buku putih pengaderan
DESCRIPTION
Panduan atau rujukan pengaderanTRANSCRIPT
![Page 1: Buku Putih Pengaderan](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022072921/55cf8f4c550346703b9aeb94/html5/thumbnails/1.jpg)
BUKU PUTIH PENGKADERAN KEMA FK UNHAS
A. LANDASAN PENGKADERAN
Masa transisi yang sedang melanda bangsa Indonesia saat ini memberikan imbas kepada semua tingkat
strata sosial. Dari tingkat grassroot sampai dengan strata sosial paling tinggi, dalam hal ini para decision
maker. Bicara dalam konteks kemahasiswaan, efek dari masa transisi ini tak pelak telah merubah wajah
pergerakan mahasiswa Indonesia. Hal tersebut nampak dari pergolakan ide dan ragam isu yang diangkat
oleh kaum intelektual ini. Secara empiris memang mahasiswa masih menjadi garda terdepan dalam
mengusung wacana-wacana kekinian, baik seputar kebijakan pemerintah maupu campur tangan pihak
asing yang coba menyelipkan dan mengimplan ideologinya kedalam ideologi bangsa Indonesia yang saat
ini masih mengawang-awang. Tetapi hal yang empiris tersebut belum menjadi gambaran keseluruhan
dari entitas yang sedang disorot. Ibarat fenomena gunung es, pergerakan mahasiswa yang tampak
sekarang hanya dimotori oleh segelintir mahasiswa yang dengan lapang hati masih teguh memegang
ideologinya. Fenomena tersebut disebabkan beberapa pertimbangan, pertama: tidak adanya isu sentral
yang diangkat oleh pergerakan mahasiswa, kedua: Efek dari arus globalisasi membuat para akademisi
mulai mencari sebuah formula pendidikan, baik secara institusi maupun kurikulum, yang mampu
menghasilkan sarjana yang mampu berkompetensi dengan sarjana dari luar negeri. Sehingga
bermunculan trade mark baru tentang konsep sebuah pendidikan seperti pendidikan berbasis
kompetensi, dan lain sebagainya. Perubahan sistem pendidikan tersebut telah memaksa mahasiswa
untuk lebih berorientasi pada masalah seputar akademik saja, ketiga: pertumbuhan iklim ekonomi dan
politik yang tidak menunjukkan perubahan yang signifikan. Ironisnya lagi pada saat sebagian entitas
mahasiswa di suatu daerah sibuk mengusung isu-isu politiknya, di daerah lain sebagian mahasiswa sibuk
dengan banjir adrenalinnya yang termanifestasi dalam sebuah adu jotos yang membawa-bawa nama
institusi dan almamaternya. Seperti itukah wajah pergerakan mahasiswa sekarang? Tanpa maksud
meng-over generelasisasi-kan. Paling tidak itulah wajah pergerakan mahasiswa di sebuah Universitas
yang menyandang gelar terbesar di Indonesia Timur, Unhas dengan tetap mengusung semangat
primordialnya, cauvinismenya, hedoismenya, dan isme-isme lain.
Unhas sebagai entitas yang termaktub di dalam paragraf sebelumnya sedang mengalami masa resesi di
dalam kualitas maupun kualitasnya sebagai sebuah pergerakan mahasiswa. Hal tersebut didukung fakta
bahwa masih carut marutnya lembaga mahasiswa tingkat universitas sampai saat ini. Angin yang
![Page 2: Buku Putih Pengaderan](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022072921/55cf8f4c550346703b9aeb94/html5/thumbnails/2.jpg)
berhembus di lembaga tingkat fakultas pun setali tiga uang, berkutat di ranah kurangnya kader potensil
yang memilki sense of crisis.
KEMA FK UNHAS dengan segala seluk beluk kegiatan kemahasiswaan memberikan warna tersendiri pada
pola pergerakan mahasiswa di Universitas Hasanuddin. Kema merupakan sebuah entitas heterogen
dimana kader-kader penerus pergerakan mahasiswa di lingkup FK Unhas berkiprah meneruskan nafas
pergerakan mahasiswa. Sejak didirikannya lembaga ini diharapkan dapat mengakomodasi kebutuhan
mahasiswa, mengembangkan potensi kepemimpinan, manajerial, dan potensi lainnya. Konsep lembaga
yang ideal terus diramu dan terus dikonsep untuk menghasilkan sebuah formulasi konsep kelembagaan
yang ideal yang bisa mengakomodasi semua kebutuhan mahasiswa dalam mengembangkan potensi
kemahasiswaannya.
