buletin adzkar edisi 1
TRANSCRIPT
-
7/21/2019 Buletin Adzkar Edisi 1
1/24
-
7/21/2019 Buletin Adzkar Edisi 1
2/24
PELINDUNG :
Rois Syuri'ah PCINU Yaman
Nuril Izza Muzakky
PENASEHAT :
Rois Tanfidziyah PCINU Yaman
Dzul Fahmi Kasto
PENANGGUNGJAWAB
Lembaga Ta'lif wan Nasyr (LTN) PCINU Yaman
Muhammad Hifni Mubarak
PIMPINAN REDAKSI :Ahmad Nizar Syamuel
EDITOR :
M. Rifqon Syauqi
DESAIGN & LAY OUT :
Abdul Rahman Malik
PHOTOGRAFER
M. Khoirul Jadid
KONTRIBUTOR
PCINU Yaman
ALAMAT REDAKSI :
Nawawy Al Bantany Room
Sakan Dakhily Al Ahgaff, Tarim
EMAIL REDAKSI :
Redaksi menerima tulisan berupa baik bersifat ilmiah
ataupun sastra atau berupa iklan, kritik & saran
yang akan dimuat diBuletin Adzkar
Tim Redaksi Buletin Adzkar
EKAPUR IRIH
Buletin Adzkar PCINU Yaman- Edisi 1 / Juni 20141 Buletin Adzkar PCINU Yaman- Edisi 1 / Juni 20141
Alhadulillah, Segala puji bagi Allah swt, Tuhan
semeseta alam. Iringan shalawat serta salam senantiasa
tercurah limpahkan ke haribaan Nabi Agung,
Muhammad saw.
enyambut pergelaran pesta rakyat di
Mtahun 2014 ini, Buletin Adzkar
PCINU Yaman sebagai "GerbangWacana & Kreatifitas Mahasiswa" memulai langkah
baru untuk hadir dihadapan para pembaca budiman
dalam rangka turut berkontribusi mewarnai belantika
dunia tulis menulis dari kalangan Mahasiswa
Indonesia di Yaman.
Dengan mengemas berbagai polemik dan
problematika seputar pencalonan pres iden dan
wakilnya yang kini kian santer menjadi topik hangat
dan ramai di kalangan warga negara Indonesia
dimanapun berada, Buletin Adzkar pada edisi perdanaini mempresentasikan topik utama dan opini terkait
upaya kedua kubu capres dan cawapres untuk
mendapatkan perhatian lebih dan meraup suara
terbanyak dari masyarakat. Upaya seperti ini ada yang
tergolong positif dan ada juga yang tergolong negatif,
dalam arti menjurus kearah 'kekirian' yang sering
disebut sebagai Black Campaign. Dimana calon A
berupaya menghalalkan segala cara untuk untuk
mengalahkan calon B, begitu juga sebaliknya, baik
dengan cara tersembunyi maupun terang-terangan.
Karena itu, para penulis berusaha mengkritisi perihalpolitik Kampanye Hitam yang seharusnya dihindari
demi kemajuan bangsa Indonesia kedepan.
Salah satu upaya dalam kampanye hitam
adalah Money Politic. Dikalangan masyarakat,
mungkin pembagian uang itu tidak hanya sebatas
pemberian secara cuma-cuma, akan tetapi lebih untuk
sebuah ajakan memilih si calon merupakan hal yang
lumrah dan biasa dilakukan oleh para caleg, cagub,
bahkan capres dan cawapres sekalipun. Khalayak
ramaipun mengerti dengan yang diistilahkan 'serangan
fajar'. Nah, Permasalah ini akan dikupas tuntas dalam
sajian Sudut Pandang. Apakah Money Politic seperti
ini diperbolehkan menurut syari'at?
Pada rubrik berikutnya, sahabat Adzkar bisa
menikmati bacaan mengenai diskursus yang
berkenaan Pro Syari'ah Ala Nadhliyyin. Dalam tulisan
ini, Pembaca akan mendapatkan wacana akan
urgennya sebuah penegakan syari'at Islam di nusantara
yang berdasarkan asas perspektif ulama Nadhatul
Ulama. Korelasinya dengan tema kampanye ialah
supaya kita mengerti pentingnya ulama dibalikkepemimpinan seorang presiden.
Buletin Adzkar juga menghadirkan seorang
Tokoh NU yang pernah berkecimpung di dunia politik.
Disamping posisinya sebagai Ulama, Beliau juga
kerap dikenal sebagai politikus islami yang
mengedepankan konsep politik NU. Kemudian, berita-
berita seputar acara dan kegiatan Nahdliyyin Yaman
dikemas dalam rubrik Warta NU. Dan terakhir, Buletin
Adzkar juga memasukan goresan pena sastra yang
tertuang dalam rubrik Ruang Sastra.
Selamat Membaca
Pimpinan Redaksi Buletin Adzkar
-
7/21/2019 Buletin Adzkar Edisi 1
3/24
Sekapur Sirih..............................1
Stuktur Redaksi............................1
Indeks...........................................2
Topik Utama ................................3
Diskursus.....................................5
Opini............................................7
Sudut Pandang.............................9
Ulasan........................................11
Tokoh NU...................................12
Warta NU..............................14
Ruang Sastra
Cerpen ..................................17
Puisi ......................................20
Ruang Sastra
Cerpen;Dongeng Kwek Kwek
PuisiBukti Kecerdasan
INDEKS
Black Campaign
Buletin Adzkar PCINU Yaman- Edisi 1 / Juni 2014 2Buletin Adzkar PCINU Yaman- Edisi 1 / Juni 2014 2
Topik Utama ====>Urgensitas Kampanye Negatif
Hal. 3
Pro Syariah ala Nahdliyin
Diskursus ====> Hal. 5
Black Campaign,Bibit dari dari Sebuah Rezim Yang Menggigit
Opini ====> Hal. 7
Money Politic
Sudut Pandang ====> Hal. 9
Hal. 17
Kampanye Negatif mempunyai beberapa fungsi,
diantaranya yang paling menonjol adalah fungsi control
dan audit. Mengontrol dan meng-audit sebuah kebijakan-
kebijakan strategis yang dikemukakan dalam visi-misi
calon presiden.
NU sebagai ormas islam tentu saja sepakat dengan
penegakan syaria'ah , hanya saja metodenya yang berbedadengan ormas lain.
Black campaign memang sebuah kendala besar dalam
pelaksanaan pesta demokrasi, apalagi bila dilaksanakanmelalui jejaring social seperti Facebook, twitter, blog, atau
yang lainnya.
Sudah menjadi hal yang tidak asing lagi, menjelang
waktu pemilu pengurus Parpol membagi-bagikan uang dan
berbagai macam bentuk barang kepada masyarakat.14
-
7/21/2019 Buletin Adzkar Edisi 1
4/24
osok Jokowi yang merakyat, sebagai
Sikon pertama yang dimunculkan di
berbagai media masa. Obat rindu yang
ditunggu-tunggu oleh rakyat kecil. Pemimpin secaralangsung sering 'blusukan' mendengarkan langsungaspirasi dari penderitaan kemiskinan yang banyakterjadi diberbagai pelosok negeri.
Sedangkan Prabowo, dijadikan sebagai ikonkejujuran dan ketegasan. Sosok pemimpin yangrendah hati, tangguh, dan percaya diri di duniainternasional. Hal ini, dimunculkan oleh sebab
beberapa pengalaman pahit di pimpin oleh presidenyang terkesan tidak agresif, dan lemot menanggapikebijakan-kebijakan internasional.
Dua hal diatas merupakan permisalan dariKampanye positif, yang terkesan profokatif danmelebih-lebihkan. Bahkan, dekade terakhir,
propaganda seperti ini hampir saja menjadikanseseorang layak seperti 'nabi'. Beberapa surat kabarmedia sosial membicarakan 60-70 kali kebaikan setiaphari. Blusukan sana-sini, nyebur got, nyapu, jalan
bahkan hanya sekedar naik ojek. Kampanye initergolong mudah dan simple untuk menaikkanelektabilitas suara.
Kalau kita lihat, kali ini memang merupakan
pemilihan presiden paling 'menggilakan' dan istimewa.Selain terletak pada bulan ramadhan, calon yangdipilih hanya dua. Padahal, hasil rekapitulasi KomisiPemilihan Umum (KPU), terdapat empat partai besaryang mempunyai peluang maju, yaitu ; PartaiDemokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), PartaiGolongan Karya (Golkar), Partai Gerakan IndonesiaRaya (Gerindra) dan Partai Demokrat. Dan sisanyamerupakan partai kecil yang kemungkinan besar untukmembentuk koalisi baru. Tapi sayang, semua kandasmenjadi dua koalisi saja.
Oleh sebab hanya dua calon presiden, banyakimbas perubahan kultur-sosial yang terjadi. Salahsatunya, adalah masalah perebutan masa/kampanye.Yang harusnya dijadikan sebagai adu kreatifitas
progam dan kebijakan, berubah menjadi pertarungan
'sara' dan keburukan. Kedua kubu saling serang, tanpaada pemain ketiga. Berbeda dengan kampanye 2004,dengan tiga koalisi besar. Lebih bisa dihindarkan dari
anarkisme dan fanatisme masa, karna lebih bisaberimbang dalam pertukaran informasi.
Isu yang seharusnya lebih bermain data, faktadan trackrecord kepemimpinan, dialihkan dengan isunegatife yang lebih menyerang kepada sosok personalsalah satu calon. Bahkan semakin marak opini
profokatif dan tidak bisa dipertanggung jawabkan,tersebar dalam dunia maya, koran dan tabloid. Misal ;''Jokowi cukong Cina'' atau '' Prabowo pelanggarHAM''. Dengan argument-argumet yang terlalu
persuasif dan mengada-ada.
