burd ahh

67
بسم ا الرحمن الرحيم قصيدة البردةامم لري بوصي بردة المديحلمباركة اامم ا شرف الدين أبى عبداحمدالبوصيرى مفصل الول ا فيغزل ال الشكوى و والغرامي مو صل وسلمئما دا أبدا على حبيبكلق ا خ كلهم م أ ا ا ي ك ى ب م ل س م ا ع م د ى م ل م د ب أ ب ا ا م آ ل م ا ا ك م و أ و ب ا ا آ م ل الا م م إ ك ي ي ع ا ا م ا إ ل ا ت ا ف ف اك* ا م و ك ب ل ا ا إ ل ق ف ت اس م ه أ ال ا ا أ ا ا م ت م* اب م م م م م و و ا ى و ا ا ع م د ى ل ع ل ل * أ و ا ا ب ا ا ك ا م ل ع ا ا و ي ا ب ح د ع ب ا م ت د ه *

Upload: indi-rifki

Post on 08-Nov-2015

25 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

burdah

TRANSCRIPT

  • *

    *

    *

    *

  • *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

  • *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    T

    *

    *

  • *

    *

    *

    *

    3 *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

  • *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

  • *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

  • *

    *

    *

    T

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

  • *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

  • *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    * *

    *

    *

  • T *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

  • T *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

  • *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    T

    *

    *

  • *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

  • *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

    *

  • *

    *

    HADRUB

    IRAD

    ISARENEG EK ISARENEG

    HADUA ILA :HEL0

  • Kalangan kritik sastra sepakat

    bahwa kumpulan syair Burdah

    oleh al-Bushiri ini dipandang yang

    terindah sebagai puisi puji-pujian

    kepada Nabi dalam bahasa Arab,

    dan penyairnya diakui sebagai

    perintis bentuk ini, sekalipun tak

    berarti bahwa sebelum itu tak

    pernah ada syair madah (madih).

    Sebelum Bushiri nama-nama

    Hassan bin Sabit, sahabat dan

    sekretaris Nabi, Kab bin Zuhair Dan al-Asya Qais (w,629 M), pada masa Nabi sudah dikenal,

    kendati Asya sendiri tak sampai masukIslam. Dalam sastra Arab

    syair-syair bentuk ini kemudian

    dikenal dengan nama al-Madaih an-Nabawiyah, seperti judul buku

    yang ditulis oleh kritikus Mesir

    terkemuka, almarhum Dr. Zaki

    Mubarak.

    Salah satu kebiasaan syair Arab

    lama yang masih bertahan baru oleh generasi sekarang

    ditinggalkan memulai puisi dengan apa yang dikenal dengan

    nama nasib sebagai prelude, yakni

    penggambaran cinta yang seolah

    cinta berahi (erotik). Dalam dunia

    sufi puisi-puisi ini dikenal

    sebagaii gazal Ilahi.

    Dalam sejarah kepenyairan ini

    kita lihat juga suatu tradisi terasa

  • agak unik, mengolah puisi lama

    yang secara bertangga digubah

    kembali oleh penyair dari penyair

    yang lain. Dan ini berlanjut

    sampai waktu-waktu belakangan

    ini. Kendati tak ada hubungannya

    dengan Burdah, penyair

    terkemuka Mesir, al-Barudi

    (Mahmud Sami (1840-1904/1274-1340 H.), penyair

    besar Mesir juga menulis puisi

    maulid, Nahjul Burdah. Puisi ini

    kemudian dijadikan lirik musik

    oleh seorang komponis kenamaan

    di Mesir dan dinyanyikan oleh

    Umi Kulsum yang tersohor itu,

    dengan judul Walidal Huda.

    Ketiga penyair itu menggunakan

    matra yang sama, yakni Mimiyah

    akhiran mim. Sudah tentu ini diilhami oleh syair al-Burdah

    yang dalam gilirannya puisi

    inipun berpangkal pada penyair

    Kab bin Zuhair (w. 662M/40H.) anak Zuhair bin Abi Sulma, yang juga penyair besar kenamaan

    menjelang kedatangan Islam.

    Kab ini memusuhi Nabi dan dengan syair-syairnya ia memakai

    dan mengejek Nabi sehingga

    sangat melikai perasaannya,

    bahkan penyair ini berusaha

    hendak membunuhnya. Seperti

    biasa, penyair-penyair di sekitar

  • Nabi juga membalas syair-syair

    mereka itu dengan syair pula,

    sehingga terjadi perang puisi,

    yang dalam tradisi syair-syair

    Arab disubut huja, syair sindiran dan ejekan.

    ketika kota Mekah kemudian

    dibebaskan oleh kaum muslimin

    dibawah pimpinan Muhammad

    saw., kaum musrik yang tadinya

    begitu keras memusuhinya dengan

    segala cara,sekarang dalam

    ketakutan.mereka yakin, pasti

    mereka dijatuhi hukuman

    mati,sesuai dengan hukum parang

    dan kejahatan yang mereka

    lakukan terhadap Nabi dan kaum

    muslimin.Sebagian ada yang

    melarikan diri,termasuk penyair

    Kab bin Zuhair ini,bahkan ada yang sudah siap menyeberangi

    lautan.Tetapi ketakutan mereka

    rupanya tak beralasan, karena

    ternyata Nabi memaafkan mereka

    semua.Melihat keadaan demikian,

    Bujair, saudara sang penyair yang

    memang sudah menjadi pengikut

    Muhammad, cepat cepat menghubungi saudaranya itu dan

    memintanya segera kembali ke

    mekah menemui Nabi.Kembali ke

    Mekah mula-mulaKabmenemui Abu Bakar, yang kemudian

    mengantarkanya kepada Nabi.

