cano ekonomos - upp

55

Upload: others

Post on 01-Nov-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: CANO EKONOMOS - UPP
Page 2: CANO EKONOMOS - UPP

CANO EKONOMOS

JURNAL ILMIAH FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN

ISSN : 2301-9506

Vol. 6 No.2 Juli 2017

SUSUNAN DEWAN REDAKSI

Pimpinan Redaksi

Arrafiqur Rahman, SE.,MM

Redaksi Pelaksana

Kiki Yasdomi, S.Kom., M.Kom

Sri Yunawati, SE.,M.Acc

Yulfita Aini, SE.,MM

Redaksi Ahli

Prof. Kirmizi Ritonga, M.BA (UR)

Dr. Abrar, SE.,M.Si.,Ak (UIR)

Dr. Gusnardi, M.Si.,Ak (UR)

Drs. Ali Yusri, MS (UR)

Hamdi Agustin, SE.,MM (UIR)

Azwirman, SE.,M.Acc (UIR)

Sekretaris Redaksi, Produksi dan Distribusi

Arma Yuliza, SE.,M.Si

Afrizal, S.Sos

Terbit Pertama

Juli 2012

Alamat Redaksi:

Fakultas Ekonomi Universitas Pasir Pengaraian

Jl. Tuanku Tambusai, Desa Rambah Kab. Rokan Hulu-Riau

Telp. (0762) 91700, Hp. 081371898673,

email : [email protected]

DAFTAR ISI

Jurnal Cano Ekonomos diterbitkan dengan maksud untuk mengumpulkan dan

mempublikasikan artikel ilmiah dari penelitian, makalah, prosiding seminar dan konsep

ilmu pengetahuan dalam bidang ekonomi dan sosial. Jurnal Cano Ekonomos diterbitkan

2 kali dalam setahun pada bulan Januari dan Juli. Isi artikel yang di muat bukan cerminan

sikap dan/atau pandangan redaksi, melainkan tanggung jawab penulis.

Page 3: CANO EKONOMOS - UPP

CANO EKONOMOS

JURNAL ILMIAH FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN

ISSN : 2301-9506

Vol. 6 No.2 Juli 2017

KATA PENGANTAR

Alhamdulillaahi robbil’aalamiin, puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang maha

kaya dan maha luas ilmunya yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga

penulisan Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos edisi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Jurnal ilmiah ini dinamakan Cano Ekonomos. Cano merupakan suatu tempat

penghimpun yang ukurannya lebih besar dari tepak dan memiliki multi fungsi yang

biasanya sering digunakan sebagai penghimpun sirih, kapur, gambir, pinang dan lain-

lainnya dalam adat Melayu khususnya di Rokan Hulu.

Seiring dengan makna cano tersebut, dalam konteks judul Cano Ekonomos

memberikan arti bahwa jurnal ini merupakan sebagai tempat penghimpun artikel ilmiah

dari penelitian, makalah, prosiding seminar dan konsep ilmu pengetahuan dalam bidang

ekonomi dan sosial yang bertujuan untuk mempublikasikannya kepada masyarakat umum

dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang ekonomi dan

sosial. Jurnal ini terbit dua kali dalam setahun, yaitu pada bulan Januari dan Juli dan edisi

ini merupakan Vol. 6 No. 2 Juli 2017.

Kami menyadari jurnal ini masih banyak kekurangan dan oleh sebab itu sangat

diharapkan kritik saran dari pembaca demi kesempurnaan jurnal ini di masa yang akan

datang.

Pasir Pengaraian, Juli 2017

Redaksi

Page 4: CANO EKONOMOS - UPP

CANO EKONOMOS

JURNAL ILMIAH FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN

ISSN : 2301-9506

Vol. 6 No.2 Juli 2017

DAFTAR ISI

SUSUNAN DEWAN REDAKSI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

Masalah Ketenagakerjaan dan Pengangguran di Indonesia, Ahmad Soleh .... 83

Aplikasi Model Kano dalam Pengukuran Kualitas Perguruan Tinggi

Swasta Kota Pekanbaru Berdasarkan Perspektif Mahasiswa,

Astri Ayu Purwati, Silvia Sari Sitompul ................................................... 93

Potensi dan Kontribusi Sumber Daya Manusia terhadap Peningkatan

Pendapatan Keluarga, Kiagus Muhammad Zain Basriwijaya,

Hamdi Sari Maryoni ............................................................................... 101

