buku panduan bosp (compiled)

Download Buku Panduan BOSP (Compiled)

If you can't read please download the document

Upload: iskandar-dadang

Post on 30-Jul-2015

121 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

BAB 3 PENGHITUNGAN BOSP BERDASAR KLASIFIKASI SEKOLAHPANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANDraft Edisi Agustus 2007DAFTAR ISI1 44 18 21 11 2 42 14 4 17 PANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN 5 6 7 847 iDAFTAR ISIBAB 1. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang dan Isyu Kebijakan .......................................... 1.2. Dasar Hukum........................................................................... 1.3. Ruang Lingkup ........................................................................ 1.4. Gambaran Umum Metode........................................................ 1 .5.Tahapan Proses......................................................................... 1.6. Manfaat Penghitungan BOSP................................................... 1.7. Bagaimana Menggunakan Panduan Ini? .................................. BAB 2. PENYAMAAN PERSEPSI TENTANG BOSP 2.1. Pengertian dan Konsep Biaya Satuan (Unit Cost ) Pendidikan 2.2. Biaya Pendidikan di Sekolah ................................................... 2.3. Klasifikasi Sekolah................................................................... Lampiran Bab 2. Panduan Fasilitasi .......................................................................... Penyamaan PersepsiTentang BOSP................................................ BAB 3. PENGHITUNGAN BOSP BERDASAR KLASIFIKASI SEKOLAH 3.1. Penghitungan BOSP Minimal ................................................... 3.2. Penghitungan BOSP Berdasarkan Klasifikasi Sekolah (Optional ) .................................................................................... Lampiran- 1 a Bab-3. Panduan Fasilitasi Penghitungan BOSP Bagian Pertama (Penentuan Komponen Biaya)................................ Lampi ran- 1 b Bab-3. Panduan Fasilitasi Penghitungan BOSP Bagian Kedua (Penghitungan BOSP)............................................................................................................................................................................................iiPANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANLampiran-2 Bab-3. Contoh Template Untuk Penghitungan BOSP .................................... 49 BAB 4. PENYUSUNAN KEBIJAKAN 4.1. Pentingnya Kebijakan ............................................................... 4.2. Ruang Lingkup Kebijakan .......................................................... 4.3. Dokumen Kebijakan .................................................................. Lampiran- 1 Bab-4. Panduan Fasilitasi Penyusunan Kebijakan55 55 56....................................... 57Lampiran-2 Bab-4 Contoh Draft Peraturan Bupati ........................................................ Lampiran-3 Bab-4 Contoh Draft SK Bupati61..............................................................................................................................................................................................................................................................................................................70PANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANPerbedaan respon daerah dilatar-belakangi PENDAHULUAN oleh perbedaan pemahaman tentang biaya satuan pendidikan.BAB 1BAB 1 PENDAHULUAN1 . 1. Latar Belakang dan Isyu KebijakanPembiayaan pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam pembangunan pendidikan secara keseluruhan. Salah satu masalah pokok dalam hal pembiayaan pendidikan adalah bagaimana mencukupi kebutuhan operasional sekolah di satu sisi, dan di sisi lain bagaimana melindungi masyarakat (khususnya dari keluarga tidak mampu) dari hambatan biaya untuk memperoleh pendidikan. Untuk mengatasi masalah tersebut, sejak tahun 2005 pemerintah meluncurkan program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang memberikan bantuan uang kepada sekolah berdasarkan jumlah murid. Program BOS bertujuan untuk membebaskan biaya pendidikan bagi siswa tidak mampu dan meringankan bagi siswa yang lain, agar mereka memperoleh layanan pendidikan dasar yang lebih bermutu sampai tamat dalam rangka penuntasan wajib belajar 9 tahun 1. Program BOS ternyata ditanggapi secara beragam oleh daerah (kabupaten/kota). Ada daerah yang mengalokasikan APBD-nya sebagai dana pendamping BOS (dengan jumlah yang bervariasi) dan kemudian menerapkan kebijakan sekolah gratis, ada pula yang tetap bertahan dengan kebijakan mengizinkan partisipasi masyarakat dalam pembiayaan operasional sekolah. Perbedaan respon daerah tersebut pada dasarnya dilatar-belakangi oleh perbedaan pemahaman tentang biaya operasional pada satuan pendidikan (sekolah).Buku Panduan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan BOS Buku dalam rangka Wajib Belajar 9 Tahun. Departemen Pendidikan Nasional dan1Departemen Agama, 2006.PANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANBAB 1PENDAHULUANBiaya operasi satuan pendidikan (BOSP) yang dimaksud dalam panduan ini merupakan rata-rata biaya operasional di luar biaya untuk pegawai yang dikeluarkan oleh sekolah untuk mendidik satu orang anak/murid di sekolah ( Catatan : Kalau pun biaya pegawai akan dimasukkan ke dalam komponen perhitungan BOSP, hal itu dilakukan secara terpisah dengan perhitungan BOSP non-pegawai). Informasi tentang BOSP diperlukan, paling tidak jika m uncul situasi s seperti di bawah ini: Muncul wacana tentang sekolah gratis, terutama setelah adanya program BOS. Dengan adanya penghitungan BOSP, semua pihak diharapkan akan dapat melangkah berdasarkan pemahaman yang sama tentang berapa biaya yang diperlukan untuk operasional s sekolah. Pemerintah Daerah ingin mengalokasikan anggaran untuk keperluan operasional sekolah (pada situasi ada BOS) sesuai dengan kebutuhan sekolah. Dengan adanya penghitungan BOSP, Pemda dapat mengetahui berapa dana APBD yang harus dialokasikan sebagai pendamping BOS. Dengan latar belakang pemikiran itu lah buku panduan ini disusun. Selain sebagai panduan bagi Pemda dalam menghitung BOSP, buku panduan ini juga memberikan gambaran tentang bagaimana proses fasilitasi mesti dilakukan dalam rangka penghitungan BOSP dan penyusunan kebijakan berdasarkan BOSP.1.2. Dasar HukumAda beberapa peraturan yang secara langsung maupun tidak langsung mendasari perhitungan BOSP. Pertama , Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 yang merupakan revisi terhadap Undang Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Pasal 14 ayat (1) butir (f) menyatakan bahwa penyelenggaraan pendidikan merupakan salah satu kewenangan wajib kabupaten/kota. Hal ini merupakan landasan pelaksanaan desentralisasi di sektor pendidikan. Dengan adanya ketentuan ini, Pemda dituntut untuk berperan lebih besar, termasuk dalam menyusun kebijakan pembiayaan pendidikanPANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANdi daerah masing-masing.Kedua , Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem PendidikanNasional. Ada beberapa pasal yang relevan, yaitu: a. Pasal 46 ayat (2): Pemerintah dan Pemerintah Daerah bertanggung jawab menyediakan anggaran pen didikan sebagaimana diatur dalam pasal 3 1 ayat (4) Undang undang Dasar negara Republik Indonesia Tahun 1945.PANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN PENDAHULUAN BAB 1b. Pasal 47 ayat (1): Sumber pendanaan pendidikan ditentukan berdasarkan prinsip keadilan, kecukupan, dan keberlanjutan. c. Pasal 48 ayat (1): Pengelolaan dana pendidikanpenjelasan memberikan berdasar pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik lebih detil tentang d. Pasal 49 ayat (1): Dana pendidikan pembiayaan pendidikan.. selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)Ketiga , Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. PP ini memberikan penjelasan yang lebih detil tentang pembiayaan pendidikan. Beberapa pasal yang relevan adalah:..PP 1 9/2005a. Pasal 42 ayat (1) : Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan b. Pasal 62 P Ayat (1) : Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal b Ayat (2) : Biaya investasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumberdaya manusia, dan modal k kerja tetap Ayat (3) : Biaya personal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur d dan berkelanjutan Ayat (4) : Biaya operasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : i. Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gajiii. Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan iii. Biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi,PANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN BAB 1 PENDAHULUANpajak, asuransi, dan lain sebagainya Keempat , Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2005 tentang RPJM (Rencana Pembangunan Jangka Menengah) Nasional 2004 - 2009 Bab 27, arah kebijakan butir (20): Menata sistem pembiayaan pendidikan yang berprinsip adil, efisien, efektif, transparan dan akuntabel termasuk pembiayaan pendidikan berbasis jumlah siswa. Peraturan ini merupakan landasan bagi kebijakan alokasi anggaran pemerintah untuk keperluan operasional pendidikan, termasuk di dalamnya alokasi dana BOS. Kelima , Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 129a/U/2004 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan : a. Pasal 1: Standar Pelayanan Minimal bidang pendidikan adalah tolok ukur kinerja pelayanan pendidikan yang diselenggarakan Daerah b. Pasal 2, ayat (2): Penyelenggaraan satuan pendidikan dasar dan menengah termasuk Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) menjadi wewenang Pemerintah Kabupaten/ Kota. c. Pasal 10: Sumber pembiayaan SPM dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).1.3. Ruang LingkupPANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANPANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN... Pemenuhan kebutuhan operasional sekolah tidak berarti terselesaikan PENDAHULUAN BAB 1 seluruh masalah biaya ..yang dihitung di sini pendidikan... adalah biaya standar minimal...menunjukkan pengkategorian biaya pendidikan berdasarkan PP 19/2005. Panduan ini hanya mencakup biaya operasi di sekolah yang meliputi: gaji dan tunjangan, bahan habis pakai dan biaya tidak langsung. Dengan penghitungan BOSP berdasarkan biaya operasi, dapat diketahui berapa biaya yang dikeluarkan oleh sekolah untuk mendidik satu orang murid. Pada dasarnya biaya operasi merupakan kebutuhan sekolah agar proses belajar-mengajar berjalan dengan baik.Gambar1Biaya personal merupakan kategori biaya yang juga penting, meskipun tidak dicakup secara langsung oleh buku panduan ini. Biaya personal merupakan biaya-biaya yang ditanggung oleh peserta didik (atau orang tua/keluarga). Dengan kata lain, biaya operasional memberikan gambaran tentang biaya yang diperlukan oleh rumah tangga untuk mengirim anak ke sekolah. Dalam banyak kasus, sebagian biaya