buletin lensa
DESCRIPTION
Selayang Pandang Pergerakan Mahasiswa Islam IndonesiaTRANSCRIPT
Sepertinya sudah tak asing lagi, kerap kali kita
mendengar tentang organisasi eksternal kampus dan
pergerakannya, dan bagaimana kegigihan serta loyalitas
mereka (red : anggota) terhadap organisasinya. Salah
satu organisasi eksternal yang tak kalah terkenal di
kampus kita tercinta ini adalah Pergerakan Mahasiswa
Islam Indonesia (PMII). Marilah sejenak kita mengulas
sedikit tentang apa itu sebenarnya PMII.
PMII secara umum ini sendiri adalah sebuah
organisasi sosial kemahasiswaan yang lahir dari rahim
Nahdlatul Ulama (NU) yang ditokohi oleh kalangan pemuda NU di Surabaya
pada 17 April 1960 sebagai sikap atas keadaan sosial politik yang
mengharuskan mahasiswa ikut turun langsung dalam mewarnai kehidupan
politik pada zaman tersebut. PMII menjadi komponen muda bangsa yang selalu
memainkan peran kontibutifnya bagi perjalanan bangsa, semisal PMII turut
menjadi salah satu kekuatan pendorong utama transisi Orde Lama menuju
Orde Baru, ditandai dengan lahirnya Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia
(KAMI) saat itu Ketua PB PMII adalah Almarhum Zamroni menjadi Ketua
Presidium KAMI yang menggelorakan perubahan dikalangan mahasiswa saat
itu.
PMII saat ini memiliki 223 cabang yang tersebar mulai dari Sabang
sampai Merauke, sehingga menjadikannya organisasi kemahasiswaan yang
terbesar di Indonesia. PMII telah banyak melahirkan kader-kader militan dan
handal dalam membangun negara dan bangsa. Adapun tokoh-tokoh yang
pernah lahir dari rahim PMII yaitu KH. Hasyim Muzadi, KH. Said Agil Siradj, Dr.
H. Hamzah Haz, Muhaimin Iskandar dan masih banyak yang lainnya.
Makna dan Filosofi PMII
Dari namanya sendiri PMII disusun dari empat kata yaitu “Pergerakan”,
“Mahasiswa”, “Islam”, dan “Indonesia”.
Makna “Pergerakan” yang dalam hubungannya dengan organisasi
mahasiswa adalah menuntut upaya sadar untuk membina dan
mengembangkan potensi ketuhanan dan kemanusiaan agar gerak dinamika
menuju tujuannya selalu berada di dalam kualitas kekhalifahanNya. Pengertian
“Mahasiswa” adalah golongan generasi muda yang mempunyai identitas diri.
Identitas diri mahasiswa terbangun oleh citra diri sebagai insan religius,
dinamis, sosial, dan mandiri. Identitas tersebut mencerminkan tanggung jawab
keagamaan, intelektual, sosial kemasyarakatan, dan tanggung jawab individual
baik sebagai hamba Tuhan maupun sebagai warga bangsa dan negara.
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia
Edisi Mei 2015
Penanggung jawab
Ilzam Nuzulul Hakiki
Pembimbing
Surotul Ilmiyah Izza Alimiyah Pran-
aningrum
Pimpinan Redaksi
Nur Cita Qomariyah
Reporter
Nur Khasanah Ivannullah Anggriawan W.
Editor
Muhimatul Khafidhoh
Layouter
Khoiriyatus Sholihah
Fan Page
PMII KOMFAKKES
Twitter @LpmLensa
Selayang Pandang
PMII KOMFAKKES
Buletin Lensa
“Islam” yang terkandung dalam PMII adalah Islam sebagai agama yang dipahami dengan paradigma
Ahlussunah wal Jama’ah. Islam yang terbuka, menerima dan menghargai segala bentuk perbedaan
demikianlah platform PMII. Perbedaan adalah sebuah rahmat, karena dengan perbedaan itulah kita dapat
saling berdialog antara satu dengan yang lainnya demi mewujudkan tatanan yang demokratis dan beradab.
