bpkm respirasi 2014
DESCRIPTION
Semoga bermanfaat ^^TRANSCRIPT
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Respirasi merupakan proses pengambilan oksigen dan pengeluaran karbondioksida
dalam rangka memperoleh energi.
Proses respirasi melewati dua tahap yaitu respirasi eksternal dan respirasi internal.
Respirasi eksternal merupakan proses respirasi yang berlangsung melalui alat-alat
pernapasan. Sedangkan respirasi internal merupakan proses respirasi yang berlangsung di
dalam sel ( di dalam sitoplasma dan mitokondria). Proses pernapasan dapat dibagi menjadi 4
mekanisme dasar, yaitu: Ventilasi paru, merupakan masuk dan keluarnya udara antara
alveoli dan atmosfir, Difusi dari oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan darah,
Perfusi oksigen dan karbondioksida dalam darah dan cairan tubuh ke dan dari sel. Sistem ini
menjamin pasokan oksigen dalam tubuh.
Berkurangnya pasokan O2 karena suatu sebab, jaringan yang mengalami hal tersebut
akan hipoksia. Jika pasokan O2 berhenti total karena suatu proses patologis terjadi anoksia
yang menimbulkan kematian sel.
Permasalahan kesehatan di Indonesia yang berkaitan dengan sistem respirasi semakin
berkembang. Penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) saat ini masih menjadi masalah
kesehatan utama. Episode penyakit batuk pilek pada anak usia di bawah lima tahun (balita) di
Indonesia diperkirakan sebesar 3 sampai 6 kali setiap tahun. Pada banyak negara
berkembang, lebih dari 50% kematian pada umur anak-anak balita disebabkan oleh infeksi
saluran pernapasan akut pneumonia, yaitu infeksi akut jaringan paru/alveoli. Menurut
Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada akhir tahun 2000, diperkirakan kematian
akibat pneumonia sebagai penyebab utama infeksi saluran pernapasan akut di Indonesia
mencapai 6 kasus di antara 1000 bayi dan balita. Infeksi TB paru juga masih menjadi masalah
kesehatan penting di Indonesia. Seperempat juta kasus baru TB bertambah setiap tahun dan
sekitar 140.000 kematian terjadi setiap tahun. Indonesia saat ini menempati peringkat empat
besar di dunia setelah Cina, India, dan Afrika. Meskipun Indonesia telah berhasil mencapai
angka keberhasilan pengobatan sesuai dengan target global yaitu 85 persen, namun timbulnya
resistensi obat TB diiringi peningkatan ko-morbid HIV/AIDS-TB menjadi tantangan baru
dalam penatalaksanaan TB di Indonesia.
Dalam Kurikulum pendidikan dokter umum KURFAK 2005, Modul Respirasi yang
dilakukan pada semester 4 merupakan modul ke delapan pada tahap 2 yaitu tahap Medical
Sciences, akan berlangsung selama 5 minggu. Melalui Modul Respirasi, mahasiswa
diperkenalkan dengan sistem respirasi dan organ/sistem terkait serta pemahaman mekanisme
fisiologis dan gangguan sistem repirasi yang berbentuk dalam berbagai manifestasi klinik;
dengan kegiatan pembelajaran mendorong mahasiswa untuk belajar aktif dan mandiri
sehingga ketrampilan belajar diperoleh dan dicapai kompetensi di bidang respirasi sebagai
calon dokter.
2. Kompetensi yang harus dimiliki dalam Pembelajaran Respirasi
Berdasarkan Kurikulum Nasional (KIPDI III) yang berbasis kompetensi, pendidikan
kedokteran diarahkan untuk menguasai 7 area kompetensi ditambah 3 kompetensi untuk
lulusan FK Untan. Pada Modul Respirasi, ditujukan untuk menguasai 9 area kompetensi
berkaitan dengan pembelajaran ilmu respirasi dan penanganan permasalahannya, yaitu:
1. Keterampilan komunikasi efektif
2. Keterampilan klinik dasar dalam penanganan respirasi
3. Kemampuan menjelaskan ilmu biomedik, klinik, ilmu perilaku dan epidemiologi
dalam pemahaman ilmu respirasi dalam keadaan sehat dan sakit
4. Kemampuan menjelaskan pengelolaan masalah respirasi pada individu, keluarga dan
komunitas
5. Kemampuan memanfaatkan teknologi informasi dalam mengelola informasi untuk
mengidentifikasikan masalah dan menegakkan diagnosis serta menyusun rencana
selanjutnya
6. Mawas diri dan mampu mengembangkan diri atau belajar sepanjang hayat
7. Etika, moral, dan profesionalisme dalam praktik
3. Tujuan Umum
Melalui Modul Respirasi yang dijalani selama 6 minggu, mahasiswa memiliki kompetensi
derajat 1 terkait bidang respirasi yang wajib dimiliki seorang dokter dan merupakan modal
dasar dalam penanganan masalah respirasi pada layanan kesehatan.
4. Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan Modul Respirasi, mahasiswa diharapkan mampu:
1. Berkomunikasi efektif baik verbal maupun nonverbal secara santun berdasarkan
empati dalam upaya mengelola klien dan pasien dengan mengintegrasikan penalaran
biomedis (ilmu dasar) dan klinik, sehingga tercipta kerjasama yang baik antara teman
sejawat, tenaga medis profesional lainnya, komunitas, pasien dan keluarga pasien.
2. Berpikir kritis dalam mensintensis dan analisis data khususnya di bidang respirasi
dengan mengintegrasikan ilmu dasar (biomedis), klinik dan lingkungan.
3. Menjelaskan mekanisme dasar proses respirasi dengan mengintegrasikan berbagai
ilmu dasar
4. Menjelaskan mekanisme yang mendasari berbagai gangguan respirasi
5. Melakukan pemeriksaan jasmani yang terkait sistem respirasi, secara profesional
6. Mengidentifikasi masalah medis data sekunder dan menegakkan diagnosis serta
menyusun rencana tatalaksana penanganan masalah respirasi yang meliputi
farmakologi, nonfarmakologi pada individu, keluarga dan komunitas dengan
menerapkan pendekatan kedokteran berbasis bukti (Evidence-based Medicine/EBM)
7. Menjelaskan dan membuat rencana tindakan pencegahan (primer, sekunder dan tersier
bila ada) dan tindak lanjut standar dalam tatalaksana masalah respirasi, dengan
memertimbangkan keterbatasan ilmu dalam penatalaksanaan.
8. Menjelaskan dan/atau melakukan prosedur pemeriksaan penunjang standar yang
berkaitan dengan sistem respirasi
9. Aktif dalam mencari, mengumpulkan, menyusun serta menafsirkannya dalam
memperoleh informasi dengan memafaatkan teknologi informasi dan komunikasi
untuk mengidentifikasi, sintesis, analisis data sekunder guna merencanakan
penatalaksanaan masalah kesehatan respirasi
10. Mengenali isu dan dilema etik serta masalah medikolegal dalam situasi klinik yang
berkaitan dengan masalah respirasi dan mengetahui kapan dan bagaimana
mendapatkan bantuan pakar atau sumber lain dalam menyelesaikan pilihan etik dan
medikolegal tersebut
11. Peka terhadap tata nilai pasien dan mampu memadukan pertimbangan moral dan
memiliki keterampilan untuk memutuskan masalah etik yang berhubungan dengan
gangguan respirasi
12. Memiliki kompetensi sesuai dengan standar kompetensi dokter Indonesia 2012.
Sasaran Pembelajaran Terminal
Menurut Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) 2012, terdapat tingkatan
kemampuan yang harus dicapai, tingkat kemampuan 1: mengenali dan menjelaskan, tingkat
kemampuan 2 : mendiagnosis dan merujuk, tingkat kemampuan 3: mendiagnosis, melakukan
penatalaksanaan awal, dan merujuk, 3A bukan gawat darurat, 3B gawat darurat, tingkat
kemampuan 4 : mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mendiri dan tuntas. 4A
merupakan kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter. Dengan demikian daftar penyakit
yang diutamkan pada modul respirasi adalah di level kompetensi 4A.
Daftar masalah kesehatan individu dan masyarakat pada sistem respirasi adalah: bersin-
bersin, pilek, mimisan, hidung tersumbat, hidung berbau, benda asing dalam hidung, suara
sengau, nyeri menelan, suara serak, suara hilang, tersedak, benda asing dalam kerongkongan,
batuk (kering,berdahak, darah), sesak nafas, nafas berbunyi, sumbatan jalan nafas.
Menurut Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) 2012, Daftar Penyakit
sistem respirasi dengan tingkat kemampuan 4A adalah: Influenza, Pertusis, Faringitis,
Tonsilitis, Laringitis, Asma Bronkial, Bronkitis Akut, Pneumonia, Bronkopneumonia,
Tuberkulosis Paru.
