c. bab ii -...

32
BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Kecemasan a. Pengertian Kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik. Kondisi dialami secara subjektif dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal. Kecemasan berbeda dengan rasa takut, yang merupakan penilaian intelektual terhadap sesuatu yang berbahaya. Kecemasan adalah respons emosional terhadap penilaian tersebut (Stuart & Sundeen, 1998). Cemas berbeda dengan gangguan kecemasan. Cemas adalah suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan dan tidak dapat dibenarkan yang sering disertai gejala fisiologis, sedangkan pada gangguan cemas terkandung unsur penderitaan yang bermakna dan gangguan fungsi yang disebabkan oleh kecemasan tersebut. Respon yang timbul karena kecemasan yaitu khawatir, gelisah, tidak tenang, dan dapat disertai dengan keluhan fisik. Kondisi dialami secara subjektif dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal. Kecemasan bebeda dengan rasa takut yang merupakan penilaian intelektual terhadap sesuatu yang berbahaya. Kecemasan adalah respon 8

Upload: nguyenanh

Post on 09-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: c. BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-zunigunawa... · dan sedang tetapi jika berlangsung pada tingkat tidak sadar dan melibatkan penipuan

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Teori

1. Kecemasan

a. Pengertian

Kecemasan sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan

tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik.

Kondisi dialami secara subjektif dan dikomunikasikan dalam hubungan

interpersonal. Kecemasan berbeda dengan rasa takut, yang merupakan

penilaian intelektual terhadap sesuatu yang berbahaya. Kecemasan

adalah respons emosional terhadap penilaian tersebut (Stuart &

Sundeen, 1998).

Cemas berbeda dengan gangguan kecemasan. Cemas adalah

suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan dan tidak dapat

dibenarkan yang sering disertai gejala fisiologis, sedangkan pada

gangguan cemas terkandung unsur penderitaan yang bermakna dan

gangguan fungsi yang disebabkan oleh kecemasan tersebut.

Respon yang timbul karena kecemasan yaitu khawatir, gelisah,

tidak tenang, dan dapat disertai dengan keluhan fisik. Kondisi dialami

secara subjektif dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal.

Kecemasan bebeda dengan rasa takut yang merupakan penilaian

intelektual terhadap sesuatu yang berbahaya. Kecemasan adalah respon

8

Page 2: c. BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-zunigunawa... · dan sedang tetapi jika berlangsung pada tingkat tidak sadar dan melibatkan penipuan

9

emosional terhadap penilaian tersebut yang penyebabnya tidak

diketahui. Sedangkan rasa takut mempunyai penyebab yang jelas dan

dapat dipahami.kapasitas kecemasan diprelukan untuk bertahan hidup,

tetapi tingkat kecemasan yang parah tidak sejalan dengan kehidupan

(Riyadi & Purwanto, 2005).

b. Tingkat Kecemasan

Tingkatan kecemasan dibagi menjadi 4 yaitu :

1) Kecemasan ringan

Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari,

kecemasan pada tingkat ini menyebabkan seseorang menjadi

waspada dan meningkatkan lahan persepsinya. Kecemasan ini dapat

memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.

Kecemasan ringan ditunjukkan pada skor 14-20.

2) Kecemasan sedang

Memungkinkan seseorang untuk memusnahkan pada hal yang

penting dan mengesampingkan yang lain. Sehingga seseorang

mengalami tidak perhatian yang selektif namun dapat melakukan

sesuatu yang lebih banyak jika diberi arahan. Kecemasan sedang

ditujukkan pada skor 21-27.

3) Kecemasan berat

Sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Individu cenderung

untuk berfokus pada sesuatu yang terinci dan spesifik serta tidak

dapat berfikir tentang yang lain. Semua perilaku ditunjukan untuk

Page 3: c. BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-zunigunawa... · dan sedang tetapi jika berlangsung pada tingkat tidak sadar dan melibatkan penipuan

10

mengurangi ketegangan. Individu tersebut memerlukan banyak

pengarahan untuk dapat berfokus pada suatu area lain. Kecemasan

berat ditunjukkan pada skor 28-41.

4) Panik

Dari kecemasan dengan terperangah ketakutan dan terror. Karena

mengalami kehilangan kendali, individu yang mengalami panik

tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan.

Panik melibatkan disorganisasi kepribadian dan terjadi peningkatan

aktivitas motorik, menurunnya kemampuan berhubungan dengan

orang lain, presepsi yang menyimpang dan kehilangan pemikiran

yang rasional. Tingkat kecemasan ini tidak sejalan dengan

kehidupan, jika berlangsung terus dalam waktu yang lama dapat

terjadi kelelahan bahkan kematian (Riyadi & Purwanto, 2009).

Panik ditunjukkan pada skor 42-56.

c. Sumber Koping

Sumber koping merupakan sumber yang dapat membantu

individu mengurangi atau mengatasi masalah yang dapat menimbulkan

stres. Sumber koping tersebut dapat berupa keadaan ekonomi keluarga,

dukungan keluarga atau sosial, kemampuan menyelesaikan masalah dan

keyakinan agama atau budaya(Riyadi & Purwanto, 2009).

d. Mekanisme Koping

Ketika mengalami kecemasan, individu menggunakan berbagai

mekanisme koping untuk mencoba mengatasinya dan ketidakmampuan

Page 4: c. BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-zunigunawa... · dan sedang tetapi jika berlangsung pada tingkat tidak sadar dan melibatkan penipuan

11

mengatasi kecemasan secara kontruktif merupakan penyebab utama

terjadinya perilaku patologis. Pola yang biasa digunakan individu untuk

mengatasi kecemasan tingkat ringan sering ditanggulangi tanpa

pemikiran yang serius. Tingkat kecemasan sedang dan berat

menimbulkan dua jenis mekanisme koping:

1) Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya yang disadari dan

berorientas pada tindakan untuk memenuhi tuntutan situasi stres

secara realistis.

a) Perilaku menyerang digunakan untuk mengubah, menghilangkan

atau mengatasi hambatan pemenuhan kebutuhan.

b) Perilaku menarik diri digunakan baik secara fisik maupun

psikologis untuk memindahkan seseorang dari sumber stres.

c) Perilaku kompromi digunakan untuk mengubah cara seseoran

mengoperasikan, mengganti tujuan atau mengorbankan aspek

kebutuhan personal seseorang (Riyadi & Purwanto, 2009).