Analisis Pengaruh Biaya Kesejahteraan Karyawan, Biaya Kemitraan

dan Biaya Bina Lingkungan terhadap ROA pada BUMN

(Perseroan) yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2014,

Mimelientesa Irman, Juliyanti ................................................................ 105

Fungsionalisasi Hukum Pidana terhadap Pertanggungjawaban

Korporasi dalam Tindak Pidana di Bidang Asuransi, Rise

Karmila ................................................................................................... 115

Pengaruh Spesialisasi Audit di Bidang Industri Klien dan Independensi

Auditor terhadap Kualitas Audit, Sri Yunawati, Rina Febrinova ...... 127

Page 5: CANO EKONOMOS - UPP

CANO EKONOMOS

JURNAL ILMIAH FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PASIR PENGARAIAN

ISSN : 2301-9506

Vol. 6 No.2 Juli 2017

PEDOMAN PENULISAN NASKAH

JURNAL ILMIAH CANO EKONOMOS FE-UPP

Pedoman penulisan artikel pada jurnal ilmiah Cano Ekonomos FE-UPP adalah sebagai berikut :

1. Naskah artikel yang akan dimuat merupakan naskah yang belum pernah dipublikasikan

atau diterbitkan dalam media cetak lain. Naskah artikel dapat berupa hasil penelitian,

makalah, prosiding seminar dan konsep ilmu pengetahuan dalam bidang ekonomi dan sosial.

2. Naskah yang dikirim ke redaksi dengan urutan format penulisan yang terdiri dari:

Judul, Nama Penulis disertai identitas institusi dan alamat email penulis, Abstract,

Pendahuluan, Kajian Teori, Metode, Hasil dan Pembahasan, Penutup, Daftar Pustaka, dan

Lampiran.

3. Abstract merupakan ringkasan tulisan yang terdiri dari masalah, tujuan, metodologi, dan

hasil penelitian. Abstract ditulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris lebih kurang 200 kata,

disertai dengan kata kunci (keywords) maksimal 4 kata.

4. Pendahuluan berisi tentang uraian latar belakang dan rumusan masalah, studi kepustakaan,

tujuan dan manfaat serta kontribusi hasil.

5. Kajian teori berisi tentang gambaran kerangka teoritik yang digunakan sebagai landasan

analisis.

6. Metodologi berisi tentang prosedur penelitian yang dilakukan, memuat metodologi, desain

penelitian, teknik pengumpulan data serta teknik analisis data.

7. Pembahasan berisi tentang uraian tentang hasil analisis data dan pembahasan masalah.

8. Penutup berisi tentang kesimpulan dan saran, baik yang berkaitan tentang topik

bahasan atau untuk penelitian berikutnya (jika ada).

9. Setiap tabel dan gambar diberi nomor, judul serta sumber judul dan gambar. Nomor dan

judul tabel ditulis di atas tabel, sedangkan nomor dan judul gambar ditulis di bawah gambar.

10. Naskah diketik dengan Microsoft Word jarak spasi 1,0 dengan font size 12 dan ukuran

kertas A4, menggunakan huruf Times New Roman, margin ketikan atas dan bawah 2,54

cm, kanan 2,54 cm dan kiri 3 cm, naskah berjumlah maksimum 15 halaman.

11. Kutipan dalam teks sebaiknya ditulis dalam kurung buka dan tutup yang menyebutkan nama

akhir penulis, tahun tanpa koma, dan nomor halaman jika dipandang perlu.

Contoh : (Siagian 1991), jika disertai halaman (Siagian 1991:234)

12. Contoh penulisan daftar pustaka :

a). Buku Teks.

Handoko, T Hani. 1994. Manajemen Sumber Daya Manusia Teori dan aplikasi. Jakarta :

Elex Media Komputindo

b). Artikel jurnal

Zeithaml, V.A. 1988. Consumer perception of price, quality, and value; A Means-End

Model and Synthesis of Evidence. Journal of Marketing. Vol 52. July p.2-21.

c). Online Acces

Yohanes, A. 2012. Bijak Menyiasati Harga Minyak Dunia.www.investor.co.id (online

accessed 12 Mei 2012).

