burd ahh
DESCRIPTION
burdahTRANSCRIPT
-
*
*
*
*
-
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
-
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
T
*
*
-
*
*
*
*
3 *
*
*
*
*
*
*
*
*
-
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
-
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
-
*
*
*
T
*
*
*
*
*
*
*
*
*
-
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
-
*
*
*
*
*
*
*
*
* *
*
*
-
T *
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
-
T *
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
-
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
T
*
*
-
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
-
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
-
*
*
HADRUB
IRAD
ISARENEG EK ISARENEG
HADUA ILA :HEL0
-
Kalangan kritik sastra sepakat
bahwa kumpulan syair Burdah
oleh al-Bushiri ini dipandang yang
terindah sebagai puisi puji-pujian
kepada Nabi dalam bahasa Arab,
dan penyairnya diakui sebagai
perintis bentuk ini, sekalipun tak
berarti bahwa sebelum itu tak
pernah ada syair madah (madih).
Sebelum Bushiri nama-nama
Hassan bin Sabit, sahabat dan
sekretaris Nabi, Kab bin Zuhair Dan al-Asya Qais (w,629 M), pada masa Nabi sudah dikenal,
kendati Asya sendiri tak sampai masukIslam. Dalam sastra Arab
syair-syair bentuk ini kemudian
dikenal dengan nama al-Madaih an-Nabawiyah, seperti judul buku
yang ditulis oleh kritikus Mesir
terkemuka, almarhum Dr. Zaki
Mubarak.
Salah satu kebiasaan syair Arab
lama yang masih bertahan baru oleh generasi sekarang
ditinggalkan memulai puisi dengan apa yang dikenal dengan
nama nasib sebagai prelude, yakni
penggambaran cinta yang seolah
cinta berahi (erotik). Dalam dunia
sufi puisi-puisi ini dikenal
sebagaii gazal Ilahi.
Dalam sejarah kepenyairan ini
kita lihat juga suatu tradisi terasa
-
agak unik, mengolah puisi lama
yang secara bertangga digubah
kembali oleh penyair dari penyair
yang lain. Dan ini berlanjut
sampai waktu-waktu belakangan
ini. Kendati tak ada hubungannya
dengan Burdah, penyair
terkemuka Mesir, al-Barudi
(Mahmud Sami (1840-1904/1274-1340 H.), penyair
besar Mesir juga menulis puisi
maulid, Nahjul Burdah. Puisi ini
kemudian dijadikan lirik musik
oleh seorang komponis kenamaan
di Mesir dan dinyanyikan oleh
Umi Kulsum yang tersohor itu,
dengan judul Walidal Huda.
Ketiga penyair itu menggunakan
matra yang sama, yakni Mimiyah
akhiran mim. Sudah tentu ini diilhami oleh syair al-Burdah
yang dalam gilirannya puisi
inipun berpangkal pada penyair
Kab bin Zuhair (w. 662M/40H.) anak Zuhair bin Abi Sulma, yang juga penyair besar kenamaan
menjelang kedatangan Islam.
Kab ini memusuhi Nabi dan dengan syair-syairnya ia memakai
dan mengejek Nabi sehingga
sangat melikai perasaannya,
bahkan penyair ini berusaha
hendak membunuhnya. Seperti
biasa, penyair-penyair di sekitar
-
Nabi juga membalas syair-syair
mereka itu dengan syair pula,
sehingga terjadi perang puisi,
yang dalam tradisi syair-syair
Arab disubut huja, syair sindiran dan ejekan.
ketika kota Mekah kemudian
dibebaskan oleh kaum muslimin
dibawah pimpinan Muhammad
saw., kaum musrik yang tadinya
begitu keras memusuhinya dengan
segala cara,sekarang dalam
ketakutan.mereka yakin, pasti
mereka dijatuhi hukuman
mati,sesuai dengan hukum parang
dan kejahatan yang mereka
lakukan terhadap Nabi dan kaum
muslimin.Sebagian ada yang
melarikan diri,termasuk penyair
Kab bin Zuhair ini,bahkan ada yang sudah siap menyeberangi
lautan.Tetapi ketakutan mereka
rupanya tak beralasan, karena
ternyata Nabi memaafkan mereka
semua.Melihat keadaan demikian,
Bujair, saudara sang penyair yang
memang sudah menjadi pengikut
Muhammad, cepat cepat menghubungi saudaranya itu dan
memintanya segera kembali ke
mekah menemui Nabi.Kembali ke
Mekah mula-mulaKabmenemui Abu Bakar, yang kemudian
mengantarkanya kepada Nabi.
-
Setelah bertmu pribadi, melihat
sikap Muhammad yang begitu
lemah-lembut dan menerimanya
dengan ramah serta memaafkan
segala perbuatannya terhadap
dirinya selama itu, hati dan
perasaannya tergatar. Terharu
sekali dia.Tiba-tiba syairnya
mengalir begitu lancar dan
spontan. Secara improvisasi
penyair ini membaca serangkaian
puisi yang mengharukan sekali,
menyatakan kekagumannya
menghadapi sikap dan perangai
Muhammad. Nabi tidaksaja
memaafkannya, malah
memberikan Burdah (mantel)
yang di pakainya kepada Kab. Syarafuddin Abu Abdullah
Muhammad bin Said al Bushiri (1213-1297/608-696 H.) penyair
Sufi asal Barbar di Afrika Utara,
lahir di Mesir. Menurut cerita
yang sangat disenangi oleh
kalangan awam berdasarkan cerita
Busiri sendiri- konon ketika ia
sedang menderita kelumpuhan
akibat struke dalam mimpinya ia
bertemu Rosulullah dan Nabi
memberikan mantel (Burdah) itu
kepadanya, seperti yang dulu
kepada Kab. Ia terkejut dan terlompat dari tidurnya, sehinga
-
lumpuhnya tak terasa lagi. Begitu
bangun ia merasa terharu
sekali ,lalu menulis puisinya yang
dikenal dengan judul al- Kawakib
ad-Durriyah. (Bintang-Bintang Gemerlap), berisi puji-pujian kepada Nabi. Karena ada
hubungannya dengan itulah maka
puisi ini kemudian lebih dikenal
dengan nama al-Burdah. Sebelum
itu penyair sufi yang hidupnya
sangat sederhana ini
memangsudah di kenal sebagai
ulamak sufi yang mendalami
hadis, ahli khat yang mahir dan
sudah menulis beberapa kumpulan
puisi, tetapi namanya baru
terkenalluas sesudah kaya
tersebut.
