buku dewa obstetri

21
Laporan Partus Spontan Tanggal…… Jam……….. - Ibu dipimpin meneran sesuai dengan datangnya his - Kepala janin turun sesuai sumbu jalan lahir sehingga tampak di vulva - Perineum meregang - Tampak suboksiput di bawah simfisis. Dengan suboksiput sebagai hipomoklion, kepala mengadakan defleksi maksimal sehingga berturut-turut lahir UUB, dahi, muka, dagu, dan seluruh kepala - Hidung dan mulut dibersihkan dengan kassa - Dengan pegangan biparietal, tarikan ke belakang dan ke depan, dilahirkan bahu depan dan belakang, kemudian seluruh lengan - Dengan pegangan samping badan, dilahirkan trokanter depan dan belakang, kemudian seluruh tungkai Jam……… - Lahir spontan bayi (laki-laki / perempuan), BB….gram, PB…..cm, AS…/… - Air ketuban jernih, jumlah cukup - Bayi dikeringkan dan diselimuti - Tali pusat dijepit dan dipotong - Ibu disuntik oksitosin 10 IU IM - Dilakukan peregangan tali pusat terkendali Jam……… - Lahir spontan plasenta lengkap ….gram, ukuran (p) x (l) x (t) cm, PTP…cm - Insersio (sentralis/lateralis), robekan (sentralis/lateralis) - Dilakukan masase fundus, kontraksi uterus baik - Pada eksplorasi jalan lahir selanjutnya didapatkan perineum (intak/ruptur sesuai grade I/II/III/IV), dilakukan jahitan hemostasis, (bila grade III: jahitan satu-satu / angka 8 m. sfingter ani eksternus), jelujur mukosa vagina dan subkutikuler perineum - Perdarahan kala III – IV …ml Instruksi 2 jam postpartum: - Observasi TNSP, kontraksi dan perdarahan - Mobilisasi dini - Diet TKTP (bila ruptur perineum grade III - IV: diet tinggi serat dan banyak minum) - Motivasi ASI – KB - Hygiene vulva dan perineum - Pindah ruang (rawat / rawat gabung) - (Bila ruptur grade III – IV: th/ antibiotika dan laksatif) Laporan Ekstraksi Forseps - Pasien dalam posisi litotomi - A dan antisepsis daerah genitalia eksterna dan sekitarnya - Kandung kemih dikosongkan - Dilakukan periksa dalam ulang: pembukaan lengkap, ketuban (-), Kepala Hodge III-IV, UUK…. - Dilakukan prerekonstruksi di depan vulva bagaimana forseps akan dipasang - Dipasang forseps kiri, mudah - Dipasang forseps kanan, biparietal terhadap kepala janin, mudah - Dilakukan wandering, setelah diyakini tidak ada jaringan yang terjepit, dilakukan penguncian forseps, mudah - Dilakukan traksi mendatar dan anterior - Perineum meregang, dilakukan episiotomi mediolateral - Tampak kepala bayi lahir oksiput anterior, dahi, muka, dagu, dan seluruh kepala, forseps dilepas. - Hidung dan mulut dibersihkan dengan kassa steril dan penghisap De Lee

Upload: addie-mourinho-mohamad

Post on 23-Jun-2015

1.187 views

Category:

Documents


14 download

TRANSCRIPT

Page 1: Buku Dewa Obstetri

Laporan Partus Spontan

Tanggal……Jam………..- Ibu dipimpin meneran sesuai dengan datangnya his- Kepala janin turun sesuai sumbu jalan lahir sehingga tampak di vulva- Perineum meregang- Tampak suboksiput di bawah simfisis. Dengan suboksiput sebagai

hipomoklion, kepala mengadakan defleksi maksimal sehingga berturut-turut lahir UUB, dahi, muka, dagu, dan seluruh kepala

- Hidung dan mulut dibersihkan dengan kassa- Dengan pegangan biparietal, tarikan ke belakang dan ke depan,

dilahirkan bahu depan dan belakang, kemudian seluruh lengan - Dengan pegangan samping badan, dilahirkan trokanter depan dan

belakang, kemudian seluruh tungkai

Jam………- Lahir spontan bayi (laki-laki / perempuan), BB….gram, PB…..cm,

AS…/…- Air ketuban jernih, jumlah cukup- Bayi dikeringkan dan diselimuti- Tali pusat dijepit dan dipotong- Ibu disuntik oksitosin 10 IU IM- Dilakukan peregangan tali pusat terkendali

Jam………- Lahir spontan plasenta lengkap ….gram, ukuran (p) x (l) x (t) cm,

PTP…cm- Insersio (sentralis/lateralis), robekan (sentralis/lateralis)- Dilakukan masase fundus, kontraksi uterus baik- Pada eksplorasi jalan lahir selanjutnya didapatkan perineum

(intak/ruptur sesuai grade I/II/III/IV), dilakukan jahitan hemostasis, (bila grade III: jahitan satu-satu / angka 8 m. sfingter ani eksternus), jelujur mukosa vagina dan subkutikuler perineum

- Perdarahan kala III – IV …ml

Instruksi 2 jam postpartum:- Observasi TNSP, kontraksi dan perdarahan- Mobilisasi dini- Diet TKTP (bila ruptur perineum grade III - IV: diet tinggi serat dan

banyak minum)- Motivasi ASI – KB- Hygiene vulva dan perineum- Pindah ruang (rawat / rawat gabung)- (Bila ruptur grade III – IV: th/ antibiotika dan laksatif)

Laporan Ekstraksi Forseps

- Pasien dalam posisi litotomi- A dan antisepsis daerah genitalia eksterna dan sekitarnya- Kandung kemih dikosongkan- Dilakukan periksa dalam ulang: pembukaan lengkap, ketuban (-),

