brs pdb 17peb03

11
No. 08 / VI / 17 Pebruari 2003 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN 2002 PDB INDONESIA TAHUN 2002 TUMBUH 3,66 PERSEN ! ! ! s 1,24 persen. ! ! ! PDB Indonesia selama tahun 2002 meningkat sebesar 3,66 persen dibandingkan PDB tahun 2001. Pertumbuhan ini terjadi pada semua sektor ekonomi, tertinggi pada sektor pengangkutan-komunikasi sebesar 7,83 persen, listrik-gas-air bersih sebesar 6,17 persen, dan keuangan-persewaan-jasa perusahaan sebesar 5,55 persen. Perekonomian Indonesia tahun 2002 yang diukur berdasarkan besaran PDB atas dasar harga berlaku mencapai Rp. 1.610,0 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan 1993 sebesar Rp. 426,7 triliun. Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2002 digerakkan oleh kegiatan konsumsi rumahtangga dan konsumsi pemerintah. Hal ini terlihat dari besarnya konsumsi rumahtangga dan konsumsi pemerintah pada tahun 2002 terhadap tahun 2001 masing-masing tumbuh sebesar 4,72 persen dan 12,79 persen. Sedangkan pembentukan modal tetap bruto dan ekspor masing-masing turun sebesar minus 0,19 persen dan minu Fluktuasi jangka pendek perekonomian Indonesia selama tahun 2002 tercermin pada PDB triwulanan. Pertumbuhan PDB triwulan IV tahun 2002 dibandingkan dengan PDB triwulan III tahun 2002 (q to q) menurun sebesar minus 2,61 persen. Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh pola musiman di sektor pertanian yang turun sebesar minus 20,26 persen. Kemudian PDB triwulan III dibanding triwulan II meningkat sebesar 2,75 persen, dan PDB triwulan II terhadap triwulan I meningkat sebesar 1,30 persen. Perbandingan PDB riil triwulanan tahun 2002 dengan triwulan yang sama pada tahun 2001 menggambarkan laju pertumbuhan (year on year) tanpa pengaruh musiman. Laju pertumbuhan triwulan IV sebesar 3,82 persen, triwulan III sebesar 4,25 persen, triwulan II sebesar 3,87 persen, dan triwulan I tumbuh sebesar 2,67 persen. PDB perkapita atas dasar harga berlaku pada tahun 2002 mencapai Rp. 7,6 juta dan pada tahun 2001 sebesar Rp. 6,9 juta. Kemudian PDB perkapita menurut propinsi pada tahun 2001 paling tinggi ditunjukkan oleh propinsi Kalimantan Timur sebesar Rp. 32,0 juta, disusul oleh DKI sebesar Rp. 26,3 juta dan Riau sebesar Rp. 11,6 juta. Berita Resmi Statistik No.08 / VI / 17 Pebruari 2003 1

Upload: masrifa6a5047

Post on 28-Dec-2015

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

BERITA RESMI STATISTIK PRODUK DOMESTIK BRUTO INDONESIA

TRANSCRIPT

Page 1: BRS PDB 17peb03

PERTUMBUHAN EKONOMI INDON

PDB INDONESIA TAHUN 2002 TUM

!

!

!

s 1,24 persen.

!

!

!

PDB Indonesia selama tahun 2002 meningkat sePDB tahun 2001. Pertumbuhan ini terjadi pada pada sektor pengangkutan-komunikasi sebesar 7sebesar 6,17 persen, dan keuangan-persewaan-jasa

Perekonomian Indonesia tahun 2002 yang diukudasar harga berlaku mencapai Rp. 1.610,0 trilikonstan 1993 sebesar Rp. 426,7 triliun.

Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahukonsumsi rumahtangga dan konsumsi pemerintakonsumsi rumahtangga dan konsumsi pemerintahun 2001 masing-masing tumbuh sebesar 4Sedangkan pembentukan modal tetap bruto dasebesar minus 0,19 persen dan minu

Fluktuasi jangka pendek perekonomian Indonespada PDB triwulanan. Pertumbuhan PDB triwuladengan PDB triwulan III tahun 2002 (q to q) menPenurunan ini sebagian besar disebabkan oleh poyang turun sebesar minus 20,26 persen. Kemudtriwulan II meningkat sebesar 2,75 persen, dan PDI meningkat sebesar 1,30 persen.

Perbandingan PDB riil triwulanan tahun 2002 tahun 2001 menggambarkan laju pertumbuhanmusiman. Laju pertumbuhan triwulan IV sebesar4,25 persen, triwulan II sebesar 3,87 persen, danpersen.

PDB perkapita atas dasar harga berlaku pada tadan pada tahun 2001 sebesar Rp. 6,9 juta. Kempropinsi pada tahun 2001 paling tinggi ditunjuTimur sebesar Rp. 32,0 juta, disusul oleh DKI sebesar Rp. 11,6 juta.

Berita Resmi Statistik No.08 / VI / 17 Pebruari 2003

No. 08 / VI / 17 Pebruari 2003

ESIA TAHUN 2002

BUH 3,66 PERSEN

besar 3,66 persen dibandingkan semua sektor ekonomi, tertinggi ,83 persen, listrik-gas-air bersih perusahaan sebesar 5,55 persen.

r berdasarkan besaran PDB atas un, sedangkan atas dasar harga

n 2002 digerakkan oleh kegiatan h. Hal ini terlihat dari besarnya tah pada tahun 2002 terhadap ,72 persen dan 12,79 persen. n ekspor masing-masing turun

ia selama tahun 2002 tercermin n IV tahun 2002 dibandingkan urun sebesar minus 2,61 persen. la musiman di sektor pertanian

ian PDB triwulan III dibanding B triwulan II terhadap triwulan

dengan triwulan yang sama pada (year on year) tanpa pengaruh 3,82 persen, triwulan III sebesar triwulan I tumbuh sebesar 2,67

hun 2002 mencapai Rp. 7,6 juta udian PDB perkapita menurut

kkan oleh propinsi Kalimantan sebesar Rp. 26,3 juta dan Riau

1

Page 2: BRS PDB 17peb03

I. PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2002

Perekonomian Indonesia pada tahun 2002 mengalami pertumbuhan sebesar 3,66 persen

dibanding tahun 2001. Nilai PDB atas dasar harga konstan pada tahun 2002 mencapai Rp. 426,7

triliun, sedangkan pada tahun 2001 sebesar Rp. 411,7 triliun. Bila dilihat dengan harga yang

berlaku, PDB tahun 2002 naik sebesar Rp. 160,6 triliun, dari Rp. 1.449,4 triliun pada tahun 2001

menjadi sebesar Rp. 1.610,0 triliun pada tahun 2002.

TABEL 1. NILAI PDB TAHUN 2001 & 2002 DAN PERTUMBUHAN TAHUN 2002 MENURUT LAPANGAN USAHA

Atas Dasar

Harga Berlaku (triliun rupiah)

Atas Dasar Harga Konstan 1993

(triliun rupiah)

Laju Pertumbuhan

Th. 2002 LAPANGAN USAHA

2001 2002 2001 2002 (persen)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1.Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan, 9. Jasa-jasa PDB

PDB TANPA MIGAS

246,3 191,8 362,0 21,2 85,3

234,3 75,8 91,4

141,4

1.449,4 1.261,4

281,3 191,8 402,6 29,1 92,4

258,9 97,3

105,6 151,0

1.610,0 1.421,7

66,9 38,9

109,3 7,1

24,3 66,9 31,2 28,4 38,8

411,7 379,0

68,0 39,8

113,7 7,5

25,3 69,3 33,6 30,0 39,6

426,7 393,7

1,74 2,25 4,01 6,17 4,11 3,61 7,83 5,55 1,98

3,66 3,90

Pertumbuhan PDB Indonesia tahun 2002 terjadi pada seluruh sektor ekonomi.

