buku ajar ekologi kawasan tepian air (2)

129
Ekologi Kawasan Tepian Air 1 PRAKATA Dalam perkuliahan, mahasiswa program studi Pengembangan Wilayah Kota akan dibekali dengan berbagai macam ilmu pengetahuan. Namun pemberian pengetahuan dengan cara bertahap. Pada tahap semester ke Empat diharapkan mahasiswa harus diberi pengetahuan dan pemahaman mengaplikasikan tentang ekologi Kawasan tepian air agar untuk bisa lanjut pada tahap selanjutnya. Mata kuliah Ekologi Kawasan Tepian Air, merupakan salah satu mata kuliah inti yang wajib di ikuti oleh mahasiswa program studi Pengembangan Wilayah Kota Jurusan Arsitektur di Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin. Dalam usaha memberikan mahasiswa pemahaman Pengetahuan dan pengaplikasikannya dengan baik dibutuhkan koordinasi dalam bentuk/ sistem yang sederhana. Sistem pedoman dalam pelaksanaan perkuliahan merupakan salah satu metode agar tujuan pembelajaran ini dapat tercapai dengan baik yaitu mahasiswa mampu merencanakan pengembangan baik fisik maupun non fisik suatu kawasan tepian air yang berbasis ekologi (berkelanjutan) sesuai dengan standar- standar serta peraturan pemerintah yang berlaku pada suatu kawasan.

Upload: nur-fitry-a

Post on 03-Oct-2015

242 views

Category:

Documents


50 download

DESCRIPTION

PWK

TRANSCRIPT

  • Ekologi Kawasan Tepian Air

    1

    PRAKATA

    Dalam perkuliahan, mahasiswa program studi Pengembangan

    Wilayah Kota akan dibekali dengan berbagai macam ilmu pengetahuan.

    Namun pemberian pengetahuan dengan cara bertahap. Pada tahap

    semester ke Empat diharapkan mahasiswa harus diberi pengetahuan dan

    pemahaman mengaplikasikan tentang ekologi Kawasan tepian air agar

    untuk bisa lanjut pada tahap selanjutnya.

    Mata kuliah Ekologi Kawasan Tepian Air, merupakan salah satu

    mata kuliah inti yang wajib di ikuti oleh mahasiswa program studi

    Pengembangan Wilayah Kota Jurusan Arsitektur di Fakultas Teknik

    Universitas Hasanuddin. Dalam usaha memberikan mahasiswa

    pemahaman Pengetahuan dan pengaplikasikannya dengan baik

    dibutuhkan koordinasi dalam bentuk/ sistem yang sederhana.

    Sistem pedoman dalam pelaksanaan perkuliahan merupakan salah

    satu metode agar tujuan pembelajaran ini dapat tercapai dengan baik

    yaitu mahasiswa mampu merencanakan pengembangan baik fisik

    maupun non fisik suatu kawasan tepian air yang berbasis ekologi

    (berkelanjutan) sesuai dengan standar- standar serta peraturan

    pemerintah yang berlaku pada suatu kawasan.

  • Ekologi Kawasan Tepian Air

    2

    PROFIL LULUSAN PRODI TEKNIK PENGEMBANGAN

    WILAYAH DAN KOTA

    Profil Lulusan:

    1. Secara umum keluaran program studi program studi Pengembangan

    Wilayah Kota diharapkan menjadi tenaga-tenaga profesional dibidang

    Perencanaan dan Pengembangan Wilayah Kota yang ahli dalam

    bidangnya masing-masing serta dapat bersaing di tingkat lokal, nasional

    dan internasional.

    2. Secara khusus keluaran program studi Pengembangan Wilayah Kota

    mampu merencana pengembangan suatu kawasan ataupun wilayah

    3. Dalam merencanakan pengembangan suatu kawasan ataupun wilayah

    diharapkan mampu mengidentifikasi serta menganalisis dengan teori dan

    standar- standar serta peraturan pemerintah setempat.

    4. Lulusan program studi Pengembangan Wilayah Kota juga dapat menjadi

    enterpreneur yang kreatif, dapat mengembangkan usaha serta mampu

    bekerjasama dan berkoordinasi dengan tim yang ada di lapangan.

    5. Lulusan program studi Pengembangan Wilayah Kota diharapkan dapat

    menjadi leader dalam hal kepemimpinan, memiliki inisiatif untuk

    menyelesaikan permasalahan di lokasi.

    6. Lulusan program studi Pengembangan Wilayah Kota diharapkan mampu

    berkomunikasi dengan benar secara nasional maupun internasional.

  • Ekologi Kawasan Tepian Air

    3

    FORMAT RENCANA PEMBELAJARAN

    MATA KULIAH : EKOLOGI KAWASAN TEPIAN AIR

    SKS : 3 (Tiga) SKS

    SEMESTER : Empat / Genap

    Deskripsi Singkat

    Mata Kuliah : Merupakan salah satu mata kuliah institusional

    wajib yang membahas tentang teori-teori ekologi

    kawasan tepian air dan kaitannya dengan Undang-

    undang serta peraturan pemerintah yang

    menyangkut pengembangan kawasan tepian air.

    KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN DICAPAI OLEH PESERTA DIDIK:

    1. Memberikan kemampuan dalam memahami ekologi kawasan

    tepian air

    2. Memberikan kemampuan mengemukakan teori-teori

    Pengembangan perencanaan Kawasan Tepian air berbasis ekologi

    3. Memberikan kemampuan mengemukakan standar dan Undang-

    Undang serta Peraturan yang menyangkut Pengembangan

    perencanaan Kawasan Tepian air

    4. Memberikan kemampuan untuk menganalisis Kawasan tepian air

    dengan teori-teori ekologi kawasan tepian air pada suatu kawasan

    tepian air.

    5. Memberikan kemampuan mengaplikasikan teori-teori ekologi

    kawasan tepian air disesuaikan dengan Undang-undang, standar

    atau peraturan pemerintah yang berlaku pada suatu kasus

    kawasan tepian air tertentu.

  • Ekologi Kawasan Tepian Air

    4

    Tabel 1. Matriks hubungan antara Rumusan Kompetensi dengan Elemen Kompetensi Sesuai SK Mendiknas No. 045/U/2002

    KELOMPOK KOMPETENSI

    RUMUSAN KOMPETENSI

    ELEMEN KOMPETENSI

    a b c d e

    UTAMA

    U1 Mampu berolahpikir dan berolahrasa secara kreatif, imajinatif, & inovatif yang berbasis pelestarian lingkungan

    U2 Mampu mengidentifikasi, menganalisis, dan menyintesis issu-issu & masalah-masalah arsitektural, serta mengeksplorasi alternatif-alternatif solusi dalam bentuk konsep-konsep yang dapat dikembangkan lebih lanjut dalam perancangan arsitektur dan pelaksanaan konstruksi

    U3 Mampu menerapkan norma-norma ilmiah/sains, teknologi, & estetika arsitektural dalam konteks kehidupan sosial, ekonomi, & budaya masyarakat

    U4 Menguasai ragam teori & pendekatan disain arsitektural era klasik, modern, pasca-modern, maupun mutakhir

    U5 Mampu menerapkan metode & proses perancangan arsitektur, mencakup penelusuran masalah, perumusan konsep, pembuatan pra-rancangan skematik dwimatra/2D & trimatra/3D

    U6 Menguasai metode dan manajemen proyek yang dapat diaplikasikan dalam pelaksanaan konstruksi bangunan

    PENUNJANG

    P1 Menjunjung tinggi nilai agama, moral, etika & tanggungjawab profesional

    P2 Menguasai wawasan lingkungan kepulauan beriklim tropis lembab

    P3 Menguasai wawasan filosofis kearifan lokal dalam perspektif global dan dalam konteks kekinian

    P4 Menguasai ketrampilan teknik komunikasi grafis arsitektural menggunakan berbagai media presentasi (freehand-style dan/atau computerised-style) secara dwimatra/2D, trimatra/3D, maupun animasi audiovisual

    P5 Mampu menerapkan kebijakan tata ruang serta berbagai peraturan bangunan dan lingkungan dalam konteks perencanaan kota

    LAINNYA

    L1 Mampu bekerja mandiri maupun kelompok dalam koordinasi kemitraan secara multi-disiplin

    L2 Memiliki daya saing dan kepercayaan diri dalam komunitas profesional lingkup nasional maupun internasional

    L3 Memiliki sikap responsif & partisipatif terhadap dinamika perkembangan ilmu/sains, teknologi, dan seni yang mutakhir

  • Ekologi Kawasan Tepian Air 5

    ELEMEN KOMPETENSI:

    a. Landasan kepribadian

    b. Penguasaan ilmu dan keterampilan

    c. Kemampuan berkarya

    d. Sikap dan perilaku dalam berkarya menurut tingkat keahlian berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dikuasai

    e. Pemahaman kaidah berkehidupan bermasyarakat sesuai dengan pilihan keahlian dalam berkarya

  • Ekologi Kawasan Tepian Air 6

    GARIS BESAR RENCANA PEMBELAJARAN (GBRP)

    Nama / Kode Mata Kuliah : Ekologi Kawasan Tepian Air Semester/ SKS : Semester IV (Genap)/ 3 kredit

    KOMPETENSI SASARAN: Kompetensi Utama

    1. Mampu berolah pikir dan berolah rasa secara kreatif, imajinatif dan inovatif yang berbasis pelestarian lingkungan. (U1)

    2. Mampu menerapkan norma-norma ilmiah/sains, teknologi dan aturan pemerintah dalam peningkatan kualitas lingkungan abiotik dan biotik pada kawasan tepian air.(U3)

    3. Mampu menerapkan metode dan proses perencanaan kawasan tepian air berbasis ekologi mencakup penelusuran masalah, analisis spasial serta perumusan konsep usulan perencanaan . (U5)

    Kompetensi Penunjang

    1. Menguasai wawasan lingkungan kepulauan, maritim yang beriklim tropis lembab. (P2) 2. Mampu menerapkan kebijakan tata ruang serta berbagai peraturan bangunan dan lingkungan dalam konteks

    pengembangan kawasan tepian air.(P5)

    Kompetensi Lainnya

    1. Mampu bekerja mandiri maupun kelompok dalam koordinasi kemitraan secara multi-disiplin. (L1) 2. Memiliki daya saing dan kepercayaan diri dalam komunitas professional lingkup nasional maupun

    internasional.(L2)

    SASARAN BELAJAR: 1. Mahasiswa dapat berpikir kritis dalam menyikapi issu, fenomena, perkembangan dan permasalahan yang

    berkaitan dengan perencanaan pada Kawasan tepian air.

    2. Mahasiswa dapat meningkatkan pengetahuan, keahlian dan berperan serta dalam kegiatan perencanaan

    pengembangan kawasan tepian air.

