta Iso-Sr, Iso-quality, Iso- ovrbdn, Isopach, Isochore. Oleh karena itu dalam pembuatan block model ini perlu dipastikan terlebih dahulu penyusunan database sesuai dengan perencanaan penambangan pada masing- masing seam dengan pertimbangan selektif mining dan quality yang dihasilkan. Setelah kita dapatkan file-file str - dtm untuk roof – floor , topografi serta cropline maupun subcropline. Selanjutnya kita perlu membuat file-file constrain (.con) sebagai pembatas/boundary masing-masing seam batubara. Apabila file- file tersebut telah selesai dikarjakan maka kita melangkah pada pembuatan block model dengan cara sebagai berikut : 1. Buat block Model dari menu “Block Model” *) Surpac practice manual by wasis_haryono 1

Upload: fathurrahman

Post on 18-Jul-2016

60 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

Surpac

TRANSCRIPT

Page 1: Block Model 2 Dimensi

BLOCK MODEL 2 DIMENSI

Block model 2 dimensi adalah suatu pemodelan yang dapat membantu untuk pembuatan peta-peta Iso-Sr, Iso-quality, Iso-ovrbdn, Isopach, Isochore. Oleh karena itu dalam pembuatan block model ini perlu dipastikan terlebih dahulu penyusunan database sesuai dengan perencanaan penambangan pada masing-masing seam dengan pertimbangan selektif mining dan quality yang dihasilkan. Setelah kita dapatkan file-file str - dtm untuk roof – floor , topografi serta cropline maupun subcropline. Selanjutnya kita perlu membuat file-file constrain (.con) sebagai pembatas/boundary masing-masing seam batubara. Apabila file-file tersebut telah selesai dikarjakan maka kita melangkah pada pembuatan block model dengan cara sebagai berikut :

1. Buat block Model dari menu “Block Model”

2. Buat batasan koordinat East – North block model sesuai data yang akan di cover.3. Isikan nilai z min dan z max dengan 0 dan 14. Isikan user block size sesuai dengan data-data yang ada (kerapatan data) dan

isikan subblocksizg diinginkan.

*) Surpac practice manual by wasis_haryono 1

Page 2: Block Model 2 Dimensi

5. Save “Block Model”6. Buat file centroid sebagai file perantara melalui “Block Model” --”Export” -

“Block centroid & dimension to string file”.

*) Surpac practice manual by wasis_haryono 2

Pilihan batasan yang digunakan utk blck mdl

Isikan sub blocking yang diinginkan

Page 3: Block Model 2 Dimensi

7. Isikan nama file centroid yang diinginkan pada “location” misal : “cen_1.str”8. Tampilkan file centroid yang telah dibuat dan tampilkan pula file dtm topografi.9. SOD-kan (Enter) kedua file tersebut dengan cara menuliskan “SOD” pada combo

box perintah (catatan : posisi layer aktif adalah file centroid dan set pada “point” pada box snap).

10. Uncheck box (interpolation ….) pada dialog box drape string over dtm yang ditampilkan. Apply.

*) Surpac practice manual by wasis_haryono 3

ISIKAN NAMA FILE CENTROID

Page 4: Block Model 2 Dimensi

11. Save centroid string yang di hasilkan. Reset graphics.12. Tampilkan centroid file, dan math nilai z dengan ketentuan sebagai berikut

Z = d1D1 = Z

*) Surpac practice manual by wasis_haryono 4

Page 5: Block Model 2 Dimensi

13. Save centroid file. Reset graphics.14. Selanjutnya pengisian block model untuk nilai z topografi.15. Buat attribute dengan cara “Block Model” -- Attribute -- “New”

16. Isikan Attribute Name: Topo; Type : float; Decimal : 2; Background value : -117. Lakukan estimation untuk pengisian data topografi kedalam block model dengan

cara “Block Model” -- “Estimation” -- “Neirest Neighbour”18. Isikan dialog box “Data source specificaton” dengan cara Location : (diisi file

centroid string); Attribute to fill : Topo; Description Field : D1. Apply.

*) Surpac practice manual by wasis_haryono 5

Page 6: Block Model 2 Dimensi

19. Isikan dialog box “Search Parameter” untuk nilai min dan max vertical search radius dengan nilai 1. Selanjutnya uncheck box “constraint interpolation”. Apply.

