bombana

25
BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAN BANGUNAN 1. UMUM 1.1. Pendahuluan. Spesifikasi teknis ini merupakan ketentuan yang harus dibaca bersama-sama dengan gambar- gambar yang keduanya menguraikan pekerjaan yang harus dilaksanakan. Istilah pekerjaan mencakup suplai dari instalasi seluruh peralatan dan material yang harus dipadukan dalam konstruksi-konstruksi, yang diperlukan menurut dokumen-dokumen kontrak, serta semua tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memasang dan menjalankan peralatan dan material tersebut. Spesifikasi untuk pekerjaan yang harus dilaksanakan dan material yang harus disepakati, harus diterapkan baik pada bagian dimana spesifikasi tersebut ditemukan maupun bagian-bagian lain dari pekerjaan dimana pekerjaan atau material tersebut dijumpai. 1.2. Lokasi Pekerjaan Lokasi pekerjaan akan ditunjukkan oleh direksi dan dapat dilihat pada gambar-gambar rencana terlampir. 1.3. Ruang Lingkup Pekerjaan Ruang Lingkup pekerjaan sesuai dengan yang setara pada daftar kuantitas (form rencana anggaran biaya). 1.4. Perijinan Setelah penyedia barang/jasa ditunjuk, bila pekerjaan ini memerlukan ijin dari instansi lain yang berwenang, maka penyedia barang/jasa yang bersangkutan harus menyelesaikan perijinan tersebut. Direksi, dalam batas-batas kewenangannya, akan membantu untuk menyiapkan surat- surat resminya, tetapi segala biaya yang diperlukan untuk perijinan tersebut merupakan tanggung jawab penyedia barang/jasa. Pekerjaan di lapangan tidak diperkenankan dimulai apabila perijinan yang diperlukan belum diperoleh. Apabila pada saat melaksanakan pekerjaan terdapat suatu bangunan atau material yang menghalangi pekerjaan, jika harus membongkar bangunan/material tersebut akan memerlukan perijinan dan biaya tambahan, maka hal tersebut terlebih dahulu harus didiskusikan dengan direksi untuk mencari jalan keluarnya. 1.5. Penyediaan Air, Tenaga Listrik dan Lampu Penerangan Alat yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh penyedia barang/jasa, termasuk penyediaan peralatan dan perpipaan sementara untuk mengangkut air ke lokasi pekerjaan, sehingga tidak akan mempengaruhi kelancaran pekerjaan. Biaya untuk keperluan tersebut menjadi tanggung jawab penyedia barang/jasa. Kualitas air yang diisyaratkan ditentukan pada bagian lain dari spesifikasi teknis ini. Tenaga listrik yang diperlukan bagi pelaksanaan pekerjaan harus disediakan sendiri oleh penyedia barang/jasa dengan jenis dan kapasitas yang sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan dan harus ada persetujuan dah direksi. Penyediaan tenaga listrik tersebut termasuk pula kabel-kabel, dan lampu-lampu penerangan untuk lancarnya pekerjaan. 1.6. Gambar-Gambar Kerja Gambar-gambar rencana untuk pekerjaan ini akan diberikan kepada penyedia barang/jasa dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dan dokumen kontrak. Gambar-gambar tersebut adalah gambar-gambar yang paling akhir setelah diadakan perubahan-perubahan dan merupakan patokan bagi pelaksanaan pekerjaan. Penyedia barang/jasa wajib melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar atau perbedaan ketentuan antar gambar rencana dan spesifikasi yang berhubungan dengan hal tersebut. Tidak dibenarkan untuk menarik keuntungan dari kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan pada gambar atau perbedaan ketentuan antar gambar rencana dan spesifikasi teknis.

Upload: lusfi-ocha

Post on 14-Aug-2015

57 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bombana

BAB XII. SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAN BANGUNAN

1. UMUM

1.1. Pendahuluan. Spesifikasi teknis ini merupakan ketentuan yang harus dibaca bersama-sama dengan gambar-

gambar yang keduanya menguraikan pekerjaan yang harus dilaksanakan. Istilah pekerjaan mencakup suplai dari instalasi seluruh peralatan dan material yang harus dipadukan dalam konstruksi-konstruksi, yang diperlukan menurut dokumen-dokumen kontrak, serta semua

tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memasang dan menjalankan peralatan dan material tersebut. Spesifikasi untuk pekerjaan yang harus dilaksanakan dan material yang harus

disepakati, harus diterapkan baik pada bagian dimana spesifikasi tersebut ditemukan maupun bagian-bagian lain dari pekerjaan dimana pekerjaan atau material tersebut dijumpai.

1.2. Lokasi Pekerjaan Lokasi pekerjaan akan ditunjukkan oleh direksi dan dapat dilihat pada gambar-gambar rencana terlampir.

1.3. Ruang Lingkup Pekerjaan

Ruang Lingkup pekerjaan sesuai dengan yang setara pada daftar kuantitas (form rencana

anggaran biaya).

1.4. Perijinan

Setelah penyedia barang/jasa ditunjuk, bila pekerjaan ini memerlukan ijin dari instansi lain yang berwenang, maka penyedia barang/jasa yang bersangkutan harus menyelesaikan perijinan tersebut. Direksi, dalam batas-batas kewenangannya, akan membantu untuk menyiapkan surat-

surat resminya, tetapi segala biaya yang diperlukan untuk perijinan tersebut merupakan tanggung jawab penyedia barang/jasa. Pekerjaan di lapangan tidak diperkenankan dimulai

apabila perijinan yang diperlukan belum diperoleh. Apabila pada saat melaksanakan pekerjaan terdapat suatu bangunan atau material yang

menghalangi pekerjaan, jika harus membongkar bangunan/material tersebut akan memerlukan perijinan dan biaya tambahan, maka hal tersebut terlebih dahulu harus didiskusikan dengan direksi untuk mencari jalan keluarnya.

1.5. Penyediaan Air, Tenaga Listrik dan Lampu Penerangan

Alat yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh penyedia barang/jasa,

termasuk penyediaan peralatan dan perpipaan sementara untuk mengangkut air ke lokasi pekerjaan, sehingga tidak akan mempengaruhi kelancaran pekerjaan. Biaya untuk keperluan tersebut menjadi tanggung jawab penyedia barang/jasa. Kualitas air yang diisyaratkan

ditentukan pada bagian lain dari spesifikasi teknis ini. Tenaga listrik yang diperlukan bagi pelaksanaan pekerjaan harus disediakan sendiri oleh penyedia barang/jasa dengan jenis dan kapasitas yang sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan dan harus ada persetujuan

dah direksi. Penyediaan tenaga listrik tersebut termasuk pula kabel-kabel, dan lampu-lampu penerangan untuk lancarnya pekerjaan.

1.6. Gambar-Gambar Kerja Gambar-gambar rencana untuk pekerjaan ini akan diberikan kepada penyedia barang/jasa dan

merupakan bagian yang tak terpisahkan dan dokumen kontrak. Gambar-gambar tersebut adalah gambar-gambar yang paling akhir setelah diadakan perubahan-perubahan dan merupakan patokan bagi pelaksanaan pekerjaan. Penyedia barang/jasa wajib melaksanakan

pekerjaan sesuai dengan gambar atau perbedaan ketentuan antar gambar rencana dan spesifikasi yang berhubungan dengan hal tersebut. Tidak dibenarkan untuk menarik keuntungan dari kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan pada gambar atau perbedaan

ketentuan antar gambar rencana dan spesifikasi teknis.

Page 2: Bombana

Apabila ternyata terdapat kesalahan, kekurangan, perbedaan dan hal-hal lain yang meragukan,

penyedia barang/jasa harus mengajukannya kepada direksi secara tertulis, dan direksi akan mengoreksi atau menjelaskan gambar-gambar tersebut untuk kelengkapan yang telah

disebutkan dalam spesifikasi teknis. Koreksi akibat penyimpangan keadaan lapangan terhadap gambar rencana akan ditentukan oleh direksi dan disampaikan secara tertulis kepada penyedia barang/jasa. Paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan, penyedia

barang/jasa harus menyerahkan gambar kerja (shop drawing) kepada pihak direksi sebanyak 3 (tiga) rangkap, termasuk perhitungan-perhitungan yang berhubungan dengan gambar tersebut.

Gambar kerja untuk semua pekerjaan harus senantiasa disimpan di lapangan. Gambar-gambar tersebut harus berada dalam kondisi baik, dapat dibaca dan merupakan hasil revisi terakhir. Penyedia barang/jasa juga harus menyiapkan gambar-gambar yang menunjukan perbedaan

antara gambar rencana dan gambar kerja. Semua biaya untuk itu menjadi tanggung jawab penyedia barang/jasa.

1.7. Ukuran-ukuran Ukuran-ukuran yang tertera pada gambar adalah ukuran sebenarnya dan gambar tersebut adalah gambar berskala. Jika terdapat perbedaaan antara ukuran dan gambarnya, maka

penyedia barang/jasa harus segera meminta pertimbangan dari para ahli untuk menetapkan mana yang benar.

1.8. Peralatan

Semua peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini harus disediakan oleh

penyedia barang/jasa. Sebelum suatu tahapan pekerjaan dimulai, penyedia barang/jasa harus mempersiapkan seluruh peralatan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan tahap pekerjaan tersebut. Penyediaan peralatan di tempat pekerjaan, dan persiapan peralatan pekerjaan harus

terlebih dahulu mendapat penelitian dan persetujuan dan direksi. Tanpa persetujuan direksi, penyedia barang/jasa tidak diperbolehkan untuk memindahkan peralatan yang diperlukan dari lokasi pekerjaan.

Kerusakan yang timbul pada sebagian atau keseluruhan peralatan yang akan mengganggu kelancaran pelaksanaan pekerjaan harus segera diperbaiki atau diganti hingga direksi

menganggap pekerjaan dapat dimulai. 1.9. Penyediaan Material

Penyedia barang/jasa harus menyediakan sendiri semua material seperti yang disebutkan dalam daftar kuantitas (daftar rencana anggaran biaya) kecuali ditentukan lain didalam dokumen

kontrak. Untuk material-material yang disediakan oleh direksi, penyedia barang/jasa harus

mengusahakan transpontasi dan gudang yang ditentukan ke lokasi pekerjaan. Penyedia barang/jasa harus memeriksa dahulu material-material tersebut dan harus bertanggung jawab atas pengangkutan sampai di lokasi pekerjaan. Penyedia barang/jasa harus mengganti material

yang rusak atau kurang akibat oleh cara pengangkutan yang salah atau hilang akibat kelalaian penyedia barang/jasa.

Semua peralatan dan material yang disediakan dan pekerjaan yang dilaksanakan harus sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditentukan dalam dokumen kontrak. Nama produsen material dan peralatan yang digunakan, termasuk cara kerja, kemampuan, Laporan pengujian dan

informasi penting lainnya mengenai hal ini harus disediakan bila diminta untuk dipertimbangkan oleh direksi. Bila menurut pendapat direksi hal-hal tersebut tidak memuaskan atau tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditentukan dalam dokumen kontrak, maka harus diganti oleh

penyedia barang/jasa tanpa biaya tambahan. Semua peralatan dan material harus disuplai dengan urutan dan waktu sedemikian rupa

sehingga dapat menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan dengan memperhitungkan jadwal untuk pekerjaan lainnya.