operasi dan investasi di sekolah juga menjadi tanggungan anak didik (orang tua). Keterbatasan ruang lingkup buku panduan ini membuat semua pihak perlu bersikap hati hati dalam menindaklanjuti hasil penghitungan BOSP. Pemenuhan kebutuhan operasional sekolah tidak berarti terselesaikannya seluruh masalah pembiayaan pendidikan, khususnya jika dikaitkan dengan upaya peningkatkan partisipasi sekolah. Persoalan lainnya terkait dengan biaya personal yang perlu dicarikan solusinya agar semua anak usia sekolah (termasuk dari keluarga kurang mampu) bisa bersekolah tanpa hambatan biaya.1.4. Gambaran Umum MetodeMetode penghitungan BOSP yang ditampilkan dalam panduan ini dikembangkan berdasarkan metode yang dipakai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Metode itu memiliki beberapa karakteristik: (1) yang dihitung adalah biaya minimal, (2) standar biaya dihitung berdasarkan standar-standar yang tercantum dalam PP 19/2005PANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANBAB 1PENDAHULUANtentang Standar Nasional Pendidikan dan. .BSNP menggunakan Ada tiga hal yang sangat menentukan hasil patokan harga Jakarta penghitungan BOSP: dan menyediakan indeksperatu ran pelaksanaan yang telah ada. a. Level perhitungan BOSP: Paling tidak adaharga untuk setiapdaerah..tiga level yang relevan, yakni minimal, standar atau ideal. BSNP menghitung BOSP pada level minimal berdasarkan berbagai standar yang berlaku. Dengan kata lain, yang dihitung di sini adalah biaya standar minimal untuk keperluan operasional sekolah. b. Komponen biaya: Untuk keperluan operasional standar minimal sebagaimana tersebut dalam butir (a), komponen biaya apa saja yang perlu dimasukkan. c. Tingkat penggunaan: Untuk setiap komponen biaya pada butir (b), berapa tingkat penggunaannya (jumlah, frekuensi, dan sebagainya) untuk periode waktu tertentu. 0. Harga: Untuk setiap komponen dan tingkat penggunaan sebagaimana tersebut dalam butir (b) dan (c), berapa harga per satuan penggunaan. Dalam hal ini, BSNP menggunakan harga Jakarta sebagai patokan. Penyesuaian nilai BOSP untuk daerah tertentu bisa dilakukan dengan menggunakan indeks harga yang juga disediakan oleh BSNP.1.5. Tahapan ProsesHasil akhir proses penghitungan BOSP di daerah adalah tersusunnya kebijakan yang pembiayaan pendidikan di daerah yang antara lain mengacu pada hasil penghitungan BOSP. Kebijakan tersebut bisa berbentuk Peraturan Daerah, Peraturan Bupati/Walikota, atau pun SK Bupati/Walikota. Untuk menuju ke sana, diperlukan beberapa tahap, mulai dari persiapan hingga penyusunan kebijakan. Tahapan proses tersebut dapat dilihatPANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANdalam Gambar-2 .PANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN PENDAHULUAN BAB 1Gambar-2. Proses Penghitungan BOSP hingga Penyusunan Kebijakan1.6. Manfaat Penghitungan BOSPPenghitungan BOSP bermanfaat bagi semua pihak yang terkait dengan pendidikan, khususnya bagi pemda, sekolah dan masyarakat (orang tua). 1.6.1. Bagi Pemda M Manfaat penghitungan BOSP bagi Pemda: Memperoleh gambaran tentang berapa yang diperlukan sekolah untuk menopang kegiatan operasionalnya. Informasi ini selanjutnya bisa digunakan sebagai langkah awal untuk m menghitung kebutuhan biaya pendidikan secara keseluruhan. Menjadi dasar alokasi dana APBD untuk menunjang kebutuhan sekolah. Dana APBD perlu dialokasikan untuk mendampingi dana BOS,jika terbukti bahwa BOSP lebih tinggi dibandingkan dengan dana BOS yang diterima oleh sekolah.PANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANMenjadi dasar penyusunan kebijakan tentang pembiayaan pendidikan, khususnya terkait dengan isyu sekolah gratis atau boleh tidaknya sekolah menarik dana dari masyarakat setelah adanya dana BOS. Kebijakan memperbolehkan adanyaPANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN BAB 1 PENDAHULUANpartisipasi masyarakat dalam menunjang kegiatan operasional sekolah perlu diambil jika terbukti bahwa dana BOS dan APBD (serta dana pemerintah lain untuk keperluan operasional sekolah) tidak bisa menutup BOSP. 1.6.2. Bagi Sekolah M Manfaat penghitungan BOSP bagi sekolah: Dapat mengkomunikasikan kebutuhan dana untuk keperluan operasional sekolah secara lebih baik dengan pihak di luar s sekolah. Dapat dijadikan dasar usulan untuk diperbolehkannya sekolah menarik partisipasi masyarakat dalam pembiayaan operasional sekolah, kalau memang BOSP lebih tinggi d dibandingkan dengan dana pemerintah yang diterima. Bisa bisa acuan alokasi/penggunaan dana di sekolah. 1.6.3. Bagi Masyarakat/Orang Tua M Manfaat penghitungan BOSP bagi masyarakat/orang tua: Diperoleh gambaran lebih jelas tentang berapa sebenarnya yang dibutuhkan oleh sekolah untuk keperluan o operasionalnya. Diperoleh gambaran lebih jelas tentang apakah memang sekolah masih memerl u kan partisipasi masyarakat u ntu k k keperl uan operasional nya. Diperoleh gambaran tentang alokasi penggunaan dana operasional di sekolah, sehingga memberi peluang untuk ikut mengawasi penggunaan dana di sekolah.1.7. Bagaimana Menggunakan Panduan Ini?PANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANSeperti disinggung sebelumnya, panduan ini berisi substansi tentang pembiayaan pendidikan, khususnya tentang BOSP, dan panduan fasilitasi. Meskipun demikian, panduan ini sebenarnnya lebih ditujukan bagi lembaga/program yang hendak melakukan fasilitasi penghitungan BOSP dan penyusunan kebijakan pembiayaan pendidikan (berdasarkan hasil penghitungan BOSP).PANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANPENDAHULUAN BAB 1Pengguna panduan ini sangat dianjurkan untuk mengikuti alur. Bagi yang ingin memperdalam pengetahuan tentang biaya pendidikan, khususnya tentang BOSP, dianjurkan untuk membaca sumber-sumber lain. Buku ini dilengkapi dengan CD ( compact disk ) yang berisi template untuk penghitungan BOSP di setiap jenjang pendidikan dan juga beberapa bahan yang bisa digunakan sebagai referensi dalam proses fasilitasi.PANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANPENYAMAAN PERSEPSI TENTANG BOSPBAB 2BAB 2 PENYAMAAN PERSEPSI TENTANG BOSP2.1. Pengertian dan Konsep Biaya Satuan PendidikanBiaya pendidikan didefinisikan sebagai nilai rupiah dari seluruh sumber daya ( input ) baik dalam bentuk natura (barang), pengorbanan peluang, maupun uang, yang dikeluarkan untuk seluruh kegiatan pendidikan. Untuk kepentingan analisis, biaya pendidikan diukur sebagai biaya satuan ( unit cost ), yaitu biaya pendidikan per tahun per siswa dan biaya siklus ( cycle cost ), yaitu biaya yang dibutuhkan oleh setiap siswa untuk menyelesaikan suatu jenjang pendidikan. Cycle cost adalah unit cost dikalikan dengan waktu (dalam tahun) yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu jenjang pendidikan. Selain itu, biaya satuan pendidikan perlu pula diklasifikasikan berdasarkan: (1) jenis input, (2) sifat penggunaan, (3) jenis penggunaan, dan (4) pihak yang menanggung, serta (5) sifat keberadaan nya. 2.1.1. Berdasarkan jenis inputnya Biaya satuan pendidikan dapat diklasifikasikan ke dalam biaya satuan pendidikan operasional/lancar ( operational /recurrent costs ) dan biaya satuan pendidikan investasi/modal/pembangu nan ( investment /capital/ development costs ). Biaya satuan pendidikan operasional adalah biaya input pendidikan yang habis pakai dalam satu tahun atau kurang, atau biaya yang dikeluarkan berulang-ulang setiap tahunnya per siswa per tahun. Biaya satuan pendidikan operasional ini mencakup, antara lain, pengeluaran-pengeluaran untuk: gaji dan tunjangan, buku-buku wajib, barang-barang yang harus sering diganti dengan yangbaru, beasiswa dan bantuan dari dalam maupun luar negeri, pelayanan kesejahteraan, seperti kantin, transport, penginapan dan olahraga, pemeliharaan gedung dan peralatan, serta pengoperasian gedung, seperti listrik, air, dan telepon.PANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANBAB 2PENYAMAAN PERSEPSI TENTANG BOSPBiaya satuan pendidikan investasi adalah biaya input pendidikan yang penggunaannya lebih dari satu tahun per siswa per tahun. Biaya satuan pendidikan investasi ini meliputi, antara lain, pengeluaran-pengeluaran untuk: pembelian tanah, pengembangan gedung sekolah, kelas, laboratorium, peralatan tetap, perlengkapan pelajaran lain yang tahan lama, tempat tinggal dan sebagainya. 2.1.2. Berdasarkan sifat penggunaannya Biaya satuan pendidikan dapat dibedakan antara biaya satuan pendidikan langsung (direct costs ) dan biaya satuan pendidikan tidak langsung ( indirect costs ). Biaya satuan pendidikan langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan input yang langsung terkait dengan proses belajar mengajar. Biaya satuan pendidikan langsung ini mencakup pengeluaran-pengeluaran, antara lain untuk: gaji guru dan tenaga kependidikan lainnya; pembelian bahan, peralatan dan perlengkapan belajar; dan pembangunan gedung untuk belajar. Biaya satuan pendidikan tidak langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan kegiatan yang tidak berkaitan langsung dengan proses belajar mengajar tetapi menunjang proses belajar mengajar tersebut. Biaya satuan pendidikan tidak langsung ini, antara lain adalah: overhead sekolah, pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, kecamatan, dan pendapatan yang tidak jadi diterima oleh siswa karena bersekolah dan tidak bekerja (forgone earning ). Biaya tidak langsung selain yang ditanggung oleh orangtua/siswa dapat disebut juga biaya overhead atau institusional ( overhead/ institutional costs ). 2.1.3. Berdasarkan jenis penggunaannya Khususnya di sekolah, biaya satuan pendidikan operasional dapat dikelompokkan ke dalam biaya satuan pendidikan operasional personel dan biaya satuan pendidikan operasional bukan personel.PANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANBiaya satuan pendidikan operasional personel adalah biaya yang dikeluarkan untuk kesejahteraan dan pengembangan personel. Personel di sekolah meliputi guru dan tenaga kependidikan lain (laboran, pustakawan, dll), administratur (kepala sekolah dan pegawai administrasi lain), dan pegawai lain (seperti penjaga sekolah, tukang kebun, dll) yg melaksanakan atau menunjang proses pembelajaran.PANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN PENYAMAAN PERSEPSI TENTANG BOSP BAB 2Biaya satuan pendidikan operasional bukan personel adalah biaya yang dikeluarkan untuk menyediakan segala bahan, peralatan, perlengkapan, serta sarana dan prasarana yang digunakan untuk proses pembelajaran, seperti buku, alat tulis sekolah, gedung, daya dan jasa, dll. 2.1.4. Berdasarkan pihak yang menanggung Biaya pendidikan dapat digolongkan menjadi biaya satuan pribadi (private unit costs ), biaya satuan publik ( public unit cost ), dan biaya satuan sosial/total ( social/total unit cost ). Biaya satuan pribadi adalah biaya yang ditanggung oleh orangtua (siswa) per tahun. Biaya satuan pribadi mencakup pengeluaran untuk sumbangan pendidikan, iuran sekolah, buku dan alat tulis sekolah, seragam sekolah, akomodasi, transportasi, konsumsi, karyawisata, uang jajan, kursus, dan forgone earning . Forgone earning adalah potensi penghasilan yang tidak jadi diterima siswa karena siswa sekolah dan tidak bekerja. Biaya satuan publik adalah biaya yang ditanggung oleh pemerintah (pusat, provinsi, kabupaten) dan masyarakat, yang berarti keseluruhan biaya selain yang ditanggung oleh orangtua (siswa) per tahun. Biaya satuan sosial (total) adalah total biaya yang ditanggung pemerintah, orangtua (siswa) dan masyarakat lain per tahun, atau sama dengan biaya satuan pribadi ditambah dengan biaya satuan publik. 