bukusejarahsistemkeuangan
TRANSCRIPT
BUKU II SEJARAH SISTEM KEUANGAN
KARYA : HERI WIYONO SUMBER : http://bukumonyet.blogspot.com/p/blog-page.html
Sistem Keuangan Global :
Penipuan, Fraud & Scam Terbesar Sepanjang Sejarah Manusia....
1. Perjalanan Sejarah Uang
Sejarah singkat tentang uang, mata uang, & Bank
2. Perjalanan Sejarah US Dollar
US dollar : from “gold certificate” to “bond certificate”
Fraud & scam ala The Federal Reserve Bank
3. Perjalanan Sejarah Rupiah
Rupiah, BI, & Indonesia : dari, oleh, dan untuk Bankir
4. Reformasi Sistem Keuangan
Sistem uang bantuan MMM, konsep reformasi sistem keuangan yang paling unik
SISTEM KEUANGAN GLOBAL : PENIPUAN, FRAUD & SCAM
TERBESAR SEPANJANG SEJARAH MANUSIA....
Bagi anda yang terbiasa bermain Bisnis Online, Investasi Online, ataupun HYIP
(High Yield Investment Program) tentulah tidak asing dengan istilah “FRAUD” &
“SCAM”.... :-)
Ya... FRAUD & SCAM adalah 2 istilah yang identik dengan PENIPUAN. Hanya
saja SCAM lebih spesifik lagi..., SCAM merupakan penipuan yang sistematis
untuk merampas kekayaan orang lain secara masal... Kira2 seperti itu lah.... :-)
Ok...
Di dunia saat ini, dalam suatu negara, bisa dipastikan ada 2 pemegang kekuasaan,
yaitu....
1. PEMERINTAH, sebagai otoritas yang memegang kekuasaan Pemerintahan dan
membuat peraturan serta UU.
2. BANK SENTRAL, sebagai otoritas yang memegang kekuasaan moneter.
Satu2nya kekuasaan yang mempunyai hak istimewa untuk ngeprint UANG
KERTAS di suatu negara.
Namun, selama ini kita hanya mendapatkan pendidikan tentang SISTEM
PEMERINTAHAN... Tidak pernah ada pendidikan yang membahas tentang
SISTEM KEUANGAN. Tidak ada materi pendidikan yang membahas tentang
sejarah uang, bagaimana proses uang diciptakan & seperti apakah cara kerja
sistem keuangan selama ini...?
Dalam hubungannya dengan uang, pendidikan yang kita dapat selama ini hanyalah
tentang bekerja atau menganggur, kaya atau miskin, dan ujung2nya hanyalah
kapitalis atau sosialis.... Tapi dimanakah pelajaran tentang uang itu sendiri...?
Mengapa selama ini tidak pernah ada pelajaran tentang sistem keuangan...?
Padahal sistem keuangan adalah sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan
Masyarakat yang semakin maju ini..., tapi mengapa selama ini tidak ada kurikulum
pendidikan tentang sistem keuangan...? Mengapa tidak ada pelajaran tentang
sejarah keuangan, proses penciptaan uang, serta cara kerja sistem keuangan...?
Apakah pihak berwenang lupa untuk membuat kurikulumnya...? Atau justru
memang ada unsur kesengajaan untuk tidak membuatnya, agar Masyarakat tidak
tahu menahu tentang sistem keuangan...?
Saya rasa, tidak mungkin jika pihak berwenang lupa untuk membuatnya... Lantas
mengapa selama ini tidak ada kurikulumnya...?
Seorang ahli ekonomi & analis geopolitik, penulis “Currency Wars - The Making of
The Next Global Crisis”, James G Rickards pernah mengatakan...
“... yang menjadi masalah adalah Masyarakat tidak tahu & tidak paham tentang
sistem keuangan standard emas. Untuk suatu alasan, sistem keuangan dihapus
dari kurikulum sejak 35 tahun yang lalu. Kita berada dalam 2 generasi akademis
dan sarjana yang tidak pernah mempelajari tentang emas (sistem keuangan
standard emas), kecuali jika anda adalah seorang ahli sejarah ekonomi &
mempelajarinya.
Saat saya masih di universitas, bahkan saat sudah lulus dari fakultas ekonomi,
kita masih berada dalam sistem keuangan standard emas yang cukup fair. Namun
saat IMF mulai berdiri, anda bisa lihat bagaimana mereka membiayai suatu
negara dan mereka tidak menggunakan standard emas lagi sebagai capital,
padahal emas adalah capital tersebut. Anda harus memahami peran emas dalam
sistem keuangan yang sudah dihilangkan IMF.
Setelah Nixon menyatakan keluar dari sistem keuangan standard emas di tahun
1971. Maka lulusan2 baru setelah itu, mereka tidak memahami emas. Mereka
pikir ini hanya lelucon, mereka pikir emas hanyalah komoditas perdagangan.
Mereka tidak mengerti bahwa bagian terpenting dari sistem keuangan telah
hilang....”
Dan jawabannya adalah...
TERNYATA SISTEM KEUANGAN GLOBAL YANG DIGUNAKAN SAAT INI
ADALAH SUATU FRAUD & SCAM TERBESAR SEPANJANG SEJARAH
MANUSIA...!!!
Ya.... sebenarnya sistem keuangan global yang menciptakan uang berdasarkan
pada sistem riba uang hutang perbankan ini adalah....
- FRAUD & SCAM TERBESAR SEPANJANG SEJARAH
- SKEMA PONZI/PIRAMIDA YANG MERUGIKAN MASYARAKAT
- PENJAJAHAN/PERBUDAKAN MODERN
- PERAMPOKAN MASAL YANG DILEGALKAN
Dan para penguasa, tidak ingin Masyarakat mengetahuinya.... Karena jika
Masyarakat mengetahuinya, maka....
"Sangatlah menguntungkan, karena Masyarakat tidak mengerti sistem perbankan
dan keuangan kita. Karena jika mereka tahu,
saya yakin akan terjadi revolusi sebelum besok pagi."
(Henry Ford, Ford Motor Company)
Ya.... saya yakin, jika anda memahami cara kerja sistem keuangan global &
perbankan saat ini, anda pasti menginginkan revolusi sistem keuangan
tersebut....!!!
Sistem riba uang hutang ini diciptakan sekitar 3 abad yang lalu. Ketika Bank of
England didirikan untuk pertama kalinya pada tahun 1694 dan memberikan
pinjaman dengan fractional reserve 1 : 2 atas emas yang mereka simpan. Rasio
tersebut hanyalah permulaan, karena sistem riba uang hutang sekarang telah
mendunia, menciptakan uang tanpa batas dari ketiadaan, dan hampir semua orang
di planet ini terikat oleh hutang abadi yang tak kan pernah lunas....
Dan sistem riba uang hutang ini terus mereka kembangkan sesuai dengan
kemajuan teknologi, demi keserakahan mereka....
Sebagaimana kita tahu, uang memang tidak tumbuh dari tanaman dan tidak turun
dari langit begitu saja, akan tetapi sebenarnya perbankan modern menciptakan
uang jauh lebih cepat dari pada tumbuhnya tanaman dan turunnya hujan...
Selama ini, sebagian besar Masyarakat tidak tahu menahu bagaimana proses uang
diciptakan. Dan para ahli ekonomi serta Bankir pun membuatnya seolah-olah
rumit, sehingga sebagian besar Masyarakat berpikir bahwa mereka tidak bisa
memahami proses penciptaan uang tersebut...
Untuk itu, marilah kita lihat proses penciptaan uang tersebut secara gamblang,
sehingga anda bisa melihat fraud & scam yang terjadi selama ini, dan anda akan
tahu bagaimana semua itu mempengaruhi kehidupan kita semua selama ini...
Karena sesungguhnya...
SAAT INI SETIAP MASYARAKAT MODERN/NEGARA MENCIPTAKAN
UANG DENGAN CARA YANG SAMA. YAITU MENGGUNAKAN SKEMA
SISTEM RIBA UANG HUTANG PERBANKAN.
Sekaranglah waktunya bagi kita untuk memahami suatu sistem yang paling
bertanggung jawab atas berbagai kesenjangan & ketidakadilan bahkan perang
yang terjadi di dunia selama ini...
Belum pernah sebelumnya terjadi dalam sejarah manusia ada begitu banyak
orang dimanipulasi, dikendalikan, & secara legal dirampok oleh sekelompok kecil
orang, dan itu semua dilakukan melalui suatu sistem FRAUD & SCAM TERBESAR
SEPANJANG SEJARAH ini...
Untuk memahami hal itu, marilah kita perhatikan 4 hal berikut ini...
1. Perjalanan sejarah uang
Sejarah singkat tentang uang, mata uang, & Bank
2. Perjalanan sejarah US Dollar
US dollar : from “gold certificate” to “bond certificate”
Fraud & scam ala The Federal Reserve Bank
3. Perjalanan sejarah Rupiah
Rupiah, BI, & Indonesia : dari, oleh, dan untuk Bankir
4. Reformasi sistem keuangan
Sistem uang bantuan MMM, konsep reformasi sistem keuangan yang paling unik
Sebelumnya, mohon maaf jika pembahasan kali ini cukup panjang.... Jadi, jika
tidak selesai dalam sekali baca, jangan sungkan untuk melanjutkannya di lain
waktu... Apalagi jika pembahasan tentang sistem keuangan adahal hal yang baru
bagi anda.... :-)
Ok...!
Sekarang, mari kita pahami satu persatu
1. PERJALANAN SEJARAH UANG
Dahulu, sebelum ditemukan uang, manusia melakukan barter/ tukar menukar barang
secara langsung. Lalu manusia mulai melakukan “barter tidak langsung” menggunakan
berbagai alat tukar untuk mempermudah pertukaran barang. Berbagai barang langka dan
unik digunakan sebagai alat tukar, seperti batu yang langka, gigi buaya, kerang, garam,
bahkan bulu elang sekalipun pernah digunakan sebagai alat tukar...
Dan konsep barang langka sebagai “penyimpan nilai/harga” masih berlaku sampai
sekarang, seperti pada berlian dan berbagai perhiasan yang kita ketahui saat ini.
Seiring dengan berjalannya waktu & berkembangnya peradaban, emas mulai menjadi alat
tukar yang dominan, karena sifat2 yang dimilikinya. Emas merupakan logam yang langka,
mudah dibentuk, awet, dan tahan karat.
Sekitar 680 – 630 SM, di Lydia (sebuah kerajaan di Asia Minor di daerah Turki), emas
mulai dicetak menjadi koin dengan standar ukuran & berat yang sama. Sejak saat itu,
“KOIN EMAS” yang digunakan sebagai alat tukar mulai disebut sebagai
“MONEY/UANG”.
Dengan teknologi yang ada saat itu, setiap koin dibuat dengan ukuran dan berat yang
sama, sehingga mudah dipertukarkan dan mempunyai nilai yang sama dimanapun. Koin
emas mulai menjadi sangat berguna sebagai alat ukur & alat tukar. Manusia pun mulai
bisa mengukur harga barang dan jasa dengan sejumlah koin emas.
Seiring dengan berkembangnya peradaban dan perdagangan internasional. Maka
membawa uang dalam bentuk koin emas dalam jumlah yang banyak sangat merepotkan.
Lalu muncullah “BANK” yang memberikan jasa untuk menyimpan koin emas kemudian
memberikan “nota/ surat klaim/ sertifikat” atas penyimpanan sejumlah koin emas yang
dimiliki oleh seseorang pada Bank tersebut.
Kemudian kertas nota/ sertifikat tersebut justru sering dipergunakan sebagai alat
tukar layaknya emas itu sendiri. Bahkan lebih mudah dan nyaman, karena ringan dan
tidak perlu menghitung satu persatu seperti jika bertransaksi dengan koin. Lalu kertas
sertifikat itu disebut sebagai “CURRENCY/MATA UANG”.
Pada perkembangan berikutnya, Bank mulai menyimpan koin emasnya sendiri dan
menerbitkan sertifikat atas emas tersebut lalu meminjamkannya & menarik bunga.
Sehingga Bank tidak hanya mendapatkan pemasukan dari biaya penitipan koin emas,
tetapi juga mendapatkan keuntungan dari bunga atas pinjaman sertifikat emas mereka.
Sekitar tahun 1800an, Bank mulai menawarkan fasilitas simpanan terhadap sertifikat
emas/ mata uang kertas, yang kemudian berkembang menjadi demand deposit (simpanan
yang bisa diambil sewaktu waktu) dan time deposit (simpanan berjangka).
Jadi, dari perjalanan sejarah tersebut dapat kita ketahui bahwa kertas yang digunakan
untuk transaksi itu adalah “CURRENCY/MATA UANG”. Sedangkan “MONEY/UANG”
adalah koin logam mulia (emas) yang disimpan oleh Bank.
Tanpa MONEY yang disimpan oleh BANK, maka CURRENCY tidak ada nilainya sama
sekali.... Tanpa Money yang disimpan di Bank, Currency hanyalah lembaran kertas yang
tidak akan bernilai lebih dari selembar kertas, dan Masyarakat tidak akan mau
menggunakannya sebagai alat tukar...
Namun hal itu sekarang sudah SALAH KAPRAH... karena yang diketahui sebagian besar
masyarakat saat ini adalah...
CURRENCY/MATA UANG = MONEY/UANG
Padahal sebenarnya...
CURRENCY/MATA UANG ≠ MONEY/UANG
Ibarat anda memasukkan baju anda ke laundry, maka anda akan mendapatkan nota atas
baju yang anda laundry tersebut. Nota tersebut hanyalah kertas yang menyatakan
bahwa anda yang memiliki baju tersebut.... Nota itu sendiri tidak akan ada nilainya tanpa
baju anda. Jadi, yang mempunyai nilai sebenarnya adalah baju anda, bukan nota anda...
Nota tersebut hanyalah selembar kertas yang menyatakan bahwa anda yang memiliki
baju tersebut...
Begitu pula currency, itu hanyalah nota atas money... mata uang hanyalah lembaran
kertas, mata uang bukanlah uang..., uang yang sesungguhnya adalah emas... Mata uang
kertas hanyalah nota yang menyatakan bahwa si pemegang nota tersebut memiliki
sejumlah emas yang disimpan di Bank yang menerbitkan nota tersebut...
Anda dapat mengetahui perbedaan & persamaan Money vs Currency DISINI.
Salah kaprah tersebut muncul karena generasi Masyarakat berikutnya, tanpa disadari
berpola pikir seperti “pola pikir monyet dalamkandang penelitian”... pola pikir yang hanya
mengikuti apa yang dilakukan oleh generasi sebelumnya...
Ya... kita mempercayai begitu saja bahwa mata uang kertas itu adalah sesuatu yang
benar2 bernilai dan berharga, hanya karena kita melihat generasi2 sebelum kita
melakukan transaksi dengan kertas tersebut. Hingga hari inipun kita masih mempercayai
bahwa kertas tersebut adalah sesuatu yang sangat bernilai... Dan kita semua bekerja,
hanya untuk mendapatkan kertas tersebut...!!! Bahkan ada yang rela melakukan apapun
demi mendapatkan kertas tersebut...!!!
Kita mengikutinya karena kita semua sudah menganggap hal itu sebagai suatu kebenaran
tanpa mempertanyakannya sama sekali..., apakah “currency” yang kita gunakan saat ini
merupakan sertifikat atas “money” (emas yang disimpan di Bank)...? Atau hanya benar2
selembar kertas yang bisa di print begitu saja tanpa batas oleh Bank tanpa perlu mereka
memiliki emas sebagai backup nilai yang sesungguhnya...?
Tanpa disadari, kita sudah terjebak dalam sistem keuangan yang merugikan kita. Kita
sudah membenarkan kebiasaan, bukan membiasakan kebenaran... Karena ternyata...,
currency yang kita gunakan saat ini hanyalah lembaran kertas yang diprint oleh pihak
Bank tanpa batas... Bahkan dengan teknologi sekarang, currency tersebut hanya berupa
angka digital dalam komputer perbankan...
Tanpa disadari... kita semua sudah menjadi budak dari kertas & angka digital
tersebut...!!! Lebih tepatnya, kita sudah menjadi budak dari mereka yang ngeprint
kertas & ngetik angka digital tersebut...!!!
Currency yang ada di dunia saat ini bukanlah nota/ sertifikat atas emas lagi. Ya...
currency saat ini tidak dibackup dengan emas sama sekali... Dan pada dasarnya, Bank
bisa menciptakannya tanpa batas, baik kertas maupun digital... Bahkan, sekitar 90%
Rupiah yang ada dalam peredaran saat ini hanya berupa angka digital yang hanya ada
dalam komputer perbankan, sisanya yang sekitar 10% mempunyai bentuk fisik kertas
maupun koin... Pada pembahasan Rupiah nanti, anda akan melihat data tersebut... :-)
Dan sebagian besar Masyarakat kita saat ini benar2 mempercayai bahwa mata uang
kertas itu benar2 sesuatu yang bernilai dan berharga... Namun, sebenarnya yang
membuat kertas tersebut bernilai dan berharga adalah KEPERCAYAAN MASYARAKAT
atas mata uang kertas tersebut....
