bulan penimbangan balita dan pemanfaatan bok …
TRANSCRIPT
Workshop Pencegahan dan Penurunan Stunting Ditjen BangdaMedan, 25 Juni 2019
BULAN PENIMBANGAN BALITA
DAN PEMANFAATAN BOK
STUNTING DALAM MENDUKUNG
MANAJEMEN INTERVENSI GIZI
BERBASIS DATA
R. GIRI WURJANDARU, SKM, M.KES
Kasubdit Kewaspadaan Gizi, Dit Gizi, Kemenkes RI
OUTLINE
1. PENDAHULUAN
2. PENCEGAHAN STUNTING
3. PEMANFAATAN DANA BOK
4. PENUTUP
PENDAHULUAN
Sifat Indikator Status Gizi (1)
a. Indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U)
▪ Memberikan indikasi masalah gizi secara umum karena berat badan berkorelasi
positif dengan umur dan tinggi badan.
▪ Berat badan menurut umur rendah dapat disebabkan karena pendek (masalah gizi
kronis) atau menderita penyakit infeksi (masalah gizi akut)
b. Indeks Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) ▪ Memberikan indikasi masalah gizi yang sifatnnya kronis sebagai akibat dari keadaan
yang berlangsung lama.
▪ Misalnya: kemiskinan, perilaku hidup tidak sehat, dan asupan makanan kurang
dalam waktu yang lama sehingga mengakibatkan anak menjadi pendek.
5
Sumber: Riskesdas 2013
Sifat Indikator Status Gizi (2)
c. Indeks Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB)
▪ Memberikan indikasi masalah gizi yang sifatnnya akut sebagai akibat dari peristiwa
yang terjadi dalam waktu yang tidak lama (singkat).
▪ Misalnya terjadi wabah penyakit dan kekurangan makan (kelaparan) yang
menyebabkan anak menjadi kurus.
▪ Indikator BB/TB dan IMT/U dapat digunakan untuk identifikasi kurus dan gemuk.
Masalah kurus dan gemuk pada umur dini dapat berakibat pada risiko berbagai
penyakit degenerative pada saat dewasa (Teori Barker).
Masalah gizi akut-kronis adalah masalah gizi yang memiliki sifat masalah gizi akut
dan kronis. Contoh: anak yang kurus dan pendek
6
Sumber: Riskesdas 2013
Pengertian 7
ISTILAH PENGERTIAN
Underweight/Berat
Badan Kurang/Gizi
Kurang
gabungan gizi buruk dan gizi
kurang
Stunting/Pendekgabungan sangat pendek dan
pendek
Wasting/Kurusgabungan sangat kurus dan
kurus
2
105 cm 125 cm 100 cm
7 thn 7 thn 4 thn
Stunting:• Dilihat berdasarkan Panjang Badan per Umur
(PB/U) atau Tinggi Badan per Umur (TB/U).• Nilai Z-score <-2,0
Usia 4 tahun
4 bulan
Usia 2 tahun
2 bulan
STUNTING TERLAMBAT DIKENALI
(BARU DAPAT DILIHAT SETELAH 2
TAHUN)
9
PENCEGAHAN STUNTING
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN TERUTAMA
PADA 1000 HPK
Membangun berat
badan potensial
MASA MASA ““EMASEMAS”” DAN DAN ““KRITISKRITIS””
Membangun
tinggi badan
potensial
Untuk Mencapai Tinggi dan Berat
badan optimal
Dibutuhkan seluruh zat gizi (makro dan mikro)
secara seimbang, diperoleh dari menyusui
eksklusif sampai 6 bulan, diteruskan dengan
ASI dan MP-ASI
Butuh gizi
mikro & protein Butuh Kalori
KonsepsiKonsepsi 20 mg LAHIR 20 mg LAHIR 2 TAHUN2 TAHUN
KehamilanKehamilan & & PertumbuhanPertumbuhan JaninJanin PertumbuhanPertumbuhan BayiBayi & & AnakAnak
Pertumbuhan otak
Masa Emas dan Kritis Pertumbuhan dan Perkembangan Anak 15
RENSTRA
2015-2019
Program
•Promotif – preventif
sebagai landasan
pembangunan
kesehatan
•Pemberdayaan
masyarakat
•Keterlibatan lintas
sektor
Program• Peningkatan Akses