Kepala Hodge III-IV, UUK….- Dilakukan prerekonstruksi di depan vulva bagaimana forseps akan

dipasang- Dipasang forseps kiri, mudah- Dipasang forseps kanan, biparietal terhadap kepala janin, mudah- Dilakukan wandering, setelah diyakini tidak ada jaringan yang terjepit,

dilakukan penguncian forseps, mudah- Dilakukan traksi mendatar dan anterior- Perineum meregang, dilakukan episiotomi mediolateral- Tampak kepala bayi lahir oksiput anterior, dahi, muka, dagu, dan

seluruh kepala, forseps dilepas.- Hidung dan mulut dibersihkan dengan kassa steril dan penghisap De

Lee- Dengan pegangan biparietal, tarikan ke belakang dan ke depan,

dilahirkan bahu depan dan belakang, kemudian seluruh lengan- Dengan pegangan samping badan, lahirkan trokanter depan dan

belakang, kemudian seluruh tungkai.

Jam….- Lahir bayi (laki – laki/perempuan) , BB … gr, PB .. cm, AS ../…- Air ketuban jernih, ,jumlah cukup- Bayi dikeringkan dan diselimuti, lalu tali pusat dijepit dan dipotong- Ibu disuntik oksitosin 10 IU im- Dilakukan peregangan tali pusat terkendali.

Jam..…- Lahir spontan plasenta lengkap … gr, ,ukuran p x l x t cm, PTP .. cm- Insersio lateralis, robekan sentralis- Dilakukan masase fundus, kontraksi baik- Pasca eksplorasi selanjutnya didapatkan luka episiotomi sesuai ruptur

perineum grade (I/II/III/IV), dilakukan jahitan hemostasis, (bila grade III: jahitan satu-satu / angka 8 m. sfingter ani eksternus), jelujur mukosa vagina dan subkutikuler perineum

- Perdarahan kala III – IV … cc.

Page 2: Buku Dewa Obstetri

Laporan Ekstraksi Vakum

- Pasien dalam posisi litotomi- A dan antisepsis daerah genitalia eksterna dan sekitarnya- Kandung kemih dikosongkan- Dilakukan periksa dalam ulang: pembukaan lengkap, ketuban (-),

Kepala Hodge III-IV, UUK….- Dipasang mangkok silikon no… antara sutura sagitalis sedekat

mungkin dengan UUK- Setelah diyakini tidak ada jaringan yang terjepit, dibuat tekanan

negatif 0,7 kg/cm2 dan dipertahankan selama 2 menit.- Kembali diyakini tidak ada jaringan yang terjepit, dilakukan traksi

definitif bersamaan dengan his- Perineum meregang- Tampak kepala bayi lahir, tekanan diturunkan, mangkok dilepas.- Hidung dan mulut dibersihkan dengan kassa- Dengan pegangan biparietal, tarikan ke belakang dan ke depan,

dilahirkan bahu depan dan belakang, kemudian seluruh lengan- Dengan pegangan samping badan, lahirkan trokanter depan dan

belakang, kemudian seluruh tungkai.

Jam:….- Lahir bayi (laki – laki/perempuan) , BB … gr, PB .. cm, AS 9/10- Air ketuban jernih, ,jumlah cukup- Bayi dikeringkan dan diselimuti, lalu tali pusat dijepit dan dipotong- Ibu disuntik oksitosin 10 IU im- Dilakukan peregangan tali pusat terkendali.Jam:…- Lahir spontan plasenta lengkap … gr, ,ukuran p x l x t cm, PTP .. cm- Insersio lateralis, robekan sentralis- Dilakukan masase fundus, kontraksi baik- Pasca eksplorasi selanjutnya didapatkan luka episiotomi sesuai

ruptur perineum grade…., dilakukan jahitan hemostasis, …….(dst)- Perdarahan kala III – IV … cc.

Laporan Seksio Cesarea

- Pasien terlentang di atas meja operasi dalam anesthesia (spinal / umum)- A dan antisepsis daerah operasi dan sekitarnya- Insisi (mediana pusat-simfisis 10 cm / pfannenstiel 8 cm)- Setelah peritoneum dibuka, tampak uterus gravidus- Plika vesikouterina disayat semilunar, kandung kemih disisihkan ke bawah- SBU disayat, ditembus dan dilebarkan secara (tajam / tumpul) berbentuk

(semilunar / U)- Dengan (menarik kepala / menarik kaki / dengan forseps / vakum),

dilahirkan bayi (laki/perempuan),…gr, …cm, AS…/… (terdapat lilitan tali pusat…kali di leher)

- Air ketuban (jernih/kehijauan/hijau kental), (berbau/tidak)- Plasenta berimplantasi di (fundus/korpus depan/belakang) (meluas ke

bawah sampai menutupi OUI / mencapai tepi OUI / mendekati OUI + …cm)

- Dengan tarikan ringan pada tali pusat, plasenta dilahirkan lengkap- Kedua ujung SBU dijahit hemostasis, luka SBU dijahit dengan (jelujur

selapis/dua lapis/tiga lapis) dengan (Vicryl no.1/catgut no../…)- Setelah diyakini tidak ada perdarahan, dilakukan reperitonisasi dengan

plika vesikouterina dengan chromic catgut 2.0- Pada eksplorasi, kedua tuba dan ovarium dalam batas normal- Setelah diyakini tidak ada perdarahan, dinding abdomen ditutup lapis demi

lapis, fasia dengan jahitan (satu-satu/jelujur) dengan (vicryl/…no.1), kulit dengan jahitan (satu-satu dengan Zyde 2.0 / subkutikuler dengan chromic catgut 2.0)

- Perdarahan selama operasi…ml

Keadaan post operasi:- Sadar (+), muntah (-), refleks (+), sianosis (-)- TD… FN… FP…. Suhu…

Instruksi Pasca Bedah:1. Observasi TNSP, kontraksi, tiap 30 menit selama dua jam pertama2. Cek Hb. Bila Hb < 8 gr/dl, lakukan transfuse3. (Pada anestesi umum: realimentasi bertahap setelah bising usus (+) / pada

anestesi spinal: realimentasi dini)4. (Pada anestesi umum: mobilisasi dini / pada anestesi spinal: immobilisasi

24 jam)5. Medikamentosa:- Kedacillin 1 gr IV- Voltaren/Profenid/Tramal supp- Pada PEB lanjutkan tatalaksana PEB

Pada CPD tuliskan: DBP:…, lingkar kepala:…, pelvimetri klinis pasca operasi:….