Tanpa kepercayaan Masyarakat, maka mata uang kertas itu tidak ada nilainya... hanyalah
selembar kertas biasa yang tidak akan lebih nilainya dari selembar kertas...!!! Apalagi
jika mata uang digital... adakah nilainya...???
Kepercayaan Masyarakat atas mata uang kertas & digital inilah yang dimanipulasi oleh
para Bankir internasional untuk memperbudak dan menipu Masyarakat selama ini.... Ya,
tanpa disadari kita semua sudah menjadi budak dari mereka yang ngeprint angka kertas
& ngetik angka digital tersebut...!!!
Pekerjaan yang kita lakukan selama ini, pastilah untuk mendapatkan angka tersebut...!!!
Kita bersekolahpun hanya untuk mendapatkan ijazah, yang merupakan tiket untuk
mencari pekerjaan agar mendapatkan angka kertas & digital tersebut...!!! Tanpa
mendapatkan tiket tersebut, apakah anda masih mau bersekolah...??? :-)
Kepercayaan kita inilah yang selama ini mereka manfaatkan untuk melakukan fraud &
scam atas kita semua... Dan mereka terus melakukannya hingga hari ini & nanti, demi
keserakahan mereka....
2. PERJALANAN SEJARAH US DOLLAR
Sebenarnya, perjalanan US dollar dari gold certificate/sertifikat emas menjadi bond
certificate/ sertifikat surat utang, dan akhirnya menjadi mata uang global sangatlah
panjang ceritanya... Akan tetapi, disini kita hanya akan melihat beberapa point penting
saja...
OK... Masih ingat, bahwa currency ≠ money...?
Perhatikan gambar berikut ini...!!!
Inilah perbedaan mendasar antara “currency/mata uang” dengan “money/uang”...
Kertas dollar tersebut merupakan nota/surat klaim/sertifikat atas koin emas yang
disimpan di Bank... “Mata uang” merupakan nota atas “uang” yang disimpan di Bank.
Uang (emas) yang disimpan di Bank lah yang membuat Masyarakat percaya pada mata
uang kertas, serta mau menggunakannya untuk transaksi jual beli...
Jika Bank tidak punya uang, maka Bank tidak bisa mencetak mata uang kertas. Tanpa
koin emas yang disimpan di Bank, kertas sertifikat atas emas tidak ada artinya sama
sekali, dan Masyarakat tidak akan mau menerimanya sebagai alat tukar...
MATA UANG KERTAS hanyalah kertas nota atas uang.... surat klaim atas uang...
sertifikat atas uang... nota atas emas.... surat klaim atas emas... sertifikat atas
emas... atau apalah istilahnya...
Sedangkan UANG YANG SESUNGGUHNYA adalah KOIN EMAS yang disimpan di
Bank...
Paham atau bingung.... ??? :-)
OK... Sekarang kembali ke....
Pada tahun 1792, Alexander Hamilton, Sekretaris Perbendaharaan Negara US yang
pertama dibawah kepresidenan George Washington menetapkan ukuran sistem keuangan
standard emas, yaitu...
1 koin emas (berat 1 ounce) = $ 20
Jadi, jika Bank ingin menerbitkan mata uang senilai $20, maka harus mempunyai 1 koin
emas seberat 1 ounce (1 ounce = 28,34 gr). Sehingga Bank tidak bisa seenaknya,
mencetak mata uang tanpa uang... :-)
Jadi, nilai dollar terhadap emas adalah tetap. Atau bisa dikatakan bahwa harga emas
adalah tetap, yaitu $20 per ounce. Karena dollar hanyalah ukuran nilai yang digunakan
untuk mewakili nilai emas dalam melakukan transaksi. Jadi transaksi bukan dilakukan
dalam ukuran berat emas, akan tetapi dalam ukuran dollar...
Sekarang, perhatikan gambar dibawah ini...!!!
Ini adalah mata uang kertas dollar tahun 1905, terbitan Bank US. Karena mata uang
kertas merupakan surat klaim/sertifikat atas emas, maka bertuliskan...
“This certifies that there have been deposited in the treasury of the United States of
America, twenty dollars in gold coin payable to the bearer on demand”.
“Dengan ini menyatakan bahwa telah disimpan di perbendaharan negara Amerika
Serikat, dua puluh dolar dalam bentuk koin emas yang bisa diambil oleh pembawa –
sertifikat ini- jika diminta.”
Hal itu menandakan bahwa setiap Bank US menerbitkan mata uang kertas senilai $20,
maka di Bank pasti tersimpan 1 koin emas seberat 1 ounce. Dan siapapun yang membawa
mata uang kertas $20 tersebut atau pecahan lain sejumlah $20, maka dia bisa
menukarkannya dengan 1 koin emas di Bank US kapanpun dia mau.
Jika Bank mencetak mata uang/sertifikat atas emas tapi tidak mempunyai emas, maka
itu adalah sertifikat palsu. Atau bisa juga disebut sebagai mata uang palsu... meskipun
diterbitkan oleh Bank... Dan Masyarakat pun tidak akan mau melakukan transaksi
dengan sertifikat palsu tersebut...
Bank manapun, baik swasta maupun milik Pemerintah boleh mencetak mata uang kertas
sendiri dengan patokan nilai $20 = 1 koin emas. Sehingga ada dua jenis mata uang...
a. Mata uang negara (dicetak oleh Bank negara)
Biasanya bertuliskan negara yang bersangkutan & ditandatangani oleh pejabat
negara/menteri keuangan.
Pajak hanya boleh dibayar menggunakan mata uang negara atau koin emas.
b. Mata uang Bank (dicetak oleh Bank swasta)
Bertuliskan Bank yang bersangkutan & ditandatangani oleh pejabat Bank tersebut.
Tidak bisa digunakan untuk membayar pajak.
Masyarakat boleh menolak pembayaran menggunakan mata uang Bank tertentu jika dia
tidak mempercayai Bank yang menerbitkan mata uang kertas tersebut, atau karena
letak Banknya yang terlalu jauh sehingga dia kesulitan untuk menukarkan mata uang
kertas tersebut dengan emas ke Bank penerbitnya..., ingat dulu jarak masih jadi masalah
brow... :-)
Jadi, dalam sistem keuangan standard emas tidak ada Bank Sentral yang
memonopoli sistem keuangan... Karena Bank manapun bisa mencetak mata uang kertas
jika mempunyai uang yang sesungguhnya....
THE FEDERAL RESERVE BANK
Pada tahun 1913, dengan dukungan politik & keuangan yang besar dari kartel Bankir
internasional, Woodrow Wilson terpilih menjadi Presiden US yang ke 28. Dengan
catatan, jika terpilih menjadi presiden maka dia setuju untuk menandatangani RUU
pendirian Federal Reserve Bank sebagai Bank Sentral atas seluruh dukungan yang
diberikan. Dan pada bulan Desember 1913 RUU tersebut sah menjadi UU Federal
Reserve/ UU Bank Sentral.
Semenjak berdirinya The Federal Reserve inilah, penduduk US hidup dalam penipuan...
dan akhirnya seluruh penduduk dunia saat ini hidup dalam sistem penipuan & perbudakan
modern.... Karena sistem “keuangan standard emas” saat ini telah dihilangkan dan diganti
dengan “sistem riba uang hutang perbankan” dengan satu Bank Sentral di tiap negara...
Jika anda ingin mengetahui sejarah berdirinya The Federal Reserve secara mendetail,
anda bisa membaca “The Creature from Jeckyl Island” by Edward Griffin DISINI.
Tujuan dari pendirian Federal Reserve tersebut sebenarnya adalah untuk memonopoli
sistem keuangan. Mereka ingin memonopoli sistem keuangan dengan cara mendirikan The
Federal Reserve Bank sebagai Bank Sentral, yaitu satu2nya Bank yang mempunyai hak
istimewa untuk mencetak mata uang kertas...
Sebagaimana telah anda ketahui, dalam sistem keuangan standar emas, maka Bank
manapun boleh mencetak mata uang jika mereka mempunyai emas. Namun dengan UU
Bank Sentral, maka akhirnya hanya akan ada satu Bank yang memiliki hak istimewa untuk
mencetak mata uang kertas dalam suatu negara, yaitu Bank Sentral. Sedangkan Bank2
lain berada di bawah jaringan Bank Sentral ini...
Beberapa tahun kemudian, Woodrow Wilson mengungkapkan penyesalannya...
“Akulah orang yang paling tidak bahagia, tanpa disadari aku telah meruntuhkan negaraku.
Sebuah negara industri yang besar sekarang dikendalikan oleh sistem utang. Kita bukan
lagi Pemerintahan yang bebas pendapat, bukan lagi Pemerintahan dengan keputusan
suara terbanyak, tapi Pemerintahan dengan pendapat dan paksaan dari kelompok kecil
orang2 yang berkuasa.”
( Woodrow Wilson, 1919 )
Anggota kongres Louis Mc Fadden pun, menyatakan bahwa...
“Sistem perbankan dunia sedang didirikan di sini... sebuah negara super dikendalikan
oleh Bankir internasional... melangkah bersama untuk memperbudak dunia demi kepuasan
mereka. The Federal Reserve telah mengambil alih Pemerintahan...”
Bagaimana tidak, karena setelah berdirinya The Federal Reserve Bank, yang kemudian
biasa disebut The Fed, maka negara tidak punya hak untuk mencetak mata uang negara
lagi. Hanya The Fed lah yang boleh mencetak mata uang, Dan jika Pemerintah US
membutuhkan dana, maka harus berhutang kepada The Fed. Sehingga kebijakan US
sebenarnya ada di tangan The Federal Reserve Bank...
Dan pada akhirnya The Fed berhasil memonopoli sistem keuangan di US dengan menjadi
Bank Sentral nya US, dan Bank2 lain berada di bawah jaringan The Federal Reserve
Bank. Meskipun namanya “Federal”, namun sebenarnya bukan milik Pemerintah Federal/
Federasi lho... :-)
Dalam perjalannya untuk memonopoli sistem keuangan, The Fed mulai memanipulasi
Masyarakat untuk menghilangkan standar emas dari sistem keuangan secara bertahap.
Sehingga mereka bisa mencetak mata uang sebanyak yang mereka mau tanpa memiliki
emas...
Mereka secara bertahap mulai mengganti tulisan pada mata uang kertas yang mereka
terbitkan. Meskipun mata uang masih bisa ditukar dengan emas, namun tulisannya sudah
berubah menjadi “Nota Federal Reserve”, Bukan “Sertifikat atas emas” lagi...
Perhatikan mata uang dollar terbitan The Fed tahun 1914 ini...
Sekarang, mata uang US dollar bertuliskan...
“Federal Reserve Note. The United States Of America. Will Pay To The Bearer On
Demand Twenty Dollars.”
“Nota Federal Reserve. Amerika Serikat. Akan Membayar Dua Puluh Dollar Kepada
Pembawa –uang kertas ini- Jika Diminta.”
FRAUD I
The Fed mulai mencetak lebih banyak Nota Federal Reserve daripada emas yang
dimiliki.... Inilah Fraud I yang dilakukan The Federal Reserve...
Lalu berdasarkan apakah The Fed mencetak dollar...?
Jika sebelumnya Bank harus mempunyai emas untuk membackup mata uang yang
dicetaknya, maka The Fed tidak membutuhkan emas agar bisa mencetak mata uang.
Berdasarkan UU Federal Reserve, untuk mencetak dollar hanyalah dibutuhkan surat
pernyataan utang dari Pemerintah yang biasa disebut “BOND”...
Bond hanyalah surat pernyataan utang yang ditulis oleh Pemerintah, lalu diserahkan
kepada The Fed. Setelah itu giliran The Fed mencetak kertas dollar sebanyak yang
diminta oleh Pemerintah dalam Bond tersebut, lalu menghutangkannya kepada
Pemerintah, tanpa mempedulikan emas yang dimiliki..... Enak Kan... :-)
Di Indonesia, “Bond” biasa diterjemahkan sebagai Surat Utang Negara (SUN)... Namun
ada beberapa ahli sejarah sistem keuangan yang mengatakan bahwa BOND berasal dari
kata BONDAGE = PERBUDAKAN.... Nah Lho.... !!!
Sejak saat itulah terjadi perubahan secara mendasar pada proses penciptaan mata
uang.... Dari sistem keuangan standar emas menjadi sistem uang hutang...
Dari UANG = EMAS , menjadi UANG = HUTANG
Selamat datang dalam sistem perbudakan modern...!!!
Sistem “uang = hutang” ini sangat menguntungkan The Fed/Bankir serta
Pemerintah/Politisi yang menjabat... Namun sangat merugikan Rakyat, karena...
1. The Fed sebagai Bank Sentral bisa mencetak mata uang kertas tanpa batas.
2. Pemerintah/Politisi jika membutuhkan dana, tinggal membuat surat utang lalu
memberikannya kepada Bank Sentral. Lalu Bank Sentral akan mencetak mata uang untuk
dihutangkan kepada Pemerintah.
3. Hutang Pemerintah kepada Bank Sentral adalah hutang nasional yang akan
dibebankan kepada Rakyat. Yang pada gilirannya harus dibayar oleh Rakyat lewat pajak
dalam beberapa tahun ke depan, termasuk Rakyat yang belum lahir.
“Dengan cara seperti ini, Pemerintah bisa secara diam2 dan tak terlihat merampas
kekayaan Rakyat, dan tak seorangpun dari sejuta yang akan mengetahui pencurian
tersebut.”
( John Maynard Keynes )
Pada mata uang dollar terbitan tahun 1929, Federal Reserve Chicago menyatakan hal
tersebut dengan jelas. Bahwa yang mereka cetak bukanlah sertifikat emas lagi, akan
tetapi curreny/mata uang yang dijamin dengan BOND/ surat utang...
Jadi mata uang bukanlah “sertifikat atas emas lagi”, akan tetapi “sertifikat atas surat
utang”... Jadi bukan kertas dijamin dengan emas, akan tetapi kertas dijamin dengan
kertas...
Karena sebenarnya yang akan membayar hutang nasional kepada Bank Sentral adalah
Rakyat lewat pajak, maka sebenarnya yang menjadi jaminan dari surat utang tersebut
adalah Rakyat...
Ya... Rakyat...!!! Jaminan bagi Bank Sentral untuk ngeprint mata uang dan
memberikannya dalam bentuk hutang kepada Pemerintah adalah “pajak yang akan ditarik
dari Rakyat guna membayar utang + bunga selama beberapa tahun ke depan”...
Perhatikan tulisan yang tertera pada mata uang US dollar terbitan Federal Reserve
Chicago 1929 berikut ini...
Disitu dengan jelas tertulis...
“NATIONAL CURRENCY. Secured by united states bonds deposited with the treasurer
of the United States of America or by like deposit of other securities. Will pay to the
bearer ond demand twenty dollars.”
“MATA UANG NASIONAL. Dijamin dengan surat utang negara yang disimpan dengan
bendahara negara Amerika Serikat atau dengan penyimpanan surat berharga lainnya.
Akan membayar kepada pembawa -uang kertas ini- dua puluh dollar jika diminta.”
Ingat, sebelumnya “currency” adalah “gold certificate”. Jadi, jika Bank Sentral
mencetak mata uang maka benar2 memiliki nilai yang mendukungnya, yaitu emas... Cukup
fair... :-)
Tapi sekarang, “currency” adalah “bond certificate”, jadi jika ada bond/ surat
permintaan utang dari Pemerintah, maka Bank Sentral akan mencetak mata uang
sejumlah yang diminta Pemerintah... Jadi tidak ada nilai yang mendukungnya sama sekali,
dan pada dasarnya tidak ada batasan lagi bagi Bank Sentral untuk mencetak mata uang...
FRAUD II
Antara tahun 1914 - 1919 The Fed meningkatkan jumlah uang beredar hampir dua kali
lipat, dengan memberikan pinjaman lunak yang besar kepada Bank2 kecil dan
Masyarakat. Lalu di tahun 1920 The Fed menarik sebagian besar uang yang beredar.
Sehingga menyebabkan beberapa Bank yang mempunyai pinjaman dalam jumlah besar,
mengalami kebangkrutan. Ribuan Bank pesaing diluar jaringan Federal Reserve runtuh....
Berkenaan dengan hal ini, pada tahun 1921 anggota kongres Charles Lindbergh
mengungkapkan bahwa...
“Dengan UU Federal Reserve, kepanikan bisa dibuat, Kepanikan saat ini adalah
kepanikan buatan yang pertama, bekerja berdasarkan persamaan matematis.”
