borobudur (revised)

37
SEJARAH CANDI BOROBUDUR, PARANGTRITIS DAN SYEKH JUMADIL KUBRO YANG TERUSUNG USIA Karya Ilmiah Ini Disusun Guna Mengikuti Ujian Nasional (UN) Nama Kelompok: a. M. Syarofudin b. Siti Alfiyah c. M. Jazus d. Fitriyah e. Nuvil Ishaq f. Rizqon Afandi

Upload: helmy-yuhda

Post on 30-Jun-2015

165 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Borobudur (Revised)

SEJARAH CANDI BOROBUDUR, PARANGTRITIS DAN SYEKH

JUMADIL KUBRO YANG TERUSUNG USIA

Karya Ilmiah Ini Disusun Guna Mengikuti

Ujian Nasional (UN)

Nama Kelompok:

a. M. Syarofudin

b. Siti Alfiyah

c. M. Jazus

d. Fitriyah

e. Nuvil Ishaq

f. Rizqon Afandi

MADRASAH ALIYAH AL-GHOZALI

KEBON BATUR, MRANGGEN, DEMAK.

2010/2011

Page 2: Borobudur (Revised)

PENGESAHAN

Laporan pembuatan karya ilmiah ini yang berjudul SEJARAH CANDI

BOROBUDUR, PARANGTRITIS DAN SYEKH JUMADIL KUBRO

YANG TERUSUNG USIA telah disusun oleh:

Nama Kelompok:

a. M. Syarofudin

b. Siti Alfiyah

c. M. Jazus

d. Fitriyah

e. Nuvil Ishaq

f. Rizqon Afandi

Sudah selesai dan patut diujikan pada:

Hari :

Tanggal :

Tempat : MA Al-Ghozali.

Karya ilmiah ini telah selesai dengan hasil yang baik dan semoga bisa

bermanfaat bagi pembaca atau penulisnya. Amien.

Demak,

Mengetahui,

Kepala Sekolah MA al-Ghozali

Bpk. Zainal muttaqin S.Pd.I

Pembimbing

Evi Nurul Hidayati S.Pd.

ii

Page 3: Borobudur (Revised)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Jika mereka berpaling maka ketahuilah bahwasanya Allah pelindung bagi

kamu. Dia adalah sebaik-baik pelindung dan penolong (Qs. Al-Anfal: 40).

Jadilah kamu orang pandai, pelajar, pendengar, pencinta dan janganlah

kamu menjadi orang yang kelima sebab kamu akan binasa (HR. Baihaqi).

PERSEMBAHAN

Karya ilmiah ini kami persembahkan untuk:

a. Bapak Zainal Muttaqin S.Pd.I selaku kepala sekolah MA AL-Ghozali.

b. Kepada guru pembimbing Ibu Evi Nurul Hidayati S.Pd.

c. Kepada Bapak /Ibu guru yang mengajar di MA AL-Ghozali.

d. Kepada kedua orang tua kami yang telah membimbing dan membesarkan

kami.

e. Kepada teman-teman senasib dan seperjuangan yang sangat kami cintai

dan kami banggakan.

f. Para pembaca yang budiman.

ii

Page 4: Borobudur (Revised)

KATAPENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang,

penulis panjatkan puji syukur atas kehadirat Allah Swt. bahwa dengan rahmat,

taufik, dan hidayah-Nya penulis berhasil menyusun karya tulis ini yang berjudul

SEJARAH CANDI BOROBUDUR, PARANGTRITIS DAN SYEIKH JUMADIL

KUBRO YANIG TERUSUNG USIA.

Shalawat serta salam kami panjatkan kepada nabi Muhammad Saw. dan

kepada keluarga serta sahabat-Nya. Semoga Allah memberikan kemudahan

syafa’at kepada kita semua di hari Qiyamat.

Alhamdulillah, selesainya karya tulis ini, tidak bisa lepas dari berbagai

pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materiel. Oleh sebab itu,

penulis mengucapkan banyak terima kasih Kepada :

a. Ayah dan Ibu tercinta.

b. Bapak Zainal Muttaqin S.Pd.I selaku kepala MA al-Ghozali.

c. Ibu Evi Nurul Hidayati S.Pd selaku pembimbing.

d. Para dewan guru yang mendidik dan mengajar di MA al-Ghozali.

e. Semua pihak yang secara langsung dan tidak langsung telah Membantu

menyelesaikan pembuatan karya tulis ini.

Sebagai manusia biasa penulis memohon maaf apabila dalam pembuatan

karya tulis ini terdapat beberapa kesalahan, kekurangan- kekurangan, oleh karena

itu penulis membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

kebaikan bersama.

Semoga Allah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada pihak yang

telah membantu menyelesaikan karya tulis ini. Akhirnya penulis berharap semoga

karya tulis ini dapat bermanfaat dan berguna bagi pembaca dan masyarakat

umumnya.

iii

Page 5: Borobudur (Revised)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

PENGESAHAN

MOTTO

PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

B. RUMUSAN MASALAH

C. TUJUAN

D. MANFAAT PENELITIAN

BAB II ISI

A. SEJARAH CANDI BOROBUDUR

a. Waktu Didirikan

b. Penemuan Kembali Candi Borobudur

c. Penyelamatan candi Borobudur

d. Pemugaran Candi Borobudur

e. Bangunan Candi Borobudur

f. Nama Candi Borobudur

g. Fungsi Candi Borobudur

h. Misteri seputar Candi Borobudur

B. PARANGTRITIS

C. SYEIKH BELA-BELU

BAB III PENUTUP

A. Simpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

iv

Page 6: Borobudur (Revised)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATARBELAKANG

Bangsa yang besar adalah bangsa yang mengetahui sejarah-sejarah.

