buku informasi teknologi mekanik mesin.doc
TRANSCRIPT
MATERI PELATIHAN BERBASIS
KOMPETENSI
SEKTOR LOGAM MESIN
SUB SEKTOR TEKNOLOGI MEKANIK
MENERAPKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)
DI TEMPAT KERJALOG.OO01.002.02
BUKU INFORMASI
KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I.DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN
Materi Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Mesin Sub Sektor Teknologi Mekanik
Kode ModulLOG.OO01.002.02
Judul Modul: Menerapkan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
Buku Informasi Versi: 27-02-2014
Halaman: 2 dari 46
PRODUKTIVITAS Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.51 Lt.7.B Jakarta Selatan
Materi Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Mesin Sub Sektor Teknologi Mekanik
Kode ModulLOG.OO01.002.02
Judul Modul: Menerapkan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
Buku Informasi Versi: 27-02-2014
Halaman: 1 dari 46
DAFTAR ISI
Daftar Isi........................................................................................................
BAB I PENGANTAR ......................................................................................
1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi ........................1.2. Penjelasan Modul.....................................................................
1.2.1. . .Desain Modul ..................................................................1.2.2 Isi Modul ........................................................................1.2.3 Pelaksanaan
Modul ..........................................................
1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC).....................................1.4. Pengertian-pengertian Istilah...................................................
BAB II STANDAR KOMPETENSI.....................................................................
2.1. Peta Paket Pelatihan ...............................................................2.2. Pengertian Unit Standar ..........................................................2.3. Unit Kompetensi yang Dipelajari .............................................
2.3.1. Judul Unit ..................................................................2.3.2. Kode Unit ..................................................................2.3.3. Deskripsi Unit ...........................................................2.3.4. Elemen Kompetensi ..................................................2.3.5. Kriteria Unjuk Kerja ...................................................2.3.6. Batasan Variabel .......................................................2.3.7. Panduan Penilaian ....................................................2.3.8. Kemampuan Awal ............................................................2.3.9. Kompetensi Kunci .....................................................
BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN ................................................
3.1. Strategi Pelatihan .................................................................3.2. Metode Pelatihan ..................................................................
BAB IV MATERI UNIT KOMPETENSI ...............................................................
BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI
5.1. Sumber Daya Manusia ..........................................................5.2. Sumber-sumber Perpustakaan .............................................5.3. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan .......................................
Materi Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Mesin Sub Sektor Teknologi Mekanik
Kode ModulLOG.OO01.002.02
Judul Modul: Menerapkan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
Buku Informasi Versi: 27-02-2014
Halaman: 2 dari 46
BAB IPENGANTAR
1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi
Apakah pelatihan berdasarkan kompetensi?Pelatihan berdasarkan kompetensi adalah pelatihan yang memperhatikan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan di tempat kerja agar dapat melakukan pekerjaan dengan kompeten. Standar Kompetensi dijelaskan oleh Kriteria Unjuk Kerja.
Apakah artinya menjadi kompeten ditempat kerja?Jika anda kompeten dalam pekerjaan tertentu, anda memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap yang perlu untuk ditampilkan secara efektif ditempat kerja, sesuai dengan standar yang telah disetujui.
1.2. Penjelasan Modul
1.2.1. Desain Modul
Modul ini didesain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual/mandiri : Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaikan oleh seorang pelatih. Pelatihan individual/mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh
peserta dengan menambahkan unsur-unsur/sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari pelatih.
1.2.2. Isi Modul
a. Buku InformasiBuku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta pelatihan.
b. Buku KerjaBuku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktik baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual / mandiri.Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi:Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi. Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian
keterampilan peserta pelatihan. Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan
dalam melaksanakan praktik kerja.
Materi Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Mesin Sub Sektor Teknologi Mekanik
Kode ModulLOG.OO01.002.02
Judul Modul: Menerapkan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
Buku Informasi Versi: 27-02-2014
Halaman: 3 dari 46
c. Buku PenilaianBuku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi : Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai
pernyataan keterampilan. Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian
keterampilan peserta pelatihan. Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk
mencapai keterampilan. Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku
Kerja. Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik. Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.
1.2.3. Pelaksanaan Modul
Pada pelatihan klasikal, pelatih akan : Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan
sebagai sumber pelatihan. Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam
penyelenggaraan pelatihan. Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan
dan menuliskan hasil tugas praktiknya pada Buku Kerja.
Pada Pelatihan individual / mandiri, peserta pelatihan akan: Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan. Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada buku Kerja. Memberikan jawaban pada Buku Kerja. Mengisikan hasil tugas praktik pada Buku Kerja. Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh pelatih.
1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC)
Apakah Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency).Jika anda telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, anda dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini (RCC). Berarti anda tidak akan dipersyaratkan untuk belajar kembali.
Anda mungkin sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan, karena anda telah :a. Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan
dan keterampilan yang sama atau
Materi Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Mesin Sub Sektor Teknologi Mekanik
Kode ModulLOG.OO01.002.02
Judul Modul: Menerapkan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
Buku Informasi Versi: 27-02-2014
Halaman: 4 dari 46
b. Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau
c. Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang sama.
1.4. Pengertian-pengertian Istilah
ProfesiProfesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan.
StandardisasiStandardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu.
Penilaian / Uji KompetensiPenilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan.
PelatihanPelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari.
Kompetensi Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk menunjukkan aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan serta penerapan dari ketiga aspek tersebut ditempat kerja untuk mencapai unjuk kerja yang ditetapkan.
Standar KompetensiStandar kompetensi adalah standar yang ditampilkan dalam istilah-istilah hasil serta memiliki format standar yang terdiri dari judul unit, deskripsi unit, elemen kompetensi, kriteria unjuk kerja, ruang lingkup serta pedoman bukti.
Sertifikat KompetensiAdalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi.
Materi Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Mesin Sub Sektor Teknologi Mekanik
Kode ModulLOG.OO01.002.02
Judul Modul: Menerapkan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
Buku Informasi Versi: 27-02-2014
Halaman: 5 dari 46
Sertifikasi KompetensiAdalah proses penerbitan sertifikat kompetensi melalui proses penilaian / uji kompetensi.
Materi Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Mesin Sub Sektor Teknologi Mekanik
Kode ModulLOG.OO01.002.02
Judul Modul: Menerapkan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
Buku Informasi Versi: 27-02-2014
Halaman: 6 dari 46
BAB IISTANDAR KOMPETENSI
2.1. Peta Paket Pelatihan
Untuk mempelajari modul ini perlu membaca dan memahami modul-modul lain yang berkaitan dintaranya:2.1.1. Modul 1 Keselamatan Kerja Polman Bandung (ITB)2.1.2. Modul 2 Keselamatan Kerja Polman Bandung (ITB)
2.1. Pengertian Unit Standar
Apakah Standar Kompetensi?Setiap Standar Kompetensi menentukan :
a. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mencapai kompetensi.
b. Standar yang diperlukan untuk mendemonstrasikan kompetensi.c. Kondisi dimana kompetensi dicapai.
Apa yang akan Anda pelajari dari Unit Kompetensi ini?Anda akan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan dipersyaratkan untuk “Menerapkan prosedur-prosedur mutu”.
Berapa lama Unit Kompetensi ini dapat diselesaikan?Pada sistem pelatihan berdasarkan kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam keterampilan tertentu.
Berapa banyak/kesempatan yang Anda miliki untuk mencapai kompetensi?Jika Anda belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Pelatih Anda akan mengatur rencana pelatihan dengan Anda. Rencana ini akan memberikan Anda kesempatan kembali untuk meningkatkan level kompetensi Anda sesuai dengan level yang diperlukan.Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali.
2.2. Unit Kompetensi yang Dipelajari
Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat : mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan. mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan. memeriksa kemajuan peserta pelatihan. menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan criteria unjuk
kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.
Materi Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Mesin Sub Sektor Teknologi Mekanik
Kode ModulLOG.OO01.002.02
Judul Modul: Menerapkan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
Buku Informasi Versi: 27-02-2014
Halaman: 7 dari 46
2.2.1. Judul Unit Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ditempat kerja.
2.2.2. Kode Unit LOG.0001.002.01
2.2.3. Deskripsi Unit Unit ini mengidentifikasikan kompetensi yang dibutuhkan untuk Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ditempat kerja.
2.2.4. Elemen Kompetensi Keselamatan Umum Aktivitas keselamatan kerja Pertimbangan tempat kerja
2.2.5. Kriteria Unjuk Kerja
Standar Kompetensi Unit LOG.0001.002.01
Unit LOG.0001.002.01 Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ditempat kerja.
Uraian
Elemen Kompetensi
Kriteria Unjuk Kerja
0001.002.01Keselamatan Umum
0001.002.01Aktivitas Keselamatan Kerja
0001.002.01Pertimbangan Tempat Kerja
1.1. Pencegahan terjadinya kecelakaan si tempat kerja
1.2. Disiplin pribadi setiap pekerja1.3. Penerangan ditempat kerja atau praktek
2.1. Menganalisis untuk mengetahui penyebab terjadinya kecelakaan
2.2. Tanggung jawab pekerja / siswa terhadap K32.3. Memahami K3 dalam menghadapi kebakaran.
3.1. Tempat dan Jenis mesin yang dipakai3.2. Perlengkapan dan Persiapan diri3.3. Cara menggunakan mesin
Unit LOG.0001.002.01 Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ditempat kerja.
Elemen LOG.0001.002.01 Keselamatan Umum.
Kriteria LOG.0001.002.01.1 Pencegahan terjadinya kecelakaan ditempat kerja.
Materi Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Mesin Sub Sektor Teknologi Mekanik
Kode ModulLOG.OO01.002.02
Judul Modul: Menerapkan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
Buku Informasi Versi: 27-02-2014
Halaman: 8 dari 46
Keselamatan umum adalah keselamatan yang menyangkut semua aspek dalam semua pekerjaan, baik itu di darat, laut ataupun udara yang kaitannya dengan keselamatan kerja seseorang dari bahaya pekerjaan selama ia bekerja. Secara umum bila orang bekerja pada pada suatu jenis pekerjaan apapun, secara disiplin dia harus menggunakan suatu alat pengaman/pelindung agar terhindar dari kecelakaan.