Sedangkan pengertian “Indonesia” adalah masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia yang mempunyai
falsafah dan ideologi bangsa (Pancasila) serta UUD 45.1
Sumber: http://pmii.or.id/profil/ diakses pada tanggal 17 Oktober 2014 pukul 20:58 WIB
dengan jumlah yang hampir merata di semua
jurusan. Hal inilah yang membuat sahabat-sahabat
PMII di FKIK lebih mengupayakan pendirian
komisariat sendiri yang terpisah dari
Komfuspertum, agar kebutuhan dan
pengembangan kader PMII di FKIK bisa lebih
terakomodir dan terfokus pada pengembangan
profesi terkait dengan bidang studi yang dipilih.
Think tank berdirinya PMII
Komfakkes adalah sahabat-sahabat
militan yang tidak hanya berasal dari FKIK
saja. Beberapa nama yang ikut
memprakarsai lahirnya PMII Komfakkes
adalah sebagai berikut :
Sahabat M Idrus (Farmasi 2005)
Sahabat Dixi Sebastian (Kesmas
2004)
Sahabat Adi Mulya (Kesmas 2004)
Sahabat Surma Adnan (Kesmas
2004)
Sahabat Rickie (Kesmas 2005)
Sahabat Syauqi (Komfakdis)
Sahabat Aswin (Komfakda/ Komisari-
at Fakultas Dakwah & & Humaniora)
Sahabat Nurtam (Komfakdis)
Dan masih banyak sahabat-sahabat lainnya dari
Oleh : Sahabat Musthafa Hasan Albanna Kesmas 2006
PMII KOMFAKKES diresmikan berdasarkan hasil
Rapat Pembentukan Komisariat yang dilakukan pada
24 Desember 2006. Cikal bakal berdirinya PMII
Komfakkes sebetulnya telah dimulai sejak pertama kali
FKIK lahir di Universitas Islam Negeri Jakarta.
Mahasiswa pertama yang menjadi kader PMII di FKIK
adalah sahabati Fitroh Bariroh (Kesehatan Masyarakat
2004) dan sahabat Adi Mulya, yang mendapatkan
pendidikan pengkaderan PMII melalui
MAPABA di PMII Komfuspertum
(Komisariat Fakultas Ushuluddin dan
Perguruan Tinggi Umum). Pada awal
perkembangannya, kader PMII di FKIK
yang telah mendapatkan pendidikan
MAPABA berada dalam naungan PMII
Komfuspertum, karena jumlah kader yang
belum memenuhi persyaratan untuk
membentuk sebuah Komisariat tersendiri.
Keinginan membentuk komisariat
sendiri semakin kuat setelah 2 tahun FKIK
berdiri. Setelah dilaksanakannya MAPABA
gabungan pada September 2006 antara
Komfuspertum, Komfapsi (Komisariat
Fakultas Psikologi), Komfakdis (Komisariat
Fakultas Dirasat Islamiyah) dan FKIK untuk angkatan
2006, jumlah kader PMII di FKIK semakin bertambah
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Komisariat Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (PMII KOMFAKKES)
2
“Hasil rapat
mengesahkan
berdirinya PMII
Komfakkes pada
tanggal 25
Desember 2006 “
Buletin LENSA edisi Mei 2015
Kilas Balik
PMII KOMFAKKES
grup Cirebon yang banyak membantu ide dan tenaga
demi berdirinya Komfakkes.
Rapat Pembentukan Komisariat dilakukan
pada hari sabtu 24 Desember 2006 bertempat di
Asrama Putri PMII. Hasil rapat mengesahkan
berdirinya PMII Komfakkes pada tanggal 25
Desember 2006 pukul 00.30 WIB, dan
mengesahkan Sahabat M Idrus (Farmasi 2005)
sebagai ketua umum PMII Komfakkes pertama
dengan periode khidmat 2006-2007. Hal yang perlu
untuk senantiasa diingat yaitu berdirinya PMII
Komfakkes tujuannya adalah agar Mahasiswa FKIK
yang memiliki latar belakang pesantren dan
sepaham dengan Ahlussunnah wal Jama’ah memiliki
wadah untuk saling berbagi ilmu serta
mengembangkan kapasitas diri, bukan saja dari segi
keilmuan professional yang didapat di bangku kuliah,
namun juga interpersonal skill dan kepekaan sosial
sebagai bekal hidup di masyarakat yang
sesungguhnya.
