c documents and settings finadskp local settings application data mozilla firefox profiles 6iznn0nn
TRANSCRIPT
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Kemajuan teknologi khususnya di bidang informasi pada dasa warsa
terakhir ini telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini disebabkan
karena semakin pentingnya informasi dan pengolahan data di dalam aspek
kehidupan manusia. Sementara itu, sejalan dengan laju gerak pembangunan,
organisasi-organisasi publik maupun swsta semakin banyak yang mampu
memanfaatkan teknologi informasi baru yang dapat menunjang efektivitas,
produktifitas, dan efisiensi mereka. Perkembangan teknologi informasi, dalam hal
ini komputer dapat menunjang pengambilan keputusan di dalam organisasi-
organisasi modern yang memungkinkan pekerjaan-pekerjaan di dalam organisasi
modern dapat diselesaikan secara tepat, akurat, dan efisien. Para pucuk pimpinan
di sebuah organisasi baik publik maupun swasta sekarang ini dituntut
kemampuannya untuk dapat memanfaatkan informasi yang membanjiri organisasi
dan membuat keputusan berdasarkan informasi tersebut.
Perkembangan teknologi informasi yang kian pesat kini menimbulkan
suatu revolusi baru, yaitu peralihan dari sistem kerja yang konvensiaonal ke era
digital. Pada instansi pemerintah, perubahan ini ditandai dengan ditinggalkannya
pemerintahan tradisional (traditional government) yang identik dengan paper-
based administration menuju electronic government atau e-government.
Electronic government atau sering disebut dengan E-government adalah
penggunaan teknologi informasi yang dapat meningkatkan hubungan antara
pemerintah dan pihak-pihak lain (Junaedi, 2005). E-government menunjuk pada
Universitas Sumatera Utara
penggunaan teknologi komunikasi dan informasi, terutama internet, untuk
memberikan pelayanan dan pengiriman informasi pemerintah. Melalui e-
government, pemerintah akan dikelolah melalui jaringan teknologi dan berbasis
data untuk berbagai kepentingan yang bertujuan untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat. Adapun pelayanan yang dimaksud adalah pelayanan tanpa
adanya intervensi pegawai institusi publik dan sistem antrian yang panjang hanya
untuk mendapatkan suatu pelayanan yang sederhana.
Penerapan teknologi informasi (TI) di lingkungan pemerintah mempunyai
peranan penting dalam memberikan kemudahan pada begbagai aspek kegiatan
pelayanan public.Implementasi TI ke dalam berbagai pelayanan publik di
lingkungan pemerintah memiliki nilai-nilai strategis, antara lain : Implementasi TI
dianggap mampu “menaklukan” kesulitan merubah budaya kerja menjadi lebih
baik;implementai TI juga mampu merombak sebuah sistem kerja agar menuju
derajat yang diinginkan, yaitu agar pemerintah menjadi lebih transparan dan
akuntabel dalam memberikan layanannya, kemudian melalui utilisasi TI,
pemerintah mampu menghadirkan layanan yang berorientasi pada kepentingan
publik (www.radarbanten.com/8 Januari 2008).
Dengan melihat berbagai manfaat yang didapat melalui penerapan e-
government tersebut, maka dapat dikatakan bahwa penerapannya merupakan
suatu keharusan dalam rangka menciptakan pelayanan publik yang lebih baik. Di
Indonesia pengembangan e-government telah diamanatkan oleh pemerintah
melalui Instruksi Presiden No.3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi
Nasional.Menurut Inpres tersebut, “Pengembangan e-government merupakan
Universitas Sumatera Utara
upaya mengembangkan penyelenggaraan pemerintah yang berbasis
(menggunakan) elektronik dalam meningkatkan kualitas layanan publik secara
efektif dan efisien”. Dalam penyusunan rencana strategis pengembangan e-
government ini pemerintah memiliki peranan sebagai pemberi kebijakan tentang
strategi pengembangan e-government dengan memberikan arahan tentang
penyusunan rencana strategis e-government kepada seluruh instansi pemerintah
sesuai dengan konteks masing-masing lingkungan instansi tersebut.
Penerapan teknologi informasi pada sektor publik dalam rangka
peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat mutlak dibutuhkan. Hal ini
sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Bresford (dalam Turnip, 2003) bahwa
dalam globalisasi yang sudah bergulir, menuntut penggunaan Teknologi Informasi
tidak terkecuali pada birokrasi publik.
Pelayanan publik menurut Thaha (dalam Falikhatun, 2003) merupakan
suatu kegiatan yang harus mendahulukan kepentingan umum, mempermudah
urusan publk, mempersingkat waktu pelayanan dan memberikan kepuasan pada
publik. Pemenuhan hak masyarakat yang merupakan tujuan dari fungsi pelayanan
publik harus terus ditingkatkan baik dari sisi kualitas, maupun kuantitas. Sisi
kualitas dapat dilakukan dengan mengurangi kesalahan pelayanan, mempercepat
pelayanan, dan kemudahan pelayanan. Sedangkan dari sisi kuantitas dapat
dilakukan dengan memperbanyak jumlah masyrakat yang dapat di layani dan
menambah waktu pelayanan.
Salah satu bentuk penerapan tenologi informasi dalam e-government ini
diantaranya adalah penggunaan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan
Universitas Sumatera Utara
(SIAK) dalam pengelolaan pendaftaran penduduk seperti yang telah diterapkan
pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan. Sistem Informasi
Administrasi Kependudukan adalah salah satu jenis perangkat lunak (software)
yang dapat digunakan untuk membantu proses pengelolaan data pencatatan
biodata penduduk pada satu instansi pemerintah yang bergerak dalam bidang
pelayanan administrasi kependudukan.
Pada dasarnya Sistem Informasi Administrasi Kependudukan merupakan
data kependudukan dari seluruh wilayah Indonesia dalam suatu jaringan integral
yang didalamnya semua data kependudukan di daerah-daerah saling terkoneksi.
Koneksi SIAK ini berlangsung mulai dari tingkatan desa, kelurahan, kecamatan
hingga kabupaten/kota dan propinsi. Oleh karena itu, dengan adanya sistem ini
data kependudukan dari Sabang hingga Marauke bisa dilihat dan dimonitor dari
pusat. Karena memiliki koneksi, sistem SIAK ini menyebabkan data base
kependudukan menjadi bersifat up to date atau aktual, dalam artian jumlah
penduduk dalam suatu wilayah yang meninggal, bertambah usia, pindah rumah
dan sebagainya bias dilihat dalam sistem tersebut. Tidak hanya itu, dengan
sifatnya yang online ini, data mengenai kependudukan dapat diakses lansung oleh
pihak-pihak yang bersangkutan yang membutuhkan data kependudukan sesuai
dengan kebutuhan. Sistem ini juga menghilangkan adanya perbedaan data
kependudukan antara instansi satu dengan lainnya sehingga dapat mendukung
kebutuhan akan data kependudukan yang akurat bagi perencanaan pembangunan
atau pesta demokrasi seperti Pemilu dan Pilkada.