2.1.5. Berdasarkan sifat keberadaannya Biaya satuan pendidikan dapat dibedakan ke dalam biaya satuan pendidikan faktual dan biaya satuan pendidikan ideal. Biaya satuan pendidikan faktual adalah biaya-biaya yang senyatanya dikeluarkan dalam penyelenggaraan pendidikan. Biaya satuan pendidikan ideal adalah biaya-biaya satuanPANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANpendidikan yang semestinya dikeluarkan agar penyelenggaraan pendidikan dapat menghasilkan mutu pendidikan yang diinginkan.PANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN BAB 2 PENYAMAAN PERSEPSI TENTANG BOSP2.2. Biaya Pendidikan di SekolahDi tingkat sekolah, biaya dapat diklasifikasikan ke dalam biaya operasional dan biaya investasi. 2.2.1. Biaya Operasional Biaya operasional adalah biaya yang ditimbulkan dari pengadaan barang dan jasa yang diperlukan untuk penyelenggaraan pendidikan yang habis digunakan dalam waktu satu tahun atau kurang per siswa per tahun. Biaya operasional dapat dipilah menjadi biaya operasional personil dan biaya operasional bukan personil. 2.2.1 .1. Biaya Operasional Personil Biaya operasional personil meliputi seluruh pengeluaran sekolah yang digunakan untuk kesejahteraan personil atau sumber daya manusia (SDM) dan pengembangan personil (SDM) sekolah 1. Kesejahteraan personil mencakup gaji, tu njangan,kesejahteraan, tran sportasi raya, dan sebagainya.termasuk perjalanan dinas, tunjangan hariseragam, kelebihan jam mengajar atau kerja,Adapun personil (SDM) sekolah tersebut adalah : kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru tetap pegawai negeri sipil (PNS), guru honorer, guru diperbantukan, guru tetap yayasan, pegawai tata usaha (TU), pesuruh sekolah, satpam, tenaga laboratorium atau bengkel, pegawai perpustakaan, dan pengurus komite sekolah. Pengembangan personil (SDM) meliputi lokakarya,seminar, magang, pelatihan, penataran, dan pendidikan untuk personil.1Sebenarnya, men urut Peratu ran Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 biayaPANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANpengembangan personel/SDM termasuk biaya investasi/ capital /modal karena penggunaan atau pemanfaatan hasil pengembangan SDM bukan hanya untuk satu tahun, melainkan lebih dari satu tahun. Namun, karena biaya pengembangan SDM ada setiap tahun dalam nilai riil yang relatif sama maka biaya pengembangan SDM ini dapat diklasifikasikan sebagai biaya operasionalPANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANPENYAMAAN PERSEPSI TENTANG BOSPBAB 22.2.2. Biaya Operasional Bukan Personil Biaya satuan pendidikan operasional bukan personil meliputi seluruh pengeluaran sekolah selain yang dimanfaatkan untuk keperluan kesejahteraan guru dan staf di sekolah. Komponen biaya ini mencakup biaya-biaya sebagai berikut: (1) Biaya Alat Tulis Sekolah (ATS) a. Alat Tulis Kantor b. Alat Tulis PBM (2) Buku 2 a. Buku pegangan guru b. Buku untuk siswa c.Buku perpustakaan (3) Biaya Alat dan Bahan Habis Pakai a.Bahan Praktek b. Alat-alat Praktek c.LKS (Lembar Kerja Siswa) d. Alat Kebersihan e. Alat Listrik f.Kebutuhan Rumah Tangga Sekolah (4) Biaya Daya dan Jasa a. Li s t ri k b. Telepon c.Air d. Internet e.Gas2Seperti halnya pengembangan SDM, buku sebenarnya masuk kategoriPANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANbarang tahan lama (durable good) , sehingga dalam kategori biaya operasional, nilainya harus dibagi dengan umur buku.PANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANBAB 2PENYAMAAN PERSEPSI TENTANG BOSP(5) Biaya Perbaikan Ringan dan Pemeliharaan a. Gedung b.Alat /Utilitas c. Perabot (6) Biaya Pembinaan Siswa a. Pramuka b. LDKS OSIS c. Masa Orientasi Siswa (MOS) d. Olimpiade e. Lomba-lomba f. LPIP (Lomba Penelitian Ilmiah Pelajar)/LKIR (Lomba Karya Ilmiah Remaja)g. PIB (Pembinaan Intensif Belajar)/Bimbingan Belajar (BIMBEL) h. i. j. k. Kegiatan Keagamaan Peringatan PHBK/PHBN UKS Bimbingan dan Penyuluhan/Bimbingan Karier/Bursa Kerja Khususl. Olah Raga m. Kesenian n. PMR (7) Biaya Hubungan Industri (HI) a.Sinkronisasi Kurikulum b.Koordinasi Hubungan Industri c.Pelaksanaan Praktek Kerja Industri d.Uji Kompetensi (8) Biaya Pembinaan, Pengawasan, Pemantauan dan Pelaporan (9) Biaya Rapat a.Pendukung perlengkapan rapat b. Konsumsi (10) Biaya Operasional Komite SekolahPANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN PENYAMAAN PERSEPSI TENTANG BOSP BAB 22.3. Klasifikasi SekolahDalam menghitung Standar BOSP, BSNP menggunakan jumlah rombongan belajar (rombel) untuk mengakomodir variasi antar sekolah. Sekolah dengan jumlah rombel berbeda akan mempunyai nilai BOSP yang berbeda. Dalam beberapa kasus, jumlah rombel dianggap tidak cukup mewakili variasi sekolah yang berimplikasi pada variasi nilai BOSP. Dalam kasus demikian, perlu dicari kriteria yang akan digunakan untuk melakukan klasifikasi sekolah. Beberapa model klasifikasi sekolah (selain jumlah r rombel) yang umum digunakan antara lain : Jumlah kegiatan di sekolah : Ada sekolah dengan kegiatan sedikit, sekolah dengan kegiatan sedang, sekolah dengan kegiatan banyak. Kriteria ini biasa digunakan dengan pertimbangan bahwa di luar kegiatan belajar-mengajar di kelas, biaya operasional sekolah ditentukan oleh keberadaan kegiatan seperti : kepramukaan, praktek komputer, keberadaan laboratorium bahasa, adanya b berbagai kegiatan ketrampilan, dan sebagainya. Jarak dari pusat kegiatan (kota) : Ada sekolah jauh, sekolah di pertengahan, sekolah di pusat. Klasifikasi ini bisa digunakan dengan pertimbangan bahwa sekolah yang jauh biasanya memerlukan biaya yang lebih besar untuk melakukan suatu kegiatan dibandingkan dengan sekolah yang berada di pusat kota. Misalnya : biaya transportasi lebih besar, harga ATS/buku dan peralatan lain yang lebih mahal, dam sebagainya. Masalahnya adalah, biasanya selalu muncul perdebatan tiada henti tentang pendefinisian jauh, pertengahan dan pusat. Status sekolah : Ada sekolah biasa, sekolah standar nasional, sekolah standar internasional. Masalah yang muncul dalam kasus ini biasanya terkait dengan penilaian status sekolah internasional y yang tidak dilakukan untuk semua sekolah. Hasil akreditasi Badan Akreditasi Sekolah (BAS). Dalam hal ini, sekolah diklasifikasikan berdasarkan berbagai kriteria yang sangat rinci. Tidak semua kriteria yang ada dalam penilaian akreditasi sekolahPANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANmencerminkan pelayanan langsung kepada siswa, karena beberapa hal yang merupakan kegiatan administrasi.adaPada dasarnya, klasifikasi sekolah dilakukan untuk membuat penghitungan BOSP mendekati kenyataan di lapangan, khususnya dalam hal variasi antar sekolah. Meskipun demikian, klasifikasi sekolah juga harus memperhitungkan faktor kepraktisan, sehingga dalam implementasi tidak malah menimbulkan persoalan lain.PANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN BAB 2 PENYAMAAN PERSEPSI TENTANG BOSPLAM PIRAN BAB 2.PANDUAN FASILITASI PENYAMAAN PERSEPSI TENTANG BSPPenyamaan persepsi perlu dilakukan bagi penentu kebijakan di daerah. Oleh karena itu, kegiatan yang diusulkan adalah Lokakarya Provinsi atau setidak kelompok kabupaten/ kota ( district cluster ) dengan peserta perwakilan dari kabupaten/kota. Tujuan: 1.Peserta memahami konsep apa, mengapa dan bagaimana BOSP disusun 2.Peserta mengetahui bagaimana model kebijakan terkait dengan BOSP Waktu: Minimal 1 (satu) hari, disesuaikan dengan kondisi di lapangan Peserta: 1. Perwakilan dari setiap kab/kota: Bapeda, Bag Keuangan Setda, Dinas Pendidikan, Dewan Pendidikan, DPRD 2. Tim BOSP daerah (jika sudah ada) 3.DC Setting Ruangan: Duduk berkelompok menurut daerah masing-masing Alat dan Bahan: 1. Berbagai dokumen kebijakan pembiayaan pendidikan yang relevan (baik Pusat maupun Daerah) 2. Kertas plano, meta plan, spidol besar 3. Laptop & LCDPANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANPENYAMAAN PERSEPSI TENTANG BOSPBAB 24. Bahan presentasi yang telah disiapkan sebelumnya ( P-2-01 ) Metode: 1.Ceramah 2. Curah pendapat 3.Diskusi dan presentasi Urutan Fasilitasi : a. Pleno- 1: Pengantar (90 menit) 1. Fasilitator menyampaikan ide dasar lokakarya, tujuan yang hendak dicapai, garis besar acara, dsb. (Gunakan bahan presentasi P-2-0 1 , atau bahan lain yang telah disiapkan sebelumnya) 2. Beberapa narasumber (Depdiknas, atau daerah lain) menyampaikan pengalaman nya, terkait dengan BOSP. Narasumber Depdiknas akan menyampaikan perkem bangan kebijakan pemerintah (pusat), narasumber daerah menyampaikan pengalaman menyusu n kebijakan berdasarkan BOSP. 3. Tanya jawab, fasilitator memandu diskusi. b. Diskusi/Kerja Kelompok- 1: Kebijakan di Daerah (60 menit) 1. Fasilitator menyampaikan pokok bahasan dan tujuan materi yang akan didiskusikan. Pada intinya materi yang didiskusikan adalah: Apa yang terjadi di sekolah setelah adanya BOS? Apakah Pemda memperbolehkan sekolah menarik uang dari orang tua? Bagaimana perlakuan terhadap siswa dari keluarga miskin setelah adanya BOS? Apakah Pemda men galokasikan dana APBD seba gai pendam ping BOS? Apakah ada rencana kebijakan pembiayaan pendidikan di daerah? Dsb. (Gunakan bahan presentasi P-2-02 ) 2. Masing-masing kelompok menunjuk ketua, sekretaris dan dan presenter 3. Ketua kelompok dipersilakan untuk memimpin diskusi dan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh fasilitator. Fasilitator mengamati proses diskusi/kerja kelompok agarPANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANdiskusi berjalan seperti yang diharapkan (peserta aktif, tidak didominasi peserta tertentu, fokus pada topik bahasan, dsb) 4. Setiap kelompok menuliskan hasil diskusinya dalam kertas plano c. Pleno-2: Presentasi dan Diskusi (60 menit) 1.Presenter masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kesepakatannya. 2.Tanya jawab dan diskusi, dipandu fasilitator.PANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANBAB 2PENYAMAAN PERSEPSI TENTANG BOSPd. Pleno-3:Konsep dan Cara Menghitung BOSP (90 menit) 1. Fasilitator (atau narasumber ahli/BSNP) menjelaskan tentang apa, mengapa, bagaimana menyusun BOSP. Jika fasilitator yang menyampaikan materi ini, gunakan bahan presentasi P-2-03 atau materi lain yang relevan. 