buku ajar kepailitan (kl.14).doc

13
Modul Seri XIV: Aspek Hukum Dalam Bisnis Dosen: Gunawan Wibisono SH MSi Program: PKK KEPAILITAN Tujuan Instruksional Umum Pada akhir pokok bahasan ini mahasiswa diharapkan dapat : 1. Memahami tentang Kepailitan. 2. Memahami tentang Likuidasi bank 3. Memahami tentang Koruptor 4. Memahami tentang Penundaan 5. Memahami kewajiban pembayaran utang, pengadilan niaga Tujuan Instruksional Khusus 1. Menjelaskan mengenai kepailitan 2. Menjelaskan mengenai penundaan kewajiban pembayaran utang 3. Menjelaskan mengenai pengadilan niaga 4. Menjelaskan koruptor 5. Menjelaskan likuidasi bank Ad. 1. Kepailitan Pailit adalah usaha bersama untuk mendapatkan pembayaran bagi semua kreditor secara adil dan tertib, agar semua kreditor mendapat pembayaran menurut imbangan besar kecilnya piutang masing-masing dengan tidak berebutan. Sedangkan yang dapat dinyatakan pailit adalah seorang debitor (berutang) yang sudah dinyatakan tidak mampu membayar utang-utangnya lagi. Pailit dapat dinyatakan atas : 1. Permintaan debitor sendiri; PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB GUNAWAN WIBISONO SH., MSi ASPEK HUKUM DALAM BISNIS 1 1

Upload: yus-yusnedi

Post on 22-Dec-2015

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BUKU AJAR KEPAILITAN (KL.14).doc

Modul Seri XIV: Aspek Hukum Dalam BisnisDosen: Gunawan Wibisono SH MSiProgram: PKK

KEPAILITAN

Tujuan Instruksional Umum

Pada akhir pokok bahasan ini mahasiswa diharapkan dapat :

1. Memahami tentang Kepailitan.

2. Memahami tentang Likuidasi bank

3. Memahami tentang Koruptor

4. Memahami tentang Penundaan

5. Memahami kewajiban pembayaran utang, pengadilan niaga

Tujuan Instruksional Khusus

1. Menjelaskan mengenai kepailitan

2. Menjelaskan mengenai penundaan kewajiban pembayaran utang

3. Menjelaskan mengenai pengadilan niaga

4. Menjelaskan koruptor

5. Menjelaskan likuidasi bank

Ad. 1. Kepailitan

Pailit adalah usaha bersama untuk mendapatkan pembayaran bagi

semua kreditor secara adil dan tertib, agar semua kreditor mendapat

pembayaran menurut imbangan besar kecilnya piutang masing-masing dengan

tidak berebutan.

Sedangkan yang dapat dinyatakan pailit adalah seorang debitor

(berutang) yang sudah dinyatakan tidak mampu membayar utang-utangnya lagi.

Pailit dapat dinyatakan atas :

1. Permintaan debitor sendiri;

2. Seseorang/bebarapa orang kreditur, (menurut Pasal 6 sebelum diputuskan

pengadilan wajib memanggil debitornya);

3. Pailit harus dengan putusan pengadilan (Pasal 1 Ayat 1);

4. Pailit dapat ats permintaan kejaksaan untuk kepentingan umum (Pasal 1

Ayat 2), pengadilan wajib memanggil debitor;

5. Bila debitornya bank, pailit hanya dapat diajukan oleh Bank Indonesia;

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB GUNAWAN WIBISONO SH., MSi

ASPEK HUKUM DALAM BISNIS 1

1

Page 2: BUKU AJAR KEPAILITAN (KL.14).doc

6. Bila debitornya perusahaan efek, pailit dapat diajukan oleh Badan Pengawas

Pasar Modal (BAPEPAM).

Dasar hukum kepailitan diatur dalam Undang-undang No. 4 tahun 1998

tentang kepailitan, yang merupakan :

a. Perbaikan terhadap Faillissements Verordening 1906;

b. Adanya penambahan pasal yang mengatur tentang Pemundaan

Pembayaran Utang (PKPU);

c. Mengenal istilah Pengadilan Niaga, diluar Pengadilan Umum untuk

menyelesaikan sengketa bisnis.