Universitas Sumatera Utara
Di Indonesia penerapan SIAK ini telah menjadi kebutuhan sehingga
implementasinya mutlak dilakukan, seperti yang dikemukakan oleh Muliono
Mawar, Direktur Proyeksi dan Penyelarasan Kebijakan Kependudukan
Departemen Dalam Negeri (Depdagri) dalam seminar ‘Persiapan Data Penduduk
KTP Chip dan Biometric’ yang menegaskan bahwa penerapan SIAK tidak bias
ditawar lagi (www.adminduk.go.id/11 Januari 2010). Untuk saat ini implementasi
SIAK masih diterapkan di beberapa kota di Indonesia, seperti Kota Balikpapan,
Kalimantan Timur yang telah sukses menerapkan sistem ini, bahkan karenanya
menjadi kota terbaik se-Indonesia dalam manajemen kependudukan. Kementrian
Dalam Negeri sendiri menargetkan SIAK secara nasional rampung pada 2013.
Sejumlah program akan dirintis untuk menuju program besar tersebut, diantaranya
pemberian Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan Kartu Tanda Penduduk
Elektronik (e-KTP) karena keduanya akan menjadi dasar dari data base
kependudukan dalam sistem SIAK nantinya.
Untuk mendukung program SIAK secara nasional, Pemerintah Kota
Medan melalui Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan telah
menerapkan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) Online yang
jaringannya terhubung ke seluruh kecamatan se-Kota Medan. Sistem ini
merupakan transformasi dari sistem sebelumnya yaitu Sistem Informasi
Manajemen Kependudukan (Simduk).Seabagai langkah awal penerapan sistem
ini, sejumlah jaringan dan peralatan untuk mendukung SIAK seperti komputer
dan meja sudah terpasang di 21 Kecamatan di Kota Medan, termasuk petugas
yang mengoperasikannya yang rampung pembangunannya sejak akhir tahun 2009
Universitas Sumatera Utara
lalu. Saat ini pihak Disdukcapil Kota Medan telah selesai melakukan uji coba
sistem setelah sebelumnya pada Februari 2010 dilakukan sosialisasi dan persiapan
perangkat dan resmi pada tanggal 1 Maret sistem ini diberlakukan di 21
kecamatan se-Kota Medan.
Tujuan dari penerapan sistem SIAK ini tak lain adalah untuk
meningkatkan sistem pelayanan administrasi kependudukan bagi seluruh warga
Kota Medan, termasuk di dalamnya peningkatan pelayanan masyarakat dalam
pengurusan kartu tanda penduduk (KTP) yang banyak dikeluhkan oleh mayarakat.
Dengan beralihnya pembuatan KTP dari sistem manual menjadi sistem online,
maka estimasi proses pembuatan KTP menjadi lebih singkat, namun pada
kenyataannya tidak demikian. Terdapat sejumlah kendala yang mengakibatkan
sistem SIAK ini tidak berjalan dengan efektif sebagaimana mestinya sehingg
masalah keterlambatan proses pembuatan KTP tetap menjadi masalah walaupun
sistem ini telah diterapkan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian lebih lanjut terkait persoalan tersebut dengan judul “Impelentasi
Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) dalam Proses
Pelayanan Kartu Tanda Penduduk (KTP) pada Dinas Kepndudukan Kota
Medan”.
B.Perumusan Masalah
Perumusan masalah sangat penting dalam suatu penelitian agar diketahui
arah jalan penelitian tersebut.Menurut Arikunto (1993;17), agar penelitian dapat
Universitas Sumatera Utara
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, maka penulis harus merumuskan
maslahanya sehingga jelas dari mana harus memulai, kemana harus pergi, dan
dengan apa ia melakukan penelitian.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Implementasi Sistem Informasi
Administrasi Kependudukan (SIAK) dalam Proses Pelayanan Pengurusan
Kartu Tanda Penduduk (KTP) pada Dinas Kependudukan Kota Medan?”.
C.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya
suatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai. Adapun tujuan penelitian ini
secara umum adalah untuk mengetahui dan memahami bagaimana implementasi
E-Government melalui penerapan SIAK Online pada Dinas Kependudukan Kota
Medan dan secara khusus tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan aplikasi Sistem Informasi
Administrasi Kependudukan (SIAK) berbasis Online di Dinas
Kependudukan Kota Medan.
2. Untuk mengetahui efektivitas penggunaan aplikasi Sistem Informasi
Administrasi Kependudukan (SIAK) dalam proses pelayanan KTP di
Dinas Kependudukan Kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
D.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan penulis dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan
bagi penulis dan pembaca tentang konsep Sistem Informasi Administrasi
Kependudukan (SIAK) berbasis Online.
2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan
atau referensi bagi aparat Dinas Kependudukan Kota Medan dalam hal
pelaksanaan SIAK Online di Kota Medan.
3. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah
ilmiah dan sebagai bahan referensi maupun pembanding bagi mahasiswa
yang ingin melakukan penelitian di bidang yang sama.
E.Kerangka Teori
Kerangka teori diperlukan dalam rangka memberikan landasan berpikir
dalam menyoroti atau memecahkan masalah. Menurut Hoy dan Miskel (dalam
Sugiyono, 2004:55,) teori adalah seperangkat konsep, asumsi dan generalisasi
yang dapat digunakan untuk mengungkapkan dan menjelaskan perilaku dalam
berbagai organisasi. Oleh karena itu, sebelum melakukan penelitian yang lebih
lanjut seorang peneliti perlu mneyusun suatu kerangka teori sebagai landasan
berfikir untuk menggambarkan dari sudut mana peneliti menyoroti masalah yang
dipilihnya. Dalam penelitian ini yang menjadi kerangka teorinya adalah sebagai
berikut:
Universitas Sumatera Utara
1.Implementasi
Implementasi atau pelaksanaan menurut Van Master dan Van Horn (dalam
Wahab, 1990:51) adalah: “Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu-
individu atau pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah/swasta yang
diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dan digariskan
dalam keputusan kebijaksanaan”. Sedangkan menurut Mazmanian dan Sabatier
(dalam Fadillah Putra, 2003:84) mengemukakan bahwa: “Mengkaji masalah
kebijakan berarti berusaha memahami apa yang nyata terjadi sesudah program
diberlakukan atau dirumuskan, yakni peristiwa-peristiwa dan kegiatan-kegiatan
yang terjadi setelah proses pengesahan kebijakan baik yang menyangkut usaha-
usaha mengadministrasikannya maupun yang menimbulkan dampak nyata atau
kejadian-kejadian pada masyrakat atau pada kejadian-kejadian tertentu”.
Implementasi kebijakan merupakan aspek yang penting dari keseluruhan
proses kebijakan, seperti dikemukakan oleh Wahab (1990;51) implementasi
kebijakan adalah sesuatu yang penting bahkan jauh lebih penting daripada
pembuatan kebijaksanaan.Ini berarti walaupun perumusan dilakukan dengan
sempurna, namun apabila proses implementasi tidak bekerja sesuai persyaratan,
maka kebijakan yang semula baik akan menjadi jelek begitu pula sebaliknya
Dari pandangan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa program
merupakan unsur pertama yang harus ada demi tercapainya kegiatan
implementasi.Setelah sebuah kebijakan dibuat atau dirumuskan, baik menyangkut
program maupun kegiatan-kegiatan, maka tahapan selanjutnya adalah tindakan
pelaksanaan atau implementasi. Kebijakan tidak hanya menyangkut perilaku
Universitas Sumatera Utara
badan administratif yang bertanggung jawab untuk melaksanakan program dan
menimbulkan ketaatan pada diri kelompok sasaran, melainkan juga menyangkut
jaringan kekuatan-kekuatan politik, ekonomi dan sosial yang mempengaruhi
perilaku semua pihak yang terlibat dan pada akhirnya akan berpengaruh pada
kebijakan baik yang bernilai positif maupun negatif.