Bank Indonesia. 2011. Inflation report (Consumer Price Index) Based on Year on Year

Measurement. www.bi.go.id (online accessed 10 desember 2011).

13. Sebagai bukti naskah artikel telah dimuat di Jurnal Cano Ekonomos, maka penulis

berhak menerima satu eksemplar Jurnal Cano Ekonomos edisi tersebut yang akan dikirim

ke alamat penulis atau dapat diambil di redaksi.

Page 6: CANO EKONOMOS - UPP

MASALAH KETENAGAKERJAAN DAN PENGANGGURAN DI INDONESIA

Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol. 6 No. 2 Juli 2017 83

MASALAH KETENAGAKERJAAN DAN PENGANGGURAN DI INDONESIA

Ahmad Soleh1

1Mahasiswa Program Doktor Universitas PadjajaranEmail: [email protected]

ABSTRACTThis paper deals with the problems of employment and unemployment, there should

be discussion of the issues as a barrier to creating jobs, employment, and unemployment inorder to increase and accelerate the economic growth of this country. In an effort to createthe labor market is the key to ease of doing business. Implementation of policies that are notgiving out the policy of convenience for the private and the world need to initiate and carryout business activities in Indonesia, including the lengthy licensing procedures, costsMahan and long processing time. Is a major limiting factor in creating quality jobs.Institutional aspects is a key element that needs to be fixed in an effort to bring downunemployment. Pentingknya institutional aspects in solving development problems(institutionmatter), including creating and expanding employment opportunities.Institutional aspects laws regulate the public good in the rules of formal and non-formalrules.

Keywords: Employment, Unemployment and Institutional

PENDAHULUANMasalah pengangguran dan

ketenagakerjaan sampai saat ini masihmenjadi perhatian utama disetiap negara didunia khususnya dinegara yang sedangberkembang. Kedua masalah tersebutmerupakan satu kesatuan yang keduanyamenciptakan dualisme permasalahan yangsaling bertentangan antar satu dengan yanglainnya. Dualisme tersebut terjadi jikapemerintah tidak mampu dalammemanfaatkan dan miminimalkan dampakyang diakibatkan dari dua persalahantersebut dengan baik. Namun jikapemerintah mampu memanfaatkankelebihan tenaga kerja yang ada makadualisme permasalahan tidak akan terjadibahkan memberikan dampak yang positifdalam percepatan pembangunan. Demikiansebaliknya jika pemerintah tidak mampumemanfaatkan maka akan menciptakandampak negatif yaitu mengganggupertumbuhan ekonomi.

Dilihat dari sudut pandang positiftenaga kerja merupakan salah satusumberdaya yang sangat penting dalammendorong pertumbuhan dan kemajuanekonomi suatu negara. Namun dari sudutpandang yang lain meningkatnya tenagakerja justru sering kali menjadi persoalanekonomi yang sulit untuk diselesaikan olehpemerintah. Sebagai akibat dari kurangnya

pemerintah dalam menyediakan lapanganpekerjaan sebagai dampak darimeningkatnya jumlah penduduk yang ada,sehingga tenaga kerja yang ada tidakterserap secara penuh, konsekuensinyaterciptalah pengangguran.

Berdasarkan data yang dirilis(World Bank, 2013), disebutkan bahwajumlah angkatan kerja atau tenaga kerjadiIndonesia merupakan yang terbesarkeempat didunia. Artinya jumlah angkatankerja di Indonesia mengalami peningkatanyang cukup tinggi seiring dengan bertam-bahnya jumlah penduduk. Berdasarkan datadari BPS (2014) angkatan kerja Indonesiaberjumlah 122.742.601 jiwa, dan menga-lami peningkatan menjadi 125.316.991jiwa pada tahun 2014. Dalam hal inipemanfaatan tenaga kerja secara maksimalwajib dilakukan oleh pemerintah, jikapemerintah ingin survive dalampembangunan, jika tidak perlahan tapi pastibertambahnya jumlah angkatan kerja yangtidak terserap (pengangguran) akanmenjadi beban dan penghambat dalamdalam perekonomian dan pada akhirnyamenjadi masalah.

Selain menjadi beban danpenghambat dalam pertumbuhanperekonomian suatu negara, pengangguranjuga digunakan menjadi salah satuindikator dari pasar tenaga kerja yang ada.