Setidaknya sejarah yang ada di Negara sendiri. "Jas Merah" (Jangan Sekali-kali

Melupakan Sejarah); begitu kata Bung Karno dalam sebuah pidatonya. Namun,

kenyataan dalam kehidupan masyarakat tidaklah sama. Mereka tidak begitu

memahami sejarah-sejarah bangsa sendiri. Bahkan ada yang tidak mau

mengetahuinya dengan sama sekali.

"Apa manfaat dari mempelajari sejarah" mungkin pertanyaan itu yang

terbersit di benak para pemuda masa kini. Sebenarnya, ada begitu banyak manfaat

dari mempelajari sejarah. Kita bisa berimajinasi, mendapat inspirasi, menambah

pengetahuan, mendapat hiburan dan masih banyak lagi manfaat-manfaat yang

lain.

Jadi, ayo belajar sejarah. Kita patut bangga menjadi bangsa Indonesia

karena mempunyai sejarah-sejarah yang penting. Diantaranya Candi

BOROBUDUR, PARANGTRITIS, dan SYEIKH JUMADIL KUBRO.

Syeikh Jumadil Kubro atau yang sering di kenal dengan nama Syeikh

Bela-Belu adalah salah seorang murid dari Sunan Giri. Berbeda dengan murid-

murid yang lain, beliau mempunyai kebiasaan yang unik yaitu menanak nasi

kemudian memakannya sampai habis. Menanak nasi lagi, kemudian memakannya

lagi sampai habis, begitu setiap hari.

Suatu ketika, beliau di tantang oleh sunan Giri, gurunya karena kebiasaan

makannya dianggap keterlaluan. Namun, Syeikh Bela-Belu berhasil mengalahkan

gurunya.

Dari kisah ini, kita bisa mendapat inspirasi agar menjadi diri sendiri,

namun tidak melanggar aturan-aturan yang ada di sekitar kita.

Pantai Parangtritis adalah sebuah tempat pariwisata berupa pantai pesisir

Samudera Hindia yang terletak kurang lebih 25 Km selatan kota Jogya. Pada hari-

1

Page 7: Borobudur (Revised)

hari tertentu (biasanya Bulan Syuro) diberikan sesajian kepada Ratu Laut Selatan

(Nyai Roro Kidul). Penduduk setempat percaya bahwa seseorang dilarang

memakai baju berwarna hijau muda jika berada di Parangtritis.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa sejarah singkat Candi Borobudur itu?

2. Kapan Candi Borobudur di temukan?

3. Keunikan apa saja yang ada di Parangtritis?

4. Pada tahun berapa Syeikh Maulana Maghribi lahir?

C. TUJUAN

Tujuan dari pembuatan karya ilmiah ini adalah :

Agar bisa menghargai budaya kebudayaan Indonesia.

Agar bisa mengetahui asal usul candi Borobudur dan Parangtritis.

Agar bisa memahami suatu asal mula candi Borobudur dan Parangtritis

dibangun.

Agar mengetahui sejarah Candi Borobudur, Parangtritis, dan Syeikh

Jumadil Kubro yang terusung usia.

D. MANFAAT

Manfaat dari pembuatan karya ilmiah ini adalah :

Menambah wawasan dan pengetahuan.

Kita bisa melihat keindahannya.

Bisa ikut mengembangkan secara intensif pembahasan mengenai metode

analisis.

Mampu menyalurkan informasi serta pengetahuan yang memadai tentang

tempat itu.

Bisa menganalisis distribusi (sebaran) dari suatu objek untuk mengetahui

variasi suatu agama.

2

Page 8: Borobudur (Revised)

BAB II

ISI

A. SEJARAH SINGKAT CANDI BOROBUDUR

1) Waktu didirikan

Banyak buku-buku sejarah yang menuliskan tentang Candi Borobudur

akan tetapi kapan Candi Borobudur itu di dirikan tidaklah dapat diketahui

secara pasti, namun suatu perkiraan dapat diperoleh dengan tulisan singkat

yang di pahatkan di atas pigura relief kaki asli Candi Borobudur (Karwa

Wibhangga) menunjukkan huruf sejenis dengan yang di pahatkan dari

prasasti di akhir abad ke - 8 sampai awal abad ke - 9. Dari bukti-bukti

tersebut dapat di tarik kesimpulan bahwa Candi Borobudur didirikan

sekitar tahun 800 M.

Kesimpulan tersebut di atas itu temyata sesuai benar dengan kerangka

sejarah Indonesia pada umumnya dan juga sejarah yang berada di daerah

Jawa Tengah pada khususnya, periode antara abad ke - 8 dan pertengahan

abad ke - 9 yang terkenal dengan abad Emas Wangsa Syailendra.

Kejayaan ini di tandai dengan dibangunnya sejumlah besar candi di lereng

- lereng gunung yang kebanyakan berdiri khas bangunan Hindu.

