buletin - tegalkab.bawaslu.go.id(motivator) pada saat acara peningkatan kapasitas aparatur...

24
PENGAWASAN PEMILU PARTISIPATIF MEMBUMIKAN GERAKAN TOLAK !!! POLITIK UANG Edisi : 2 / 2019 STOP !!! ISU SARA uletin BAWASLU KABUPATEN TEGAL B PENTINGNYA DI KABUPATEN TEGAL PENGAWASAN PEMILU PEMBENTUKAN DESA 5 Butuh Sinergi dan Desa Anti Politik Uang Komitmen Bersama 8

Upload: others

Post on 22-Feb-2020

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Buletin - tegalkab.bawaslu.go.id(motivator) pada saat acara peningkatan kapasitas aparatur pengawasan Bawaslu Kabupaten Tegal sebulan yang lalu. Sepintas hanya kalimat sederhana yang

PENGAWASAN PEMILU PARTISIPATIF MEMBUMIKAN GERAKAN

TOLAK !!!

POLITIK UANG

Edisi : 2 / 2019

STOP !!!

ISU SARA

uletinBAWASLU KABUPATEN TEGALB

PENTINGNYA

DI KABUPATEN TEGALPENGAWASAN PEMILUPEMBENTUKAN DESA

5

Butuh Sinergi danDesa Anti Politik Uang

Komitmen Bersama

8

Page 2: Buletin - tegalkab.bawaslu.go.id(motivator) pada saat acara peningkatan kapasitas aparatur pengawasan Bawaslu Kabupaten Tegal sebulan yang lalu. Sepintas hanya kalimat sederhana yang

REDAKSI

Para pembaca yang budiman.........

Kebaikan akan menarik kebaikan

yang lain, pesan dari Tedi Kartino, S.P.

( m o t i v a t o r ) p a d a s a a t a c a r a

peningkatan kapasitas aparatur

pengawasan Bawaslu Kabupaten

Tegal sebulan yang lalu. Sepintas

hanya kalimat sederhana yang terdiri

6 kata, namun secara filosofis kalimat

tersebut mengandung pesan spiritual

yang sangat mendalam. Hukum tabur-

tuai, siapa yang menanam pasti akan

menuai dan siapa memberi pasti akan

mendapatkan lebih banyak dari apa

yang telah diberikan tentu akan tetap

relevan dalam konteks kehidupan

manusia. Persoalannya adalah pilihan

kita, apakah kita akan menabur dan

memberi kebaikan atau sebaliknya?

Pasca berakhirnya Pemilu 2019

mungkin masyarakat banyak yang

b e r a s u m s i b a h w a l e m b a g a

penyelenggara pemilu termasuk

Bawaslu Kabupaten Tegal tidak ada

lagi yang akan dilakukan. Asumsi

demikan tentunya t idak harus

ditanggapi secara reaktif, karena ini

adalah bagian dari kontrol masyarakat

terhadap eksistensi sebuah lembaga

negara. Justru yang harus dilakukan

adalah tetap melakukan tugas dan

kewajiban sesuai dengan amanat

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017

Tentang Pemilihan Umum, dimana

disebutkan tugas dan kewajiban

B a w a s l u K a b u p a t e n / K o t a

diantaranya adalah meningkatkan dan

m e n g e m b a n g k a n p a r t i s i p a s i

masyarakat dalam pengawasan

pemilu serta mencegah praktek politik

uang dalam pelaksanaan pemilu.

Dalam rangka menabur dan memberi

kebaikan kepada masyarakat itulah,

maka Bawaslu Kabupaten Tegal

menerbitkan Buletin Edisi ke-2

dengan tema Membumikan Gerakan

Pengawasan Pemilu Partisipatif, Desa

Pengawasan dan Desa Anti Politik

Uang. Edisi akhir tahun 2019 ini

merangkum seluruh kegiatan yang

terdir i dari Pembentukan Desa

Pengawasan dan Desa Anti Politik

Uang, Sosial isasi Pengawasan

Pemi lu Pa r t i s i pa t i f Ke lompok

Sasaran, Peningkatan Kapasitas

Aparatur Pengawasan Bawaslu

Kabupaten Tegal, Rakor Evaluasi

Pemilu 2019 bersama Stakeholders

d a n L a u n c h i n g B u k u , s e r t a

pelaksanaan Karnaval dan Pagelaran

Budaya.

Ka rya i n i d i ha rapkan mampu

memberikan gambaran informasi apa

saja yang telah dilakukan Bawaslu

Kabupaten Tegal pasca Pemilu 2019.

Kami yakin dan selalu opt imis

kebaikan-kebaikan yang dilakukan

secara kelembagaan akan dapat

menarik kebaikan lainnya serta

memberikan penyadaran kolektif

k e p a d a m a s y a r a k a t t e n t a n g

pentingnya mencegah praktek-

praktek negatif yang dapat merusak

nilai-nilai demokrasi di Indonesia.

Selamat Hari Natal 2019 bagi yang

merayakan dan Tahun Baru 2020,

semoga kedepan kita semua mampu

menaburkan lebih banyak kebaikan

untuk sesama.

Bersama Rakyat Awasi Pemilu,

Bersama Bawaslu Tegakkan Keadilan

Pemilu !!!

Pengarah : Ikbal Faizal, M.Pd., Harpendi Dwi Pratiwi, S.I.Kom., Sri Anjarwati, M.Kom., Istibsaroh, S.E., Buhori Muslim, S.Pd.I. | Penanggung Jawab : Mohamad Solehudin, S.IP | Pimpinan Redaksi : Andika Asykar, S.IP | Redaktur : Zhientian Aldianto Pratama,S.Kom | Editor : Asto Mugiono, S.Sy., Wandi Prayogi, S.H., Kokoh Junia Khotama, S.H., Mualifatun, S.H., Abdi Mulyawan, S.H., Khaeroziah Ulfa, S.H., Dede Praja Purnama, S.H. | Design Grafis : Ahmad Iqbal Chisnuddin,S.Pd.I | Sekretariat : Rizka Fitriani, S.AP., Bayu Kurnia Dwi Laksono, S.E., Gita Yuliantina P, S.E.

Salam RedaksiAlamat Redaksi : Jl. Merak, Slawi Kulon No. 1B, Slawi, Tegal, Jawa Tengah, Indonesia.Telp : (0283) 4562250 | Email : [email protected] | Website : https://tegalkab.bawaslu.go.id

REDAKSISALAM UTAMATAJUK

MEMBUMIKAN GERAKAN

MELALUI INISIASI PEMBENTUKAN

DESA PENGAWASAN &

PENGAWASAN PEMILU PARTISIPATIF

DESA ANTI POLITIK UANG

SALAM REDAKSISALAM

TOLAK !!!

POLITIK UANGSTOP !!!

ISU SARA

KEBAIKAN AKAN MENARIK KEBAIKAN YANG LAIN

REDAKSISUSUNAN

2 BULETINKABUPATEN TEGAL 3EDISI 2 / 2019

MEMBUMIKAN GERAKAN PENGAWASAN PEMILU PARTISIPATIF

Perhelatan akbar Pemilihan Umum tahun 2019

telah selesai dengan menghasilkan para calon baik di

lembaga eksekutif maupun legislatif yang terpilih dan

secara resmi telah dilantik, sehingga mereka secara yuridis

mempunyai legitimasi untuk dapat melaksanakan fungsi,

tugas dan wewenangnya masing-masing sesuai dengan

kontitusi. Sementara itu bagi penyelenggara pemilu

khususnya Badan Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten

Tegal, berakhirnya seluruh tahapan Pemilu 2019 tersebut

bukan serta-merta kemudian

selesai juga seluruh tugasnya.

Sebagaimana d ia tur

dalam Undang-Undang Nomor 7

Tahun 2017 yaitu pada Pasal

102 Ayat (1) Huruf d disebutkan

“Dalam melakukan pencegahan

pe langgaran Pemi lu dan

pencegahan sengketa proses

Pemilu sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 101 huruf a,

Bawas lu Kabupa ten /Ko ta

bertugas: meningkatkan partisipasi

masyarakat dalam pengawasan

P e m i l u d i w i l a y a h

kabupaten/kota. Selanjutnya

Pasal 103 “Bawaslu Kabupaten/Kota berkewajiban:

mengembangkan pengawasan Pemilu partisipatif, maka

sudah menjadi tugas dan kewajiban Bawaslu Kabupaten

Tegal juga untuk meningkatkan dan mengembangkan

partisipasi masyarakat dalam rangka turut berperan aktif

melakukan pengawasan Pemilu.

Ada beberapa alasan mengapa Pengawasan

Pemilu Partisipatif menjadi sangat penting, disamping

amanat undang-undang seperti tersebut di atas, alasan

yang lain adalah :

1. Masih banyak kerawanan dan potensi terjadinya

pelanggaran dalam setiap pelaksanaan Pemilu

2. Jumlah pengawas Pemilu yang belum memadai dalam

satu wilayah

3. Tanggung jawab Pemilu secara

substansial adalah tanggung jawab

semua komponen masyarakat ,

sehingga masyarakat perlu dilibatkan

4. Dalam rangka menghasilkan

pemimpin yang sesuai dengan

kehendak rakyat.

5. Sebagai bagian dari kontrol

nasional

Tujuan dari pengawasan yang

melibatkan partisipasi masyarakat

secara luas ini meliputi : membentuk

ka rak te r dan kesada ran po l i t i k

masyarakat secara kolektif, mencegah

te r jad inya konfl ik , mendorong

t ingginya partisipasi publik, menjadikan Pemilu

bermartabat dan berintegritas, serta dapat meningkatkan

kualitas demokrasi.

DAFTAR ISI

· Membumikan Gerakan Pengawasan Pemilu Partisipatif Melalui Inisiasi Pembentukan Desa Pengawasan & Desa Anti Politik Uang | 3

· Pentingnya Pembentukan Desa Pengawasan Pemilu Di Kabupaten Tegal | 5

· Desa Anti Politik Uang : Butuh Sinergi & Komitmen Bersama | 8

· Kelompok Tani Desa Kalisoka Siap Awasi Pemilu | 9

· Sosialisasi Pengawasan Pemilu Partisipatif Bersama Kelompok Sadar Wisata | 10

· Menuju SDM Unggul, Bawaslu Kabupaten Tegal Lakukan Kegiatan Peningkatan Kapasitas Internal | 11

· Rapat Koordinasi Evaluasi Pengawasan Pemilu & Launching Buku Dengan Stakeholders | 13

Bawaslu Bersama IBN Tegal

Tanda Tangani Nota Kesepahaman (MoU) | 15

Karnaval & Pagelaran Budaya, PECAH ! | 17

Sinergi Antara Anggota & Jajaran Kesekretariatan Bawaslu Kabupaten Tegal | 18

Sengketa Proses Pemilu Bukan Pelanggaran Pemilu | 19 Jalan Ketiga Sosialiasi Pengawasan Pemilu Partisipatif | 22

Page 3: Buletin - tegalkab.bawaslu.go.id(motivator) pada saat acara peningkatan kapasitas aparatur pengawasan Bawaslu Kabupaten Tegal sebulan yang lalu. Sepintas hanya kalimat sederhana yang

REDAKSI

Para pembaca yang budiman.........

Kebaikan akan menarik kebaikan

yang lain, pesan dari Tedi Kartino, S.P.

( m o t i v a t o r ) p a d a s a a t a c a r a

peningkatan kapasitas aparatur

pengawasan Bawaslu Kabupaten

Tegal sebulan yang lalu. Sepintas

hanya kalimat sederhana yang terdiri

6 kata, namun secara filosofis kalimat

tersebut mengandung pesan spiritual

yang sangat mendalam. Hukum tabur-

tuai, siapa yang menanam pasti akan

menuai dan siapa memberi pasti akan

mendapatkan lebih banyak dari apa

yang telah diberikan tentu akan tetap

relevan dalam konteks kehidupan

manusia. Persoalannya adalah pilihan

kita, apakah kita akan menabur dan

memberi kebaikan atau sebaliknya?

Pasca berakhirnya Pemilu 2019

mungkin masyarakat banyak yang

b e r a s u m s i b a h w a l e m b a g a

penyelenggara pemilu termasuk

Bawaslu Kabupaten Tegal tidak ada

lagi yang akan dilakukan. Asumsi

demikan tentunya t idak harus

ditanggapi secara reaktif, karena ini

adalah bagian dari kontrol masyarakat

terhadap eksistensi sebuah lembaga

negara. Justru yang harus dilakukan

adalah tetap melakukan tugas dan

kewajiban sesuai dengan amanat

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017

Tentang Pemilihan Umum, dimana

disebutkan tugas dan kewajiban

B a w a s l u K a b u p a t e n / K o t a

diantaranya adalah meningkatkan dan

m e n g e m b a n g k a n p a r t i s i p a s i

masyarakat dalam pengawasan

pemilu serta mencegah praktek politik

uang dalam pelaksanaan pemilu.

Dalam rangka menabur dan memberi

kebaikan kepada masyarakat itulah,

maka Bawaslu Kabupaten Tegal

menerbitkan Buletin Edisi ke-2

dengan tema Membumikan Gerakan

Pengawasan Pemilu Partisipatif, Desa

Pengawasan dan Desa Anti Politik

Uang. Edisi akhir tahun 2019 ini

merangkum seluruh kegiatan yang

terdir i dari Pembentukan Desa

Pengawasan dan Desa Anti Politik

Uang, Sosial isasi Pengawasan

Pemi lu Pa r t i s i pa t i f Ke lompok

Sasaran, Peningkatan Kapasitas

Aparatur Pengawasan Bawaslu

Kabupaten Tegal, Rakor Evaluasi

Pemilu 2019 bersama Stakeholders

d a n L a u n c h i n g B u k u , s e r t a

pelaksanaan Karnaval dan Pagelaran

Budaya.

Ka rya i n i d i ha rapkan mampu

memberikan gambaran informasi apa

saja yang telah dilakukan Bawaslu

Kabupaten Tegal pasca Pemilu 2019.

Kami yakin dan selalu opt imis

kebaikan-kebaikan yang dilakukan

secara kelembagaan akan dapat

menarik kebaikan lainnya serta

memberikan penyadaran kolektif

k e p a d a m a s y a r a k a t t e n t a n g

pentingnya mencegah praktek-

praktek negatif yang dapat merusak

nilai-nilai demokrasi di Indonesia.

Selamat Hari Natal 2019 bagi yang

merayakan dan Tahun Baru 2020,

semoga kedepan kita semua mampu

menaburkan lebih banyak kebaikan

untuk sesama.

Bersama Rakyat Awasi Pemilu,

Bersama Bawaslu Tegakkan Keadilan

Pemilu !!!

Pengarah : Ikbal Faizal, M.Pd., Harpendi Dwi Pratiwi, S.I.Kom., Sri Anjarwati, M.Kom., Istibsaroh, S.E., Buhori Muslim, S.Pd.I. | Penanggung Jawab : Mohamad Solehudin, S.IP | Pimpinan Redaksi : Andika Asykar, S.IP | Redaktur : Zhientian Aldianto Pratama,S.Kom | Editor : Asto Mugiono, S.Sy., Wandi Prayogi, S.H., Kokoh Junia Khotama, S.H., Mualifatun, S.H., Abdi Mulyawan, S.H., Khaeroziah Ulfa, S.H., Dede Praja Purnama, S.H. | Design Grafis : Ahmad Iqbal Chisnuddin,S.Pd.I | Sekretariat : Rizka Fitriani, S.AP., Bayu Kurnia Dwi Laksono, S.E., Gita Yuliantina P, S.E.

Salam RedaksiAlamat Redaksi : Jl. Merak, Slawi Kulon No. 1B, Slawi, Tegal, Jawa Tengah, Indonesia.Telp : (0283) 4562250 | Email : [email protected] | Website : https://tegalkab.bawaslu.go.id

REDAKSISALAM UTAMATAJUK

MEMBUMIKAN GERAKAN

MELALUI INISIASI PEMBENTUKAN

DESA PENGAWASAN &

PENGAWASAN PEMILU PARTISIPATIF

DESA ANTI POLITIK UANG

SALAM REDAKSISALAM

TOLAK !!!

POLITIK UANGSTOP !!!

ISU SARA

KEBAIKAN AKAN MENARIK KEBAIKAN YANG LAIN

REDAKSISUSUNAN

2 BULETINKABUPATEN TEGAL 3EDISI 2 / 2019

MEMBUMIKAN GERAKAN PENGAWASAN PEMILU PARTISIPATIF

Perhelatan akbar Pemilihan Umum tahun 2019

telah selesai dengan menghasilkan para calon baik di

lembaga eksekutif maupun legislatif yang terpilih dan

secara resmi telah dilantik, sehingga mereka secara yuridis

mempunyai legitimasi untuk dapat melaksanakan fungsi,

tugas dan wewenangnya masing-masing sesuai dengan

kontitusi. Sementara itu bagi penyelenggara pemilu

khususnya Badan Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten

Tegal, berakhirnya seluruh tahapan Pemilu 2019 tersebut

bukan serta-merta kemudian

selesai juga seluruh tugasnya.

Sebagaimana d ia tur

dalam Undang-Undang Nomor 7

Tahun 2017 yaitu pada Pasal

102 Ayat (1) Huruf d disebutkan

“Dalam melakukan pencegahan

pe langgaran Pemi lu dan

pencegahan sengketa proses

Pemilu sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 101 huruf a,

Bawas lu Kabupa ten /Ko ta

bertugas: meningkatkan partisipasi

masyarakat dalam pengawasan

P e m i l u d i w i l a y a h

kabupaten/kota. Selanjutnya

Pasal 103 “Bawaslu Kabupaten/Kota berkewajiban:

mengembangkan pengawasan Pemilu partisipatif, maka

sudah menjadi tugas dan kewajiban Bawaslu Kabupaten

Tegal juga untuk meningkatkan dan mengembangkan

partisipasi masyarakat dalam rangka turut berperan aktif

melakukan pengawasan Pemilu.

Ada beberapa alasan mengapa Pengawasan

Pemilu Partisipatif menjadi sangat penting, disamping

amanat undang-undang seperti tersebut di atas, alasan

yang lain adalah :

1. Masih banyak kerawanan dan potensi terjadinya

pelanggaran dalam setiap pelaksanaan Pemilu

2. Jumlah pengawas Pemilu yang belum memadai dalam

satu wilayah

3. Tanggung jawab Pemilu secara

substansial adalah tanggung jawab

semua komponen masyarakat ,

sehingga masyarakat perlu dilibatkan

4. Dalam rangka menghasilkan

pemimpin yang sesuai dengan

kehendak rakyat.

5. Sebagai bagian dari kontrol

nasional

Tujuan dari pengawasan yang

melibatkan partisipasi masyarakat

secara luas ini meliputi : membentuk

ka rak te r dan kesada ran po l i t i k

masyarakat secara kolektif, mencegah

te r jad inya konfl ik , mendorong

t ingginya partisipasi publik, menjadikan Pemilu

bermartabat dan berintegritas, serta dapat meningkatkan

kualitas demokrasi.

DAFTAR ISI

· Membumikan Gerakan Pengawasan Pemilu Partisipatif Melalui Inisiasi Pembentukan Desa Pengawasan & Desa Anti Politik Uang | 3

· Pentingnya Pembentukan Desa Pengawasan Pemilu Di Kabupaten Tegal | 5

· Desa Anti Politik Uang : Butuh Sinergi & Komitmen Bersama | 8

· Kelompok Tani Desa Kalisoka Siap Awasi Pemilu | 9

· Sosialisasi Pengawasan Pemilu Partisipatif Bersama Kelompok Sadar Wisata | 10

· Menuju SDM Unggul, Bawaslu Kabupaten Tegal Lakukan Kegiatan Peningkatan Kapasitas Internal | 11

· Rapat Koordinasi Evaluasi Pengawasan Pemilu & Launching Buku Dengan Stakeholders | 13

Bawaslu Bersama IBN Tegal

Tanda Tangani Nota Kesepahaman (MoU) | 15

Karnaval & Pagelaran Budaya, PECAH ! | 17

Sinergi Antara Anggota & Jajaran Kesekretariatan Bawaslu Kabupaten Tegal | 18

Sengketa Proses Pemilu Bukan Pelanggaran Pemilu | 19 Jalan Ketiga Sosialiasi Pengawasan Pemilu Partisipatif | 22

Page 4: Buletin - tegalkab.bawaslu.go.id(motivator) pada saat acara peningkatan kapasitas aparatur pengawasan Bawaslu Kabupaten Tegal sebulan yang lalu. Sepintas hanya kalimat sederhana yang

Gerakan Pengawas Partisipatif Pemilu (Gempar

Pemilu)

Secara konseptual Badan Pengawas Pemilihan

Umum Republik Indonesia telah membuat strategi Gerakan

Pengawas Partisipatif Pemilu (Gempar Pemilu), yang

merupakan terobosan dan penerjemahan partisipasi

masyarakat di seluruh Indonesia dalam melakukan

pengawasan Pemilu. Gerakan ini esensinya hendak

mentransformasikan gerakan moral menjadi gerakan sosial

di masyarakat dalam mengawal Pemilu, sehingga sebagai

pemegang kedaulatan tertinggi, posisi rakyat dalam Pemilu

bukanlah sekedar obyek untuk dieksploitasi dukungannya

saja, melainkan harus ditempatkan sebagai subyek

termasuk dalam mengawal integritas Pemilu, salah satunya

melalui pengawasan Pemilu.

Gerakan Pengawas Partisipatif Pemilu ini bertujuan

untuk :

1. Mendorong kesadaran pemilih akan pentingnya

Pengawasan Partisipatif.

2. Mendorong pemangku kepentingan untuk berperan

serta dalam Gerakan Pengawas Partisipatif Pemilu.

3. Mencegah terjadinya politik pragmatis-transaksional

untuk mewujudkan suasana yang kondusif bagi

penyelenggaraan Pemilu yang aman, damai, tertib dan

lancar.

4. Membangkitkan semangat kerelawanan pemilih

pemula untuk berperan aktif dalam Pemilu sebagai agen

perubahan.

5. Memberikan keterampilan, pengalaman, dan motivasi

kepada pemilih pemula untuk mengawal proses Pemilu

sesuai dengan peraturan perundang- undangan.

Untuk lebih membumikan Gerakan Pengawas

Partisipatif Pemilu (Gempar Pemilu), Badan Pengawas

Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Tegal menginisiasi

pembentukan 3 (tiga) Desa Pengawasan dan 3 (Tiga) Desa

Anti Politik Uang. Sebagai pilot project yang pertama

ditentukan berdasarkan pembagian Daerah Pemilihan

(Dapil) Pemilu yang ada di wilayah Kabupaten Tegal,

masing-masing Dapil 1 Desa Kabunan, Kecamatan

Dukuhwaru, Dapil 2 Desa Pagedangan, Kecamatan

Adiwerna, Dapil 3 Desa Banjarturi, Kecamatan Warureja,

Dapil 4 Desa Mindaka, Kecamatan Tarub, Dapil 5 Desa

Bojong, Kecamatan Bojong serta Dapil 6 Desa Bukateja,

Kecamatan Balapulang. Selain pengenalan kelembagaan

Bawaslu dan penyampaian materi mengenai Pengawasan

Partisipatif Pemilu dan Anti Politik Uang, masyarakat yang

terdiri dari tokoh masyarakat, tokoh agama, ormas dan

OKP, perwakilan perempuan, unsur pemerintahan baik

level desa maupun RT/RW dilibatkan secara pro-aktif baik

dalam pembahasan melalui musyawarah, sarasehan ,

rapat-rapat pembinaan maupun pada saat deklarasi dan

launching.