Pertumbuhan paling tinggi terjadi pada sektor pengangkutan-komunikasi yang tumbuh 7,83

persen, kemudian diikuti oleh sektor listrik-gas-air bersih tumbuh sebesar 6,17 persen, sektor

keuangan-persewaan-jasa perusahan tumbuh 5,55 persen, sektor bangunan tumbuh 4,11 persen,

sektor industri pengolahan tumbuh 4,01 persen, sektor pertambangan-penggalian tumbuh 2,25

persen, sektor jasa-jasa tumbuh 1,98 persen, dan sektor pertanian tumbuh 1,74 persen.

Berita Resmi Statistik No. 08 / VI / 17 Pebruari 2003 2

Page 3: BRS PDB 17peb03

Grafik 1. Laju Pertumbuhan PDB Atas Dasar Harga Konstan 1993, Tahun 2002

II. PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN IV TAHUN 2002

Kinerja perekonomian Indonesia yang digambarkan oleh Produk Domestik Bruto (PDB)

atas dasar harga konstan pada triwulan IV tahun 2002 bila dibandingkan dengan triwulan

sebelumnya menurun sebesar minus 2,61 persen. Penurunan masih mengikuti pola seperti tahun

yang lalu yaitu terjadi kontraksi pada triwulan IV setelah terjadi kenaikan pada triwulan III.

Pertumbuhan negatif pada triwulan IV tahun 2002 ini banyak disebabkan oleh musim paceklik

sektor pertanian yang mengalami penurunan cukup besar, yaitu minus 20,26 persen. Penurunan

juga terjadi pada sektor industri pengolahan sebesar minus 0,53 persen dan sektor perdagangan-

hotel-restoran sebesar minus 0,92 persen. Sedangkan sektor-sektor lainnya selama triwulan IV

mengalami pertumbuhan. Sektor pertambangan dan penggalian tumbuh 4,87 persen, sektor

listrik-gas-air bersih tumbuh 5,03 persen, sektor bangunan tumbuh 2,76 persen, sektor

pengangkutan dan komunikasi tumbuh 3,30 persen, sektor keuangan-persewaan-jasa perusahaan

tumbuh 2,33 persen, dan sektor jasa-jasa tumbuh 0,51 persen.

Berita Resmi Statistik No.08 / VI / 17 Pebruari 2003 3

Page 4: BRS PDB 17peb03

TABEL 2. LAJU PERTUMBUHAN PDB TRIWULANAN

MENURUT LAPANGAN USAHA (Persentase)

LAPANGAN USAHA Tr III 2002

Thd Tr II 2002

Tr IV 2002 Thd

Tr III 2002

Tr IV 2002 Thd

Tr IV 2001 (1) (2) (3) (4)

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan, 9. Jasa-jasa PDB PDB TANPA MIGAS

5,90 1,64 2,82 3,06 2,60 2,69 1,39 1,01 0,58

2,75 2,98

-20,26

4,87 -0,53 5,03 2,76 -0,92 3,30 2,33 0,51

-2,61 -3,00

2,35 5,74 2,44 9,05 5,90 3,66 6,23 6,77 1,81

3,82 4,15

Perekonomian Indonesia pada triwulan IV tahun 2002 atas dasar harga konstan 1993

dibandingan dengan triwulan IV tahun 2001 (year on year) mengalami pertumbuhan sebesar 3,82

persen. Pertumbuhan tersebut terjadi pada semua sektor ekonomi. Sektor pertanian tumbuh

sebesar 2,35 persen, sektor pertambangan tumbuh sebesar 5,74 persen, sektor industri pengolahan

tumbuh sebesar 2,44 persen, sektor listrik-gas-air bersih sebesar 9,05 persen, bangunan sebesar

5,90 persen, sektor perdagangan-hotel-restoran sebesar 3,66 persen, sektor pengangkutan sebesar

6,23 persen, sektor keuangan sebesar 6,77 persen dan sektor jasa-jasa sebesar 1,81 persen.