Lha, hal diataslah yang disebut dengankampanye hitam/black-campagn. Jelas ini merupakankecurangan dan sikap pecundang. Kalau ditanyamasalah justifikasi hukum dalam Islam, jelas ini masukdalam tuhmah (dakwaan), yang harus dibuktikankebenaranya. Kalau tidak bisa membuktikan, berartiitu sebuah kebohongan, bahkan pencemaran nama
baik dan melukai hati orang lain, tentunya secara dlohirmuttafak alaih haram hukumnya. Berbeda lagi dengan kampanye negatif,
banyak orang mempresepsikan sama antara kampanye
negative dan black campagn. 'Negatif' mempunyaimakna lebih khusus, condong kepada perilaku kritisterhadap calon pemimpin. Sikap ini lebih bermainterhadap; mempertanyakan kelayakan dan kebijakan
progam (seperti biaya pembelian pesawat tanpa awakdan biaya kartu pendidikan/sehat yang bakal menjadikebijakan sentral era Jokowi), mempersoalkan trackrecord calon yang dapat dibuktikan dengan
pengalaman pribadi dan data (seperti halnya kasusLapindo). Seperti halnya dilansir dalam WikkipediaBahasa Indonesia, kampanye negative berarti : ajakan
dengan menyerang lawan berdasarkan fakta dankebijakan-kebijakan yang akan dihasilkan. Namun perbedaan ini kenyataanya belumdiatur dalam undang-undang secara jelas. RUU pemiluataupun pilpres, masih secara umum memberikan
TOPIK UTAMA
Urgensitas Kampanye Negatif
Buletin Adzkar PCINU Yaman- Edisi 1 / Juni 20141 Buletin Adzkar PCINU Yaman- Edisi 1 / Juni 20143
Oleh : Noor Salikin
-
7/21/2019 Buletin Adzkar Edisi 1
5/24
satu calon presiden. Walau kemungkinan besar sikapseperti ini pasti banyak dicerca masyarakat yangkurang setuju. Pengambilan sikap seperti ini, penulisrasa lebih mencerminkan sikap orang idealis. Toh,kalah menang bukan urusan kita. Yang terpenting,sudah ikhtiyar dan mengambil sikap yang jelas. Asal,tidak mengedepankan fanatisme dan menjanga prinsipmoderat. Kembali lagi pada pembahasan inti, penulis
aturan yang sama. Pasal 103 ayat 2, setidaknya ada 4prinsip dalam kampanye: harus adil dan berimbang,faktual, tidak mengandung unsur sara dan tidak
provokatif. Ya, prinsip provokatif-lah yang masihdiperbincangkan batasan-batasan implementasinya. Menanggapi hal ini, penulis rasa, semakinmaraknya kampanye negative sama halnya denganmenambahnya kesadaran masyarakat dengan urgensi
politik. Tanda partisipasi masyarakat luas yang
mempunyai harapan lebih untuk menjadikanpemerintahan kita lebih baik. Dan hal seperti ini, haruslebih kita budayakan. Islam juga sangat mendukunghal ini, buktinya ghibah orang fasik (yang sudah nyata
fasik) boleh-boleh saja. Apalagi ini masalah yangsangat penting, yang menyangkut hajat-hidupkesejahteraan suatu negara. Ada satu bentuk kampanye lagi yang perlu kitaketahui, dengan menggunakan budaya (misal:i''Kampanye Kreatif''. Menggunakan perantara-
perantara krea tif untuk menggugah part is ipas imasyarakat luas. Lebih energik, terkesan baru, danlebih funny.
Kemudian, sikap seperti apakah yang haruskita lakukan sebagai bentuk partisapatif terhadap
pemilu kali ini? Sebelumnya, perlu penulis inginungkapkan, bahwa banyak sekali kyai dan habaibsecara lantang berbondong-bondong mendukung salah
TOPIK UTAMA
Buletin Adzkar PCINU Yaman- Edisi 1 / Juni 2014 2Buletin Adzkar PCINU Yaman- Edisi 1 / Juni 2014 4
rasa sangat pentinguntuk membudayakank a m p a n y enegative/kritis. Dalamdemokrasi, rakyat-lahy a n g m e m i l i k i
'kekuasaan'. Namun,s a m p a i s e j a k e r ar e f o r m a s i s a m p a isekarang. Indonesiayang secara dejure
be rasaskan republ ikdemokras i , namunmasih dikuasai olehsebagian orang saja.Bahkan bisa dikatakanOligarki (kekuasaan
dipegang segelintirmanusia; orang pintar,kaya, dan sebagainya.)
K a m p a n y eNegatif mempunyaib e b e r a p a f u n g s i ,d i a n t a r a n y a y a n g
paling menonjol adalah fungsi control dan audit.Mengontrol dan meng-audit sebuah kebijakan-kebijakan strategis yang dikemukakan dalam visi-misicalon presiden. Memberikan kesempatan masyarakat
biasa dalam berpar tisipasi mendiskusikan danmemberikan solusi problem-problem yang dirasakurang tersentuh.
-
7/21/2019 Buletin Adzkar Edisi 1
6/24
elakangan ini sedang berkembang
Bopini penerapan syariah, entah anginapa yang mencuatkan pemikirantersebut, yang jelas, pokok dasar pemikiran ini
mengembang dari konsep yang ada dalam islam dalam
penerapan hukum syariah secara sempurna,
berambisikan mengangkat keterbelakngan kaum
muslimin di dunia, itulah teriakan yang dilayangkan,
entah apakah ada maksud lain dibelakangnya, yangjelas proyek ini diusung dan menjaring di Negara-
negara yang mempunyai nilai dasar islam, baik
masyarkat, adat ataupun kebudayaannya, karena target
dari golongan atau pengemban proyek ini adalah
Negara, maka tidak jarang mereka mendirikan partai
politik yang mengemban mereka sampai kejenjang
Negara.
Secara spesifikasi pemahaman tentang
penerapan syari'ah menurut kaum muslimin adalah
benar dan bisa dikatakAn wajib, kenapa?. Coba kita
bawa dalam pemahaman makna islam sendiri yaitutunduk dan mengikuti semua yang ada dalam aturan
islam yang dibawah oleh Rasulullah SAW, yang
didalamnya termaktub hukum-hukum yang telah
diatur oleh allah SWT untuk kemaslahatan umat
manusia dari hukum ibadah sampai jinayah (tindak
pidana). Jika seorang muslim menganggap bahwa
syariah itu sendiri tidak cocok untuk diterapkan di era
ini, dengan berbagai alasan tentunya, Ia seakan
mencoba lempar batu sembunyi tangan, karena dia
mengaku dan meyakini islam adalah agamanya, tapi
tidak mengaplikasikan konsep yang ada didalamnya.
Dalam komentarnya, DR. Bouthy meng-counter tipe
orang seperti ini yang menganggap dirinya seperti
tuhan yang berhak menyatakan bahwa hal ini cocok
atau tidak untuk diterapakn dengan menutup mata
bahwa titah ini turun dari sang pencipta.
NU sebagai ormas islam tentu saja sepakat
dengan penegakan syaria'ah , hanya saja metodenya
yang berbeda dengan ormas lain, Karena bagi saya
sangat mustahil jika ormas ulama ini anti syariah islam.
Mungkin karena metodenya berbeda dengan konsep
yang lainnya, sehingga ormas ini lebih dianggap anti
syariah. Semisal penolakan Said Agil Siraj kemarin
DISKURSUS
ro Syariah Ala NahdliyinOl h : H.M. Aly Mahmudi Lc.
yang menolak secara mentah tentang ajakan ormas
yang getol dengan teriakan syariahnya.
Sebatas pengetahuaan saya, proyeksi NU
adalah islamisasi masyarakat terlebih dahulu. Ketika
pemahaman islam sudah mengakar dan masyarkatsudah islami otomatis pula Negara ikut islam. Logis
memang, dari dini Indonesia sudah dikenal sebagai
Negara islam karena mayoritasnya, bukan penerapan
hukumnya (yang banyak difahami dalam ranah
Buletin Adzkar PCINU Yaman- Edisi 1 / Juni 20141 Buletin Adzkar PCINU Yaman- Edisi 1 / Juni 20145
-
7/21/2019 Buletin Adzkar Edisi 1
7/24
sempitnya seperti hukum hudud). Startegi walisongo
dengan taktik bottom up, cara ini evolutif dan mampu
bertahan lama seperti yang kita rasakan sekarang ini
sebagai warga Indones ia , berbeda dengan
implementasi top-down yang revolutif dan banyakkonsekuensi logisnya.
Realisasi taktik ini adalah penguasaan medan
dengan pendirian pesantren bukan LSM, islam
partikelir, atau ormas swasta atas nama islam. Dari
sinilah dapat diraba bahwa ormas terbesar di Indonesia
ini tidak menginginkan islam hizbyalias islam sebagai
sebuah organ, entitas, kelompok ataupun golongan,
melainkan islam hadhory(budaya) atau lebih
mudahnya sebagai sebuah peradaban yang menjadi
payung nusantara, menjadi motor penggerak,sekaligus sebagai pelopor. Cukuplah Islam hizbyyang
telah mengalami kegagalan di Negara arab dalam
dasawarsa ini, karena saling baku bunuh dan klaim
kelompok, sehingga menjadikan ulama yang
mempunyai misi politik mengeluarkan manuvernya
dalam bentuk fatwa semisal jihad di negara muslim
seperti akhir-akhir ini yang realita itu dapat kita
saksikan, dan hasil dari itu semua bingkai kerusakan
atas nama perbaikan revolusi, tanpa hasil penyelesaian
yang nyata. Hal ini dapat kita rasakan dengan
kemunduran dari nilai ekonomi yang terjadi di Yamanserta kondisi keamanan yang tidak pasti tempat kita
tinggal sekarang ini, kini harapan ada pada islam
hadhory yang tidak akan timbul kecuali dengan
mengapresiasi heteroganitas, koeksistensi, dan
multikulturalisme.