Pencegahan terjadinya kecelakaan ditempat kerja/praktek harus memperhatikan beberapa factor antara lain :
1) Pastikan sempurna alat-alat2) Pastikan sempurna pakaian kerja3) Kesadaran keadaan diri sendiri4) Harus disiplin dalam menggunakan alat-alat5) Harus hati-hati dan konsentrasi pada pekerjaan6) Pastikan sudah memahami dan menguasai cara kerja suatu mesin
atau alat
Kriteria LOG.0001.002.01.2Disiplin pribadi setiap kerja
Setiap pekerja (siswa), dalam suatu industri maupun institusi pendidikan harus mempunyai disiplin terutama pribadinya sendiri seperti :
1) Disiplin terhadap waktu kerja2) Disiplin terhadap janji baik pribadi ataupun dalam pekerjaan3) Disiplin dalam menempatkan suatu kebenaran dalam tempatnya4) Tidak menyimpang dari apa yang ditugaskan5) Hormat pada atasan maupun bawahan
Kita harus ingat :a. Kecelakaan sekecil apapun, harus ditindak, diselidiki dan dipelajari
agar tidak terulang lagib. Dengan disiplin pribadi, segala sesuatu usaha akan tercapai dengan
sukses
Kriteria LOG.0001.002.01.3Penerangan di tempat kerja atau praktek
Penerangan yang baik ditempat kerja atau praktek adalah penerangan yang memungkinkan seseorang atau tenaga kerja dapat melihat pekerjaannya dengan cepat dan teliti, sehingga dengan penerangan yang baik pada suatu bengkel akan :
1. Membantu menciptakan lingkungan kerja yang nikmat dan menyenangkan
2. Membantu menimbulkan motivasi dan gairah kerja yang tidak menjemukan
Sifat-sifat penerangan :a. Pembagian herminensi dalam suatu areal penglihatan
Materi Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Mesin Sub Sektor Teknologi Mekanik
Kode ModulLOG.OO01.002.02
Judul Modul: Menerapkan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
Buku Informasi Versi: 27-02-2014
Halaman: 9 dari 46
b. Pencegahan sinar silauc. Arah dari sinard. Warna sinare. Dampak panas akibat penerangan terhadap lingkungan
Akibat dari penerangan yang buruk :a. Mata cepat lelah selaras dengan berkurangnya daya dan efisiensi kerjab. Kelelahan mental dan fisikc. Merusak alat penglihatand. Mata terasa pegal dan sakit disekitar matae. Meningkatkan terjadinya kecelakaan
Elemen LOG.0001.002.01 Aktivitas keselamatan kerja
Kriteria LOG.0001.002.01.2.1Menganalisis untuk mengetahui penyebab terjadinya kecelakaan
Disamping keselamatan kerja, setiap kecelakaan harus dianalisis untuk mengetahui penyebab kecelakaan tersebut, akibat, dan langkah yang harus diambil untuk pencegahan kecelakaan tersebut.
Kriteria LOG.0001.002.01.2.2Tanggung jawab pekerja atau siswa terhadap K3
Pekerja atau siswa mempunyai tanggung jawab sebagai berikut :1. Harus mentaati peraturan dan intruksi yang benar dari
atasannya2. Bertindak benar dan tepat pada waktu terjadinya kecelakaan3. melaporkan segera, bila mana terjadi kecelakaan4. menyelidiki dan menerangkan penyebab terjadinya kecelakaan
atau kerusakan pada mesin5. Bekerja dengan penuh konsentrasi dan hati-hati
Kriteria LOG.0001.002.01.2.3Memahami keselamatan atau kesehatan kerja (K3) dalam menghadapi kebakaran
1. Proses terjadinya apiProses terjadinya api adalah gabungan dari beberapa zat yang pada saat yang sama berada pada tempat yang sama yang disebabkan adanya 4 unsur, yaitu :
1) Oksigen2) Panas3) Bahan bakar4) Reaksi kimia
2. Klasifikasi api
Materi Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Mesin Sub Sektor Teknologi Mekanik
Kode ModulLOG.OO01.002.02
Judul Modul: Menerapkan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
Buku Informasi Versi: 27-02-2014
Halaman: 10 dari 46
Klasifikasi berdasarkan jenis kebakarannya api dikelompokkan menjadi :
a. Api Kelas
Api kelas A ini digolongkan pada bahan-bahan seperti kayu, kertas, kain dan sejenisnya, dan jenis pemadam api kelas A ini adalah air, pohon-pohon berair.
b. Api kelas
Api kelas B terdiri dari bahan-bahan cair, misalnya : Aspal, bensin, alcohol, dan sejenisnya. Dan jenis pemadam api kelas B ini diperlukan : CO2, kimia kuning, busa, serbuk. Tapi jangan pernah memakai air.
c. Api kelas
Api kelas C ini terdiri dari bahan bakar gas seperti, gas asetilin, karbit, LPG, juga listrik akibat dari energi listrik dan sejenisnya. Dan jenis pemadam api kelas C adalah dengan cara, segera menutup sumber bahaya, bila tidak terkendali minta bantuan pihak pemadam kebakaran.
d. Api kelas
Api kelas D terdiri dari bahan-bahan jenis logam seperti : magnesium, titanium, natrium, alumunium, kalsium, sodium, litanium. Dan ini untuk memadamkannya hanya petugas khusus yang sudah terlatih yang boleh menanganinya.
3. Macam-macam alat Pemadam Kebakarana. Air bertekanan anti beku udara dan gasb. Alat pemadam busa yang terbuat dari dua buah campuran kimia
yang ada pada dua ruangan yang terpisah : Ruang dalam berisi air dan alumunium sulfat atau ammonium
sulfat Ruang luar terdiri dari sodium karbonat dan stabilisator busa
c. Alat pemadam dengan CO2 berbentuk cairan dan gas bertekakan d. Alat pemadam dengan kimia kering, ini di dalam tabung berisikan
Nitrogen kering atau Co2 kering
Elemen LOG.0001.002.01.3Pertimbangan tempat kerja
Kriteria LOG.0001.002.01.3.1
Materi Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Mesin Sub Sektor Teknologi Mekanik
Kode ModulLOG.OO01.002.02
Judul Modul: Menerapkan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
Buku Informasi Versi: 27-02-2014
Halaman: 11 dari 46
Tempat dan jenis mesin yang dpakai
Ditempat kerja atau bengkel sangat penting dan harus mempunyai pertimbangan apa yang harus dilakukan dan penataan tempat dan jenis mesin yang dipakai untuk kenyamanan dalam melakukan suatu kegiatan pekerjaan sangatlah dibutuhkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang sesuai dengan prosedur dan standar supaya tidak terjadi kecelakaan yang tidak diinginkan oleh semua pihak.
Yang dimaksud dengan tempat dan jenis mesin yang dipakai yaitu :a. Harus mengetahui jenis mesin apa yang digunakan pada saat
bekerjab. Memperhatikan lingkungan dan keadaan tempat kerjac. Memeriksa bagian-bagian berbahaya pada mesin tersebutd. Mesin harus dalam keadaan bersih.
Kriteria LOG.0001.002.01.3.2Perlengkapan dan persiapan diri
Seorang pekerja atau siswa sebelum melakukan aktivitas pekerjaan atau praktek dibengkel harus mempersiapkan dari segala kebutuhan dan alat perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Supaya terhindar dari kemungkinan terjadinya kecelakaan.
Yang dimaksud dari perlengkapan dan persiapan diri, yaitu :a. Menggunakan pakaian kerja yang baik dan rapih, jangan
menggunakan dasi.b. Rambut harus teratur dan rapih dan sebaiknya pendekc. Jangan menggunakan cincin, gelang atau kalung.d. Menggunakan alat-alat dan perlengkapan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) seperti : kacamata, sepatu, helm, dan baju yang disyaratkan dan standar.
Kriteria LOG.0001.002.01.3.3Cara menggunakan mesin
Seorang pekerja atau siswa sebelum menggunakan dan menjalankan mesin, terlebih dahulu harus benar-benar memahami cara menggunakan dan menjalankan mesin. Cara menggunakan dan menjalankan mesin harus memperhatikan beberapa faktor diantaranya :
a. Jangan menjalankan mesin apabila belum mengetahui dengan jelas cara mengoperasikannya
b. Minta bantuan Supervisor / Instrukturc. Menggunakan buku pedomand. Hati-hati terhadap bagian yang berbahayae. Memeriksa baut-baut pengencang pada mesin
2.2.6. Batasan Variabel
Materi Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Mesin Sub Sektor Teknologi Mekanik
Kode ModulLOG.OO01.002.02
Judul Modul: Menerapkan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
Buku Informasi Versi: 27-02-2014
Halaman: 12 dari 46
a. Batasan KonteksStandar kompetensi ini digunakan untuk menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di tempat kerja.
b. Sumber informasi/dokumen dapat termasuk: 2.1. Kebutuhan-kebutuhan pekerjaan ditentukan berdasarkan
spesifikasi dan atau instruksi.2.2. Menentukan lokasi tempat kerja berdasarkan kebutuhan order
c. Pelaksanaan K3 harus memenuhi:3.1. Undang-undang K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)3.2 Ketentuan di bidang industri.
d. Sumber-sumber dapat termasuk: 4.1. Peralatan dan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
e. Kegiatan: Kegiatan harus dilaksanakan dibawah kondisi kerja normal dan harus
meliputi:5.1. Memelihara/servis dan memperbaiki dan penggantian
komponen/system peralatan dan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
f. Persyaratan khusus: memahami penggunaan/cara kerja peralatan dan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
g. Variabel terapan lainnya meliputi :Pengujian peralatan dan perlengkapan keselamatan dan kesehatan
kerja (K3)
2.2.7. Panduan Penilaian
1. Konteks:1.1. Pengetahuan dan ketrampilan dasar dapat dinilai melalui
pekerjaan dan tidak melalui pekerjaan.1.2. Penilaian ketrampilan dapat dilakukan setelah periode pelatihan
yang diawasi dan pengalaman melakukan sendiri pada tipe yang sama. Jika kondisi tempat kerja tidak memungkinkan, penilaian dapat dilakukan melalui simulasi.