2) Mekanisme pertahanan ego membantu mengatasi ansietas ringan

dan sedang tetapi jika berlangsung pada tingkat tidak sadar dan

melibatkan penipuan diri dan distorsi realitas maka mekanisme ini

dapat merupakan respon maladaptis terhadap stres.

e. Faktor faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan

Hampir setiap calon orang tua, terutama ibu dikelilingi oleh

kecemasan tentang bayinya, khususnya pada trimester akhir terjadinya

kecemasan cukup wajar dan sebagian besar wanita mengalaminya. Jika

Page 5: c. BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-zunigunawa... · dan sedang tetapi jika berlangsung pada tingkat tidak sadar dan melibatkan penipuan

12

seorang wanita hamil mengetahui rasa cemas tersebut akan muncul dan

wajar serta normal, maka akan membantu menghilangkan rasa cemas

yang timbul (Stopard, 2007).

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kecemasan

Menghadapi Persalinan antara lain :

1) Konflik diri, konflik intern antara ketakutan terhadap persalinan dan

ingin segera memeluk bayinya yang dilahirkannya (Indah, 2008)

2) Pengetahuan istri/ibu tentang persalinan, merupakan faktor

predisposisi yang kuat terhadap stabilitas kondisi psikologis (Riven,

2002)

3) Menurut Eisenberg (1996) kondisi ibu inpartu, seorang wanita yang

mengetahui kondisi kehamilan normal dapat melahirkan normal

akan memiliki tingkat kecemasan yang berbeda dengan seorang

wanita yang dalam kehamilannya didapatkan penyulit dan dalam

melahirkannya diperkirakan tidak bisa lahir normal.

4) Menurut Kaplan dan Sadock (1997) kondisi individu: umur,

pendidikan, kebudayaan, sosial ekonomi.

5) Menurut Bobak (2005) lingkungan tempat bersalin dan sekitarnya

yang asing penuh dengan alat kesehatan atau kesibukan petugas

kesehatan merupakan stressor tersendiri bagi yang melahirkan

6) Dukungan sosial sangat diperlukan dalam upaya memberikan

ketenangan pada ibi inpartu (Nolan, 2004)

Page 6: c. BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-zunigunawa... · dan sedang tetapi jika berlangsung pada tingkat tidak sadar dan melibatkan penipuan

13

7) Menurut Less (2003) sosial ekonomi meskipun ibu mengetahui

proses persalinan dengan baik, tetapi jika secara sosial ekonomi

belum siap karena tidak mempunyai biaya untuk proses persalinan,

kemungkinan yang tidak cemas akan menjadi cemas dan yang

sudah menjadi cemas akan lebih cemas.

8) Menurut Doenges dan Moorhouse (2001) tingkat pendidikan yang

berbeda dari istri akan menimbulkan respon kecemasan yang

berbeda pula.

Ibu hamil merespons nyeri saat persalinan dengan rasa takut

dan cemas yang dapat meningkatkan aktifitas sistem syaraf simpatis

sehingga meningkatkan sekresi katekolamin (epinefrin dan

norepinefrin). Epinefrin akan menstimulasi reseptor α dan β, sedangkan

norepinefrin akan menstimulasi reseptor α. Stimulasi pada reseptor α

menyebabkan seluruh bagian uterus berkontraksi dan meningkatkan

tonus otot uterus yang dapat menurunkan aliran darah pada uterus.

Sementara itu, stimulasi pada reseptor β menyebabkan uterus relaksasi

dan vasodilatasi pembuluh darah pada uterus dan menyebabkan

penurunan aliran darah ke plasenta. Dengan demikian, sekresi

katekolamin yang berlebih akan menyebabkan penurunan aliran darah

ke dan dari plasenta sehingga fetus kekurangan oksigen dan

menurunkan efektivitas kontraksi uterus yang mengakibatkan proses

persalinan menjadi lebih lama (Bobak, 2005).

Page 7: c. BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-zunigunawa... · dan sedang tetapi jika berlangsung pada tingkat tidak sadar dan melibatkan penipuan

14

Beberapa metode non farmakologi untuk mengontrol rasa tidak

nyaman. Metode ini biasanya dipelajari pada kelas persiapan

melahirkan, yang meliputi hipnosis, acurpressure, yoga, umpan balik

biologis (biofeedback), sentuhan terapeutik, terapi aroma, terapi uap,

yang biasanya memberikan efek bermanfaat bagi para wanita (Arifin,

2007).

1) Hipnosis adalah suatu seni komunikasi persuasif yang ditujukan

untuk menyampaikan pesan ke pusat motivasi manusia yang disebut

sebagai pikiran bawah sadar.

2) Acupressure merupakan salah satu cara pengobatan tradisional Cina

yang menggunakan titik triger sebagai pusat penekanannya.

3) Yoga adalah suatu metode yang menyelaraskan antara tubuh fisik,

pikiran, dan jiwa yang memberi efek kesehatan, keseimbangan,

kekuatan dan vitalitas.

4) Terapi aroma adalah terapi yang mrenggunakan aroma-aroma

tertentu untuk menenangkan pikiran, merelaksasi otot-otot yang

kaku.

5) Terapi uap adalah terapi yang menggunakan uap sebagai pemanas

untuk melenturkan otot-otot yang kaku.

Page 8: c. BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-zunigunawa... · dan sedang tetapi jika berlangsung pada tingkat tidak sadar dan melibatkan penipuan

15

2. Persalinan

a. Pengertian

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput

ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika

prosesnya terjadi pada usia kehamilan yang cukup bulan (setelah 37-40

minggu) tanpa disertai adanya penyulit (JNPK-KN, 2008). Selain itu

persalinan juga merupakan proses pengeluaran janin yang terjadi pada

kehamilan cukup bulan (37-40 minggu) juga lahir spontan dengan

presentasi belakang kepala yang berlangsung 18-24 jam tanpa

komplikasi.