Dalam pasal 4, permintaan Pailit dapat dilakukan melalui:

- Panitera Pengadilan Negeri

- Bila Debitur dalam keadaan berhenti membayar (utang pokok

maupun bunganya)

- Bila terdapat lebih dari satu kreditor dan debitor gagal membayar kepada salah

satunya.

Tujuan pernyataan pailit sebenarnya adalah untuk mendapatkan suatu penyitaan umum

atas kekayaan debitor (segala harta benda disita/dibekukan) untuk kepentingan semua

orang yang mengutangkannya (kreditor). Prinsip kepailitan iini adalah suatu usaha

bersama untuk mendapatkan pembayaran bagi semua orang berpiutang secara adil.

Ad 2. Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU)

Hal yang berbeda dari peraturan kepailitan sebelumnya adalah UU No. 4 Tahun

1998 sudah mengatur masalah penundaan kewajiban debitor untuk membayar

utang-utangnya dengan maksud debitor yang mempunyai itikad baik untuk

menyelesaikan seluruhnya atau sebagian utang-utangnya dengan cara damai.

Keadaan yang demikian itu adalah keadaan surseance, dimana yang pailit dapat

mengajukan permohonan kepada pengadilan (niaga atau komersial) untuk suatu

pengunduran umum dari kewajibannya untuk membayar utang-utangnya dengan

maksud perdamaian, baik seluruh atau sebagian utang kepada kreditor konkuren.

Keadaan surseance dapat diajukan:

a. Harus persetujuan lebih ½ kreditor konkuren (Pasal 217 ayat 5)

b. Harus mewakili paling sedikit 2/3 dari tagihan yang diakui atau sementara tidak

diakui

c. Diumumkan di koran dan Berita Negara

d. PKPU bisa diperpanjang hanya 270 hari saja (Pasal 217 ayat 4)

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB GUNAWAN WIBISONO SH., MSi

ASPEK HUKUM DALAM BISNIS 2

2

Page 3: BUKU AJAR KEPAILITAN (KL.14).doc

Ad 3. Pengadilan Niaga.

Menurut Pasal 280 UU No. 4 Tahun 1998, pengaturan pengadilan niaga atau

komersial di luar pengadilan umum, yang dikhususkan untuk kasus-kasus

bisnis/ekonomi, dengan demikian terhadap perkara-perkara tersebut merupakan suatu

terobosan yang baik bagi dunia peradilan di Indonesia sehingga penyelesaian perkara

diharapkan bisa lebih cepat dan moral.

Adapun tugas dan fungsi dari Pengadilan Niaga ini adalah:

1. Memeriksa dan memutuskan permohonan permyataan pailit dan penundaan

kewajiban pembayaran utang

2. Berwenang memeriksa dan memutuskan perkara lain dibidang perniagaan

(Ayat-ayat)

3. Prosedur yang diterapkan bisa lebih cepat dalam hal:

a. Perkara selesai dalam 30 (tiga puluh) hari

b. Tidak ada banding, langsung kasasi ke MA (putusan dalam 30(tiga

puluh)hari)

c. Dimungkinkan diajukan Peninjauan kembali (PK)

Ad4. Koruptor

Definisi koruptor dalam kamus lengkap Webster’s Third New International

Dictionary adalah: “ Ajakan (dari seorang pejabat politik ) dengan pertimbangan-

pertimbangan yang tidak semestinya (misalnya SUAP) untuk melakukan pelanggaran

tugas.

- Korupsi adalah tingkah laku yang menyimpang dari tugas-

tugas resmi sebuah jabatan negara karena keuntungan status atau uang yang

menyangkut pribadi (perseorangan, keluarga dekat, kelompok sendiri), atau

mekanggar aturan-aturan pelaksanaan beberapa tingkah laku pribadi.

- Koruptor seseorang atau lebih dan yang bertingkah laku

menyimoang dari tugas-tugas resmi sebuah jabatan negara karena keuntungan

status atau uang yang menyangkut pribadi (perorangan, keluarga dekat, kelompok

sendiri) atau melaggar aturan-aturan pelaksanaan beberapa tingkah laku pribadi.

