buku 1 rkpd 2015

Upload: hendrik

Post on 05-Nov-2015

74 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

RKPD 2015

TRANSCRIPT

  • 15

    DRAFT PERATURAN BUPATI KARAWANGNOMOR 22 TAHUN 2014

    TENTANGRENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH

    (R K P D )KABUPATEN KARAWANG TAHUN 2015

    PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG

    TAHUN 2014

    BAB IPENDAHULUAN

    1.1. Latar BelakangPemerintah kabupaten Karawang pada tahun 2015 memasuki momentum berakhirnya paruh kedua RPJPD 2005-2025 dan tahun terakhir RPJMD Kabupaten Karawang tahun 2011-2015. Ada banyak tantangan yang sudah

    BUKU 1

  • 16

    dilewati tapi ada juga harapan yang belum tercapai, terkait kondisi sosial, ekonomi, budaya, infrastruktur serta layanan publik yang lainnya.Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang selanjutnya disebut RPJP Daerah merupakan dokumen perencanaan pembangunan daerah dengan periode waktu selama 20 tahun terhitung sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2025. Sebagaimana substansi keberadaannya, dokumen RPJP Daerah menjadi suatu kerangka strategis yang menjadi arah terhadap setiap upaya, keputusan dan tindakan pembangunan baik dalam periode jangka pendek maupun jangka menengah. Dalam kapasitas tersebut, maka dokumen perencanaan jangka panjang harus mampu menjawab tantangan dan memberikan visi yang akan dicapai dari program-program pembangunan pada akhir periode perencanaan.Pemerintah Republik Indonesia telah menetapkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 2025 dengan Visi Pembangunan yaitu INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR. Dalam mewujudkan visi pembangunan tersebut ditempuh melalui 8 (delapan) misi pembangunan nasional, yaitu :

    1. Mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila;

    2. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing;3. Mewujudkan masyarakat yang demokratis berlandaskan hukum;4. Mewujudkan Indonesia yang aman, damai dan bersatu;5. Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan;6. Mewujudkan Indonesia yang asri dan lestari;7. Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju,

    kuat dan berbasiskan kepentingan nasional;

  • 17

    8. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia internasional.

    Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, Pemerintah juga memperhatikan komitmen yang dibangun bersama dengan 189 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa lainnya untuk mewujudkan Millenium Development Goals (MDGs), yang terdiri :

    1. Menghilangkan angka kemiskinan absolut dan kelaparan;2. Memberlakukan pendidikan dasar yang universal;3. Mengembangkan kesetaraan dan pemberdayaan perempuan;4. Menurunkan angka kematian anak;5. Memperbaiki kesehatan maternal;6. Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit lainnya;7. Menjamin kesinambungan lingkungan hidup;8. Membangun kemitraan global untuk pembangunan.

    Berdasarkan Peraturan Pemerintah Daerah Propinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2005 2025 menyebutkan Visi : DENGAN IMAN DAN TAKWA PROVINSI JAWA BARAT TERMAJU DI INDONESIA, yang dijabarkan dalam 5 (lima) misi pembangunan meliputi :

    1. Mewujudkan kualitas kehidupan masyarakat yang berbudaya ilmu dan teknologi, produktif dan berdaya saing;

    2. Meningkatkan perekonomian yang berdaya saing dan berbasis potensi daerah;

    3. Mewujudkan lingkungan hidup yang asri dan lestari;4. Mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang baik;5. Mewujudkan pemerataan pembangunan yang berkeadilan.

  • 18

    i. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, kepala daerah dipilih secara langsung melalui proses demokrasi sebagai perwujudan dari bentuk creating lokal political support yang merupakan salah satu pilar utama otonomi daerah. Pada tahun 2010, telah dilaksanakan proses seleksi dan kompetisi diantara putra-putri terbaik Kabupaten Karawang dalam rangka pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Karawang periode 2010 2015 yang selanjutnya menetapkan pasangan H. Ade Swara dan dr. Cellica Nurrachadiana sebagai Bupati dan Wakil Bupati Karawang periode 2010 - 2015.

    ii. Momentum suksesi kepemimpinan di Kabupaten Karawang dimaksud secara periodisasi bersamaan dengan berakhirnya periode perencanaan pembangunan jangka menengah tahun 2006 2010 yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2006. Hal ini mengisyaratkan bahwa perlunya disusun kembali skenario masa depan yang dituangkan ke dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang periode 2011 2015 sebagai perwujudan janji politik Bupati dan Wakil Bupati Terpilih dengan tetap berpedoman pada RPJMN periode 2009 2015, RPJMD Provinsi Jawa Barat periode 2008 2013 dan RPJPD Kabupaten Karawang tahun 2005 2025.

    iii. Momentum inilah yang akan menjadi ruh dari penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Karawang tahun 2015 sebagai tahun terakhir menuju kemandirian Kabupaten Karawang untuk menyongsong tahapan selanjutnya.

    1.2. Dasar HukumPeraturan perundang-undangan yang melatarbelakangi penyusunan

    RKPD Kabupaten Karawang tahun 2015 adalah sebagai berikut :

  • 19

    1. Undang-UndangNomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Republik Indonesia Nomor 2286);

    2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2004 Nomor 164, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4421);

    3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

    4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

    5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

    6. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);

    7. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

    8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

    9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614);

  • 20

    10. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);

    11. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664);

    12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

    13. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

    14. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

    15. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);

    16. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

    17. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

    18. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2004-2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 11);

  • 21

    19. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2009 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2010;

    20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 dan Perubahan Kedua dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011;

    21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

    22. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat (SISRENBANGDA);

    23. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2015;

    24. Peraturan Daerah Kabupaten Karawang Nomor 2 tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Karawang Tahun 2005-2025;

    25. Peraturan Daerah Kabupaten Karawang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun 2011 -2015.

    26. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/691/SJ Tanggal 7 Pebruari 2014 tentang Pedoman Penyusunan Rancangan Awal Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2015.

    1.3. Hubungan Antar Dokumen

    Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Karawang Tahun 2015 ini merupakan penjabaran dari RPJMD Kabupaten Karawang tahun 2011-2015 yang telah memasuki tahun terakhir menuju kemandirian sebagai suatu kesatuan langkah akselerasi pencapaian Visi Kabupaten Karawang

  • 22

    Tahun 2011-2015. Dokumen RPJMD dalam penyusunannya berpedoman pada RPJPD.

    Dalam penyusunan dokumen RKPD Kabupaten Karawang Tahun 2015 digunakan sejumlah dokumen perencanaan yang ada di tingkat nasional maupun daerah (Jawa Barat dan Kabupaten Karawang), yaitu sebagai berikut: 1.3.1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMN) 2005-

    2025Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional sudah ditetapkan

    dengan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025, dengan kerangak fikir terdiri atas pengarusutamaan dan kendala serta tantangan 9 bidang yaitu 1. Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama 2.Ekonomi 3.Iptek 4.Sarana dan Prasarana 5.Politik 6.Hankam 7.Hukum dan Aparatur 8.Wilayah dan Tata Ruang 9.SDA dan LH melalui pemanfaatan iptek dan potensi SDA dan SDM untuk menghasilkan daya saing di bidang ekonomi dalam rangka menghasilkan inclusive development.Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional tersebut menjadi acuan penyusunan Rancangan Awal RKPD Kabupaten Karawang, khususnya dalam menjabarkan program-program sektoral dan program kewilayahan / regional. Program yang bersifat sektoral, antara lain dapat dilihat pada Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan. Inpres ini memuat program-program yang dinaungi ke dalam Program Pro-Rakyat, Program Keadilan untuk Semua (justice for all); dan Program Pencapaian Tujuan Milenium (Millenium Development Goals - MDGs).

    1.3.2. Rancangan Awal RPJM Daerah Provinsi Jawa Barat 2013-2018Rancangan Awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah

    Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2013-2018 yang masih dalam tahap

  • 23

    pembahasan di DPRD Propinsi Jawa Barat juga menjadi pedoman dalam rangka Penyusunan RKPD Tahun 2015, dimana diharapkan setiap daerah dalam rangka penyusunan RKPD Tahun 2015 dan penyelenggaraan Musrenbang Tahun 2015 memperhatikan Arah Kebijakan Pembangunan Daerah yang untuk Kabupaten Karawang menetapkan arah kebijakan pembangunan daerah melalui prioritas pembangunan berkelanjutan menuju kemandirian tahun 2015 yaitu penyerapan tenaga kerja dan pengurangan kemiskinan, keberlanjutan pembangunan bidang infrastruktur, pertumbuhan ekonomi berbasis komoditas ekonomi lokal, penanggulangan bencana alam, konservasi dan perbaikan lingkungan, efiseinsi dan efektifitas program pembangunan, penguatan kelembagaan masyarakat, peningkatan daya dukung lingkungan dan penguatan kapasitas kelembagaan.

    1.3.3.Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kabupaten Karawang 2011-2015.

    Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karawang Tahun 2011-2015 yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Karawang Tahun 2011-2015; memuat visi, misi dan program prioritas Kepala Daerah terpilih; dan rancangan rencana teknokratik, untuk periode perencanaan 5 tahunan. Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Karawang Tahun 2015 ini merupakan tahun-tahun terakhir pelaksanaan RPJMD Kabupaten Karawang 2011-2015.

    1.3.4. RENJA SKPD Renja SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode

    satu (1) tahun, yang memuat kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah daerah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.

    Penyusunan rancangan Renja SKPD merupakan tahapan awal yang harus dilakukan sebelum disempurnakan menjadi dokumen Renja

  • 24

    SKPD yang definitif. Rancangan Rencana Kerja (Renja) SKPD Tahun 2015 sebagai bahan untuk penyusunan Rancangan RKPD Kabupaten Karawang Tahun 2015. Prinsip-prinsip di dalam penyusunan Rancangan Renja SKPD, adalah sebagai berikut: a. Mengacu pada rancangan awal RKPD Tahun 2015, yang digunakan

    sebagai acuan perumusan program, kegiatan, indikator kinerja dan pagu indikatif dalam Renja SKPD Tahun 2015, sesuai dengan rencana program prioritas pada rancangan awal RKPD Tahun 2015.

    b. Mengacu pada Renstra SKPD Tahun 2009- 2015, sebagai acuan penyusunan tujuan, sasaran, kegiatan, kelompok sasaran, lokasi kegiatan serta prakiraan maju berdasarkan program prioritas rancangan awal RKPD yang disusun ke dalam rancangan Renja SKPD, selaras dengan Renstra SKPD.

    c. Mengacu pada hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan periode sebelumnya, sebagai acuan perumusan kegiatan alternatif dan/atau baru untuk tercapainya sasaran Renstra SKPD berdasarkan pelaksanaan Renja SKPD tahun-tahun sebelumnya.

    d. Untuk memecahkan masalah yang dihadapi, sebagai acuan perumusan tujuan, sasaran, kegiatan, kelompok sasaran, lokasi kegiatan serta prakiraan maju dalam rancangan Renja SKPD, serta dapat menjawab berbagai isu-isu penting terkait dengan penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD.

    e. Memasukkan usulan kegiatan hasil Musrenbang Kecamatan yang terkait dengan SKPD, sebagai acuan perumusan kegiatan dalam rancangan Renja SKPD, mengakomodir usulan masyarakat yang selaras dengan program prioritas yang tercantum dalam rancangan awal RKPD.