Tetapi apa yang terjadi dengan KEMA FK UNHAS sekarang? Ternyata cita-cita agung yang dicanangkan
para pendiri lembaga ini belum terealisasi. KEMA FK UNHAS sekarang justru cenderung mengalami
kemunduran. Baik kemunduran dalam sisi kualitas dan kuantitas kelembagaan tetapi juga kader-kader
potensil hasil out putnya. Kemunduran tersebut dapat terpetakan dalam beberapa fenomena yang
menyertai gerak lembaga tersebut antara lain : belum adanya konsep lembaga yang ideal yang menjadi
acuan untuk bergulirnya kegiatan kemahasiswaan didalamnya, sehingga konsep lembaga yang ada saat
ini hanya merupakan konsep lembaga yang sifatnya bongkar pasang dan tambal sulam tergantung dari
rezim kepemimpinan yang berkuasa. Tidak adanya benang merah antara satu kepengurusan dengan
kepengurusan selanjutnya juga merupakan salah satu faktor pemicu sehingga kepengurusan yang baru
terbentuk selalu akan terkuras energinya untuk memulai dari nol, coba membuat masalah baru sehingga
akhirnya akan masuk kedalam lubang yang sama. Kepengurusan yang baru tidak mencoba untuk
merunut kembali visi dan misi kepengurusan sebelumnya sehingga pada saat menghadapi masalah yang
sama mereka dapat menemukan jalan keluar yang lebih baik. Kendala tersebut akan berimbas pada hal
yang paling fundamental dalam sebuah organisasi, yakni sistem pengkaderan. Dengan tidak pastinya
iklim berlembaga, roda pengkaderan pun akan berjalan seiring dengan angin yang berhembus. Tidak
adanya format pengkaderan yang baku akan mengakibatkan lembaga tidak mampu untuk menghasilkan
kader-kader potensial penerus organisasi, kader yang memiliki sense of crisis dan kader yang memiliki
potensi untuk memimpin keluar dari krisis pergerakan yang terjadi. Selain tidak pastinya konsep
kelembagaan yang ideal, konsep kelembagaan yang coba untuk dirintis terlalu usang untuk diterapkan di
dalam lingkup Fakultas Kedokteran. Mengingat dasar profesi kita adalah kesehatan, seharusnyalah iklim
![Page 3: Buku Putih Pengaderan](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022072921/55cf8f4c550346703b9aeb94/html5/thumbnails/3.jpg)
kelembagaan yang coba dibangun lebih bersifat profesional berorientasi kedepan sesuai dengan disiplin
profesi kita.
Akibat buruk yang menimpa KEMA FK UNHAS ini secara langsung berimbas pada mahasiswa yang ada di
lingkup kerjanya. Mahasiswa cenderung tidak mempunyai komitmen untuk berlembaga, karena
lembaga yang mempunyai wewenang untuk itu tidak memiliki bargaining position dan nilai praktis yang
diharapkan dapat dimiliki oleh mahasiswa kedokteran yang berkecimpung di dalamnya. Sehingga social
cost yang ditimbulkan mahasiswa cenderung terhanyut dalam budaya-budaya komunal yang timbul dari
sebuah sistem yang materialistik, sehingga timbullah budaya-budaya hedonis yang akan menghasilkan
kegiatan kemahasiswaan yang sifatnya hura-hura. Efek tersebut diperparah dengan sistem pendidikan di
Unhas yang coba berorientasi pada pasar, pendidikan berbasis kompetensi, dan secara khusus
kurikulum pendidikan di kedokteran yang berubah yang menuntut mahasiswa kedokteran untuk lebih
intens dalam memperhatikan dan berkonsentrasi pada masalah akademik saja. Dan segala keterpurukan
tersebut maka semakin lebarlah jurang yang memisahkan antara dunia akademik dan dunia
kemahasiswaan.
KEMA FK UNHAS dalam peranannya sebagai wadah pengembangan diri dan perjuangan, dipandang
perlu melakukan usaha secara sadar dan terus menerus dalam membina kader-kader dalam suatu
sistem pengkaderan yang terencana, terarah, terpadu, sistematis dan berkesinambungan. Proses
pengkaderan yang dilakukan sangat ditentukan oleh pedoman pengkaderan, pengelola latihan, fasilitas
yang digunakan dan iklim yang kondusif bagi perkembangan kualitas kader, yakni iklim yang menghargai
prestasi individu, mendorong gairah belajar dan bekerja keras, merangsang dialog, dan interakasi
individu secara demokratis dan terbuka untuk membangun sikap kritis yang menumbuhkan pandangan
visioner dan merangsang timbulnya kepekaan dan kepedulian sosial.
