blood rival
DESCRIPTION
baca bab 1 bab rivals yukTRANSCRIPT
1
BLOOD RIVALSVampires vs Warewolves
Diterjemahkan dariBLOOD RIVALS
Vampires vs Warewolveskarya Martin Howden
Copyright © 2010, Martin Howden
Hak cipta dilindungi undang-undangAll rights reserved
Hak terjemahan ke dalam Bahasa Indonesia ada pada PT. Ufuk Publishing House
Tata Letak Sampul: Apung Donggala—Ufukreatif DesainPewajah Isi: Husni Kamal—Ufukreatif Design
Penerjemah: SukronPenyunting: Premi Wahyu
Cetakan I: November 2012
ISBN: 978-602-9159-71-4
HEARTPT. Ufuk Publishing House
Anggota IKAPIJl.Kebagusan III, Komplek Nuansa Kebagusan 99, Kebagusan,
Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12520, IndonesiaPhone: 021-78847081, 78847012, Fax: 78847037
Homepage: www.ufukfiction.ufukpress.comBlog: www.ufukfantasticfiction.blogspot.com
Email: [email protected]: ufuk fantastic fiction
Twitter: @ufukfiction
WHOSE SIDE
ARE YOU ON?
WHOSE SIDE
ARE YOU ON?
4
5
6
7
Pendahuluan
Tahun-tahun Awal Robert
Kehidupan Aktor
Figur Ayah
Ibu
Pria Berotot
Ratu Indie
Bintang Rock
Seseorang yang Bersemangat
Twilight
Kesuksesan Twilight
New Moon
New Moon, New Feelings
Eclipse
Apa yang Selanjutnya bagi Keluarga Cullen?
9
14
23
43
68
85
99
109
116
126
150
159
179
193
202
8
9
Dalam kehidupan dunia imajinasi yang
diciptakan Stephanie Meyer, vampir benar-
benar nyata. Di dalam imajinasinya, vampir-
vampir tersebut tidak memakai jubah, dan juga
tidak dapat dilukai dengan bawang putih, salib,
ataupun kayu pancang. Mereka mampu muncul
di luar ruangan pada siang hari tanpa takut
akan terbakar. Satu-satunya yang dapat terlihat
dan menandakan bahwa mereka merupakan
makhluk supernatural adalah kulit mereka.
Mereka menjadi berkilauan ketika diterpa sinar
matahari secara langsung. Mereka juga bukan
monster yang mengisap darah manusia.
Keluarga Cullen tinggal dengan cukup
damai di kota kecil Forks pada negara bagian
Washington, AS, setelah melakukan gencat-
an senjata dengan suku Native American
Pendahuluan
10
Quiluete—yang memilih untuk membiarkan klan Cullen
selama mereka tidak mencelakai manusia atau menerobos
masuk tanah mereka.
Lagi pula, mencelakai manusia merupakan sesuatu yang
mati-matian coba untuk tidak dilakukan oleh klan Cullen.
Alasan utamanya adalah karena Carlisle Cullen.
Dengan memercayai bahwa vampir dapat menjadi versi
yang disempurnakan dari kehidupan manusia mereka sebe-
lumnya, maka Carlisle pun membawa rasa belas kasih yang
ia miliki dengan menjadi seorang dokter ke dalam hidup
barunya.
Setelah berubah menjadi vampir pada abad ke-17, ia meng-
alami kegalauan yang amat sangat atas perubahan tersebut
dan sering kali mencoba untuk bunuh diri. Namun, seluruh
upayanya tersebut selalu diakhiri dengan kegagalan. Sampai
suatu saat, ia mampu memuaskan rasa haus darahnya yang
tak tertahankan dengan meminum darah rusa yang lewat di
hadapannya. Sejak saat itu, Carlisle menjadi menyadari bahwa
ia dapat hidup dengan memangsa hewan tanpa harus mengisap
darah manusia. Oleh karenanya, Carlisle memutuskan untuk
melakukan sesuatu yang berguna dengan perubahan yang
dialaminya. Selama berabad-abad, ia mengabdikan hidupnya
untuk melayani dan merawat manusia sebagai seorang dokter.
Setelah beberapa waktu bersama Volturi—sebuah keluarga
vampir di Italia—Carlisle pergi untuk mengembara berkeliling
11
dunia. Selama masa itulah, ia mengumpulkan beberapa anak
vampir.