Berdirinya NU -sesuai pengamatan- tidak lepas
dari konsep hadhory.Saat khilafah ambruk, kemudian
dinasti Ibnu Su'ud berkuasa yang paling kelimpungan
justru ulama nusantara, mengapa? Karena khilafah
sebagai sentral telah runtuh berganti dinasti Ibnu Su'ud
di Hijaz yang hanya mengapresiasi homogenitas ala
wahabi dan konstruk hegemoni-totaliter atas pluralitas
madzhab islam. Yang menjadi agenda penting adalah
tradisi-tradisi islam yang sudah mengurat nadi di
masyarakat untuk dijaga. Local wisdom adalah istilah
yang paling akrab untuk disebut.
Disinilah wujud keterlibatan NU dalam
proyeksi islamisasi masyarakat dengan melalui
kiprah pendirian pesantren di kantong kemaksiatan,
apresiasi hasil ijtihad para ulama melalui proses bahsul
masail dan penggunaan kurikulum berdasarkan turast(kitab), pemahaman jihad dalam fase tertentu sesuai
konteks, dan mujahadah melalui majelis dzikir dan
jamaah ahli thariqah, pelaksanaan tarbiyah melalui
yasin-tahlil tiap malam jumat hingga islamisasi kaum
DISKURSUS
abangan.
Hasilnya jika tahun 60-an hingga 70-an gelar
haji hanya disandang oleh kalangan santri (dengan
nama khas islam) semisal Haji Miftah, Haji Zainul,
Haji Ghofur, Haji Bukhori dan sebagainya, maka padadasawarsa berikutnya mulai bermunculan para haji
yang sebelumnya ditenggarai kaum abangan tulen,
semisal Haji Wagiman, Haji Parno, Haji Karmin dan
lannya. Realita ini sampel kecil yang ada di Jawa.
Proses yang lainnya adalah terbukanya UU yang
berkaitan dengan eksistensi dan kepentingan umat
islam seperti UU perkawinan, warisan, zakat,
perbankan islam dan sebagainya. Dalam hal budaya
semisal istilah Halal Bi Halal yang dicetuskan oleh
KH. Wahab Hasbullah ini pun mengindonesia dan takhayal istilah ini pun digunakan juga oleh non-muslim.
Ini adalah sebuah proses, sebuah obyektifikasi
dan internalisasi nilai-nilai islam yang berjalan secara
alot, namun elegan. Hal ini lebih dikenal dalam istilah
Gusdur dengan pribumisasi islam. Sebuah esensi
penting yang telah menjadi tradisi dalam mewujudkan
islam sebagai payung besar di nusantara, setiap muslim
nusantara tanpa harus mencabut akar budayanya dan
membebek polarisasi ala Timur Tengah. Di nusantara,
ulama kita telah mencontohkan pola khas islamisasi
tradisi sekaligus mentradisikan islam. Uslub sepertiinilah lebih selamat daripada misi politik yang
terkadang hanya memanfaatkan warga muslim untuk
bersuara mendukung dalam perolehan jabatan mereka.
Berbeda dengan kaum Nahdhiyyin dengan cara lillahi
ta'ala-nya dan terkadang malah harus mngorbankan
kantong pribadi.
Karena proyeksi sebagai payung besar inilah,
Kiyai Akhmad Shiddiq memprakarsai trilogy
ukhuwah: islamiayah, wathaniyah dan basyariyah.
Dan hal inilah yang dapat menjawab keraguan pihak
non-NU yang ragu terhadap perjuangan islam yang
telah dilakoni oleh para ulama NU.
Sekali lagi, kehati-hatian NU dalam proses
penegakan syariat islam di tanah air dalam wujud dari
adanya koeksistensi , tanpa hegemoni, dan
menghindari tirani atas nama islam. Inilah ajaran jabat
tangan persahabatankebersamaan, bukan kepalan
tangan permusuhan.
* Penulis adalah Mahasiswa Universitas Darul
Ulum, Hudaidah, Yaman.
Buletin Adzkar PCINU Yaman- Edisi 1 / Juni 2014 2Buletin Adzkar PCINU Yaman- Edisi 1 / Juni 2014 6
-
7/21/2019 Buletin Adzkar Edisi 1
8/24
Black Campaign,
Bibit dari Sebuah Rezim Yang MenggigitOleh: Muhammad Hammam
emilu, mereka menyebutnya sebagai
Ppesta demokrasi, sebuah pesta yang
menelan dana tidak se-milyar atau duamilyar, tapi bertriliun-triliun, bahkan pemerintah pusat
melalui mentri keuangan Agus Martowardojo melansir
anggaran sebesar 16 T, jumlah yang tidak sedikit
dengan kondisi Negara yang masih muflis (bangkrut).
Jumlah itu belum mencakup dana kampanye
yang dikeluarkan setiap partai, tercatat PDI-P
merupakan partai yang jorjoran dalam hal ini, partai
yang berlambangkan moncong putih ini telah merogoh
kocek sebesar 404 M, disusul partai yang berlambang
pohon bering sebesar 402 M. Lagi-lagi dana kampanye
ini hanya dalam pemilu legislatif, belum mencakupdana kampanye pilpres 9 Juli mendatang. Sebagian
besar dana kampanye dihabiskan dalam bentuk baliho,
iklan via media, baik cetak atau non cetak, dan bahkan
pagelaran konser.
Peraturan pelaksanaan kampanye termuat
dalam UU Pemilu nomor 8 tahun 2012, dalam Pasal 86
ayat 1 tentang larangan dalam kampanye pemilu.
Disebutkan; pelaksana, peserta, dan petugas kampanye
pemilu dilarang menghina seseorang, agama, suku,
ras, golongan, calon, dan/atau peserta pemilu yanglain.
Dan dengan dana kampanye yang berlimpah,
sangat ironis bila ternyata sebagian dana itu digunakan
dalam rangka Black Campaign (kampanye hitam).
Black campaign memang sebuah kendala besar dalam
pelaksanaan pesta demokras i , apalagi b i la
dilaksanakan melalui jejaring sosial seperti; facebook,
twitter, blog, atau yang lainnya.
Kampanye di medsos memang tidak diatur
karena itu kan gratis. Itu (kampanye) akan sulit
mengontrolnya dengan menggunakan UU. Pemilu,"
tutur Komisioner Bawaslu, Nelson Simanjuntak, di
kantor Bawaslu.
Ketua Lembaga Persahabatan Ormas Islam
(LPOI) K.H. Said Aqil Sirodj meminta pemerintah
membersihkan pemilu 2014 dari kampanye hitam.Baik yang dilakukan lembaga swadaya masyarakat
maupun perorangan. ''Pemerintah harus menindak
tegas individu maupun LSM yang melakukan
kampanye hitam untuk menggagalkan pemilu, ujar
Kang Said di kantor LPOI. Bahkan, kampanye hitam
yang dimaksud Kang Said lebih luas cakupannya dari
apa yang tertera dalam undang-undang. Menurutnya,
upaya pihak-pihak yang menyebarluaskan paham-
paham bahwa pemilu itu haram, atau menyebut komisi
DPR itu sebagai "thogut"juga termasuk black campaign
yang harus ditanggulangi. ''Karena ada sebagianwarga negara Indonesia menganggap pemilu haram
seperti makan babi. Lalu produk pemilu thogut. Ini
harus ditindak jika ada pendapat seperti itu,
sambung Kang Said.
Lain halnya dengan kampanye hitam,
kampanye negative, negative campaign justru legal,
bahkan SBY sendiri memperbolehkan adanya negative
campaign.
Lalu apa bedanya antara black campaign dengan
negative campaign?Menurut Agung, seorang pengamat politik dari
Universitas Indonesia, kampanye negatif biasanya
berisi pengungkapan fakta yang disampaikan secara
jujur dan relevan menyangkut kekurangan suatu calon
atau partai. Sedangkan kampanye hitam berisi tuduhan
dan cenderung merusak demokrasi.
Kampanye dalam Perspektif Islam
ampanye adalah sebuah kegiatan yang
Kdilakukan untuk mengenalkanseseorang atau sesuatu, dan tindakan
semacam ini jelas mendapatkan stempel legitimasi jika
dilakukan dengan suatu kewajaran, tanpa adanya
kebohongan.
OPINI
Buletin Adzkar PCINU Yaman- Edisi 1 / Juni 20141 Buletin Adzkar PCINU Yaman- Edisi 1 / Juni 20147
-
7/21/2019 Buletin Adzkar Edisi 1
9/24
Namun bagaimana dengan dua jenis kampanye di
atas?
Dalam menyikapi dua jenis kampanye di atas
kampanye hitam dan kampanye negative, jelas
merupakan jenis kampanye yang ilegal menurut sudut
pandang Islam, sebab kampanye hitam yang berupa
berita-berita bohong jelas merupakan sesuatu yang
haram. Sementara kampanye negative, meskipun
berupa sebuah fakta, tapi Islam juga mengajarkan
umatnya untuk saling menutupi aib sesama muslim,
dan saling menjaga kehormatan sesama. Setiap
muslim atas muslim lainnya diharamkan darahnya,
hartanya serta kehormatannya. (HR. Muslim)
Lalu bagaimana kita menyikapi adanya kampanye
hitam?
Sebagai seorang muslim, kita harus waspada,
dan pandai dalam menyaring setiap kabar berita, sebab
bisa saja kita juga akan terjebak dalam memeriahkan
kampanye hitam itu sendiri. Allah Swt. berfirman;
Hai orang-orang yang beriman, jika datang
kepadamu orang Fasik membawa suatu berita, Maka
periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan
suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui
keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas
perbuatanmu itu. (Al-Hujurat : 06). Mungkin, ayatdiatas mampu mewakili sebuah sikap kita sebagai
muslimin dalam menyikapi setiap desas-desus akan
keburukan seseorang.
Sebuah fakta menunjukkan bahwa kebanyakan
pelaku kampanye hitam adalah pendukung partai atau
calon, bukan peserta pemilu itu sendiri. Jika
pendukungnya saja bebuat licik dan picik, bagaimanadengan yang didukung, yang kadang gila akan
kekuasaan dan jabatan.