Untuk memberikan panduan yang dilaksanakan dalam setiap pegkaderan KEMA FK UNHAS, maka
dipandang perlu untuk menyusun pedoman pengkaderan KEMA FK UNHAS sebagai strategi besar KEMA
FK UNHAS untuk menjawab kebutuhan dan tantangan organisasi sesuai dengan lingkungan sosial dan
budaya yang berlaku dalam konteks zamannya.
1. Landasan Pokok
1.1. Pancasila
1.2. UUD 1945
1.3. UU Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003
![Page 4: Buku Putih Pengaderan](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022072921/55cf8f4c550346703b9aeb94/html5/thumbnails/4.jpg)
1.4. Undang-undang Pendidikan Tinggi No 12 Tahun 2012
1.5. Statuta Universitas Hasanuddin
2. Landasan Konstitusional
2.1. AD ART KEMA FK UNHAS
3. Landasan Strategis Operasional
3.1. GBHO KEMA FK UNHAS
B. POKOK-POKOK PENGKADERAN
I. Pengertian
Dalam rangka memahami pengkaderan secara komprehensif dan terpadu, maka diperlukan adanya
kesepahaman pengertian mengenai istilah-istilah pengkaderan.
a. Kader adalah anggota KEMA FK UH yang telah berproses dalam pengkaderan organisasi KEMA FK
UH.
b. Pengkaderan adalah usaha persiapan dan pembentukan kader.
c. Sistem Pengkaderan adalah keseluruhan komponen pengkaderan yang memiliki keterkaitan dan
dilaksanakan secara sadar, terencana, tearah dan terpadu, sistematis, dan berkesinambungan.
d. Manajemen Pengkaderan adalah proses pengelolaan sumber daya kader dan sumber daya
organisasi secara efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan organisasi.
e. Mekanisme Pengkaderan adalah tahapan proses dalam melaksanakan kegiatan pengkaderan.
f. Asas adalah prinsip-prinsip tertentu yang dijadikan pegangan dalam pelaksanaan pengkaderan
g. Kurikulum adalah seperangkat program penunjang yang meliputi materi, metode, dan evaluasi
dalam setiap komponen pengkaderan secara sistematis.
h. Jadwal adalah rangkaian penyampaian materi secara berurutan dalam satuan waktu
i. Fasilitas adalah segala kemudahan yang bersifat material berupa sarana dan prasarana untuk
mendukung proses pengkaderan
j. Fasilitator adalah kader yang berperan sebagai aktor pengelola dalam pengkaderan (SC maupun
pendamping).
k. Pengorganisasian adalah penyelenggaraan pengkaderan dalam satu kesatuan organisasi dalam hal
ini SC dan OC
l. Metode adalah cara kerja yang teratur, terencana dan memiliki arah/tujuan yang jelas
![Page 5: Buku Putih Pengaderan](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022072921/55cf8f4c550346703b9aeb94/html5/thumbnails/5.jpg)
m. Instrumen adalah seperangkat media atau alat bantu yang dipergunakan dalam kegiatan
pengkaderan
n. Proses adalah tahapan kegiatan yang terencana, terpadu, terarah dan berkesinambungan dari awal
hingga akhir
o. Lingkungan adalah situasi dan kondisi dimana kegiatan pengkaderan dilaksanakan.
II. Tujuan Pengkaderan
Tujuan pengkaderan adalah membina kader-kader KEMA FK UNHAS yang berkualitas yang akan
mewujudkan tujuan KEMA FK UNHAS.
III. Fungsi Pengkaderan
Fungsi pengkaderan adalah sebagai motor penggerak organisasi yang akan mendorong lahirnya usaha-
usaha yang terencana, sistematis, terarah, terpadu, dan berkelanjutan untuk mencapai tujuan
pengkaderan pada khususnya dan tujuan KEMA FK UNHAS pada umumnya.