Carlisle menemukan cinta dalam hidupnya dalam sosok
Esme (lahir pada akhir abad ke-19). Esme kali pertama
bertemu dengan Carlisle ketika berusia enam belas tahun,
setelah Carlisle merawat kakinya yang patah. Esme menja-
lani pernikahan yang penuh kekerasan dengan seorang pria
bernama Charles Evenson. Ketika putranya meninggal, Esme
merasa amat sedih dan mencoba untuk melakukan bunuh
diri dengan melemparkan dirinya ke jurang. Karena dianggap
telah meninggal, ia kemudian diletakkan di kamar mayat, di
mana Carlisle merasakan detak jantungnya yang lemah dan
kemudian ia menjadikannya vampir.
Kemudian datang Rosalie. Pada 1915 di New York, Rosalie
Hale terlahir di dalam dunia yang mewah serta berkelas.
Ditaklukkan oleh kecantikan serta keanggunannya, Royce
King II meminangnya dan dengan segera Rosalie menerima
pinangan tersebut.
Setelah mengalami serangan dan ditinggal sekarat oleh
suami serta teman-teman suaminya, Rosalie diselamatkan
oleh Carlisle, yang mengubahnya menjadi vampir. Meskipun
amat sombong dengan kecantikannya, Rosalie sebenarnya
tidak nyaman dengan kecantikan dan keabadiannya tersebut.
Ia bersedia memberikan semuanya untuk menjadi manusia
normal kembali dan memiliki anak.
12
Suami Rosalie adalah Emmet, yang menginginkan dirinya
diubah menjadi vampir setelah dicederai oleh seekor beruang
pada 1930-an. Rosalie kemudian membawa Emmet kepada
Carlisle untuk mengubahnya menjadi vampir.
Juga Alice Cullen. Lahir sebagai Mary Alice Brandon
pada awal abad ke-20, ia memiliki kemampuan untuk melihat
masa depan. Meskipun pada awalnya sering mencari masalah,
namun Alice memiliki sifat yang ceria dan menyenangkan. Ia
merupakan anggota keluarga Cullen yang amat dekat dengan
saudaranya, Edward.
Jasper Hale merupakan anak asuh lainnya dari keluarga
Cullen. Warga Texas ini bergabung dengan Confederate Army
pada 1861 dalam Perang Saudara Amerika. Ia diubah menjadi
pengisap darah oleh seorang vampir bernama Maria. Jasper
kemudian diberi tugas untuk melatih vampir-vampir muda.
Namun, ia jugalah yang harus menghabisi mereka, biasanya
setahun kemudian setelah mereka sudah tidak lagi berguna.
Setelah menyadari bahwa dirinya dapat merasakan
perasaan korbannya setelah seratus tahun berkerja dengan
Maria, Jasper memutuskan untuk tidak lagi mengisap darah
manusia. Untungnya, ia berjumpa dengan Alice. Bersama-sama,
mereka mencari keluarga Cullen dengan harapan dapat
menjalani kehidupan dengan damai tanpa membunuh manusia.
Kemudian Edward Cullen lahir pada 1901. Ia diubah oleh
Carlisle pada akhir masa remajanya. Ibu Edward meminta
13
Carlisle menyelamatkan putranya setelah sekarat karena flu
Spanyol.
Sebagaimana keluarga Cullen lainnya, mereka hanya
minum darah hewan. Keluarga tersebut memercayai bahwa
kehidupan mereka sebagai vampir dapat berjalan dengan
damai. Mereka adalah sebuah keluarga yang berbahagia serta
saling mencintai.
Ini adalah kisah para aktor yang memerankan salah satu
keluarga vampir yang paling dikenang.
14
“Kami memiliki banyak murid
laki-laki yang menyenangkan di sini,
namun ia adalah anak yang spesial.”
—Caroline Booth,
Sekretaris Tower House School
Robert Pattinson merupakan orang yang sebisa
mungkin menjauh dari jepretan kamera media.
Secara umum, ia lebih mendukung pembuatan
film berbiaya rendah daripada film blockbuster.
Namun bagaimanapun, ia telah menjadi salah
satu bintang yang paling berbakat dan bersinar
di Hollywood.