Dan ternyata memang benar, kepanikan di tahun 1921 hanyalah permulaan.... Antara
tahun 1921 – 1929 The Fed menaikkan lagi jumlah uang beredar, dan sekali lagi dengan
memberikan pinjaman lunak kepada Masyarakat dan Bank. Dan ada pinjaman jenis baru
yang disebut "margin loan" di pasar saham. Margin loan memberikan kemudahan kepada
investor hanya dengan membayar 10% dari harga saham, dan 90% sisanya dipinjam dari
broker. Dengan kata lain seseorang bisa memiliki saham senilai $1.000 dengan hanya
membayar $100.
Metode ini sangat populer di tahun 1920an, karena semua orang mendapatkan uang di
pasaran. Namun ada peraturan dari pinjaman ini, pinjaman ini bisa ditarik kapanpun dan
harus dibayarkan dalam waktu 24 jam. Dan ini disebut "margin call", dan biasanya margin
call menyebabkan penjualan saham yang tadinya dibeli dengan margin loan.
Maka hal ini menyebabkan runtuhnya pasar saham pada bulan Oktober 1929, dan memicu
kebangkrutan Bank secara masal. Sekitar 4.000 Bank di luar jaringan The Fed
mengalami keruntuhan. Hal ini memungkinkan kelompok Bankir internasional untuk
membeli Bank2 pesaing dengan harga murah, dan juga membeli seluruh perusahaan
dengan harga sangat murah. Sehingga terjadilah monopoli dari kelompok kecil Bankir
internasional...
Tapi The Fed tidak hanya berhenti disitu, bukannya meningkatkan jumlah uang yang
beredar untuk menghindarkan keruntuhan ekonomi, The Fed justru mengurangi jumlah
uang yang beredar, sehingga menyebabkan terjadinya “great depression” di US...
depresi terbesar sepanjang sejarah US...
Oleh karena itulah, kekuasaan untuk mengatur jumlah uang yang beredar merupakan
kekuatan untuk mengatur nilai uang. Yang berarti juga kekuatan untuk membuat seluruh
ekonomi & Masyarakat bertekuk lutut....
“Beri aku kekuasaan untuk mengatur jumlah uang dalam suatu negara, maka aku tak
peduli siapa yang membuat UU di negara itu.”
(Mayer Amscheld Rotschild, Dinasty Bankir Rotschild)
Lalu, dengan dalih untuk menyelesaikan depresi ekonomi yang terjadi saat itu, pada 5
April 1933, keluarlah executive order 6102 dari Presiden F. D. Rosevelt yang melarang
penduduk US untuk menyimpan emas dalam bentuk sertifikat, koin, dan batangan....
Sebelum tanggal 1 Mei 1933, maka seluruh penduduk US harus menyerahkan sertifikat
emas, koin emas, dan emas batangan yang mereka miliki kepada The Fed atau agennya
untuk ditukar dengan kertas yang bertuliskan “nota federal reserve” dengan nilai 1
ounce = $20.
Dan jika setelah 1 Mei 1933 masih ada yang menyimpannya, maka akan dianggap sebagai
tindakan kriminal. Dan jika ketahuan maka akan didenda $10.000 atau penjara 10 tahun.
Di bawah ancaman seperti inilah, maka seluruh penduduk US menyerahkan sertifikat
emas, koin emas, & emas batangan yang mereka miliki kepada The Fed untuk di tukar
dengan kertas yang tidak ada nilainya sama sekali....
Hal ini sebenarnya merupakan pelanggaran terhadap HAM tow.....
Bayangpun... masa punya emas kok dianggap kriminal.... #%@!!?
Praktis.... setelah seluruh emas diserahkan kepada The Fed, maka tidak ada lagi
Masyarakat US yang melakukan transaksi menggunakan emas, baik dalam bentuk
sertifikat ataupun koin emas secara langsung.... Semua transaksi dilakukan dengan nota
federal reserve yang tidak bisa ditukar dengan emas lagi...
Kemudian, pada tanggal 30 Januari 1934, dibuatlah “Gold Reserve Act”. Dan
berdasarkan UU tersebut, maka seluruh emas akan disimpan di Perbendaharaan negara
dan harga emas dinaikkan dari $20 per ounce menjadi $35 per ounce. Dengan perubahan
harga ini, seolah2 seluruh kertas dollar yang dicetak oleh The Fed dibackup emas lagi
dengan nilai $35 per ounce...
Larangan kepemilikan emas kepada penduduk US ini terus berlangsung, hingga akhirnya
Presiden Gerald Ford mengeluarkan Executive Order 11825 pada 31 Desember 1974,
yang menghapus larangan tersebut. Sejak saat itu emas mulai menjadi komoditas yang
boleh diperjual belikan lagi, sehingga pada tahun 1975 penduduk US mulai bebas
memiliki & melakukan jual beli emas. Namun, sistem keuangan sudah benar2 terlepas
dari emas... Mata uang kertas, bukan lagi nota atas emas...
Pada dasarnya penciptaan dollar, Rupiah, maupun seluruh mata uang yang ada di dunia
saat ini, sama persis, yaitu berdasarkan sistem riba uang hutang perbankan... Maka
disini kita hanya akan membahas skema penciptaan Rupiah saja... Skema tersebut dapat
anda pahami pada pembahasan Rupiah nanti... :-)
BRETTON WOODS SYSTEM
Saat terjadi perang dunia I (1914 – 1918), maka penukaran mata uang kertas dollar
dengan emas dihentikan. Dan selama perang terjadi, sekitar 4 tahun pertama US tidak
terlibat dalam peperangan, hingga 6 bulan terakhir.
Negara2 Eropa yang berperang melakukan wamil, sehingga para pemuda & petaninya
menjadi tentara. Pabrik2 yang tadinya membuat barang2 konsumsi seperti peralatan
rumah tangga, mobil, dll... sekarang membuat peralatan perang seperti peluru, senjata,
tank, dll...
Jadi perekomian & sumber daya negara 2 tersebut hanya ditujukan untuk peperangan,
sehingga barang2 konsumsi & bahan makanan harus diimpor dari US dan dibayar dengan
emas... Karena waktu itu alat tukar dalam perdagangan internasional adalah emas, bukan
sertifikat atas emas... Tidak ada negara yang mau menerima kertas dari negara lain... :-
)
Lalu, saat terjadi perang dunia II (1939 – 1945), US pun tidak punya kepentingan
terhadap perang tersebut hingga terjadinya penyerangan Pearl Harbor di akhir tahun
1941. Dan Lagi, negara2 Eropa yang berperang membeli barang2 konsumsi dan bahan
makanan dari US lalu membayarnya dengan emas...
Menjelang akhir PD II, US memiliki sekitar 2/3 emas yang ada di dunia. 1/3 sisanya
tersebar di berbagai negara di dunia ini. Sedang Eropa justru semakin kehabisan emas...
Kelihatannya, hasil akhir dari 2 perang dunia tersebut sama dengan hasil dari great
depression & executive order 6102. Yaitu, terkumpulnya emas yang ada di Eropa kepada
The Fed....
Menurut anda, apakah itu suatu kebetulan saja.... ???
Pada akhir2 masa PD II, Eropa sudah benar2 kehabisan emas..., maka sistem keuangan di
Eropa sudah tidak dapat berjalan dengan baik bahkan akan runtuh. Karena negara2
Eropa sudah tidak mempunyai emas untuk digunakan sebagai alat tukar secara langsung
ataupun sebagai backup agar bisa mencetak mata uang kertas....
Maka pada tahun 1944, 730 delegasi dari 44 negara, termasuk negara2 yang terlibat
perang, berkumpul di Mount Washington Hotel di Bretton Woods, New Hampshire,
Amerika Serikat, untuk suatu konferensi yang disebut “United Nations Monetary and
Financial Conference” yang juga dikenal sebagai “Bretton Woods Conferrence”. Para
delegasi membahas sistem keuangan global dari tanggal 1 - 22 Juli 1944, lalu
menandatangani hasil akhir Konferensi.
Hasil dari konferensi ini dikenal dengan istilah “Bretton Woods System”... Berikut
beberapa hasil Konferensi tersebut....
a. Karena US memiliki cadangan emas paling besar, maka setiap mata uang di dunia ini,
akan dibackup dengan US dollar, dan US dollar akan dibackup emas dengan nilai $35 per
ounce. Sehingga nilai mata uang negara lain terhadap US dollar & emas adalah tetap.
b. Agar sistem keuangan Eropa tidak runtuh, maka US dollar dihutangkan ke Eropa,
sehingga Eropa dibanjiri dengan US dollar.
c. Untuk melancarkan proses hutang tersebut, maka dibentuk IMF (International
Monetary Fund) dan IBRD (International Bank for Reconstruction and Development)
yang kemudian menjadi World Bank.
Benar2 suatu cara yang mengagumkan untuk memonopoli sistem keuangan global... :-)
Maka, jika negara lain ingin mencetak mata uang, mereka harus mempunyai emas atau US
dollar di Bank Sentral mereka, sebagai backup atas mata uang yang mereka cetak...
Ingat, mata uang sebenarnya adalah sertifitkat atas emas.... Namun dalam sistem
Bretton Woods, mata uang negara lain adalah sertifikat atas emas atau sertifikat atas
US dollar....
Negara lain boleh menukarkan dollar yang dimiliki dengan emas kepada The Fed. Namun
hanya Bank Sentral negara lain yang boleh menukarkan US dollar yang dimilikinya dengan
emas kepada The Fed, bukan perorangan atau perusahaan. Sehingga sistem keuangan
global yang tadinya menggunakan “standar emas”, sekarang menggunakan “Bretton
Woods System”....
Bretton Woods system mampu memberikan kepercayaan Masyarakat dunia kepada
seluruh mata uang yang ada. Dan memberikan kestabilan pada dunia, karena memancang
setiap mata uang dengan emas melalui US dollar. Tidak ada FOREX...!!! Nilai tukar mata
uang relatif tetap selama bertahun-tahun. Sehingga perdagangan dunia menjadi lancar.
SCAM ALA THE FEDERAL RESERVE BANK
Pada masa Bretton Woods System, Pemerintah US dibawah kendali The Fed,
menggelontorkan kertas dollar secara besar2an untuk membiayai perang Korea, perang
Vietnam, & Johnson Great Society Program.
Karena The Fed mencetak kertas dollar tanpa mempedulikan emas yang dimiliki lagi
untuk membiayai beberapa perang yang dilakukannya. Maka US dollar tersebar ke
seluruh penjuru dunia, dan jauh lebih banyak kertas dollar dibandingkan emas yang
dimiliki.
Dengan cara seperti itulah US mampu membiayai berbagai perang & operasi militer yang
mereka lakukan hingga hari ini... Bagaimana tidak, mereka tinggal print kertas dollar
sebanyak yang mereka mau, lalu mereka gunakan untuk membeli & mengimpor berbagai
barang untuk keperluan perang... Jadi, kekuatan utama bukanlah pada kekuatan
militer.... tapi pada kendali sistem keuangan global....
Kemudian, pada awal tahun 60an, Presiden Prancis, Charles De Gaulle menyadari bahwa
US tidak mungkin punya emas sebanyak itu untuk membackup seluruh dollarnya. Lalu
Prancis mulai menukarkan kertas US dollar yang dimiliki dengan emas, dan hal ini diikuti
oleh negara2 lain...
Terhitung sejak 1959 – 1971, US kehilangan sekitar 50% emas yang dimilikinya. Dan
memiliki sekitar 12 kali lipat kertas dollar dibandingkan emas yang membackup nya.
US sebagai Bank Sentral dunia mengalami kebangkrutan. Dan jika penukaran dollar
dengan emas tersebut diteruskan, maka sistem keuangan dunia akan runtuh... Karena
pada saat ada negara yang ingin menukarkan dollarnya dengan emas, sedangkan US
sudah kehabisan emas, maka Masyarakat dunia tidak akan percaya lagi terhadap US
dollar serta tidak mau menggunakannya sebagai alat tukar... Begitu pula dengan seluruh
mata uang yang lainnya, karena mata uang negara lain sebagian besar di backup dengan
US dollar....
Inilah SCAM kelas dunia ala The Federal Reserve Bank.....
Untuk mengatasi SCAM tersebut, maka pada 15 Agustus 1971, Presiden Richard Nixon
secara sepihak mengakhiri Bretton Woods System dengan menyatakan bahwa US dollar
tidak bisa ditukar dengan emas lagi. Hal ini dikenal dengan istilah “Nixon Shock”...
Jika anda ingin mengetahui isi Nixon Shock selengkapnya, silahkan tengok DISINI.
Sejak tahun 1971 itulah berlaku sistem keuangan global yang berdasarkan US dollar...,
dikarenakan US dollar masih menjadi mata uang global yang tersebar di berbagai
negara... Namun sudah tidak ada satupun mata uang di dunia ini yang merupakan
sertifikat atas emas....
Sistem keuangan global yang berdasarkan US dollar yang kita pakai hingga hari ini
sebenarnya merupakan sistem yang tidak disengaja...!!! Karena sebenarnya, Nixon
Shock hanya menyatakan bahwa dollar tidak bisa ditukar dengan emas untuk sementara
waktu hingga kondisi stabil. Namun karena tidak ada protes dari Masyarakat & negara2
lain, maka hal itu terus berjalan hingga hari ini....
Mengapa Masyarakat tidak protes...?
Karena informasi waktu itu masih berjalan dengan lambat, sehingga hanya sedikit
Masyarakat yang mengetahuinya. Jika hal itu terjadi di jaman internet ini, pasti akan
ada reaksi besar dari Masyarakat dunia..., Masyarakat pasti tidak percaya lagi dan sudah
tidak mau lagi bertransaksi dengan seluruh mata uang kertas yang ada... Dan hal itu bisa
menyebabkan perekonomian dunia macet total & mungkin timbul kekacauan dimana-
mana... hingga akhirnya Masyarakat akan bertransaksi menggunakan logam mulia lagi...
Mengapa Pemerintah negara2 lain tidak protes...?
Karena hal ini juga menguntungkan para penguasa negara lain, mereka juga bisa
mencetak mata uang kertas tanpa batas... ha ha ha.... :-)
Kertas tanpa nilai intrinsik dan tidak dibackup emas yang “dipaksakan” oleh Pemerintah
sebagai alat pembayaran yang syah inilah yang disebut sebagai “FIAT MONEY”, yang
kita gunakan untuk transaksi saat ini.
Sejak Nixon Shock inilah seluruh mata uang yang ada di dunia menjadi FIAT MONEY
secara bersamaan... Suatu hal yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah
sistem keuangan dunia selama ribuan tahun...
Karena seluruh mata uang di dunia menjadi fiat money yang tidak dibackup dengan emas
lagi, maka nilai tukarnya bisa dipermainkan berdasarkan “demand & suply” serta
spekulasi.... Muncullah FOREX, yang sebenarnya hanyalah “ekonomi perjudian”..., hanya
bertaruh angka untuk memperoleh angka yang lebih tinggi. Tidak ada kegiatan produktif
sama sekali... Namun ternyata, justru “ekonomi produktif” bergantung pada “ekonomi
perjudian” ini.... O M G ...!!!
Dan pada kertas US dollar saat ini kita hanya bisa melihat tulisan berikut ini....
“Federal Reserve Note. The United States of America. This note is legal tender for all
debts, public and private.”
“Nota Federal Reserve. Amerika Serikat. Nota ini adalah alat pembayaran yang sah
untuk semua hutang, pemerintah dan swasta.”
Agar Masyarakat semakin percaya kepada kertas dollar ini, maka selalu diberi gambar
pahlawan & tulisan yang berkesan religius... “IN GOD WE TRUST”....
Bagaimana dengan Rupiah.... ???
Silahkan baca tulisan yang ada di Rupiah anda....
Anda juga akan menemukan tulisan yang berkesan religius... “Dengan Rahmat Tuhan Yang
Maha Esa, bla bla bla....” :-)
3. PERJALANAN SEJARAH RUPIAH
Ok...
Persiapkan diri anda.... karena disini anda akan melihat sesuatu yang selama ini tampak
dimata anda namun tidak seperti sebenarnya....
Semoga setelah anda memahami pembahasan tentang Rupiah ini, penampakan yang
sebenarnya menjadi benar2 tampak dimata anda....
Karena sesungguhnya, Rupiah yang diciptakan dari sistem riba uang hutang ini adalah
FRAUD & SCAM TERBESAR SEPANJANG SEJARAH INDONESIA....
Sebagaimana kita tahu bahwa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17
Agustus 1945. Namun sebenarnya, kemerdekaan Indonesia ini adalah awal dari
perjuangan Rakyat Indonesia terhadap penjajahan/perbudakan modern yang akhirnya
kalah dengan berdirinya Bank Sentral pada tahun 1968.
Bank Indonesia dijadikan Bank Sentral berdasarkan UU 13/1968. Anda dapat melihatnya
DISINI.