20. Save “Block Model” dan Check hasil yang didapatkan dengan cara menampilkan block model. “Block Model” - “Display” - “Display Block Model”. Check salah satu block dengan cara “Block Model” - “Display” - “View attribute for one block” -- klik pada block terpilih dan lihat data yang telah diisikan. Reset graphics.

*) Surpac practice manual by wasis_haryono 6

Page 7: Block Model 2 Dimensi

21. Lakukan langkah 8 sampai 15 untuk setiap seam batubara (perhatian : “hati-hati pengisian attribute untuk lapisan batubara multi seam dan parting”). Perlu diingat bahwa dalam melakukan math centroid string harus berurutan, contoh untuk topo z = d1. selanjutnya untuk us_floor haruslah z = d2 dan untuk floor seam berikutnya z = dn.

22. Prosedur pengisian attribute akan diberikan contoh untuk lapisan batubara multi seam sebagai berikut :Contoh :Model geologi daerah “A” ditemukan dengan variasi seam batubara Upper seam dan Lower Seam batubara, dimana pada lower seam didapatkan 3 (tiga) layer parting yang harus dipisahkan pada saat penambangan. Oleh karenanya diperlukan pemodelan untuk masing-masing seam batubara dan parting tersebut.

*) Surpac practice manual by wasis_haryono 7

Page 8: Block Model 2 Dimensi

a. Modelling untuk structural nilai Upper Seam.

- Pembuatan attribute dengan cara “Block Model” -- Attribute -- New

- Isikan attribute name : us_roof, us_floor, us_thick, us_burden; Type : Float; Decimal : 2; Background value : -1. Apply.

- Lakukan estimation value untuk pengisian data us_floor kedalam block model dengan cara “Block Model” --- Estimation -- Neirest neighbour.

*) Surpac practice manual by wasis_haryono 8

Page 9: Block Model 2 Dimensi

- Isikan dialog box “Data source spec” dengan cara Location : (diisi file centroid string); Attribute to fill : us_floor; Description Field : D2. Apply.

- Isikan dialog box “Search Parameter” untuk nilai min dan max vertical search radius dengan nilai 1. Selanjutnya check box “constraint interpolation”. Apply.

- Isikan dialog box “enter constraint” dengan constraint upper seam “inside” (file constraint outcrop atau subcropline yang telah dibuat diawal pembuatan file data). Apply.

- Selanjutnya kita akan meng-estimate nilai untuk thickness upper seam dengan cara “Block Model” -- Estimation -- Inverse distance

*) Surpac practice manual by wasis_haryono 9

Page 10: Block Model 2 Dimensi

- Isikan dialog box “Data source specification” dengan cara “Location : (diisi file string us_floor yang memiliki informasi Hole_ID, Coal_thickness, Parting thickness, Depth_from, Depth to, Number of intercept of coal); Attribute to fill : us_thick; Description filed : 2. Apply.

- Isikan dialog box “Search Parameter” untuk “minimum and maximum number of samples to select” dengan 3 dan 15. Isikan pula untuk nilai “minimum and maximum vertical search radius dengan 99999”. Apply.

*) Surpac practice manual by wasis_haryono 10

Page 11: Block Model 2 Dimensi

- Check box “constraint interpolation” pada dialog box “Inverse distance parameters” . Apply.

- Isikan dialog box “enter constraint” dengan constraint upper seam “inside” (file constraint outcrop atau subcropline yang telah dibuat diawal pembuatan file data). Apply.

- Selanjutnya kita akan menghitung nilai “z”untuk us_roof dan kedalaman (us_burden) dengan cara “Block Maths”.

- “Block Model” - Attribute - Maths. Isikan dialog box “Block Math” dengan cara Attribute name : us_roof ; Expresion : us_floor + us_thick dan attribute name : us_burden; Expresion : topo – us_roof. Check box “constraint”. Apply.

*) Surpac practice manual by wasis_haryono 11

Page 12: Block Model 2 Dimensi

- Isikan dialog box “enter constraint” dengan constraint upper seam “inside” (file constraint outcrop atau subcropline yang telah dibuat diawal pembuatan file data). Apply.

- Save “Block Model”. Display Block Model dari menu Block Model.- “Block Model” - Display -- View attribute for one block. Tentukan block

terpilih dan untuk melihat block terpilih berikutnya tekan “Apply”. Nilai pada us_burden menunjukkan bahwa nilai tersebut adalah besarnya nilai dibawah nilai topografi.