    Selain itu RKPD Kabupaten Karawang juga mengacu, memperhatikan, diserasikan dengan RKP Nasional dan RKPD Provinsi Jawa Bara dalam rangka sinkronisasi perencanaan pembangunan daerah dengan pusat melalui forum musyawarah perencanaan pembangunan (Musrenbang). Sinkronisasi yang dimaksud terutama dalam hal penetapan prioritas pembangunan daerah yang relevan dengan provinsi maupun pusat. Hal ini merupakan perwujudan keterpaduan dan kesatuan perencanaan pembangunan secara nasional, dengan tetap memperhatikan kondisi, potensi serta dinamika perkembangan daerah, nasional dan global. Hubungan antar dokumen perencanaan pembangunan bersifat saling mengisi dan melengkapi untuk mencapai tujuan pembangunan nasional yang mencakup semua

  • 25

    bidang kehidupan secara terpadu dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

    Dalam konteks pembangunan yang berdimensi kewilayahan, perencanaan pembangunan daerah haruslah disinergikan dengan dokumen perencanaan tata ruang wilayah (RTRW) baik dalam skala lokal, regional maupun nasional. Perencanaan pembangunan yang berorientasi pada kewilayahan akan memberikan kejelasan sasaran serta target pembangunan di berbagai aspek dan wilayah. Pada gilirannya dapat menghasilkan pembangunan yang lebih efektif, efisien dan bermanfaat secara maksimal di setiap wilayah pembangunan. Untuk melihat hubungan antar dokumen pada tiap jenjang dan tingkatan pemerintahan, dapat dilihat pada gambar 1 berikut ini:

  • 26

    1.4. Sistematika Dokumen RKPD RKPD Kabupaten Karawang tahun 2015 disusun dengan

    sistematika sebagai berikut :

    BAB I PENDAHULUAN Pada bagian ini memuat tentang latar belakang penyusunan dokumen RKPD, dasar hukum penyusunan, hubungan antar dokumen, sistematika dokumen RKPD, serta maksud dan tujuan penyusunan dokumen RKPD Kabupaten Karawang Tahun 2015. 1.1. LatarBelakangMengemukakan pengertian ringkas tentang RKPD, proses penyusunan RKPD, kedudukan RKPD tahun 2015 dalam periode dokumen RPJMD, keterkaitan antara dokumen RKPD dengan dokumen RPJMD, Renstra SKPD, Renja SKPD serta tindak lanjutnya dengan proses penyusunan RAPBD. 1.2. Dasar Hukum Penyusunan Memberikan uraian ringkas tentang dasar hukum yang digunakan dalam penyusunan RKPD, baik yang berskala nasional, maupun local. 1.3. Hubungan Antar Dokumen Bagian ini menjelaskan hubungan RKPD dengan dokumen lain yang relevan beserta penjelasannya. 1.4. Sistematika Dokumen RKPD Mengemukakan organisasi penyusunan dokumen RKPD serta garis besar isi setiap bab didalamnya. 1. Maksud dan Tujuan Memberikan uraian ringkas tentang tujuan penyusunan dokumen RKPD dan sasaran penyusunan dokumen RKPD Kabupaten Karawang Tahun 2015. BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Bagian ini menjelaskan tahapan evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu menguraikan tentang hasil evaluasi RKPD tahun lalu, selain itu juga memperhatikan dokumen RPJMD dan dokumen RKPD tahun berjalan sebagai bahan acuan. Capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan

  • 27

    menguraikan tentang kondisi geografi demografi, pencapaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan, dan permasalahan pembangunan daerah di Kabupaten Karawang.

    2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah Bagian ini menjelaskan dan menyajikan gambaran umum kondisi

    daerah yang meliputi aspek geografi dan demografi serta indikator kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah. 2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi 2.1.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat 2.1.3. Aspek Pelayanan Umum 2.1.4. Aspek Daya Saing Daerah

    2.2.Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai Tahun 2013 Mengemukakan hasil evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan daerah tahun 2013.

    BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Memuat penjelasan tentang kondisi ekonomi tahun lalu dan perkiraan tahun berjalan, yang antara lain mencakup indikator pertumbuhan ekonomi daerah, sumber-sumber pendapatan dan kebijakan pemerintah daerah yang diperlukan dalam pembangunan perekonomian daerah meliputi pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah. 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah

    3.1.1. Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2012 dan 2013 dan Perkiraan Tahun 2014

    3.1.2. Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2014 dan Tahun 2015

    3.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah 3.2.1. Proyeksi Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

  • 28

    3.2.2. Arah Kebijakan Keuangan Daerah 3.2.2.1. Arah Kebijakan Pendapatan Daerah 3.2.2.2. Arah Kebijakan Belanja Daerah 3.2.2.3. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah

    BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015Mengemukakan secara eksplisit perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah berdasarkan hasil analisis terhadap hasil evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu dan capaian kinerja yang direncanakan dalam RPJMD. 4.1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan 4.2. Prioritas Pembangunan Daerah

    BAB V RENCANA KERJA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Mengemukakan secara eksplisit rencana program dan kegiatan prioritas daerah yang disusun berdasarkan evaluasi pembangunan tahunan, kedudukan tahun rencana (RKPD) dan capaian kinerja yang direncanakan dalam RPJMD.

    BAB VI PENUTUP Menguraikan tentang pedoman pelaksanaan dan kaidah pelaksanaannya.

    1.5. Maksud dan Tujuan Maksud penyusunan RKPD Kabupaten Karawang Tahun 2015

    adalah untuk mewujudkan sinergitas antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan antar wilayah, antar sektor pembangunan dan antar tingkat pemerintahan serta mewujudkan efisiensi alokasi berbagai sumber daya dalam pembangunan daerah. Tujuan dari penyusunan RKPD ini sebagai pedoman dalam penyusunan perencanaan pembangunan tahunan daerah Kabupaten Karawang yang bersumber dari dana APBD maupun dana non APBD, dan merupakan dasar hukum perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan bagi : 1. Penyusunan Renja SKPD, KUA-PPAS, serta APBD Kabupaten Karawang

    tahun 2015;

  • 29

    2. Memfasilitasi berbagai potensi sumber daya masyarakat/ swasta/ institusi non pemerintah dalam mendukung pelaksanaan pembangunan Kabupaten Karawang Tahun 2015.

    BUPATI KARAWANG,

    ADE SWARA

  • 30

    BAB IIEVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU

    DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

    2.1. Gambaran Umum Kondisi Daerah2.1.1. Aspek Geografi dan Demografi

    Wilayah Kabupaten Karawang secara geografis terletak antara 107 02-107 40 BTdan 5 56-6 34 LS, termasuk daerah dataran yang relatif rendah, mempunyai variasi ketinggian wilayah antara 0-1.279 meter di atas permukaan laut dengan kemiringan wilayah 0 -20, 2-150, 15-400, dan diatas 400 dengan suhu rata-rata 270 C. Topografi di KabupatenKarawang sebagian besar berbentuk dataran yang relatif rendah (25 m dpl) terletak pada bagianutara mencakup Kecamatan Pakisjaya, Batujaya, Tirtajaya, Pedes, Rengasdengklok, Kutawaluya,Tempuran, Cilamaya, Rawamerta, Telagasari, Lemahabang, Jatisari, Klari, Karawang,Tirtamulya, sebagian Telukjambe, Jayakerta, Majalaya, sebagian Cikampek dan sebagianCiampel. Hanya sebagian kecil wilayah yang bergelombang dan berbukit-bukit di bagian selatandengan ketinggian antara 261.200 dpl. Daerah perbukitan tersebut antara lain : Gunung Pamoyanan, Dindingsari, Golosur, Jayanti, Godongan, Rungking, Gadung, Kuta, Tonjong, Seureuh, Sinalonggong, Lanjung dan Gunung Sanggabuana. Terdapat pula Pasir Gabus, Cielus,Tonjong dengan ketinggian bervariasi antara 300-1.200 m dpl dan tersebar di KecamatanTegalwaru, sebagian kecil Kecamatan Pangkalan dan Kecamatan Ciampel.Kabupaten Karawang terutama di pantai utara tertutup pasir pantai yang merupakanbatuan sedimen yang dibentuk oleh bahan bahan lepas terutama endapan laut dan alluviumvulkanik. Di bagian tengah ditempati oleh perbukitan terutama dibentuk oleh batuan sedimen,sedangkan dibagian selatan terletak Gunung Sanggabuana dengan ketinggian 1.291 m dpl,yang mengandung endapan vulkanik. Kabupaten Karawang dilalui oleh beberapa sungai yangbermuara di Laut Jawa. Sungai Citarum merupakan pemisah antara Kabupaten Karawang denganKabupaten Bekasi, sedangkan sungai Cilamaya merupakan batas wilayah dengan KabupatenSubang. Selain sungai, terdapat 3 buah saluran irigasi yang besar, yaitu : Saluran Induk TarumUtara, Saluran Induk Tarum Tengah, dan Saluran Induk Tarum Barat yang dimanfaatkan untukpengairan sawah, tambak dan pembangkit tenaga listrik. Luas wilayah Kabupaten Karawang 1.753,27 Km2 atau 175.327

  • 31

    Ha, luas tersebut merupakan 4,72 % dari luas Provinsi Jawa Barat (37.116,54 Km2) dan memiliki laut seluas 4 Milx 84,23 Km, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:* Sebelah Utara : Batas Alam yaitu Laut Jawa.* Sebelah Timur : Kabupaten Subang* Sebelah Tenggara : Kabupaten Purwakarta* Sebelah Selatan : Kab. Bogor dan Kabupaten Cianjur* Sebelah Barat : Kabupaten Bekasi.

    Kabupaten Karawang merupakan salah satu daerah yang memiliki lahan subur di Jawa Barat, sehingga sebagian besar lahannya digunakan untuk pertanian. Wilayah ini, secara administrasi terdiri dari 30 kecamatan, 297 desa dan 12 kelurahan. Penamaan Kecamatan baru menurut Peraturan Daerah Kabupaten Karawang Nomor 3 Tahun 2004 yaitu tentang Pembentukan dan Pemekaran Kecamatan, yaitu:

    1. Kecamatan Pangkalan2. Kecamatan Tegalwaru3. Kecamatan Ciampel4. Kec.Telukjambe Tmr5. Kec. Telukjambe Brt6. Kecamatan Klari7. Kecamatan Cikampek8. Kecamatan Purwasari9. Kec. Tirtamulya10. Kecamatan Jatisari11. Kecamatan Banyusari12. Kecamatan Kotabaru13. Kec Cimalaya Wetan14. Kec Cilamaya Kulon15. Kec Lemahabang

    16. Kecamatan Telagasari17. Kecamatan Majalaya18. Kec. Karawang Timur19. Kec. Karawang Barat20. Kecamatan Rawamerta21. Kecamatan Tempuran22. Kecamatan Kutawaluya23. Kec. Rengasdengklok24. Kecamatan Jayakerta25. Kecamatan Pedes26. Kecamatan Cilebar27. Kecamatan Cibuaya28. Kecamatan Tirtajaya29. Kecamatan Batujaya30. Kecamatan Pakisjaya

    Gambar 2.1 Kabupaten Karawang sebagai Lingkup Wilayah Perencanaan

  • 32

    Kabupaten Karawang beriklim tropis, mempunyai musim yang hampir sama dengan wilayah di Kabupaten wilayah Pantai Utara Jawa pada umumnya, yaitu musim kemarau dan musim hujan dengan suhu rata-rata berkisar antara 26,80 celcius sampai dengan 27,70 celcius. Potensi sumberdaya air di Kabupaten Karawang terdiri atas sumberdaya air permukaan (sungai, danau, dan waduk) dan air tanah. Pemanfaatan air tanah di Kabupaten Karawang terutama dari endapan aluvial hasil sedimentasi sungai berumur resen(Qa). Daratan Kabupaten Karawang tidak terlepas dari pegunungan dan bukit yang terdapat di hampir seluruh Kabupaten wilayah selatan Jawa Barat dengan kategori kemiringan diatas 40%. Kemiringan lereng di Kabupaten Karawang sebagian besar datar, yaitu sebesar 80,44% luas lahan.

    Kabupaten Karawang diarahkan menjadi salah satu gerbang (gateway city) pembangunan di wilayah Indonesia bagian barat sebagai penyangga Ibukota Negara. Dikenal juga sebagai gudang beras dan lumbung pangan nasional.

    Kabupaten Karawang di sektor sumber daya alam memiliki potensi pertambangan/bahan mineral berupa batu kapur yang terdapat di Wilayah Selatan (Kecamatan Pangkalan dan Tegalwaru). Wilayah Kabupaten Karawang berdasarkan kondisi geologis merupakan kawasan yang relatif aman dari bencana gempa bumi, walaupun mempunyai resistensi dari beberapa potensi bencana seperti: banjir (kawasan perkotaan disepanjang hilir sungai dan pesisir laut); tanah longsor (Pangkalan, Tegalwaru).