Page 3: Buku Dewa Obstetri

Laporan Operasi KET

- Pasien terbaring di atas meja operasi dalam anesthesia (spinal/umum)- A dan antisepsis lapangan operasi dan sekitanya- Insisi (mediana pusat-simfisis 10 cm/ pfannenstiel 8 cm)- Setelah peritoneum dibuka (tampak bekuan darah dan darah

berwarna merah segar / kehitaman banyaknya …cc, dikeluarkan)- (Pada eksplorasi tuba dimana kelainan terletak) pada eksplorasi

tampak massa pada tuba (kiri/kanan) dengan ukuran p x l x t cm, berasal dari pars…. Yang (masih/tidak berdarah), ovarium (kiri/kanan) dalam batas normal.

- (pada tuba dan ovarium kontralateral): Tuba (kanan/kiri) dan ovarium (kanan/kiri) dalam batas normal

- (bila salpingektomi): Dilakukan salpingektomi (kiri/kanan) dengan cara menjepit, memotong, dan menjahit hemostasis

- (bila salpingostomi): Dilakukan salpingostomi (kiri/kanan)- Diyakini tidak ada perdarahan- Rongga abdomen dicuci dengan NaCl 0,9% hangat sebanyak …liter- Sekali lagi diyakini tidak ada perdarahan - Dinding abdomen ditutup lapis demi lapis, , fasia dengan jahitan

(satu-satu/jelujur) dengan (vicryl/…no.1), kulit dengan jahitan (satu-satu dengan Zyde 2.0 / subkutikuler dengan chromic catgut 2.0)

- Perdarahan selama operasi…ml

Keadaan post operasi:- Sadar (+), muntah (-), refleks (+), sianosis (-)- TD… FN… FP…. Suhu…

Instruksi Pasca Bedah:- Observasi TNSP tiap 30 menit selama dua jam pertama- Cek Hb. Bila Hb < 8 gr/dl, lakukan transfuse- (Pada anestesi umum: realimentasi bertahap setelah bising usus (+)

/ pada anestesi spinal: realimentasi dini)- (Pada anestesi umum: mobilisasi dini / pada anestesi spinal:

immobilisasi 24 jam)- Medikamentosa:

o Kedacillin 1 gr IVo Voltaren/Profenid/Tramal supp

Laporan Kuretase

- Pasien dalam posisi litotomi dalam analgesi neuroleptik- A dan antisepsis genitalia eksterna dan sekitarnya- Kandung kemih dikosongkan / diyakinkan kosong- Dipasang spekulum bawah dan atas- Dipasang tenakulum pada bibir porsio jam 12- Sondase masuk ….cm, arah uterus retro / antefleksi- Dengan cunam abortus dikeluarkan jaringan ukuran……, kesan

hasil konsepsi. Jaringan dikirim untuk pemeriksaan PA- Dengan kuret tajam korpus uteri dibersihkan secara sistematis,

dikeluarkan jaringan sebanyak ….cc secara sistematis, jaringan dikirim untuk pemeriksaan PA

- Setelah diyakini tidak ada perdarahan, tindakan dihentikan- Porsio dicuci dengan betadin- (Jika ada perdarahan: ….cc, dipasang tampon, tampon dibuka saat

…)

Pasca tindakan: - observasi (tiap 15 menit pada 1 jam pertama dan tiap 30 menit

pada 1 jam kedua) keadaan umum…., tekanan darah….., frekuensi nadi….., frekuensi nafas….., suhu….., perdarahan…., tanda akut abdomen…..

Page 4: Buku Dewa Obstetri

Laporan Partus Spontan Gemelli

Tanggal : ............Jam : ...WIB

- Ibu dipimpin meneran sesuai dengan datangnya his. - Kepala turun sesuai sumbu jalan lahir sehingga tampak di vulva- Perineum meregang, - Tampak suboksiput dibawah simfisis, dengan suboksiput sebagai

hipomoklion, kepala mengadakan defleksi maksimal, sehingga berturut-turut lahir UUB, dahi, muka, dagu dan seluruh kepala.

- Hidung dan mulut dibersihkan dengan kassa. - Dengan pegangan biparietal, tarikan kebelakang dan kedepan, dilahirkan

bahu depan dan belakang kemudian seluruh lengan- Dengan pegangan samping badan, dilahirkan trokhanter depan dan

belakang, kemudian seluruh tungkai

Jam : ...... WIB- Lahir bayi I spontan laki-laki, BB 2500 g, PB 46cm, AS 9/10- Air ketuban hijau encer, jumlah cukup. - Bayi dikeringkan dan diselimuti, tali pusat dijepit dan dipotong- Periksa luar: janin kedua letak memanjang dengan presentasi kepala.his

3x/10/40krb- Periksa dalam: pembukaan lengkap, selaput ketuban (+), kepala H II-III

ketuban dipecahkan air ketuban kehijauan encer tidak teraba tali pusat.- Ibu dipimpin meneran sesuai dengan datangnya his. - Kepala turun sesuai sumbu jalan lahir sehingga tampak di vulva- Perineum meregang.- Tampak suboksiput dibawah simfisis, dengan suboksiput sebagai

hipomoklion, kepala mengadakan defleksi maksimal, sehingga berturut-turut lahir UUB, dahi, muka, dagu dan seluruh kepala.