Pesan khusus yang d isampaikan adalah

bagaimana kedepan dapat mengawal proses demokrasi

melalui pengawasan Pemilu, sehingga Pemilu dapat

berlangsung secara demokratis dan bermartabat serta jauh

dari praktek-praktek kotor politisasi SARA, penyebaran

hoax, ujaran kebencian maupun politik uang (money

politic). Secara eksplisit Pasal 101 huruf c Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 2017 disebutkan Bawaslu Kabupaten/ Kota

bertugas : mencegah terjadinya praktek politik uang di

wilayah kabupaten/kota. Dengan demikian Bawaslu

Kabupaten Tegal juga memberikan pemahaman kepada

masyarakat akan bahaya besar dampak dari praktek politik

uang yaitu biaya politik yang tinggi, merusak tatanan

demokrasi serta cikal bakal dan embrio terjadinya korupsi.

(Harpendi Dwi P.)

4 BULETINKABUPATEN TEGAL 5EDISI 2 / 2019

MEMBUMIKAN GERAKAN PENGAWASAN PEMILU PARTISIPATIF

Pemilihan umum merupakan suatu keharusan bagi

suatu negara yang menamakan dirinya sebagai negara

demokrasi. Sampai sekarang Pemilihan Umum masih

dianggap sebagai suatu peristiwa ketatanegaraan yang

penting, karena Pemilu melibatkan rakyat secara

keseluruhan yang memenuhi syarat-syarat tertentu.

Demikian juga melalui Pemilihan Umum, rakyat dapat

menyatakan kehendaknya terhadap garis-garis politik bagi

bangsa Indonesia.

Bagi Indonesia, yang telah menetapkan dirinya

sebagai negara demokrasi, Pemilu adalah keniscayaan.

Dalam Pemilu, aspirasi rakyat dimungkinkan berjalan

secara baik. Pada Pemilu pula, rakyat pemilih akan bisa

menilai, para kontestan Pemilu dapat menawarkan visi,

misi, dan program kandidat, sehingga mereka akan tahu ke

mana arah perjalanan negaranya. Secara teoritis

Pemilihan Umum dianggap merupakan tahap paling awal

dari berbagai rangkaian kehidupan ketatanegaraan yang

demokratis, sehingga Pemilu merupakan motor penggerak

mekanisme sistem politik demokrasi.

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2007 tentang

Pemilihan Umum memberikan mandat pengawasan

Pemilu kepada Badan Pengawas Pemilu atau yang

disingkat dengan Bawaslu Apa yang dilaksanakan oleh

Bawaslu merupakan bentuk upaya dalam rangka

mengawal proses tahapan penyelenggaraan Pemilu di

Indonesia agar berlangsung dengan baik, jujur, adil, dan

bermartabat. Pemilu yang legitimate tentu mensyaratkan

adanya proses tahapan yang dilaksanakan sesuai dengan

kriteria yang disebutkan dalam peraturan perundang-

undangan.

Pemilihan Umum serentak tahun 2019 telah usai

dengan sukses tanpa ekses dengan ditandai telah

dilantiknya pasangan calon presiden dan wakil presiden

terpilih serta calon anggota DPR RI, DPD, DPRD Provinsi,

DPRD Kabupaten/Kota terpilih, tapi bukan berarti tugas

Bawaslu sebagai pengawas penyelenggaraan Pemilu telah

usai. Bawaslu masih punya tugas untuk selalu memberikan

pemahaman kepada masyarakat betapa pentingnya ikut

serta dan pengawasan partipisipatif terhadap tahapan

SOROTAN

PENTINGNYA PEMBENTUKAN DESA

DI KABUPATEN TEGALPENGAWASAN PEMILU

COMING SOON !

KAMI SIAP MELAYANI MASYARAKAT

PPID BAWASLUKABUPATEN TEGAL#bAWASLUMELAYANI

Page 5: Buletin - tegalkab.bawaslu.go.id(motivator) pada saat acara peningkatan kapasitas aparatur pengawasan Bawaslu Kabupaten Tegal sebulan yang lalu. Sepintas hanya kalimat sederhana yang

Gerakan Pengawas Partisipatif Pemilu (Gempar

Pemilu)

Secara konseptual Badan Pengawas Pemilihan

Umum Republik Indonesia telah membuat strategi Gerakan

Pengawas Partisipatif Pemilu (Gempar Pemilu), yang

merupakan terobosan dan penerjemahan partisipasi

masyarakat di seluruh Indonesia dalam melakukan

pengawasan Pemilu. Gerakan ini esensinya hendak

mentransformasikan gerakan moral menjadi gerakan sosial

di masyarakat dalam mengawal Pemilu, sehingga sebagai

pemegang kedaulatan tertinggi, posisi rakyat dalam Pemilu

bukanlah sekedar obyek untuk dieksploitasi dukungannya

saja, melainkan harus ditempatkan sebagai subyek

termasuk dalam mengawal integritas Pemilu, salah satunya

melalui pengawasan Pemilu.

Gerakan Pengawas Partisipatif Pemilu ini bertujuan

untuk :

1. Mendorong kesadaran pemilih akan pentingnya

Pengawasan Partisipatif.

2. Mendorong pemangku kepentingan untuk berperan

serta dalam Gerakan Pengawas Partisipatif Pemilu.

3. Mencegah terjadinya politik pragmatis-transaksional

untuk mewujudkan suasana yang kondusif bagi

penyelenggaraan Pemilu yang aman, damai, tertib dan

lancar.

4. Membangkitkan semangat kerelawanan pemilih

pemula untuk berperan aktif dalam Pemilu sebagai agen

perubahan.

5. Memberikan keterampilan, pengalaman, dan motivasi

kepada pemilih pemula untuk mengawal proses Pemilu

sesuai dengan peraturan perundang- undangan.

Untuk lebih membumikan Gerakan Pengawas

Partisipatif Pemilu (Gempar Pemilu), Badan Pengawas

Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Tegal menginisiasi

pembentukan 3 (tiga) Desa Pengawasan dan 3 (Tiga) Desa

Anti Politik Uang. Sebagai pilot project yang pertama

ditentukan berdasarkan pembagian Daerah Pemilihan

(Dapil) Pemilu yang ada di wilayah Kabupaten Tegal,

masing-masing Dapil 1 Desa Kabunan, Kecamatan

Dukuhwaru, Dapil 2 Desa Pagedangan, Kecamatan

Adiwerna, Dapil 3 Desa Banjarturi, Kecamatan Warureja,

Dapil 4 Desa Mindaka, Kecamatan Tarub, Dapil 5 Desa

Bojong, Kecamatan Bojong serta Dapil 6 Desa Bukateja,

Kecamatan Balapulang. Selain pengenalan kelembagaan

Bawaslu dan penyampaian materi mengenai Pengawasan

Partisipatif Pemilu dan Anti Politik Uang, masyarakat yang

terdiri dari tokoh masyarakat, tokoh agama, ormas dan

OKP, perwakilan perempuan, unsur pemerintahan baik

level desa maupun RT/RW dilibatkan secara pro-aktif baik

dalam pembahasan melalui musyawarah, sarasehan ,

rapat-rapat pembinaan maupun pada saat deklarasi dan

launching.

Pesan khusus yang d isampaikan adalah

bagaimana kedepan dapat mengawal proses demokrasi

melalui pengawasan Pemilu, sehingga Pemilu dapat

berlangsung secara demokratis dan bermartabat serta jauh

dari praktek-praktek kotor politisasi SARA, penyebaran

hoax, ujaran kebencian maupun politik uang (money

politic). Secara eksplisit Pasal 101 huruf c Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 2017 disebutkan Bawaslu Kabupaten/ Kota

bertugas : mencegah terjadinya praktek politik uang di

wilayah kabupaten/kota. Dengan demikian Bawaslu

Kabupaten Tegal juga memberikan pemahaman kepada

masyarakat akan bahaya besar dampak dari praktek politik

uang yaitu biaya politik yang tinggi, merusak tatanan

demokrasi serta cikal bakal dan embrio terjadinya korupsi.

(Harpendi Dwi P.)

4 BULETINKABUPATEN TEGAL 5EDISI 2 / 2019

MEMBUMIKAN GERAKAN PENGAWASAN PEMILU PARTISIPATIF

Pemilihan umum merupakan suatu keharusan bagi

suatu negara yang menamakan dirinya sebagai negara

demokrasi. Sampai sekarang Pemilihan Umum masih

dianggap sebagai suatu peristiwa ketatanegaraan yang

penting, karena Pemilu melibatkan rakyat secara

keseluruhan yang memenuhi syarat-syarat tertentu.

Demikian juga melalui Pemilihan Umum, rakyat dapat

menyatakan kehendaknya terhadap garis-garis politik bagi

bangsa Indonesia.

Bagi Indonesia, yang telah menetapkan dirinya

sebagai negara demokrasi, Pemilu adalah keniscayaan.

Dalam Pemilu, aspirasi rakyat dimungkinkan berjalan

secara baik. Pada Pemilu pula, rakyat pemilih akan bisa

menilai, para kontestan Pemilu dapat menawarkan visi,

misi, dan program kandidat, sehingga mereka akan tahu ke

mana arah perjalanan negaranya. Secara teoritis

Pemilihan Umum dianggap merupakan tahap paling awal

dari berbagai rangkaian kehidupan ketatanegaraan yang

demokratis, sehingga Pemilu merupakan motor penggerak

mekanisme sistem politik demokrasi.

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2007 tentang

Pemilihan Umum memberikan mandat pengawasan

Pemilu kepada Badan Pengawas Pemilu atau yang

disingkat dengan Bawaslu Apa yang dilaksanakan oleh

Bawaslu merupakan bentuk upaya dalam rangka

mengawal proses tahapan penyelenggaraan Pemilu di

Indonesia agar berlangsung dengan baik, jujur, adil, dan

bermartabat. Pemilu yang legitimate tentu mensyaratkan

adanya proses tahapan yang dilaksanakan sesuai dengan

kriteria yang disebutkan dalam peraturan perundang-

undangan.

Pemilihan Umum serentak tahun 2019 telah usai

dengan sukses tanpa ekses dengan ditandai telah

dilantiknya pasangan calon presiden dan wakil presiden

terpilih serta calon anggota DPR RI, DPD, DPRD Provinsi,

DPRD Kabupaten/Kota terpilih, tapi bukan berarti tugas

Bawaslu sebagai pengawas penyelenggaraan Pemilu telah

usai. Bawaslu masih punya tugas untuk selalu memberikan

pemahaman kepada masyarakat betapa pentingnya ikut

serta dan pengawasan partipisipatif terhadap tahapan

SOROTAN

PENTINGNYA PEMBENTUKAN DESA

DI KABUPATEN TEGALPENGAWASAN PEMILU

COMING SOON !

KAMI SIAP MELAYANI MASYARAKAT

PPID BAWASLUKABUPATEN TEGAL#bAWASLUMELAYANI

Page 6: Buletin - tegalkab.bawaslu.go.id(motivator) pada saat acara peningkatan kapasitas aparatur pengawasan Bawaslu Kabupaten Tegal sebulan yang lalu. Sepintas hanya kalimat sederhana yang

6 BULETINKABUPATEN TEGAL 7EDISI 2 / 2019

MEMBUMIKAN GERAKAN PENGAWASAN PEMILU PARTISIPATIF

penyelenggaraan Pemilu baik Pemilihan Umum serentak

atau Pemilihan Kepala Daerah serentak, maka di situlah

Bawaslu selalu hadir untuk memberikan pemahaman

kepada masyarakat apa saja yang harus dilakukan ketika

kegiatan itu ada. Fokus Bawaslu adalah memberikan

pemahaman tentang bahaya politik uang, politisasi sara,

isu hoax, ujaran kebencian. Dengan diberikannya materi

tersebut BAWASLU berharap masyarakat bisa menjadi

mitra BAWASLU dalam kegiatan Pengawasan Partisipatif

dalam setiap perhelatan penyelenggaraan Pemilihan

Umum dan Pemilihan Kepala Daerah.

Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten

Tegal sebagai lembaga yang diberi kewenangan oleh

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 untuk mengawasi

proses Pemilu di lingkungan Kabupaten Tegal yang

p a s t i n y a

m e m b u t u h k a n

dukungan banyak

pihak dalam aktifitas

pengawasan. Salah

s a t u n y a a d a l a h

dengan mengajak

s e g e n a p

m a s y a r a k a t

dan/atau organisasi

yang mempunyai

peran pent ing di

masyarakat untuk

t e r l i b a t d a l a m

partisipasi pengawasan setiap tahapannya. Keterlibatan

masyarakat dalam proses Pemilu tidak sekadar datang dan

memilih, tetapi juga melakukan pengawasan atas potensi

adanya kecurangan yang terjadi, serta melaporkan

kecurangan tersebut kepada Bawaslu Kabupaten Tegal

sebagai lembaga yang bertugas mengawasi proses Pemilu

dan menindaklanjuti dugaan pelanggaran Pemilu.

Sebagai salah satu upaya yang dilakukan oleh

Bawaslu Kabupaten Tegal adalah dengan membentuk

desa pangawasan Yang dilakukan ini tentu bagian dari

upaya Bawaslu Kabupaten Tegal dalam menggandeng

masyarakat untuk ikut serta dalam pengawasan Pemilu.

Desa Pengawasan tentu strategis yang menjadi sasaran

untuk didorong menjadi bagian dari pengawas pemilu,

sehingga BAWASLU mempunyai kepentingan yang besar

untuk mengadakan pembentukan Desa Pengawasan

bagian dari kerja BAWASLU. Pembentukan Desa

Pengawasan yang dilakukan oleh Bawaslu Kabupaten

Tegal ada 3 (tiga) desa yaitu Desa Bojong, Desa Kabunan

dan Desa Banjarturi.

Kegiatan ini tiap-tiap desa berlangsung pada hari

yang berbeda dan acara pembentukan Desa Pengawasan

yang diadakan oleh Bawaslu Kabupaten Tegal serentak

semuanya sama pada sesi pembinaan yang pertama

dihadiri oleh tokoh masyarakat setempat, tokoh agama,

dan ketua RT/RW sedangkan untuk sesi pertemuan

pembinaan yang kedua dihadiri pengurus dari PKK,

Posyandu, dan organisasi kepemudaan. Kemudian

a d a p u n u n t u k

p e l a k s a n a a n

pembentukan Desa

Pengawasan di Desa

Bojong Kecamatan

B o j o n g s e n d i r i

pembinaan 1 (satu)

dilaksanakan pada

hari Rabu tanggal 30

Oktober 2019, dan

pembinaan 2 (dua)

dilaksanakan pada

hari Jum'at tanggal 1

N o v e m b e r 2 0 1 9

bertempat di Pendopo Balai Desa Bojong, Desa Kabunan

Kecamatan Dukuhwaru pembinaan 1 (satu) pada hari

Jum'at tanggal 1 November 2019, pembinaan 2 (dua) hari

Sabtu tanggal 2 November 2019 bertempat di Pendopo

Balai Desa Kabunan, kemudian yang terakhir adalah

pembentukan Desa Pengawasan di Desa Banjarturi

Kecamatan Warureja pembinaan 1 pada hari Senin tanggal

4 November 2019 dan Pembinaan 2 (dua) beserta

deklarasi dan launching pada hari Rabu tanggal 5

November 2019 bertempat di Pendopo Balai Desa

Banjarturi.

Pada hari Rabu tanggal 5 November 2019 Bawaslu

Kabupaten Tegal resmi launching Desa Pengawasan di

Desa Banjarturi Kecamatan Warureja yang bertempat di

Pendopo Balai Desa Banjarturi. Acara launching Desa

Pengawasan sendiri di hadiri sebanyak 70 peserta yang

terdiri dari beberapa unsur antara lain Forkompincam

Warureja, Perangkat dan Kepala Desa Banjarturi, tokoh

masyarakat, tokoh agama, tokoh perempuan, tokoh

pemuda dan warga masyarakat Desa Banjarturi. Acara

dimulai pukul 14.00 WIB dan di awali dengan penyampaian

sambutan Panitia Launching Pembentukan Desa

Pengawasan di Banjarturi yang di sampaikan oleh

Komisioner Bawaslu Kabupaten Tegal Harpendi Dwi

Pratiwi, S.I.Kom. dalam sambutanya beliau menyampaikan

“terima kasih kepada seluruh warga yang sudah antusias

terhadap acara ini dan menyampaikan harapannya bahwa

desa ini dapat menjadi Pengawas Partisipatif sehingga

Pemilu kedepannya menjadi semakin baik”. Selain itu

Kepala Desa Banjarturi juga memberikan sambutanya

beliau mengucapkan “terima kasih dan apresiasi kepada

Bawaslu Kabupaten Tegal yang telah memilih Desa

Banjarturi untuk menjadi salah satu Desa Pengawasan di

Kabupaten Tegal, melalui acara ini saya berharap warga

Desa Banjarturi dapat ikut berperan aktif dalam

pengawasan Pemilu di masa yang akan datang”. Dalam

acara launching Desa Pengawasan di Desa Banjarturi juga

menyajikan beberapa penampilan hiburan yaitu

penampilan tarian tradisional dari kesenian daerah

setempat dan musik organ tunggal.

Launching Desa Pengawasan di Desa Banjarturi

dihadiri oleh Ketua Bawaslu Provinsi Jawa Tengah M. Fajar

Subhi A.K.A., S.H., M.H., dalam acara tersebut beliau

meresmikan Desa Pengawasan Banjarturi dengan

menandatangani Deklarasi Desa Pengawasan didampingi

Anggota Bawaslu Kabupaten Tegal dan Forkompincam

Warureja bersama Pemerintah Desa Banjarturi dan secara

simbolis membuka papan Desa Pengawasan. (Sri

Anjarwati/Abdi Mulyawan)

Bawaslu Kabupaten Tegal

Usiamu memang baru seumur jagung

Namun tugasmu begitu agung

Tuk mengawal demokrasi langsung

Bawaslu Kabupaten Tegal

Di tengah masyarakat yang begitu apatis dan pragmatis

Namun kau begitu optimis

Tuk menjawab semua tudingan pesimis

Bawaslu Kabupaten Tegal

Pemilu serentak 2019 begitu rumit

Namun langkahmu begitu gesit

Tuk menyelesaikan problematika yang begitu sulit

Sajak Bawaslu Kabupaten TegalANDIKA ASYKARStaf Pelaksana PNSBawaslu Kabupaten Tegal

Page 7: Buletin - tegalkab.bawaslu.go.id(motivator) pada saat acara peningkatan kapasitas aparatur pengawasan Bawaslu Kabupaten Tegal sebulan yang lalu. Sepintas hanya kalimat sederhana yang

6 BULETINKABUPATEN TEGAL 7EDISI 2 / 2019

MEMBUMIKAN GERAKAN PENGAWASAN PEMILU PARTISIPATIF

penyelenggaraan Pemilu baik Pemilihan Umum serentak

atau Pemilihan Kepala Daerah serentak, maka di situlah

Bawaslu selalu hadir untuk memberikan pemahaman

kepada masyarakat apa saja yang harus dilakukan ketika

kegiatan itu ada. Fokus Bawaslu adalah memberikan

pemahaman tentang bahaya politik uang, politisasi sara,

isu hoax, ujaran kebencian. Dengan diberikannya materi

tersebut BAWASLU berharap masyarakat bisa menjadi

mitra BAWASLU dalam kegiatan Pengawasan Partisipatif

dalam setiap perhelatan penyelenggaraan Pemilihan

Umum dan Pemilihan Kepala Daerah.

Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten

Tegal sebagai lembaga yang diberi kewenangan oleh

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 untuk mengawasi

proses Pemilu di lingkungan Kabupaten Tegal yang

p a s t i n y a

m e m b u t u h k a n

dukungan banyak

pihak dalam aktifitas

pengawasan. Salah

s a t u n y a a d a l a h

dengan mengajak

s e g e n a p

m a s y a r a k a t

dan/atau organisasi

yang mempunyai

peran pent ing di

masyarakat untuk

t e r l i b a t d a l a m

partisipasi pengawasan setiap tahapannya. Keterlibatan

masyarakat dalam proses Pemilu tidak sekadar datang dan

memilih, tetapi juga melakukan pengawasan atas potensi

adanya kecurangan yang terjadi, serta melaporkan

kecurangan tersebut kepada Bawaslu Kabupaten Tegal

sebagai lembaga yang bertugas mengawasi proses Pemilu

dan menindaklanjuti dugaan pelanggaran Pemilu.

Sebagai salah satu upaya yang dilakukan oleh

Bawaslu Kabupaten Tegal adalah dengan membentuk

desa pangawasan Yang dilakukan ini tentu bagian dari

upaya Bawaslu Kabupaten Tegal dalam menggandeng

masyarakat untuk ikut serta dalam pengawasan Pemilu.

Desa Pengawasan tentu strategis yang menjadi sasaran

untuk didorong menjadi bagian dari pengawas pemilu,

sehingga BAWASLU mempunyai kepentingan yang besar

untuk mengadakan pembentukan Desa Pengawasan

bagian dari kerja BAWASLU. Pembentukan Desa

Pengawasan yang dilakukan oleh Bawaslu Kabupaten

Tegal ada 3 (tiga) desa yaitu Desa Bojong, Desa Kabunan

dan Desa Banjarturi.

Kegiatan ini tiap-tiap desa berlangsung pada hari

yang berbeda dan acara pembentukan Desa Pengawasan

yang diadakan oleh Bawaslu Kabupaten Tegal serentak

semuanya sama pada sesi pembinaan yang pertama

dihadiri oleh tokoh masyarakat setempat, tokoh agama,

dan ketua RT/RW sedangkan untuk sesi pertemuan

pembinaan yang kedua dihadiri pengurus dari PKK,

Posyandu, dan organisasi kepemudaan. Kemudian

a d a p u n u n t u k

p e l a k s a n a a n

pembentukan Desa

Pengawasan di Desa

Bojong Kecamatan

B o j o n g s e n d i r i

pembinaan 1 (satu)

dilaksanakan pada

hari Rabu tanggal 30

Oktober 2019, dan

pembinaan 2 (dua)

dilaksanakan pada

hari Jum'at tanggal 1

N o v e m b e r 2 0 1 9

bertempat di Pendopo Balai Desa Bojong, Desa Kabunan

Kecamatan Dukuhwaru pembinaan 1 (satu) pada hari

Jum'at tanggal 1 November 2019, pembinaan 2 (dua) hari

Sabtu tanggal 2 November 2019 bertempat di Pendopo

Balai Desa Kabunan, kemudian yang terakhir adalah

pembentukan Desa Pengawasan di Desa Banjarturi

Kecamatan Warureja pembinaan 1 pada hari Senin tanggal

4 November 2019 dan Pembinaan 2 (dua) beserta

deklarasi dan launching pada hari Rabu tanggal 5

November 2019 bertempat di Pendopo Balai Desa

Banjarturi.