Page 7: CANO EKONOMOS - UPP

MASALAH KETENAGAKERJAAN DAN PENGANGGURAN DI INDONESIA

Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol. 6 No. 2 Juli 201784

Rendahnya pengangguran sering dianggapmenjadi suatu prestasi dalam suatu negarademikian juga sebaliknya. Namun padakenyataannya belum mencerminkanmasalah ketenagakerjaan yang sebenarnya.Konsep pengangguran disini diartikansebagai penduduk yang memasuki usiakerja (15–65 tahun) yang sedang mencarikerja, mempersiapkan usaha, putus asa dansudah punya pekerjaan tapi belum memulaibekerja.

Secara umum upaya pemerintahdalam mengatasi pengangguran yangterjadi di negeri ini cukup berhasil,khususnya dalam menyediakan lapangankerja meskipun tidak semua mamputerserap. Berdasarkan data dari BPS RIdalam 10 tahun terakhir trend penurunantingkat pengangguran di Indonesia cukuptinggi, yang mana pada tahun 2005pengangguran di Indonesia sebesar 10,3persen (dari total jumlah usia kerja) adamengalami pemenurunan menjadi 7,0persen (dari total jumlah usia kerja) padatahun 2015. Namun dalam perjalananyaada beberapa permasalahan yangmenyebabkan masih belum maksimalnyapenyerapan tenaga kerja yang terjaditersedianya lapangan pekerjaan tersebut.Dikutip dari laporan doing bisnis diIndonesia, World Bank dan IFC (2012)menyatakan bahwa terdapat beberapafaktor utama yang menjadi hambatanpenyerapan tenaga kerja di Indonesia, yaitukurangnya tenaga kerja terdidik, infra-struktur yang buruk dan kerangka kebija-kan yang berbelit-belit. Hal tersebut jugasejalan dengan penelitian yang dilakukanPurna dkk (2010) rendahnya penyerapantenaga kerja terjadi karena Link and Match(keterkaitan dan kecocokan) antara duniapendidikan dan dunia usaha belum berjalandengan baik dan masih banyakpermasalahan-permasalahan yang lainnya.

Dengan mengacu pada permasalahanketenagakerjaan dan penganggurantersebut, maka perlu dilakukan pembahasanmengenai permasalahan yang menjadipenghambat dalam menciptakan lapangankerja, penyerapan tenaga kerja, danpengangguran dalam upaya meningkatkandan mempercepat pertumbuhan ekonominegara ini.

TINJAUAN SECARA UMUMKonsep tenaga kerja dan pengangguran

Konsep Tenaga kerja sendiridiartikan sebagai penduduk dalam usiakerja yang siap melakukan pekerjaan, yaituusia 15-65 tahun. Menurut UUNo.13 tahun2003, tenaga kerja merupakan setiap orangyang mampu melakukan pekerjaan gunamenghasilkan barang dan jasa, baik untukmemenuhi kebutuhan sendiri maupunorang lain atau masyarakat. Dalampermasalahan ini tenaga kerjadikelompokkan menjadi :a) Tenaga Kerja Terdidik adalah tenaga

kerja yang memerlukan jenjangpendidikan yang tinggi. Misalnyadokter, guru, insinyur dsb.

b) Tenaga Kerja Terlatih adalah tenagakerja yang memerlukan pelatihan danpengalaman. Misalnya sopir, montirdsb.

c) Tenaga Kerja tidak Terdidik danTerlatih adalah tenaga kerja yangdalam pekerjaannya tidak memerlukanpendidikan ataupun pelatihan terlebihdahulu. Misalnya tukag sapu, tukangsampah dsb.

Sementara bekerja diartikan sebagaikegiatan ekonomi yang dilakukan olehseseorang dengan maksud memperolehatau membantu memperoleh pendapatanatau keuntungan, paling sedikit 1 jam(tidak terputus) dalam seminggu yang lalu.Kegiatan tersebut termasuk pola kegiatanpekerja tak dibayar yang membantu dalamsuatu usaha/kegiatan ekonomi. Berdasar-kan definisi yang ada bekerja dapatdibedakan menjadi 4 kelompok yaitu; 1)bekerja secara optimal baik dari segi upahdan maupun jam kerja, 2) bekerja paruhwaktu secara sukarela, 3) bekerja tetapidisertai ketidaksesuaian antara pendidikandan pekerjaan yang ditekuni dan bekerjaparuh waktu secara sukarela, 4) bekerjatetapi disertai dengan ketidaksesuaianantara latar belakang pendidikan denganpekerjaan yang ditekuni.