Bagaimana berwudhu sesuai dengan
syari’at?
Berwudhu merupakan salah satu syarat yang
menentukan sah atau tidaknya sholat. Dewasa ini,
banyak sekali pendapat yang bermunculan di
masyarakat mengenai bagaimana tata cara wudhu
yang benar menurut syari’at. Berikut tata cara
wudhu yang insyaallah sesuai dengan syari’at:
1. Membaca Bismillahirrahmanir Rahiim sambil
mencuci kedua belah tangan sampai pergelangan.
2. Berkumur-kumur tiga kali sambil membersihkan gigi
(bersiwak).
3. Istinsyaq (menghirup air ke hidung lalu dikeluarkan)
sebanyak tiga kali.
4. Niat (menyengaja) menghilangkan hadast atau me-
nyengaja berwudhu ketika membasuh muka.
Lafal niat wudhu:
نوىت الوضوء لرفع احلدث الاصغر فرضا هلل تعاىل
Artinya: “Aku niat berwudhu untuk menghilangkan
hadast kecil, fardhu karena Allah Ta’ala.”
Tahukah Anda?
3 Buletin LENSA edisi Mei 2015
“Idealisme adalah ke-mewahan terakhir yang
hanya dimiliki oleh pemuda”
-Tan Malaka-
quote
PMII KOMFAKKES
Oleh : Sahabati Izza Alimiyah Prananingrum, Mahasiswa Berprestasi FKIK 2014
Pembangunan kesehatan merupakan salah satu
komponen pembangunan nasional. Pembangunan di
bidang kesehatan tersebut dilakukan dengan
meningkatkan kesadaran, kemauan, serta kemampuan
seluruh penduduk untuk mencapai derajat kesehatan
setinggi-tingginya.1 Melalui pembangunan kesehatan
yang telah disusun rencana strateginya secara berkala
dan indikatif, diharapkan derajat kesehatan Indonesia
secara nasional dapat ditingkatkan dengan signifikan.
Kesuksesan pembangunan kesehatan tidak saja
berimplikasi pada meningkatnya derajat kesehatan
masyarakat. Kesuksesan pembangunan kesehatan
lebih luas lagi akan berimplikasi pada penentuan
kemajuan suatu negara, yang salah satunya ditinjau dari
Human Development Index (HDI). HDI merupakan angka
perbandingan antara angka harapan hidup, melek huruf
(pengetahuan), dan pendapatan perkapita suatu
bangsa.2 Jika upaya pembangunan kesehatan berhasil,
tentu ia akan menaikkan usia harapan hidup rakyat dan
peningkatan ini tentu berarti bagi bangsa Indonesia.
Mahasiswa sebagai pembangun kesehatan
Berbicara soal komponen bangsa pengemban
pembangunan kesehatan, pantas kiranya jika
mahasiswa kesehatan dimasukkan dalam kategori
tersebut. Mahasiswa kesehatan adalah salah satu
bagian dari masyarakat yang mengemban tugas
pembangunan kesehatan yang harus ditempuh
bersama.
Pendidikan tinggi yang ditempuh mahasiswa
membuatnya menjadi seorang intelektual. Mahasiswa
kesehatan berperan sebagai salah satu penyambung
ilmu pengetahuan sekaligus atributnya. Hal itu membuat
mahasiswa kesehatan memiliki tugas untuk terjun ke
masyarakat, walaupun ia belumlah menjadi seorang
tenaga profesional. Salah satu tugas mahasiswa
kesehatan ialah mengubah informasi dalam bahasa
ilmiah ke bahasa yang mudah dicerna oleh masyarakat.
Hal itu sejalan dengan Tri Darma Perguruan tinggi yang
meliputi pendidikan, penelitian dan pengembangan, ser-
ta pengabdian masyarakat.