- Hidung dan mulut dibersihkan dengan kassa. - Dengan pegangan biparietal, tarikan kebelakang dan kedepan, dilahirkan

bahu depan dan belakang kemudian seluruh lengan- Dengan pegangan samping badan, dilahirkan trokhanter depan dan

belakang, kemudian seluruh tungkai

Jam : ...... WIB- Lahir bayi II spontan perempuan, BB 2900g, PB 47cm, AS 9/10- Air ketuban hijau encer, jumlah cukup. - Bayi dikeringkan dan diselimuti, tali pusat dijepit dan dipotong- Ibu disuntik oksitosin 10 IU im- Dilakukan peregangan tali pusat terkendali

.Jam : ........ Wib

- Lahir spontan plasenta lengkap, berat + 750 gr, ukuran + 20x19x 3cm, PTP I + 45 cm, PTP II + 50 cm.

- Plasenta: 2 buah menjadi satu, diamnion dikorion.- Dilakukan masase fundus, kontraksi baik- Pada eksplorasi selanjutnya didapatkan luka perineum sesuai dengan

ruptur perineum derajat II. Dilakukan jahitan hemostasis dan jelujur mukosa vagina dan subkutikuler kulit perineum dengan vicryl rapid 2.0

- Perdarahan kala III-IV 200 cc

Laporan Partus Cara Burn Marshall

Tanggal : ..............Jam : ................

- Ibu dibantu /didampingi meneran sesuai dengan datangnya his- Bokong turun sesuai sumbu jalan lahir sehingga tampak di vulva- Perineum meregang dilakukam episiotomi mediolateral- Dengan fleksi lateral dilahirkan berturut-turut bokong, tungkai atas

dan bawah- Mengedan lagi lahir bahu depan, belakang sampai batas rambut

belakang.- Secara Burn Marshal kedua kaki dipegang ke arah perut ibu, dan

dengan bantuan perasat Wigan Martin Winckle lahir berturut turut dagu, mulut, dahi dan seluruh kepala.

- Jalan nafas dibersihkan

Jam : ..................- Lahir spontan bayi laki-laki , BB 2860 gr, PB 47 cm AS 7/10- Air ketuban jernih, jumlah sedikit- Tali pusat dijepit dan dipotong, bayi dibawa ke radiant warmer

dikeringkan,diposisikan dan dilakukan rangsang taktil, bayi tidak menangis. HR> 100, dilakukan VTP, bayi kemerahan, menangis, diberikan O2 aliran bebas, bayi menangis kuat

- Ibu disuntik oksitosin 10 IU IM- Dilakukan peregangan tali pusat terkendali

Jam : .................- Lahir spontan plasenta lengkap 500 gr, ukuran 17x18x3 cm, PTP

52 cm- Insersio lateralis, robekan lateralis- Dilakukan masase fundus, kontraksi baik- Pada eksplorasi selanjutnya didapatkan perineum ruptur grade III,

dilakukan jahitan satu-satu pada m.sfingter ani, jahitan hemostasis dan aproksismasi secara jelujur pada mukosa vagina dan perineum, kulit dijahit sub kutikuler dengan safil 2.0

- Perdarahan kala III-IV 200 cc

Page 5: Buku Dewa Obstetri

Laporan Operasi Histerotomi

URAIAN PEMBEDAHAN

- Pasien terlentang di atas meja operasi dalam anastesi spinal- Asepsis dan antisepsis daerah operasi dan sekitarnya- Insisi pfannenstiel mengikuti parut luka lama, terdapat perlekatan antara fasia, otot, dan peritoneum, dibebaskan secara tajam.- Setelah peritoneum dibuka tampak uterus gravidus, SBU bebas perlekatan- Plika vesikouterina disayat semiluner, kandung kemih disisihkan ke bawah- Dilakukan satu jahitan pada SBU sebagai penanda batas bawah sayatan longitudinal- Dilakukan insisi low longitudinal, ditembus secara tumpul, dilebarkan secara tajam - Dengan menarik kaki lahir bayi laki-laki, 600 gram, mati belum bermaserasi- Air ketuban habis, tidak berbau- Uterus dikeluarkan, tampak pada daerah fundus kebiruan, tempat implantasi plasenta- Dengan tarikan ringan pada tali pusat, plasenta belum lahir, tali pusat putus, dilakukan manual plasenta, kesan plasenta adhesiva. Plasenta lahir lengkap.- Pada daerah fundus belakang kiri dinding uterus sangat tipis, tempat implantasi plasenta tidak berdarah, diberikan uterotonika oksitosin,methergin, dan misoprostol 600 mcg sub lingual- Kedua ujung luka uterus dijahit hemostasis dengan kromik no. 1. Luka uterus dijahit 3 lapis dengan Vicryl no. 1- Pada eksplorasi selanjutnya pada daerah fundus kiri tampak hematom uk. 5x4 cm, tampak pula hematom pada daerah mesosalping kiri uk.6x5cm. Konsul pada konsulen (dr. Budi W,SpOG/dr. Yudianto, SpOG/dr. Gatot, SpOG) hematom kemungkinan terjadi karena implantasi plasenta pada daerah kornu, lakukan jahitan hemostasis pada arteri uterina cabang ovarika.- Informed consent pada keluarga tindakan tersebut.- Selanjutnya dilakukan jahitan hemostasis pada arteri uterina cabang ovarika dan jahitan satu-satu pada hematoma pada daerah kornu kiri-Dalam observasi selanjutnya hematom pada daerah mesosalping tidak membesar- Rongga abdomen dicuci dengan NaCl + 500 cc- Diyakini tidak ada perdarahan, dinding abdomen ditutup lapis demi lapis, fascia dengan vicryl no.1 jelujur, kulit dijahit dengan vicryl 3.0 subkutikuler- Perdarahan selama operasi 700 ml.