terutama pd FKTP• Optimalisasi Sistem Rujukan• Peningkatan Mutu
Program• Benefit• Sistem pembiayaan:
asuransi – azas gotong royong
• Kendali Mutu & Kendali Biaya
• Sasaran: PBI & Non PBI
Tanda kepesertaan →KIS
D
T
P
K
KELUARGA SEHAT
Penerapan pendekatan
continuum of care
Intervensi berbasis resiko
kesehatan (health risk)
PENDEKATAN
KELUARGA
PROGRAM INDONESIA SEHAT 18
Pilar 1. Paradigma
Sehat
Pilar 2. Penguatan
YankesPilar 3. JKN
a. Penurunan AKI & AKB (Kesehatan Ibu &
Anak termasuk Imunisasi
b. Perbaikan Gizi khususnya stunting
c. Pengendalian Penyakit Menular (ATM:
HIV/ AIDS, Tuberkulosis & Malaria
d. Pengendalian Penyakit Tidak Menular
(Hipertensi, Diabetes Melitus, Obesitas &
Kanker)
PRIORITAS PEMBANGUNAN KESEHATAN
PERBAIKAN
GIZI
Peningkatan
surveilans gizi
termasuk
pemantauan
pertumbuhan
Peningkatan
promosi perilaku
masyarakat tentang
kesehatan, gizi, dll
Peningkatan akses
dan mutu paket
yankes dan gizi
Peningkatan peran
serta masyarakat
dalam perbaikan
gizi
Penguatan
pelaksanaan
dan pengawasan
regulasi dan
standar gizi
Penguatan peran Linsek
dalam rangka intervensi
sensitif dan spesifik1
2
3
4
5
6
ARAH KEBIJAKAN 2015 - 2019 20
ALUR PELAYANAN GIZI DI MASYARAKAT
SELURUH KELUARGA
1. Penyuluhan/Konseling Gizi;
a. ASI eksklusif dan MP-ASI
b. Gizi seimbang
c. Pola asuh ibu dan anak
2. Pemantauan pertumbuhan anak
3. Penggunaan garam beryodium
4. Pemanfaatan pekarangan
5. Peningkatan daya beli
KELUARGA MISKIN
6. Bantuan pangan darurat;
a. PMT balita, ibu hamil
b. PKH
POSYANDU
• Penimbangan balita
(D)• Konseling
• Suplementasi gizi
• Pelayanan kesehatan
dasar
• PMT Pemulihan
• Konseling
Puskesmas
TFC
Rumah Sakit
Sehat, BB Naik (N)
BGM, Gizi buruk, sakit
BB Tidak naik (T),
Gizi kurang
CFC
Sehat, BB Naik (N)
Sembuh, tidak perlu PMT
Sembuh perlu PMT
Intervensi jangka
menengah/
panjang
Intervensi
jangka pendek,
darurat
1. KELUARGA 2. MASYARAKAT dan LINTAS SEKTOR 3. PELAYANAN KESEHATAN
emua
Balita
Punya
KMS
Surveilens sosial, kesehatan, pangan dan gizi
Surveilens sosial, kesehatan, pangan dan gizi
CFC: Pemulihan Gizi
Berbasis Masyarakat
TFC: Pusat Pemulihan Gizi
Sumber: Buku Tatalaksana Gizi Buruk, 2013
Versi e-PPGBM
Versi online
sigiziterpadu.gizi.kemkes.go.id
Versi Android
Kata kunci: ppgbm
Versi Offline
http://localhost:8088
Penggabungan data offline ke online:1. Backup data di offline2. Login online3. Restore data di online
Tenaga kesehatan di Puskesmas memiliki Username dan Password setelah registrasi ke Dinas Kesehatan Kab/Kota. Dashboard data gizi dari PPGBM diakses di : http//www.gizi.kemkes.go.id
SURVEILANS GIZI BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI
REKAPITULASI DATA RUTIN dari
POSYANDU
PUSKESMASPOSYANDU
PENGUMPULAN DATA RUTIN POSYANDU
ePPGBM(Online/Offline)
Data individu by name by address
REKAPITULASI
DATA RUTIN DARI
PUSKESMAS
KABUPATEN
PUSAT
ALUR PELAKSANAAN SURVEILANS GIZI
Pengiriman
pencatatan
feedback
Laporan
feedback
feedback
informasi
PROVINSI LINTAS SEKTOR
Entry data/
feedback
KUALITAS INTERVENSI SPESIFIK & SENSITIF
informasi
Entry data
Individu yang perlu Penanganan Khusus
*data dapat berubah
245.591 Baduta
Stunting(TB/U)
334.405 Balita
Wasting (BB/TB)