III. STRUKTUR PDB MENURUT SEKTOR TAHUN 2002

Data PDB atas dasar harga berlaku menunjukkan perubahan struktur ekonomi dari tahun

ke tahun. Perbandingan peranan antar sektor ekonomi menunjukkan bahwa hampir separoh

(42,48%) PDB Indonesia berasal dari sektor pertanian dan industri pengolahan pada kondisi

harga berlaku tahun 2002. Sektor pertanian dan industri pengolahan masing-masing memberikan

kontribusi 17,47 persen dan 25,01 persen.

Berita Resmi Statistik No. 08 / VI / 17 Pebruari 2003 4

Page 5: BRS PDB 17peb03

Dibandingkan dengan peranan tahun 2001, pada tahun 2002 terjadi sedikit perubahan

peranan pada beberapa sektor ekonomi yaitu penurunan pada sektor pertambangan, sektor

bangunan, sektor perdagangan-hotel-restoran, dan sektor jasa-jasa. Penurunan yang cukup besar

terjadi pada sektor pertambangan dari 13,23 persen pada tahun 2001 menjadi 11,91 persen di

tahun 2002. Sektor bangunan peranannya menurun dari 5,88 persen pada tahun 2001 menjadi

5,74 persen pada tahun 2002. Sektor perdagangan-hotel-restoran peranannya menurun dari 16,16

persen pada tahun 2001 menjadi 16,08 persen pada tahun 2002. Sedangkan jasa-jasa dari 9,75

persen pada tahun 2001 menjadi 9,38 persen pada tahun 2002.

TABEL 3. STRUKTUR PRODUK DOMESTIK BRUTO MENURUT LAPANGAN USAHA TAHUN 2001 DAN TAHUN 2002

(Persentase)

LAPANGAN USAHA 2001 2002

(1) (2) (3) 1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan, 9. Jasa-jasa PDB PDB TANPA MIGAS

16,99 13,23 24,98 1,46 5,88 16,16 5,23 6,31 9,75

100,00 87,03

17,47 11,91 25,01 1,81 5,74 16,08 6,05 6,56 9,38

100,00 88,30

Grafik 2. STRUKTUR PDB NASIONAL TAHUN 2002

Berita Resmi Statistik No.08 / VI / 17 Pebruari 2003 5

Page 6: BRS PDB 17peb03

Sebaliknya, sektor pertanian, sektor industri pengolahan, sektor listrik-gas-air bersih,

sektor pengangkutan-komunikasi dan sektor keuangan peranannya terhadap pembentukan PDB

di tahun 2002 ini meningkat dibandingkan peranan tahun 2001. Sektor pertanian meningkat dari

16,99 persen tahun 2001 menjadi 17,47 persen pada tahun 2002. Sektor industri pengolahan naik

dari 24,98 persen tahun 2001 menjadi 25,01 persen tahun 2002. Sektor listrik-gas-air bersih naik

dari 1,46 persen di tahun 2001 menjadi 1,81 persen di tahun 2002. Sektor pengangkutan naik dari

5,23 persen di tahun 2001 menjadi 6,05 persen di tahun 2002 dan sektor keuangan naik dari 6,31

persen di tahun 2001 menjadi 6,56 persen di tahun 2002.

IV. PDB MENURUT PENGGUNAAN DAN PENDAPATAN PER KAPITA

Ekonomi Indonesia pada tahun 2002 yang tumbuh sebesar 3,66 persen digerakkan oleh

pengeluaran konsumsi baik oleh pemerintah maupun rumahtangga. Hal ini terlihat dari besarnya

pengeluaran konsumsi pemerintah dan pengeluaran konsumsi rumahtangga yang pada tahun 2002

tumbuh masing-masing sebesar 12,79 persen dan 4,72 persen. Sebaliknya laju pertumbuhan

kegiatan pembentukan modal tetap bruto dan ekspor barang & jasa mengalami penurunan

masing-masing sebesar minus 0,19 persen dan minus 1,24 persen. Demikian pula kegiatan impor

barang dan jasa pada tahun 2002 pertumbuhannya menunjukkan arah yang menurun yaitu

sebesar minus 8,33 persen.