2. Tanya jawab dan diskusi, dipandu fasilitator 3. Fasilitator menyampaikan apa yang perlu dilakukan untuk menindaklanjuti lokakarya e. Kerja Kelompok-2: Penyusunan RTL (60 menit) 1. Setiap kelompok menyusun rencana tindak lanjut (RTL) di daerah masing-masing 2. Setiap kelompok menuliskan hasil diskusinya dalam kertas plano dan memajangkan nya f. Pleno-3: Presentasi dan Diskusi (30 menit) 1. Kunjung karya, peserta melihat hasil kerja kelompok (daerah) lain, memberikan komentar tertulis 2. Fasilitator mempersilakan beberapa kelompok untuk mempresentasikan hasil nya 3. Fasilitator memandu tanya-jawab 4. Fasilitator menyampaikan wrap-up apa yang telah dilakukan selama 1 (satu) hariPANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANPENGHITUNGAN BOSP BERDASARKLASIFIKASI SEKOLAHBAB 3BAB 3 PENGHITUNGAN BOSP BERDASAR KLASIFIKASI SEKOLAH3.1. Penghitungan BOSP MinimalPenghitungan BOSP perlu didahului dengan membuat berbagai asumsi tentang komponen biaya, volume penggunaan dan harga yang terkait dengan setiap komponen biaya. Perbedaan dalam ketiga hal tersebut (komponen, volume dan harga) akan sangat mempengaruhi hasil perhitungan BOSP. 3.1 .1 . Komponen Biaya untuk SD/MI Beberapa asumsi dasar yang digunakan oleh BSNP untuk menghitung standar biaya operasi SD/MI mencakup: 1. Jumlah peserta didik per rombongan belajar = 28 orang 2. Jumlah rombongan belajar (rombel): Standar Biaya Operasi Pendidikan di tingkat SD/MI disusun untuk 6 rombel, 12 rombel dan 18 rombel 3. Jumlah guru SD/MI: a. Untuk 6 rombongan belajar sebanyak 9 guru yaitu: 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru agama, 1 guru pendidikan jasmani dan kesehatan (penjaskes), pelajaran muatan lokal diajarkan oleh kepala sekolah atau guru kelas. b. Untuk 12 rombongan belajar sebanyak 17 guru yaitu: 1 kepala sekolah, 12 guru kelas, 2 guru agama, 2 guru pendidikan jasmani dan kesehatan (penjaskes), dan pelajaran muatan lokal diajarkan oleh kepala sekolah atau guru kelas. c. Untuk 18 rombongan belajar sebanyak 23 guru yaitu: 1 kepala sekolah, 18 guru kelas, 2 guru agama, 2 guru pendidikan jasmani dan kesehatan (penjaskes), danPANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANBAB 3 PENGHITUNGAN BOSP BERDASAR KLASIFIKASI SEKOLAHpelajaran muatan lokal diajarkan oleh kepala sekolah atau guru kelasPANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN4. Biaya pegawai dihitung berdasarkan asumsi 12 bulan gaji dan tunjangan dalam setahun terdiri dari: a. Gaji guru termasuk kepala sekolah dan wakil kepala sekolah diasumsikan pada rata-rata berada pada golongan III-B b. Jumlah tenaga kependidikan sebanyak 5 orang berasal dari Standar Penge lolaan yaitu pustakawan, laboran, teknisi sumber belajar,TU dan kebersihan c. Tunjangan melekat pada gaji berdasarkan peraturan yang berlaku tahun 2006, terdiri dari: i. Tunjangan istri/suami 10 % dari gaji ii. Tunjangan anak maksimal untuk 2 orang anak,masingmasing 2 % dari gaj i iii. Tunjangan perumahan sebesar Rp 7.000,- per bulan iv. Tunjangan askes sebesar Rp 6.000,- per bulan v. Tunjangan beras sebesar 40 kg, Rp.2.500,- per kg beras d. Penghasilan lainnya yaitu: i. Tunjangan profesi (maksimal 1 kali gaji pokok PNS bagi yang sudah memperoleh sertifikat guru, kurang lebih 15 % dari jumlah guru), 0. Tunjangan fungsional diberikan sesuai dengan Peraturan Peresiden nomor 58 tahun 2006 sebesar Rp. 227.000,- ditambah Rp. 100.000,per bulan sesuai kesepakatan DPR untuk APBN TA 2007, sedangkan untuk pustakawan diberikan sesuai dengan KepMenpan No.33/ 1998), i. Tunjangan khusus (diberikan untuk daerah khusus, hanya diberikan kepada guru dan tenaga kependidikan yang berada di daerah terpencil, oleh karena itu tidak ditentukan jumlahnya dalam standar biaya operasi, dan ii. Maslahat tambahan: (1) tunjangan tugas tambahan kepala sekolah sebesar Rp. 365.000,- (Perpres No.PANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANBAB 3 PENGHITUNGAN BOSP BERDASAR KLASIFIKASI SEKOLAH58/2006) dan (2) tenaga kepen struktural/administrasi Rp. 175.000,- per bulan. 5. Biaya bukan pegawai diberikan berdasarkan asumsi kebutuhan setahun yaitu terdiri dari:didikana. Alat tulis sekolah (ATS), bahan dan alat habis pakai antara lainPANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANPENGHITUNGAN BOSP BERDASARKLASIFIKASI SEKOLAHBAB 31. ATS i. Pensil, pena, penghapus pensil dan penghapus tinta: kebutuhan untuk guru dan tenaga kependidikan, per tahun @ 10 bulan Penggaris, stepler kecil dan isi stepler kecil: kebutuhan untuk guru per tahun @ 1 buah Stepler besar dan isi stepler besar: kebutuhan untuk sekolah per tahun @ 1 buah Kertas manila: kebutuhan per tahun untuk guru per rombel dan tenaga kependidikan Buku tulis: untuk guru per tahun @ 10 buah Buku folio: untuk guru per rombel per tahun @ 1 buah Buku absen: untuk guru per rombel per tahun @ 1 buah Buku daftar/kelas: untuk guru per rombel per tahun @ 1 buah Buku kleper/rekap nilai : untuk guru per rombel per tahun @ 1 buah Buku leger : untuk guru per rombel per tahun @ 1 buah Buku nilai: untuk guru per rombel per tahun @ 1 buah Buku rencana pembelajaran (RP) untuk guru per rombel per tahun @ 1 buah Kapur tulis: kebutuhan per tahun untuk masingmasing guru per rombel Penghapus papan tulis: kebutuhan per tahun untuk masing-masing guru per rombel Penggaris papan tulis: kebutuhan per tahun untuk masing-masing guru per rombel Jangka papan tulis: kebutuhan per tahun untuk masing-masing guru per rombel Kertas warna: kebutuhan per tahun untuk masingmasing guru per rombel Cat poster: kebutuhan per tahun untuk masingmasing guru per rombel Spidol warna-warni: kebutuhan per tahun untukii. iii. iv. v. vi. vii. 0. viii. ix. x. xi. i. ii. xii. iii. iv. v. vi.PANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANBAB 3 PENGHITUNGAN BOSP BERDASAR KLASIFIKASI SEKOLAHmasing-masing guru per rombel xiii. vii. Buku rapor siswa: kebutuhan per tahun untuk masingmasing peserta didik Buku administrasi (ADM): kebutuhan pertahun untuk administrasiPANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANsekolah antara lain agenda rapat, surat keluar dan surat masuk xxii. Buku induk: kebutuhan per tahun untuk administrasi xxiii. Kertas HVS, kertas karbon, amplop, cutter , gunting, lem, lakban, selotip, stopmap xxiv. Fotocopy (penggandaan): untuk kebutuhan belajar per mata pelajaran dan kebutuhan surat per peserta didik 2. Bahan habis pakai (sesuai dengan standar sarana dan prasarana hanya ada praktikum IPA dan komputer) i. ii. Bahan praktikum IPA: kebutuhan per peserta didik Rp. 15.000,- untuk 10 kali pertemuan per tahun Bahan praktikum komputer : kebutuhan untuk sewa komputer dengan asumsi Rp. 300.000,- per rombel per tahun, dengan @ 3 orang per kelompok Bahan praktikum keterampilan : kebutuhan per bulan per rombel per kelompok @ 4 orang Tinta stempel, toner/ tinta printer Bahan kebersihaniii. iv. v.3. Alat habis pakai i.Alat olah raga : kebutuhan per tahun untuk bola kaki dan kasti ii . Set al at j ahi t iii. Alat kebersihan 4. Lain-lain i. ii. Kartu anggota perpustakaan: tiap peserta didik Kartu buku perpustakaan SD: kebutuhan kartu perpustakaan per tahun dihitung 20 % dari jumlah b buku perpustakaan yang terdiri atas: Jumlah buku Teks Pelajaran adalah satu eksemplar untuk 9 mata pelajaran per peserta didik ditambah 2PANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANBAB 3 PENGHITUNGAN BOSP BERDASAR KLASIFIKASI SEKOLAHeksemplar untuk masing masing mata pelajaran. m Jumlah buku Panduan eksemplar untuk 9 Pendidik adalah satuPANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANPENGHITUNGAN BOSP BERDASARKLASIFIKASI SEKOLAHBAB 3mata pelajaran per guru mata pelajaran yang bersangkutan ditambah satu eksemplar per m masing-masing mata pelajaran. Jumlah buku Pengayaan adalah 840 judul persekolah dengan proporsi 60 % non fiksi dan 40 % fiksi, dengan jumlah minimal (a) 1000 eksemplar untuk 3 s.d 6 rombel; (b) 1500 eksemplar untuk 9 s.d 12 rombel; (c) 2000 eksemplar untuk 15 s.d 18 rombel; dan (d) 4000 e eksemplar untuk 21 s.d 24 rombel. Jumlah buku Referensi adalah 10 judul persekolah, meliputi: Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa Inggris, Ensiklopedi, Buku Statistik Daerah, Buku Telepon, Buku Undang Undang dan P Peraturan, dan Kitab-Kitab Suci. Jumlah buku sumber belajar lainnya adalah 10 judul per sekolah, meliputi: majalah, surat kabar, globe, peta dan CD pembelajaran iii.Kartu iuran bulanan: tiap peserta didik iv.Kartu pelajar: tiap peserta didik v.Kotak P3K + isi: kebutuhan per tahun per sekolah b. Rapat-rapat: perhitungan didasarkan kepada asumsi kebutuhan minimal konsumsi dan bahan rapat per peserta masing-masing Rp. 10.000,- terdiri dari: i.Rapat penerimaan siswa baru ii. Rapat evaluasi semester siswa iii. Rapat kenaikan kelas iv. Rapat kelul usan v.Rapat pemecahan masalah vi. Rapat koordinasi vii. Rapat wali murid c. Transpor/Perjalanan Dinas diasumsikan untuk kebutuhan minimal per tahun, yaitu untuk:PANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANBAB 3 PENGHITUNGAN BOSP BERDASAR KLASIFIKASI SEKOLAHi.Kepala sekolah i i . Gur u iii.Tenaga kependidikan d. Penilaian (penggandaan soal) diasumsikan untuk kebutuhan minimal perPANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANtahun, yaitu untuk: i.Ulangan umum kelas I s.d V ii.Ulangan umum kelasVI iii.Ujian akhir kelas UAS iv.Penyusunan soal ulangan umum kelas I-V v.Penyusunan soal ulangan umum kelas VI e. Daya dan jasa diasumsikan untuk kebutuhan minimal per tahun,yaitu untuk: i.Listrik 0 . T el e p on i.Air f. Pemeliharaan sarana dan prasarana: diasumsikan untuk kebutuhan minimal per tahun, yaitu untuk: i .Pengeca ta n gedung/ pa ga r ii.Penggantian genteng yang rusak iii.Perbaikan/penggantian komponen iv.Pemeliharaan meubel v.Pemeliharaan peralatan v i. Pemel i ha ra an ta ma n vii.Pemeliharaan bahan pustaka g. Pembinaan siswa diasumsikan untuk kebutuhan minimal per tahun, yaitu, u ntu k: i.Pramuka ii.PMR iii.UKS iv.kelompok Ilmiah Remaja (KIR) v.Pembinaan Prestasi Olah Raga vi.Pembinaan Prestasi Kesenian 0.Lomba Bidang Akademik vii.Perpisahan kelas terakhir viii.Pembinaan kegiatan keagamaanPANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANBAB 3 PENGHITUNGAN BOSP BERDASAR KLASIFIKASI SEKOLAH PENGHITUNGAN BOSP BERDASAR KLASIFIKASI SEKOLAH BAB 33.1.2. Komponen Biaya untuk SMP/MTs Beberapa asumsi dasar yang digunakan oleh BSNP untuk menghitung standar biaya operasi SMP/MTs mencakup: 1. Jumlah peserta didik per rombongan belajar = 32 orang 2. Jumlah rombongan belajar (rombel):Standar Biaya Operasi Pendidikan di tingkat Untuk SD/MI disusun untuk 3 rombel, 9 rombel dan 18 rombel 3. Jumlah guru SMP/MTs: a. 3 rombongan belajar sebanyak 12 guru (yaitu: 1 kepala sekolah, 1 wakil kepala sekolah dan 10 guru lainnya), dengan alokasi mengajar sebagai berikut: i. 1 kepala sekolah (sebagai guru mengajar minimal selam 4 jam per minggu),ii. 1 wakil kepala sekolah (sebagai guru mengajar minimal 8 jam per minggu), iii. 10 guru lainnya mengajar minimal 6 jam per minggu yaitu: 1. 