blok 9

Upload: ichamekeng

Post on 29-Feb-2016

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Digestive-1

TRANSCRIPT

Mekanisme Pencernaan dan Organ Pencernaan yang berperanMarry Salvatrix Mekeng102013065E8Mahasiswa Fakultas Kedokteran UkridaJl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta BaratTelepon (021) 56999593-4 Fax (021) 56317331 Email : [email protected]

AbstrakKita manusia sebagai makhluk hidup tentu memerlukan makanan untuk bertahan hidup. Makanan, minuman, dan obat-obatan merupakan sumber energi dan sumber bahan baku untuk membangun tubuh. Sebelum dapat digunakan tubuh, makanan dicerna dalam sistem pencernaan. Sistem pencernaan manusia terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Makanan yang dimakan masuk lewat mulut kemudian masuk kedalam gaster melewati esofagus lalu dibawa melalui usus halus sampe ke usus besar dan kemudian dikeluarkan lewat anus.Kata kunci : sistem pencernaa, esofagus, usus halus, usus besar, anus.AbstractWe humans as living beings certainly need food to survive. Food, beverages, and drugs are a source of energy and raw material resources to build the body. Before the body can use, the food is digested in the digestive system. The human digestive system consists of the digestive tract and digestive gland. Food eaten in through the mouth into the stomach and then passed through the esophagus and then taken through the small intestine into the large intestine and until then expelled through the anus.Keywords: gastrointestinal system, esophagus, small intestine, large intestine, anus.PendahuluanSistem pencernaan merupakan suatu proses yang melibatkan banyak organ dan juga enzim yang ada di dalam tubuh manusia. Jika sistem pencernaan bekerja dengan normal dan baik maka akan terjadi pencernaan yang baik pula. Sistem pencernaan melibatkan organ mulut, lambung, oesophagus, usus halus, usus besar, dll.Tidak jarang banyak orang mengalami gangguan pada sistem pencernaanya. Malabsorbsi atau gangguan penyerapan sering kali terjadi ketika saluran pencernaan mengalami gangguan. Dalam kasus ini, siste pencernaan terganggu karena luka tusuk yang dialami oleh laki-laki 20 tahun yang mengenai ususnya.Dalam makalah ini khususnya akan membahas usus, baik secara anatomi dan juga secara histologinya. Dimana letak usus serta persarafannya di dalam tubuh. Sistem pencernaan juga melibatkan enzim-enzim tertentu untuk mempermudah proses pencernaan.COLONColon terbentang di superior caecum dan terdiri dari colon ascendens, colon transversum, colon descendens, dan colon sigmoideum. Segmen ascendens dan segmen descendens colon terletak retroperitoneale (sekunder) dan segmen transversum dan segmen sigmoideumnya terletak intraperitoneale. Pada orang dewasa, panjang sekitar 1,5 m.Colon ascendens membentang dari caecum pada fossa iliaca dextra ke sisi kanan abdomen sampai flexura colica dextra di bawah lobus hepatis dexter. Tepat di lateral dari colon ascendens dan colon descendens terdapat sulci paracolici dextra dan sinistra. Sulci ini di dinding posterolateral abdomen melalui saluran ini bahan-bahan dapat lewat dari satu regio cavitas peritonealis ke regio yang lain. Oleh karena vasa dan lymphaticus utama berada di sisi medial atau posteromedial colon ascendens dan colon descendens, mobilisasi colon ascendens dan colon descendens yang relatif bebas dari perdarahan dapat dimungkinkan dengan memotong peritoneum di sepanjang sulci paracolici lateral ini. Pada flexura colica dextra kolon membelok ke kiri dengan tajam dan menyilangi abdomen sebagai kolon transversum dalam lengkungan yang dapat menggantung lebih rendah daripada umbilikus, dan baik pada sisi kiri berakhir pada flexura colica sinistra di bawah lien. Pada flexura colica sinistra, colon membelok kembali berjalan ke bawah pada sisi kiri absdomen sampai tepi pelvis, tempat colon berlanjut sebagai colon sigmoid. Colon sigmoid dimulai di atas apertura pelvis superior sampai ke level vetebra SIII, disini struktur bersinambungan dengan rectum. Colon sigmoideum berbentuk seperti huruf S, dapat bergerak kecuali pada bagian awalnya, yang bersambung dengan colon descendens, dan pada ujung akhirnya, yang bersambung ke rectum. Diantara kedua bagian tersebut, colon sigmoideum digantungkan oleh mesoncolon sigmoideum. Colon sigmoid memiliki beberapa lengkungan di dalam pelvis dan berakhir pada sisi yang berlawanan dengan pertengahan sekum tepatnya berhubungan dengan rektum.Suplai arterial untuk colon ascendens berasal dari : Ramus colicus dari arteria ileocolica (dari arteri mesenterica superior) Arteria caecalis anterior dari arteria ileocolica (dari arteri mesenterica superior) Arteria caecalis posterior dari arteria ileocolica (dari arteri mesenterica superior) Arteria colica dextra dari arteria mesenterica superior.