1.3. Hasil yang telah ditentukan harus dapat tercapai tanpa pengawasan langsung.
1.4. Kemampuan dinilai sesuai dengan konteks dari kualifikasi yang telah diperlihatkan.
2. Aspek-aspek penting:
Materi Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Mesin Sub Sektor Teknologi Mekanik
Kode ModulLOG.OO01.002.02
Judul Modul: Menerapkan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
Buku Informasi Versi: 27-02-2014
Halaman: 13 dari 46
Kompetensi penting diamati secara menyeluruh agar mampu menerapkan kompetensi pada keadaan yang berubah-ubah dan merespon situasi yang berbeda pada beberapa aspek-aspek berikut:
2.1. Memeriksa dan memastikan alat-alat keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dapat digunakan
2.2. dapat menerapkan dan menggunakan alat-alat keselamatan dan kesehatan kerja (K3) seuai prosedur sesuai standar
Materi Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Mesin Sub Sektor Teknologi Mekanik
Kode ModulLOG.OO01.002.02
Judul Modul: Menerapkan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
Buku Informasi Versi: 27-02-2014
Halaman: 14 dari 46
3. Pengetahuan dasar:3.1. Undang-undang K33.2. Prosedur pemeliharaan/servis dan perbaikan, penggantian alat-alat
keselamatan dan kesehatan kerja (K3)3.3. Prinsip-prinsip kerja alat-alat keselamatan dan kesehatan kerja
(K3)3.4. Persyaratan keselamatan diri3.5. Persyaratan keamanan perlengkapan alat-alat keselamatan dan
kesehatan kerja (K3)
4. Penilaian praktek:4.1. Mengakses, memahami dan menerapkan informasi teknik4.2. Menggunakan peralatan dan perlengkapan dengan benar dan
aman4.3. Memelihara/servis atau memperbaiki, menyetel dan mengganti
komponen system yang dibutuhkan4.4. Menguji, memeriksa dan mengevaluasi komponen keselamatan
dan kesehatan kerja (K3)
5. Unjuk Kerja dari ketrampilan yang diperlukan:5.1. Melaksanakan tugas rutin dengan prosedur yang ditetapkan
dimana kemajuan keterampilan seseorang diawasi secara berkala oleh pengawas
5.2. Melaksanakan tugas yang lebih luas dan sulit dengan peningkatan kemandirian dan tanggung jawab individu. Hasil pekerjaan diperiksa oleh pengawas
5.3. Melaksanakan tugas kompleks non rutin5.4. Menjadi mandiri dan bertanggung jawab pada pekerjaan lain
2.2.8. Kemampuan Awal Peserta pelatihan harus telah memiliki kemampuan awal Pengetahuan fundamental pengenalan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
2.2.9. Kompetensi Kunci Tingkat Kemampuan yang harus ditunjukan dalam menguasai kompetensi ini adalah:
Tingkat Karakteristik1 Melakukan tugas-tugas rutin berdasarkan prosedur yang
baku dan tunduk pada pemeriksaan kemajuannya oleh supervisor
2 Melakukan tugas-tugas yang lebih luas dan lebih kompleks dengan peningkatan kemampuan untuk pekerjaan yang dilakukan secara otonom supervisor melakukan pengecekan
3 Melakukan aktifitas-aktifitas kompleks dan non rutin, yang diatur sendiri dan bertanggung jawab atas pekerjaan orang
Materi Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Mesin Sub Sektor Teknologi Mekanik
Kode ModulLOG.OO01.002.02
Judul Modul: Menerapkan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
Buku Informasi Versi: 27-02-2014
Halaman: 15 dari 46
lain.
BAB IIISTRATEGI DAN METODE PELATIHAN
3.1. Strategi Pelatihan
Belajar dalam suatu sistem Berdasarkan Kompetensi berbeda dengan yang sedang “diajarkan” di kelas oleh Pelatih. Pada sistem ini Anda akan bertanggung jawab terhadap belajar Anda sendiri, artinya bahwa Anda perlu merencanakan belajar Anda dengan Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
Persiapan/perencanaana. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap
belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar Anda.
b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan
dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah anda miliki.d. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan Anda.
Permulaan dari proses pembelajarana. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang
terdapat pada tahap belajar.b. Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan
pengetahuan Anda.
Pengamatan terhadap tugas praktika. Mengamati keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh Pelatih atau
orang yang telah berpengalaman lainnya.b. Mengajukan pertanyaan kepada Pelatih tentang konsep sulit yang Anda
temukan.
Implementasia. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.b. Mengamati indicator kemajuan personal melalui kegiatan praktik.c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah Anda peroleh.
PenilaianMelaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar Anda.
3.2. Metode Pelatihan
Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.
Materi Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Mesin Sub Sektor Teknologi Mekanik
Kode ModulLOG.OO01.002.02
Judul Modul: Menerapkan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
Buku Informasi Versi: 27-02-2014
Halaman: 16 dari 46
Materi Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Mesin Sub Sektor Teknologi Mekanik
Kode ModulLOG.OO01.002.02
Judul Modul: Menerapkan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
Buku Informasi Versi: 27-02-2014
Halaman: 17 dari 46
Belajar secara mandiri Belajar secara mandiri membolehkan Anda untuk belajar secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas, Anda disarankan untuk menemui Pelatih setiap saat untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.
Belajar BerkelompokBelajar berkelompok memungkinkan peserta untuk dating bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta, Pelatih dan pakar/ahli dari tempat kerja.
Belajar terstrukturBelajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh Pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topik tertentu.
Materi Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Mesin Sub Sektor Teknologi Mekanik
Kode ModulLOG.OO01.002.02
Judul Modul: Menerapkan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
Buku Informasi Versi: 27-02-2014
Halaman: 18 dari 46
BAB IVMATERI UNIT KOMPETENSI LOG. 0001.002.02
Menerapkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Di Tempat Kerja
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu tindakan untuk pencegahan supaya tidak terjadi kecelakaan pada waktu melakukan atau tidak suatu kegiatan pekerjaan yang mungkin dapat terjadi kepada si pekerja maupun kepada orang lain, mesin, alat dan lingkungan kapan saja dan dimana saja.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) berada di Indonesia sejak jaman penjajahan belanda pada tahun 1910 dan VRS (Veiligheids Recht Staatsblad) No. 406 dan selanjutnya setelah Negara Republik Indonesia merdeka maka untuk mewujudkan kesejahteraan dan kelancaran baik itu untuk para pekerja (karyawan) dan pengusaha maka dibuat undang – undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang diundangkan pada tanggal 12 Januari 1970 dengan lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1970 Nomor 1 penjelasan atasan undang – undang ini diterbitkan dalam tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2918.
Undang – undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) tahun 1970 ini terdiri dari 11 BAB dengan 18 Pasal. Selain UU 1970, pelaksanaan pedoman keselamatan dan kesehatan kerja (K3) ini diatur dalam peraturan-peraturan pemerintah lainnya yang tujuannya adalah memberikan batasan dan perlindungan pada penguasa, para pekerja dan masyarakat lingkungannya sehingga tercipta suatu stabilitas ekonomi dan keamanan hidup secara nasional seperti :
1. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. 13 Th. 1984 tentang pola kompani Nasional Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
2. Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 Tahun 19643. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik
Indonesia- No. Per-01/Men/1981. tentang kewajiban melaporkan penyakit
akibat kerja- No. Per-02/Men/1982. tentang pelayanan kesehatan kerja
4. Surat-surat edaran No. SE.01/Men/1978. tentang Iklim kerja dan kebisingan di tempat kerja.
Undang-undang yang diundangkan tahun 1970 terdiri 11 BAB, 18 pasal.BAB I. Tentang Istilah-istilahBAB II. Tentang Ruang LingkupBAB III. Tentang Syarat-syarat Keselamatan KerjaBAB IV. Tentang PengawasanBAB V. Tentang PembinaanBAB VI. Tentang Panitia Pembinaan K3BAB VII. Tentang KecelakaanBAB VIII. Tentang Kewajiban dan Hak Tenaga Kerja
Materi Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Mesin Sub Sektor Teknologi Mekanik
Kode ModulLOG.OO01.002.02
Judul Modul: Menerapkan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
Buku Informasi Versi: 27-02-2014
Halaman: 19 dari 46
BAB IX. Tentang Kewajiban Bila Memasuki Tempat KerjaBAB X. Tentang Kewajiban PengawasBAB XI. Tentang Ketentuan-ketentuan Penutup
Materi Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Mesin Sub Sektor Teknologi Mekanik
Kode ModulLOG.OO01.002.02
Judul Modul: Menerapkan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
Buku Informasi Versi: 27-02-2014
Halaman: 20 dari 46
Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Sistem Manajemen K3) merupakan bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Tujuan dan sasaran Sistem Manajemen K3 adalah untuk menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan di tempat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
Sistem Manajemen K3 wajib diterapkan oleh setiap perusahaan yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 100 orang atau lebih, perusahaan yang mempunyai potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran, pencemaran dan penyakit akibat kerja. Berdasarkan Pasal 4 Permenaker tentang Sistem Manajemen K3, terdapat 5 (lima) ketentuan yang harus perusahaan/pengusaha laksanakan, yaitu:
a. Menetapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dan menjamin komitmen terhadap penerapan Sistem Manajemen K3
b. Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan keselamatan dan kesehatan kerja
c. Menerapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja secara efektif dengan mengembangkan kemampuan dan mekanisme pendukung yang diperlukan untuk mencapai kebijakan, tujuan dan sasaran keselamatan dan kesehatan kerja
d. Mengukur, memantau dan mengevaluasi kinerja keselamatan dan kesehatan kerja serta melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan;
e. Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan Sistem Manajemen K3 secara berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja.