Sedangkan yang bertebaran di dataran - dataran adalah khas bangunan

Budha, tapi ada juga sebagian khas Hindu. Dengan demikian dapat di tarik

kesimpulan bahwa Candi Borobudur di bangun oleh Wangsa Syailendra

yang terkenal dalam sejarah karena usaha untuk menjunjung tinggi dan

mengagungkan agama Budha Mahayana.

2) Penemuan Kembali Candi Borobudur

Borobudur yang menjadi keajaiban dunia menjulang tinggi di antara

dataran rendah di sekelilingnya tidak akan pernah memasuki akal mereka

melihat karya seni terbesar yang merupakan hasil karya yang sangat

mengagumkan dan tidak lebih masuk akal lagi bila dikatakan Candi

Borobudur pemah mengalami kerusakan.

3

Page 9: Borobudur (Revised)

Memang demikian keadaannya Candi Borobudur terlupakan selama

tenggang waktu yang cukup lama bahkan sampai berabad - abad bangunan

yang begitu megah dihadapkan pada proses kehancuran. Kira - kira hanya

150 tahun candi Borobudur digunakan sebagai pusat ziarah. Waktu yang

sangat singkat dibandingkan dengan usianya ketika pekerja

menghiasi/membangun bukit alam Candi Borobudur dengan batu - batu di

bawah pemerintahan yang sangat terkenal yaitu SAMARATUNGGA,

sekitar tahun 800 - an dengan berakhirnya kerajaan Mataram tahu 930 M

pusat kehidupan dan kebudayaan Jawa bergeser ke timur.

Demikian karena terbengkalai tak terurus, maka lama - lama di sana -

sini tumbuh macam – macam tumbuhan liar yang lama kelamaan menjadi

rimbun dan menutupi bangunannya. Kira - kira pada abad ke - l0 Candi

Borobudur terbengkalai dan terlupakan.

Baru pada tahun 1814 M berkat usaha Sir Thomas Stanford Raffles,

Candi Borobudur muncul dari kegelapan masa silam. Raffles adalah

Letnan Gubernur Jendral Inggris, ketika Indonesia di kuasai/dijajah

Inggris pada tahun 1811 M - 1816 M.

Pada tahun 1835 M seluruh candi di bebaskan dari apa yang menjadi

penghalang pemandangan oleh Presiden kedua yang bernama Hartman.

Karena begitu tertarik terhadap Candi Borobudur, ia mengusahakan

pembersihan lebih lanjut, puing - puing yang masih menutupi candi di

singkirkan dan tanah yang menutupi lorong - lorong dari bangunan candi

Borobudur di singkirkan semua sehingga Borobudur terlihat lebih baik di

bandingkan sebelumnya.

3) Penyelamatan candi Borobudur (Tahap I)

Semenjak Candi Borobudur ditemukan, dimulailah usaha perbaikan

dan pemugaran kembali bangunan Candi Borobudur. Mula - mula hanya

dilakukan secara kecil - kecilan serta pembuatan gambar - gambar dan

photo - photo reliefnya. Pemugaran Candi Borobudur yang pertama kali di

adakan pada tahun 1907 M - 1911 M di bawah pimpinan Tuan Van Erp

4

Page 10: Borobudur (Revised)

dengan maksudnya adalah untuk menghindari kerusakan - kerusakan yang

lebih besar lagi dari bangunan Candi Borobudur walaupun banyak bagian

tembok atau dinding - dinding terutama tingkat III dari bawah sebelah

Barat Laut, Utara dan Timur Laut yang masih tampak miring dan sangat

mengkhawatirkan bagi para pengunjung maupun bangunannya sendiri.

Namun berkat pekerjaan Van Erp tersebut, untuk sementara Candi

Borobudur dapat diselamatkan dari kerusakan yang lebih besar.

Mengenai gapura – gapura, hanya beberapa saja yang telah di

kerjakan masa itu telah mengembalikan kejayaan masa silam, namun juga

perlu di sadari bahwa tahun - tahun yang di lalui Borobudur selama

tersembunyi di semak - semak secara tidak langsung telah menutupi dan

melindunginya dari cuaca buruk yang mungkin dapat merusak bangunan

Candi Borobudur. Van Erp berpendapat bahwa miring dan meleseknya

dinding - dinding dari bangunan itu tidak sangat membahayakan bangunan

itu. Pendapat itu, sampai 50 tahun kemudian memang tidak salah akan

tetapi sejak tahun 1960 M pendapat Tuan Van Erp itu mulai diragukan dan

di khawatirkan akan ada kerusakan yang lebih parah.

4) Pemugaran Candi Borobudur (Tahap II)

Pemugaran Candi Borobudur di mulai tanggal 10 Agustus 1973.

Prasasti mengenai dimulainya pekerjaan pemugaran Candi Borobudur

terletak di sebelah Barat laut Menghadap ke timur. Karyawan pemugaran

tidak kurang dari 600 orang; diantaranya ada tenaga - tenaga muda lulusan

SMA dan SIM bangunan yang memang diberikan pendidikan khususnya

mengenai teori dan praktek dalam bidang Chemika Arkeologi (CA) dan

Teknologi Arkeologi (TA).