  • Setelah bertmu pribadi, melihat

    sikap Muhammad yang begitu

    lemah-lembut dan menerimanya

    dengan ramah serta memaafkan

    segala perbuatannya terhadap

    dirinya selama itu, hati dan

    perasaannya tergatar. Terharu

    sekali dia.Tiba-tiba syairnya

    mengalir begitu lancar dan

    spontan. Secara improvisasi

    penyair ini membaca serangkaian

    puisi yang mengharukan sekali,

    menyatakan kekagumannya

    menghadapi sikap dan perangai

    Muhammad. Nabi tidaksaja

    memaafkannya, malah

    memberikan Burdah (mantel)

    yang di pakainya kepada Kab. Syarafuddin Abu Abdullah

    Muhammad bin Said al Bushiri (1213-1297/608-696 H.) penyair

    Sufi asal Barbar di Afrika Utara,

    lahir di Mesir. Menurut cerita

    yang sangat disenangi oleh

    kalangan awam berdasarkan cerita

    Busiri sendiri- konon ketika ia

    sedang menderita kelumpuhan

    akibat struke dalam mimpinya ia

    bertemu Rosulullah dan Nabi

    memberikan mantel (Burdah) itu

    kepadanya, seperti yang dulu

    kepada Kab. Ia terkejut dan terlompat dari tidurnya, sehinga

  • lumpuhnya tak terasa lagi. Begitu

    bangun ia merasa terharu

    sekali ,lalu menulis puisinya yang

    dikenal dengan judul al- Kawakib

    ad-Durriyah. (Bintang-Bintang Gemerlap), berisi puji-pujian kepada Nabi. Karena ada

    hubungannya dengan itulah maka

    puisi ini kemudian lebih dikenal

    dengan nama al-Burdah. Sebelum

    itu penyair sufi yang hidupnya

    sangat sederhana ini

    memangsudah di kenal sebagai

    ulamak sufi yang mendalami

    hadis, ahli khat yang mahir dan

    sudah menulis beberapa kumpulan

    puisi, tetapi namanya baru

    terkenalluas sesudah kaya

    tersebut.

    Puisi

    Burdah inilah yang oleh saudara

    M.Baharun sekarang

    diterjemahkan ke dalam bahasa

    Indonesia, langsung dari bahasa

    pertama, juga dalam bentuk puisi

    suatu usaha penerjemah dari

    bahasa asal yang sedapaat

    mungkin mesti lebih diutamakan.

    Dengan demikian ragam sastra

    dunia dalam terjemahan bahasa

    indonesia yang membawa ciri

    agama kita harapaj akan makibn

    diperkaya.

  • Kata Burdah sebenarnya berarti

    mantel dari wol yang dapat

    dipakai sebagai jubah diwaktu

    siang dan dipakai selimut malam

    hari. Dalam bahasa aslinya yang

    terdiri dari 160 bait dalam bentuk

    matra basit syair Burdah ini

    memang hidup, indah dan

    iramanya beralun lembut, dibaca

    setiap acara keagamaan, pada

    setiap bulan Maulid, dalam acara

    perkawinan dan di kuburan,

    biasanya dibaca bersama-sama.

    Itu sebabnya barang kali, sebagian

    masyarakat Islam ada yang

    mengagungkannya sampai

    berlebihan. Dari segi kritik sastra

    puisi-puisinya memang berbobot

    dan banyak mengundang

    sebagaitanggapan, mendapat

    tempat sebagai karya estetik yang

    memikat, sehingga banyak dihafal

    orang, diterjemahkan ke dalam

    beberapa bahasa di Timur: Turki,

    Persia,Urdu, Pashto, Swahili,

    Melayu dan Indonesia, juga

    kedalam beberapa bahasa di

    Barat. Mula-mula diterbitkan di

    Leiden berikut terjemahan

    Latinnya, Carmen Mysticum

    Borda Dictum, kemudian dalam

    bahasa-bahasa Jerman, Inggris,

    Itali dan Prancis.

  • Sungguhoun begitu, dimata

    kalangan kritikus sastra karya ini

    tak berarti sudah tanpa

    kekurangan. menurut mereka, dari

    segi kritik sastra dan bahasa masih

    terlihat ada beberapa titik

    kelemahannya.

    Bagaimanapun juga Busiri telah

    banyak mengilhami penyair-

    penyair lain sesudahnya, termasuk

    tentunya syair al-Maulid an-

    Nabawi oleh Jafar al-Bharjanji (w. 1763/1177 H.), khatib dan

    imam Masjid Nabawi di Madinah.

    Berzanji terkenal kerena

    kumpulan syairnya itu sehingga

    yang kemudian disebut hanya

    nama penyairnya, Berzanji, bukan

    judul karyanya. Seperti Burdah,

    dalam masyarakat tertentu, juga di

    Indonesia, Berzanji sangat

    dimuliakan, bersama-sama dalam

    acara-acara keagamaan. Kedua

    buku ini sudah diterbitkan

    terjemahannya dalam bahasa

    Indonesia.

    Tetapi dalam sejarah sastra

    Islam di luar bahasa Arab,

    sebelum dan sesudah Bushiri,

    syair-syair puji-pujian kepada

    Nabi tak benyak dikenal.

    Kalangan Orientalis sendiri

    kecuali barang kali Nicholson dan

    Arberry, dan belakangan ini

  • barang kali Annimarie Schimmel

    dari segi lain agaknya tidak

    banyak membicarakan penyair-

    penyair yang secara khusus

    menghasilkan puisi-puisi

    demikian. Dalam bahasa-bahasa

    Persia, Turki atau Urdu

    sebenarnya banyak juga syair

    puji-pujian kepada Nabi itu,

    dikenal dengan sebutan syair-syair

    Nat dan umumnya ditulis oleh penyair-penyair Sufi terkemuka

    seperti Khaqani (Afdaluddin

    Ibrahim), Sanai, Nizami, Attar,

    Sadi, Rumi, Jami dan beberapa lagi yang lain yang kurang begitu

    terkenal.

    Demikian juga di Turki. Dalam

    abad ke-16 penyair Turki Khaqani

    (Muhammad Bek) menulis puisi-

    puisi pujian kepada Nabi, Hilyah

    Syarifah atau dalam bahasa Arab

    al-Hilyah an-Nabawiyah. Syair ini

    telah membuat namanya begitu

    tinggi seperti yang diperoleh

    Maulid Sarifah oleh penyair besar

    Sulaiman Chelebi sebelumnya.

    Kemudian beberapa nama

    penyair Indo-Pakistan kita kenal

    juga nama-nama yang pernah

    menulis puisi-puisi madah kepada

    Rosulullah, dari Amir Kusraw,

    Galib sampai kepada Muhammad

    Iqbal dalam abad kita ini, kendati

  • tidak semua dalam bentuk yang

    khusus.

    MUKADIMAH

    TENTANG BURDAH DAN BUS

    HIRI

    Ada asumsi sementara kalangan

    yang mengatakan, bahwa

    sesungguhnya Nabi tidak boleh

    disanjung-sanjung dan dipuji. Itu

    kultus individu. Sebenarna

    memang, saking tawadlu (rendah hati)nya,, sudah tentu, beliau

    menolak untuk dikultus-

    individukan umatnya. Khawatir

    mereka berlebih-lebihan dalam

    pujianseperti umat terdahulu

    terdapat para utusan Tuhan.