Page 3: Bombana

1.10. Contoh Contoh Material.

Contoh-contoh material harus segera ditentukan dan diambil dengan cara pengambilan contoh menurut Acuan Normatif yang disetujui direksi. Contoh-contoh harus menggambarkan secara

nyata kualitas material yang akan dipakai pada pelaksanaan pekerjaan. Contoh-contoh yang telah disetujui direksi harus disimpan terpisah dan tidak tercampur atau terkotori yang dapat mengurangi kualitas material tersebut.

Jika dalam spesifikasi teknis ini tidak disebutkan harus menggunakan material-material dan jenis atau merk tertentu, maka penyedia barang/jasa harus meminta petunjuk direksi untuk

menentukan jenis atau merk material yang baik dan dapat diperbolehkan untuk digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Penyedia barang/jasa dapat mengganti dengan produk atau merk material yang baik dan diperbolehkan untuk digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.

Penyedia barang/jasa dapat mengganti dengan produk atau merk lain yang sekurang-kurangnya mempunyai kualitas yang sama dengan kualitas yang ditentukan oleh direksi.

1.11. Perlindungan Terhadap Cuaca Penyedia barang/jasa dengan tanggungan sendiri dan dengan persetujuan direksi terlebih dahulu harus mengusahakan langkah-langkah dan peralatan yang diperlukan untuk melindungi

pekerjaan dan bahan-bahan serta peralatan yang digunakan agar tidak rusak atau berkurang mutunya karena pengaruh cuaca.

1.12. Pematokan

Penyedia barang/jasa harus mengerjakan pematokan untuk menentukan kedudukan dan peil

bangunan sesuai dengan gambar rencana. Pekerjaan ini seluruhnya harus mendapat persetujuan direksi terlebih dahulu sebelum memulai pekerjaan selanjutnya. Direksi dapat melakukan revisi pemasangan patok tersebut bila dipandang perlu. Penyedia barang/jasa harus

mengerjakan revisi tersebut sesuai dengan petunjuk direksi. Sebelum memulai pekerjaan pemasangan patok, penyedia barang/jasa harus memberitahukan kepada direksi sekurang-kurangnya 2 (dua) hari sebelumnya, sehingga direksi dapat mempersiapkan segala sesuatu

yang diperlukan untuk melakukan pengawasan. Pekerjaan pematokan yang telah selesai, diukur oleh penyedia barang/jasa untuk mendapat

persetujuan direksi. Hanya hasil pengukuran yang telah disetujui direksi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk pembayaran pekerjaan. Penyedia barang/jasa wajib menyediakan alat-alat ukur dengan perlengkapannya, juru ukur serta pekerjaan lain yang diperlukan oleh direksi

untuk melakukan pemeriksaan untuk melakukan pemeriksaan/pengujian hasil pengukuran.

Semua tanda-tanda dilapangan yang diberikan oleh direksi atau dipasang sendiri oleh penyedia barang/jasa harus tetap dipelihara dan dijaga dengan baik oleh penyedia barang/jasa. Apabila ada yang rusak harus segera diganti dengan yang baru dan meminta kembali persetujuan dari

direksi. Bila terdapat penyimpangan dari gambar rencana, penyedia barang/jasa harus mengajukan 3 (tiga) rangkap gambar penampang dan daerah yang dipatok tersebut. Direksi akan membubuhkan tanda tangan persetujuan dan pendapat/revisi pada satu copy gambar

tersebut dan mengembalikannya kepada penyedia barang/jasa. Setelah diperbaiki, penyedia barang/jasa harus mengajukan kembali gambar hasil revisinya.

Gambar-gambar tersebut harus dibuat pada kertas kalkir agar memungkinkan untuk diproduksi. Semua gambar-gambar yang telah disetujui harus diserahkan kepada direksi dalam kalkir asli dan 2 (dua) copy hasil reproduksinya. Ukuran dan huruf yang digunakan pada gambar tersebut

harus sesuai dengan ketentuan direksi.

1.13. Pemberitahuan Untuk Memulai Pekerjaan

Penyedia barang/jasa diharuskan untuk memberikan penjelasan tertulis selengkapnya apabila direksi memerlukan penjelasan tentang tempat-tempat asal mula material yang didatangkan untuk suatu tahap pekerjaan sebelum mulai pelaksanaan tahapan tersebut. Dalam keadaan

apapun, penyedia barang/jasa tidak dibenarkan untuk memulai pekerjaan yang sifatnya permanen tanpa mendapat persetujuan terlebih dahulu dari direksi.

Page 4: Bombana

Pemberitahuan yang jelas dan lengkap harus terlebih dahulu disampaikan kepada direksi

sebelum memulai pekerjaan, agar direksi mempunyai waktu yang cukup untuk mempertimbangkan persetujuannya. Pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang menurut direksi

penting, harus dihadiri dan diawasi langsung oleh direksi atau wakilnya. Pemberitahuan tentang akan dilaksanakannya pekerjaan-pekerjaan tersebut harus sudah diterima oleh direksi selambat-lambatnya 2 (dua) hari sebelum pekerjaan dilaksanakan.

1.14. Rapat-Rapat

Apabila dipandang perlu, direksi dan/atau penyedia barang/jasa dapat mengadakan rapat-rapat

dengan mengundang penyedia barang/jasa dan konsultan serta pihak-pihak tertentu yang berkaitan dengan pembahasan dan permasalahan pelaksanaan pekerjaan. Semua hasil/risalah rapat merupakan ketentuan yang bersifat mengikat bagi penyedia barang/jasa.

1.15. Prestasi Kemajuan Pekerjaan

Prestasi kemajuan pekerjaan ditentukan dengan jumlah prosentasi pekerjaan yang telah

diselesaikan penyedia barang/jasa dan disetujui oleh direksi. Prosentase pekerjaan ini dihitung dengan membandingkan nilai volume pekerjaan yang telah diselesaikan terhadap nilai kontrak keseluruhan. Pembayaran akan dilakukan sesuai dengan prestasi kemajuan pekerjaan

berdasarkan harga satuan yang tercantum dalam kontrak.

1.16. Penyelesaian Pekerjaan Pekerjaan harus mencakup seluruh elemen yang diperlukan walaupun tidak diunaikan secara khusus dalam spesifikasi teknis dan gambar-gambar, namun tetap diperlukan agar hasil

pelaksanaan pekerjaan dapat berfungsi dengan baik secara keseluruhan sesuai dengan kontrak. Penyedia barang/jasa harus menguji hasil pekerjaan setiap tahap dan/atau secara keseluruhan sesuai dengan ketentuan spesifikasi teknisnya. Apabila dari hasil pengujian terdapat bagian

pekerjaan yang tidak memenuhi syarat, penyedia barang/jasa dengan biaya sendiri harus melaksanakan perbaikan sampai dengan hasil pengujian ulang berhasil dan dapat diterima oleh direksi.

1.17. Laporan-laporan.

Selama periode pekerjaan di lapangan, penyedia barang/jasa harus membuat laporan harian

dan laporan mingguan yang menggambarkan kemajuan pekerjaan. Laporan tersebut memuat sekurang-kurangnya informasi yang mencakup : a. Uraian mengenai kemajuan pekerjaan yang sesungguhnya dilapangan yang dicapai

menjelang akhir minggu. b. Jumlah personil yang bertugas selama minggu tersebut.

c. Material dan barang-barang serta peralatan yang disediakan. d. Kondisi cuaca.

2. PEKERJAAN TANAH DAN PEMBONGKARAN

2.1. Umum Sebelum pekerjaan di lapangan dimulai, lokasi dan tempat pekerjaan harus ditinjau dahulu oleh Pelaksana Pekerjaan. Kalau sekiranya tidak ada kesamaan antara keadaan lapangan dan

keadaan seperti yang ditunjukan dalam gambar, Penyedia barang/jasa harus segera menyampaikan kepada direksi secara tertulis untuk mendapatkan penyelesaian lebih lanjut, juga Penyedia barang/jasa harus menentukan letak bangunan pelengkap seperti Gudang dan

sebagainya. 2.2. Pembongkaran Ex. Bangunan dan Pembersihan Tempat Pekerjaan

Seluruh Bangunan Lama yang masuk dalam pembongkaran, harus dibongkar dan dibersihkan, termasuk setiap pohon di luar batas-batas ini yang diperkirakan dapat jatuh dan menghalangi

bangunan, kecuali ada pernyataan lain yang tertera di dalam syarat-syarat khusus dan gambar rencana.

Pembersihan bekas bongkaran dan pengupasan di luar batas daerah pekerjaan tidak diberikan pembayaran kepada Penyedia barang/jasa, kecuali pekerjaan tersebut atas permintaan dan

Page 5: Bombana

direksi dan persetujuan dari pengguna barang/jasa. Bila dinyatakan syarat-syarat khusus atau

diperintahkan oleh direksi bahwa pepohonan rindang dan tanaman ornamen tertentu akan dipertahankan, maka pepohonan/tanaman tersebut harus dijaga betul dan kerusakan atas biaya

Penyedia barang/jasa. Seluruh kerusakan termasuk pagar, yang terjadi pada saat pembersihan, harus diperbaiki oleh Penyedia barang/jasa atas tanggungannya sendiri. Bila akan dilakukan pembakaran hasil penebangan, Penyedia barang/jasa harus memberitahukan kepada penghuni

terhadap milik-milik yang berbatasan dengan pekerjaan minimal 48 jam sebelumnya. Penyedia barang/jasa akan selalu bertindak sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku mengenai pembakaran di tempat terbuka.

Pada pelaksanaan pembersihan, Penyedia barang/jasa harus berhati-hati untuk tidak mengganggu setiap patok-patok pengukuran, pipa-pipa atau tanda-tanda lainnya. Perhitungan

pembiayaan untuk pekerjaan ini mencakup penyediaan peralatan, tenaga dan pembuangan bahan-bahan sisa dibebankan kepada Penyedia barang/jasa dan dikerjakan sesuai dengan petunjuk direksi.

2.3. Galian Tanah.

o Umum

Galian tanah dilaksanakan pada : - Semua bagian dan bangunan yang masuk dalam tanah

- Semua bagian dan tanah yang harus dibuang Galian tanah harus dilaksanakan seperti yang tertera dalam gambar, baik mengenai tebal,

panjang, dalam, kemiringan dan sebagainya, dan benar-benar water pass. Kalau ternyata akan menimbulkan kesulitan-kesulitan pelaksanaan kalau dilaksanakan menurut gambar, Penyedia barang/jasa boleh mengajukan usul kepada direksi mengenai cara

pelaksanaannya.

o Cara Pelaksanaan Pekerjaan

Penyedia barang/jasa harus memberitahukan kepada direksi sebelum mulai mengerjakan pekerjaan Galian, sehingga penampang, peil, dan pengukurannya dapat dilakukan pada keadaan tanah yang belum diganggu. Penyedia barang/jasa harus menyediakan fasilitas

yang diperlukan untuk inspeksi semacam itu, termasuk inspeksi untuk semua pekerjaan dalam air. Permukaan tanah yang berdekatan dengan konstruksi ini tidak dibenarkan untuk diganggu tanpa seijin dari direksi.

Galian pondasi pada batas-batas kemiringan dan peil yang dicantumkan pada gambar

rencana atau atas petunjuk direksi, galian tersebut harus mempunyai ukuran yang cukup, agar penempatan konstruksi atau lantai pondasi dengan dimensi yang sesuai dengan gambar rencana mudah dilaksanakan. Peil dasar lantai pondasi seperti yang tercantum

pada gambar rencana, tidak boleh dianggap bersifat pasti. Direksi dapat menentukan perubahan dimensi peil dan lantai pondasi jika dipandang perlu, agar pondasi tersebut dapat berfungsi dengan sebaik-baiknya. Batu-batu besar, kayu, serta rintangan-rintangan

lain yang mungkin ditemui dalam galian, harus dibuang. Sesudah galian selesai, Penyedia barang/jasa harus memberitahukan direksi akan hal ini,

dan tidak diperkenankan untuk melaksanakan penaikan tanah dasar pondasi dan melaksanakan lantai pondasi sebelum direksi setuju dengan ukuran dan kedalaman galian material-material pondasi serta konstruksi-konstruksi yang akan dipasang pada lubang

galian tersebut.

o Pemeriksaan Penggalian.