Teknologi Arkeologi bertugas membongkar dan memasang batu - batu

Candi Borobudur sedangkan Chemika Arkeologi bertugas membersihkan

serta memperbaiki batu - batu yang sudah retak dan pecah. Pekerjaan -

pekerjaan di atas bersifat arkeologi semua di tangani oleh badan

pemugaran Candi Borobudur, sedangkan pekerjaan yang bersifat teknis

5

Page 11: Borobudur (Revised)

seperti penyediaan transportasi, pengadaan bahan - bahan bangunan

ditangani oleh kontraktor (PT NIDYA KARYA dan THE

CONTSRUCTTON AND DEVELOPMENT CORPORATION OF THE

PHILIPPINE).

Bagian - bagian Candi Borobudur yang di pugar ialah Bagian

Rupadhatu yaitu tempat tingkat dari bawah yang berbentuk bujur sangkar

sedangkan kaki Candi Borobudur serta teras I, II, III dan stupa induk ikut

dipugar. Pemugaran selesai pada tanggal 23 Februari 1983 M di bawah

pimpinan DR. Soekmono dengan ditandai sebuah batu prasasti seberat +

20 Ton.

Prasasti peresmian selesainya pemugaran berada di halaman barat

dengan batu yang sangat besar dibuatkan dengan dua bagian satu

menghadap ke utara dan satu lagi menghadap ke timur. Penulisan dalam

prasasti tersebut ditangani langsung oleh tenaga yang ahli dan terampil

dari Yogyakarta yang bekerja pada proyek pemugaran Candi Borobudur.

5) Bangunan Candi Borobudur

a) Uraian Bangunan Candi Borobudur

Candi Borobudur dibangun menggunakan batu Adhesi sebanyak

55,000 M3. Bangunan Candi Borobudur berbentuk limas yang

berundak - undak dengan tangga naik pada ke - 4 sisinya (Utara,

Selatan, Timur, dan Barat) pada Candi Borobudur tidak ada ruangan

di mana orang tak bisa masuk melainkan bisa naik ke atas saja.

Lebar bangunan Candi Borobudur

123 M

Panjang bangunan Candi Borobudur

123 M

Pada sudut yang membelok

113 M

Dan tinggi bangunan Candi Borobudur 30.5 M

Pada kaki yang asli di ditutup oleh batu Adhesi sebanyak 12.750

6

Page 12: Borobudur (Revised)

M3 sebagai selasar undaknya.

Candi Borobudur merupakan tiruan dari kehidupan pada alam

semesta yang terbagi ke dalam tiga bagian besar di antaranya:

1) Kamadhatu: Sama dengan alam bawah atau dunia hasrat dalam

dunia ini. Manusia terikat pada hasrat bahkan dikuasai oleh

hasrat kemauan dan hawa nafsu. Relief - relief ini terdapat pada

bagian kaki candi asli yang menggambarkan adegan - adegan

Karmawibangga; ialah yang melukiskan hukum sebab akibat.

2) Rupadhatu: Sama dengan alam semesta antara dunia rupa

dalam hal manusia telah meninggalkan segala urusan

keduniawian dan meninggalkan hasrat dan kemauan . bagian ini

terdapat pada lorong satu sampai lorong empat.

3) Arupadhatu: sama dengan alam atas atau dunia tanpa rupa

yaitu tempat para dewa. Bagian ini terdapat pada teras bundar

tingkat I, II, dan III beserta Stupa Induk.

b) Patung

Di dalam bangunan Budha terdapat patung - patung Budha

berjumlah 504 buah diantaranya sebagai berikut:

Patung Budha yang terdapat pada relung - relung: 432 Buah

Sedangkan pada teras - teras I, II, III berjumlah: 72 Buah

Jumlah: 504 Buah

Agar lebih jelas, susunan - susunan patung Budha pada candi

Borobudur adalah sebagai berikut:

1. Langkah I Terdapat

: 104 Patung Budha

2. Langkah II Terdapat

: 104 Patung Budha

3. Langkah III Terdapat

: 88 Patung Budha

4. Langkah IV Terdapat

7

Page 13: Borobudur (Revised)

: 22 Patung Budha

5. Langkah V Terdapat

: 64 Patung Budha

6. Teras Bundar I Terdapat

: 32 Patung Budha

7. Teras Bundar II Terdapat

: 24 Patung Budha

8. Teras Bundar III Terdapat

: 16 Patung Budha

Jumlah : 504 Patung Budha

Sekilas patung Budha itu tampak serupa semuanya, namun

sesungguhnya yang sangat jelas dan juga yang membedakan satu

sama lainnya adalah dalam sikap tangannya yang di sebut Mudra

dan merupakan ciri khas untuk setiap patung. Sikap tangan patung

Budha di Candi Borobudur ada 6 macam, hanya saja karena macam

- macam Mudra yang di miliki menghadap semua arah (Timur,

Selatan, Barat, dan Utara) pada bagian Rupadhatu. langkah V

maupun pada bagian Arupadhatu pada umumnya menggambarkan

maksud yang sama, maka jumlah Mudra yang pokok ada 5. Kelima

Mudra itu adalah Mudra Bhumispara - Mudra Wara - Mudra

Dhayana - Mudra Abhaya - Mudra Dharma Cakra.

c) Patung Singa

Pada Candi Borobudur, selain patung Budha juga terdapat

patung singa jumlah patung singa seharusnya tidak kurang dari 32

buah akan tetapi bila dihitung sekarang, jumlahnya berkurang

karena berbagai sebab.