  • Ekologi Kawasan Tepian Air 7

    MINGGU KE -

    SASARAN PEMBELAJARAN (KOMPETENSI)

    MATERI PEMBELAJARAN

    STRATEGI PEMBELAJARAN

    KRITERIA PENILAIAN (INDIKATOR)

    BOBOT NILAI (%)

    (1) (2) (3) (4) (5) (6)

    1

    Mampu memahami tujuan dan manfaat mempelajari ekologi kawasan tepian air

    Kontrak perkuliahan

    Menjelaskan tujuan mempelajari ekologi kawasan tepian air

    Ceramah interaktif

    Kontribusi keaktifan dlm

    diskusi kelas (softskills/physikomotorik)

    Kedisiplinan (apektif)

    5

    2 s/d 5

    Mampu mengetahui dan memahami Ekologi Kawasan Tepian Air

    Pengertian Ekologi , Ekosistim dan Kawasan Tepian Air

    Ekologi Kawasan Tepian Laut

    Ekologi Kawasan Tepian Sungai

    Ekologi Kawasan Tepian Danau

    Ceramah interaktif Kajian pustaka

    Pemahaman materi

    (critical thinking/kognitif) Kesesuaian pustaka

    (critical review/kognitif) Ketelitian dan kebenaran

    perhitungan standar sarana dan prasarana kawasan tepian air

    Kedisiplinan (afektif)

    10

    6-8

    Mampu mengembangkan Ilmu Pengembangan Wilayah Kota dengan menerapkan ekologi kawasan tepian air pada kondisi lapangan

    Perencanaan Pembangunan Daerah

    Dalam Konteks Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu

    Wawasan Lingkungan dalam Pengembangan Maritim dan Kelautan

    Peran Ekosistim dalam Mitigasi Bencana

    Standar Standar, Peraturan Pemerintah Dan Teori Yang

    Menyangkut Pengembangan,

    Penataan Dan Perencanaan Kawasan Tepian Air

    Ceramah interaktif Kajian pustaka

    Pemahaman materi (critical

    thinking/kognitif) Kontribusi keaktifan dlm

    kelas (softskills/physikomotorik)

    Kedisiplinan mhs (afektif) 10

  • Ekologi Kawasan Tepian Air 8

    9

    10-11

    12-15

    Mampu memahami ekologi kawasan tepian air dalam Konteks Pengembangan Wilayah dan Kota

    Mampu mengaplikasikan materi ekologi kawasan tepian air yang dipahami pada kasus dilapangan

    Mampu mempresentasikan dan menggambarkan konsep Pengembangan Kawasan Tepian air sesuai Karakteristik Fisik dan Non fisik

    Evaluasi tengah Semester Dan Pembagian Tugas Kelompok

    Penggambaran karakteristik Lokasi Membaca Potensi, Permasalahan lingkungan abiotik dan biotik di lapangan Menganalisis Permasalahan dan pemecahannya serta membuat konsep Pengembangan Kawasan tepian Air

    Penggambaran karakteristik Lokasi Membaca Potensi dan Permasalahan dilapangan Menganalisis Permasalahan dan membuat konsep Pengembangan Kawasan tepian Air

    Survey Lapangan Asistensi & diskusi

    kelompok(small group)

    Presentasi & diskusi kelompok (small group)

    Self Directed Learning

    Pemahaman materi (critical thinking/kognitif)

    Kedisiplinan mhs (afektif)

    Pemahaman materi (critical thinking/kognitif)

    Kontribusi keaktifan dlm diskusi kelompok (softskills/physikomotorik) Kedisiplinan mhs (afektif)

    Pemahaman materi (critical thinking/)

    Teknik Pesentasi dan penyajian materi (keruntutannya,kebenaran, dan kelengkapan)

    Kontribusi keaktifan dlm diskusi kelompok (softskills)

    Kedisiplinan mhs ( afektif)

    20

    10

    10

    16

    Final Test / Evaluasi Akhir Semester

    Pemahaman tentang Ekologi Kawasan Tepian Air dan aplikasi serta penguasaan terhadap hasil studi di lapangan

    Self Directed Learning

    Pemahaman materi (critical thinking/kognitif)

    Kedisiplinan (afektif)

    35

  • Ekologi Kawasan Tepian Air 9

    FORMAT RENCANA PEMBELAJARAN (Jenis Kegiatan dan Pembobotan)

    Minggu

    Ke

    Jenis Kegiatan Pembelajaran

    Topik Bahasan

    Bentuk Tugas

    Nilai Bobot

    (%)

    1 2 3 4 5 1

    Perkuliahan

    Kontrak perkuliahan

    Tujuan mempelajari ekologi kawasan

    tepian air

    Pemahaman materi, Kajian pustaka, Membentuk tim kerja Kelompok

    2 - 5

    Perkuliahan Case Study, Self Directed Learning

    Pengertian Ekologi , Ekosistim dan Kawasan Tepian Air

    Ekologi Kawasan Tepian Laut

    Ekologi Kawasan Tepian Sungai

    Ekologi Kawasan Tepian Danau

    Pemahaman materi, Kajian pustaka, Mendiskusikan lokasi survey

    Kelompok

    10%

    6-8

    Perkuliahan Case Study, Self Directed Learning

    Perencanaan Pembangunan Daerah

    Dalam Konteks Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu

    Wawasan Lingkungan dalam Pengembangan Maritim dan Kelautan

    Peran Ekosistim dalam Mitigasi Bencana Standar Standar, Peraturan

    Pemerintah Dan Teori Yang Menyangkut Pengembangan, Penataan

    Dan Perencanaan Kawasan Tepian Air

    Pemahaman materi, Kajian pustaka, Mengurus Surat Izin survey

    Kelompok

    10%

  • Ekologi Kawasan Tepian Air 10

    9

    Evaluasi Tengah Semester (UTS)

    Penilaian terhadap tingkat pemahaman mahasiswa terhadap

    materi yang telah diberikan

    Pemberian Tugas Kelompok

    Essay

    25%

    10-11

    Diskusi Kelas Small Group, Self Directed Learning

    Hasil survey lapangan :

    Identifikasi Kondisi Lapangan Masing-masing Kelompok (karakteristik , potensi dan permasalahan kawasan tepian air

    masing-masing kelompok)

    Presentasi hasil survey lapangan

    tiap kelompok Kembali Survey lapangan Jika masih

    memerlukan data.

    10%

    12 - 15

    Diskusi Kelas Small Group, Self Directed Learning

    Analisis dan konsep pengembangan , penataan serta perencanaan kawasan

    tepian air masing-masing kelompok

    Presentasi Analisis dan konsep pengembangan , penataan serta perencanaan kawasan tepian air

    masing-masing kelompok

    15%

    16

    Problem Based Learning

    Penguasaan seluruh materi yang telah

    diberikan

    Evaluasi Akhir Semester

    30%

  • Ekologi Kawasan Tepian Air 11

    FORMAT RENCANA PEMBELAJARAN (Kompetensi Profesional)

    Kemampuan Akhir Yang Diharapkan

    (Kompetensi)

    Waktu Minggu

    Entry Skill

    Bahan Kajian

    Bentuk Kegiatan

    Pembelajaran

    Kriteria Penilaian

    Bobot Nilai (%)

    Standar

    Kompetensi

    1 2 3 4 5 6 7 8

    Mampu mengemukakan

    materi dan dapat membentuk tim kerja

    dalam perkuliahan

    1

    Memahami materi tentang Ekologi Kawasan Tepian Air serta dapat

    membuat tim kerja

    Kontrak Perkuliahan,

    Kajian Pustaka dan Kersama tim

    Kerja

    Perkuliahan, Role Play

    Kesesuaian pustaka (critical review/kognitif)

    Kontribusi keaktifan dlm diskusi kelas (softskills/physikomotorik)

    Kedisiplinan (apektif

    Dapat mengetahui dan paham tentang Ekologi Kawasan

    Tepian air

    Mampu memahami dan mengetahui Jenis dan Karakteristik Kawasan

    Tepian air

    2 - 5

    Mengetahui dan memahami Jenis dan Karakteristik Kawasan Tepian

    air

    Jenis dan Karakteristik

    Kawasan Tepian air

    Case Study, Self Directed

    Learning

    Pemahaman materi (critical thinking/kognitif)

    Ketelitian dan kebenaran perhitungan stndar permukiman

    Kedisiplinan (apektif)

    10%

    Dapat mengetahui, terampil

    menjelaskan Jenis dan Karakteristik

    Kawasan Tepian air

  • Ekologi Kawasan Tepian Air 12

    Kemampuan Akhir Yang Diharapkan

    (Kompetensi)

    Waktu Minggu

    Entry Skill

    Bahan Kajian

    Bentuk Kegiatan

    Pembelaja ran

    Kriteria Penilaian

    Bobot Nilai (%)

    Standar

    Kompetensi

    1 2 3 4 5 6 7 8

    Mampu mengemukakan Teori Standar Standar, Peraturan Pemerintah Dan

    yang Menyangkut

    Pengembangan, Penataan Dan

    Perencanaan sesuai jenis dan

    karakteristik Kawasan Tepian Air

    6-8

    Mengetahui dan

    memahami

    Standar Standar, Peraturan

    Pemerintah Dan Teori

    Yang Menyangkut

    Pengembangan

    , Penataan Dan Perencanaan

    Kawasan Tepian Air

    Standar Standar, Peraturan

    Pemerintah

    Dan Teori Yang

    Menyangkut Pengembang

    an, Penataan

    Dan Perencanaan

    Kawasan Tepian Air

    Small Group, Self Directed

    Learning

    Pemahaman materi (critical thinking/kognitif)

    Ketelitian dan kebenaran perhitungan stndar permukiman

    Estetika (kebenaran, kerapihan, gambar)

    Kedisiplinan (apektif)

    10%

    Dapat terampil menjelaskan

    Standar Standar, Peraturan

    Pemerintah Dan

    Teori Yang Menyangkut

    Pengembangan, Penataan Dan

    Perencanaan Kawasan Tepian Air

    Mampu menjelaskan

    Ekologi, Jenis dan Karakteristik Kawasan Tepian air

    serta Teori Yang

    Menyangkut

    Pengembangan, Penataan Dan

    Perencanaan Kawasan Tepian Air

    9

    Mengetahui dan

    memahami

    Ekologi, Jenis dan Karakteristik

    Kawasan Tepian

    air serta Teori

    Yang Menyangkut

    Pengembangan, Penataan Dan

    Perencanaan

    Ekologi, Jenis dan Karakteristik Kawasan Tepian

    air serta Standar

    Standar, Peraturan

    Pemerintah dan Teori Yang

    Menyangkut Pengembangan,

    Penataan Dan

    Perencanaan Kawasan Tepian

    Air

    Small Group, Self Directed

    Learning

    Pemahaman materi (critical thinking/kognitif)

    Estetika (kebenaran, kerapihan, penjabaran yang sistimatis)

    Kedisiplinan (apektif

    25%

    Dapat dengan sederhana dan

    ringkas menjelaskan

    Ekologi, Jenis dan Karakteristik

    Kawasan Tepian air

    serta Standar Standar, Peraturan

    Pemerintah dan

    Teori Yang Menyangkut

    Pengembangan,

    Penataan Dan Perencanaan

    Kawasan Tepian Air

  • Ekologi Kawasan Tepian Air 13

    Kemampuan Akhir Yang Diharapkan

    (Kompetensi)

    Waktu Minggu

    Entry Skill

    Bahan Kajian

    Bentuk Kegiatan

    Pembelaja ran

    Kriteria Penilaian

    Bobot Nilai (%)

    Standar

    Kompetensi

    1 2 3 4 5 6 7 8

    Mampu menjelaskanHasil survey lapangan : Identifikasi Kondisi Lapangan Masing-masing Kelompok

    10-11

    Memahami dan

    mengetahui Kondisi Lapangan

    (karakteristik , potensi dan

    permasalahan kawasan tepian

    air)

    Menggambarkan

    Identifikasi Kondisi

    Lapangan Masing-masing

    Kelompok

    Small Group, Self Directed

    Learning

    Pemahaman materi

    (critical thinking/kognitif)

    Ketelitian dan kebenaran identifikasi Karakteristik kawasan tepian air

    Estetika (kebenaran, kerapihan, gambar)

    Kedisiplinan (apektif)

    10%

    Dapat terampil

    menjelaskan dan menggambarkan

    karakteristik kawasan Tepian air

    Analisis dan konsep

    pengembangan , penataan serta

    perencanaan kawasan tepian air masing-masing kelompok

    12-15

    Memahami dan mengetahui tata cara analisis dan

    Konsep pengembangan Kawasan Tepian

    Air

    Menganalisis dan

    penggambaran Konsep

    pengembangan , penataan serta perencanaan

    kawasan tepian air

    Small Group, Self Directed

    Learning

    Pemahaman materi (critical thinking/kognitif)

    Ketelitian dan kebenaran menganalisis dan arahan Konsep

    pengembangan , penataan serta perencanaan kawasan tepian air

    Kedisiplinan (apektif)

    15%

    Dapat terampil menjelaskan Tata Cara analisis dan konsep arahan

    pengembangan , penataan serta perencanaan

    kawasan tepian air

  • Ekologi Kawasan Tepian Air 14

    Kemampuan Akhir Yang Diharapkan

    (Kompetensi)

    Waktu Minggu

    Entry Skill

    Bahan Kajian

    Bentuk Kegiatan

    Pembelaja ran

    Kriteria Penilaian

    Bobot Nilai (%)

