bumagi – peradilan agama · 6 hours ago · perkara cerai dapat dikabulkan jika sudah memenuhi...
TRANSCRIPT
Pengadilan Agama (Khusus Provinsi Aceh
disebut Mahkamah Syar’iyah)
merupakan lembaga yang
menyelesaikan perkara antara orang
yang beragama Islam di bidang
perkawinan, kewarisan, wasiat, hibah,
wakaf, zis, dan ekonomi syariah (serta
ditambah jinayah untuk Mahkamah
Syar’iyah)
YUDIKATIF
MAHKAMAH AGUNG
PENGADILAN NEGERI
PENGADILAN AGAMA
PENGADILAN TATA USAHA
NEGARA
PENGADILAN MILITER
ASASNYA: PENGADILAN MEMPERSULIT TERJADINYA PERCERAIAN, NAMUN
PERKARA CERAI DAPAT DIKABULKAN JIKA SUDAH MEMENUHI ALASAN PERCERAIAN DAN BISA DIBUKTIKAN
OLEH PIHAK YANG MENGAJUKAN
ALASAN PERCERAIAN DIATUR DALAM: PENJELASAN PASAL 39 UU 1/1974 PERKAWINAN
PASAL 19 PP 9/1975 PERKAWINAN PASAL 116 KOMPILASI HUKUM ISLAM
Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat,
penjudi dan lain sebagainya yang sukar disembuhkan
Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 tahun berturut-
turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah
Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 tahun atau hukuman
yang lebih berat
Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat
Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat
tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami/istri
Antara suami istri terus menerus terjadi perselisihan dan
pertengkaran yang tidak ada harapan rukun lagi
Suami Melanggar Taklik Talak
ISTRI BERHAK MENGAJUKAN REKONVENSI BERUPA
TUNTUTAN TERHADAP HAK-HAKNYA DAN HAK ANAK
AKIBAT DARI TERJADINYA PERCERAIAN, sbb:
Nafkah lampau (jika suami melalaikan nafkah ketika masih hidup bersama sampai mengurus perceraian)
Nafkah selama masa iddah (kecuali jika istri nusyuz - yang sedang tidak hamil)
Mut’ah (kecuali jika istri belum didukhuli)
Hadhanah (hak asuh anak)
Nafkah anak (jika anak ditetapkan di bawah hadhanah istri)
Harta Bersama
BAIK SUAMI ATAU ISTRI SAMA-SAMA MEMILIKI HAK TERHADAP
HARTA YANG DIDAPAT SELAMA PERKAWINAN, TERLEPAS SIAPA
YANG BEKERJA ATAU MEMPEROLEHNYA, SELAMA TIDAK
DIATUR LAIN DENGAN PERJANJIAN PERKAWINAN
Pasal 35 UU 1/1974 (1) Harta benda yang diperoleh selama perkawinan
menjadi harta bersama (2) Harta bawaan dari masing2 suami istri dan atau
harta yang diperoleh dari hadiah atau warisan tetap berada di bawah penguasaan masing2 pihak
Pasal 96 KHI (1) Apabila terjadi cerai mati, maka separoh harta
bersama dapat menjadi hak pasangan yang masih hidup
Pasal 97 KHI Janda atau duda cerai hidup masing-masing dapat berhak seperdua dari harta bersama sepanjang tidak ditentukan lain dalam perjanjian perkawinan
NIKAH YANG DILAKSANAKAN DENGAN MEMENUHI RUKUN DAN SYARAT AKAD
NIKAH: DAPAT DIKABULKAN SEPANJANG DAPAT DIBUKTIKAN DI PERSIDANGAN.
ITSBAT NIKAH PENYELUNDUPAN POLIGAMI (MENIKAH DENGAN SUAMI
ORANG) TIDAK DAPAT DISAHKAN.