Keadaan pasca operasi :KU baik, CM, muntah (-), refleks (+), sianosis (-), sesak (-)TD : 100/60 mmHg, N : 82 x/mnt, P : 20x/mnt , S : 36,7°CInstruksi pasca operasi :1. Observasi TNP pasca operasi, kontraksi dan perdarahan per jam, suhu per 4 jam 2. Cek DPL post op, transfusi jika Hb < 8 gr/dl 2. Realimentasi dini3. Immobilisasi 24 jam4. Medikamentosa : - Clavamox 1,3 g iv - Kaltrofen supp 3x200 mg

Contoh USG / Konsul USG Fetomaternal

Kepada yth, konsulen fetomaternal

Mohon pemeriksaan USG FM pd NY…., …th G…P...A… hamil klinis aterm. HTA…. Untuk konfirmasi umur kehamilan dan biometri janin.Adakah kelainan congenital mayor.Atas bantuannya BTK

Konsulen poli,

Mohon penilaian biometri, letak janin, plasenta, adakah lilitan tali pusat/ kelainan congenital mayor.Atas bantuannya BTK

Konsulen poli,

Penulisan Status Obstetri

TFU : 3 jbpst / ½ pst-simfisis / dll atau …cm, pu (ki/ka) , O, TBJ….gr, kontraksi -/ +, djj 140 – 144 dpmI : V / U tenangIo : portio licin, livid, ostium tertutup / terbuka, fluksus + / -, darah mengalir dari ostium ( - ).Vt : portio kenyal, arah belakang, panjang 2 cm, ø 1 cm, ketuban + / -. Kepala H I/ II – II / III – IV, SSL ( sutura sagitalis lintang )

Penurunan Kepala

5/54/ 5 ~ H I3/ 5 ~ H I – II2/ 5 ~ H II1/ 5 ~ H III0/5 ~ H IV

Page 6: Buku Dewa Obstetri

Pelvimetri Klinik

( pada G1, Belum pernah spontan, TBJ sekarang > sebelumnya)

Promontorium tidak teraba

DI ( distantia interspinatum ) > 9,5 cm

Sacrum konkaf panggul N luas

Spina tajam

Dinding samping lurus

AP > 900

Pemantauan Pasien In Partu

Ø(cm)

Ev. Pem Dlm

Frek his(/10 mnt)

Lama his(dtk)

Ev. His Ev. Bjj Ev. N Ev. TD + S

PK I laten

1- 3 8 jam 1- 2 x < 20 / 1 jam / 1 jam / 1 jam 4 jam

PK Iaktif

4 – 9 4 jam 3x 20 – 40 / ½ jam / ½ jam / ½ jam 4 jam

PK II 10 - 4x > 40 / ½ jam Tiap 5 menit

Frekuensi Auskultasi

Stage of labor Low risk High risk

Latent 30 – 60 ‘ 30 ‘

Active 30 ‘ 15’

2nd stage 15 ‘ 5’

7 hal yang harus diperhatikan post partum

1. kontraksi uterus baik2. KK kososng3. plasenta telah keluar semua4. perdarahan ( - )5. luka perineum telah dijahit6. ibu baik 7. bayi baik

syarat bayi rawat gabung 1. lahir spontan 2. BB > 2500, < 4000 gr3. APGAR > 7 4. masa kehamilan > 36 minggu, < 42 minggu 5. tanpa IIP6. ibu sehat

Laserasi perineum / jalan lahir

Grade I : fourchette, perineal skin sampai ( ? ) membrane mukosa vagina GradE II : mukosa membrane, fascia + otot perineum Grade III : kulit, mukosa membrane, otot perineum, M. spinchter ani Grade IV : sampai mukosa rectum – lumen rectum.

Page 7: Buku Dewa Obstetri

Apgar Score

0 1 2Appearance (warna kulit)

Pulse rate (frekuensi denyut jantung)

Grimace (respons terhadap stimulus)

Activity (tonus otot)

Respiration (usaha pernafasan)

Pucat, biru

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada (apnoe)

Tubuh merah, ekstremitas biru

< 100 dpm

Sedikit respons

Ekstremitas sedikit fleksi

Lemah, tidak beraturan

Seluruh tubuh merah

> 100 dpm

Menyeringai, batuk/bersin

Gerak aktif, lengan dan tungkai fleksi dg baik

reguler, menangis keras

Menit ke-1 Menit ke-5Jika hasil 7-10:

Jika hasil 4-6 :

Jika hasil 0-3 :

tidak diperlukan resusitasi

diperlukan sedikit resusitasi (bag&mask ventilation)

diperlukan resusitasi yang agresif (intubasi)

Normal

Intermediat

Resiko disfungsi neurologis meningkat

Induksi Persalinan

Induksi pematangan: - Tujuan: mematangkan serviks- Target: his 1-2 x/10 mnt- Evaluasi ulang 12 jam setelah ada his

Induksi titrasi:- Tujuan: memulai proses persalinan- Target: his 3-4 x/10 mnt- Evaluasi sesuai partograf, obsv. His dan BJJ tiap ½ jam

Cara Induksi Oksitosin- Mulai 8 tts/mnt, stlh 30 mnt evaluasi his. Bila target tercapai

pertahankan tetesan. Bila belum naikkan 4 tts/mnt, evaluasi 30 mnt lagi, dst.