    Standar

    Kompetensi

    1 2 3 4 5 6 7 8

    Mampu Menjelaskan seluruh materi yang

    telah diberikan

    16

    Final Test /

    Evaluasi Akhir Semester

    Uji Kemampuan

    Problem Based Learning, Self

    Directed Learning

    Pemahaman materi

    (critical thinking/kognitif)

    Estetika (kebenaran, kerapihan, gambar)

    Kedisiplinan (apektif

    30%

    Dapat

    mengaplikasikan materi Ekologi

    Kawasan Tepian Air sesuai

    Karakteristik Potensi dan

    permesalahan Kawasan Tepian Air dilappangan dalam bentuk Evaluasi Akhir

    Semester

  • Ekologi Kawasan Tepian Air 15

    BENTUK TUGAS

    Mata Kuliah : Ekologi Kawasan Tepian Air / 229D5203

    SKS : 3 (Tiga) SKS

    Semester : 4 (Empat)/Genap

    TUJUAN TUGAS :

    1. Mampu menjelaskan Ekologi, Jenis dan Karakteristik Kawasan Tepian air serta

    Teori Yang Menyangkut Pengembangan, Penataan Dan Perencanaan suatu

    Kawasan Tepian Air

    2. Mampu mengidentifikasi dengan menjelaskan dan menggambarkan Karakteristik

    kawasan studi masing-masing Kelompok

    3. Mampu menganalisis potensi dan permasalahan kawasan tepian air masing-

    masing kelompok

    4. Berdasarkan hasil analisis, mampu menyusun konsep Pengembangan, Penataan

    Dan Perencanaan suatu Kawasan Tepian Air berbasis ekologi

    1. URAIAN TUGAS :

    a. Obyek garapan : Karakteristik dan analisis Kawasan tepian air

    digambarkan secara deskriptif dan spasial

    Sistem perhitungan kebutuhan sarana dan prasarana

    Kawasan tepian air sesuai standar, dan peraturan

    Pemerintah setempat

    b. Yang harus dikerjakan dan batasan-batasannya;

    - Memahami pengertian dan aturan pembangunan kawasan tepian air

    - Memahami Ekologi, Jenis dan Karakteristik Kawasan Tepian air

    serta Teori Yang Menyangkut Pengembangan, Penataan Dan

    Perencanaan suatu Kawasan Tepian Air

    - Terampil mengidentifikasi dengan menjelaskan dan menggambarkan

    Karakteristik kawasan studi masing-masing Kelompok

  • Ekologi Kawasan Tepian Air 16

    - Terampil menganalisis potensi dan permasalahan kawasan tepian air

    masing-masing kelompok

    - Terampil menyusun konsep Pengembangan, Penataan Dan

    Perencanaan suatu Kawasan Tepian Air berbasis ekologi

    c. Metodologi/cara pengerjaan, acuan yang digunakan;

    - Mengerjakan identifikasi kawasan berdasarkan data spasial, Kuantitatif

    dan deskriptif dalam bentuk potensi dan permasalahan kawasan .

    - Menganalisis Kawasan dengan analisis spasial, Kuantitatif dan deskriptif

    - Berdasarkan analisis mampu menghasilkan arahan konsep

    pengembangan , penataan dan perencanaan kawasan tepian air berbasis

    ekologi.

    - Terampil menyajikan galam bentuk presentasi gambar tapak, zone dan

    plooting site,

    d. Kriteria luaran tugas yang dihasilkan/dikerjakan

    - mampu memahami Ekologi Kawasan Tepian air

    - mampu menerapkan hasil perhitungan kebutuhan sarana dan prasarana

    permukiman kedlam bentuk desain

    - mampu menjelaskan hasil desain dalam bentuk presentasi.

    2. KRITERIA PENILAIAN ;

    a. pemahaman materi Ekologi Kawasan Tepian air

    b. Identifikasi Kawasan dengan penyajian data deskriptif dan spasial

    c. Analisis terhadap karakteristik kawasan (potensi dan permasalahan)

    d. Mengaplikasikan hasil analisis berupa keluaran konsep pengembangan

    penataan dan perencanaan kawasan tepian air berbasis ekologi di paparkan

    dalam bentuk presentasi

  • Ekologi Kawasan Tepian Air 17

    FORMAT RENCANA EVALUASI

    Nama Mata Kuliah : Ekologi Kawasan Tepian Air

    Kode/Nama Dosen : 1. Dr. Ir. Mimi Arifin, Msi

    2. Prof. Dr. Slamet Trisutomo,MS

    3. Wiwik Wahidah Osman ST. MT.

    Evaluasi Kinerja Mahasiswa

    No.

    Stambuk

    Nama Mahasiswa

    Minggu 1- 15 Minggu 16

    Pemahaman Materi (teori)

    25%

    Kemampuan Mengidentifikasi

    Kondisi Lapangan dan

    Analisis 25%

    Pembuatan Konsep

    Pengembangan dan

    perencanaan 20%

    Ujian Akhir Semester ( UAS) 30%

  • Ekologi Kawasan Tepian Air 18

    KONTRAK PEMBELAJARAN

    Nama Mata Kuliah : Ekologi Kawasan Tepian Air

    Kode MK : 229D5203

    Pembelajar : 1. Dr. Ir. Mimi Arifin, Msi

    2. Prof. Dr. Slamet Trisutomo,MS

    3. Wiwik Wahidah Osman ST. MT.

    Semester : IV (Empat)/Genap

    Hari/Jam Pertemuan : Jumat/ 9.00-11.30

    Tempat Pertemuan : Ruang 123 CR 50

    1. MANFAAT MATA KULIAH

    Pembelajaran Ekologi Kawasan Tepian Air merupakan salah satu

    mata kuliah inti pada Prodi Pengembangan Wilayah Kota, Jurusan

    Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, dimana mahasiswa

    wajib mengambil mata kuliah ini pada semester 4 (Empat). Mata kuliah

    Ekologi Kawasan Tepian Air memiliki materi tentang ekologi kawasan

    tepian air, teori-teori Pengembangan perencanaan Kawasan Tepian air

    berbasis ekologi, standar-standar dan Undang- Undang serta Peraturan

    Pemerintah yang menyangkut Pengembangan perencanaan Kawasan

    Tepian air

    Di samping itu mata kuliah ini akan menjadi pedoman dalam mata

    kuliah selanjutnya yakni mata kuliah Revitalisasi Kawasan Tepian Air,

    Perencanaan berbasis mitigasi, Perencanaan Perumahan Permukiman

    Pesisir, dan Perencanaan Ruang Publik Tepian Air.

  • Ekologi Kawasan Tepian Air 19

    2. DESKRIPSI MATA KULIAH

    Pengembangan kawasan tepi air di Indonesia merupakan pokok masalah

    yang potensial ditangani secara lebih seksama, karena Indonesia memiliki

    garis pantai terpanjang di dunia dan berdasarkan PP 47/97 (Rencana Tata

    Ruang Wilayah Nasional) terdapat 516 kota di Indonesia dengan 216 kota

    diantaranya merupakan kota tepian air yang berada di tepi laut (pantai),

    sungai atau danau. Perlu disadari dengan potensi yang dimiliki

    diharapkan manusia Indonesia mampu memikirkan pengembangan serta

    perencanaan yang tepat pada kawasan tepian air.

    Untuk kelangsungan suatu kawasan tepian air dengan karakteristik

    tertentu, maka penanganan berbasis ekologi sangat diperlukan agar

    diketahui bagi masyarakat Indonesia dipahami bahkan diharapkan

    menjadi mindset setiap masyarakat penghuni, pengguna, pengembang

    maupun perencana.

    Pokok materi dalam mata kuliah Ekologi Kawasan Tepia air adalah :

    mengembangkan dan merencanakan kawasan tepian air berbasis

    ekologi, dengan terlebih dahulu melakukan Identifikasi karakteristik

    ekologi suatu kawasan, seperti karakteristik fisik dan lingkungan, Flora

    dan Fauna, Ekonomi sosial budaya dan kependudukan, Kondisi

    Permukiman Masyarakat, Sarana dan Prasarana Lingkungan, sistim

    Pengelolaan Kawasan jika ada dan Status Hukum (Legalitas). Selanjutnya

    karakteristik tersebut dipaparkan dalam potensi dan permasalahan yang

    ada, lalu menganalisisnya sesuai teori ekologi kawasan tepian air serta

    standar-standar, Undang-undang atau peraturan pemerintah setempat.

    Keluarannya berupa rekomendasi konsep pengembangan atau

    perencanaan kawasan untuk perbaikan ke depan.

  • Ekologi Kawasan Tepian Air 20

    3. TUJUAN PEMBELAJARAN

    Tujuan Mempelajari Mata Kuliah Ekologi Kawasan Tepian Air:

    1. Agar mahasiswa mengetahui memahami Ekologi kawasan

    tepian air dan manfaatnya bagi kelangsungan hidup manusia.

    2. Agar mahasiswa memiliki kemampuan mengemukakan teori-

    teori Pengembangan perencanaan Kawasan Tepian air berbasis

    ekologi

    3. Agar mahasiswa mampu mengidentifikasi potensi dan masalah

    pada suatu kawasan tepian air serta menganalisis dengan

    mengaplikasikan teori-teori ekologi kawasan tepian air

    disesuaikan dengan Undang-undang, standar atau peraturan

    pemerintah yang berlaku pada kawasan tepian air tertentu.

  • Ekologi Kawasan Tepian Air 21

    4. ORGANISASI MATERI

    Ekologi Kawasan Tepian Air

    Survey karakteristik Ekologi Kawasan Tepian Air Di Sulawesi Selatan

    (Pengenalan lapangan)

    Obsevasi:

    lingkungan, Flora dan

    Fauna, Ekonomi sosial

    budaya, Permukiman ,

    Sarana dan Prasarana

    Lingkungan, sistim

    Pengelolaan Kawasan

    dan Status Hukum

    (Karakter fisik ,non fisik

    Kawasan)

    Pembuatan Konsep Perencanaan Kawasan Tepian Air Berbasis Ekologis

    untuk Perbaikan ke depan Saran untuk keberlangsungan sumberdaya

    (Arahan lahan Konservasi dan Preservasi) Arahan jumlah Prasarana dan Sarana yang

    dibutuhkan untuk menciptakan lingkungan yang layak huni, berkarakter, produktif dan

    berkelanjutan

    Analis: Analisis spasial Analisis SWOT

    Menganalisis dengan mempertimbangkan semua

    karakteristik dengan segala potensi,

    permasalahan, peluang dan kelemahan

    (fisik dan non Fisik)

    Pengenalan dan Pemahaman Ekologi Kawasan Tepian Air

    (Teori , Standar serta UU

    dan Peraturan.Pemerintah)

    Gambar 1 ; Skema Organisasi Materi

  • Ekologi Kawasan Tepian Air 22

    5. STRATEGI PEMBELAJARAN

    Pembelajaran Ekologi Kawasan Tepian Air merupakan mata kuliah

    yang diawali dengan kuliah interaktif atau bentuk ceramah (Cooperatif

    Learning) yang di laksanakan pada minggu I, II sampai dengan minggu

    VIII. Selanjutnya agar mahasiswa termotivasi untuk mengetahui dan

    memahami teori yang telah diberikan, maka dilakukan pengujian berupa

    Mid tes pada minggu ke IX serta tugas mencari dan memiliki Standar-

    standar PU, Undang-Undang serta Peraturan Pemerintah terbaru

    mengenai Kawasan tepian air, Bangunan tepian air, juga Mengenai

    Lingkungan Hidup.

    Pada pertemuan minggu ke X sampai dengan ke XI adalah

    pemberian tugas kelompok, lalu selanjutnya asistensi terhadap hasil

    observasi lapangan mulai dari mendeskripsikan karakter fisik kawasan

    seperti topografi, posisi , kondisi lahan parasarana dan sarana serta flora

    dan fauna . Begitupun non fisik kawasan seperti sosial kependudukan ,

    budaya serta ekonomi dan kelembagaan. Selanjutnya dianalisis potensi

    dan permasalahan yang ada untuk perencanaan pengembangan ke

    depan ke arah yang lebih baik dengan konsep berbasis ekologis.

    (pembangunan berwawasan lingkungan) Pada minggu ke XII sampai XV

    dilakukan presentasi perkelompok sambil menghidupkan diskusi kelas.