Dalam rangka mencapai tujuan implementasi program yang efektif
pemerintah dituntut untuk melakukan aksi berupa membuat peraturan perundang-
undangan sebagai acuan, penghimpunan sumber daya yaitu sumber daya manusia
sebagai pelaksana dan sumber daya keuangan (finansial) yang akan mendukung
pelaksanaan program dan komitmen pelaku-pelaku yang terkait. Menurut Jones
(dalam Hesel Nogi, 2003:23), untuk mengukur apakah implementasi program
efektif atau tidak dapat dilihar dari dimensi, yaitu:
1.Organisasi
Organisasi harus memiliki struktur organisasi yang jelas, adanya sumber
daya manusia sebagai tenaga pelaksana, dan perlengkapan atau alat-alat kerja
serta didukung dengan perangkat hukum yang jelas. Struktur organisasi
diterapkan sejak semula dengan desain dari berbagai komponen atau subsistem
yang ada sehingga mendukung implementasi sistem informasi.Sumber daya
manusia berkaitan dengan kemampuan aparatur dalam melakasanakan tugas-
tugasnya. Dalam hal ini aparatur pemerintah dituntut memiliki kemampuan yang
memadai sesuai dengan kebijakan yang akan diimplementasikan.
Universitas Sumatera Utara
2. Interpretasi
Interpretasi menyangkut tingkat pemahaman aparat pelaksana dalam
proses implementasi apakah telah dilaksanakan sesuai dengan petunjuk
pelaksanaan dan petunjuk teknis yang berlaku, meliputi:
1. Kesesuaian dengan peraturan, berarti setiap pelaksanaan harus sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
2. Kesesuaian dengan petunjuk pelaksanaan, berarti pelaksanaan dari
peraturan sudah dijabarkan dan bersifat administratif, sehingga
memudahkan pelaksanaan dalam melakukan aktivitas pelksanaan program.
3. Kesesuian dengan petunjuk teknis, berarti kebijaksanaan yang sudah
dirumuskan dirancang lagi secara teknis agar memudahkan dalam
operasionalisasi program.
3.Penerapan
Penerapan di sini berarti peraturan/kebijakan yang berupa petunjuk
pelaksanaan dan petunjuk teknis telah berjalan sesuai dengan ketentuan dimana
untuk mewujudkan hal ini dapat dilihat dari:
1. Program kerja yang sudah ada memiliki prosedur kerja agar dalam
pelaksanaannya tidak tumpang tindih, sehingga tidak bertentangan antara
unit kegiatan yang terdapat di dalamnya.
2. Program kerja harus sudaha terprogram dan terencana dengan baik,
sehingga tujuan program dapat direalisasikan dengan efektif.
3. Jadwal kegiatan disiplin berati program harus diketahui batas waktu
penyelesaian-nya sehingga mudah dilakukan evaluasi.
Universitas Sumatera Utara
Proses implementasi kebijakan menjadi sesuatu yang penting sekaligus
tidak mudah untuk dilakukan. Terdapat sejumlah faktor yang dapat
mempengaruhi keefektifan implementasi kebijakan.Faktor-faktor tersebut antara
lain seperti yang dikemukakan oleh Edward (1980:17), yaitu:
1. Komunikasi, implementator atau pelaksana kebijakan harus mengetahui
apa yang seharusnya dilakukan, apa yang menjadi tujuan dan sasaran
kebijakan sehingga mengurangi distorsi implementasi.
2. Sumber daya, meliputi sumber daya manusia tau kompetensi dari
pelaksana dan sumber daya finansial.
3. Disposisi, merupakan watak dan karakteristik yang dimiliki implementator
seperti komitmen, kejujuran dan sifat demokratis.Apabila pelaksana
kebijakan memiliki disposisi yang baik maka pelaksana tersebut dapat
menjalankan kebijakan dengan baik seperti apa yang diinginkan oleh
pembuat kebijakan.
Pada akhirnya keberhasilan implementasi dapat dilihat dari terjadinya
kesesuaian antara pelaksanaan atau penerapan kebijakan dengan desain, tujuan,
sasaran, dan kebijakan itu sendiri dapat memberikan dampak dan hasil yang baik
bagi pemecahan permasalahan yang dihadapi, serta dalam implementasinya
mampu menyentuh kepentingan publik.
Universitas Sumatera Utara
2.Sistem Informasi Administrasi Kependudukan
2.1.Pengertian Sistem dan Informasi
Pada dasarnya suatu sistem merupakan sekelompok unsur yang
berhubungan erat satu dengan lainnya dan memiliki satu tujuan tertentu. Sebuah
sistem hampir selalu terdiri dari beberapa subsistem kecil yang masing-masing
melakukan fungsi khusus yang penting untuk medukung sistem yang lebih besar,
tempat subsistem-subsistem tersebut berada. Menurut Kumorotomo (1994:8)
“Sistem dapat diartikan sebagi suatu kumpulan atau himpun dari unsur, komponen
atau variabel-variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling tergantung
satu sama lain dan terpadu”.
Beberapa pendapat mengatakan hal yang sama bahwa suatu sistem adalah
seperangkat bagain yang saling tergantung. Menurut Gordon B.Davis (1993:68)
mendefenisikan sistem sebagai berikut: “Sistem terdiri dari bagian-bagian yang
saling beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran yang dimaksud”.
Sedangkan menurut Badri M.Sukoco (2007:31) “Sistem terdiri dari subsitem yang
berhubungan dengan prosedur yang membantu pencapaian tujuan”.
Jadi, suatu sistem meliputi bagian-bagian atau subsistem-subsitem yang
berinteraksi secara harmonis untuk mencapai tujuan tertentu. Secara umum
sebuah sistem yang ideal memiliki unsur-unsur (Odgers, 2005 dalam Sukoco,
2007:32) sebagai berikut: masukan (input), pengolahan (processing), keluaran
(output), umpan balik (feedback), dan pengawasan. Keberadaan tiap unsur
tersebut di atas sangatlah penting, karena masing-masing memainkan peranan
yang penting dalam menjalankan sistem.
Universitas Sumatera Utara
Informasi pada dasarnya merupakan sumber daya bagi organisasi.
Informasi akan memiliki nilai ekonomis apabila informasi tersebut dapat
mendukung keputusan dalam pengalokasian semua sumber daya yang dimiliki
organisasi. Dari beberapa defenisi informasi yang diberikan oleh beberapa
penulis, Jogiyanto (2000:25) mengemukakan bahwa informasi adalah:
1. Data yang diolah;
2. Menjadi bentuk yang lebih berguna dan berarti bagi yang menerimanya;
3. Menggambarkan suatu kejadian-kejadian (event) dan kesatuan nyata (fact
and entity);
4. Digunakan untuk pengambilan keputusan.
Gambar 1. Siklus Informasi
Untuk memperoleh keputusan yang efektif maka informasi haruslah yang
berkualitas baik.Burch dan Grudnitski (dalam Kumorotomo, 1994:11)
menyebutkan ada tiga pilar utama yang menentukan kualitas informasi, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
akurasi, ketepatan waktu, dan relevansi. Syarat-syarat tentang informasi yang
lebih rinci diuraikan oleh Parker (dalam Kumorotomo, 1994:11), yaitu:
1. Ketersediaan
Syarat yang mendasar bagi suatu informasi adalah tersedianya informasi
itu sendiri.Informasi harus dapat diperoleh bagi orang yang hendak
memanfaatkannya.