Puisi
Burdah inilah yang oleh saudara
M.Baharun sekarang
diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia, langsung dari bahasa
pertama, juga dalam bentuk puisi
suatu usaha penerjemah dari
bahasa asal yang sedapaat
mungkin mesti lebih diutamakan.
Dengan demikian ragam sastra
dunia dalam terjemahan bahasa
indonesia yang membawa ciri
agama kita harapaj akan makibn
diperkaya.
-
Kata Burdah sebenarnya berarti
mantel dari wol yang dapat
dipakai sebagai jubah diwaktu
siang dan dipakai selimut malam
hari. Dalam bahasa aslinya yang
terdiri dari 160 bait dalam bentuk
matra basit syair Burdah ini
memang hidup, indah dan
iramanya beralun lembut, dibaca
setiap acara keagamaan, pada
setiap bulan Maulid, dalam acara
perkawinan dan di kuburan,
biasanya dibaca bersama-sama.
Itu sebabnya barang kali, sebagian
masyarakat Islam ada yang
mengagungkannya sampai
berlebihan. Dari segi kritik sastra
puisi-puisinya memang berbobot
dan banyak mengundang
sebagaitanggapan, mendapat
tempat sebagai karya estetik yang
memikat, sehingga banyak dihafal
orang, diterjemahkan ke dalam
beberapa bahasa di Timur: Turki,
Persia,Urdu, Pashto, Swahili,
Melayu dan Indonesia, juga
kedalam beberapa bahasa di
Barat. Mula-mula diterbitkan di
Leiden berikut terjemahan
Latinnya, Carmen Mysticum
Borda Dictum, kemudian dalam
bahasa-bahasa Jerman, Inggris,
Itali dan Prancis.
-
Sungguhoun begitu, dimata
kalangan kritikus sastra karya ini
tak berarti sudah tanpa
kekurangan. menurut mereka, dari
segi kritik sastra dan bahasa masih
terlihat ada beberapa titik
kelemahannya.
Bagaimanapun juga Busiri telah
banyak mengilhami penyair-
penyair lain sesudahnya, termasuk
tentunya syair al-Maulid an-
Nabawi oleh Jafar al-Bharjanji (w. 1763/1177 H.), khatib dan
imam Masjid Nabawi di Madinah.
Berzanji terkenal kerena
kumpulan syairnya itu sehingga
yang kemudian disebut hanya
nama penyairnya, Berzanji, bukan
judul karyanya. Seperti Burdah,
dalam masyarakat tertentu, juga di
Indonesia, Berzanji sangat
dimuliakan, bersama-sama dalam
acara-acara keagamaan. Kedua
buku ini sudah diterbitkan
terjemahannya dalam bahasa
Indonesia.
Tetapi dalam sejarah sastra
Islam di luar bahasa Arab,
sebelum dan sesudah Bushiri,
syair-syair puji-pujian kepada
Nabi tak benyak dikenal.
Kalangan Orientalis sendiri
kecuali barang kali Nicholson dan
Arberry, dan belakangan ini
-
barang kali Annimarie Schimmel
dari segi lain agaknya tidak
banyak membicarakan penyair-
penyair yang secara khusus
menghasilkan puisi-puisi
demikian. Dalam bahasa-bahasa
Persia, Turki atau Urdu
sebenarnya banyak juga syair
puji-pujian kepada Nabi itu,
dikenal dengan sebutan syair-syair
Nat dan umumnya ditulis oleh penyair-penyair Sufi terkemuka
seperti Khaqani (Afdaluddin
Ibrahim), Sanai, Nizami, Attar,
Sadi, Rumi, Jami dan beberapa lagi yang lain yang kurang begitu
terkenal.
Demikian juga di Turki. Dalam
abad ke-16 penyair Turki Khaqani
(Muhammad Bek) menulis puisi-
puisi pujian kepada Nabi, Hilyah
Syarifah atau dalam bahasa Arab
al-Hilyah an-Nabawiyah. Syair ini
telah membuat namanya begitu
tinggi seperti yang diperoleh
Maulid Sarifah oleh penyair besar
Sulaiman Chelebi sebelumnya.
Kemudian beberapa nama
penyair Indo-Pakistan kita kenal
juga nama-nama yang pernah
menulis puisi-puisi madah kepada
Rosulullah, dari Amir Kusraw,
Galib sampai kepada Muhammad
Iqbal dalam abad kita ini, kendati
-
tidak semua dalam bentuk yang
khusus.
MUKADIMAH
TENTANG BURDAH DAN BUS
HIRI
Ada asumsi sementara kalangan
yang mengatakan, bahwa
sesungguhnya Nabi tidak boleh
disanjung-sanjung dan dipuji. Itu
kultus individu. Sebenarna
memang, saking tawadlu (rendah hati)nya,, sudah tentu, beliau
menolak untuk dikultus-
individukan umatnya. Khawatir
mereka berlebih-lebihan dalam
pujianseperti umat terdahulu
terdapat para utusan Tuhan.
Sebagaimana umat Zahudi dan
Nasrani, yang menempatikan
Nabi-Nabi mereka pada tidak
posisi dan risalah-Nya, melainkan
bahkan menjadikan sebagai
Tuhan. Ingat ungkapan kitab suci
yang menguak ini: Kata orang Zahudi Uzair itu anak Allah, kata orang Nasrani Isa itu anak Allah.