Penggalian harus diperiksa dan disetujui oleh direksi dan kalau perlu oleh pengawas setempat sebelum dimulainya tahap konstruksi. Setelah penggalian disetujui, penyedia barang/jasa harus segera mulai dengan tahap konstruksi berikutnya dan tidak boleh

membiarkan parit penggalian ditinggal terbuka dalam jangka waktu lama untuk hal-hal yang tidak perlu.

Page 6: Bombana

2.4. Urugan Tanah

a. Umum Urugan dilaksanakan pada :

- Semua bekas lubang pondasi - Semua bagian yang harus ditinggikan, dengan jalan menimbun dengan urugan tanah

harus dilaksanakan menurut gambar serta peil-peil yang telah ditetapkan, juga termasuk

perataan dan penyelesaian tanah halaman di sekitarnya.

b. Penggunaan Material Bekas Galian

Penyedia barang/jasa harus menjamin bahwa semua material bekas galian yang akan dipergunakan kembali ditempatkan secara terpisah dan dilindungi dari segala pengotoran-pengotoran seperti bahan-bahan yang dapat merusak beton, akar dari pohon, kayu dan

sebagainya.

c. Urugan Tanah

Semua pekerjaan pengurugan harus dilaksanakan lapis demi lapis secara horisontal dan dipadatkan. Tebal dari tiap lapis diambil 15 cm dan selama proses pemadatan, bila diperlukan lapisan urugan dibasahi dengan air untuk mendapatkan hasil pemadatan yang

maksimum. Pemadatan harus dilakukan dengan alat pemadat. Tanah harus dipisahkan terlebih dahulu dan bahan-bahan yang dapat membahayakan, misalnya dapat merusak

permukaan beton ataupun lapisan finishing yang lain. Pengurugan dilaksanakan sampai mencapai peil yang ditetapkan dan diratakan sampai nantinya tidak akan timbul cacat-cacat seperti turunnya permukaan, bergelombang, dan sebagainya.

2.5. Urugan Pasir

Pada prinsipnya, pekerjaan pengurugan dengan pasir dilaksanakan sama seperti pada

pengurugan dengan tanah timbunan.

3. PEKERJAAN PONDASI.

3.1. Pondasi bangunan yang dipergunakan adalah pondasi garis batu gunung/batu belah yang

terdiri dari : a. Alas Pondasi terdiri dari Pasir Urug dan dipadatkan sampai mencapai kepadatan maksimal. b. Batu kosong dipasang rapi kemudian celah batu kosong diisi dengan pasir urug dan disiram

air sehingga posisi pasangan batu kosong tersebut tidak goyah dan tetap kokoh.

3.2. Bahan untuk pasangan pondasi. a. Batu belah adalah batu belah ex. Lokal b. Pasir pasang ex. Lokal.

c. Kerikil beton ex. Lokal atau batu pecah (Kerikil Kali) ex. Lokal. d. Pasir urug dapat dipergunakan pasir ex. Lokal.

3.4. Adukan Pasangan. Kecuali tidak ditentukan lain, maka Adukan Pondasi baik untuk Pondasi Bangunan menggunakan adukan 1 Pc : 5 pasir.

3.4. Sebelum melaksanakan pemasangan batu kosong, maka kontraktor harus terlebih dahulu

menetapkan Lay-out/ As Pondasi dengan petunjuk Direksi Lapangan.

3.5. Pemeriksaan terhadap ketepatan kedalaman, besaran, dan kondisi dasar galian harus mendapat

persetujuan Direksi sebelum melaksanakan pemasangan.

3.6. Kontraktor harus memperhatikan adanya Stek Tulangan Kolom, Stek Tulangan ke Sloof dan

Sparring Pipa/Plumbing atau lainnya yang menembus Pondasi.

Page 7: Bombana

4. PEKERJAAN PASANGAN BATU/ PLESTERAN DAN ACIAN.

4.1. Lingkup Pekerjaan.

Yang termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah : a. Pasangan dinding bata ½ batu. b. Plesteran dinding bata.

c. Plesteran/Afwerking permukaan beton/pondasi. d. Pasangan bata pada pekerjaan yang nyata termasuk kedalam pekerjaan ini. e. Acian Dinding Tembok seluruh bagian luar bangunan.

4.2. Bahan-Bahan

Bata merah yang bermutu baik dengan pembakaran sempurna, bebas dari cacat dan keretakan

minimum belah menjadi 2 bagian yang diproduksi secara lokal dan memenuhi persyaratan bahan PUBBI. Dalam hal batu bata sulit untuk didapatkan, pemborong dengan izin tertulis dari direksi dapat mempergunakan bahan alternatif lain yang disetujui.

Pasir pasang yang dipergunakan harus bersih, tajam dan bebas dari lumpur dan tanah liat, kotoran organik yang dapat merusak pasangan.

Semen yang dipergunakan dari jenis portland cement yang memenuhi persyaratan N.I. 8 Type I menurut ASTM.

4.3. Adukan/Campuran. o Adukan trasram 1 PC : 2 Pasir dipergunakan untuk Trasram. o Adukan trasram 1 PC : 5 Pasir dipergunakan untuk Pasangan Dinding diatas Trasram.

o Plesteran 1 PC : 2 Pasir digunakan untuk Plesteran Dinding Trasram setinggi 50 cm diatas permukaan sloof.

o Plesteran 1 PC : 3 Pasir digunakan untuk Plesteran Kolom dan Pondasi.

o Plesteran 1 PC : 5 Psr digunakan untuk Plesteran diluar Trasram dan Beton. o Ketebalan plesteran jika tidak ditentukan lain adalah setebal 15 mm untuk plesteran

dinding, kecuali untuk plesteran/ barapen pondasi dengan ketebalan minimal 20 mm.

o Untuk Acian menggunakan Semen dengan air yang dibuat pasta dan sebaiknya dilakukan acian pada saat kondisi plesteran setengah kering.

4.4. Cara Pelaksanaan. Pasangan trasram tembok dipasang merata sesuai gambar kerja diatas permukaan sloof pada pelaksanaan pemasangan dinding hari pertama. Pasangan trasram tembok kedap air dipasang

merata dengan ketinggian tidak boleh lebih dari 8 baris pasangan. Pasangan tembok selanjutnya secara terkontrol dan waterpas, baik pada sisi horisontal maupun sisi vertikalnya.

Untuk setiap 8 baris pasangan batu bata harus dipasang angker pengikat yang tertanam pada kolom maupun pasangan bata lainnya. Sebelum diplester, maka perlu dilaksanakan pengerokan siaran pasangan sehingga plesteran mendapat pasangan yang baik. Kelembaban plesteran

harus tetap dijaga dan dengan kondisi pengeringan plesteran 80 %, bidang plesteran sudah dapat diaci. Seluruh pekerjaan pasangan dan plesteran yang tidak lurus, berombak dan retak harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya Kontraktor.

5. PEKERJAAN BETON

5.1. Umum

Beton harus merupakan campuran dari semen, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan perbandingan sedemikian sehingga dalam beton yang dihasilkan, jumlah semen yang terdapat di dalamnya minimal sesuai dengan persyaratan dalam spesifikasi.

Hasil akhir pekerjaan harus berupa beton yang baik, padat dan tahan lama serta memiliki kekuatan dan sifat-sifat lain sebagaimana disyaratkan. Untuk menjamin kekuatan dan

ketahanan beton yang optimal, jumlah air yang dipakai dalam adukan harus minimal sehingga menghasilkan kemudahan untuk dikerjakan dan konsistensi yang sesuai dengan kondisi dan cara pengecoran beton.

Page 8: Bombana

5.2. Bahan Bangunan Secara Umum

Semua bahan harus merupakan mutu terbaik yang tersedia dan sesuai dengan “Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia ( SNI - 3 )”. Penyedia barang/jasa harus menyediakan

contoh dari semua bahan yang dipakai untuk pekerjaan beton, untuk memperoleh persetujuan dari direksi, dan tidak boleh memesan bahan tersebut dalam jumlah besar sebelum diberikan persetujuan untuk pemakaian bahan. Direksi akan menahan contoh bahan yang sudah disetujui

sebagai patokan, pengiriman-pengiriman bahan selanjutnya akan dicek kesesuaianya dengan contoh tersebut. Penyedia barang/jasa tidak boleh melakukan penyimpangan yang berarti terhadap contoh yang sudah disetujui, tanpa persetujuan dan direksi. Semua bahan yang

ditolak oleh direksi harus segera disingkirkan dari lapangan atas biaya Penyedia barang/jasa.

5.3. Semen

Semen harus berupa semen portland (PC) biasa yang sesuai dengan Acuan Normatif SNI 15-2049-1994. Semua semen yang berasal dari pabrikan yang sudah disetujui oleh direksi dan harus dikirim ke lapangan dalam kantong yang tertutup atau dalam tempat lain dari pabrikan

yang sudah disetujui.. Semua semen harus disimpan dalam tempat yang tidak tembus air serta dilindungi dari kelembaban sampai saat pemakaian, semen yang membatu atau menggumpal atau yang rusak kantongnya akan ditolak. Semua semen yang ditolak harus segera disingkirkan

dari lapangan atas biaya penyedia barang/jasa. Penyedia barang/jasa harus menjamin agar setiap saat terdapat persediaan semen dalam jumlah yang cukup dilapangan sehingga

kemajuan kerja tidak terganggu dan memberikan waktu yang cukup untuk pelaksanan pengujian. Penyedia barang/jasa harus menyediakan dan mendirikan gudang-gudang di tempat yang sesuai untuk menyimpan dan menangani semen. Gudang-gudang tersebut harus benar-

benar kering, berventilasi baik, tidak tembus air dan berkapasitas cukup. Lantai gudang minimal harus 30 cm di atas tanah atau di atas air yang mungkin tergenang dilantai. Semen harus sesegera mungkin digunakan setelah dikirim dan setiap semen yang menurut pendapat direksi

sudah rusak atau tidak sesuai lagi akibat penyerapan air dan udara atau dari manapun, harus ditolak dan disingkirkan dari lapangan atas biaya Penyedia barang/jasa.

5.4. Agregat Bila agregat yang disetujui oleh direksi sudah terpilih, penyedia barang/jasa harus mengusahakan agar seluruh pemasukan untuk tiap bahan berasal dari satu sumber yang

disetujui untuk menjaga agar mutu gradasi dapat dipertahankan pada seluruh pekerjaan. 5.5. Unsur-Unsur Tambahan/ Additif.

Pada umumnya pemakaian additif dalam beton diperbolehkan asalkan sudah memperoleh persetujuan tertulis dari direksi.

5.6. Pengadukan Beton

Beton harus diaduk ditempat yang sedekat mungkin dengan tempat pengecoran. Bila perlu

pengadukan dapat menggunakan mixer yang digerakkan dengan daya yang kontinu serta mempunyai kapasitas minimal 1 m3 jenisnya harus disetujui oleh direksi dan dijalankan dengan kecepatan sebagaimana dianjurkan oleh pabrikan.