Pada hari Rabu tanggal 5 November 2019 Bawaslu

Kabupaten Tegal resmi launching Desa Pengawasan di

Desa Banjarturi Kecamatan Warureja yang bertempat di

Pendopo Balai Desa Banjarturi. Acara launching Desa

Pengawasan sendiri di hadiri sebanyak 70 peserta yang

terdiri dari beberapa unsur antara lain Forkompincam

Warureja, Perangkat dan Kepala Desa Banjarturi, tokoh

masyarakat, tokoh agama, tokoh perempuan, tokoh

pemuda dan warga masyarakat Desa Banjarturi. Acara

dimulai pukul 14.00 WIB dan di awali dengan penyampaian

sambutan Panitia Launching Pembentukan Desa

Pengawasan di Banjarturi yang di sampaikan oleh

Komisioner Bawaslu Kabupaten Tegal Harpendi Dwi

Pratiwi, S.I.Kom. dalam sambutanya beliau menyampaikan

“terima kasih kepada seluruh warga yang sudah antusias

terhadap acara ini dan menyampaikan harapannya bahwa

desa ini dapat menjadi Pengawas Partisipatif sehingga

Pemilu kedepannya menjadi semakin baik”. Selain itu

Kepala Desa Banjarturi juga memberikan sambutanya

beliau mengucapkan “terima kasih dan apresiasi kepada

Bawaslu Kabupaten Tegal yang telah memilih Desa

Banjarturi untuk menjadi salah satu Desa Pengawasan di

Kabupaten Tegal, melalui acara ini saya berharap warga

Desa Banjarturi dapat ikut berperan aktif dalam

pengawasan Pemilu di masa yang akan datang”. Dalam

acara launching Desa Pengawasan di Desa Banjarturi juga

menyajikan beberapa penampilan hiburan yaitu

penampilan tarian tradisional dari kesenian daerah

setempat dan musik organ tunggal.

Launching Desa Pengawasan di Desa Banjarturi

dihadiri oleh Ketua Bawaslu Provinsi Jawa Tengah M. Fajar

Subhi A.K.A., S.H., M.H., dalam acara tersebut beliau

meresmikan Desa Pengawasan Banjarturi dengan

menandatangani Deklarasi Desa Pengawasan didampingi

Anggota Bawaslu Kabupaten Tegal dan Forkompincam

Warureja bersama Pemerintah Desa Banjarturi dan secara

simbolis membuka papan Desa Pengawasan. (Sri

Anjarwati/Abdi Mulyawan)

Bawaslu Kabupaten Tegal

Usiamu memang baru seumur jagung

Namun tugasmu begitu agung

Tuk mengawal demokrasi langsung

Bawaslu Kabupaten Tegal

Di tengah masyarakat yang begitu apatis dan pragmatis

Namun kau begitu optimis

Tuk menjawab semua tudingan pesimis

Bawaslu Kabupaten Tegal

Pemilu serentak 2019 begitu rumit

Namun langkahmu begitu gesit

Tuk menyelesaikan problematika yang begitu sulit

Sajak Bawaslu Kabupaten TegalANDIKA ASYKARStaf Pelaksana PNSBawaslu Kabupaten Tegal

Page 8: Buletin - tegalkab.bawaslu.go.id(motivator) pada saat acara peningkatan kapasitas aparatur pengawasan Bawaslu Kabupaten Tegal sebulan yang lalu. Sepintas hanya kalimat sederhana yang

8 BULETINKABUPATEN TEGAL 9EDISI 2 / 2019

MEMBUMIKAN GERAKAN PENGAWASAN PEMILU PARTISIPATIF

P a s k a P e m i l i h a n U m u m

serentak tahun 2019, Bawaslu

K a b u p a t e n Te g a l t e r u s a k t i f

m e l a k s a n a k a k a n S o s i a l i s a s i

Pengawasan Pemilu Partisipatif

sebagai bentuk pendidikan politik pada

masyarakat, terutama dalam hal

p e n g a w a s a n P e m i l u . P e r a n

Pengawas Pemi lu Pa r t i s i pa t i f

sangatlah penting guna menjamin

integritas penyelenggaraan Pemilu di

Indonesia, sehingga tercipta sistem

politik yang demokratis.

Pelibatan masyarakat dalam hal

pengawasan Pemilu harus lebih

d i i n t e n s i f k a n d a n d i p e r l u a s

sasarannya agar warga yang terlibat

dan berperan lebih banyak lagi.

Semakin banyak kelompok sasaran

yang terlibat, maka semakin banyak

pula agen pengawasan yang bisa

bermitra dengan Bawaslu. Salah

satunya adalah kaum petani. Apalagi

mayor i tas penduduk Indonesia

bermatapencaharian sebagai petani.

Bawaslu Kabupaten Tegal

menye lenggarakan Sos ia l isas i

Pengawasan Pemilu Partisipatif dalam

konsep gendu-gendu rasa bersama

Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan)

“Mekar Lestar i ” Desa Kal isoka

Kecamatan Dukuhwaru. Kegiatan ini

dilaksanakan pada hari Senin, tanggal

21 Oktober 2019 di Gedung MDA

Nurul Huda Kalisoka. Pada acara

tersebut selain anggota Gapoktan

Mekar Lestari hadir juga Kepala Desa

Kalisoka H. Dumeri SH. Dalam

sambutannya beliau menyampaikan

ucapatan terimakasih dan apresiasi

pada Bawaslu Kabupaten Tegal yang

telah mempercayakan desanya

menjadi tempat sosialisasi, beliu juga

menyatakan kesiapannya untuk

beker jasama dengan Bawas lu

Kabupaten Tegal dalam program lain

maupun yang serupa.

Acara sosialisasi ini dihadiri

s e l u r u h k o m i s i o n e r B a w a s l u

Kabupaten Tegal, dan yang bertindak

sebagai narasumber utama adalah

Buhor i Mus l im, S.Pd. I . Kord iv

Penyelesaian Sengketa. Materi yang

d i sampa ikan ada lah pe r l unya

p a r t i s i p a s i m a s y a r a k a t p a d a

pengawasan Pemilu sebagai bentuk

kont ro l yang konst rukt i f untuk

mewujudkan penyelenggaraan Pemilu

yang langsung, umum, bebas, rahasia,

jujur dan adil. Untuk itu masyarakat

harus berani menolak politik uang,

berita hoax, ujaran kebencian, dan

politisasi SARA

Bawaslu sebagai lembaga yang

mempunyai mandat konstitusional

untuk mengawasi penyelenggaraan

Pemilu membutuhkan dukungan

s e l u r u h p i h a k d a l a m p r o s e s

pengawasannya. Secara institusional,

tugas, wewenang dan kewajiban

pengawasan Pemilu memang mutlak

berada dipundak Bawaslu, akan tetapi

seluruh warga negara Indonesia

mempunyai tanggung jawab moral

untuk bersama-sama ikut serta dalam

proses pengawasan Pemilu.

Acara berjalan cukup hangat,

karena peserta begitu antusias

mengikuti acara ini dan terbukti

banyaknya pertanyaan pada sesi

diskusi. Tidak hanya hal normatif yang

menjadi bahan diskusi, tapi juga hal

kearifan lokal dan dinamika yang

terjadi pada Pemilu serentak kemarin.

Bagi Bawaslu Kabupaten Tegal ini

menjadi bahan evaluasi dan saran

kontruktif demi kebaikan demokrasi di

Indonesia khususnya di Kabupaten

Tegal. (Buhori Muslim)

Kelompok Tani Desa Kalisoka

Siap Awasi Pemilu

SOROTAN

Butuh Sinergi dan Komitmen Bersama

D�a Anti Politik Uang Desa Anti Politik Uang butuh sinergi dan komitmen

bersama demikian disampaikan oleh Ikbal Faizal Ketua

Bawaslu Kabupaten Tegal saat acara Launching Desa Anti

Politik Uang (APU) di Bukateja (9/11/2019).

Tanpa adanya sinergi atau kerjasama antar pihak

yang terkait, kemungkinan sulit untuk bisa menjalankan

fungsinya. Karena Desa APU adalah sebuah program yang

memerlukan sikap nyata dari warga. “Selain sinergi, hal

yang diperlukan adalah komitmen bersama. Terutama

komitmen dari warga desa yang mempunyai program desa

APU” ungkap Ikbal.

Sebelumnya Bawaslu Kabupaten Tegal telah

meluncurkan program Desa Anti Politik Uang di tiga desa.

Tiga desa tersebut merupakan bentuk nyata pendidikan

politik untuk melakukan penolakan terhadap praktek politik

uang dalam berbagai pesta demokrasi.

Tiga Desa Anti politik uang bentukan Bawaslu adalah

Bukateja, Mindaka dan Pagedangan. Ketiganya

terdistribusi di tiga kecamatan yakni Kecamatan

Balapulang, Kecamatan Tarub dan Kecamatan Adiwerna.

Di Desa Bukateja, Bawaslu Kabupaten Tegal telah

memberikan pembinaan kepada warga desa Bukateja pada

hari rabu (30/11/2019) dan hari kamis (7/11/2019). Warga

terlihat antusias bahkan Supendi selaku kepala Desa

Bukateja menemani warganya dalam pembinaan dari awal

hingga akhir.

Di Desa Mindaka, Bawaslu Kabupaten Tegal

melakukan pembinaan pada hari Sabtu (2/11/2019) dan

hari Selasa (5/11/2019). Pada saat pembinaan banyak

warga yang tertarik untuk mengetahui tentang anti politik

uang, terbukti banyak penanya ketika moderator membuka

sesi pertanyaan. Tak hanya itu, kehadirannyapun maksimal

serta Trisno selaku Pj. Kepala Desa Mindaka meminta ada

penandatanganan bersama antara Bawaslu dan

perwakilan warga Desa Mindaka dalam sebuah dokumen

pernyataan tolak politik uang.

Di Desa Pagedangan, Bawaslu Kabupaten Tegal

melakukan pembinaan pada hari senin (4/11/2019) dan hari

kamis (7/11/2019). Meski menggelar Pemilihan Kepala

Desa, pihak pemerintah desa tetap menyambut baik

pelaksanaan program Desa Anti Politik Uang. Justru

program APU ini dijadikan pemantik semangat melakukan

penolakan terhadap politik uang.

Program desa APU ini rangkaian acaranya dimulai

dari inventarisasi dan pemetaan desa di Kabupaten Tegal,

dilanjutkan koordinasi pada pihak terkait, sosialisasi dan

pembinaan tentang anti politik uang, terakhir dari kegiatan

tersebut adalah Launching Desa APU.

Pada tahap inventarisasi dan pemetaan ini Bawaslu

melakukan kerja melalui pengumpulan data desa-desa

yang layak dan mau menerima program Desa APU.

Hasilnya dilakukan koordinasi dengan pemerintah desa

setempat dan pihak lain yang terkait. Kemudian diaturlah

agenda kegiatan sosialisasi dan pembinaan hingga

dilakukan launching Desa APU. Dengan harapan desa –

desa tersebut memliki kesadaran yang tinggi tentang

larangan politik uang dalam Pemilu.

Desa APU ini merupakan program yang diluncurkan

Bawaslu dimana pada tahap implementasinya sangat

membutuhkan dukungan dan sinergi dari stakeholders dan

masyarakat luas. Tanpa adanya dukungan itu mustahil

program ini akan berjalan dengan baik dan sukses.

Dari sisi normatif, politik uang merupakan larangan

sebagaimana diatur dalam pasal 523 UU Nomor 7 tahun

2017 Tentang Pemilihan Umum. Dalam pasal tersebut

dapat disimpulkan kandidat Pemilu yang kedapatan

melakulan politik uang atau money politics dapat dipidana

maksimal 4 tahun hukuman penjara dan denda sebesar Rp.

48 juta.

Anti politik uang itu merupakan suatu pekerjaan yang

memang harus muncul dari kesadaran diri. Sadar akan

pentingnya pesta demokrasi harus berjalan dengan bersih.

Dengan pelaksanaan demokrasi yang bersih itu artinya

sudah mulai membuat fondasi pemerintahan yang bersih

dan jauh dari praktek kotor seperti korupsi.

Jika praktik politik uang begitu marak di masyarakat

maka tak bisa disalahkan ketika hasil perhelatan politik

pesta demokrasi akan memunculkan para koruptor yang

berakhir masuk dalam terali besi. Karena bisa jadi untuk

mengembalikan modal mereka dalam perhelatan politik.

Jika sudah demikian maka rakyatlah korbannya.

Karenanya jangan mau suaranya dibeli. Sudah

saatnya tentukan pemimpin dengan melihat programnya,

rekam jejaknya dan kapabilitasnya. Demikian Ikbal

menambahkan di sesi akhir sambutannya. (Ikbal Faizal)

SOROTAN

Page 9: Buletin - tegalkab.bawaslu.go.id(motivator) pada saat acara peningkatan kapasitas aparatur pengawasan Bawaslu Kabupaten Tegal sebulan yang lalu. Sepintas hanya kalimat sederhana yang

8 BULETINKABUPATEN TEGAL 9EDISI 2 / 2019

MEMBUMIKAN GERAKAN PENGAWASAN PEMILU PARTISIPATIF

P a s k a P e m i l i h a n U m u m

serentak tahun 2019, Bawaslu

K a b u p a t e n Te g a l t e r u s a k t i f

m e l a k s a n a k a k a n S o s i a l i s a s i

Pengawasan Pemilu Partisipatif

sebagai bentuk pendidikan politik pada

masyarakat, terutama dalam hal

p e n g a w a s a n P e m i l u . P e r a n

Pengawas Pemi lu Pa r t i s i pa t i f

sangatlah penting guna menjamin

integritas penyelenggaraan Pemilu di

Indonesia, sehingga tercipta sistem

politik yang demokratis.

Pelibatan masyarakat dalam hal

pengawasan Pemilu harus lebih

d i i n t e n s i f k a n d a n d i p e r l u a s

sasarannya agar warga yang terlibat

dan berperan lebih banyak lagi.

Semakin banyak kelompok sasaran

yang terlibat, maka semakin banyak

pula agen pengawasan yang bisa

bermitra dengan Bawaslu. Salah

satunya adalah kaum petani. Apalagi

mayor i tas penduduk Indonesia

bermatapencaharian sebagai petani.

Bawaslu Kabupaten Tegal

menye lenggarakan Sos ia l isas i

Pengawasan Pemilu Partisipatif dalam

konsep gendu-gendu rasa bersama

Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan)

“Mekar Lestar i ” Desa Kal isoka

Kecamatan Dukuhwaru. Kegiatan ini

dilaksanakan pada hari Senin, tanggal

21 Oktober 2019 di Gedung MDA

Nurul Huda Kalisoka. Pada acara

tersebut selain anggota Gapoktan

Mekar Lestari hadir juga Kepala Desa

Kalisoka H. Dumeri SH. Dalam

sambutannya beliau menyampaikan

ucapatan terimakasih dan apresiasi

pada Bawaslu Kabupaten Tegal yang

telah mempercayakan desanya

menjadi tempat sosialisasi, beliu juga

menyatakan kesiapannya untuk

beker jasama dengan Bawas lu

Kabupaten Tegal dalam program lain

maupun yang serupa.

Acara sosialisasi ini dihadiri

s e l u r u h k o m i s i o n e r B a w a s l u

Kabupaten Tegal, dan yang bertindak

sebagai narasumber utama adalah

Buhor i Mus l im, S.Pd. I . Kord iv

Penyelesaian Sengketa. Materi yang

d i sampa ikan ada lah pe r l unya

p a r t i s i p a s i m a s y a r a k a t p a d a

pengawasan Pemilu sebagai bentuk

kont ro l yang konst rukt i f untuk

mewujudkan penyelenggaraan Pemilu

yang langsung, umum, bebas, rahasia,

jujur dan adil. Untuk itu masyarakat

harus berani menolak politik uang,

berita hoax, ujaran kebencian, dan

politisasi SARA

Bawaslu sebagai lembaga yang

mempunyai mandat konstitusional

untuk mengawasi penyelenggaraan

Pemilu membutuhkan dukungan

s e l u r u h p i h a k d a l a m p r o s e s

pengawasannya. Secara institusional,

tugas, wewenang dan kewajiban

pengawasan Pemilu memang mutlak

berada dipundak Bawaslu, akan tetapi

seluruh warga negara Indonesia

mempunyai tanggung jawab moral

untuk bersama-sama ikut serta dalam

proses pengawasan Pemilu.

Acara berjalan cukup hangat,

karena peserta begitu antusias

mengikuti acara ini dan terbukti

banyaknya pertanyaan pada sesi

diskusi. Tidak hanya hal normatif yang

menjadi bahan diskusi, tapi juga hal

kearifan lokal dan dinamika yang

terjadi pada Pemilu serentak kemarin.

Bagi Bawaslu Kabupaten Tegal ini

menjadi bahan evaluasi dan saran

kontruktif demi kebaikan demokrasi di

Indonesia khususnya di Kabupaten

Tegal. (Buhori Muslim)

Kelompok Tani Desa Kalisoka

Siap Awasi Pemilu

SOROTAN

Butuh Sinergi dan Komitmen Bersama

D�a Anti Politik Uang Desa Anti Politik Uang butuh sinergi dan komitmen

bersama demikian disampaikan oleh Ikbal Faizal Ketua

Bawaslu Kabupaten Tegal saat acara Launching Desa Anti

Politik Uang (APU) di Bukateja (9/11/2019).

Tanpa adanya sinergi atau kerjasama antar pihak

yang terkait, kemungkinan sulit untuk bisa menjalankan

fungsinya. Karena Desa APU adalah sebuah program yang

memerlukan sikap nyata dari warga. “Selain sinergi, hal

yang diperlukan adalah komitmen bersama. Terutama

komitmen dari warga desa yang mempunyai program desa

APU” ungkap Ikbal.

Sebelumnya Bawaslu Kabupaten Tegal telah

meluncurkan program Desa Anti Politik Uang di tiga desa.

Tiga desa tersebut merupakan bentuk nyata pendidikan

politik untuk melakukan penolakan terhadap praktek politik

uang dalam berbagai pesta demokrasi.

Tiga Desa Anti politik uang bentukan Bawaslu adalah

Bukateja, Mindaka dan Pagedangan. Ketiganya

terdistribusi di tiga kecamatan yakni Kecamatan

Balapulang, Kecamatan Tarub dan Kecamatan Adiwerna.

Di Desa Bukateja, Bawaslu Kabupaten Tegal telah

memberikan pembinaan kepada warga desa Bukateja pada

hari rabu (30/11/2019) dan hari kamis (7/11/2019). Warga

terlihat antusias bahkan Supendi selaku kepala Desa

Bukateja menemani warganya dalam pembinaan dari awal

hingga akhir.

Di Desa Mindaka, Bawaslu Kabupaten Tegal

melakukan pembinaan pada hari Sabtu (2/11/2019) dan

hari Selasa (5/11/2019). Pada saat pembinaan banyak

warga yang tertarik untuk mengetahui tentang anti politik

uang, terbukti banyak penanya ketika moderator membuka

sesi pertanyaan. Tak hanya itu, kehadirannyapun maksimal

serta Trisno selaku Pj. Kepala Desa Mindaka meminta ada

penandatanganan bersama antara Bawaslu dan

perwakilan warga Desa Mindaka dalam sebuah dokumen

pernyataan tolak politik uang.

Di Desa Pagedangan, Bawaslu Kabupaten Tegal

melakukan pembinaan pada hari senin (4/11/2019) dan hari

kamis (7/11/2019). Meski menggelar Pemilihan Kepala

Desa, pihak pemerintah desa tetap menyambut baik

pelaksanaan program Desa Anti Politik Uang. Justru

program APU ini dijadikan pemantik semangat melakukan

penolakan terhadap politik uang.

Program desa APU ini rangkaian acaranya dimulai

dari inventarisasi dan pemetaan desa di Kabupaten Tegal,

dilanjutkan koordinasi pada pihak terkait, sosialisasi dan

pembinaan tentang anti politik uang, terakhir dari kegiatan

tersebut adalah Launching Desa APU.

Pada tahap inventarisasi dan pemetaan ini Bawaslu

melakukan kerja melalui pengumpulan data desa-desa

yang layak dan mau menerima program Desa APU.

Hasilnya dilakukan koordinasi dengan pemerintah desa

setempat dan pihak lain yang terkait. Kemudian diaturlah

agenda kegiatan sosialisasi dan pembinaan hingga

dilakukan launching Desa APU. Dengan harapan desa –

desa tersebut memliki kesadaran yang tinggi tentang

larangan politik uang dalam Pemilu.

Desa APU ini merupakan program yang diluncurkan

Bawaslu dimana pada tahap implementasinya sangat

membutuhkan dukungan dan sinergi dari stakeholders dan

masyarakat luas. Tanpa adanya dukungan itu mustahil

program ini akan berjalan dengan baik dan sukses.

Dari sisi normatif, politik uang merupakan larangan

sebagaimana diatur dalam pasal 523 UU Nomor 7 tahun

2017 Tentang Pemilihan Umum. Dalam pasal tersebut

dapat disimpulkan kandidat Pemilu yang kedapatan

melakulan politik uang atau money politics dapat dipidana

maksimal 4 tahun hukuman penjara dan denda sebesar Rp.

48 juta.

Anti politik uang itu merupakan suatu pekerjaan yang

memang harus muncul dari kesadaran diri. Sadar akan

pentingnya pesta demokrasi harus berjalan dengan bersih.

Dengan pelaksanaan demokrasi yang bersih itu artinya

sudah mulai membuat fondasi pemerintahan yang bersih

dan jauh dari praktek kotor seperti korupsi.

Jika praktik politik uang begitu marak di masyarakat

maka tak bisa disalahkan ketika hasil perhelatan politik

pesta demokrasi akan memunculkan para koruptor yang

berakhir masuk dalam terali besi. Karena bisa jadi untuk

mengembalikan modal mereka dalam perhelatan politik.

Jika sudah demikian maka rakyatlah korbannya.

Karenanya jangan mau suaranya dibeli. Sudah

saatnya tentukan pemimpin dengan melihat programnya,

rekam jejaknya dan kapabilitasnya. Demikian Ikbal

menambahkan di sesi akhir sambutannya. (Ikbal Faizal)

SOROTAN

Page 10: Buletin - tegalkab.bawaslu.go.id(motivator) pada saat acara peningkatan kapasitas aparatur pengawasan Bawaslu Kabupaten Tegal sebulan yang lalu. Sepintas hanya kalimat sederhana yang

10 BULETINKABUPATEN TEGAL 11EDISI 2 / 2019

MEMBUMIKAN GERAKAN PENGAWASAN PEMILU PARTISIPATIF

Pada saat sekarang yaitu era

reformasi, tuntutan untuk Pemilu yang

jujur dan adil semakin tinggi, dibuktikan

dengan semakin kuatnya legal formal

pembentukan Badan Pengawas

Pemilu (Bawaslu) di tingkat Pusat,

t ingkat Provinsi sampai t ingkat

K a b u p a t e n / K o t a . D a l a m

penyelenggaraan Pemilu, Bawaslu

memegang peranan penting dalam

proses pelaksanaan Pemilu. Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang

Pemilihan Umum telah memberikan

kewenangan besar kepada Pengawas

Pemilu dalam rangka mengawasi

pelaksanaan Pemilu demi terwujudnya

Pemilu demokratis. Kewenangan

Bawaslu itu untuk mencegah dan

mengurangi banyaknya pelanggaran-

pelanggaran Pemi lu ba ik yang

di lakukan oleh peserta Pemilu,

simpatisan peserta Pemilu, maupun

oleh penyelenggara Pemilu itu sendiri.