Menurut Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) 2012, Keterampilan medik yang
memiliki tingkat keterampilan 4A adalah : Inspeksi leher, palpasi kelenjar ludah, palpasi
nodus limfatikus, palpasi kelenjar tiroid, usap tenggorokkan (throat swab), penilaian
respirasi, inspeksi dada, palpasi dada, perkusi dada, auskultasi dada, pemeriksaan sputum
dan interpretasinya, uji fungsi paru/spirometri dasar, interpretasi rontgen/foto toraks,
dekompresi jarum, perawatan WSD, terapi inhalasi/nebulisasi,terapi oksigen dan edukasi
berhenti merokok.
Setelah menyelesaikan pembelajaran modul respirasi, bila dihadapkan pada data
sekunder dan simulasi, mahasiswa mampu menjelaskan struktur makroskopis dan
mikroskopis, mekanisme kerja dan interaksi antarsistem respirasi serta sistem organ yang
terkait, patogenesis/patofisiologi gangguan pernapasan, serta mampu melakukan anamnesis,
pemeriksaan fisis pernapasan, dan laboratorium yang berkaitan dengan gangguan sistem
pernapasan, pendekatan tatalaksana serta tindakan pencegahannya.
Sasaran Pembelajaran Penunjang
Setelah menyelesaikan modul respirasi, secara lebih rinci, mahasiswa diharapkan dapat
mencapai sasaran pembelajaran berikut :
Rincian sasaran
pembelajaran
1. Bila diberikan pemicu mengenai pernapasan mahasiswa mampu
a. Menjelaskan anatomi dan struktur mikroskopik sistem
pernapasan
b. Menjelaskan fisiologi sistem pernapasan dan interaksi dengan
sistem organ terkait
c. Menjelaskan pertukaran gas secara mikro dan keseimbangan
asam basa
d. Menjelaskan bioenergetika dan pembentukan radikal bebas dalam
proses respirasi sel
2. Bila diberikan pemicu masalah pernapasan, mahasiswa mampu
a. Menjelaskan mekanisme terjadinya masalah dan sistem/organ
terkait
b. Menjelaskan histopatologi dan patofisiologi penyakit yang
menimbulkan masalah tersebut
c. Menjelaskan etiologi dan sistematika deteksi (pemeriksaan
penunjang) yang diperlukan berdasarkan patogenesis dan
patofisiolgi dari penyakit yang menimbulkan masalah tersebut
3. Bila diberikan data sekunder, mahasiswa mampu
a. Merumuskan masalah medis dan kegawatdaruratan-nya (bila ada)
b. Menginterpretasikan hasil pemeriksaan penunjang
c. Menjelaskan diagnosis dan diagnosis banding
d. Menjelaskan pendekatan penatalaksanaan
d.1. medikamentosa: farmakologi obat
d.2. non medikamentosa
e. Menjelaskan penatalaksanaan masalah gangguan saluran napas
sebagai masalah nasional (ISPA dan TB)
4. Bila diberi pasien simulasi dengan kelainan respirasi, mahasiswa
mampu
a. Melakukan anamnesis yang sesuai dengan masalah
b. Melakukan pemeriksaan fisis pernapasan
5. Bila diberikan masalah dalam suatu komunitas/masyarakat,
mahasiswa mampu
a. Menentukan besarnya masalah dalam komunitas/masyarakat
b. Menentukan faktor penyebab atau faktor terkait dengan
terjadinya masalah
c. Membuat rencana penyelesaian (pencegahan,pengobatan,
rehabilitasi) masalah ini di komunitas
Lingkup Bahasan
Lingkup Bahasan Pokok Bahasan Sub pokok bahasan
Proses respirasi
(pernapasan)
normal
1. Anatomi dan
histologi saluran
napas atas dan
jaringan terkait,
saluran napas
bawah, paru, pleura
dan mediastinum
1.1. Struktur makroskopik saluran napas
atas dan jaringan terkait, saluran napas
bawah, paru, pleura dan mediastinum
1.2. Struktur mikroskopik saluran napas atas
dan adneksa terkait, saluran napas
bawah, paru, pleura dan mediastinum