5.7. Pengangkutan dan Pengecoran Beton

Pengecoran beton di bagian manapun tidak boleh dimulai sebelum direksi memeriksa dan

menyetujui bekisting, penulangan, angker-angker dan lainnya dimana beton akan di cor. Alat-alat yang dipakai untuk mengangkut dan mencor beton harus dibersihkan dan dicuci setiap hari setelah dipakai bekerja dan bila pengecoran dihentikan selama lebih dari 30 menit.

5.8. Perlindungan dan Pengeringan Beton

Semua permukaan yang terbuka dilindungi dari matahari dan semua beton harus dijaga tetap

lembab dengan cara dibasahi sekurang-kurangnya setelah pengecoran. Perlindungan diberikan menutupi dengan pasir basah sekurang-kurangnya setebal 5 cm, atau dengan kantong-kantong goni basah ataupun dari pengaruh lain yang dapat merusak permukaan yang lunak sebelum

terjadi pengerasan. Setiap kerusakan yang timbul harus diperbaiki oleh penyedia barang/jasa atas biaya sendiri hingga memuaskan direksi.

Page 9: Bombana

5.9. Pengerjaan Permukaan Beton dengan Sendok Semen

Bila dilaksanakan perataan permukaan atas dari beton yang dicor setempat, permukaan yang dihasilkan harus datar dengan nilai akhir yang rata tetapi bertekstur kasar sebelum pengerasan

pertama dimulai, permukaan tersebut harus diratakan lagi dengan sendok dimana perlu untuk menutupi keretakan dan mencegah timbulnya lelehan yang berlebihan pada permukaan beton yang terbuka.

5.10. Bekisting

Semua bekisting harus dirancang dan dibuat sehingga dinilai memuaskan oleh direksi. Penyedia

barang/jasa harus menyerahkan rancangannya untuk menyetujui dalam jangka waktn yang cukup sebelum pekerjaan dimulai. Semua bekisting harus diperkuat dengan klem dari balok kecil dan harus yang kuat serta cukup jumlahnya untuk menjaga agar tidak terjadi distorsi

ketika beton dicorkan, dipadatkan dan mengeras. Bekisting dari kayu dan triplek harus dibuat dari kayu yang sudah diolah dengan baik, semua sambungan harus cukup kencang agar tidak terjadi kebocoran.

5.11. Penulangan.

Semua baja tulangan harus bebas dari serpihan karat lepas, minyak, gemuk, cat, debu atau zat

lainnya yang dapat mengganggu perletakan yang sempurna antara tulangan beton. Jika diinstruksikan oleh direksi, baja harus disikat atau dibersihkan sebelum dipakai. Beton tidak

boleh dicorkan sebelum perintangan diperiksa dan disetujui oleh direksi. o Bahan-Bahan

Baja tulangan sedang harus U 24 yang sesuai dengan SII 0136 1984, atau yang setara untuk baja tulangan yang polos.

o Penyimpanan

Bila baja tulangan harus disimpan di bawah atap yang tahan air dan diberi alas kaki dari muka tanah atau air yang tergenang serta harus dilindungi dari kemungkinan kerusakan dan karat.

o Pemasangan Tulangan harus dipasang dengan tepat sesuai posisi yang diperlihatkan pada gambar. Sebelum pengecoran, seluruh tulangan harus dibersihkan dengan teliti dari beton yang

sudah mengering atau mengering sebagian yang mungkin menempel dari pengecoran sebelumnya. Sebelum pengecoran tulangan yang sudah dipasang pada tiap pekerjaan harus disetujui oleh direksi. Pemberitahuan kepada direksi untuk melakukan pemeriksaan

harus disampaikan dalam tenggang waktu pekerjaan.

5.12. Air Air untuk mengaduk dan mengeringkan beton harus bersih dari unsur-unsur atau kotoran yang berbahaya yang dapat mempengaruhi daya pengikat semen. Direksi dapat meminta agar

dilakukan uji kimiawi setiap saat dan biaya pengujian ini dibebankan pada penyedia

barang/jasa.

6. PEKERJAAN LANTAI DAN DINDING KERAMIK.

6.1. Lingkup Pekerjaan. Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah Pemasangan Lantai Bangunan dan Rabat Beton Bawah Lantai Bangunan. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,

peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk mendapatkan hasil yang baik.Pekerjaan lantai keramik ini meliputi seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Pengawas

6.2. Bahan dan material.

Tegel Keramik yang dipakai adalah produksi Dalam Negeri, dan mempunyai sisi-sisi yang rata dan tegak lurus. Pemborong harus memperlihatkan contoh bahan yang akan digunakan untuk disetujui oleh Direksi

Page 10: Bombana

Jenis : Keramik

Finishing/Permukaan : Berglasur Produksi : Produk Dalam Negeri yang telah memenuhi Standar ISO

Bahan Pengisi Siar : MU Grout Bahan Perekat : MU Adhesive / setara Warna / texture : Sesuai Gambar rencana

Ukuran : Sesuai Gambar rencana a. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan ASTM,

Peraturan Keramik Indonesia (NI-19), PVBB 1970 dan PVBI 1982. b. Bahan-bahan yang dipakai sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-

contohnya untuk mendapatkan persetujuan Pengawas.

c. Kontraktor harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan teknis operatif dari pabrik sebagai informasi bagi Pengawas.

d. Material lain yang tidak terdapat pada daftar tersebut tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian

/ penggantian pekerjaan dalam bagian ini harus berkualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Pengawas.

6.3. Syarat-syarat Pelaksanaan Lantai Keramik a. Pada permukaan lantai, keramik dapat langsung diletakkan dengan menggunakan perekat

MU Adhesive atau setara, dengan memperhatikan aturan sehingga mendapatkan ketebalan lantai seperti tertera pada gambar.

b. Keramik yang telah dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik warna, motif tiap

keramik harus sama tidak boleh rusak, gompal atau cacat lainnya. c. Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong khusus untuk itu sesuai petunjuk

pabrik.

d. Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam air sampai jenuh. e. Pola keramik harus memperhatikan ukuran atau letak sesuai yang tertera dalam gambar. f. Awal pemasangan keramik pada lantai mengikuti gambar rencana dan apabila ada

perbedaan gambar dan lapangan dibicarakan terlebih dahulu dengan Pengawas sebelum pekerjaan pemasangan dimulai.

g. Bidang lantai keramik harus benar-benar rata, sisa harus benar-benar lurus. Siar arah

horizontal pada lantai yang berbeda ketinggian peil lantainya harus merupakan satu garis lurus.

h. Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar maksimum 3 mm setiap

perpotongan, siar harus membentuk garis lurus. Siar-siar keramik diisi dengan bahan pengisi siar sehingga membentuk setengah lingkaran seperti yang disebutkan dalam

persyaratan bahan dan warnanya akan ditentukan kemudian. i. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan gambar

dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan.

6.4. Syarat-syarat Pelaksanaan Dinding Keramik

a. Pada permukaan dinding beton / bata yang ada , keramik dapat langsung diletakkan

dengan menggunakan perekat ex. MU Adhesive atau setara, dengan memperhatikan aturan sehingga mendapatkan ketebalan dinding seperti tertera pada gambar.

b. Keramik yang telah dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik warna, motif tiap

keramik harus sama tidak boleh rusak, gompal atau cacat lainnya. c. Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong untuk itu sesuai petunjuk pabrik. d. Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus direndam air sampai jenuh.

e. Pola keramik harus memperhatikan ukuran atau letak dan semua peralatan yang akan terpasang di dinding, seperti exhausfan, panel, stop kontak dan lain-lain yang tertera dalam gambar.

f. Awal pemasangan keramik pada dinding mengikuti gambar rencana dan apabila ada perbedaan gambar dan lapangan dibicarakan terlebih dahulu dengan Pengawas sebelum pekerjaan pemasangan dimulai.

g. Bidang dinding keramik harus benar-benar rata garis-garis, sisa harus benar-benar lurus. Siar arah horizontal pada dinding yang berbeda ketinggian peil lantainya harus merupakan

satu garis lurus.

Page 11: Bombana

h. Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan siar maksimum 3 mm setiap

perpotongan, siar harus membentuk garis lurus. Siar-siar keramik diisi dengan bahan pengisi siar sehingga membentuk setengah lingkaran seperti yang disebutkan dalam

persyaratan bahan dan warnanya akan ditentukan kemudian. i. Pembersihan permukaan ubin dari sisa-sisa adukan semen hanya dilakukan dengan

menggunakan cairan pembersih untuk keramik seperti “Porstex” buatan local atau

sejenisnya. j. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan gambar

dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan.

7. PEKERJAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN.

Material rangka atap yang digunakan harus memenuhi spesifikasi yang diuraikan pada sub bab ini. Satuan ukuran panjang yang digunakan sub bab ini adalah millimeter (mm) dan ukuran ketebalan

material baja yang dimaksud adalah ketebalan baja terlapis (Total CoatingThickness/TCT). Pekerjaan Rangka Atap Baja Ringan Galvalume adalah pekerjaan pembuatan dan pemasangan

struktur atap berupa rangka batang (truss) yang telah dilapisi bahan galvalume untuk ketahanan terhadap karat. Rangka atap yang digunakan harus merupakan produksi dari pabrik yang berkompeten dalam penelitian dan teknologi.

Rangka atap berbentuk segitiga kaku yang terdiri dari rangka utama atas (top Chord), rangka utama bawah (bottom chord), dan rangka pengisi (web). Seluruh rangka tersebut disambung dengan

menggunakan baut menakik sendiri (self drilling screw) dengan jumlah yang cukup. Untuk meletakkan material penutup atap/seng, dipasang rangka reng (batten) langsung diatas struktur rangka atap utama dengan jarak yang disesuaikan dengan ukuran seng. Pekerjaan ini meliputi pengiriman material

ke lapangan, perangkaian dan ereksi Pekerjaan rangka atap. 7.1. Material struktur rangka atap

a. Properti mekanikal baja

Baja mutu tinggi G550 (sertifikat bahan harus dilampirkan)

- Tegangan leleh minimum : 550 Mpa - Modulus elastisitas : 2,1 x 10 5 MPa

- Modulus Geser : 8 x 10 4 MPa b. Lapisan pelindung terhadap karat

Rangka batang harus memiliki lapisan tahan karat Seng Aluminium (Galvalume), dengan

komposisi sebagai berikut : - 55 % Aluminium (Al) - 43 % Seng (Zinc)

- 2 % Silicon (Si) - Ketebalan pelapisan : ± 100 gram/m2

c. Geometri Profil Rangka Atap

- Rangka Atap Profil yang digunakan untuk rangka atap adalah profil kanal (channel) C C75.100 (tinggi profil 75 mm dan tebal 1,00 mm), digunakan untuk rangka batang

utama (top chord dan bottom chord). C75.75 (tinggi profil 75 mm dan tebal 0,75 mm), digunakan untuk rangka batang

utama (top chord dan bottom chord) dan rangka batang pengisi (web).

C75.65 (tinggi profil 75 mm dan tebal 0,65 mm), digunakan untuk rangka batang utama (top chord dan bottom chord) dan rangka batang pengisi (web).

- Reng (batten)

Profil yang digunakan untuk reng adalah profil U terbalik. Reng 27.45 (tinggi profil 27 mm dan tebal 0,45 mm).