IV. Asas Pengkaderan
Asas pengkaderan adalah perinsip-prinsip dasar yang menjiwai pelaksanaan pengkaderan. Prinsip
tersebut yaitu :
1) Asas keimanan dan ketakwaan yaitu setiap proses pengkaderan dapat meningkatkan keimanan dan
ketakwaan kepada Tuhan yang Maha Esa.
2) Asas persaudaraan yaitu pengkaderan mampu memperkuat ikatan persaudaran dan keberasamaan
antar kader.
3) Asas kemanusian yaitu pengkaderan memberikan manfaat langsung maupun tidak langsung
terhadap kehidupan masyarakat.
4) Asas kemandirian yaitu pengkaderan menciptakan kondisi yang dinamis untuk melahirkan kader-
kader yang mandiri dalam berpikir, bersikap, maupun dalam bertindak.
5) Asas pembelajaran yaitu pengkaderan dijadikan sebagai wadah pembelajaran bagi para kader.
6) Asas keteladanan yaitu pengkaderan harus memperhatikan aspek-aspek keteladanan sebagai faktor
penting dalam proses pengkaderan.
7) Asas fleksibel yaitu pengkaderan dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan atau metode yang
kreatif dan inovatif selama tidak menyimpang dari tujuan KEMA FK UNHAS.
![Page 6: Buku Putih Pengaderan](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022072921/55cf8f4c550346703b9aeb94/html5/thumbnails/6.jpg)
V. Muatan pengkaderan
Muatan pengkaderan adalah isi/nilai yang ingin disosialisasikan atau diinternalisasikan dalam proses
pengkaderan. Muatan pengkaderan ini tidak bersifat membatasi tetapi memberikan arahan
pengembangan sumber daya kader dan kelembagaan secara menyeluruh. Beberapa muatan/nilai
tersebut adalah :
a. Spritualitas yaitu setiap jenjang pengkaderan senantiasa mengikutsertakan penguatan aspek
ketuhanan sehingga akan tercipta kader yang memiliki kualitas keagamaan yang baik.
b. Humanitas yaitu kader dapat menyadari dan memahami etika pergaulan dan menjunjung tinggi nilai
moral yang ada dalam lingkungannya.
c. Intelektualitas yaitu aspek dalam pembentukan mental kader yang mampu bersikap kritis, rasional,
logis dan objektif dalam menyikapi fenomena yang terjadi pada lingkungan sekitarnya.
d. Kepemimpinan, terdiri dari beberapa unsur :
a) Tanggung jawab, kader dalam menjalankan aktivitas kesehariannya dilandasi rasa penuh
tanggung jawab akan hak dan kewajibannya.
b) Loyalitas, kader memiliki rasa pengabdian yang tinggi dan rasa kepemilikan terhadap lembaga
kemahasiswaan.
c) Profesionalisme, kader memiliki jiwa profesional serta dapat mengembangkan sikap profesional
baik kegiatan-kegiatan organisasi maupun dalam kehidupan sehari-hari,
d) Integritas, kader mampu mengaktualisasikan dan menyelaraskan antara pemikirannya dengan
sikap kesehariannya.
e) Kemandirian, kader dapat mengembangkan sikap yang mandiri, tidak tergantung pada pihak
tertentu, sehingga tetap terjaga idealisme dan independensinya.
e. Kemahasiswaan, kader dapat memahami identitas dan nilai-nilai kemahasiswaan secara integral dan
holistik. Sadar akan tanggung jawab, peran dan fungsi, serta hak dan kewajibannya sebagai
mahasiswa.
f. Kelembagaan, pengkaderan memberikan pemahaman mengenai urgensi lembaga kemahasiswaan
pada umumnya dan KEMA FK-Unhas pada khususnya.