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan (Yanti, 2009)

Beberapa faktor yang mempengaruhi persalinan, antara lain :

1) Power (Tenaga atau Kekuatan)

Power adalah kekuatan yang mendorong janin keluar. Kekuatan

yang mendorong janin keluar ialah: his, kontraksi otot-otot,

kontraksi diafragma dan aksi dari ligament, dengan kerjasama yang

baik dan sempurna.

2) Passanger

Faktor yang berpengaruh terhadap persalinan adalah faktor janin,

yang meliputi sikap janin, letak janin dan posisi janin.

3) Passage

Page 9: c. BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-zunigunawa... · dan sedang tetapi jika berlangsung pada tingkat tidak sadar dan melibatkan penipuan

16

Passange atau faktor jalan lahir dibagi atas: (1) bagian keras :

tulang-tulang panggul (rangka panggul) dan (2) bagian lunak : otot-

otot, jaringan-jaringan dan ligamen-ligamen.

4) Faktor Psikis

Dalam fase persalinan juga terjadi peningkatan kecemasan,

dengan semakin meningkatnya kecemasan akan semakin

meningkatkan intensitas nyeri. Fenomena hubungan antara cemas

dan nyeri dan sebaliknya merupakan hubungan yang berkolersai

positif, yang menurut Caceres dan Burns (1997) mempunyai pola

hubungan seperti spiral yang ujungnya membesar. Dengan semakin

majunya proses persalinan, menyebabkan perasaan ibu hamil

semakin cemas tersebut menyebabkan rasa nyeri semakin intens,

demikian pula sebaliknya.

Stres persalinan tidak hanya berakibat pada ibu, tetapi juga

terhadap janin. Sebab ibu yang mengalami stres, sinyalnya berjalan

lewat aksis HPA (Hipotalamo-Pituaitari-Adrenal) dapat

menyebabkan lepasnya hormon stres antar lain ACTH, Kortrisol,

Ketekolamin, Endorpin, GH, Prolaktin dan LH/FSH. Akibatnya

terjadi vasokonstriksi sistemik, termasuk diantaranya konstriksi vasa

utero plasenta yang menyebabkan gangguan aliran darah didalam

rahim, sehingga penyampaian oksigen (DO2) kedalam miometrium

trerganggu, berakibat melemahnya kontraksi otot rahim.

Page 10: c. BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-zunigunawa... · dan sedang tetapi jika berlangsung pada tingkat tidak sadar dan melibatkan penipuan

17

5) Faktor penolong

Salah satru faktor yang sangat mempengaruhi terjadinya kematian

ibu adalah kemampuan dan ketrampilan penolong persalinan.

Ketrampilan yang diajarkan dalam pelatihan asuhan persalinan

noremal harus diterapkan sesuai dengan standar asuhan bagi semua

ibu bersalin di setiap tahapan persalinan oleh setiap penolong

persalinandimanapun hal tersebut terjadi. Persalinan dan kelahiran

bayi dapat terjadi dirumah, puskesmas, atau rumah sakit. Penolong

persalinan dalam hal ini adalah bidan. Jenis asuhan yang akan

diberikan, dapat disesuaikan dengan kondisi dan ttempat persalinan

sepanjang dapat memenuhi kebutuhan spesifik ibu dan bayi baru

lahir.

c. Kala dan Fase Dalam Persalinan

Persalinan dibagi dalam 4 kala (stages), yaitu :

1) Kala I

Mulai dari his teratur sampai pembukaan lengkap. In partu (partus

mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah (bloody

show), karena serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar

(efficement).

Kala pembukaan dibagi atas 2 fase, yaitu :

a) Fase laten : dimana pembukaan serviks berlangsung lambat,

sampai pembukaan 3 cm berlangsung dalam 7-8 jam.

Page 11: c. BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-zunigunawa... · dan sedang tetapi jika berlangsung pada tingkat tidak sadar dan melibatkan penipuan

18

b) Fase aktif : berlangsung selama 6 jam dan dibagi atas 3

subfase:

(1) Periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4

cm

(2) Periode dilatasi maksimal (steady) : selama 2 jampembukaan

berlangsung cepat menjadi 9 cm.

(3) Periode deselerasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam

pembukaan menjadi 10 cm atau lengkap.

2) Kala II

Pada pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama.

Kepala janin telah turun masuk ruang pintu bawah panggul sehingga

terjadi tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris

menimbulkan rasa mengedan. Pada waktu his, kepala janin mulai

kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang. Dengan his

mengedan yang terpimpin, akan lahirlah kepala, diikuti oleh seluruh

badan janin.

3) Kala III

Setelah lahirnya bayi, kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus

teraba kersa dengan fundus uteri setinggi pusat dan berisi placenta

yang menjadi tebal 2x sebelumnya. Beberapa saat kemudian, timbul

his pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 1-5 menit seluruh

placenta terlepas, terdoromg ke dalam vagina dan akan lahir spontan

dari atas simpisis atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya

Page 12: c. BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-zunigunawa... · dan sedang tetapi jika berlangsung pada tingkat tidak sadar dan melibatkan penipuan

19

berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta

disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.

4) Kala IV

Adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi dan uri lahir

untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan

pospartum (Sinopsis, 2006)

d. Perubahan Psikologi Pada Ibu Hamil Menjelang Persalinan

Pada ibu hamil banyak sekali terjadi perubahan, baik fisik

maupun psikologis. Begitu juga pada ibu bersalin, perubahan psikologis

pada ibu bersalin wajar terjadi pada setiap orang, namun ia memerlukan

bimbingan dari keluarga dan penolong persalinan agar ia dapat

menerima keadaan yang terjadi selama persalinan dan dapat

memahaminya sehingga ia dapat beradaptasi terhadap perubahan yang

terjadi pada dirinya. Perubahan psikologis selama persalinan

perludiketahui oleh penolong persalinan dalam melaksanakan tugasnya

sebagai pendamping atau penolong persalinan (Sumarah, 2009).