- Maksimal: 40 tts/mnt- Bila target tidak tercapai setelah 40 tts/mnt INDUKSI GAGAL- Catatan: 1 mU = 2 tts (4 mU = 8 tts; 6 mU = 12 tts) - ES: bila terlalu banyak dapat menyebabkan takisistole takikardi

janin, his > 5 x/10 mnt

Page 8: Buku Dewa Obstetri

Obat-obatan Uterotropik (*)

Metil ergometrin maleat (METERGIN, Pospargin)- Indikasi: kotraksi uterus sekaligus- Dosis: 1 amp (1 ml) = 0,2 mg; tablet 0,125 mg;

SC: setelah pengeluaran bayi, ½-1 ml IV atau intramural atau 1 ml IMAtoni uterus: 1 ml IM atau ½-1 ml IVPromosi involusi uterus: 3x 1 tablet (0,125 mg)Perdarahan puerperium, subinvolusi, lochiometra: 3x0,125-0,250 mg atau ½-1 ml IM sehari

- ES: mual, muntah, nyeri abdomen, hipertensi- KI: hipertensi berat, penggunaan sebelum persalinan janin hidup

Oksitosin (SYNTOCINON)- Indikasi: kontraksi uterus secara ritmik- Dosis: 1 amp (1 ml) = 10 IU; 1 amp IM saat bayi lahir

o 5 IU dlm 500 cc NS, mulai 8 tts/mnt- ES: hiperstimulasi/spasme uterus, retensi cairan hiponatremia dan

keracunan cairan

Valethamat bromida (EPIDOSIN)- Indikasi: spasmolitik, utk melunakkan serviks shg membantu

pembukaan- Dosis: 1amp = 8 mg, 1 amp IV + 1 amp IM, lalu 1 amp IM tiap ½

jam s/d 3 kali- KI: Obstruksi GI, obstruksi tr urinaria, glaucoma sudut sempit- ES: midriasis, fotofobia, sikloplegia, mulut kering, flushing,

takikardi, konstipasi, ruam kulit, muntah

Prostaglandin (Misoprostol, CYTOTEC, Gastrul)- Indikasi: kontraksi uterus, melunakkan serviks lewat pengaktifan

enzim hialuronidase, tukak peptic- Dosis: tab 100 µg, 200 µg (25 µg intravagina diulang tiap 3 jam,

maksimal 8 dosis)- KI: bekas SC- ES: ggn GI (diare, nyeri perut), ggn ginekologi (menoragi,

dismenore, kram, flek)

Skor Tokolitik (?)

0 1 2 3 4Kontraksi uterus

- irreguler reguler - -

Ketuban intak - Pecah tinggi

Pecah rendah

Perdarahan

- spotting nyata

Dilatasi serviks

- 1 poin untuk setiap pembukaan

Nilai keyakinan keberhasilan tokolisis:1 = 97 % berhasil2 = 90 % berhasil3 = 84 % berhasil4 = 38 % berhasil5 = 11 % berhasil6 = 7 % berhasil> 7 = gagal

Page 9: Buku Dewa Obstetri

Fungsi Dinamik Janin-Plasenta (FDJP)

Variabel 2 0Reaktivitas DJJ > 2 < 2

Akselerasi stimulasi > 2 < 2

Rasio SDAU < 3 > 3

Gerak nafas stimulasi > 2 episode < 2 episode

Indeks Cairan Amnion > 10 < 10

Rasio SDAU = Rasio Sistolik – Diastolik Arteri UmbilikalisS = SistolikD = Diastolik

SD Ratio = S D

Pulsatility = S – D Mean

Indeks Resistensi = S – D S

Fibroacoustic stimulation ( VAS )

→ 80 Hz, 82 db → selama 1 – 3 dtk di daerah kepala janin.

Indeks cairan amnion

. 24 cm : tinggi 10 – 24 : N 5, 1 – 9,99 : < N ≤ 5 : rendah

Pelvic Score

0 1 2Arah porsio belakang aksial Depan

Konsistensi kenyal Lunak

Tebal 3 cm 2 cm 1 cm

Pembukaan tertutup 1-2 cm > 3 cm

Penurunan kepala Hodge I - II Hodge II – III

Bishop Score

SkorParameter 0 1 2 3Dilatasi (cm) tertutup 1-2 3-4 > 5

Effacement (%)

0-30 40-50 60-70 > 80

Station -3 -2 -1 atau 0 +1 atau +2

Konsistensi kaku Medium Lunak

Posisi serviks Posterior Midposisi Anterior

Nilai:- Bila skor 8 = keberhasilan partus pervaginam pasca induksi tinggi- Skor > 6 = serviks matang, bisa dilakukan induksi- Skor < 4 = indikasi pematangan serviks

Page 10: Buku Dewa Obstetri

Zatuchni-Andros Score

0 1 2Paritas primi Multi

Usia gestasi > 39 mgg 38 mgg < 37 mgg

Taksiran Berat Janin >3.630 gr 3.629-3.176 mg < 3.176 gr

Riw. Pres. Bokong - 1x > 2x

Pembukaan serviks < 2 3 > 4

Station < -3 -2 -1/ lbh rendah

Merupakan scoring untuk keberhasilan persalinan letak sungsang pervaginamNilai:< 3 SC4 evaluasi kembali, terutama TBJ> 5 partus pervaginam

Penilaian Asam Basa

- PH darah normal : 7, 35 – 7, 45- Nilai normal :

PCO2 : 35 - 45 mmhg PO2 : 75 – 100 mmhg HCO3 : 20 – 26 meq / L BE : -3 s/d + 3 Sat O 2 : 95 – 98 %

Gangguan keseimbangan Perubahan utama KompensasiRespiratorik

Asidosis Alkalosis

↑ PCO2↓ PCO2

↑ HCO3↓ HCO3

Metabolic Asidosis Alkalosis

↓ HCO3 –

↑ HCO3 –↓ PCO2↑ PCO2

Magnesium sulfat (MgSO4)

IndikasiMgSO4 digunakan pada kehamilan untuk:

Profilaksis kejang preeklampsia Pengobatan dari kejang eklampsia

Evidence Level I a 1

Rekomendasi A

Syarat2 :1. Frekwensi nafas lebih dari 16 x2. Reflek patella 3. Tersedia antidotum ( Ca Glukonas )4. Tersedia alat resusitasi

Sediaan MgSO4 40% ( 25 cc ): MgSO4.7H2O 10 gr. MgSO4 20% ( 25 cc ): MgSO4.7H2O 5 gr.