- Selanjutnya kita akan memperbaiki situasi yang diberikan oleh surpac, dimana us_roof > topo, men-set nilai us_roof sama dengan topo dan pernyataan yang sama untuk us_thick dan us_burden dengan cara melakukan “Block Maths”

- Gunakakan Sub menu “Block Maths”. Isikan Attribute name : us_roof; Expresion : iif(us_roof>topo,topo,us_roof), Attribute name : us_burden; Expresion : iif(us_roof>=topo,0,us_burden), Attribute name : us_thick; Expresion : iif(us_roof>=topo,topo-us_floor,us_thick). Check box “constraint”. Apply.

- Isikan dialog box “enter constraint” dengan upper seam constraint “inside”. Apply.

*) Surpac practice manual by wasis_haryono 12

Page 13: Block Model 2 Dimensi

- Gunakan “Colour Blocks By Attribute untuk block-block warna yang didasa pada us_burden. Anda telah menyelesaikan modeling nilai structural untuk upper seam.

b. Modelling untuk structural nilai Lower Seam.

- Pembuatan attribute dengan cara “Block Model” -- Attribute -- New

- Isikan attribute name : ls_roof, ls_floor, ls_thick, prt_thick; Type : Float; Decimal : 2; Background value : -1. Apply.

- Lakukan estimation value untuk pengisian data ls_floor kedalam block model dengan cara “Block Model” --- Estimation -- Neirest neighbour.

*) Surpac practice manual by wasis_haryono 13

Page 14: Block Model 2 Dimensi

- Isikan dialog box “Data source spec” dengan cara Location : (diisi file centroid string); Attribute to fill : ls_floor; Description Field : D3. Apply.

- Isikan dialog box “Search Parameter” untuk nilai min dan max vertical search radius dengan nilai 1. Selanjutnya check box “constraint interpolation”. Apply.

*) Surpac practice manual by wasis_haryono 14

Page 15: Block Model 2 Dimensi

- Isikan dialog box “enter constraint” dengan constraint lower seam “inside” (file constraint outcrop atau subcropline yang telah dibuat diawal pembuatan file data). Apply.

- Selanjutnya kita akan meng-estimate nilai untuk lower seam thickness dan prt_thickness dengan cara “Block Model” -- Estimation -- Inverse distance

- Isikan dialog box “Data source specification” dengan cara “Location : (diisi file string ls_floor yang memiliki informasi Hole_ID, Coal_thickness, Parting

*) Surpac practice manual by wasis_haryono 15

Page 16: Block Model 2 Dimensi

thickness, Depth_from, Depth to, Number of intercept of coal); Attribute to fill : ls_thick; Description filed : 2. Apply.

- Isikan dialog box “Search Parameter” untuk “minimum and maximum number of samples to select” dengan 3 dan 15. Isikan pula untuk nilai “minimum and maximum vertical search radius dengan 99999”. Apply.

- Check box “constraint interpolation” pada dialog box “Inverse distance parameters” . Apply.

*) Surpac practice manual by wasis_haryono 16

Page 17: Block Model 2 Dimensi

- Isikan dialog box “enter constraint” dengan constraint lower seam “inside” (file constraint outcrop atau subcropline yang telah dibuat diawal pembuatan file data). Apply.

- Selanjutnya kita akan menghitung nilai “z”untuk ls_roof dan kedalaman/thickness (ls_burden) dengan cara “Block Maths”.

- “Block Model” - Attribute - Maths. Isikan dialog box “Block Math” dengan cara Attribute name : ls_roof ; Expresion : ls_floor + ls_thick + prt_thck dan attribute name : ls_burden; Expresion : topo – ls_roof atau us_floor – ls_roof. Check box “constraint”. Apply.

a. Estimate Ls_roof :

*) Surpac practice manual by wasis_haryono 17

Page 18: Block Model 2 Dimensi

- Isikan dialog box “enter constraint” dengan constraint lower seam “inside” (file constraint outcrop atau subcropline yang telah dibuat diawal pembuatan file data). Apply.

b. Estimate Ls_burden - Estimate ls_burden sedikit berbeda dengan ls-roof, dalam mengestimate

ls_burden dilakukan dengan dua tahapan. Hal ini dikarenakan ls_burden berada pada area yang dibatasi oleh 2 surface, yakni topo dan us_floor. Oleh karenanya estimate nilai ls_burden dilakukan dengan cara sebagai berikut :

c.1. Ls_burden yang berada diantara us_floor dan ls_roof :

*) Surpac practice manual by wasis_haryono 18

Page 19: Block Model 2 Dimensi

c.2. Ls_burden yang berada diantara topo dan ls_roof :

*) Surpac practice manual by wasis_haryono 19

Page 20: Block Model 2 Dimensi

- Save “Block Model”. Display Block Model dari menu Block Model.- “Block Model” - Display -- View attribute for one block. Tentukan block

terpilih dan untuk melihat block terpilih berikutnya tekan “Apply”. Nilai negative pada ls_burden menunjukkan bahwa nilai tersebut adalah besarnya nilai dibawah nilai topografi.