Reng 27.50 (tinggi profil 27 mm dan tebal 0,50 mm). - Alat sambung (screw)

Alat penyambung antar elemen rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi dan instalasi

adalah baut menakik sendiri (self drilling screw) dengan spesifikasi sebagai berikut :

Page 12: Bombana

Kelas ketahanan korosi minimum : Class 2

Ukuran baut untuk struktur rangka atap adalah type 12-14x20 dengan ketentuan sebagai berikut :

Diameter ulir : 5,5 mm Jumlah ulir perinch : 14 TPI

Panjang : 20 mm Ukuran kepala baut : 5/16”

Material : AISI 1022 Heat treated carbon steel Kuat geser rata-rata : 8,8 kN

Kuat tarik minimum : 15,3 kN

Kuat torsi minimum : 13,2 kNm Ukuran baut untuk struktur reng adalah type 10-16x16, dengan ketentuan sebagai

berikut : Diameter ulir : 4,87 mm Jumlah ulir perinch : 16 TPI

Panjang : 16 mm

Ukuran kepala baut : 5/16” Material : AISI 1022 Heat treated carbon steel

Kuat geser rata-rata : 6,8 kN Kuat tarik minimum : 11,9 kN

Kuat torsi minimum : 8,4 kNm

Pemasangan baut harus menggunakan alat bor listrik minimum 560 watt dengan kemampuan putaran alat minimal 2000 rpm.

- Tumpuan ring balok Konektor yang digunakan adalah dari material profil C75.65 atau

C75.75 yang dibentuk mengikuti kebutuhan. Konektor ini merupakan alat sambung antara rangka utama dengan ring balok yang sudah diperhitungkan gaya hisapnya sesuai dengan desain yang berlaku.

- Ikatan angin/bracing Untuk menjamin stabilitas dan kekuatan struktur rangka atap, antara rangka utama atap dipasang pengaku (bracing) atau ikatan angin. Profil ikatan angin menggunakan profil

reng.

7.2. Tata Cara Pelaksanaan dan Pemasangan

Persyaratan Desain Struktur Rangka Atap Baja Ringan Struktur rangka atap baja ringan harus didesain oleh tenaga ahli yang berkompeten. Desain

harus mengikuti kaidah-kaidah teknis yang benar sesuai karakter baja ringan yaitu dengan perancangan standar batas desain struktur baja cetak dingin. Desain struktur rangka atap baja

ringan meliputi top chord, bottom chord, web dan screw sebagai satu kesatuan yang tidak boleh dipisahkan.

Peraturan yang digunakan sebagai pedoman : - Harus memenuhi standar : AISI (American Iron and Steel Institute) - Sistem yang digunakan : sisten ASD

- Memiliki sertifikat pengujian lentur dan tekan elemen dari institusi yang berkompeten dan bersertifikasi. Perangkat lunak computer (software) boleh digunakan untuk membantu proses desain atap baja ringan jika software memang khusus dikembangkan untuk

menghitung struktur baja ringan dan mengakomodasi peraturan-peraturan yang telah disebutkan diatas.

Kontraktor wajib melaksanakan mengajukan contoh produkyang akan digunakan kepada Direksi untuk disetujui. Kontraktor wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap, detil dan akurat. Kontraktor wajib meneliti kebenaran dan bertanggungjawab terhadap semua ukuran-ukuran

yang tercantum dalam gambar kerja. Setiap bagian yag tidak memenuhi persyaratan yang tertulis disini yang diakibatkan oleh kurang teliti dan kelalaian kontraktor akan ditolak dan harus diganti kewajiban yang sama, juga berlaku

untuk ketidak cocokan kesalahan maupun kekurangan lain akibat kontraktor tidak teliti dan cermat dalam koordinasi dengan gambar pelengkap dari Arsitek, Struktur, Mekanikal, dan

Elektrikal.

Page 13: Bombana

Perubahan bahan/detil karena alasan apapun harus diajukan ke Konsultan Pengawas,

Konsultan Perencana, dan Pengguna Jasa untuk mendapat persetujuan secara tertulis. Kontraktor bertanggung jawab atas semua kesalahan detil, fabrikasi dan ketetapan

pemasangan semua komponen konstruksi baja ringan.

8. PEKERJAAN LANGIT-LANGIT/ PLAFOND/ LIST PLAFOND.

8.1. Lingkup Pekerjaan

Meliputi penyediaan bahan langit-langit gypsum dan konstruksi rangka penggantungnya, penyediaan tempat serta pemasangan plafond gypsum dan penggantungnya pada tempat-tempat yang ditentukan gambar kerja.

8.2. Persyaratan Bahan

Bahan yang dipakai : Gypsumboard Produksi : Jaya Board/Setara Tebal : 9 mm

Ukuran : 1200mm x 2400mm Rangka Penggantung : Hollow 0,4x40x40 mm dan 0,4x20x40 mm Modul rangka : sesuai gambar kerja

Ukuran rangka : sesuai gambar kerja 8.3. Syarat – syarat Pelaksanaan

a. Rangka Plafond Besi Hollow - Untuk material Rangka plafond GYPSUM/ Acrilyc adalah BAJA RINGAN dari jenis

ZINCALUME STEEL product dalam negeri.

- Ukuran dan dimensi rangka plafond adalah sesuai dengan standard yang ditetapkan pleh Pabrik.

- Bentuk Profil material rangka Plafond adalah bentuk HOLLOW atau bentuk lain yang

dianjurkan oleh pabrik dengan persetujuan Direksi Pengawas. - Kontraktor Pelaksana harus mengajukan contoh material untuk disetujui oleh Direksi

Pengawas. - Kontraktor Pelaksana juga harus menyerahkan Garansi Resmi dari Pabrik yang minimal

menjelaskan tentang daya tahan dan kekuatan material.

- Cara pemasangan harus mengikuti petunjuk-petunjuk yang dianjurkan oleh Pabrik. - Pabrik melalui Kontraktor Pelaksana harus menempatkan tenaga ahli khusus dilokasi

pekerjaan untuk mengawasi pekerjaan pemasangan rangka plafond yang dilakukan oleh

Kontraktor Pelaksana. - Pemasangan rangka plafond harus sesuai dengan Gambar Pola pemasangan rangka

plafond dalam Gambar Bestek.

- Rangka plafond harus dijangkarkan dengan baik pada dinding, ring balok dan konstruksi kuda-kuda.

- Hasil pemasangan rangka plafond harus benar-benar rata dan elevasi dengan permukaan

lantai. - Harus ada koordinasi yang baik antara pekerja pemasangan rangka plafond dengan

pekerja Instalasi Listrik.

b. Plafond Gypsumboard

- Bahan-bahan yang akan dipasang harus dalam keadaan baik dan sudah disetujui oleh

Pengawas. - Sebelum pemasangan gypsum board rangka yang terpasang harus sudah di waterpass,

pemasangan gypsum dilakukan dengan scrup gypsum. Lubang-lubang bekas paku dan sambungan antar unit plafond harus ditutup dengan menggunakan plester dan compound kemudian setelah kering diratakan menggunakan amplas.

- Setelah terpasang permukaan langit-langit harus rata waterpass dan tidak bergelombang (toleransi kecembungan maksimal 2 mm untuk jarak 2 mm).

- Lembar yang retak dan rusak setelah dipasang harus diganti.

Page 14: Bombana

- Pada Pekerjaan langit-langit ini perlu diperhatikan pekerjaan elektrikal dan perlengkapan

instalasi lain yang terletak di atas langit-langit. Untuk detail pemasangan harus konsultasi dengan Perencana/Direksi Pengawas.

- Bidang pemasangan langit-langit harus rata/waterpass, atau sesuai dengan detail gambar.

- Hubungan antara gypsum tidak diperlihatkan dan tidak akan terjadi retakan – retakan

antara sambungan. - Penyelesaian akhir menggunakan cat dengan cara sesuai rekomendasi pabrik untuk cat

yang berlaku hasil akhir berupa bidang rata tanpa naat.

c. Pekerjaan List Plafond.

List plafond dipasang pada semua pertemuan antara plafond dengan tembok bangunan dan

pertemuan antara plafond dengan Level Beton, menggunakan List Profil Gipsum type Minimalis ukuran 1 x 10 cm.

9. PEKERJAAN PENUTUP ATAP. 9.1. Untuk Kegiatan Pekerjaan ini meliputi Pemasangan Penutup Atap Seng Gelombang Besar

BJLS.0,20 baru dan Pemasangan kembali Penutup Atap Seng Gelombang Besar BJLS.0,20 lama

yang masih baik kondisinya. Bahan penutup atap yang dipakai adalah Seng Gelombang Besar BJLS.0,20, produksi dalam negeri kwalitas baik dengan memenuhi persyaratan PUBB 1971. Untuk seluruh bagian penutup atap ini harus berasal dari satu pabrik sehingga keseragaman

dan kekuatan serta mutu dari bahan tersebut dapat dijamin. 9.2. Pemasangan atap ini harus mengikuti kemiringan dan kerataan rangka atap, sesuai dengan

rangka kerja. Apabila terdapat bagian yang tidak rata dari pemasangan gording dan rangka atap, pengetesan kerataan permukaan gording ini harus dibantu dengan benang yang ditarik baik secara horisontal maupun diagonal.

9.3. Penyelesaian bubungan/nok, dari bahan Seng Plat dengan penyelesaian pemasangan yang rata.

Pemasangan nok yang tidak rata atau berombak harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya

pemborong.

10. PEKERJAAN ALUMINIUM

10.1. Lingkup Pekerjaan

a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.

b. Pekerjaan ini meliputi kosen pintu, kosen jendela, kosen bovelight seperti yang dinyatakan/ditunjukan dalam gambar serta shop drawing.

10.2. Persyaratan Bahan a. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-syarat dari

pekerjaan aluminium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.

- Bahan yang dipakai : merek Alexindo/setara - Bentuk Profil : Sesuai gambar rencana - Warna Profil : Silver

- Lebar Profil : 4” b. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-syarat dari

pekerjaan aluminium serta memenuhi ketentuan – ketentuan dari pabrik yang

bersangkutan.

c. Konstruksi Kosen aluminium yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan dalam detail gambar termasuk bentuk dan ukurannya.

Kosen-kosen Aluminium khususnya Pintu harus mampu untuk menahan engsel-engsel pintu

panel yang cukup berat yang terbuat dari kayu utuh.

Page 15: Bombana

d. Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan bentuk

toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang dipersyaratkan. e. Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna profil-profil harus

diseleksi secemat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi unit-unit, jendela, pintu partisi dan lain-lain, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap mesin harus sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil yang telah dirangkai untuk jendela, dinding dan

pintu mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut : - Untuk tinggi dan lebar 1 mm. - Untuk diagonal 2 mm.

f. Accessories Sekrup dari stainless steel galvanized kepala tertanam, weather strip dari vinyl, pengikat

alat penggantung yang dihubungkan dengan aluminium harus ditutup caulking dan sealant. Angkur-angkur untuk rangka/kosen aluminium terbuat dari steel plate tebal 2 – 3 mm, dengan lapisan zink tidak kurang dari (13) micron sehingga dapat bergeser.

g. Bahan finishing Treatment untuk permukaan kosen jendela dan pintu yang bersentuhan dengan bahan

alkaline seperti beton, aduk atau plester dan bahan lainnya harus diberi lapisan finish dari

laquer yang jernih atau anti corrosive treatment dengan insulating varnish seperti asphaltic varnish atau bahan insulation lainnya.