0. Untuk 6 mata pelajaran @ 2 jam, masing-masing guru minimal mengajar 3 rombel untuk 5 pelajaran @ 4 jam; masing-masing guru mengajar 3 rombelb. Untuk 9 rombongan belajar sebanyak 17 guru (yaitu: 1 kepala sekolah, 1 wakil kepala sekolah dan 15 guru lainnya), dengan alokasi mengajar sebagai berikut: i. 1 kepala sekolah sebagai guru mengajar minimal selam 4 jam per minggu,ii. 1 wakil kepala sekolah sebagai guru mengajar minimal 12 jam per mi nggu, iii. 15 guru lainnya mengajar minimal 16 jam s.d 20 jam per minggu yaitu: 1. Untuk 6 mata pelajaran @ 2 jam, masing-masing guru minimal mengajar 9 rombelPANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN0.untuk 5 pelajaran @ 4 jam; masing-masing guru mengajar 4 atau 5 rombelc. Untuk 18 rombongan belajar sebanyak 33 guru yaitu: (yaitu: 1 kepala sekolah,PANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANBAB 3 PENGHITUNGAN BOSP BERDASAR KLASIFIKASI SEKOLAH1 wakil kepala sekolah dan 15 guru lainnya), dengan alokasi mengajar sebagai berikut: i. 1 kepala sekolah sebagai guru mengajar minimal selam 4 jam per minggu,ii. 1 wakil kepala sekolah sebagai guru mengajar minimal 12 jam per m i nggu, iii. 3 1 guru lainnya mengajar minimal 16 jam s/d 20 jam per minggu yaitu: 1. 0. Untuk 6 mata pelajaran @ 2 jam, masing-masing guru minimal mengajar 9 rombel Untuk 5 pelajaran @ 4 jam; masing-masing guru mengajar 4 atau 5 rombel4. Biaya pegawai dihitung berdasarkan asumsi 12 bulan gaji dan tunjangan dalam setahun terdiri dari: a. Gaji guru termasuk kepala sekolah dan wakil kepala sekolah diasumsikan pada rata-rata berada pada golongan III-C b. Jumlah tenaga kependidikan sebanyak 5 orang berasal dari Standar Pengelolaan yaitu pustakawan, laboran, teknisi sumber belajar, TU dan kebersihan c. Tunjangan melekat pada gaji berdasarkan peraturan yang berlaku tahun 2006, terdiri dari: i. Tunjangan istri/suami 10 % dari gaji, ii. Tunjangan anak maksimal untuk 2 orang anak,masingmasing 2 % dari gaji, iii. Tunjangan perumahan sebesar Rp. 7000,- per bulan, iv. Tunjangan askes sebesar Rp 6000,- per bulan v. Tunjangan beras sebesar 40 kg, Rp.2.500,- per kg beras d. Penghasilan lainnya yaitu i. Tunjangan profesi (maksimal 1 kali gaji pokok PNS bagi yang sudah memperoleh sertifikat guru, kurang lebih 60PANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN% dari jumlah guru), ii. Tunjangan fungsional diberikan sesuai dengan Peraturan Peresiden nomor 58 tahun 2006 sebesar Rp. 227.000,- ditambah Rp. 100.000,-PANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANBAB 3 PENGHITUNGAN BOSP BERDASAR KLASIFIKASI SEKOLAH PENGHITUNGAN BOSP BERDASAR KLASIFIKASI SEKOLAH BAB 3per bulan sesuai kesepakatan DPR untuk APBN TA 2007, sedangkan untuk pustakawan diberikan sesuia dengan KepMenpan No.33/1998), iii. Tunjangan khusus (diberikan untuk daerah khusus, hanya diberikan kepada guru dan tenaga kependidikan yang berada di daerah terpencil, oleh karena itu tidak ditentukan jumlahnya dalam standar biaya operasi, dan iv. Maslahat tambahan: (1) tunjangan tugas tambahan kepala sekolah sebesar Rp. 406.000,- (Perpres No. 58/2006) dan (2) tenaga kependidikan struktural/administrasi Rp. 180.000,- per bulan. 5. Biaya bukan pegawai diberikan berdasarkan asumsi kebutuhan setahun yaitu terdiri dari: a. Alat tulis sekolah (ATS), bahan dan alat habis pakai antara lain 1. ATS i. Pensil, pena, penghapus pensil dan penghapus tinta: kebutuhan untuk guru dan tenaga kependidikan, per tahun @ 10 bulan Penggaris, stepler kecil dan isi stepler kecil: kebutuhan untuk guru per tahun @ 1 buah Stepler besar dan isi stepler besar: kebutuhan untuk sekolah per tahun @ 1 buah Kertas manila: kebutuhan per tahun untuk guru per rombel dan tenaga kependidikan Buku tulis: untuk guru per tahun @ 10 buah Buku polio: untuk guru per rombel per tahun @ 1 buah Buku absen: untuk guru per rombel per tahun @ 1 buah Buku daftar/kelas: untuk guru per rombel per tahun @ 1 buah Buku kleper/rekap nilai : untuk guru per rombel per tahun @ 1 buahii. iii. iv. v. vi. vii. 0. viii.PANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANix. x. xi.Buku leger : untuk guru per rombel per tahun @ 1 buah Buku nilai: untuk guru per rombel per tahun @ 1 buah Buku rencana pembelajaran (RP) untuk guru per rombel per tahun @ 1 buahPANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANBAB 3 PENGHITUNGAN BOSP BERDASAR KLASIFIKASI SEKOLAHxiii. xiv. 0. xv. xvi.Kapur tulis: kebutuhan per tahun untuk masingmasing guru per rombel Penghapus papan tulis: kebutuhan per tahun untuk masing-masing guru per rombel Penggaris papan tulis: kebutuhan per tahun untuk masing-masing guru per rombel Jangka papan tulis: kebutuhan per tahun untuk masing-masing guru per rombel Kertas warna: kebutuhan per tahun untuk masingmasing guru per rombelxvii. Cat poster: kebutuhan per tahun untuk masingmasing guru per rombel xviii. Spidol warna-warni: kebutuhan per tahun untuk masing-masing guru per rombel xix. xx. Buku rapor siswa: kebutuhan per tahun untuk masingmasing peserta didikBuku administrasi (ADM): kebutuhan pertahun untuk administrasi sekolah antara lain agenda rapat, surat keluar dan surat masuk xxi. Buku induk: kebutuhan per tahun untuk administrasi xxii. Kertas HVS, kertas karbon, amplop, lakban, selotip. stopmapcutter , gunting, lem,xxiii. Fotocopy (penggandaan): untuk kebutuhan belajar per mata pelajaran dan kebutuhan surat per peserta didik 2. Bahan habis pakai (sesuai dengan standar sarana dan prasarana hanya ada praktikum IPA dan komputer) i. ii. Bahan praktikum IPA: kebutuhan per peserta didik Rp. 15.000,- untuk 10 kali pertemuan per tahun Bahan praktikum komputer : kebutuhan untuk sewa komputer dengan asumsi Rp. 300.000,- per rombel per tahun, dengan @ 3 orang per kelompok Bahan praktikum keterampilan : kebutuhan per bulan per rombel per kelompok @ 4 orang Tinta stempel, toner/ tinta printer Bahan kebersihaniii. iv. v.PANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANPENGHITUNGAN BOSP BERDASARKLASIFIKASI SEKOLAHBAB 33. Alat habis pakai i.Alat olah raga : kebutuhan per tahun untuk bola kaki dan kasti ii.Set alat jahit iii.Alat kebersihan 4. Lain-lain i. ii. Kartu anggota perpustakaan: tiap peserta didik Kartu buku perpustakaan SMP: kebutuhan kartu perpustakaan per tahun di hitung 20 % dari jumlah buku p perpustakaan yang terdiri atas: Jumlah buku Teks Pelajaran adalah satu eksemplar untuk 11 mata pelajaran per peserta didik ditambah 2 eksemplar untuk masing masing mata pelajaran. m Jumlah buku Panduan Pendidik adalah satu eksemplar untuk 1 1 mata pelajaran per guru mata pelajaran yang bersangkutan ditambah satu e eksemplar per masing-masing mata pelajaran. Jumlah buku Pengayaan adalah 870 judul persekolah dengan proporsi 60 % non fiksi dan 40 % fiksi, dengan jumlah minimal (a) 1000 eksemplar untuk 3 s.d 6 rombel; (b) 1500 eksemplar untuk 9 s.d 12 rombel; (c) 2000 eksemplar untuk 15 s.d 18 rombel; dan (d) 4000 eksemplar untuk 21 s.d 24 rombel. 4 Jumlah buku Referensi adalah 10 judul persekolah, meliputi: Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa Inggris, Ensiklopedi, Buku Statistik Daerah, Buku Telepon, Buku Undang-undang dan Peratu r ran, dan Kitab-kitab Suci. Jumlah buku sumber belajar lainnya adalah 10 judul per sekolah, meliputi: majalah, surat kabar, globe, peta dan CD pembelajaran iii.Kartu iuran bulanan: tiap peserta didikPANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANBAB 3 PENGHITUNGAN BOSP BERDASAR KLASIFIKASI SEKOLAHiv.Kartu pelajar: tiap peserta didik v.Kotak P3k + isi: kebutuhan per tahun per sekolah b. Rapat-rapat: perhitungan didasarkan kepada asumsi kebutuhan minimal konsumsi dan bahan rapat per peserta masing-masing Rp. 10.000,- terdiri dari:PANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANi.Rapat penerimaan siswa baru ii.Rapat evaluasi semester siswa iii.Rapat kenaikan kelas iv.Rapat kelulusan v.Rapat pemecahan masalah vi.Rapat koordinasi vii.Rapat wali mu rid c. Transpor/Perjalanan Dinas diasumsikan untuk kebutuhan minimal per tahun, yaitu untuk: i.Kepala sekolah ii.Guru iii.Tenaga kependidikan d. Penilaian (penggandaan soal) diasumsikan untuk kebutuhan minimal per tahun, yaitu untuk: i.Ulangan umum kelasVI s.dVIII ii.Ulangan umum kelas IX iii.Ujian akhir kelas UAS iv.Penyusunan soal ulangan umum kelas VII-VIII v.Penyusunan soal ulangan umum kelas IX e. Daya dan jasa diasumsikan untuk kebutuhan minimal per tahun, yaitu untuk: i.Listrik 0. T el epon i.Air f.. Pemeliharaan sarana dan prasarana: diasumsikan untuk kebutuhan minimal per tahun, yaitu untuk: i.Pengecatan gedung/pagar ii.Penggantian genteng yang rusak iii.Perbaikan/penggantian komponen iv.Pemeliharaan meubelPANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANBAB 3 PENGHITUNGAN BOSP BERDASAR KLASIFIKASI SEKOLAH PENGHITUNGAN BOSP BERDASAR KLASIFIKASI SEKOLAH BAB 3v.Pemeliharaan peralatan vi.Pemeliharaan taman vii.Pemeliharaan bahan pustaka g. Pembinaan siswa diasumsikan untuk kebutuhan minimal per tahun, yaitu, untuk: i . P r a muk a ii.PMR iii.UKS iv.kelompok Ilmiah Remaja (KIR) v.Pembinaan Olah Raga vi.Pembinaan Prestasi Kesenian vii.Lomba Bidang Akademik viii.Perpisahan kelas terakhir ix.Pembinaan kegiatan keagamaan 3.1.3. Komponen Biaya untuk SMA/MA Beberapa asumsi dasar yang digunakan oleh BSNP untuk menghitung standar biaya operasi SMA/MA mencakup: 1. Jumlah peserta didik per rombongan belajar (rombel) = 32 orang 2. Jumlah rombongan belajar (rombel): Standar Biaya Operasi Pendidikan di tingkat SMA/MA disusun untuk 3 rombel, 9 rombel, dan 18 rombel: a. 3 rombel: i.Kelas X dan XI, masing-masing 1 rombel 0.Kelas XII, terdiri dari 1 rombel maksimal 1 jurusan b. 9 rombel: i.Kelas X dan XI, masing-masing 3 rombel ii.Kelas XII, terdiri dari 3 rombel maksimal 3 jurusan c. 18 rombel: i.Kelas X dan XI, masing-masing 6 rombelPANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANii.Kelas XII, terdiri dari 6 rombel maksimal 3 jurusan 3. Jumlah guru SMA/MA:PANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANBAB 3 PENGHITUNGAN BOSP BERDASAR KLASIFIKASI SEKOLAHa. Untuk 3 rombongan belajar (rombel) sebanyak 18 guru (yaitu 1 kepala sekolah dan 3 wakil kepala sekolah dan 14 guru lainnya) dengan alokasi waktu mengajar sebagai berikut: i. 1 kepala sekolah (sebagai guru mengajar minimal selama 4 jam per minggu) ii. 3 wakil kepala sekolah (sebagai guru mengajar minimal 8 jam per minggu) iii. 20 guru lainnya mengajar 12 jam per minggu yaitu: 1. 0. Untuk 1 1 mata pelajaran @2 jam per minggu, masingmasing guru mengajar minimal 3 rombel Untuk 6 mata pelajaran @4 jam per minggu, masingmasing guru mengajar minimal 3 rombelb. Untuk 9 rombongan belajar sebanyak 24 guru (yaitu 1 kepala sekolah dan 3 wakil kepala sekolah dan 15 guru lainnya) dengan alokasi waktu mengajar sebagai berikut: i. 1 kepala sekolah sebagai guru mengajar minimal 4 jam per minggu yaitu: ii. 3 wakil kepala sekolah sebagai guru mengajar minimal 16 jam per m inggu iii. 20 guru lainnya mengajar antara 1 6 s/d 20 jam per minggu yaitu: 1. 0. Untuk 1 1 mata pelajaran @2 jam per minggu, masingmasing guru mengajar minimal 9 rombel Untuk 6 pelajaran @4 jam per minggu, masingmasing guru mengajar 4 atau 5 minimal rombelc. Untuk 18 rombongan belajar sebanyak 47 guru (yaitu 1 kepala sekolah dan 3 wakil kepala sekolah dan 46 guru lainnya) yaitu dengan alokasi waktu mengajar sebagai berikut: i. 1 kepala sekolah, (sebagai guru mengajar minimal 4 jam per minggu)PANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN0. 