Tingkat kecemasan wanita selama bersalin akan meningkat jika

ia tidak memahami apa yang terjadi pada dirinya. Dukungan psikologis

dari orang-orang terdekat akan membantu memperlancar proses

persalinan yang sedang berlangsung. Tindakan mengupayakan rasa

nyaman dengan menciptakan suasana yang nyaman dalam kamar

bersalin dan memberikan sentuhan. Memberi analgesia jika diperlukan

dan yang paling penting berada disisi pasien adalah bentuk-bentuk

Page 13: c. BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-zunigunawa... · dan sedang tetapi jika berlangsung pada tingkat tidak sadar dan melibatkan penipuan

20

dukungan psikologis. Dengan kondisi psikologis yang positif proses

persalinan akan berjalan lebih mudah (Sumarah, 2009).

e. Perubahan Psikologis Ibu Bersalin Kala I (Yanti, 2009)

Pada persalinan kala I, selain pada saat kontraksi uterus

umumnya pasien dalam keadaan tenang, santai dan tidak terlihat pucat.

Saat kontraksi uterus berlangsung, frekuensi pernafasan meningkat dan

pasien mengeluhkan rasa nyeri. Diluar kontraksi uterus, pasien tidak

merasakan adanya nyeri. Saat dilatasi serviks lengkap atau hampir

lengkap, pasien biasanya terlihatgelisah, mungkin mengeluh mual dan

ingin meneran. Adapun kondisi psikologis yang sering terjadi pada

wanita dalam persalinan kala I yaitu :

1) Kecemasan dan ketakutan pada dosa-dosa atau kesalahan sendiri.

Ketakutan tersebutberupa takut kalau bayinya akan lahir dengan

cacat jasmaniah dan lahiriah.

2) Timbulnya rasa tegang, ketakutan, kecemasan dan konflik-konflik

batin. Hal ini disebabkan oleh semakin membesarnya janin dalam

kandunga yang dapat menyebabkan calon ibu mudah capek, tidak

nyaman badan, tidak bisa tidur nyenyal, seringb kesulitan bernafas

dan bermacam-macam beban jasmaniah lainnya diwaktu

kehamilannya.

3) Sering timbul rasa jengkel, tidak nyaman, badan selalu kegerahan,

tidak sabaran sehingga harmoni anatara ibu dan janin yang

dikandungnya jadi terganggu. Ini disebabkna karena kepala bayi

Page 14: c. BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-zunigunawa... · dan sedang tetapi jika berlangsung pada tingkat tidak sadar dan melibatkan penipuan

21

sudah memasuki panggul dan timbulnya kontraksi-kontraksi pada

rahim sehingga bayi yang semula diharapkan dan dicintai secara

psikologis selama berbulan-bulan itu kini dirasakan sebagai beban

yang amat berat.

4) Relasi ibu dan calon anaknya terpecah, sehingga polaritas antar ibu

dan bayi menjadi semakin jelas. Timbulah dualitas perasaan yaitu :

a) Harapan cinta kasih

b) Impuls-impuls bermusuhan dan kebencian

5) Sikap bermusuhan terhadap bayinya. Disebabkan derita fisik ibu

yang semakin berat sehingga muncul konflik-konflik antar

keinginan mempertahankan janinnya (demi keamanan si janin) dan

melawan kemauan untuk membuangnya cepat-cepat. Keinginan

untuk mempertahankan janinnya merupakan ekspresi kepuasan diri

yang narsitis yang cenderung menolak kelahiran bayi. Alasan

kenapa ibu mempertahankan bayinya adalah :

a) Keinginan untuk memiliki janin yang unggul

b) Kecemasan ibu emngenai bayinya, nanti tidak mendapatkan

jaminan keamanan, kalau sudah diluar rahim

c) Ibu merasa belum mampu memikul tanggung jawab sebagai

seorang ibu.

Sedangkan ibu untuk segera mengeluarkan mempunyai alasan

tertentu juga, yatu :

Page 15: c. BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-zunigunawa... · dan sedang tetapi jika berlangsung pada tingkat tidak sadar dan melibatkan penipuan

22

a) Fantasi tentang bakal bayinya yang lahir sebagai objek kasih

sayang.

b) Beban fisik oleh semakin membesarnya bayi dalam kandungan

yang cenderung untuk mengeluarkan bayinya sehingga mungkin

akan terjadi peristiwa prematur.

6) Muncul ketakutan menghadapi kesakitan dan resiko bahaya

melahirkan bayinya yang merupakan hambatan-hambatan dalam

proses persalinan.

7) Adanya harapan-harapan mengenai jenis kelamin bayi yang akan

dilahirkan. Banyak wanita yang mendambakan anak pertamanya

adalah laki-laki, sebab laki-laki adalah lambang dari hidup dan

keperkasaan. Begitu pula dengan suami dan kakeknya, sehingga hal

ini dapat dijadikan motivasi dalam proses persalinan.

Selain kondisi psikologis tersebut ada kegelisahan dan

ketakutan menjelang kelahiran bayinya, yaitu :

1) Takut mati

Walaupun peristiwa persalinan adalah fisologis tetapi ini juga tidak

menjamin resiko-resiko dan bahaya kematian. Bahkan pada

persalinan normal sekalipun juga disertai perdarahan dan kesakitan-

kesakitan yang hebat. Hal itulah yang menyebabkan takut mati baik

bayi maupun dirinya. Tetapi sekarang perasaan takut mati itu tidak

perlu dilebih-lebihkan, karena adanya kemajuan ilmu kebidanan.

Page 16: c. BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-zunigunawa... · dan sedang tetapi jika berlangsung pada tingkat tidak sadar dan melibatkan penipuan

23

2) Trauma kelahiran

Trauma kelahiran ini berupa ketakutan akan berpisahnya bayi dari

rahim ibunya. Hal ini masih merupakan ketakutan hipotesis untuk

dilahirkan di dunia dan takut terpisah dari ibunya. Selain itu dapat

terjadi trauma genretal yang terjadi saat melahirkan bayinya.

3) Perasaan bersalah

Dalam aktifitas reproduksinya, wanita banyak melakukan

identifikasi terhadap ibunya. Jika identifikasi ini menjadi salah,

wanita jadi banyak mengembangkan mekanisme rasa-rasa bersalah

dan rasa berdosa terhadap ibunya, maka peristiwa tadi membuat

dirinya menjadi tidak mampu berfungsi sebagai ibu yang bahagia.