- Selanjutnya kita akan memperbaiki situasi yang diberikan oleh surpac, dimana ls_roof > topo, men-set nilai ls_roof sama dengan topo dan pernyataan yang sama untuk ls_thick dan us_burden dengan cara melakukan “Block Maths”

- Gunakakan Sub menu “Block Maths”. Isikan Attribute name : ls_roof; Expresion : iif(ls_roof>topo,topo,ls_roof), Attribute name : ls_burden; Expresion : iif(us_roof>=topo,0,ls_burden), Attribute name : ls_thick; Expresion : iif(ls_roof>=topo,topo-ls_floor,ls_thick). Check box “constraint”. Apply.

*) Surpac practice manual by wasis_haryono 20

Page 21: Block Model 2 Dimensi

- Isikan dialog box “enter constraint” dengan lower seam constraint “inside”. Apply.

- Save “Block Model”. Display Block Model dari menu Block Model.- Gunakan “Colour Blocks By Attribute untuk block-block warna yang

didasarkan pada ls_burden. Anda telah menyelesaikan modeling nilai structural untuk lower seam.

d. Estimate parting thickness

- Tahap berikutnya adalah menghitung sebaran dari parting, langkah ini penting untuk dilakukan dengan alas an :- Untuk setiap parting yang tertambang, rata-rata 2 cm batubara akan

terpotong.- Produktifitas berkurang dipengaruhi oleh parting, dan berbanding terbalik

untuk jumlah parting. Kita bermaksud mengetahui dimana area-area produktifitas terendah untuk keperluan scheduling.

- Untuk tahap ini pertama-tama kita tampilkan file “ls_floor.str”. Lakukan “String Maths” untuk mengubah D6 ke sebaran/jumlah parting

D6 = 1

Z = 0

*) Surpac practice manual by wasis_haryono 21

Page 22: Block Model 2 Dimensi

*) Surpac practice manual by wasis_haryono 22

Page 23: Block Model 2 Dimensi

- Reset graphic, tampilkan file “partings.str”, Save file dengan nama file “partings.str” dan range : “1”

*) Surpac practice manual by wasis_haryono 23

Page 24: Block Model 2 Dimensi

- Buat Attribute dengan nama “ls_no_of_partings”

- Dengan menggunakan “Block Model” --- Estimation --- Nearest neighbour, masukkan nilai untuk number of parting kedalam block model.

*) Surpac practice manual by wasis_haryono 24

Page 25: Block Model 2 Dimensi

- Check dengan menggunakan “Identify Block Values” untuk melihat nilai block. Klik pada beberapa block dimana terdapat parting = nol. Anda kemungkinan akan menjumpai sejumlah block dimana number of partings adalah nol, ketebalan parting belum lebih besar dari nol. Hal ini adalah bukti bahwa “Neirest neighbour digunakan untuk model number of parting, dan “Inverse Distance” digunakan untuk model ketebalan parting. Selanjutnya jika sebuah block berada pada 30 meter jauhnya dari sample dengan parting nol maka ketebalan parting nol, tetapi apabila 31 meter jauhnya dari sample dengan 1 parting dan ketebalan parting 0.5, number of parting akan nol, tetapi ketebalan parting akan berkisar 0.25

- Selanjutnya sekarang kita akan menempatkan ketebalan parting ke nol dimana number of parting adalah nol. Hal ini disebabkan kita akan menghitung keberadaan parting

- Pada tahap ini kita akan membuat sebuah constraint yang disebut “partings”- Select “Add New Graphical Constraint” - Pilih menu “Block Model” -- Estimation --- Assign Value- Save Block Model. Check dengan “Identify Block Values”

*) Surpac practice manual by wasis_haryono 25

Page 26: Block Model 2 Dimensi

*) Surpac practice manual by wasis_haryono 26

Page 27: Block Model 2 Dimensi

*) Surpac practice manual by wasis_haryono 27