Dalam memberikan kontribusi pada
pembangunan kesehatan, sesungguhnya mahasiswa
dapat mengambil peran di berbagai lini. Sebagai kaum
intelektual yang berintegrasi, mahasiswa dapat pula
berperan sebagai tonggak advokasi, pemberi pelayanan,
dan sebagainya.
Perilaku : tonggak masalah kesehatan
“Mencegah lebih baik daripada mengobati.“
Jargon itulah yang saat ini tidak asing, baik di kalangan
masyarakat maupun praktisi medis.
Hal itu tidaklah salah. Pencegahan atau usaha
preventif memang lebih efektif untuk meningkatkan
derajat kesehatan daripada usaha kuratif. Selain itu,
biaya untuk melakukan pencegahan penyakit lebih
murah dibandingkan untuk mengobati penyakit. Sebagai
contoh, seseorang yang mengontrol asupan gulanya
tidak mengeluarkan biaya kesehatan lebih banyak
dibandingkan jika ia sudah terkena diabetes dan
kemudian berobat. Oleh karenanya, usaha preventif
saat ini benar-benar digalakkan oleh pemerintah
Indonesia dalam hal pembangunan kesehatan.1
4
“Mahasiswa kesehatan adalah salah satu
bagian dari masyarakat yang mengemban
tugas pembangunan kesehatan yang harus
ditempuh bersama.”
Buletin LENSA edisi Mei 2015
Mengubah Perilaku, Membangun Bangsa Esai
PMII KOMFAKKES
Status kesehatan memanglah bukan hal
yang mutlak berdiri sendiri. Ia dipengaruhi oleh
beberapa determinan yang memberikan implikasi
yang berbeda-beda. Menurut Hendrik L. Blum,
terdapat empat determinan yang mempengaruhi
status kesehatan seseorang. Keempat determinan
itu ialah lingkungan, perilaku, keturunan atau
herediter, dan pelayanan kesehatan.2
Dalam pembahasan kali ini, determinan yang
akan dikaji ialah determinan perilaku. Menurut
Hendrik L. Blum, determinan perilaku ialah
kontributor atau faktor yang paling berpengaruh
kedua setelah determinan lingkungan.3 Perliaku yang
dimaksud disini ialah perilaku yang berkaitan dengan
kesehatan, seperti perilaku kebiasaan merokok,
makan sembarangan, perilaku mengurangi gula, dan
sebagainya.
Empat determinan yang mempengaruhi status
kesehatan seseorang: lingkungan, perilaku,
keturunan, dan pelayanan kesehatan. Caption describing
picture or graphic.
5. Membasuh wajah sebanyak tiga kali.
Membasuh seluruh muka (batas: mulai dari tem-
pat tumbuhnya rambut kepala bagian atas hing-
ga bagian bawah dagu dan dari telinga kanan
hingga telinga kiri).
6. Membasuh kedua tangan sampai siku-siku seba-
nyak tiga kali.
7. Mengusap sebagian kulit kepala sebanyak tiga
kali.
8. Mengusap kedua daun telinga sebanyak tiga kali.
9. Membasuh kedua kaki sampai mata kaki.
Tahukah Anda? 5 Buletin LENSA edisi Mei 2015
PMII KOMFAKKES
10. Tertib (berurutan).
Lalu disunnahkan membaca do’a setelah ber-
wudhu sebagai berikut:
اشهد ان ال اهل ا الا هللا وحده ال رشىك هل و اشهد انا محمدا عبده ورسوهل. اللهما
ابىن واجعلىن من املتطهارىن اجعلىن من التاوا واجعلىن من عبادك الصاحلىن
Artinya: “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan
selain Alla Yang Maha Esa, tidak ada sekutu
bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Mu-
hammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya
Allah jadikanlah aku golongan orang yang ber-
taubat, golongan orang yang suci dan jadikan-
lah aku golongan hamba-hamba-Mu yang
shaleh."