TABEL 4. PDB MENURUT PENGGUNAAN ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993

(Triliun Rupiah)

Jenis Penggunaan 2001 2002 Pertumbuhan

(%) (1) (2) (3) (4)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 3. Pembentukan Modal Tetap Bruto 4. Perubahan Stok 5. Ekspor Barang dan Jasa 6. Dikurangi Impor Barang dan Jasa

288,5 31,4 96,2

-15,9 118,4 106,9

302,1 35,4 96,1

-25,8 116,9 98,0

4,72

12,79 -0,19

- -1,24 -8,33

Produk Domestik Bruto 411,7 426,7 3,66

Berita Resmi Statistik No. 08 / VI / 17 Pebruari 2003 6

Page 7: BRS PDB 17peb03

Berdasarkan distribusi PDB terlihat bahwa konsumsi rumahtangga masih merupakan

penyumbang terbesar terhadap PDB, dimana pada tahun 2002 porsinya sedikit meningkat dari

67,32 persen pada tahun 2001 menjadi sebesar 70,67 persen pada tahun 2002. Hal yang sama

terjadi pada konsumsi pemerintah, dimana porsinya meningkat dari 7,83 persen pada tahun 2001

menjadi sebesar 8,21 persen pada tahun 2002. Sebaliknya porsi pembentukan modal tetap bruto,

ekspor barang dan jasa dan impor barang dan jasa terhadap PDB menunjukkan penurunan.

Sumbangan pembentukan modal tetap bruto turun dari 21,81 persen pada tahun 2001 menjadi

20,20 persen pada tahun 2002, ekspor barang dan jasa sumbangannya turun dari 42,26 persen

pada tahun 2001 menjadi 35,40 persen pada tahun 2002 dan sumbangan impor barang dan jasa

terhadap PDB turun dari 34, 85 persen pada tahun 2001 menjadi sebesar 28,55 persen pada tahun

2002.

TABEL 5. DISTRIBUSI PERSENTASE PDB MENURUT PENGGUNAAN ATAS DASAR HARGA BERLAKU

Jenis Penggunaan 2001 2002

(1) (2) (3)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga

2. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah

3. Pembentukan Modal Tetap Bruto

4. Perubahan Stok

5. Ekspor Barang dan Jasa

6. Dikurangi Impor Barang dan Jasa

67,32

7,83

21,81

-4,37

42,26

34,85

70,67

8,21

20,21

-5,94

35,40

28,55

Produk Domestik Bruto 100,00 100,00

PDB atas dasar harga berlaku bila dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun

menggambarkan PDB per kapita. Pada tahun 2002 PDB perkapita diperkirakan mencapai Rp. 7,6

juta. PDB per kapita ini meningkat sekitar 9,46 persen dibandingkan dengan PDB per kapita

tahun 2001. Produk Nasional Bruto (PNB) per kapita atas dasar harga berlaku juga ikut naik dari

Rp. 6,7 juta pada tahun 2001 menjadi Rp. 7,2 juta pada tahun 2002.

Berita Resmi Statistik No.08 / VI / 17 Pebruari 2003 7

Page 8: BRS PDB 17peb03

TABEL 6. PDB DAN PNB PER KAPITA INDONESIA TAHUN 2001 DAN 2002

(Ribu Rupiah) Rincian 2001 2002

(1) (2) (3)

PDB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku

PNB Per Kapita Atas Dasar Harga Berlaku

6 938,2

6 660,2

7 594,3

7 227,2

a. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga

Selama triwulan I tahun 2002 sampai dengan IV tahun 2002 pengeluaran konsumsi

rumahtangga baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan cenderung naik.