    Sebagaimana umat Zahudi dan

    Nasrani, yang menempatikan

    Nabi-Nabi mereka pada tidak

    posisi dan risalah-Nya, melainkan

    bahkan menjadikan sebagai

    Tuhan. Ingat ungkapan kitab suci

    yang menguak ini: Kata orang Zahudi Uzair itu anak Allah, kata orang Nasrani Isa itu anak Allah.

  • memuji Nabi Muhammad

    bukankah menganggap beliau

    sebagai Tuhan. menyanjung

    Rosulullah adalah mengakui

    muhammad saw sebagai lelaki

    pilihan. Kami tidak utus engkau (hai Muhammad) kecuali

    (sebagai) rahmat bagi alam

    semesta (wa ma arsalnaka illa rahmatan lilalamin). Itu firman tuhan. bukankah ini kelebihan.

    Tidakkah ini pujian?.

    sumber ajaran memuji dan

    mencintai Nabi tak lain adalah

    Islam itu sendiri. Dalam sebuah

    hadis populer disebutkan.

    Didiklah anak-anakmu dalam

    tiga tahap. Mencintai Nabi,

    keluarganya dan membaca Al

    Quan!, sabda Baginda. Untuk menyintai kekasih, apalagi Beliau

    adala kekasih Tuhan, Al Quran mengajarkan dan menganjurkan

    kepada umat Islam. Sebagaimana

    tertera dalam kitabullah:

    Sungguh Allah dan para malaikat bershalawat atas Nabi, hai orang

    beriman bershalatlah atas-Nya dan

    berilah salam kepada-Nya dengan

    sehormat-hormat

    salam.(QS.33:56) Shalat (jamaknya shalawat) jika

    datangnya dari Allah kepada

    Nabi-Nya bermakna rahmat dan

  • kerelaan. Jika dari para malaikat

    berarti permohonan ampun. Dan

    bila dari umat-Nya bermakna

    sanjungan dan perharapan agar

    rahmat dan kerelaan Tuhan

    dikekalkan. Dalam surat yang lain

    Allah memuji hambaNya yang

    satu ini dengan Sungguh engkau (hai Muhammad) benar-benar

    dalam budii dan perangai yang

    tinggi!. Allah tak pernah panggil nama-Nya langsung, sebagai hai

    Muhammad, tapi hai Nabi, hai Rosul, hai pria yang berselimut!

    Di samping itu bukankah

    Baginda sendiri yang

    menganjurkan kita untuk

    menghaturkan sanjungan (mudah)

    terhadap dirio Beliau? Seorang

    Nabi!yang telah dilukiskan oleh

    Al Quran sebagai pencurah rahmat bagi sarwa alam semesta ini juga seperti diharapkan Beliau

    dalam banyak hadis, agar

    kaumnya banyak menyebut nama

    Baginda.

    Sebutlah selalu nama-Ku sungguh shalawatmu itu sampai

    kepadaku, sabdanya. Bahkan dianjurkan Umat Islam banyak-

    banyak menyebut nama-Nya di

    malam Jumat. Sebab, seperti dalam riwayat lain, sungguh

    menyebut nama Muhammad

  • SAW akan dijawab (dengan

    pahala) berlipat-lipat.

    Dan bemula dengan shalawat

    dan puja-puji inilah juga, Imam Al

    Bushiri menghias sajak-sajaknya

    dalam sebuah antologi yang

    kesohor disebut Al Burdah sampai sekarang ini.

    Nama lengkap penyair

    tersebut ialah Abu Abdillah

    Syarafuddun Abi Abdillah

    Muhammad bin Khammad Ad

    Dalashi as Shanhaji asy Syadzili

    al Bushiri, yang kemudian

    termashur dengan panggilan

    Imam Bushiri saja. Selain dikenal

    sebagai penyair, Bushiri juga

    kondang sebagai seorang yang

    tekun ketaqwaannya kepada

    Tuhan, luhur budi pekerti dan luas

    pengetahuannya.Tahukah Anda

    mengapa himpuan puisi dan syair

    madah ini dinamakan Burdah?

    Seperti harfiah Burdah memang bermakna: kain yang hitam pekat

    untuk selendang. Al Bushiri

    membubuhkan judul antologinya

    dengan nama seperti tersebut di

    atas sesungguhnya bukan alasan. Sebab, alkisah dizaman

    Nabi dulu ada tokoh Kaab bin Zuhair namanya. Penyair ini

    semula seorang non muslim dan

    tergolong sebagai orang yang

  • paling radikal menentang dakwah

    Rosulullah. Sadar. Dan masuk

    Islam. Lantas mengubah sajak

    buat Nabi yang isinya kala itu

    terbilang sangat estetik. Intro

    (matlha) puisi itu Kudengar kabar

    Rosulullah berjanji padaku

    Dan ampunan itu

    sungguh jadi tumpuan

    harapanku

    Untuk konon Nabi

    memberinya cinderamata, berupa

    selendang berwarna hitam, Kaab bin Zuhair inilah pada hakikatnya

    yang telah mengilhami Bushiri,

    dan selendang hitam (Burdah) itu

    untuk judul gubahan sajak-

    sajaknya. Satu-satunya antologi

    klasik yang paling banyak

    pengagumannya. Dinegeri-negeri

    muslim, termasuk Indonesia,

    Burdah disenandungkan dan

    dihafal orang. Bahkan di sini

    menjadi nama majlisterbang lagu

    merdu, adakalanya para

    penyenandung Burdah

    mengiringinya dengan musik.

    Sehingga bacaan puitis ini bagi

    sementara kalangan kaum

    Muslimin dijadikan semacam

    bacaan standar untukkelangkapan

    berbagai keperluan dan

  • perhelatan. Dan kadangkala

    disenandungkan dalam lagu dan

    nyanyiandiiringi samroh dan

    dipadukan dengan qasidah-

    qasidah lainnya.

    Tak heran, sebab susunan

    bahasanya indah lagi mudah untuk

    dilagukan. Burdah memang satu-

    satunya bentuk puisi dalan

    khazanah kesusasteraan Arab

    yang paling kuat bertahan. Sebab

    mudah dihafal dan memang telah

    banyak orang yang menghafalnya

    di luar kepala. Makanya sebagian

    satrawan Arab pun ada yang

    mencoba untuk menirukan. Dalam

    misalnya, matla (awal bait dalam

    Burdah) yang diakui ternyata sulit

    ditirukan itu. Dr Zaki Mubarak,

    kritikus sastra Arab yang semula memandang remeh Burdah,

    ternyata akhirnya terbalik

    mengakui nilai-nilai estetika yang

    amat tinggi pada karya Imam

    Bushiri yang tak tertandingi ini.