2. Mudah dipahami
Informasi harus memudahkan pembuatan keputusan, baik yang
menyangkut pekerjaan rutin maupun keputusan-keputusan yang bersifat
strategis.
3. Relevansi
Informasi yang diperlukan benar-benar relevan (sesuai dengan kebutuhan)
dengan permasalahan, misi, dan tujuan organisasi.
4. Bermanfaat
Sebagai konsekuensi dari syarat relevansi, informasi juga harus
bermanfaat bagi organisasi. Karena itu informasi juga harus dapat tersaji
ke dalam bentuk-bentuk yang memungkinkan pemanfaatan oleh organisasi
yang bersangkutan.
5. Ketepatan waktu
Informasi harus tersedia tepat pada waktunya. Terutama pada saat
organisasi membutuhkan informasi ketika manajer hendak mebuat
keputusan-keputusan krusial.
Universitas Sumatera Utara
6. Keandalan
Informasi harus diperoleh dari sumber-sumber yang dapat diandalkan
kebenarannya. Pengolahan data atau pemberi informasi harus dapat
menjamin tingkat kepercayaan yang tinggi atas informasi yang disajikan.
7. Akurasi
Informasi bersih dari kesalahan dan kekeliruan.Ini juga berarti informasi
harus jelas secara akurat mencerminkan makna yang terkandung dari data
pendukungnya.
8. Konsisten
Informasi tidak boleh mengandung kontradiksi di dalam penyajian karena
konsistensi merupakan syarat penting bagi dasar pengambilan keputusan.
2.2. Pengertian Sistem Informasi
Menurut Alter (1992) dalam (Kadir 2003:546) sistem informasi adalah
kombinasi antara prosedur kerja, informasi, orang, dan teknologi informasi (TI)
untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi. Sedangkan Oetomo (2002:11)
mendefenisikan sistem informasi sebagai kumpulan elemen yang saling
berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan untuk
mengintegrasikan data, memproses dan menyimpan serta mendistribusikan
informasi.
Dari defenisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem informasi
merupakan kesatuan elemen-elemen yang saling berinteraksi secara sistematis dan
teratur untuk menciptakan dan membentuk aliran informasi yang akan mendukung
Universitas Sumatera Utara
pembuatan keputusan dan kontrol organisasi. Sistem informasi yang baik harus
memiliki sistematika yang jelas, ringkas, dan sederhana mulai dari tahap
pemasukan data, pengolahan dengan prosedur yang ditentukan, penyajian
informasi yang akurat, interpretasi yang tepat dan distribusinya.
Oleh karena itu, agar sistem informasi dapat beroperasi secara optimal,
maka dibutuhkan teknologi informasi yang terbukti memiliki kinerja yang sangat
unggul. Digunakan teknologi informasi sebagai basis pembangunan sistem
informasi akan memberi jaminan lancarnya aliran data dan informasi serta
akuratnya hasil pengolahan data. Terlebih lagi bila implementasi teknologi diikuti
oleh instalasi jaringan, maka distribusi informasi akan berlangsung secara cepat
dan dinamis.
Sebuah sistem informasi yang baik harus memiliki keunggulan kompetitif,
seperti:
1. Singkatnya prosedur;
2. Kecepatan respons;
3. Kemudahan transaksi;dan
4. Kemudahan untuk diperbaharui baik prosedur, data maupun model
penyajiannya.
Agar bisa memiliki keunggulan di atas, maka teknologi berperan di dalam
sebuah sistem informasi. Teknologi informasi adalah teknologi yang
menggabungkan komputer dengan jaluran komunikasi berkecepatan tinggi yang
membawa data, suara, dan video (Sawyer dalam Kadir, 2003:2). Teknologi
informasi tidak sekedar berupa teknologi komputer tatapi juga mencakup
Universitas Sumatera Utara
teknologi komunikasi atau dapat dikatakan teknologi informasi adalah gabungan
antara teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi.
Teknologi informasi yang dapat mendukung sebuah sistem informasi
melibatkan komputer sebagai salah satu perangkat pentinnya.Menurut Harry
Waluya (1997:9), konfigurasi komputer dikelompokkan menjadi empat
komponen, yaitu:
A. Hardware atau perangkat keras adalah komponen fisik dalam rangkaian komputer,yang terdiri dari:
1.Central Processing Unit (CPU), CPU terdiri dari: a. Control Unit (CU) yang berfungsi untuk menerima dan menganalisis
instruksi pengolahan data. b. Aritmathic and Logical Unit (ALU) yaitu berfungsi untuk menjalankan
proses aritmathic operation dan logical operation. c. Storange Unit (SU) yang berfungsi sebagai tempat menyimpan data
dan program instruksi selama komputer bekerja. 2.Output Device/Peralatan Output yaitu peralatan untuk mengeluarkan data,
contohnya monitor dan printer. 3.Input Device/Peralatan Input yaitu peralatan untuk memasukkan data seperti
keyboard, disket, dan harddisk, tape dan lain sebagainya. 4.Memory and Storage
a. Memory and Storage berfungsi sebagai tempat penyimpanan data, program dan sistem software.
b. Main Storange berhubungan langsung dengan kapasitas CPU. c. Auxiliary Storange tidak berhubungan langsung dengan CPU misalnya
disket. B. Software atau perangkat lunak yaitu sistem prosedur dalam bentuk program
yang dibuat oleh software-house untuk memperlancar jalannya komputer, terdiri dari sistem program dan user program.
1.System Program yaitu program yang dibuat oleh perusahaan komputer, terdiri dari operating system dan paket program.
a. Operating System yaitu program yang berfungsi untuk mengontrol dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan sistem komputer dalam pengolahan data.
b. Paket program antara lain paket word-star atau world-perfect, lotus 123 yaitu paket program yang dibuat untuk memecahkan masalah tertentu.
2.User program yaitu program yang dibuat sendiri oleh users dengan menggunakan bahasa program yang dimengeri oleh komputer.
Universitas Sumatera Utara
C. Brainware adalah faktor manusia yang memiliki latar belakang pendidikan teknis komputer yang dapat dibedakan menurut keahliaannya, system analyst, programmer dan operator.
D. Programming yaitu kumpulan instruksi yang tersusun secara berurutan menurut logic program dan tertulis dalam bahasa serta rumus-rumus yang dimengerti oleh komputer.Beberapa contoh high-level languange antara lain:
Cobol, Common Business Oriented Languange. Basic, Bigginer All Purposes Symbolic Instruction Code. Fortran, Formula Translator. 2.2.1.Efektivitas dan Efisiensi Sistem Informasi Hani Handoko (2002:7) dalam bukunya menuliskan bahwa defenisi
efisiensi adalah “kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan benar
dan efektifitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau
peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan”. Efektivitas
berbeda dengan efisiensi. Efisiensi terutama mengandung pengertian
perbandingan antara biaya dan hasil, sedangkan efektivitas secara langsung
dihubungkan dengan pencapaian suatu tujuan.
Suatu pekerjaan dapat dikatakan efektif apabila tujuan tertentu yang telah
ditetapkan sejak awal dapat dicapai, tetapi bila akibat-akibat yang timbul dari
kegiatan yang dilakukan untuk mencapai efektivitas itu nilainya lebih penting dari
tujuan yang dicapai sehingga mengakibatkan ketidakpastian, meskipun dapat
dikatakan efektif, tetapi tidak bias dikatakan efisien.tetapi jika nilai dari akibat
tersebut tidak begitu penting, maka kegiatan tersebut dapat dikatakan efisien.