Pasal 7 KHI ayat (3) Itsbat (Pengesahan) Nikah dapat diajukan ke
Pengadilan Agama bila: - Adanya perkawinan dalam rangka
menyelesaikan perceraian - Hilangnya akta nikah - Adanya keraguan tentang sah atau tidaknya
salah satu syarat perkawinan - Adanya perkawinan yang terjadi sebelum
berlakunya UU 1/1974 tentang Perkawinan - Perkawinan yang dilakukan oleh mereka yang
tidak mempunyai halangan perkawinan menurut UU 1/1974
IZIN POLIGAMI DAPAT DIKABULKAN JIKA MEMENUHI
SYARAT DAN KETENTUAN MENURUT PERATURAN.
IZIN POLIGAMI DIAJUKAN SECARA TERTULIS KE
PENGADILAN AGAMA.
IZIN POLIGAMI HARUS DISERTAI DENGAN PENETAPAN
HARTA BERSAMA ANTARA SUAMI DENGAN ISTRI
PERTAMA, DEMI MENGHINDARI TERCAMPURNYA HARTA
BERSAMA SUAMI DAN ISTRI PERTAMA DARI
KEPEMILIKAN ISTRI KEDUA, KETIGA, KEEMPAT
OPTION HARUS ADA
Ada atau tidaknya alasan
yang memungkinkan
poligami:
- Istri tidak dapat
menjalankan kewajibannya
sebagai istri
- Istri mendapat cacat badan
atau penyakit yang tidak
dapat disembuhkan
- Istri tidak dapat melahirkan
keturunan
Ada persetujuan dari istri baik lisan dan tulisan
Ada surat pernyataan tentang kemampuan suami untuk menjamin keperluan hidup istri dan anak-anak dengan melampirkan surat keterangan penghasilan/pajak/lainnya
Ada surat pernyataan tentang jaminan suami dapat berlaku adil
TETAP MEMPERTAHANKAN RUMAH TANGGA. SABAR.
Menggugat Cerai Ke Pengadilan Agama, Mempidanakan suami dan selingkuhannya
(Sebaiknya diselesaikan secara kekeluargaan apalagi yg akan dilaporkan adalah ayah dari anak kita sendiri)
Pasal 284 KUHP Seorang laki-laki atau perempuan yang
melakukan gendak (zina) dengan orang lain yang bukan istri atau suaminya tanpa paksaan dapat dipidana penjara paling lama sembilan bulan
Pasal 279 KUHP – SEMA 3/2015 Perkawinan yang dilakukan seorang suami
dengan perempuan lain tanpa izin istrinya dapat diterapkan Pasal 279 KUHP (pidana penjara paling lama lima tahun)
Pasal 7 UU 1/1974 jo. Pasal 15 KHI Usia menikah (sekurang-kurangnya)
bagi laki-laki:19 tahun bagi wanita:16 tahun
Ketentuan ini sudah di-judicial review ke Mahkamah Konstitusi (Putusan Nomor 22/PUU-
XV/2017 tanggal 13 Desember 2018) batas bawah usia menikah (16 tahun) bertentangan dengan
UUD 1945 dan harus diubah.
Pasal 7 (2) UU 1/1974:
Dalam hal penyimpangan terhadap ayat (1) /
batas bawah usia menikah, dapat meminta
dispensasi nikah kepada pengadilan.
Dispensasi Nikah baru dapat dikabulkan jika
Terbukti ada alasan yang mengharuskan
terjadinya pernikahan anak
Kebanyakan dispensasi nikah diajukan terhadap anak-
anak yang putus sekolah, berasal dari keluarga
menengah ke bawah (tidak mampu), orang tua tidak
mengontrol pergaulan anaknya, dan anak terlibat
pergaulan bebas sehingga hamil.
Ada juga karena korban keadaan ekonomi keluarga,
orang tuanya memilih untuk menikahkan anak
perempuannya supaya lepas tanggungan. Padahal
dalam UU Perlindungan Anak, orang tua wajib
mencegah terjadinya pernikahan di usia anak-anak