Langkah Pencegahan Korupsi

- Memiliki pegawai/orang-orang yang tahan godaan korupsi

maupunyang memiliki kecakapan teknis

- Mengubah imbalan serta hukuman yang dihadapi pegawai

maupun kliennya

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB GUNAWAN WIBISONO SH., MSi

ASPEK HUKUM DALAM BISNIS 3

3

Page 4: BUKU AJAR KEPAILITAN (KL.14).doc

- Mengefektifkan aturan hukum agar tindakan korupsi segera

dapat dideteksi dan dihukum

- Mengubah misi atau sistem administrasi organisasi tersebut

agar kekuasaan pegawai/aparatur dikurangi

- Mengubah sikap-sikap pegawai/aparatur terhadap korupsi

NB. Unsur-unsur Dasar Korupsi

- Perilaku tidak halal berkembang manakala pegawai-pegawai

mempunyai kekuasaan monopoli terhadap klien, apabila para pegawai

mempunyai banyak kewenangan bertindak dan apabila pertanggungjawaban

pegawai terhadap atasan lemah.

Rumus: Korupsi = Monopoli + Kewenangan bertindak Pertanggungjawaban.

Ad5. Likuidasi

Likuidasi adalah sebuah proses pembubaran sebuah bangunan, yang dalam hal

ini adalah perusahaan, yang akhir-akhir ini lebih beken karena yang dilikuidasi adalah

16 bank, dengan beberapa bank milik orang-orang (spuer) besar. Dalam hal likuidasi,

maka segenap harta perusahaan, semuanya tak terkecuali sampai bangku, meja,

lemari, komputer, kendaraan, gedung, yang bahkan di PP mengenai perusahaan juga

akan sampai ke harta pribadi pengurusnya (jika diketahui, bahwa telah terjadi

kesalahan urus sebagai penyebab terjadinya likuidasi tadi).

Likuidasi bank-bank baru-baru ini, meski ada ‘talangan’ dari pemerintah,

sebenarnya adalah dana milik bank yang dilikuidasi itu sendiri, yang bakal ditagihkan

belakangan. Talangan itu lebih dimaksudkan sebagai upaya untuk menentramkan

gejolak masyarakat pemilik dana, yang walau serba ‘sedikit’, sudah cepat mereka

dapatkan kembali. Seperti yang berlaku, maka proses likuidasi akan terus berjalan,

sampai seluruh harta bank tersebut bisa dipakai untuk memenuhi kewajibannya, yaitu

para pemilik dana, kreditur, pemerintah, dan lain sebagainya. Soal urutannya, mana

dulu, ada aturannya. Fair nggak fair, itu aturannya.

Likuidasi Bank adalah tindakan penyelesaian seluruh hak dan kewajiban bank

sebagai akibat pencabutan usaha dan pembubaran badan hukum bank. Likuidasi

dilakukan oleh tim likuidasi dan Pencabutan izin usaha bank dilakukan oleh pimpinan

Bank Indonesia. Bank adalah lembaga keuangan yang menghimpun dana dari

masyarakat dan menyalurkannya kepada masyarakat, menggunakan dana

masyarakatayang dipercayakan kepadanya, maka dalam memberikan kredit atau

pembayaran berdasarkan prinsip syariah dan melakukan kegiatan usaha lainnya bank

wajib melakukannya secara profesional dan dengan menggunakan prinsip kehati-hatian

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB GUNAWAN WIBISONO SH., MSi

ASPEK HUKUM DALAM BISNIS 4

4

Page 5: BUKU AJAR KEPAILITAN (KL.14).doc

agar dana masyarakat yang dipercayakan pada bank dapat dikelola dengan baik.

Kelangsungan hidup bank sangat tergantung pada dana masyarakat yang dititipkan.

Dengan demikian merupakan hal yang wajar apabila terhadap bank yang dicabut izin

usahanya dan dilikuidasi diwajibkan mengutamakan pembayaran atau pengembalian

dana kepada masyarakat penyimpan dana, tanpa mengabaikan pembayaran kewajiban

kepada pihak-pihak lainnya.