1.3. Sistem dan mekanisme pertahanan
pernapasan
Lingkup Bahasan Pokok Bahasan Sub pokok bahasan
2. Aspek mekanik dan
fisiologik respirasi
2.1. Inspirasi dan ekspirasi (mekanisme
bernapas)
2.2. Mekanisme respirasi:
– Ventilasi
– Difusi
– Perfusi
2.3. Pengaturan pernapasan
Pengendalian oleh sistem saraf
Interaksi dinding dada, pleura, paru
pada sistem pernapasan
Refleks khusus pada proses respirasi
2.4. Ruang rugi anatomi dan fisiologi
2.5. Surfaktan perannya pada inflasi,
deflasi paru serta stabilisasi alveoli
2.6. Dinamik pada sistem respirasi
Resistensi paru dan jalan napas
Aliran laminar dan turbulen
Prinsip Bernoulli
Elastic recoil paru dan dinding dada
Tonus otot polos bronkus
3. Proses pertukaran
gas
3.1. Transport O2
3.2. Oksigenasi dan kurva disosiasi
oksigen
3.3. Ventilasi alveolar dan proses
eliminasi CO2 oleh sistem sirkulasi
3.4. Pengaturan asam basa
3.5. Bioenergetika dan pembentukan
radikal bebas pada proses respirasi sel
Lingkup Bahasan Pokok Bahasan Sub pokok bahasan
4. Volume paru dan
kapasitas paru
4.1. Volume statik dan dinamik serta
kapasitas paru
4.2. Compliance paru
4.3. Flow-volume loop dan keterbatasan
aliran udara ekspirasi
4.4. Spirometri
Infeksi saluran
napas atas dan
bawah
1. Etiologi 1.1. Bakteri
1.2. Virus
1.3. Jamur
1.4. Parasit
1.5. Kolonisasi kuman
1.6. Ekologi mikroba
2. Patogenesis &
patofisiologi
2.1. Mekanisme masuknya agent
(patogen) ke dalam sistem respirasi
2.2. Bersin
2.3. Batuk
2.4. Post nasal drip syndrome
2.5. Sesak napas
3. Imunopatologi 3.1. Respons imun
3.1.1. Respons imun spesifik
3.1.2. Respons imun nonspesifik
3.2. Inflamasi
4. Perubahan
berdasarkan
patogenesis &
patofisiologi
4.1. Perubahan makroskopik
4.2. Perubahan mikroskopik
4.3. Organ/sistem terkait
4.4. Perubahan parameter laboratorium
klinik
Lingkup Bahasan Pokok Bahasan Sub pokok bahasan
5. Pemeriksaan
penunjang
5.1. Dasar diagnostik
5.2. Bahan pemeriksaan
5.3. Pewarnaan gram
5.4. Pemeriksaan radiologi
6. Tatalaksana 6.1. Medikamentosa (farmakologi anti-
infeksi dan simtomatik)
6.2. Non-medikamentosa
7. Kesehatan
masyarakat
7.1. Besar masalah
7.2. Mortalitas & morbiditas
7.3. Pencegahan
Penyakit obstruktif
saluran napas atas
dan bawah
1. Etiologi 1.1. Intralumen dan ekstralumen
1.2. Benda asing
2. Faktor risiko 2.1. Alergen
2.2. Asap rokok
2.3. Polusi Udara (Indoor–Outdoor)
2.4. Genetik
3. Patologi Saluran napas atas, bawah dan parenkim
1.1. Kelainan anatomi
1.2. Inflamasi
1.3. Edema
1.4. Sumbatan mukus
1.5. Bronkokonstriksi
1.6. Airway remodelling
1.7. Patologi forensik
Lingkup Bahasan Pokok Bahasan Sub pokok bahasan
4. Patofisiologi 4.1. Obstruksi hidung
4.2. Bronkospasme
4.3. Hipoventilasi
4.4. Ketidakseimbangan ventilasi/perfusi
4.5. Gangguan difusi
4.6. Air trapping
4.7. Hipoksia
4.8. Hiperkapnia
4.9. Sianosis
5. Jenis Penyakit
Obstructive Airway
5.1. Rhinitis
5.2. Asma
5.3. Penyakit Paru Obstruktif Kronik
(PPOK)
5.4. Obstructive Sleep Apnea Syndrome
(OSAS)
6. Diagnosis 6.1. Gejala dan tanda (anamnesis dan
pemeriksaan jasmani)
6.2. Foto toraks
6.3. Laboratorium: pemeriksaan sputum,
eosinofil total, dan IgE spesifik
6.4. Analisis gas darah
6.5. Spirometri (termasuk uji
bronkodilator)
7. Tatalaksana 7.1. Medikamentosa (farmakologi
bronkodilator, anti-inflamasi,
simtomatik)
7.2. Non-medikamentosa (pengangkatan
benda asing)