    Segala masukan didiskusikan dan di buat laporan penyempurnaannya (

    dikumpul) pada akhir perkuliahan yaitu pada saat final Test.

  • Ekologi Kawasan Tepian Air 23

    6. MATERI BACAAN

    1. Whitten J.Anthony,Mustafa M., Henderson G., Ekologi Sulawesi,

    Diterjemahkan oleh Gembong Tjitrosoepomo, Fakultas Biologi

    Universritas Gajah Mada, Gajah Mada University Press,1987.

    2. McNaughton S.J., Larry L.Wolf, Ekologi Umum,Diterjemahkan oleh

    Priggoseputro Dan Srigandono, Edisi kedua Gajah Mada University

    Press,1998.

    3. Purwanto, Hari, Kebudayaan dan Lingkungan Dalam Perspektif

    Antropologi, Pustaka Pelajar , Yogyakarta 2008.

    4. Budiharsono,Sugeng , Teknik Analisis Pembangunan Wilayah

    Pesisir Dan Lautan, PT Pradnya Paramita, Jakarta 2001.

    5. Panuju R. Iah, Saefulhakim, Rustiandi, Perencanaan Dan

    Pengembangan Wilayah, Yayasan Pustaka Obor dan Crespent

    Press, Jakarta 2011.

    6. Satria Arif, Pengantar Sosiologi Masyarakat Pesisir, Cidesindo

    Press IPB, Bogor 2002.

    7. Bengen Dietriech, Ragam Pemikiran Menuju Pembangunan Pesisir

    dan Laut Berkelanjutan Berbasis Eko-Sosiosistem, Pusat

    Pembelajaran Dan Pengembangan Pesisir dan Laut, Makassar 2004.

    7. TUGAS

    1. Mahasiswa membaca karakteristik lapangan (fisik dan non fisik),

    melihat masalah dan potensi di lapangan berbasis ekologis serta

    menyajikannya dalam bentuk deskriptif, peta dan gambar.

    2. Mahasiswa mengerjakan analisis spasial dan kualntitatif dan kualitatif

    sesuai kondisi lapangan misalnya perhitungan kebutuhan sarana dan

    prasarana berdasarkan jumlah penduduk serta prediksinya mengikuti

    standar pemerintah,Dinas PU dan Lingkungan Hidup

  • Ekologi Kawasan Tepian Air 24

    3. Mahasiswa mengaplikasikan sistem perhitungan KDB, KLB serta RTH

    pada kawasan tepian air sesuai dengan standar / peraturan

    Pemerintah, Dinas PU dan Dinas Lingkungan Hidup (sempadan

    pantai/ kawasan konservasi dan preservasi serta kawasan yang harus

    direhabilitasi).

    4. Mahasiswa mampu membuat konsep Pengembangan Kawasan

    Tepian Air berwawasan lingkungan .

    5. Mahasiswa memahami sistem perencanaan pengembangan Kawasan

    Tepian Air Berbasis Ekologi.

    8. KRITERIA PENILAIAN

    Kriteria penilaian pada mata kuliah Ekologi Kawasan Tepian Air

    tetap dinilai pada setiap pertemuan, akan tetapi nilai maksimum pada

    mata kuliah ini adalah pada final test yakni sebesar 35% dimana

    dinilai dari tugas besar yakni estetika (kebenaran, kelengkapan,

    kerapihan gambar). Yang menjadi patokan penilaian setiap pertemuan

    adalah :

    1. Memahami materi perkuliahan Jenis dan karakteristik kawasan tepian

    air 10%

    2. Memahami dan mengetahui materi perkuliahan Ekologi kawasan

    tepian air 25%

    3. Memahami dan mengetahui standar, peraturan pemerintah tentang

    pembangunan, penataan dan perencanaan kawasan tepian air

    berbasis ekologi 10%

  • Ekologi Kawasan Tepian Air 25

    4. Mampu mengidentifikasi lokasi survey dan menyajikan dalam data

    spasial, kuantitatif dan kualitatif. 10%

    5. Mampu menganalisis berdasarkan hasil identifikasi lokasi survey dan

    menyajikan dalam data spasial, kuantitatif dan kualitatif. 15%

    6. Mengevaluasi penguasaan terhadap seluruh materi pembelajaran

    dari minggu ke I sampai dengan minggu ke XV. 30%.

    Nilai Angka Nilai Mutu Nilai Konversi

    86 A 4,00

    81 85 A- 3,75

    76 80 B+ 3,50

    71 75 B 3,00

    66 70 B- 2,75

    61 65 C+ 2,50

    51 60 C 2,00

    46 50 D 1,00

  • Ekologi Kawasan Tepian Air 26

    Kebenaran Isi Penulisan 30%

    Kelengkapan Proses Penulisan 25%

    Teknik Presentasi 15%

    Teknik Analisis serta Norma dan Standar Penyajian 20%

    Etika dan Kerapihan Penyajian Tugas 10%

    Contoh Alat Ukur

    Berikut akan dikemukakan salah satu alternatif (contoh) alat ukur yang

    digunakan dalam menilai tugas gambar mahasiswa baik tugas kecil

    maupun tugas besar sebagai berikut:

    Prodi : Pengembangan Perencanaan Kota

    Mata Kuliah : Ekologi Kawasan Tepian Air

    Tugas : Tugas Kelompok Studi Kasus Kawasan Tepian Air

    Jenis Tugas : Observasi Lapangan dan Konsep Pengembangan

    Kawasan Berbasis Ekologi.

    No Aspek yang dinilai Skor (0-4) Bobot Nilai

    1 Kelengkapan proses penulisan 25%

    2 Kebenaran isi 30%

    3 Teknik presentase 15%

    4 Teknik analisis serta norma dan

    Standar penyajian

    20%

    5 Etika dan Kerapihan Tugas 10%

    Total Nilai 100%

    Keterangan:

  • Ekologi Kawasan Tepian Air 27

    Skor 0,00 1,00 = sangat kurang (E)

    Skor 1,01 2,00 = kurang (D)

    Skor 2,01 2,75 = cukup (C)

    Skor 2,76 3,30 = baik (B)

    Skor 3,31 4,00 = baik sekali (A)

    Defenisi Operasional Tabel

    1) Aspek yang dinilai:

    Kelengkapan proses penulisan yaitu Kelengkapan mengikuti

    proses penulisan mulai dari pemberian tugas, asistensi , presentasi

    dan perbaikan.

    Kebenaran isi, adalah kebenaran apa yang disajikan baik pada latar

    belakang penulisan, kajian pustaka, metode, kondisi terbaru

    lapangan, analisis dan kesimpulan serta saran .

    Teknik presentase , yaitu nilai pada saat presentasi kelompok ,

    pembagian tugas presentasi tiap anggota kelompok tertata dengan

    baik, artikulasi jelas, teknik penyajian power point menarik,

    terpenuhinya gambar-gambar yang secara visual dan teknik

    penyajian peta benar, indah (estetik), dan komposisi tepat.

    Teknik Analisis adalah terpenuhinya tata cara analisis yaitu

    bagaimana data primer maupun sekunder yang diolah, dinilai

    berdasarkan teori dan standar-standar Pemerintah, Sedang norma

    dan standar penyajian, yaitu terpenuhinya tata cara penulisan,

    penyajian gambar yang benar berdasarkan berbagai aturan

    penggambaran peta menempatkan ukuran sesuai skala,

    kelengkapan keterangan, dll.

  • Ekologi Kawasan Tepian Air 28

    Etika dan kerapihan tugas, yaitu terpenuhinya perilaku mahasiswa

    yang tidak melanggar aturan kejujuran, kedisiplinan dan

    kemandirian. Di samping itu juga dilihat tingkat penyajian penulisan

    dan gambar yang jelas dan rapih sehingga mudah dimengerti oleh

    orang lain.

    2) Skor dengan interval 0 s/d 4 dengan keterangan seperti di atas.

    3) Bobot, bervariasi pada tiap aspek sesuai dengan tingkat kesulitan dan

    telah ditentukan seperti terlihat pada tabel. Keseluruhan bobot

    tersebut berjumlah 100%.

    4) Nilai adalah hasil kali antara skor satuan dengan bobot satuan. Lima

    dari nilai satuan tersebut, akan dijumlah menjadi total nilai, yang akan

    disesuaikan kembali dengan nilai yang ada pada keterangan atau

    dikonversi menjadi nilai E s/d A.

    9. NORMA AKADEMIK

    1. Masuk ke Kelas mahasiswa harus berpakaian rapih, pakai sepatu dan

    bersikap sopan ( tidak ribut ).

    2. Mahasiswa hadir tepat waktu di kelas dan pada saat pelajaran

    berlangsung tidak diperkenankan mahasiswa masuk kelas (terlambat)

    terkecuali jika ada alasan yang dapat diterima secara bersama oleh

    anggota kelas.

    3. Mahasiswa wajib membawa perlengkapan tulis berupa buku catatan

    dan alat tulis.

  • Ekologi Kawasan Tepian Air 29

    4. Peserta matakuliah wajib menyelesaikan matakuliah ini karena

    merupakan matakuliah wajib pada prodi Pengembangan Wilayah Kota

    (PWK) Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin

    10. JADWAL PEMBELAJARAN

    Minggu Topik Bahasan Metode Pembelajaran

    Kriteria Penilaian

    1 2 3 4 I

    Penjelasan umum tentang program pembelajaran , Tujuan Pembelajaran, Kepustakaan, Pembentukan Kelompok, Pemilihan ketua kelompok dan ketua kelas

    Role Play,

    Pemahaman materi

    (critical thinking/kognitif)

    Kedisiplinan (afektif)

    II - V

    Mengetahui dan memahami Ekologi Kawasan Tepian Air

    Self Directed Learning

    Case Study ,

    Pemahaman materi

    (critical thinking/kognitif)

    Kesesuaian pustaka (critical review/kognitif)

    Kedisiplinan (afektif)

    VI - VIII

    Mampu mengembangkan Ilmu Pengembangan Wilayah Kota dengan menerapkan ekologi kawasan tepian air pada kondisi lapangan

    Case Study, Self Directed

    Learning

    Pemahaman materi

    (critical thinking/kognitif) Estetika (kebenaran,

    kelengkapan, kerapihan gambar)

    Kontribusi keaktifan dlm diskusi kelompok (softskills/ physikomotorik)

    Kedisiplinan mhs (afektif)

    IX

    Mampu memahami ekologi kawasan tepian air dalam Konteks Pengembangan Wilayah dan Kota

    Mid Test

    Pemahaman materi

    (critical thinking/kognitif)

    Kedisiplinan mhs (afektif)

  • Ekologi Kawasan Tepian Air 30

    X - XI

    Mampu mengaplikasikan materi ekologi kawasan tepian air yang telah dipahami pada masing-masing kasus (kelompok) di lapangan

    Case Study, , Self Directed

    Learning

    Pemahaman materi

    dalam mengobservasi lapangan (critical thinking/kognitif)

    Kontribusi keaktifan dlm survey lapangan (softskills/physikomotorik)

    Kedisiplinan mhs (afektif)

    XII - XV

    Mampu mempresentasikan dan menggambarkan konsep Pengembangan Kawasan Tepian air berbasis Ekologis Sesuai Karakteristik Fisik dan Non fisik

    Case Study, Self Directed

    Learning

    Pemahaman materi

    (critical thinking/kognitif) Estetika (kebenaran,

    kelengkapan, kerapihan penyajian )

    Kontribusi keaktifan dlm diskusi kelompok (softskills/physikomotorik)

    Kedisiplinan mhs (afektif)

    XVI

    Ujian Akhir Semester (UAS)

    Problem Based

    Learning

    Pemahaman materi

    (critical thinking/kognitif) Estetika (kebenaran,

    kelengkapan, kerapihan penyajian)

    Kedisiplinan (afektif)

  • Ekologi Kawasan Tepian Air 31

    BAHAN AJAR

    MATAKULIAH EKOLOGI KAWASAN

    TEPIAN AIR

    229D5203

    Pengajar : Dr. Ir. Mimi Arifin, Msi

    Prof. Dr. Slamet Trisutomo,MS

    Wiwik Wahidah Osman ST. MT.