Kriteria untuk penetapan bank-bank yang diserahkan Bank Indonesia kepada

BPPN antara lain bank yang bersangkutan tidak memenuhi ketentuan rasio Kewajiban

Penyediaan Modal Minimum, atau bank yang bersangkutanmengalami kesulitan

likuidasi sehingga memperoleh fasilitas pendanaan dari Bank Indonesia dan atau

Pemerintah, atau rekomendasi Komite Pengarah Rekapitalisasi Bank Umum

sebagaimana ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 1998 rentang

Program Rekapitalisasi Bank Umum dan ketentuan-ketentuan pelaksanaannya, yang

pada gilirannya dapat membahayakan perekonomian nasional. Sebagaimana diketahui

bahwa bank pada umumnya berbentuk perseroan terbatas, maka Peraturan Pemerintah

ini memakai istilah Rapat Umum Pemegang Saham, direksi dan komisaris bagi

penyebutan organ badan hukum bank. Peraturan Pemerintah ini dan peraturan

pelaksanaannya harus diartikan berlaku pula bagi lembaga setara dalam badan hukum

bank lainnya yang tidak berbentuk Perseroan Terbatas.

Penjelasan mengenai likuidasi dan tatacara likuidasi dilaksanakan diatur oleh

Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1999 tentang pencabutan izin usaha,

Pembubaran dan Likuidasi. Dasar hukum likuidasi adalah “ Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1999 tentang Pencabutan Izin Usaha,

Pembubaran dan Likuidasi Bank”.

Dasar Hukum

Sebelum tahun 1998 Kepailitan diatur dalam Faillissement Verordening Stb.

Tahun 1905 No. 217 jo Stb Tahun 1906 No. 348, tetapi sejak tahun 1998 Kepailitan

diatur dalam Undang-undang No. 1 Tahun 1998 tentang Kepailitan.

Undang-undang No. 1 Tahun 1998 merupakan perlindungan bagi kepentigan

para kreditor umum atau kreditor konkuren yang didasarkan pada Pasal 1131 dan

Pasala 1132 KUH Perdata, dimana dalam Pasal 1131 KUH Perdata menentukan bahwa

seluruh harta benda seseorang baik yang telah ada sekarang maupun yang akan ada,

baik bergerak maupun tidak bergerak menjadi jaminan bagi seluruh perikatannya,

sedangkan Pasal 1132 KUH Perdata, menyatakan kebendaan menjadi jaminan

bersama-sama bagi semua orang yang mengutangkan padanya, pendapatan penjualan

benda-benda itu dibagi-bagi menurut keseimbangan yaitu menurut besar kecilnya

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB GUNAWAN WIBISONO SH., MSi

ASPEK HUKUM DALAM BISNIS 5

5

Page 6: BUKU AJAR KEPAILITAN (KL.14).doc

piutang masing-masing kecuali apabila di antara para berpiutang itu ada alasan yang

sah untuk didahulukan.

Pengertian

Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1998, tentang Kepailitan

memberikan pengertian bahwa seorang kreditor dapat mengajukan kepailitan kepada

Pengadilan Niaga apabila telah memenuhi 2 (dua) yaitu:

1. Dalam keadaan berhenti membayar, yaitu apabila seorang debitor sudah tidak

mampu lagi atau tidak membayar utang-utangnya, dan

2. Harus ada lebih dari seorang kreditor di mana salah satu dari mereka piutangnya

sudah dapat ditagih

Berdasarkan pasal tersebut dapat disimpulkan bahwa kepailitan merupakan

suatu keadaan berhenti membayar.

Pengadilan Niaga dibentuk untuk memenuhi kebutuhan dalam rangka

penyelesaian utang-piutang, sehingga terwujunya mekanisme penyelesaian sengketa

secara adil, cepat, terbuka dan efektif melalui suatu pengadilan khusus yang berfungsi

menangani, memeriksa dan memutuskan berbagai sengketa tertentu di bidang

perniagaan termasuk di bidang kepailitan dan penundaan pembayaran dalam

penyelenggaraan kegiatan usaha dan kehidupan perekonomian.

Permohonan pernyataan pailit dan penundaan pembayaran kewajiban

pembayaran utang, diperiksa dan diputuskan oleh Pengadilan Niaga yang berada di

lingkungan Peradilan Umum. Pengadilan Niaga akan memeriksa dan memutuskan

perkara pada tingkat pertama dengan hakim majelis.