Satu satunya patung singa besar berada pada halaman sisi

Barat yang juga menghadap ke barat seolah - olah sedang menjaga

bangunan Candi Borobudur yang megah dan anggun.

8

Page 14: Borobudur (Revised)

d) Stupa

- Stupa Induk

Berukuran lebih besar dari stupa - stupa lainnya dan terletak di

tengah - tengah paling atas yang merupakan mahkota dari seluruh

monumen bangunan Candi Borobudur. Garis tengah stupa induk +

9.90 M. Puncak yang tertinggi di sebut pinakel/Yasti Cikkara

terletak di atas Padmaganda dan juga terletak di garis Harmika.

- Stupa Berlubang /Terawang

Yang dimaksud stupa berlubang atau terawang ialah Stupa

yang terdapat pada teras I, II, III di mana di dalamnya terdapat

patung Budha. Di Candi Borobudur, jumlah stupa berlubang

seluruhnya ada 72 buah. Stupa - stupa tersebut berada pada tingkat

Arupadhatu.

Teras I terdapat 32 Stupa

Teras II terdapat 24 Stupa

Teras III terdapat 16 Stupa

Jumlah 72 Stupa

- Stupa Kecil

Stupa kecil berbentuk hampir sama dengan stupa yang lainnya

hanya saja perbedaan yang menonjol dan ukurannya yang lebih

kecil dari stupa yang lainnya seolah - olah menjadi hiasan

bangunan Candi Borobudur. Keberadaan stupa ini menempati

relung - relung pada langkah ke II sampai langkah ke V. Sedangkan

pada langkah I berupa Keben dan sebagian berupa Stupa kecil dan

jumlah presprestupa kecil ada 1472 Buah.

e) Relief

Relief Karmawibhangga bagian yang terlihat sekarang ini

tidaklah sebagaimana bangunan aslinya karena alasan teknis

maupun yang lainnya, maka candi di buatkan batu tambahan

9

Page 15: Borobudur (Revised)

sebagai penutup Relief Karrnawibhangga yang terdapat pada

bagian Kamadhatu berjumlah 160 buah pigura yang secara jelas

menggambarkan tentang hawa nafsu dan kenikmatan serta akibat

perbuatan dosa dan juga hukuman yang diterima, tetapi ada juga

perbuatan baik serta pahalanya.

Yang diperlihatkan pada relief- relief itu antara lain:

- Gambaran mengenai mulut - mulut yang usil, orang yang suka

mabuk - mabukan, perbuatan - perbuatan lain yang

mengakibatkan suatu dosa.

- Perbuatan terpuji, gambaran mengenai orang yang suka

menolong, Ziarah ke tempat suci, bermurah hati kepada

sesama, dan lain - lain yang mengakibatkan orang mendapat

ketentraman hidup dan dapat pahala.

6) Nama Candi Borobudur

Mengenai nama Borobudur sendiri banyak ahli purbakala yang

menafsirkannya. Di antaranya adalah Prof. Dr. Poerbotjoroko yang

menerangkan bahwa kata Borobudur berasal dari dua kata; Bhoro dan

Budur. Bhoro berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti bihara atau

asrama, sedangkan kata Budur merujuk pada kata yang berasal dari Bali

Beduhur yang berarti di atas. Pendapat ini dikuatkan oleh Prof. Dr. WF.

Stutterheim yang berpendapat bahwa Borobudur berarti Bihara di atas

sebuah bukit.

Prof. JG. De Casparis mendasarkan pada Prasasti Karang Tengah

yang menyebutkan tahun pendirian bangunan ini, yaitu Tahun Sangkala:

Rasa Sagara Kstidhara, atau tahun Caka 746 (824 Masehi), atau pada masa

Wangsa Syailendra yang mengagungkan Dewa Indra.

Dalam prasasti itu, didapatkan nama Bhumisambharabhudhara yang

berarti tempat pemujaan para nenek moyang bagi arwah - arwah

leluhurnya. Bagaimana pergeseran kata itu terjadi menjadi Borobudur? Hal

ini terjadi karena faktor pengucapan masyarakat setempat.

10

Page 16: Borobudur (Revised)

7) Fungsi Candi Borobudur

Borobudur dibina sebagai tempat pemujaan penganut agama Buddha

karena ketika itu seluruh pulau mistik Jawa didiami penganut Buddha.

Setiap tahun, sambutan Hari Waisak telah disambut di sini pada bulan

Mei. Pembinaan semula kuil Borobudur menyebabkannya semakin

terkenal di kalangan penganut Buddha dari seluruh dunia. Hari Waisak

adalah untuk memperingati hari kelahiran, nafas penghabisan dan masa

apabila Bodhisattva menjadi Buddha. Akan tetapi di Borobudur tidak ada

tempat pemujaan sebagaimana kuil Buddha di India atau di China.

Pengaruh Buddha dan Hindu merosot dengan datangnya agama baru;

yaitu agama Islam. Sehingga kini hanya terdapat 2 juta penganut Hindu

Buddha di Indonesia dengan tumpuan di pulau Bali. Selepas Islam,

pengaruh Kristen turut berkembang luas di Indonesia selama 350 tahun

dengan jumlah penganut mencapai 5 juta orang.