Selanjutnya, untuk mengukurpersentase penduduk usia kerja yang aktifsecara ekonomi maka digunakan konsepTingkat Partisipasi Angkatan Kerja(TPAK). Tingkat Partisipasi AngkatanKerja (TPAK) didefinisikan sebagai

Page 8: CANO EKONOMOS - UPP

MASALAH KETENAGAKERJAAN DAN PENGANGGURAN DI INDONESIA

Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol. 6 No. 2 Juli 2017 85

persentase jumlah angkatan kerja terhadapjumlah penduduk usia 15 tahun keatasdalam suatu wilayah.

Sedangkan Pengangguran diartikansebagai angkatan kerja yang belum dansedang mencari pekerjaan. Pengangguranterjadi karena jumlah penawaran tenagakerja lebih besar daripada permintaan tena-ga kerja. Dengan kata lain, terjadinya sur-plus penawaran tenaga kerja dipasar tenagakerja. Ketidakseimbangan dan ketidak-cocokan antara permintaan lapangan kerjadengan penawaran lapangan kerja inilahyang menciptakan pengangguran.Kondisi Tenaga Kerja danPengangguran Di Indonesia

Sejalan dengan bertambahnya jumlahpenduduk di Indonesia tentunya jumlahangkatan kerja juga mengalami peningka-tan. Berdasarkan data dari BPS RI padatahun 2014 jumlah tenaga kerja di Indone-sia sebanyak 125,3 juta orang. MerupakanSumberdaya yang sangat potensial dalammenghadapi pasar global mendatang.

Menurut World Bank (2013), menye-butkan bahwa kinerja ketenagakerjaanIndonesia merupakan salah satu yangterkuat di Asia Timur Pasifik. Hal ini karnadidukung pertumbuhan ekonomi yangberkelanjutan, lingkungan ekonomi yangmendukung, dan sektor jasa yangberkembang pesat. Secara umum profilketenaga kerjaan Indonesia dapat dilihatpada gambar berikut:

Gambar 1. Profil Tenaga Kerja Indonesia2014, Sumber: www.depnaker.go.id dan

www.bps.go.id

Pada gambar diatas mengindikasikanbahwa sektor informal masih mendominasisebagai penyumbang lapangan kerjaterbesar. Dimana tenaga kerja yang bekerjadi seketor informal masih lebih besardibandingkan dengan yang bekerja disektorformal. Selain itu, struktur tenaga kerjaIndonesia dalam perekonomian sebagianbesar berada pada sektor jasa-jasa sebesar44,68 persen, sektor pertanian sebesar34,56 persen, dan sektor manufaktursebesar 20,76 persen.

Kondisi Pasar Tenaga Kerja IndonesiaDilihat dari permintaan tenaga kerja

di Indonesia, pasar tenaga kerja Indonesiamengalami perkembangan yang cukupbaik, hal ini terbukti dengan meningkatnyajumlah lapangan pekerjaan dan penurunanangka pengangguran terbuka dalam waktuyang bersamaan dengan pertumbuhanpenduduk yang cukup tinggi. Walaupunpada kenyataannya permintaan tenaga kerjaselalu berfluktuasi setiap periode dantahunnya, sebagai akibat dari berbagaimacam faktor musiman, perputaran pasartenaga kerja dan iklim perekonomiandunia.

Selanjutnya kita melihat tenaga kerjadi Indonesia dari sisi penawarannya.Kondisi tenaga kerja kita masih rendahdaya saingnya, baik dilihat dari tingkatpendidikan, keterampilan, keahlian denganbidang yang ditekuni, dan lain lain. sebagaiilustrasi beberapa gambar dibawah inimemperlihatkan kondisi tenaga kerja diIndonesia diantaranya:

Tabel.1.Kondisi ketidakcocokan antaraketerampilan dan jenis pekerjaan.