-
memuji Nabi Muhammad
bukankah menganggap beliau
sebagai Tuhan. menyanjung
Rosulullah adalah mengakui
muhammad saw sebagai lelaki
pilihan. Kami tidak utus engkau (hai Muhammad) kecuali
(sebagai) rahmat bagi alam
semesta (wa ma arsalnaka illa rahmatan lilalamin). Itu firman tuhan. bukankah ini kelebihan.
Tidakkah ini pujian?.
sumber ajaran memuji dan
mencintai Nabi tak lain adalah
Islam itu sendiri. Dalam sebuah
hadis populer disebutkan.
Didiklah anak-anakmu dalam
tiga tahap. Mencintai Nabi,
keluarganya dan membaca Al
Quan!, sabda Baginda. Untuk menyintai kekasih, apalagi Beliau
adala kekasih Tuhan, Al Quran mengajarkan dan menganjurkan
kepada umat Islam. Sebagaimana
tertera dalam kitabullah:
Sungguh Allah dan para malaikat bershalawat atas Nabi, hai orang
beriman bershalatlah atas-Nya dan
berilah salam kepada-Nya dengan
sehormat-hormat
salam.(QS.33:56) Shalat (jamaknya shalawat) jika
datangnya dari Allah kepada
Nabi-Nya bermakna rahmat dan
-
kerelaan. Jika dari para malaikat
berarti permohonan ampun. Dan
bila dari umat-Nya bermakna
sanjungan dan perharapan agar
rahmat dan kerelaan Tuhan
dikekalkan. Dalam surat yang lain
Allah memuji hambaNya yang
satu ini dengan Sungguh engkau (hai Muhammad) benar-benar
dalam budii dan perangai yang
tinggi!. Allah tak pernah panggil nama-Nya langsung, sebagai hai
Muhammad, tapi hai Nabi, hai Rosul, hai pria yang berselimut!
Di samping itu bukankah
Baginda sendiri yang
menganjurkan kita untuk
menghaturkan sanjungan (mudah)
terhadap dirio Beliau? Seorang
Nabi!yang telah dilukiskan oleh
Al Quran sebagai pencurah rahmat bagi sarwa alam semesta ini juga seperti diharapkan Beliau
dalam banyak hadis, agar
kaumnya banyak menyebut nama
Baginda.
Sebutlah selalu nama-Ku sungguh shalawatmu itu sampai
kepadaku, sabdanya. Bahkan dianjurkan Umat Islam banyak-
banyak menyebut nama-Nya di
malam Jumat. Sebab, seperti dalam riwayat lain, sungguh
menyebut nama Muhammad
-
SAW akan dijawab (dengan
pahala) berlipat-lipat.
Dan bemula dengan shalawat
dan puja-puji inilah juga, Imam Al
Bushiri menghias sajak-sajaknya
dalam sebuah antologi yang
kesohor disebut Al Burdah sampai sekarang ini.
Nama lengkap penyair
tersebut ialah Abu Abdillah
Syarafuddun Abi Abdillah
Muhammad bin Khammad Ad
Dalashi as Shanhaji asy Syadzili
al Bushiri, yang kemudian
termashur dengan panggilan
Imam Bushiri saja. Selain dikenal
sebagai penyair, Bushiri juga
kondang sebagai seorang yang
tekun ketaqwaannya kepada
Tuhan, luhur budi pekerti dan luas
pengetahuannya.Tahukah Anda
mengapa himpuan puisi dan syair
madah ini dinamakan Burdah?
Seperti harfiah Burdah memang bermakna: kain yang hitam pekat
untuk selendang. Al Bushiri
membubuhkan judul antologinya
dengan nama seperti tersebut di
atas sesungguhnya bukan alasan. Sebab, alkisah dizaman
Nabi dulu ada tokoh Kaab bin Zuhair namanya. Penyair ini
semula seorang non muslim dan
tergolong sebagai orang yang
-
paling radikal menentang dakwah
Rosulullah. Sadar. Dan masuk
Islam. Lantas mengubah sajak
buat Nabi yang isinya kala itu
terbilang sangat estetik. Intro
(matlha) puisi itu Kudengar kabar
Rosulullah berjanji padaku
Dan ampunan itu
sungguh jadi tumpuan
harapanku
Untuk konon Nabi
memberinya cinderamata, berupa
selendang berwarna hitam, Kaab bin Zuhair inilah pada hakikatnya
yang telah mengilhami Bushiri,
dan selendang hitam (Burdah) itu
untuk judul gubahan sajak-
sajaknya. Satu-satunya antologi
klasik yang paling banyak
pengagumannya. Dinegeri-negeri
muslim, termasuk Indonesia,
Burdah disenandungkan dan
dihafal orang. Bahkan di sini
menjadi nama majlisterbang lagu
merdu, adakalanya para
penyenandung Burdah
mengiringinya dengan musik.
Sehingga bacaan puitis ini bagi
sementara kalangan kaum
Muslimin dijadikan semacam
bacaan standar untukkelangkapan
berbagai keperluan dan
-
perhelatan. Dan kadangkala
disenandungkan dalam lagu dan
nyanyiandiiringi samroh dan
dipadukan dengan qasidah-
qasidah lainnya.
Tak heran, sebab susunan
bahasanya indah lagi mudah untuk
dilagukan. Burdah memang satu-
satunya bentuk puisi dalan
khazanah kesusasteraan Arab
yang paling kuat bertahan. Sebab
mudah dihafal dan memang telah
banyak orang yang menghafalnya
di luar kepala. Makanya sebagian
satrawan Arab pun ada yang
mencoba untuk menirukan. Dalam
misalnya, matla (awal bait dalam
Burdah) yang diakui ternyata sulit
ditirukan itu. Dr Zaki Mubarak,
kritikus sastra Arab yang semula memandang remeh Burdah,
ternyata akhirnya terbalik
mengakui nilai-nilai estetika yang
amat tinggi pada karya Imam
Bushiri yang tak tertandingi ini.