    Sepanjang pengetahuan saya sampai kini penyair-penyair yang

    berupaya menandingi Burdah itu

    selalu mengalami kegagalan. De

    Sacy, seorang pengamat sastra

    Arab dari Universitas Sorbone

    Prancis mengakui kelebihan-

    kelebihan karya sastera Imam

    bushiri. Menurutnya sampai saat

  • ini belum adaa penyair

    komtemporer Arab yang dapat

    menirukan Burdah.

    Burdah terdiri dari 160 bait,

    berisi padat anasir nasihat beserta

    peringatan umpamanya soal angkara nafsu, pujian pada Nabi.

    keagungan Al Quran, peristiwa Isra Miraj, jihad prajurit

    Muhammad SAW, doa-doa

    (munajat-taeasul) serta shalawat

    kepada Nabi, keluarga dan para

    sahabat.

    Untuk itu terjemat mubazir bila

    karya besar ini tidak

    diterjemahkan. Dan tidak afdhol

    bila kemudian terjemahannya itu

    tidak dipuitisasikan. Maka mudah-

    mudahan apa yag berada di tangan

    aAnda ini termasuk dalam

    terjemahan puitis yang pas untuk

    melukiskan fikiran dan gagasan

    penyairnya. Karena, memang

    kata-kata yang dipilih Imam

    Bushiri begitu padat dan keramat,

    hingga sulit tetandingkan apalagi diterjemahkan. Walaupun

    mungkin tidak sepenuhnya karya

    puitisasi Burdah ini berhasil.

    Namun, makna yang terkandung

    secara ijmali dalam antalogi ini

    dapat diungkapkan -- meski tidak

    secara tafshili kepada pembaca budiman.

  • RINDU KEKASIH ALLAH

    Masih dalam ingatanmukah

    Dzi salami desa tetangga

    Engkau telah mengalirkan air

    mata

    berbaur dengan darah

    Atau angin yang sepoi-sepoi

    berhembus dari Kadzimah

    atau kilat yang berkilau

    kala malam dari Idhami

    Mengapa matamu membasah

    walau Kau berusaha menahannya

    dan hatimu resah-gelisah

    walau Kaucoba menghiburnya

    Adakah orang menyana

    bahwa cinta itu tersembunyi

    di antara yang mengalir deras

    dan yang menyala-nyala?

    Jika tidak karena cinta

    Engkau takan cucurkan air mata ratapi reruntuhan rumah si dia

  • di antara pohon Bhan dan lembah

    kau begadang semalam

    berdekatan dengannya.

    Walau kau pungkiri cintamu

    sungguh telah terbukti

    jujur adil menjadi saksi

    tentang ratapan dan deritamu

    Bukankah dua garis

    antara matamu yang memerah

    bekas tangis

    dan pipimu yang pucat

    mencekung

    telah membuktikan rasa rindumu?

    Ya, memang melintas bayangan

    sekilas

    rupa yang amat Kucinta

    Akupun sampai tidur tak biasa

    amboi, cinta selalu mengundang

    derita!

    Wahai pencerca penderita cinta

    Cinta yang tak kenal mati

    bila Kaurasa seperti yang Kurasa

    pastilah padaku Kau tak mudah

    mencerca

    Engkau tak jadi pernah mengerti

    tentang cinta yang padaku terjadi

    baranya tak dapat Kau

    sembunyikan

    dan lukaku tak mungkin kau

    sembuhkan

  • Nasihatmu sungguh tulus ikhlas

    namun telingaku tak bisa

    mendengarkan

    cinta telah membuat orang tuli

    dari segala cela yang menyelimuti

    Rambutku yang putih menyala

    padaku cukup beri tanda

    akupun masih ragu

    dan belum kalahkan nafsu

    Nafsuku yang amarah

    belum juga mengeja tanda

    dan rambutku yang memutih

    hanya lantaran kebodohan juga

    Ia belum bersiap-siap

    menyambut tamu

    yang pasti datang

    dengan amal shalih yang

    bijaksana

    kendatipun tanda alamatnya

    sudak tampak di ujung kepala

    Kalau Kutahu adanya

    Kutak sanggup menghormatnya

    lebih baik Kusembunyi saja

    di balik warna gelap-gulita.

  • NAFSU DAN RACUN

    DILUMAT

    Siapakah itu

    yang sanggup kendalikan hawa

    nafsu

    seperti kuda larat

    yang kekang temali kuat?