Lingkup Bahasan Pokok Bahasan Sub pokok bahasan
8. Terapi oksigen 8.1. Indikasi
8.2. Low vs high dose
8.3. Cara pemberian
9. Kesehatan
masyarakat
9.1. Besarnya masalah
9.2. Morbiditas, mortalitas
9.3. Pencegahan
Tuberkulosis
1. M.
tuberculosis
1.1. Karakteristik biologi
1.2. Transmisi
1.3 Replikasi di tubuh manusia
1.3. Mekanisme resistensi
1.4. Faktor risiko
Pajanan
Infeksi
Sakit
Kematian
2. Patofisiologi &
patogenesis
2.1. Patogenesis infeksi dan sakit
2.2. TB primer dan TB pasca-primer
2.3. Reaktivasi dan re-infeksi
3. Imunologi 3.1. Imunopatogenesis
3.2. Mekanisme uji tuberkulin
3.3. Mekanisme vaksinasi BCG
Lingkup Bahasan Pokok Bahasan Sub pokok bahasan
4. Diagnosis 4.1. Tanda dan gejala (anamnesis dan
pemeriksaan jasmani)
4.2. Pemeriksaan laboratorium (spesimen
sputum yang baik, pewarnaan BTA
Ziehl-Nielsen, dll, pembacaan skala
IUATLD, kultur M.tuberculosis,
penyimpanan sediaan, pembuangan
limbah)
4.3. Foto toraks
4.4. Uji tuberkulin
4.5. Sistem skoring TB anak
5. Klasifikasi TB paru 5. Klasifikasi berdasarkan riwayat
pengobatan dan beratnya penyakit sesuai
WHO/ program nasional
5.1. Identifikasi TB di luar paru
5.2. Komplikasi (batuk darah,
pneumotoraks, empiema, dll)
5.3. Komorbid
5.4. TB dan kehamilan
6. Intervensi efektif 6.1. Pentingnya penemuan sputum BTA
(+)
6.2. Strategi DOTS
6.3. Rasionalisasi pengobatan : paduan
obat, lama pengobatan, fase awal dan
fase lanjutan, cara pemberian (intermiten
vs daily), dosis, fixed dose combination
(FDC)
Lingkup Bahasan Pokok Bahasan Sub pokok bahasan
7. Tatalaksana
medikamentosa
(obat anti
tuberkulosis)
7.1. Regimen pengobatan sesuai
klasifikasi
7.2. Farmakologi obat-obat
antituberkulosis (OAT)
7.3. Efek samping dan penanganannya
7.4. Evaluasi hasil pengobatan dan
pemeriksaan ulang (sputum BTA dan
foto toraks)
8. Nonmedikamentosa 8.1. Edukasi
8.2. Pengawas minum obat (PMO)
8.3. Nutrisi
8.4. Peranan pembedahan pada TB
9. Kesehatan
masyarakat
9.1. Masalah : Multi Drugs Resistance
(MDR), TB- HIV
9.2. Morbiditas, mortalitas
9.3. Pencegahan
9.4. Lacak sumber penularan (pasien
anak), lacak orang tertular (pasien BTA
+)
10. Respons pengobatan 9.5. Selesai pengobatan (pengobatan
lengkap)
10.2. Kesembuhan
10.3. Kegagalan
10.4. Putus obat
10.5. Kekambuhan
Lingkup Bahasan Pokok Bahasan Sub pokok bahasan
Neoplasma saluran
napas atas, napas
bawah dan
mediastinum
1. Etiologi & faktor
risiko
1.1. Polutan
1.2. Asap rokok
1.3. Agen karsinogenik
1.4. Genetik
1.5. Virus Epstein-Barr
2. Patogenesis 1.6. Karsinogenesis
1.7. Penyebaran tumor
1. Klasifikasi 3.1. Tumor jinak dan ganas
3.2. Jenis histologik
2. Diagnostik 3.3. Cara pemeriksaan/ pengambilan
sampel
3.4. Diagnostik serologi
3.5. Diagnostik patologi anatomi
3.6. Radiodiagnostik
Aspek Medikolegal 1.1. Informed Consent
1.2. Standar Pemeriksaan pasien
10 penyakit prioritas lingkup bahasan dalam proses pembelajaran
1) Tuberkulosis
2) Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)
3) Asma
4) PPOK (termasuk emfisema dan bronkhitis kronis)
5) Pneumonia
6) Bronkitis akut
7) Bronkiektasis
8) Efusi pleura
9) Kegawatdaruratan paru (gagal napas, pneumotoraks, batuk darah)
10) Keganasan (karsinoma nasofaring, karsinoma paru, tumor mediastinum)