Selain itu, kenyataan bahwa ia melakukan
hal tersebut dengan tidak pernah menanggalkan
Tahun-tahunAwal Robert
1
15
idealismenya—selalu memastikan bahwa penampilannya tidak
seperti yang diduga siapa pun—membuat kemunculannya
bahkan lebih luar biasa.
Kayakinannya yang kuat ini berasal dari orangtuanya,
Clare dan Richard, dan ditunjukkan bukan hanya olehnya,
namun juga kedua kakak wanitanya, Elizabeth dan Victoria.
Robert Thomas Pattinson lahir di London pada 13 Mei
1986 di sebuah rumah sakit swasta di Barnes, London, tempat
ia akan menikmati masa kecil yang bahagia dan penuh cinta.
Barnes merupakan wilayah elit sub-urban di tepi sungai. Itu
dapat terlihat dengan banyaknya bangunan-bangunan abad
ke-19 yang mewah dan elegan dengan reputasi kelas atasnya.
Meskipun demikian, Pattinson tumbuh dengan etika
kerja yang kuat—sesuatu yang tertanam pada dirinya sejak
ia masih berusia muda. Meskipun kedua orangtua mereka
memiliki kondisi keuangan yang baik, dengan usaha ayahnya
sebagai importir mobil antik dari Amerika dan ibu mereka
sebagai booker—perekrut model—pada agensi modeling,
Pattinson serta kedua saudaranya tidak pernah menghambur-
hamburkan uang. Orangtua mereka memastikan bahwa
mereka mengetahui nilai uang dengan mengajarkan untuk
mencari dan menghasilkan untuk diri mereka sendiri. Dalam
kasus Pattinson adalah dengan menjajakan koran pagi.
Clare dan Richard juga memastikan bahwa putra-putri
mereka mendapat pendidikan yang baik dalam bidang politik
dan seni. Meskipun demikian, Richard secara bercanda meng-
16
ungkapkan bahwa dirinya berjuang untuk tetap up-to-date
terhadap peristiwa-peristiwa dunia hiburan terkini karena
pada kenyataannya saat ini ia berada dalam dunia showbiz.
Pattinson serta kedua saudaranya tidak pernah menghambur-hamburkan uang.
Orangtua mereka memastikan bahwa mereka mengetahui nilai uang dengan mengajarkan untuk mencari dan menghasilkan untuk diri
mereka sendiri.
Tante Pattinson, Diana Nutly, mengatakan bahwa
Pattinson tumbuh dengan amat sederhana. “Rob mewarisi rasa
humor dari ayahnya,” kenang Diana. “Mereka adalah keluarga
kelas menengah yang amat erat hubungan kekeluargaannya.”
Richard dan Clare yang merupakan kelahiran London
bertemu di sebuah pub di Surrey setelah dikenalkan seorang
teman ketika Clare berusia dua puluh enam dan Richard tiga
puluh lima. Setelah itu, mereka setuju untuk merajut hubungan
yang akan membuat mereka membesarkan ketiga anak mereka.
Sebagaimana telah kita ketahui, mereka tidak menyia-nyiakan
serta memaksakan kehendak terhadap anak-anaknya. Mereka
lebih memilih untuk membiarkan putra-putrinya memilih
jalannya sendiri.
Robert amat sangat dekat dengan kakak-kakak wanitanya,
baik pada waktu kecil maupun memasuki masa dewasanya.
17
Ia selalu menyisakan waktu luang untuk bertemu dengan
mereka. “Ketika aku berusia dua belas tahun, kakakku biasa
mendandaniku seperti anak perempuan dan memperkenalkan-
ku sebagai ‘Claudia!’” ungkap Pattinson.
Pattinson telah digambarkan sebagai agak “nyeni” dan
bergaya “bohemian”, sehingga tidak begitu mengejutkan jika
pendidikannya pada dua sekolah swasta yang mewah tidak
begitu tergambar jelas dari aktor ganteng ini. Dari 1992
hingga 1998, ia belajar di Tower House School, sebuah prep
school (setingkat SD) bagi anak laki-laki.
Pattinson kemudian melanjutkan ke Harrodian School,
yang mendidik anak laki-laki maupun perempuan. Meskipun
masih amat muda, Pattinson yang bandel amat senang
bersekolah di sekolah yang menggabungkan murid laki-laki
dan perempuan.