Sebuah 'pepeling'
ungkin sebuah kekeliruan bila
Mpemilu dianggap sebagai pestademokrasi. Menurut penulis, justrulebih tepat bila disebut sebagai pesta "ghibah"
(umpatan), pesta "namimah("adu domba), pesta yang
hanya dinikmati oleh mereka-mereka yang tidak
memahami akan hakikat ukhuwah islamiyah.Betapa
banyak "halaqah-halaqah"(perkumpulan) yang kadang
tanpa kita sadari, kita telah menjadi pelaku kampanye
hitam atau kampanye negative. Rasulullah Saw.
bersabda; Barang siapa menutupi atas (aib) seorang
muslim maka Allah akan menutupi (aib)nya di dunia
dan akhirat (HR. Thirmidzi).
Jika kita mengharap pemimpin yang baik,
maka jadilah rakyat yang baik, waLlahul Hadi ilas
shawab.
* Penulis adalah mahasiswa tingkat empat di
Al-Ahgaff University, Fak. Syare'a, Tareem,Hadhramaut.
OPINI
Buletin Adzkar PCINU Yaman- Edisi 1 / Juni 2014 2Buletin Adzkar PCINU Yaman- Edisi 1 / Juni 2014 8
-
7/21/2019 Buletin Adzkar Edisi 1
10/24
Oleh : Zadit Taqwa
udah menjadi hal yang tidak asing
Slagi, menjelang waktu pemilu,pengurus Parpol membagi-bagikanuang dan berbagai macam bentuk barang kepada
masyarakat. Dan pemberian itu bertujuan agar
calon pemimpin yang mereka usung bisa menang
dalam pemilu. Namun, dalam konteks ini masih
menyisakan problematika, apakah pemberian itu
dilegalkan dalam syari'at ataupun tidak?Telah menjadi hal yang maklum, bahwa
apapun bentuk "risywah"(sogokan) hukumnya
adalah HARAM. Hal ini berdasrkan hadits Nabi
Saw.;
.
Risywah adalah sebuah pemberian dengan
imbalan, untuk mengambil keputusan hukum yang
tidak sesuai kebenarannya atau menolak
kebenaran. Dari pengertian tersebut, keharaman
tersebut terjadi bila pemberian tersebut diberikan
kepada orang-orang yang punya wilayah dalam
menetapkan hukum. Oleh karena itu, konsep
riswahtidak menggambarkan hukum secara jelas
ketika dilakukan oleh calon-calon birokrat/pejabat kepada rakyat yang secara konstitusi
mempunyai hak pilih (mirip dengan fungsi arbab
al-wilayah). Hanya saja, dalam pembahasan
berikutnya, syariat mengulas secara tuntas prinsip-
prinsip hadiah li arbab al-wilayah (pemberian
b a g i p en g u a s a ) y a n g s a n g a t m u n g k i n
diaplikasikan dalam persoalan seperti diatas.Secara esensial, pemberian bagi arbab al-
wilayah akan mengakibatkan hukum haram, baik
dalam pemberian maupun penerimaan, ketika
disinyalir mengandung unsur tuhmah (opini
negatif). Meskipun, hal ini tidak mungkin lepas
dari ghard (motif pemberian) dengan ditopang
indikator-indikator lahiriyah (al-qarinah). Oleh
karenanya, permasalah ini perlu ditinjau dari dua
sisi, yang masing-masing memiliki konsensus
hukum sendiri. Yakni, ditinjau dari sudut memberi
dan menerima.K a l a u b e r b i c a r a s e b a t a s l e g a l i t a s
memberikannya, memberikan atau melakukan
money politik akan berdampak haram dan menjadi
risywah apabila bertujuan mengusahakan
keputusan ilegal (bathil) atau mengusahakan
keputusan legal (haq) namun masih banyak cara
lain yang bisa diusahakan. Dalam hal ini para
calon yang bertujuan baik dan tidak. Namun,
apabila sudah tidak ada cara lain, maka syariatmemaparkan kejelasan hukumnya lewat dua acuan
pokok, standar kelayakan serta motif utama yang
mendasari pemberian tersebut. Jikalau seorang
Uang Pemberian Pemilu(Money Politic)
SUDUT PANDANG
Buletin Adzkar PCINU Yaman- Edisi 1 / Juni 20141 Buletin Adzkar PCINU Yaman- Edisi 1 / Juni 20149
-
7/21/2019 Buletin Adzkar Edisi 1
11/24
calon memenuhi standar kelayakan, dalam arti
termasuk ashlah (terbaik) atau mempunyai visi
dan misi menegakkan amar ma'ruf nahi munkar
(tawasul ila al-haq/ memperjuangkan kebenaran),maka tentunya ia diperbolehkan menempuh cara
apapun termasuk dengan cara badl al-maal
(money politic). Tinggal sekarang menengok
realita jaman. Apakah caleg-caleg yang dipajang
saat pemilu tepatkah jika dibawa dalam konteks
persyaratan semacam ini.Termasuk hal paling pokok yang perlu
diketahui adalah mengenai hukum menerima
pemberian dengan model-model demikian. Secara
umum, setiap pemberian, baik bertujuan bathil
maupun bertujuan haq, semuanya haram untuk
diterima oleh pihak pemilih. Namun, harus kita
pahami kembali makna tuhmah (opini negatif)
sebagai esensi permasalahan. Implementasimakna tuhmah dalam mayoritas kitab al-
mu'tabarah sebenarnya dapat diamati melalui
beberapa catatan yang tercantum dalam
permasalahan hadiahli arbab al-wilayah.Pertama, disebutkan klasifikasi tentang
pemberian dari mereka yang berada dalam daerah
kekuasaan serta dari mereka yang berada di luar
daerah. Dalam kasus ini adalah daerah pemilihan.
Potensi terbentuknya opini negatif (tuhmah) atas
pemberian dari mereka yang berada di luarjangkauan kekuasaan tentunya relatif lebih kecil
daripada pemberian yang berasal dari warga di
wilayahnya.Kedua, ada juga pemilahan mengenai
pemberian dari mereka yang biasa atau lazim
memberi dan yang tidak. Opini serta isu ditengahmasyarakat tentunya lebih santer ketika orang
yang tidak biasa memberi, kemudian memberikan
sesuatu apalagi dengan barang berharga, pastinya,
ada udang dibalik rempeyek.Ketiga, dibedakan pula tentang pemberian dari
mereka yang terlibat perseteruan dan dari mereka
yang berstatus netral. Hal ini sangat rasional
mengingat secara manusiawi ketika persaingan
terjadi dalam merebut simpati, segala hal akan
selalu dilakukan meskipun dengan menjualmukanya.
Dengan ini telah diketahui bahwa melakukan
money politic tidak mutlak harus dihindari, namun
semuanya kembali pada masing-masing pihak dari
pemberi dan menerima, serta melihat situasi yang
sedang terjadi. Wollohu 'Alam.
Referensi:- Al-'Aziz Syarh Al-Kabir, Juz: 2, Hal: 468-469- Ibn Hajar, Al-'Umal Wa Al-Hukam, Hal: 41 & 54-
59- Asna Al-Matholib, juz: 4, Hal: 300-301- Ihya' Ulumudiin, Juz: 2, Hal: 152-153- Lubb Al-Usul, Hal: 102- Az-Zawajir, Hal: 316- Fatawa As-Subky, Juz: 1, Hal: 203-207
SUDUT PANDANG
Buletin Adzkar PCINU Yaman- Edisi 1 / Juni 2014 2Buletin Adzkar PCINU Yaman- Edisi 1 / Juni 2014 10
-
7/21/2019 Buletin Adzkar Edisi 1
12/24
Hukum Kampanye Hitam (Black Campaign).
"Rumusan Bahtsul Masail PCINU Yaman"
alam konteks hukum fikih, tidak
Dditemukan padanan yang sesuai
dengan arti kata 'kampanye.'
Meski demikian, tidak lantas hukum fikih dengan
latang menolak kegiatan kampanye ini. Alih-alih
menolak, fikih klasik justru mengakomodirnya
selama tidak berbenturan dengan maqosid syariah
dan ajaran syariah Islam. Hal ini terbukti dengan
bertebarannya praktik kampanye sejak zaman
dahulu walaupun tidak diistilahkan secara khusus.
Jadi, secara umum, Islam mengakui legalitaskampanye.Sedangkan kampanye yang ideal adalah
kampanye yang dilakukan secara bijak, ikhlas dan
tidak melanggar aturan agama dan undang-undang
pemilu pasal 86 tentang larangan dalam
kampanye.
Soal kampanye hitam, yang berangkat dariterjemahan Bahasa Inggris black campaign, yang
bermakna berkampanye secara buruk atau jahat.
Buruk atau jahat dalam pengertian merugikan
orang lain, atau lawan politik, atau partai politik
(parpol) lain, sedangkan si empunya kampanye
hitam itu berharap dirinya atau partainya
mendapatkan keuntungan. Kampanye hitam ini
bisa dilakukan dengan berbagai cara. Diantaranya
dengan menyebarkan kejelekan atau keburukan
tentang seorang politikus, menyebarkan ceritabohong, menghina yang menjurus pada suku,
agama, ras, dan antar golongan (SARA), adu
domba, hasut dan fitnah lainnya.Jika demikian, maka hukum dari
ULASAN
kampanye hitam adalah HARAM. Karena dalamkampanye hitam itu terdapat unsur-unsur yang
dilarang oleh Islam, seperti mengadu domba
(nammah), menggunjing (ghbah), berdusta(kidzib) , merendahkan orang (at-tahqr) ,membuka aib orang lain (kasyfu auratil muslimin)
dan lain sebagainya.Namun yang perlu dicatat, bahwa ada
beberapa hal yang dikecualikan; seperti, membuka
aib calon yang dipandang akan merugikan umat
Islam jika dia terpilih sebagai pemimpin. Hanya
saja, amat penting untuk diingatkan bahwa,
pengecualian ini tidak boleh dibajak untuk
kepentingan pribadi para calon. Tindakan terakhir
ini, tidak saja dinilai berdosa karena telah
membuka aib orang lain, tapi juga karena telah
menggunakan teks-teks agama sehingga tidaksesuai dengan maksud yang sebenarnya.Dari sudut pandang konstitusi pun,
kampanye hitam melanggar Pasal 78 ayat 2 yang
menyebutkan, bahwa dalam kampanye, dilarang
menghina seseorang dengan suku, agama, ras, dan
antar golongan (SARA). Pada pasal 78 ayat 3,
kampanye melarang untuk menghasut atau
mengadu domba partai politik, perseorangan
dan/atau kelompok masyarakat. Sedangkan patuh
pada aturan pemerintah yang tidak bertentangandengan syariat dan berdampak kemalahatan umum
diwajibkan oleh syariat. Sehingga, kewajiban
negara merupakan kewajiban syariat dan larangan
negara merupakan larangan syariat. (LBM NU)
Buletin Adzkar PCINU Yaman- Edisi 1 / Juni 20141 Buletin Adzkar PCINU Yaman- Edisi 1 / Juni 201411
-
7/21/2019 Buletin Adzkar Edisi 1
13/24
TOKOH NU
Sosok nan tenang dan low profile ini tidak hanyadikenal sebagai agamawan, sepak terjangnya di
kancah organisasi dan politik membuat keberadaannya
disegani oleh banyak kalangan.