PENDUDUK

USIA KERJA

>15 Tahun (181,2 Jt)

BUKAN USIA KERJA

<15 Tahun

ANGKATAN KERJA

(125,32 Jt)

BUKAN ANGKATAN KERJA

Sekolah (28,5 %)

Mengurus Rt (58,8%)

Lainnya (12,7%)

BEKERJA (118,2Jt/ 94,3 %)

Sedang Bekerja

Sementara tidak

bekerja

PENGANGGURAN (7,1 Jt/ 5,7 %)

Mencari pekerjaan (54,35%)

Mempersiapkan usaha

(1,41%)

Putus asa (42,21%)

Sudah punya pekerjaan, tapi

belum bekerja (2,04%)

BEKERJA PENUH (78,53 Jt/66,44%)

SEKTOR INFORMAL (53,59%)

KERJA TIDAK PENUH(36.97Jt/33,56%)

Setengah menganggur

(10,57Jt)

Pekerja paruh waktu (26,40Jt)

PEKERJA RENTAN (59,81%)

TIDAK RENTAN (40,19%)

Page 9: CANO EKONOMOS - UPP

MASALAH KETENAGAKERJAAN DAN PENGANGGURAN DI INDONESIA

Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol. 6 No. 2 Juli 201786

Tabel.2 Rasio pekerjaan penduduk menurutgender dan usia

Yang merupakan gambaran yangtidak seimbang mengenai pilihan antaralaki laki dan perempuan dalammemperoleh keuntugan dari berbagaikesempatan kerja. Sehingga memberikandampak pada upah, dimana banyak kaumperempuan bekerja dengan tingkat upahyang rendah.

POTENSI DAN PERMASALAHANTENAGA KERJA DAN PENGANG-GURAN DI INDONESIAPotensi Tenaga kerja dan Penganggurandi Indonesiaa) Bonus demografi

Bonus demografi dapat dikatakansebagai sumberdaya atau juga menjaditantangan dan penghambat dalampembangunan suatu negara. Yang dalamsejarah perkembangan suatu bangsa, bonusdemografi hanya ada satu kali. Jika mampumanfaatkan maka akan tercipta jendela ke-sempatan untu mengakselerasi pembangu-nan. Namun juga sebaliknya jika tidakmampu memanfaatkan akan menjadimasalah dalam suatu negara. Berdasarkandata dari BPS di jelaskan bahwa Indonesiaakan mengalami bonus demografi dalambeberapa tahun kedepan yang puncaknyapada tahun 2025. Dimana pada tahun ter-sebut usia angkatan kerja atau tenaga kerjakita melimpah, dan ini menjadi tantangantersendiri dalam memanfaatkanya.b) Globalisasi

Dampak globalisasi perekonomianyang terjadi di seluruh negara di dunia.Globalisasisendiri merupakan proseskegiatan ekonomi dan perdagangan antar

negara diseluruh dunia yang menjadi satukekuatan pasar yang semakin terintegrasitanpa rintangan batas teritorial negara.Dengan adanya globalisasi batas batassecara ekonomi menjadi semakin kabur dansempit.Sementara arus globalisasi dalambentuk TTA, WTO, NAFTA dan lainnya,akan semakin intensif. Dimana indonesiaakan menjadi pasar potensial bagi negaraasean mengingat posisinya yang strategisdengan jumlah penduduk yang besar danmemiliki tingkat konsumsi yang tinggi, halini akan menjadi peluang dan tantanganbagi pembangunan ketenaga kerjaan.c) Potensi unggulan daerah

Sumber daya alam yang masihmelimpah di setiap daerah di Indonesiajuga merupakan peluang dan modal dasardalam percepatan pembangunan. Denganpemanfaatan sumberdaya yang ada denganoptimal maka akan mampu memberikannilai tambah yang lebih besar bagipembangunan suatu bangsa.Permasalahan Tenaga Kerja danPengangguran di Indonesiaa) Daya saing tenaga kerja

Dari berbagai servey yang dilakukanoleh BPS dapat disimpulkan bahwa dayasaing tenaga kerja Indonesia relatif masihrendah dibandingkan dengan daya saingnegara tetangga. Rendahnya daya saing disebabkan rendahnya mutu SDM sebagaiakibat dari rendahnya tingkat pendidikandan rendahnya kompetensi kerja dankecocokan skill dengan kecocokanpekerjaan.b) Pasar kerja tenaga kerja

Masish rendahnya peningkatan pasarkerja di bandingkan peningkatan jumlahtenaga kerja,meski pertambahan lapangankerja selama 5 tahun terahir cukup banyakdibandingkan pertambahan angkatan kerja.Kondisi menyebabkan kelebihan tenagakerja (labour surplus economy). Disampingitu kondisi pasar kerja juga pada pasar yangkurang berkualitas sehingga produktivitasdari tenaga kerja juga masih rendahc) Hubungan industrial

Masih belum terjalinnya hubunganIndustrial antara pemerintah, pekerja danperusahaan dengan baik. Mengakibatkanrendahnya daya saing teanga kekrja dansakah satu penyebab pengangguran.