    Jangan engkau berangan

    dengan maksiat nafsu dikalahkan

    Maksiat itu makanan

    yang bikin nafsu buas dan kejam

    Nafsu ini seperti bayi

    bila tak disapih, terus ingin

    disusui

    jika dipaksa henti

    iapun henti sendiri

    Maka lawanlah ia

    jangan kau dengar kata-katanya

    jika kau turuti ia

    niscaya membuatmu binasa

    Kembalalah ia

    di padang rumput amal saleh

    jika liar dan bebas merdeka

    awasilah, jangan sekali-kali

    lengah

    ia tumpas segala yang ada

  • Berapa banyak sudah

    kelezatan sesatkan insan

    kerap kali racun itu dilumat

    dalam makanan yang lezat-lezat

    Waspadalah pada taktik licik setan

    yang bersembunyi di balik lapar

    dan kenyang

    namun sungguh kelaparan

    lebih berbahaya dari kekenyangan

    Cucurkanlah air mata

    yang mengalir deras dalam dosa

    dan raihlah perlindungan

    dalam segumpal penyesalan

    Tentang nafsu dan setan

    jangan Engkau hiraukan

    walau tulus memberi pesan

    maka hati-hatilah

    Jangan engkau patuhi rayuan

    baik selaku kawan ataupun lawan

    keduanya sama saja

    tipu daya belaka

    Kumohon ampunan Allah

    dari lidah yang tak sesuai ayunan

    langkah

    sungguh Aku telah berbuat

    sesuatu

    yang nilainya kosong melulu

    Kusuruh Kau beramal baik

    Aku sendiri beramal buruk

  • apalah makna kata-kataku

    yang Kusampaikan padamu

    Aku tidak bersiap-siap

    menyongsong almaut salat dan shiam pun

    Kujalani hanya yang wajib saja

    KEAGUNGAN SANG NABI

    Aku telah menjauhi

    sunnah Nabi dimalam hari

    menjalankan sujud suci

    hingga bangkak kedua kaki

    Bagai lapar yang menyiksa

    ia ikat batu pada pinggangnya

    agar perih itu hilang

    dari perut yang keroncongan

    Gunung-gunung tawarkan diri

    jadi emas permata bagi sang Nabi

    tapi tawaran itu ditolaknya

    dengan mulia dan rasa bangga

  • Tolakan itu

    telah tajamkan kezuhudannya

    padahal bagi keterpaksaan

    semua boleh dikerjakan

    Sangat tak dibutuhkan Nabi

    akan kemajuan duniawi

    sedangkan dunia saja

    tak kan pernah ada

    kalau bukan karenanya

    Muhammad adalah pemula

    dunia dan alam baka

    Juga sumber rahmat

    bagi insan dan jaan

    Umat arab dan Ajam

    Nabi kita yang membawa

    titah dan perintah

    anjuran dan larangan

    Tak siapapun yang lebih baik

    darinya

    dalam ucapan ya atau tidak

    Dialah kekasih Allah

    yang diharap syafaatnya yang dimohon lindungannya

    dari segala mala petaka

  • Dia mengajak jalan Allah untuk

    ditempuh

    maka siapa yang memegangnya

    teguh

    sama dengan berpegang tali seutas

    yang tak akan pernah rantas

    Tak seorang pun Nabi

    yang sanggup menyamai

    baik rupa maupun pekerti

    dan tak siapa pun menandingi

    baik ilmu maupun kemurahan hati

    Nabi-Nabi sama mengharap

    segala ilmu dari Muhammad

    entah sepercik dari lautan

    atau setitik dari hujan

    Para rasul sama berdiri

    dihadapannya sama menanti

    tegak dipuncak yang terbatas

    dati setitik ilmu atau hikmah

    sekilas

    Dialah seorang utusan

    sempurna lahir dan batin

    maknawi dan haqiqi

    dipilih sebagai kekasih tercinta

    di haribaan Tuhan alam semesta

    Mulia dan sempurna

    tak dijumpai yang serupa

    sebab keagungan itu

    tak dibagi lebih dari Satu

  • Janganlah kau anggap dia

    seperti Nasrani pada Isa Kibarkanlah madah dan puja-puji

    setiggi apapun yang engkau

    sanggupi

    Sebutkan untukya

    yang engkau tahu tentang yang

    mulia

    dan ucapkan kapadanya

    kebesaran yang tak terhingga

    Kemuliaan dan kebesaran Nabi

    kita

    takkan pernah ada hingganya

    lidah dan kata

    takkan sanggup melukisnya

    Kalau tingginya derajat

    diselaraskan dengan mujizat maka tulang belulang pun niscaya

    jaga

    dengan sebutan nama Nabi kita

    Ia tidak menguji kita

    dengan kata yang akal tak terima

    agar kita tidak ngambang

    juga tak jadi bimbang

    Insan takkan faham sungguh

    dalam menggali hakikat

    Rosulillah

    baik dari dekat

  • ataupun dari jauh

    Dia bagaikan mentari

    terlihat mungil dari jauh kecil

    tiada kuat setiap mata melihat

    menatapnya dari tempat yang

    dekat

    Bagaimana dengan benar dapat

    digali

    tentang haqiqat sang Nabi

    Insan senantiasa hanya membaca

    dalam impian yang

    memfatamorgana

    Sejauh pengertian manusia

    Nabi ini manusia juga

    beliau semulia-milua makhluk

    beliau seindah-indah ciptan

    Khalik-Nya

    Segala mujizat dari rasol-rasol sebelumnya

    tak lebih dari sorotan cahaya

    pancaran Nabi kita semata

    Dia Rosulullah

    laksana matahari

    dan Nabi-Nabi bagaikan

    gemintang

  • bintang mengerdipkan mata

    dimalam buta

    selagi matahari belum

    membersihkan cahya

    Alangkah indah paras Nabi

    dihiasi budi pekerti

    senyumnya ramah-tamah

    sejuk mekar dan menggugah

    Bagai bunga indah jelita

    bagai purnama tinggi mulia

    bagai samudra murah melimpah

    bagai masa berputar segera

    Karena agungnya pribadi Nabi

    walau sendiri beliau berdiri

    laksana panglima ditengah tentara

    yang dikelilingi para pengawalnya

    Bagai ratna mutu manikam

    di kadua belahan tiram

    tutur katanya merdu lepas

    manis senyumnya perangai dihias

    Tiada yang lebih semerbak

    baunya

    dari tanah yang merangkul

    jasadnya

    berbahagialah siapa saja

    yang pernah cium dan peluk

    tanahnya

  • KELAHIRAN ATAWA

    MUJIZAT I

    Hari maulud Rosul Allah

    tunjukkan kemurnian cikal

    bakalnya

    permulaannya, alangkah indah

    kesudahannya, alangkah megah

    Ingatlah akan suatu hari

    tatkala Persi sama mengerti

    bahwa ada ancaman yang bakal

    tiba

    menimpa dan hancurkan diri

    mereka

    Menjelang gelap mencekam

    mahligai Kisra pun remuk-redam