Sejak saat itu, jika Pemerintah membutuhkan Rupiah, maka harus berhutang kepada BI.
Padahal sebelumnya Rupiah yang dicetak BI diberikan secara gratis kepada
Pemerintah..., sehingga tidak ada hutang nasional untuk dibebankan kepada Rakyat....
Namun semenjak UU 13/1968 berlaku, maka Rakyat Indonesia pasti akan dibebani
dengan hutang nasional yang terus meningkat jumlahnya... Jangan harap untuk lunas,
apalagi berkurang...!!! Hal itu tidak mungkin terjadi dalam sistem keuangan yang
sekarang ini...!!!
UU 13/1968 itu sebenarnya merupakan UU yang melegalkan penjajahan/ perbudakan
modern di Indonesia ini... Berdasarkan UU 13/1968 serta seluruh UU turunannya, sistem
riba uang hutang perbankan secara legal melakukan perampokan massal secara
sistematis terhadap kita semua hingga hari ini... Melalui sistem uang hutang inilah
kekayaan rakyat ditransfer ke pemerintah dan sektor perbankan setiap saat tanpa
henti, tanpa kita sadari...
Masih ingat dengan kutipan berikut ini....
“Dengan cara seperti ini, Pemerintah bisa secara diam2 dan tak terlihat merampas
kekayaan Rakyat, dan tak seorangpun dari sejuta yang akan mengetahui pencurian
tersebut.”
( John Maynard Keynes )
Ya... melalui sistem riba uang hutang itulah selama ini kekayaan Rakyat dirampas & dicuri
oleh para penguasa perbudakan modern, dan tidak banyak Rakyat yang menyadarinya....
Sekaranglah saatnya bagi anda untuk memahami sistem yang selama ini telah merampas,
mencuri, & merampok kekayaan kita secara masal tanpa kita sadari....
OK... Karena salah kaprah yang terjadi selama ini, maka disini saya akan menyebut “mata
uang” cukup dengan istilah “uang”, untuk mempermudah pembahasan kita tentang
Rupiah... :-)
Dengan berdirinya BI sebagai Bank Sentral dengan sistem riba uang hutangnya, maka
sejak saat itu sebenarnya Pemerintahan Indonesia merupakan PEMERINTAHAN : DARI,
OLEH, & UNTUK BANKIR...!!!
Mari, kita mulai...
Di Indonesia ada dua kekuasaan yang memegang kendali, yaitu...
1. Pemerintah, sebagai otoritas yang memegang kekuasaan Pemerintahan serta
membuat aturan & UU.
2. Bank Indonesia, sebagai Bank Sentral yang memegang otoritas moneter. Satu2nya
bagian dari Indonesia yang mempunyai hak untuk mencetak Rupiah. Satu2nya sumber
uang yang ada di Indonesia.
Sebenarnya kedudukan Bank Indonesia lebih tinggi dari pada Pemerintah. Karena jika
membutuhkan uang, maka Pemerintah harus berhutang kepada Bank Indonesia. Sehingga
kebijakan Pemerintah sebenarnya bergantung kepada kebijakan BI....
Di dunia perbankan, dalam hubungannya dengan penciptaan uang, ada 2 jenis Bank,
yaitu...
1. Bank Sentral
Satu2nya Bank yang mempunyai hak istimewa untuk mencetak Rupiah dalam bentuk
kertas & koin.
2. Bank Sirkulasi/ Bank komersial/ Bank umum.
Bank yang berada di bawah jaringan Bank Sentral & bertugas mensirkulasikan Rupiah
kertas dari Bank Sentral.
Meskipun tidak punya hak istimewa untuk mencetak uang kertas, namun Bank sirkulasi
mempunyai hak istimewa untuk menciptakan Rupiah digital menggunakan rumusan
fractional reserve Banking... Akan kita bahas nanti... :-)
Sebagaimana telah anda ketahui, bahwa sistem keuangan global saat ini menggunakan
sistem uang = hutang. Maka, Bank hanya akan menciptakan uang baru saat ada yang
berhutang kepadanya.
Bank Sentral akan menciptakan uang kertas baru ke peredaran jika Pemerintah
berhutang kepadanya, dan Bank sirkulasi akan menciptakan uang digital baru jika ada
Masyarakat yang berhutang kepadanya...
Jangan bingung dengan pernyataan di atas... :-)
Mari kita pahami secara bertahap...
Sekarang perhatikan skema sederhana berikut ini...!!! Namun sebelumnya, perhatikan 2
point penting berikut ini...
a. Bank Indonesia, sebagai Bank Sentral adalah satu2nya sumber Rupiah. Hanya BI lah
yang mencetak uang kertas. Dan setiap Rupiah yang keluar dari BI adalah hutang, jadi
harus dikembalikan ke BI + bunga.
b. Bayangkan belum ada Rupiah dalam peredaran sama sekali...
Sudah bisa membayangkannya... :-)
Ok, sekarang perhatikan skema sederhana berikut ini...
Keterangan...
1. Pemerintah menerbitkan SUN (Surat Utang Negara) lalu memberikannya kepada
Bank Sentral
Apakah SUN itu...?
SUN adalah surat pernyataan utang dari Pemerintah. Hanyalah lembaran kertas yang
bertuliskan sejumlah angka. Dan disitu kira2 tertulis...
“Hutangi aku 1 miliar Rupiah dan aku berjanji akan membayarnya
selama 10 tahun plus bunga”.
Ttd
:-)
Pemerintah
Yang perlu anda pahami adalah bahwa SUN merupakan hutang nasional kita. Hutang ini
nantinya akan dibayar oleh seluruh Rakyat. Ya... akan dibayar oleh anda dan saya serta
keturunan kita dengan pajak selama beberapa tahun kedepan.
2. Setelah Bank Sentral menerima SUN dari Pemerintah, lalu ngeprint sejumlah
Rupiah yang dibutuhkan & menghutangkannya kepada Pemerintah
Ingat, sebelum langkah ke 2 ini, belum ada Rupiah sama sekali dalam peredaran... Lalu
Bank Sentral ngeprint sejumlah Rupiah yang dibutuhkan dan memberikannya dalam
bentuk hutang kepada Pemerintah.
Apakah Rupiah itu...?
Rupiah bukanlah apa2... Rupiah hanyalah kertas yang bergambar pahlawan & bertuliskan
sejumlah angka yang diprint oleh Bank Sentral. Kertas Rupiah inipun tidak punya nilai
lebih dari selembar kertas... Sama dengan kertas SUN...
Jadi sebenarnya, Pemerintah dan Bank Sentral saling tukar menukar kertas yang
bertuliskan angka.... :-)
Namun Pemerintah, membuat aturan dan menetapkan bahwa kertas Rupiah yang diprint
oleh Bank Sentral adalah alat pembayaran yang syah di Indonesia, dan Rakyat harus
menerimanya atau akan berurusan dengan “pengadilan yang tidak adil”.... :-)
Kertas Rupiah inilah yang disebut dengan FIAT MONEY....
Ya... RUPIAH adalah FIAT MONEY, yaitu sesuatu yang ditetapkan dan dipaksakan
sebagai “uang” oleh Pemerintah kepada Rakyat Indonesia....
Pada langkah kedua inilah terletak keajaiban sistem uang hutang...
Jika dalam sistem keuangan standar emas, uang hanya akan tercipta dari emas. Jika
bank punya emas, baru bisa muncul uang kertas...
Namun dalam sistem uang hutang..., Ada HUTANG, maka bisa muncul UANG...
Ya... hanya dengan pernyataan utang dari Pemerintah, maka akan tercipta uang dari
ketiadaan... Bank akan ngeprint sejumlah Rupiah yang dihutang oleh pemerintah....
Dengan kata lain, uang diciptakan dari hutang....
Sebenarnya ini adalah suatu paradoks, dimana uang yang merupakan “nilai/value” bisa
diciptakan dari hutang yang merupakan “kewajiban/liability”...
Jadi, dalam sitem uang hutang, memang benar2 UANG = HUTANG....
Maka setelah Pemerintah menerima kertas Rupiah tersebut... CLING... :-)
Ajaib... Muncullah sejumlah uang ke peredaran....
Kertas Rupiah baru tersebut menjadi alat pembayaran yang syah di Indonesia, dan dapat
digunakan untuk membayar dan membeli segala sesuatu yang diinginkan Pemerintah....
Luar biasa... !!!
Tapi ingat, saat itu juga muncul hutang nasional yang sama jumlahnya dengan Rupiah baru
tersebut + bunga....
3. Pemerintah membelanjakan Rupiah baru tersebut ke peredaran
Lalu Pemerintah menggunakan Rupiah baru tersebut untuk biaya operasional
Pemerintahan, membiayai berbagai proyek pembangunan, membiayai berbagai program
sosial, pendidikan, kesehatan, sarana prasarana hankam (perlengkapan militer, termasuk
perang), dll....
4. Rakyat menerima bayaran Rupiah
Rakyat dengan berbagai macam profesinya menerima bayaran Rupiah yang berasal dari
pembelanjaan Pemerintah tersebut. Mulai dari pegawai Pemerintahan, kontraktor,
pekerja, tentara, polisi, dll.....
5. Rakyat membayar pajak
Ironis..., setelah Rakyat menerima Rupiah atas jerih payah & pekerjaan yang mereka
lakukan, maka Pemerintah akan memotongnya dengan PPh....
Selain itu, berbagai kekayaan yang dimiliki ataupun barang yang dibeli oleh Rakyat juga
akan dikenai berbagai macam pajak, seperti PPN, PBB, DLL....
6. Pemerintah membelanjakan pajak yang telah dikumpulkan
Pemerintah membagi pajak tersebut menjadi 2 bagian, yaitu...
a. Sebagian digunakan untuk mencicil pembayaran utang + bunga kepada Bank Sentral
b. Sebagian dibelanjakan lagi ke sektor publik yang ada pada langkah 3.
Timbul pertanyaan.....!!???
Pada langkah ke 6, sebagian Rupiah yang sudah ada dalam peredaran digunakan untuk
membayar hutang. Maka jumlah uang dalam peredaran pasti berkurang... dan lama
kelamaan pasti akan habis untuk membayar hutang kepada Bank Sentral.... ???
Sekarang perhatikan...
Pada contoh diatas, sebelumnya belum ada Rupiah sama sekali di Masyarakat. Lalu
Pemerintah berhutang 1 milyar Rupiah yang akan dibayar dalam 10 tahun plus bunga.
Maka di peredaran hanya ada Rupiah sebanyak 1 milyar kan... yaitu Rupiah yang dipinjam
Pemerintah dari Bank Sentral...
Ok... Katakanlah setiap tahun cicilan hutang Pemerintah adalah 100juta Rupiah, maka
dalam 10 tahun hutang pokok tersebut akan lunas. Dan ini berarti tiap tahun jumlah
Rupiah dalam peredaran berkurang 100juta kan...
Jadi, pada tahun kedua, Rupiah yang ada dalam peredaran tinggal 900juta, karena yang
100juta sudah digunakan untuk membayar cicilan pertama. Dan pada tahun ketiga tinggal
800juta, dst.... hingga akhirnya habis pada tahun ke 10...
Saat Rupiah yang ada di peredaran sudah habis, Pemerintah baru bisa membayar hutang
total senilai 1 milyar Rupiah, dan itu baru hutang pokok, sedang bunga belum terbayar.....
Lantas darimanakah Pemerintah mendapatkan Rupiah untuk membayar bunga tersebut,
padahal sudah tidak ada Rupiah lagi di peredaran...??? Dan mengapa pada kenyataannya
selama ini juga tetap ada Rupiah di peredaran....???
Jawabnya adalah... Pemerintah harus berhutang lagi kepada Bank Sentral...!!!
Karena ada bunga yang harus dibayar dari setiap Rupiah yang ada dalam peredaran, maka
jumlah hutang pasti selalu lebih besar daripada jumlah Rupiah yang ada dalam
peredaran... Sehingga, agar tetap ada Rupiah dalam peredaran namun juga bisa
membayar hutang + bunga yang lalu, maka Pemerintah harus berhutang lebih banyak lagi
di tahun berikutnya....
Menutup hutang lama dengan hutang baru yang lebih besar..., lalu menutup hutang baru
yang lebih besar tersebut dengan hutang yang lebih baru & lebih besar lagi..., begitu
seterusnya... Jadi, selalu lebih besar pengeluaran daripada pemasukan negara... Hal ini
biasa kita dengar dengan istilah “defisit spending/ defisit anggaran”...
Inilah tujuan dari sistem uang hutang, yaitu HUTANG ABADI YANG TERUS
BERTAMBAH JUMLAHNYA....
Gali lobang baru, untuk menutup lobang yang lama... Dan karena ada bunga yang harus
dibayar, maka lama kelamaan lobang yang digali harus semakin dalam.... Jadi, bisa
dikatakan bahwa yang dilakukan Pemerintah adalah menutup defisit spending dengan
cara melakukan defisit spending yang lebih besar lagi setiap tahunnya.... :-)
Ya... agar bisa membayar hutang + bunga yang lalu, dan tetap ada Rupiah dalam
peredaran, maka hutang nasional harus semakin bertambah tiap tahun.... Hutang yang
dibebankan kepada Rakyat harus semakin besar agar sistem keuangan tidak runtuh...
Dan karena hutang nasional semakin besar, maka cicilan hutang pun juga semakin besar....
Sehingga porsi APBN yang digunakan untuk membayar cicilan hutang pokok + bunga akan
semakin besar pula... Dan agar tetap bisa membayar cicilan hutang pokok + bunga yang
semakin besar, maka Pemerintah pasti akan melakukan “penghematan” dengan cara
mengurangi anggaran belanja publik dalam APBN nya... Seperti mengurangi subsidi
pendidikan, kesehatan, BBM, dll.... Apakah anda sudah merasakannya.... ??? :-)
Sekarang... Perhatikan ilustrasi yang tidak lazim berikut ini.... :-)
1. Jika Pemerintah meminjam Rupiah pertama ke peredaran, dan itu adalah satu2nya
Rupiah yang ada di Indonesia...
Perhatikan gambar dibawah ini... :-)
2. Namun Pemerintah harus membayarnya kembali + bunga...
3. Lalu dari manakah Pemerintah akan mendapatkan Rupiah yang kedua untuk membayar
bunga tersebut...?
Jawabannya adalah..., Pemerintah harus meminjam Rupiah kedua untuk membayar bunga
tersebut. Namun tentu saja, juga ada bunga yang harus dibayar pada Rupiah kedua yang
dipinjam tersebut...
Sehingga sekarang ada 2 Rupiah dalam peredaran, tapi Pemerintah berhutang 4 Rupiah....
Lalu... ada 3 Rupiah dalam peredaran, tapi Pemerintah berhutang 6 Rupiah...
Dst.......
4. Hasilnya, tentu saja sampai kapanpun tetap tidak akan pernah ada cukup Rupiah
dalam peredaran untuk membayar hutang + bunga... Karena selalu ada bunga yang harus
dibayar dari setiap Rupiah yang ada di peredaran...
Setiap Rupiah yang dihutangkan ke Pemerintah harus dikembalikan + bunga.... Jadi
jumlah hutang harus semakin besar agar Pemerintah bisa membayar hutang pokok +
bunganya, dan tetap ada Rupiah dalam peredaran...
Jadi pada dasarnya, sistem keuangan seperti ini adalah sistem yang mustahil... Karena
kemampuan Pemerintah untuk membayar hutang terbatas... Jika jumlah hutang harus
terus bertambah tiap tahunnya, maka suatu saat pasti akan benar2 jauh lebih besar
pasak daripada tiang..., sehingga suatu saat seluruh pendapatan negara pun kurang untuk
membayar cicilan hutang + bunga....
Sistem uang hutang pasti akan runtuh dengan sendirinya suatu saat nanti...!!!
Nah..., apa yang akan terjadi jika Pemerintah berhenti berhutang untuk menghentikan
defisit anggaran...?
Apakah pembayaran cicilan hutang + bunga dari SUN juga akan berhenti...???
Tentu saja tidak...!!! Ada cicilan yang harus dibayar setiap bulannya atas hutang pokok +
bunga dari setiap Rupiah yang ada di peredaran saat ini... dan pembayaran cicilan ini
tidak pernah berhenti...!!!
Jika Pemerintah berhenti berhutang, maka tidak ada Rupiah baru dalam peredaran
untuk menggantikan Rupiah lama yang sudah digunakan untuk membayar hutang + bunga...
Rupiah akan lenyap semua dari peredaran...
Saat Pemerintah membayar cicilan hutang + bunga kepada Bank Sentral, maka Rupiah
yang digunakan untuk membayar cicilan tersebut masuk ke Bank Sentral lagi dan
menghilangkan hutang dari pembukuan. Namun sebaliknya, hilangnya hutang tersebut
juga mengakibatkan hilangnya Rupiah dari peredaran, karena Rupiah sudah pulang lagi ke
Bank Sentral...