131.765Balita
Underweight(BB/U)
Surveilans Gizi Melalui ePPGBM: informasi kasus sebagai dasar intevensi konvergensi dan terintegrasi
RUJUK KE PUSKESMAS UNTUK
KONFIRMASI/VALIDASI KASUS
PAG (PROSES ASUHAN
GIZI) DI PUSKESMAS Intervensi Spesifik :
• Tatalaksana Kasus
• Konseling: PMBA, Gizi terkaitpenyakit
• Pemberian PMT
(Pabrikan/berbasis pangan
lokal)
• Rujuk ke RSUD
Total JUMLAH BALITA ter-entry sebanyak
9.809.293 Balita (by name by address)
dari 23.604.923(sasaran Proyeksi BPS)
atau baru 41,6% dari sasaran Proyeksi. (data per tanggal 9 Juni 2019*)
Jumlah Kasus Yang BELUM
Ditangani/Dikonfirmasi
DATA ePPGBM NASIONAL
Individu yang perlu Penanganan KhususBADUTA Stunting(TB/U)
Balita Kurus dan Sangat
Kurus (BB/TB
Balita Berat Badan Sangat
Kurang (BB/U)
Total JUMLAH BALITA yang masuk sebanyak 9.809.293 (by name by address)
dari 23.604.923 (sasaran Proyeksi BPS) atau baru 41,6% dari sasaran
Proyeksi. (per tanggal 11 Juni 2019)
STUNTING
Pemantauan Perkembangan Balita:
Kuesione Pra Skrining Perkembangan
(KPSP)
Pemantauan Perkembangan Balita:
BUKU KIA
PERAN LINTAS SEKTOR DAN PEMANFAATAN DANA BOK
PERAN PEMERINTAH UNTUK CEGAH STUNTING DAN GIZI BURUK
42
Menyediakan dan Meningkatkanakses masyarakat terhadap makanan
bergizi
Menyediakan dan meningkatkan aksesmasyarakat terhadap fasilitaskesehatan yang berkualitas
Menyediakan sarana danprasarana air bersih sertasanitasi untuk masyarakat
Memfasilitasi operasional Posyandu Sosialisasi dan pemberdayaan masyarakatterkait kesehatan dan gizi dalam 1000 HPK
INTERVENSI GIZI SPESIFIK
1. INTERVENSI GIZI SPESIFIK
I. INTERVENSI DENGAN SASARAN IBU HAMIL
1. Memberikan makanan tambahan pada ibu hamil
untuk mengatasi kekurangan energi dan protein
kronis.
2. Mengatasi kekurangan zat besi dan asam folat.
3. Mengatasi kekurangan iodium.
4. Menanggulangi kecacingan pada ibu hamil.
5. Melindungi ibu hamil dari malaria.
II. INTERVENSI DENGAN SASARAN IBU MENYUSUI DAN
ANAK USIA 0-<6 BULAN
1. Mendorong inisiasi menyusui dini (pemberian ASI
jolong/colostrum).
2. Mendorong pemberian ASI Ekslusif.
III. INTERVENSI DENGAN SASARAN IBU MENYUSUI DAN
ANAK USIA 6-23 BULAN
1. Mendorong penerusan pemberian ASI hingga usia
23 bulan didampingi oleh pemberian MP-ASI.
2. Menyediakan obat cacing.
3. Menyediakan suplementasi zink.
4. Melakukan fortifikasi zat besi ke dalam makanan.
5. Memberikan perlindungan terhadap malaria.
6. Memberikan imunisasi lengkap.
7. Melakukan pencegahan dan pengobatan diare
Peran Kader
Pembangunan
Desa
Pendamping
Supporting
Promosi
Sumber Informasi yang tepat
Deteksi dini masalah
Pemberdayaan
Pembinaan
Pengawasan
Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa
Peran
Aparatur dan
Pendamping
Desa
Peran Kader
Pembangunan
Desa
Pendamping
Supporting
Promosi
Sumber Informasi yang tepat
Deteksi dini masalah
Pemberdayaan
Pembinaan
Pengawasan
Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa
Peran
Aparatur dan
Pendamping
Desa
1. Menyediakan dan Memastikan Akses pada Air Bersih.
2. Menyediakan dan Memastikan Akses pada Sanitasi.
3. Melakukan Fortifikasi Bahan Pangan.
4. Menyediakan Akses kepada Layanan Kesehatan dan
Keluarga Berencana (KB).