    Kabupaten Karawang juga mempunyai potensi pariwisata berupa wisata alam, budaya, dan sejarah. Wisata Alam berupa keindahan pantai dan curug antara lain Pantai Tanjung Baru, Pantai Tanjung Pakis, Pantai Pisangan, Pantai Samudra Baru, Curug Cigeuntis, Curug Bandung, Curug Koleangka, Curug Lalay; wisata sejarah berupa Tugu Perjuangan Rengasdengklok, Rumah Sejarah Ir Soekarno di Rengasdengklok,

  • 33

    Monumen Rawagede, Situs Candi Jiwa dan candi Blandongan dan Monumen Surotokunto.

    Kabupaten Karawang memiliki luas wilayah 175.327 Ha. Hingga tahun 2009 (BPN Kabupaten Karawang, 2009) penggunaan lahan di Kabupaten Karawang sebagian besar terdiri dari areal pesawahan dengan luas mencapai 89.614 Ha (51,11%), yang sebagian besar telah didukung oleh sistem irigasi. Oleh karena itu Karawang dikenal sebagai lumbung padi Jawa Barat.

    Dengan luas wilayah 1.753,27 km2 atau 3,73% dari luas Propinsi Jawa Barat, Kabupaten Karawang merupakan salah satu daerah yang memiliki lahan subur di Jawa Barat, sehingga sebagian besar lahannya digunakan untuk pertanian.

    Luas eluruh lahan di Kabupaten Karawang adalah 175.327 Ha dengan perincian sebagai berikut ; Lahan sawah seluas 97.529 Ha dan lahan kering seluas 77.798 Ha. Dari jumlah tersebut sebesar 28,33% digunakan untuk bangunan dan halaman sekitarnya.

    2.1.1. Aspek DemografiBerdasarkan data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten

    Karawang Tahun 2013, dapat diketahui bahwa perkembangan penduduk Kabupaten Karawang selama beberapa tahun terakhir senantiasa bertambah dari tahun ke tahun dengan tingkat pertumbuhan relative sedang dan berfluktuasi. Jumlah penduduk Kabupaten Karawangpada tahun 2010 sebesar 2.127.791 jiwa, kemudian berkembang menjadi 2.165.996 jiwa pada tahun 2011 atau mengalami pertambahan sebesar 1,92%, tahun 2012 bertambah menjadi 2.207.181 jiwa atau mengalami pertumbuhan 1,77%.

    Kepadatan penduduk di Kabupaten Karawangpada tahun 2012 adalah 1.258,89 jiwa/km2.Angka kepadatan penduduk tersebut bervariasi pada setiap kecamatan. Kepadatan penduduk di Kabupaten Karawangmasih belum merata. Penduduk terbanyak terdapat di Kecamatan Karawang Barat sebanyak 161.26 jiwa, hal ini disebabkan karena Kecamatan Karawang Barat sebagai pusat pemerintahan. Kemudian disusul Kecamatan Klari sebanyak 165.878 jiwa, sedangkan Kecamatan dengan jumlah penduduk terkecil adalah Kecamatan Tegalwaru sebanyak 34.675 jiwa.

    Dilihat dari komposisi penduduk menurut kelompok umur, secara umum dapat dikatakan bahwa selama periode 2011-2012Kabupaten Karawang masih mempunyai struktur penduduk sedang, sebab proporsi penduduk berusia di bawah 15 tahun tidak melampaui angka 40%.

  • 34

    Sedangkan untuk tahun 2013, data dari Dinas kependudukan dan pencatatan Sipil Kabupaten Karawang sampai dengan tanggal 31 januari 2013 penduuk kabupaten Karawang berjumlah 2.075.748 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 3,91%, penduduk pendatang mencapai 19.031 jiwa dengan jumlah kelahiran mencapai 60.019 jiwa

    2.1.2. Aspek Kesejahteraan MasyarakatA. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

    Analisis kinerja atas fokus kesejahteraan dan pemerataan ekonomi dilakukan terhadap pertumbuhan PDRB, laju inflasi, PDRB per kapita, indeks gini, pemerataan pendapatan versi Bank Dunia, Indeks Ketimpangan Williamson (Indeks Ketimpangan Regional), persentase penduduk di atas garis kemiskinan, dan angka kriminalitas yang tertangani.1. Pertumbuhan Ekonomi

    Tujuan pembangunan ekonomi (bersifat multidimensional) adalah menciptakan pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi, perubahan sosial, mengurangi atau menghapuskan kemiskinan, mengurangi ketimpangan (disparity), dan pengangguran. Sejalan dengan hal tersebut, maka pembangunan ekonomi daerah menghendaki adanya kerjasama diantara pemerintah, sektor swasta (privat sektor), dan masyarakat dalam mengelola sumber daya yang dimiliki oleh wilayah tersebut dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja seluas-luasnya. Indikator keberhasilan pembangunan ditunjukkan oleh pertumbuhan ekonomi dan berkurangnya ketimpangan baik di dalam distribusi pendapatan penduduk maupun antar wilayah. Berbagai masalah timbul dalam kaitan dengan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi wilayah, dan terus mendorong perkembangan konsep-konsep pertumbuhan ekonomi wilayah. Dalam kenyataannya banyak fenomena tentang pertumbuhan ekonomi wilayah. Kesenjangan (ketimpangan) wilayah dan pemerataan pembangunan menjadi permasalahan utama dalam pertumbuhan wilayah, bahkan beberapa ahli berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi wilayah tidak akan bermanfaat dalam pemecahan masalah kemiskinan. Beberapa perbedaan antara wilayah dapat dilihat dari beberapa persoalan seperti, potensi wilayah, pertumbuhan ekonomi, investasi (domestik dan asing), luas wilayah,konsentrasi industri, transportasi, pendidikan, budaya dan lain sebagainya. Pertumbuhan ekonomi wilayah adalah pertumbuhan pendapatan masyarakat secara keseluruhan yang terjadi di wilayah tersebut,yaitu kenaikan seluruh nilai

  • 35

    tambah yang terjadi. Pertumbuhan ekonomi yang cepat akan berdampak terhadap ketimpangan dalam distribusi pendapatan

    Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan dari seluruh kegiatan perekonomian di seluruh daerah dalam tahun tertentu atau periode tertentu dan biasanya satu tahun. Laju pertumbuhan ekonomi yang dihitung berdasarkan perubahan PDRB atas dasar harga konstan Tahun yang bersangkutan terhadap Tahun sebelumnya merupakan salah satu indikator makro untuk melihat perekonomian secara riil di suatu wilayah.Pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai pertambahan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh semua sektor kegiatan ekonomi yang ada di suatu wilayah selama kurun waktu tertentu.

    Tabel 2.1Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan

    Menurut Lapangan Usaha Kabupaten Karawang Tahun 2008-2012Lapangan

    Usaha 2008 2009 2010 2011 2012

    1. Pertanian 1.902.790,90 1.926.796,86 1.722.209,55 1.843.636,29 1.771.063,512.Pertambanga

    n 803.768,71 770.603,29 794.200,74 775.088,20 723.647,81

    3. Industri 8.951.000,29 9.650.481,2410.908.873,6

    711.826.777,5

    112.593.461,6

    14. Listrik 507.089,32 574.117,13 652.449,67 725.433,03 782.600,085. Bangunan 399.832,13 428.779,98 473.664,84 1.124.764,24 1.343.719,776.Perdagangan, 3.618.536,29 4.086.857,99 4.854.216,71 4.997.256,69 5.095.711,817. Angkutan 664.200,30 709.616,61 680.693,93 682.223,14 684.577,198. Keuangan, 277.540,81 299.618,35 395.750,07 433.044,87 557.819,849. Jasa-jasa 1.229.216,35 1.265.467,72 1.570.868,78 1.623.405,15 1.786.535,71

    Jumlah18.353.975,1

    019.712.339,1

    722.052.927,9

    624.031.629,1

    225.339.137,3

    3Sumber : BPS Tahun 2008-2012

    Secara umum kinerja perekonomian Kabupaten Karawang selama periode Tahun 2008-2012 mengalami fluktuasi, dengan rata-rata laju pertumbuhan ekonomi mencapai 8,91 persen per Tahun. Pada Tahun 2008 perekonomian Kabupaten Karawang laju pertumbuhannya mencapai 10,84 persen,lebih besar dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi Tahun 2009 yang besarnya 7,40 persen. Namun demikian, pada Tahun 2010 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karawang meningkat lagi menjadi 11,87 persen. Pada Tahun 2011 laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karawang menurun kembali menjadi 8,97 persen kemudian turun drastis menjadi 5,44 persen pada Tahun 2012.

    Semua sektor ekonomi mengalami pertumbuhan positif kecuali sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian. Sektor

  • 36

    pertanian mengalami kontraksi/pertumbuhan minus 10,62 persen Tahun 2010 dan minus 3,94 persen Tahun 2012. Sementara sektor pertambangan dan penggalian juga mengalami kontraksi/pertumbuhan minus 4,13 persen Tahun 2009, 2,41 persen Tahun 2011 dan kembali minus 6,64 persen Tahun 2012.

    Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karawang, secara sektoral didominasi oleh sektor industri pengolahan. Pada Tahun 2008 sektor industri pengolahan memberikan kontribusi sebesar 48,77 persen dan terus merangkak naik menjadi 48,96 persen pada Tahun 2009. Tahun 2010 dan 2011 menurun sedikit yaitu 49,47 persen dan 49,21 persen dan kembali naik pada Tahun 2012 menjadi 49,70 persen. Laju pertumbuhan ekonomi sektor pertanian Kabupaten Karawang selama periode 20082012 relatif mengalami penurunan. Tahun 2008 sebesar 4,21 persen kemudian turun menjadi 1,26 persen pada Tahun 2009, Bahkan Tahun 2010 mengalami pertumbuhan minus 10,62 persen dan Tahun 2011 naik menjadi 7,05 persen kemudian mengalami penurunan kembali Tahun 2012 menjadi minus 3,94 persen. Secara lengkap, laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Karawang menurut sektor selama periode 2008-2012 dapat dilihat pada Tabel

    Tabel 2.2Laju Pertumbuhan dan Kontribusi Produk Domestik Regional BrutoMenurut Lapangan Usaha Kabupaten Karawang Tahun 2008-2012

    Lapangan Usaha

    Laju Pertumbuhan Kontribusi

    2008 2009 2010 2011 2012

    2008 2009

    2010 2011 2012

    1. Pertanian 4,21 1,26 -10,62 7,05 -3,9410,3

    7 9,77 7,81 7,67 6,99 2. Pertambangan 2,92 -4,13 3,06 -2,41 -6,64 4,38 3,91 3,6 3,23 2,86

    3. Industri 17,03 7,81 13,04 8,41 6,48 48,7748,9

    649,4

    749,2

    1 49,74. Listrik, Gas &Air 4,74

    13,22 13,64 11,19 7,88 2,76 2,91 2,96 3,02 3,09

    5. Bangunan 14,75 7,24 10,47 137,4619,4

    7 2,18 2,18 2,15 4,68 5,3 6.Perdagangan 8,2 12,94 18,78 2,95 1,97

    19,72

    20,73

    22,01

    20,79

    20,11

    7. Angkutan 1,7 6,84 -4,08 0,22 0,35 3,62 3,6 3,09 2,84 2,7 8. Keuangan 7,02 7,95 32,08 9,42 28,81 1,51 1,52 1,79 1,8 2,2 9. Jasa 1,23 2,95 24,13 3,34 10,05 6,7 6,42 7,12 6,76 7,05

    Jumlah 10,84 7,4 11,87 8,97 5,44 100 100 100 100 100

    Sumber : BPS Tahun 2008-2012

    Selama lima Tahun terakhir (2008-2012), stuktur perekonomian Kabupaten Karawang masih didominasi oleh 2 (dua) sektor yaitu sektor

  • 37

    industri pengolahan dengan kontribusi terhadap PDRB sebesar 48-49 persen setiap tahunnya, sektor perdagangan dengan kontribusi terhadap PDRB sebesar 18-19 persen lebih setiap Tahunnya.Sementara sektor pertanian cenderung menurun dari 10,37 persen pada Tahun 2008 menjadi 6,99 persen Tahun 2012. Penurunan kontribusi sektor pertanian sebagai akibat menyusutnya luas lahan pertanian dan lambatnya kenaikan harga produk pertanian dibanding produk lain, serta kondisi iklim yang kurang kondusif juga menjadi salah satu penyebab menurunnya kontribusi sektor pertanian. Fenomena ini menunjukkan bahwa perekonomian Kabupaten Karawang mengalami pergeseran dari perekonomian agraris menuju industrialisasi.