Bawaslu sebagai badan formal

yang bertugas untuk mengawasi

seluruh tahapan penyelenggaraan

Pemilu, masih mengalami berbagai

k e n d a l a p e n g a w a s a n . D a l a m

menjalankan fungsi pengawasan

P e m i l u , B a w a s l u t e n t u s a j a

m e m b u t u h k a n d u k u n g a n d a n

partisipasi masyarakat. Keterlibatan

aktif masyarakat dalam melakukan

pengawasan, berarti masyarakat

mengawasi proses perwujudan

kedaulatannya sendiri. Selama ini

kurangnya keterlibatan masyarakat

untuk mengawasi penyelenggaraan

Pemilu disebabkan banyak faktor.

Salah satunya adalah ketidaktahuan

tentang pentingnya arti Pengawasan

P a r t i s i p a t i f d e m i t e r w u j u d n y a

penye lenggaraan Pemi lu yang

bermartabat.

P a r t i s i p a s i m a s y a r a k a t

dibutuhkan dalam penggunaan hak

warga negara untuk mengawal hak

pilihnya, terutama dalam mengawasi

Pemilu di ruang privat yang tidak

tersentuh oleh Pengawas Pemilu.

Apalagi, masyarakat merupakan

pemilik kedaulatan tertinggi di negara

d e m o k r a s i i n i . P e n t i n g n y a

Pengawasan Partisipatif, tidak saja dari

masyarakat pemilih, namun dari

b e r b a g a i p i h a k y a n g t e r k a i t

(stakeholders) dengan tujuan untuk

mengawal Pemilu yang demokratis

sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

P e n g a w a s a n p a r t i s i p a t i f

termaktub dalam Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 2017 Ten tang

Pemilihan Umum. Pasal 448 ayat (3)

m e n j e l a s k a n : " B a h w a b e n t u k

partisipasi masyarakat adalah a) tidak

melakukan keberpihakan yang

menguntungkan atau merugikan

peserta Pemilu, b) tidak mengganggu

proses penyelenggaraan tahapan

Pemilu, c) bertujuan meningkatkan

partisipasi politik masyarakat secara

luas, dan d) mendorong terwujudnya

s u a s a n a y a n g k o n d u s i f b a g i

penyelenggaraan Pemilu yang aman,

damai, tertib, dan lancar".

Untuk menjalankan fungsi

pengawasan, Bawaslu Kabupaten

Tegal menyelenggarakan sosialisasi

Pengawasan Partisipatif dengan

kelompok sasaran yaitu Kelompok

Sadar Wisata (Pokdarwis) Sejahtera

Mandiri. Kegiatan ini berlangsung pada

Hari Minggu,tanggal 10 November

2019 bertempat di Objek Wisata Bukit

Sitanjung, Lebaksiu Lor. Acara yg

dimulai dengan senam sehat bersama

anggota Pokdarwis dihadiri oleh

Kepala Desa Lebaksiu Lor, Ketua

Pokdarwis dan jajaran anggota

B a w a s l u K a b u p a t e n Te g a l ,

diantaranya Ikbal Faizal, M.Pd.,

Harpendi Dwi Pratiwi, S.I.Kom., Sri

Anjarwati, M.Kom, Buhori Muslim,

S.Pd.I., dan Istibsaroh, S.E. Dalam

kesempatanya, Ketua Bawaslu

Kabupaten Tegal Ikbal Faizal, M.Pd.

m e n y a m p a i k a n k e p a d a t a m u

undangan pentingnya Pengawasan

P a r t i s i p a t i f . S e m a k i n b a n y a k

masyarakat yang terl ibat dalam

Pengawasan Part is ipat i f , maka

semakin banyak pula yang mengawasi

proses Pemilu. Jika kondisi seperti itu

terbentuk dan menggejala, maka pihak

yang ingin berbuat curang akan

berpikir ulang.

Hal ini senada dengan apa

yang diungkapkan Koordinator Divisi

Hukum, Data, dan Informasi bahwa

terdapat banyak jenis pelanggaran yg

terjadi di dalam proses Pemilu.

K e a k t i f a n m a s y a r a k a t d a l a m

melakukan Pengawasan Partisipatif

serta memberikan informasi atau

member ikan laporan te rhadap

pelanggaran Pemilu kepada Bawaslu

dapat membantu Pengawas Pemilu

dalam meluaskan tugas dan fungsi

k e p e n g a w a s a n d a l a m p r o s e s

penyelenggaraan Pemilu. Oleh karena

itulah sudah menjadi tugas dan

kewajiban dari Bawaslu Kabupaten

Tegal untuk memberikan pengetahuan

dan pendidikan pengawasan Pemilu

serta mengajak masyarakat agar

b e r p a r t i s i p a s i a k t i f d a l a m

penyelenggaraan Pemilu.

Sos ia l isas i Pengawasan

Partisipatif dan pendidikan politik bagi

masyarakat secara berkelanjutan

bertujuan agar masyarakat dapat

m e m a h a m i s e c a r a t o t a l i t a s

p e n g a w a s a n P e m i l u s e r t a

pengawasan aktif masyarakat yang

akan menjadi mitra Bawaslu dalam

melakukan pengawasan. Di samping

itu, peran pemerintah, peserta Pemilu

dan penyelenggara Pemilu serta pihak

terkait sangat dibutuhkan dalam

meningkatkan pengawasan partisipatif

berupa pelaksanaan sosial isasi

terhadap peraturan perundang-

undangan Pemilu dan pelaksanaan

pendidikan politik bagi pemilih untuk

meningkatkan partisipasi masyarakat

dalam Pemilu.

SOSIALISASI PENGAWASAN PEMILU PARTISIPATIFBERSAMA KELOMPOK SADAR WISATAMUALIFATUN, S.H.Staf Analis Hukum Div. Hukum, Data dan InformasiBawaslu Kabupaten Tegal

SOROTAN

Menuju SDM Unggul, Bawaslu Kabupaten Tegal Lakukan Kegiatan Peningkatan Kapasitas Internal

Bawaslu Kabupaten Tegal dalam upayanya

melaksanakan program reformasi birokrasi pada

j a j a r a n n y a , d e n g a n m e l a k u k a n p e n i n g k a t a n

profesionalisme melalui kegiatan Peningkatan Kapasitas

Internal. Upaya tersebut dilakukan guna mendorong

peningkatan kapasitas, kualitas dan kompetensi demi

menunjang kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan

fungsi lembaga serta mampu menghasilkan kinerja yang

optimal. Kenapa Bawaslu melaksanakan kegiatan

peningkatan kapasitas SDM? guna mendorong dan

mendukung setiap individu dalam hal ini komisioner,

korsek, BPP dan staf Bawaslu untuk mengembangkan

potensi, kecakapan dan kesanggupan yang ada pada

dirinya dalam melaksanakan pekerjaan yang diwujudkan

dalam tindakan dan perbuatan untuk meningkatkan

produktifitas kerja dan loyalitas pada lembaga.

Dalam kegiatan peningkatan kapasitas yang

dilaksanakan tanggal 21-22 November 2019 di Guciku

Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal, dihadiri 21 orang

terdiri dari 5 (lima) orang komisoner Bawaslu , 1 (satu)

orang Korsek, 1 orang BPP dan 14 orang staf Bawaslu

Kabupaten Tegal. Dalam acara tersebut hadir sabagai

narasumber bapak Tedy Kartino yang berprofesi sebagai

motivator.

SOROTAN

Page 11: Buletin - tegalkab.bawaslu.go.id(motivator) pada saat acara peningkatan kapasitas aparatur pengawasan Bawaslu Kabupaten Tegal sebulan yang lalu. Sepintas hanya kalimat sederhana yang

10 BULETINKABUPATEN TEGAL 11EDISI 2 / 2019

MEMBUMIKAN GERAKAN PENGAWASAN PEMILU PARTISIPATIF

Pada saat sekarang yaitu era

reformasi, tuntutan untuk Pemilu yang

jujur dan adil semakin tinggi, dibuktikan

dengan semakin kuatnya legal formal

pembentukan Badan Pengawas

Pemilu (Bawaslu) di tingkat Pusat,

t ingkat Provinsi sampai t ingkat

K a b u p a t e n / K o t a . D a l a m

penyelenggaraan Pemilu, Bawaslu

memegang peranan penting dalam

proses pelaksanaan Pemilu. Undang-

Undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang

Pemilihan Umum telah memberikan

kewenangan besar kepada Pengawas

Pemilu dalam rangka mengawasi

pelaksanaan Pemilu demi terwujudnya

Pemilu demokratis. Kewenangan

Bawaslu itu untuk mencegah dan

mengurangi banyaknya pelanggaran-

pelanggaran Pemi lu ba ik yang

di lakukan oleh peserta Pemilu,

simpatisan peserta Pemilu, maupun

oleh penyelenggara Pemilu itu sendiri.

Bawaslu sebagai badan formal

yang bertugas untuk mengawasi

seluruh tahapan penyelenggaraan

Pemilu, masih mengalami berbagai

k e n d a l a p e n g a w a s a n . D a l a m

menjalankan fungsi pengawasan

P e m i l u , B a w a s l u t e n t u s a j a

m e m b u t u h k a n d u k u n g a n d a n

partisipasi masyarakat. Keterlibatan

aktif masyarakat dalam melakukan

pengawasan, berarti masyarakat

mengawasi proses perwujudan

kedaulatannya sendiri. Selama ini

kurangnya keterlibatan masyarakat

untuk mengawasi penyelenggaraan

Pemilu disebabkan banyak faktor.

Salah satunya adalah ketidaktahuan

tentang pentingnya arti Pengawasan

P a r t i s i p a t i f d e m i t e r w u j u d n y a

penye lenggaraan Pemi lu yang

bermartabat.

P a r t i s i p a s i m a s y a r a k a t

dibutuhkan dalam penggunaan hak

warga negara untuk mengawal hak

pilihnya, terutama dalam mengawasi

Pemilu di ruang privat yang tidak

tersentuh oleh Pengawas Pemilu.

Apalagi, masyarakat merupakan

pemilik kedaulatan tertinggi di negara

d e m o k r a s i i n i . P e n t i n g n y a

Pengawasan Partisipatif, tidak saja dari

masyarakat pemilih, namun dari

b e r b a g a i p i h a k y a n g t e r k a i t

(stakeholders) dengan tujuan untuk

mengawal Pemilu yang demokratis

sesuai dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

P e n g a w a s a n p a r t i s i p a t i f

termaktub dalam Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 2017 Ten tang

Pemilihan Umum. Pasal 448 ayat (3)

m e n j e l a s k a n : " B a h w a b e n t u k

partisipasi masyarakat adalah a) tidak

melakukan keberpihakan yang

menguntungkan atau merugikan

peserta Pemilu, b) tidak mengganggu

proses penyelenggaraan tahapan

Pemilu, c) bertujuan meningkatkan

partisipasi politik masyarakat secara

luas, dan d) mendorong terwujudnya

s u a s a n a y a n g k o n d u s i f b a g i

penyelenggaraan Pemilu yang aman,

damai, tertib, dan lancar".

Untuk menjalankan fungsi

pengawasan, Bawaslu Kabupaten

Tegal menyelenggarakan sosialisasi

Pengawasan Partisipatif dengan

kelompok sasaran yaitu Kelompok

Sadar Wisata (Pokdarwis) Sejahtera

Mandiri. Kegiatan ini berlangsung pada

Hari Minggu,tanggal 10 November

2019 bertempat di Objek Wisata Bukit

Sitanjung, Lebaksiu Lor. Acara yg

dimulai dengan senam sehat bersama

anggota Pokdarwis dihadiri oleh

Kepala Desa Lebaksiu Lor, Ketua

Pokdarwis dan jajaran anggota

B a w a s l u K a b u p a t e n Te g a l ,

diantaranya Ikbal Faizal, M.Pd.,

Harpendi Dwi Pratiwi, S.I.Kom., Sri

Anjarwati, M.Kom, Buhori Muslim,

S.Pd.I., dan Istibsaroh, S.E. Dalam

kesempatanya, Ketua Bawaslu

Kabupaten Tegal Ikbal Faizal, M.Pd.

m e n y a m p a i k a n k e p a d a t a m u

undangan pentingnya Pengawasan

P a r t i s i p a t i f . S e m a k i n b a n y a k

masyarakat yang terl ibat dalam

Pengawasan Part is ipat i f , maka

semakin banyak pula yang mengawasi

proses Pemilu. Jika kondisi seperti itu

terbentuk dan menggejala, maka pihak

yang ingin berbuat curang akan

berpikir ulang.

Hal ini senada dengan apa

yang diungkapkan Koordinator Divisi

Hukum, Data, dan Informasi bahwa

terdapat banyak jenis pelanggaran yg

terjadi di dalam proses Pemilu.

K e a k t i f a n m a s y a r a k a t d a l a m

melakukan Pengawasan Partisipatif

serta memberikan informasi atau

member ikan laporan te rhadap

pelanggaran Pemilu kepada Bawaslu

dapat membantu Pengawas Pemilu

dalam meluaskan tugas dan fungsi

k e p e n g a w a s a n d a l a m p r o s e s

penyelenggaraan Pemilu. Oleh karena

itulah sudah menjadi tugas dan

kewajiban dari Bawaslu Kabupaten

Tegal untuk memberikan pengetahuan

dan pendidikan pengawasan Pemilu

serta mengajak masyarakat agar

b e r p a r t i s i p a s i a k t i f d a l a m

penyelenggaraan Pemilu.

Sos ia l isas i Pengawasan

Partisipatif dan pendidikan politik bagi

masyarakat secara berkelanjutan

bertujuan agar masyarakat dapat

m e m a h a m i s e c a r a t o t a l i t a s

p e n g a w a s a n P e m i l u s e r t a

pengawasan aktif masyarakat yang

akan menjadi mitra Bawaslu dalam

melakukan pengawasan. Di samping

itu, peran pemerintah, peserta Pemilu

dan penyelenggara Pemilu serta pihak

terkait sangat dibutuhkan dalam

meningkatkan pengawasan partisipatif

berupa pelaksanaan sosial isasi

terhadap peraturan perundang-

undangan Pemilu dan pelaksanaan

pendidikan politik bagi pemilih untuk

meningkatkan partisipasi masyarakat

dalam Pemilu.

SOSIALISASI PENGAWASAN PEMILU PARTISIPATIFBERSAMA KELOMPOK SADAR WISATAMUALIFATUN, S.H.Staf Analis Hukum Div. Hukum, Data dan InformasiBawaslu Kabupaten Tegal

SOROTAN

Menuju SDM Unggul, Bawaslu Kabupaten Tegal Lakukan Kegiatan Peningkatan Kapasitas Internal

Bawaslu Kabupaten Tegal dalam upayanya

melaksanakan program reformasi birokrasi pada

j a j a r a n n y a , d e n g a n m e l a k u k a n p e n i n g k a t a n

profesionalisme melalui kegiatan Peningkatan Kapasitas

Internal. Upaya tersebut dilakukan guna mendorong

peningkatan kapasitas, kualitas dan kompetensi demi

menunjang kelancaran pelaksanaan tugas pokok dan

fungsi lembaga serta mampu menghasilkan kinerja yang

optimal. Kenapa Bawaslu melaksanakan kegiatan

peningkatan kapasitas SDM? guna mendorong dan

mendukung setiap individu dalam hal ini komisioner,

korsek, BPP dan staf Bawaslu untuk mengembangkan

potensi, kecakapan dan kesanggupan yang ada pada

dirinya dalam melaksanakan pekerjaan yang diwujudkan

dalam tindakan dan perbuatan untuk meningkatkan

produktifitas kerja dan loyalitas pada lembaga.

Dalam kegiatan peningkatan kapasitas yang

dilaksanakan tanggal 21-22 November 2019 di Guciku

Kecamatan Bumijawa Kabupaten Tegal, dihadiri 21 orang

terdiri dari 5 (lima) orang komisoner Bawaslu , 1 (satu)

orang Korsek, 1 orang BPP dan 14 orang staf Bawaslu

Kabupaten Tegal. Dalam acara tersebut hadir sabagai

narasumber bapak Tedy Kartino yang berprofesi sebagai

motivator.

SOROTAN

Page 12: Buletin - tegalkab.bawaslu.go.id(motivator) pada saat acara peningkatan kapasitas aparatur pengawasan Bawaslu Kabupaten Tegal sebulan yang lalu. Sepintas hanya kalimat sederhana yang

Setahun Bawaslu Kabupaten TegalSejuta Pengharapan

12 BULETINKABUPATEN TEGAL 13EDISI 2 / 2019

MEMBUMIKAN GERAKAN PENGAWASAN PEMILU PARTISIPATIF

Materi yang disampaikan oleh Tedy Kartino berkaitan

dengan pengembangan kapasitas diri yaitu dengan berfikir

positif akan menghasilkan hal yang positif, melakukan

segala sesuatu dengan rasa, sabar menjadi salah satu

kunci keberhasilan. Keberhasilan yang dicapai didukung

dengan tutur kata, perbuatan dan etika. Menjadi yang

terbaik dan berhasil berasal dari diri kita, selalu mensyukuri

apa yang kita dapati akan menjadikan kita lebih berhasil

lagi. Menjadi orang yang pandai bersyukur menjadikan

bahagia, orang yang bahagia akan bekerja maksimal dan

memperoleh hasil optimal. Salah satu yang dapat

membuat bahagia itu berbagi kebaikan kepada sesama,

karena setiap kebaikan akan memunculkan kebaikan yang

lain, meskipun dalam setiap diri manusia tidak ada yang

sempurna, pasti ada kesalahan yang dilakukan maka

memaafkan menjadi kunci untuk mendapatkan

kebahagiaan. Menjadi pribadi yang baik dengan bahagia,

berbagi dan mulia. Bapak Purnama, sebagai Narasumber

ke dua, melakukan kegiatan penguatan dengan

memberikan permainan - permainan yang dapat

membentuk kesolidan dan kerjasama tim yang baik,

kegiatan ini dilakukan dengan outbond. Bukan hanya solid

dan kerjasama akan tetapi diajarkan bagaimana mengatur

strategi dan memecahkan berbagai masalah. Peserta

peningkatan kapasitas internal mengikuti dengan antusias,

dimulai dari pembukaan acara pada amis sore pukul 15.00

WIB dilanjutkan sharing dengan komisioner Bawaslu

Kabupaten Tegal. Pada malam hari sesi materi diisi oleh

motivator, dan pada pagi harinya dilanjutkan oleh tim

trainer outbond.

Peningkatan Kapasitas internal yang telah Bawaslu

Kabupaten Tegal laksanakan diharapkan dapat

mengembangkan kemampuan, sumber daya manusia,

ilmu pengetahuan dan teknologi Komisoner, Korsek, BPP

dan staf Bawaslu Kabupaten Tegal sehingga menuju SDM

unggul sesuai dengan upaya Bawaslu dalam reformasi

birokrasi akan tercapai. (Istibsaroh)

Badan Pengawas Pemilu Kabupaten Tegal

menggelar Rapat Koordinasi Evaluasi Pengawas Pemilu

dan Launching Buku bersama Stakeholder. Dalam

kesempat acara mengundang Forkompimda, Partai Politik,

Persatuan Wartawan Indonesia, Ormas, OKP & Perguruan

Tinggi yang ada di Kabupaten Tegal.

Kordinator Divis i Pengawasan, Hubungan

Masyarakat dan Hubungan Antar Lembaga Sri Anjarwati

dalam materinya menyampaikan Bawaslu pada Pemilu

2019 memberi rekomendasi pemungutan suara ulang di 2

(dua) TPS dan penghitungan suara ulang sebanyak 23

(dua pulah tiga) TPS di Kabupaten Tegal.

Terkaitan perolehan suara secara umum Anjar

memberi gambaran perolehan kursi berdasar jenis

kelamin. Untuk laki laki 38 orang dan perempuan 12 orang.

Artinya regulasi kesetaraan perempuan baru 24% belum

terpenuhi 30%. Berdasarkan petahana dan baru tercatat

petahana 28 orang dan baru 22 orang. Berdasar asal

keberangkatan yang sesuai dengan Dapil tinggalnya 46

orang dan diluar Dapil 4 orang.

Dikatakan, pendidikan politik yang tengah dilakukan

Bawaslu Kabupaten Tegal antara lain : menjadikan Desa

Pengawasan yakni Desa Bojong, Desa Banjarturi dan

Desa Kabunan. Kemudian Desa Anti Politik Uang saat ini

sudah ada 3 desa yang menjadi Desa Anti Politik Uang

yakni Desa Bukateja. Desa Pagedangan dan Desa

Mindaka. "Sosialisasi pengawasan Pemilu partisipatif

kepada kelompok sasaran yakni Perguruaan Tinggi

dengan IBN, Pokdarwis Sejahtera Mandiri Lebaksiu,

Gapoktan Mekar Lestari Kalisoka, Komunitas Sepeda

Ontel dan Difabel Slawi Mandiri".

Ketua Bawaslu Kabupaten Tegal Divisi Penindakan

Pelanggaran Ikbal Faizal dalam paparannya dijelaskan,

jenis pelanggaran meliputi : pelanggaran kode etik

penyelenggara Pemilu, pelanggaran administratif Pemilu,

tindak pidana Pemilu dan pelanggaran peraturan

perundang undangan lainnya. Pelanggaran terhadap etika

penyelenggara Pemilu yang berdasarkan sumpah dan atau

RAPAT KOORDINASI EVALUASI PENGAWASAN PEMILU DAN LAUNCHING BUKU DENGAN STAKEHOLDERSKOKOH JUNIA KHOTAMA, S.H.Staf Analis hukum Div. Penindakan PelanggaranBawaslu Kabupaten Tegal

DEDE PRAJA PURNAMA, S.H.Staf Analis hukum Div. SDM & Organisasi

Bawaslu Kabupaten Tegal

SOROTAN

Page 13: Buletin - tegalkab.bawaslu.go.id(motivator) pada saat acara peningkatan kapasitas aparatur pengawasan Bawaslu Kabupaten Tegal sebulan yang lalu. Sepintas hanya kalimat sederhana yang

Setahun Bawaslu Kabupaten TegalSejuta Pengharapan

12 BULETINKABUPATEN TEGAL 13EDISI 2 / 2019

MEMBUMIKAN GERAKAN PENGAWASAN PEMILU PARTISIPATIF

Materi yang disampaikan oleh Tedy Kartino berkaitan

dengan pengembangan kapasitas diri yaitu dengan berfikir

positif akan menghasilkan hal yang positif, melakukan

segala sesuatu dengan rasa, sabar menjadi salah satu

kunci keberhasilan. Keberhasilan yang dicapai didukung

dengan tutur kata, perbuatan dan etika. Menjadi yang

terbaik dan berhasil berasal dari diri kita, selalu mensyukuri

apa yang kita dapati akan menjadikan kita lebih berhasil

lagi. Menjadi orang yang pandai bersyukur menjadikan

bahagia, orang yang bahagia akan bekerja maksimal dan

memperoleh hasil optimal. Salah satu yang dapat

membuat bahagia itu berbagi kebaikan kepada sesama,

karena setiap kebaikan akan memunculkan kebaikan yang

lain, meskipun dalam setiap diri manusia tidak ada yang

sempurna, pasti ada kesalahan yang dilakukan maka

memaafkan menjadi kunci untuk mendapatkan

kebahagiaan. Menjadi pribadi yang baik dengan bahagia,

berbagi dan mulia. Bapak Purnama, sebagai Narasumber

ke dua, melakukan kegiatan penguatan dengan

memberikan permainan - permainan yang dapat

membentuk kesolidan dan kerjasama tim yang baik,

kegiatan ini dilakukan dengan outbond. Bukan hanya solid

dan kerjasama akan tetapi diajarkan bagaimana mengatur

strategi dan memecahkan berbagai masalah. Peserta

peningkatan kapasitas internal mengikuti dengan antusias,

dimulai dari pembukaan acara pada amis sore pukul 15.00

WIB dilanjutkan sharing dengan komisioner Bawaslu

Kabupaten Tegal. Pada malam hari sesi materi diisi oleh

motivator, dan pada pagi harinya dilanjutkan oleh tim

trainer outbond.