Efektivitas dan efisiensi sebuah sistem berhubungan erat dengan kualitas
sistem tersebut. Kualitas sistem berarti kualitas dari kombinasi hardware dan
software dalam sistem informasi. Fokusnya adalah performa dari sistem, yang
merujuk pada seberapa baik kemampuan perangkat keras, perangkat lunak,
Universitas Sumatera Utara
kebijakan, prosedur dari sistem informasi dapat menyediakan informasi kebutuhan
bagi pengguna.
Beberapa peneliti telah menggunakan beberapa pengukuran untuk
mengukur kualitas sebuah sistem.Menurut Hamilton dan Chervany (dalam
Jogiyanto, 2007:13) menggunakan pengukuran-pengukuran sebagi berikut untuk
mnegukur kualitas sistem informasi:
1. Kekinian data diusulkan (proposed data currency),
2. Kecepatan akses (response time),
3. Kecepatan waktu pergantian (turnaroud time),
4. Akurasi data (data accuracy),
5. Keandalan (reliability),
6. Kelengkapan (completeness),
7. Keluwesan sistem (system flexibility),
8. Kemudahan untuk digunakan (ease of use),
Pengukuran yang lebih rinci dikemukakan oleh Wilkinson (dalam Umar,
1997:49) untuk menilai apakah sistem yang ada atau sistem yang akan dibuat
sedah efektif dan efisien adalah sebagai berikut :
1. Relevan (sesuai kebutuhan)
Relevan dalam kaitannya dengan sistem yang ada atau yang akan dibuat
adalah bahwa sistem tersebut harus sesuai dengan kebutuhan baik itu
kebutuhan instansi maupun pihak lain yang akan menggunakan informasi
yang akan dihasilkan oleh sistem tersebut.
Universitas Sumatera Utara
2. Kapasitas (dari sistem)
Kapasitas dari sistem yang ada atau yang akan dibuat harus sesuai dengan
jumlah yang dibutuhkan organisasi, tidak kurang atau berlebih sehingga bias
mendukung kelancaran operasional dalam mengolah data menjadi informasi
yang bermanfaat.
3. Efisiensi (dari sistem)
Efisiensi berarti meminimalkan waktu yang dibutuhkan untuk
menghasilkan informasi juga untuk pemeliharaan database.
4. Ketepatan waktu (dalam menghasilkan informasi)
Desain dari sistem informasi yang ada atau yang akan dibuat harus bias
mengahasilkan informasi yang dibutuhkan dengan tepat waktu. Keterlambatan
dalam menghasilkan informasi akan mengurangi nilai dan kegunaan dari
informasi tersebut. Sebaliknya jika informasi bisa diterbitkan tepat waktu,
maka dapat mempermudah kegiatan operasional.
5. Aksesibilitas (kemudahan akses)
Aksesibilitas berkaitan dengan ketepatan waktu (timeliness). Aksesibilitas
di sini berarti bahwa informasi yang tersedia harus senantiasa baru (up to date)
dan selalu siap sedia jika dibutuhkan sewaktu-waktu.
6. Fleksibilitas (keluwesan sistem)
Sebuah sistem yang fleksibel dapat memenuhi berbagai kebutuhan
informasi secara luas. Cara yang efektif untuk mencapai fleksibilitas sistem
adalah dengan mnyediakan data secara detail dan berkesinambungan.\
Universitas Sumatera Utara
7. Akurat (ketepatan nilai dari informasi)
Informasi yang akurat adalah informasi yang tepat, dapat dipercaya dan
bebas dari kesalahan sehingga akan lebih berguna bagi organisasi. Sistem
yang ada atau yang akan dibuat harus dapat menghasilkan informasi yang
akurat.
8. Reliabilitas (keandalan dari sistem)
Sebuah laporan seharusnya memiliki standard akurasi yang tinggi,
kendalan sebuah sistem seperti ketahanan dari kerusakan. Hanya sistem yang
andal yang dapat menghasilkan laporam dengan standard akurasi yang tinggi.
9. Keamanan (dari sistem)
Sebuah sistem yang ada atau yang akan dibuat harus bebas dari kehilangan
dan akses oleh pihak yang tidak memiliki wewenang untuk memasuki system
yang ada.
10. Ekonomis (nilai ekonomis dari sistem)
Sistem yang ada harus bias menghasilkan informasi secara ekonomis agar
biaya dapat ditekan dan pelayanan bias ditingkatkan. Nilai ekonomis dapat
dicapai engan mengupayakan catatan (record) yang tersedia agar tidak
membutuhkan waktu yang lama, menggunakan media penyimpanan dan
pemeliharaan data yang membutuhkan sedikit biaya, kemudian mengupayakan
pengadaan basis data dalam waktu singkat.
11. Simplisitas (kemudahan dari sistem)
Pengoperasian sistem yang ada atau yang akan dibuat harus mudah bagi
pengguna atau dengan kat alain tidak memerlukan pelatihan yang memerlukan
Universitas Sumatera Utara
banyak waktu dan biaya sehingga dapat mendukung kelancaran dalam
menghasilkan informasi.
2.3.Pengertian Administrasi Kependudukan
Pada dasarnya sistem administrasi kependudukan merupakan subsistem
dari sistem Administrasi Negara, yang mempunyai peranan penting dalam
pemerintahan dan pembangunan penyelenggaraan administrasi kependudukan.
Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Pasal 1, disebutkan bahwa :
Administrasi Kependudukan adalah rangkaian kegiatan penataan dan penertiban dalam penerbitan dokumen dan data kependudukan melalui pendaftaran penduduk, pencatatan sipil, pengelolaan informasi administrasi kependudukan serta pendayagunaan hasilnya untuk pelayanan publik dan pembangunan sektor lain.
Dengan demikian, administrasi kependudukan merupakan hal yang sangat
penting untuk dilaksanakan mulai dari satuan pemerintah terkecil seperti desa dan
kelurahan hingga pada skala nasional. Penegelolaan administrasi kependudukan
memiliki fungsi strategis sebagai dukungan informasi tetang kependudukan bagi
pembuatan kebijakan dalam rangka pelayanan publik serta kepentingan warga
untuk mengakses informasi hasil administrasi kependudukan tersebut.
2.4.Pengertian Sistem Informasi Administrasi Kependudukan Informasi kependudukan memiliki peranan strategis dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan karena data administrasi
penduduk merupakan aset bangsa atau pemerintah daerah sebagai dasar/landasan
perencanaan kegiatan pembangunan. sehingga pengelolaannya perlu ditata dengan
sebaik-baiknya agar dapat memberikan manfaat dalam perbaikan pemerintahan
Universitas Sumatera Utara
dan pembangunan. Untuk mendukung terciptanya pengelolaan administrasi
kependudukan yang baik, maka instansi pemerintah membutuhkan suatu sistem
informasi yang mendukung kebutuhan dalam menciptakan efisiensi dan efektifitas
kerja maupun dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) merupakan
jawaban atas itu. Pemerintah melalui Keppres Nomor 88 Tahun 2004 Pasal 3 telah
menerapkan sistem ini sebagai pengelolaan informasi kependudukan.Menurut
Keppres tersebut pada pasal 1 ayat 3 dikemukakan bahwa :
Sistem Informasi Administrasi Kependudukan adalah sistem informasi nasional yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi pengelolaan informasi administrasi kependudukan di setiap tingkatan wilayah administrasi pemerintahan.