    Aktifitas masyarakat di Kabupaten Karawang tidak jauh berbeda dengan masyarakat pada umumnya di daerah lain di Jawa Barat Bagian Utara yaitu bertani. Namun seiring dengan berkembangnya industri baik besar, menengahdan sedang di Kabupaten Karawang, maka kegiatan pada sektor industri manufaktur, industri sedang, perdagangan, hotel, restoran dan jasa mendominasi perekonomian masyarakatnya. Khusus pada sektor pertanian, sub-sektor pertanian tanaman padi dan subsektor perikanan budidaya memegang peranan penting karena penduduk Kabupaten Karawang banyak bergantung pada hasil pertanian, mengingat potensi dan kondisi alamnya yang didominasi oleh areal pertanian yang mencapai195,924 ha, maka masyarakat Kabupaten Karawang sangat mengandalkan pada sektor pertanian selain sector industri yang semakin pesat perkembangannya seiring mulai beralihnya orienatsi investasi keluar DKI Jakarta dan Bekasi. Hal ini dapat dilihat dalam PDRB Kabupaten Karawang menurut lapangan usaha dalam tabel di bawah ini:

    Tabel 2.3Perkembangan PDRB Kabupaten Karawang

    Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2011 2012

    (juta rupiah)No. Lapangan Usaha 2011 2012*)

    1.Primer (Pertanian dan Pertambangan)

    6.861.713,69(10,79%)

    7.023.289,00(10,02.%)

    2. Sekunder (Industri, Listrik, Air dan Bangunan)

    37.476.695,17(58,91%)

    41.269.718,00.(58,90%)

    3. Tersier (Perdagangan, Angkutan dan Komunikasi dan Jasa)

    19.278.790,07(30,30%)

    21.773.221,00(31,08%)

    PDRB 63.617.198,93(100,00%)

    70.066.229,00(100,00)

    Sumber : BPS Kabupaten Karawang

  • 38

    Keterangan : *) = angka sementara

    Kontribusi sektor primer atas dasar harga berlaku pada tahun 2012 mengalami penurunan dari 10,79 persen pada tahun 2011 menjadi 10,02 persen. Untuk sektor sekunder, dari 58,91 persen di tahun 2011 menjadi 58,90 persen pada tahun 2012. Untuk sektor tersier, mengalami kenaikan dari 30,30 persen pada tahun 2011, menjadi 31,08 persen pada tahun 2012. Distribusi persentase PDRB secara sektoral menunjukkan peranan masing-masing sektor dalam pembentukan PDRB secara keseluruhan.Semakin besar persentase suatu sektor maka semakin besar pula pengaruh sektor tersebut dalam perkembangan ekonomi. Kontribusi sektor tersier tersebut memperlihatkan bahwa Kabupaten Karawang selain sebagai daerah berbasis industri juga telah mulai berkembang menuju ke arah daerah berbasis perdagangan dan jasa.

    Tabel 2.4Struktur Ekonomi Kabupaten Karawang Tahun 2011-2012

    Atas Dasar Harga Berlaku (persen)No. Lapangan Usaha 2011 2012*)1. Pertanian 8,09 7,852. Pertambangan dan Penggalian 2,69 2,173. Industri Pengolahan 52,76 51,904. Listrik dan Air Bersih 3,27 3,315. Bangunan 2,88 3,706. Perdagangan, Hotel dan Restoran 21,09 21,597. Angkutan dan Komunikasi 5,23 5,468. Keuangan, Persewaan & Jasa

    Perusahaan1,19 1,23

    9. Jasa-jasa 2,80 2,79PDRB DENGAN MIGAS 100,00 100,00

    Sumber : BPS Kabupaten KarawangKeterangan : *) = angka sementara

    Analisis sektor menunjukkan bahwa peranan sektor industri pengolahan pada tahun 2012 tetap merupakan sektor terunggul dan terbesar kontribusinya dalam pembentukan PDRB Kabupaten Karawang, yaitu sebesar 51,90 persen. Disusul kemudian oleh sektor perdagangan dan pertanian, yang masing-masing menyumbang sebesar 21,59 persen dan 7,85 persen. Sedangkan 3 sektor penyumbang terkecil dalam pembentukan PDRB Kabupaten Karawang tahun 2012 adalah sektor keuangan sektor pertambangan dan sektor jasa-jasa.

    Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) merupakan indikator makro ekonomi yang diturunkan dari PDRB atas dasar harga konstan. Dengan

  • 39

    memperhatikan LPE dan sektor-sektor yang membentuk PDRB, dapat diketahui sektor atau lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan yang cepat dalam suatu perekonomian daerah.Laju pertumbuhan ekonomi (LPE) Kabupaten Karawang tahun 2012 dengan memperhitungkan kontribusi sektor migas diperkirakan mencapai angka 6,26 % dengan tingkat inflasi sebesar 3,86* %. (*=angka sangat sementara).

    Tabel 2.5Angka Agregatif PDRB Kabupaten Karawang, PDRB Perkapita, LPE

    Sektor Migas, Tingkat Inflasi Tahun 2008-2012

    No. Uraian 2008* 2009** 2010** 2011** 2012**1. PDRB Atas

    Dasar Harga Berlaku (Juta Rp)

    42.445.653 48.283.356 57.260.099 63.617.198 70.066.229

    2. PDRB Atas Dasar Harga Konstan (Juta Rp)

    18.353.975 19.712.339 21.615.181 23.211.994 24.666.190

    3. PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku (Rp)

    20.965.082 23.513.743 26.910.584 29.370.875 31.863.087

    4. PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Konstan (Rp)

    9.065.536 9.599.807 10.158.507 10.716.545 11.217.115

    5. LPE Migas (%) 10,84 7,40 9,65 7,39 6,266. Inflasi (%) 12,49 2,05 7,73 3,21 3,86

    Sumber : BPS Kabupaten KarawangKeterangan : *) = angka revisi; **) = angka estimasi

    Tumpuan harapan pergerakan roda perekonomian yang realistis, bukan lagi bersumber pada keunggulan sumberdaya alam yang ada (comparative advantage) melainkan kemampuan untuk mengolah dan menghasilkan produk unggulan yang berkualitas (competitive advantage).Besaran tingkat pertumbuhan ekonomi yang berada pada angka 6,26 persentidak dibarengi dengan penurunan tingkat inflasi (IHK) yang berada pada 3,86 persen, hal tersebut disebabkan nilai tambah ekonomi yang terbentuk tidak seluruhnya dinikmati oleh kalangan pekerja (penduduk Kabupaten Karawang) melainkan ada porsi yang menjadi bagian pengusaha/pemilik modal (diantaranya surplus usaha, deviden dan sebagainya) yang sebagian besar merupakan orang asing.

    Bila dicermati secara lebih detil, pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Karawang pada tahun 2012, 8 sektor positif. Hal tersebut

  • 40

    menunjukkan bahwa walaupun terjadi krisis ekonomi global, perekonomian di Kabupaten Karawang dapat diandalkan

    Tabel 2.6Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Karawang

    Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011-2012 (Persen)

    No. Lapangan Usaha 2011 2012*)1. Pertanian 4,01 3,132. Pertambangan dan Penggalian -9,46 -5,103. Industri Pengolahan 4,70 4,314. Listrik dan Air Bersih 11,72 9,925. Bangunan 51,18 32,026. Perdagangan, Hotel dan Restoran 11,88 8,237. Angkutan dan Komunikasi 14,22 9,568. Keuangan, Persewaan & Jasa

    Perusahaan9,32 9,62

    9. Jasa-jasa 4,73 6,28PDRB DENGAN MIGAS 7,39 6,26PDRB TANPA MIGAS 8,03 6,53

    Sumber : BPS Kabupaten KarawangKeterangan : *) = angka sementara

    LPE menurut sektor menunjukkan bahwa sektor bangunan menduduki peringkat pertama dalam urutan Sembilan sektor/lapangan usaha, yang diikuti oleh sektor keuangan dan sektor angkutan dan komunikasi.

    Indikator yang dipakai untuk menggambarkan tingkat kemakmuran masyarakat secara makro adalah pendapatan perkapita (percapita income). Semakin tinggi pendapatan yang diterima penduduk disuatu wilayah maka tingkat kemakmuran di wilayah yang bersangkutan dapat dikatakan bertambah baik.PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan besarnya nilai tambah domestik bruto perpenduduk secara nominal, sedangkan PDRB perkapita atas dasar harga konstan berguna untuk mengetahui nilai tambah nyata serta pertumbuhan nyata perkapita. Angka tersebut diperoleh dengan cara membagi PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun.

    PDRB perkapita Kabupaten Karawang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Dari jumlah penduduk sebanyak 2.207.181 jiwa pada tahun 2012, PDRB perkapita berlaku Kabupaten Karawang sebesar Rp. 31.863.087, hal tersebut menunjukkan terjadinya peningkatan sebesar 8,49 persen dibandingkan dengan PDRB perkapita di tahun 2011 yang berada pada nilai Rp. 29.370.875.

  • 41

    Kendati demikian peningkatan PDRB perkapita tersebut masih belum menggambarkan secara riil kenaikan daya beli masyarakat Kabupaten Karawang secara umum, walaupun indeks daya beli menunjukkan peningkatan, karena PDRB perkapita yang dihitung berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku masih mengandung faktor inflasi yang berpengaruh terhadap daya beli masyarakat, terutama masyarakat yang berada pada tingkat menengah ke bawah.

    Tabel 2.7Perkembangan dan Nilai Pendapatan Perkapita

    Kabupaten Karawang Tahun 2008-2012Tahun Pendapatan perkapita ADHB

    Perubahan ADHB(%)

    Pendapatan perkapita ADHK

    Perubahan ADHK(%)

    2008 20.965.082 15,39 8.065.536 8,872009*) 23.513.743 12,16 9.599.807 5,892010**) 26.810.288 14,02 10.230.231 6,572011**) 29.370.875 9,14 10.716.545 5,492012**) 31.863.087 8,49 11.217.115 4,67

    Sumber : BPS Kabupaten KarawangKeterangan : *) = angka perbaikan **) = angka sementara

    2. Angka KemiskinanAda beberapa definisi kemiskinan yang menjadi rujukan pada

    dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Program Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Karawang tahun 2011-2015 diantaranya Definisi Kemiskinan menurut Bappenas (2004) yaitu ; Kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat.Hak-hak dasar itu antara lain ;- Terpenuhinya kebutuhan pangan- Kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan,

    sumber daya alam dan lingkungan hidup.- Rasa amandari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan

    Sedangkan kemiskinan menurut konsep BPS adalah adalah kemampuan memenuhkebutuhan dasar (basic needs approach) Kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan (diukur dari sisi pengeluaran)

    Analisis kemiskinan yang terjadi dapat dilakukan melalui metode sebagai berikut ;

  • 42

    Berapa banyak penduduk miskin atau seberapa parah masalah kemiskinan yang terjadi

    Mengukur Kemiskinan

    Siapa yang miskin Profil KemiskinanMengapa mereka miskin Determinan kemiskinanApa yang terjadi pada orang miskin jika.?

    Impilkasi kebijakan

    Ada tiga ciri yang menonjol dari kemiskinan di Indonesia, termasuk di Kabupaten Karawang.Pertama, banyak rumah tangga yang berada di bawah dan di sekitar garis kemiskinan nasional, yang setara dengan Rp. 266.597/kapita/bulan atau setara dengan Rp. 8.886,57 / kapita/hari (2010), sehingga banyak penduduk yang meskipun tergolong tidak miskin tetapi rentan terhadap kemiskinan. Kedua, ukuran kemiskinan didasarkan pada pendapatan, sehingga tidak menggambarkan batas kemiskinan yang sebenarnya. Banyak orang yang mungkin tidak tergolong miskin dari segi pendapatan dapat dikategorikan sebagai miskin atas dasar kurangnya akses terhadap pelayanan dasar serta rendahnya indikator-indikator pembangunan manusia. Ketiga, mengingat sangat luas dan beragamnya wilayah Indonesia, perbedaan antar daerah merupakan ciri mendasar dari kemiskinan di Indonesia.a. Penduduk Miskin

    BPS mendefinisikan bahwa Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita perbulan di bawah Garis Kemiskinan.