    sebagai suatu tanda

    kehancuran kan tiba menerpa

    Lantaran duka

    api pujaan tak lagi menyala

    dan sungaipun henti mengalir

    air tak tampak di hulu hilir

    Duka mengunyah warga Kota

    Sawah

    bendungannya diimpit kering

    parah

  • setetes air pun tiada dijumpa

    biar sekadar tuk melepas dahaga

    Karena tercekik kesedihan

    api yang dipuja seolah air

    air yang diduga seolah api

    berkobar membakar semua

    simpanan

    Jin terjungkal terpekik menjerit

    pandangi sinar terpancar di langit

    nyata benar tak biasa dipungkir

    akan Nabi akhir yang pasti hadir

    Mereka jadi tuli dan buta

    karena tak dengar kabar gembira

    mengapa memejamkan mata

    atas peringatan yang

    mengancamnya

    Para dukun memberi tahu

    tentang agama mereka yang palsu

    suatu ketika kan jadi layu

    karena menolak ajakan wahyu

    Setelah mereka saksikan

    api di langit menelan setan

    mereka perhatikan juga

    arca-arca di bumi persada

    sekonyong berantakan tak terkira

    Api itu terus menelan

  • membakar seraya melumat setan

    hingga mereka lenyap berlalu

    dari jalan yang menuju pintu

    inilah pintu wahyu

    Mereka lari seraya berkoar

    bagaikan lasykar Abrahah

    terbakar

    kerikil-kerikil yang tajam

    panas membakar dengan geram

    Batu-batu turut bertasbih

    dalam genggaman Rasulullah

    bak tasbih Nabi Yunus

    dalam cemas di perut paus

    Karena seruan Nabi

    pohon-pohon datang menghampiri

    beringsut menghadap berhati-hati

    seperti manusia berbudi tinggi

    Di kala pepohonan mendakat Nabi

    dahannya seperti menulis garis

    rapi

    lurus di jalan-jalan

    nampak indah dan menawan

    Seperti beraraknya mega

    ke mana Rasul berada

    pohon senantiasa merindanginya

    dari sengatan terik sahara

    panas sang surya yang membara

  • Aku bersumpah demi bulan

    yang membelah dua badan

    kalbu Baginda laksana bulan juga

    menyinari malam-malam buta

    Gua itu penuh kebajikan

    tempat Muhammad dan Abu

    Bakar diselamatkan

    orang kafir yang mengejar

    tidaklah buta

    tapi di mulut gua mereka tak

    melihat siapa-siapa

    Nabi dan Shiddiq di perut gua

    aman dari segala marabahaya

    orang sama bertanya-tanya

    Tiada siapa di gua,

    juga tiada tersisa

    Melihat laba-laba dan burung dara

    yang menganyam sarang di mulut

    gua

    akhirnya si kafir sama menduga

    pria pilihan di dalam tiada

    Allah melindungi mereka di

    dalam gua

    dengan tanpa bertumpuk senjata

    dan tidak dengan hebatnya

    benteng

    untuk dibuat sebagai tameng

    Aku tidak ditimpa marabahaya

    berdekatan dengan Baginda kita

  • akupun mendapat perlindungan

    seperti yang beliau rasakan

    Kemurahan dunia akhirat

    tiada pernah aku harap

    melainkan kuterima kemurahan

    hanya dari Rasul akhir zaman

    WAHYU ATAWA MUJIZAT II

    Jangan kaupungkiri

    wahyu yang Nabi raih dalam

    mimpi

    dia memanglah tidur

    tapi hati juga tak pernah undur

    Genap empat puluh usia Nabi

    wahyu mengalir dalam mimpi

    sampaipun masa kini

    kita wajib meyakini impian itu

    Maha Suci Allah

    wahyu itu bukan sesuatu

    yang bias kita buru

    jangan curiga apa yang dibawa

    Nabi sepi dari segala cela

  • Hanya dengan raba telapak

    tangannya

    orang-orang jadi merdeka

    dari sakit dan jiwa gila

    Berkat seperangkat doanya kaki-kakinya hujan mengubur

    tahun yang gersang

    dan menumbuhkan tahun-tahun

    tenang

    yang subur lagi rindang

    Berkat seperangkat doanya pula awan memuntahkan lebat hujan

    dan tanah yang kerontang dulu di

    Mekkah

    airnya melimpah bagaikan lautan

    Biarlah kusebut

    mujizat Muhammad yang mengkilat

    bagai terang di api di ubun

    gunung

    yang jadi tanda tuk tamu datang

    Mujizat itu mutiara tambah menawan disulam

    kebagusannya

    dan jika pun tidak

    indahnya tetap tak beragak

    Bagaimana sebenarnya kita susun

    puja-puji

    kalau tak pernah kita daki

  • puncak mujizat diri Nabi dan untuk perangai

    yang ia teladankan hari ke hari

    Al Quran baharu dalam rupa tapi qadiem maknanya

    sebab lama di sisi Tuhan

    sebelum diturunkan utusan

    Al Quran tak terbatas oleh zaman bercerita tentang kebangkitan

    matinya orang di masa silam

    juga tentang Aad dan Iram

    Mujizat yang ini, kekal abadi

    lebih dari yang turun pada lain

    Nabi

    yang mujizatnya habis ditelan oleh batas dan pergeseran zaman

    Ia adalah ayat

    yang isinya bersih nikmat

    orang tak usah menanam gundah

    karena benarnya telah bertuah

    Tak siapapun sanggup menentang

    kendati musuh-musuh yang

    gerang

    mereka bakal hentikan

    perlawanan

    dan pada quran mengaku iman

  • Ayat-ayatnya terkait

    dalam kadar sastra yang dasyat

    orang-orang pun jadi terhambat

    untuk meniru atau menggugat

    Barang siapa datang

    mencoba tandingi Al Quran karyanya cuma akan mengundang

    ejek dan tawa orang-orang

    Makna ayat dalam Al Quran satu sama lain tunjang-menunjang

    bak riak gelomgang samudra

    anggun ibarat setumpuk mutiara

    Tidak pudar dalam keajaibannya

    tidak kelu lidah

    menyenandungkan

    tiada bosan membaca Al-Furqan

    Sejuk mata mengeja Al Quran dalam bunga bahagia yang

    bermekaran

    demi Allah, beruntunglah kau

    dapat

    pegang teguhlah ia

    ia kan membawamu ke surga

    Jika kau takut neraka

    bacalah ayat-ayatnya

  • ia adalah air suci

    yang kan dinginkan lautan api

    Ia telaga besar

    Al-Haudz dan Al-Kautsar

    memutihkan rupa para

    pembacanya

    dan yang gelap-gulita dipoles dosa

    Dan ia adalah jalan mulia

    juga semacam neraka

    yang tak lebih berat sebelahnya

    keadilan hanya bisa didapatkan

    dari hukum yang dikandung Al

    Quran

    Jika ada orang yang dengki