Sepanjang pengetahuan saya sampai kini penyair-penyair yang
berupaya menandingi Burdah itu
selalu mengalami kegagalan. De
Sacy, seorang pengamat sastra
Arab dari Universitas Sorbone
Prancis mengakui kelebihan-
kelebihan karya sastera Imam
bushiri. Menurutnya sampai saat
-
ini belum adaa penyair
komtemporer Arab yang dapat
menirukan Burdah.
Burdah terdiri dari 160 bait,
berisi padat anasir nasihat beserta
peringatan umpamanya soal angkara nafsu, pujian pada Nabi.
keagungan Al Quran, peristiwa Isra Miraj, jihad prajurit
Muhammad SAW, doa-doa
(munajat-taeasul) serta shalawat
kepada Nabi, keluarga dan para
sahabat.
Untuk itu terjemat mubazir bila
karya besar ini tidak
diterjemahkan. Dan tidak afdhol
bila kemudian terjemahannya itu
tidak dipuitisasikan. Maka mudah-
mudahan apa yag berada di tangan
aAnda ini termasuk dalam
terjemahan puitis yang pas untuk
melukiskan fikiran dan gagasan
penyairnya. Karena, memang
kata-kata yang dipilih Imam
Bushiri begitu padat dan keramat,
hingga sulit tetandingkan apalagi diterjemahkan. Walaupun
mungkin tidak sepenuhnya karya
puitisasi Burdah ini berhasil.
Namun, makna yang terkandung
secara ijmali dalam antalogi ini
dapat diungkapkan -- meski tidak
secara tafshili kepada pembaca budiman.
-
RINDU KEKASIH ALLAH
Masih dalam ingatanmukah
Dzi salami desa tetangga
Engkau telah mengalirkan air
mata
berbaur dengan darah
Atau angin yang sepoi-sepoi
berhembus dari Kadzimah
atau kilat yang berkilau
kala malam dari Idhami
Mengapa matamu membasah
walau Kau berusaha menahannya
dan hatimu resah-gelisah
walau Kaucoba menghiburnya
Adakah orang menyana
bahwa cinta itu tersembunyi
di antara yang mengalir deras
dan yang menyala-nyala?
Jika tidak karena cinta
Engkau takan cucurkan air mata ratapi reruntuhan rumah si dia
-
di antara pohon Bhan dan lembah
kau begadang semalam
berdekatan dengannya.
Walau kau pungkiri cintamu
sungguh telah terbukti
jujur adil menjadi saksi
tentang ratapan dan deritamu
Bukankah dua garis
antara matamu yang memerah
bekas tangis
dan pipimu yang pucat
mencekung
telah membuktikan rasa rindumu?
Ya, memang melintas bayangan
sekilas
rupa yang amat Kucinta
Akupun sampai tidur tak biasa
amboi, cinta selalu mengundang
derita!
Wahai pencerca penderita cinta
Cinta yang tak kenal mati
bila Kaurasa seperti yang Kurasa
pastilah padaku Kau tak mudah
mencerca
Engkau tak jadi pernah mengerti
tentang cinta yang padaku terjadi
baranya tak dapat Kau
sembunyikan
dan lukaku tak mungkin kau
sembuhkan
-
Nasihatmu sungguh tulus ikhlas
namun telingaku tak bisa
mendengarkan
cinta telah membuat orang tuli
dari segala cela yang menyelimuti
Rambutku yang putih menyala
padaku cukup beri tanda
akupun masih ragu
dan belum kalahkan nafsu
Nafsuku yang amarah
belum juga mengeja tanda
dan rambutku yang memutih
hanya lantaran kebodohan juga
Ia belum bersiap-siap
menyambut tamu
yang pasti datang
dengan amal shalih yang
bijaksana
kendatipun tanda alamatnya
sudak tampak di ujung kepala
Kalau Kutahu adanya
Kutak sanggup menghormatnya
lebih baik Kusembunyi saja
di balik warna gelap-gulita.
-
NAFSU DAN RACUN
DILUMAT
Siapakah itu
yang sanggup kendalikan hawa
nafsu
seperti kuda larat
yang kekang temali kuat?
Jangan engkau berangan
dengan maksiat nafsu dikalahkan
Maksiat itu makanan
yang bikin nafsu buas dan kejam
Nafsu ini seperti bayi
bila tak disapih, terus ingin
disusui
jika dipaksa henti
iapun henti sendiri
Maka lawanlah ia
jangan kau dengar kata-katanya
jika kau turuti ia
niscaya membuatmu binasa
Kembalalah ia
di padang rumput amal saleh
jika liar dan bebas merdeka
awasilah, jangan sekali-kali
lengah
ia tumpas segala yang ada
-
Berapa banyak sudah
kelezatan sesatkan insan
kerap kali racun itu dilumat
dalam makanan yang lezat-lezat
Waspadalah pada taktik licik setan
yang bersembunyi di balik lapar
dan kenyang
namun sungguh kelaparan
lebih berbahaya dari kekenyangan
Cucurkanlah air mata
yang mengalir deras dalam dosa
dan raihlah perlindungan
dalam segumpal penyesalan
Tentang nafsu dan setan
jangan Engkau hiraukan
walau tulus memberi pesan
maka hati-hatilah
Jangan engkau patuhi rayuan
baik selaku kawan ataupun lawan
keduanya sama saja
tipu daya belaka
Kumohon ampunan Allah
dari lidah yang tak sesuai ayunan
langkah
sungguh Aku telah berbuat
sesuatu
yang nilainya kosong melulu
Kusuruh Kau beramal baik
Aku sendiri beramal buruk
-
apalah makna kata-kataku
yang Kusampaikan padamu
Aku tidak bersiap-siap
menyongsong almaut salat dan shiam pun
Kujalani hanya yang wajib saja
KEAGUNGAN SANG NABI
Aku telah menjauhi
sunnah Nabi dimalam hari
menjalankan sujud suci