10.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambar – gambar dan

kondisi dilapangan (ukuran dan peil lubang dan membuat contoh jadi untuk semua detail sambungan dan profil aluminium yang berhubungan dengan system konstruksi bahan lain.

b. Prioritas proses fabrikasi, harus sudah siap sebelum pekerjaan dimulai, dengan membuat

lengkap dahulu shop drawing dengan petunjuk Perencana/Direksi Pengawas meliputi gambar denah, lokasi, merk, kualitas, bentuk, ukuran.

c. Semua frame/kosen baik untuk dinding, jendela dan pintu dikerjakan secara fabrikasi

dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.

d. Pemotongan aluminium hendaknya dijauhkan dari material besi untuk menghindarkan

penempelan debu besi pada permukaannya. Didasarkan untuk mengerjakannya pada tempat yang aman dengan hati-hati tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaannya.

e. Pengelasan dibenarkan menggunakan non – activated gas (argon) dari arah bagian dalam

agar sambungan tidak tampak oleh mata. f. Akhir bagian kosen harus disambung dengan kuat dan teliti dengan sekrup, rivet, stap dan

harus cocok. Pengelasan harus rapi untuk memperoleh kualitas dan bentuk yang sesuai dengan gambar. g. Angkur-angkur untuk rangka/kosen aluminium terbuat dari steel plate setebal 2 – 3 mm

dan ditempatkan pada interval 600 mm. h. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti karat/stainless steel,

sedemikian rupa sehingga hairline dari tiap sambungan harus kedap air dan memenuhi

syarat kekuatan terhadap air sebesar 1000 kg/cm2. Celah antara kaca dan system kosen aluminium harus ditutup oleh sealant. i. Disyaratkan bahwa kosen aluminium dilengkapi oleh kemungkinan-kemungkinan sebagai

berikut : - Dapat menjadi kosen untuk dinding kaca mati. - Dapat cocok dengan jendela geser, jendela putar, dan lain-lain.

- Sistem kosen dapat menampung pintu kaca frameless. - Untuk system partisi, harus mampu moveable dipasang tanpa harus dimatikan secara

penuh yang merusak baik lantai maupun langi-langit.

- Mempunyai accessories yang mampu mendukung kemungkinan di atas. j. Untuk fitting hard ware dan reinforcing materials yang mana kosen aluminium akan kontak

dengan besi, tembaga atau lainnya maka permukaan metal yang bersangkutan harus diberi

lapisan chorminium untuk menghindari kontak korosi. k. Toleransi pemasangan kusen aluminium disatu sisi dinding adalah 10 – 25 mm yang

kemudian diisi dengan beton ringan/grout. l. Khusus untuk pekerjaan jendela geser aluminium agar diperhatikan sebelum rangka kosen

terpasang.

Page 16: Bombana

m. Permukaan bidang dinding horizontal (perlubangan dinding) yang melekat pada ambang

bawah dan atas harus waterpass. n. Untuk memperoleh kekedapan terhadap kebocoran udara terutama pada ruang yang

dikondisikan hendaknya ditempatkan mohair dan jika dapat digunakan synthetic rubber atau bahan dari synthetic resin. Penggunaan ini pada swing door dan double door.

o. Sekeliling tepi kosen yang terlihat berbatasan dengan dinding agar diberi sealant supaya

kedap air dan kedap suara. p. Tepi bawah ambang kosen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air hujan.

11. PEKERJAAN PINTU, JENDELA KACA DAN CERMIN

1.1. Ruang Lingkup Pelaksanaan a. Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk

melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.

b. Meliputi seluruh pekerjaan kaca daun pintu, kaca jendela, kaca bouvenlight, kaca partisi dan cermin serta bagian-bagian lain seperti yang ditunjukan dalam gambar.

1.2. Persyaratan Bahan

a. Kaca yang digunakan mempunyai ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya,

dapat diperoleh dari proses-proses tarik tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses-proses tarik, gilas dan pengambangan (float glass).

b. Kesikuan :

Kaca lembaran yang berbentuk segi empat, harus mempunyai sudut serta tepi potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maksimum yang diperkenankan adalah 1,5 mm per-meter.

c. Cacat-cacat : - Cacat-cacat lembaran bening yang diperbolehkan harus sesuai ketentuan dari pabrik. - Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang berisi gas yang

terdapat pada kaca). - Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat menggangu

pandangan.

- Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca, baik sebagian atau seluruh tebal kaca)

- Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar ke arah luar/masuk).

- Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave) benang adalah cacat garis

timbul yang tembus pandangan, gelombang adalah permukaan kaca yang berubah dan mengganggu pandangan.

- Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan (scratch).

- Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok). - Mutu kaca lembaran yang digunakan mutu AA. - Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui toleransi yang

ditentukan oleh pabrik. Untuk ketebalan kaca 5mm kira-kira 0,3 mm. d. Bahan Kaca :

- Kaca yang dipakai ialah kaca Reflektive tebal 5 mm ex Asahi Mas atau atas persetujuan

Direksi. - Kaca bening tebal 12 mm tempered glass untuk pintu dengan sistem frameless. - Bahan kaca dan cermin, harus sesuai SII 0189/78 dan PBVI 1982.

e. Semua bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat persetujuan Direksi. f. Sisa kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus digurinda /

dihaluskan, hingga membentuk tembereng.

11.3. Syarat-Syarat Pelaksanaan

a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan syarat-pekerjaan dalam buku ini.

b. Semua bahan yang telah terpasang harus yang disetujui oleh Direksi.

c. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat-alat pemotong kaca khusus.

Page 17: Bombana

d. Pemotongan kaca harus disesuaikan dengan ukuran rangka, minimal 10 mm masuk

kedalam alur kaca pada kusen. e. Pembersih akhir dari kaca harus menggunakan kain katun yang lunak dengan

menggunakan cairan pembersih. f. Hubungan kaca dengan kaca atau dengan material lain tanpa melalui kusen, harus diisi

dengan lem silikon transparant, cara pemasangan dan persiapan pemasangan harus

mengikuti petunjuk yang dikeluarkan oleh pabrik. g. Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak diperkenankan retak dan

pecah pada sealent/tepinya, bebas dari segala noda dan bekas goresan.

h. Dalam keadaan tertutup atau dibuka, kaca-kaca tidak boleh bergetar, yang menandakan kurang sempurnanya pemasangan Seal.

i. Pemasangan Seal harus menjamin bahwa tidak akan terjadi kebocoran yang diakibatkan

oleh air maupun udara. j. Pemasangan kaca-kaca harus dari arah dalam bangunan. k. Seluruh hasil pemasangan harus benar-benar rapih, bersih dan tidak ada cacat-cacat/noda.

12. PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI.

12.1. Lingkup Pekerjaan.

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga tercapainya hail pekerjaan yang baik dan sempurna.

b. Pemasangan alat penggantung atau pengunci meliputi seluruh pemasangan pada daun pintu kayu, daun pintu aluminium, daun jendela, bouvenlight aluminium dan bagian-bagian lain seperti yang dinyatakan/ditunjukan dalam gambar.

12.2. Persyaratan Bahan

a. Semua hardware yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam

buku Spesifikasi Teknis. Bila terjadi perubahan atau penggantian hardware akibat dari pemilihan merk, Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan.

b. Kunci-kunci pintu dan pegangan pintu serta accesoriesnya, untuk semua jenis pintu menggunakan produk Setara Onassis atau setara.

c. Door stopper dan door holder menggunakan produk Dekson & Solid atau yang setara. d. Door closer, Floor Hinge menggunakan produk Dorma atau setara. e. Engsel-engsel untuk semua jenis pintu dan jendela menggunakan produk Dekson & Solid

atau yang setara. f. Untuk pintu-pintu aluminium menggunakan engsel lantai (floor hinges) double action

dengan merk ex. Dorma.

g. Bahan dan produk : - Bahan Kunci dan Pegangan Pintu.

Semua pintu menggunakan peralatan kunci dan pengangan pintu.

Untuk pintu-pintu aluminium dan pintu-pintu besi dipakai adalah kunci “mortise

cylinder dead lock’ merk Setara Onassis dua kali putar . Untuk panel-panel listrik, pintu shaft dan lain-lain, kunci yang dipakai merk Setara

Onassis.

Untuk daun pintu jendela kaca dipakai handle pengunci merk Setara Onassis. Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu. Dipasang

setinggi 90 cm dari lantai, atau sesuai petunjuk gambar dan atau sesuai petunjuk Direksi Pengawas.

- Bahan Engsel Pintu dan Jendela. Untuk pintu-pintu panil pada umumnya menggunakan engsel pintu merk Setara

Onassis, dipasang sekurang-kurangnya 2 buah untuk setiap daun dengan menggunakan sekrup kembang dengan warna yang sama dengan warna engsel.

Jumlah engsel yang dipasang harus diperhitungkan menurut beban berat daun pintu,

tiap engsel memikul maksimal 20 kg.

Page 18: Bombana

Untuk pintu-pintu aluminium serta pintu panel menggunakan engsel lantai (floor

hinge) double action, merk Dorma atau setara, dipasang dengan baik pada lantai sehingga terjamin kekuatan dan kerapihannya, dipasang sesuai dengan gambar.

Untuk jendela digunakan engsel merk Setara Onassis. Untuk pintu-pintu aluminium menggunakan engsel merk Setara Onassis disertai pada

posisi single action. Untuk seluruh pintu kecuali yang berengsel lantai diberi door stopper merk Setara

Onassis atau setara. Door Stopper dipasang dengan baik pada lantai dengan sekrup pintu kecuali pintu-pintu toilet dan pintu utama. Door holder dengan injakan karet

dan spring pen release atau yang setara. 12.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan Gambar Dokumen Kontrak yang telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan. Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan, warna dan elemen-elemen pendukungnya dari pekerjaan ini, untuk

mendapatkan persetujuan Direksi. a. Seluruh daun pintu (kecuali ditentukan lain) dipasang Engsel 3 (tiga) Engsel atas dipasang

lebih kurang 28 cm (as) dari permukaan atas pintu.

b. Engsel bawah dipasang lebih kurang 32 cm (as) dari permukaan bawah pintu. Engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua engsel tersebut.

c. Penarik pintu (doorpull) dipasang 90 cm (as) dari permukaan lantai. d. Semua kunci-kunci tanam harus terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu, dan

dipasang setinggi 90 cm (as) dari lantai.

e. Pemasangan lockcase, handel dari backplate serta door closer ditentukan oleh Direksi. Apabila hal tersebut tidak tercapai, Kontraktor wajib memperbaiki tanpa biaya tambah.

f. Door stoper dipasang pada lantai, letaknya diatur agar daun pintu dan kunci tidak

membentur tembok pada saat pintu dibuka. g. Door holder didasar daun pintu dipasang 6 cm dari tepi daun pintu. Pemasangan harus baik

sehingga pada saat ditekan kebawah, karet holder akan menekan lantai pada posisi yang

dikehendaki. Door holder dipasang hanya pada pintu yang tidak menggunakan door closer. h. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus diadakan pengujian

secara kasar dan halus.

13. PEKERJAAN SANITASI.

13.1. Lingkup Pekerjaan.

a. Pekerjaan Perpipaan. b. Pemasangan Pipa Jaringan Air Bersih dan Pemasangan Pipa Jaringan air kotor. c. Pekerjaan Accessories Kamar Mandi.

d. Accessories yang dipasang sesuai dengan spesifikasi yang tertera dalam gambar. e. Pekerjaan Septictank dan Peresapan.

13.2. Ketentuan Umum. Material/bahan yang digunakan. Semua kwalitas bahan dan peralatan yang dipasang harus dalam keadaan baru dan termasuk

dalam Standart Industri Indonesia (SII). 13.3. Syarat-Syarat Pelaksanaan.

a. Untuk semua pemasangan sistem perpipaan yang menembus pondasi ataupun pasangan harus terlebih dahulu dipasang minimal harus diperhitungkan bahwa pekerjaan perpipaan tersebut tidak mengakibatkan pembongkaran struktur bangunan.

b. Seluruh sistem ini harus diuji coba, sebelum finishing bangunan diselesaikan, sehingga kebocoran atau tidak berfungsinya pipa dapat dihindarkan.

c. Semua Accessories yang digunakan harus disetujui oleh Direksi Lapangan untuk disetujui.

d. Pemasangan Accessories harus disesuaikan dengan kondisi lapangan.