Keputusan Pengadilan Niaga di tingkat Pertama yang menyangkut permohonan

pernyataan pailit dan penundaan kewajiban pembayaran utang, hanya dapat diajukan

Kasasi kepada Mahkamah Agung, dan dapat diajukan Peninjauan Kembali kepada

Mahkamah Agung.

Pihak-Pihak yang Berhak Mengajukan Pailit

Dalam Pasal 1 UU No. 1 Tahun 1998, yang berhak mengajukan kepailitan

adalah:

1. Debitor sendir,

2. Seorang atau lebih Kreditor,

3. Kejaksaan mewakili untuk kepentingan umum,

4. Bank Indonesia, apabila menyangkut debitur merupakan Bank.

Badan Pengawasan Pasar Modal (Bapepam), apabila menyangkut di Pasal 6

ayat 4 putusan atas permohonan pernyataan pailit harus ditetapkan dalam jangka waktu

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB GUNAWAN WIBISONO SH., MSi

ASPEK HUKUM DALAM BISNIS 6

6

Page 7: BUKU AJAR KEPAILITAN (KL.14).doc

paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal permohonan pernyataan pailit

didaftarkan.

Putusan atas permohonan pernyataan pailit harus diucapkan dalam sidang

terbuka untuk umum dan dapat dijalankan terlebih dahulu, meskipun terhadap putusan

diajukan suatu upaya hukum.

Dalam UU Kepailitan tidak ditemukan secara jelas dan terperinci yang dimaksud

dengan utang, dalam Pasal 1 ayat 1 dapat ditafsirkan dalam penjelasannya adalah:

1. Jika debitor dalam keadaan berhenti membayar utang pokok, maka debitor dapat

dimohonkan pailit, atau

2. Debitor dalam keadaan berhenti membayar bunga juga dapat diajukan pailit.

Selama putusan atas permohonan pernyataan pailit belum ditetapkan, setiap

kreditor atau kejaksaan dapat mengajukan permohonan kepada Pengadilan untuk:

1. Meletakkan sita jaminan terhadap sebagaian atau seluruh kekayaan debitor, atau

2. Menunjuk kurator sementara untuk:

a. Mengawasi pengelolaan usaha debitor, dan

b. Mengawasi pembayaran kepada kreditor, pengalihan atau penggunaan

kekayaan debitor dalam rangka kepailitan memerlukan persetujuan kurator.

Akibat Hukum Keputusan Pailit

Berdasarkan Pasal 22 UU No. 1 Tahun 1998, dengan dijatuhkan keputusan

kepailitan oleh Pengadilan Niaga, debitor demi hukum kehilangan haknya untuk berbuat

sesuatu terhadap penguasaan dan pengurusan harta kekayaannya yang termasuk

dalam kepailitan. Penguasaan dan pengurusan harta kekayaan beralih kepada Kurator

di bawah pengawasan seoran Hakim Pengawas, namun debitur masih wewenang

melakukan perbuatan terhadap harta kekayaannya sepanjang perbuatan-perbuatan

tersebut membawa keuntungan bagi harta tersebut.

Dalam Pasal 19 UU No. 1 Tahun 1998, Kepailitan meliputi seluruh kekayaan

debitor pada saan pernyataan pailit serta segala apa yang diperoleh selama kepailitan.

Pasal 20 UU No. 1 Tahun 1998, menyebutkan beberapa harta kekayaan yang

tidak termasuk dalam harta pailit, yaitu:

1. Alat-alat perlengkapan tidur dan pakaian sehari-hari,

2. Alat perlengkapan dinas,

3. Alat perlengkapan kerja,

4. Persediaan makanan untuk kurang lebih satu bulan,

5. Buku-buku yang dipakai untuk bekerja,

6. Gaji, upah, uang jasa dan hororarium,

7. Hak Cipta,

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB GUNAWAN WIBISONO SH., MSi

ASPEK HUKUM DALAM BISNIS 7

7

Page 8: BUKU AJAR KEPAILITAN (KL.14).doc

8. Sejumlah uang yang ditetapkan Hakim Pengawas untuk nafkahnya, dan

9. Sejumlah uang yang diterima sebagai pemberian anak-anaknya

Dalam Pasal 56 UU Kepailitan dinyatakan bahwa setiap kreditor yang

memegang hak tanggungan, hak gadai, atau hak agunan atas kebendaan lain dpat

mengeksekusi haknya seolah-olah tidak terjadi kepailitan, sehingga dapat disimpulkan

bahwa kreditor yang mempunyai hak istimewa merupakan kreditor yang berdiri sendiri

(separatis).