4) Ketakutan iriil

Pada setiap wanita hamil ketakutan untuk melahirkan bayinya yang

diperkuat oleh sebab-sebab konkret lainnya, misalnya :

a) Takut kalau bayinya akan lahir cacat atau lahir dalam kondisi

yang patologis.

b) Takut kalau bayinya akan bernasib buruk disebabkan oleh dosa-

dosa ibu itu sendiri di masa silam.

c) Takut kalau beban hidupnya akan menjadi semakin berat oleh

lahirnya sang bayi.

d) Munculnya elemen kekuatan yang sangat mendalam dan tidak

disadari kalau ia akan dipisahkan oleh bayinya.

Page 17: c. BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-zunigunawa... · dan sedang tetapi jika berlangsung pada tingkat tidak sadar dan melibatkan penipuan

24

e) Ketakutan kehilangan bayinya yang seting muncul sejak masa

kehamilan sampai waktu melahirkan bayinya.

3. Hipnosis

a. Pengertian Hipnosis

Hipnosis merupakan suatu metode komunikasi yang efektif

untuk memasukkan informasi atau ide baru ke dalam pikiran bawah

sadar seseorang termasuk diri sendiri (Adiyanto, 2010). Pada hipnosis

diri kita memilki tujuan yang khusus, yakni menanamkan niat positif

pada alam bawah sadar (Andriana, 2011). Secara ilmiah, hipnosis

merupakan upaya membawa pasien ke keadaan rileks sehingga otak

bekerja di gelombang alfa (Danuatmaja, 2004).

b. Gelombang Otak Manusia

Para ahli kejiwaan berpendapat bahwa relaksasi yang

mendalam, pemusatan perhatian (fokus), dan hipnosis berguan untuk

lebih banyak mengistirahatkan alam bawah sadar kita dan memasukkan

“paham” pada alam bawah sadar sehingga tindakan sehari–hari kita

lebih banyak dipengaruhi oleh alam bawah sadar ketimbang alam sadar.

Hal ini akan menjadikan jiwa seseorang lebih tenang, terpusat, dan

tidak stress.

Dari sejumlah penelitian ilmiah diketahui bahwa getarannya

masing–masing. Getaran otak dapat direkam dengan mesin EEG

Page 18: c. BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-zunigunawa... · dan sedang tetapi jika berlangsung pada tingkat tidak sadar dan melibatkan penipuan

25

(Electro encephalograph). Dengan mesin ini, kita mengenal 4

kelompok gelombang otak manusia :

1) Gelombang Beta

Gelombang ini memiliki frekuensi 14–30 Hertz (Hz). Pada kondisi

ini, otak kita berada dalam kondisi sepenuhnya sadar, beraktifitas,

berfikir, berkonsentrasi, tertawa, berkelahi, dan lain–lain.

2) Gelombang Alfa

Gelombang ini memiliki frekuensi 8–13,9 Hz. Pada kondisi ini otak

kita rileks, santai, antara sadar dan tidak, dan nyaris tertidur, saat

tubuh mulai mengeluarkan hormon serotonin dan endrofin. Kondisi

ini juga merupakan saat awal untuk memasuki alam bawah sadar.

3) Gelombang Teta

Gelombang ini memiliki frekuensi 4–7,9 Hz. Pada kondisi ini, otak

berada dalam keadaan tidur aktif yang disebut sebagai Rapid Eye

Movement/REM Sleep. Tepat pada saat ini, otak tertidur sangat

mudah untuk dihipnosis dan dipengaruhi. Umumnya, pada

gelombang ini manusia mulai mengalami mimpi.

4) Gelombang Delta

Gelombang ini memiliki frekuensi 0,1–3,9 Hz. Pada kondisi

ini, otak bekerja paling minimal, yaitu saat kita mengalami tidur

yang sangat nyenyak dan tidak mengalami mimpi. Periode ini

termasuk dalam kategori NREM (Non-REM). Di bawah kondisi

Page 19: c. BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-zunigunawa... · dan sedang tetapi jika berlangsung pada tingkat tidak sadar dan melibatkan penipuan

26

inilah kita sama sekali tidak sadr, tubuh kita tidak bergerak, dan otak

kita beristirahat total.

Hipnosis memampukan seseorang mengatur aktivitas

otaknya menuju frekuensi alfa, tanpa tertidur. Pada kondisi alfa,

alam sadar seseorang akan terbuka bagi masukan, konsep, atau

sugesti baru sementara alam sadar manusia tidak dapat menerima

masukan atau sugesti dan merekamnya dengan baik (Andriana,

2011).

c. Klasifikasi Hipnosis

Hipnosis dapat dibagi menjadi 2 bagian besar, masing–masing adalah :

1) Formal Hipnosis

Aktivitas hipnosis yang di gambarkan dengan melambaikan tangan,

mengayunkan pendulum, memandu relaksasi merupakan bentuk dari

hipnotis formal atau directhypnosis terkadang disebut juga sebagai

genuine hypnosis.

2) Informal Hipnosis

Hipnosis informal, atau indirecthypnosis biasanya berupa pola

komunikasi alamiah sehari–hari, tetapi dapat membuat filter

seseorang menjadi terbuka. Teknik hipnotis informal ini biasa

diterapkan dalam kehidupan sehari–hari, walaupun mungkin secara

tidak disadari, misalkan oleh para penjual handal yang mampu

menggerakkan calon pembeli yang dari semula tidak tertarik

menjadi mempertimbangkan, dan akhirnya melakukan pembelian.

Page 20: c. BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-zunigunawa... · dan sedang tetapi jika berlangsung pada tingkat tidak sadar dan melibatkan penipuan

27

Pada saat ini hipnosis informal juga mulai dikembangkan di bidang–

bidang nontherapeutic, misalkan hipnosis for selling, hynosis for

parenting, dan lain–lain.

d. Syarat Subyek yang Dihipnosis

Secara umum setiap orang dapat dihipnosis, akan tetapi jika

mengacu kepada informasi informal hipnosis, maka mereka yang dapat

dihipnosis harus memenuhi 3 syarat utama, yaitu :

1) Tidak menolak

Filter pikiran bawah sadar secara otomatis akan tertutup jika

seseorang dalam kondisi tidak nyaman. Oleh karena itu seseorang

yang menolak dihipnosis maka tidak dapat dihipnosis. Dengan kata

lain informal hipnosis membutuhkan kerjasama yang baik antara

hipnosis dengan pihak yang akan dihipnosis.