    Semester : IV (Empat)/Genap

    JURUSAN ARSITEKTUR

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS HASANUDDIN

    2014

  • Ekologi Kawasan Tepian Air 32

    BAHAN AJAR

    Mata Kuliah: Ekologi Kawasan Tepian Air

    Tujuan Umum

    Mata kuliah Ekologi Kawasan Tepian Air merupakan mata kuliah

    inti dan dapat di ikuti oleh mahasiswa pada semester ke empat (semester

    genap). Tujuannya agar dalam menganalisis pengembangan dan

    peruntukan suatu wilayah khususnya pembangunan kawasan tepian air,

    pesisir dan laut harus berbasis ekologi.

    Ekologi diharapkan menjadi mindset setiap orang baik

    penghuni/pengguna atau pengembang/perencana kawasan tepian air

    Indonesia. Oleh karena itu dalam menganalisis pengembangan kawasan

    tepian air dibutuhkan pemahaman awal tentang pengertian ekologi,

    pengertian kawasan tepian air, jenis dan karakteristik kawasan tepian air

    serta standar-standar dan Undang-undang ataupun Peraturan Pemerintah

    tentang penataan kawasan tepian air.

    Selain itu juga mulai diperkenalkan tentang jenis Kawasan tepian

    air dengan potensi dan permasalahannya secara umum, selanjutnya agar

    lebih dipahami mahasiswa mempraktekkan dengan survey langsung pada

    beberapa kasus kawasan tepian air yang berada di Provinsi Sulawesi

    Selatan. Survey dilakukan secara berkelompok. Setelah memahami

    potensi dan masalah setiap kasus dilanjutkan agar mahasiswa sudah

    mulai mampu menganalisis kasus masing-masing kelompok secara

  • Ekologi Kawasan Tepian Air 33

    sederhana bagaimana pengembangan serta perencanaan kawasan tepian

    air yang berbasis ekologi.

    Materi Pertemuan Minggu I.

    Memaparkan maksud dan tujuan umum serta khusus dari mata kuliah

    Ekologi Kawasan Tepian Air.

    Materi Pertemuan Minggu II- V.

    Pengertian Ekologi secara Umum dan Kawasan Tepian Air

    Ekologi Kawasan Tepian Laut

    Ekologi Kawasan Tepian Danau dan Rawa

    Ekologi Kawasan Tepian Sungai

    Materi Pertemuan Minggu VI - VIII.

    Perencanaan Pembangunan Daerah Dalam Konteks Pengelolaan

    Wilayah Pesisir Terpadu

    Wawasan Lingkungan dalam Pengembangan Maritim dan Kelautan

    Peran Ekosistim dalam Mitigasi Bencana

    Materi Pertemuan Minggu IX

    Memotivasi mahasiswa untuk memahami materi kuliah yang telah

    diberikan dengan melakukan Ujian Tengah Semester (UTS), dalam bentuk

    esay dan tugas permahasiswa mencari standar-standar dan Undang-

    undang ataupun Peraturan Pemerintah terbaru tentang penataan

    kawasan tepian air.

    Materi Pertemuan Minggu X-XI

    Penjelasan Tugas survey secara berkelompok

    Asistensi Hasil survey

  • Ekologi Kawasan Tepian Air 34

    Mampu mengaplikasikan materi ekologi kawasan tepian air yang

    dipahami pada kasus dilapangan

    Materi Pertemuan Minggu XII - XV.

    Presentasi perkelompok

    Mampu mempresentasikan dan menggambarkan konsep Pengembangan

    Kawasan Tepian air sesuai Karakter kawasan survey masing-masing

    kelompok

    Mampu menanggapi dan berdiskusi secara etis antar kelompok.

    Materi Pertemuan Minggu XVI

    Ujian Akhir Semester (UAS)

    Pemahaman tentang Ekologi Kawasan Tepian Air dan pengaplikasiannya

    pada kasus perkelompok serta penguasaan tiap mahasiswa terhadap

    hasil studi kelompok di lapangan

  • Ekologi Kawasan Tepian Air 35

    BAHAN AJAR

    MATA KULIAH : EKOLOGI KAWASAN TEPIAN AIR

    A. Pendahuluan :

    Pengembangan kawasan tepi air di Indonesia merupakan pokok masalah

    yang potensial ditangani secara lebih seksama, karena Indonesia memiliki

    garis pantai terpanjang di dunia dan berdasarkan PP 47/97 (Rencana Tata

    Ruang Wilayah Nasional) terdapat 516 kota di Indonesia dengan 216 kota

    diantaranya merupakan kota tepian air yang berada di tepi laut (pantai),

    sungai atau danau. Perlu disadari dengan potensi yang dimiliki

    diharapkan manusia Indonesia mampu memikirkan pengembangan serta

    perencanaan yang tepat pada kawasan tepian air.

    Untuk kelangsungan suatu kawasan tepian air dengan karakteristik

    tertentu, maka penanganan berbasis ekologi sangat diperlukan agar

    diketahui bagi masyarakat Indonesia dipahami bahkan diharapkan

    menjadi mindset setiap masyarakat penghuni, pengguna, pengembang

    maupun perencana.

    Pokok materi dalam mata kuliah Ekologi Kawasan Tepia air adalah

    mengembangan dan merencanakan kawasan tepian air, dengan terlebih

    dahulu melakukan tinjauan karakteristik ekologi kawasan tersebut seperti

    karakteristik fisik dan lingkungan, Flora dan Fauna, Ekososbud,

    Permukiman Masyarakat, Sarana dan Prasarana Lingkungan, sistim

    Pengelolaan Kawasan jika ada dan Status Hukum (Legalitas). Selanjutnya

    menganalisis dengan mempertimbangkan semua karakteristik tersebut

    dengan potensi dan permasalahannya lalu membuat rekomendasi

    konsep perencanaan untuk perbaikan ke depan. Dengan demikian hal

    ini merupakan suatu yang amat penting diajarkan bagi mahasiswa

    program studi Pengembangan dan Perencanaan Kota.

  • Ekologi Kawasan Tepian Air 36

    Tujuan Mempelajari Mata Kuliah Ekologi Kawasan Tepian Air:

    4. Agar mahasiswa mengetahui memahami tentang manfaat bagi

    masyarakat jika suatu lingkungan yang direncanakan dengan

    mempertimbangkan kelangsungan sumberdayanya khususnya

    pada kawasan tepian air.

    5. Agar mahasiswa memiliki kemampuan dan sadar untuk

    menghadirkan konsep ekologis dalam setiap pengembangan

    dan perencanaan suatu kawasan khususnya kawasan tepian air

    B. PENYAJIAN

    Materi bahan ajar yang dibahas dalam buku ini mengacu pada

    Kontrak Pembelajaran, Garis Besar Rencana Pembelajaran (GBRP)

    mata kuliah Ekologi Kawasan Tepian Air, yakni :

    Isi Materi Pertemuan Minggu I.

    Menjelaskan Pengertian ekologi secara umum dan secara khusus

    tujuan dan manfaat ekologi kawasan tepian air

    Isi Materi Pertemuan Minggu II- V.

    Pengertian Ekologi secara Umum dan Kawasan Tepian Air

    Ekologi Kawasan Tepian Laut

    Ekologi Kawasan Tepian Danau dan Rawa

    Ekologi Kawasan Tepian Sungai

  • Ekologi Kawasan Tepian Air 37

    Isi Materi Pertemuan Minggu VI - VIII

    Perencanaan Pembangunan Daerah Dalam Konteks Pengelolaan

    Wilayah Pesisir Terpadu

    Wawasan Lingkungan dalam Pengembangan Maritim dan Kelautan

    Peran Ekosistim dalam Mitigasi Bencana

    Isi Materi Pertemuan Minggu IX

    Ujian Tengah Semester (UTS), dalam bentuk Esay dan tugas perorangan

    mencari standar-standar, Undang-undang atau Peraturan Pemerintah

    tentang Kawasan Tepian Air.

    Isi Materi Pertemuan Minggu X - XI

    Pemberian Tugas Kelompok untuk survey pada Kawasan Tepian Air di

    Provinsi Sulawesi Selatan dan Asistensi

    Isi Materi Pertemuan Minggu XII - XV.

    Presentasi Tugas Perkelompok dan diskusi kelas

    Isi Materi Materi Pertemuan Minggu XVI

    Ujian Akhir Semester (UAS) dalam bentuk Esay untuk menilai tingkat

    pemahaman tiap mahasiswa tentang Ekologi Kawasan Tepian Air dan

    penguasaan terhadap hasil studi di lapangan

  • Ekologi Kawasan Tepian Air 38

    Materi Pertemuan Minggu I

    A. Kontrak perkuliahan

    B. Menjelaskan tujuan mempelajari ekologi kawasan tepian air

    Pendahuluan.

    Menurut Dahuri dkk. (2001) komponen biofisik wilayah pesisir

    dan laut Indonesia yang membentang sepanjang kurang lebih 81.000

    km garis pantai dan menyebar pada sekitar 17.508 pulau dengan

    sekitar 5,8 juta km2 wilayah perairan termasuk ZEEI, memiliki potensi

    sumberdaya hayati yang melimpah dan beragam jenisnya dan

    masing-masing sumberdaya tersebut memiliki nilai penting baik dari

    sisi pasar domestic terlebih pasar internasional.

    Dengan besarnya potensi alam perairan Indonesia dalam masa

    perkembangannya sangat menarik para investor baik lokal maupun

    asing untuk memanfaatkannya . Masalah akan muncul jika

    pemanfaatan berlangsung tanpa melihat kepentingan generasi ke

    depan (inter generation). Banyak pembangunan sektoral, regional,

    swasta dan masyarakat mengambil tempati kawasan tepian air dan

    laut, seperti budidaya perikanan, resort wisata, industri,

    pertambangan, pelabuhan laut,dan reklamasi pantai untuk perluasan

    kota. Alasan-alasan terkait dengan kurangnya prasarana umum di

    wilayah tepian air, pesisir dan laut, lemahnya perencanaan spasial

    yang berakhir pada tumpang tindih berbagai sektor di suatu kawasan,

    dampak polusi serta kerusakan lingkungan.

    Pembangunan berkelanjutan (sustainable development)

    yang merupakan visi dunia internasional kini juga merupakan visi

    nasional. Visi pembangunan berkelanjutan tidak melarang aktivitas

    pembangunan ekonomi, tetapi menganjurkannya dengan

    persyaratan bahwa laju (tingkat) kegiatan pembangunan tidak

    melampaui daya dukung (carrying capacity) lingkungan alam

    Sudah saatnya, membentuk masyarakat dan pemikir/perencana

  • Ekologi Kawasan Tepian Air 39

    yang memiliki kesadaran kolektif dalam merealisasikan

    pembangunan berkelanjutan, khususnya pembangunan kawasan

    tepian air, pesisir dan laut berbasis ekologi.

    Ekologi diharapkan menjadi mindset setiap orang baik

    penghuni/pengguna atau perencana kawasan tepian air

    Indonesia.Untuk itu mata kuliah ekologi Kawasan Tepian Air bagi

    mahasiswa PWK diperlukan untuk mendukung harapan tersebut.

    Tujuan Mempelajari Ekologi Kawasan Tepian Air

    Mata kuliah Ekologi Kawasan Tepian Air diwajibkan kepada mahasiwa

    PWK dengan tujuan antara lain :

    1. Agar mahasiswa mengetahui dan memahami Ekologi kawasan

    tepian air

    2. Agar mahasiswa mampu mengidentifikasi Jenis dan karakteristik

    kawasan tepian air

    3. Memahami dan mengetahui standar, peraturan pemerintah tentang

    pembangunan, penataan dan perencanaan kawasan tepian air

    berbasis ekologi

    4. Mampu mengidentifikasi dan menganalisis potensi dan

    permasalahan kawasan tepian air pada lokasi survey dan

    menyajikan dalam data spasial, kuantitatif dan kualitatif.