VI. Aspek Pengembangan Pengkaderan
Aspek-aspek yang menjadi sasaran dalam pengembagan peserta di dalam pelaksanaan pengkaderan
pada umumnya meliputi tiga aspek :
![Page 7: Buku Putih Pengaderan](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022072921/55cf8f4c550346703b9aeb94/html5/thumbnails/7.jpg)
a. Kognitif
Aspek nalar atau intelektualitas, antara lain : kecerdasan berpikir, ketajaman pengamatan,
ketepatan analisa, kepekaan, kemampuan kritis dan lainnya
Aspek penguasaan pengetahuan dan informasi, antara lain : keluasan wawasan, perbendaharaan
ilmu keagamaan, kedokteran, keorganisasian dan ilmu pengetahuan lainnya
b. Afektif
Aspek kejiwaan dan watak, antara lain : semangat, motivasi, kesungguhan, keberanian, kesadaran,
kepedulian, tanggung jawab dan aspek sikap mental lainnya
Aspek tingkah laku atau tindakan sehari-hari, antara lain : moral etika dalam perkataan dan
perbuatan, hubungan antar sesama, sopan santun, kedisiplinan, dan lain-lain
c. Psikomotorik
Aspek kecakapan atau keterampilan (skill), antara lain : keterampilan memimpin, berkomunikasi,
memecahkan masalah, meneliti, menulis, sirkumsisi dan keterampilan yang bersifat teknis lainnya
VII. Kualitas Mahasiswa Ideal
Kualitas mahasiswa ideal KEMA FK UNHAS adalah harapan yang ingin diwujudkan dalam pribadi anggota
KEMA FK UNHAS yang mampu melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam rangka perwujudan cita-
cita organisasi.
Kualitas tersebut merupakan turunan atau derivasi dan tujuan KEMA FK UNHAS sebagai mana yang
tercantum dalam pasal 11 Anggaran Dasar KEMA FK UNHAS yaitu ”Mewujudkan tujuan pendidikan
nasional dan Tri Darma perguruan tinggi”. Yang terpaparkan sebagai berikut :
a. Kualitas mahasiswa yang ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa
1. Memiliki rasa empati pada persoalan-persoalan bangsa namun tidak bersifat reaktif tanpa
pertimbangan.
2. Mengambil peran aktif dalam bidang kedokteran untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
3. Kritis terhadap setiap langkah atau keadaan yang berlawanan dengan usaha mencerdaskan
kehidupan bangsa.
4. Sadar akan kedudukan sebagai kaum intelektual yang harus melakukan tugas-tugas
kemanusiaan.
![Page 8: Buku Putih Pengaderan](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022072921/55cf8f4c550346703b9aeb94/html5/thumbnails/8.jpg)
b. Kualitas mahasiswa terpelajar
1. Berpendidikan tinggi, berpengetahuan luas, berpikir rasional, objektif dan kreatif.
2. Memiliki kemampuan teoritis dan bersikap penuh kesadaran dalam menghadapi lingkungannya.
3. Memiliki kemampuan dalam bidang ilmu kedokteran baik secara teoritis maupun teknis serta
sanggup bekerja secara ilmiah.
c. Kualitas mahasiswa pembaru
1. Sanggup melihat kemungkinan-kemungkinan lain yang lebih dari apa yang telah ada dan
bergairah untuk menciptakan bentuk-bentuk baru yang lebih baik. Penuh dengan gagasan-
gagasan kemajuan dan selalu mencari perbaikan maupun pembaruan.
2. Bersifat independen dan terbuka sehingga potensi kreatifnya dapat berkembang.
d. Kualitas mahasiswa pengabdi masyarakat
1. Ikhlas bekerja demi kepentingan masyarakat.
2. Sadar membawa tugas mahasiswa pengabdi masyarakat, sehingga tidak hanya membuat dirinya
lebih baik tetapi juga membuat kondisi sekelilingnya menjadi baik.
3. Bersungguh-sungguh mewujudkan cita-cita dan ikhlas mengamalkan ilmunnya untuk
kepentingan sesamanya.
C. ARAH DAN KURIKULUM PENGKADERAN
I. Arah Pengkaderan
Arah pengkaderan adalah suatu pedoman pelaksanaan proses peningkatan kapasitas kader secara
sistematis dan bertahap. Arah pengkaderan ini sangat erat kaitannya tujuan Kema FK Unhas dalam
usaha pencapaian tujuan pendidikan nasional dan tri dharma perguruan tinggi, minimal sebagai proses
regenerasi pengurus kelembagaan di tingkatan Kema FK Unhas. Pengkaderan ini diwujudkan dalam
kegiatan pengkaderan formal dengan konsepsi berjenjang, pengkaderan non formal, dan pengkaderan
informal.
1. Jenis-jenis pengkaderan
1.1. Pengkaderan Formal
Pengkaderan formal adalah pelatihan berjenjang yang diikuti oleh anggota dan setiap jenjang
merupakan prasyarat untuk mengikuti jenjang berikutnya. Jenjang pengkaderan formal KEMA FK Unhas
![Page 9: Buku Putih Pengaderan](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022072921/55cf8f4c550346703b9aeb94/html5/thumbnails/9.jpg)
secara berurutan terdiri dari : Orientasi Pengenalan Kampus, Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa
Tingkat Dasar, Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Tingkat Mengengah, dan Pelatihan Kepemimpinan
Mahasiswa Tingkat Lanjut. Khusus untuk Orientasi Pengenalan Kampus dan Pelatihan Kepemimpinan
Tingkat Dasar, sifat partisipasi Anggota Kema FK Unhas ialah wajib.