Jadi, disini Rupiah dan hutang adalah seperti materi & anti materi, saling melenyapkan
satu sama lain...
Jika Pemerintah hanya membayar hutang, tanpa berhutang lagi, maka seluruh Rupiah
yang ada dalam peredaran akan lenyap. Jika jumlah hutang tidak meningkat setiap
tahunnya, maka sistem keuangan akan hancur karena sudah tidak ada lagi uang dalam
peredaran....
Berikut gambaran jika Pemerintah tidak berhutang lagi, dan hanya membayar hutang
saja....
Mungkin anda pernah mendengar para politisi mengatakan bahwa akan melunasi hutang
nasional dan tidak akan melakukan defisit anggaran lagi. Hal itu tidaklah mungkin dalam
sistem keuangan yang saat ini... Karena, agar sistem uang hutang terus berjalan, maka
jumlah hutang harus selalu meningkat setiap tahunnya....
Apakah anda paham atau bingung dengan ilustrasi yang tidak lazim diatas... ??? :-)
Sekarang perhatikan....
Pernyataan I
Jika Bank Sentral adalah benar2 milik Pemerintah/Negara, lantas mengapa Rupiah yang
dicetaknya harus diberikan dalam bentuk hutang + bunga kepada Pemerintah... ???
Yang pada gilirannya hal tersebut membuat Pemerintah kerepotan dalam mengatur
APBN nya, karena harus mengalokasikan sebagian pendapatan pajak untuk membayar
hutang kepada Bank Sentral. Bahkan porsi untuk membayar hutang akan terus meningkat
tiap tahunnya, sehingga semakin mengurangi belanja publik & semakin menyengsarakan
Rakyatnya...?
Dan juga kemanakah profit yang didapat oleh Bank Sentral selama ini...? Dan jika profit
tersebut hanyalah kertas Rupiah, Bank Sentral kan bisa ngeprint sebanyak yang dia
mau...??? Dan jika profit yang diperoleh Bank Sentral akhirnya diberikan kepada
pemerintah lagi, lalu untuk apa Bank Sentral menghutangkan Rupiah yang dicetaknya
kemudian menyuruh Pemerintah membayarnya + bunga...???
Dan jika kita perhatikan, maka sebenarnya bukan Pemerintahlah yang membayar hutang
kepada Bank Sentral. Akan tetapi, Rakyatlah yang membayar hutang kepada Bank
Sentral lewat pajak yang dipungut oleh Pemerintah... Pemerintah hanyalah perantara
untuk melegalkan sistem uang hutang dan menarik pembayaran hutang pokok + bunga
dari Rakyat....
Pernyataan II
Jika Bank Sentral adalah benar2 milik Pemerintah & Rakyat, seharusnya menggunakan
“sistem uang negara/ sistem uang gratis”, dimana Bank Sentral mencetak sejumlah
Rupiah yang diperlukan, lalu memberikannya secara gratis kepada Pemerintah... Bukan
“sistem uang hutang”... !!! Bukan dalam bentuk hutang...!!!
Jadi Rupiah tersebut dapat beredar secara permanen di Masyarakat, karena tidak harus
dikembalikan kepada Bank Sentral. Maka dalam skema sederhana di atas, tanda panah
(6a) akan hilang, karena tidak ada hutang + bunga yang harus dibayar. Dan yang
diberikan oleh Pemerintah kepada Bank Sentral adalah SPMR (Surat Perintah Mencetak
Rupiah), bukan SUN (Surat Utang Negara).... :-)
Pemerintah ga perlu repot2 mikir utang kepada Bank Sentral, dan pendapatan pajak pun
murni sepenuhnya untuk operasional Pemerintahan dan belanja publik guna
mensejahterakan Rakyatnya.... Sehingga, dengan “sistem uang negara” seperti ini; maka
sekolah, rumah sakit, dan program sosial yang lain pun bisa murah, bahkan gratis, karena
disubsidi sepenuhnya dari pendapatan pajak negara.... Enak tow.... :-)
Tapi mengapa selama ini Bank Sentral selalu menghutangkannya kepada Pemerintah...???
Inilah sistem perbudakan modern...!!! Seluruh Rakyat, melalui Pemerintahnya akan
terikat kontrak hutang yang abadi kepada Bankir.... Bukan hanya sekedar abadi, namun
hutang tersebut juga harus terus bertambah....
Apakah anda sudah mengerti bahwa sebenarnya Rupiah yang diciptakan berdasarkan
sistem uang hutang ini adalah DARI, OLEH, & UNTUK BANKIR...???
Lanjut....
SUN, biasa juga disebut sebagai SBN (Surat Berharga Negara), mungkin agar
Masyarakat tidak mengetahui kalau itu sebenarnya adalah pernyataan utang yang harus
dibayar oleh Rakyat lewat pajak, makanya disebut surat berharga..... :-)
SUN mereka bagi menjadi 2 jenis, yaitu....
1. SPN (Surat Perbendaharaan Negara), masa pembayaran 12 bulan atau kurang. Di
beberapa negara, SPN disebut dengan nama T-Bills (Treasurry Bills)
2. ON (Obligasi Negara), masa pembayaran 1 – 10 tahun
Sekarang, mari kita lihat rangkuman data JUB (Jumlah Uang Beredar) & SUN dari
BPPS, Kementerian Perdagangan, & DJPU berikut ini....
Tahun
Jumlah Uang Beredar (Milyar) Currency SUN
Currency Demand Quasi M1 M2
Vs (Triliun)
Money Money Money M2
1996 22.487 41.602 224.543 64.089 288.632 7,79% -
1997 28.424 49.919 277.300 78.343 355.643 7,99% -
1998 41.394 59.803 476.184 101.197 577.381 7,17% 100
1999 58.353 66.280 521.572 124.633 646.205 9,03% 502
2000 72.371 89.815 584.842 162.186 747.028 9,69% 652
2001 76.342 101.389 666.322 177.731 844.053 9,04% 661
2002 80.686 111.253 691.969 191.939 883.908 9,13% 655
2003 94.542 129.257 731.893 223.799 955.692 9,89% 649
2004 109.265 144.553 779.709 253.818 1.033.527 10,57% 662
2005 124.316 157.589 732.364 281.905 1.203.215 10,33% 693
2006 151.009 210.064 837.068 361.073 1.382.074 10,93% 743
2007 183.419 277.423 966.454 460.842 1.643.203 11,16% 803
2008 209.378 257.001 1.136.979 466.379 1.883.851 11,11% 906
2009 226.006 289.818 1.622.055 515.824 2.141.384 10,55% 979
2010 260.194 345.184 1.854.946 605.378 2.469.399 10,54% 1.064
2011 307.760 415.231 2.139.840 722.991 2.877.220 10,70% 1.188
2012 361.967 479.755 2.452.503 841.722 3.304.645 10,95% 1.361
2013 347.204 511.353 2.543.285 858.557 3.413.437 10,17% 1.619
Rata2 = 9,82%
Keterangan...
Currency Money : Rupiah fisik, Rupiah dalam bentuk kertas yang ada dalam
peredaran. Biasa juga disebut “Base Money/ Uang Primer”.
Demand Money : Rupiah digital, Rupiah dalam bentuk simpanan yang dapat
diambil sewaktu waktu
Quasi Money : Rupiah digital, Rupiah dalam bentuk simpanan berjangka & surat
berharga bukan saham
M1 : Jumlah uang beredar sempit = currency + demand money
M2 : Jumlah uang beredar luas = M1 + quasi money
Currency vs M2 : Perbandingan antara Rupiah kertas dengan Rupiah digital.
SUN : Surat Utang Negara (tahun „96, „97 data SUN tidak ada)
Perhatikan Grafik SUN berikut ini...
Naik atau turunkah trend utang negara tersebut...???
Ya... naik.... bahkan trend kenaikannya pun cenderung eksponensial, bukan linear lagi
lho.... Mantabs... :-)
Mungkin muncul pertanyaan dalam benak anda, mengapa pada tahun 98/99 jumlah utang
negara naik drastis dari 100 triliun menjadi 502 triliun....???
Silahkan lanjutkan membaca, nanti anda akan mengetahui jawabannya.... Dan saya yakin,
jawaban tersebut pasti akan mengagetkan anda.... :-)
OK... sebelum menjawab pertanyaan itu, mari kita pahami proses penciptaan uang digital
oleh perbankan modern melalui fractional reserve banking berikut ini....
JUAL BELI RUPIAH DIGITAL...!!!
Saat anda menabung/ menyimpan uang anda ke Bank, maka sebenarnya saat itu juga anda
membeli/ menukar Rupiah kertas anda dengan Rupiah digital.
Sudah paham fractional reserve banking...? Jika belum silahkan anda pahami DISINI.
Memang aplikasi fractional reserve berbeda-beda, namun disini akan kita gunakan
contoh 1 : 9.
Perhatikan contoh yang lagi2 tidak lazim berikut ini.... :-)
Misal, anda menabung 1 juta Rupiah di Bank, maka hal itu sama dengan anda membeli
Rupiah digital sebesar 1 juta di Bank tersebut. Maka Bank akan mengetik Rupiah digital
tersebut untuk anda dan memprintnya di buku tabungan anda.
Anda bisa melihat 1 juta Rupiah digital anda di mesin ATM ataupun lewat internet
Banking. Meskipun Rupiah digital ini tidak mempunyai bentuk fisik dan berbeda dengan
Rupiah kertas, namun pada dasarnya sama dengan Rupiah kertas. Anda tetap bisa
membeli sesuatu atau membayar tagihan & hutang dengan Rupiah digital tersebut.
Pernahkan anda membayar sesuatu melalui transfer dari ATM atau internet banking...?
Ya..., anda hanya membayar dengan angka digital kan....
Dan jika anda ingin menukar Rupiah digital anda menjadi Rupiah kertas lagi, anda hanya
perlu ke ATM atau teller Bank tersebut untuk menukarnya. Maka Bank akan memberikan
Rupiah kertas kepada anda, lalu menghapus Rupiah digital anda dari peredaran dengan
cara menyeimbangkan pembukuannya.
Ok... Setelah Rupiah kertas anda diterima oleh Bank, maka Bank secara legal boleh
menghutangkan Rupiah kertas tersebut kepada orang lain. Berdasarkan rumusan
fractional reserve 1 : 9, maka Bank cukup menyimpan 10% dari Rupiah kertas anda
sebagai “cadangan wajib” jika sewaktu waktu anda ingin menukar Rupiah digital anda
dengan Rupiah kertas lagi... Menukar Rupiah digital menjadi Rupiah kertas, selama ini
dipahami Masyarakat sebagai mengambil tabungannya dari Bank.
Selebihnya yang 90% disebut “kelebihan cadangan”, lalu Bank akan menghutangkan yang
90% ini kepada orang lain....
Jadi, jika tabungan anda 1 juta, maka Bank hanya menyimpan 100 ribu Rupiah kertas
untuk anda & menghutangkan yang 900 ribu kepada orang lain...
Lantas bagaimana jika anda ingin menukarkan kembali seluruh Rupiah digital anda, kan
hanya disediakan 10% Rupiah kertas untuk anda....?
Jangan khawatir, Bank memiliki banyak nasabah seperti anda... Jika anda ingin menukar
seluruh Rupiah digital anda ke Rupiah kertas lagi, maka Bank akan memberikan Rupiah
kertas kepada anda dari 10% nasabah2 lain yang belum diambilnya.... Beres tow, seperti
inilah cara kerja piramida keuangan... :-)
Ok.... Setelah 900 ribu itu dipinjam oleh orang lain, maka sekarang di peredaran ada
1.900.000 Rupiah. Karena anda memiliki 1 juta dan si peminjam memiliki 900 ribu...
Tentu saja seseorang meminjam uang ke Bank pasti ingin membeli sesuatu, katakanlah
motor. Lalu setelah 900 ribu tersebut digunakan untuk membeli motor, maka oleh si
penjual motor, uang tersebut dimasukkan ke Bank lagi. Meskipun Bank penjual motor ini
berbeda dengan Bank anda, pada dasarnya tetap sama saja, karena seluruh Bank bekerja
sebagai satu kesatuan dibawah jaringan Bank Sentral.
Setelah 900 ribu tersebut masuk Bank lagi, berdasarkan fractional reserve maka yang
90% akan dihutangkan lagi, yaitu sebesar 810 ribu. Lalu setelah 810 ribu tersebut masuk
ke Bank lagi, maka akan di hutangkan lagi sebesar 729 ribu.... Masuk lagi, dihutangkan
lagi... Masuk lagi, dihutangkan lagi... Dst.....
Sehingga hanya berdasarkan Rupiah kertas sebesar 1 juta, secara teoritis Bank bisa
menciptakan Rupiah digital total senilai 10 juta... Wow.....
Oleh karena itulah, Rupiah kertas yang dicetak oleh BI biasa disebut sebagai “Base
Money/Uang Primer”... Karena Rupiah kertas inilah yang digunakan sebagai dasar oleh
Bank2 di bawah jaringan Bank Indonesia untuk menciptakan Rupiah digital menggunakan
prinsip fractional reserve banking....
Jadi berdasarkan contoh yang tidak lazim tersebut, dapat kita ketahui bahwa ternyata
seluruh Rupiah yang ada di Indonesia ini bukanlah apa2.... Nggak sesuatu banget gitu
loh.... Hanyalah sekumpulan angka kertas yang diprint oleh BI dan angka digital yang
diketik oleh perbankan....
Dapat kita ketahui, berdasarkan “base money” & “fractional reserve banking” tersebut,
Rupiah yang ada dalam peredaran, sebagian di print dan sebagian besar lagi diketik dan
hanya ada dalam komputer perbankan.... Nah lho.....
Dan ternyata memang benar.... dari tabel data JUB di atas pun dapat kita lihat, bahwa
dari tahun ke tahun jumlah Rupiah digital selalu jauh lebih besar daripada Rupiah
kertas.... Jika di rata2 dari tahun 1996 – 2013, maka dalam peredaran, jumlah Rupiah
kertas hanya 9,82%. Sisanya 90,18% hanyalah angka digital yang ada dalam komputer
perbankan....
Mantap tow....
Masyarakat harus bekerja keras membanting tulang untuk mendapatkan angka Rupiah
dari peredaran, demi memenuhi kebutuhan hidupnya.... Sedang Bankir, tinggal print &
ketik jadilah Rupiah untuk dihutangkan kepada Masyarakat.....
Jadi, selama ini hanya ada sekitar 10% uang kertas Rupiah... Dan itu berarti selama ini
pula, sebagian besar uang yang dimiliki oleh Masyarakat hanyalah angka digital yang ada
di komputer perbankan.... Akan tetapi, selama ini Masyarakat tidak mengetahuinya &
tidak diberi tahu....!!!
Dan pernahkah timbul pertanyaan dalam benak anda, “bagaimana jika website perbankan
bobol dihack orang...?” :-)
Timbul pertanyaan lagi....!!???
Lalu bagaimana jika sebagian besar Masyarakat menarik dana mereka dari Bank secara
bersamaan... ??? Ya..., bagaimana jika Masyarakat menukarkan Rupiah digitalnya menjadi
Rupiah kertas secara bersamaan... ???
Jika Masyarakat menukarkan Rupiah digitalnya menjadi Rupiah kertas secara bersamaan
maka Bank akan kelabakan, karena tidak ada cukup Rupiah kertas, inilah yang biasa
disebut dengan “Rush”.... Dan hal ini akan terjadi jika Masyarakat mengalami kepanikan,
sehingga merasa dananya tidak aman di Bank, lalu mereka mengambil dananya dari Bank
secara bersamaan....
Masih ingat, waktu terjadi krisis moneter tahun 98...?
Ya... waktu itu Masyarakat Indonesia mengalami kepanikan dan menarik dana mereka
dari Bank secara bersamaan. Penarikan dana secara bersamaan tersebut menyebabkan
Bank mengalami kegagalan untuk mengembalikan dana nasabahnya, yang biasa mereka
sebut sebagai “kekurangan likuiditas” alias kekurangan Rupiah kertas..., lalu colapse alias
SCAM....
Perhatikan Grafik Demand Money vs Currency Money berikut ini...
Bisa anda lihat dari grafik diatas, demand money (Rupiah digital, dalam bentuk tabungan
yang bisa diambil setiap saat) selalu lebih besar daripada currency money (Rupiah
kertas). Sehingga jika seluruh nasabah mengambil dananya secara bersamaan pasti Bank
akan “kekurangan likuiditas”... Dan ini baru demand money lho...., apalagi jika Masyarakat
juga menarik quasi money (Rupiah digital, dalam bentuk deposito berjangka)... Jumlah
deposito berjangka jauh lebih besar daripada tabungan lho... silahkan lihat pada tabel
JUB diatas...
