budaya mencontek di kalangan pelajar

15
DAFTAR GAMBAR 1

Upload: wayan-permadi

Post on 29-Nov-2014

680 views

Category:

Education


4 download

DESCRIPTION

 

TRANSCRIPT

Page 1: Budaya Mencontek di Kalangan Pelajar

DAFTAR GAMBAR

BAB I1

Page 2: Budaya Mencontek di Kalangan Pelajar

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

     Sistem pendidikan di Indonesia yang terbilang masih labil ini terus berupaya mencari

jati diri dan mencari pola tentang sistem penilaian dan standarisasi mutu pendidikan.

Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah melalui Kemendiknas dalam rangka mendidik

anak bangsa dari ketertinggalan dan kebodohan. Salah satu upaya yang sudah dilakukan

antara lain dengan memberlakukan kurikulum yang berubah dari satu periode ke periode

yang lainnya.

Telah kita ketahui bersama bahwa budaya mencontek di kalangan pelajar sudah hal

yang wajar bahkan seolah-olah sudah menjadi tradisi. Bahkan ketika Ujian Nasional pun

tradisi contek-mencontek tidak penah ditinggalkan. Dengan alasan standar kelulusan

semakin tinggi sehingga perbuatan contek-mencontek di halalkan. Mencontek sering kali

diartikan sebagai bentuk solidaritas. Tapi solidaritas ini sering disalahartikan yaitu

bagaimana kita membantu teman, baik dalam hal positif maupun negatif. Jika solidaritas

diartikan sebagai solidaritas yang positif maka akan berdampak poositif juga, yaitu semakin

eratnya rasa persatuan. Tapi jika solidaritas disalah artikan dengan memberikan contekan

kepada teman tentu saja ini akan menyimpang arti dari solidaritas yang sebenarnya.

Biasanya mereka beranggapan jika tidak memberikan contekan maka akan di anggap pelit

dan tidak mempunyai teman. Hal ini yang membuat kita serba salah sehingga kita tetap

mencontek meskipun kita tahu bahwa apa yang kita lakukan adalah hal yang salah.

Sadar atau tidak menyontek dapat mendatangkan bahaya baik jangka pendek

maupun jangka panjang, baik bagi penyontek maupun yang dicontek Bila seorang siswa

terbiasa mencontek, maka kebiasaan itulah yang akan membentuk dirinya. Beberapa

karakter yang dapat dihasilkan dari kegiatan mencontek antara lain mengambil milik orang

lain tanpa ijin, menyepelekan, senang jalan pintas dan malas berusaha keras. Bisa dipastikan,

saat siswa sudah dewasa dan hidup sendiri, tabiat-tabiat hasil perilaku mencontek mulai

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti mencuri, korupsi, manajemen buruk,

pemalas tapi ingin jabatan dan pedapatan tinggi.

1.2  Tujuan Penulisan Makalah

2

Page 3: Budaya Mencontek di Kalangan Pelajar

Dengan ditulisnya makalah ini diharapkan kita akan lebih paham akan makna

pendidikan yang sebenarnya sehingga kita tidak akan mernyalahgunakan dari pendidikan itu

sendiri. Dengan ditulisnya makalah ini kita akan mengetahui apa saja bahaya yang

ditimbulkan dari kebiasaan mencontek itu. Sehingga kita akan menghindari bahkan

meninggalkan kebiasaan buruk ini.

BAB II3

Page 4: Budaya Mencontek di Kalangan Pelajar

PEMBAHASAN

2.1 Gambaran Pendidikan di Indonesia

       Sistem pendidikan yang ada di negara-negara berkembang pada umumnya memang

merupakan gambaran dari kondisi sosial ekonomi serta politik bangsanya. Persoalan dunia

pendidikan pada negara-negara dunia ketiga, sepertinya statis dari waktu ke waktu.

Demikian halnya yang terjadi di Indonesia persoalan pendidikan belum beranjak menuju

perubahan yang cukup signifikan. Orientasi pendidikan tetap menjadi perdebatan klasik dan

selalu dipertanyakan bahwa pendidikan di Indonesia sedang mengalami involusi.

Di Indonesia yang bergulat dalam bidang pendidikan bukan makin cerdas, berwawasan

luas, berdedikasi, kreatif, jujur dan adil atau kerja tinggi. Pendidikan di Indonesia dalam

waktu yang lama mengalami kemunduran. Banyak faktor yang berkait dan saling

berimplikasi antara yang satu dengan lainnya seperti mahalnya biaya pendidikan, disiplin

kerja, kakunya aparatur penyelenggara pendidikan, serta akar budaya bangsa. Pemerintah

melalui Program Pembangunan Nasional diupayakan akan segera terwujud peningkatan

kuantitas maupun kualitas pendidikan. Bila keadaan ini terus dibiarkan, sangat

dimungkinkan berdampak akan menutup akses bagi golongan ekonomi lemah untuk dapat

mengenyam pendidikan yang lebih tinggi.

Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia juga tidak dapat terlepas dari pengaruh

perkembangan global, di mana ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat.

Era pasar bebas merupakan tantangan bagi dunia pendidikan Indonesia karena tidak menutup

kemungkinan membuat adanya peluang lembaga pendidikan dan tenaga pendidik dari

mancanegara masuk ke Indonesia. Untuk menghadapi pasar global, setidaknya kebijakan

pendidikan nasional harus mengedepankan dalam meningkatkan mutu pendidikan, baik

secara akademik maupun non-akademik.

Salah satu usaha pemerintah dalam rangka meningkatkan mutu pendidkan dan kualitas

lulusan sekolah ialah dengan cara meningkatkan standar kelulusan baik nilai rata-rata

maupun nilai ketuntasan minimal. Tapi hal ini menjadi sebuah beban bagi sebagian siswa.

Bahkan mereka cenderung melakukan berbagai cara untuk mendapatkan nilai baik termasuk

melakukan berbagai kecurangan seperti mencontek. Bukan hanya dari pihak murid sendiri

4

Page 5: Budaya Mencontek di Kalangan Pelajar

yang melakukan aksi ini, bahkan baik dari pihak orangtua maupun guru ikut terlibat dalam

aksi kecurangan ini. Dengan alasan tidak ingin kena malu mereka juga melakukan berbagai

cara untuk membantu para murid atau anaknya padahal mereka tahu apa yang mereka

lakukan ini adalah perbuatan yang salah. Bahkan ketika Ujian Nasional berlangsung tidak

jarang ada orang tua yang rela mengeluarkan uang jutaan rupiah untuk membayar sejumlah

oknum untuk memberikan jawaban Ujian Nasional agar anak mereka dapat lulus dengan

nilai yang baik.

2.2 Definisi Mencontek

        Mencontek memiliki arti yang beraneka macam, akan tetapi biasanya dihubungkan

dengan kehidupan sekolah khususnya bila ada ulangan dan ujian. Biasanya usaha mencontek

dimulai pada waktu ulangan dan ujian akan berakhir, tapi tidak jarang usaha tersebut telah

dimulai sejak ujian dimulai. Walaupun kata mencontek telah dikenal sejak lama namun

dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata tersebut tidak dapat ditemukan secara langsung.

Kata mencontek baru ditemukan pada kata jiplak menjiplak yaitu mencontoh atau meniru

tulisan pekerjaan orang lain. Dalam kamus modern bahasa Indonesia istilah mencontek

memiliki pengertian yang hampir sama yaitu meniru hasil pekerjaan orang lain.

Ada berbagai macam definisi tentang mencontek,yaitu:

1. Kamus Bahasa Indonesia karangan W.J.S. Purwadarminta adalah mencontoh, meniru,

atau mengutip tulisan, pekerjaan orang lain sebagaimana aslinya.

2. Dalam artikel yang ditulis oleh Alhadza (2004) kata mencontek sama dengan cheating.

Beliau mengutip pendapat Bower (1964) yang mengatakan cheating adalah perbuatan

yang menggunakan cara-cara yang tidak sah untuk tujuan yang sah/terhormat yaitu

mendapatkan keberhasilan akademis atau menghindari kegagalan akademis. Sedang

menurut Deighton (1971), cheating adalah upaya yang dilakukan seseorang untuk

mendapatkan keberhasilan dengan cara-cara yang tidak fair (tidak jujur).

Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa mencontek adalah suatu

perbuatan atau cara-cara yang tidak jujur, curang, dan menghalalkan segala cara untuk

mencapai nilai yang terbaik dalam ulangan atau ujian pada setiap mata pelajaran.

2.3 Kategori Mencontek

5

Page 6: Budaya Mencontek di Kalangan Pelajar

            Pada dasarnya mencontek dapat dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu mencontek

dengan usaha sendiri dengan membuka buku catatan atau membuat berbagai catatan kecil

yang ditulis di tangan atau di tempat lain yang dianggap aman. Bagian yang kedua yaitu

dengan meminta bantuan teman. Misalnya dengan meniru jawaban dari teman atau dengan

berkompromi menggunakan berbagai macam kode tertentu.