5. Menyediakan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
6. Menyediakan Jaminan Persalinan Universal
(Jampersal).
7. Memberikan Pendidikan Pengasuhan pada Orang tua.
8. Memberikan Pendidikan Anak Usia Dini Universal.
9. Memberikan Pendidikan Gizi Masyarakat.
10. Memberikan Edukasi Kesehatan Seksual dan
Reproduksi, serta Gizi pada Remaja.
11. Menyediakan Bantuan dan Jaminan Sosial bagi
Keluarga Miskin.
12. Meningkatkan Ketahanan Pangan dan Gizi
INPUT : BB, TB• Posyandu
• Operasi Timbang
Nutritional Status (by Age)
Intervention
1. Specific Intervention
• PMT (compliance)
• ASIE + PMBA
• Imunisasi
2. Sensitive Intervention
• MMD (desiminasi)
• Pelaksanaan (JKN,
air bersih, jamban,
PAUD)
A2 A2
A3
A1First measurement
by kaderAfter one month
Intervention After
confirmation by PHC officer
Nutritional Status (by Age)
Nutritional Status (by Age)
Confirmation
A2
NOTE:
Assessment (A1)Do by kader, no new activities (reguler activities: posyandu), the point is move RR from manual one to Electronic
Analysis (A2)Analysis generated by system, out put for first measurement will be confirmation by PHC officer to ensure the targets nutrition status,
Action (A3)Action will be done both specific & sensitive intervention, particularly for sensitive intervention; base on evidence which is collected in the same time with confirmation.
THE PROCESS OF NUTRITION SURVEILLANCE IN INDONESIA
PENUTUP
Ban Ki Moon
UN Secretary General
Nutrition is both a maker and a marker of development. Improved nutrition is the
platform or progress in health, education,
employment, empowerment of women
and the reduction of poverty and
inequality, and can lay the foundation for
peaceful, secure and stable societies
INTERVENSI GIZI SPESIFIK : 14 INTERVENSI GIZI BERDAMPAK BESAR MENGURANGI STUNTING SEBESAR 20% APABILA CAKUPANNYA MENCAPAI 90%
I. Intervensi dengan Sasaran Ibu Hamil
1. Memberikan makanan tambahan pada ibu hamil untuk mengatasikekurangan energi dan protein kronis2. Mengatasi kekurangan zat besi dan asam folat3. Mengatasi kekurangan iodium4. Menanggulangi kecacingan pada ibu hamil5. Melindungi ibu hamil dari malaria.
II. Intervensi dengan Sasaran Ibu Menyusui dan Anak Usia 0-6 Bulan
1. Mendorong inisiasi menyusui dini (pemberian ASI jolong/colostrum)2. Mendorong pemberian ASI Eksklusif.
III. Intervensi dengan Sasaran Ibu Menyusui dan Anak Usia 7-23 bulan
1. Mendorong penerusan pemberian ASI hingga usia 23 bulan didampingioleh pemberian MP-ASI2. Menyediakan obat cacing3. Menyediakan suplementasi zink4. Melakukan fortifikasi zat besi ke dalam makanan5. Memberikan perlindungan terhadap malaria6. Memberikan imunisasi lengkap7. Melakukan pencegahan dan pengobatan diare.
Definition of nutrition-specific and nutrition-sensitive interventions
and programmes (adapted from Ruel and Alderman).
Muttaquina Hossain et al. Arch Dis Child 2017;102:903-909
Copyright © BMJ Publishing Group Ltd & Royal College of Paediatrics and Child Health. All rights reserved.
Kementerian/Lembaga Berkolaborasi untuk Percepatan Pencegahan Stunting
Pendampingan 17 Perguruan Tinggi
Dalam Pencegahan
Dan Penanggulangan Stunting di 22 Kabupaten
TINDAK LANJUTBeberapa program/intervensi yang akan ditingkatkanpada tahun 2019
• Pembuatan/penyusunan regulasi di prov/kab/pusk/desa;
• Surveilans berbasis masyarakat terintegras secaraelektronik;
• Pendidikan kesehatan dan pemberdayaan masyarakat(termasuk PMT Lokal)
• Kesehatan lingkungan dan sanitasi
• Manajemen Balita Sakit termasuk tata laksana giziburuk
54
Terima kasih