Jika Masyarakat menarik dananya dari Bank secara bersamaan... Maka seluruh Rupiah
kertas yang ada di Indonesia, baru bisa memenuhi sekitar 10% permintaan
Masyarakat..... Yang 90%, jangan berharap lagi... ?#@%!!
Namun, sebagaimana kita ketahui, bahwa selama ini dikatakan bahwa dana nasabah yang
disimpan di Bank tetap aman, karena dijamin oleh Pemerintah. Jaminan seperti apakah
itu....???
Sekarang mari kita perhatikan...!!!
Saat terjadi rush, seluruh Rupiah kertas yang ada di Indonesia baru bisa memenuhi
sekitar 10%..., Lantas darimana Pemerintah mendapatkan Rupiah kertas untuk memenuhi
yang 90%... Darimanakah Pemerintah mendapatkan Rupiah kertas sebanyak itu untuk
menjamin dana masyarakat...???
Disinilah Pemerintah berperan sebagai “My Hero” dalam sistem uang hutang. Selama ini
dikatakan bahwa, jika terjadi kekacauan moneter, maka Pemerintah akan menjamin &
menyelamatkan dana Masyarakat... Namun sebenarnya yang terjadi adalah Pemerintah
akan menyelamatkan sistem riba uang hutang perbankan dari kehancuran dengan
membebankan hutang lebih banyak kepada Rakyat....
Kok bisa...????
Ok... pahami point penting berikut ini....
“Dalam sistem uang hutang, hanya BI selaku Bank Sentral lah yang mempunyai hak
istimewa untuk mencetak Rupiah di Indonesia. Dan setiap Rupiah yang keluar dari BI
adalah hutang yang harus dibayar + bunga... BI tidak akan mencetak Rupiah kertas lalu
diberikan begitu saja secara gratis kepada Pemerintah”...
Jadi, sebagai “My Hero” Pemerintah harus berhutang kepada BI untuk mendapatkan
Rupiah kertas yang digunakan untuk memenuhi permintaan Masyarakat yang 90%
tersebut... Ingat, hutang Pemerintah adalah hutang nasional yang pada gilirannya harus
dibayar oleh Rakyat lewat pajak selama beberapa tahun kedepan...!!!
Ya..., Pemerintah akan menyelamatkan sistem riba uang hutang perbankan dengan cara
membebankan hutang lebih banyak kepada Masyarakat...!!!
Untuk menyelamatkan sistem riba uang hutang perbankan saat terjadi krismon 98,
Pemerintah menerbitkan SUN. Ya..., Pemerintah berhutang kepada BI total senilai Rp.
218,32 triliun untuk BLBI dan penjaminan serta Rp. 422,6 triliun untuk rekapitalisasi
perbankan. Sehingga benarlah grafik SUN diatas... hutang nasional tiba2 melonjak
drastis setelah terjadi rush... dan terus menanjak agar bisa membayar hutang + bunga
yang sebelumnya dan tetap ada Rupiah dalam peredaran...
Jika anda ingin mengetahui rangkuman SUN tersebut secara lengkap, silahkan lihat
DISINI.
Sekarang perhatikan....
Sistem perbankan di bawah jaringan BI sebagai Bank Sentral mengalami rush,
kekurangan likuiditas, scam, atau apalah istilahnya.... yang jelas mengalami kekurangan
Rupiah kertas dan tidak mempunyai Rupiah kertas lagi untuk diberikan kepada
masyarakat yang menarik dananya dari Bank secara bersamaan.....
Namun, tiba2 BI bisa mencetak Rupiah kertas baru untuk diberikan kepada masyarakat
sebagai jaminan dari Pemerintah setelah Pemerintah menyatakan diri berhutang kepada
BI lewat SUN....
Ter la lu.... !!!
Siapakah yang harus membayar hutang atas SUN tersebut...???
Rakyatlah yang harus membayar hutang tersebut, termasuk generasi yang belum lahir....
Anda, saya, & seluruh keturunan kita lah yang harus membayar hutang tersebut lewat
pajak selama beberapa tahun ke depan...
Rakyat yang ingin mengambil seluruh Rupiah kertasnya dari Bank, justru dibebani dengan
hutang yang semakin besar... !!! Namun tidak terasa kan.... Inilah liciknya sistem
perbudakan modern...!!!
Darimanakah BI mendapatkan Rupiah kertas yang dihutangkan kepada Pemerintah untuk
menyelamatkan sistem uang hutang tersebut....??? TINGGAL PRINT SAJA...!!! HA
HA HA....!!! KENA DECH...!!!
W T F ...!!!
Mengapa BI & Pemerintah lebih suka membebankan hutang kepada Rakyatnya demi
menyelamatkan sistem riba uang hutang perbankan.... Padahal, jika sistemnya diganti
dengan “sistem uang negara”, maka Rupiah kertas yang dicetak oleh BI diberikan kepada
Pemerintah secara gratis, sehingga tidak perlu ada hutang untuk dibebankan kepada
Rakyat, dan pendapatan pajak pun murni sepenuhnya bisa digunakan untuk
mensejahterakan Rakyat, bukan untuk membayar hutang + bunga kepada BI....
Mengapa...???
Karena... Inilah sistem perbudakan modern...!!! Inilah sistem penjajahan
modern...!!! Inilah perampokan massal yang dilegalkan...!!! Inilah skema ponzi
yang menyengsarakan Rakyat...!!! Inilah piramida keuangan yang merugikan
Rakyat...!!! Inilah fraud & scam terbesar sepanjang sejarah Indonesia...!!!
Masih percaya bahwa dana yang kita simpan di Bank aman, karena dijamin oleh
Pemerintah....???
Jaminan macam apa itu...??? BULLSHIT...!!! TAI KEBO...!!!
Kalau toh yang seperti itu disebut sebagai jaminan, maka bisa dibilang “JAMINAN
100% ANDA TERTIPU”...!!!
Apakah anda bingung...???
Memang inilah tujuan dari sistem uang hutang, dibuat seolah-olah rumit agar tidak
banyak Masyarakat yang memahaminya.... :-)
Sekarang perhatikan skema “My Hero” untuk menyelamatkan sistem riba uang hutang
perbankan berikut ini....
Penjelasan...
1. Pertama tama terjadi kepanikan, sehingga Masyarakat menarik dananya dari Bank
secara bersamaan, “rush”, alias menukarkan Rupiah digital mereka menjadi Rupiah
kertas secara bersamaan....
2. Bank “kekurangan likuiditas”, alias kekurangan Rupiah kertas. Karena memang selama
ini, di Indonesia, Rupiah kertas hanya ada sekitar 10%. Karena pada sistem riba uang
hutang, Bank umum dilegalkan untuk menciptakan Rupiah digital menggunakan rumusan
fractional reserve banking atas base money/ Rupiah kertas. Jadi, sebagian besar uang
yang ada di Indonesia diciptakan oleh Bank Sirkulasi, dengan cara mengetiknya.... dan
hanya ada sebagian kecil uang kertas yang diciptakan oleh BI dengan cara
mengeprintya... :-)
3. Jika “rush” tersebut dibiarkan maka Bank akan colapse alias scam...
a. Jika ini terjadi pada satu Bank tertentu, maka disebut “Bank run”.
b. Jika ini terjadi pada banyak Bank secara bersamaan, maka disebut “Bank panic”, yang
bisa menyebabkan scam nasional.
Karena sistem uang hutang perbankan memonopoli sistem keuangan, maka jika yang
terjadi adalah scam nasional, hal ini akan menyebabkan terjadinya kekacauan sosial
ekonomi dimana mana. Masyarakat akan mengalami kerugian besar2an, sekitar 90% uang
Masyarakat akan lenyap. Karena Masyarakat sudah tidak mempercayai sistem perbankan
lagi, sehingga tidak ada Masyarakat yang percaya & mau bertransaksi dengan Rupiah
digital perbankan lagi....
4. Karena sistem uang hutang perbankan selama ini telah memonopoli sistem keuangan,
maka perbankan menjadi “to big to fail”.... Terlalu besar akibatnya jika dibiarkan
runtuh... Jika terjadi scam nasional, hal ini akan mempengaruhi kondisi
ipoleksosbudhankam suatu negara. Sehingga Pemerintah tidak menginginkan hal itu
terjadi....
5. Pemerintah akan menjadi “My Hero” untuk menyelamatkan sistem uang hutang
perbankan. Pemerintah akan melakukan “Bailout/Jaminan” untuk memenuhi “kekurangan
likuiditas” agar tidak terjadi scam nasional.... Lantas, darimana Pemerintah
mendapatkan Rupiah kertas untuk melakukan bailout...?
Pemerintah akan menerbitkan SUN, alias berhutang kepada BI untuk mendapatkan
Rupiah kertas guna memenuhi kekurangan likuiditas tersebut. Sehingga hutang nasional
jadi membengkak dalam waktu singkat...
Ingat..., dalam sistem uang hutang, hanya BI satu2nya sumber Rupiah kertas & setiap
Rupiah yang keluar dari BI adalah hutang yang harus dibayar + bunga.
6. Bank Indonesia segera ngeprint Rupiah kertas yang dibutuhkan oleh Pemerintah, lalu
membagikannya kepada berbagai Bank yang membutuhkan Rupiah kertas tersebut
melalui Pemerintah.
7. Masyarakat secara bertahap mendapatkan Rupiah kertas mereka dari perbankan.
Sehingga, lama kelamaan timbul kepercayaan Masyarakat lagi atas sistem uang hutang
perbankan. Tapi ingat, Masyarakat juga dibebani dengan hutang nasional yang
membengkak...
8. Masyarakat membayar pajak, lalu sebagian dana pajak tersebut digunakan untuk
membayar hutang Pemerintah kepada BI. Karena hutang membengkak, maka cicilan
hutang + bunga pun juga membengkak. Pemerintah mengalami defisit anggaran, dan akan
melakukan 2 hal untuk menutupnya....
a. Menerbitkan SUN lagi untuk menutup SUN yang lama, alias gali lobang tutup lobang...
b. Mengurangi belanja publik, seperti mengurangi subsidi pendidikan, kesehatan, BBM,
dll...
9. Bank untung..., Pemerintah linglung..., Masyarakat bingung....
Jadi untuk siapakah sebenarnya “jaminan Pemerintah” tersebut...???
Silahkan anda pikirkan....
Ok...
Sekarang mari kita lihat skema menyeluruh penciptaan Rupiah berdasarkan sistem uang
hutang perbankan berikut ini...
Ok, sekarang mari kita mulai...
1. Proses penciptaan Rupiah dimulai dari Pemerintah membutuhkan dana segar, lalu
memutuskan untuk berhutang.
Pemerintah membutuhkan dana segar untuk berbagai keperluan, antara lain....
a. Pemerintah membutuhkan dana untuk melakukan “Pesta Demokrasi” alias Pemilu
b. Politisi yang baru terpilih & menjabat, membutuhkan dana untuk membiayai berbagai
program yang pernah dia janjikan sebelum terpilih.
c. Membutuhkan dana untuk menutup hutang yang jatuh tempo, alias defisit anggaran.
Gali lobang tutup lobang yang satu ini, pasti dilakukan pemerintah. Makanya setiap tahun
hutang nasional pasti bertambah.... :-)
d. Membutuhkan dana yang besar untuk melakukan bailout/jaminan saat terjadi rush
terhadap bank tertentu, seperti kasus Bank Century; atau bahkan rush nasional, seperti
saat krisis moneter tahun 98 dulu.... :-)
2. Melalui DJPU Kemenkeu (Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang – Kementerian
Keuangan), Pemerintah menerbitkan SUN (Surat Utang Negara) untuk mendapatkan
hutang tersebut.
Yang perlu digaris bawahi, SUN adalah hutang nasional yang pada gilirannya harus
dibayar oleh rakyat lewat pajak kedepannya.
Jadi, sebenarnya saat pemerintah menerbitkan SUN, saat itu juga pemerintah
meletakkan Rakyatnya sebagai jaminan yang akan membayar hutang tersebut lewat
pajak selama beberapa tahun kedepan, termasuk rakyat yang belum lahir. SUN adalah
janji pemerintah untuk membuat rakyat membayar hutang tersebut lewat pajak
kedepannya...
SUN ini kemudian di “lelang” kepada Bank2 yang tergabung ke dalam HIMDASUN
(Himpunan Pedagang SUN). Dalam Himdasun, ada bank yang menjadi “primary dealer” &
“member”. Penjualan SUN untuk pertama kali ke Himdasun ini disebut penjualan di
“Pasar Perdana”, dan Primary dealer lah yang berhak untuk ikut dalam lelang pasar
perdana tersebut. Setelah itu Primary dealer melakukan jual beli SUN kepada bank2
lain yang menjadi member Himdasun, yang disebut sebagai “Pasar Sekunder”...
Kemudian, melalui suatu skema yang disebut OPT (Operasi Pasar Terbuka), BI (Bank
Indonesia) akan membeli sebagian SUN yang ada pada Himdasun.
OPT/ jual beli SUN ini dilakukan secara digital alias tanpa kertas/ tanpa warkat.
Transaksi SUN dilakukan lewat sistem digital yang mereka sebut BI-SSSS (Scripless
Securities Settlement System) yang terhubung langsung dengan BI-RTGS (Real Time
Gross Settlement). Jadi, seluruh transaksi dan kepemilikan SUN hanya tercatat secara
digital.
Setelah BI membeli SUN melalui OPT, maka giliran BI melalui PERUM PERURI
(Perusahaan Umum Percetakan Uang RI) mencetak Rupiah kertas yang digunakan untuk
membayar SUN tersebut. Dan..... CLING.... muncullah sejumlah uang baru ke
peredaran....
Proses ini terjadi berulang ulang, sehingga hasilnya adalah menumpuknya SUN di BI dan
menumpuknya Rupiah di Perbankan & Pemerintah..., yang sebenarnya SUN tersebut
hanyalah kumpulan data & angka digital di komputer... Rupiah pun hanyalah kumpulan
angka2 kertas & digital... Rupiah, tidak punya nilai lebih dari sekedar kertas & angka
digital... Namun angka kertas & digital ini ditetapkan oleh Pemerintah sebagai alat
pembayaran yang syah di Indonesia.
Perhatikan...!!!
Dalam proses ini, yang terjadi sebenarnya adalah Pemerintah membuat surat utang lalu
memberikannya kepada BI dengan perantara perbankan... Kemudian giliran BI ngeprint
Rupiah kertas lalu menghutangkannya kepada Pemerintah dengan perantara perbankan
pula...
Dengan menggunakan perantara perbankan dan berbagai istilah yang mereka gunakan...
proses ini dibuat menjadi seolah olah rumit.... :-)
3. Setelah Kemenkeu menerima Rupiah hasil hutang lewat penerbitan SUN,
kemudian Kemenkeu akan mendepositkan angka2 Rupiah tersebut ke berbagai
rekening pemerintahan untuk dibelanjakan.
Lalu, pemerintah membelanjakan angka2 Rupiah tersebut ke berbagai program sosial,
kesehatan, pendidikan, pembangunan, perlengkapan militer, bahkan operasi militer atau
perang.
Kemudian pegawai pemerintahan, kontraktor, polisi & tentara mendepositkan bayaran
mereka ke bank.
4. Bank melipatgandakan angka2 Rupiah tersebut melalui rumusan fractional reserve
banking.
Masih ingat, dengan jual beli Rupiah digital....?
Disinilah... berdasarkan rumusan fractional reserve banking, bank2 menciptakan Rupiah
digital baru dengan cara menghutangkan “kelebihan cadangan” yang ada pada bank
tersebut....
Dihutangkan.... lalu masuk ke bank lagi...., dihutangkan lagi... lalu masuk ke bank lagi...,
dst....
Proses ini berlangsung terus menerus, sehingga meningkatkan jumlah Rupiah dalam
peredaran secara signifikan... Secara teoritis, hanya dengan 1 juta Rupiah kertas, maka
bank secara legal bisa menciptakan 10 juta Rupiah digital....
Dari sinilah sebagian besar seluruh Rupiah yang ada dalam peredaran berasal....
Sekitar 90% Rupiah yang ada di Indonesia, diciptakan oleh sistem perbankan ini, yang
hanya ada dalam wujud digital.... Hanya sekitar 10% yang diciptakan oleh pemerintah
lewat BI dalam bentuk Rupiah kertas....
Sehingga jumlah Rupiah dalam peredaran semakin meningkat..., dan sebagaimana yang
telah anda ketahui, semakin banyak jumlah uang dalam peredaran maka semakin turun
nilainya.... Inilah INFLASI...!!!
Saat terjadi inflasi, yang dirasakan masyarakat adalah kenaikan harga....
Ingat... !!!
Definisi sesungguhnya dari inflasi adalah peningkatan jumlah uang dalam peredaran.