Defenisi lain mengartikan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan sebagai :
Sistem Informasi Administrasi Kependudukan adalah suatu sistem informasi berbasis web yang disusun berdasarkan prosedur-prosedur dan memakai standarisasi khusus yang bertujuan menata sistem administrasi kependudukan sehingga tercapai tertib administrasi di bidang kependudukan dan juga membantu bagi petugas di jajaran Pemerintah Daerah khususnya Dinas Kependudukan dalam menyelenggarakan layanan kependudukan (www.ampmulti.com/index/siak). Dalam implementasinya, SIAK menerapkan Nomor Induk Kependudukan
(NIK) yang merupakan nomor identitas penduduk yang bersifat unik atau khas,
tunggal dan melekat pada seseorang yang terdaftar sebagai penduduk Indonesia,
yang berlaku selamanya. Dalam SIAK, database antara kecamatan, kabupaten-
kota, provinsi, dan Departemen Dalam Negeri (Depdagri) akan terhubung dan
terintegrasi. Seseorang tidak bisa memiliki identitas ganda dengan adanya nomor
identitas kependudukan (NIK). Sebab, nomor bersifat unik dan akan keluar secara
otomatis ketika instansi pelaksana memasukkannya ke database kependudukan.
Universitas Sumatera Utara
2.4.1.Tujuan Penyelenggaran SIAK
Adapun tujuan diselenggarakannya Sistem Informasi Administrasi
Kependudukan (SIAK) adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan kualitas pelayanan penduduk dan catatan sipil;
2. Penyediaan data untuk perencanaan pembangunan dan pemerintahan;dan
3. Penyelenggaraan pertukaran data secara tersistem dalam verifikasi data
individu dalam pelayanan publik.
Sedangkan secara teknis implementasi SIAK memiliki tujuan agar :
1. Database Kependudukan terpusat melalui pemberlakuan Nomor Induk
Kependudukan (NIK) Nasional dalam rangka mewujudkan tertib
administrasi kependudukan.
2. Database Kependudukan dapat diintegrasikan untuk kepentingan lain
(Statistik, Pajak, Imigrasi, dll).
3. Sistem SIAK terintegrasi (RT/RW, Kelurahan, Kecamatan, Pendaftaran
Penduduk, Catatan Sipil, dll).
4. Standarisasi Nasional.
5. Melindungi hak-hak individu penduduk, melalui pelayanan penerbitan
dokumen kependudukan (KK, KTP dan Akta-Akta Catatan Sipil) dengan
mencantumkan NIK Nasional.
2.4.2.Peranan SIAK dalam Administrasi Kependudukan
Adapun penggunaan SIAK dalam administrasi kependudukan memiliki
peranan :
Universitas Sumatera Utara
1. Perekaman, pengiriman dan pengolahan data hasil Pendaftaran Penduduk
dan Pencatatan Sipil.
2. Penerbitan NIK Nasional.
3. Memfasilitasi validasi dan verifikasi individu penduduk untuk pelayanan
publik lainnya.
4. Penyajian data dan informasi yang mutakhir bagi instansi terkait dalam
rangka perencanaan pembangunan dan pelaksanaan program Pemerintah.
2.4.3.Manfaat Penerepan SIAK Online
Penerapan SIAK online memilki beberapa manfaat antara lain :
1. Tercapainya tertib administratif kependudukan, karena dengan adanya
NIK maka permasalahan seperti KTP ganda tidak akan terjadi.
2. Tercapainya efisiensi dan efektivitas dalam layanan publik (short time
response), sehingga masyarakat tidak perlu repot harus bolak-balik untuk
mengurus kepentingan mereka.
3. Terbangunnya landasan bagi pengembangan sistem di masa yang akan
datang menuju integrasi secara menyeluruh yang diharapkan dapat
diterapkan di semua provinsi di Indonesia secepatnya.
4. Tercapainya Good Corporate Governance dalam public services di Dinas
Kependudukan, dimana biasanya masyarakat selalu beranggapan membuat
KTP/KK itu susah karena harus bolak-balik dan ada biayanya yang mahal.
5. Untuk menyediakan data individu penduduk (mikro) dan data agregat
(makro) penduduk. Penyediaan data tersebut melalui pengembangan SIAK
Universitas Sumatera Utara
dengan membangun Bank Data kependudukan Nasional yang dapat
menyajikan berbagai profil kependudukan untuk kepentingan individu,
masyarakat, pemerintah dan kepentingan pembangunan lainnya.
6. Untuk pengolahan data statistik vital (vital statistics) baik yang
berhubungan dengan peristiwa penting (lahir, mati, kawin, cerai dan lain-
lain) maupun peristiwa kependududukan (perubahan alamat, pindah
datang dan perpanjangan KTP). Hasil penghitungan dan pengolahan data
statistik tersebut sebagai bahan perumusan dan penyempurnaan kebijakan,
strategi dan program bagi para penyelenggara dan pelaksana pembangunan
di bidang kualitas, kuantitas dan mobilitas penduduk, serta kepentingan
pembangunan lainnya (www.ampmulti.com/index/siak).
2.4.4.Sistem Koneksi SIAK
Berdasarkan sistem koneksinya SIAK dapat dikelompokkan menjadi:
1. Online : Komunikasi data antar komputer tersambung secara terus
menerus dalam kurun waktu 24 jam yang menggunakan teknologi leased
line.
2. Semi Online : Komunikasi data antar komputer tersambung sesuai
kebutuhan, misalnya seminggu sekali, atau sebulan sekali dengan
menggunakan telepon dan modem.
3. Offline : Komunikasi data antar komputer dilakukan secara manual
melalui Disket, USB atau CD.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan berdasarkan skema koneksi infrastruktur di Daerah dibedakan
menjadi beberapa kategori, yaitu :
1. Tipe A (Kabupaten/Kota dan Kecamatan online), pada tipe ini Tempat
Perekaman
Pendaftaran Penduduk (TPDK) yang berada di Kabupaten/Kota dan juga
Kecamatan memiliki koneksi online dengan pusat datacenter dI
Jakarta.Koneksi jaringan yang dipakai antara simpul adalah VPN Dia Up.
Gambar 2. Skema Logikal Arsitektur Tipe A
2. Tipe B (Kabupaten/Kota online dan Kecamatan offline), pada tipe ini
Kabupaten/Kota online terhadap datacenter sedangkan kecamatan
offline.Untuk tetap menggunakan SIAK Kecamatan melakukan transaksi
dan disimpan dalam bentuk file di Kecamatan. Setelah itu, Kecamatan
mengirimkan media perekam data yang berisi file data hasil transaksi ke
Kabupaten/Kota yang telah online. File tersebut kemudian akan disimpan
Universitas Sumatera Utara
dalam bentuk database yang terletak di Kabupaten/Kota. Dengan data ini,
Kabupaten/Kota akan meng upload/meng-up date data Kecamatan tersebut
secara online ke database yang berada di datacenter. Media penyimpanan
kemudian dapat dikembalikan ke Kacamatan. Frekuensi pengiriman media
penyimpanan antara kecamatan ke kabupaten/Kota disesuaikan dengan
kebutuhan.