Page 10: CANO EKONOMOS - UPP

MASALAH KETENAGAKERJAAN DAN PENGANGGURAN DI INDONESIA

Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol. 6 No. 2 Juli 2017 87

Hubungan industrial ini merupakan suatusistim hubungan yang terbentukantarapelaku dalam proses produksi barangdan dan jasa yang terdiri dari unsurpengusaha, pekerja buruh dan pemerintah.Permasalahannya hubungan industrial saatini masih belum harmonis. Seperti :peraturan perusahaan (PP), perjanjian kerjabersama (PKB), lembaga kerja sama (LKS)bipartit, lembaga kerja sama (LKS)tripartit, peran SP/SB dan asosiasipengusaha.d) Pengawasan dan perlindungan

tenaga kerjaPelaksanaan pengawasan dan

perlindungan ketenagakerjaan juga masihsangat rendah di Indonesia. Ini terbuktidengan masih banyaknya pelanggarandalam hubungan kerja, jam kerja, kerjalembur dan upah antara teanga kerja danperusahaan.e) Link and Mach

Ketidak sesuaian antara perusahaandan tenaga kerja dalam mendapatkanpekerja dan pekerjaan yang sesuai dengankeahlian juga merupakan permasalahandalam menciptakan pengangguran diIndonesia. Link and Matc merupakankonsep keterkaitan dan kesepadanan antaraskill yang dimiliki oleh tenaga kerjadengan kebutuhan kerja yang dibutuhkan.Link and Mach masih menjadi masalahutama yang harus diselesaikan dalammengurangi pengangguran di Indonesia.

EVALUASI PROGRAM DANKEBIJAKAN TENAGA KERJA DANPENGANGGURAN DI INDONESIAa) Daya Saing Tenaga Kerja Indonesia

Bila ditelaah lebih mendalamdapatdisimpulkan bahwa akar dari semuamasalah dalam ketenagakerjaan nasionaladalah daya saing. Berdsarkan data(Susenas,2012) tingkat pendidikan tenagakerja Indonesia tahun 2014 sebanyak9,87% yang lulus dari perguruan tinggi dan91,2 % yang hanya berpendidikan SLTAke bawah. Bagi kalangan investor yangingin menanamkan modalnya di Indonesia,sajian data ini akan menghadirkan suatupengertian bahwa jenis industri yangpotensial dikembangkan dilndonesia adalahjenis industri manufaktur padat karya

(garment, tekstil, sepatu, elektronik). Sebabdalam situasi pasokan tenaga kerja yangmelimpah (over supply), pendidikan yangminim, dan upah murah, hanya jenisindustri manufaktur ringan saja yang cocokdi bisniskan. Sekalipun para investor initetap harus mengeluarkan biaya pelatihankerja, tetapi biayanya tidak sebesar jenisindustri padat modal.

Dan selama hampir 25 tahun lebihpemerintah Indonesia percaya, dengan jenisinvestor ini, sampai kemudian disadarkanoleh kenyataan pahit bahwa jenis industriseperti itu adalah jenis industri yang palinggemar melakukan relokasi. Pemindahanlokasi industri ke negara yang menawarkanupah buruh yang lebih kecil, peraturanyang longgar, dan buruh yang melimpah.Mereka diberikan gelar industri tanpa kaki(foot loose industries), karena kemudahanmereka melangkah dari satu negara kenegara lainnya.