Kemerosotan Borobudur semakin terpuruk apabila ia ditimpa oleh abu

lava gunung berapi. Terdapat dua buah gunung berapi yang masih aktif

yaitu Gunung Sindoro - Sumbing dan Gunung Merbabu - Merapi di

Sungai Progo. Kawasan ini terpilih sebagai tempat pembinaan kuil karena

penduduknya ramai dan pertanian padi sawah dapat dijalankan karena

tanah lava gunung berapi sangat subur.

Selain kuil Borobudur, masih ada 2 kuil lagi di kawasan tersebut;

yaitu kuil Pawon dan kuil Mendut. Menurut lisan tempatan, ada jalan

sehari dari kuil Borobudur ke kuil Mendut. Setiap Mei atau Juni, penganut

Buddha mengerjakan perjalanan dari kuil mendut ke kuil Pawon dan tamat

di kuil Borobudur.

8) Misteri seputar Candi Borobudur

Sampai saat ini ada beberapa bal yang masih menjadi bahan misteri

seputar berdirinya Candi Borobudur, misalnya dalam hal susunan batu,

cara mengangkut batu dari daerah asal sampai ke tempat tujuan. Apakah

11

Page 17: Borobudur (Revised)

batu - batu itu sudah dalam ukuran yang dikehendaki atau masih berupa

bentuk asli batu gunung. Berapa lama proses pemotongan batu-batu itu

sampai pada ukuran yang dikehendaki. Bagaimana cara menaikkan batu -

batu itu dari dasar halaman candi sampai ke puncak. Alat derek apakah

yang dipergunakan?. Pada gambar relief, apakah batu-batu itu sesudah

bergambar lalu dipasang, atau batu dalam keadaan polos baru dipahat

untuk digambar. Dan mulai dari bagian mana garnbar itu dipahat, dari atas

ke bawah atau dari bawah ke atas? masih banyak lagi misteri yang belum

terungkap secara ilmiah, terutama tentang ruang yang ditemukan pada

stupa induk candi dan patung Buddha di pusat atau zenith candi dalam

stupa terbesar. Diduga, dulu ada sebuah patung penggambaran Adibuddha

yang tidak sempurna yang hingga kini masih menjadi misteri.

B. PARANGTRITIS

Parangtritis adalah sebuah tempat pariwisata berupa pantai pesisir

Samudra Hindia yang terletak kurang lebih 25 kilometer sebelah selatan kota

Yogyakarta. Parangtritis merupakan objek wisata yang cukup terkenal di

yogyakarta selain objek pantai lainnya seperti Samas, Baron, Kukup Krakal dan

Pantai Glagah. Parangtritis mempunyai keunikan pemandangan yang tidak

terdapat pada objek wisata lainnya yaitu selain ombak yang besar juga adanya

gunung - gunung pasir yang tinggi di sekitar pantai, gunung pasir tersebut biasa

disebut gumuk. Objek wisata ini sudah dikelola oleh pihak pemda Bantul dengan

cukup baik mulai dari fasilitas penginapan maupun pasar yang menjajakan

souvenir khas Parangtritis. Selain itu, ada pemandian yang disebut parang wedang

yang konon air di pemandian dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit

diantaranya penyakit kulit. Air dari pemandian tersebut mengandung belerang

yang berasal dari pegunungan di lokasi tersebut. Lokasi lain adalah pantai parang

kusumo dimana di pantai tersebut terdapat tempat yang konon digunakan untuk

pertemuan antara Raja Yogyakarta dengan Ratu Laut Selatan. Pada hari-hari

tertentu (biasanya bulan suro), di sini dilakukan persembahan sesajian (Labuhan)

bagi Ratu Laut Selatan atau dalam bahasa Jawa disebut Nyai Rara Kidul.

12

Page 18: Borobudur (Revised)

Penduduk setempat percaya bahwa seseorang dilarang menggunakan pakaian

berwarna hijau muda jika berada di pantai ini. Pantai Parangtritis menjadi tempat

kunjungan utama wisatawan terutama pada malam tahun baru JAWA (l

Muharram/Suro). Di Parangtritis ada juga kereta kuda atau kuda yang dapat

disewa untuk menyusuri pantai dari timur ke barat.

C. SYEIKH BELA-BELU

Di daerah pantai selatan Daerah Istimewa Yogyakarta dekat pesisir yang

kini dikenal dengan nama Parangtritis, terdapat dua buah bukit yang letaknya

berdekatan. Dua buah bukit itu, yang sebuah dikenal dengan nama Bukit Sentana

dan yang sebuah lagi bernama Bukit Pamancingan.

Dahulu kala, menurut cerita, di puncak kedua bukit itu masing-masing

terdapat bangunan rumah untuk pondok. Yang tinggal di Pondok Pamancingan

ialah Syeikh Bela-belu, sedang yang tinggal di Pondok Bukit Sentana ialah Syeikh

Maulana Maghribi.

Kedatangan Syeikh Bela-belu di Bukit Pamancingan itu jauh lebih dahulu

dari kedatangan Syeikh Maulana Mahgribi di Bukit Sentana. Syeikh Bela-belu

mula-mula bernama Raden Jaka Bandem, Dia adalah putera Raja Majapahit,

Prabu Brawijaya terakhir. Dengan berdirinya kerajaan Islam di Jawa Tengah di

bawah pemerintahan Raden Patah, maka kekuasaan dan pengaruh kerajaan

Majapahit menjadi terdesak. Wilayah kekuasaannya makin lama makin menjadi

sempit dan agama Buddha yang dahulu merupakan agama yang dianut oleh

hampir seluruh rakyat, menjadi terdesak pula oleh datangnya pengaruh ajaran

agama Islam.