hingga bangkak kedua kaki
Bagai lapar yang menyiksa
ia ikat batu pada pinggangnya
agar perih itu hilang
dari perut yang keroncongan
Gunung-gunung tawarkan diri
jadi emas permata bagi sang Nabi
tapi tawaran itu ditolaknya
dengan mulia dan rasa bangga
-
Tolakan itu
telah tajamkan kezuhudannya
padahal bagi keterpaksaan
semua boleh dikerjakan
Sangat tak dibutuhkan Nabi
akan kemajuan duniawi
sedangkan dunia saja
tak kan pernah ada
kalau bukan karenanya
Muhammad adalah pemula
dunia dan alam baka
Juga sumber rahmat
bagi insan dan jaan
Umat arab dan Ajam
Nabi kita yang membawa
titah dan perintah
anjuran dan larangan
Tak siapapun yang lebih baik
darinya
dalam ucapan ya atau tidak
Dialah kekasih Allah
yang diharap syafaatnya yang dimohon lindungannya
dari segala mala petaka
-
Dia mengajak jalan Allah untuk
ditempuh
maka siapa yang memegangnya
teguh
sama dengan berpegang tali seutas
yang tak akan pernah rantas
Tak seorang pun Nabi
yang sanggup menyamai
baik rupa maupun pekerti
dan tak siapa pun menandingi
baik ilmu maupun kemurahan hati
Nabi-Nabi sama mengharap
segala ilmu dari Muhammad
entah sepercik dari lautan
atau setitik dari hujan
Para rasul sama berdiri
dihadapannya sama menanti
tegak dipuncak yang terbatas
dati setitik ilmu atau hikmah
sekilas
Dialah seorang utusan
sempurna lahir dan batin
maknawi dan haqiqi
dipilih sebagai kekasih tercinta
di haribaan Tuhan alam semesta
Mulia dan sempurna
tak dijumpai yang serupa
sebab keagungan itu
tak dibagi lebih dari Satu
-
Janganlah kau anggap dia
seperti Nasrani pada Isa Kibarkanlah madah dan puja-puji
setiggi apapun yang engkau
sanggupi
Sebutkan untukya
yang engkau tahu tentang yang
mulia
dan ucapkan kapadanya
kebesaran yang tak terhingga
Kemuliaan dan kebesaran Nabi
kita
takkan pernah ada hingganya
lidah dan kata
takkan sanggup melukisnya
Kalau tingginya derajat
diselaraskan dengan mujizat maka tulang belulang pun niscaya
jaga
dengan sebutan nama Nabi kita
Ia tidak menguji kita
dengan kata yang akal tak terima
agar kita tidak ngambang
juga tak jadi bimbang
Insan takkan faham sungguh
dalam menggali hakikat
Rosulillah
baik dari dekat
-
ataupun dari jauh
Dia bagaikan mentari
terlihat mungil dari jauh kecil
tiada kuat setiap mata melihat
menatapnya dari tempat yang
dekat
Bagaimana dengan benar dapat
digali
tentang haqiqat sang Nabi
Insan senantiasa hanya membaca
dalam impian yang
memfatamorgana
Sejauh pengertian manusia
Nabi ini manusia juga
beliau semulia-milua makhluk
beliau seindah-indah ciptan
Khalik-Nya
Segala mujizat dari rasol-rasol sebelumnya
tak lebih dari sorotan cahaya
pancaran Nabi kita semata
Dia Rosulullah
laksana matahari
dan Nabi-Nabi bagaikan
gemintang
-
bintang mengerdipkan mata
dimalam buta
selagi matahari belum
membersihkan cahya
Alangkah indah paras Nabi
dihiasi budi pekerti
senyumnya ramah-tamah
sejuk mekar dan menggugah
Bagai bunga indah jelita
bagai purnama tinggi mulia
bagai samudra murah melimpah
bagai masa berputar segera
Karena agungnya pribadi Nabi
walau sendiri beliau berdiri
laksana panglima ditengah tentara
yang dikelilingi para pengawalnya
Bagai ratna mutu manikam
di kadua belahan tiram
tutur katanya merdu lepas
manis senyumnya perangai dihias
Tiada yang lebih semerbak
baunya
dari tanah yang merangkul
jasadnya
berbahagialah siapa saja
yang pernah cium dan peluk
tanahnya
-
KELAHIRAN ATAWA
MUJIZAT I
Hari maulud Rosul Allah
tunjukkan kemurnian cikal
bakalnya
permulaannya, alangkah indah
kesudahannya, alangkah megah
Ingatlah akan suatu hari
tatkala Persi sama mengerti
bahwa ada ancaman yang bakal
tiba
menimpa dan hancurkan diri
mereka
Menjelang gelap mencekam
mahligai Kisra pun remuk-redam
sebagai suatu tanda
kehancuran kan tiba menerpa
Lantaran duka
api pujaan tak lagi menyala
dan sungaipun henti mengalir
air tak tampak di hulu hilir
Duka mengunyah warga Kota
Sawah
bendungannya diimpit kering
parah
-
setetes air pun tiada dijumpa
biar sekadar tuk melepas dahaga
Karena tercekik kesedihan
api yang dipuja seolah air
air yang diduga seolah api
berkobar membakar semua
simpanan
Jin terjungkal terpekik menjerit
pandangi sinar terpancar di langit
nyata benar tak biasa dipungkir
akan Nabi akhir yang pasti hadir
Mereka jadi tuli dan buta
karena tak dengar kabar gembira
mengapa memejamkan mata
atas peringatan yang
mengancamnya
Para dukun memberi tahu
tentang agama mereka yang palsu
suatu ketika kan jadi layu
karena menolak ajakan wahyu
Setelah mereka saksikan
api di langit menelan setan
mereka perhatikan juga
arca-arca di bumi persada
sekonyong berantakan tak terkira
Api itu terus menelan
-