“Dua belas merupakan titik balik, ketika aku melanjutkan
ke sekolah yang dicampur laki-laki dan perempuan, kemudian
aku menjadi keren dan menggunakan gel rambut,” ungkapnya,
dengan mata berbinar. Secara kebetulan, dua belas adalah
usia di saat Pattinson mendapatkan ciuman pertamanya.
Dengan wajah yang saat ini banyak menghiasi dinding
kamar gadis-gadis remaja, maka seharusnya tidak mengejutkan
jika Pattinson menjadi semacam seorang pujaan di sekolahnya.
Namun, ternyata tidak demikian. Murid-murid yang satu
sekolah dengannya ingat bagaimana ia duduk sendiri saat
istirahat makan siang dengan sebuah buku di tangannya.
18
“Aku agak pemalu,” ujar Pattinson.
Tante Diana mengingat bahwa Pattinson memiliki banyak
teman, namun tidak sering berkencan.
Sekretaris Tower House School, Caroline Booth, menga-
takan bahwa Pattinson merupakan salah satu murid mereka
yang berharga. “Ia benar-benar siswa yang menyenangkan,
setiap orang menyukainya. Kami memiliki banyak siswa yang
menyenangkan di sini, namun ia spesial. Ia amat manis,
tampan, dan pirang.”
Kedua sekolah Pattinson tersebut merupakan lembaga
yang membanggakan diri dengan keunggulan akademis
mereka. Harrodian mendorong siswa-siswi mereka untuk
memiliki sikap yang baik dan mengharapkan mereka memiliki
kepedulian terhadap sesama serta menganjurkan kepekaan
terhadap kehidupan di Eropa dan dunia.
Itu merupakan lingkungan yang kaku dan ketat, tidak
begitu sesuai dengan sudut pandang Pattinson mengenai
kehidupan. Ia tampaknya lebih melekat dengan seni dan budaya
yang cair daripada mempelajari mata pelajaran akademis
yang terasa kering. Sebagaimana ketika sekolah tersebut
menekankan bahwa Pattinson harus fasih berbahasa Prancis.
“Aku berbicara bahasa Prancis dengan berantakan. Seperti
standar anak yang berumur tiga tahun,” tandas Pattinson.
Meskipun demikian, tidak semuanya seperti itu.
“Guru favoritku mungkin adalah guru bahasa Inggris,
karena ia menyuruhku untuk menulis, bukan hanya menjawab
19
pertanyaan. Aku biasa mengerjakan pekerjaan rumah
dengan dua puluh halaman yang berisi omong kosong dan
dia akan masih menghargainya. Ia merupakan guru yang
mengagumkan.”
Kelas yang lain tidak berlaku demikian terhadap Pattinson
muda, sebagaimana yang dijelaskan Tante Diana. “Ia amat
malas. Ia tidak benar-benar belajar keras.”
Pattinson setuju akan hal itu dan mengatakan, “Aku
tidak benar-benar akademis. Nilai rapor sekolahku selalu
saja cukup jelek. Aku tidak pernah mengerjakan pekerjaan
rumah. Aku selalu muncul untuk masuk kelas ketika aku
menyukai gurunya, namun raporku menunjukkan bahwa aku
tidak benar-benar berusaha keras.”
Ketika Pattinson belajar dengan serius, ia biasanya dapat
mencapai nilai yang amat baik—namun hal tersebut hanya
sesekali dan amat jarang. Itu hanya terjadi ketika teman yang
sepemikiran dengannya bersaing satu-sama lain dalam subjek
yang menarik bagi mereka.
“Sesekali kami memutuskan untuk mengerjakan pekerjaan
rumah dan tujuannya hanya untuk bersaing satu sama lain.
Aku tumbuh dalam lingkungan orang-orang yang bertipe
artistik dan amat kompetitif, dan untungnya aku sangat-sangat
mensyukuri hal tersebut,” tuturnya pada majalah AS, Life
Story.
Itu bukan berarti bahwa Robert merupakan siswa yang
benar-benar nakal—meskipun ia mendapatkan Untidy Desk
20
Award yang merupakan penghargaan untuk anak paling
nakal pada 1998—dan tidak berarti juga bahwa ia anak
yang ugal-ugalan. Itu adalah hanya karena ia lebih suka
untuk berangan-angan daripada belajar. Rangkaian film
Pattinson tidak akan menjadi demikian tanpa aktor yang
bermalas-malasan ketika jeda pengambilan adegan, terisolasi
melalui atau dengan sebuah buku di tangannya.