Khusus pada triwulan IV tahun 2002 terjadi peningkatan pengeluaran konsumsi rumahtangga

yang cukup berarti, walaupun terjadi kenaikan tingkat harga (inflasi) pada triwulan tersebut yang

merupakan dampak dari penyelenggaraan hari-hari raya (besar), seperti lebaran, natal serta

persiapan tahun baru yang terjadi pada triwulan tersebut.

TABEL 7. PENGELUARAN KONSUMSI RUMAHTANGGA

TRIWULAN I SAMPAI DENGAN IV TAHUN 2002 (Triliun Rupiah)

Rincian I II III IV Tahun 2002

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Atas Dasar Harga Berlaku

Atas Dasar Harga Konstan

270,4

74,0

276,7

74,7

287,3

75,6

303,3

77,8

1 137,8

302,1

b. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah

Selama triwulan I tahun 2002 sampai dengan IV tahun 2002 pengeluaran konsumsi

pemerintah atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan cenderung naik dimana

porsi terbesar pengeluarannya berasal dari belanja barang.

Berita Resmi Statistik No. 08 / VI / 17 Pebruari 2003 8

Page 9: BRS PDB 17peb03

TABEL 8. PENGELUARAN KONSUMSI PEMERINTAH TRIWULAN I SAMPAI DENGAN IV TAHUN 2002

(Triliun Rupiah)

Rincian I II III IV Tahun 2002

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Atas Dasar Harga Berlaku

Atas Dasar Harga Konstan

29,0

8,0

30,4

8,4

34,0

9,0

38,8

10,1

132,2

35,4

c. Investasi (Pembentukan Modal Tetap Bruto)

Walaupun kegiatan investasi pada tahun tahun 2002 secara total (tahunan) mengalami

penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, namun secara triwulanan pergerakannya

cenderung meningkat. Selama triwulan I tahun 2002 sampai dengan triwulan IV tahun 2002 nilai

pembentukan modal tetap bruto (PMTB) baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga

konstan meningkat, terutama yang terjadi pada triwulan IV tahun 2002.

TABEL 9. PEMBENTUKAN MODAL TETAP BRUTO

TRIWULAN I SAMPAI DENGAN IV TAHUN 2002 (Triliun Rupiah)

Rincian I II III IV Tahun 2002

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Atas Dasar Harga Berlaku

Atas Dasar Harga Konstan

77,9

22,8

79,3

23,4

81,7

24,3

86,4

25,5

325,3

96,1

d. Ekspor dan Impor Barang & Jasa

Surplus perdagangan internasional terjadi pada tahun 2002, yaitu sebesar Rp. 110,3 triliun atas dasar harga berlaku atau Rp. 18,9 triliun atas dasar harga konstan. Tetapi ternyata pola laju pertumbuhan ekspor sedikit berbeda dengan laju pertumbuhan impor. Selama triwulan I tahun 2002 sampai dengan triwulan III tahun 2002 nilai ekspor barang dan jasa atas dasar harga konstan menunjukkan adanya sedikit kenaikan tetapi pada triwulan IV tahun 2002 terjadi penurunan. Sebaliknya impor barang dan jasa terus mengalami peningkatan dari triwulan I tahun 2002 sampai dengan triwulan IV tahun 2002.

Berita Resmi Statistik No.08 / VI / 17 Pebruari 2003 9

Page 10: BRS PDB 17peb03

TABEL 10. EKSPOR DAN IMPOR BARANG DAN JASA TRIWULAN I SAMPAI DENGAN IV TAHUN 2002

(Triliun Rupiah)

Rincian I II III IV Tahun 2002

(1) (2) (3) (4) (5) (6) Atas Dasar Harga Berlaku: Ekspor Barang & Jasa Impor Barang & Jasa Atas Dasar Harga Konstan: Ekspor Barang & Jasa Impor Barang & Jasa

143,4 105,8

28,8 22,5

141,7 108,7

29,4 23,7

146,3 119,6

30,0 25,4

138,5 125,5

28,6 26,4

569,9 459,6

116,9 98,0

V. PDRB Per Kapita, Distribusi Atas Dasar Harga Berlaku dan Pertumbuhan Riil Antar

Propinsi Tahun 2001

Pada tahun 2001, PDRB per kapita tertinggi selain DKI Jakarta tercipta pada propinsi

yang memiliki Migas, yaitu: Kalimantan Timur (Rp.32,0 Juta), Riau (Rp. 11,6 Juta), Papua (Rp.