    berpura bodoh dan mengingkari

    janganlah engkau heran

    mereka mengerti tapi melawan

    Karena sakit mata

    lihat surya menyala mereka tak

    bisa

    dan karena sakit pula

    Air yang segar, pahit terasa

    wahai paling baik makhluk Ilahi

    yang rumahnya kerap dikunjungi

    para peziarah yang melimpah-

    ruah

    mereka berjalan kaki dan

    berkendaraan

  • mengharap rahmat dan

    keberkahan

    ISRA MIRAJ DAN QABA QAUSAIN

    Kau diisrakan dari Masjidil Haram

    ke Masjidil Aqsa

    bagai bulan purnama

    yang menembus gelap gulita

    Engkau terus meninnggi

    sampai Qaba Qausain

    yang tak pernah dicapai

    oleh para rosul dan Nabi

    Para Nabi mempersilahkan

    engkau berdiri paling depan

    seperti penghormatan hamba

    sahaya

    di depan kekuasaan majikannya

    Engkau terobos langit dan

    samawat

    yang terlapis tujuh tingkat

    dan bendera panglima pasukan itu

    ada dan berkibar di tanganmu

  • Kau tembus terus dinding

    samawat

    hingga Kau tiba di satu tingkat

    yang siapapun tak kan mampu

    untuk berlabuh ditempat itu

    Dengan itu

    derajat Nabi lain jadi rendah

    dibanding ketinggian derajat

    Rosulullah

    mereka sama menghaturkan

    untuk Nabi lanjutkan perjalanan

    Engkau sangat beruntung

    bisa berhubungan langsung

    mata dan telinga

    takkan bisa menyadapnya

    segala rahasia

    terus terpelihara

    Orang lain takkan pernah dapat

    bagian

    dari martabat dan kehormatan

    yang telah melimpah pada

    seseorang

    Tinggi sekali derajat

    yang telah Engkau dapat

    besar sekali nikmat

    yang padamu kian berlipat

    Berbahagialah umat islam

    insya Allah atas kita seluruh

    dengan syariat

  • yang amat kukuh

    Sejak Muhammad dipanggil

    Tuhan

    sebagai paling baiknya utusan

    maka kita pun lebih mulia

    dari umat lain sebelum kita

    Mendengar keNabian Ahmad

    ciutlah hati para penghianat

    seperti kambing di padang hijau

    barisannya kacau balau

    Saat mendengar lengking harimau

    Dari medan kemedan tempur

    semangat Muhammad dan tak

    pernah luntur

    banyak musuh yang sudah gugur

    mayatnya tercincang disantap

    binatang

    Mereka lari,

    dari ampuhnya kafilah Nabi

    ingin mereka mati saja

    (agar terlepas dari takut yang

    menyiksa)

    seperti mayat-mayat saudaranya

    yang dipungut burung ke angkasa

    Lantaran sengit pertempuran

    mereka lupa hari dan bulan

    sampai pun pada bulan haram

    andai perang tak dihentikan

  • kafilah Muhammad kan terus

    melawan

    Islam turun jadi bara

    membakar semangat jiwa-raga

    ia senantiasa siap berbicara

    untuk hancurkan musuh-

    musuhnya

    GAMBARAN PRAJURIT

    MUHAMMAD

    Seperti lautan beribu gelombang

    tentara Muhammad serang-

    menyerang

    tidak bisa tidak

    mereka mau jadi pahlawan

    Demi Allah saja

    mereka ngamuk di medan laga

    kaki menerjang, pedang

    menyerang

    kufur pun sirna hingga akarnya

    Islam, yang tak kesohor semula

    menjadi masyhur pada akhirnya

    bersatu dalam tujuan

    kuat tak dapat dipatahkan

  • Dalam dekapan Rosulillah

    islam tak yatim, tak janda

    ia terus menyala-nyala

    di dalam asuh dan lindungannya

    Di medan perang

    tentara islam seperti gunung

    tegak dan tegar

    tiada rasa dan gentar

    tak pernah guncang

    apapun yang menyerang

    Coba tanyakan :

    Bagaimana peperangan Uhud,

    Badar dan Hunain

    dan betapa angkuh perang-perang

    itu

    telah membuat duka-lara bagi para

    musuhnya

    sungguh peristiwaitu lebih pahit

    dari pada mulasnya suatu penyakit

    Pedang putih jadi kelam

    di tangan para remaja jantan

    karena pedang itu sudah tersiram

    darah segar musuh dan lawan

    Tombak sahabat yang runcing

    ujungnya

    bak pena yang tangkas menulis

    musuhnya

    tak sekerat jasadpun dari para

    lawannya

  • yang selamat dari titik noda dan

    luka

    bekas tombak-tombak yang

    menghunusnya

    Tentara islam

    yang dilengkapi senjata tajam

    memiliki tanda dan beda

    ketimbang tentara dan lasykar

    lainnya

    ibarat bunga Salam dan mawar

    beraroma

    keduanya jelas tak sama

    Angin menabur kemenangan

    bagai aroma bunga di pekarangan

    dan Engkau pun menduga

    para tentara tetap berjaya didalam

    baja

    seperti bunga merekalah di dalam

    kelopaknya

    Manakala mereka di atas kuda

    tampak waspada dan perkasa

    laksana bunga tumbuh nyaman

    di puncak bukit bermekaran

    Hati musuh bagai terbang

    di depan para ketangkasan para

    pahlawan

    dan ia jadi tak bisa membedakan

  • yang mana kawan

    yang mana lawan

    BENTENG AGAMA

    Barang siapa

    yang pada Rosulullah

    menggantungkan kemenangannya

    sekalipun singa di rimba

    di hadapannya jadi tak berdaya

    Tiada seorang yang melindungi

    takkan mendapat kemenangan

    dan tiada seorang pun dimusuhi

    takkan menjilat kehancuran

    Dia telah melindungi umatnya

    di dalam bentengnya agama

    laksana harimau lindungi anaknya

    di dalam hutan rimba

    Kerapkali sudah

    ayat tuhan menjatuhkan ahli debat

    kerap kali sudah

  • bukti Quran menaklukkan musuh Ahmad

    Cukup kiranya kubicara tentang

    Nabi kita

    sungguh agung mukjizatmu, ya

    Rosul

    Engkau memang tak bisa baca,

    tapi Kau faham segala apa

    Engkau memang tak bisa tulis,

    tapi ilmumu tak kunjung habis

    Engkau memang hadir di era

    kehancuran, tapi Engkau mapan

    tak terkirakan

    Engkau memang yatim, tapi

    Engkau mampu mengemban alam

    TUTUR KATA DAN PETITIH

    IMAM BUSHIRI

    Kutulis puja-puji

    untuk kekasih Tuhan

    agar kubisa kudapat ampunan

    bagi syair-syair masa lalu

    (yang kucipta bagi raja dan para

    wazirnya)

    cuma mendamba dunia belaka)