Suplai arterial untuk colon transversum berasal dari : Arteria colica dextra dari aretria mesenterica superior Arteria colica media dari arteria mesenterica superoir Arteria colica sinistra dari arteria mesenterica inferiorSuplai arterial untuk colon descendens meliputi arterial colica sinistra dan arterial mesenterica inferior. Suplai arteial untuk colon sigmoideum berasal dari arteriae sigmoidae dari arterial mesenterica superior.AppendixAppendix adalah struktur tabung sempit, berongga, berujung buntu dan berhubungan dengan caecum di ujung yang lain. Dinding appendix memiliki agregasi jaringan lymphaticum yang luas, dan menggantung pada ileum terminal oleh mesoappendix, yang berisi vasa appendicularis. Memiliki panjang yang bervariasi namun pada orang dewasa sekitar 5-15 cm. pangkal apendiks keluar dari aspek posteromedial sekum, akan tetapi arah apendiks itu sendiri sangan bervariasi. Pada sebagian besar orang apendiks terletak pada posisi retrosekal namun sering juga ditemukan posisi lain. Bagian appendix yang lain dapat berada di : Posterior dari caecum atau bagian bawah colon ascendens, atau keduanya, dengan posisi retrocaecalis atau retrocolicae. Menggantung di atas apertura pelvis, di dalam pelvis atau dalam posisi descendens. Di bawah caecum pada lokasi subcaecale. Anterior dari ileum terminal, kemungkinan berhubungan dengan dinding tubuh, pada posisi pre-ileale atau posterior dari ileum terminal pada posisi post-ileale.Appendix di proyeksikan ke dinding anterior abdomen pada titik sepertiga bawah garis yang menghubungkan spina iliaca anterior superior dan umbilicus (titik McBurney).Appendix berhubungan dengan rongga caecum melalui lubang yang terletak di bawah dan belakang ostium ileale. Perdarahan appendix adalah arteria appendicularis yang merupakan cabang arteria caecalis posterior. Saraf-saraf berasal dari cabang-cabang saraf simpatisdan parasimpatis (nervus vagus) dari plexus mesentericus superior. Serabut sarafaferen yang menghantarkan rasa nyeri visceral dari appendix vermiformisberjalanbersama saraf simpatis dan masuk ke medulla spinalis setinggi vertebra thoracica 10.1

CaecumCaecum merupakan bagian pertama dari intestinum crassum. Caecum berada di inferior ostium ileocaecale dan pada fossa iliaca dextra. Caecum adalah struktur intraperitoneale karena mobilitasnya bukan karena perlekatannya oleh mesenterium.Caecum berlanjut sebagai colon asendens pada tempat pertemuannya dengan ileum dan biasanya berkontak dengan dinding anterior abdomen. Caecum dapat menyilang aperture pelvis untuk kemudian terletak di dalam pelvis minor. Appendix melekat pada dinding posteromedial caecum, tepat di inferior dari ujung ileum.Perdarahan caecum adalah arteria caecalis anterior dan arteria caecalis posteriormembentuk arteria ileocolica, sebuah cabang arteria mesenterica superior. Venae mengikuti arteriae yang sesuai dan mengalirkan darahnya ke vena mesenterica superior. Saraf-sarafberasal dari cabang-cabang saraf simpatis dan parasimpatls (nervus vagus) membentuk plexus mesentericus superior.