1.2. Pengkaderan Nonformal
Pengkaderan Nonformal adalah pengkaderan yang dilakukan diluar pengkaderan formal dan
diselenggarakan secara terstruktur dan tersistematis. Bentuk pengkaderan tidak berjenjang dan sifatnya
adalah pilihan bagi anggota Kema FK Unhas. Pengkaderan ini terdiri dari : Pelatihan Badan Khusus,
Upgrading Kepengurusan, Pelatihan Jurnalistik, Pelatihan Riset, Upgrading Kesekretariatan, Pelatihan
Demokrasi, Pelatihan Keperempuanan, Pelatihan Pengananan Gawat Darurat, Pelatihan Pengelolaan
Uang, dan lain-lain.
1.3. Pengkaderan Informal
Pengkaderan Informal adalah proses pengkaderan yang dijalankan secara proses alamiah melalui
interaksi khusus antar orang, atau antar orang terhadap kelompok, tanpa dibatasi waktu dan tempat.
2. Tujuan Pengkaderan
Tujuan Pengkaderan dimaksudkan sebagai rumusan sikap, pengetahuan atau kemampuan yang dimiliki
anggota KEMA FK Unhas setelah mengikuti jenjang pelatihan tertentu. Tujuan pengkaderan pada
pengkaderan formal dibuat secara bertahap sesuai dengan jenjang yang ada.
2.1. Tujuan Pengkaderan Formal
2.1.2 Orientasi Pengenalan kampus
“mengenalkan mahasiswa akan dunia kampus dan keorganisasian di tingkatan Kema FK Unhas dan
Fakultas Kedokteran Unhas, memahami hak dan kewajiban mahasiswa, memiliki keterampilan dasar
mahasiswa, memahami urgensi berorganisasi serta tanggung jawab kelompok sosial intelektual
mahasiswa dalam masyarakat dan bernegara”
2.1.2. Pelatihan Kepemimpinan Tingkat Dasar
“terpahaminya dasar-dasar keorganisasian kepemimpinan, memiliki kerangka berpikir yang baik hingga
mencapai kesadaran kritis transformatif, memiliki keterampilan dasar riset akademis, memiliki kekuatan
![Page 10: Buku Putih Pengaderan](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022072921/55cf8f4c550346703b9aeb94/html5/thumbnails/10.jpg)
moral kepedulian dan tanggung jawab sosial, memahami etika moralitas, dan memiliki kesadaran
demokratis kewarganegaraan serta memahami wawasan dasar kebangsaan dan kesehatan bangsa ”
2.1.3. Pelatihan Kapemimpinan Tingkat Menengah
“terbinanya pemimpin agar memiliki kapasitas analisis yang tajam dan mendasar, pengembangan
manajerial keorganisasian tingkat lanjut, strategi taktik ideologi politik gerakan, dan pengorganisiran
rakyat”
2.1.4. Pelatihan Kepemimpinan Tingkat Lanjut
”terbinanya pemimpin yang memahami sejarah gerak peradaban manusia hingga menjadi intelektual
public sekaligus negarawan yang mampu menciptakan gagasan kebangsaan dan kemasyarakatan serta
mampu mentrasformasikannya dalam gerak perubahan sosial”
2.2. Tujuan Pengkaderan Nonformal
“Terbinanya mahasiswa dalam rangka meningkatkan kemampuan intelektualitas dan keterampilan
individu secara khusus dalam konteks dinamika kelembagaan mahasiswa”
1. Pengkaderan Formal
1.1. Masa Orientasi Pengenalan Kampus
Dalam masa Orientasi Pengenalan Kampus secara materi pengkaderan disampaikan secara berkelindan
dengan metodologi, nilai-nilai keutamaan dan evaluasi sebagai berikut :
Nilai-nilai keutamaan yang melingkupi seluruh prosesi yaitu :
- Keutamaan Solidaritas
- Keutamaan Akal
- Keutamaan Spiritual
- Keutamaan Etika
- Keutamaan Ketangguhan