    Sedangkan jumlah penduduk miskin di Kabupaten Karawang dapat dilihat pada gambar berikut ini ;

    B. Fokus Kesejahteraan SosialAnalisis kinerja atas fokus kesejahteraan sosial dilakukan terhadap

    indikator angka melek huruf, angka rata-rata lama sekolah, angka partisipasi kasar, angka pendidikan yang ditamatkan, angka partisipasi murni, angka kelangsungan hidup bayi, angka usia harapan hidup, persentase penduduk yang memiliki lahan, dan rasio penduduk yang bekerja. Selama lima tahun terakhir, Angka-angka ini menunjukkan tren meningkat, walaupun jika dibandingkan dengan standar yang ada, belum mencapai target dan standar yang ditetapkan.

  • 43

    1. Pendidikan Indikator kinerja pada fokus kesejahteraan sosial untuk bidang

    pendidikan, meliputi : angka melek huruf, rata-rata lama sekolah, angka partisipasi kasar, angka pendidikan yang ditamatkan, dan angka partisipasi murni.

    Angka melek huruf mencerminkan tingkat literasi masyarakat terhadap berbagai informasi media, yang sekaligus mengukur tingkat keberhasilan program-program pemberantasan buta huruf, terutama di daerah pedesaan dimana besaran jumlah penduduk yang tidak pernah bersekolah atau tidak tamat SD masih tergolong tinggi.

    AMH penduduk dewasa (usia 15 tahun keatas) Kabupaten Karawang belum beranjak dari kisaran 93%. Belum membaiknya capaian AMH selama periode 2011-2013 lebih disebabkan karena struktur usia penduduk buta huruf banyak mengelompok di usia tua (65 tahun keatas) terutama di wilayah perdesaan, mereka cukup sulit dientaskan. Angka proyeksi sebelumnya yang menargetkan capaian sebesar 93,36% di tahun 2013 cukup realistis walaupun estimasi besaran capaian AMH secara moderat masih dikisaran 93,27%.

    Jika dilihat lebih jauh, kinerja reduksi shortfall angka melek huruf Kabupaten Karawang belum menggembirakan, yaitu hanya 0,29 persen tidak berbeda jauh dengan kinerja Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Subang. Beberapa daerah dengan capaian AMH terendah memiliki kinerja cukup baik dalam hal meningkatkan tingkat literasi masyarakat, seperti Kabupaten Purwakarta yang mampu melompat hingga 14,76% hingga memperbaiki posisinya diatas rata-rata Jawa Barat. Hal yang sama dilakukan Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Bogor walau tidak sebaik Kabupaten Purwakarta.

    Oleh Karenanya, khusus di Kabupaten Karawang perlu kebijakan yang terintegratif untuk mendorong perbaikan tingkat literasi masyarakat. Masih tingginya insiden buta huruf pada warga miskin menjadi tantangan tersendiri untuk segera dientaskan, fenomena ini jamak terjadi di wilayah pantura dimana warga miskin menjadi kendala besar sulit dientaskannya buta huruf dalam jangka pendek. Mereka memandang pendidikan belum menjadi kebutuhan utama untuk memperbaiki kehidupannya. Kebijakan bebas bea masuk pendidikan hingga level SMA/sederajat beberapa tahun terakhir cukup baik mendorong perbaikan akses masyarakat terhadap pendidikan tetapi belum mengubah secara gradual persepsi masyarakat miskin di pedesaan untuk lebih jauh memiliki tingkat literasi yang baik.

    Jumlah angka melek huruf dihitung berdasarkan penduduk yang berumur 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf latin. Dalam periode 2011 2012, terlihat bahwa jumlah penduduk yang dapat membaca dan

  • 44

    menulis di Kabupaten Karawang semakin meningkat. Fakta ini ditunjukkan oleh angka melek huruf pada tahun 2012 tercatat 93,24%. Apabila dibandingkan dengan angka tahun 2011, maka angka melek huruf Kabupaten Karawang relatif lebih baik. Angka melek huruf Kabupaten Karawang Tahun 2011 adalah 93,22 %.

    Angka rata-rata lama sekolah berguna untuk memonitor tingkat pencapaian setiap penduduk dalam kegiatan bersekolah. Semakin tinggi angka tersebut maka semakin tinggi jenjang pendidikan yang telah dicapai penduduk. Angka tahun bersekolah ini tidak termasuk kasus-kasus tidak naik kelas, putus sekolah yang kemudian melanjutkan kembali, dan masuk sekolah dasar di usia yang terlalu muda atau sebaliknya. Sehingga nilai dari jumlah tahun bersekolah dapat menjadi terlalu tinggi (overestimate) atau bahkan terlalu rendah (underestimate).

    Rata-rata lama sekolah menunjukkan jenjang pendidikan yang pernah/sedang diduduki oleh seseorang. Semakin tinggi angka RLS maka semakin lama/tinggi jenjang pendidikan yang ditamatkannya.

    Rata-rata lama sekolah memiliki kinerja yang sangat baik, selama periode 2011-2012 RLS Kabupaten Karawang merangkak naik dari 7,02 tahun (2011) menjadi 7,32 tahun di tahun 2012 dan reduksi shortfallnya mencapai sebesar 3,76%. Di tahun 2013, diproyeksikan RLS mencapai sebesar 7,54 tahun dan dengan pendekatan moderat estimate RLS cukup ideal berada di kisaran tersebut, dimana kinerja reduksi shortfallnya diasumsikan 2,55% per tahun.)

    Gabungan capaian indeks melek huruf dan rata-rata lama sekolah mencerminkan besaran indeks pendidikan. Menguatnya capaian indeks rata-rata lama sekolah selama periode 2011-2013 mampu menggerakkan indeks pendidikan di Kabupaten Karawang dengan cukup baik, jika sebelumnya capaiannya sebesar 77,75 di tahun 2011 terus meningkat jadi 78,43 di tahun 2012 dan estimasi moderat di tahun 2013 sebesar 78,94 hanya sedikit di bawah besaran proyeksi yang ditargetkan.

    Secara bertahap upaya kita mendongkrak indeks pendidikan dengan berbagai program/kegiatan terobosan makin menunjukkan hasil yang nyata dan signifikan. Dukungan semua pihak baik Pemerintah Kabupaten, DPRD dan stakeholder terkait serta antusias masyarakat sangat membantu mensukseskan pembangunan bidang pendidikan di Kabupaten Karawang.

    Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah rasio jumlah siswa, berapapun usianya, yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu. Misalnya APK SD sama dengan jumlah siswa yang duduk di bangku SD dibagi dengan jumlah penduduk kelompok usia 7 sampai 12 tahun.

  • 45

    APK Penduduk di Kabupaten Karawang menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun selama periode 2011 2013 sebagaimana tabel sebagai berikut ;

    Tabel 2.8Perkembangan Angka Partisipasi Pendidikan

    Tahun 2011 s.d. 2013Indikator Tahun

    2011 2012 2013*APK SD/Sederajat 108,89 108,8 107,34APK SLTP/Sederajat

    90,6294,96

    95,61

    APK SMU/SMK/Sederajat

    56,51 62,84 63,79%

    Sumber : Disdikpora kab. Karawang Tahun 2013

    Indikator kesejahteraan sosial lainnya adalah Angka Lulus Pendidikan. Angka Lulus Pendidikan adalah menyelesaikan pelajaran pada kelas atau tingkat terakhir suatu jenjang sekolah di sekolah negeri maupun swasta dengan mendapatkan tanda tamat belajar/ijazah. Tingkat Pendidikan Tertinggi (TPT) adalah persentase jumlah penduduk, baik yang masih sekolah ataupun tidak sekolah lagi, menurut pendidikan tertinggi yang telah ditamatkan.

    Indikator ini digunakan untuk menunjukkan pencapaian pembangunan bidang pendidikan di suatu daerah. TPT juga berguna untuk melakukan perencanaan penawaran tenaga kerja, terutama untuk melihat kualifikasi pendidikan angkatan kerja di suatu wilayah. Semakin tinggi nilai indikator ini semakin tinggi kualitas sumber daya manusia di suatu daerah, dan semakin tinggi pula kemampuan daerah tersebut dalam menyelenggarakan otonomi daerah.

    Selama periode 2011 2013, angka lulus pendidikan yang senantiasa mengalami peningkatan dari dari tahun ke tahunAngka kelulusan selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 2.9Jumlah Peserta Ujian Tahun 2010/2011s.d. 2012/2013

    No Jenjang Sekolah 2010/2011

    2011/2012 2012/2013

    1 SMA/SMK/MA 17.096 19.308 20414Sumber : Disdikpora Kab. Karawang

    Tabel 2.10Angka Lulus Sekolah tahun 2010/2011s.d. 2012/2013

    No Jenjang Sekolah 2010/2011 2011/2012 2012/20131 SMA/SMK/MA 17.021 19.305 20413

    Sumber : Disdikpora Kab. Karawang

    Tabel 2.11

  • 46

    Persentase Kelulusan Ujian tahun 2011 s.d. 2013No Jenjang Sekolah 2010/2011 2011/2012 2012/20131 SMA/SMK/MA 99,98% 99,98% 99,99%

    Sumber : Disdikpora Kab. Karawang

    Angka Partisipasi Murni (APM) adalah persentase siswa dengan usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk di usia yang sama.

    Angka Partisipasi Murni tingkat SD/SLTP/SLTA adalah perbandingan penduduk usia antara 7 hingga 18 tahun yang terdaftar sekolah pada tingkat pendidikan SD/SLTP/SLTA dibagi dengan jumlah penduduk usia 7 hingga 18 tahun.

    APM menunjukkan partisipasi sekolah penduduk usia sekolah di tingkat pendidikan tertentu. Seperti APK, APM juga merupakan indikator daya serap penduduk usia sekolah di setiap jenjang pendidikan. Semakin tinggi nilai indikator ini, semakin tinggi akses penduduk suatu daerah terhadap pendidikan, dan semakin tinggi tingkat kemampuan daerah tersebut dalam menyelenggarakan otonomi daerah.

    Selama periode 2011 2013, APM Kabupaten Karawang menunjukkan peningkatan secara signifikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011, APM di Kabupaten Karawang tercatat 76,5%. Angka tersebut naik menjadi 96,3% pada tahun 2013.

    Tabel. 2.12Perkembangan Angka Partisipasi Pendidikan

    Tahun 2011 s.d. 2013Indikator Tahun

    2011 2012 2013*APM SD/Sederajat 96,86 96,8 95,84APM SLTP/Sederajat 66,09 65,98 65,79APM SMU/SMK/Sederajat 38,31 42,36 45,44%

    Sumber : Disdikpora Kab. Karawang

    2. KesehatanIndikator kinerja pada fokus kesejahteraan sosial untuk bidang

    kesehatan, meliputi : Angka kelangsungan hidup bayi, Angka usia harapan hidup, Persentase balita gizi buruk. Derajat kesehatan masyarakat Karawang terus membaik seiring meningkatnya angka harapan hidup (AHH) selama periode 2011-2013. Data BPS menunjukan capaian AHH-nya sebesar 67 tahun pada 2011, terus membaik menjadi 67,30 tahun di 2012 dan 67,34 tahun di 2013. Dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Provinsi Jawa Barat, posisi derajat kesehatan masyarakat Karawang memang belum menggembirakan, yaitu

  • 47

    menduduki peringkat 6 terbawah di Jawa Barat setelah Kabupaten Cirebon, Kabupaten Garut, Kota Banjar, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Majalengka

    Angka Kelangsungan Hidup Bayi adalah probabilitas bayi hidup sampai dengan usia 1 tahun.

    Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun. Banyak faktor yang dikaitkan dengan kematian bayi. Secara garis besar dari sisi penyebabnya, kematian bayi ada dua macam yaitu endogen dan eksogen.

    Kematian bayi endogen atau yang umum disebut dengan kematian neo-natal adalah kematian bayi yang terjadi pada bulan pertama setelah dilahirkan, dan umumnya disebabkan oleh faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh dari orang tuanya atau didapat selama kehamilan.