RectumRectum memiliki panjang 12-15 cm dan merupakan lanjutan colon sigmoideum. Setinggi vertebrae sacralis 3 taenia colon sigmoideum berubah menjadi lapisan otot polos longitudinal dan appendices epiploicae menghilang. Lengkung pada rectum pada bidang sagital ialah flexura sacralis yang sesuai dengan lengkung os sacrum dan flexura perinealis yang cembung ke depan sesuai dengan os coccygeus. Bagian rectum berdasarkan bentuknya ialah pars ampularis recti yang melebar dan pars analis recti yang menyempit. Rectum diperdarahi a. rectalis superior, a. rectalis media dan a. rectalis inferior. Sementara sistem venanya oleh v. rectalis superior, v. rectalis media dan v. rectalis inferior. Pembuluh getah bening pada rectum bagian proximal ialah melalui nnll.pararectal kemudian menuju nnll. mensenterica inferior. Sedangkan, untuk rectum bagian distal getahbening dialirkan ke nnll. sacralis.

Persarafannya terbagi atas saraf simpatis dan parasimpatis. Persarafan simpatis melalui nn. splanchnicus lumbales dan plexus hypogastricus, sedangkan saraf parasimpatis melalui nervus spinalis sacralis 2-4. Rectum akan berakhir sebagai lubang tempat akhir untuk defekasi yang disebut dengan anus.2Usus HalusUsus halus adalah tabung yang kira-kira sekitar dua setengah meter panjang dalam keadaan hidup. Usus halus memanjang dari lambung sampai katup ileo-kolikam tempat bersambung dengan usus besar. Usus halus terletak di daerah umbilikus dan dikelilingi oleh usus besar. Usus halus mengisi sebagian besar rongga abdomen dan dibagi menjadi tiga bagian, yaitu duodenum, jejunum, dan ileum.

DuodenumDuodenum atau dikenal dengan sebutan usus duabelas jari adalah saluran berbentuk C, panjangnya sekitar 25cm, pada bagian belakang abdomen, mengitari caput pankreas.4 Duodenum merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamen Treitz. Duodenum terdiri dari empat bagian, yaitu pars superior duodeni, pars descendens duodeni, pars inferior duodeni, dan pars ascendes duodeni.

JejeunumJejunum atau usus kosong adalah bagian kedua dari usus halus, yang terletak diantara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian dari jejunum.

IleumIleum atau usus penyerapan adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan manusia. Ileum memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi untuk menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.3