Page 19: Bombana

14. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

14.1. Ketentuan Umum.

Pekerjaan pemasangan instalasi ini harus dilaksanakan oleh instalatur yang sudah mempunyai izin yang disahkan oleh PLN setempat. Setiap Gambar Kerja yang diajukan untuk disetujui oleh Direksi, dianggap bahwa kontraktor telah mempelajari situasi dan telah berkonsultasi dengan

Pemborong Pekerjaan Instansi lainnya. Pemborong pekerjaan instalasi hendaknya dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus bekerja sama dengan pemborong lainnya agar seluruh pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan waktu yang ditetapkan. Semua bahan-bahan yang

dipasang harus dalam keadaan baik, berkwalitas baik dan sesuai dengan gambar spesifikasi yang dimaksud.

14.2. Peraturan Pemasangan Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-peraturan sebagai berikut : a. PUIL 2000.

b. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.05/MEN/ 1982. c. National Fire Protection Association (NFPA).

d. Petunjuk dari Pabrik Pembuat Peralatan. e. Peraturan Lainnya yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, seperti PLN, PERUMTEL,

Dit Jen. Bina Lindung dan Perusahaan Air Minum.

14.3. Gambar-gambar

a. Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini serta risalah rapat penjelasan

merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi dan mengikat dan tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya.

b. Gambar-gambar sistim ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan, sedangkan

pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada dan mempertimbangkan juga kemudahan service/maintenance jika peralatan-peralatan sudah dioperasikan.

c. Gambar-gambar Arsitek dan Struktur/Sipil harus dipakai sebagai referensi untuk pelaksanaan dan detail finishing instalasi.

d. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus mengajukan gambar kerja dan detail kepada

Direksi untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu. Dengan mengajukan gambar-gambar tersebut, Kontraktor dianggap telah mempelajari situasi dari instalasi lain yang berhubungan dengan instalasi ini.

e. Kontraktor harus membuat gambar-gambar instalasi terpasang yang disertai dengan operating dan Maintenance Instruction serta harus diserahkan kepada Direksi pada saat

penyerahan pertama dalam rangkap 3 (tiga), dijilid serta dilengkapi dengan daftar isi dan data notasi.

14.4. Koordinasi a. Kontraktor instalasi hendaknya bekerja sama dengan Kontraktor instalasi lainnya, agar

seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu yang telah

ditetapkan. b. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan

instalasi yang lain.

c. Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka semua akibatnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

14.5. Pelaksanaan Pemasangan a. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi dimulai, Kontraktor harus menyerahkan

gambar kerja dan detailnya kepada Direksi dalam rangkap 3 (tiga) untuk disetujui.

b. Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas peralatan yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan, Kontraktor harus

segera menghubungi Direksi / Manajemen Kosntruksi. Pengambilan ukuran dan/atau pemilihan kapasitas peralatan yang salah akan menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Page 20: Bombana

14.6. Testing dan Commissioning

a. Kontraktor instalasi harus melakukan semua testing dan pengukuran yang dianggap perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan dapat

memenuhi semua persyaratan yang diminta. b. Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk mengadakan testing tersebut

merupakan tanggung jawab Kontraktor.

14.7. Komponen–komponen pengaman

a. Air Circuit Breaker (ACB)

- Standard IEC 947 –2 - Terdiri dari 3 atau 4 kutub - Jenis Fix

- Sistem unit Trip terdiri dari : fungsi switching

Fungsi Komunikasi Fungsi Proteksi

- Kapasitas pemutusan 65 KA – 150 kA pada 380 /415 V - Arus Nominal 800A s/d 6300 A

b. Miniatur Circuit Breaker (MCB) / ELCB ( 30 mili ampere) - Menurut standard IEC 947 - 2 - Terdiri dari 1 dan 3 kutub

- Breaking capacitynya antara 5 s/d 25 KA untuk tegangan 220/415 V. - Kurva trip B & C - Dilengkapi dengan saklar alarm, Auxiliary contact dan pemutus shunt (MX) / pelepas

tegangan (MN). - Jika digunakan untuk melindungi motor listrik maka yang digunakan adalah MMCB

(Magnetic Motor Circuit Breaker).

c. Kontaktor - Berdasarkan standard IEC 947,BS 4941, VDE 0660, BS 5424 - Terdiri dari kategori ACI - untuk Beban Murni > 0.95

- AC2 - Untuk motor slipring, Starting, Pluging AC3-Motor Squirrel cage, swithching ON/OFF selama dalam keadaan normal.

d. Overload

- Berdasarkan IEC 947, IEC 292 - Dapat mampu berfungsi sebagai pengaman motor listrik terhadap beban lebih dan

disesuaikan dengan arus nominal dari motor tersebut.

- Untuk star-delta dan Direct On Line dapat dikombinasikan dengan Magnetic Motor Circuit Breaker.

14.8. Kabel Tegangan Rendah

a. Kabel-kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan minimal 0,6 kV untuk

NYY dan NYFGbY sedangkan untuk kabel NYM dengan tegangan minimal 0,5 kV. b. Pada prinsipnya kabel-kabel daya yang dipergunakan adalah jenis NYFGBY dan NYY,

sedangkan untuk kabel penerangan dipergunakan kabel NYM dan NYFGBY.

c. Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus dimintakan persetujuan terlebih dahulu pada Direksi.

d. Penampang kabel minimum yang dapat dipakai 2,5 mm2.

14.9. Lighting Fixtures

a. Lighting Fixtures M5 (PRML)

- Tebal plat besi untuk lighting fixtures tersebut minimum 0,7 mm. - Condensor yang dipasang seri pada lampu-lampu TL harus dapat memberikan koreksi

factor total minimal 0,85.

- Tabung TLD yang dapat dipakai adalah jenis TLD 20 W/ 840 untuk lampu tipe M5 (PML). Pihak Kontraktor wajib menanyakan type yang akan digunakan. Bila pihak Kontraktor

tidak menanyakan hal tersebut diatas, maka pihak Direksi Lapangan berhak menentukannya dengan tanggungan resiko apapun pada pihak Kontraktor.

- Fitting lampu dari type yang tidak menggunakan mur baut.

Page 21: Bombana

- Semua lighting fictures harus dicat dengan powder coating bebas dari karat dan lecet-

lecet, dengan ICI acrylic paint warna putih serta dilengkapi dengan Mirror Reflektor, contoh harus disetujui oleh Direksi Lapangan.

- Konstruksi lighting fixtures pada umumnya harus memberikan effisiensi penerangan yang maksimal, rapih kuat serta sedemikian rupa hingga pekerjaaan-pekerjaan seperti penggantian lampu, pembersihan, pemeriksan dan pekerjaan pemeliharaan dengan

mudah dapat dilaksanakan. - Pada semua lightng fixtures harus dibuatkan mur dan baut sebagai tempat terminal

pentanahan (grounding).

- Lighting Fixtures untuk type FL harus menggunakan adjustable hanger.

b. Lampu SL (Silinder Light)

- Lighting fixtures harus atau sesuai gambar. - Lamp holder menggunakan standar E-27. - Diameter dari kap lampu minimal lihat gambar.

- Lampu yang dipakai dari jenis incandescent dan PLC atau sesuai gambar, contoh harus disetujui oleh Direksi Lapangan.

c. Kotak - Kontak Dan Saklar - Kotak-kontak dan saklar yang akan dipasang pada dinding tembok bata adalah type

pemasangan outbow dan tipe floor mounted. - Kotak-kontak biasa (inbow) yang dipasang mempunyai rating 3 A dan mengikuti

standard VDE.

- Inbow dus untuk tempat saklar, kotak-kontak dinding dan push button harus dipakai dari jenis bahan PVC. Bila dipasang inbow, maka inbow dus tersebut terbuat dari metal dengan ketebalan 1 mm.

- Kotak-kontak dinding yang dipasang 30 cm dari permukaan lantai dari ruang-ruang yang basah / lembab harus jenis water tight sedang untuk saklar dipasang 150 cm dari permukaan lantai atau sesuai gambar. Sebelum pemasangan, pihak Kontraktor harus

mendapat persetujuan dari Direksi / Managemen Konstruksi.

d. K o n d u i t

Konduit instalasi penerangan yang dipakai adalah dari jenis PVC High Impact dan Metal

Plan Conduit dimana diameter dalam dari konduit minimum 1,5 kali diamater kabel dan

minimum diameter dalam adalah 19 mm, atau dinyatakan lain pada gambar.

14.10.Persyaratan Teknis dan Pemasangan a. Panel-panel

- Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik dan harus rata

(horisontal). - Setiap kabel yang masuk / keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland, dan diberi

lapisan seal dari karet untuk menutupi bagian bekas lubang yang permukaannya tajam atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.

- Untuk panel-panel yang dipasang diluar ruangan (Outdoor Panel) type Free Standing

diberi kaki dengan jarak minimal 50 cm dengan permukaan tanah dilengkapi dengan pondasi cor.

- Semua panel harus ditanahkan.

b. Kabel-Kabel

- Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang jelas dan

tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah beban. - Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk

mengindentifikasikan phasanya sesuai dengan PUIL 2000.

- Kabel daya yang dipasang di shaft harus dipasang pada tangga kabel, diklem dan disusun yang rapi.

- Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada kabel

penerangan, dimana terminasi sambungan dilakukan pada termination / junction box. - Untuk kabel dengan diameter 16 mm2 atau lebih harus dilengkapi dengan sepatu kabel

untuk terminasinya.

Page 22: Bombana

- Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm2 atau lebih harus mempergunakan

alat pres hidraulis yang kemudian disolder dengan timah pateri. - Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 100 cm minimum, dimana sebelum

kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal 15 cm dan diatasnya diamankan dengan batu bata sebagai pelindungnya. Lebar galian minimum adalah 40 cm yang disesuaikan dengan jumlah kabel.

- Sudut pembelokan (Bending Radius) kabel Feeder harus mengikuti ketentuan yang disyaratkan oleh pabrik untuk masing-masing diameter kabel.

- Untuk kabel serabut, terminasi ujung kabel tersebut harus menggunakan handslip.

- Semua kabel yang berada didalam trench kabel harus diletakkan / disusun dalam kabel ladder (Fabricated, hot deep galvanized) kabel ladder harus disupport setiap jarak 100 cm.

- Untuk kabel feeder yang dipasang didalam trench harus mempergunakan kabel ladder. - Pada route kabel setiap 25 m dan disetiap belokan harus ada tanda arah jalannya kabel

dan dilengkapi dengan Cable Mark.

- Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan instalasi lainnya harus ditanam lebih dalam dari 60 cm dan diberikan pelindung pipa galvanis medium dengan diameter minimum 2 1/2 kali penampang kabel.

- Semua kabel yang dipasang diatas langit-langit harus diletakkan pada suatu trunking kabel.

- Kabel penerangan yang terletak diatas rak kabel tidak menggunakan PVC High Impact. Setiap kabel yang keluar dari Cable Tray harus dipasang dalam PVC High Impact. Yang pada bagian pertemuan antara Conduit dan Cable Tray dipasang Joining Coupling.

- Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus dibuatkan sleeve dari pipa galvanis medium dengan diameter minimum 2 1/2 kali penampang kabel.

- Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak - kontakharus didalam kotak terminal

yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan konduitnya dan dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya dimana tebal kotak terminal tersebut minimum 4 cm.

- Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1m disetiap

ujungnya. - Penyusunan konduit diatas trunking kabel harus rapi dan tidak saling menyilang. - Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak - kontak harus di dalam kotak

penyambungan dan memakai alat penyambungan berupa las – dop. - Semua kabel yang menuju / keluar dari panel - panel type outdoor harus didalam pipa

Sleeve GIP Medium / PVC Conduit dia. 2 1/2 x dia. Cable.

- Kabel yang keluar dari trench yang menembus permukaan tanah, yang menuju kabel ladder harus dilengkapi / dilindungi dengan GIP Medium sepanjang lebih kurang 1 m

dengan ketentuan ± 50 cm bagian yang berada di bawah permukaan tanah sampai 50

cm dari permukaan tanah. - Semua kabel instalasi motor yang berada di daerah utility harus dipasang dalam metal

conduit, yang penampangnya minimum 1,5 penampang kabel dan lengkap dengan

Flexible Metal Conduit. - Setiap kabel dalam PVC High Impact Conduit yang dipasang pada Slap harus diberi

Saddle Spacers setiap jarak 150 cm.

- Untuk instalasi kabel yang menggunakan PVC Hight Impact Conduit yang melintas diatas balok, harus menembus balok dengan jarak minimum 10 Cm dari atas balok yang ditembus, atau melintas dibawah balok.

c. Kotak-kontak dan Saklar

- Kotak-kontak dan saklar yang akan dipakai adalah type pemukaan (outbow) pada dalam

dinding dan dipasang pada ketinggian 300 mm dari permukaan lantai untuk kotak-kontak dan 1500 mm untuk saklar atau sesuai gambar detil. Bila tidak terdapat gambar detail, pihak Kontraktor harus meminta persetujuan dari pihak Direksi atau Perencana.

- Kotak kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab/tipe luar harus Water Tight, Industrial Type IP 56.

d. Lampu Penerangan

- Pemasangan lampu penerangan harus disesuaikan dengan rencana plafond dari Arsitek

dan disetujui oleh Direksi Lapangan.

Page 23: Bombana

- Lampu tidak diperkenankan memberikan beban kepada rangka plafond yang terbuat dari

bahan aluminium. - Tiang lampu penerangan untuk diluar bangunan harus dipasang tegak lurus.

- Semua lampu penerangan type Flouresscent harus digantung dengan menggunakan adjustable hanger.

- Flexible Conduit digunakan antara terminasi titik lampu dengan PVC High Impact

Conduit.

e. Pembumian

- Semua bagian dari sistim listrik harus dibumikan. - Elektrode pembumian harus ditanam sedalam minimum 12 m dan mencapai permukaan

air tanah.

- Tahanan pembumian maximum adalah 1 ohm untuk peralatan lain dan untuk peralatan elektrikal medis atau untuk Ruang kelompok 2 E maksimum adalah 0,2 ohm.

- Jarak minimum dari elektrode pembumian adalah 6 m dan disesuaikan dengan sifat

tanahnya. - Elektrode pembumian harus menggunakan massive copper pipe penampung 1 1/2“ (1,5

inch).

15. PEKERJAAN INSTALASI LAN 15.1. Gambaran Umum

Pemasangan Jaringan LAN secara umum harus sesuai dengan standard yang dapat digunakan.

15.2. Pemasangan Kabel Dalam

Semua kabel dalam akan dipasang dengan menggunakan saluran PVC khusus untuk Jaringan LAN. Untuk keperluan maintenance, warna PVC High Impact conduit yang dipasang untuk instalasi telepon harus berbeda dengan PVC High Impact yang dipasang untuk instalasi listrik

( warna putih atau hitam ).

15.2. Pemasangan Stop Kontak LAN Kotak-kontak dan saklar yang akan dipakai adalah type pemukaan (outbow) pada dalam dinding dan dipasang pada ketinggian 300 mm dari permukaan lantai untuk kotak-kontak. Bila

tidak terdapat gambar detail, pihak Kontraktor harus meminta persetujuan dari pihak Direksi atau Perencana. Kotak kontak yang dipasang pada tempat yang lembab/tipe luar harus Water Tight, Industrial Type IP 56.

15.3. Percobaan dan Penggunaan

Selama waktu perkembangan dan melengkapi instalasi, sistem telepon harus diuji coba dan

digunakan, sehingga operasi berjalan dengan baik. Uji coba dan penggunaan sistem harus sesuai dengan standard. Pada kelengkapan semua pekerjaan dan setelah melengkapi semua percobaan, kontraktor

harus menyediakan teknisi terampil yang diperlukan dan penolong untuk pengoperasian dan perawatan semua sistem dan peralatan untuk periode kurang dari dua minggu sampai sistem beroperasi dengan baik.

15.4. Tanggung Jawab dan Jaminan Kontraktor

a. Semua pekerjaan, peralatan dan material harus dijamin kualitasnya dan mencegah semua

kerusakan untuk periode yang ditunjukan dalam kontrak. b. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk mendapatkan izin yang mana dibutuhkan untuk

pengoperasian sistem telepon. c. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk semua biaya dengan beberapa izin yang

ditetapkan hukum disesuaikan dengan pekerjaan dan beberapa kerusakan dari material

yang kurang baik, peralatan dan pembuatan. d. Kontraktor harus memasukan biaya untuk pelatihan operator yang disediakan oleh klien

Page 24: Bombana

16. PEKERJAAN PENGECATAN/ FINISHING.

16.1. Lingkup Pekerjaan

Meliputi Pekerjaan pengecatan semua permukaan dan area yang ada pada gambar dan yang disebutkan secara khusus, dengan warna dan bahan yang sesuai dengan petunjuk Pengawas.

16.2. Persyaratan Bahan a. Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis pada bidang-bidang

transparan ukuran 30 x 30 cm2. Dan pada bidang-bidang tersebut harus dicantumkan

dengan jelas warna, formula cat, jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari cat dasar s/d lapisan akhir).

b. Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Direksi/Pengawas. Jika contoh-

contoh tersebut telah disetujui secara tertulis oleh Pengawas, barulah kontraktor melanjutkan dengan pembuatan mock – up seperti tersebut diatas.

c. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi brosur Cat yang akan digunakan.

16.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Pengecatan Tembok. - Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan seluruh plesteran bangunan

dan/atau bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.

- Untuk dinding Interior sebelum dinding diplamur, plesteran sudah harus betul-betul kering tidak ada retak-retak dan Kontraktor meminta persetujuan kepada Direksi.

- Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisau plamur dari plat baja tipis dan lapisan

plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang yang rata. - Sesudah 2 hari plamur terpasang, kemudian dibersihkan, selanjutnya bila dinding sudah

kering/tidak lembab dinding bisa di cat dengan menggunakan Roller.

- Untuk dinding Exterior sebelum dinding diberi cat lapis dasar, Acian sudah harus betul-betul kering tidak ada retak-retak dan Kontraktor meminta persetujuan direksi.

- Dinding exterior tidak menggunakan Plamur, tetapi menggunakan cat dasar berbahan

dasar air yang berkualitas tinggi serta menambah daya rekat cat. - Sesudah 2 hari cat dasar Alkali Resisting terpasang, kemudian dibersihkan, selanjutnya

bila dinding sudah kering/tidak lembab dinding bisa di cat dengan menggunakan Roller.

- Lapisan pengecatan dinding Interior terdiri dari 1 (satu) lapis Plamur / Walllfiller yang dilanjutkan dengan 3 (tiga) lapis emulsion dengan kekentalan cat sebagai berikut :

* Lapis I encer (tambah 20% air). * Lapis II kental. * Lapis III encer.

- Lapisan pengecatan dinding Exterior terdiri dari 1 (satu) lapis alkali resisting sealer yang dilanjutkan dengan 3 (tiga) lapis emulsion dengan kekentalan cat sama seperti pengecatan dinding Interior.

- Untuk warna-warna yang sejenis, Kontraktor diharuskan menggunakan kaleng-kaleng dengan nomor percampuran (batch number) yang sama.

- Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang utuh, rata, licin,

tidak ada bagian yang belang dan bidang dinding dijaga terhadap pengotoran-pengotoran. Apabila terjadi pengotoran dinding, sebelum serah terima, kontraktor wajib mengecat kembali.

b. Pengecatan Plafond.

Selanjutnya semua metode/prosedur sama dengan pengecatan dinding dalam, kecuali tidak

digunakannya lapis alkali resistance pada pengecatan langit-langit ini.

17. PEKERJAAN WATERPROOFING

17.1. Lingkup Pekerjaan

a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan dan alat-alat bantu lainnya termasuk pengangkutannya yang diperlukan untuk menyelesaikan

pekerjaan ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar, memenuhi uraian syarat-syarat dibawah ini serta memenuhi spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan.

Page 25: Bombana

b. Bagian yang di waterproofing :

- Plat Atap dan talang-talang beton. - Bagian-bagian lain yang dinyatakan dalam gambar.

c. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, brosur lengkap dan jaminan dari pabrik.

d. Bilamana diinginkan, kontraktor wajib membuat mock-up sebelum pekerjaan dimulai.

17.2. Water Proofing untuk Plat Atap.

a. Bagian-bagian yang diberi waterproofing adalah pelat-pelat beton yang berfungsi sebagai

atap dan sebagai talang. b. Lapisan water proofing dengan system MEMBRANE TORCH Merk Sika proof 300 RM

ex. SIKA, dengan komposisi 300 gram/m2, Sebelum pemasangan dimulai, kontraktor

harus memastikan bahwa kemiringan plat beton sudah cukup untuk mengalirkan air hujan ke pipa-pipa pembuangan (kemiringan minimal 2 %).

c. Semua cara pemasangan, cara-cara pelapisan sampai dengan perlindungan permukaan

setelah pemasangan harus mengikuti petunjuk-petunjuk yang dikeluarkan pabrik / produsen.

d. Warna bahan water proofing akan ditentukan kemudian oleh Direksi

17.3. Water Proofing Untuk Sparing Pipa Pembuangan.

a. Menggunakan Coating System, bahan terbuat dari semen halus, merk SikaTop 107 Seal, ex. SIKA.

b. Pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan oleh pabrik/produsen.

17.4. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada Direksi Pengawas untuk

mendapatkan persetujuan, lengkap dengan ketentuan /persyaratan pabrik yang bersangkutan.

b. Sebelum pekerjaan ini dimulai permukaan bagian yang akan diberi lapisan ini harus

dibersihkan sampai keadaan yang dapat disetujui oleh Direksi Pengawas. Peil dan ukuran harus sesuai gambar.

c. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dari pabrik yang

bersangkutan, dan atas persetujuan Pengawas. d. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antar gambar, spesifikasi dan lainnya, Kontraktor

harus segera melaporkan kepada Pengawas sebelum pekerjaan dimulai. Kontraktor tidak

dibenarkan memulai pekerjaan disuatu tempat dalam hal ada kelainan / perbedaan ditempat itu, sebelum kelainan tersebut diselesaikan.

e. Permukaan harus dibersihkan dari debu, kotoran dan minyak dengan menggunakan air bertekanan tinggi, termasuk juga bagian yang keropos harus dipahat dan dicuci.

f. Kelembaban harus tetap dipertahankan selama 6 hari dan jangka waktu tersebut

permukaan dinding harus disiram air.

17.5. Pengujian

Kontraktor diwajibkan melakukan percobaan-percobaan dengan cara memberi air di atas permukaan yang diberi lapisan kedap air dan pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Direksi.