Teori yang disampaikan belum menunjukkan,
perilaku yang tidak tepat dapat membuat seseorang
sakit. Perilaku tidak tepat membuat seseorang
melakukan hal-hal yang tentu tidak tepat, yang
kemudian mengganggu kesehatan. Oleh karenanya
perilaku yang tidak tepat sangat perlu dikoreksi. Jika
tidak, maka akan sulit untuk meningkatkan dan
mempertahankan status kesehatan masyarakat.
Selanjutnya di sisi yang lain, Lawrence
menerangkan tiga penentu munculnya perlaku
manusia, yaitu faktor predisposisi (predisposing
factor), faktor pendorong (enabling factor), dan faktor
penguat (reinforcing factor).3 Faktor predisposisi
dapat muncul dalam pengetahuan, nila-nilai, adat
istiadat, dan lainnya. Sedangkan faktor pendorong
perilaku masyarakat bersumber dari fasilitas atau
sarana yang tersedia. Di sisi lain, sikap dan perilaku
petugas medis sebagai pemberi pelayanan kesehatan
sekaligus role model menjadi faktor penguatnya.
Teori Lawrence menegaskan bahwa perilaku
manusia yang tidak tepat dapat dipengaruhi oleh
faktor pengetahuan sebagai faktor predisposisi.
Minimnya atau tidak adanya pengetahuan yang
dimiliki masyarakat dapat membuat melakukan
perilaku-perilaku tidak berdasar dalam kehidupannya.
Ketidaktahuan tersebut membuat masyarakat tidak
memiliki gambaran mengenai cara-cara hidup sehat.
Mereka pun akan cenderung berperilaku seperti yang
dilakukan lingkungannya, entah itu baik ataukah
tidak.
Mengapa perilaku?
Perilaku yang salah akibat tidak adanya
informasi dapat menyebabkan datangnya masalah
kesehatan pada diri seseorang. Bersebrangan
dengan itu, perilaku yang diperbaiki dan usaha
menghindari penyebab penyakit akan menurunkan
kemungkinan terjadinya penyakit. Oleh karena itu,
upaya perubahan perilaku masyarakat diharapkan
dapat menurunkan angka kesakitan atau morbiditas.
Menurunnya angka kesakitan atau morbiditas
akan berdampak pada banyak hal. Salah satunya
6 Buletin LENSA edisi Mei 2015
ialah dapat menurunkan pembiayaan kesehatan.
Biaya kesehatan yang dimaksud tidak hanya out of
pocket atau yang dikeluarkan oleh masyarakat
sendiri, melainkan juga pembiayaan kesehatan
secara Nasional. Sejauh ini pemerintah Indonesia
juga menggunakan anggaran belanja Negara untuk
mensubsidi biaya kesehatan rakyat Indonesia.
Semakin sedikitnya angka kesakitan, maka
anggaran yang perlu dikeluarkan oleh pemerintah
tentu semakin sedikit.Selain itu, semakin sedikit
rakyat yang sakit, maka akan semakin turun angka
mortalitas akibat penyakit.
Menurunnya morbiditas dan mortalitas
selanjutnya akan meningkatkan harapan hidup
seseorang. Meningkatnya harapan hidup tentu
berimplikasi pada Human Development Index yang
berdampak langsung pada kemajuan Indonesia.
Selain itu, menurunnya mortalitas menunjukkan
kondisi masyarakat yang sehat. Jika masyarakat
sehat, mereka dapat mengaktualisasikan dirinya
dengan lebih optimal. Optimal artinya masyarakat
dalam kondisi produktif.
Mengubah perilaku masyarakat
Sejalan dengan teori Lawrence, salah satu
cara untuk mempengaruhi atau merubah suatu
perilaku ialah meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang kesehatan. Transfer informasi
ini dapat dilakukan oleh mahasiswa kesehatan
melalui program promosi kesehatan. Promosi
kesehatan tersebut bertujuan untuk mengkoreksi
perilaku masyarakat yang tidak tepat, yakni dengan
memberikan informasi kesehatan yang akurat dan
evidance based. Pemberi informasi kesehatan atau
promosi kesehatan merupakan peran yang dapat
diperankan secara mendalam dan intensif oleh
mahasiswa kesehatan.