Materi Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Mesin Sub Sektor Teknologi Mekanik
Kode ModulLOG.OO01.002.02
Judul Modul: Menerapkan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
Buku Informasi Versi: 27-02-2014
Halaman: 21 dari 46
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K 3)
UNIT. LOG. 0001. 002. 01
KESELAMATAN UMUMKeselamatan umum adalah keselamatan yang menyangkut semua
aspek dalam semua pekerjaan, baik itu di darat, laut, ataupun udara, yang kaitannya dengan keselamatan setiap orang dari bahaya pekerjaan selama ia bekerja. Secara umum bila mengerjakan suatu pekerjaan apapu jenisnya, dia harus disiplin dengan menggunakan alat pangaman/pelindung agar terhindar dari kecelakaan.
Banyak pekerjaan mendapat kecelakaan dalam praktek maupun dalam latihan disebabkan oleh beberapa faktor antara lain:
a. Ketidak sempurnaan alat-alat;b. Ketidak sempurnaan pakaian kerja;c. Tidak sadar akan keadan diri sendiri;d. Tidak sadar akan keadaan diri sendiri;e. Tidak disiplin dalam memperlakukan alat-alat;f. Kurang hati-hati, dan tidak kinsentrasi pada pekerjaan;g. Tidak paham dan tidak menguasai cara kerja suatu mesin/alat;h. Kurang pertimbangan dalam melakukan suatu pekerjaan.
Keselamatan kerja adalah selamatnya anak didik/pekerja, jika praktek pada bengkel atau karyawan suatu perusahaan, juga selamatnya alat-alat dan mesin-mesin serta lingkungan di sekitar tempat kerja.
Alat-alat keselamatan kerja pada bagian mesin antara lain:1. Pakaian kerja atau baju pelindung;2. Safety shoes3. Topi atau helm4. Sarung tangan (Gloves)5. Kacamata6. Masker
TEORI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Pada awal perkembangannya, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) mengalami beberapa perubahan konsep. Konsep K3 pertama kali dimulai di Amerika Tahun 1911 dimana K3 sama sekali tidak memperhatikan keselamatan dan kesehatan para pekerjanya. Kegagalan terjadi pada saat terdapat pekerjaan yang mengakibatkan kecelakaan bagi pekerja dan perusahaan. Kecelakaan tersebut dianggap sebagai nasib yang harus diterima oleh perusahaan dan tenaga kerja. Bahkan, tidak jarang tenaga kerja yang menjadi korban tidak mendapat perhatian baik moril maupun
Materi Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Mesin Sub Sektor Teknologi Mekanik
Kode ModulLOG.OO01.002.02
Judul Modul: Menerapkan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
Buku Informasi Versi: 27-02-2014
Halaman: 22 dari 46
materiil dari perusahaan. Perusahaan berargumen bahwa kecelakaan yang terjadi karena kesalahan tenaga kerja sendiri untuk menghindari kewajiban membayar kompensasi kepada tenaga kerja. Pada Tahun 1931, H.W. Heinrich mengeluarkan suatu konsep yang dikenal dengan Teori Domino. Konsep Domino memberikan perhatian terhadap kecelakaan yang terjadi. Berdasar Teori Domino, kecelakaan dapat terjadi karena adanya kekurangan dalam lingkungan kerja dan atau kesalahan tenaga kerja. Dalam perkembangannya, konsep ini mengenal kondisi tidak aman (unsafe condition) dan tindakan tidak aman (unsafe act). Pada awal pengelolaan K3, konsep yang dikembangkan masih bersifat kuratif terhadap kecelakaan kerja yang terjadi. Bersifat kuratif berarti K3 dilaksanakan setelah terjadi kecelakaan kerja. Pengelolaan K3 yang seharusnya adalah bersifat pencegahan (preventif) terhadap adanya kecelakaan. Pengelolaan K3 secara preventif bermakna bahwa kecelakaan yang terjadi merupakan kegagalan dalam pengelolaan K3 yang berakibat pada kerugian yang tidak sedikit bagi perusahaan dan tenaga kerja. Pengelolaan K3 dalam pendekatan modern mulai lebih maju dengan diperhatikannya dan diikutkannya K3 sebagai bagian dari manajemen perusahaan. Hal ini mulai disadari dari data bahwa kecelakaan yang terjadi juga mengakibatkan kerugian yang cukup besar. Dengan memperhatikan banyaknya resiko yang diperoleh perusahaan, maka mulailah diterapkan Manajemen Resiko, sebagai inti dan cikal bakal Sistem Manajemen K3. Melalui konsep ini sudah mulai menerapkan pola preventif terhadap kecelakaan yang akan terjadi. Manajemen Resiko menuntut tidak hanya keterlibatan pihak manajemen tetapi juga komitmen manajemen dan seluruh pihak terkait termasuk pekerja. Dalam penerapan K3 di sekolah, maka diperlukan keterlibatan manajemen sekolah, guru, teknisi, dan siswa. Pada konsep ini, bahaya sebagai sumber kecelakaan harus teridentifikasi, kemudian perhitungan dan prioritas terhadap resiko dari potensi bahaya, dan terakhir pengendalian resiko. Peran manajemen sangat diperlukan terutama pada tahap pengendalian resiko, karena pengendalian resiko membutuhkan ketersediaan semua sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan/sekolah dan hanya pihak manajemen yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Dari perjalanan pengelolaan K3 diatas semakin menyadarkan akan pentingnya K3 dalam bentuk manajemen yang sistematis dan mendasarkan agar dapat terintegrasi dengan manajemen perusahaan yang lain. Integrasi ini diawali dengan kebijakan dari erusahaan untuk menerapkan suatu Sistem Manajemen K3 untuk mengelola K3. Sistem Manajemen K3 mempunyai pola Pengendalian Kerugian secara Terintegrasi (Total Loss Control) yaitu sebuah kebijakan untuk mengindarkan kerugian bagi perusahaan, property, personel di perusahaan dan lingkungan melalui penerapan Sistem Manajemen K3 yang mengintegrasikan sumber daya manusia, material, peralatan, proses, bahan, fasilitas dan lingkungan dengan pola penerapan prinsip manajemen yaitu perencanaan (plan), pelaksanaan (do), pemeriksaan (check), peningkatan (action).
Dalam sejarah perjalanan Sistem Manajemen K3, tercipta beberapa standar yang dapat dipakai perusahaan. Standar-standar tersebut antara lain:
Materi Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Mesin Sub Sektor Teknologi Mekanik
Kode ModulLOG.OO01.002.02
Judul Modul: Menerapkan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
Buku Informasi Versi: 27-02-2014
Halaman: 23 dari 46
- HASAS 18000/18001 Occupational Health and Safety Management Systems,
- Voluntary Protective Program OSHA,- BS 8800,- Five Star System,- International Safety Rating System (ISRS),- Safety Map,- DR 96311- Aposho Standar 1000- AS/ANZ 4801/4804, dan- Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per.05/Men/1996 (SMK3 yang
berbentuk Peraturan Perundang-Undangan)
Kini pengelolaan K3 dengan penerapan Sistem Manajemen K3 sudah menjadi bagian yang dipersyaratkan dalam ISO 9000:2000 dan CEPAA Social Accountability 8000:1997. Akan tetapi sampai saat ini belum terdapat satu standar internasional tentang Sistem Manajemen K3 yang disepakati dan dapat diterima banyak negara, sebagaimana halnya Sistem Manajemen Mutu ISO 9000 dan Sistem Manajemen Mutu Lingkungan ISO 14000.
KESELAMATAN KERJA
Selain kesehatan yang tak kalah pentingnya adalah Keselamatan Kerja. Keselamatan kerja merupakan keadaan terhindar dari bahaya saat melakukan kerja. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja menyangkut semua proses produksi dan distribusi baik barang maupun jasa. Keselamatan kerja adalah tugas semua orang yang bekerja. Keselamatan adalah dari, oleh, dan untuk setiap tenaga kerja maupun masyarakat pada umumnya. Keselamatan dan kesehatan kerja menyangkut semua unsur yang terkait di dalam aktifitas kerja. Ia menyangkut subjek atau orang yang melakukan pekerjaan, objek (material) yaitu benda-benda atau barang-barang yang dikerjakan, alat-alat kerja yang dipergunakan dalam bekerja berupa mesin-mesin dan peralatan lainnya, serta menyangkut lingkungannya, baik manusia maupun benda-benda atau barang. Keselamatan kerja adalah sarana utama untuk pencegahan kecelakaan, cacat dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja.