10,7 Juta) dan Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam sebesar Rp. 8,3 Juta. Propinsi yang memiliki

PDRB perkapita terkecil adalah propinsi NTT sebesar Rp. 1,91 Juta yang diikuti oleh propinsi

Gorontalo sebesar Rp. 2,24 Juta.

Dari sisi penyebaran penciptaan nilai tambah terbesar adalah propinsi-propinsi yang

berada di pulau Jawa yaitu: DKI (16,14 persen), Jawa Timur (14,43 persen), dan Jawa Barat

sebesar 14,18 persen. Sedangkan distribusi terkecil yaitu sebesar 0,14 persen dari propinsi

Gorontalo.

Berita Resmi Statistik No. 08 / VI / 17 Pebruari 2003 10

Page 11: BRS PDB 17peb03

Tabel 11. PDRB Per Kapita, Distribusi ADHB dan Pertumbuhan Riil Antar Propinsi Tahun 2001

Pulau-pulau PDRB Per Kapita (Rp Juta)

Distribusi (Persen)

Pertumbuhan (Persen)

(1) (2) (3) (4) 1. Nanggroe Aceh Darussalam 2. Sumatera Utara 3. Sumatera Barat 4. Riau 5. Jambi 6. Sumatera Selatan 7. Kep, Bangka Belitung 8. Bengkulu 9. Lampung 10. DKI Jakarta 11. Jawa Barat 12. Banten 13. Jawa Tengah 14. DI Yogyakarta 15. Jawa Timur 16. Kalimantan Barat 17. Kalimantan Tengah 18. Kalimantan Selatan 19. Kalimantan Timur 20. Sulawesi Utara 21. Gorontalo 22. Sulawesi Tengah 23. Sulawesi Selatan 24. Sulawesi Tenggara 25. Bali 26. Nusa Tenggara Barat 27. Nusa Tenggara Timur 28. Maluku 29. Maluku Utara 30. Papua

8,34 6,51 5,90

11,61 4,47 6,78 6,91 3,03 3,69

26,26 5,30 6,01 4,32 4,67 5,61

4,74 6,37 5,88

31,97

4,77 2,24 4,48 3,93 3,65

5,95 3,57 1,91

2,53 3,17

10,75

2,44 5,63 1,85 4,40 0,80 3,51 0,46 0,36 1,85

16,14 14,18 3,69 9,99 1,08

14,43

1,43 0,89 1,31 5,91

0,71 0,14 0,73 2,36 0,50

1,39 1,07 0,54

0,22 0,17 1,80

1,19 3,65 3,57 4,20 4,32 4,11 5,56 4,03 3,47

3,64 4,06 4,84 3,33 3,29 3,34

1,87 2,78 5,97 3,81

4,25 5,38 5,19 4,97 5,63

3,39 5,53 4,31

-1,95 2,64

-1,64

Pertumbuhan ekonomi pada beberapa propinsi berkisar antara 3 persen sampai 4 persen, Propinsi yang memiliki pertumbuhan tertinggi, lebih dari 5 persen adalah: Propinsi Kalimantan Selatan (5,97 persen), Sulawesi Tenggara (5,63 persen), Kepulauan Bangka Belitung (5,56 persen) dan Nusa Tenggara Barat sebesar 5,53 persen. Angka pertumbuhan terendah berada pada propinsi Maluku sebesar minus 1,95 dan Papua sebesar minus 1,64 persen, secara rinci dapat dilihat pada tabel di atas.

Berita Resmi Statistik No.08 / VI / 17 Pebruari 2003 11