Naiknya harga hanyalah akibat...!!! INFLASI berasal dari kata “inflate” = memompa,
membumbung... kaya balon itu lho.... :-)
Jadi, jika memompanya terlalu banyak, maka akan terjadi hiperinflasi & pecah....
Bisa anda lihat, bahwa ternyata seluruh Rupiah dalam peredaran hanyalah lembaran
kertas yang “diprint” oleh BI melalui Perum Peruri dan angka2 digital yang hanya
“diketik” dalam komputer perbankan saja....
Hanya itu...., Rupiah dalam peredaran hanyalah sekumpulan angka kertas & digital yang
sebenarnya tidak akan pernah bernilai lebih dari sekedar kertas dan angka.... Sebagian
di print, dan sebagian besar lagi hanya diketik....
GUBRAK....!#@%*??
Angka2 Rupiah ini dipompakan terus menerus secara perlahan ke peredaran, sehingga
terjadi inflasi yang abadi....
Dan inflasi sangatlah menguntungkan pemerintah & bankir dengan cara merugikan
rakyat... Dengan adanya inflasi, maka hutang pemerintah setiap tahun seolah-olah
berkurang & menjadi kecil nilainya dengan sendirinya... dengan adanya inflasi maka
sistem uang hutang bisa bertahan lama... dan dengan inflasi pulalah rakyat semakin
sengsara....
Inflasi sebenarnya merupakan “pajak tersembunyi”.... Karena efek dari inflasi sama
dengan PPh (Pajak Penghasilan), yaitu sama2 mengurangi daya beli kita.... :-)
Bedanya, PPh memotong langsung angka Rupiah kita, sehingga daya beli kita menurun
karena jumlah uang yang dimiliki berkurang..., sedang inflasi mengurangi daya beli kita
dengan naiknya harga barang2 yang akan kita beli....
Disini juga terjadi suatu paradoks... dimana BI sebagai otoritas moneter yang tugas
utamanya adalah menjaga kestabilan nilai Rupiah, tapi justru menciptakan inflasi yang
abadi dengan mencetak Rupiah kertas terus2an..., yang kemudian digunakan sebagai base
money atas fractional reserve banking dalam menciptakan angka Rupiah baru...
Silahkan anda ingat..., sepanjang hidup anda apakah benar terjadi inflasi abadi atau
tidak.... Silahkan bandingkan harga sekarang dengan 10 tahun yang lalu... kemudian
bandingkan lagi dengan harga 20 tahun yang lalu.... Kalau anda masih ingat.... :-)
Dan silahkan disimpulkan sendiri....
5. Kita bekerja untuk mendapatkan angka2 tersebut.
Ya... Selama ini, sebenarnya kita bekerja hanya untuk mendapatkan angka2 itu...
Selama ini masyarakat mempercayai angka Rupiah tersebut... Sehingga angka Rupiah
yang sebenarnya hanya diprint & diketik oleh perbankan tersebut seolah olah menjadi
sesuatu yang sangat berharga di mata masyarakat....
Dalam pikiran masyarakat sudah terbentuk “pengalaman” yang membuat mereka
mempercayai angka Rupiah tersebut....
Masyarakat, sejak kecil melihat & merasakan bahwa kemarin dan dahulu mereka bisa
membayar sesuatu dengan angka Rupiah tersebut... sehingga masyarakat pun percaya
bahwa besok mereka juga bisa membayar sesuatu dengan angka Rupiah tersebut.....
Di mata masyarakat angka Rupiah tersebut seolah olah menjadi kekayaan yang
sebenarnya...
Namun, tahukah anda bahwa kekayaan kita yang sebenarnya adalah kebebasan dan waktu
kita...???
Akan tetapi, selama ini kita telah menukar kekayaan kita yang sesungguhnya dengan
angka.... Ya... selama ini kita telah menukar masa2 dalam hidup kita berjam-jam,
berhari-hari, bertahun-tahun demi untuk mendapatkan angka yang hanya diprint atau
hanya sekedar diketik di komputer perbankan....
Dan karena hal ini sudah terjadi bertahun tahun, dari generasi ke generasi..., maka kita
melihatnya menjadi suatu kebenaran.... Sehingga, angka2 tersebut mewakili tenaga,
pikiran, darah, dan keringat kita... Segala sesuatu yang kita lakukan dalam hidup ini,
dinilai dengan angka Rupiah tersebut.....
Sebenarnya kitalah yang memberikan nilai kepada angka Rupiah tersebut, bukan
sebaliknya... !!! Pekerjaan yang kita lakukan & kepercayaan kita terhadap angka Rupiah
itulah yang memberikan nilai kepada Rupiah tersebut, bukan sebaliknya...!!!
Tanpa kepercayaan kita..., tanpa pekerjaan yang kita lakukan..., angka Rupiah tidak ada
nilainya sama sekali.... Kepercayaan kita inilah yang selama ini dimanipulasi oleh para
penguasa perbudakan modern....
Bukan hanya itu saja....,
Setelah kita bekerja keras, dan mendapatkan angka Rupiah tersebut..., maka pihak
berwenang akan segera memotong angka yang kita dapatkan... Ya, angka yang dengan
susah payah kita dapatkan akan dikenai PPh (Pajak Pengasilan).... Padahal, mereka tinggal
print & ketik lho.... :-)
Mereka benar2 cepat...., belum juga sampai di tangan sudah dipotong.... :-)
Selain itu berbagai barang yang kita miliki maupun kita beli juga dikenai pajak, mulai dari
PPN, PBB, DLL....
6. Sebagian angka Rupiah dari pajak, akan dikembalikan ke BI.
Setelah Dirjen Pajak memberikan angka Rupiah yang berhasil dikumpulkannya ke
Kemenkeu, maka sebagian angka Rupiah tersebut akan dikembalikan kepada BI sebagai
cicilan untuk membayar hutang pokok + bunga atas SUN yang dibeli oleh BI dengan
Rupiah yang tinggal mereka print....
Pada proses inilah sistem uang hutang mulai merampok anda dan saya, merampok
Masyarakat secara masal dan besar2an... Sebagian pajak yang kita bayar tidaklah
digunakan untuk pendidikan, pembangunan, kesehatan, ataupun layanan publik lainnya.
Tapi untuk membayar cicilan pokok + bunga kepada BI...
Dan karena hutang juga semakin besar, maka cicilan pokok + bunga pun juga semakin
besar.... Sehingga agar tetap bisa membayar cicilan hutang pokok + bunga tersebut,
maka Pemerintah akan melakukan “penghetaman” dengan memotong belanja publik...
Seperti mengurangi subsidi pendidikan, kesehatan, BBM, dll... Sudahkah anda
merasakannya.... ? :-)
Jika saja sistem keuangan yang digunakan bukanlah “sistem uang hutang”, melainkan
“sistem uang negara”, maka langkah 6 ini tidak akan ada....!!!
Rupiah yang berhasil dikumpulkan oleh Dirjen Pajak, akan digunakan sepenuhnya untuk
subsidi pendidikan, kesehatan, program pembangunan, dan layanan publik lainnya yang
dapat mensejahterakan Rakyat.... Sehingga sekolah, rumah sakit, dan layanan publik
lainnya bisa murah bahkan gratis.... :-)
Sistem uang hutang adalah sistem perampokan massal yang dilegalkan...!!!
7. Penguasa rahasia mendapatkan keuntungan mereka.
Ya..., pada akhirnya penguasa rahasia mendapatkan keuntungan mereka yang begitu
besar....
a. Bank2 mendapatkan keuntungan yang luar biasa karena mempunyai hak istimewa untuk
menciptakan Rupiah digital melalui Fractional Reserve Banking (FRB) & mendapatkan
bunga dari kredit yang mereka berikan kepada masyarakat.
b. Bank2 mendapatkan bunga dari Giro Wajib Minimun (GWM) yang ada di BI.
c. Bank2 mendapatkan profit dari jual beli Surat Utang Negara (SUN).
Namun, saat ini, sangatlah sulit bagi kita untuk mengetahui siapa saja “sang penguasa
rahasia” tersebut..... Karena ada berbagai kepentingan multi nasional dibalik sistem riba
uang hutang ini, ada berbagai perusahaan multi nasional yang ikut memiliki Bank2 besar
yang ada di Indonesia.... Termasuk kepentingan IMF & World Bank yang memberikan
hutang luar negeri kepada Indonesia melalui Bank Indonesia....
Jika anda mengatakan US lah yang menjadi dalang dari semua ini...., tidak juga...!
Karena ternyata penduduk US pun bernasib sama dengan kita...
Jika anda menyalahkan golongan tertentu..., bisa jadi golongan tersebut hanya
dimanfaatkan dan dimanipulasi oleh penguasa rahasia yang sesungguhnya...
Saya rasa, sudah bukan saatnya bagi kita untuk mencari tahu siapa yang seharusnya
bertanggung jawab terhadap sistem ini... Percuma...!!!
Kita semua, saat ini sama2 terjebak dalam sistem perbudakan modern ini...!!! Bahkan,
saudara2 kita yang berhubungan langsung dengan proses penciptaan Rupiah dan
mendapatkan penghasilan dari sistem uang hutang ini pun sebenarnya juga terjebak
dalam sistem perbudakan modern ini...!!!
Yang perlu kita lakukan saat ini adalah mencari jalan keluar dari sistem riba uang hutang
ini...!!!
Yang perlu kita lakukan adalah... “Munculkan yang benar, maka yang keliru pasti
akan ditinggalkan”...!!!
Ok...
Pada dasarnya, penciptaan Rupiah berdasarkan sistem uang hutang ini, sangatlah tidak
manusiawi & tidak fair..., sistem ini merampok kekayaan dari masyarakat pekerja yang
ada di sektor produktif ke pemerintah dan sektor perbankan....
Sistem inilah yang menyebabkan adanya siklus “boom & bust” dalam perekonomian
modern ini.... Sistem ini pulalah yang menyebabkan jurang pemisah yang semakin lebar
antara si “kaya” dengan para “pekerja”....
Perhatikan cuplikan dari “Menanti Kemakmuran Negeri – Kumpulan Esai tentang
Pembangunan Sosial Ekonomi Indonesia”, Burhanuddin Abdullah (Gubernur BI ke-12),
berikut ini...
“Fakta-fakta kasat mata yang sudah lama tertampilkan, seperti semakin melebarnya
kesenjangan antarindividu, kota, dan wilayah, belum berubah. Sudah sejak lama
diketahui bahwa Jakarta adalah “pusat” dari segalanya. Uang beredar lebih dari 70%
berada di Jakarta. Laporan dari hampir semua kantor Bank Indonesia menunjukkan
bahwa uang dari daerah terus mengalir ke Jakarta, sejak sebelum krisis, bahkan sampai
sekarang.
Tingkat penanaman kembali di daerah lebih rendah (dengan rasio pinjaman terhadap
dana pihak ketiga/LDR mencapai 30-40%) dari sumber dana yang dapat dimobilisasi.
Pada tingkat yang lebih kecil (individual), lebih dari 90% simpanan masyarakat yang
berada di bank-bank dimiliki oleh kurang dari 10% penabung. Keadaan ini, dan yang
seperti ini, sudah berlangsung lama sebelum krisis, pada saat krisis dan berlanjut sampai
sekarang.
Ketidakadilan dalam perekonomian selama ini dapat digambarkan dengan pengukuran gini
coeficient. Kurang dari 10% penduduk Indonesia menguasai 80-90% dari penghasilan
nasional. Ketimpangan ini jelaslah merupakan muara dari sejumlah ketimpangan dalam
memanfaatkan sumber daya nasional maupun pemanfaatan sumber daya asing (pinjaman
luar negeri).”
Bayangpun coba....
70% Rupiah hanya berputar2 di Jakarta, 30% sisanya tersebar di seluruh Indonesia...
10% penduduk Indonesia menguasai ±90% penghasilan nasional, sedangkan 90%
penduduk hanya mendapat bagian 10% penghasilan nasional... Ternyata selama ini, anda
dan saya hanya memperebutkan yang 10% tersebut.... :-)
Dan semua itu bisa terjadi karena saat ini kita tidak lagi menggunakan uang yang
sesungguhnya, karena kita menggunakan mata uang yang dimonopoli oleh Bank Sentral
dengan sistem uang hutangnya....
Selamat datang di dunia perbudakan modern....
Sebagaimana yang telah anda ketahui, “Bond” berasal dari kata Bondage = perbudakan...
Karena pada dasarnya, saat pemerintah menerbitkan Bond/SUN..., maka ini merupakan
janji untuk membuat kita membayar pajak kedepannya, guna membayar hutang pokok +
bunga...!!! Saat Pemerintah menerbitkan SUN, saat itulah sebenarnya pemerintah
mencuri kekayaan kita & keturunan kita di masa depan untuk dibelanjakan pada hari
ini...!!!
Tak ada yang akan bertanya kepada anda jika anda membayar pajak hari ini untuk
membayar kemakmuran yang kita nikmati pada dekade kemarin.... Tak akan ada yang
bertanya pada anak2 kita jika besok mereka akan bekerja keras untuk membayar
kemakmuran yang saat ini sedang kita nikmati....
George Washington, US founding father, pernah mengatakan....
“Tidak ada generasi yang mempunyai hak untuk membuat kontrak hutang yang lebih
besar daripada yang bisa dibayarnya pada masa keberadaannya.”
(George Washington)
Dengan mencuri kemakmuran dari masa depan untuk dibelanjakan saat ini, sebenarnya
kita sudah memperbudak diri kita dan generasi penerus kita...!!!
Sistem keuangan global saat ini berdasarkan pada sistem yang didesain sekitar 3 abad
yang lalu untuk memperkaya sekelompok kecil orang dari sekian banyak manusia....
PASTI ADA SUATU CARA YANG LEBIH BAIK...!!!
“Sistem perbankan modern memproduksi uang dari ketiadaan. Prosesnya mungkin
merupakan teknik sulap yang paling mengherankan yang pernah ditemukan. Perbankan
dikandung dalam ketidakadilan dan terlahir dalam dosa.
Para Bankirlah yang menguasai dunia ini, meskipun kau ambil dunia ini darinya, namun jika
tetap kau tinggalkan kekuasaan untuk menciptakan uang dan mengendalikan kredit, maka
hanya dengan kibasan pena, mereka akan menciptakan uang yang cukup untuk membelinya
kembali.
Namun jika kau ingin tetap menjadi budaknya para Bankir dan membayar biaya
perbudakanmu, biarkanlah mereka tetap menciptakan uang dan mengendalikan kredit.”
(Sir Josiah Stamp, Direktur Bank of England)
4. REFORMASI SISTEM KEUANGAN
Walaupun saat ini kita sudah terjebak dalam sistem uang hutang ini, sebenarnya ada
harapan besar untuk melakukan suatu perubahan demi kesejahteraan, keadilan, &
kemerdekaan yang sesungguhnya...
Karena sebenarnya, kita semualah yang menjadi ancaman terbesar dari sistem uang
hutang ini...!!! Ya.... KITA..... RAKYAT..... MASYARAKAT..... “PEOPLE POWER” lah yang
menjadi ancaman terbesar dari sistem uang hutang ini...!!!
Bagaikan sapu lidi.... Satu rakyat, mungkin tidak ada pengaruhnya, akan tetapi jika
seluruh rakyat bersatu padu menuju satu tujuan..... Itulah “People Power”.....
Oleh karena itulah, sistem uang hutang ini disembunyikan & ditutup dengan rapi dari
pengetahuan masyarakat... Bahkan sampai sekarang pun tidak ada kurikulum pendidikan
yang membahas tentang cara kerja sistem keuangan global... Jadi, sistem uang hutang
ini dapat terus berjalan sampai sekarang karena sebagian besar Masyarakat tidak
mengetahui cara kerjanya....
Masih ingat cuplikan berikut ini...
"Sangatlah menguntungkan, karena Masyarakat tidak mengerti sistem perbankan dan
keuangan kita. Karena jika mereka tahu,
saya yakin akan terjadi revolusi sebelum besok pagi."
(Henry Ford, Ford Motor Company)
Ya... jika sebagian besar masyarakat mengetahui cara kerja sistem keuangan &
perbankan global, maka pastilah masyarakat yang selama ini diperbudak & dirampok
secara masal, akan bersatu padu menggunakan people power nya untuk menuntut suatu
perubahan yang mendasar pada sistem keuangan...
Hanya reformasi sistem keuangan & perbankanlah yang bisa memberikan perubahan yang
berarti untuk memberikan kesejahteraan yang merata, keadilan, dan kemerdekaan yang
sesungguhnya bagi kita semua....