Materi Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Mesin Sub Sektor Teknologi Mekanik
Kode ModulLOG.OO01.002.02
Judul Modul: Menerapkan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
Buku Informasi Versi: 27-02-2014
Halaman: 24 dari 46
Keselamatan kerja yang baik adalah pintu gerbang bagi keamanan tenaga kerja. Kecelakaan selain menjadi hambatan langsung, juga merugikan secara tidak langsung yakni kerusakan mesin dan peralatan kerja, terhentinya proses produksi untuk beberapa saat, kerusakan pada lingkungan kerja, dan lain-lain. Secara umum keselamatan kerja dapat dikatakan sebagai ilmu dan penerapannya yang berkaitan dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungan kerja serta cara melakukan pekerjaan guna menjamin keselamatan tenaga kerja dan aset perusahaan agar terhindar dari kecelakaan dan kerugian lainnya. Keselamatan kerja juga meliputi penyediaan Alat Pelindung Diri (APD), perawatan mesin dan pengaturan jam kerja yang manusiawi. Pendapat lain mengatakan Keselamatan (safety) meliputi:
1. Mengendalikan kerugian dari kecelakaan (control of accident loss)
2. Kemampuan untuk mengidentifikasikan dan menghilangkan (mengontrol) resiko yang tidak bisa diterima (the ability to identify and eliminate unacceptable risks)
Pengertian K3 adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapan guna mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja. Menurut America Society of Safety and Engineering (ASSE), K3 diartikan sebagai bidang kegiatan yang ditujukan untuk mencegah semua jenis kecelakaan yang ada kaitannya dengan lingkungan dan situasi kerja.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) difilosofikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Kesehatan dan Keselamatan (K3) tidak dapat dipisahkan dengan proses produksi baik jasa maupun industri. Istilah lainnya adalah ergonomi yang merupakan keilmuan dan aplikasinya dalam hal sistem dan desain kerja, keserasian manusia dan pekerjaannya, pencegahan kelelahan guna tercapainya pelakasanaan pekerjaan secara baik. Perkembangan pembangunan setelah Indonesia merdeka menimbulkan konsekuensi meningkatkan intensitas kerja yang mengakibatkan pula meningkatnya resiko kecelakaan di lingkungan kerja. Dalam K3 ada tiga norma yang selalu harus dipahami, yaitu:
1. Aturan berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja2. Diterapkan untuk melindungi tenaga kerja3. Resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja
Materi Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Mesin Sub Sektor Teknologi Mekanik
Kode ModulLOG.OO01.002.02
Judul Modul: Menerapkan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
Buku Informasi Versi: 27-02-2014
Halaman: 25 dari 46
KESEHATAN KERJA
Produktifitas optimal dalam dunia pekerjaan merupakan dambaan setiap manager atau pemilik usaha, karena dengan demikian sasaran keuntungan akan dapat dicapai. Kesehatan (Health) berarti derajat/tingkat keadaan fisik dan psikologi individu (the degree of physiological and psychological well being of the individual). Kesehatan Kerja, yaitu suatu ilmu yang penerapannya untuk meningkatkan kualitas hidup tenaga kerja melalui peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit akibat kerja yang diwujudkan melalui pemeriksaan kesehatan, pengobatan dan asupan makanan yang bergizi. Empat pilar strategi yang telah ditetapkan untuk mendukung visi Kementrian Kesehatan dalamrangka mewujudkan “kesehatan kerja” adalah:
a. Strategi paradigma sehat yang harus dilaksanakan secara serempak dan bertanggung jawab dari semua lapisan. Termasuk partisipasi aktif lintas sektor dan seluruh potendi masyarakat.
b. Strategi Profesionalisme, yaitu memelihara pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau.
c. Strategi Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM), guna memantapkan kemandirian masyarakat hidup sehat, diperlukan peran aktif dan pembiayaan.
d. Strategi Desentralisasi, intinya adalah pendelegasian wewenang yang lebih besar kepada pemerintah daerah untuk mengatur system pemerintahan kerumahtanggaannya sendiri.
Pada simposium internasional mengenai penyakit akibat hubungan pekerjaan yang diselenggarakan oleh ILO di Linz Australia, dihasilkan beberapa definisi sebagai berikut :
a. Penyakit Akibat KerjaPenyakit akibat kerja ini mempunyai penyebab yang
spesifik atau asosiasi yang kuat dengan pekerjaan, yang pada
Materi Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Mesin Sub Sektor Teknologi Mekanik
Kode ModulLOG.OO01.002.02
Judul Modul: Menerapkan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
Buku Informasi Versi: 27-02-2014
Halaman: 26 dari 46
umumnya terdiri dari satu agen penyebab yang mudah diakui (pekerjaan sebagai pencetus sakit atau lebih dikenal dengan sebagai man made disease). Pencegahan dapat dimulai dengan pengendalian secermat mungkin pengganggu kesehatan atau pengganggu kerja. Gangguan ini terdiri dari:
1. Beban kerja (berat, sedang, ringan, atau fisik, psikis, dan sosial)
2. Beban tambahan oleh faktor-faktor lingkungan kerja seperti factor fisik, kimia, biologi, dan psikologi
3. Kapasitas kerja, atau kualitas karyawan sendiri yang meliputi kemahiran, ketrampilan, usia, daya tahan tubuh, jenis kelamin, gizi, ukuran tubuh, dan motivasi kerja.
b. Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan (work related disease) adalah penyakit yang mempunyai beberapa agen penyebab, dimana factor pada pekerjaan memegang peranan bersama dengan faktor resiko lainnya dalam berkembangnya penyakit yang mempunyai etiologi yang kompleks.
c. Penyakit yang mengenai populasi pekerja adalah penyakit yang terjadi pada populasi pekerja tanpa adanya agen penyebab di tempat kerja, namun dapat diperberat oleh kondisi pekerjaan yang buruk bagi kesehatan.
PENTINGNYA SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Terdapat beberapa alasan yang mengungkapkan pentingnya Sistem Manajemen K3 diterapkan dalam suatu perusahaan. Alasan tersebut dapat dilihat dari aspek manusiawi, ekonomi, UU dan Peraturan, serta nama baik. Berikut adalah argumentasi betapa pentingnya Sistem Manajemen K3, antara lain:
a. Alasan ManusiawiMembiarkan terjadinya kecelakaan kerja, tanpa berusaha melakukan sesuatu untuk memperbaiki keadaan, merupakan suatu tindakan yang tidak manusiawi. Hal ini di karenakan kecelakaan yang terjadi tidak hanya menimbulkan penderitaan bagi korbannya (misalnya kematian, cacat/luka berat, luka ringan), melainkan juga penderitaan bagi keluarganya. Oleh karena itu pengusaha atau sekolah mempunyai kewajiban untuk melindungi pekerja atau siswanya dengan cara menyediakan lapangan kerja yang aman.
b. Alasan EkonomiSetiap kecelakaan kerja yang terjadi akan menimbulkan kerugian ekonomi, seperti kerusakan mesin, peralatan, bahan dan bangunan, biaya pengobatan, dan biaya santunan kecelakaan. Oleh karena itu, dengan melakukan langkah-langkah pencegahan kecelakaan, maka selain dapat mencegah
Materi Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Mesin Sub Sektor Teknologi Mekanik
Kode ModulLOG.OO01.002.02
Judul Modul: Menerapkan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
Buku Informasi Versi: 27-02-2014
Halaman: 27 dari 46
terjadinya cedera pada pekerja, kontraktor juga dapat menghemat biaya yang harus dikeluarkan.
c. Alasan UU dan PeraturanUU dan peraturan dikeluarkan oleh pemerintah atau suatu organisasi bidang keselamatan kerja dengan pertimbangan bahwa masih banyak kecelakaan yang terjadi, makin meningkatnya pembangunan dengan menggunakan teknologi modern, pekerjaan konstruksi merupakan kompleksitas kerja yang dapat merupakan sumber terjadinya kecelakaan kerja dan pentingnya arti tenaga kerja di bidang konstruksi.
d. Nama Baik InstitusiSuatu perusahaan yang mempunyai reputasi yang baik dapat mempengaruhi kemampuannya dalam bersaing dengan perusahaan lain. Reputasi atau citra perusahaan juga merupakan sumber daya penting terutama bagi industri jasa, termasuk jasa konstruksi, karena berhubungan dengan kepercayaan dari pemberi tugas/pemilik proyek. Prestasi keselamatan kerja perusahaan mendukung reputasi perusahaan itu, sehingga dapat dikatakan bahwa prestasi keselamatan kerja yang baik akan memberikan keuntungan kepada perusahaan secara tidak langsung.
TUJUAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Pada prinsipnya sasaran atau tujuan dari K3 adalah :a. Menjamin keselamatan operator dan orang lainb. Menjamin penggunaan peralatan aman dioperasikanc. Menjamin proses produksi aman dan lancer
Sementara itu, peraturan perundangan No. I tahun 1970 Pasal 3 tentang keselamatan kerja ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk:
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaanb. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaranc. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakand. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada
waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahayae. Memberi pertolongan pada kecelakaanf. Memberi alat-alat pelindung diri pada para pekerja
Materi Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Mesin Sub Sektor Teknologi Mekanik
Kode ModulLOG.OO01.002.02
Judul Modul: Menerapkan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
Buku Informasi Versi: 27-02-2014
Halaman: 28 dari 46
g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan getaran
h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan
i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuaij. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baikk. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukupl. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertibanm. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja,
lingkungan, cara dan proses kerjanyan. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang,
binatang, tanaman atau barango. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunanp. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat,
perlakuan dan penyimpanan barangq. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahayar. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada
pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
Hal tersebut juga mengakibatkan meningkatnya tuntutan yang lebih tinggi dalam mencegah terjadinya kecelakaan yang beraneka ragam bentuk maupun jenis kecelakaannya. Sejalan dengan itu, perkembangan pembangunan yang dilaksanakan tersebut maka disusunlah UU No.14 tahun 1969 tentang pokok-pokok mengenai tenaga kerja yang selanjutnya mengalami perubahan menjadi UU No.12 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan. Dalam pasal 86 UU No.13 tahun 2003, dinyatakan bahwa setiap pekerja mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusilaan dan perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat serta nilai-nilai agama, akan tetapi pekerja mempunyai kewajiban untuk memberikan kontribusi pada kondisi tersebut dengan berperilaku yang bertanggung jawab. Setiap cidera atau kasus sakit akibat hubungan kerja, dapat dihindari dengan sistem kerja, peralatan, substansi, training dan supervisi yang tepat. Sakit, cidera dan perilaku yang tidak mendukung kesehatan, keselamatan dan keamanan kerja akan mengakibatkan menurunnya produktifitas kerja. Salah satu masalah yang hampir setiap hari terjadi di tempat kerja adalah kecelakaan yang menimbulkan hal-hal yang tidak kita inginkan, seperti kerusakan peralatan, cedera tubuh, kecacatan bahkan kematian.