Kekuasaan Kerjaan Majapahit pun runtuh, kerabat dan keluarga keraton

Majapahit, yang masih hidup dan tidak mau memeluk Islam, lalu meninggalkan

keraton untuk menyelamatkan diri. Raden Jaka Bandem, salah seorang dari putera

Prabu Brawijaya terakhir, beserta para pengikutnya sempat lolos dari keraton.

Dengan maksud akan menyelamatkan diri, maka dicarinyalah tempat yang

diperkirakan tidak mungkin terjangkau oleh pengaruh kekuasaan kerajaan di

bawah pimpinan Raden Patah itu.

13

Page 19: Borobudur (Revised)

Lalu ditempuhnyalah perjalanan menyusuri pantai selatan menuju ke arah

barat, sehingga akhirnya mereka sampai di suatu tempat, yang dikenal dengan

nama Parangtritis. Raden Jaka Bandem lalu mengakhiri pengembaraannya. Raden

Jaka Bandem beserta para pengiringnya menetap di daerah itu. Mereka lalu

mendirikan padepokan di puncak Bukit Pamancingan, dan Raden Jaka Bandem

lah yang menjadi sesepuhnya.

Setelah berlangsung lama, Raden Jaka Bandem menetap di padepokan

yang terletak di puncak Bukit Pamancingan, datanglah Syeikh Maulana Mahgribi

ke wilayah pantai selatan. Syeikh Maulana Mahgribi adalah seorang penyiar

Agama Islam yang diperintahkan oleh Raden Patah untuk menyebarkan ajaran

Agama Islam di wilayah ini. Di dalam pemerintahan kerajaannya, Raden Patah

memiliki banyak sekali penyiar Agama Islam, dan Syeikh Maulana Maghribi

adalah salah seorang diantaranya.

Setelah menyaksikan keindahan alam di Pantai Parangtritis itu, tertariklah

beliau untuk menetap di sana. Lebih-lebih lagi setelah diteliti lebih lanjut, ternyata

puncak Bukit Sentana itu sesuai sekali dipergunakan untuk mendirikan pondok.

(Mengenai asal usul pendirian pondok di tempat ini, lihat cerita Begawan

Selapawening).

Bersama-sama dengan para pengikutnya, mulailah Syeikh Maulana

Maghribi mengerjakan pembangunan pondok di puncak Bukit Sentana itu. Setelah

pondok itu selesai dibangun, kemudian beliau mengumpulkan orang-orang ke

dalam pondok barunya. Kepada orang-orang yang berkumpul di pondoknya itu,

Syeikh Maulana Maghribi menyiarkan ajaran-ajaran agama Islam. Banyaklah

orang tertarik akan ajaran-ajaran itu dan memeluk agama Islam. Bahkan Raden

Jaka Bmdem yang menjadi sesepuh di padepokan Bukit Pamancingan merasa

terpikat pula oleh ajaran yang disiarkan oleh Syeikh Maulana Mahgribi.

Setelah mempertimbangkan masak-masak, pada akhirnya dengan

kebulatan hati, Raden Jaka Bandem lalu masuk Islam. Dengan masuknya Raden

Jaka Bandem menjadi pemeluk Islam, maka seluruh anak buah, pengikut, dan

murid yang menuntut ilmu di padepokan Bukit Pamacingan itu, secara serempak

bersama-sama menerima ajaran Islam dan memeluk agama Islam.

14

Page 20: Borobudur (Revised)

Setelah Raden Jaka Bandem dan segenap pengikutnya masuk Islam, maka

Padepokan Bukit Parnancingan itu berubah fungsinya menjadi pondok, sedang

Raden Jaka Bandem, yang semula menjadi sesepuh padepokan itu, dengan

sendirinya menjadi sesepuh pondok, dan namanya diganti menjadi Syeikh Bela-

belu.

Menurut cerita, karena kesibukannya tidak ada lain kecuali makan, maka

tubuh Syeikh Bela-belu menjadi gemuk sekali. Karena dalam satu hari berkali-kali

dia menanak nasi dan hal semacam itu dilangsungkan bertahun-tahun, maka nasi

terkumpul banyak sekali. Kerak nasi yang tidak sedikit jumlahnya itu lalu

dijajarkan pada atap rumahnya dan pada dinding pondoknya.

Sejak masih muda, Raden Jaka Bandem yang sekarang telah berganti

nama menjadi Syeikh Bela-belu memiliki kegemaran atau kebiasaan tirakat atau

bertapa. Bahkan setelah menjadi Syeikh sekali pun kebiasaannya bertapa itu

masih tetap dipelihara dan dilanjutkan.