Reformasi sistem pemerintahan macam apapun..., pembenahan birokrasi macam apapun...,
penegakan keadilan macam apapun..., pemberantasan korupsi macam apapun...,
demonstrasi macam apapun..., dan siapapun yang menjadi pemimpin negeri ini...., tidak
akan pernah benar2 berhasil memberikan kesejahteraan yang merata kepada seluruh
rakyat Indonesia, selama sistem riba uang hutang ini masih terus digunakan...!!! WANI
PIRO.... :-)
Ibarat genting yang bocor, apapun yang kita lakukan untuk membersihkan lantai saat
turun hujan, hanyalah hal yang sia sia saja.... Selama genting yang bocor itu belum
diganti, selama itu pula air akan selalu menetes saat turun hujan... Genting yang bocor
itu harus kita ganti...!!!
Lihatlah..., selama ini sistem uang hutang telah berhasil bersembunyi dengan rapi dibalik
sistem pemerintahan yang ada... Sistem uang hutang berhasil bersembunyi di balik
desain sistemnya yang seolah olah rumit, sehingga tidak terlihat oleh sebagian besar
masyarakat....
Saat terjadi permasalahan, terutama permasalahan di bidang ekonomi, moneter, &
kesejahteraan... Maka masyarakat akan saling menyalahkan satu sama lain, menyalahkan
koruptor, menyalahkan politisi, dll... Silahkan tengok kasus yang terjadi pada saat krisis
moneter 98 dulu... atau mungkin kasus Bank Century... atau kasus2 yang lain....
Ya... ujung2 nya adalah saling menyalahkan.... menyalahkan koruptor yang makan uang
rakyat... menyalahkan ini... menyalahkan itu.... Namun, sistem riba uang hutang yang
sebenarnya menjadi sumber utama dari berbagai permasalahan tersebut tidak pernah
terlihat, apalagi tersentuh.... Sungguh suatu mahakarya sistem perbudakan modern yang
luar biasa....
Sungguh ironis... karena ternyata, Pemerintah kita pun selama ini justru melegalkan dan
melindungi sistem riba uang hutang ini... Pemerintah kita justru melegalkan & melindungi
sistem perbudakan modern ini... Jadi, nampaknya tipis kemungkinannya jika kita
mengharapkan Pemerintah untuk melakukan reformasi sistem keuangan yang kita
harapkan.....
OK...
Sejauh ini..., jika sampai disini anda sudah memahami cara kerja sistem uang hutang ini,
maka anda adalah satu dari sejuta yang mengetahui perampokan masal & perbudakan
modern ini...
Namun, yang menjadi pertanyaan mendasar adalah, “apakah yang akan anda lakukan
terhadap hal ini...?” Apakah anda akan diam saja.... atau berusaha untuk melakukan
perubahan yang berarti...?
Jika pun kita berusaha untuk melakukan perubahan yang berarti..., lantas apa yang harus
kita lakukan...?
Ok...
Sebenarnya berbagai konsep reformasi sistem keuangan sudah diajukan oleh berbagai
kalangan... Antara lain....
a. Kembali menggunakan sistem keuangan standar emas
b. Menggunakan sistem fiat money negara
c. Full reserve banking
d. Self issued credit money
e. Digital currency
f. Digital cryptocurrency
g. Dll....
Sangat panjang jika harus dijelaskan satu persatu.... :-)
Namun, semua konsep reformasi sistem keuangan tersebut membutuhkan waktu yang
cukup panjang untuk dilaksanakan dan diterapkan... Terutama a – c, karena hanya bisa
dilakukan secara “top down”..., yaitu dari perubahan peraturan pemerintah kemudian
dilaksanakan oleh rakyatnya...
Yang kita butuhkan bukanlah sekedar reformasi sistem keuangan, namun juga revolusi
(perubahan yang cepat) atas sistem keuangan... sehingga seluruh masyarakat yang
selama ini terjebak dalam sistem uang hutang, segera merasakan perubahan
kesejahteraan & kemerdekaan yang sesungguhnya...
Bersyukurlah..., karena sebenarnya diantara berbagai konsep reformasi sistem keuangan
yang ada saat ini, ada satu konsep reformasi yang sangat briliant..., benar2 suatu ide
“gila”... Konsep reformasi sistem keungan yang satu ini, mampu memberikan revolusi &
reformasi yang kita harapkan dalam sistem keuangan demi kemerdekaan &
kesejahteraan masyarakat...
Konsep reformasi sistem keuangan yang satu ini, sebenarnya sudah berjalan sejak tahun
94 di Rusia... Namun, karena berbagai kendala dan benturan yang dihadapi, reformasi
sistem keuangan yang satu ini sempat menghilang dari peredaran, kemudian muncul lagi
setelah mengalami evolusi sistem yang cukup panjang....
Ladies & Gentleman, please welcome.... “IDEOLOGY OF MMM”
Ya... Ideology of MMM adalah konsep reformasi sistem keuangan yang benar2 luar
biasa...
Ideology of MMM menawarkan suatu reformasi sistem keuangan yang menggabungkan
berbagai konsep reformasi keuangan menjadi satu... Mulai dari self issued credit
money, digital currency, konsep uang bantuan, & jaringan perbankan digabungkan
menjadi satu, kemudian dikelola secara langsung menggunakan “people power” melalui
jaringan internet... Jadi, bukan mengandalkan kekuatan pemerintahan politik, tapi
people power secara langsung...
Ya... internet adalah sarana yang tepat untuk melakukan reformasi & revolusi sistem
keuangan yang dibutuhkan oleh masyarakat saat ini... Dengan media internet, maka
reformasi sistem keuangan ini bisa mencapai seluruh penjuru planet ini dengan cepat....
Dengan media internet, maka seluruh masyarakat sebagai “people power” bisa terlibat
secara langsung untuk melakukan reformasi sistem keuangan yang kita butuhkan...
Menurut anda, adakah media lain yang lebih tepat...???
Nampaknya, reformasi sistem keuangan yang dilakukan oleh MMM ini senada dengan apa
yang diungkapkan oleh seorang pakar teori keuangan berikut ini....
“Jika seluruh orang di dunia ini mempunyai suatu sistem keuangan universal, dan benar2
bebas dari segala pemerintahan. Sistem tersebut akan memfasilitasi dan menstabilkan
perdagangan, sehingga kedamaian dan kesejahteraan tercipta, meskipun tanpa
pemerintahan dunia.
Persatuan orang-orang lah yang dibutuhkan dunia ini, bukan persatuan pemerintahan
politik.”
(E.C. Regel, pakar teori keuangan, “Pendekatan baru terhadap Kemerdekaan”)
Pada dasarnya, Ideology of MMM ingin merubah “sistem riba uang hutang perbankan”
menjadi “sistem uang bantuan perbankan” secara bertahap....
Pada sistem uang hutang, UANG = HUTANG..., saat ada permintaan hutang, maka akan
diciptakan uang baru... Sedangkan pada sistem uang bantuan, UANG = BANTUAN..., saat
ada permintaan bantuan, maka akan diciptakan uang baru.... :-)
Konsep reformasi sistem keuangan yang ditawarkan oleh MMM ini adalah yang paling
unik... Karena dilakukan secara bottom up, bukan top down; serta mengandalkan “people
power” secara langsung, bukan kekuatan pemerintahan politik....
Dan karena mengandalkan “people power”, maka kemunculan MMM di berbagai negara
berbentuk suatu “KOMUNITAS” yang saling membantu... Ya... “people power” yang
merupakan ancaman bagi sistem uang hutang, digerakkan secara langsung melalui
komunitas MMM dengan cara saling membantu secara langsung menggunakan jaringan
sistem keuangan yang sudah disediakan oleh perbankan saat ini....
Selain merupakan suatu komunitas, MMM juga merupakan suatu konsep bisnis baru yang
sangat briliant, bisa dibilang MMM adalah suatu “SOCIAL BUSINESS”, yaitu suatu
bisnis yang menitikberatkan pada “BENEFIT” bukan “PROFIT”....
Jika anda pernah mendengar “Grameen Bank”, seharusnya anda tahu apa itu social
business.... :-)
Namun sayang, nampaknya konsep Grameen Bank dimanfaatkan oleh beberapa golongan
untuk mengeruk keuntungan pribadi.... :-(
Ya... Social business, adalah suatu bisnis yang menitik beratkan pada benefit (manfaat
bagi seluruh orang yang terlibat di dalamnya), bukan hanya pada profit (keuntungan)
bagi sekelompok kecil orang yang terlibat. Dalam social business seluruh orang yang
terlibat akan mendapatkan profit yang merata....
Jadi bisa dikatakan bahwa MMM adalah “SOCIAL BUSINESS COMMUNITY” /
“KOMUNITAS BISNIS SOSIAL” yang bertujuan untuk melakukan perubahan pada
sistem keuangan global secara mendasar dengan cara saling membantu...
Saat ini, baru cover luar yang bisa kita lihat dari reformasi sistem keuangan ala MMM
ini..., yaitu “HARI INI ANDA MEMBANTU, BESOK ANDA DIBANTU”...
Ya... Dalam komunitas bisnis sosial MMM ini, jika hari ini anda membantu partisipan lain,
maka bulan depan anda akan dibantu sebesar 130% dari bantuan yang telah anda
berikan...!!!
Di Rusia sendiri, MMM sudah berjalan hampir 3 tahun.... Dan di Indonesia, MMM sudah
berjalan 1 tahun lebih & mampu memberikan profit 30% perbulan secara konsisten
kepada seluruh partisipannya dengan cara saling membantu... Ya... benefit bagi seluruh
partisipannya, bukan sekedar profit bagi segelintir orang saja...!!!
Sekali lagi, saat ini baru cover luar yang bisa kita lihat dari MMM ini... Jadi, “don‟t
judge book just from the cover”.... :-)
Masih banyak kartu yang belum dibuka dan belum dimainkan oleh Sergey Mavrodi, sang
pendiri MMM ini...
Jika anda mau menggali lebih dalam lagi..., sebenarnya desain & arsitektur sistem
keuangan yang ditawarkan oleh Sergey Mavrodi melalui MMM ini benar2 luar biasa....
Sesuatu yang benar2 di luar jangkauan pikiran kita selama ini...
Akan terlalu panjang jika diungkapkan semua saat ini.... :-)
Oleh karena itulah, Sergey Mavrodi lebih suka beraksi daripada berorasi... Founder
MMM ini, lebih suka memberikan bukti..., bukan janji... :-)
Dan saat ini, anda yang sudah bergabung dengan MMM pasti sudah merasakan bukti
tersebut.... :-)
Saya yakin... kartu2 berikutnya akan dibuka & dimainkan saat waktunya sudah tepat...
Tugas kita sebagai people power yang tergabung dalam sistem MMM hanyalah menjaga
dan mengembangkan sistem dengan cara saling percaya & saling membantu dengan sikap
disiplin, jujur, dan tanggung jawab...
Dan akan lebih bagus lagi jika anda juga mempelajari berbagai reformasi sistem
keuangan yang ada serta mendalami sistem MMM secara mendetai lagi... Maka anda akan
mengetahui konsep luar biasa yang ditawarkan oleh MMM ini...
Berikut beberapa pernyataan Sergey Mavrodi...
“Dollar adalah piramid, bukan rahasia lagi..., dollar berdasarkan pada sistem keuangan
global yang merupakan piramid juga.
Memang suatu pertanyaan mendasar apakah sistem keuangan bisa ditata ulang atau
tidak, belum ada orang yang bisa membuktikannya hingga hari ini... karena belum ada
seorangpun yang bisa menata ulang sistem keuangan global saat ini...
Sistem keuangan global merupakan piramid, semua bank juga merupakan piramid, bukan
rahasia lagi... jika semua nasabah bank, tidak, hanya 20% saja secara simultan menarik
dananya maka bank akan colapse... meskipun bank itu sehat dan bekerja dengan baik,
pasti akan colapse..., mengapa, karena bank adalah piramid, perusahaan asuransi adalah
murni piramid.... semua struktur keuangan adalah piramid.
Rencanaku adalah menggunakan piramid ku untuk menyingkirkan piramid keuangan
global... hanya piramid yang lebih efisien lah yang bisa menjadi piramid global.
Dan pada tahap pertama aku akan mengggunakan piramid ku untuk menggalang dana, lalu
menuju pada bagian kedua dari rencanaku... Saat aku sampai disana, kau akan
melihatnya... kau akan melihat kehancuran sistem keuangan global. Aku akan memicunya,
semuanya pasti akan terjadi. Saat aku masih dalam penjara aku mengucapkan hal ini, tapi
semua orang telah melupakannya.
Permainan belum selesai, ini baru tahap pertama, yang kedua semakin dekat...”
( Sergey Panteleyevich Mavrodi )
-------
“Kita harus membuat suatu sistem yang lebih bagus daripada institusi negara manapun...”
-------
“Aku akan menghancurkan sistem keuangan global yang tidak fair & tidak manusiawi ini.
Aku pasti berhasil, tak ada yang dapat menghentikanku, karena kuyakin aku benar.
Kehancuran sistem keuangan global tak terelakkan.”
-------
“Setiap orang punya kewajiban sipil, dan ini adalah kewajiban sipilku.
Jika aku bisa membantu orang, maka akan aku lakukan.”
-------
“Ini adalah perang... Mereka punya kartu As, dan aku punya kartuku sendiri.
Pasukanku adalah para depositor.”
-------
( Sergey Panteleyevich Mavrodi )
Ya... itulah Sergey Mavrodi, sang founder MMM...
Saat ini, MMM masih ada di tahap awal.... perjalanan MMM dalam melakukan reformasi
sistem keuangan masih panjang... Meskipun demikian, seluruh partisipan sudah
merasakan perubahan kesejahteraan yang mereka dapatkan setelah bergabung dengan
MMM...
Saat ini, seluruh partisipan yang sudah bergabung dengan MMM, sebenarnya telah
menyatukan diri & dana mereka untuk saling membantu di bawah bendera MMM... Inilah
PERTEMPURAN TERINDAH yang pernah ada di dunia ini.... Dan keberhasilan reformasi
sistem keuangan ini pun terletak pada dukungan anda semua para partisipan MMM
sebagai pemilik people power...
Tanpa anda, MMM bukanlah apa2.... Anda semualah kekuatan utama dari reformasi
sistem keuangan MMM ini... Anda semualah inti dari MMM ini... !!!
OK...
Jika kita perhatikan...
Berdasarkan perjalan sejarah sistem keuangan diatas..., dapat kita ketahui bahwa
ternyata tidak selamanya transaksi harus dilakukan dengan uang yang sesungguhnya
(logam mulia yang mempunyai nilai intrinsik)..., akan tetapi juga bisa dilakukan dengan
mata uang yang tidak mempunyai nilai intrinsik, baik digital maupun kertas... Yang
penting adalah kepercayaan masyarakat terhadap mata uang tersebut....
Dan selama ini, kita sudah mempercayai sistem uang hutang yang justru memperbudak
kita semua.... Kini saatnya bagi kita untuk mempercayai sistem uang bantuan yang akan
membebaskan kita dari sistem perbudakan modern ini & memberikan kesejahteraan yang
merata...
MMM telah merintis “mata uang yang anti inflasi” untuk mengimbangi inflasi abadi yang
dialami oleh masyarakat yang terjebak dalam sistem uang hutang saat ini.... Jika selama
ini kita mempercayai mata uang sistem perbudakan modern..., mengapa kita tidak
mempercayai suatu embrio mata uang baru yang akan membawa kita keluar dari sistem
perbudakan modern ini...???
Pilihan ada di tangan anda....
Tetap berdiam diri di dasar piramida sistem uang hutang untuk diperbudak dan
membayar biaya perbudakan anda..., atau bergabung dengan piramida uang bantuan untuk
menggapai kemerdekaan yang sesungguhnya dan kesejahteraan yang merata....
Jika anda ingin mengetahui perjalanan MMM, silahkan tengok DISINI.
Jika anda ingin memahami lebih lanjut tentang MMM silahkan tengok DISINI.
Jika anda ingin menonton video Ideology of MMM, silahkan download DISINI.
Mari kita gapai kemerdekaan yang sesungguhnya... mari kita bangun masa depan yang
lebih baik bagi diri kita sendiri dan generasi mendatang dengan reformasi sistem
keuangan secara mendasar... !!!
NOTE :
Jangan hanya menggunakan tulisan di blog ini sebagai acuan tunggal, silahkan cari data &
informasi lain tentang sistem keuangan, reformasi sistem keuangan, & MMM...
Nobodys perfect..... Tidak ada yang sempurna di dunia ini. Jika anda tidak setuju dengan
reformasi sistem keuangan yang ditawarkan oleh MMM ini, jangan hanya berdiam diri...
!!! Silahkan anda bergabung dengan konsep reformasi sistem keuangan yang sesuai
dengan selera anda...
Namun, jika anda hanya ingin berdiam diri di bawah piramida sistem uang hutang ini dan
terus membayar biaya perbudakan anda, serta membiarkan generasi penerus kita
dibebani dengan hutang yang tak kan pernah lunas.... Silahkan... pilihan itu pun adalah
hak anda...