    5. Berdasarkan hasil analisis, mahasiswa mampu membuat arahan

    pengembangan, penataan dan perencanaan kawasan tepian air

    yang berbasis ekologi

  • Ekologi Kawasan Tepian Air 40

    Materi Pertemuan Minggu II - V

    A. Pengertian Ekologi , Ekosistim dan Kawasan Tepian Air

    1. Pengertian Ekologi

    Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organism dengan

    lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunan oikos (habitat)

    dan logos (ilmu). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik

    interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan

    lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst

    Haeckel (1834- 1914). Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai

    kesatuan atau sistem dengan lingkungannya.

    Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem dengan

    berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotikdan biotik. Faktor

    abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi,

    sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia,

    hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan

    tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas,

    dan ekosistem yang saling memengaruhi dan merupakan suatu sistem

    yang menunjukkan kesatuan.

    Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru

    muncul pada tahun 70-an. Akan tetapi, ekologimempunyai pengaruh

    yang besar terhadap cabang biologinya. Ekologi mempelajari

    bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan kehidupannya dengan

    mengadakan hubungan antar makhluk hidup dan dengan benda tak hidup

    di dalam tempat hidupnya atau lingkungannya. Ekologi, biologi dan ilmu

    kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan botaniyang

    menggambarkan hal bahwa ekologi mencoba memperkirakan, dan

    ekonomi energi yang menggambarkan kebanyakan rantai

    makanan manusia dan tingkat tropik.

  • Ekologi Kawasan Tepian Air 41

    Para ahli ekologi mempelajari hal berikut:

    Perpindahan energi dan materi dari makhluk hidup yang satu ke

    makhluk hidup yang lain ke dalam lingkungannya dan faktor-faktor

    yang menyebabkannya.

    Perubahan populasi atau spesies pada waktu yang berbeda dalam

    faktor-faktor yang menyebabkannya.

    Terjadi hubungan antarspesies (interaksi antarspesies) makhluk

    hidup dan hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.

    2. Pengertian Ekosistem

    Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh

    hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan

    lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan

    secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang

    saling memengaruhi.

    Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang

    melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik

    sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan

    terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme. Matahari

    sebagai sumber dari semua energi yang ada.

    Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-

    sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan

    beradaptasi dengan lingkungan fisik, sebaliknya organisme juga

    memengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup. Pengertian ini

    didasarkan pada Hipotesis Gaia, yaitu: "organisme, khususnya

    mikroorganisme, bersama-sama dengan lingkungan fisik menghasilkan

    suatu sistem kontrol yang menjaga keadaan di bumi cocok untuk

    kehidupan". Hal ini mengarah pada kenyataan bahwa kandungan kimia

  • Ekologi Kawasan Tepian Air 42

    atmosfer dan bumi sangat terkendali dan sangat berbeda dengan planet

    lain dalam tata surya.

    a. Komponen Ekosistem

    Secara umum, komponen ekosistem terbagi atas dua kelompok

    yakni biotik dan juga abiotik. Komponen biotik sendiri merupakan

    komponen berupa mahluk hidup. Sementara itu komponen abiotik

    mencakup semua hal di luar mahluk hidup dalam sebuah satuan

    ekosistem. Meski tak hidup, namun komponen abiotik ini sangat

    mempengaruhi keberlangsungan hidup dari komponen biotik. Apa saja

    komponen abiotik tersebut, antara lain:

    1) Suhu.

    2) Tanah dan Batu.

    3) Air

    4) Udara

    5) Cahaya

    6) Iklim

    Sementara itu komponen biotik mencakup beberapa hal yang dapat

    dikelompokkan berdasarkan fungsinya. Berdasarkan fungsi komponen

    tersebut, maka ia akan dibagi menjadi dua komponen dasar yakni autotrof

    dan juga komponen heterotrof. Pengertian keduanya adalah sebagai

    berikut :

    1) Autotrof tak lain adalah istilah yang menunjuk pada mahluk hidup

    yang bisa membentuk sendiri makanannya sendiri.

    2) Heterotrof sendiri adalah organisme konsumen yang tak bisa

    membentuk makanannya sendiri sehingga ia mengambil kebutuhan

    tersebut dari luar dirinya.

    sementara itu jika dilihat dari susunan trofiknya, maka komponen

    ekosistem biotik dibagi ke dalam 3 kelompok yakni:

  • Ekologi Kawasan Tepian Air 43

    1) Produsen. Secara sederhana diartikan sebagai penghasil makanan. Ia

    adalah mahluk hidup atau organisme yang menghasilkan makanannya

    sendiri. Organisme yang tercakup dalam kelompok ini adalah

    tumbuhan yang memiliki klorofil. Dalam ekosistem darat, tumbuhan

    sangat diperlukan sebagai sumber makanan mahluk hidup lainnya.

    Sementara itu dalam ekosistem perairan, organisme dengan klorofil

    adalah berbagai jenis alga juga fitoplankton.

    2) Komponen ekosistem biotik selanjutnya adalah konsumen. Ia secara

    sederhana diartikan sebagai pemakai. Kelompok ini mencakup semua

    organisme yang tak bisa menghasilkan makanan bagi dirinya sendiri

    sehingga ia harus mendapatkan makanan dari organisme lainnya

    untuk mempertahankan keberlangsungan hidupnya. Konsumen ini

    dibagi ke dalam 3 bagian yakni: konsumen tingkat pertama meliputi

    semua organisme yang mengkonsumsi zat langsung dari tumbuhan

    atau disebut herbivora. Konsumen tingkat kedia yakni semua mahluk

    hidpu yang memperoleh makanan dengan memangsa herbivora tadi

    atau disebut karnivora. Terakhir adalah konsumen tingkat ketiga yakni

    mahluk hidup yang memangsa konsumen tingkat kedua.

    3) Pengurai atau decomposer. Merupakan komponen ekosistem biotik

    yang sangat berperan dalam hal menguraikan bahan-bahan organis

    yang muasalnya dari mahluk hidup yang telah mati atau juga hasil

    pembuangan sistem pencernaan mahluk hidpu. Organisme pengurai

    ini cukup penting sebab ia menjaga stabilitas ekosistem dengan

    mengurai zat-zat buangan tersebut sehingga diserap oleh tanah dan

    menjadi unsur hara bagi perkembangan tumbuhan.

    b. Interaksi dalam Ekosistem

    Tentunya setelah mengetahui komponen dalam suatu ekosistem

    kita bertanya-tanya bagaimana sesungguhnya hubangan antara makhluk

    hdup yang tinggal menetap dalam suatu ekositem, nah begini nih sahabat

  • Ekologi Kawasan Tepian Air 44

    Setiap makhluk hidup akan berusaha untuk mempertahankan

    populasinya, tentu dengan cara mencari makanan dan terus berkembang

    biak, seperti yang kita ketahui ada makhluk hidup karnivora dan herbivora

    hal ini akan menimbulkan hubungan erat yang biasa dinamakan rantai

    makanan dan jaring jaring makanan.

    1) Rantai makanan

    Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan dengan

    urutan dan arah tertentu. Pada peristiwa tersebut terjadi perpindahan

    energi dari produsen ke konsumen, dan selanjutnya ke pengurai.

    Konsumen tingkat pertama juga disebut konsumen primer, dan konsumen

    tingkat ketiga disebut konsumen tersier. Tingkatan-tingkatan ini disebut

    trofik. Konsumen puncak merupakan konsume terakhir dan bila mati akan

    diuraikan oleh dekomposer. Contoh rantai makanan adalah sebagai

    berikut:

    Gambar 2 : Rantai Makanan

  • Ekologi Kawasan Tepian Air 45

    2) Jaring-jaring makanan

    Dalam ekosistem, suatu organisme tidak hanya makan satu jenis

    makanan saja, dan juga dapat dimakan oleh beberapa jenis pemangsa.

    Oleh karena itu terjadi beberapa rantai makanan yang saling

    berhubungan. Sekumpulan rantai makanan yang saling berhubungan ini

    disebut dengan jaring-jaring makanan. Contoh jaring-jaring makanan

    adalah sebagai berikut.

    Gambar 3. Jaring - jaring makanan

    c. Tipe-tipe Ekosistem

    Secara umum ada tiga tipe ekosistem, yaitu ekositem air, ekosisten

    darat, dan ekosistem buatan.

    1) Akuatik (air)

    Ekosistem air tawar.

  • Ekologi Kawasan Tepian Air 46

    Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok,

    penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam

    tumbuhan yang terbanyak adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya

    tumbuhan biji. Hampir semua filum hewan terdapat dalam air tawar.

    Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya telah beradaptasi.

    Ekosistem air laut.

    Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang

    tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena

    suhunya tinggi dan penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar

    25 C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi, sehingga terdapat

    batas antara lapisan air yang panas di bagian atas dengan air yang dingin

    di bagian bawah yang disebut daerah termoklin.

    Ekosistem estuari.

    Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut.

    Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau

    rawa garam. Ekosistem estuari memiliki produktivitas yang tinggi dan kaya

    akan nutrisi. Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput

    rawa garam, ganggang, dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain

    berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan.

    Ekosistem pantai.

    Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di

    gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan

    terhadap hempasan gelombang dan angin. Tumbuhan yang hidup di

    ekosistem ini menjalar dan berdaun tebal.

    Ekosistem sungai.

    Sungai adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air

    sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan.

  • Ekologi Kawasan Tepian Air 47

    Aliran air dan gelombang secara konstan memberikan oksigen pada air.

    Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang. Ekosistem

    sungai dihuni oleh hewan seperti ikan kucing, gurame, kura-kura, ular,

    buaya, dan lumba-lumba.

    Ekosistem terumbu karang.

    Ekosistem ini terdiri dari coral yang berada dekat pantai. Efisiensi

    ekosistem ini sangat tinggi. Hewan-hewan yang hidup di karang memakan

    organisme mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai invertebrata, mikro

    organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang. Herbivora

    seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut,

    dan ikan karnivora. Kehadiran terumbu karang di dekat pantai membuat

    pantai memiliki pasir putih.

    Ekosistem laut dalam.

    Kedalamannya lebih dari 6.000 m. Biasanya terdapat lele laut dan

    ikan laut yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen terdapat

    bakteri yang bersimbiosis dengan karang tertentu.

    Ekosistem lamun.

    Lamun atau seagrass adalah satu-satunya kelompok tumbuh-

    tumbuhan berbunga yang hidup di lingkungan laut. Tumbuh-tumbuhan ini

    hidup di habitat perairan pantai yang dangkal. Seperti halnya rumput di

    darat, mereka mempunyai tunas berdaun yang tegak dan tangkai-tangkai

    yang merayap yang efektif untuk berbiak. Berbeda dengan

    tumbuh-tumbuhan laut lainnya (alga dan rumput laut), lamun berbunga,

    berbuah dan menghasilkan biji. Mereka juga mempunyai akar dan sistem

    internal untuk mengangkut gas dan zat-zat hara. Sebagai sumber daya

    hayati, lamun banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.

    2) Terestrial (darat)

  • Ekologi Kawasan Tepian Air 48

    Penentuan zona dalam ekosistem terestrial ditentukan oleh

    temperatur dan curah hujan. Ekosistem terestrial dapat dikontrol oleh iklim

    dan gangguan. Iklim sangat penting untuk menentukan mengapa suatu

    ekosistem terestrial berada pada suatu tempat tertentu. Pola ekosistem

    dapat berubah akibat gangguan seperti petir, kebakaran, atau aktivitas

    manusia.

    Hutan hujan tropis.

    Hutan hujan tropis terdapat di daerah tropik dan subtropik. Ciri-

    cirinya adalah curah hujan 200-225 cm per tahun. Spesies pepohonan

    relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya

    tergantung letak geografisnya. Tinggi pohon utama antara 20-40 m,

    cabang-cabang pohon tinggi dan berdaun lebat hingga membentuk

    tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro, yaitu

    iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme. Daerah tudung cukup

    mendapat sinar matahari, variasi suhu dan kelembapan tinggi, suhu

    sepanjang hari sekitar 25 C. Dalam hutan hujan tropis sering terdapat

    tumbuhan khas, yaitu liana (rotan) dan anggrek sebagai epifit. Hewannya

    antara lain, kera, burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.

    Sabana.