Berbagai teori perilaku telah banyak muncul,
diiringi dengan semakin berkembangnya teori dan
model pendidikan kesehatan. Salah satu model
pendidikan kesehatan ialah Transtheoretical Model.
Teori ini menjelaskan bahwa manusia dan
perilakunya berada pada kontinum perubahan
perilaku. Teori ini meyakini perubahan tingkah laku
PMII KOMFAKKES
seseorang akan melalui 5 tahapan, yakni
precontemplation, contemplation, preparation, action,
dan maintenance.4 Teori ini dapat digunakan oleh
mahasiswa kesehatan untuk menerapkan rencana
promosi kesehatan kepada masyarakat.
Transtheoretical Model menjelaskan, nihilnya
keinginan masyarakat untuk merubah perilaku akan
muncul jika masyarakat masih berada pada
tahapprecontemplation. Nihilnya keinginan tersebut
dapat disebabkan oleh tidak adanya informasi yang
tepat yang diterimanya. Keinginan berubah dapat
muncul jika masyarakat sudah memasuk tahap
contemplation. Ia akan melanjutkan pada tahap
preparation, yakni tahap ketika masyarakat telah
memiliki sedikit demi sedikit gambaran mengenai
perubahan perilaku. Hingga pada tahap action,
masyarakat mulai menerapkan perubahan pada
perilakunya. Tahap yang terakhir ialah tahap
Maintenance, yakni ketika masyarakat mulai berusaha
mempertahankan perilaku baru yang akan
menghantarkannya pada kesejahteraan.
Dari teori tersebut, mahasiswa kesehatan
dapat menggunakannya untuk memahami tahapan
perubahan perilaku yang sedang dimiliki oleh
masyarakat dan menjadikannya acuan untuk merubah
perilaku masyarakat. Dari teori itu pula, mahasiswa
sebagai salah satu agen pembangun kesehatan perlu
melakukan pendampingan masyarakat dalam
menjalani setiap tahapan perubahan perilaku tersebut.
Program konkrit
Promosi kesehatan secara mandiri
Untuk merubah perilaku masyarakat,
mahasiswa kesehatan dapat melakukan promosi-
promosi kesehatan untuk masyarakat. Hal ini
dilakukan secara mandiri oleh mahasiswa yang dalam
pelaksanaannya, tentu mahasiswa perlu berkoordinasi
dengan pejabat setempat.
Mahasiwa kesehatan di Indonesia jumlahnya
sangat banyak. Hal itu sesungguhnya menjadi potensi
yang harus dimanfaatkan dengan bijak guna
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Mahasiswa kesehatan dapat berinisiatif dan bergerak
secara mandiri, mengingat mahasiswa seharusnya
telah memiliki kemampuan manajerial yang cukup.
Selangkah bersama UKBM
Guna meningkatkan kemandirian masyarakat
dalam upaya kesehatan, saat ini telah berkembang
Upaya Kesehatan Bersumberaya Masyarakat atau
yang disingkat UKBM. UKBM ini dilaksanakan dengan
dikoordinatori petugas kesehatan dan dijalankan oleh,
7 Buletin LENSA edisi Mei 2015
KETURUNAN YUGOSLAVIA Seorang guru tengah mengabsen murid-muridnya. Sang guru tertarik dengan sebuah nama, dan me-
manggil murid dengan nama tersebut.
Guru : “Smary Saklitinov, coba kemari.”
Murid : “Iya bu.”
Guru : “Sini kamu nak, kamu keturunan Yugoslavia ya?”
Murid : “Bukan bu.”
Guru : “Lalu kenapa nama kamu Smary Saklitinov?”
Murid : “Oh, Smary itu singkatan dari nama bapak saya S(urtono) dan
ibu saya Mary(anti).”
Guru : “Mmm… kalau Saklitinov?”
Murid : “Sabtu Kliwon tiga November.”
Pojok Sastra
PMII KOMFAKKES
dari, untuk, dan bersama masyarakat.
Dalam melakukan promosi kesehatan dan
pendampingan masyarakat, mahasiswa kesehatan tentu
dapat berkoordinasi dengan pelaksana program UKBM
seperti posyandu, posbindu, desa siaga, dan sebagainya.