Gus Shalah, begitu masyarakat akrab menyapa
beliau, lahir pada Jum'at 11 September 1942 di
Jombang, tepatnya di pesantren Tebuireng Jombang
Jawa Timur. Dari Ibu Nyai Hj. Shalehah dan ayah
KH.Wahid Hasyim. Lingkungan dan keluarga
pesantren tentu mempengaruhi karakter dan kehidupan
keagamaan Gus Shalah.
Organisasi Nasional Dan Internasional
Sarjana Arsitektur Institut Teknologi Bandung
(ITB) dan penulis lepas di berbagai media ini sudah
terlatih dalam keorganisasian. Tahun 1957-1961 sudah
aktif di Kepanduan Ansor. Ketika bersekolah di SMAN
1 Jakarta, beliau menjabat Wakil Ketua OSIS (1961-
1962). Saat menjalai program strata 1 di ITB, aktif
sebagai anggota Pengurus Senat Mahasiswa (1963-
1964) dan Bendahara Dewan Mahasiswa ITB (1967).
Juga Aktif di Komisariat PMII ITB (1964-1966),menjabat Wakil Ketua PMII Cabang Bandung (1964-
1966), Dan Dewan Pengurus Pendaki Gunung
Wanadri (1966-1967).
Putra KH. Wahid Hasyim ini kemudian menjabat
Wakil Ketua Komnas HAM (2002-2007), Anggota
MPR (1998-1999). Dia pun pernah Aktif sebagai
Assosiate Director perusahaan Konsultan Properti
Internasional (1995-1996), Direktur Utama
perusahaan Konsultan Teknik (1978-1997), Direktur
Utama perusahaan Kontraktor (1969-1977), danberbagai org anisasi pendidikan nasional dan
internasional lainnya.
Berkiprah di Dunia Politik
Kiprah beliau di dunia politik sebenarnya belum
begitu lama. Hampir 30 tahun arsitek lulusan ITB ini
lebih menggeluti dunia bisnis, menjadi direktur utama
sebuah konsultan teknik dan pimpinan organisasi
kearsitekan di Jakarta, sebelum terjun ke politik dan
menjadi aktivis hak-hak asasi manusia di era reformasi
akhir dekade 1990-an.Tetapi nama Ir. KH. Shalahuddin Wahid alias Gus
Solah tentu bukan nama yang asing di telinga warga
negeri ini. Sebagai tokoh NU sekaligus keturunan
pendi r i NU KH. Hasyim Asy 'ar i , adik KH
Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini pernah menjadi
Wakil Ketua Komnas HAM, anggota MPR-RI, dan
juga menjadi calon wapres mendampingi capresJenderal (Purn) Wiranto sebagai jago Partai Golkar
dalam Pemilu Presiden 2004. Meskipun dalam pemilu
tersebut pasangan itu terhenti pada babak pertama,
karena menempati urutan ketiga, Gus Shalah tetaplah
seorang tokoh yang dihormati masyarakat karena
integritasnya.
Kini Gus Solah memegang tampuk kepemimpinan
Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, menggantikan
pamannya KH. Yusuf Hasyim yang uzur (dan
kemudian wafat pada 14 Januari 2007. Kegiatan beliausekarang lebih banyak di Tebuireng. Yaah, momong
cucu sama ngopeni santri. Menikmati hidup-lah, kata
Gus Solah. Tetapi bukan berarti Gus Solah sudah tidak
bergiat di luar pondok. Ia masih diundang dalam
berbagai acara termasuk memberikan ceramah-
ceramah, dan juga menulis di media massa.
Perhatian Gus Solah terhadap persoalan NU
memang sangat besar, la selalu mengikuti secara
seksama setiap perkembangan organisasi ini, termasuk
ketika partai-partai politik melakukan pendekatan
lebih intensif pada NU menjelang pemilu. la
mengatakan tidak merasa heran massa NU selalu
diperebutkan.
Menurut Shalahuddin Wahid, rebutan massa NU
adalah sebuah realitas yang tidak bisa dibantah.
Masing-masing mengklaim didukung rakyat. Tetapi
rakyat yang mana? Kan harus diuji, katanya.
Komitmen Untuk NUKH. Shalahuddin Wahid adalah salah seorang tokoh
NU yang telah lama dikenal sebagai sosok yang idealisdan memiliki komitmen tinggi untuk memajukan NU
ke depan.Sebagai tokoh agama, beliau tidak terima dengan
anggapan bahwa banyak ustadz yang mengajarkan
KH. Shalahuddin Wahid
Buletin Adzkar PCINU Yaman- Edisi 1 / Juni 2014 2Buletin Adzkar PCINU Yaman- Edisi 1 / Juni 2014 12
-
7/21/2019 Buletin Adzkar Edisi 1
14/24
TOKOH NU
radikalisme, karena pasti ada ajaran kebaikan yang
mereka ajarkan kepada pengikutnya. Namun dia
mengakui , t idak mudah bagi ulama untuk
menyadarkan anak-anak muda yang telah mendapat
pemahaman salah tentang jihad.Selain itu dia memandang NU sebagai ajaran yang
bisa bertahan dan compartible dengan perkembangan
zaman. Ini berarti, sebagai ajaran, NU tidak ada yang
salah. Ajaran bisa dikembangkan menjadi banyak hal
seperti fikih, akidah, tasawuf. Dalam hal ini masing-
masing aspek ajaran mengalami banyak tantangan.
Beliau juga berpendapat bahwa sejak lama
organisasi NU sudah memberikan sumbangsih yang
sangat besar kepada bangsa Indonesia. Inilah fitrah
organisasi NU. Namun organisasi NU saat ini sudah
mulai melenceng dari jalur fitrahnya. Dan organisasi
NU harus dikembalikan kepada fitrahnya untukmenghadapi tantangan-tantangan ke depan bangsa
dan umat agar bisa memberikan sumbangsih besar
seperti pada masa-masa sekian puluh tahun yang lalu.
Berpikir Dan Berkarya untuk Bangsa
Kebanggaan seseorang kepada Tanah air salah
satunya dilihat dari karya dan baktinya, seperti Gus
Shalah, orang-orang banyak melihat beliau dari
sikapnya, lebih banyak dari perkataan dan
retorikanya. Selalu bertanya, berpikir, berbuat sebaik
mungkin dan untuk bangsa. Dikala banyak kalanganberamai-ramai memperbaiki citra, Gus Shalah adalah
segelintir tokoh-tokoh yang tak terbawa arus politik
pencitraan dan euforia pesta Demokrasi. Sikap dan
kebijakannya dihormati, sepak terjangnya di kancah
pendidikan nasional selalu disegani.
Biodata KH. Shalahuddin Wahid (Gus Shalah)
Nama Lengkap : Shalahuddin Wahid
Panggilan: Gus Solah
Agama : Islam
Tempat Lahir : Jombang, Jawa TimurTanggal Lahir : Jumat, 11 September 1942
Ayah : K.H. Wahid Hasjim
Ibu : Hj. Sholehah
PENDIDIKAN:
* Institut Teknologi Bandung (ITB)
PENGALAMAN PEKERJAAN:
* Direktur utama perusahaan kontraktor (1969-
1977)
* Direktur utama perusahaan konsultan teknik
(1978 1997)
* Assosiate director perusahaan konsultan
properti internasional (1995-1996)
* Penulis lepas pada berbagai media (1998-
sekarang)
* Anggota MPR (1998-1999)
* Wakil ketua Komnas HAM (2002-2007)
PENGALAMAN ORGANISASI:
* 1957-1961, Kepanduan Ansor
* 1961-1962, Wakil Ketua OSIS SMAN 1 Jakarta
* 1963-1964, Anggota Pengurus Senat Mahasiswa
Arsitektur ITB
* 1967, Bendahara Dewan Mahasiswa ITB
* 1964-1966, Komisariat PMII ITB
* 1964-1966, Wakil Ketua PMII Cabang Bandung
* 1966-1967 Dewan penurus Pendaki Gunung
Wanadri
* 1973-Sekarang, Anggota Ikatan Arsitek Indonesia
* 1982 Pendiri Yayasan Baitussalam
* 1982-1991, Ketua Badan Pengurus Yayasan
Baitussalam* 1985, 1999 Pendiri, Sekretaris Yayasan Wahid
Hasyim
* 1988-Sekarang, Anggota Persatuan Insinyur
Indonesia.
* 1989-1990, Ketua DPD DKI Indkindo (Ikatan
Konsultan Indonesia)
* 1991-1994, Anggota Badan Pengawas Yayasan
Baitussalam
* 1991-1994, Sekretaris Jenderal DPP Inkindo
* 1993-1994, Pemred Majalah Konsultan
* 1993-Sekarang, Anggota Pengurus IKPNI (IkatanKeluarga Pahlawan Nasional Indonesia)
* 1994-1998, Ketua Departemen Konsultan
Manajemen Kadin, Wakil dalam Pertemuan Konsultan
Internasional
* 1995, Mendirikan Ikatan Konsultan Manajemen
Indonesia
* 1995-2005, Anggota Dewan Penasehat ICMI
* 1998-1999, Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai
Kebangkitan Umat
* 1998-1999, Ketua Lajnah Pemenangan PemiluPKU
* 1999-2004, Ketua PBNU
* 2000-2005, Ketua MPP ICMI
* 2000-Sekarang, Ketua Badan Pendiri Yayasan
Forum Indonesia Satu.
