budidaya padi produksi tinggi dengan sistem tanam benih...

22
PUSLITBANGTAN, Bogor, 10 Oktober 2019 Budidaya Padi Produksi Tinggi dengan Sistem Tanam Benih Langsung Zuziana Susanti dan Team

Upload: others

Post on 30-Jan-2020

17 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

PUSLITBANGTAN, Bogor, 10 Oktober 2019

Budidaya Padi Produksi Tinggi dengan Sistem Tanam Benih Langsung

Zuziana Susanti dan Team

2

Teknologi budidaya padi BALITBANGTAN

Mengapa Tabela?

• Tapin merupakan sistem budidaya produksi tinggi namun memerlukan

biaya tenaga kerja yang tinggi dan waktu lebih lama.

• Kelangkaan tenaga kerja di bidang pertanian.

• Diperlukan budidaya padi efisien tenaga kerja dan waktu dengan hasil

setara tapin atau lebih tinggi dari tapin.

• Mempercepat waktu panen karena padi tidak mengalami stress pindah

tanam

3

4

TANTANGAN –

TABELA • Mendapatkan Populasi Tanaman Optimal

• Letak benih tidak bergeser dan memungkinkan benih tumbuh dengan optimal

• Persentase perkecambahan benih tinggi

• Kompetisi pertumbuhan padi dengan gulma

• Produktivitas Tinggi

5

Sebar dengan posisi

benih

1/2 di dalam tanah –

1/2 diatas tanah

(Recommended)

Benih padi

Benih tidak berkecambah Perkecambahan bagus

Sebar pada

kondisi lahan

dalam

Tanah terlalu melumpur Benih terkubur di dalam tanah

Perataan permukaan tanah (levelling)

Penyiapan Lahan

• Olah Tanah Kering – Pengairan terbatas

6

a. Lahan dibersihkan dari Gulma dengan cara disemprot dengan herbisida

pra-tanam (bahan aktif Glifosat).

• Lahan dalam kondisi kering

• Aplikasi herbisida (sesuai dosis anjuran)

• Lahan dibiarkan hingga gulma/rumput menguning/mengering dan

akar gulma sudah mati (tergantung herbisida yang digunakan, rata-

rata perlu waktu 3-5 hari)

7

b. Penyiapan lahan dengan cara olah kering menggunakan wheel tractor

(traktor roda) dengan bajak singkal (piringan) dalam kondisi kering

tanpa air (atau pengairan terbatas)

• Olah Tanah Basah – Existing olah tanah untuk tapin

8

• Pembajakan

(singkal) –

membalik tanah

• Rotari – Garu untuk

menghancurkan/me

nghaluskan

bongkahan tanah

• Levelling atau

perataan lahan

Persiapan Lahan/ Pengolahan Tanah

• Pengolahan Tanah – Basah

• Memerlukan waktu 3-4 minggu

– Memasukkan air ke dalam petakan sawah

– Sanitasi lingkungan – membersihkan galengan

– Pengolahan tanah pertama – dengan bajak singkal

9

Tujuan – pengolahan tanah I- Bajak

• Membalik tanah - memecah

tanah menjadi bongkahan

• Mengubur gulma dari

pertanaman sebelumnya

• Memanfaatkan sisa jerami

untuk sumber pupuk organik

• Inkubasi – 1 minggu

10

Pengolahan tanah II - Garu

• Meratakan dan menghancurkan

struktur bongkahan tanah menjadi

lumpur

– Saluran pemasukan dan

pengeluaran air ditutup agar

lumpur tidak terbawa air keluar

dari petakan sawah

• Penambahan pupuk organik

(fermented organic-fertilizers)

• Pelumpuran – menghambat

rembesan air keluar

11

Perataan Lahan – Pelumpuran sempurna

• Tanah melumpur dan siap untuk ditanami

• Aplikasi herbisida pra-tanam untuk pengendalian gulma

• Pelumpuran yang baik dapat menyeragamkan

pertumbuhan tanaman – terutama pada sistem tanam

benih langsung direct seeding

12

13

PENGELOLAAN TANAH

Kedalaman lapisan olah tanah

• >40 cm – tidak menggunakan atabela

• Hambur (broadcasting) dengan lorong (2-0.2-2)m

• Pembuatan canal drainase (caren) keliling dan di tengah lahan

14

15

Benih Bermutu dan Perlakuan Benih (Seed Treatment – pupuk hayati)

16

• Tergantung dari cara tanam

• Seleksi benih bernas

• Jika menggunakan atabela, maka coleoptile (calon akar) TIDAK boleh tumbuh

– Perendaman kurang dari 10 jam

– Penirisan benih agar benih tidak melekat satu sama lain (menggumpal)

– Penambahan puhay – pupuk hayati Agri-rice

x

Perlakuan Benih

17

• Untuk TABELA

– Direndam (± 10 jam) – menghindari ‘calon akar’ keluar

– Ditiriskan

– Diberikan seed treatment

• TANAM PINDAH (benih di persemaian)

– Direndam selama 48 jam (calon akar keluar)

– Ditiriskan selama 24 jam

– Diberikan seed treatment (dengan Agrimeth) – 3 jam sebelum disemai

18

Sistem Tabela Kering

Olah tanah

Kering atau

air

dikeluarkan

dari lahan

agar kondisi

macak

macak

Semai dalam

Kondisi kering

Mamasukkan air

dalam lahan 2 hss,

Menjaga kelembaban

Irigasi

Irigasi intermitten untuk menjaga

kelembaban lahan

(pada lahan endemic keong emas perlu

pengendalian dengan cara kimiawi)

Irigasi intermitten dengan tetap menjaga

air di canal (caren) tetap ada.

※Karena air intermitten maka pertumbuhan

gulma perlu dikendalikan dengan herbisida.

19

Tabela Basah (Water seeding)

20

Pengendalian Gulma

• Echinochloa crusgalli

Spenochlea zeylanica

Leptochloa chinensis

Cyperus iria

22