PENGENALAN BAHAYA PADA AREA KERJA
Bila ditinjau dari awal perkembangan usaha keselamatan kerja diperusahaan/industri, manusia menganggap bahwa kecelakaan terjadi karena musibah, namun sebenarnya setiap kecelakaan disebabkan oleh
Materi Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Mesin Sub Sektor Teknologi Mekanik
Kode ModulLOG.OO01.002.02
Judul Modul: Menerapkan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
Buku Informasi Versi: 27-02-2014
Halaman: 29 dari 46
salah satu faktor sebagai berikut, baik secara sendiri - sendiri atau bersama - sama, yaitu:
1. Tindakan tidak aman dari manusia itu sendiri (unsafe act)a. Terburu-buru atau tergesa-gesa dalam melakukan pekerjaanb. Tidak menggunakan pelindung diri yang disediakanc. Sengaja melanggar peraturan keselamatan yang diwajibkand. Berkelakar/bergurau dalam bekerja dan sebagainya
2. Keadaan tidak aman dari lingkungan kerja (unsafe condition) a. Mesin-mesin yang rusak tidak diberi pengamanan, kontruksi
kurang aman, bising dan alat-alat kerja yang kurang baik dan rusak
b. Lingkungan kerja yang tidak aman bagi manusia (becek atau licin, ventilasi atau pertukaran udara, bising atau suara-suara keras, suhu tempat kerja, tata ruang kerja/kebersihan dan lain-lain)
Apakah kecelakaan dapat dicegah?Akhirnya timbul pertanyaan apakah kecelakaan yang
merugikan itu dapat dicegah?, Pada prinsipnya setiap kecelakaan dapat diusahakan untuk dicegah karena:
a. Setiap kecelakaan pasti ada sebabnyab. Bilamana sebab-sebab kecelakaan itu dapat kita hilangkan
maka kecelakaan dapat dicegah
Bagaimana kecelakaan dapat dicegah?Pencegahan kecelakaan adalah suatu usaha untuk
menghindarkan tindakan-tindakan yang tidak aman dari pekerja serta mengusahakan lingkungan kerja yang tidak mengandung faktor-faktor yang membahayakan (unsafe condition). Sebab-sebab seseorang melakukan tindakan tidak aman
a. Karena tidak serius/disiplinb. Karena tidak mampu/tidak bisac. Karena tidak mau
Bagaimana mengatasi lingkungan lingkungan yang tidak aman?a. Dihilangkan
Sumber-sumber bahaya atau keadaan tidak aman tersebut agar tidak lagi menimbulkan bahaya, misalnya alat-alat yang rusak diganti atau diperbaiki.
b. Dieleminir/diisolirSumber bahaya masih tetap ada, tetapi diisolasi agar
tidak lagi menimbulkan bahaya, misalnya bagian-bagian yang berputar pada mesin diberi tutup/pelindung atau menyediakan alat-alat keselamatan kerja.
c. Dikendalikan
Materi Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Mesin Sub Sektor Teknologi Mekanik
Kode ModulLOG.OO01.002.02
Judul Modul: Menerapkan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
Buku Informasi Versi: 27-02-2014
Halaman: 30 dari 46
Sumber bahaya tidak aman dikendalikan secara teknis, misalnya memasang safety valve pada bejana-bejana tekanan tinggi, memasang alat-alat control, dsb.
3. Keselamatan Kerja di Perbengkelana. Kenakan celana tanpa kantong yang tidak tertutup karena
kantong celana dapat menyebabkan kemasukan bunga api atau zat-zat yang merugikan.
b. Kenakan sepatu yang sesuai dan rawat baik-baik (dalam kondisi baik). Sepatu usahakan bersol kuat atau bersol baja yang di tengahnya dapat melindungi dari luka akibat benda tajam dan paku yang menonjol. Perlindungan utama terhadap benda, sepatu bersol baja di tengahnya melindungi dari kejatuhan benda-benda berat.
c. Jaga rambut panjang dengan topi atau penutup kepala yang rapat seperti disarankan dalam peraturan. Apabila rambut anda panjang dapat dengan mudah tersangkut mesin, misal mesin bor, beberapa orang terluka karena itu.
d. Jangan memakai cincin atau jam karena sangat berbahaya hingga anda dapat kehilangan jari-jari. Ketika bekerja pada kendaraan tersangkut mesin dapat menyebabkan hubungan pendek arus listrik sehingga menyebabkan kebakaran.
e. Gunakan perlengkapan perlindungan pribadi yang sesuai dengan pekerjaan. Beberapa peralatan perlindungan yang tersedia harus dikenakan secara benar pada semua situasi kerja. Sehingga dapat menyelamatkan diri dari kemungkinan terluka. Pelajari tujuan masing-masing nomor item atau barang pada tempat latihan yang tersedia, yang terdiri atas helm pengaman, penutup muka, pelindung telinga, respirator, sarung tangan dan apron.
f. Kenakan kaca mata penyelamat ketika menggunakan gerinda atau mesin bubut dan beberapa tugas lainnya agar debu atau material tidak dapat masuk ke mata.
g. Hindari berbaring pada lantai beton atau lantai sejenis ketika bekerja di bawah kendaraan. Gunakan selalu kain krep atau bahan penutup untuk berbaring karena berhubungan dengan lantai dingin dapat merusak kesehatan, terutama dalam waktu yang lama.
Dalam pelaksanaannya K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan yang pada akhirnya dapat meningkatkan sistem dan produktifitas kerja. Kecelakaan, adalah kejadian yang tak terduga dan tak diharapkan. Tak terduga oleh karena di belakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencenaan. Tidak diharapkan oleh karena peristiwa kecelakaan disertai kerugian materiil maupun
Materi Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Mesin Sub Sektor Teknologi Mekanik
Kode ModulLOG.OO01.002.02
Judul Modul: Menerapkan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
Buku Informasi Versi: 27-02-2014
Halaman: 31 dari 46
penderitaan dari yang paling ringan sampai kepada yang paling berat dan tidak diinginkan. Secara teoritis istilahistilah bahaya yang sering ditemui dalam lingkungan kerja meliputi beberapa hal sebagai berikut:
a. Hazard (sumber bahaya) Suatu keadaan yang memungkinkan/dapat menimbulkan
kecelakaan, penyakit, kerusakan atau menghambat kemampuan pekerja yang ada.
b. Danger (tingkat bahaya) Peluang bahaya sudah tampak (kondisi bahaya sudah ada tetapi
dapat dicegah dengan berbagai tindakan preventif).c. Risk
Prediksi tingkat keparahan bila terjadi bahaya dalam siklus tertentu.
d. InsidentMunculnya kejadian yang bahaya (kejadian yang tidak
diinginkan, yang dapat/telah mengadakan kontak dengan sumber energy yang melebihi ambang batas badan/struktur
e. AccidentKejadian bahaya yang disertai adanya korban dan atau kerugian
(manusia/benda)
Dalam beberapa industri, kemungkinan terjadinya kecelakaan akibat kurang terjaganya keselamatan kerja lebih tinggi daripada yang lainnya. Sekitar dua dari tiga kecelakaan terjadi akibat orang jatuh, terpeleset, tergelincir, tertimpa balok, dan kejatuhan benda di tempat kerja. Kecelakaan akibat kerja dapat menyebabkan 5 jenis kerugian (K) yakni :
1. Kerusakan2. Kekacauan organisasi3. Keluhan dan kesedihan4. Kelainan dan cacat5. Kematian.
DISIPLIN PRIBADI
Setiap pekerja dalam suatu industri harus mempunyai disiplin pribadi seperti: Disiplin terhadap waktu kerja Disiplin terhadap janji, baik pribadi maupun dalam pekerjaan Disiplin dalam menempatkan sesuatu kebenaran pada tempatnya Tidak menyimpang dari apa yang ditugaskan Hormat baik pada atasan maupun bawahan.
Kita harus ingat:a. Kecelakaan sekecil apapun, harus ditindak, diselidiki, dan dipelajari
agar tidak terulang lagi.b. Dengan disiplin pribadi, segala sesuatu akan dicapai dengan sukses.
Materi Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Mesin Sub Sektor Teknologi Mekanik
Kode ModulLOG.OO01.002.02
Judul Modul: Menerapkan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
Buku Informasi Versi: 27-02-2014
Halaman: 32 dari 46
PENYUSUNAN YANG BAIK DI BENGKEL
Bengkel dalam suatu industri sangat dominan dalam melakukan berbagai kegiatan teknik atau mekanik. Menempatkan mesin-mesin, bangku kerja, penyimpanan alat-alat, rak, dan yang lainnya, bahkan untuk mengawasi dan melakukan teknik/ administrasi dapat dilaksanakan di bengkel tersebut.
Agar para siswa atau pekerja dapat bekerja dengan nyaman maka hendaklah memperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:
1. Kebisingan2. Faktor radiasi3. Cuaca Kerja4. Penerangan5. Sirkulasi udara
Usaha menghindari kecelakaan di tempat kerja (Mesin)Pemeliharaan keamanan, merupakan usaha untuk menghindari
kecelakaan. Masalah yang harus diperhatikan dalam pemeliharan keamanan kerja pada bagian mesin adalah:
a. pemeliharaan lingkungan kerjab. pemeliharaan mesin dan peralatan serta bahan yang dugunakanc. pemeliharaan keadaan/kondisi karyawand. pemeliharaan tata cara kerja.
Sikap yang harus diperhatikan oleh pekerja/ siswa dalam melaksanakan tugasnya antara lain:
1. Setiap pekerja/siswa bertugas sesuai dengan pedoman penuntun yang diberikan
2. setiap kecelakaan atau kegiatan yang merugikan harus segera dilaporkan kepada atasan/instruktur.
3. setiap peraturan dan ketentuan yang ada harus dipatuhi.4. semua peralatan dan perlengkapan K-3 harus dipakai bila
diperlukan.5. setiap pekerja harus saling mengingatkan akan perbuatan/kondisi
yang membahayakan.
AKTIVITAS KESELAMATAN KERJA DALAM BENGKEL/PERUSAHAAN1. Pengenalan pekerja/siswa baru
Agar penempatan pegawai/siswa tepat sesuai dengan jenis pekerjaan/bidangnya, maka sebaiknya calon-calon pegawa/siswa diseleksi menggunakan tes-tes psikoteknik dan pemereiksaan kesehatan
2. Organisasi Keselamatan KerjaBagi perusahaan/bengkel yang mengutamakan keselamatan kerja harus mempnyai organisasi yang baik dan mencerminkan keterlibatan semua fihak.