Mikroskopis ususUsus besar (colon)Usus besar terdapat di antara anus dan ujung terminal ileum. Usus besar terdiri atas segmen awal (sekum), dan colon asendens, transversum, desendens, sigmoid, rektum dan anus. Sisa makanan dan yang tidak tercerna dan tidak diabsorpsi di dalam usus halus didorong ke dalam usus besar oleh gerak peristaltic kuat otot muskularis eksterna usus halus. Residu yang memasuki usus besar itu berbentuk semicair, saat mencapai bagian akhir usus besar, residu ini telah menjadi semisolid sebagaimana feses umumnya. Meskipun terdapat di usus halus, sel-sel goblet pada epitel usus besar jauh lebih banyak dibandingkan dengan di usus halus. Sel goblet ini juga bertambah dari bagian sekum ke kolon sigmoid. Usus besar tidak memiliki plika sirkularis maupun vili intestinales, dan kelenjar usus/intestinal terletak lebih dalam daripada di usus halus. Kelenjar intestinal usus besar juga tidak memiliki sel Paneth, namun memiliki berbagai sel enteroendokrin.Colon memiliki lapisan epitel, jaringan ikat, dan otot polos pada dindingnya, serupa dengan lapisan yang ada pada usus halus. Mukosa terdiri atas epitel selapis silindris, kelenjar intestinal, lamina propria, dan muskularis mukosa. Submukosa di bawahnya mengandung sel dan serat jaringan ikat, berbagai pembuluh darah dan saraf. Tampak kedua lapisan otot polos di muskularis eksterna. Serosa (peritoneum visceral dan mesenterium) menutupi daerah kolon transversum dan kolon sigmoid.Colon tidak memiliki vili atau plika sirkularis. Akibatnya, permukaan lumen mukosa kolon tampak licin. Namun bila kolon tidak diregangkan, mukosa serta submukosanya terlihat berlipat-lipat yang bersifat sementara. Di dalam lamina propria dan submukosa dinding kolon dapat dijumpai limfonoduli berbagai ukuran.Lapisan otot polos muskularis eksterna kolon juga mengalami modifikasi. Lapisan sirkular dalam utuh, sedangkan lapisan longitudinal luar otot polos terbagi dalam tiga untaian besar memanjang yang disebut taenia koli. Di bagian lain dinding kolon, terdapat delapis tipis lapisan otot longitudinal luar di antara taenia koli, lapisan ini sering tidak utuh. Sel-sel ganglion parasimpatis pleksus saraf mienterikus (Auerbach) terdapat di antara kedua lapisan otot muskularis eksterna.Baik colon transversum maupun colon sigmoid melekat ke dinding tubuh oleh mesenterium. Oleh karena itu, serosa menjadi lapisan terluar pada kedua bagian kolon ini. Di dalam mesenterium terdapat jaringan ikat longgar, sel-sel lemak, pembuluh darah, dan saraf.AppendixTerdapat beberapa persamaan antara mukosa apendiks dan kolon, epitel selapis dengan banyak sel goblet, lamina propria di bawahnya yang mengandung kelenjar intestinal (kripti Lieberkhun), dan mukosa muskularis. Kelenjar intestinal pada apendiks kurang berkembang, lebih pendek, dan sering berjauhan letaknya. Jaringan limfoid difus di dalam lamina propria sangat banyak dan sering terlihat sampai ke submukosa berdekatan.Disini terdapat sangat banyak limfonoduli dengan pusat germinal, dan sangat khas untuk apendiks. Nodule ini berawal di lamina propria, namun karena ukurannya besar, nodule ini meluas dari epitel permukaan sampai ke submukosa. Submukosanya sangat vascular dengan banyak pembuluh darah. Muskularis eksterna terdiri aatas lapisan sirkular dalam dan longitudinal luar, ketebalan lapisan otot ini bervariasi. Ganglia parasimpatis (pleksus mienterikus Auerbach) terlihat di antara lapisan sirkular dalam dan longitudinal luar. Lapisan terluar apendiks adalah serosa.4RectumRektum memiliki lapisan mukosa yang berlipat secara longitudinal dan berakhir kira-kira dua setengah inchi dari orrificium anal. Epitelnya tersusun selapis torak dan memiliki cryptus. Pertemuan antara rektum dan anus disebut dengan linea pectinata. Anus terbagi dalam 3 segmen yaitu zona collumnaris, zona intermedia dan zona cutanea. Pada tunika submukosa mengandung banyak pembuluh darah, serat saraf dan badan vater Paccini. Pembuluh vena disini membentuk plexus hemmoroid. Tunika muskularis mukosa pada anus membentuk m.dilatator ani internus. Sedangkan tunika muskularis sirkular pada anus membentuk m.sphcinter ani internus. Diluar dari lapisan otot ini terdapat lapisan otot lurikyang membentuk m. sphincter ani externus.5

Usus HalusUsus halus terdiri atas tiga daerah yaitu duodenum, jejunum, dan ileum. Tunika mukosa usus halus memperlihatkan lipatan yang disebut dengan vili intestinal. Pada tunika submukosa tampak lipatan spiral yang disebut dengan plika sirkularis. Pada pembahasan kali ini, ketiga daerah tersebut akan dibahas satu per satu.