Peningkatan Kapasitas internal yang telah Bawaslu

Kabupaten Tegal laksanakan diharapkan dapat

mengembangkan kemampuan, sumber daya manusia,

ilmu pengetahuan dan teknologi Komisoner, Korsek, BPP

dan staf Bawaslu Kabupaten Tegal sehingga menuju SDM

unggul sesuai dengan upaya Bawaslu dalam reformasi

birokrasi akan tercapai. (Istibsaroh)

Badan Pengawas Pemilu Kabupaten Tegal

menggelar Rapat Koordinasi Evaluasi Pengawas Pemilu

dan Launching Buku bersama Stakeholder. Dalam

kesempat acara mengundang Forkompimda, Partai Politik,

Persatuan Wartawan Indonesia, Ormas, OKP & Perguruan

Tinggi yang ada di Kabupaten Tegal.

Kordinator Divis i Pengawasan, Hubungan

Masyarakat dan Hubungan Antar Lembaga Sri Anjarwati

dalam materinya menyampaikan Bawaslu pada Pemilu

2019 memberi rekomendasi pemungutan suara ulang di 2

(dua) TPS dan penghitungan suara ulang sebanyak 23

(dua pulah tiga) TPS di Kabupaten Tegal.

Terkaitan perolehan suara secara umum Anjar

memberi gambaran perolehan kursi berdasar jenis

kelamin. Untuk laki laki 38 orang dan perempuan 12 orang.

Artinya regulasi kesetaraan perempuan baru 24% belum

terpenuhi 30%. Berdasarkan petahana dan baru tercatat

petahana 28 orang dan baru 22 orang. Berdasar asal

keberangkatan yang sesuai dengan Dapil tinggalnya 46

orang dan diluar Dapil 4 orang.

Dikatakan, pendidikan politik yang tengah dilakukan

Bawaslu Kabupaten Tegal antara lain : menjadikan Desa

Pengawasan yakni Desa Bojong, Desa Banjarturi dan

Desa Kabunan. Kemudian Desa Anti Politik Uang saat ini

sudah ada 3 desa yang menjadi Desa Anti Politik Uang

yakni Desa Bukateja. Desa Pagedangan dan Desa

Mindaka. "Sosialisasi pengawasan Pemilu partisipatif

kepada kelompok sasaran yakni Perguruaan Tinggi

dengan IBN, Pokdarwis Sejahtera Mandiri Lebaksiu,

Gapoktan Mekar Lestari Kalisoka, Komunitas Sepeda

Ontel dan Difabel Slawi Mandiri".

Ketua Bawaslu Kabupaten Tegal Divisi Penindakan

Pelanggaran Ikbal Faizal dalam paparannya dijelaskan,

jenis pelanggaran meliputi : pelanggaran kode etik

penyelenggara Pemilu, pelanggaran administratif Pemilu,

tindak pidana Pemilu dan pelanggaran peraturan

perundang undangan lainnya. Pelanggaran terhadap etika

penyelenggara Pemilu yang berdasarkan sumpah dan atau

RAPAT KOORDINASI EVALUASI PENGAWASAN PEMILU DAN LAUNCHING BUKU DENGAN STAKEHOLDERSKOKOH JUNIA KHOTAMA, S.H.Staf Analis hukum Div. Penindakan PelanggaranBawaslu Kabupaten Tegal

DEDE PRAJA PURNAMA, S.H.Staf Analis hukum Div. SDM & Organisasi

Bawaslu Kabupaten Tegal

SOROTAN

Page 14: Buletin - tegalkab.bawaslu.go.id(motivator) pada saat acara peningkatan kapasitas aparatur pengawasan Bawaslu Kabupaten Tegal sebulan yang lalu. Sepintas hanya kalimat sederhana yang

14 BULETINKABUPATEN TEGAL 15EDISI 2 / 2019

MEMBUMIKAN GERAKAN PENGAWASAN PEMILU PARTISIPATIF

janji sebelum menjalankan tugas sebagai penyelenggara

Pemilu. Pelanggaran administratf menurutnya, adalah

perbuatan atau tindakan berkaitan dengan administrasl

p e l a k s a n a a n P e m i l u d a l a m s e t i a p t a h a p a n

penyelanggaraan Pemilu.

Diungkapkan Ikbal, tindak pidana Pemilu adalah

tindak pidana palanggaran dan atau kejahatan terhadap

ketentuan tindak pidana Pemilu sebagaimana diatur dalam

Undang- Undang tentang Pemilihan Umum. Pelanggaran

yang dilakukan diluar ketentuan mengenai Pemilu.

Di bagian lain dikatakan Pemilu serentak yang

dilaksanakan pertama kali pada tahun 2019 adalah

sekaligus yang pertama kali diawasi oleh Bawaslu

Kabupaten yang bersifat tetap. Oleh karenanya publik

berhak untuk mengetahui apakah keberadaan pengawas

Pemilu yang bersifat tetap tersebut memberikan dampak

yang signifikan bagi kegiatan pengawasan dan peningkatan

kualitas Pemilu di tanah air. Dan bagi Bawaslu Kabupaten

mandat dari Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tersebut

sekaligus menjadi amanat yang harus dikerjakan secara

paripurna, ujarnya.

Di bagian akhir paparannya diungkapkan, Bawaslu

Kabupaten Tegal sebagai bagian pengawasan nasional

oleh Bawaslu, turut berkontribusi memberikan informasi

hasil pengawasan kepada publik dengan menghaturkan

berbagai capaian kepengawasan. Hasil penindakan yang

pernah dilakukan, peranan pengawas TPS, pengawasan

pemungutan suara ulang, bahkan analisis terhadap hasil

Pemilu dan keterwakilan perempuan di DPRD Kabupaten

Tegal menjadi bagian beberapa catatan dan evaluasi,

ungkap Ikbal.

Dalam acara tersebut sebelum diskusi mengenai

evaluasi pengawasan Pemilu dilakukan launching buku

yang di terbitkan oleh Bawaslu Kabupaten Tegal. Buku yang

berjudul “Mengawal Demokrasi Di Kabupaten Tegal”

merangkum tentang keseluruhan pengawasan yang sudah

dilakukan oleh Bawaslu Kabupaten Tegal.

Launching tersebut ditandai dengan penyerahan

buku secara simbolik kepada Forkompimda Kabupaten

Tegal, Ketua KPU Kabupaten Tegal, Ormas, Perwakilan

Wartawan. Seperti biasa acara dilanjutkan dengan foto

bersama.

BAWASLU KABUPATEN TEGALMENERBITKANbUKU “mENGAWAL dEMOKRASIDI KABUPATEN TEGAL”DAPAT DIAKSES MELALUI WEBSITE

TEGALKAB.BAWASLU.GO.ID

emokrasi yang merupakan seperangkat

Dgagasan dan prinsip tentang kebebasan beserta

praktik dan prosedurnya mengandung makna

penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia,

dalam hal ini adalah kebutuhan setiap warna negara. Untuk

mewujudkan demokrasi terutama dalam hal tata cara

dalam memilih dan menentukan pemimpin bangsa dan

wakil rakyat perlu adanya cara-cara sekaligus sarana yang

dapat mengatur secara tepat sesuai dengan prinsip yang

dianut. Pemilihan umum (Pemilu) adalah sarana

kedaulatan rakyat untuk memilih anggota Dewan

Perwakilan Rakyat, anggota Dewan Perwakilan Daerah,

Presiden dan Wakil presiden, dan untuk memilih anggota

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang dilaksanakan

secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil

dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan

pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945.

Pendidikan politik bagi masyarakat adalah hal yang

semestinya dilakukan secara serius oleh lembaga yang

bertugas dan berwenang menangani penyelenggaraan

Pemilu. Bagaimanapun suatu regulasi tentang pemilihan

umum telah dirancang dan mengatur dengan baik sesuai

dengan norma dan asas yang berlaku, jika masyarakat

atau bahkan stakeholders tidak mampu mengerti dan

memahami makna dan tujuan yang terkandung di

dalamnya, maka akan sangat mustahil dapat diterapkan

dan berjalan sebagaimana mestinya. Makna yang

dimaksud tentunya keterlibatan masyarakat untuk dapat

mematuhi dan melaksanakanya secara menyeluruh.

Sosialisasi pengawasan Pemilu partisipatif

merupakan salah satu usaha yang tepat dalam upaya

memberikan pendidikan politik bagi masyarakat. Bawaslu

dengan tugas dan wewenangnya telah dan akan terus

melakukan upaya-upaya untuk dapat menyadarkan

masyarakat pentingnya menegakkan demokrasi di Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Sosialisasi pengawasan

Pemilu partisipatif sejatinya menginginkan keterlibatan

masyarakat dalam segala aspek, kalangan dan golongan

apapun untuk mampu bersama-sama mengawal

perjalanan penyelenggaraan Pemilu agar dapat berjalan

sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Bawaslu Kabupaten Tegal, yang ketiga kalinya pada

semester kedua di tahun 2019 telah menentukan sasaran

untuk sosialisasi kepada kalangan mahasiswa sekaligus

dosen dengan menggandeng Perguruan Tinggi yang ada

di Kabupaten Tegal. Untuk kali ini diselenggarakan

bersama Institut Agama Islam Bakti Negara (IBN) Tegal

dengan agenda kegiatan Sosialisasi Pengawasan

Partisipatif dan Nota Kesepahaman yang dilaksanakan

pada Hari Rabu tanggal 13 November 2019 di Kampus IBN

Tegal. Bentuk kegiatan sosialisasi pengawasan partisipatif

ASTO MUGIONO PAMUNGKAS, S.Sy.Staf Pelaksana Teknis Div. Penindakan Pelanggaran

Bawaslu Kabupaten Tegal

SOROTAN

TANDA TANGANI NOTA KESEPAHAMAN (MoU) BAWASLU BERSAMA IBN TEGAL

Page 15: Buletin - tegalkab.bawaslu.go.id(motivator) pada saat acara peningkatan kapasitas aparatur pengawasan Bawaslu Kabupaten Tegal sebulan yang lalu. Sepintas hanya kalimat sederhana yang

14 BULETINKABUPATEN TEGAL 15EDISI 2 / 2019

MEMBUMIKAN GERAKAN PENGAWASAN PEMILU PARTISIPATIF

janji sebelum menjalankan tugas sebagai penyelenggara

Pemilu. Pelanggaran administratf menurutnya, adalah

perbuatan atau tindakan berkaitan dengan administrasl

p e l a k s a n a a n P e m i l u d a l a m s e t i a p t a h a p a n

penyelanggaraan Pemilu.

Diungkapkan Ikbal, tindak pidana Pemilu adalah

tindak pidana palanggaran dan atau kejahatan terhadap

ketentuan tindak pidana Pemilu sebagaimana diatur dalam

Undang- Undang tentang Pemilihan Umum. Pelanggaran

yang dilakukan diluar ketentuan mengenai Pemilu.

Di bagian lain dikatakan Pemilu serentak yang

dilaksanakan pertama kali pada tahun 2019 adalah

sekaligus yang pertama kali diawasi oleh Bawaslu

Kabupaten yang bersifat tetap. Oleh karenanya publik

berhak untuk mengetahui apakah keberadaan pengawas

Pemilu yang bersifat tetap tersebut memberikan dampak

yang signifikan bagi kegiatan pengawasan dan peningkatan

kualitas Pemilu di tanah air. Dan bagi Bawaslu Kabupaten

mandat dari Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tersebut

sekaligus menjadi amanat yang harus dikerjakan secara

paripurna, ujarnya.

Di bagian akhir paparannya diungkapkan, Bawaslu

Kabupaten Tegal sebagai bagian pengawasan nasional

oleh Bawaslu, turut berkontribusi memberikan informasi

hasil pengawasan kepada publik dengan menghaturkan

berbagai capaian kepengawasan. Hasil penindakan yang

pernah dilakukan, peranan pengawas TPS, pengawasan

pemungutan suara ulang, bahkan analisis terhadap hasil

Pemilu dan keterwakilan perempuan di DPRD Kabupaten

Tegal menjadi bagian beberapa catatan dan evaluasi,

ungkap Ikbal.

Dalam acara tersebut sebelum diskusi mengenai

evaluasi pengawasan Pemilu dilakukan launching buku

yang di terbitkan oleh Bawaslu Kabupaten Tegal. Buku yang

berjudul “Mengawal Demokrasi Di Kabupaten Tegal”

merangkum tentang keseluruhan pengawasan yang sudah

dilakukan oleh Bawaslu Kabupaten Tegal.

Launching tersebut ditandai dengan penyerahan

buku secara simbolik kepada Forkompimda Kabupaten

Tegal, Ketua KPU Kabupaten Tegal, Ormas, Perwakilan

Wartawan. Seperti biasa acara dilanjutkan dengan foto

bersama.

BAWASLU KABUPATEN TEGALMENERBITKANbUKU “mENGAWAL dEMOKRASIDI KABUPATEN TEGAL”DAPAT DIAKSES MELALUI WEBSITE

TEGALKAB.BAWASLU.GO.ID

emokrasi yang merupakan seperangkat

Dgagasan dan prinsip tentang kebebasan beserta

praktik dan prosedurnya mengandung makna

penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia,

dalam hal ini adalah kebutuhan setiap warna negara. Untuk

mewujudkan demokrasi terutama dalam hal tata cara

dalam memilih dan menentukan pemimpin bangsa dan

wakil rakyat perlu adanya cara-cara sekaligus sarana yang

dapat mengatur secara tepat sesuai dengan prinsip yang

dianut. Pemilihan umum (Pemilu) adalah sarana

kedaulatan rakyat untuk memilih anggota Dewan

Perwakilan Rakyat, anggota Dewan Perwakilan Daerah,

Presiden dan Wakil presiden, dan untuk memilih anggota

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, yang dilaksanakan

secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil

dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan

pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945.

Pendidikan politik bagi masyarakat adalah hal yang

semestinya dilakukan secara serius oleh lembaga yang

bertugas dan berwenang menangani penyelenggaraan

Pemilu. Bagaimanapun suatu regulasi tentang pemilihan

umum telah dirancang dan mengatur dengan baik sesuai

dengan norma dan asas yang berlaku, jika masyarakat

atau bahkan stakeholders tidak mampu mengerti dan

memahami makna dan tujuan yang terkandung di

dalamnya, maka akan sangat mustahil dapat diterapkan

dan berjalan sebagaimana mestinya. Makna yang

dimaksud tentunya keterlibatan masyarakat untuk dapat

mematuhi dan melaksanakanya secara menyeluruh.

Sosialisasi pengawasan Pemilu partisipatif

merupakan salah satu usaha yang tepat dalam upaya

memberikan pendidikan politik bagi masyarakat. Bawaslu

dengan tugas dan wewenangnya telah dan akan terus

melakukan upaya-upaya untuk dapat menyadarkan

masyarakat pentingnya menegakkan demokrasi di Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Sosialisasi pengawasan

Pemilu partisipatif sejatinya menginginkan keterlibatan

masyarakat dalam segala aspek, kalangan dan golongan

apapun untuk mampu bersama-sama mengawal

perjalanan penyelenggaraan Pemilu agar dapat berjalan

sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Bawaslu Kabupaten Tegal, yang ketiga kalinya pada

semester kedua di tahun 2019 telah menentukan sasaran

untuk sosialisasi kepada kalangan mahasiswa sekaligus

dosen dengan menggandeng Perguruan Tinggi yang ada

di Kabupaten Tegal. Untuk kali ini diselenggarakan

bersama Institut Agama Islam Bakti Negara (IBN) Tegal

dengan agenda kegiatan Sosialisasi Pengawasan

Partisipatif dan Nota Kesepahaman yang dilaksanakan

pada Hari Rabu tanggal 13 November 2019 di Kampus IBN

Tegal. Bentuk kegiatan sosialisasi pengawasan partisipatif

ASTO MUGIONO PAMUNGKAS, S.Sy.Staf Pelaksana Teknis Div. Penindakan Pelanggaran

Bawaslu Kabupaten Tegal

SOROTAN

TANDA TANGANI NOTA KESEPAHAMAN (MoU) BAWASLU BERSAMA IBN TEGAL

Page 16: Buletin - tegalkab.bawaslu.go.id(motivator) pada saat acara peningkatan kapasitas aparatur pengawasan Bawaslu Kabupaten Tegal sebulan yang lalu. Sepintas hanya kalimat sederhana yang

16 BULETINKABUPATEN TEGAL 17EDISI 2 / 2019

MEMBUMIKAN GERAKAN PENGAWASAN PEMILU PARTISIPATIF

dan nota kesepahaman bersama IBN Tegal in i

dilaksanakan dengan susunan acaranya yaitu pembukaan,

seminar atau penyampaian materi pengawasan partisipatif

oleh Sri Anjarwati, M.Kom., dan penyampaian tanggapan

atau tanya jawab oleh peserta, serta penandatanganan

Nota Kesepahaman antara Bawaslu Kabupaten Tegal

dengan IBN Tegal yang ditandatangani oleh Ketua Bawaslu

Kabupaten Tegal Ikbal Faizal, M.Pd. dan Rektor IBN Tegal

yaitu Drs. H. Badrodin, MSI. Di sela-sela kegiatan tersebut

juga ada penampilan drama yang berjudul “Kampanye” dan

musikalisasi puisi dengan judul “Negeriku” oleh Teater

Cebong.

Mahasiswa di berbagai negara mengambil peran

penting dalam sejarah suatu negara, di mana mereka

memiliki peran dan fungsi yang sangat berarti sebagai:

Social control, yaitu mahasiswa mampu untuk mencegah

penyimpangan sosial serta mengajak dan mengarahkan

masyarakat untuk berperilaku dan bersikap sesuai norma

dan nilai yang berlaku. Dengan adanya kontrol sosial yang

baik diharapkan mampu meluruskan anggota masyarakat

yang berperilaku menyimpang; Agent of change, sebagai

salah satu fungsi mahasiswa untuk senantiasa

menyuarakan pendapat, mencurahkan pemikiran dan

gagasan-gagasan br i l ian yang mampu

mendongkrak konsep pemikiran yang tidak lagi

relevan dengan kondisi yang sedang terjadi;

Director Of Change, yaitu mahasiswa dengan

keberhasi lannya mempelopor i gerakan

perubahan bagi lingkungan dan selanjutnya

tetap harus menjaga kestabilan perubahan

tersebut maka tidak lantas melepas perubahan

yang telah terjadi. Mahasiswa harus mampu

mengarahkan perubahan yang didapat menuju

implementasi dari rencana yang telah dipetakan

sebelumnya sehingga impian-impian yang telah

disusun dan dituntut dapat dicapai dan

d i rasakan dalam rangka meningkatkan

kesejahteraan rakyat. Mahasiswa sebagai

elemen masyarakat dirasa mampu bersama-

sama ikut serta dan berpartisipasi aktif dalam

mensosialisasikan pendidikan politik kepada

masyarakat.

Selain penyampaian materi dan diskusi

dalam kegiatan tersebut, juga dilakukan

kerjasama antara Bawaslu Kabupaten Tegal

dengan IBN Tegal dalam bentuk nota kesepahaman. Isi dari

Nota Kesepahaman yang dijalin antara kedua pihak

bertujuan untuk mengadakan kerja sama awal di bidang

pengawasan pemilu dengan memanfaatkan sumber daya

yang dimiliki para pihak demi kemajuan bersama. Ruang

lingkup dalam Nota Kesepahaman ini mencakup tentang:

a. Pelaksanaan pencegahan terhadap pelanggaran

Pemilu; b. Pelaksanaan pengawasan terhadap tahapan-

tahapan Pemilu; c. Peningkatan dan pengembangan

sumber daya manusia tentang pengetahuan Pemilu; dan

d. Penyelenggaraan kampus pengawasan sebagai agen

pengawasan partisipatif Pemilu.

Kegiatan sosialisasi pengawasan partisipatif dan

nota kesepahaman bersama Institut Agama Islam Bakti

Negara Tegal tersebut diharapkan mampu secara efektif

meningkatkan pendidikan politik kepada masyarakat

Kabupaten Tegal secara khusus untuk aktif bersama-sama

mengawal demokrasi sesuai harapan bangsa dan sesuai

dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Sabtu 30 November 2019, Bawaslu Kabupaten

Tegal kembali melaksanakan serangkaian kegiatan

karnaval dan pagelaran budaya di Desa Penusupan

Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal. Kegiatan ini,

merupakan kali kedua dimana sebelumnya dilaksanakan

pada bulan April di Desa Bojong Kecamatan Bojong

Kabupaten Tegal.

Acara yang di laksanakan mulai dari siang hingga

malam hari, pada siang hari pukul 14.00 WIB dimulai

dengan karnaval Budaya mengelilingi Desa Penusupan

dimana pada kesempatan itu Bawaslu Kabupaten Tegal

sekaligus melakukan sosialisasi pengawasan partisipatif

melalui papan yang bertuliskan stop politik uang, stop

ujaran kebencian, stop berita bohong atau hoax, stop

politik SARA. Kegiatan karnaval budaya yang dihadiri oleh

Ketua dan Anggota Bawaslu Kabupaten Tegal serta jajaran

sekretariat Bawaslu Kabupaten Tegal berjalan dengan

lancar dimana pada kesempatan itu pula seluruh

masyarakat Desa Penusupan tumpah ruah di sepanjang

jalan untuk menyaksikan karnaval.

Antusias yang luar biasa ditunjukkan oleh warga

Desa Penusupan untuk menyaksikan karnaval yang begitu

menarik. Pelepasan Karnaval budaya dilakukan oleh

Bapak Ikbal Faizal, M.Pd. selaku Ketua Bawaslu

Kabupaten Tegal. Acara karnaval budaya menampilkan

berbagai kesenian yang ada di Kabupaten Tegal

diantaranya drumband, barongsai, calung, batik carnival,

hadroh dan rebana, iring-iringan peragawan dan

peragawati batik. Bawaslu Kabupaten Tegal juga ikut

bagian dalam karnaval budaya dengan membawa pesan-

pesan bertuliskan stop politik uang, stop politik SARA, stop

hoax, stop ujaran kebencian dan mengajak untuk

berdemokrasi yang santun.