2) Memahami bahasa komunikasi yang dipakai

Hipnosis pada dasarnya adalah upaya memberikan/ menanamkan

suatu informasi atau ide ke dalam pikiran bawah sadar seseorang.

Apapun bentuk komunikasinya, baik verbal maupun non verbal,

jelas ataupun kiasan harus bida dipahami yang dihipnosis.

3) Mempunyai kemampuan untuk fokus

Fokus diperlukan untuk menerima secara utuh informasi yang

diberikan. Orang dengan gangguan konsentrasi sulit untuk dilakukan

hipnosis. Diperlukan praktisi yang lebih ahli untuk melayani klien

dengan kondisi sulit konsentrasi (Adiyanto, 2010).

Page 21: c. BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-zunigunawa... · dan sedang tetapi jika berlangsung pada tingkat tidak sadar dan melibatkan penipuan

28

e. Teknik Dasar Hipnosis

Adiyanto (2010) menyatakan bahwa ada 4 langkah teknik

dalam hypnosis, antara lain :

1) Pre – Induction

Tahap ini adalah periode persiapan hipnosis. Persiapan hipnosis

meliputi posisi klien, kenyamanan klien, pada tahap ini sebagai

proses hipnosis selanjutnya.

2) Induction

Tahap ini adalah proses membawa klien menuju kondisi trans atau

hypnosis state. Kondisi hypnosis state adalah kondisi dimana pikiran

bawah sadar seseorang terbuka dan siap menerima informasi atau

ide atau sugesti. Dalam ukuran brain wave, klien dipandu untuk

memasuki kondisi alfa atau tetha dengan tingkat kedalaman sesuai

kebutuhan terapi.

3) Suggestion (Sugesti)

Proses sugesti artinya memberikan atau menanamkan informasi atau

ide pada pikiran bawah sadar seseorang dengan mempergunakan

kata – kata atau situasi tertentu. Kemampuan komunikasi adalah

kunci utama.

Dalam hypnotherapy sugesti yang diberikan adalah :

a) Permisif, sugesti bersifat ajakan bukan perintah.

b) Repetition, pengulangan dimaksudkan untuk memperkuat

penanaman sugesti ke dalam pikiran bawah sadar.

Page 22: c. BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-zunigunawa... · dan sedang tetapi jika berlangsung pada tingkat tidak sadar dan melibatkan penipuan

29

c) Client Languange Preference, mempergunakan bahasa yang

mudah dimengerti atau bahasa kebiasaan klien.

d) Progresif, sugestikan perubahan yang bertahap sehingga lebih

mudah diterima oleh pikiran sadar maupun bawah sadar. Pada

ibu hamil sugesti yang melingkupi .

Salah satu contoh sugesti yang diberikan pada ibu hamil antara lain :

a) Pada ibu hamil TM I sugesti yang diberikan adalah :

“Aku terima anugerah ini dengan penuh rasa syukur dan bahagia,

tiada engkaun menitipkan sesuatu terkandung hikmah dan berkah

yang besar di dalamnya. Berikanlah kekuatan kepada hamba

untuk menjaganya, basuhkan ketenangan dalam hati hamba,

berikan pula kekuatan pada hamba untuk selalu bersabar

menghadapi segala tantangan dan godaan, hanya kepadaMu

hamba memohon dan berserah diri.

b) Pada ibu hamil TM II sugesti yang diberikan adalah :

“Selamat datang ruh kehidupan baruku, kehadiranmu sungguh

mempesona, kehadiranmu membahagiakan, kehadiranmu

memberikan semangat bagiku. Bersatulah dalam cinta dan kami,

tumbuhlah dalam kasih sayang ridho illahi.

c) Pada ibu hamil TM III sugesti yang diberikan adalah :

“Aku makin yakin dan percaya diri dalam menjalani kehamilan

ini, suami tercinta dan orang – orang mendukung setulusnya.

Hari demi hari kulewati dengan sehat dan nyaman, aku makin

Page 23: c. BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-zunigunawa... · dan sedang tetapi jika berlangsung pada tingkat tidak sadar dan melibatkan penipuan

30

bersyukur dan bahagia. Bayiku dalam rahim semakin sehat dan

cerdas. Wahai anakku yang sholeh atau sholekhah, ibu dan ayah

menantimu,.wahai pembawa sinar terang dunia, penyejuk jiwa

orang tua”.

d) Menjelang persalinan sugesti yang diberikan antara lain:

“Ya Tuhan dengan menyebut nama-Mu, ku pasrahkan diri ini

dalam kekuatan-Mu Yang Maha Agung, dengan penuh

keyakinan akan kekuatan-Mu aku mempersiapkan kelahiran

bayiku, dalam kasih sayang-Mu aku merasakan rileks dan

bahagia karena bayiku akan tiba”.

Persalinanku berjalan dengan mudah dan lancar, aku percaya

pada tubuhku dan aku mengikuti iramanya. Ya Tuhan jadikanlah

setiap tarikan hembuskan nafasku membuat pikiranku serta

tubuhku tenang dan rileks”.

4) Termination

Adiyanto (2010) menyatakan bahwa yang perlu diperhatikan dalam

memandu terminasi adalah dilakukan secara perlahan dan berikan

afirmasi positif. Pemberian terminasi yang terlalu tergesa – gesa

seringkali menyebabkan ibu merasa pusing setelah bangun dari

kondisi relaksasi.

Page 24: c. BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-zunigunawa... · dan sedang tetapi jika berlangsung pada tingkat tidak sadar dan melibatkan penipuan

31

4. Hipnosis untuk Ibu Hamil dan Bersalin

a. Definisi Hypnobirthing

Hypnobirthing dicetuskan berdasarkan buku yang ditulis oleh

pakar ginekologi Dr.Grantly Dick-Read, yang mempublikasikan buku

Childbirth Without Fear pada 1944. Terapi hypnobirthing selanjutnya

dikembangkan oleh Marie Mongan, pendiri HypnoBirthing Institute.