DuodenumPada duodenum, lapisan mukosa diliputi oleh epitel selapis torak yang mempunyai mikrovili dan sel piala. Sel piala disini belum begiu banyak. Mukosa mempunyai vili intestinal yang gemuk-gemuk. Lamina propia terdapat di bawah epitel vili maupun kriptus Lieberkuhn. Lapisan otot mukosa tidak ikut membentuk vili intestial. Lapisan submukosa dipenuhi kelenjar Burnner. Lapisan otot terdiri atas lapisan lingkar dan mamanjang, dan dianataranya terdapat pleksus saraf.

JejunumPada jejunum, lapisan mukosanya mirip dengan duodenum tetapi vilusnya lebih langsung dan sel gobletnya lebih banyak. Pada dasarnya kriptus dapat ditemukan sel paneth, berupa sel berbentuk limas dengan puncaknya menghadap lumen. Di dalam sitoplasmanya terdapat granula kasar berwarna merah. Lapisan submukosa disini tidak terdapat kelenjar.

IleumLapisan mukosa pada ileum seperti jejunum tetapi sel pialanya jauh lebih banyak. Di dalam lamina propia terdapat kelompok nodulus limfatikus yang membentuk bangunan khusus ang disebut plaque peyeri yang dapat terliht meluas ke dalam submukosa. Lapisan submukosa terdiri tas jaringan ikat jarang dengan pleksus meissner di dalamnya dan tidak mempunyai kelenjar.6

Mekanisme sistem pencernaanFungsi utama sistem pencernaan adalah untuk memindahkan zat gizi atau nutrien, air, dan elektrolit dari makanan yang kita makan ke dalam lingkungan internal tubuh. Dimana dalam proses memindahkan zat tersebut sistem pencernaan melaksanakan 4 proses dasar, yaitu motilitas sekresi,pencernaan,penyerapan.7

Penyerpan ColonMotilitasGerakan MencampurUmumnya gerakan usus besar belangsung lambat dan tidak mendorong sesuai fungsinya sebagai tempat penyerapan dan penyimpanan. Motilitas utama kolon adalah kontraksi haustra yang dipicu oleh ritmisitas otonom sel-sel otot polos kolon. Kontraksi ini, yang menyebabkan kolon membentuk haustra, serupa dengan segemntasi usus halus tetapi terjadi jauh lebih jarang. Lokasi kantung haustra secara bertahap berubah sewaktu segmen yang semula meleas dan membentuk kantung mulai berkontraksi secara perlahan sementara bagian yang tadinya berkontrasi melemas secara bersamaan membentuk kantung baru. Gerakan ini tidak mendorong isi usus tetapi secara perlahan mengaduknya maju-mundur sehingga isi kolon teroanjan ke mukosa penyerapan. Kontraksi haustra umumnya dikontrol oleh refleks lokal yang melibatkan pleksus intrinsik.

Gerakan MassaTiga atau empat kali sehari, terjadi peningkatan mencolok motilitas saat segmen-segmen besar kolon asendens dan transversum berkontraksi secara simultan, mendorong tinja sepertiga sampai seperempat panjang kolon dalam beberapa detik. Kontraksi ini yang secara tepat dinamai gerakan massa, mendorong isi kolon ke bagian distal usus besar, tempat bahan disimpan sampai terjadi defikasi.Ketika makanan masuk ke lambung, terjadi refleks gastrokolon, yang menjadi pemicu utama gerakan massa di kolon. Ketika makanan masuk ke saluran cerna, terpicu refleks-refleks yang memindahkan isi yang sudah ada ke bagian distal untuk menyediakan tempat bagi makanan yang baru masuk. Refleks gastroileum memindahkan isi usus halus yang masih ada ke dalam usus besar, dan refleks gastrokolon mendorong isi kolon ke dalam rektum, memicu defekasi.