1.2. Masa Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Tingkat Dasar
Dalam masa Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Tingkat Dasar materi pengkaderan disampaikan
secara berkelindan dengan metodologi, nilai-nilai keutamaan dan evaluasi sebagai berikut :
Nilai-nilai keutamaan yang melingkupi seluruh prosesi yaitu :
![Page 11: Buku Putih Pengaderan](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022072921/55cf8f4c550346703b9aeb94/html5/thumbnails/11.jpg)
- Keutamaan Solidaritas
- Keutamaan Kedisiplinan
- Keutamaan Keberanian
- Keutamaan Kepedulian Sosial
- Keutamaan Tanggung Jawab
- Keutamaan siri’ na pace
1.3. Materi Pelatihan kepemimpinan mahasiswa tingkat menengah
Dalam masa Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Tingkat Menengah materi pengkaderan disampaikan
secara berkelindan dengan metodologi, nilai-nilai keutamaan dan evaluasi sebagai berikut :
Nilai-nilai keutamaan yang melingkupi seluruh prosesi yaitu :
- Keutamaan Kebebasan
- Keutamaan Moralitas
- Keutamaan Kesetaraan
- Keutamaan Kreativitas
- Keutamaan Ketangguhan
2. Pengkaderan Non-Formal
Untuk kurikulum pengkaderan nonformal diserahkan kepada Badan Eksekutif Mahasiswa dalam
pembuatan dan pelaksanaan. Kurikulum pengkaderan Badan Khusus dikonsepkan secara mandiri oleh
Badan Khusus masing-masing.
D. MEKANISME PENGELOLAAN PENGKADERAN
1. Pendahuluan
Pengkaderan sebagai tiang regenerasi pengurus kelembagaan juga sebagai pendidikan alternatif akan
pembentuk karakter mahasiswa maka dibutuhkan kekuatan pengurus kelembagaan dalam
mewujudkannya. Perlu ada pembagian kerja secara professional untuk menunjang kekuatan organisasi,
sehingga unsur yang terlibat menjadi semakin sinergis dan konstruktif demi pembentukan karakter yang
![Page 12: Buku Putih Pengaderan](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022072921/55cf8f4c550346703b9aeb94/html5/thumbnails/12.jpg)
ideal. Karena itu diperlukan adanya aturan tentang prosedur dan administrasi latihan, untuk mencapai
tujuan bersama. Namun bukan berarti pengkaderan terjebak dalam lingkup proseduralisme
2. Unsur-unsur
a. Badan Eksekutif Mahasiswa
Badan Eksekutif Mahasiswa sebagai penanggungjawab seluruh pengkaderan dan pengelolaan kebijakan
perkaderan KEMA FK Unhas. Juga berwenang untuk menyelenggarakan pelatihan bagi fasilitator
pengkaderan. Badan kordinasi
b. Badan Perwakilan Mahasiswa
Badan perwakilan mahasiswa sebagai pengawas pelaksanaan pengkaderan oleh Badan Eksekutif
Mahasiswa. Memiliki hak sesuai dengan yang termaktub dalam AD/ART
c. Pemateri
Pemateri adalah akademisi atau praktisi yang memiliki pemahaman yang kuat akan materi yang
disampaikan. Khusus orientasi pengenalan kampus dan pelatihan kepemimpinan mahasiswa tingkat
dasar diutamakan pemateri dari alumni Fakultas Kedokteran Unhas atau minimal warga Kema yang
sudah mengikuti Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Tingkat Menengah Fakultas Kedokteran Unhas
d. Steering Committee (SC)
Warga Kema Fk Unhas yang diserahi tugas untuk mengkonsep kegiatan dan mengarahkan pelaksanaan
pelatihan secara tidak langsung. Pemilihan SC wajib mempertimbangkan perimbangan gender.