2.4 Tinjauan Psikologi Tentang mencontek

Orang menyontek disebabkan oleh faktor dari dalam dan di luar dirinya. Dalam ilmu

psikologi, ada yang disebut konsep diri dan harga diri. Konsep diri merupakan gambaran apa

yang orang-orang bayangkan dan rasakan tentang dirinya sendiri. Misalnya anggapan

bahwa, "saya adalah orang pintar". Anggapan itu akan memunculkan kompenen afektif yang

disebut harga diri. Namun, anggapan seperti itu bisa runtuh, terutama saat berhadapan

dengan lingkungan di luar pribadinya.

Fungsi psikologis merupakan hubungan timbal balik yang interpenden dan

berlangsung secara terus menerus antara faktor individu, tingkah laku, dan lingkungan.

Dalam hal ini, faktor penentu tingkah laku internal keyakinan dan harapan, serta faktor

penentu eksternal hadiah dan hukuman merupakan bagian dari sistem pengaruh yang saling

berinteraksi. Proses interaksi yang terjadi dalam individu terdiri dari empat proses, yaitu

atensi, retensi, reproduksi motorik, dan motivasi.

Pada saat dorongan tingkah laku mencontek terjadilah proses atensi, yaitu muncul

ketertarikan terhadap dorongan karena adanya harapan mengenai hasil yang akan dicapai

jika ia mencontek. Pada proses retensi, faktor-faktor yang memberikan atensi terhadap

stimulus perilaku mencontek itu menjadi sebuah informasi baru atau digunakan untuk

mengingat kembali pengetahuan maupun pengalaman mengenai perilaku mencontek baik

secara maya maupun nyata.

Mencontek atau cheating bisa terjadi apabila seseorang berada dalam kondisi

underpressure atau apabila dorongan atau harapan untuk berprestasi jauh lebih besar dari

pada potensi yang dimiliki. Semakin besar harapan atau semakin tinggi prestasi yang

diinginkan dan semakin kecil potensi yang dimiliki maka semakin besar hasrat dan

kemungkinan untuk melakukan tindakan mencontek. Dalam hal seperti itu maka, perilaku

mencontek tinggal menunggu kesempatan atau peluang saja. Seperti kita lihat iklan di

6

Page 7: Budaya Mencontek di Kalangan Pelajar

televisi mengatakan tentang teori kriminal bahwa kejahatan akan terjadi apabila bertemu

antara niat dan kesempatan.

Pertimbangan-pertimbangan yang sering digunakan adalah nilai-nilai agama yang

akan memunculkan perasaan bersalah dan perasaan berdosa, kepuasan diri terhadap prestasi

akademik yang dimiliki, dan juga karena sistem pengawasan ujian, kondusif atau tidak untuk

mencontek. Masalah kepuasan prestasi akademik juga akan menjadi sebuah konsekuensi

yang mungkin menjadi pertimbangan bagi seseorang untuk mencontek. Bila ia mencontek,

maka ia menjadi tidak puas dengan hasil yang diperolehnya.

Menurut Yesmil Anwar (dalam Rakasiwi, 2007) mengatakan, sebenarnya nilai hanya

menjadi alat untuk mencapai tujuan dan bukan tujuan dari pendidikan itu sendiri. Karena

pendidikan sejatinya adalah sebuah proses manusia mencari pencerahan dari ketidaktahuan.

Yesmil Anwar mengungkapkan, bahwa menyontek telanjur dianggap sepele oleh

masyarakat. Padahal, bahayanya sangat luar biasa. Bahaya buat si anak didik sekaligus untuk

masa depan pendidikan Indonesia. Ibarat jarum kecil di bagian karburator motor. Sekali saja

jarum itu rusak bahkan mesin motor pun mati.

2.5 Faktor-faktor yang Menyebabkan Siswa Mencontek Ketika Ujian

a. Tekanan yang terlalu besar yang diberikan kepada hasil studi berupa angka dan nilai

yang diperoleh siswa dalam test formatif atau sumatif.

b. Pendidikan moral baik di rumah maupun di sekolah kurang diterapkan dalam

kehidupan siswa.

c. Sikap malas yang terukir dalam diri siswa sehingga ketinggalan dalam menguasai

mata pelajaran dan kurang bertanggung jawab.

d. Anak remaja lebih sering menyontek dari pada anak SD, karena masa remaja bagi

mereka penting sekali memiliki banyak teman dan populer di kalangan teman- teman

sekelasnya.

e. Kurang mengerti arti dari pendidikan.

f. Adanya kesempatan atau pengawasan tidak ketat.

g. Takut gagal karena yang bersangkutan merasa belum siap menghadapi ujian dan dia

tidak ingin mengulang.

h. Tidak percaya diri sehingga tidak yakin pada jawabanya sendiri.