3 wakil kepala sekolah, (sebagai guru mengajar minimal 16 jam per minggu) i. 46 guru lainnya mengajar antara 1 6 s/d 20 jam per minggu yaitu:PANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANBAB 3 PENGHITUNGAN BOSP BERDASAR KLASIFIKASI SEKOLAH PENGHITUNGAN BOSP BERDASAR KLASIFIKASI SEKOLAH BAB 34. Biaya pegawai dihitung berdasarkan asumsi 12 bulan gaji dan tunjangan dalam setahun terdiri dari: a. Gaji guru termasuk kepala sekolah dan wakil kepala sekolah diasumsikan rata-rata berada pada golongan III-D b. Jumlah tenaga kependidikan sebanyak 5 orang berasal dari Standar Pengelolaan yaitu pustakawan, laboran, teknisi sumber belajar, TU dan kebersihan c. Tunjangan melekat pada gaji berdasarkan peraturan yang berlaku tahun 2006, terdiri dari: i. tunjangan istri/suami 10% dari gaji,ii. tunjangan anak maksimal untuk 2 orang anak, masingmasing 2% dari gaji, iii. tunjangan perumahan sebesar Rp 7000,- per bulan iv. tunjangan askes sebesar Rp 6000,- per bulan v. tunjangan beras sebesar 40 kg beras, Rp 2500,- per kg beras d. Penghasilan lainnya yaitu: i. Tunjangan profesi (maksimal 1 kali gaji pokok PNS bagi yang sudah memperoleh sertifikasi guru, yaitu kurang lebih 80% dari jumlah guru),ii. Tunjangan fungsional diberikan sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2006 sebesar Rp 227.000,- ditambah Rp 100.000,per bulan sesuai kesepakatan DPR untuk APBN TA 2007, sedangkan untuk pustakawan diberikan sesuai KepMenpan No. 33/1998 iii. Tunjangan khusus (diberikan untuk daerah khusus, hanya diberikan kepada guru dan tenaga kependidikan yang berada di daerah terpencil, oleh karena itu tidak ditentukan jumlahnya dalam standar biaya operasi. iv. Maslahat tambahan: (1) tunjangan tugas tambahan kepala sekolah sebesar Rp 475.000,- dan (2) tenaga kependidikan struktural/ administrasi Rp 180.000,per bulan.PANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN5. Biaya bukan pegawai diberikan berdasarkan asumsi kebutuhan setahun yaitu terdiri dari: a. ATS, bahan dan alat habis pakai antara lain:PANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANBAB 3 PENGHITUNGAN BOSP BERDASAR KLASIFIKASI SEKOLAHi.Pensil, pena, penghapus pensil dan penghapus tinta: kebutuhan untuk guru dan tenaga kependidikan, per tahun @ 10 buah Penggaris, stepler kecil dan isi stepler kecil: kebutuhan untuk guru per tahun @ 1 buah Stapler besar dan isi stapler besar: kebutuhan untuk sekolah per tahun @ 1 buah Kertas manila: kebutuhan per tahun untuk guru per rombel dan tenaga kependidikan Buku tulis: untuk guru per tahun @ 10 buah Buku polio: untuk guru per rombel per tahun @ 1 buah Buku absen: untuk guru per rombel per tahun @ 1 buah Buku daftar/kelas: untuk guru per rombel per tahun @ 1 buah Buku kleper/rekap nilai untuk guru per rombel per tahun @ 1 buah Buku leger untuk guru per rombel per tahun @ 1 buah Buku nilai untuk guru per rombel per tahun @ 1 buah Buku rencana pembelajaran (RP) untuk guru per rombel per tahun @ 1 buah Kapur tulis: kebutuhan per tahun untuk masingmasing guru per rombel Penghapus papan tulis: kebutuhan per tahun untuk masing-masing guru per rombel Penggaris papan tulis: kebutuhan per tahun untuk masing-masing guru per rombel Jangka papan tulis: kebutuhan per tahun untuk masing-masing guru per rombel Kertas warna: kebutuhan per tahun untuk masingmasing guru per rombel Cat poster: kebutuhan per tahun untuk masingmasing guru per rombel Spidol warna-warni: kebutuhan per tahun untukii. iii. iv. v. vi. vii. 0. viii. ix. x. i. ii. iii. xi. iv. v. vi. vii.PANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANmasing-masing guru per rombel viii. Buku rapor siswa: kebutuhan per tahun untuk masingmasing peserta didikPANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANBAB 3 PENGHITUNGAN BOSP BERDASAR KLASIFIKASI SEKOLAH PENGHITUNGAN BOSP BERDASAR KLASIFIKASI SEKOLAH BAB 3xxi.Buku administrasi (ADM): kebutuhan per tahun untuk administrasi sekolah antara lain agenda rapat, surat keluar, dan surat masukxxii. Buku induk: kebutuhan per tahun untuk administrasi xxiii. Kertas HVS, kertas karbon, amplop, cutter, gu nting, lem, lakban, selotip, stopmap xxiv. Foto copy (penggandaan): untuk kebutuhan belajar per mata pelajar an dan kebutuhan surat per peserta didik 2. Bahan Habis Pakai i. ii. Bahan praktikum IPA: kebutuhan per peserta didik Rp 15.000 untuk 10 kali pertemuan per tahun Bahan praktikum IPS: berupa kebutuhan kunjungan lapangan 3 kali per tahun @ Rp 25.000,- untuk transpor dan/atau karcis masuk Bahan praktikum bahasa, untuk sewa laboratorium bahasa 10 bulan per tahun @ Rp 25.000,Bahan praktikum komputer: kebutuhan untuk sewa komputer per murid per tahun diasumsikan Rp 15 ribu per bulan untuk 10 bulan Bahan praktikum keterampilan: kebutuhan per bulan per rombel per kelompok @ 4 orang Tinta stempel, toner/tinta printer Bahan kebersihaniii. iv.v. vi. vii.3. Alat Habis Pakai i.Alat olahraga untuk basket, voli, dan sepakbola: kebutuhan per tahun ii . Set al at j ahi t ii i. Al at kebersi han 4. Lain-lain i.Kartu anggota perpustakaan: tiap peserta didik ii.Kartu buku perpustakaan SMA:PANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANKebutuhan kartu perpustakaan per tahun dihitung 20% dari jumlah buku perpustakaan yang terdiri a atas: Jumlah buku Teks Pelajaran adalah satu eksemplar untuk 17 mata pelajaran per peserta didik ditambah 2 eksemplar untuk masing-masing mata pelajaranPANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANBAB 3 PENGHITUNGAN BOSP BERDASAR KLASIFIKASI SEKOLAHJumlah buku Panduan Pendidik adalah satu eksemplar untuk 17 mata pelajaran per guru mata pelajaran yang bersangkutan ditambah satu e eksemplar per masing-masing mata pelajaran Jumlah buku Pengayaan adalah 820 judul per sekolah dengan proporsi 75% non fiksi dan 25% fiksi, dengan jumlah minimal (a) 1.000 eksemplar untuk 3 s.d. 6 rombel; (b) 1500 eksemplar untuk 9 s.d. 12 rombel; (c) 2.000 eksemplar untuk 15 s.d. 18 rombel; dan (d) 4.000 eksemplar u untuk 21 s.d. 24 rombel. Jumlah buku Referensi adalah 30 judul per sekolah, meliputi antara lain: Kamus besar Bahasa Indonesia, Kamus Bahasa Inggris, Ensiklopedi, Bu ku Statistik Daerah, Bu ku Telepon, Buku U ndang Undang dan Peraturan, dan K Kitab-Kitab Suci. Jumlah buku sumber belajar lainnya adalah 30 judul per sekolah, meliputi antara lain: majalah, surat kabar, globe, peta, dan CD pembelajaran. iii.Kartu iuran bulanan: tiap peserta didik iv.Kartu pelajar: tiap peserta didik v.Kotak P3K + isi: kebutuhan per tahun per sekolah b. Rapat-rapat: perhitungan didasarkan kepada asumsi kebutuhan minimal konsumsi dan bahan rapat per peserta masing-masing Rp 10.000,- terdiri dari: i.Rapat penerimaan siswa baru ii.Rapat evaluasi semester siswa iii. Rapat kenaikan kelas iv.Rapat kelulusanPANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANv.Rapat pemecahan masalah vi. Rapat koordinasi vii. Rapat wali murid c. Transpor/Perjalanan Dinas diasumsikan untuk kebutuhan minimal per tahun, yaitu untuk: i. Kepal a sekolah ii. GuruPANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANBAB 3 PENGHITUNGAN BOSP BERDASAR KLASIFIKASI SEKOLAH PENGHITUNGAN BOSP BERDASAR KLASIFIKASI SEKOLAH BAB 3iii.Tenaga kependidikan d. Penilaian (penggandaan soal) diasumsikan untuk kebutuhan minimal per tahun, yaitu untuk: i.Ulangan umum kelas X dan XI ii.Ulangan umum kelas XII ii i. Uj i an ak hi r ter tul is iv.Penyusunan soal UAS v.Penyusunan soal ulangan umum kelas X dan XI vi.Penyusunan sial ulangan umum kelas XII e. Daya dan jasa diasumsikan untuk kebutuhan minimal per tahun,yaitu untuk: i.Listrik ii.Telepon i i i . A i r f. Pemeliharaan sarana dan prasarana: diasumsikan untuk kebutuhan minimal per tahun, yaitu untuk: i.Pengecatan gedung/pagar ii.Penggantian genteng yang rusak iii.Perbaikan/penggantian komponen iv.Pemeliharaan meubel v.Pemeliharaan peralatan vi . Pemel i har aa n ta man vii.Pemeliharaan bahan pustaka g. Pembinaan siswa diasumsikan untuk kebutuhan minimal per tahun, yaitu u ntu k: i.Pramuka ii.PMR iii.UKS iv.Kelompok Ilmiah Remaja (KIR) v.Pembinaan Prestasi Olah RagaPANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANvi. Pembinaan Prestasi Kesenian vii. Lomba bidang akademik viii. Perpisahan kelas terakhir ix. Pembinaan kegiatan keagamaan 3.1.2. Penghitungan BOSP Penghitungan BOSP dilakukan setelah tercapai kesepakatan tentang komponen biaya yang akan dimasukkan ke dalam perhitungan. Penghitungan biaya dilakukan secara sederhana : (jumlah penggunaan) x (frekuensi penggunaan) x (harga setiap satuan penggunaan) untuk setiap komponen biaya yang telah disepakati sebelumnya. Untuk mempermudah proses, penghitungan dilakukan dengan menggunakan template program Microsoft Excel (lihat Lampiran-2 Bab-3 ). Template ini dikembangkan berdasarkan apa yang digunakan oleh BSNP dalam menghitung standar biaya operasional. Dalam template tersebut terdapat beberapa kolom yang perlu dipahami sebelum melaku kan penghitu ngan BOSP, yaitu: `t Kolom 3 (Frekuensi per Tahun) : Kolom ini menunjukkan jumlah bulan penggunaan terkait dengan komponen pengeluaran tertentu. Misalnya, untuk SD/MI: Untuk gaji, frekuensi per tahun adalah 12, karena guru dan tenaga kependidikan harus dibayar setiap bulan selama satu tahun; Untuk pensil (ATS), frekuensi per tahun adalah 10, karena diasumsikan bahwa proses belajar mengajar efektif hanya 10 bulan (2 bulan libur), dst. Kolom 4 (Jumlah) dan Kolom 5 (Per Unit Satuan) . Secara bersama sama (4)x(5) menunjukkan jumlah penggunaan terkait dengan komponen biaya tertentu. Misalnya, untuk SD/MI: Ada 8 guru yang harus digaji, sehingga kolom 4 berisi 8 danPANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANBAB 3 PENGHITUNGAN BOSP BERDASAR KLASIFIKASI SEKOLAHkolom 5 berisi 1 ; Untuk pensil (ATS) kolom 4 berisi 2 karena diasumsikan setiap guru dan tenaga kependidikan membutuhkan 2 pensil per bulan, sedangkan kolom 5 berisi 14, karena jumlah guru dan tenaga kependidikan adalah 14. Sebagai catatan, pengisian Bagian ini diperlukan untuk daerah yang tidak puas dengan pembedaan BOSP hanya berdasarkan jumlah rombel.1PANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANPENGHITUNGAN BOSP BERDASARKLASIFIKASI SEKOLAHBAB 3kolom 4 dan kolom 5 sebenarnya bisa fleksibel, karena yang terpenting adalah diperoleh gambaran tentang berapa jumlah penggunaan terkait dengan komponen pengeluaran tertentu. .Kolom 6 (Biaya per Unit) : Men unjukkan harga (dalam ribuan) untuk setiap komponen biaya. Misalnya, untuk SD/MI: Untuk gaji guru, kolom 6 berisi 1.085,2 karena diasumsikan bahwa rata-rata guru berpangkat IIIB dengan gaji Rp 1.085.200,per bulan; Untuk pensil (ATS) kolom 6 berisi 2 karena diasumsikan harga sebuah pensil adalah Rp 2.000,-. Seperti disampaikan di bagian lain buku panduan ini, harga yang digunakan oleh BSNP adalah harga Jakarta. Oleh karena