Mahasiswa dapat memberikan kontribusi untuk
mengoptimalkan promosi kesehatan yang telah
diprogramkan di dalam UKBM. Misalnya, mahasiswa
kesehatan terlibat dalam penyelenggaraan posyandu
dengan memberikan promosi kesehatan mengenai
pentingnya pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan.
Keberadaan mahasiswa kesehatan tentu akan sangat
membantu, mengingat salah satu kendala optimalnya
UKBM ialah sumber daya manusia.
Gerakan promosi kesehatan serentak
Gerakan promosi kesehatan serentak yang
dimaksud oleh penulis ialah gerakan serentak yang
dilakukan oleh mahasiswa kesehatan di seluruh
Indonesia. Gerakan ini penulis rasa belum ada. Gerakan
ini dilakukan dengan cara mengerahkan mahasiswa
kesehatan di seluruh Indonesia untuk melakukan
pendidikan kesehatan kepada masyarakat di sekitarnya
secara serentak.
Akhirnya, mahasiswa sebagai kaum intelektual
perlu mengambil peran lebih banyak dalam
mengoptimalkan promosi kesehatan kepada
masyarakat. Hal itu didukung oleh banyaknya mahasiswa
kesehatan yang ada di Indonesia. Optimalisasi promosi
kesehatan oleh mahasiswa bertujuan untuk mengubah
perilaku masyarakat yang tidak tepat menjadi tepat.
Harapannya, perubahan perilaku sebagai usaha preventif
tersebut dapat meningkatkan kemandirian masyarakat
dalam menjaga dan meningkatkan kesehatannya.
Sehingga, pembangunan kesehatan yang menjadi bagian
pembangunan nasional dapat tercapai sebaik-baiknya.
Sumber :
1. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Rencana Strategis Pembangunan kesehatan 2010-
2014. Indonesia: Kementerian Kesehatan; 2010. No
HK.03.01/60/I/2010.
2. Noorkasiani, Heryati, Rita S. Sosiologi Keperawatan.
Jakarta: Penerbit EGC; 2009.
3. Heri M. Promosi Kesehatan. Jakarta: Penerbit EGC;
2009.
4. Uswatun K, Dianis WS. Praktikum Keperawatan
Komunitas 2. Jakarta: PSIK UIN Jakarta; 2013.
8 Buletin LENSA edisi Mei 2015
DORAEMON Doraemon itu punya 10 saudara.
Saudara yang pertama sukanya minggat, na-
manya Dorakrasan.
Yang kedua sering sakit-sakitan, namanya
Dorasehat.
Yang ketiga orangnya bodoh, namanya Dor-
angerti.
Yang keempat orangnya nggak punya malu,
namanya Doraisin.
Yang kelima orangnya boros, namanya
Doraeman.
Yang keenam orangnya jomblo, namanya
Dorapacaran.
Yang ketujuh orangnya miskin, namanya Do-
rasugih.
Yang kedelapan sangat patuh, namanya
Dorandablek.
Yang kesembilan orangnya rendah hati, na-
manya Doramayak.
Yang terakhir orangnya mirip yang baca tuli-
san ini, namanya Dorawaras.