Materi Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Mesin Sub Sektor Teknologi Mekanik
Kode ModulLOG.OO01.002.02
Judul Modul: Menerapkan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
Buku Informasi Versi: 27-02-2014
Halaman: 33 dari 46
3. Analisis keselamatan Kerjaa. OrganisasiTindakan perusahaan/bengnkel dalam pembinaan dan pengendalian keselamatan kerja merupakan tanda sejauh manajemennya mengenal titik-titik kelemahan dalam system perusahaan itu. b. system mengenali masalah dan bahayadalam mengenali masalah dan bahaya yang dihadapi pekerja/ siswa melalui;
- analisa keselamatan kerja- contoh-contoh keselamatan kerja- teknik “Critical Incident” yang mungkin atau telah terjadi
c. analisis kecelakaan kerjadisamping keselamatan kerja, setiap kecelakaan harus dianalisis untuk mengetahui penyebab kecelakan tersebut.
Tanggung jawab karyawan/siswa
Para pekerja/siswa harus mempunyai tanggung jawab sebagai berikut:1. Harus mentaati peraturan dan instruksi yang benar dari
atasan/instruktur.2. Bertindak benar dan tepat pada waktu terjadi kecelakaan3. Melaporkan segera, bilama terjadi kecelakaan4. Menyelidiki dan menerangkan penyebab terjadinya kecelakaan atau
kerusakan pada mesin.5. Bekerja dengan penuh konsentrasi dan hati-hati
KESELAMATAN KERJA BAGIAN MESIN DALAM MENGHADAPI KEBAKARAN
1. Proses Terjadinya Api Api adalah gabungan dari beberapa zat yang berada pada tempat dan saat yang sama.Proses terjadinya api disebabkan adanya 4 (empat) unsure, yaitu:
- Oksigen- Panas- Bahan Bakar- Reaksi Kimia
2. Klasifikasi ApiBerdasarkan jenis bakarannya api dikelompokan menjadi:
A. API KELAS AApi kelas A ini digolongkan pada bahan-bahan seperti kayu, kertas, kain dan sejenisnya. Jenis pemadaman api kelas A ini adalah dengan menggunakan air, pepohonan berair.
B. API KELAS BApi bahan bakar B terdiri dari bahan bakar cair, misalnya: Aspal, Bensin, Alkohol, Thiner dan sejenisnya. Untuk memadamkan api
Materi Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Mesin Sub Sektor Teknologi Mekanik
Kode ModulLOG.OO01.002.02
Judul Modul: Menerapkan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
Buku Informasi Versi: 27-02-2014
Halaman: 34 dari 46
kelas B ini diperlukan Co2, kimia kering, busa, serbuk, halon, tapi jangan pernah memakai air.
C. API KELAS CTerdiri dari bahan bakar gas seperti gas asetilen, karbit, LPG, jugalistrik akibat dari energi listrik dan lain-lain yang sejenis. Jenis pemadam untuk api kelas C adalah dengan cara segera menutup sumber bahaya, bila tidak terkendali minta bantuan pihak Dinas Pemadam Kebakaran, utnuk pemadam alat-alat listrik dengan karbontetrachlor, klro brometan, Co2.
D. API KELAS DTerdiri dari bahan bakar jenis logam seperti magnesium, Natrium, Kalium, Alumunium, Sodium, Litanium, Titanium. Untuk memadamkannya hanya petugas khusus yang terlatih yang boleh menanganinya.
3. Macam alat pemadam kebakaran
a. Air bertekananPada alat ini berisi air bertekanan anti beku udara dan gas
b. Alat pemadam busaAlat ini bekerja dengan dua buah campuran kimia yang ada pada dua ruang yang terpisah.- Ruang dalam berisi air dan alumunium Sulfat (AlSO), atau
Amonium Sulfat- Ruang luar terdiri dari Sodium Karbonat dan stabilisator busa,
atau dengan Natrium Bikarbonat dan stabilisator busa. c. Alat pemadam dengan Co2
Pemadam ini berisi cairan CO dan gas bertekanand. Alat pemadam dengan kimia kering
Dalam tabung ini diisi Nitrogen Kering atau CO kering.
1.1 Pertimbangan Tempat Kerja
1.1.1 Tempat dan jenis mesin yang dipakaiYang dimaksud dengan tempat dan jenis mesin yang dipakai yaitu:
Harus mengetahui jenis mesin apa yang digunakan pada saat bekerja
Memperhatikan lingkungan dan keadaan tempat kerja Memeriksa bagian-bagian berbahaya pada mesin tersebut Mesin harus dalam keadaan bersih
1.1.2 Perlengkapan dan persiapan diriYang dimaksud perlengkapan dan persiapan diri yaitu:
Menggunakan pakaian kerja yang bersih dan rapi. Jangan menggunakan dasi
Rambut harus teratur Jangan menggunakan cincin, gelang dan kalung
Materi Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Mesin Sub Sektor Teknologi Mekanik
Kode ModulLOG.OO01.002.02
Judul Modul: Menerapkan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
Buku Informasi Versi: 27-02-2014
Halaman: 35 dari 46
Menggunakan alat-alat keselamatan kerja berupa; kacamata, sepatu dan helm.
1.1.3 Cara menggunakan mesinCara menjalankan dan menggunakan mesin
Jangan menjalankan mesin apabila belum mengetahui dengan jelas cara mengoperasikannya
Meminta bantuan instruktur Menggunakan buku pedoman Hati-hati terhadap bagian yang berbahaya Memeriksa baut-baut pengencang pada mesin.
TEKNIK PENGANGKATAN/PEMINDAHAN SECARA MANUAL
1. Cara mengangkat bendaPengikatan beban yang berat akan aman bila diketahui letak
garis kerja gaya berat beban yang dimaksud. Ikatlah beban seimbang pada garis kerja gaya beratnya. Tali pengikat dengan sambungan yang telah diuji kekuatannya akan menghasilkan keselamatan kerja. Dibawah ini diperlihatkan teknis pemindahan benda yang berat.
2. Cara mengangkat dan memikiul bendaa. Waktu mengangkat benda, usahakanlah agar tubuh tetap
tegakb. Membagi–bagi berat beban sama rata.c. Biarkan susunan tulang dari tubuh menyokong dan menopang
beban.d. Gunakan alat pemikul seperti penyandang, ambil kulit atau
pikulan.
Materi Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Mesin Sub Sektor Teknologi Mekanik
Kode ModulLOG.OO01.002.02
Judul Modul: Menerapkan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
Buku Informasi Versi: 27-02-2014
Halaman: 36 dari 46
3. Mencegah terjadinya kecelakaanRisiko terjadi luka dan kerugian pada kelengkapan untuk
mengubah pengangkatan yang sederhana, sebelum mengangkat dan melakukan sesuatu dengan tenaga orang pada permulaan pekerjaan harus berhati–hati. Ruang kerja harus bebas dari segala rintangan. Penghindaran rintangan adalah tindakan untuk keselamatan tempat.
4. Penuntun cara mengangkat dengan tanganCara yang benar mengangkat dengan tangan. Tulang punggung
manusia bukanlah mesin angkat yang efisien dan dapat mudah rusak bila dipergunakan cara–cara yang tidak benar.
a. Suatu angkatan hendaknya dimulai dengan kedudukan si pengangkat dalam sikap yang seimbang dengan meletakkan kedua belah kaki agak meregang dan barang yang diangkatnya harus di dekatkan dengan badan. Yakinlah bahwa barang itu ada pegangan pengamannya. Sebelum mengangkat punggung harus tegak dan dalam kedudukan sedikit mungkin dengan barang yang diangkat.
b. Untuk mengangkat beban, mula – mula luruskan kaki. Cara ini untuk menyakinkan bahwa daya angkat kita sedang disalurkan benar – benar melalui urat – urat dan tulang.
c. Untuk melengkapi angkatan, luruskanlah badan bagian atas sampai dengan keadaan tegak
Materi Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Mesin Sub Sektor Teknologi Mekanik
Kode ModulLOG.OO01.002.02
Judul Modul: Menerapkan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
Buku Informasi Versi: 27-02-2014
Halaman: 37 dari 46
Gunakan Perlengkapan K3
Materi Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Mesin Sub Sektor Teknologi Mekanik
Kode ModulLOG.OO01.002.02
Judul Modul: Menerapkan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
Buku Informasi Versi: 27-02-2014
Halaman: 38 dari 46
Rambu-rambu Darurat
Materi Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Mesin Sub Sektor Teknologi Mekanik
Kode ModulLOG.OO01.002.02
Judul Modul: Menerapkan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
Buku Informasi Versi: 27-02-2014
Halaman: 39 dari 46
Materi Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Mesin Sub Sektor Teknologi Mekanik
Kode ModulLOG.OO01.002.02
Judul Modul: Menerapkan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
Buku Informasi Versi: 27-02-2014
Halaman: 40 dari 46
Materi Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Mesin Sub Sektor Teknologi Mekanik
Kode ModulLOG.OO01.002.02
Judul Modul: Menerapkan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
Buku Informasi Versi: 27-02-2014
Halaman: 41 dari 46
LEMARI PAKAIANPara karyawan harus diberi lemari berkunci sebagai tempat untuk menyimpan miliknya. Seperti pakaian kerja, alat-alat keselamatan kerja dan barang-barang pribadinya.
Lemari-lemari tersebut sebaiknya ditempatkan dekat bengkel/lokasi kegiatan, kalau memungkinkan di dalam ruang terpisah dimana bergantipakaian dilakukan sebelum dan sesudah bekerja
Diruang kerja/pakaian harus disediakan tempat menggantunkan. Lab-jas/jas kerja/jaket dan sebagainya
PAKAIAN KERJAPakaian kerja harus selalu dipakai selama bekerja dibengkel untuk setiap jenis pekerjaan.