Rute pemberian:Intravena: paling dianjurkanIntramuscular: dapat menyebabkan abses

Pemberian MgSO4 harus diberikan di rumah sakit/ tempat yang memiliki observasi, dan pengawasan yang baik.

Dosis- Kejang Eklampsia:Dosis awal bolus/IV MgSO4 4gr ( 10cc ) diencerkan dengan aquabidest sampai dengan 20 cc, diberikan 10 menit, bila kejang berulang berikan 2 gr ( 5 cc ) MgSO4 40%. Dosis awal maksimal 6 gr.

Dosis pemeliharaan: 1 gr/ jam ( 6 gr MgSO4 40 %/ 15 cc dalam RL 500cc 15 – 20 tetes/ menit. ) s/d 24 jam post partum / kejang terakhir.

Tujuan utama untuk mengatasi kejang dan mencegah hypoxia maternal dan fetal

- Profilaksis untuk kejang preeklampsia:loading dose 4 gr ( 10 cc ) diencerkan dengan aquabidest 10 cc diberikan dalam 15 menit.

Dosis pemeliharaan: 1 gr/ jam ( 6 gr MgSO4 40 %/ 15 cc dalam RL 500cc 15 – 20 tetes/ menit. ) s/d 24 jam.

Kadar Toksisitas MgSO4

1. Refleks patella hilang kadar Mg++ mencapai 8 – 10 mEq/L2. Depresi nafas kadar Mg++ mencapai 12 – 15 mEq/L3. Cardiac arrest kadar Mg++ > 15 mEq/L

Page 11: Buku Dewa Obstetri

Air Ketuban (?)

Membedakan air ketuban dengan zat lain:1. Nitrazin test

Air ketuban yang ber-pH basa: kuning biruFalse positive (16,2 %): cairan antiseptik, urin, darah, infeksi vagina yang mengubah pH

2. Fern testCairan ketuban diletakkan di atas kaca obyek, didiamkan sampai keringHasil: terjadi kristalisasi yang berbentuk pohon pakisFalse positive: jika sample diambil dari serviks, karena mucus serviks yang kering juga akan menghasilkan gambaran yang sama

3. Evaporation testSampel dari endoserviks dipanaskan jika tampak residu berwarna putih = cairan ketuban; namun jika residu berwarna coklat = membran intak

4. Diamine-oksidase testMerupakan enzim yang diproduksi oleh desidua

Jumlah air ketuban pada posttermUsia kehamilan Juml. Air Ketuban

38 minggu 1000 ml40 minggu 800 ml41 minggu 480 ml42 minggu 250 ml44 minggu 100 ml

Pada usia kehamilan 38 – 40 minggu, air ketuban:- berwarna milky & cloudy karena terdapat verniks kaseosa- L/S ratio = 4 : 1

Lecitin – spingomielin

Sampai kehamilan 26 minggu → konsentrasi spingomyelin > lesitin 26 – 33 mg → L/ S = 1: 1 34 – 36 mg → lesitin ↑ ↑ → L / S ≥ 2

L / S ratio Fetal lung Risk for RDS >2 1, 5 – 2 < 1, 5

MatureTransitionalimature

MinimalModerateHigh

Tes busa : Amnion fluid + Na Cl + etanol → dikocok 15 “ → tampak cincin busa di permukaan tabung setelah 15 ‘

Partus Percobaan(*)

Merupakan tes terhadap:1. Kekuatan his2. Daya akomodasi (moulase)

Syarat:1. Tidak ada kontraindikasi untuk partus pervaginam2. Presentasi kepala3. Kehamilan < 42 minggu

Bila his baik, indikator keberhasilan:1. Pembukaan serviks2. Penurunan kepala3. Putaran paksi dalam

CPD (*)

Dikatakan CPD bila:- DBP > 9,7- Lingkar perut > 35

Cara menentukan CPD:- maneuver Ellis- Partus percobaan

Apabila kepala sudah masuk PAP 75 % lahir.

Page 12: Buku Dewa Obstetri

VBAC SCORE ( VAGINAL BIRTH AFTER SC )

Alami: SkorRiwayat persalinan sebelumnya 2

induksi sebelumnya sungsang, Gwt janin,Plasenta previa, SC selektif distosia pada ø < 5 distosia pada ø > 5

210

dilatasi servik 4 cm 2 – 4 cm < 2 cm

210

station dibawah – 2 1

panjang servik ≤ 1 cm 1

Persalinan timbul spontan 1

Skor 7 – 9 → 94, 5 %4 – 6 → 78, 8 %0- 3 → 60 %

Ketebalan SBU ( pada USG ) → sebagai prediksi untuk terjadinya resiko rupture uterus :

≥ 4, 5 : 0 %3, 6 – 4, 5 : 0, 6 %2, 6 – 3, 5 : 6,6 %< 2, 5 : 9, 8 %

Kemungkinan ruptur pada BSC:

Transversal : 0, 3 – 2, 5 % Klasik : 4 – 9 %

Skor Weinstein

SkorNilai bishop ≥ 4 4

Persalinan pervaginam sebelumnya 2

Indikasi SC yang lalu:A. Malpresentasi

HDK / PEBGemelli

B. Plasenta previa/solusio plasentaPrematuritas

KPD

C. Gawat JaninCPD/ distosia

D. Makrosomia IUGR

6

4

4

3

Nilai: ≥ 4 → 58 %≥ 6 → 67 % ≥ 8 → 78 %≥ 10 → 85 %≥ 12 → 88 %

Page 13: Buku Dewa Obstetri

Hiperemesis Gravidarum

Mual karena efek estrogen dan hCG

Faktor predisposisi:- primigravida- mola hidatidosa- gemelli

Etiologi:- Organik:

1. Villi chorialis masuk dalam sirkulasi ibu2. Alergi

- Psikologik

Patologi:- hati : degenerasi lemak (krn muntah terus menerus)- Jantung : jadi lebih kecil, ada perdarahan sub endokard- Otak : bercak perdarahan, ensefalopati wernicke- Ginjal : degenerasi lemak

Akibat:- Dehidrasi hemokonsentrasi- Alkalosis hipokloremik- Ketosis (pemakaian cadangan lemak krn cadangan karbohidrat

habis)- Hipokalemia meningkatkan frekuensi muntah- Sindroma Mallory-Weiss: robekan selaput lendir

esophagus/lambung perdarahan GI

Tiga derajat hiperemesis:I. Nafsu makan menurun, lemah, berat badan menurun, nyeri

epigastrium, frekuensi nadi meningkat, tekanan darah menurun, turgor turun, lidah kering, mata cekung

II. Suhu kadang-kadang naik, mata sedikit ikterik, oliguria, konstipasi, tercium bau aseton, aseton urin (+)

III. Keadaan umum buruk, muntah (-), kesadaran menurun, ensefalopati Wernicke

Ensefalopati Wernicke:- Dilatasi kapiler dan perdarahan pada korpora mamilaria ventrikel 3

dan 4- Gejala: nistagmus, diplopia, perubahan mental

Bagan Penanganan Atonia Uteri

Kadar HbJenis dan uji silang darahNilai fungsi pembekuan

Perdarahan terus berlangsung

Identifikasi sumber perdarahan lain: laserasi jalan lahir (hematom parametrial, ruptur uteri, inversion uteri), sisa fragmen plasenta, koagulopatiUterus tidak berkontraksi

Kompresi bimanualKompresi aorta abdominalTekan segmen bawah atau

aorta abdominalMisoprostol 400 mg perrektal

Tidak berhasil

Tampon uterusRujuk

Ligasi arteri uterina dan ovarika

Berhasil

Terkontrol

Transfusi

Rawat lanjut dan observasi ketat

Perdarahan masih berlangsung

Transfusi

Histerektomi

Atonia uteriMultiparitas Partus lamaRegangan uterusSolusio plasenta

Masase uterus dan kompresi bimanualOksitosin 10 iu IM dan infus 20 iu/500 ml NS/RL 40 tts/guyur

Infus untuk restorasi cairan dan jalur obat esensial

Page 14: Buku Dewa Obstetri

Penatalaksanaan Retensio Urin

Kateterisasi, Urinalisa, kultur urinAntibiotik, banyak minum (3 lt/24 jam)

Prostaglandin 2 x 1

Urin <500 ml urin 500-1000 ml urin 1000-2000 ml urin >2000 ml

Intermitten dauer kateter dauer kateter dauer kateter(kateterisasi 1 x 24 jam 2 x 24 jam 3 x 24 jamTiap 5 jamSelama 24 jam

Buka tutup kateter /24 jam(kecuali dpt BAK kateter dpt segera dibuka)

Kateter dilepas pagi hari 4-5 jam

Dapat BAK spontan tidak dapat BAK spontan

Urin residu > 200 ml (obstetri) Urin residu < 200 ml (obstetri) > 100 ml (ginekologi) < 100 ml (ginekologi)

Boleh pulang

Induksi Misoprostol

Hamil dengan ketuban pecahHamil 41-42 mingguHamil > 34 minggu, PEB, Pelvic score < 5

Induksi misoprostol 25 µg / 6 jam

Misoprostol I

PK I aktif PS belum matang

PK II Misoprostol II (6 jam)

Lahir PK I aktif PS belum matang

PK II titrasi sampai his adekuat (3-4 x/ 10 mnt)

His adekuat(3 jam)

PK I aktif

PK II

Page 15: Buku Dewa Obstetri

Induksi Folley Catether

Hamil 41-42 minggu belum inpartu

Induksi FC 24 jam

Lepas spontan lepas spontan lepas spontanKeluar air-air keluar air-air keluar air-airPK I aktif PS belum matang PS matang

PK II Istirahat 24 jam titrasi oksitosin

FC 24 jam his adekuat

Belum matang PK I aktif

Pematangan dg oksitosin PK II

12 jam matang PK I aktif

Titrasi oksitosin

His adekuat (3 jam)

PK I aktif

Cara-Cara Penghitungan (?)

Menghitung dopamine dengan syringe pumpDosis dopamine: 5 μg / kg BB / menitContoh:BB = 50 kg 250 μg / menit x 60 menit = 15 mg / jamDopamin 200 mg dimasukkan dalam 50 cc NaCl 1 cc = 4 mg dalam 1 jam, diberikan 15 mg:4 mg = 3,75 cc / jamBila dosis ditingkatkan 5 μg jadi 10 μg = 7,5 cc / jam (??)

Menghitung NTG (?)Dosis: 5 μg / menit40 cc NaCl + 1 amp NTG (10 ml, 10 mg) = 50 cc10 μg = 50 cc 1 μg = 50/10.000 cc = 0,005 cc…gat au neeh, itungan yg di catetan ngacoo…

Paracervical Block- menggunakan spuit 5 cc, disuntikkan 2 cc di jam 4 & 2 cc di jam 8- beri Profenid supp 2- SA dan Valium

Manual Placenta- SA dan Valium (SA terutama untuk mencegah vagal refleks)

Page 16: Buku Dewa Obstetri

NOTES ON OBSTETRY