Malam hari, disusul dengan kegiatan pagelaran

budaya yang dimulai pada pukul 19.00 WIB. dimeriahkan

oleh penampilan tari sufi, band musik lokal, pemutaran film

sintren milenial, serta musik dangdut. Acara berlangsung

meriah dan suasana pecah pada malam itu. Ribuan

masyarakat Desa Penusupan begitu antusias untuk

menyaksikan suguhan demi suguhan penampilan yang

ditampilkan oleh para bintang tamu pada malam itu.

“Bawaslu Kabupaten Tegal melaksanakan kegiatan

pagelaran budaya dan karnaval bertujuan untuk

melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar Desa

Penusupan Kecamatan Pangkah untuk mendukung kerja

Bawaslu dalam melaksanakan pengawasan, pencegahan

dan penindakan yaitu melalui pengawasan partisipatif.”

Ujar Ketua Bawaslu Kabupaten Tegal Ikbal Faizal, M.Pd

dalam sambutannya.

K e t u a B a w a s l u K a b u p a t e n Te g a l , j u g a

memperkenalkan Anggota Bawaslu Kabupaten Tegal

kepada pengunjung acara gelar budaya dimulai dari

Harpendi Dwi Pratiwi, S.I.Kom selaku Koordinator Divisi

Hukum, Data dan Informasi; Sri Anjarwati, M.Kom.

Koordinator Divisi Pengawasan, Hubungan Antar

Lembaga dan Hubungan Masyarakat; Istibsaroh, S.E

selaku Koordinator Divisi SDM dan Organisasi; serta

Buhori Muslim, S.Pd.I selaku Koordinator Divisi

Penyelesaian Sengketa. Acara tersebut juga dihadiri oleh

ketua Bawaslu Kabupaten Pemalang dan Anggota

Bawaslu Kabupaten Brebes. Ketua dan Anggota Bawaslu

Kabupaten Tegal yang pada malam pagelaran budaya

menggunakan baju batik lurik yang mengartikan akan

kepedulian dan kecintaan kepada budaya batik sebagai

budaya Indonesia dan menunjukan arti penting

kebersamaan dan soliditas dalam melaksakan kerja untuk

mengawal penyelenggaraan Pemilu yang lebih baik lagi.

Arahan dan sambutan disampaikan pula oleh

Kapolsek Pangkah, beliau menyambut baik niat baik

Bawaslu Kabupaten Tegal dengan mengadakan kegiatan

gelar budaya seperti ini. Serta antusias warga sekitar Desa

Penusupan yang tinggi, hal ini dilihat dengan banyaknya

jumlah pengunjung yg hadir pada malam ini, tutur beliau

"Masyarakat yang hadir dapat menjaga kondusifitas dalam

keseluruhan acara malam ini tanpa ada kericuhan, dan

ciptakan pagelaran budaya ini dengan tentram lancar.

KARNAVAL DAN PAGELARAN BUDAYA, PECAH !

WANDI PRAYOGI, S.H.Staf Pelaksana Teknis Div. Pengawasan

Bawaslu Kabupaten Tegal

KHAEROZIYAH ULFA, S.H.Staf Analis Hukum Div. Penyelesaian Sengketa

Bawaslu Kabupaten Tegal

SOROTAN

Page 17: Buletin - tegalkab.bawaslu.go.id(motivator) pada saat acara peningkatan kapasitas aparatur pengawasan Bawaslu Kabupaten Tegal sebulan yang lalu. Sepintas hanya kalimat sederhana yang

16 BULETINKABUPATEN TEGAL 17EDISI 2 / 2019

MEMBUMIKAN GERAKAN PENGAWASAN PEMILU PARTISIPATIF

dan nota kesepahaman bersama IBN Tegal in i

dilaksanakan dengan susunan acaranya yaitu pembukaan,

seminar atau penyampaian materi pengawasan partisipatif

oleh Sri Anjarwati, M.Kom., dan penyampaian tanggapan

atau tanya jawab oleh peserta, serta penandatanganan

Nota Kesepahaman antara Bawaslu Kabupaten Tegal

dengan IBN Tegal yang ditandatangani oleh Ketua Bawaslu

Kabupaten Tegal Ikbal Faizal, M.Pd. dan Rektor IBN Tegal

yaitu Drs. H. Badrodin, MSI. Di sela-sela kegiatan tersebut

juga ada penampilan drama yang berjudul “Kampanye” dan

musikalisasi puisi dengan judul “Negeriku” oleh Teater

Cebong.

Mahasiswa di berbagai negara mengambil peran

penting dalam sejarah suatu negara, di mana mereka

memiliki peran dan fungsi yang sangat berarti sebagai:

Social control, yaitu mahasiswa mampu untuk mencegah

penyimpangan sosial serta mengajak dan mengarahkan

masyarakat untuk berperilaku dan bersikap sesuai norma

dan nilai yang berlaku. Dengan adanya kontrol sosial yang

baik diharapkan mampu meluruskan anggota masyarakat

yang berperilaku menyimpang; Agent of change, sebagai

salah satu fungsi mahasiswa untuk senantiasa

menyuarakan pendapat, mencurahkan pemikiran dan

gagasan-gagasan br i l ian yang mampu

mendongkrak konsep pemikiran yang tidak lagi

relevan dengan kondisi yang sedang terjadi;

Director Of Change, yaitu mahasiswa dengan

keberhasi lannya mempelopor i gerakan

perubahan bagi lingkungan dan selanjutnya

tetap harus menjaga kestabilan perubahan

tersebut maka tidak lantas melepas perubahan

yang telah terjadi. Mahasiswa harus mampu

mengarahkan perubahan yang didapat menuju

implementasi dari rencana yang telah dipetakan

sebelumnya sehingga impian-impian yang telah

disusun dan dituntut dapat dicapai dan

d i rasakan dalam rangka meningkatkan

kesejahteraan rakyat. Mahasiswa sebagai

elemen masyarakat dirasa mampu bersama-

sama ikut serta dan berpartisipasi aktif dalam

mensosialisasikan pendidikan politik kepada

masyarakat.

Selain penyampaian materi dan diskusi

dalam kegiatan tersebut, juga dilakukan

kerjasama antara Bawaslu Kabupaten Tegal

dengan IBN Tegal dalam bentuk nota kesepahaman. Isi dari

Nota Kesepahaman yang dijalin antara kedua pihak

bertujuan untuk mengadakan kerja sama awal di bidang

pengawasan pemilu dengan memanfaatkan sumber daya

yang dimiliki para pihak demi kemajuan bersama. Ruang

lingkup dalam Nota Kesepahaman ini mencakup tentang:

a. Pelaksanaan pencegahan terhadap pelanggaran

Pemilu; b. Pelaksanaan pengawasan terhadap tahapan-

tahapan Pemilu; c. Peningkatan dan pengembangan

sumber daya manusia tentang pengetahuan Pemilu; dan

d. Penyelenggaraan kampus pengawasan sebagai agen

pengawasan partisipatif Pemilu.

Kegiatan sosialisasi pengawasan partisipatif dan

nota kesepahaman bersama Institut Agama Islam Bakti

Negara Tegal tersebut diharapkan mampu secara efektif

meningkatkan pendidikan politik kepada masyarakat

Kabupaten Tegal secara khusus untuk aktif bersama-sama

mengawal demokrasi sesuai harapan bangsa dan sesuai

dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Sabtu 30 November 2019, Bawaslu Kabupaten

Tegal kembali melaksanakan serangkaian kegiatan

karnaval dan pagelaran budaya di Desa Penusupan

Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal. Kegiatan ini,

merupakan kali kedua dimana sebelumnya dilaksanakan

pada bulan April di Desa Bojong Kecamatan Bojong

Kabupaten Tegal.

Acara yang di laksanakan mulai dari siang hingga

malam hari, pada siang hari pukul 14.00 WIB dimulai

dengan karnaval Budaya mengelilingi Desa Penusupan

dimana pada kesempatan itu Bawaslu Kabupaten Tegal

sekaligus melakukan sosialisasi pengawasan partisipatif

melalui papan yang bertuliskan stop politik uang, stop

ujaran kebencian, stop berita bohong atau hoax, stop

politik SARA. Kegiatan karnaval budaya yang dihadiri oleh

Ketua dan Anggota Bawaslu Kabupaten Tegal serta jajaran

sekretariat Bawaslu Kabupaten Tegal berjalan dengan

lancar dimana pada kesempatan itu pula seluruh

masyarakat Desa Penusupan tumpah ruah di sepanjang

jalan untuk menyaksikan karnaval.

Antusias yang luar biasa ditunjukkan oleh warga

Desa Penusupan untuk menyaksikan karnaval yang begitu

menarik. Pelepasan Karnaval budaya dilakukan oleh

Bapak Ikbal Faizal, M.Pd. selaku Ketua Bawaslu

Kabupaten Tegal. Acara karnaval budaya menampilkan

berbagai kesenian yang ada di Kabupaten Tegal

diantaranya drumband, barongsai, calung, batik carnival,

hadroh dan rebana, iring-iringan peragawan dan

peragawati batik. Bawaslu Kabupaten Tegal juga ikut

bagian dalam karnaval budaya dengan membawa pesan-

pesan bertuliskan stop politik uang, stop politik SARA, stop

hoax, stop ujaran kebencian dan mengajak untuk

berdemokrasi yang santun.

Malam hari, disusul dengan kegiatan pagelaran

budaya yang dimulai pada pukul 19.00 WIB. dimeriahkan

oleh penampilan tari sufi, band musik lokal, pemutaran film

sintren milenial, serta musik dangdut. Acara berlangsung

meriah dan suasana pecah pada malam itu. Ribuan

masyarakat Desa Penusupan begitu antusias untuk

menyaksikan suguhan demi suguhan penampilan yang

ditampilkan oleh para bintang tamu pada malam itu.

“Bawaslu Kabupaten Tegal melaksanakan kegiatan

pagelaran budaya dan karnaval bertujuan untuk

melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar Desa

Penusupan Kecamatan Pangkah untuk mendukung kerja

Bawaslu dalam melaksanakan pengawasan, pencegahan

dan penindakan yaitu melalui pengawasan partisipatif.”

Ujar Ketua Bawaslu Kabupaten Tegal Ikbal Faizal, M.Pd

dalam sambutannya.

K e t u a B a w a s l u K a b u p a t e n Te g a l , j u g a

memperkenalkan Anggota Bawaslu Kabupaten Tegal

kepada pengunjung acara gelar budaya dimulai dari

Harpendi Dwi Pratiwi, S.I.Kom selaku Koordinator Divisi

Hukum, Data dan Informasi; Sri Anjarwati, M.Kom.

Koordinator Divisi Pengawasan, Hubungan Antar

Lembaga dan Hubungan Masyarakat; Istibsaroh, S.E

selaku Koordinator Divisi SDM dan Organisasi; serta

Buhori Muslim, S.Pd.I selaku Koordinator Divisi

Penyelesaian Sengketa. Acara tersebut juga dihadiri oleh

ketua Bawaslu Kabupaten Pemalang dan Anggota

Bawaslu Kabupaten Brebes. Ketua dan Anggota Bawaslu

Kabupaten Tegal yang pada malam pagelaran budaya

menggunakan baju batik lurik yang mengartikan akan

kepedulian dan kecintaan kepada budaya batik sebagai

budaya Indonesia dan menunjukan arti penting

kebersamaan dan soliditas dalam melaksakan kerja untuk

mengawal penyelenggaraan Pemilu yang lebih baik lagi.

Arahan dan sambutan disampaikan pula oleh

Kapolsek Pangkah, beliau menyambut baik niat baik

Bawaslu Kabupaten Tegal dengan mengadakan kegiatan

gelar budaya seperti ini. Serta antusias warga sekitar Desa

Penusupan yang tinggi, hal ini dilihat dengan banyaknya

jumlah pengunjung yg hadir pada malam ini, tutur beliau

"Masyarakat yang hadir dapat menjaga kondusifitas dalam

keseluruhan acara malam ini tanpa ada kericuhan, dan

ciptakan pagelaran budaya ini dengan tentram lancar.

KARNAVAL DAN PAGELARAN BUDAYA, PECAH !

WANDI PRAYOGI, S.H.Staf Pelaksana Teknis Div. Pengawasan

Bawaslu Kabupaten Tegal

KHAEROZIYAH ULFA, S.H.Staf Analis Hukum Div. Penyelesaian Sengketa

Bawaslu Kabupaten Tegal

SOROTAN

Page 18: Buletin - tegalkab.bawaslu.go.id(motivator) pada saat acara peningkatan kapasitas aparatur pengawasan Bawaslu Kabupaten Tegal sebulan yang lalu. Sepintas hanya kalimat sederhana yang

18 BULETINKABUPATEN TEGAL 19EDISI 2 / 2019

MEMBUMIKAN GERAKAN PENGAWASAN PEMILU PARTISIPATIF

SENGKETA PROSES PEMILUBukan Pelanggaran Pemilu

SENGKETA PROSES PEMILUAlternative Dispute Resolutions Sebagai Prinsip Mencari KeadilanBagi Peserta Pemilu

ASTO MUGIONO PAMUNGKAS, S.Sy.Staf Pelaksana Teknis Div. Penindakan PelanggaranBawaslu Kabupaten Tegal

ndang-Undang Nomor 7 tahun 2017 Tentang

UP e m i l i h a n U m u m s e b a g a i d a s a r

penyelenggaraan Pemilu tahun 2019, secara

eksplisit menyebutkan sengketa Pemilu bersandingan

dengan pelanggaran Pemilu yang tugas, wewenang

dan kewajibannya diamanatkan kepada Bawaslu pada

pasal 93 huruf (b) dan huruf (g) angka 2, pasal 94 ayat

(1) dan ayat (3), pasal 95 huruf (d) dan huruf (g)

mengenai pencegahan dan penindakannya serta

mengawasi pelaksanaan putusan/keputusan

pengadilan mengenai sengketa proses Pemilu. Di

dalamnya juga mengatur mekanisme dalam melakukan

penindakan perkara sengketa proses Pemilu, namun

tidak secara detil mengatur teknis atau tata cara

penyelesaian sengketa proses Pemilu sehingga perlu

adanya peraturan yang mengatur secara khusus.

Dalam ketentuan Pasal 469 ayat (4) disebutkan bahwa

“Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara

penyelesaian sengketa proses Pemilu diatur dalam

Peraturan Bawaslu”. Untuk melaksanakan ketentuan

tersebut, pada Tanggal 19 Desember 2017 telah

ditetapkan sekaligus diundangkannya Peraturan

Badan Pengawas Pemilihan Umum (Perbawaslu)

Nomor 18 Tahun 2017 Tentang Tata Cara Penyelesaian

Sengketa Proses Pemilihan Umum.

Mengacu pada Peraturan Komisi Pemilihan

Umum (PKPU) Nomor 5 Tahun 2018 Tentang

Perubahan Atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum

Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Tahapan, Program dan

Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Umum Tahun

2019 diawali dengan tahapan Perencanaan Program

dan Anggaran pada Agustus 2017 dan berakhir pada

tahapan Penetapan Hasil Pemilu pacsa Putusan

Mahkamah Konstitusi sampai dengan 23 September

2019 serta Sumpah Janji Pelantikan Presiden dan

Wakil Presiden pada 20 Oktober 2019. Seiring

berjalannya tahapan Pemilu, sejak Tahun 2017 hingga

Tahun 2019 Perbawaslu Nomor 18 Tahun 2017 Tentang

Tata Cara Penyelesaian Sengketa Proses Pemilihan

Umum secara global telah mengalami 3 (tiga) kali

perubahan, yaitu 2 (dua) kali pada tahun 2018 dan 1

(satu) kali pada tahun 2019 yang bertujuan untuk

meningkatkan efektivitas penyelesaian sengketa

proses Pemilihan Umum, melaksanakan perintah

putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 31/PUU-

XVI/2018 tertanggal 23 Juli 2018, dan untuk memenuhi

perkembangan dan kebutuhan hukum dalam

penyelesaian sengketa yang terjadi antar peserta

pemilihan umum.

Beberapa tahapan dalam penyelenggaraan

Pemilu sangat memungkinkan peserta Pemilu

mengajukan sengketa kepada Bawaslu seperti pada

tahapan Penetapan Partai Politik Peserta Pemilu;

Penetapan Pencalonan Anggota DPR, DPD dan DPRD

serta Pencalonan Presiden dan Wakil Presiden; dan

tahapan lainya atas dikeluarkannya berita acara

dan/atau surat keputusan oleh KPU.

Melihat dari objek terjadinya sengketa proses

Pemilu, maka sengketa proses Pemilu dikelompokkan

menjadi 2 (dua) jenis: pertama, sengketa yang terjadi

awaslu Kabupaten Tegal merupakan sebuah

Blembaga yang di dalamnya terdiri dari anggota

(komisioner) dan jajaran kesekretariatan,

keduanya merupakan satu kesatuan yang tidak bisa

dipisahkan. Hal ini bisa dilihat dalam kegiatan sehari-hari,

dimana dalam menjalankan roda kinerja kelembagaan,

baik antara anggota maupun jajaran kesekretariatan saling

bersinergi membentuk satu kesatuan. Dalam menjalankan

tugas dan fungsi kelembagaan, anggota mendapatkan

dukungan penuh dari jajaran kesekretariatan.

Jajaran kesekretariatan juga berperan penting dalam

memfasilitasi kegiatan yang menunjang kinerja anggota.

Secara umum, fasilitasi kegiatan yang dimaksud, misalnya

seperti kegiatan pengawasan tahapan, penerimaan

laporan dugaan pelanggaran, penanganan dugaan

pelanggaran, penyusunan laporan, pelaksanaan kegiatan

pembentukan desa anti politi uang dan pembentukan desa

pengawasan, pelaksanaan kegiatan gelar budaya, dan

seluruh kegiatan yang direncanakan oleh anggota

Bawaslu Kabupaten Tegal. Tanpa adanya peran jajaran

kesekretariatan, anggota Bawaslu Kabupaten Tegal tidak

bisa menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik. Selain

itu, jajaran kesekretariatan Bawaslu Kabupaten Tegal juga

membutuhkan peranan penting anggota, ketika jajaran

kesekretariatan mengalami kesulitan dalam meminta

laporan pertanggungjawaban keuangan jajaran Panwaslu

Kecamatan, anggota Bawaslu Kabupaten Tegal langsung

turun tangan, untuk melakukan pembinaan dan supervisi

kepada jajaran Panwaslu Kecamatan sehingga dapat

segera menyelesaikan pertanggungjawaban keuangan.

Kegiatan-kegiatan Bawaslu Kabupaten Tegal, seperti rapat

koordinasi, bimbingan teknis, sosialisasi pengawasan

Pemilu partisipatif dan kegiatan-kegiatan lainnya

difasilitasi oleh jajaran kesekretariatan mulai dari

perencanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan hingga

evaluasi kegiatan. Dalam konteks kegiatan sosialisasi

pengawasan Pemilu partisipatif, selama tahun anggaran

2019 Bawaslu Kabupaten Tegal telah melaksanakan 7

(tujuh) kegiatan sosialisasi pengawasan Pemilu partisipatif

kepada kelompok sasaran, 2 (dua) kegiatan gelar budaya,

pembentukan 3 (tiga) desa pengawasan, dan 3 (tiga) desa

anti politik uang. Sinergi antara anggota dan jajaran

kesekretariatan Bawaslu Kabupaten Tegal, merupakan

sebuah hal yang sangat fundamental untuk mewujudkan

dan menyukseskan visi kelembagaan Bawaslu Kabupaten

Tegal. (Istibsaroh)

OPINI

Bukan Pelanggaran Pemilu

FOKUS

BAWASLU KABUPATEN TEGAL

SINERGI ANTARA ANGGOTA DAN JAJARAN KESEKRETARIATAN

Page 19: Buletin - tegalkab.bawaslu.go.id(motivator) pada saat acara peningkatan kapasitas aparatur pengawasan Bawaslu Kabupaten Tegal sebulan yang lalu. Sepintas hanya kalimat sederhana yang

18 BULETINKABUPATEN TEGAL 19EDISI 2 / 2019

MEMBUMIKAN GERAKAN PENGAWASAN PEMILU PARTISIPATIF

SENGKETA PROSES PEMILUBukan Pelanggaran Pemilu

SENGKETA PROSES PEMILUAlternative Dispute Resolutions Sebagai Prinsip Mencari KeadilanBagi Peserta Pemilu

ASTO MUGIONO PAMUNGKAS, S.Sy.Staf Pelaksana Teknis Div. Penindakan PelanggaranBawaslu Kabupaten Tegal

ndang-Undang Nomor 7 tahun 2017 Tentang

UP e m i l i h a n U m u m s e b a g a i d a s a r

penyelenggaraan Pemilu tahun 2019, secara

eksplisit menyebutkan sengketa Pemilu bersandingan

dengan pelanggaran Pemilu yang tugas, wewenang

dan kewajibannya diamanatkan kepada Bawaslu pada

pasal 93 huruf (b) dan huruf (g) angka 2, pasal 94 ayat

(1) dan ayat (3), pasal 95 huruf (d) dan huruf (g)

mengenai pencegahan dan penindakannya serta

mengawasi pelaksanaan putusan/keputusan

pengadilan mengenai sengketa proses Pemilu. Di

dalamnya juga mengatur mekanisme dalam melakukan

penindakan perkara sengketa proses Pemilu, namun

tidak secara detil mengatur teknis atau tata cara

penyelesaian sengketa proses Pemilu sehingga perlu

adanya peraturan yang mengatur secara khusus.

Dalam ketentuan Pasal 469 ayat (4) disebutkan bahwa

“Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara

penyelesaian sengketa proses Pemilu diatur dalam

Peraturan Bawaslu”. Untuk melaksanakan ketentuan

tersebut, pada Tanggal 19 Desember 2017 telah

ditetapkan sekaligus diundangkannya Peraturan

Badan Pengawas Pemilihan Umum (Perbawaslu)

Nomor 18 Tahun 2017 Tentang Tata Cara Penyelesaian

Sengketa Proses Pemilihan Umum.

Mengacu pada Peraturan Komisi Pemilihan

Umum (PKPU) Nomor 5 Tahun 2018 Tentang

Perubahan Atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum

Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Tahapan, Program dan

Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Umum Tahun

2019 diawali dengan tahapan Perencanaan Program

dan Anggaran pada Agustus 2017 dan berakhir pada

tahapan Penetapan Hasil Pemilu pacsa Putusan

Mahkamah Konstitusi sampai dengan 23 September

2019 serta Sumpah Janji Pelantikan Presiden dan

Wakil Presiden pada 20 Oktober 2019. Seiring

berjalannya tahapan Pemilu, sejak Tahun 2017 hingga

Tahun 2019 Perbawaslu Nomor 18 Tahun 2017 Tentang

Tata Cara Penyelesaian Sengketa Proses Pemilihan

Umum secara global telah mengalami 3 (tiga) kali

perubahan, yaitu 2 (dua) kali pada tahun 2018 dan 1

(satu) kali pada tahun 2019 yang bertujuan untuk

meningkatkan efektivitas penyelesaian sengketa

proses Pemilihan Umum, melaksanakan perintah

putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 31/PUU-

XVI/2018 tertanggal 23 Juli 2018, dan untuk memenuhi

perkembangan dan kebutuhan hukum dalam

penyelesaian sengketa yang terjadi antar peserta

pemilihan umum.