* 2002-2005, Anggota Dewan Pembina YLBHI
(Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia
* 2002-2005, Ketua Umum Badan Pengurus
Yayasan Pengembangan Kesejahteraan Sosial
* 2006-Sekarang, Pengasuh Pondok Pesantren
Tebuireng Jombang* 2009-Sekarang, Dewan pembinan Yayasan
Hasyim Asy'ari .
* Ketua PB Nahdlatul Utama
* 2011-sekarang, Ketua Gerakan Integritas Nasional
Buletin Adzkar PCINU Yaman- Edisi 1 / Juni 20141 Buletin Adzkar PCINU Yaman- Edisi 1 / Juni 201413
-
7/21/2019 Buletin Adzkar Edisi 1
15/24
Hudaidah Yaman NU Online
PCINU Yaman terus bergeliat. Satu per satu
program kerjanya mulai berjalan. Kamis (15/05),diskusi hangat menyoroti wacana perpolitikan di tanah
air digelar di Ruang Paralel Universitas Darul 'Ulum,
Hudaidah. Dihadiri sekitar 40 warga nahdiyyin,
diskusi ini mengangkat tema Membincang Wacana
Politik Islam di Indonesia. Diskusi ini juga digelar
dalam rangka memeriahkan Harlah NU ke-91, yang
lahir pada 16 Rajab 1344 H.
Politik di tanah air saat ini sedang memanas,
sehingga temanya pun cukup relevan, ujar Ahmad
Najih, mahasiswa Fakul tas Dirosah Is lamiyah
Universitas Darul Ulum, yang saat ini mengemban
amanah sebagai Wakil Ketua I Tanfidziyah PCINU
Yaman dalam kata sambutannya.
Diskusi yang dimulai sejak pukul 21.00 KSA
tersebut, menghadirkan dua pemakalah ; Ust. M. Ali
Mahmudi, Lc dan Ust. Hasan Djunaidi, Lc. Keduanya
merupakan alumnus Universitas Darul Ulum. Selain
itu, beberapa delegasi perwakilan sejumlah ormas juga
turut hadir, seperti FPI dan Muhammadiyah.
Dalam makalahnya berjudul Syari'at Islam ala
Nahdiyyin, Ali Mahmudi menuturkan bahwa secarateoritis, implementasi syariat islam bisa dibagi
menjadi dua macam ; pertama adalah sistem topdown
yaitu metode penerapan syariat islam yang dimulai
dari tingkat atas ke bawah yang pelaksanaannya
dimulai dari merubah sistem pemerintahan, dan yang
kedua adalah sistem bottom upyaitu metode penerapan
syariat Islam yang dimulai dari bawah ke atas yang
pelaksanaannya dimulai dari masyarakat kelas bawah.
Sistem yang kedua inilah yang dipilih para walisongo
dan diteruskan oleh Ulama NU, dan ternyata berhasil
dan bertahan sampai saat ini, tutur lajang asalSurabaya tersebut.
Diskusi semakin 'panas' ketika pemakalah
kedua, Hasan Junaidi, mempresentasikan makalahnya
berjudul Sistem Khilafah Bagaikan Mimpi di Siang
Bolong. Menurut mahasiswa asal Padang itu, sistem
yang cocok untuk pemerintahan Indonesia adalalah
sistem demokrasi, bukan sistem khalifah yang selama
ini digembar-gemborkan sebagian kalangan.
Menurutnya, kemajemukan yang dimiliki bangsa
Indonesia sangat bisa bersinergi dengan corak sistem
demokrasi yang juga sangat memungkinkan untuk
memasukkan butir-butir syariat Islam dalam esensi
penerapannya.
Hasan juga menanggapi asumsi segelintir
kelompok yang mengklaim bahwa Indonesia adalah
negara thagut karena tidak menjadikan syariat Islam
sebagai dasar hukum formal negara. Kendati tidak
dijadikan hukum secara formal, syariat Islam sudah
masuk ke sebagian hukum di Indonesia, tegasnya.Sebut saja, UU terkait pernikahan, ahli waris, waqaf,
dan zakat. Bagi Hasan, tidak diterapkannya hukum jina'i
(kriminal) di tanah air, tidak serta menjadikan Indonesia
sebagai negara yang anti syariah apalagi sekuler.
Diskusi yang dipimpin rekan M. Khoiruz Zadit
Taqwa ini berlangsung hangat hingga pukul 00.00 KSA,
kendati dilangsungkan di tengah suhu musim panas kota
Hudaidah yang telah mencapai 41 derajat celcius.
Apalagi di awal acara sempat diwarnai dengan insiden
mati listrik.
Dalam sambutannya sebagai Dewan SyuriahPCINU Yaman, Ust. Ahmad Hasin Ihsan berharap agar
budaya diskusi ilmiah seperti ini bisa terus dilestarikan
oleh warga nahdliyyin, khususnya yang saat ini sedang
menempuh studinya di negeri Yaman. Ia juga
mengingatkan terkait prinsip yang selama ini dipegang
teguh oleh Nahdlatul Ulama' selama ini, yaitu al-
Muhafadzoh 'ala al-Qadim as-Sholih wal-Akhdzu bil
Jadid al-Ashlah.
Yaitu melestarikan produk klasik yang masih
relevan, serta bersikap adoptif dan inklusif terhadap
nilai-nilai modernitas yang positif, ujar mahasiswa
berkumis asal Madura tersebut.
Rintis Diskusi Ilmiah Berbahasa Arab
Selain diskusi-diskusi ilmiah reguler yang rutin
berjalan, di periode ini PCINU Yaman juga akan
merintis kajian ilmiah berbahasa Arab. Dalam hal ini,
Lakpesdam PCINU Yaman akan bekerjasama dengan
organisasi mahasiswa Yaman. Rabu 21 Mei 2014 M
mendatang , Lakpesdam NU Yaman akan menggelar
diskusi Usul Fiqh dengan tajuk Tajdidul Fiqh wa
Dlawabhituhu (Pembaharuan Fikih dan Batasan-Batasannya). Diskusi perdana berbahasa Arab ini akan
digelar di Sekretariat PCINU Yaman, di Kota Tarim,
Propinsi Hadhramaut.
Reporter : Syifauddin Azka & Dzul Fahmi
Meriahkan Harlah NU, PCINU Yaman Diskusikan Politik Tanah Air
WA TA NU
Buletin Adzkar PCINU Yaman- Edisi 1 / Juni 2014 2Buletin Adzkar PCINU Yaman- Edisi 1 / Juni 2014 14
-
7/21/2019 Buletin Adzkar Edisi 1
16/24
Mengawali masa khidmah periode 2014 2015
M, Lakpesdam NU Yaman membuat terobosan. Jikadiskusi-diskusi ilmiah sebelumnya menggunakan
bahasa Indonesia, kali ini, lembaga yang dipimpin Nur
Kholis Nafsah ini mencoba gebrakan baru, dengan
menggelar diskusi berbahasa Arab. Tak disangka,
diskusi yang dihelat pada Jumat (23/05) pukul 20.00
KSA ini pun menyedot peserta yang tak sedikit. Sekitar
35 mahasiswa memadati Musholla asrama Dakhili,
Universitas Al-Ahgaff, Tarim, Hadhramaut. Mereka
yang hadir bukan hanya mahasiswa Indonesia, namun
juga mahasiswa Yaman, dan Somalia.
Dipimpin oleh moderator Hanif Al-Attas,diskusi menghadirkan dua pembicara ; Murodh Aden
(Mahasiswa asal Yaman), dan aktiviis kajian
Lakpesdam asal Jember ; M. Khoirus Sholeh. Dalam
diskusi yang mengangkat tema Tajdid fil Fiqh al-
Islami wa Dhawabituhu tersebut, kedua pembicara
tampak antusias menyampaikan wacana seputar
pembaharuan dalam dunia fikih Islam.
Beberapa konsep tajdid yang coba diusung
sejumlah pemikir Islam kontemporer terus mengalirdari para diskusan. Sebut saja ; Dr. Jamal Athiyyah,
Syaikh Abdullah bin Bayyah, Ramadhan al-Buthi,
hingga Sayyid Muhammad Alwi al-Maliki. Kendati
terjadi silang pendapat yang cukup akut, para diskusan
berspakat, bahwa fikih bukanlah monumen yang harus
disakralkan, melainkan harus terus diperbaharui dan
disesuaikan dengan nafas serta kebutuhan zaman.
Reporter: Dzul Fahmi
WA TA NU
Tarim, 1150 km dari Ibu Kota Sana'a, adalah kota mungil yang
sarat nilai religius. Ia menjadi kota kebudayaan terpenting di
Hadhramaut, bahkan di negeri Yaman secara keseluruhan. Peran
Tarim sebagai pusat penyebaran dakwah Islam telah dimulai sejak
masa nubuwah, ketika Rasulullah mengutus sahabat Ziyad bin Labid
al-Anshari sebagai gubernur di Hadhramaut.
Di kota asal kakek moyang Wali Songo ini, terdapat makam
para sufi dan ulama terkenal yang senantiasa diziarahi banyak orang
dari seluruh dunia, termasuk para kiai dan santri Indonesia.
Diantaranya Imam Abdullah bin Alawi al-Haddad, pengarang RatibulHaddad yang buah karyanya cukup populer di kalangan pesantren
tanah air.
Sebagai kota yang pernah dinobatkan ISISCO sebagai Ibu
Kota Kebudayaan Islam tahun 2010, Tarim memang memiliki sejuta
nilai sejarah. Mulai dari masjid-masjid tua, madrasah, zawiyah,
perpustakaan manuskrip, para ulama sekaligus aktifitas ilmiyahnya,
h i n g g a s i t u s - s i t u s p e r a d a b a n I s l a m .