Gambar 3. Skema Logikal Arsitektur Tipe B
3. Tipe C (Kabupaten/Kota dan Kecamatan offline), untuk tipe ini Kecamatan
dan Kabupaten/Kota offline. Sedangkan propinsi online.Pada tipe ini
pengiriman media penyimpanan dari Kecamatan ke Kabupaten/Kota dan
sebaliknya maupun dari Kabupaten/Kota ke Propinsi dan sebaliknya
dilakukan secara manual. Transaksi yang dilakukan di Kecamatan akan
disimpan dulu dalam bentuk file tertentu. File ini akan disimpan dalam
Universitas Sumatera Utara
media penyimpanan (CD, hardisk, dan sebagainya) baru kemudian dikirim
ke kabupaten. Di kabupaten, file tersebut akan di-input ke dalam database
kabupaten. Setelah di-input ke dalam database lokal, hasil updating
tersebut kemudian di backup dalam bentuk script database dan disimpan
ke dalam media penyimpanan. Media penyimpanan tersebut selanjutnya
akan dikirim secara manual ke Propinsi. Setelah menerima media
penyimpanan, propinsi akan meng-upload data yang tersimpan dalam
media ke dalam database propinsi. Setelah tersimpan dalam database
propinsi, data di upload online ke datacenter (Jurnal Sistem Informasi
MTI UI Vol.3 No.1 April 2007).
Gambar 4. Skema Logikal Arsitektur Tipe C
Selanjutnya sistem koneksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
sistem SIAK dengan koneksi online dengan arsitektur infrastruktur tipe A.
Universitas Sumatera Utara
3.Pelayanan
Menurut Cristopher (dalam Tjandra, 2005:3) pelayanan dapat diartikan
sebagai suatu sistem manajemen, diorganisir untuk menyediakan hubungan
pelayanan yang berkesinambungan antara waktu pemesanan dan waktu barang
dan jasa itu diterima dan digunakan dengan tujuan untuk memenuhi
kebutuhan/harapan pelanggan dalam jangka panjang. Sedangkan menurut
Sampara (dalam Lijan, 2006:5) pelayanan adalah suatu kegiatan yang terjadi
dalam interaksi langsung antar seseorang dengan orang lain atau mesin secara
fisik dan menyediakan kepuasan pelanggan.
Defenisi lebih rinci dikemukakan oleh Gronroos dalam Ratminto, 2005:2)
pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak
kasat mata yang terjadi akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan
atau hal-hal lain yang disediakan oleh instansi pemberi pelayanan yang
dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen/pelanggan.
Dari beberapa pengertian mengenai pelayanan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa pelayanan adalah suatu bentuk kegiatan memberikan layanan
yang dilakukan oleh sebuah instansi dalam bentuk barang atau jasa dalam rangka
pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Pada instansi pemerintahandikenal konsep pelayanan publik.Pelayanan
publik merupakan segala kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar
sesuai dengan hak-hak dasar setiap warga negara dan penduduk atas suatu barang,
jasa dan atau pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan yang terkait dengan kepentingan publik (Ahmad, 2008:3). Adapun
Universitas Sumatera Utara
yang menjadi penyelenggara pelayanan publik adalah lembaga dan petugas
pelayanan public baik Pemerintah Daerah maupun Badan Usaha Milik Daerah
(BUMD) yang menyelenggarakan pelayanan publik. Sedangkan penerima layanan
adalah orang perseorangan atau kelompok orang dan badan hukum yang memiliki
hak dan kewajiban terhadap suatu pelayanan publik.
Kualitas pelayanan berhasil dibangun apabila pelayanan yang diberikan
kepada masyarakat mendapat pengakuan dari pihak-pihak yang dilayani. Menurut
Tjandra (2005:12) ketulusan dan integritas bermuara pada hal-hal yang melekat
pada pelayanan prima, yaitu :
1. Keramahan, kesopanan, perhatian dengan orang yang menghubunginya.
2. Kredibilitas dalam melayani, berpedoman pada prinsip, ketulusan dan
kejujuran sesuai dengan harapan pelanggan dan sesuai dengan komitmen
pelanggan.
3. Akses, mudah dihubungi baik langsung atau tidak langsung.
4. Kemampuan dalam menyajikan pelayanan sesuai dengan keinginan
pelanggan dari segi waktu, biaya, dan kualitas.
Sementara itu berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor 63 Tahun 2003, dijelaskan bahwa dalam menyelenggarakan pelayanan
publik harus memenuhi prinsip-prinsip, yaitu :
1. Kesederhanaan, prosedur/tata cara pelayanan diselenggarakan secara
mudah, cepat, tidak berbelit-belit, mudah dipehami dan mudah
dilaksanakan.
2. Kejelasan yang mencakup beberapa hal antara lain:
Universitas Sumatera Utara
Persyaratan teknis dan administratif pelayanan umum
Unit kerja atau pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam
memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan/sengketa
dalam pelaksanaan pelayanan publik.
Rincian biaya pelayanan dan tata cara pembayarannya.
3. Kepastian waktu, pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam
kurun waktu yang telah ditentukan.
4. Akurasi, produk pelayanan publik dapat diterima dengan benar, tepat dan
sah.
5. Rasa Aman, proses dan produk pelayanan publik memeberikan rasa aman
dan kepastian hukum.
6. Tanggung jawab, pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat
yang ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan
penyelesaian keluhan atau persoaan dalam pelaksanaan pelayanan publik.
7. Kelengkapan sarana dan prasaranan, tersedianya sarana dan prasarana
kerja, peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk
penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informastika.
8. Kemudahan akses, tempat dan lokasi serta sarana dan prasaranan kerja
yang memadai, mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat
memanfaatkan teknologi telematika.
9. Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan.Pemberi pelayanan harus
bersikap disiplin, sopan, dan santun, ramah serta memberikan pelayanan
yang ikhlas.
Universitas Sumatera Utara
10. Kenyamanan, lingkungan pelayanan harus tertib, disediakan ruang tunggu
yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah, sehat serta dilengkapi
dengan fasilitas pendukung pelayanan, seperti parkir, toilet, tempat ibadah,
dan lain-lain.
4.Kartu Tanda Penduduk
Kartu tanda penduduk atau disingkat KTP merupakan suatu keterangan
atau tanda bukti yang dimiliki oleh setiap individu di mana pun ia berada. KTP
merupakan suatu bukti identitas pribadi seseorang yang bermukim di suatu
tempat. Berdasarkan PP No.25 tahun 2008 yang berbunyi setiap penduduk yang
berusia 17 tahun atau yang menikah atau pernah menikah wajib memiliki Kartu
Tanda Penduduk (KTP).
Pelayanan KTP merupakan salah satu jenis pelayanan publik yang oleh
pemerintah merupakan suatu proses pemberian pelayanan kepada publik tanpa
membeda-bedakan golongan tertentu dan diberikan secara cuma-cuma sehingga
kelompok yang paling tidak mampu sekalipun dapat menjangkaunya.
Adapun persyaratan pembuatan KTP baru, yaitu terdiri dari :
1. Surat pengantar dari RT/RW
2. Foto kopi Kartu Keluarga
3. Pas Foto terbaru berukuran 2x3 cm sebanyak 2 lembar
4. Foto kopi Akta Kelahiran
Sedangkan untuk memperpanjang KTP yang habis masa berlakunya harus
melengkapi syarat-syarat sebagai berikut :
Universitas Sumatera Utara
1. KTP yang sudah habis masa berlakunya
2. Foto kopi Kartu Keluarga
3. Pas Foto terbaru berukuran 2x3 cm sebanyak 2 lembar
4. Surat keterangan laporan kehilangan KTP dari kepolisian bagi yang
kehilangan KTP
5. Bukti pembayaran keterlambatan perpanjangan KTP bagi yang terlambat.
KTP berlaku untuk jangka waktu lima tahun, kecuali manula (berusia di
atas 60 tahun), KTP berlaku seumur hidup. Berakhirnya masa berlaku KTP sesuai
dengan tanggal dan bulan kelahiran yang bersangkutan.KTP yang rusak, hilang
atau berubah data, seperti perubahan alamat, kewarganegaraan, nama dan
sebagainya harus diganti dengan KTP yang baru. Yang tidak wajib memiliki KTP
adalah anggota perwakilan Negara asing, organisasi-organisasi internasional,
corps. diplomatik beserta anggota keluarganya dan penduduk sementara.