    Sabana dari daerah tropik terdapat di wilayah dengan curah hujan

    40 60 inci per tahun, tetapi temepratur dan kelembaban masih

    tergantung musim. Sabana yang terluas di dunia terdapat di Afrika; namun

    di Australia juga terdapat sabana yang luas. Hewan yang hidup di sabana

    antara lain serangga dan mamalia seperti zebra, singa, dan hyena.

    Padang rumput.

    Padang rumput terdapat di daerah yang terbentang dari daerah

    tropik ke subtropik. Ciri-ciri padang rumput adalah curah hujan kurang

    lebih 25-30 cm per tahun, hujan turun tidak teratur, porositas (peresapan

  • Ekologi Kawasan Tepian Air 49

    air) tinggi, dan drainase (aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas

    tumbuhan terna (herbs) dan rumput yang keduanya tergantung pada

    kelembapan. Hewannya antara lain: bison, zebra, singa, anjing liar,

    serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus dan ular.

    Gurun.

    Gurun terdapat di daerah tropik yang berbatasan dengan padang

    rumput. Ciri-ciri ekosistem gurun adalah gersang dan curah hujan rendah

    (25 cm/tahun). Perbedaan suhu antara siang dan malam sangat besar.

    Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil. Selain itu, di

    gurun dijumpai pula tumbuhan menahun berdaun seperti duri contohnya

    kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar panjang serta mempunyai

    jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun antara lain

    rodentia, semut, ular, kadal, katak, kalajengking, dan beberapa hewan

    nokturnal lain.

    Hutan gugur.

    Hutan gugur terdapat di daerah beriklim sedang yang memiliki

    empat musim, ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun.

    Jenis pohon sedikit (10 s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewan yang

    terdapat di hutam gugur antara lain rusa, beruang, rubah, bajing, burung

    pelatuk, dan rakun (sebangsa luwak).

    Taiga

    Taiga terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan

    daerah tropik, ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya

    taiga merupakan hutan yang tersusun atas satu spesies seperti konifer,

    pinus, dan sejenisnya. Semak dan tumbuhan basah sedikit sekali,

    sedangkan hewannya antara lain moose, beruang hitam, ajag, dan

    burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim gugur.

    Tundra

  • Ekologi Kawasan Tepian Air 50

    Tundra terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran

    kutub utara dan terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan

    tanaman di daerah ini hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan

    adalah sphagnum, liken, tumbuhan biji semusim, tumbuhan perdu, dan

    rumput alang-alang. Pada umumnya, tumbuhannya mampu beradaptasi

    dengan keadaan yang dingin.

    Karst (batu gamping /gua).

    Karst berawal dari nama kawasan batu gamping di wilayah

    Yugoslavia. Kawasan karst di Indonesia rata-rata mempunyai ciri-ciri yang

    hampir sama yaitu, tanahnya kurang subur untuk pertanian, sensitif

    terhadap erosi, mudah longsor, bersifat rentan dengan pori-pori aerasi

    yang rendah, gaya permeabilitas yang lamban dan didominasi oleh pori-

    pori mikro. Ekosistem karst mengalami keunikan tersendiri, dengan

    keragaman aspek biotis yang tidak dijumpai di ekosistem lain.

    3) Ekosistim Buatan

    Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk

    memenuhi kebutuhannya. Ekosistem buatan mendapatkan subsidi energi

    dari luar, tanaman atau hewan peliharaan didominasi pengaruh manusia,

    dan memiliki keanekaragaman rendah. Contoh ekosistem buatan adalah :

    bendungan

    hutan tanaman produksi seperti jati dan pinus

    agroekosistem berupa sawah tadah hujan

    sawah irigasi

    perkebunan sawit

    ekosistem pemukiman seperti kota dan desa

    ekosistem ruang angkasa.

  • Ekologi Kawasan Tepian Air 51

    Ekosistem kota memiliki metabolisme tinggi sehingga butuh energi

    yang banyak. Kebutuhan materi juga tinggi dan tergantung dari luar,

    serta memiliki pengeluaran yang eksesif seperti polusi dan panas.

    Ekosistem ruang angkasa bukan merupakan suatu sistem tertutup

    yang dapat memenuhi sendiri kebutuhannya tanpa tergantung input

    dari luar. Semua ekosistem dan kehidupan selalu bergantung pada

    bumi.

    3. Pengertian Kawasan Tepian Air

    Secara umum, pengertian tepian air dapat diartikan sebagai suatu

    proses dan hasil pembangunan yang memiliki kontak visual dengan air,

    seperti : air laut, air sungai dan danau. Dalam kamus Oxford edisi 1987,

    daerah tepianairterutama bagian kota yang menghadap laut, sungai atau

    danau dan jenis perairan lainnya, oleh BreendamRigby, mendefinisikan

    daerah tepianair sebagai thewateredgesinthecityandtowninallsize.

    Mengenai prinsip perancangan sendiri (IsfaSastrawati, Prinsip

    Perancangan Kawasan Tepian Air, 2003) merupakan dasar dasar

    penataan kota atau kawasan yang memasukkan berbagai aspek

    pertimbangan dan komponen penataan untuk mencapai suatu

    perancangan kota atau kawasan yang baik. Bila dihubungkan dengan

    pembangunan kota, kawasan Tepian Air adalah area yang dibatasi oleh

    air dan komunitasnya yang dalam pengembangannya mampu

    memasukkan nilai manusia, yaitu kebutuhan akan ruang publik dan nilai

    alami. Dari pengertian di atas, maka dapat didefinisikan bahwa prinsip

    perancangan kawasan tepianair merupakan dasar dasar penataan

    kawasan yang memasukkan aspek yang perlu dipertimbangkan dan

    komponen penataan di wilayah tepian air.

    a. Kajian Umum Tentang Kawasan Tepian Air

  • Ekologi Kawasan Tepian Air 52

    Secara umum, pengertian tepian air dapat diartikan sebagai suatu

    proses dan hasil pembangunan yang memiliki kontak visual dengan air,

    seperti : air laut, air sungai dan danau. Dalam kamus Oxford edisi 1987,

    daerah tepianair terutama bagian kota yang menghadap laut, sungai atau

    danau dan jenis perairan lainnya, oleh Breendam Rigby, mendefinisikan

    daerah tepianbair sebagai the water edges in the city and town in all

    size.

    Pengembangan kawasan tepian air dapat dirumuskan sebagai

    pengelolaan kawasan tepianair dengan memberikan muatan kegiatan aktif

    pada pertemuan tersebut. Muatan kegiatan bisa berupa aktifitas sungai

    atau pantai yang memanfaatkan pemandangan perairan. Pengertian

    pengembangan tepian air telah mencakup pengembangan kawasan yang

    sama sekali jauh dari sumber air alami.

    Mengenai prinsip perancangan sendiri (Isfa Sastrawati, Prinsip

    Perancangan Kawasan Tepian Air, 2003) merupakan dasar dasar

    penataan kota atau kawasan yang memasukkan berbagai aspek

    pertimbangan dan komponen penataan untuk mencapai suatu

    perancangan kota atau kawasan yang baik. Bila dihubungkan dengan

    pembangunan kota, kawasan Tepian Air adalah area yang dibatasi oleh

    air dan komunitasnya yang dalam pengembangannya mampu

    memasukkan nilai manusia, yaitu kebutuhan akan ruang publik dan nilai

    alami.

    Dari pengertian di atas, maka dapat didefinisikan bahwa prinsip

    perancangan kawasan tepianair merupakan dasar dasar penataan

    kawasan yang memasukkan aspek yang perlu dipertimbangkan dan

    komponen penataan di wilayah tepianair.

    b. Kebijakan Pemerintah Mengenai Kawasan Tepian Air

    Beberapa kebijakan yang berkaitan dengan penataan kawasan

    Tepian Air adalah :

  • Ekologi Kawasan Tepian Air 53

    1) Garis sempadan pantai dan sungai.

    Melindungi sungai dari kegiatan manusia yang dapat mengganggu

    dan merusak kualitas air sungai, kondisi fisik pinggir dan dasar sungai

    serta mengamankan aliran sungai. Perlindungan terhadap kawasan pantai

    berhutan bakau dilakukan untuk melestarikan hutan bakau sebagai

    pembentuk ekosistem hutan bakau dan tempat berkembang biaknya

    berbagai biota laut disamping sebagai pelindung pantai dan pengikisan air

    laut serta pelindung usaha budi daya dibelakangnya. Garis sempadan

    pantai dan sungai termasuk sungai buatan/kanal/saluran irigasi primer

    ditetapkan dalam beberapa peraturan.

    2) Akses (Dirjen Cipta Karya, 2000)

    - Akses berupa jalur kendaraan berada diantara batas terluar dari

    sempadan Tepian Air dengan areal terbangun.

    - Jarak antara akses masuk menuju ruang publik atau Tepian Air dari

    jalan raya sekunder atau tersier minimum 300 m.

    - Jaringan jalan terbatas dari parkir kendaraan roda empat.

    - Lebar minimum jalur pejalan di sepanjang Tepian Air adalah 3 m.

    3) Peruntukan (Dirjen Cipta Karya, 2000)

    - Peruntukan bangunan diprioritaskan atas jenjang pertimbangan :

    penggunaan lahan yang bergantung dengan air (water related uses),

    penggunaan lahan yang sama sekali tidak berhubungan dengan air

    (independent unrelated to water uses).

    - Kemiringan lahan untuk pengembangan area publik yaitu antara 0

    15%. Sedangkan untuk kemiringan lahan lebih dari 15% perlu

    penanganan khusus.

    - Jarak antara satu areal terbangun bagi fasilitas umum dengan fasilitas

    umum lainnya maksimum 2 km.

  • Ekologi Kawasan Tepian Air 54

    4) Bangunan (Dirjen. Cipta Karya, 2000)

    - Kepadatan bangunan di kawasan Tepian Air maksimum 25%.

    - Tinggi bangunan ditetapkan maksimum 15 m dihitung dari permukaan

    tanah rata rata pada areal terbangun.

    - Orientasi bangunan harus menghadap ke Tepian Air dengan

    mempertimbangkan posisi bangunan terhadap matahari dan arah

    tiupan angin.

    - Bentuk dan desain bangunan disesuaikan dengan kondisi dan bentuk

    tepian air serta variable lainnya.

    - Warna bangunan dibatasi pada warna warni alami.

    - Tampak bangunan didominasi oleh permainan bidang transparan

    seperti tampilan element eras, jendela dan pintu.

    - Bangunan bangunan yang dapat dikembangkan pada areal

    sempadan Tepian air berupa taman atau ruang rekreasi adalah

    fasilitas areal bermain, tempat duduk dan sarana olahraga.

    - Bangunan di areal sempadan tepian air hanya berupa tempat ibadah,

    bangunan penjaga pantai, bangunan fasilitas umum (MCK), bangunan

    tanpa dinding dengan luas maksimum 50 m/unit.

    - Tidak dilakukan pemagaran pada areal terbangun, kecuali pemagaran

    dengan tinggi maksimum 1 m dan menggunakan pagar transparan

    atau dengan tanaman hidup.

    B. Ekologi Kawasan Tepian Laut (Pesisir)

    1. Ekosistem Pantai

    Jika didefenisikan, maka ekosistem pantaitak lain adalah sebuah

    kesatuan di alam dimana semua komponen baik itu abiotik maupun biotik

    saling berinteraksi dan memungkinkan terjadinya aliran energi. Selain itu,

  • Ekologi Kawasan Tepian Air 55

    interkasi tersebut juga membentuk sebuah struktur biotik juga siklus materi

    antara abiotik dan biotik. Sebagai sebuah ekosistem, unsur-unsur atau

    komponen yang tercakup di dalam ekosistem pantai antara lain:

    1. Komponen abiotik mencakup suhu, cahaya, iklim, bebatuan

    sedimen, air dan lain-lain.

    2. Komponen produsen seperti misalnya alga lat, lamun, bakau dan

    masih banyak lagi lainnya.

    3. Komponen Konsumen misalnya kerang, ikan, udang dan masih

    banyak lagi lainnya.

    4. Komponen pengurai atau decomposer misalnya virus, jamur dan

    bakteri.

    Ciri-ciri Ekosistem Pantai

    Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama ekosistem pantai yang

    sehat dan baik, antara lain:

    1. Garis pantai permanen terjaga dengan baik, yakni wilayah

    laut yang berbatasan dengan daratan.

