budaya ayun bapukung

3
BUDAYA AYUN BAPUKUNG Baayun bapukung ini berasal dari kata Ayun yang artinya buai atau membuai, jika kata ini diawali dengan (ma) menjadi maayun yang merarti muai anak dalam buaian atau ayunan, sedangkan bapukung berasal dari kata pukung yang berarti posisi duduk dan bagian leher diikat dengan keadaan kaki yang mendengkol/mendekati posisinya semasa dalam kandungan. 1. Budaya ini sudah hampir hilang pada masyarakat banjar disebabkan oleh pengaruh teknologi modern. Contohnya : - Ayunan sekarang ada yang menggunakan alat sehingga bergoyang secara otomatis - Ayunan sekarang ada yang menggunakan pir besi sehingga bergoyang-goyang dan anak dapat tidur dengan nyeyak dan tenang. 2. Ayun bapukung dapat ditinjau dari beberapa aspek. a. Aspek Agama. Ketika orang tua sedang mengayun sambil menimang anak dengan ucapan dzikir, salawat nabi dan sastra agama. Dengan harapan anaknya menjadi anak sholeh, berbakti dengan orang tua dan taat pada agama bila sudah dewasa. b. Aspek kesehatan. Anak yang diayun dan diikat dengan tapih bahalai dari leher sampai perut, sehingga anak tidak mudah terkejut mendengar suara-suara/bunyi yang keras. Dengan tidur yang cukup anak akan menjadi sehat. Anak yang tidurnya sering terkejut/kaget mendengar suara dan sering terbangun, akan berakibat bisa terkena penyakit jantung dan lain-lain. Contoh : Anak tidur di kasur yang empuk di kamar ber AC tapi mendengar suara cicak sudah terbangun dan ketakutan, ini berakibat timbulnya penyakit jantung bila sudah dewasa, paru-paru basah, dan masuk angin. c. Aspek Budaya.

Upload: sukarno-al-farisy

Post on 30-Dec-2014

107 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: BUDAYA AYUN BAPUKUNG

BUDAYA AYUN BAPUKUNG

Baayun bapukung ini berasal dari kata Ayun yang artinya buai atau membuai, jika kata ini diawali dengan (ma) menjadi maayun yang merarti muai anak dalam buaian atau ayunan, sedangkan bapukung berasal dari kata pukung yang berarti posisi duduk dan bagian leher diikat dengan keadaan kaki yang mendengkol/mendekati posisinya semasa dalam kandungan.

1. Budaya ini sudah hampir hilang pada masyarakat banjar disebabkan oleh pengaruh teknologi modern.Contohnya : - Ayunan sekarang ada yang menggunakan alat sehingga bergoyang

secara otomatis- Ayunan sekarang ada yang menggunakan pir besi sehingga

bergoyang-goyang dan anak dapat tidur dengan nyeyak dan tenang.2. Ayun bapukung dapat ditinjau dari beberapa aspek.

a. Aspek Agama.Ketika orang tua sedang mengayun sambil menimang anak dengan ucapan dzikir, salawat nabi dan sastra agama. Dengan harapan anaknya menjadi anak sholeh, berbakti dengan orang tua dan taat pada agama bila sudah dewasa.

b. Aspek kesehatan.Anak yang diayun dan diikat dengan tapih bahalai dari leher sampai perut, sehingga anak tidak mudah terkejut mendengar suara-suara/bunyi yang keras. Dengan tidur yang cukup anak akan menjadi sehat. Anak yang tidurnya sering terkejut/kaget mendengar suara dan sering terbangun, akan berakibat bisa terkena penyakit jantung dan lain-lain.Contoh : Anak tidur di kasur yang empuk di kamar ber AC tapi mendengar suara cicak sudah terbangun dan ketakutan, ini berakibat timbulnya penyakit jantung bila sudah dewasa, paru-paru basah, dan masuk angin.

c. Aspek Budaya.Budaya banjar ayun bapukung ini anak bisa tidur lebih lama dan pekerjaan dapat diselesaikan sehingga memudahkan orang tua/ ibu untuk bekerja menyelasaikan pekerjaan rumah tangga atau di kebun.

3. Pengaruh Ayun Bapukung- Pengaruh positif

a. Tulang belakang anak menjadi lurus dan leher anak menjadi tegak dan kuat.b. Tidur sibayi lebih terjaga dan bisa lebih lama.c. Bayi tidak mudah rewel.d. Tidur anak jadi cukup.e. Tidur dalam pokongan anak tidak mudah terkejut mendengar suara yang keras.

- Pengaruh Negatifa. Pertumbuhan anak sedikit terlambat karena tidak bisa bergerak leluasa.

Page 2: BUDAYA AYUN BAPUKUNG

b. Perkembangan anak terhambat secara biologis tapi tidak berakibat fatal.

Cara-caranya kita ma ayun bapukung terdiri :

1. Anak/bayi yang bisa dipukung mulai umur sekitar 3 bulanan sampai 1 tahun2. Anak/bayi dimasukkan terlebih dahulu kedalam ayunan dengan berbaring.3. Setelah berbaring anak/bayi didudukkan dalam ayunan dengan diapit kedua belah lutut

sang ibu, dan kedua belah tangannya kita dekapkan kedada bayi tersebut dan kaki bayi tersebut kita luruskan kemuka kedua-duanya.

4. Dari pinggang sampai keleher bayi kita ikat dengan sarung bahalai, tetapi mengikatnya jangan terlalu kuat, sehingga bayi tersebut bisa bernafas dan tidur dengan nyenyak.

5. Setelah kita mengikat leher bayi tersebut kita sempurnakan lipatan kain ayunan di sekitar kepala bayi tersebut dan usahakan kedua daun telinganya tidak terlipat.

6. Setelah selesai kita memukung bayi tersebut kita timang pantatnya sambil kita nyayikan lagu-lagu/ syair-syair islami atau pantun dan sebagainya.