Cara Syeikh Bela-belu bertapa ternyata lain dari yang lain. Orang lain

biasa melaksanakan puasa dengan jalan menjauhkan diri dari kenikmatan, setidak-

tidaknya mengurangi segala macam kesenangan duniawi, misalnya makan dan

tidur. Sedangkan Syeikh Bela-belu dalam pelaksanaan tapanya seakan-akan hanya

mementingkan dirinya pada soal makan saja. Di sepanjang hari kerjanya tidak ada

lain kecuali hanya menanak nasi dan makan. Kalau nasi sudah masak dia makan

sampai nasi itu habis, dan setelah habis lalu menanak nasi lagi. Begitulah

seterusnya. Versi lain menceritakan, Syeikh Bela-belu mengupas butir-butir padi

satu persatu. Setelah terkumpul beras secukupnya mulailah dia menanak beras itu

menjadi nasi. Setelah nasi masak lalu ditebarkannya ke pasir. Kesibukan

selanjutnya ialah memunguti butir-butir nasi itu satu persatu. Dibersihkannya

pasir yang melekat pada butir-butir nasi itu, lalu mulailah dia memakannya.

Dengan demikian, maka tak pemah dia sempat beristirahat dan tidur.

Pada suatu ketika Syeikh Maulana Maghribi berkata kepada Syeikh Bela-

belu; “Mengapa anda melakukan tapa yang tidak lazim dilakukan orang?”

“Saya kira, dengan cara semacam ini pun saya akan berhasil mencapai

tujuan. Biarlah orang lain melaksanakannya dengan cara lain, sebaliknya

15

Page 21: Borobudur (Revised)

biarkanlah saya menempuhnya dengan cara saya sendiri”, begitu jawab Syeikh

Bela-belu. "Kalau anda masih menyangsikannya, marilah kita uji dan kita

buktikan hasilnya. Anda bertapa dengan cara anda dan saya dengan cara saya

sendiri. Setelah kita laksanakan dalam waktu satu bulan, coba kita uji mana yang

lebih berhasil.”

Setelah itu, mulailah mereka berdua menjalankan tapa atau tirakat dengan

cara mereka masing-masing. Setelah selang satu bulan, mulailah mereka akan

mengetahui atau menguji, tapa siapakah yang lebih berhasil. Setelah itu mereka

akan mengadakan perlombaan .

Perlombaan itu ialah mengadu kecepatan dalam menempuh jarak tertentu.

Adapaun jarak yang ditentukan yang harus ditempah ialah dari pantai parangtritis

sampai ke Mekkah untuk sholat Jum’at.

Pada hari yang telah ditentukan, Syeikh Maulana Mahgribi pagi-pagi

datang ke pondok Syeikh Bela-belu. Sesampai di sana, temyata Syeikh Bela-belu

masih sibuk menanak nasi, sama sekali tidak nampak adanya persiapan akan

bepergian jauh.

“Bukankah telah ditentukan bahwa pagi ini kita akan ke Mekkah untuk

sholat Jum’at di sana?” kata Syeikh Maulana Maghribi.

"Ya, saya tidak melupakan ketentuan itu'', kata Syeikh Bela-belu. "Tetapi

saya belum dapat berangkat sebelum makan. Silahkan anda berangkat dahulu.

Setelah selesai makan, saya akan segera menyusul."

Kemudian, berangkatlah Syeikh Maulana Maghribi menuju mekkah,

Sedang Syeikh Bela-belu dengan santainya makan nasi yang ditanaknya. Sama

sekali tidak menampakkan raut muka cemas atau khawatir akan kalah dalam

pertandingan melawan Syeikh Maulana Maghribi.

Sesampai di Mekkah, Syeikh Maulana Maghribi melihat telah banyak

orang yang datang untuk sholat Jum’at. Begitu masuk ke ruang masjid Syeikh

Maulana menoleh ke kanan dan kiri, untuk mencari tempat duduk yang nyaman.

Tiba-tiba Syeikh Maulana Maghribi menjadi terkejut dan heran setelah

dilihatnya Syeikh Bela-belu telah duduk bersila di dalam ruangan masjid itu, di

tempat yang tidak jauh dari tempat dia berdiri. Dengan tenangnya Syeikh Bela-

16

Page 22: Borobudur (Revised)

belu tersenyum, melambaikan tangan dan memberi isyarat agar Syeikh Maulana

Maghribi duduk di sampingnya. Syeikh Maulana Maghribi akhirnya duduk dan

mengatakan bahwa dia mengakui keunggulan Syeikh Bela-belu.

17

Page 23: Borobudur (Revised)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Negara Indonesia memiliki banyak sejarah di antaranya :

Candi Borobudur yang di bangun sekitar abad ke - 8 yaitu tahun 800 M

yang di dalamnya terdapat patung Buddha sebanyak 504 buah. Bangunan

tersebut memiliki lebar 123 m, panjang 123 m, mempunyai sudut

membelok 113 m dan tinggi 30,5 m dan merupakan salah satu keajaiban

dunia.

Parangtritis yang terletak di Yogyakarta kurang lebih 25 km sebelah

selatan kota Yogyakarta yang konon di kuasai oleh nyai Roro Kidul.

Di dekat pesisir pantai selatan Yogyakarta terdapat sebuah makam Syeikh

Bela-belu yang terletak du bukit pemancingan.

B. Saran

Kita patut bangga dengan Negara kita ini karena memiliki banyak sejarah

penting dan unik di antaranya seperti candi Borobudur , Parangtritis dan Syeikh

Bela - belu.

C. Penutup

Syukur alhamdulillah, puji syukur kami ucapkan kepada Allah swt. yang

telah memberikan rahmat kepada kelompok kami, sehingga karya ini dapat

diselesaikan dengan baik. Apabila ada kesalahan dalam penggunaan kata-kata,

kami mohon maaf sebesar-besarnya. Terimakasih.

18