    Kematian bayi eksogen atau kematian post neo-natal, adalah kematian bayi yang terjadi setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang disebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian dengan pengaruh lingkungan luar.

    Angka Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya kematian bayi berusia di bawah satu tahun, per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu.

    Angka Kelangsungan hidup bayi merupakan indikasi keadaan sosial ekonomi masyarakat. Angka ini dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan dari program-program untuk mengurangi angka kematian neo-natal seperti program pelayanan kesehatan ibu hamil, program pemberian pil besi dan suntikan anti tetanus.

    KegunaanAngka Kematian Post-NeoNatal dan Angka Kematian Anak serta Kematian Balita adalah untuk mengembangkan program imunisasi, program-program pencegahan penyakit menular terutama pada anak-anak, program penerangan tentang gizi dan pemberian makanan sehat untuk anak dibawah usia 5 tahun.

    Semakin tinggi nilai indikator ini di suatu daerah, semakin baik tingkat kesehatan bayi di daerah tersebut. Artinya semakin baik kondisi kesehatan penduduk dan semakin mampu daerah tersebut menyelenggarakan otonomi daerah.

    Dalam konteks Kabupaten Karawang, Angka Kematian Bayi selama periode 2011- 2013terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun sebagaimana tabel berikut ;

    Tabel 2.13Perkembangan Angka Kematian Bayi Tahun 2011 - 2013

    di Kabupaten KarawangUraian Tahun

    2011 2012 2013

  • 48

    Angka Kematian Bayi 164 189 156 Sumber data : Dinkes Kab. Karawang

    Angka Usia Harapan Saat Lahir adalah perkiraan lama hidup rata-rata penduduk dengan asumsi tidak ada perubahan pola mortalitas menurut umur.

    Angka Harapan Hidup pada umur tertentu adalah rata-rata tahun hidup yang masih akan dijalani oleh seseorang yang telah berhasil mencapai umur tersebut, pada suatu tahun tertentu, dalam situasi mortalitas yang berlaku di lingkungan masyarakatnya.

    Angka Harapan Hidup Saat Lahir adalah rata-rata tahun hidup yang akan dijalani oleh bayi yang baru lahir pada suatu tahun tertentu.Angka Harapan Hidup digunakan sebagai alat untuk mengukur kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan kesehatan pada khususnya. Semakin tinggi Angka Harapan Hidup di suatu daerah, semakin tinggi keberhasilan program kesehatan dan program sosial lainnya. Dengan demikian dapat dikatakan semakin tinggi kemampuan suatu daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah.

    Selama periode tahun 20112013, angka harapan hidup penduduk di Kabupaten Karawang terus mengalami peningkatan. Sebagaimana tabel berikut ;

    Tabel 2.14Perkembangan Angka Harapan Hidup Tahun 2011 - 2013

    di Kabupaten KarawangUraian Tahun

    2011 2012 2013*)Angka Harapan Hidup 67,00 67,32 67,30

    Sumber data : Dinkes Kab. KarawangKeterangan : *) Angka Sementara

    Presentase balita gizi buruk adalah proporsi balita dalam kondisi gizi buruk terhadap jumlah balita. Keadaan tubuh anak atau bayi dilihat dari berat badan menurut umur.

    Angka Kecukupan Gizi (AKG) adalah suatu kecukupan rata-rata gizi setiap hari bagi semua orang menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, aktivitas tubuh untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.

    Gizi buruk adalah keadaan kurang gizi tingkat berat yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dari makanan sehari-hari dan terjadi dalam waktu yang cukup lama. Tanda-tanda klinis dari gizi buruk secara garis besar dapat dibedakan antara lain: marasmus, kwashiorkor atau marasmic-kwashiorkor.

  • 49

    Status gizi masyarakat dapat digambarkan terutama pada status anak balita dan wanita hamil. Oleh karena itu sasaran dari program perbaikan gizi makro ini berdasarkan siklus kehidupan yaitu dimulai dari wanita usia subur, dewasa, ibu hamil, bayi baru lahir, balita, dan anak sekolah.

    Indikator ini berguna untuk mengukur kinerja pelayanan bidang kesehatan di masingmasing kabupaten/kota yang diatur dengan Permenkes RI No. 741/MENKES/PER/VII/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di kabupaten/kota.

    Semakin tinggi jumlah balita dengan status gizi buruk di suatu daerah, semakin buruk kondisi kesehatan penduduk di daerah tersebut. Hal ini merupakan indikasi rendahnya kemampuan daerah tersebut menyediakan layanan dan akses kesehatan bagi penduduk. Oleh karena itu dapat dianggap sebagai rendahnya kemampuan daerah tersebut untuk menjalankan otonomi.

    Selama periode 20112013, persentasi balita gizi buruk di Kabupaten Karawang terus menurun. Pada tahun 2011 jumlah balita gizi buruk di Kabupaten Karawang tercatat sebesar 0,80% balita dari 165.332 balita dan 0,91% dari 154.200 balita di tahun 2012. Angka tersebut terus menurun hingga mencapai 0,51% dari 145.783 balita dalam tahun 2013.

    3. Daya Beli

    Daya beli masyarakat merupakan komponen IPM yang paling rentan dengan gejolak sosial ekonomi di masyarakat. Tekanan inflasi sepanjang tahun 2013 akibat gejolak harga beberapa komoditas, seperti: kenaikan harga daging sapi, bumbu-bumbuan dan kenaikan harga BBM ikut menekan daya beli. Capaian daya beli masyarakat Karawang ternyata masih tergolong rendah dibandingkan kabupaten/kota se Jawa Barat, saat ini (2013) daya beli masyarakat Karawang hanya sebesar 637,59 ribu sedikit beranjak naik dibandingkan keadaan tahun 2012 yang mencapai sebesar 635,90 ribu. Jika dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Jawa Barat, berada diposisi ke-7 terbawah setelah Kabupaten Cianjur, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Kuningan, dan Kabupaten Subang.

    4. Ketenagakerjaan

  • 50

    Kesempatan kerja merupakan parameter penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.Jumlah angkatan kerja yang belum terserap masih cukup tinggi, oleh karena itu perlu dilakukan usaha untuk mempengaruhi sisi supply dan demand untuk mengatasi masalah pengangguran. Pada sisi demand, perlu diupayakan meningkatkan pertumbuhan ekonomi agar mampu menyerap tenaga kerja. Pada sisi supply, perlu ditekan laju pertumbuhan angkatan kerja. Pada elemen laju pertumbuhan angkatan kerja, terkait didalamnya soal laju pertumbuhan penduduk, maka pada sisi supply, hal yang perlu dilakukan salah satunya adalah mengendalikan laju pertumbuhan penduduk alami.

    Di era pasar global, industri di Kabupaten Karawang menjadi salah satu sektor andalan, yang tentunya mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Karawang. Pasar global juga akan mengalirkan tenaga kerja dari luar Kabupaten Karawang ke wilayah Kabupaten Karawang, dan memunculkan satu fenomena baru terjadinya persaingan ketat memperebutkan pasar kerja yang jumlahnya terbatas. Oleh karena itu perlu disadari bahwa investasi substansial dan berkelanjutan dalam upaya pembangunan manusia, merupakan jalan utama meningkatkan kualitas dan produktivitas SDM. Kualitas penduduk yang tinggi diantaranya akan meningkatkan daya saing tenaga kerja Kabupaten Karawang dengan tenaga kerja pendatang, maupun meningkatkan daya tawar tenaga kerja Kabupaten Karawang di pasar global.

    Tabel 2.15Data Ketenagakerjaan Kabupaten Karawang Tahun 2011-2013

    No INDIKATOR Tahun2011 2012 2013

    1 KetenagakerjaanJumlah Angkatan Kerja (jiwa) 978.507 998.412 970.935Jumlah penduduk yang bekerja (jiwa)

    880.087 897.990 875.213

    Jumlah Angkatan Kerja yg blm terserap (jiwa)

    98.420 100.422 95.722

    Sumber Data: BPS Kabupaten Karawang,sakernas

    2.1.3. ASPEK PELAYANAN UMUM

    Pelayanan umum atau pelayanan publik merupakan segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang menjadi tanggung jawab Pemerintah dalam upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat sesuai dengan ketentuan

  • 51

    perundang-undangan. Indikator aspek pelayanan umum terdiri dari fokus layanan urusan wajib, dan fokus layanan urusan pilihan.

    A. Fokus Layanan Urusan WajibAnalisis kinerja atas layanan urusan wajib dilakukan terhadap indikator-

    indikator kinerja penyelenggaraan urusan wajib pemerintahan Daerah, yaitu bidang urusan pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum, perumahan, penataan ruang, perencanaan pembangunan, perhubungan, lingkungan hidup, pertanahan, kependudukan dan pencatatan sipil, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, sosial, ketenagakerjaan, koperasi dan usaha kecil menengah, penanaman modal, kebudayaan, kepemudaan dan olah raga, kesatuan bangsa dan politik dalam negeri, otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah,perangkat daerah, kepegawaian, ketahanan pangan, pemberdayaan masyarakat dan desa, statistik, kearsipan, komunikasi dan informatika dan perpustakaan.

    Analisis Kinerja atas fokus Layanan Urusan wajin di kabupaten karawang Tahun 2011-2013 kami sampaikan sebagai berikut ;

    Pendidikan

    Bidang Indikator Capaian Kinerja2011 2012 2013

    PendidikanPendidikan DasarAPK SD/Sederajat 108,89 108,8 107,34APM SD/Sederajat 96,86 96,8 95,84APK SLTP/Sederajat 90,62 94,96 95,61APM SLTP/Sederajat 66,09 65,98 65,79Angka Putus SekolahSD/MI 0,2% 0,1% 0,09%SMP/MTs 0,4% 0,3% 0,4%% Lulusan Yang MelanjutkanSD/MI 96,60% 96,75% 97,72%SMP/MTs 67,58% 72,80% 75,58%% Sekolah TerakreditasiSD/MI 90,01% 91% 92%SMP/MTs 81,11% 76,84% 77,40%Jumlah Peserta UjianSD/MI 38.703 44.343 44692SMP/MTs 33.097 33.150 34252Angka Lulus UjianSD/MI 38.703 44.343 44692

  • 52

    SMP/MTs 33.097 33.150 34252% KelulusanSD/MI 100% 100% 100%SMP/MTs 100% 100% 100%Pembangunan USB dan RKBSD/MI 57 1.402 460SMP/MTs 36 535 598Jumlah SiswaTK 4.195 5.306 5184RA 6.599 7.121 7327SD/MI 261.513 260.168 260.581SDLB 173 181 167SMP/MTs 105.186 113.740 116.535SMPLB 37 37 36Rasio Murid Terhadap SekolahSD/MI 259 : 1 260:1 259 : 1SMP/MTs 525 : 1 527:1 560 : 1Rasio Murid Terhadap Ruang KelasSD/MI 38 : 1 40:1 39 : 1SMP/MTs 49 : 1 49:1 47 : 1Pendidikan MenengahAPK SMU/SMK/Sederajat 56,51 62,84 63,79%APM SMU/SMK/Sederajat 38,31 42,36 45,44%% Lulusan Yang MelanjutkanSMU/SMK/Sederajat 69,42% 80,89% 82%% Sekolah Yang TerakreditasiSMU 97,22% 100% 94,60%MA 94,11% 88,88% 88,88%SMK 85,71% 83,10% 85%Peserta UjianSMA/SMK/MA 17.096 19.308 20414% Lulus UjianSMA/SMK/MA 99,98% 99,98% 99,99%% Angka Putus SekolahSMA/SMK/MA 0,87% 0,7% 0,63Pembangunan USB dan RKBSMA/SMK/MA 150 129 181Rasio Murid Terhadap SekolahSMA/SMK/MA 515 : 1 517:1 502 : 1Rasio Murid Terhadap Ruang KelasSMA/SMK/MA 55 : 1 43:1 44 : 1Jumlah SiswaSMA/SMK/MA 63.838 66.253 71.776SMALB 16 7 9Pendidikan Non FormalJumlah PKBM 103 70 70Jumlah PKBM yang mempunyai 47 47 47