    Syair dan madah

    (yang kugubah buat raja)

    mengulangi leherku sudah

    dengan ketakutan dan kecemasan

    ibarat kalung pada hewan korban

  • sebelum disembelih dan

    disedekahkan

    Di dalam masa remajaku

    Aku mengumbar dan disesatkan

    nafsu

    Kugubah syair pujian

    tuk berkhidmat pada orang lain

    yang Kuterima hanyalah dosa,

    tiada lain

    Betapa rugi perdagangan seorang

    yang tak menghiraukan dunia

    untuk agama dan akhiratnya

    Barang siapa yang akhirnya

    ditukar dengan nikmatnya dunia

    amat rugilah ia

    karena ia tak kan temukan sesuatu

    di dalam tukar menukar sesuatu

    itu

    Jika kau berdosa lagi

    kumasih ingin diampuni

    karena ikatan hatiku dengan Nabi

    tak akan pernah berhenti

    Nama Muhammad

    serupa dengan nama Rosul

    ini saja cukup dari jaminan

    yang tiada mengecewakan

  • Sekiranya nanti

    aku tak dapat pertolongan Nabi

    aduhai

    alangkah celaka diri ini

    Tapi tiadalah mungkin

    orang yang mengharap

    kemurahannya

    akan kembali sia-sia

    dengan tangan hampa

    Dan semenjak fikiran

    kepadanya aku pusatkan

    lalu kususun sederet pujian

    sebenarnya telah kudapatkan jalan

    untuk bisa diselamatkan

    Dan dari padanya

    kemurahan menerpa segala apa

    laksana air hujan

    yang menabur rata

    menumbuhkan segala bunga

    Madahku yang ini

    hanya mengharap syafaat Nabi bukan untuk memunggah duniawi

    seperti yang dilakukan Zuhair

    kepada harimi

    Wahai paling baiknya ciptaan

    Tuhan

    hanya Engkaulah tempatku

    berlindung

  • dari hari mara-bahaya

    yang kan hancurkan segala ada

    Tatkala bencana tiba bergila

    perih siksa mendera orang berdosa

    Kutau derajatmu tak akan pernah

    sulit

    untuk menolong umatmu yang

    terjepit

    Kemurahanmu meliputi dunia

    akhirat

    sedang pengetahuanmu

    meliputi lauhil mahfud

    Wahai hamba sahaya

    jangan putus harapan mencari

    pengampunan

    atas dosa besar yang Engkau

    cucurkan

    sesungguhnya kecil dan besarnya

    dosa

    sama-sama ada ampunannya

    Semoga rahmat Ilahi

    akan dibagi pada kami

    sebanding dengan dosa besar

    yang telah kami ciptakan sendiri

    Ya Allah ya Tuhan kami

    kabulkanlah harapan kami

    hisablah kami

  • dan jangan putuskan keyakinan

    kami

    Limpahkan karunia-Mu pada

    hamba

    di dunia maupun di alam baka

    karena hamba terlampau lemah

    rentan ditimpa musibah

    iman hamba berdarah

    hamba gelisah dan lari tak betah

    Ya Allah Ya Tuhan kami

    tetapkanlah pada Nabi kami

    deras hujan yang mengucur dari

    awan

    yang menggumpal dari shalawat-

    Mu sendiri

    Selagi angin bertiup pelan

    memainkan dedaunan pohon Bhan

    selagi kafilah bernyanyi seraya

    berjalan

    menghibur onta berbulu

    menawan.

    PENUTUP

    Kemudian terhadap mereka ini

  • yang sama-sama diridhoi Ilahi

    Abu Bakar, Umar, Utsman dan

    Ali

    mereka dermawan dan mulia hati

    Ahli keluarga dan sahabat

    kemudian sekalian pengikut

    mereka orang-orang yang

    bertaqwa

    luhur sabar dan mulia juga

    Ya Allah yang maha luas

    kemuliaannya

    kami bertawasul kepada insan

    kekasih-Mu

    kabulkanlah harapan ini

    dan ampunilah dosa-dosa kami

    Ya Allah ya Tuhan kami

    ampunilah kaum muslimin

    berkahilah ayat yang dibaca

    dalam-dalam

    di Masjidhil Aqsha dan di

    Masjidhil Haram

    Dengan berkah Nabi

    di Thaibah yang suci

    yang namanya jadi sumpah

    dan yang sungguh sangat ampuh

    Inilah Burdah pilihan

    tammatlah dalam susunan

    Alhamdulillah awal mulanya

    tak lupa pula pada akhirnya

  • Terkumpul banyak baitnya

    seratus enam puluh jumlahnya

    Wahai Tuhan semesta

    jika tulisan hamba jadi petaka

    lepaskanlah hamba dari

    cengkramannya

    Engkau pengampun lagi penguasa

    Wahai Tuhanku

    curahkan shalawat dan salam

    senantiasa

    kepada kekasih-Mu

    sebaik-baik makhluk

    GLOSSARY

  • Aad: Suatu kaum yang dikisahkan Al Quran, hidup

    di zaman batu namun maju tanpa

    beriman.

    Abrahah: Rama seorang raja yang

    bermaksud

    menghancurkan rumah Allah

    (Kabah) namun gagal karena diazab oleh-Nya>

    Ahmad: Nama lain Rosulullah

    (artinya terpuji)

    Ajam: Non arab (bangsa selain arab)

    Al Furqan: Pemisah antara yang

    haq dan batil (sebutan

    lain Al Quran) Al Haudz: Sebuah telaga di surga

    Persi: Sebuah negeri asal agama

    majusi yang pernah

    amat mendendam Nabi terletak di

    teluk

    Qadiem: Kekal

    Ratna mutu manikam: Mutiara-

    mutiara tak ternilai

    harganya

    Salam: Nama sekuntum bunga

    Samawat: Langit (jamak)

    Shalawat: Shalat (tunggal), artinya

    puja-puji dan

    sebutan yang ditujukan kepada

    Nabi

  • Shiddiq: Gelar Nabi untuk Abu

    Bakar

    Shiyam: Puasa

    Syafaat: Pertolaongan dan perlindungan dari

    Baginda SAW

    Syariat: Hukum Allah (islam) dari sumber Al Quran dan

    Sunnah

    Tanahnya: Makamnya (kuburan

    mulia Nabi SAW)

    Thaibah: Nama lain kota Madinah

    Tasbih: Menyucikan nama Allah

    Taala Tawassul: Menjadikan Nabi

    sebagai (wasilah atau

    penyambung) dalam bermunajat

    Utusan: Pesuruh (Rosul) Allah

    SWT

    Zuhair: Zuhair bin Abi Sulma,

    penyair yang gemar

    memuji raja-raja