itu, daerah perlu melakukan penyesuaian agar hasil perhitungan BOSP bisa lebih mendekati kenyataan di lapangan. Penyesuaian harga bisa dilakukan berdasarkan patokan harga yang digunakan oleh Pemda dalam menyusun anggaran, atau berdasarkan harga nyata (riil). Kolom 7 (Nilai): Merupakah hasil perkalian (3)x(4)x(5)x(6) yang menunjukkan nilai pengeluaran untuk setiap komponen biaya selama satu tahun. Kolom ini akan terisi secara otomatis (menggunakan formula), sehingga Komponen biaya yang ada dalam template tetapi disepakati untuk tidak digunakan, harus dihapus terlebih dahulu. Sebaliknya, komponen biaya yang tidak ada dalam template tetapi disepakati untuk digunakan, harus ditambahkan ke dalam template sebelum melakukan penghitungan. Penyesuaian volume penggunaan dan/atau harga untuk komponen biaya tertentu (jika ada) dilakukan pada saat penghitungan BOSP. Hal terpenting dalam melakukan perubahan adalah bahwa setiap perubahan harus mempunyai dasar atau alasan yang jelas. Jika tidak ada alasan yang benar-benar kuat, dianjurkan untuk menggunakan asumsi yang dipergunakan oleh BSNP.PANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANBAB 3 PENGHITUNGAN BOSP BERDASAR KLASIFIKASI SEKOLAHPenyesuaian juga bisa dilakukan pada beberapa asumsi dasar, terutama jumlah rombel dan jumlah murid. Beberapa asumsi tersebut terdapat di bagian bawah template . Satu hal yang perlu diingat adalah, jika dilakukan perubahan dalam asumsi jumlah murid, hal itu akan berdampak pada perubahan penggunaan di komponen biaya tertentu. Misalnya, untuk SD/MI: Penggunaan kapur tulis (ATS) sebanyak 30 (5 x 6) akan berubah jika jumlah rombel diasumsikan tidak 6; Penggunaan bahan habis pakai juga akan berubah jika ada perubahan asumsi jumlah murid atau jumlah rombel.3.2. Penghitungan BOSP Berdasarkan Klasifikasi Sekolah (Optional 1)3.2.1. Klasifikasi Sekolah Seperti yang disampaikan di bagian terdahulu, tambahan klasifikasi sekolah bisa dilakukan jika Pemda tidak puas dengan pembedaan BOSP hanya berdasarkan jumlah rombel. Dalam Bab 2 disampaikan, bahwa klasifikasi sekolah dapat dilakukan berdasarkan berbagai kriteria, seperti: jumlah kegiatan di sekolah, jarak sekolah dari pusat kegiatan, status sekolah, dan hasil akreditasi BAS. Selain itu, juga disampaikan bahwa penambahan klasifikasi sekolah (selain jumlah rombel) sebaiknya juga tidak melupakan unsur kepraktisan dan kemudahan dalam melakukan penilaian. Berdasarkan berbagai pertimbangan tersebut, disarankan untuk menggunakan jumlah kegiatan di sekolah sebagai patokan klasifikasi sekolah. Kegiatan sekolah yang dimaksud antara lain: 1. Pramuka 2.Dokter kecil atau kegiatan sejenisnya 3.Karya ilmiah atau kegiatan sejenisnya 4.Kursus Bahasa Inggris atau Bahasa Asing lainnya di sekolahPANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANPerlu diingat, bahwa tambahan nilai BOSP tidak secara serta-merta menambah jumlah dana yang diterima dari pemerintah. Hal ini akan dibicarakan dalam Bab 4 tentang Penyusunan Kebijakan.2PANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANBAB 3 PENGHITUNGAN BOSP BERDASAR KLASIFIKASI SEKOLAH PENGHITUNGAN BOSP BERDASAR KLASIFIKASI SEKOLAH BAB 35.Kursus komputer di sekolah 6.Penggunaan laboratorium bahasa 7.Kegiatan pengayaan di bidang keagamaan 8.Kegiatan pengayaan untuk siswa berpretasi 9.Kegiatan pembelajaran intensif untuk siswa kelas akhir 1 0. Kegiatan olah raga (ekstra kurikuler) 1 1. Kegiatan kesenian (ekstra kurikuler) 12. Kegiatan ketrampilan (ekstra kurikuler) 1 3. Kegiatan lainnya Selanjutnya sekolah dikelompokkan berdasarkan jumlah kegiatan tersebut di atas. Salah satu alternatif pengelompokan sekolah: 1.Sekolah Kategori-C : 1 s/d 4 kegiatan 2.Sekolah Kategori-B : 5 s/d 8 kegiatan 3.Sekolah Kategori-A : > 8 kegiatan Pada dasarnya, pengelompokan dilakukan dengan tujuan mendorong sekolah menggunakan dana operasional untuk halhal yang memang bersifat melayani siswa. 3.2.2. BOSP Berdasarkan Klasifikasi Sekolah Karena kegiatan-kegiatan yang menjadi dasar klasifikasi sekolah tersebut di atas tidak selalu ada di setiap sekolah, maka sebaiknya jumlah kegiatan tidak secara langsung dimasukkan sebagai komponen penghitungan BOSP. Meskipun demikian, sangat disadari bahwa jumlah kegiatan mempengaruhi nilai BOSP. Dengan pertimbangan bahwa BOSP yang telah dihitung sebelumnya merupakan BOSP minimal, maka jumlah kegiatan tersebut di atas dianggap sebagai sesuatu yang menambah nilai BOSP 2. Tambahan biaya yang muncul dari berbagai kegiatan itu harus dihitung secara terpisah, sebelum ditambahkan ke dalam BOSP minimal yang telah dihitung sebelumnya.PANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANLampiran- 1 a Bab-3.PANDUAN FASILITASI PENGHITUNGAN BOSP BAGIAN PERTAMA (PENTUAN KOMPONEN BIAYA)Tuj uan: 1. Peserta memahami komponen dan sub komponen BOSP 2. Peserta mampu menentukan komponen dan sub komponen BOSP yang sesuai dengan kondisi daerah Waktu: Minimal 270 menit, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan di lapangan Peserta: 1.Tim Penyusun BOSP 2.Perwakilan sekolah (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA) 3.Perwakilan komite sekolah untuk setiap jenjang pendidikan 4.Perwakilan dari Dinas Pendidikan Seting Ruangan: Duduk berkelompok sesuai dengan jenjang sekolah (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA). Untuk setiap jenjang sekolah, dibagi menjadi dua kelompok kecil. Perwakilan Dinas Pendidikan menyebar, sehingga di setiap kelompok (jenjang pendidikan). Alat dan Bahan: 1.RAPBS tahun terakhirPANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANBAB 3 PENGHITUNGAN BOSP BERDASAR KLASIFIKASI SEKOLAH2.Copy bahan yang berisi komponen BOSP yang digunakan oleh BSNP 3.Kertas plano, meta plan, spidol besar, selulotip bolak-balikPANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANPENGHITUNGAN BOSP BERDASARKLASIFIKASI SEKOLAHBAB 34.White board/papan tulis 5. Laptop & LCD Metode: 1.Curah pendapat 2.Diskusi/kerja kelompok 3.Presentasi dan diskusiUrutan Fasilitasi: a. Pleno- 1: Pengantar Lokakarya dan Pemahaman tentang BOSP (120 menit) 1. Fasilitator menyampaikan pokok bahasan dan tujuan materi yang akan didiskusikan 2. Fasilitator menjelaskan tentang tata cara penghitungan BOSP dan konteks penghitungan BOSP, dengan penekanan bahwa tujuan akhirnya adalah menyusun kebijakan pembiayaan pendidikan (gunakan bahan presentasi P-2-02 dan/atau P-203 atau bahan lain yang telah disiapkan sebelumnya) 3. Fasilitas memberikan penekanan bahwa posisi lokakarya adalah memberikan input kepada Pemda (khususnya Dinas Pendidikan) 4. Tanya Jawab (Diskusi) b. Pleno-2: Pengantar Diskusi Komponen Biaya(15 menit) 1. Fasilitator menyampaikan pokok bahasan dan tujuan materi yang akan didiskusikan 2. Fasilitator menjelaskan tentang tata cara penghitungan BOSP yang dimulai dengan Penentuan Komponen Biaya 3. Fasilitator menjelaskan apa yang sudah dikerjakan oleh BSNP, khususnya terkait dengan komponen biaya. 4. Fasilitator membagi kelompok sesuai dengan jenjang pendidikan 5. Dibantu petugas lain, fasilitator membagikan copy bahan yangPANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANBAB 3 PENGHITUNGAN BOSP BERDASAR KLASIFIKASI SEKOLAHberisi komponen biaya yang dipergunakan oleh BSNP untuk setiap kelompok (jenjang sekolah) 6. Fasilitator menjelaskan apa yang perlu didiskusikan dalam kelompok, yaitu apakah komponen biaya yang dipergunakan oleh BSNP sudah sesuai denganPANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANkondisi di daerah. Peserta bisa mengusulkan perubahan untuk disepakati bersama. Jangan lupa memberikan penekanan bahwa yang dihitung oleh BSNP adalah standar minimal. c. Kerja Kelompok-1 (90 menit) 1. Masing-masing kelompok menunjuk ketua, sekretaris dan dan presenter 2. Ketua kelompok memimpin diskusi tentang komponen biaya. Dimulai dengan membaca bahan yang telah dibagian selama kurang lebih 15-20 menit. Fasilitator mendampingi/mengamati dan mengarahkan jika diskusi keluar dari fokus/topik pembicaraan, serta menjaga agar semua peserta bisa menyampaikan pendapatnya. 3. Diskusi difokuskan pada: Apa yang dianggap kurang sesuai? Apa usulan perubahan yang diajukan? (Catatan: Usulan perubahan harus disertai dengan alasan/dasar hukum yang sangat jelas, bukan hanya karena keinginan ). 4. Kelompok menuliskan butir-butir kesepakatan ke dalam kertas plano, atau pada meta plan yang ditempelkan pada kertas plano. Hasil diskusi kelompok ditampilkan dalam bentu tabel/matriks yang berisi: Nomor, Butir (yang dianggap kurang sesuai), Tentang, Usulan Perubahan, Alasan/Dasar Hukum. d. Presentasi dan Diskusi- 1 (30 menit) 1. Setiap kelompok memajang hasil kerja kelompoknya masingmasing 2. Peserta saling melihat hasil kerja kelompok lain, memberikan komentar secara tertulis. 3. Tanya jawab, dipandu oleh fasilitator. 4. Fasilitator mencatat hal-hal yang menjadi kesepakatan bersama, dan juga hal hal yang belum disepakati. e. Pleno-3: Membangun Kesepakatan (15 menit) 1. Fasilitator menyampaikan butir-butir yang telah disepakati 2. Fasilitator mengajak peserta untuk mendiskusikan hal-hal yangPANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANBAB 3 PENGHITUNGAN BOSP BERDASAR KLASIFIKASI SEKOLAHbelum disepakati. Usahakan semaksimal mungkin agar tercapai kesepakatan 3. Fasilitator menyampaikan bahwa langkah selanjutnya adalah melakukan penghitungan BOSPPANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANPENGHITUNGAN BOSP BERDASARKLASIFIKASI SEKOLAHBAB 3Lampiran- 1 b Bab-3.PANDUAN FASILITASI PENGHITUNGAN BOSP BAGIAN KEDUA (PENGHITUNGAN BOSP)Tuj uan: Peserta mampu melakukan penghitungan BOSP dengan menggunakan template yang dibuat berdasarkan metode yang dipergunakan oleh BSNP Waktu: Minimal 180 Menit, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan di lapangan. Peserta: 1.Tim Penyusun BOSP 2.Perwakilan sekolah (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA) 3.Perwakilan komite sekolah untuk setiap jenjang pendidikan 4.Perwakilan Dinas PendidikanKeterangan : Harus ada minimal satu peserta di setiap jenjangyang terampil mengoperasikan komputer (laptop), khususnya program Microsoft Excel. Seting Ruangan: Duduk berkelompok sesuai dengan jenjang sekolah (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA). Perwakilan Dinas Pendidikan menyebar, sehingga ada di setiap kelompok (jenjang pen didi kan).PANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANBAB 3 PENGHITUNGAN BOSP BERDASAR KLASIFIKASI SEKOLAHAlat dan Bahan: 1.RAPBS tahun terakhir 2.Komponen BOSP yang digunakan oleh BSNPBAB 3PENGHITUNGAN BOSP BERDASAR KLASIFIKASI SEKOLAH3.Hasil diskusi sebelumnya (kesepakatan penyesuaian komponen biaya) 4.Kertas plano, meta plan, spidol besar, selulotip bolak-balik 5.White board/papan tulis 6.Laptop untuk setiap kelompok 7.LCD Metode: 1.Curah pendapat 2.Diskusi dan presentasi Urutan Fasilitasi: a. Pleno- 1: Pengantar (15 menit) 1. Fasilitator menyampaikan pokok bahasan dan tujuan materi 2. Fasilitator menjelaskan tentang tata cara penghitungan BOSP, setelah Penentuan Komponen Biaya diikuti dengan penghitungan BOSP. 3. Fasilitator menjelaskan template berdasarkan metode yang digunakan BSNP (contoh template ada dalam Lampiran-2 Bab-3 ). 