Kualifikasi minimal untuk jenjang pengkaderan formal sebagai berikut :
1. orientasi pengenalan kampus ialah mahasiswa angkatan tahun ketiga akademik di fakultas
kedokteran,
2. Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Tingkat Dasar ialah mahasiswa angkatan tahun ketiga
akademik dan telah melulusi pelatihan kepemimpinan mahasiswa tingkat menengah,
![Page 13: Buku Putih Pengaderan](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022072921/55cf8f4c550346703b9aeb94/html5/thumbnails/13.jpg)
3. Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Tingkat Menengah ialah mahasiswa angkatan tahun
keempat akademik dan telah melulusi pelatihan kepemimpinan mahasiswa tingkat menengah
4. Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Tingkat Lanjut ialah mahasiswa angkatan tahun kelima
akademik dan telah melulusi pelatihan kepemimpinan mahasiswa tingkat menengah
e. Fasilitator
Warga Kema FK Unhas yang diserahi tugas untuk memimpin, mengawasi, menginspirasi, dan
mengarahkan peserta latihan secara langsung. Pemilihan SC wajib mempertimbangkan perimbangan
gender. Kualifikasi minimal untuk jenjang pengkaderan formal sebagai berikut :
1. orientasi pengenalan kampus ialah mahasiswa angkatan tahun ketiga akademik dan telah
mengikuti pelatihan fasilitator mahasiswa
2. Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Tingkat Dasar ialah mahasiswa angkatan tahun ketiga
akademik dan telah mengikuti pelatihan fasilitator mahasiswa
3. Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Tingkat Menengah ialah mahasiswa angkatan tahun
keempat akademik, telah melulusi pelatihan fasilitator mahasiswa dan telah melulusi pelatihan
kepemimpinan mahasiswa tingkat menengah
4. Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Tingkat Lanjut ialah mahasiswa angkatan tahun kelima
akademik, telah melulusi pelatihan fasilitator mahasiswa dan telah melulusi pelatihan
kepemimpinan mahasiswa tingkat menengah
e. Organizing Committee
Sebagai penyelenggara yang bertugas dan bertanggungjawab terhadap segala hal yang berhubungan
dengan teknis penyelenggara latihan. Kualifikasi minimal untuk jenjang pengkaderan formal sebagai
berikut :
1. Orientasi pengenalan kampus ialah mahasiswa angkatan tahun ketiga akademik
2. Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Tingkat Dasar ialah mahasiswa angkatan tahun kedua
akademik
3. Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Tingkat Menengah ialah mahasiswa angkatan tahun
pertama akademik
4. Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Tingkat Lanjut ialah mahasiswa angkatan tahun pertama
akademik
![Page 14: Buku Putih Pengaderan](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022072921/55cf8f4c550346703b9aeb94/html5/thumbnails/14.jpg)
f. Peserta Pelatihan
Peserta adalah bibit yang diharapkan dapat berkembang menjadi kader Kema FK Unhas yang berhasil.
Kualifikasi minimal untuk jenjang pengkaderan formal sebagai berikut :
1. Orientasi pengenalan kampus ialah mahasiswa angkatan tahun pertama akademik
2. Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Tingkat Dasar ialah mahasiswa angkatan tahun pertama
akademik
3. Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Tingkat Menengah ialah mahasiswa angkatan tahun kedua
akademik
4. Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Tingkat Lanjut ialah mahasiswa angkatan tahun ketiga
akademik
3. Mekanisme Pengelolaan
- Badan Eksekutif Mahasiswa mengeluarkan surat keputusan membentuk Organizaing Comitee,
Steering Commitee dan Fasilitator paling lambat dua bulan sebelum pelaksanaan kegiatan.
- Steering Committee menyelenggarakan brainstorming konsep dengan badan khusus dan warga
kema FK Unhas paling lambat satu setengah sebelum pelaksanaan kegiatan.
- Badan Eksekutif Mahasiswa mempresentasikan konsep perencanaan terhadap Badan Perwakilan
Mahasiswa paling lambat satu bulan sebelum pelaksanaan kegiatan.
- Badan Eksekutif Mahasiswa mensosialisasikan perencanaan kegiatan kepada warga kema FK Unhas
paling lambat satu minggu sebelum pelaksanaan kegiatan.
- Badan Eksekutif Mahasiswa mempresentasikan laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan paling lambat
satu bulan setelah pelaksaan kegiatan berakhir.
E. PENUTUP
Demikianlah gambaran umum tentang pengkaderan KEMA FKUH yang dirangkum dalam Buku Putih
Pengkaderan Keluarga Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unhas. Sesungguhnya keseluruhan konsep
pemikiran yang terdapat dalam Pedoman Baku Pengkaderan Keluarga Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Unhas ini tidak akan berguna dan pasti tidak akan berhasil jika semua komponen keluarga KEMA FK
UNHAS tidak memberikan dukungannya. Oleh karena itu, diharapkan warga KEMA FK UNHAS khususnya
para pengurus Lembaga Kemahasiswaan dapat memberikan perhatian yang lebih terhadap pengkaderan
saat ini sampai pada masa yang akan datang.