Adapun prosedur pelayanannya, yaitu:
Tugas kewajiban penduduk untuk datang ke kantor kelurahan dengan membawa
persyaratan:
1. KTP lama
2. Foto kopi Kartu Keluarga dan aslinya
3. Surat pengantar dari RT/RW
4. Surat kuasa bagi penduduk yang tidak bisa mengambil sendiri dengan
diketahui RT/RW.
5. Mengisi formulir permohonan pembuatan KTP
Universitas Sumatera Utara
Tugas dan kewajiban pihak kecamatan, bila data penduduk sudah benar:
1. Menerima dan meneliti seluruh berkas persyaratan
2. Mengentry data penduduk melalui modul pendaftaran penduduk di tempat
perekaman data Kependudukan (TPDK) yang berada di kecamatan guna
melakukan perekaman data
3. Mengirim data penduduk ke tempat perekaman data kependudukan
(TPDK) di Disdukcapil via modem
4. Menerima kembali verifikasi data penduduk dari Disdukcapil dan
melakukan pencetakan KTP
5. Menyelesaikan proses administrasinya lebih lanjut
Namun apabila datanya salah, KTP yang mengalami perubahan data agar
dibuatkan Surat Mutasi Rubah.
Pelayanan KTP bertempat di setiap Kantor Camat yang ada dengan waktu
pelayanan 1 satu (perpenjangan) dan 14 hari (baru/mutasi/hilang) dengan tarif
gratis.Untuk pencetakkan KTP dengan sistem online ini, presedurnya hampir
sama dengan prosedur sebelumnya, yakni dari lingkunagn kelurahan yang
diteruskan hingga ke kecamatan. Hanya saja penandatanganan KTP baru ini tidak
lagi oleh camat, melainkan langsung oleh kepala dinas.
1.6.Defenisi Konsep
Konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga
dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama
(Singarimbun, 1995:45). Tujuan diperlukannya konsep adalah untuk mendapatkan
Universitas Sumatera Utara
pembatasan yang jelas dari variable yang akan diteliti. Adapaun defenisi konsep
dalam penelitian ini adalah:
1. Implementasi adalah tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-
individu, pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta
yang diarahkan agar tercapainya tujuan yang diinginkan. Dalam penelitian
ini pelaksana kebijakan tersebut adalah aparatur Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil Kota Medan.
2. Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) online adalah
sistem informasi atau aplikasi yang ditujukan untuk memfasilitasi
pelayanan bidang administrasi kependudukan seperti pencatatan sipil,
pendaftaran penduduk, dan pendayagunaan informasi kependudukan.
3. Palayanan Kartu Tanda Penduduk adalah salah satu jenis pelayanan publik
berupa tanda bukti identits pribadi seseorang di mana pun ia berada yang
oleh pemerintah merupakan suatu proses pemberian pelayanan kepada
publik tanpa membeda-bedakan golongan tertentu dan diberikan secara
cuma-cuma. Pelayanan KTP dapat berupa penerbitan KTP baru atau
perpanjangan masa berlaku KTP.
4. Implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan online dalam
pelayanan KTP adalah pelaksanaan sistem informasi atau aplikasi yang
ditujukan untuk memfasilitasi pelayanan kependudukan seperti
pendaftaran penduduk termasuk didalamnya pelayanan terhadap kartu
tanda penduduk (KTP).
Universitas Sumatera Utara
5. Efektivitas dan Efisiensi Sistem Informasi merupakan tingkat pencapaian
tujuan dari sistem informasi dan kemampuan sistem untuk menyelesaikan
suatu pekerjaan dengan benar ditinjau dari perbandingan antara biaya dan
hasil.
1.7.Defenisi Operasional
Menurut Singarimbun (1995:46), defenisi operasional adalah unsur-unsur
penelitian yang memberitahukan bagaimana mengukur suatu variable, sehingga
dengan pengukuran ini dapat diketahui indikator-indikator apa saja yang
mendukung penganalisaan dari variabel-variabel tersebut.
Adapun implementasi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan
online dalam pelayanan KTP diukur dengan indikator:
1.Organisasi, dalam hal ini adalah organisasi di Dinas Kependudukan dan Catatan
Sipil Kota Medan melalui indicator-indikator:
a. Kejelasan struktur organisasi Disdukcapil Kota Medan
b. Ketersediaan sumber daya manusia.
c. Kemampuan/keahlian yang dimiliki komponen pelaksana.
d. Sumber daya dan fasilitas yag dimiliki.
2.Interpretasi, adalah berkaitan dengan tingkat pemahaman aparat pelaksana
dalam proses implementasi SIAK , dengan indikator:
a. Kesesuaian pelaksanaan kebijakan dengan peraturan yang berlaku.
b. Kesesuaian pelaksanaan kebijakan dengan petunjuk pelaksanaan kebijakan
peraturan yang sudah dijabarkan dan bersifat administratif.
Universitas Sumatera Utara
3.Penerapan, adalah pelaksanaan berdasarkan petunjuk pelaksana dan petunjuk
teknis kebijakan SIAK online telah sesuai dengan ketentuan, melalui indikator:
a. Kejelasan dari program kerja SIAK Online.
b. Kejelasan dari prosedur kerja SIAK Online.
Sedangkan Efektivitas dan Efisiensi SIAK Online diukur dengan
menggunakan indikator kualitas sistem. Indikator yang digunakan adalah 11
indikator yang digunakan oleh Wilkinson, yaitu :
1. Relevan (sesui kebutuhan)
2. Kapasitas (dari sistem)
3. Efisiensi (dari sistem)
4. Ketepatan waktu (dalam menghasilkan )
5. Aksesibilitas (kemudahan akses)
6. Fleksibilitas (keluwesan sistem)
7. Akurat (ketepatan nilai dari informasi)
8. Reliabilitas (keandalan dari sistem)
9. Keamanan (dari sistem)
10. Ekonomis (nilai ekonomis dari sistem)
11. Simplisitas (kemudahan dari sistem)
Universitas Sumatera Utara
1.8.Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, kerangka teori, defenidi konsep, defenisi operasional serta
sistematika penulisan skripsi.
BAB II : METODE PENELITIAN
Pada bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, informan penelitian,
teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.
BAB III: DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab ini membahas gambaran umum atau karakteristik lokasi penelitian yang
mencakup , visi dan misi, tugas dan fungsi, serta struktur organisasi.
BAB IV: PENYAJIAN DATA
Bab ini memuat hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan dan dokumentasi
seperti jawaban dari informan dan data tertulis.
BAB V : ANALISIS DATA
Pada bab ini memuat pembahasan dan interpretasi dari data-data yang disajikan
pada bab sebelumnya.
BAB VI : PENUTUP
Pada bab ini berisi kesiimpulan dan saran yang diperoleh dari hasil penelitian.
Universitas Sumatera Utara