  • 53

    Nomor Induk Lembaga (NILEM0Jumlah LKP 53 67 70Jumlah Tutor 535 540 553Mutu KependidikanJumlah GuruSD/MI 10.234 10.795 10.579SMP/MTs 4.835 4.522 4.737SMA/MA/SMK 3.336 3.585 4.035Rasio Guru Terhadap MuridSD/MI 27 : 1 25:1 26 : 1SMP/MTs 25 : 1 26:1 24 : 1SMA/SMK/MA 21 : 1 18:1 18 : 1Rasio Guru Terhadap SekolahSD/MI 10 : 1 11:1 11:1SMP/MTs 21 : 1 21:1 21:1SMA/SMK/MA 24 :1 28:1 28:1Mutu KependidikanJumlah Perpustakaan SekolahSD/MI 219 224 316SMP/MTs 127 128 128SMA/SMK/MA 71 78 100PAUDJumlah PAUD Formal 119 123 147Jumlah tenaga Pendidik PAUD Formal

    444 582 729

    Jumlah Peserta Didik PAUD Formal

    4400 5953 6589

    Jumlah PAUD Non Formal 497 614 827Jumlah tenaga Pendidik PAUD Non Formal

    1449 1672 2621

    Jumlah Peserta Didik PAUD NonFormal

    15481 20482 26893

    Kesehatan

    Bidang Indikator Capaian Kinerja2011 2012 2013

    Jumlah Desa Siaga Aktif 168 128 309

    Persentase Rumah Tangga yang ber PHBS (%)

    40,38 41,18 52

    Persentase Sekolah yang ber PHBS (%) 66,36 67,68 21,3Perrsentase Fasilitas Umum yang ber PHBS (%)

    36,68 50,6 46

    Jumlah Poskesdes Aktif 93 104 116

  • 54

    Jumlah Posyandu Purnama 569 698 721Jumlah Posyandu Mandiri 85 114 84Jumlah peserta Jamkesmas yang mendapatkan jaminan pelayanan kesehatan sesuai aturan berlaku

    684.638 684.638 684.638

    Jumlah peserta Jamkesda mendapat jaminan pelayanan kesehatan sesuai aturan berlaku

    551.261 551.261 551.261

    Jumlah pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin

    48 50 50

    Jumlah PNS gol I dan II serta pensiunan yg memanfaatka pelayanan kesehatan (cost sharing)

    0 0 0

    Jumlah pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin

    18 19 22

    Jumlah Sarana Prasarana KesehatanRSUD Kabupaten 1 1 1RS Swasta 15 15 16RS Bersalin 1 2 1Puskesmas 48 50 50Pustu 69 69 69Pusling+ kend. Operasional 94 99 111PONED 10 19 28Posyandu 2.218 2.227 2.233Rumah bersalin 38 38 38Apotik 179 190 246Balai Pengobatan Mata 2 1 1Balai Pengobatan Khusus 3 1 8Balai Pengobatan Umum 222 181 449Balai Pengobatan Perusahanan 12 28 44Gudang Farmasi 1 1 1Tenaga KesehatanDokter Umum 608 728 889Dokter Spesialis 156 158 160Dokter Gigi 81 87 108Perawat 1.600 1.900 1.600Sanitasi 42 46 46Perawat Gigi 35 93 81Bidan 813 815 1086Farmasi 37 62 265Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan AnakKasus Kematian Bayi 192 225 187Kasus Kematian Ibu 51 55 64Persentase Ibu hamil resiko tinggi yang 0 83,13 82,45

  • 55

    tertangani (%)Persentase komplikasi kebidanan yang ditangani (%)

    54,15 76,85 75,56

    Persentase persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan (%)

    91,68 88,44 91,54

    Persentase pelayanan Ibu Nifas (%) 91,24 87,13 90,84Persentase neonatus dengan komplikasi yang ditangani (%)

    41,87 67,07 73,74

    Persentase KN1 (Kunjungan Neonatal 1) (%) 97,83 93,45 96,46Persentase kunjungan bayi (%) 75,83 82,89 89,91Persentase pelayanan kesehatan anak balita (%)

    47,75 71,43 79,16

    Jumlah puskesmas rawat inap yang mampu melaksanakan Poned (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar)

    10 10 28

    Jumlah RS di Kabupaten Karawang yang melaksanakan Ponek (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif)

    1 1 1

    Penyebab Kematian IBUEkslampsi/Preeklamsi Berat 16 22 20Pendarahan 11 12 18Infeksi 3 0 5Lain-lain 21 21 21Layanan ImunisasiJenis Imunisasi Tahun 2011 Tahun 2012

    Tahun 2013

    HB 0-7 bulan 47.464 51.686 50.772BCG 53.225 56.885 56.971DPT HB 3 51.529 55.653 52.588Campak 51.645 554.495 53.223POLIO 4 50.406 54.854 53.905Pencegahan Penyakit MenularJumlah Kasus KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) yang ditangani

    12 12 15

    Persentase Desa UCI (Universal Child Immunization) (%)

    82,20 65,28 93

    Jumlah Penemuan Kasus non Polio AFP (Acute Flaccid Paralysis) per 100.000 anak di bawah umur 15 tahun

    13 13 13

    Jumlah Desa terkena KLB yang ditangani < 24 jam

    22 26 10

    Cakupan P2PLP2 TBC :- Penemuan BTA Kasus 2.098 2.562 2.484P2 kusta :- Prevalensi / 10.000 Penduduk 1,1 1,7 1,8P2 PMS/HIV-AIDS :- Penemuan HIV 39 41 72- Penemuan AIDS - 0 10

  • 56

    P2 DIARE :- Penemuan Kasus Diare 68.987 76.314 69.805P2 ISPA- Penemuan Penderita Pneumonia 12.979 17.314 15.944P2 DBD- Penemuan Kasus 249 495 758- Kematian 4 (CFR) 2 4 7

    - Insiden rate (IR) 100.000 Penduduk11,5 22,8 35.00

    P2 FILARIASIS- Penemuan Kasus 34 39 43Pengawasan Obat Dan MakananJumlah Apotik yang dipantau 30 50 70Jumlah Toko Obat yang dipantau 20 15 20Jumlah pedagang makanan yang dipantau 831 1.306 1.378Jumlah Produsen makanan yang dipantau 728 906 669Persentase Sediaan Farmasi yg sesuai Peraturan Perundang-undangan

    - - 8

    Perbaikan Gizi MasyarakatBalita yang ditimbang berat badannya 165.332 154.200 145.783Bayi usia 0-6 bulan mendapat ASI eksklusif

    3.240 8.634 16.480

    Anak usia 6-59 bulan menadapatkan kapsul

    192.752 187.247 136.091

    Kasus Gondok (GAKY) yang ditangani - - -Jumlah Puskesmas melaksanakan surveilans gizi

    48 50 50

    Kecamatan yang memiliki data status gizi balita

    30 30 30

    Jumlah Balita gizi buruk mendapatkan perawatan

    729 669 394

    Jumlah Balita gizi kurang yang ditangani 12.980 15.274 7.908Sarana dan Prasarana Yang DibangunanJumlah Puskesmas yang berprestasi dan terakreditasi

    -

    Pembangunan Gedung PONED (unit) 9 9Pembangunan Gedung Puskesmas (unit) 4 1Pembangunan Rumah Dinas Dokter 1 0Perbaikan Rumah Dinas Jabatan 1 1Standarisasi Layanan KesehatanJumlah Sarana Kesehatan yang memenuhi Standar pelayanana. Rumah Sakit 16 16 19b. Klinik 230 230 493c. Puskesmas 48 50 50

  • 57

    Persentase BP Puskesmas yang mempunyai protap pengobatan

    100% 100% 100%

    Persentase Pasien rawat inap yang disembuhkan

    85% 85% 87%

    Persentase pasien yang memanfaatkan rujukan puskesmas

    2,05% 2,29% 3,20%

    Jumlah KK rawan dibuat asuhan Keperawatan (Askep)

    8.692 3.680 6.358

    Jumlah keluarga mandiri (KM) Tingkat IV 5.342 2.337 3.615Jumlah pasien yang memanfaatkan klinik terpadu graha semesta

    65.353 68.358 70.105

    Pekerjaan UmumBidang Indikator Capaian Kinerja

    2011 2012 2013Peningkatan Jalan Kabupaten (km) 100,48 173,79 331,14Pembangunan Jalan Kabupaten (km) 21,18 20,13 -Peningkatan Jembatan Kabupaten (km) - 0,072 0,030Pembangunan Jembatan Kabupaten (km)

    0,119 0,404 0,772

    Jumlah Pembangunan Jembatan, Fly Over, Underpass baru (unit)

    - 16 24

    Jumlah peningkatan jembatan, fly over, underpass (unit)

    - 8 3

    Panjang jalan penghubung pusat pengembangan wilayah (kolektor sekunder PKL/PPL dan atar PPL) (km)

    - 55,894 39,16

    Jumlah jembatan penghubung lokasi strategis (unit)

    - 7 5 (Jembatan Alun-alun RSUD, Jemb. Telukjambe, Jemb. AP 02 Kodim-Lingkar Kota, Jemb. Srijaya-Srikamulyan, Jemb. Pejaten Cibuaya)

    Jumlah pemeliharaan jembatan (unit) - 4 26Pembangunan drainase/gorong (km) 2,000 1,636 4,000Pembangunan turap/talud/bronjong (km)

    1.889 13,081 13,500

    Rehabilitasi/Pemeliharaan periodik Jalan (km)

    319,72 13,071 18,87

    Rehabilitasi/Pemeliharaan rutin jalan (km)

    - 60,374 75,40

  • 58

    Rehabilitasi/Pemeliharaan periodik Jembatan, fly over, underpass (km)

    0,716 0,194 0,190

    Penyusunan perencanaan jalan, jembatan dan pengairan (paket)

    452 1.120 1.540

    Pembangunan sistem informasi/ database jalan, jembatan dan pengairan (paket)

    - 7 12

    Penyusunan DED perencanaan fisik tertentu (paket)

    - 23 47

    Rehabilitasi Jaringan Irigasi (km) 13,88 13,327 14,000Pemeliharaan jaringan irigasi (km) 20,00 19,50 17,300Penyusunan dan Pemutakhiran database jaringan pengairan (paket)

    - 1 1

    Wilayah pengendalian Banjir (km) - - -Wilayah penanganan Abrasi di pantai (km)

    - 0,600 0,400

    Normalisasi saluran pembuang (km) 10,77 69,001 15,00Pembangunan pengamanan daerah pantai (km)

    - 0,600 0,400

    Pembangunan jalan poros desa (km) - 77,25 81,76Pemeliharaan jalan poros desa (km) - - -Terlaksananya peningkatan jalan kabupaten minimal 80 km

    100,48 km 173,79 km

    199,50 km

    Terlaksananya rehabilitasi jalan & bahu jalan kabupaten minimal sepanjang 40 km

    21,18 km 93,575 km

    55,50 km

    Terlaksananya pemeliharaan rutin jalan kabupaten minimal sepanjang 350 km

    319,72 km 73,445 km

    46,50 km

    Terlaksananya penyirtuan jalan desa minimal 100,00 km

    44,07 km 20,13 km

    49,88 km

    Terlaksananya rehabilitasi/ pemeliharaan/pelebaran/ penggantian jembatan minimal 4 unit

    4 unit/716 M

    8 unit/230,30 M

    16 unit/ 152 M

    Terlaksananya pembuatan turap/talud/bronjong

    1.889 M 13.081 M

    13,500 m

    Terlaksananya pembuatan/ perbaikan assainerring/drainage minimal 2.000 M

    2.000 M 1.636 M 4,000 m

    Terlaksananya pembangunan jembatan minimal 8 unit

    0,119 M 16 unit/ 0,404 M

    0,772 m

    Terlaksananya pemeliharaan jaringan irigasi minimal 100,00 km

    20,00 km 19,50 km

    17,30 km

    Terlaksananya rehabilitasi/ perbaikan jaringan irigasi minimal 25 km

    13,88 km 13,327 km

    14,000 km

    Terlaksananya pengerukan & normalisasi jaringan irigasi minimal 10 km

    - 69,001 km

    15,000 km

    Terlaksananya pembuatan turap, talang air, pintu air, bangunan bagi, bendung, saluran minimal 1 km/6 unit dan