4. Fasilitator membagi kelompok sesuai dengan jenjang pendidikan 5. Dibantu petugas lain, fasilitator membagikan file template. Setiap peserta harus mendapatkan hard copy template tsb. 6. Fasilitator menjelaskan apa yang perlu dikerjakan dalam kelompok, khususnya pengertian setiap kolom yang ada dalam template . Jangan lupa memberikan penekanan sekali lagi, bahwa yang dihitung adalah standar minimal. Juga perlu disampaikan, bahwa masalah komponen biaya sudah selesai dibahas, sehingga tidak perlu dibahas ulang dalam kerja kelompok. b. Kerja Kelompok-1 (120 menit)1.Masing-masing kelompok menunjuk ketua, sekretaris dan dan presenter 2.Ketua kelompok memimpin kerja kelompok, dimulai dengan melakukan penye suaian komponen biaya berdasarkan kesepakatan sebelumnya. Fasilitator men dampingi/mengamati dan mengarahkan jika diskusi keluar dari fokus/topik pem bicaraan, serta menjaga agar semua peserta bisa menyampaikan pendapatnya.48c. Presentasi dan Diskusi- 1 (30 menit)PENGHITUNGAN BOSP BERDASARKLASIFIKASI SEKOLAHBAB 3Lampiran-2 Bab-3. CONTOH TEMPLATE UNTUK PENGHITUNGAN BOSPBiaya Satuan Pendidikan (BSP) - Biaya Operasional SD/MI Per TahunPANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN49BAB 3 PENGHITUNGAN BOSP BERDASAR KLASIFIKASI SEKOLAH90PANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANPENGHITUNGAN BOSP BERDASARKLASIFIKASI SEKOLAHBAB 3Biaya Satuan Pendidikan (BSP) - Biaya Operasional SMP/MTs Per TahunPANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN51PANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANPANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANPENGHITUNGAN BOSP BERDASARKLASIFIKASI SEKOLAHBAB 3PANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANBAB 3PENGHITUNGAN BOSP BERDASAR KLASIFIKASI SEKOLAHPANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANPENYUSUNAN KEBIJAKANBAB 4BAB 4 PENYUSUNAN KEBIJAKAN4.1. Pentingnya KebijakanTujuan akhir penghitungan BOSP adalah tersusunnya kebijakan daerah tentang pembiayaan pendidikan. Kebijakan pembiayaan ini diharapkan akan berguna bagi semua pihak, antara lain: 1. Bagi Pemda: Adanya kebijakan pembiayaan pendidikan akan menjadi acuan bagi Pemda sendiri dalam mengambil berbagai langkah yang diperlukan, misalnya terkait dengan pengalokasian dana APBD, pengatu ran tentang partisipasi masyarakat dalam pembiayaan pendidikan, dan sebagainya. 2. Bagi Sekolah : Adanya kebijakan pembiayaan merupakan payung hukum yang akan menghilangkan keragu-raguan di kalangan sekolah untuk melangkah, khususnya terkait dengan penggunaan dana di sekolah dan upaya mendorong partisipasi masyarakat di bidang pembiayaan sekolah. 3. Bagi Masyarakat: Adanya kebijakan pembiayaan membuat masyarakat semakin yakin bahwa sektor pendidikan di daerahnya tertata dengan baik.4.2. Ruang Lingkup KebijakanKebijakan pembiayaan pendidikan setidak-tidaknya mencakup beberapa hal sebagai berikut: 1. Alokasi APBD: Apakah Pemda akan mengalokasikan APBD-nyaBAB 3 PENGHITUNGAN BOSP BERDASAR KLASIFIKASI SEKOLAHuntuk mendukung kegiatan operasional sekolah ataukah tidak. Pada level ini, bisa dipertimbangkan untuk menyebutkan berapa yang akan dialokasikan untuk keperluan operasionalPANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANBAB 4PENYUSUNAN KEBIJAKANsekolah, sesuai dengan kemampuan APBD. Alokasi dana operasional sekolah dari APBD sebaiknya mempertimbangkan Tipe/Klasifikasi Sekolah. 2. Partisipasi Masyarakat dalam Pembiayaan di Tingkat Sekolah: Apakah sekolah diperbolehkan menarik iuran dari orang tua murid untuk mendukung kegiatan operasional sekolah ataukah tidak. Pada level ini, mungkin perlu ditetapkan berapa jumlah uang maksimal yang boleh ditarik oleh sekolah (sesuai dengan Tipe Sekolah sebagaimana didiskusikan dalam Bab 3). 3. Partisipasi Masyarakat dalam Pembiayaan di Tingkat Kabupaten/Kota: Perlu dinyatakan bahwa untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan pendidikan di daerah, Pemda bisa menjalin kerjasama dengan dunia usaha atau komponen masyarakat lainnya dengan cara-cara yang tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku. 4. Perlindungan untuk Siswa dari Keluarga Miskin: Secara tegas harus dinyatakan bahwa anak miskin harus dibebaskan dari kewajiban untuk memberikan iuran kepada sekolah, sebagaimana diatur oleh ketentuan program BOS. Juga perlu dijelaskan bahwa perlindungan untuk siswa miskin dilakukan melalui mekanisme subsidi silang di sekolah, bantuan dari pemerintah dan/atau pemerintah daerah, serta cara lain. 5. Pengawasan Keuangan di Sekolah: Hal ini terkait dengan butir (2). Perlu dijelaskan bahwa pemerintah, pemda dan masyarakat berhak melakukan pengawasan terhadap penggunaan uang di sekolah melalui cara-cara yang berlaku sesuai dengan peratu ran yang ada. Secara spesifik, perlu dipertimbangkan untuk memberi Pengawas dan Komite Sekolah kewenangan untuk juga memeriksa keuangan sekolah.4.3. Dokumen KebijakanKebijakan pembiayaan pendidikan harus diformulasikan ke dalamPANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANsebuah dokumen kebijakan resmi (formal). Dokumen kebijakan tersebut setidak-tidaknya berupa SK Bupati/Walikota atau Peratu ran Bupati/Walikota.PANDUAN PENGHITUNGANPENYUSUNAN KEBIJAKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN BAB 4Lam piran- 1 Bab-4.PANDUAN FASILITASI PENYUSUNAN KEBIJAKANTuj uan: 1. Peserta memahami pentingnya diterbitkannya kebijakan daerah terkait dengan BOSP 2. Peserta memahami dampak diterbitkannya kebijakan tersebut 3. Peserta memahami urutan penyusunan kebijakan tersebut 4. Peserta mampu menyusun, mensosialisasikan,mengevaluasi dan mengawal kebijakan tersebut Waktu: Minimal 150 Menit, disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan di lapangan Peserta: 1. Tim Penyusun BOSP 2. Perwakilan Pemda (Bagian Keuangan Setda, Bapeda, Dinas Pendidikan,dan instansi lain yang relevan) 3. Perwakilan DPRD 4. Perwakilan masyarakat (Dewan Pendidikan, LSM peduli pendidikan, pengusaha, dsb) Seting Ruangan: Duduk berkelompok menurut profesi atau fungsi (Tim BOSP, Pemda, DPRD + Masyarakat)PANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN BAB 4PENYUSUNAN KEBIJAKANAlat dan Bahan: 1. Peraturan yang terkait dengan pendidikan, khususnya pendanaan pendidikan seperti: a.UU 32/ 2004 b.UU 33/2004 c.UU 20/2003 d.PP 19/2005 2. Perda/ Surat Keputusan Kepala Daerah yang terkait dengan pendanaan pendidikan (RPJD, Renstra SKPD, dll) 3. Hasil kesepakatan tahap sebelumnya (jika ada) 4. Contoh peraturan tentang BOSP dari daerah lain 5. Kertas plano, meta plan, spidol besar, selulotip bolak-balik 6. White board/papan tulis 7. Laptop & LCD Metode: 1.Ceramah (minimal) 2. Curah pendapat 3.Diskusikerja kelompok 4.Presentasi dan diskusi Urutan Fasilitasi : a. Pleno- 1: Pengantar (15 menit): 1. Fasilitator menjelaskan maksud dan tujuan, konsideran pentingnya kebijakan (Perda/ Perbup/Surat Keputusan Kepala Daerah) terkait dengan BOSP 2. Fasilitator menjelaskan langkah-langkah penyusu nan kebijakan daerah terkait dengan BSP 3. Fasilitator menjelaskan dampak dari kebijakan tersebut 4. Tanya jawab tentang materi/pengantar yang disampaikan 5. Fasilitator membagi kelompok sesuai dengan profesi/ fungsi 6. Fasilitator menjelaskan apa saja yang perlu didiskusikan dalam kelompok (ruang lingkup kebijakan pembiayaan pendidikan di daerah)PANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANb. Kerja Kelompok- 1 (90 menit) 1. Kelompok memilih ketua, sekretaris dan presenter.PANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANPENYUSUNAN KEBIJAKANBAB 42. Ketua kelompok memimpin diskusi sesuai dengan butir-butir dalam ruang lingkup kebijakan. Fasilitator mendampingi/mengamati dan mengarahkan jika diskusi keluar dari fokus/topik pembicaraan, serta menjaga agar semua peserta bisa menyampaikan pendapatnya. 3. Kelompok menuliskan butir-butir kesepakatan ke dalam kertas plano, atau pada meta plan yang ditempelkan pada kertas plano. c. Presentasi dan Diskusi- 1 (30 menit) 1. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kesepakatannya ( alternatif lain adalah melakukan kunjung karya: setiap kelompok memajang hasil kesepakatan kelompok, peserta dari kelompok lain melihat dan memberikan komentar/pertanyaan tertulis ) 2. Peserta memberi pendapat, saran, atau masukan. 3. Fasilitator mencatat hal-hal yang telah disepakati, dan juga hal-hal yang masih terdapat perbedaan pendapat antar peserta. d. Pleno-2: Membangun Kesepakatan (30 menit) 1. Fasilitator menyampaikan butir-butir yang telah disepakati (sesuai dengan ruang lingkup kebijakan yang didiskusikan) 2. Fasilitator mengajak peserta untuk mendiskusikan hal-hal yang belum disepakati. Usahakan semaksimal mungkin agar tercapai kesepakatan. e. Pleno-3: Penyusunan Rencana Tindak Lanjut (1 5 menit) 3. Perwakilan dari masing-masing kelompok secara bersama-sama membentuk tim perumus untuk menyepakati hasil draft kebijakan. Catatan: Penyusunan kebijakan merupakan sebuah proses yang memerlukan pengawalan, agar berjalan pada jalur yang semestinya. Oleh karenaPANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANitu, rangkaian lokakarya saja tidak cukup, harus dilengkapi dengan kegiatan pendampingan yang dilakukan secara terus-menerus. Yang disampaikan dalam bagian ini hanya proses fasilitasi penyusunan kebijakan dalam lokakarya.PANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKANBAB 4PENYUSUNAN KEBIJAKANFrekuensi lokakarya dan kegiatan pendampingan sangat tergantung pada dinamika proses penyusunan kebijakan. Yang disampaikan di atas merupakan fasilitasi pada tingkat yang minimal.Mengingat :PANDUAN PENGHITUNGANPENYUSUNAN KEBIJAKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN BAB 4Lampiran-2 Bab 4.CONTOH DRAFT PERATURANBUPATI SIDOARJO NOMOR ...TAHUN 2007 TENTANG PEMBIAYAAN PENDIDIKAN BUPATI SIDOARJOa. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 46 ayat (1) Undang Undang Menimbang : Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama Pemerintah, Pemerintah Daerah dan masyarakat; 0. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 62 ayat (1) Peratu ran Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pembiayaan Pendidikan terdiri atas Biaya Invesatasi, Biaya Operasi, dan Biaya Personal b. bahwa penetapan besarnya biaya operasional minimum bertujuan agar sekolah senantiasa memberikan layanan pendidikan yang optimal yang mengarah pada peningkatan mutu pendidikan di sekolah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut huruf a, b dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Standar Biaya Satuan Pendidikan; 1. Undang-Undang Nomor . . .tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingku ngan Provinsi Jawa Timur;PANDUAN PENGHITUNGAN BIAYA OPERASIONAL SATUAN PENDIDIKAN DAN PENYUSUNAN KEBIJAKAN BAB 4PENYUSUNAN KEBIJAKAN2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286 ) ; 3. Undang-Und