Beberapa tahapan dalam penyelenggaraan

Pemilu sangat memungkinkan peserta Pemilu

mengajukan sengketa kepada Bawaslu seperti pada

tahapan Penetapan Partai Politik Peserta Pemilu;

Penetapan Pencalonan Anggota DPR, DPD dan DPRD

serta Pencalonan Presiden dan Wakil Presiden; dan

tahapan lainya atas dikeluarkannya berita acara

dan/atau surat keputusan oleh KPU.

Melihat dari objek terjadinya sengketa proses

Pemilu, maka sengketa proses Pemilu dikelompokkan

menjadi 2 (dua) jenis: pertama, sengketa yang terjadi

awaslu Kabupaten Tegal merupakan sebuah

Blembaga yang di dalamnya terdiri dari anggota

(komisioner) dan jajaran kesekretariatan,

keduanya merupakan satu kesatuan yang tidak bisa

dipisahkan. Hal ini bisa dilihat dalam kegiatan sehari-hari,

dimana dalam menjalankan roda kinerja kelembagaan,

baik antara anggota maupun jajaran kesekretariatan saling

bersinergi membentuk satu kesatuan. Dalam menjalankan

tugas dan fungsi kelembagaan, anggota mendapatkan

dukungan penuh dari jajaran kesekretariatan.

Jajaran kesekretariatan juga berperan penting dalam

memfasilitasi kegiatan yang menunjang kinerja anggota.

Secara umum, fasilitasi kegiatan yang dimaksud, misalnya

seperti kegiatan pengawasan tahapan, penerimaan

laporan dugaan pelanggaran, penanganan dugaan

pelanggaran, penyusunan laporan, pelaksanaan kegiatan

pembentukan desa anti politi uang dan pembentukan desa

pengawasan, pelaksanaan kegiatan gelar budaya, dan

seluruh kegiatan yang direncanakan oleh anggota

Bawaslu Kabupaten Tegal. Tanpa adanya peran jajaran

kesekretariatan, anggota Bawaslu Kabupaten Tegal tidak

bisa menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik. Selain

itu, jajaran kesekretariatan Bawaslu Kabupaten Tegal juga

membutuhkan peranan penting anggota, ketika jajaran

kesekretariatan mengalami kesulitan dalam meminta

laporan pertanggungjawaban keuangan jajaran Panwaslu

Kecamatan, anggota Bawaslu Kabupaten Tegal langsung

turun tangan, untuk melakukan pembinaan dan supervisi

kepada jajaran Panwaslu Kecamatan sehingga dapat

segera menyelesaikan pertanggungjawaban keuangan.

Kegiatan-kegiatan Bawaslu Kabupaten Tegal, seperti rapat

koordinasi, bimbingan teknis, sosialisasi pengawasan

Pemilu partisipatif dan kegiatan-kegiatan lainnya

difasilitasi oleh jajaran kesekretariatan mulai dari

perencanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan hingga

evaluasi kegiatan. Dalam konteks kegiatan sosialisasi

pengawasan Pemilu partisipatif, selama tahun anggaran

2019 Bawaslu Kabupaten Tegal telah melaksanakan 7

(tujuh) kegiatan sosialisasi pengawasan Pemilu partisipatif

kepada kelompok sasaran, 2 (dua) kegiatan gelar budaya,

pembentukan 3 (tiga) desa pengawasan, dan 3 (tiga) desa

anti politik uang. Sinergi antara anggota dan jajaran

kesekretariatan Bawaslu Kabupaten Tegal, merupakan

sebuah hal yang sangat fundamental untuk mewujudkan

dan menyukseskan visi kelembagaan Bawaslu Kabupaten

Tegal. (Istibsaroh)

OPINI

Bukan Pelanggaran Pemilu

FOKUS

BAWASLU KABUPATEN TEGAL

SINERGI ANTARA ANGGOTA DAN JAJARAN KESEKRETARIATAN

Page 20: Buletin - tegalkab.bawaslu.go.id(motivator) pada saat acara peningkatan kapasitas aparatur pengawasan Bawaslu Kabupaten Tegal sebulan yang lalu. Sepintas hanya kalimat sederhana yang

20 BULETINKABUPATEN TEGAL 21EDISI 2 / 2019

MEMBUMIKAN GERAKAN PENGAWASAN PEMILU PARTISIPATIF

antarpeserta Pemilu, dimana objek

sengketa yang timbul adalah suatu

keadaan atau situasi dan kondisi

yang mengakibatkan salah satu atau

beberapa peserta Pemilu merasa

dirugikan atas tindakan peserta

Pemilu lainnya. Hal ini biasanya

terjadi pada tahapan kampanye;

kedua, sengketa yang terjadi antara

p e s e r t a P e m i l u d e n g a n

penyelenggara Pemi lu, ob jek

sengketanya adalah keputusan

KPU, keputusan KPU Provinsi, dan

keputusan KPU Kabupaten/Kota.

Biasanya terjadi karena peserta

Pemilu merasa haknya dirugikan

o l e h K P U a t a s d i b u a t d a n

diterbitkannya berita acara atau surat

keputusan yang mengatur tentang

tata cara, prosedur dan ketentuan-

ketentuan dalam penyelenggaraan

Pemilu ataupun hasil dari penerapan

peraturan yang berlaku dalam

Pemilu. Disebutkan pada Pasal 467

ayat (1) Undang-Undang Nomor 7

Tahun 2017, dan dijelaskan dalam

pasal 4 ayat (1) dan ayat (2)

Perbawaslu Nomor 5 Tahun 2019,

bahwa sengketa proses Pemilu

terjadi karena hak Peserta Pemilu

yang dirugikan secara langsung oleh

tindakan Peserta Pemilu lain, atau

hak Peserta Pemilu yang dirugikan

secara langsung oleh tindakan KPU,

K P U P r o v i n s i , a t a u K P U

Kabupaten/Kota sebagai akibat

dikeluarkannya keputusan KPU,

keputusan KPU Provinsi, atau

keputusan KPU Kabupaten/Kota

berupa surat keputusan dan/atau

berita acara.

N a m u n d e m i k i a n a d a

beberapa keputusan KPU yang tidak

b isa d i jad ikan sebagai ob jek

sengketa proses Pemilu sesuai

dengan ketentuan pasal 4A ayat (1)

Perbawaslu Nomor 5 Tahun 2019,

antara lain: surat keputusan atau

berita acara KPU, KPU Provinsi dan

K P U K a b u p a t e n / K o t a y a n g

merupakan tindak lanjut dari Putusan

Pelanggaran Administratif Pemilu

a t a u P u t u s a n P e n y e l e s a i a n

Sengketa Proses Pemilu oleh

Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau

Bawaslu Kabupaten/Kota; surat

keputusan atau berita acara KPU,

K P U P r o v i n s i d a n K P U

Kabupaten/Kota yang merupakan

tindak lanjut dari penanganan Sentra

Penegakan Hukum Terpadu (Sentra

Gakkumdu) atau putusan pengadilan

terkait Tindak Pidana Pemilu yang

telah memperoleh kekuatan hukum

yang tetap; atau, surat keputusan

atau berita acara KPU, KPU Provinsi

dan KPU Kabupaten/Kota yang

merupakan hasil penghitungan

s u a r a , r e k a p i t u l a s i h a s i l

penghitungan suara, dan penetapan

hasil Pemilu.

P e r m o h o n a n d a l a m

pengajuan sengketa proses Pemilu

dapat dilakukan oleh Partai Politik

Calon Peserta Pemilu yang telah

mendaftarkan diri sebagai Peserta

Pemilu di KPU, Partai Politik Peserta

Pemilu, Bakal Calon Anggota DPR

dan DPRD yang telah mendaftarkan

diri kepada KPU, Calon Anggota

DPR dan DPRD yang tercantum

dalam Daftar Calon Tetap, Bakal

Calon Anggota DPD yang telah

mendaftarkan diri kepada KPU,

C a l o n A n g g o t a D P D , B a k a l

Pasangan Calon dan Pasangan

Calon.

Dalam hal surat keputusan

atau berita acara KPU, KPU Provinsi

dan KPU Kabupaten/Kota yang

merupakan hasil penghitungan

s u a r a , r e k a p i t u l a s i h a s i l

penghitungan suara, dan penetapan

hasil Pemilu, dalam permohonan

atau pengajuannya tidak lagi ke

Bawaslu namun diatur secara

k h u s u s m e l a l u i M a h k a m a h

Konsti tusi Republik Indonesia

(MKRI) karena bukan merupakan

sengketa proses Pemilu melainkan

sebagai sengketa hasil Pemilu yang

disebut Perselisihan Hasil Pemilihan

Umum (PHPU). Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 2017 juga mengatur

tata cara penyelesaian perselisihan

hasil pemilihan umum (PHPU) pada

Pasal 473. Terkait tentang tahapan,

kegiatan, jadwal dan tata beracara

dalam perkara perselisihan hasil

Pemilihan Umum diatur secara

khusus dalam Peraturan Mahkamah

Konstitusi.

Mendasari sebab dan objek

terjadinya sengketa proses Pemilu

sesuai dengan ketentuan di atas,

maka sengketa proses Pemilu bukan

sebuah pelanggaran pemilu, dimana

pelanggaran pemilu dikelompokkan

menjadi tiga jenis yaitu Pelanggaran

Kode Etik Penyelenggara Pemilu,

Pelanggaran Administratif Pemilu,

Pelanggaran Pidanan Pemilu.

Adapun pelanggaran terhadap

peraturan dan perundang-undangan

lain sebagai akibat yang timbul dari

proses penyelenggaraan pemilu,

Bawaslu melakukan kajian dan

merekomendasikan kepada instansi

terkait untuk dilakukan upaya hukum

sesuai dengan peraturan dan

perundangan yang berlaku.

Penindakan terhadap perkara

sengketa proses Pemilu di Bawaslu

d i l a k u k a n d e n g a n 2 ( d u a )

mekanisme penyelesaian yaitu

proses mediasi dan adjudikasi

seperti yang disebutkan pada pasal

94 Undang-Undang Nomor 7 Tahun

2017 Tentang Pemilihan Umum, dan

dijelaskan dalam pasal 468 ayat (3)

dan (4) berbunyi: (3) “Bawaslu,

B a w a s l u P r o v i n s i , B a w a s l u

K a b u p a t e n / K o t a m e l a k u k a n

penyelesaian sengketa proses Pemilu

melalui tahapan: a. menerima dan

mengkaji permohonan penyelesaian

sengketa proses Pemilu; dan b.

m e m p e r t e m u k a n p i h a k y a n g

b e r s e n g k e t a u n t u k m e n c a p a i

kesepakatan melalui mediasi atau

musyawarah dan mufakat”. (4) “Dalam

hal tidak tercapai kesepakatan antara

pihak yang bersengketa sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) huruf b,

Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu

Kabupaten/Kota menyelesaikan

sengketa proses Pemilu melalui

adjudikasi”.

Putusan Bawaslu mengenai

penyelesaian sengketa proses Pemilu

merupakan putusan yang bersifat final

dan mengikat, kecual i putusan

terhadap sengketa proses Pemilu yang

berkaitan dengan: Verifikasi Partai

Politik Peserta Pemilu; Penetapan

daftar calon tetap anggota DPR, DPD,

D P R D P r o v i n s i , d a n D P R D

Kabupaten/Kota; dan Penetapan

Pasangan Calon. J ika putusan

Bawaslu tidak diterima oleh para pihak,

maka para pihak dapat mengajukan

upaya hukum kepada Pengadilan Tata

Usaha Negara (PTUN).

Penyelesaian sengketa proses

Pemilu di PTUN meliputi sengketa

yang timbul dalam bidang tata usaha

negara Pemilu antara calon anggota

DPR, DPD, DPRD Provinsi, DPRD

Kabupaten/Kota, atau partai politik

calon peserta Pemilu, atau bakal

pasangan calon dengan KPU, KPU

Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota

sebagai ak ibat d ike luarkannya

keputusan KPU, keputusan KPU

Prov ins i , dan kepu tusan KPU

Kabupaten/Kota, yaitu sengketa yang

timbul antara: KPU dan partai politik

calon Peserta Pemilu yang tidak lolos

v e r i fi k a s i s e b a g a i a k i b a t

dikeluarkannya keputusan KPU

tentang penetapan Partai Politik

Peserta Pemilu; KPU dan pasangan

calon yang tidak lolos verifikasi

sebagai ak ibat d ike luarkannya

Keputusan KPU tentang penetapan

pasangan calon; dan KPU, KPU

Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota

dengan calon anggota DPR, DPD,

D P R D P r o v i n s i , d a n D P R D

Kabupaten/Kota yang dicoret dari

daftar calon tetap sebagai akibat

dikeluarkannya keputusan KPU

tentang penetapan Daftar Calon Tetap.

Pemilu adalah sarana dalam

pengisian jabatan (publik) yang

kompetitif sehingga tidak jarang

menimbulkan perselisihan karena

karakter manusia selalu berkompetitif

d a n b e r p o t e n s i m e l a k u k a n

pelanggaran. Dalam penanganan

s e n g k e t a p r o s e s P e m i l u

m e m b u t u h k a n m e k a n i s m e

penyelesaian agar terwujud Pemilu

yang demokratis dan berintegritas.

Sengketa proses Pemi lu yang

disebabkan oleh faktor-faktor yang

telah disebutkan di atas, dirasa akan

menimbulkan banyak efek negatif

seperti adanya rasa tidak puas,

k e c e w a d a n f r u s t a s i j i k a

penyelesaiannya memalui pengadilan

karena sistem yang melekat pada

pengadilan cenderung merugikan

d a l a m s e g i w a k t u , b i a y a ,

mempermasalahkan masa lalu dan

bukan penyelesaian masa depan,

c e n d e r u n g m e m b u a t o r a n g

bermusuhan, dan melumpuhkan para

pihak (paralyzes people) (Dr. Umbu

Rauta, S.H., M.Hum.) sehingga perlu

adanya prinsip penyelesaian yang

tepat yai tu Alternat ive Dispute

Resolutions (ADR).

ADR merupakan serangkaian

praktek dan teknik hukum yang

di tu jukan untuk memungkinkan

s e n g k e t a - s e n g k e t a h u k u m

diselesaikan di luar pengadilan untuk

keuntungan atau kebaikan para pihak

yang bersengketa, mengurangi biaya

dan keterlambatan jika sengketa

tersebut diselesaikan melalui ligitasi

konvensional, dan mencegah agar

sengketa-sengketa hukum tidak

dibawa ke pengadilan. Perkembangan

ADR di Indonesia dilatarbelakangi

beberapa hal, pada realitanya berakar

dalam tradisi sosial budaya yang

mengedepankan penye lesa ian

perselisihan dengan cara musyawarah

(sila ke empat Pancasila), dan secara

formal dalam Undang-Undang Nomor

30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan

Alternatif Penyelesaian Sengketa.

Meskipun dalam jenis atau bentuk

penyelesaian sengketa yang ada pada

ADR dapat dilakukan dengan berbagai

mekanisme seperti negosiasi, good

offices, mediasi, konsiliasi, arbitrase,

summary jury trial, dan rent a judge,

namun dalam penyelesaian sengketa

proses Pemilu sesuai dengan amanat

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017

hanya dapat dilakukan dengan dua

cara yaitu mediasi dan adjudikasi di

Bawaslu.

Su

mb

er

: h

ttp

s://

ste

em

it.co

m/h

uku

m/@

ste

em

ram

Page 21: Buletin - tegalkab.bawaslu.go.id(motivator) pada saat acara peningkatan kapasitas aparatur pengawasan Bawaslu Kabupaten Tegal sebulan yang lalu. Sepintas hanya kalimat sederhana yang

20 BULETINKABUPATEN TEGAL 21EDISI 2 / 2019

MEMBUMIKAN GERAKAN PENGAWASAN PEMILU PARTISIPATIF

antarpeserta Pemilu, dimana objek

sengketa yang timbul adalah suatu

keadaan atau situasi dan kondisi

yang mengakibatkan salah satu atau

beberapa peserta Pemilu merasa

dirugikan atas tindakan peserta

Pemilu lainnya. Hal ini biasanya

terjadi pada tahapan kampanye;

kedua, sengketa yang terjadi antara

p e s e r t a P e m i l u d e n g a n

penyelenggara Pemi lu, ob jek

sengketanya adalah keputusan

KPU, keputusan KPU Provinsi, dan

keputusan KPU Kabupaten/Kota.

Biasanya terjadi karena peserta

Pemilu merasa haknya dirugikan

o l e h K P U a t a s d i b u a t d a n

diterbitkannya berita acara atau surat

keputusan yang mengatur tentang

tata cara, prosedur dan ketentuan-

ketentuan dalam penyelenggaraan

Pemilu ataupun hasil dari penerapan

peraturan yang berlaku dalam

Pemilu. Disebutkan pada Pasal 467

ayat (1) Undang-Undang Nomor 7

Tahun 2017, dan dijelaskan dalam

pasal 4 ayat (1) dan ayat (2)

Perbawaslu Nomor 5 Tahun 2019,

bahwa sengketa proses Pemilu

terjadi karena hak Peserta Pemilu

yang dirugikan secara langsung oleh

tindakan Peserta Pemilu lain, atau

hak Peserta Pemilu yang dirugikan

secara langsung oleh tindakan KPU,

K P U P r o v i n s i , a t a u K P U

Kabupaten/Kota sebagai akibat

dikeluarkannya keputusan KPU,

keputusan KPU Provinsi, atau

keputusan KPU Kabupaten/Kota

berupa surat keputusan dan/atau

berita acara.

N a m u n d e m i k i a n a d a

beberapa keputusan KPU yang tidak

b isa d i jad ikan sebagai ob jek

sengketa proses Pemilu sesuai

dengan ketentuan pasal 4A ayat (1)

Perbawaslu Nomor 5 Tahun 2019,

antara lain: surat keputusan atau

berita acara KPU, KPU Provinsi dan

K P U K a b u p a t e n / K o t a y a n g

merupakan tindak lanjut dari Putusan

Pelanggaran Administratif Pemilu

a t a u P u t u s a n P e n y e l e s a i a n

Sengketa Proses Pemilu oleh

Bawaslu, Bawaslu Provinsi, atau

Bawaslu Kabupaten/Kota; surat

keputusan atau berita acara KPU,

K P U P r o v i n s i d a n K P U

Kabupaten/Kota yang merupakan

tindak lanjut dari penanganan Sentra

Penegakan Hukum Terpadu (Sentra

Gakkumdu) atau putusan pengadilan

terkait Tindak Pidana Pemilu yang

telah memperoleh kekuatan hukum

yang tetap; atau, surat keputusan

atau berita acara KPU, KPU Provinsi

dan KPU Kabupaten/Kota yang

merupakan hasil penghitungan

s u a r a , r e k a p i t u l a s i h a s i l

penghitungan suara, dan penetapan

hasil Pemilu.

P e r m o h o n a n d a l a m

pengajuan sengketa proses Pemilu

dapat dilakukan oleh Partai Politik

Calon Peserta Pemilu yang telah

mendaftarkan diri sebagai Peserta

Pemilu di KPU, Partai Politik Peserta

Pemilu, Bakal Calon Anggota DPR

dan DPRD yang telah mendaftarkan

diri kepada KPU, Calon Anggota

DPR dan DPRD yang tercantum

dalam Daftar Calon Tetap, Bakal

Calon Anggota DPD yang telah

mendaftarkan diri kepada KPU,

C a l o n A n g g o t a D P D , B a k a l

Pasangan Calon dan Pasangan

Calon.

Dalam hal surat keputusan

atau berita acara KPU, KPU Provinsi

dan KPU Kabupaten/Kota yang

merupakan hasil penghitungan

s u a r a , r e k a p i t u l a s i h a s i l

penghitungan suara, dan penetapan

hasil Pemilu, dalam permohonan

atau pengajuannya tidak lagi ke

Bawaslu namun diatur secara

k h u s u s m e l a l u i M a h k a m a h

Konsti tusi Republik Indonesia

(MKRI) karena bukan merupakan

sengketa proses Pemilu melainkan

sebagai sengketa hasil Pemilu yang

disebut Perselisihan Hasil Pemilihan

Umum (PHPU). Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 2017 juga mengatur

tata cara penyelesaian perselisihan

hasil pemilihan umum (PHPU) pada

Pasal 473. Terkait tentang tahapan,

kegiatan, jadwal dan tata beracara

dalam perkara perselisihan hasil

Pemilihan Umum diatur secara

khusus dalam Peraturan Mahkamah

Konstitusi.

Mendasari sebab dan objek

terjadinya sengketa proses Pemilu

sesuai dengan ketentuan di atas,

maka sengketa proses Pemilu bukan

sebuah pelanggaran pemilu, dimana

pelanggaran pemilu dikelompokkan

menjadi tiga jenis yaitu Pelanggaran

Kode Etik Penyelenggara Pemilu,

Pelanggaran Administratif Pemilu,

Pelanggaran Pidanan Pemilu.

Adapun pelanggaran terhadap

peraturan dan perundang-undangan

lain sebagai akibat yang timbul dari

proses penyelenggaraan pemilu,

Bawaslu melakukan kajian dan

merekomendasikan kepada instansi

terkait untuk dilakukan upaya hukum

sesuai dengan peraturan dan

perundangan yang berlaku.

Penindakan terhadap perkara

sengketa proses Pemilu di Bawaslu

d i l a k u k a n d e n g a n 2 ( d u a )

mekanisme penyelesaian yaitu

proses mediasi dan adjudikasi

seperti yang disebutkan pada pasal

94 Undang-Undang Nomor 7 Tahun

2017 Tentang Pemilihan Umum, dan

dijelaskan dalam pasal 468 ayat (3)

dan (4) berbunyi: (3) “Bawaslu,

B a w a s l u P r o v i n s i , B a w a s l u

K a b u p a t e n / K o t a m e l a k u k a n

penyelesaian sengketa proses Pemilu

melalui tahapan: a. menerima dan

mengkaji permohonan penyelesaian

sengketa proses Pemilu; dan b.

m e m p e r t e m u k a n p i h a k y a n g

b e r s e n g k e t a u n t u k m e n c a p a i

kesepakatan melalui mediasi atau

musyawarah dan mufakat”. (4) “Dalam

hal tidak tercapai kesepakatan antara

pihak yang bersengketa sebagaimana

dimaksud pada ayat (3) huruf b,

Bawaslu, Bawaslu Provinsi, Bawaslu

Kabupaten/Kota menyelesaikan

sengketa proses Pemilu melalui

adjudikasi”.

Putusan Bawaslu mengenai

penyelesaian sengketa proses Pemilu

merupakan putusan yang bersifat final

dan mengikat, kecual i putusan

terhadap sengketa proses Pemilu yang

berkaitan dengan: Verifikasi Partai

Politik Peserta Pemilu; Penetapan

daftar calon tetap anggota DPR, DPD,

D P R D P r o v i n s i , d a n D P R D

Kabupaten/Kota; dan Penetapan

Pasangan Calon. J ika putusan

Bawaslu tidak diterima oleh para pihak,

maka para pihak dapat mengajukan

upaya hukum kepada Pengadilan Tata

Usaha Negara (PTUN).