Hypnobirthing berasal dari kata hypno (hypnos dari bahasa Yunani

yang artinya "tidur") dan birthing dari bahasa Inggris yaitu "proses

melahirkan". Hypnobirthing adalah science and art (ilmu pengetahuan

dan keterampilan dengan bahasan secara ilmiah).

Hypnobithing berasal dari kata hypno dan birthing. Hypno

dalam bahasa Yunani berarti tidur sedangkan birthing berarti kelahiran

mengartikan hipnosis sebagai sebuah pengaruh yang alami terhadap

konsentrasi relaksasi, dimana disampaikannya gagasan kepada alam

bawah sadar, yang akan mempengaruhi cara berfikir, apa yang

dirasakan dan pilihan yang dibuat. Hypnobirthing adalah metode yang

unik dan merupakan kombinasi terbaik antara proses kelahiran alami

dengan hipnosis yang memberikan alat-alat dan teknik yang dibutuhkan

untuk pengalaman kelahiran bayi yang lebih mudah dan jauh lebih

nyaman. Ibu akan mampu untuk bekerja dengan tubuhnya dan sensasi

persalinan dibandingkan berjuang melawannya (Mongan, 2007).

Jadi setiap ibu hamil dapat belajar dan berlatih agar terampil

untuk meningkatkan ketenangan diri selama hamil dan pada saat

Page 25: c. BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-zunigunawa... · dan sedang tetapi jika berlangsung pada tingkat tidak sadar dan melibatkan penipuan

32

melahirkan. Hypnobirthing merupakan perkembangan dari hipnosis,

yang sama sekali bukan magic seperti anggapan yang berkembang di

masyarakat. Banyak orang yang tidak tahu bahwa hipnosis merupakan

bagian dari ilmu kedokteran dan bahkan yang menemukannya adalah

seorang dokter bernama Dr Frans Anton Mesmer berkebangsaan

Austria.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa

hypnobirthing merupakan kombinasi antara proses kelahiran alami

dengan hipnosis untuk membangun persepsi positif dan rasa percaya

diri serta menurunkan ketakutan, kecemasan, tegang dan panik

sebelum, selama, dan setelah persalinan. Hypnobirthing merupakan

sebuah paradigma baru dalam pengajaran melahirkan secara alami.

Teknik ini mudah dipelajari, melibatkan relaksasi yang mendalam, pola

pernapasan lambat dan petunjuk cara melepaskan endorfin dari dalam

tubuh (relaksan alami tubuh) yang memungkinkan calon ibu menikmati

proses kelahiran yang aman, lembut, cepat.

b. Manfaat Hypnobirthing

Ketenangan diri saat proses persalinan. Emosi dan jiwa tenang

memungkinkan ibu untuk tidak berteriak/mengamuk/menjerit kala

menahan sakit akibat kontraksi. Karena ibu sudah siap secara mental

(Lany, 2007).

1) Manfaat Untuk Ibu :

a) Menghilangkan rasa takut, tegang, dan panik saat bersalin.

Page 26: c. BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-zunigunawa... · dan sedang tetapi jika berlangsung pada tingkat tidak sadar dan melibatkan penipuan

33

b) Mempersingkat masa proses bersalin, pasca bersalin cepat

kembali pulih.

c) Ikatan batin ibu terhadap bayi dan suami juga jadi lebih kuat.

d) Meningkatkan produksi ASI. Kerena Relaksasi meningkatkan

vasikularisasi diseluruh tubuh.

e) Mengurangi komplikasi medis dalam melahirkan.

2) Manfaat Untuk Janin

a) Getaran tenang dan damai akan dirasakan oleh janin yang

merupakan dari perkembangan jiwa (SQ).

b) Pertumbuhan janin lebih sehat karena keadaan tenang akan

memberikan hormon-hormon yang seimbang ke janin lewat

plasenta.

c) Manfaat Untuk Suami

Merasa lebih tenang dalam mendampingi proses kelahiran, dan

hubungan suami istri menjadi lebih hangat.

c. Pelaksanaan Hipnosis

Waktu untuk melakukan penanaman sugesti atau proses

hypnobirthing adalah 2-3 minggu menjelang perkiraan persalinan, pada

beberapa kasus ibu bersalin yang belum pernah mengikuti program

hipnobirthing sejak TM I, mereka tetap merasakan hasil yang efektif

meskipun melaksanakan sugesti pada minggu terakhir atau bahkan

hanya beberapa saat menjelang persalinan. Hal tersebut bisa

dikarenakan sugestifitas serta penerimaan klien yang cukup tinggi

Page 27: c. BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-zunigunawa... · dan sedang tetapi jika berlangsung pada tingkat tidak sadar dan melibatkan penipuan

34

(Adiyanto, 2010). Pada saat persalinan tiba ibu dibimbing kembali

untuk melakukan relaksasi.

Pada saat penanaman sugesti yakinkan ibu untuk percaya pada

dirinya sendiri, bahwa persalinan akan berjalan normal, nyaman, cepat

dan aman. Dengan kata lain ibu menghipnosis diri sendiri pada waktu

relaksasi dirumah karena waktu dirumah lebih banyak dari pada waktu

pertemuan di klinik. Peran suami juga sangat dibutuhkan dalam proses

relaksasi ini.

d. Posisi Relaksasi

Memilih posisi yang dianggap paling nyaman dengan mencoba

sesantai mungkin. Bisa dalam posisi duduk atau berbaring sambil

memejamkan mata (Morgan, 2007 dan Andriana, 2007).

1) Posisi berbaring terlentang

Beberapa hal yang dapat membantu untuk menyamankan posisi

baring terlentang.