Karena Pattinson tidak begitu baik dalam nilai sekolahnya
dan biaya di Harrodian mencapai lebih dari £4.000, mungkin
dapat dimengerti mengapa ayahnya menjadi prihatin mengenai
keberadaannya di sekolah tersebut. Dengan kecerdikannya,
Robert berupaya untuk menenangkan ayahnya. Ia berencana
bahwa sebelum ayahnya mengindikasikan akan mengatakan
sepatah kata, ia akan menunjukkan kemampuan pianonya!
Meskipun demikian, menurut Pattinson, ayahnya akhirnya
berkata kepadanya, “Oke, kau sebaiknya pindah, karena kau
tidak berusaha dengan keras.”
Tantenya yang lain, Monica Weller, melanjutkan cerita
tersebut. “Ayahnya mengatakan bahwa Rob harus membayar
sendiri biaya sekolahnya, kemudian ayahnya akan memba-
yarnya kembali jika ia mendapat nilai yang baik. Kemudian
Rob bekerja sebagai model untuk membayar sekolahnya (di
Harrodian), dan ia mendapat satu nilai A dan dua B. Rob
telah mendapatkan nilai-nilai yang baik dan etika kerja yang
baik pula.”
21
Monica menambahkan, “Kariernya telah berkembang
dengan pesat—ia berada pada waktu dan tempat yang tepat.
Kami semua bangga kepadanya.”
Ketika melihat ke belakang, Pattinson mengungkapkan
bahwa ia harus lebih berkonsentrasi di sekolah. “Aku tidak
fokus saat bersekolah dan aku tidak mencapai sesuatu yang
cukup baik. Aku ingat hal itu saat ini, dan aku selalu mencoba
mengingatkan diriku sendiri untuk tidak menyia-nyiakan
setiap saat dalam hidupku. Jika aku dapat melakukan suatu
hal yang berbeda, aku pikir itu adalah bersekolah dengan
lebih serius.”
Sebagaimana yang dikatakan Tante Monica, Robert
sesungguhnya telah mencoba kemampuannya dalam bidang
modeling ketika ia masih sekolah. Pekerjaan pertamanya adalah
mengantarkan koran dan majalah—dan yang berikutnya
adalah melihatnya muncul di dalamnya!
Aku tidak fokus saat bersekolah dan aku tidak mencapai sesuatu yang cukup baik. Aku ingat hal itu saat ini, dan aku selalu mencoba
mengingatkan diriku sendiri untuk tidak menyia-nyiakan setiap saat dalam hidupku. Jika aku dapat melakukan suatu hal yang berbeda, aku pikir itu adalah bersekolah
dengan lebih serius.
22
Karena pengetahuan ibunya dalam industri modeling,
orang mungkin menuduh bahwa ibunya menggunakan hal
tersebut untuk menarik anaknya ke dalam dunia tersebut—
namun penampilan dan keramahannya membuat pemandu
bakat modeling selalu menunggu di depan pintunya, tak
peduli apa pun yang terjadi.
Pattinson dengan cepat menemukan dirinya mendapatkan
serangkaian pekerjaan, termasuk pemotretan untuk majalah
remaja.”“Aku telah menjadi model pada usia dua belas, yang
termuda dari model laki-laki dan perempuan di agensiku.
Namun, itu adalah periode di mana mereka menyukai orang
yang tampak androgynous (mirip laki-laki sekaligus mirip
perempuan),” kenang Robert. “Kemudian, aku kira, aku
menjadi terlalu laki-laki, jadi aku tidak pernah mendapatkan
pekerjaan lagi. Aku mengalami masa yang paling tidak sukses
dalam karier modeling.”
Model-model yang bekerja bersamanya mengingat
Pattinson sebagai orang yang cukup pemalu dan gugup.
Meskipun demikian, kariernya dalam film berjalan jauh lebih
sukses dan memuaskan daripada kariernya dalam modeling.
Namun di dalam pikiran Rob, hal tersebut masih merupakan
perjalanan yang jauh. Hatinya belum benar-benar terpikat
oleh daya tarik akting. Tapi sebagaimana yang dirasakannya,
saat itu ia sedang menuju persimpangan jalan dalam hidup
dan keyakinan.