Penyelesaian sengketa proses

Pemilu di PTUN meliputi sengketa

yang timbul dalam bidang tata usaha

negara Pemilu antara calon anggota

DPR, DPD, DPRD Provinsi, DPRD

Kabupaten/Kota, atau partai politik

calon peserta Pemilu, atau bakal

pasangan calon dengan KPU, KPU

Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota

sebagai ak ibat d ike luarkannya

keputusan KPU, keputusan KPU

Prov ins i , dan kepu tusan KPU

Kabupaten/Kota, yaitu sengketa yang

timbul antara: KPU dan partai politik

calon Peserta Pemilu yang tidak lolos

v e r i fi k a s i s e b a g a i a k i b a t

dikeluarkannya keputusan KPU

tentang penetapan Partai Politik

Peserta Pemilu; KPU dan pasangan

calon yang tidak lolos verifikasi

sebagai ak ibat d ike luarkannya

Keputusan KPU tentang penetapan

pasangan calon; dan KPU, KPU

Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota

dengan calon anggota DPR, DPD,

D P R D P r o v i n s i , d a n D P R D

Kabupaten/Kota yang dicoret dari

daftar calon tetap sebagai akibat

dikeluarkannya keputusan KPU

tentang penetapan Daftar Calon Tetap.

Pemilu adalah sarana dalam

pengisian jabatan (publik) yang

kompetitif sehingga tidak jarang

menimbulkan perselisihan karena

karakter manusia selalu berkompetitif

d a n b e r p o t e n s i m e l a k u k a n

pelanggaran. Dalam penanganan

s e n g k e t a p r o s e s P e m i l u

m e m b u t u h k a n m e k a n i s m e

penyelesaian agar terwujud Pemilu

yang demokratis dan berintegritas.

Sengketa proses Pemi lu yang

disebabkan oleh faktor-faktor yang

telah disebutkan di atas, dirasa akan

menimbulkan banyak efek negatif

seperti adanya rasa tidak puas,

k e c e w a d a n f r u s t a s i j i k a

penyelesaiannya memalui pengadilan

karena sistem yang melekat pada

pengadilan cenderung merugikan

d a l a m s e g i w a k t u , b i a y a ,

mempermasalahkan masa lalu dan

bukan penyelesaian masa depan,

c e n d e r u n g m e m b u a t o r a n g

bermusuhan, dan melumpuhkan para

pihak (paralyzes people) (Dr. Umbu

Rauta, S.H., M.Hum.) sehingga perlu

adanya prinsip penyelesaian yang

tepat yai tu Alternat ive Dispute

Resolutions (ADR).

ADR merupakan serangkaian

praktek dan teknik hukum yang

di tu jukan untuk memungkinkan

s e n g k e t a - s e n g k e t a h u k u m

diselesaikan di luar pengadilan untuk

keuntungan atau kebaikan para pihak

yang bersengketa, mengurangi biaya

dan keterlambatan jika sengketa

tersebut diselesaikan melalui ligitasi

konvensional, dan mencegah agar

sengketa-sengketa hukum tidak

dibawa ke pengadilan. Perkembangan

ADR di Indonesia dilatarbelakangi

beberapa hal, pada realitanya berakar

dalam tradisi sosial budaya yang

mengedepankan penye lesa ian

perselisihan dengan cara musyawarah

(sila ke empat Pancasila), dan secara

formal dalam Undang-Undang Nomor

30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan

Alternatif Penyelesaian Sengketa.

Meskipun dalam jenis atau bentuk

penyelesaian sengketa yang ada pada

ADR dapat dilakukan dengan berbagai

mekanisme seperti negosiasi, good

offices, mediasi, konsiliasi, arbitrase,

summary jury trial, dan rent a judge,

namun dalam penyelesaian sengketa

proses Pemilu sesuai dengan amanat

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017

hanya dapat dilakukan dengan dua

cara yaitu mediasi dan adjudikasi di

Bawaslu.

Su

mb

er

: h

ttp

s://

ste

em

it.co

m/h

uku

m/@

ste

em

ram

Page 22: Buletin - tegalkab.bawaslu.go.id(motivator) pada saat acara peningkatan kapasitas aparatur pengawasan Bawaslu Kabupaten Tegal sebulan yang lalu. Sepintas hanya kalimat sederhana yang

22 BULETINKABUPATEN TEGAL 23EDISI 2 / 2019

MEMBUMIKAN GERAKAN PENGAWASAN PEMILU PARTISIPATIF

awaslu Kabupaten Tegal merupakan lembaga pengawas Pemilu yang bersifat permanen, yang berada pada

Bstruktur paling bawah jajaran pengawas Pemilu. Salah satu tugas penting yang diamanatkan oleh Undang-

Undang kepada Bawaslu Kabupaten/Kota yaitu melakukan Pencegahan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7

Tahun 2017 Pasal 101 huruf (a) bahwa tugas Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten/Kota yaitu: a.

melakukan pencegahan dan penindakan di wilayah kabupaten/kota terhadap: 1. pelanggaran Pemilu; dan 2. sengketa

proses Pemilu. Terkait dengan tugas pencegahan yang harus dilaksanakan Bawaslu Kabupaten/Kota, diperjelas dalam

Pasal 102 ayat 1 yang menyebutkan bahwa “Dalam melakukan pencegahan pelanggaran Pemilu dan pencegahan

sengketa proses Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 101 huruf (a), Bawaslu Kabupaten/Kota bertugas: a).

mengidentifikasi dan memetakan potensi pelanggaran Pemilu di wilayah kabupaten/kota; b). menkoordinasikan,

menyupervisi, membimbing, memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan Pemilu di wilayah kabupaten/kota; c).

melakukan koordinasi dengan instansi pemerintah dan pemerintah daerah terkait; dan d). meningkatkan partisipasi

masyarakat dalam pengawasan Pemilu di wilayah kabupaten/kota.”

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, salah satu tugas yang harus dilakukan oleh Bawaslu Kabupaten Tegal

dalam melakukan pencegahan yaitu dengan meningkatkan partisipasi masyarakat, dalam pengawasan Pemilu di wilayah

Kabupaten Tegal. Posisinya yang berada pada jajaran struktur paling bawah, menjadikan Bawaslu Kabupaten Tegal lebih

dekat dengan masyarakat atau grass root. Karena kedekatan itulah, membuat peran Bawaslu Kabupaten Tegal sangat

strategis untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengawasan Pemilu.

Menurut Closky (1972) dalam International Encyclopedia of the Social Sciences memberikan definisi partisipasi politik

sebagai kegiatan-kegiatan sukarela dari warga masyarakat melalui yang mana mereka mengambil bagian dalam proses

pemilihan penguasa, dan secara langsung atau tidak langsung, dalam proses pembentukan kebijakan umum. Partisipasi

politik masyarakat merupakan wujud nyata kedaulatan rakyat dan merupakan suatu hal yang sangat fundamental dalam

proses demokrasi, khususnya dalam penyelenggaraan Pemilu. Salah satu misi penting Bawaslu Kabupaten/Kota dalam

konteks peningkatan partisipasi masyarakat yaitu mendorong gerakan pengawasan Pemilu partisipatif berbasis

masyarakat sipil.

Gerakan Pengawas Pemilu Partisipatif adalah sebuah gerakan pengawalan Pemilu oleh masyarakat di seluruh

Indonesia. Gerakan ini merupakan terobosan dan penerjemahan paritisipasi masyarakat yang dilakukan oleh Bawaslu.

Gerakan ini hendak mentransformasikan gerakan moral menjadi gerakan sosial di masyarakat dalam mengawal Pemilu.

Pengawalan Pemilu merupakan kewajiban semua pihak. Namun pada tataran implementasinya, kekuatan masyarakat

yang tidak terlembaga akan mengalami beberapa kesulitan untuk mengawali langkah tersebut. Ketika masyarakat akan

melangkah pada tataran partisipasinya melalui pengawasan, maka dibutuhkan pengetahuan dan keahlian atau

keterampilan tentang kePemiluan, jenis-jenis pelanggaran Pemilu, dan bagaimana cara mengawasinya. Karena itu,

gerakan ini di desain untuk menciptakan relawan yang memiliki pengetahuan yang memadai tentang kepemiluan dan

keterampilan teknis pengawasan (Bawaslu RI, 2017).

Sebagai upaya nyata Bawaslu Kabupaten Tegal dalam mengajak masyarakat untuk melakukan pengawasan Pemilu, perlu

adanya sosialisasi dan pendidikan politik kepada masyarakat melalui berbagai pendekatan. Proses internalisasi nilai-nilai

pengawasan Pemilu kepada masyarkat menjadi hal yang sangat fundamental untuk dilakukan. Namun demikian, dalam

melakukan proses tersebut, Bawaslu Kabupaten Tegal dihadapkan pada sebuah realitas dimana kondisi sosial dan politik

masyarakat Kabupaten Tegal yang cukup apatis dan pragmatis. Untuk itu, perlu adanya “Sebuah Jalan Ketiga” untuk

melakukan sosialisasi pengawasan Pemilu partisipatif masyarakat supaya dapat mengenal nilai-nilai pengawasan Pemilu.

Pagelaran Budaya Sebagai Sebuah Jalan Ketiga

Sosialisasi dan pendidikan politik untuk meningkatkan partisipasi politik masyarakat adalah sebuah keniscayaan

bagi penyelenggara Pemilu. Sejatinya, partisipasi politik masyarakat merupakan suatu hak yang dimiliki oleh setiap Warga

Negara yang mempunyai hak pilih, yang tergerak hatinya dan secara sadar serta tanpa paksaaan dalam ikut serta pada

kontestasi Pemilu. Namun demikian, metode sosialisasi dan pendidikan politik yang dilakukan saat ini dirasa belum

maksimal dalam meningkatkan partsipasi politik masyarakat. Kegiatan seminar, diskusi, rapat koordinasi tidak dapat

menjangkau masyarakat luas, karena hanya terbatas pada kalangan yang diundang saja. Selain itu, masayarakat tidak

melakukan hal tersebut dengan penuh kesadaran, mayoritas datang karena ada undangan resmi dari penyelenggara

Pemilu. Melihat kondisi tersebut Bawaslu Kabupaten Tegal meramu sebuah konsep dengan menyuguhkan kegiatan

Karnaval dan Pagelaran Budaya sebagai “Sebuah Jalan Ketiga” dalam melakukan sosialisasi pengawasan Pemilu

partipatif.

Pada kegiatan Karnaval Budaya Bawaslu Kabupaten Tegal, siang hingga sore hari disuguhkan berbagai macam

penampilan, ada akrobat marching band, atraksi Barongsai, alunan angklung, peragawan dan peragawati berkostum batik

nan menarik, suara pecah tabuhan rebana, dan juga ada iring-iringan barisan sahabat Bawaslu Kabupaten Tegal yang

membawa pesan nilai-nilai pengawasan Pemilu menggunakan media papan yang bertuliskan tolak politik uang, stop ujaran

kebencian dan lain sebagainya. Iring-iringan Karnaval Budaya Bawaslu Kabupaten Tegal mampu menarik dan menyihir

masayarakat Desa Penusupan kala itu, yang semuanya tumpah ruah di sepanjang jalan desa untuk menyaksikan berbagai

macam suguhan dari Bawaslu Kabupaten Tegal. Tak berhenti sampai disitu, malam harinya masih ada kegiatan Pagelaran

Budaya Bawaslu Kabupaten Tegal. Pada kesempatan itu disuguhkan juga penampilan menarik dari grup band lokal desa

setempat, kolaborasi unik antara grup hadroh dan penari sufi, gerakan lincah penari tarian tradisioanal, dan goyangan

aduhai penyanyi dangdut. Kembali lagi, suguhan demi suguhan itu mampu menarik dan membuat masyarakat setempat

berbondong-bondong untuk menyaksikan pertunjukan demi pertunjukan yang disuguhkan, sehingga membuat suasana

pada malam itu pecah. Pada malam pagelaran budaya tersebut, tak lupa disampaikan pesan nilai-nilai pengawasan Pemilu

oleh komisioner Bawaslu Kabupaten Tegal kepada ribuan masayarakat Desa Penusupan.

Karnaval dan Pagelaran Budaya Bawaslu Kabupaten Tegal terbukti secara gemilang mampu menarik dan menyihir

masyarakat Desa Penusupan. Masyarakat dengan penuh kesadaran berbondong-bondong datang untuk menyaksikan

berbagai penampilan dan mendengarkan serta memperhatikan pesan nilai-nilai pengawasan Pemilu yang disampaikan

oleh Bawaslu Kabupaten Tegal. Ada tiga hal substansial yang dapat diharapkan melalui pendekatan budaya tersebut yaitu;

pertama, Bawaslu Kabupaten Tegal dapat lebih mendekatkan diri dan bisa menyentuh hati masyarakat secara langsung;

kedua, membangun dan menumbuhkan kesadaran politik masyarakat; ketiga, pesan nilai-nilai pengawasan Pemilu dapat

diterima oleh masyarakat. Secara umum, di tengah kondisi sosial dan politik masyarakat yang cukup apatis dan pragmatis,

karnaval dan pagelaran budaya bagi penyelenggara Pemilu bisa dijadikan alternatif atau “Jalan Ketiga” dalam melakukan

sosialisasi dan pendidikan Politik bagi masyarakat.

PENGAWASANPEMILUSOSIALISASI

PARTISIPATIF ANDIKA ASYKARStaf Pelaksana PNSBawaslu Kabupaten Tegal

OPINI

JALAN KETIGA

Page 23: Buletin - tegalkab.bawaslu.go.id(motivator) pada saat acara peningkatan kapasitas aparatur pengawasan Bawaslu Kabupaten Tegal sebulan yang lalu. Sepintas hanya kalimat sederhana yang

22 BULETINKABUPATEN TEGAL 23EDISI 2 / 2019

MEMBUMIKAN GERAKAN PENGAWASAN PEMILU PARTISIPATIF

awaslu Kabupaten Tegal merupakan lembaga pengawas Pemilu yang bersifat permanen, yang berada pada

Bstruktur paling bawah jajaran pengawas Pemilu. Salah satu tugas penting yang diamanatkan oleh Undang-

Undang kepada Bawaslu Kabupaten/Kota yaitu melakukan Pencegahan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7

Tahun 2017 Pasal 101 huruf (a) bahwa tugas Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten/Kota yaitu: a.

melakukan pencegahan dan penindakan di wilayah kabupaten/kota terhadap: 1. pelanggaran Pemilu; dan 2. sengketa

proses Pemilu. Terkait dengan tugas pencegahan yang harus dilaksanakan Bawaslu Kabupaten/Kota, diperjelas dalam

Pasal 102 ayat 1 yang menyebutkan bahwa “Dalam melakukan pencegahan pelanggaran Pemilu dan pencegahan

sengketa proses Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 101 huruf (a), Bawaslu Kabupaten/Kota bertugas: a).

mengidentifikasi dan memetakan potensi pelanggaran Pemilu di wilayah kabupaten/kota; b). menkoordinasikan,

menyupervisi, membimbing, memantau, dan mengevaluasi penyelenggaraan Pemilu di wilayah kabupaten/kota; c).

melakukan koordinasi dengan instansi pemerintah dan pemerintah daerah terkait; dan d). meningkatkan partisipasi

masyarakat dalam pengawasan Pemilu di wilayah kabupaten/kota.”

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, salah satu tugas yang harus dilakukan oleh Bawaslu Kabupaten Tegal

dalam melakukan pencegahan yaitu dengan meningkatkan partisipasi masyarakat, dalam pengawasan Pemilu di wilayah

Kabupaten Tegal. Posisinya yang berada pada jajaran struktur paling bawah, menjadikan Bawaslu Kabupaten Tegal lebih

dekat dengan masyarakat atau grass root. Karena kedekatan itulah, membuat peran Bawaslu Kabupaten Tegal sangat

strategis untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengawasan Pemilu.

Menurut Closky (1972) dalam International Encyclopedia of the Social Sciences memberikan definisi partisipasi politik

sebagai kegiatan-kegiatan sukarela dari warga masyarakat melalui yang mana mereka mengambil bagian dalam proses

pemilihan penguasa, dan secara langsung atau tidak langsung, dalam proses pembentukan kebijakan umum. Partisipasi

politik masyarakat merupakan wujud nyata kedaulatan rakyat dan merupakan suatu hal yang sangat fundamental dalam

proses demokrasi, khususnya dalam penyelenggaraan Pemilu. Salah satu misi penting Bawaslu Kabupaten/Kota dalam

konteks peningkatan partisipasi masyarakat yaitu mendorong gerakan pengawasan Pemilu partisipatif berbasis

masyarakat sipil.

Gerakan Pengawas Pemilu Partisipatif adalah sebuah gerakan pengawalan Pemilu oleh masyarakat di seluruh

Indonesia. Gerakan ini merupakan terobosan dan penerjemahan paritisipasi masyarakat yang dilakukan oleh Bawaslu.

Gerakan ini hendak mentransformasikan gerakan moral menjadi gerakan sosial di masyarakat dalam mengawal Pemilu.

Pengawalan Pemilu merupakan kewajiban semua pihak. Namun pada tataran implementasinya, kekuatan masyarakat

yang tidak terlembaga akan mengalami beberapa kesulitan untuk mengawali langkah tersebut. Ketika masyarakat akan

melangkah pada tataran partisipasinya melalui pengawasan, maka dibutuhkan pengetahuan dan keahlian atau

keterampilan tentang kePemiluan, jenis-jenis pelanggaran Pemilu, dan bagaimana cara mengawasinya. Karena itu,

gerakan ini di desain untuk menciptakan relawan yang memiliki pengetahuan yang memadai tentang kepemiluan dan

keterampilan teknis pengawasan (Bawaslu RI, 2017).

Sebagai upaya nyata Bawaslu Kabupaten Tegal dalam mengajak masyarakat untuk melakukan pengawasan Pemilu, perlu

adanya sosialisasi dan pendidikan politik kepada masyarakat melalui berbagai pendekatan. Proses internalisasi nilai-nilai

pengawasan Pemilu kepada masyarkat menjadi hal yang sangat fundamental untuk dilakukan. Namun demikian, dalam

melakukan proses tersebut, Bawaslu Kabupaten Tegal dihadapkan pada sebuah realitas dimana kondisi sosial dan politik

masyarakat Kabupaten Tegal yang cukup apatis dan pragmatis. Untuk itu, perlu adanya “Sebuah Jalan Ketiga” untuk

melakukan sosialisasi pengawasan Pemilu partisipatif masyarakat supaya dapat mengenal nilai-nilai pengawasan Pemilu.

Pagelaran Budaya Sebagai Sebuah Jalan Ketiga

Sosialisasi dan pendidikan politik untuk meningkatkan partisipasi politik masyarakat adalah sebuah keniscayaan

bagi penyelenggara Pemilu. Sejatinya, partisipasi politik masyarakat merupakan suatu hak yang dimiliki oleh setiap Warga

Negara yang mempunyai hak pilih, yang tergerak hatinya dan secara sadar serta tanpa paksaaan dalam ikut serta pada

kontestasi Pemilu. Namun demikian, metode sosialisasi dan pendidikan politik yang dilakukan saat ini dirasa belum

maksimal dalam meningkatkan partsipasi politik masyarakat. Kegiatan seminar, diskusi, rapat koordinasi tidak dapat

menjangkau masyarakat luas, karena hanya terbatas pada kalangan yang diundang saja. Selain itu, masayarakat tidak

melakukan hal tersebut dengan penuh kesadaran, mayoritas datang karena ada undangan resmi dari penyelenggara

Pemilu. Melihat kondisi tersebut Bawaslu Kabupaten Tegal meramu sebuah konsep dengan menyuguhkan kegiatan

Karnaval dan Pagelaran Budaya sebagai “Sebuah Jalan Ketiga” dalam melakukan sosialisasi pengawasan Pemilu

partipatif.

Pada kegiatan Karnaval Budaya Bawaslu Kabupaten Tegal, siang hingga sore hari disuguhkan berbagai macam

penampilan, ada akrobat marching band, atraksi Barongsai, alunan angklung, peragawan dan peragawati berkostum batik

nan menarik, suara pecah tabuhan rebana, dan juga ada iring-iringan barisan sahabat Bawaslu Kabupaten Tegal yang

membawa pesan nilai-nilai pengawasan Pemilu menggunakan media papan yang bertuliskan tolak politik uang, stop ujaran

kebencian dan lain sebagainya. Iring-iringan Karnaval Budaya Bawaslu Kabupaten Tegal mampu menarik dan menyihir

masayarakat Desa Penusupan kala itu, yang semuanya tumpah ruah di sepanjang jalan desa untuk menyaksikan berbagai

macam suguhan dari Bawaslu Kabupaten Tegal. Tak berhenti sampai disitu, malam harinya masih ada kegiatan Pagelaran

Budaya Bawaslu Kabupaten Tegal. Pada kesempatan itu disuguhkan juga penampilan menarik dari grup band lokal desa

setempat, kolaborasi unik antara grup hadroh dan penari sufi, gerakan lincah penari tarian tradisioanal, dan goyangan

aduhai penyanyi dangdut. Kembali lagi, suguhan demi suguhan itu mampu menarik dan membuat masyarakat setempat

berbondong-bondong untuk menyaksikan pertunjukan demi pertunjukan yang disuguhkan, sehingga membuat suasana

pada malam itu pecah. Pada malam pagelaran budaya tersebut, tak lupa disampaikan pesan nilai-nilai pengawasan Pemilu

oleh komisioner Bawaslu Kabupaten Tegal kepada ribuan masayarakat Desa Penusupan.

Karnaval dan Pagelaran Budaya Bawaslu Kabupaten Tegal terbukti secara gemilang mampu menarik dan menyihir

masyarakat Desa Penusupan. Masyarakat dengan penuh kesadaran berbondong-bondong datang untuk menyaksikan

berbagai penampilan dan mendengarkan serta memperhatikan pesan nilai-nilai pengawasan Pemilu yang disampaikan

oleh Bawaslu Kabupaten Tegal. Ada tiga hal substansial yang dapat diharapkan melalui pendekatan budaya tersebut yaitu;

pertama, Bawaslu Kabupaten Tegal dapat lebih mendekatkan diri dan bisa menyentuh hati masyarakat secara langsung;

kedua, membangun dan menumbuhkan kesadaran politik masyarakat; ketiga, pesan nilai-nilai pengawasan Pemilu dapat

diterima oleh masyarakat. Secara umum, di tengah kondisi sosial dan politik masyarakat yang cukup apatis dan pragmatis,

karnaval dan pagelaran budaya bagi penyelenggara Pemilu bisa dijadikan alternatif atau “Jalan Ketiga” dalam melakukan

sosialisasi dan pendidikan Politik bagi masyarakat.

PENGAWASANPEMILUSOSIALISASI

PARTISIPATIF ANDIKA ASYKARStaf Pelaksana PNSBawaslu Kabupaten Tegal

OPINI

JALAN KETIGA

Page 24: Buletin - tegalkab.bawaslu.go.id(motivator) pada saat acara peningkatan kapasitas aparatur pengawasan Bawaslu Kabupaten Tegal sebulan yang lalu. Sepintas hanya kalimat sederhana yang

BAWASLUBADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM

K A B U P A T E N T E G A L

Twitter :Web :Instagram :Gmail :Facebook :

Selamat Natal & Tahun Baru2019

20