membakar seraya melumat setan
hingga mereka lenyap berlalu
dari jalan yang menuju pintu
inilah pintu wahyu
Mereka lari seraya berkoar
bagaikan lasykar Abrahah
terbakar
kerikil-kerikil yang tajam
panas membakar dengan geram
Batu-batu turut bertasbih
dalam genggaman Rasulullah
bak tasbih Nabi Yunus
dalam cemas di perut paus
Karena seruan Nabi
pohon-pohon datang menghampiri
beringsut menghadap berhati-hati
seperti manusia berbudi tinggi
Di kala pepohonan mendakat Nabi
dahannya seperti menulis garis
rapi
lurus di jalan-jalan
nampak indah dan menawan
Seperti beraraknya mega
ke mana Rasul berada
pohon senantiasa merindanginya
dari sengatan terik sahara
panas sang surya yang membara
-
Aku bersumpah demi bulan
yang membelah dua badan
kalbu Baginda laksana bulan juga
menyinari malam-malam buta
Gua itu penuh kebajikan
tempat Muhammad dan Abu
Bakar diselamatkan
orang kafir yang mengejar
tidaklah buta
tapi di mulut gua mereka tak
melihat siapa-siapa
Nabi dan Shiddiq di perut gua
aman dari segala marabahaya
orang sama bertanya-tanya
Tiada siapa di gua,
juga tiada tersisa
Melihat laba-laba dan burung dara
yang menganyam sarang di mulut
gua
akhirnya si kafir sama menduga
pria pilihan di dalam tiada
Allah melindungi mereka di
dalam gua
dengan tanpa bertumpuk senjata
dan tidak dengan hebatnya
benteng
untuk dibuat sebagai tameng
Aku tidak ditimpa marabahaya
berdekatan dengan Baginda kita
-
akupun mendapat perlindungan
seperti yang beliau rasakan
Kemurahan dunia akhirat
tiada pernah aku harap
melainkan kuterima kemurahan
hanya dari Rasul akhir zaman
WAHYU ATAWA MUJIZAT II
Jangan kaupungkiri
wahyu yang Nabi raih dalam
mimpi
dia memanglah tidur
tapi hati juga tak pernah undur
Genap empat puluh usia Nabi
wahyu mengalir dalam mimpi
sampaipun masa kini
kita wajib meyakini impian itu
Maha Suci Allah
wahyu itu bukan sesuatu
yang bias kita buru
jangan curiga apa yang dibawa
Nabi sepi dari segala cela
-
Hanya dengan raba telapak
tangannya
orang-orang jadi merdeka
dari sakit dan jiwa gila
Berkat seperangkat doanya kaki-kakinya hujan mengubur
tahun yang gersang
dan menumbuhkan tahun-tahun
tenang
yang subur lagi rindang
Berkat seperangkat doanya pula awan memuntahkan lebat hujan
dan tanah yang kerontang dulu di
Mekkah
airnya melimpah bagaikan lautan
Biarlah kusebut
mujizat Muhammad yang mengkilat
bagai terang di api di ubun
gunung
yang jadi tanda tuk tamu datang
Mujizat itu mutiara tambah menawan disulam
kebagusannya
dan jika pun tidak
indahnya tetap tak beragak
Bagaimana sebenarnya kita susun
puja-puji
kalau tak pernah kita daki
-
puncak mujizat diri Nabi dan untuk perangai
yang ia teladankan hari ke hari
Al Quran baharu dalam rupa tapi qadiem maknanya
sebab lama di sisi Tuhan
sebelum diturunkan utusan
Al Quran tak terbatas oleh zaman bercerita tentang kebangkitan
matinya orang di masa silam
juga tentang Aad dan Iram
Mujizat yang ini, kekal abadi
lebih dari yang turun pada lain
Nabi
yang mujizatnya habis ditelan oleh batas dan pergeseran zaman
Ia adalah ayat
yang isinya bersih nikmat
orang tak usah menanam gundah
karena benarnya telah bertuah
Tak siapapun sanggup menentang
kendati musuh-musuh yang
gerang
mereka bakal hentikan
perlawanan
dan pada quran mengaku iman
-
Ayat-ayatnya terkait
dalam kadar sastra yang dasyat
orang-orang pun jadi terhambat
untuk meniru atau menggugat
Barang siapa datang
mencoba tandingi Al Quran karyanya cuma akan mengundang
ejek dan tawa orang-orang
Makna ayat dalam Al Quran satu sama lain tunjang-menunjang
bak riak gelomgang samudra
anggun ibarat setumpuk mutiara
Tidak pudar dalam keajaibannya
tidak kelu lidah
menyenandungkan
tiada bosan membaca Al-Furqan
Sejuk mata mengeja Al Quran dalam bunga bahagia yang
bermekaran
demi Allah, beruntunglah kau
dapat
pegang teguhlah ia
ia kan membawamu ke surga
Jika kau takut neraka
bacalah ayat-ayatnya
-
ia adalah air suci
yang kan dinginkan lautan api
Ia telaga besar
Al-Haudz dan Al-Kautsar
memutihkan rupa para
pembacanya
dan yang gelap-gulita dipoles dosa
Dan ia adalah jalan mulia
juga semacam neraka
yang tak lebih berat sebelahnya
keadilan hanya bisa didapatkan
dari hukum yang dikandung Al
Quran
Jika ada orang yang dengki
berpura bodoh dan mengingkari
janganlah engkau heran
mereka mengerti tapi melawan
Karena sakit mata
lihat surya menyala mereka tak
bisa
dan karena sakit pula
Air yang segar, pahit terasa
wahai paling baik makhluk Ilahi
yang rumahnya kerap dikunjungi
para peziarah yang melimpah-
ruah
mereka berjalan kaki dan
berkendaraan
-
mengharap rahmat dan
keberkahan
ISRA MIRAJ DAN QABA QAUSAIN
Kau diisrakan dari Masjidil Haram