Pojok Sastra
PMII KOMFAKKES
9 Buletin LENSA edisi Mei 2015
Rinduku
Rinduku tebal
Berlapis
Berarak
Bergulung
Berwarna-warni
Terbungkus rapi kotak imajinasi
Melambung di atap awan
Hinggap di angin
Diguncang-guncang
Rebah ditanah ditimbun pasir
Hanyut di laut
Dilempar gelombang
Diterkam karang
Rindu ini tak pernah diam
Menggelegak rebut pontang-panting
Rindu ini tidak lelah walau tertating
Merayap
Merangkak
Rindu ini tidak padam walau disapu sunyi
dicekam kesendirian
Rinduku semakin tebal
Oh…
Rinduku
Oleh: NMardliyah
Pojok Sastra Tuna Asmara
Mencinta, Dicinta, Adalah kodrat adam dan hawa, Kodrat itu akan datang ketika adam dan hawa itu sudah siap menerimanya, Kodrat itu datang, Pada orang-orang yang benar-benar membutuhkannya, Belum termasuk diriku, Gelar tuna asmara dan cinta pun kini ku sandang, Seakan hanya akulah makhluk hina yang tak punya cinta, Seakan hanya aku makhluk yang paling merana, Seakan hanya akulah kancil kecil yang berlarian sendiri di tengah hutan yang muram, Mungkin, Dia berkehendak lain, Menginginkan agar mata dan hati ini buta sementara oleh gemerlapan bunga dunia Mungkin, Tuan rusukku pun sama, Menjadi tuna cinta dari seorang hawa, Tuna cinta ini kan ku bawa, Hingga satu titik dimana aku benar-benar siap memulainya,
Oleh : NCQ* *Mahasiswi Keperawatan’12
PMII KOMFAKKES
10 Buletin LENSA edisi Mei 2015
TAHU Disebuah kelas, terdengar suara asyik tentang percakapan antara dua siswa kelas Li-
ma. Sebut saja namanya Lutfi dan Amri. Mereka berdua terkenal pandai tentang
semua pelajaran, khususnya Nahwu Sharaf. Hingga suatu saat terekam dialog yang
menggelikan berikut:
Amri: ‘Eh Lut, ane punya pertanyaan bagus ni, masih seputar pelajaran favorit kita, bisa
jawab nggak?’
Lutfi : ‘Emang pertanyaannya apa? Ada hadiahnya nggak?’
Amri : ‘Ah, pean ini maunya hadiah melulu, ya udah deh, kalo bisa jawab tak ajak ke
TOMBO ATI deh, gimana? Jawabnya harus benar lho.
Lutfi : ‘Wah, siip. Kalo gini ane baru mau jawab.’
Amri : ‘Tapi ke TOMBO ATI nya nanti lewat tengah malam.’
Lutfi : ‘sama aja, ya jelas sudah tutup to. Ya udah deh, emang apa pertanyaannya?’
Amri : ‘Kenapa banyak orang suka makan TAHU?’
Lutfi : ‘Yah, katanya pertanyaannya masih seputar Nahwu Sharaf?
Amri : ‘Ya iya, ini masih seputar pelajaran itu.’
Lutfi : ‘Kok nyeleneh banget ya? Aneh kamu ini.’
Amri : ‘Bisa jawab nggak? Bilang aja nyerah, ndak bisa jawab?’
Lutfi : ‘lha pertanyaannya aja ndak nyambung gitu, gimana bisa jawab? Emang apa
jawabannya?’
Amri : ‘Hahaha, begini, karena TAHU dibaca ROFA’, makanya orang pada suka makan
TAHU, coba kalau TAHU dibaca JER, jadi TAHI, masak iya orang suka makan TA-
HI?’
Lutfi : #$%^%@$”}[&*^^#?/
Pojok Sastra
LPM LENSA MENERIMA KIRIMAN TULISAN BERUPA OPINI (4500 karakter), CERPEN (6000 karakter), DAN PUISI
(2000 karakter). TULISAN BISA DIKIRIMKAN KE: E-MAIL: [email protected]
PMII KOMFAKKES
11 Buletin LENSA edisi Mei 2015
Dokumentasi Kegiatan
MAPABA PMII, 26 September 2014—PP. An-Nahdlah, Depok
RTL (Rencana Tindak Lanjut) Anggota Baru PMII, 9 Oktober 2014—FISIP UIN
PMII KOMFAKKES
Donor Darah, 5 November 2014—FKIK UIN Syarif Hidayatullah
Buletin LENSA edisi Mei 2015 12
BULETIN LENSA Menerima pemasangan iklan, baik iklan gambar maupun iklan berita. Harga Terjangkau.
Phone: 089678186485 E-mail: [email protected]
PMII KOMFAKKES
PKD (Pelatihan Kader Dasar) 24-26 April 2015—PP. An-Nahdlah, Depok
Rumah Pergerakan, 10 Mei 2015—Situ Gintung, Ciputat, Tangsel