Nah, buku yang ditulis oleh kader muda yang tergabung dalam
Lajnah Ta'lif wa Nasyr (LTN) Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul
Ulama (PCINU) Yaman ini akan mengajak Anda melancong ke setiap
sudut bersejarah kota ini. Ditulis dengan bahasa traveling note yangmudah dicerna, pembaca seakan dibawa menelusuri jengkal demi
jengkal tanah negeri para wali yang penuh berkah ini.
Untuk pemesanan, hubungi Sdr. Ade Nurul Badar. Phone &
WharsApp: +967714552972
IKLAN
Buletin Adzkar PCINU Yaman- Edisi 1 / Juni 20141 Buletin Adzkar PCINU Yaman- Edisi 1 / Juni 201415
Lakpesdam NU Yaman ; Rintis DiskusiBerbahasa Arab
Buku Wisata Religi di Negeri Para Wali
-
7/21/2019 Buletin Adzkar Edisi 1
17/24Buletin Adzkar PCINU Yaman- Edisi 1 / Juni 2014 2Buletin Adzkar PCINU Yaman- Edisi 1 / Juni 2014 16
Mengucapkan:SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA
RAMADHAN 1435 H.
-
7/21/2019 Buletin Adzkar Edisi 1
18/24
Dongeng Kwek Kwek
"Kek, sebetulnya keadilan di negeri kita itu apa
benar-benar ada?"
Sang kakek memandang sayu bola mata cucu
semata wayang. Matanya imut tanpa dibuat-buat.
Wajahnya lugu tanpa setetes dosa. Rambutnya lembut
meski jarang memakai sampo telur.
"Sini," panggil sang kakek, "sambil rebahan,
kakek akan bercerita tentang keadilan."Seketika, dengan segala kepolosannya, dia
langsung melentang manja. Sang kakek pun tahu apa
yang harus dilakukan. Segera dia membelai-belai
rambut pirangnya. Sesekali dia juga mengecup kening
mungilnya.
Barangkali seperti kebiasaannya, kakek itu
akan bercerita sambil mengunyah daun kunyit yang
nampak menonjol di pipi kanannya, atau juga dengan
mengisap gulungan tembakau yang dibubuhi cengkih
kemudian dibungkus daun nipah, bisa pula kertas.
Untuk semua itu, dia akan mulai merangkaikata kepada cucu tercintanya dengan judul sederhana:
"Dongeng Kwek Kwek".
Berikut awal mula kisahnya:
"Andai Paman Gober hidup kembali," pikir
Kwek setiap kali merenungi nasib. Semenjak Paman
Gober dilengserkan dari jabatannya, Kwek terpaksa
melata di pinggir jalanan, siang bersama gerobak berisi
rongsokan, malam ditemani lolongan anjing
gedongan.
Dulu, ketika Paman Gober masih berkuasa, dia
begitu mulia, duduk terhormat di kursi sepuhan emas
bagaikan singgasana raja, sehingga membuat bebek-
bebek lainnya cemburu. Yah, cukup iri dan kebakaran
hati saja. Karena Paman Gober dan Kwek benar-benar
menjelma selayaknya raja yang sulit tumbang.
"Keadilan mana yang kucurangi?"
Kalimat Paman Gober semacam itu selalu
menjadi pembuka pidato berita petang.
"Coba jika aku tidak membangun jembatan,
gedung, jalan, air mancur dan lainnya, apa jadinya kota
ini?"Tak berani memutus. Tak ada yang berani
melawan. Tak ada yang berani menentang. Dan tak ada
yang berani berbicara lantang.
Hari silih berganti, tak terasa sudah tiga puluh
dua tahun Paman Gober berkuasa, selama itu pula
semua bebek menanti kabar kematian Paman Gober.
Rasa bosan yang sejak dahulu terbungkam menjelma
luapan api kemarahan. Paman Gober diseret dari
singgasana, dikeluarkan dari istana dengan mata rabun
dan bulu yang sudah rontok.
Akhirnya kediktatoran Paman Gober tumbang.
Dia gagal menjadi penguasa abadi. Meski sekarangPaman Gober sudah mati , namun ternyata
kerakusannya mewaris turun temurun pada generasi
selanjutnya.
Terlepas dari itu, seluruh penghuni Kota Bebek
berkonvoi ramai memadati jalanan seperti pulang dari
medan perang dengan kemenangan besar. Mereka tak
menyangka akan datang masalah lebih besar dari
sekedar perebutan kekuasaan.
***
Krisis moneter melontang-lantungkan seluruh
nafas kehidupan Kota Bebek, biaya pengobatanmelecit sehingga seekor nenek bebek yang jatuh sakit
dan mati terlindas ban truk, karena sudah tak kuat lagi
berjalan, bangkainya terseret dengan darah anyir yang
muncrat dari pecahan kepalanya.
"Sudahlah, intinya jangan sampai pulang
dengan tangan hampa! Jangan pula kau membuatku
terpaksa menjual diriku di kolong jembatan, hanya
supaya anak-anak kita tidak mengais sisa makanan di
tong-tong sampah."
Kegetiran karena istrinya melacur itulah yang
membuat Kwek mau tidak mau harus mendorong
gerobak mencari sampah rongsokan untuk disetorkan
ke majikannya sebagai bahan pendaur ulangan pabrik
kertasnya.
Sudah enam tahun krisis moneter mengusik
ketentraman, itu berarti juga bahwa sudah enam tahun
Kwek berkeliling bersama gerobak beroda-duanya,
memungut plastik yang menyumbat selokan,
mengangkutnya, punggungnya terpanggang oleh
panas terik matahari di siang hari.
Itulah masa kelam bebek bernama Kwek,hingga dia pernah menjadi tukang angkut sampah.
Berkat keuletan dan keluwesannya, dia mampu
berkawan dengan siapa saja. Dari sanalah dia
menjumpai pengusaha yang mengantarkannya menuju
*)Oleh: Arul Chairullah
CERPEN
Buletin Adzkar PCINU Yaman- Edisi 1 / Juni 20141 Buletin Adzkar PCINU Yaman- Edisi 1 / Juni 201417
-
7/21/2019 Buletin Adzkar Edisi 1
19/24
jalan kesuksesan. Kini, dia sudah mandiri dengan
pabrik terbesar di Kota Bebek. Kian hari, kekayaannya
semakin bertambah. Saking kayanya, sampai dia tak
bisa ingat lagi pabrik apa saja yang dimilikinya.Tuhan Maha Adil. Segala jerih payahnya
terganjar oleh gelimang harta, pekerjaan istimewa, dan
tentunya derajat yang bermartabat. Tapi apakah itu
sebenarnya keadilan? Untuk sementara ini Kwek tak
perlu membahasnya.
Gerobak sampah itu menolong kehidupan
Kwek. Istrinya tak pernah lagi pergi ke bawah
jembatan, melainkan turut membungkusi sandal dan
sepatu bermerk termahal di Kota Bebek. Dua anaknya
yang ibarat kata bagai pinang dibelah dua itu menjadi
gemuk dan segar, namun sebetulnya dari sinilah ceritabaru dimulai.
*****
Sepanjang jalan menuju podium, penghuni
Kota Bebek berkerumun meneriakkan yel-yel.
"Hidup Kwek! Hidup Kwek!"
Dia perhatikan raut wajah mereka, sejuta
pengharapan tergores dari setiap kedutan dahinya.
Perasaan Kwek miris prihatin.
"Wahai rakyat Kota Bebek," ucapnya di awal
pidato, "sekian lama kita miskin penguasa yang adil,
miskin ketentraman yang terusik krisis ekonomi,
miskin keadilan yang terampas oleh serigala berbulu
domba. Maka dengan ini, saya terpanggil untuk
mengembalikan keadilan kepada penduduk Kota
Bebek, karena keadilan adalah hak setiap bebek di kota
ini."
Bebek-bebek pendukungnya bergairah.
Semangat mereka terbakar akibat pidato yang
disampaikan oleh Kwek. Matanya menyala, tangannya
mengepal, lalu dengan keras mereka berteriak kompak
berulang-ulang."Hidup keadilan! Hidup Kwek! Hidup
Keadilan! Hidup Kwek!"
Pandangan mereka terus mengikuti Kwek
sampai menghilang dari sudut tikungan jalan dengan
mengendarai delman beroda dua yang ditarik dua
kuda. Di belakang kerandanya tertempel lambang
"Rumput dan Kapas" yang merupakan kebutuhan
dasar seekor bebek, yakni pangan dan sandang sebagai
syarat utama untuk mencapai kemakmuran.
*****
"Lalu, apa Kwek menang dalam pemilihan,Kek?"
"Pasti. Itu harga mati. Tapi kemenangannya
memunculkan rasa dengki dan benci!"
Wahyu terperanjat kaget. Dia bangun daripangkuan sang kakek.
"Dengki bagaimana, Kek?"
"Setiap kenikmatan mesti terdapat hasutan.
Tak semua orang menyukai kesuksesan kita, Nak! Itu
sudah hukum alam. Tergantung seberapa bijakkah kita
menyikapinya."
"Bijak?! Seperti apa itu, Kek?"
"Anggaplah mereka yang tak suka dengan kita,
telah lama memperhatikan kita sedari tadi, sementara
kita tak memperhatikannya sama sekali. Jadi,
seharusnya kita yang berterima kasih, karena
diperhatikan olehnya," ujar kakek tersenyum.
"Terus, Kek. Apa yang terjadi dengan Kwek?"
Tangan sang kakek menggapai kepala Wahyu,
memeluknya erat, kemudian meletakkan kembali ke
pangkuannya. Mencium halus kening cucu
kesayangannya, sebelum akhirnya melanjutkan cerita.
Sejatinya, Kwek adalah sosok penguasa yang
dicintai hampir mayoritas penduduk Kota Bebek.
Selain ringan tangan, dia tak berat muka, turun
blusukan membangun jembatan, kerja baktimenyisihkan sampah dan ganggang yang menyumbat
selokan.