Pihak-Pihak yang Terkait dalam Pengurusan Harta Pailit

Dalam penguasaan dan pengurusan harta pailit yang terlibat tidak hanya

kurator, tetapi masih terdapat pihak-pihak lain yang terlibat yaitu:

1. Hakim Pengawas, ditunjuk oleh Hakim Pengadilan Niaga yang berkewajiban

mengawasi pengurusan dan pemberesan harta pailit.

2. Kurator, berdarkan Pasal 67 bertugas melakukan pengurusan dan pemberesan

terhadap harta pailit. Kurator berdarkan UU Kepailitan yang dapat ditunjuk sebagai

kurator hanyalah Balai Harta Peninggalan (BHP), selain BHP dapat dilakukan oleh

pihak swasta.

3. Panitia Para Kreditor, dapat dibentuk apabila ada kepentingan maupun sifatnya

harta pailit menghendaki, mengangkat suatu panitia sementara yang terdiri dari 1

(satu) sampai 3 (tiga) anggota yang dipilih para kreditor dengan maksud untuk

memberikan nasehat kepada kurator. Oleh karena itu sifat daripada panitia para

kreditur bersifot fakultatif.

Penundaan Pembayaran

Pasal 212 Undang-undang No. 1 Tahun 1998 memberikan kesempatan kepada

seorang debitor yang tidak dapat atau memperkirakan bahwa ia tidak akan akan dapat

melanjutkan membayar utang-utangnya yang sudah jatuh waktu dan dapat ditagih

untuk meminta penundaan pembayaran (surseance van betaling) kepada Pengadilan

Niaga.

Penundaan pembayaran diajukan oleh debitor kepada Pengadilan Niaga

bilamana debitor dalam keadaan masih mampu membayar utang-utangnya akan tetapi

memerlukan waktu untuk membayar.

Permohonan penundaan pembayaran harus diajukan kepada Pengadilan Niaga

yang dilampirkan dengan surat bukti yang berkenaan dengan jumlah utang piutang dan

utang harta pailit, yang disertai dengan identitas daripada para pihak.

Di dalam penundaan pembayaran, debitur tidak hilang haknya untuk menguasai

dan mengurus harta kekayaan, namun demikian dalam mengurus harta kekayaannya

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB GUNAWAN WIBISONO SH., MSi

ASPEK HUKUM DALAM BISNIS 8

8

Page 9: BUKU AJAR KEPAILITAN (KL.14).doc

debitur harus dibantu oleh seorang atau lebih pengurus.

Pengurus berkewajiban untuk memberi laporan kepada Pengadilan Niaga

tentang keadaan harta kekayaan debitor setiap triwulan.

Secara formal kedudukan debitur yang diberi penundaan pembayaran berbeda

dengan kedudukan seseorang yang dinyatakan tetapai ia tidak dapat berbuat sesuatu

dalam lapangan harta kekayaan tanpa kerjasama, kuasa atau bantuan dari pengurus

dengan sanksi pengurus berwenang melakukan segala perbuatan yang diperlukan

untuk tidak dirugikannya harta kekayaan.

Dengan adanya penundaan pembayaran yang bersifat definitif, gugurlah semua

penyitaan dan penyanderaan akan tetapi penundaan pembayaran tidak menahan

jalannya diadakan perkara-perkara yang sedang bergantung dan tidak menghalangi

diadakan perkara-perkara baru.

Oleh karena itu selama penundaan pembayaran debitor tidak dapat dipaksa

untuk membayar utang-utang yang dikenakan penundaan pembayaran.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB GUNAWAN WIBISONO SH., MSi

ASPEK HUKUM DALAM BISNIS 9

9