Refleks DefekasiKetika gerakan masa di kolon mendorong tinja ke dalam rektum, peregangan yang teradi di rektum merangsang reseptor regang di didinding rektum, memicu refleks defekasi. Refleks defekasi memicu sfingter ani internus (otot polos) melemas dan rekum serta kolon sigmoid berkontraksi lebih kuat. Jika sfingter ani eksternus (otot rangka) juga melemas maka terjadi defekasi. Karena otot rangka, sfingter ani eksternus berada di bawah kontrol volunter, jika keadaan tidak memungkinkan untuk defekasi maka akan terjadi pengencangan sfingter ani eksternus secara segaja.Jika defekasi ditunda maka dinding rektum yang semula teregang secara perlahan melemas, dan keinginan unntuk buang air besar mereda sampai gerakan massa berikutnya mendorong lebih banyak tinja ke dalam rektum dan kembali meregangkan rektum serta memicu refleks defekasi. Jika defekasi terjadi maka biasanya dibantu oleh gerakan mengejan volunter yang melibatkan kontraksi otot abdomen dan ekspirasi paksa dengan glotis tertutup secara bersamaan.

Sekresi Usus BesarUsus besar tidak mengeluarkan enzim pencernaan apapun. Tidak ada yang diperluka karena pencernaan telah selesai sebelum kimus mencapai kolon. Sekresi kolon terdiri dari laruan mukus basa (NaHCO3) yang fungsinya adalah melindungi mukosa usus besar dari cederamekanis dan kimiawi. Mukus mempermudah feses bergerak, sementtara NaHCO3 menetralkan asam iritan yang diproduksi oleh fermentasi bakteri lokal.

Pencernaan Usus BesarDalam usus besar tidak terjadi pencernaan karena tidak terdapat enzim pencernaan. Bakteri kolon mampu mencerna sebagain selulosa namun untuk kepentingan metabolisme mereka sendiri.

Penyerapan Usus BesarKolon dalam keadaan normal menyerap garam dan H2O. Natrium diserap secara aktif, Cl- mengikuti secara pasif menuruni gradien listrik, dan H2O mengikuti secara osmotis. Kolon menyerap sejumlah elektrolit lain serta vitamin K yang disintesis oleh bakteri kolon. Melalui penyerapan garam dan H2O terbentuk massa tinja yang padat.Tinja atau feses merupakan hasil akhir dari sistem pencernaan. Dimana feses terdiri dari 100gr H2O, 50gr bahan padat meliputi selulosa-bilirubin-bakteri-sejumlah kecil garam, dan residu makanan yang tidak diserap. Selain mengeluarkan feses, terdapat pula gas yang turut dikeluarkan yang disebut flatus.8

KesimpulanApendisitis adalah peradangan mendadak atau pembengkakan usus buntu (vermiformis apendiks). Hal ini bisa terjadi karena adanya gangguan pada proses pencernaan maumpun penyerapannya sehingga menyebabkan penyumbatan pada usus buntu yang akhirnya bisa sampai terjadinya peradangan.

Daftar Pustaka1. Faiz O, Moffat D. At a glance anatomy. Jakarta: Erlangga; 2006.2. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2004.3. Pearce EC. Anatomi & fisiologi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 20094. Fawcett DW, Bloom. Buku ajar histologi. Jakarta: EGC; 2004.5. Junqueira L C, Carneiro J. Histologi dasar. Jakarta: EGC; 20076. Fiore M. Atlas histologi. Jakarta: EGC; 20047. Guyton, A & Hall, J. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC; 2011.8. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Jakarta: EGC ; 2011.

12