    6 unit 38 unit pintu air

    25 unit pintu air

  • 59

    pembinaan pengelolaan jaringan irigasiTerlaksananya rehabilitasi, pengerukan dan normalisasi sungai, saluran pembuang dan muara minimal 10 km

    10,77 km 69,001 km

    15,000 km

    Terlaksananya pembangunan pengamanan daerah abrasi pantai minimal 800 M

    - 600 M 300 M

    Terlaksananya rekruitmen waker sebanyak 400 orang; terlaksananya pembinaan waker sebanyak 400 orang

    400 orang 400 orang

    450 orang

    Penataan Ruang

    Bidang Indikator Capaian Kinerja2011 2012 2013

    Jumlah produk kebijakan tata ruang daerah yang dihasilkan

    20 lokasi

    29 lokasi

    1. Penyusunan Studi Kelayakan, Masterplant dan DED Komplek Perkantoran.

    2. Masterplant Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kab. Karawang

    3. Penyusunan RDTR dan zoning Regulation Wilayah Kota Karawang.

    4. Penyusunan Database Perumahan

    Jumlah taman kota yang mendapat penataan dan pemeliharaan

    14 lokasi

    14 lokasi

    15 lokasi yaitu :1. Taman Tugu

    Udang2. Taman Depan

    kantor Imigrasi3. Ruas Jembatan

    alun-alun4. Taman Dinas

    Kesehatan5. Taman

    persimpangan Badami

    6. Taman Veteran7. Taman Playover8. Taman Alun-

    alun9. Median Depan

    Kantor CPM10.Taman gardu

    alun-alun11.Taman Lampu

    merah depan RMK

  • 60

    12.Taman Rengasdengklok

    13.Taman Lampu Merah Tanjungpura

    14.Taman Lampu Merah Klari

    15.Taman Bunderan Pabrik Es

    Jumlah lapangan olah raga masyarakat di pusat kegiatan

    6 lokasi

    6 lokasi

    11 lokasi yaitu :1. Lapang Desa

    Wargasetra Kec. Tegalwaru

    2. Lapang Desa Kertasari Kec. Pangkalan

    3. Lapang Desa Pangulah Utara kec. Kotabaru

    4. Lapang Desa Pangulah Selatan Kec. Ktbaru

    5. Lapang Desa Cengkong Kec. Purwsari

    6. Lapang Desa Lemahkarya Dsn. Wagir Jengkol Kec. Tempuran

    7. Lapang Desa Medan Karya Kec. Tirtajaya

    8. Lapang Dsn. Kramat Jaya Kec. Batujaya

    9. Lapang Bola Lampean

    10.Ds. Wanci Mekar Kec. Kotabaru

    11.Lapang Karangpawitan Karawang

    Jumlah bangunan yang memiliki nilai sejarah yang mendapat penataan

    4 TPU bersejarah

    4 TPU berseja

    rah

    2 TPU bersejarah :1. Makam Syech

    Jakaria Pakisjaya

    2. Taman Makam Pahlawan Pancawati Kec. Klari

    Jumlah kebijakan produk tata ruang daerah yang dihasilkan (IMB)

    1.161 lembar

    1.302 lembar

    1. 880 rekomendasi IMB2. 60 rekomendasi siteplan

  • 61

    Jumlah PJU yang dibangun 371 titik764 titik

    1.481 titik

    Luas ruang terbuka hijau di Karawang 1.000 M1.000

    M1.000 M

    Perencanaan Pembangunan

    Bidang Indikator Capaian Kinerja2011 2012 2013

    Tersedianya dokumen perencanaan RPJPD yg telah ditetapkan dengan PERDA

    Ada Ada Ada

    Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJMD yg telah ditetapkan dengan PERDA

    Ada Ada Ada

    Tersedianya Dokumen Perencanaan : RKPD yg telah ditetapkan dengan PERKADA

    Ada Ada Ada

    Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD 75% 80% 80%

    Perhubungan dan Komunikasi

    Bidang Indikator Capaian Kinerja2011 2012 2013

    FS Terminal Tipe A berlokasi di Cikampek

    - 1 Kajian -Shelter/halte - 1 unit (Jl.

    Pangkal Perjuangan)

    1 (SMAN 1 Karawang)

    Kajian angkutan masal trans Karawang dan kajian parkir

    - 1 Kajian -Kajian potensi PAD Parkir dan penentuan lokasi wilayah tempat parkir

    - 1 Kajian 1 Kajian

    Papan Sosialisasi dan penetapan Retribusi Parkir

    - - 5 buahJumlah jaringan trayek yang dioperasikan

    - Angkutan Perkotaan 28 28 29Pengujian Kendaraan 21.941 24.535 27.930

    Pengujian Kendaraan 819.175.100,00 1.255.132.500,00

    2.127.036.400,00

    UPTD Terminal 225.451.300,00 225.226.000,00 272.466.000,00UPTD Parkir 987.534.556,00 919.116.000,00 887.581.000,00Menara Telekomunikasi - 4.473.760,00 1.170.181.839,

    00Jumlah Fasilitas dan Rambu jalana. Traffic Light 1 Paket 1 Paket 1 Paket

  • 62

    (tiga kaki)Ciranggon

    (empat Kaki) Talagasari

    Simpang Tiga Karasak

    b. Rambu Lalu Lintas- Rambu Peringatan 38 buah 4 buah 28 buah- Rambu Larangan 13 buah - 93 buah- Rambu Perintah - - 111 buah- Rambu Petunjuk 21 buah 8 buah 10 buah- Papan Rambu Tambahan - - 64 buah- RPPJ Portal - - 1 buah (Jl. Tuparev)

    c. Marka Jalan 1.865 ml - 10.714,4 mld. Marka Jalan ZoSS (Zona

    Selamat Sekolah) - - 7.137 ml

    Depan SMAN 1 Karawang & SMP N 5 Karawang

    e. Guard Rail 80 m - -f. Paku Jalan (Road Stud) - 497 buah 913 buahg. Deliniator - 185 buah -h. Water Barrier - - 10 buahi. Mobile Concrete Barrier (MCB) - - 10 buahj. Traffic Cone - - 10 buahk. Kunci Gembok Parkir

    Sembarangan- - 10 buah

    l. Timbangan Kendaraan Portable 10-80 Ton

    - - 1 unit

    Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kabupaten Karawang

    4 triwulan/16 kali

    4 triwulan/ 16 kali

    4 triwulan/16

    kaliPengendalian Gatur Anggota Dalops

    366 hari 366 hari 366 hari

    Pelayanan Informasi Lintas Sektoral dalam menunjang TMMD

    2 desa 1 paket -

    Penerangan dan komunikasi terpadu dalam kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan

    1 keg 1 keg -

    Pelayanan Informasi Lintas Sektoral dalam menunjang BSMSS dan Satatasariksa

    1 keg 1 keg -

    Pengadaan Bahan materi penerangan melalui koordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Provinsi dan SKPD di Kab. Karawang

    335 buku 1 paket -

    Sosialisasi Undang-undang No. 14 Tahun 2008 tentang KIP

    15 kecamatan 15 kecamatan

    -

    Pembentukan dan pembinaan kelompok informasi wanita

    2 desa dan 2 kec.

    1 paket -

  • 63

    melalui P2WKSSPendataan potensi menara tower, radio, warnet melalui study banding

    4 kab. - -

    Pendataan potensi menara komunikasi dan informatika :a. Pembangunan menara

    tower/ radio siaranb. Radio Siaranc. Warnet

    188

    -94

    491

    83174

    437

    83174

    Peringatan Hari Perhubungan - 1 1Sosialisasi Program dan hasil-hasil pembangunan melalui media tradisional

    - - 1

    Talk Show/ Dialog interaktif melalui radio swasta

    3 radio 1 keg 35

    Sosialisasi Program Pembentukan Kelompok Informasi Masyarakat

    - - 1 keg

    Lokakarya Optimalisasi Teknologi Informasi bagi OPD

    - - 30 orang

    Monitoring dan pengawasan sarana prasarana telekomunikasi

    - - 1 keg

    Pembuatan dan pemasangan stiker Lunas Retribusi Menara

    - - 600 buah

    Desiminasi informasi melalui media interpersonal

    - - 10 kali sewa film

    Kajian Cell Plan Menara Telekomunikasi

    - - 1 kajian

    Pembuatan sarana informasi media luar ruang

    - 20 kecamatan

    10 kecamatan

    Penerbitan majalah Pemerintah Kabupaten Karawang (eksemplar)

    15.000 15.000 15.000

    Penyusunan sambutan (Sambutan Bupati, Wakil Bupati, Ketua Tim Penggerak PKK, Ketua Gabungan Organisasi Wanita) dan Ketua Dharma Wanita Persatuan

    720 700 720

    Penyampaian hasil pembangunan melalui media elektronik (paket tayangan/berita)

    37 38 28

    Dokumentasi Pemerintah Kab. Karawang

    245 200 245

    Transfer film kegiatan liputan (keping CD/VCD)

    150 150 150

    Pemeliharaan jaringan internet (titik/jaringan)

    82 82 82

    Update dan upgrade data homepage (OPD)

    32 64*) 64*)

    Pengelolaan SMS gateway (SMS) 2.400 2.389 2.400Pembuatan kliping berita 1.440 1.440 1.440

  • 64

    Paparan informasi kebijakan Pemerintah Kab. Karawang

    60 60 60

    Komunikasi interaktif melalui media elektronik

    60 55 -

    Peningkatan kualitas Sturada AM dan FM (siaran)

    360 360 360

    Relay lapangan (siaran) 15 7 15Siaran Berita Perdesaan (siaran) 30 30 -Pengadaan alat studio dan komunikasi (unit) **)

    33 - -

    Penerangan dan komunikasi terpadu (siaran)

    50 50 -

    Pembinaan media massa (penerbitan berita pembangunan di media cetak)

    10.500 10.500 9.200

    Kemitraan dengan media massa 1.860 1.860 2.040Penerbitan berita-berita Kab. Karawang di Rubrik pembangunan

    120 250 250

    Kependudukan dan Catatan Sipil

    Bidang Indikator Capaian Kinerja2011 2012 2013

    KTP WNI 284.000

    234.278 58.280

    KTP WNA 5 3 0KK WNI 108.00

    0121.759 83.427

    KK WNA - - -Surat Keterangan Tempat Tinggal (SKTT) 803 798 687Surat Keterangan Tinggal Sementara (SKTS) 1.663 1.488 2.129Surat Keterangan Pindah Luar Daerah (SKPLD) 6.865 13.069 8.073Surat Keterangan Datang Luar Daerah (SKDLD) 9.856 12.435 10.696Surat Keterangan Pindah Luar Negeri (SKPLN) - - 1Surat Keterangan Datang Luar Negeri (SKDLN) 278 126 212Penerbitan SP NIK (KK) 682.542 -Jumlah Penduduk wajib KTP (yang telah melakukan perekaman KTP-el)

    1.302.955

    1.563.674

    a. Laki-laki (orang) 661.210 794.765b. Perempuan (orang) 641.745 768.909Akta Umum (Tepat Waktu) 35.868 34.444 34.616Akta Istimewa (Terlambat) 55.996 3.723 61.498Akta Kawin 300 185 152Akta Cerai 12 18 18Akta Kematian 123 115 92Akta Pengakuan dan Pengesahan Anak 25 8 14Akta Pengangkatan Anak 4 0 0

  • 65

    Legalisasi Akta 4.857 2.878 2.302Surat Keterangan Catatan Pinggir 9 845 540

    Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

    Bidang Indikator Capaian Kinerja2011 2012 2013

    Jumlah PEKKA 19 21 22Jumlah Kota Layak Anak 1 1 1Pengarusutamaan Gender- Pembentukan dan pembinaan desa P2WKSS 1 1 1- Pembentukan dan pembinaan kelompok

    PRIMA22 32 42

    - Pembentukan dan pembinaan kelompok PEKKA

    19 21 22- Jumlah Pusat Pelayanan Terpadu

    Pemberdayaan perempuan dan Anak (P2TP2A)

    1 1 1

    Perlindungan Perempuan dan Anak- Jumlah t