    2. Terdapat kawasan ekosistem mangrove dengan jumlah ideal

    30% dari jumlah total luas pesisir.

    3. Terdapat pola usaha budidaya jenis air payau dengan

    berpegang pada wawasan lingkungan yang baik.

    4. Pencemaran pantai bisa dikendalikan secara baik dengan

    metode alamiah atau dengan campur tangan manusia.

    5. Pantai berperan sebagai rumah yang baik bagi mahluk hidup

    dan bisa menjadi sumber penghidupan bagi manusia di sekitarnya.

  • Ekologi Kawasan Tepian Air 56

    Gambar 4 : Pantai Bira Kabupaten Bulukumba

    Ekosistem pantai dikenal sebagai salah satu jenis ekosistem yang unik

    sebab mencakup tiga unsur yakni tanah di daratan, air di lautan dan juga

    udara. Pantai merupakan pertemuan antara ekosistem daratan dan juga

    ekosistem akuatik. Ada beberapa satuan ekosistem yang tercakup di

    dalam ekosistem pantai antara lain:

    1. Ekosistem Terumbu Karang atau Corall Reef.

    2. Ekosistem Hutan Bakau atau Mangrove.

    3. Ekosistem Padang lamun atau Sea Grass.

    4. Ekosistem Muara Suangai atau Estuari.

    5. Ekosistem Pantai Berpasir atau Sandu Beach.

    6. Ekosistem Pantai berbatu atau Rocky Beach.

    Yang menjadi ekosistem paling utama di wilayan pesisir pantai adalah

    ekosistem terumbu karang ,mangrove dan juga padang lamun.

    Ekosistem pantai sangat dipengaruhi oleh siklus harian arus yang pasang

    dan surut. Dengan demikina, flora dan fauna yang bisa bertahan di pantai

    adalah mereka yang bisa beradaptasi dengan cara melekat ke substrat

    keras agar tidak terhempas gelombang. Wilayah paling atas dari

  • Ekologi Kawasan Tepian Air 57

    ekosistem pantai adalah titik yang hanya terkena air pada saat pasang

    naik tinggi. Area ini didiami beberapa jenis moluska, ganggang, kerang,

    dan beberapa jenis burung pantai. Sementara itu, titik tengah pantai

    terendam jika pasang tinggi juga pasang rendah. Tempat ini didiami

    beberapa organisme semisal anemone laut, remis, siput, ganggang,

    porifera dan masih banyak lagi lainnya. Sementara itu wilayah terdalam

    dari ekosistem pantai dihuni oleh beragam jenis mahluk invertebrate juga

    ikan dan berbagai jenis rumput laut.

    2. Tipologi Pengembangan Kawasan Pesisir Pantai

    Penanganan kawasan pantai dilakukan dengan pertimbangan

    tipologi pantai. Pembagian tipe pantai kawasan perncanaan didasarkan

    pada klasifikasi tipologi pantai yang disusun oleh PSDAL UNHAS dengan

    Direktorat Bina Tata Perkotaan dan Pedesaan Departemen Pekerjaan

    Umum, Tahun 1997, secara garis besar dapat diklasifikasikan ke dalam 5

    (lima) jenis, yaitu:

    a. Tipe A, pantai berupa teluk dan tanjung yang panjang dan

    beberapa pulau terletak di mulut teluk, kemiringan dasar yang

    curam ( > 0,1) dan terbentuk dari kerikil, daratan pantai yang

    berbukit, tinggi ombak datang dibawah 1 meter, kecepatan arus di

    bawah 1 meter/detik tipe pasang surut adalahh setengah harian,

    periode ulang kejadian badai diatas satu tahun. Pantai tipe A

    sangat potensial dikembangkan menjadi kawasan perdagangan,

    jasa pelayanan, pergudangan, pelabuhan, industri, permukiman

    dan resort/pariwisata.

    b. Tipe B, pantai berupa teluk tanpa pulau terletak di mulut teluk,

    kemiringan dasar yang landai (0,01 < s 0,1) dan terbentuk dari

    pasir, memiliki lingkungan muara, tinggi ombak dating antara 1-2

    meter, kecepatan arus antara 0,5-1 meter/detik, tipe pasut adalah

    campuran dan periode ulang kejadian badai diatas 15 tahun. Pantai

    tipe B cukup potensial dikembangkan menjadi kawasan

  • Ekologi Kawasan Tepian Air 58

    perdagangan dan prasarana penunjang pantai tipe A, namun perlu

    dilakukan rekayasa khusus untuk meningkatkan aksesibilitas

    terhadap pusat kota misalnya pembuatan dermaga, reklamasi

    pantai dan sebagainya.

    c. Tipe C, pantai berupa laguna, kemiringan dasar yang datar (s <

    0,01) dan terbentuk dari lumpur, memiliki lingkungan rawa pantai,

    tinggi ombak dating di bawah 1 meter, kecepatan arus dibawah 0,5

    m/detik, tipe pasang surut adalah setengah harian, periode ulang

    kejadian badai diatas 15 tahun. Pantai tipe C tidak potensial untuk

    kegiatan binaan penduduk, perlu rekayasa khusus melalui

    penguatan dan penilaian khusus untuk meningkatkan aksesibilitas

    terhadap pusat kawasan kota misalnya pembuatan dermaga,

    reklamasi pantai dan sabagainya.

    d. Tipe D, pantai terbuka, kemiringan dasar yang landai (0,01

  • Ekologi Kawasan Tepian Air 59

    3. Potensi Wilayah Pesisir

    Dalam suatu wilayah pesisir terdapat satu atau lebih dari sistem

    lingkungan atau ekosistem yang dapat bersifat alamiah maupun buatan.

    Ekosistem alami yang terdapat di kawasan pesisir antara lain terumbu

    karang (coastal reefs), hutan bakau (mangrove), padang lamun (sea

    grass), pantai berpasir (sandy beach). Ekosistem buatan yang antara lain

    berupa tambak, sawah pasang surut, kawasan pariwisata, industri,

    agroindustri dan kawasan permukiman.

    Potensi pembangunan yang terdapat di wilayah pesisir dan lautan secara

    garis beras terdiri dari 3 (tiga) kelompok yaitu sumberdaya yang dapat

    diperbaharui (renewable resources), sumberdaya yang tidak dapat

    diperbaharui (non-renewable resources) dan jasa-jasa lingkungan

    (environmental services).

    Secara garis besar potensi-potensi pembangunan tersebut dijelaskan

    sebagai berikut:

    a. Sumberdaya Dapat Diperbaharui

    1) Hutan Mangrove

    Hutan Mangrove merupakan ekosistem utama pendukung

    kehidupan yang penting di wilayah pesisir dan lautan. Selain mempunyai

    fungsi ekologi sebagai penyedia nutrien bagi biota perairan, tempat

    pemijahan dan asuhan berbagai biota, penahan abrasi, amukan angin

    topan dan tsunami, penyerap limbah dan pencegah intrusi air laut dan lain

    sebagainya. Hutan mangrove juga mempunyai fungsi penting serta

    penyedia kayu, daun-daunan sebagai bahan baku obat-obatan dan

    sebagainya. Hampir 75% tumbuhan mangrove hidup diantara 35 derajat

    lintang utara 35 derajar lintang selatan dan terbanyak terdapat di

    kawasan Asian Tenggara.

    2) Terumbu Karang

  • Ekologi Kawasan Tepian Air 60

    Ekosistem terumbu karang mempunyai produktivitas organic dan

    keanekaragaman hayati yang sangat tinggi dibandingkan ekosistem

    lainnya. Disamping mempunyai fisik ekologi sebagai penyedia nutrient

    bagi biota perairan, pelindung fisik, tempat pemijahan, terumbu karang

    juga menghasilkan berbagai produkyang mempunyai nilai ekonomis

    penting seperti berbagai jenis ikan karang, alga, taripang dan kerang

    mutiara. Beberapa tempat di Indonesia, karang batu (hard coral)

    dipergunakan untuk berbagai kepentingan seperti konstruksi jalan dan

    bagunan, bahan baku perhiasan dan industri pembuatan kapur. Dari

    estetika terumbu karang menampilkan pemandangan indah yang tidak

    dimiliki oleh ekosistem lainnya. Potensi lestari sumberdaya ikan dan

    terumbu karang di perairan laut Indonesia diperkirakan sebesar 80.802

    ton/km/tahun (Dirjen Perikanan, 1991) dengan luas total terumbu karang

    50.000 km yang kuat menahan gaya gelombang laut.

    3) Padang Lamun dan Rumput Laut

    Lamun (seagrass) adalah tumbuhan yang sudah sepenuhnya

    menyesuaikan diri untuk hidup dibawah permukaan air laut. Lamun hidup

    diperairan dangkal dan berpasir atau sering juga dijumpai pada ekosistem

    terumbu karang. Lamun membentuk padang yang luas dan lebat di dasar

    laut yang terjangkau cahaya matahari dengan tingkat penyinaran yang

    memadai untuk pertumbuhan. Koessoebiono (1995) mengemukakan

    bahwa padang lamun di lingkungan pesisir mempunyai fungsi utama

    antara lain :

    - Menstabilkan dasar laut dengan sistem perakaran yang silang;

    - Merupakan habibat berbagai macam ikan kecil dan udang;

    - Tempat hidup bagi ganggang dan zat renik lainnya;

    - Padang lamun yang segar merupakan bahan makanan bagi

    ikan duyung, penyu dan babi laut serta di Kepulauan Seribu

    juga merupakan bahan makanan bagi penduduk setempat; dan

    - Sebagai perangkap sedimentasi

  • Ekologi Kawasan Tepian Air 61

    4) Sumberdaya Perikanan Laut

    Potensi sumber daya perikanan laut terdiri atas sumberdaya

    perikanan pelagis besar, sumberdaya perikanan pelagis kecil,

    sumberdaya perikanan demersal, udan, ikan karang dan cumi-cumi.

    Potensi tersebut secara nasional 6,7 juta ton/tahun merupakan potensi

    lestari dengan tingkat pemanfaatan mencapai 48% (Dirjen Perikanan,

    1995).

    b. Sumberdaya Tidak Dapat Dipengaruhi

    Wilayah pesisir dan lautan memiliki juga sumberdaya tidak dapat

    diperbaharui (non-renewable resource) yang meliputi seluruh mineral dan

    geologi. Mineral terdiri dari tiga kelas yaitu kelas A yaitu mineral strategis

    seperti minyak, gas dan batubara; kelas B yaitu mineral vital yaitu seperti

    emas, timah, nike, bauksit, biji besi dan croumit; kelas C yang merupakan

    mineral industri seperti bahan bangunan dan galian granit, kapur, tanah

    liat, kaolin dan pasir

    4. Kerusakan Lingkungan Wilayah Pesisir

    Lingkungan (hidup) didefinisikan sebagai kesatuan ruang dengan

    semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan

    perilakunya, yang memengaruhi kelangsungan kehidupan dan

    kesejahteraan manusia serta makhluk lainnya ( UU 23/97, Pasal 1 Ayat 1,

    dalam Sumadjito, 2007 ). Lingkungan dapat diartikan sebagai suatu

    ekosistem yang terdiri atas komponen biotik dan abiotik yang saling

    berinteraksi dan membentuk suatu kesatuan yang utuh (Dahuri dkk, 2004;

    Asdak, 2004 ). Berdasarkan defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa

    lingkungan meliputi ekosistem dan sumber daya yang ada disuatu

    wilayah.

    Berdasarkan pengertian diatas, maka lingkungan wilayah pesisir sebagai

    kesatuan segala sumber daya (abiotik) dan makhluk (biotic) yang terdapat

    diwilayah pesisir. Ekosistem pesisir dapat dibagi menjadi dua, yaitu

  • Ekologi Kawasan Tepian Air 62

    ekosistem alamiah dan buatan. Ekosistem alamiah wilayah pesisir antara

    lain mangrove, terumbu karang, estuary, padang lamun, dan pantai.

    Sedangkan ekosistem buatan antara lain berupa tambak, kawasan

    permukiman, dan kawasan industri ( Dahuri dkk, 2004 ).