Pakaian kerja harus memenuhi beberapa standar umum :- Jika bertangan panjang
harus berkancing dan tirus- Rapi, tidak terlalu
sempit/longgar.- Bahan, sederhana tidak
mengganggu dalam gerakan saat kerja tetapi kuat untuk melindungi
- Warna, standar tidak menyolok dan mudah didapat
Materi Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Mesin Sub Sektor Teknologi Mekanik
Kode ModulLOG.OO01.002.02
Judul Modul: Menerapkan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
Buku Informasi Versi: 27-02-2014
Halaman: 42 dari 46
Dibawah ini digambarkan bentuk pakaian kerja yang betul dan salah
Contoh pakaian kerja yang Pakaian kerja dengan bagianBaik dan tidak baik yang rawan
Standar ukuran lengan panjang
Materi Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Mesin Sub Sektor Teknologi Mekanik
Kode ModulLOG.OO01.002.02
Judul Modul: Menerapkan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
Buku Informasi Versi: 27-02-2014
Halaman: 43 dari 46
Gambar samping menunjukkan beberapa titik rawan yang engan mudah dapat terancam bahaya sewaktu kerja di bengkel
1. Rambut harus dipotong pendek bila perlu pakai pelindung
2. Mata harus terlindung
3. Lengan baju harus tirus dan berkancing
4. Jangan pakai arloji
5. Cincin harus dilepas
6. Sepatu harus bersifat pelindung yang baik
Pekerja wanita berambut lebih panjang daripada pria. Mereka dapat menutup rambutnya dengan mengenakan kain tudung kepala tradisional tanpa mengurangi daya tarik
Mengenakan dasi sewaktu bekerja di bengkel, jelas tidak pada tempatnya, sebab terlalu berbahaya terutama timbul dari gerak-putar bagian mesin
Materi Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Mesin Sub Sektor Teknologi Mekanik
Kode ModulLOG.OO01.002.02
Judul Modul: Menerapkan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
Buku Informasi Versi: 27-02-2014
Halaman: 44 dari 46
Juga mengganggu kenyamanan saat bekerja
Materi Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Mesin Sub Sektor Teknologi Mekanik
Kode ModulLOG.OO01.002.02
Judul Modul: Menerapkan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
Buku Informasi Versi: 27-02-2014
Halaman: 45 dari 46
KACA MATA PENGAMAN
Luka pada mata adalah resiko yang cukup tinggi bila bekerja di bengkel atau di laboratorium.
Gbr. Hindari luka pada mata
Karena luka pada mata mungkin berakibat fatal maka para ahli keselamatan kerja merancang alat pelindung yang aman untuk melindungi mata selama bekerja.
Salah satu factor yang haruis diperhatikan dari kaca mata adalah kacanya harus tahan pecah bila terkena kecepatan lempar yang tinggi.
Gbr. Kacamata Pengaman Kerja Mesin
Mengoperasikan mesin sperti :- Mesin bubut- Mesin frais- Menyekrap- menggerinda
Materi Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Mesin Sub Sektor Teknologi Mekanik
Kode ModulLOG.OO01.002.02
Judul Modul: Menerapkan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
Buku Informasi Versi: 27-02-2014
Halaman: 46 dari 46
Gbr. Lengan baju yang longgar dan tidak terkancing/berkaret, akan mengundang bahaya kecelakaan
Bagian mesin yang berputar juga berbahaya bagi rambut yang panjang, lengan atau terutama jari tangan.
Gbr.Rambut panjang berbahaya terutama bila bekerja pada- Mesin bor- Mesin bubut- Mesin miling
Gbr.Lengan berbahaya juga bila tidak hati-hati terutama pa waktu kerja di- Mesin bubut- Kipas angina- Compressor- Mesin miling- Mesin gerinda
Materi Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Mesin Sub Sektor Teknologi Mekanik
Kode ModulLOG.OO01.002.02
Judul Modul: Menerapkan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
Buku Informasi Versi: 27-02-2014
Halaman: 47 dari 46
Lindungi Kepala Anda dengan Alat K3
Ketahuilah Letak/Tempat Alat K3
Materi Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Mesin Sub Sektor Teknologi Mekanik
Kode ModulLOG.OO01.002.02
Judul Modul: Menerapkan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
Buku Informasi Versi: 27-02-2014
Halaman: 48 dari 46
Seringkali luka ditimbulkan di bengkel dan berakibat fatal, karena masuknya benda berbahaya seperti debu atau beram kedalam badan
Sebab itulah luka tersebut harus ditangani secara khusus sebelum di balut
Caranya :
- Pertama-tama luka dibersihkan dengan air bersih, untuk menghilangkan kotoran pada luka
- Tekan luka tadi dengan kain spons yang sudah dibasahi air, biarkan penekanan selama 10-15 menit atau kurang dari itu
- Balutlah dengan kain pembalut seperti dalam gambar disamping
Begitu juga bila luka terjadi pada mata, segera berikan pertolongan dan segera pula bawa ke rumah sakit untuk penanganan berikutnya
Penganan luka
Luka terbuka
Seperempat jam
Mata
Materi Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Mesin Sub Sektor Teknologi Mekanik
Kode ModulLOG.OO01.002.02
Judul Modul: Menerapkan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
Buku Informasi Versi: 27-02-2014
Halaman: 49 dari 46
Para petugas di ruang pertolongan pertama harus benar-benar terlatih dalam menangani luka-luka secara benar
Bila tidak ada petugas khusus untuk menangani P3K, hendaknya orang yang merawat korban harus mempunyai dasar pengetahuan tentang praktek medis
Setiap luka baik ringan atau berat harus ditanggulangi dengan serius dan jangan ditunda-tunda karena akan berakibat fatal
Demikian juga penggunaan kain pembalut memerlukan keterampilan khusus atau dengan mempelajari buku pedoman mengenai cara melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan
Materi Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Mesin Sub Sektor Teknologi Mekanik
Kode ModulLOG.OO01.002.02
Judul Modul: Menerapkan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
Buku Informasi Versi: 27-02-2014
Halaman: 50 dari 46
- Tekan lobang hidung korban dan baringkan dan hembuskan nafas anda melalui mulut korban perlahan-lahan, kemudian hentikan dan amatilah, adakah pergerakan pada dada korban? (lakukan berulang-ulang sampai ada gerakan nafas pada dada korban)
- Segera bawa ke rumah sakit untuk pengobatan selanjutnya.
- Bila korban mengalami luka pada tempat-tempat yang mem bahayakan
- Baringkan korban tersebut- Bagian tubuh yang luka
dinaikkan bila mungkin- Segera panggil bantuan
untuk membantu menolong korban
- Tekan pinggiran luka, sehingga kelihatan lebih bersih kemudian balutlah dengan kain kasa atau kain yang bersih
Materi Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Mesin Sub Sektor Teknologi Mekanik
Kode ModulLOG.OO01.002.02
Judul Modul: Menerapkan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
Buku Informasi Versi: 27-02-2014
Halaman: 51 dari 46
- Untuk luka-luka yang lebih besar balutlah dengan menggunakan kain perantara untuk menghisap pendarahan
Materi Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Mesin Sub Sektor Teknologi Mekanik
Kode ModulLOG.OO01.002.02
Judul Modul: Menerapkan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
Buku Informasi Versi: 27-02-2014
Halaman: 52 dari 46
BAB VSUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN
UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI
5.1. Sumber Daya Manusia
PelatihPelatih Anda dipilih karena dia telah berpengalaman. Peran Pelatih adalah untuk :a. Membantu Anda untuk merencanakan proses belajar.b. Membimbing Anda melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam
tahap belajar.c. Membantu Anda untuk memahami konsep dan praktik baru dan untuk
menjawab pertanyaan Anda mengenai proses belajar Anda.d. Membantu anda untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan
lain yang Anda perlukan untuk belajar Anda.e. Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.f. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika
diperlukan.
PenilaiPenilai Anda melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat kerja. Penilai akan :
a. Melaksanakan penilaian apabila Anda telah siap dan merencanakan proses belajar dan penilaian selanjutnya dengan Anda.
b. Menjelaskan kepada Anda mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki dan merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan Anda.
c. Mencatat pencapaian / perolehan Anda.
Teman kerja/sesama peserta pelatihanTeman kerja Anda/sesama peserta pelatihan juga merupakan sumber dukungan dan bantuan. Anda juga dapat mendiskusikan proses belajar dengan mereka. Pendekatan ini akan menjadi suatu yang berharga dalam membangun semangat tim dalam lingkungan belajar/kerja Anda dan dapat meningkatkan pengalaman belajar Anda.
5.2. Sumber-sumber Perpustakaan
Pengertian sumber-sumber adalah material yang menjadi pendukung proses pembelajaran ketika peserta pelatihan sedang menggunakan Pedoman Belajar ini.
Sumber-sumber tersebut dapat meliputi :1. Buku referensi (text book)2. Lembar Kerja3. Diagram-diagram, gambar
Materi Pelatihan Berbasis KompetensiSektor Logam Mesin Sub Sektor Teknologi Mekanik
Kode ModulLOG.OO01.002.02
Judul Modul: Menerapkan Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) di Tempat Kerja
Buku Informasi Versi: 27-02-2014
Halaman: 53 dari 46
4. Contoh Tugas Kerja
Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk membantu peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada suatu unit kompetensi.
Prinsip-prinsip dalam CBT mendorong kefleksibilitasan dari penggunaan sumber-sumber yang terbaik dalam suatu unit kompetensi tertentu, dengan mengijinkan peserta untuk menggunakan sumber-sumber alternative lain yang lebih baik atau jika ternyata sumber-sumber yang direkomendasikan dalam pedoman belajar ini tidak tersedia/tidak ada.
Sumber-sumber bacaan yang dapat digunakan :
JudulPengarangPenerbitTahun terbit
JudulPengarangPenerbitTahun terbit
JudulPengarangPenerbitTahun terbit
::::
::::
::::
Keselamatan Kerja 1Polman (ITB) BandungPolman (ITB) Bandung1992
Keselamatan Kerja 1Polman (ITB) BandungPolman (ITB) Bandung1992
----
5.3. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan
a. Kotak P3K dan isinyab. Tabung pemadam kebakaranc. Alat-alat keselamatan dan kesehatan kerja (K3) lainnya yang
dianggap perlud. Pakaian keselamatan kerja yang lengkap