Gambar 2.1. Posisi Berbaring Terlentang

Sumber : Hypnobirthing The Mongan Method

( Mongan, 2007)

Page 28: c. BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-zunigunawa... · dan sedang tetapi jika berlangsung pada tingkat tidak sadar dan melibatkan penipuan

35

2) Posisi menyamping

Posisi menyamping (lateral) terutama dipilih oleh ibu hamil saat

menjalani persalinan tahap akhir dan sering kali untuk

mengeluarkan bayi mereka. Ini juga merupakan posisi tidur bagi ibu

yang sedang hamil.

Gambar 2. 2 Posisi Menyamping

Sumber : Hypnobirthing The Mongan Method

(Mongan, 2007)

e. Langkah sebelum latihan hypnobirthing :

1) Memutar kepala dengan posisi miring ke atas bahu sebanyak 8 kali

hitungan. Meletakkan jari-jemari kiri dan kanan di atas bahu, lalu

memutar ke belakang sebanyak 8 kali dan ke depan 8 kali.

2) Untuk merelaksasi otot, berbaring santai. Meluruskan lengan kanan

dan kiri sejajar tubuh. memposisikan telapak kanan menghadap ke

atas. Menegangkan telapak kaki hingga merambat ke betis, paha,

pinggul, dan dada. Menarik pundak ditarik ke atas dan kedua telapak

tangan dikepal kuat-kuat. Mengerutkan dahi, tarik lidah ke arah

langit-langit.

Page 29: c. BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-zunigunawa... · dan sedang tetapi jika berlangsung pada tingkat tidak sadar dan melibatkan penipuan

36

3) Selanjutnya relaksasi pernapasan. Ketika berbaring, napas akan

terdorong ke arah perut. Menarik napas panjang lewat hidung sambil

hitung sampai 10. Menghembuskan perlahan-lahan lewat mulut.

Lakukan 10 kali.

4) Merelaksasi pikiran. Memejamkan mata sejenak lalu buka perlahan-

lahan sambil memandang ke satu titik yang tepat di atas mata, makin

lama kelopak mata makin relaks, berkedip dan pada hitungan ke-5,

mata akan menutup. Ketika kondisi sudah nyaman, masukkan

pikiran positif yang akan terekam dalam alam bawah sadar. Contoh

program positif, “Saya dan janin di dalam kandungan akan tumbuh

sehat. Dan saat persalinan akan menghadapinya dengan tenang.”

f. Teknik Pernafasan

Pada saat kondisi stress, otak manusia membutuhkan lebih

banyak pasokan nutrisi dan oksigen. Terutama pada saat seseorang

mengalami stres (terutama saat emosional meningkat) pola pernapasan

mengalami gangguan, sehingga tidak jarang pasien mengalami kepala

terasa berat, pusing serta sesak napas. di bawah ini adalah macam –

macam teknik pernapasan yang bisa digunakan pada ibu hamil

(Adiyanto, Lelik : 2010).

1) Pernapasan Tidur (Sleep Breathing)

Pernapasan tidur mudah dikuasai, dapat digunakan secara teratur di

kelas ibu hamil dan sewaktu berlatih di rumah. Akan dirasakan

bahwa relaksasi datang lebih mudah dan lebih cepat setiap kali

Page 30: c. BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-zunigunawa... · dan sedang tetapi jika berlangsung pada tingkat tidak sadar dan melibatkan penipuan

37

melakukannya. Setelah beberapa kali dilakukan, tubuh akan terbawa

ke dalam keadaan relaksasi sebagai persiapan bagi upaya

pendalaman selanjutnya.

2) Pernapasan Lambat (Slow Breathing)

Pernapasan lambat terdiri dari penghirupan udara secara perlahan,

tenang dan lama dari perut yang mengarahkan kembali fokus pada

apa yang sedang terjadi di sekitar bayi dan membantu menghadapi

setiap kontraksi rahim. Teknik ini akan dibutuhkan selama

persalinan untuk mengimbangi setiap kontraksi rahim. Saat

berkontraksi, rahim akan terangkat. Pernapasan lambat membantu

ibu untuk bekerja sama dengan gerakan ke atas rahim sewaktu

menghirup hingga perut naik setinggi mungkin, seperti mengisi

balon di dalam perut. Hal ini memaksimalkan gelombang otot-otot

vertikal, menyebabkan otot-otot ini bekerja lebih efisien dalam

menarik ke atas otot-otot melingkar di bagian bawah, serta

menipiskan dan membuka leher rahim.

3) Pernapasan Persalinan (Birth Breathing)

Pernapasan persalinan digunakan saat mengembuskan bayi agar

keluar pada fase persalinan. Bernapas ini ditujukan untuk membantu

Refleks Mendorong Alami (Natural Expulsive Reflex atau NER)

dari tubuh untuk secara lembut menggerakkan bayi ke arah luar.

Page 31: c. BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-zunigunawa... · dan sedang tetapi jika berlangsung pada tingkat tidak sadar dan melibatkan penipuan

38

B. Kerangka Teori

Bagan 2.1 Kerangka Teori

Sumber : Modifikasi Arifin (2007) dan Yanti (2009)

Keterangan : Yang diteliti : Kata yang dicetak tebal

Tingkat Kecemasan

Metode untuk mengurangi kecemasan: a. Distraksi b. Biofeed back c. Hipnosis d. Yoga e. Acupressure f. Terapi aroma g. Terapi uap

Faktor internal : a. Konflik diri b. Pengetahuan tentang persalinan c. Kondisi ibu d. Umur e. Pendidikan

Faktor eksternal : a. Kondisi lingkungan b. Dukungan social c. Sosial ekonomi

Page 32: c. BAB II - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/138/jtptunimus-gdl-zunigunawa... · dan sedang tetapi jika berlangsung pada tingkat tidak sadar dan melibatkan penipuan

39

C. Kerangka Konsep

Bagan 2.2 Kerangka Konsep

D. Hipotesis

Menurut Notoatmodjo (2010), hipotesis penelitian adalah jawaban

sementara penelitian, patokan duga atau sementara, yang kebenaranya akan

dibuktikan dalam penelitian tersebut.

Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah : Ada perbedaan

tingkat kecemasan pada ibu primigravida berdasarkan tindakan hipnosis.

 

Dengan Hipnosis Kecemasan

Variabel Independen Variabel Dependen

Tanpa Hipnosis