ke Masjidil Aqsa
bagai bulan purnama
yang menembus gelap gulita
Engkau terus meninnggi
sampai Qaba Qausain
yang tak pernah dicapai
oleh para rosul dan Nabi
Para Nabi mempersilahkan
engkau berdiri paling depan
seperti penghormatan hamba
sahaya
di depan kekuasaan majikannya
Engkau terobos langit dan
samawat
yang terlapis tujuh tingkat
dan bendera panglima pasukan itu
ada dan berkibar di tanganmu
-
Kau tembus terus dinding
samawat
hingga Kau tiba di satu tingkat
yang siapapun tak kan mampu
untuk berlabuh ditempat itu
Dengan itu
derajat Nabi lain jadi rendah
dibanding ketinggian derajat
Rosulullah
mereka sama menghaturkan
untuk Nabi lanjutkan perjalanan
Engkau sangat beruntung
bisa berhubungan langsung
mata dan telinga
takkan bisa menyadapnya
segala rahasia
terus terpelihara
Orang lain takkan pernah dapat
bagian
dari martabat dan kehormatan
yang telah melimpah pada
seseorang
Tinggi sekali derajat
yang telah Engkau dapat
besar sekali nikmat
yang padamu kian berlipat
Berbahagialah umat islam
insya Allah atas kita seluruh
dengan syariat
-
yang amat kukuh
Sejak Muhammad dipanggil
Tuhan
sebagai paling baiknya utusan
maka kita pun lebih mulia
dari umat lain sebelum kita
Mendengar keNabian Ahmad
ciutlah hati para penghianat
seperti kambing di padang hijau
barisannya kacau balau
Saat mendengar lengking harimau
Dari medan kemedan tempur
semangat Muhammad dan tak
pernah luntur
banyak musuh yang sudah gugur
mayatnya tercincang disantap
binatang
Mereka lari,
dari ampuhnya kafilah Nabi
ingin mereka mati saja
(agar terlepas dari takut yang
menyiksa)
seperti mayat-mayat saudaranya
yang dipungut burung ke angkasa
Lantaran sengit pertempuran
mereka lupa hari dan bulan
sampai pun pada bulan haram
andai perang tak dihentikan
-
kafilah Muhammad kan terus
melawan
Islam turun jadi bara
membakar semangat jiwa-raga
ia senantiasa siap berbicara
untuk hancurkan musuh-
musuhnya
GAMBARAN PRAJURIT
MUHAMMAD
Seperti lautan beribu gelombang
tentara Muhammad serang-
menyerang
tidak bisa tidak
mereka mau jadi pahlawan
Demi Allah saja
mereka ngamuk di medan laga
kaki menerjang, pedang
menyerang
kufur pun sirna hingga akarnya
Islam, yang tak kesohor semula
menjadi masyhur pada akhirnya
bersatu dalam tujuan
kuat tak dapat dipatahkan
-
Dalam dekapan Rosulillah
islam tak yatim, tak janda
ia terus menyala-nyala
di dalam asuh dan lindungannya
Di medan perang
tentara islam seperti gunung
tegak dan tegar
tiada rasa dan gentar
tak pernah guncang
apapun yang menyerang
Coba tanyakan :
Bagaimana peperangan Uhud,
Badar dan Hunain
dan betapa angkuh perang-perang
itu
telah membuat duka-lara bagi para
musuhnya
sungguh peristiwaitu lebih pahit
dari pada mulasnya suatu penyakit
Pedang putih jadi kelam
di tangan para remaja jantan
karena pedang itu sudah tersiram
darah segar musuh dan lawan
Tombak sahabat yang runcing
ujungnya
bak pena yang tangkas menulis
musuhnya
tak sekerat jasadpun dari para
lawannya
-
yang selamat dari titik noda dan
luka
bekas tombak-tombak yang
menghunusnya
Tentara islam
yang dilengkapi senjata tajam
memiliki tanda dan beda
ketimbang tentara dan lasykar
lainnya
ibarat bunga Salam dan mawar
beraroma
keduanya jelas tak sama
Angin menabur kemenangan
bagai aroma bunga di pekarangan
dan Engkau pun menduga
para tentara tetap berjaya didalam
baja
seperti bunga merekalah di dalam
kelopaknya
Manakala mereka di atas kuda
tampak waspada dan perkasa
laksana bunga tumbuh nyaman
di puncak bukit bermekaran
Hati musuh bagai terbang
di depan para ketangkasan para
pahlawan
dan ia jadi tak bisa membedakan
-
yang mana kawan
yang mana lawan
BENTENG AGAMA
Barang siapa
yang pada Rosulullah
menggantungkan kemenangannya
sekalipun singa di rimba
di hadapannya jadi tak berdaya
Tiada seorang yang melindungi
takkan mendapat kemenangan
dan tiada seorang pun dimusuhi
takkan menjilat kehancuran
Dia telah melindungi umatnya
di dalam bentengnya agama
laksana harimau lindungi anaknya
di dalam hutan rimba
Kerapkali sudah
ayat tuhan menjatuhkan ahli debat
kerap kali sudah
-
bukti Quran menaklukkan musuh Ahmad
Cukup kiranya kubicara tentang
Nabi kita
sungguh agung mukjizatmu, ya
Rosul
Engkau memang tak bisa baca,
tapi Kau faham segala apa
Engkau memang tak bisa tulis,
tapi ilmumu tak kunjung habis
Engkau memang hadir di era
kehancuran, tapi Engkau mapan
tak terkirakan
Engkau memang yatim, tapi
Engkau mampu mengemban alam
TUTUR KATA DAN PETITIH
IMAM BUSHIRI
Kutulis puja-puji
untuk kekasih Tuhan
agar kubisa kudapat ampunan
bagi syair-syair masa lalu
(yang kucipta bagi raja dan para
wazirnya)