Demikianlah diceritakan betapa melekatnya
seekor bebek Kwek di hati para bebek, sehingga apa
yang diperintahkan oleh Kwek, seakan sabda utusan
Tuhan yang harus terpenuhi. Bukan karena
keterpaksaan ataupun ketakutan seperti di saat Paman
Gober berkuasa. Namun, lebih karena rakyat sudah
terlanjur jatuh hati kepada Kwek.
Kota Bebek begitu damai sentosa. Perampok
berhenti dari pekerjaan gelapnya, karena sebagian darimereka sudah jutawan.
"Buat apa merampok jika kita sudah kaya,"
kata bebek berkaca mata hitam.
CERPEN
Buletin Adzkar PCINU Yaman- Edisi 1 / Juni 2014 2Buletin Adzkar PCINU Yaman- Edisi 1 / Juni 2014 18
-
7/21/2019 Buletin Adzkar Edisi 1
20/24
bahwa sebenarnya mudah menaklukkan penduduk
Kota Bebek yang berjumlah 500 ekor, tapi yang lebih
penting adalah bagaimana kamu meyakinkan 5 ekor
yang punya Kota Bebek. Maka, jadilah orang mandiri
dengan harta yang melimpah ruah, sekira jika nantikamu berkuasa, maka kamu benar-benar menjadi sang
penguasa, bukannya seperti kambing congek.
Diperintah kemana saja mau, walau memperjual-
belikan hak dan keadilan rakyat.
"Apakah Kwek lengser dari tahta kekuasaan,
Kek?" desak Wahyu yang sudah tidak sabar.
"Entahlah, tapi sampai sekarang kakek masih
menjumpai serombongan bebek meracau di pinggir
peradaban yang serba linglung dan kacau."
"Meracau, Kek?"
"Yah. Mereka terus saja memanggil-manggilnama Kwek."
kwekwekwek
Ke barat: kwekwekwek
Ke utara: kwekwekwek
Ke timur: kwekwekwek
K e s e l a t a n :
kwekwekwek
Entah sampai kapan itu rombongan bebek
Terus berkwekwekwek
Kwekwek**)
Kwek
Sejak itu, hari-hari pun berlalu tanpa ada lagi
penggantian pemimpin, ucap sang kakek melemah
saat mengakhiri dongengnya. Sedangkan Wahyu
menatap wajah kusut kakeknya yang telah dimakan
usia.
O, negeriku, selalu saja kau buat keadilanku
menangis, tutup kakek menunduk.
Pesantren Hadhramaut, Jum'at Legi 26 Juli
2013.*)Alumnus Univ. Al Ahgaff, Yaman. Juara I Bilik
Sastra Award 2013 - Radio Republik Indonesia.* * )
Cuplikan Puisi Gus Mus yang berjudul
Wekwekwek.
Bekerja sama dengan:
"Bagiku merampok itu hobi, jadi meskipun
sekarang kaya, aku bisa saja merampok. Cuma aku
berhenti melakukannya karena itu dosa saja," balas
bebek lainnya bertopi biru.
Bebek mengerti dosa?! Yah, inilah keunikan
Kota Bebek. Mereka tak berani bermain-main dengan
kutukan dosa, karena mereka tahu bahwa kenikmatan
yang sementara dari dosa tak sebanding dengan
siksaan yang ditanggung akibatnya. Ngeri!
Ketenangan, ketentraman, dan kebahagiaan
Kota Bebek akan berlangsung lebih lama, andai sajaDonald, konglomerat nomer wahid di Kota Bebek tak
mendatangi Kwek dan mengancamnya keji.
"Kamu sudah banyak melanggar perintahku!
Kamu bebek tak tahu diuntung, sudah dibantu, masih
berani melawan."
"Kenapa?! Apa salah melawanmu? Itu hak
penduduk Kota Bebek memperoleh keadilan!"
" H e h , i n g a t ! A k u l a h o r a n g b e r j a s a
menempatkanmu di kursi penguasa Kota Bebek ini.
Taati perintahku. Kalau tidak..."
"Kalau tidak kenapa? Apa kau pikir aku takut?Jangan harap!"
"Bebek tolol! Awas, nanti kusembelih lehermu,
kucincang tubuhmu dengan parang yang berlumuran
darahmu sendiri."
Tak dapat dipungkiri, Donald sangatlah berjasa
besar, terutama ketika tuntutan modal produksi pabrik,
pendanaan kampanye se lama masa pemilihan,
ditambah istrinya yang terinfeksi racun berbahaya,
mau tidak mau sebagian perusahaannya gulung tikar.
Kalau saja tidak karena Donald, Kwek akan kembali
terperosot ke lobang kelam.
Kwek langsung teringat nasehat Nenek Bebek,
sesepuh Kota Bebek yang mengasingkan diri jauh ke
sebuah lereng gunung di ujung kota, adalah kenyataan
CERPEN
Buletin Adzkar PCINU Yaman- Edisi 1 / Juni 20141 Buletin Adzkar PCINU Yaman- Edisi 1 / Juni 201419
-
7/21/2019 Buletin Adzkar Edisi 1
21/24
Oleh: Fadhil Karoya
Dimana-mana hanya keegoisan
Unjuk kehebatan tuk menjadi terdepan
Dimana-mana hanya angkuh
Rela berpeluh asal semua direngkuh
Dimana-mana hanya gengsi
Berani mati supaya mahal harga diri
Dimana-mana hanya dengki
Benci berbagi
Seperti kericuhan para qobilah di depan
Ka'bah
Yang hanya disebabkan satu bongkah
Hajar Aswad yang mulia
Namun seoarang Bani Hasyim layaknya
seorang hakim
Mampu meredakan gengsi
Mampu menghampuskan dengki
Coba bayangkan!
Dengan satu sorban saja mereka bisa
tenang
Dengan satu perintah saja mereka bisa
berlapang
Dan bagaimana bisa seorang yang buta
aksara
Mampu menggemparkan dunia?
Bahkan masih dielu-elukan
Setelah empat belas abad silam
PUISI
Masa kampanye pemilu telah tiba
Foto-foto caleg menghiasi jalan raya
Bendera partai berkibar dimana-mana
Orasi para caleg memenuhi masmedia
Saatnya rakyat menentukan pilihan hati
Janganlah memilih karena ada intimidasi
Janganlah memilih karena caleg berbagi
Jangan memilih karena caleg penyanyi
Masa depan bangsa ada di tangan kita
Jangan asal memilih yang pandai bicara
Pilihlah caleg yang telah ada bukti nyata
Agar bangsa kita akan jaya dimata dunia
BUKTI KECERDASAN
Buletin Adzkar PCINU Yaman- Edisi 1 / Juni 2014 2Buletin Adzkar PCINU Yaman- Edisi 1 / Juni 2014 20
PUISI
Kampanye Pemilu
* Puisi Refleksi Pemimpin Seperti Rasulullah SAW.
-
7/21/2019 Buletin Adzkar Edisi 1
22/24
STRUKTUR KEPENGURUSANPCINU YAMAN
Masa Khidmat 2014-2015
Mustasyar:1. DR. Muhammad Abdul Qodir Al-Idrus
2. Ust. Abdurrahman As-Seggaf
3. Hb. Zaid Bin Abdurrahman Bin Yahya
4. Ust. Faiz Nur Kholish Lc.
5. Hb. Muhsin Al-Idrus
6. Hb. Ja'far As-Segaff
Syuriyah:Rois : Nuril 'Izza Muzakki
Wk. Rois : Maimun Abdul Ghofur
M. Hasin Ihsan
Kab : Muhammad Hammam
Wk. Kab : Hasan Bashri
Tanfidziyah:Ketua : Dzul Fahmi
Wk. Ketua : Iqbal Nidak
Ahmad Najih
Sekertaris : Ade Nurul Badar
Wk. Sekertaris : Fahmi Hilmy
Bendahara : Ali Burhan
Wk. Bendahara : Abdullah Mahfudz
A`wan:1. Muhammad Fashihin Mu'min
2. Zainal Abidin Zubair
LAKPESDAM (Lajnah Kajian & PengembanganSumber Daya Manusia):Koordinator : Nur Kholis
Anggota : 1. Luthfi Ahsanuddin
2. Khoirussoleh
3. Imam Rahmatullah
4. Muhammad Gufron
5. M. Rifqi Ridlo
6. Mu'ammar Hafidz
7. Ah. Mubarak Aas
8. M. Kholil Muqorrobin
LTNNU (Lajnah Talif wa Nasyr NU):Koordinator : Hifni Mubarak
Anggota :1. Ahmad Kholilurrahman
2. Muhammad Luthfillah
3. Abdurrahman Malik
4. M. Khoirul Jadid
5. Ahmad Nizar
6. Rifqon Syauqi
7. Muhammad Wildan
8. Ali Zabidi Ahmad
9. Fathurrahman Ghazali
LMINU (Lajnah Media & Informasi NU):Koordinator : Ridwan AgusawanAnggota : 1. Muhammad Nurul Hadi
2. Rindi Supiadi
3. Afif Abdul Halim
4. Luthfi Rahman
LDNU (Lajnah Dakwah NU):Koordinator : Muhammad Qohiri
Anggota : 1. Rijal Ramadhan
2. Abdurrahman An-Niri 3. Ahmad Mahalli
4. Salim
5. Ahmadi Mar'ie
6. Ahmad Baihaqi
LBMNU (Lajnah Bahtsul Masail NU):Koordinator : Muhammad Thohir
Anggota : 1. Abdur Rahim
2. Muwaffa
3. M. Zadit Taqwa 4. Thohirin Shodiq
5. Ulin Nuha
6. Yahya Al-Khuraidi
Lajnah PCINU Yaman
Buletin Adzkar PCINU Yaman- Edisi 1 / Juni 20141 Buletin Adzkar PCINU Yaman- Edisi 1 / Juni 201421
-
7/21/2019 Buletin Adzkar Edisi 1
23/24
-
7/21/2019 Buletin Adzkar Edisi 1
24/24