7

Page 8: Budaya Mencontek di Kalangan Pelajar

2.6 Dampak dari Perbuatan Mencontek

            Dampak yang timbul dari praktek mencontek yang secara terus menerus dilakukan

akan mengakibatkan ketidakjujuran Jika tidak, niscaya akan muncul malapetaka yaitu

peserta didik akan menanam kebiasaan berbuat tidak jujur, yang pada saatnya nanti akan

menjadi kandidat koruptor.

            Selain itu kebiasaan mencontek juga akan mengakibatkan seseorang itu tidak mau

berusaha sendiri dan selalu mengandalkan orang lain. Sehingga siswa tersebut tidak mau

mempergunakan otaknya sendiri dan tentu saja akan muncul generasi-generasi yang bodoh

dan tidak jujur. Bahkan yang lebih parah lagi pendidikan tidak akan maju.

2.7 Cara Mengatasi Kebisaan Mencontek

            Kita sebagai calon pendidik tentunya memiliki tugas yang berat dalam upaya

mengatasi kebiasaan mencontek di kalangan pelajar. Salah satu upaya yang bisa kita lakukan

sebagai calon guru ialah memberikan motivasi pada siswa yang mencontek pada saat

ulangan agar siswa dapat bersikap jujur dalam menghadapi ulangan dan menanamkan rasa

percaya diri pada setiap siswa.

8

Page 9: Budaya Mencontek di Kalangan Pelajar

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

           

Mencontek bukanlah salah satu bentuk solidaritas tapi justru mencontek itu adalah

bentuk dari kecurangan. Mencontek adalah suatu perbuatan atau cara-cara yang tidak jujur,

curang, dan menghalalkan segala cara untuk mencapai nilai yang terbaik dalam ulangan atau

ujian pada setiap mata pelajaran. Banyak hal yang menyebakan siswa itu berani mencontek,

baik itu dari dorongan diri sendiri maupun orang lain.

            Mencontek memberikan dampak yang buruk bagi siswa, karena dengan mencontek

siswa cenderung tidak percaya diri dan hanya mengandalkan orang lain. Selain itu kebiasaan

mencontek juga menjadikan seorang siswa itu menjadi pribadi yang tidak jujur. Salah satu

cara yang efektif untuk mencegah tindakan mencotek ialah dengan cara memberikan tes

lisan.

3.2 Kritik dan Saran

           

Tidak munafik  jika kebiasaan mencontek sulit untuk dihilangkan. Bahkan penulis

sendiri sangat sulit untuk meninggalkan kebiasaan mencontek ini. Namun kita tidak boleh

hanya menyerah dengan kebiasaan buruk ini, tapi kita harus tetap berusaha menjadi manusia

yang lebih baik. Jika kita memang benar-benar sulit menghilangkan kebiasaan ini, tapi

paling tidak kita dapat meminimalisir kebiasaan mencontek ini. Bukan hal yang mustahil

kebiasaan ini untuk dihilangkan, jika tekad dan niat kita sungguh-sungguh maka tidak

mungkin jika tidak dapat meninggalkan kebiasaan ini.

            Banyak hal yang bisa kita lakukan sebagai seorang pendidik untuk menghilangkan

kebiasaan mencontek ini. Misalnya saja dengan memberikan motivasi pada para peserta

didik kita, sehingga mereka dapat menjadi anak yang jujur dan percaya diri sehingga mereka

dapat yakin dengan mereka sendiri. Memberikan tes lisan juga merupakan cara yang efektif,

karena dengan lisan ini akan meminimalisir berbagai tindakan kecurangan. Adanya

kesepakatan dan kerjasama dari berbagai pihak juga sangat penting, karena jika hanya satu

pihak saja yang mendukung tapi pihak lain bertentangan maka tidak akan muncul

kesepakatan. Dan tentunya juga harus didukung dengan kejujuran dari semua pihak

9

Page 10: Budaya Mencontek di Kalangan Pelajar

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Alhadza, Abdullah. 2004. Masalah menyontek (Cheating) di Dunia Pendidikan.

http://www.depdiknas.go.id/Jurnal

Megawangi, Ratna. 2005. Indonesia Merdeka Manusia Indonesia Merdeka?.

http://www.suarapembaruan.com

Poedjinoegroho, Baskoro. 2006. Biasa Mencontek Melahirkan Koruptor.

http://ilman05.blogspot.com

Suparno, Paul. 2000. Sekolah Memasung Kebebasan Berfikir Siswa.

https://www.kompas.com/kompas

Vegawati, Dian. 2004. Perilaku Mencontek di Kalangan Mahasiswa. http://www.pikiran-

rakyat.com.

10