cuma mendamba dunia belaka)
Syair dan madah
(yang kugubah buat raja)
mengulangi leherku sudah
dengan ketakutan dan kecemasan
ibarat kalung pada hewan korban
-
sebelum disembelih dan
disedekahkan
Di dalam masa remajaku
Aku mengumbar dan disesatkan
nafsu
Kugubah syair pujian
tuk berkhidmat pada orang lain
yang Kuterima hanyalah dosa,
tiada lain
Betapa rugi perdagangan seorang
yang tak menghiraukan dunia
untuk agama dan akhiratnya
Barang siapa yang akhirnya
ditukar dengan nikmatnya dunia
amat rugilah ia
karena ia tak kan temukan sesuatu
di dalam tukar menukar sesuatu
itu
Jika kau berdosa lagi
kumasih ingin diampuni
karena ikatan hatiku dengan Nabi
tak akan pernah berhenti
Nama Muhammad
serupa dengan nama Rosul
ini saja cukup dari jaminan
yang tiada mengecewakan
-
Sekiranya nanti
aku tak dapat pertolongan Nabi
aduhai
alangkah celaka diri ini
Tapi tiadalah mungkin
orang yang mengharap
kemurahannya
akan kembali sia-sia
dengan tangan hampa
Dan semenjak fikiran
kepadanya aku pusatkan
lalu kususun sederet pujian
sebenarnya telah kudapatkan jalan
untuk bisa diselamatkan
Dan dari padanya
kemurahan menerpa segala apa
laksana air hujan
yang menabur rata
menumbuhkan segala bunga
Madahku yang ini
hanya mengharap syafaat Nabi bukan untuk memunggah duniawi
seperti yang dilakukan Zuhair
kepada harimi
Wahai paling baiknya ciptaan
Tuhan
hanya Engkaulah tempatku
berlindung
-
dari hari mara-bahaya
yang kan hancurkan segala ada
Tatkala bencana tiba bergila
perih siksa mendera orang berdosa
Kutau derajatmu tak akan pernah
sulit
untuk menolong umatmu yang
terjepit
Kemurahanmu meliputi dunia
akhirat
sedang pengetahuanmu
meliputi lauhil mahfud
Wahai hamba sahaya
jangan putus harapan mencari
pengampunan
atas dosa besar yang Engkau
cucurkan
sesungguhnya kecil dan besarnya
dosa
sama-sama ada ampunannya
Semoga rahmat Ilahi
akan dibagi pada kami
sebanding dengan dosa besar
yang telah kami ciptakan sendiri
Ya Allah ya Tuhan kami
kabulkanlah harapan kami
hisablah kami
-
dan jangan putuskan keyakinan
kami
Limpahkan karunia-Mu pada
hamba
di dunia maupun di alam baka
karena hamba terlampau lemah
rentan ditimpa musibah
iman hamba berdarah
hamba gelisah dan lari tak betah
Ya Allah Ya Tuhan kami
tetapkanlah pada Nabi kami
deras hujan yang mengucur dari
awan
yang menggumpal dari shalawat-
Mu sendiri
Selagi angin bertiup pelan
memainkan dedaunan pohon Bhan
selagi kafilah bernyanyi seraya
berjalan
menghibur onta berbulu
menawan.
PENUTUP
Kemudian terhadap mereka ini
-
yang sama-sama diridhoi Ilahi
Abu Bakar, Umar, Utsman dan
Ali
mereka dermawan dan mulia hati
Ahli keluarga dan sahabat
kemudian sekalian pengikut
mereka orang-orang yang
bertaqwa
luhur sabar dan mulia juga
Ya Allah yang maha luas
kemuliaannya
kami bertawasul kepada insan
kekasih-Mu
kabulkanlah harapan ini
dan ampunilah dosa-dosa kami
Ya Allah ya Tuhan kami
ampunilah kaum muslimin
berkahilah ayat yang dibaca
dalam-dalam
di Masjidhil Aqsha dan di
Masjidhil Haram
Dengan berkah Nabi
di Thaibah yang suci
yang namanya jadi sumpah
dan yang sungguh sangat ampuh
Inilah Burdah pilihan
tammatlah dalam susunan
Alhamdulillah awal mulanya
tak lupa pula pada akhirnya
-
Terkumpul banyak baitnya
seratus enam puluh jumlahnya
Wahai Tuhan semesta
jika tulisan hamba jadi petaka
lepaskanlah hamba dari
cengkramannya
Engkau pengampun lagi penguasa
Wahai Tuhanku
curahkan shalawat dan salam
senantiasa
kepada kekasih-Mu
sebaik-baik makhluk
GLOSSARY
-
Aad: Suatu kaum yang dikisahkan Al Quran, hidup
di zaman batu namun maju tanpa
beriman.
Abrahah: Rama seorang raja yang
bermaksud
menghancurkan rumah Allah
(Kabah) namun gagal karena diazab oleh-Nya>
Ahmad: Nama lain Rosulullah
(artinya terpuji)
Ajam: Non arab (bangsa selain arab)
Al Furqan: Pemisah antara yang
haq dan batil (sebutan
lain Al Quran) Al Haudz: Sebuah telaga di surga
Persi: Sebuah negeri asal agama
majusi yang pernah
amat mendendam Nabi terletak di
teluk
Qadiem: Kekal
Ratna mutu manikam: Mutiara-
mutiara tak ternilai
harganya
Salam: Nama sekuntum bunga
Samawat: Langit (jamak)
Shalawat: Shalat (tunggal), artinya
puja-puji dan
sebutan yang ditujukan kepada
Nabi
-
Shiddiq: Gelar Nabi untuk Abu
Bakar
Shiyam: Puasa
Syafaat: Pertolaongan dan perlindungan dari
Baginda SAW
Syariat: Hukum Allah (islam) dari sumber Al Quran dan
Sunnah
Tanahnya: Makamnya (kuburan
mulia Nabi SAW)
Thaibah: Nama lain kota Madinah
Tasbih: Menyucikan nama Allah
Taala Tawassul: Menjadikan Nabi
sebagai (wasilah atau
penyambung) dalam bermunajat
Utusan: Pesuruh (Rosul) Allah
SWT
Zuhair: Zuhair bin Abi Sulma,
penyair yang gemar
memuji raja-raja