Indonesia yang mendapat erareformasi tahun 1998 secara ambisiusmeratifikasi semua konvensi dasar ILO (abasic human rights conventions) yaitu;kebebasan berserikat dan berunding,larangan kerja paksa, penghapusandiskriminasi kerja, batas minimum usiakerja anak, larangan bekerja di tempatterburuk. Ditambah dengan kebijakandemokratisasi baru dibidang politik, telahmembuat investor tanpa kaki ini kuatirbahwa demokratisasi baru selalu diikutidengan diperkenalkannya Undang-undangbaru yang melindungi dan menambahkesejahteraan buruh. Bila ini yang terjadimaka konsekuensinya akan adapeningkatan biaya tambahan (labor costmaupun overhead cost). Bagi perusahaanyang masih bisa mentolerir kenaikan biayaoperasional ini, mereka akan mencobaterus bertahan, tetapi akan lain halnyakepada perusahaan yang keunggulankomparatifnya hanya mengandalkan upahmurah dan longgarnya peraturan, merekaakan segera angkat kaki ke negara yangmenawarkan fasilitas bisnis yang lebihburuk. Itulah sebabnya sejak tahun 1999-2002 diperkirakan jutaan buruh telahkehilangan pekerjaan karenaperusahaannya bangkrut atau re-lokasi keCina, Kamboja atau Vietnam. Jenis indusri

Page 11: CANO EKONOMOS - UPP

MASALAH KETENAGAKERJAAN DAN PENGANGGURAN DI INDONESIA

Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol. 6 No. 2 Juli 201788

seperti ini sudah lama hilang dari negara-negara industri maju, karena sistemperlindungan hukum dan kuatnya serikatburuh telah membuat industri ini hengkangke negara lain.b) Pasar tenaga kerja di Indonesia

Dalam upaya menciptakan pasartenaga kerja kemudahan berbisnismerupakan kunci utama. Penerapankebijakan kebijakan yang tidakmemeberikan kemudahan bagi swasta dandunia usah untuk memulai danmelaksanakan aktivitas bisnis di Indonesia,termasuk prosedur perizinan yang panjang,biaya yang mahan dan waktu pengurusanyang lama. Merupakan faktor penghambatutama dalam menciptakan lapanganpekerjaan yang berkualitas. Tingginyahambatan dalam melakukan bisnis diIndonesia dapat dilihat dari laporan tingkatkemudahan berusaha (the easy of doingbussines) yang dikeluarkan oleh Wolrdbank dan IFC, dimana hingga tahun 2014Indonesia menduduki urutan ke 120 doingbussines dari 189 negara yang di survey.Hal ini membuktikan bahwa betapasulitnya berusaha atau bisnis di Indonesia.

Selain itu biaya yang harusdikeluarkan oleh pengusaha yang barurelatif masih sangat tinggi serta danyaaturan deposit (cadangan) modal inimumyang harus disetorkan oleh usaha baru.Sehingga peringkat kemudahan untukmemulai usaha (starting bussines) diIndonesia berada di urutan 175 dari 189negara di dunia. Tentunya permasalahansemacam ini sangat menghambat dalamupaya pengurangan pengangguran diIndonesiac) Hubungan Industrial

Hubungan industrial juga turutmenyumbang terciptanya pengangguran dinegara ini. Karena menurut Guntur (2010)hubungan ndustrial dapat menciptakanhubungan yang harmonis antara pengusaha,pekerja dan pemerintah. Dalam UUketenagakerjaan No 13 tahun 2003dijelaskan bahwa hubungan industrialmerupakan hubungan yang terbentukantara para pelaku dalam proses produksibarang dan jasa yang terdiri dari unsurpengusaha pekerja dan pemerintah yangdidasarkan pada nilai nilai Pancasial dan

Undang Undang Dasar Negara RepublikIndonesia tahun 1945.

Pemutusan hubungan kerja menjadisalah satu faktor yang sering menyebabkanterjadinya hubungan industrial.Perselisihan ini disebabkan karena ketidaksesuaian antara alasan pemberhentian kerjadengan ketidaksesuaian atau terpenuhinyahak hak pekerja atas pemutuasan hubungankerja tersebut.d) Pengawasan dan perlindungan

tenaga kerjaAda tiga kebijakan yang

mempengaruhi fleksibilitas pasar tenagakerja di Indonesia yaitu kebijakan berkaitandengan perlindungan di tempat kerja,kebijakan berkaitan dengan PHK dankebijakan berkaitan dengan upah minimum(Dzaelani,2004). Penerapan kebijakantersebut akan sangat mempengaruhipermintaan teanga kerja oeh perusahaan,sekaligus penyerapan teanga kerja danpengurangan pengangguran dalamperekonomian.1) Kebijakan perlindungan di tempat kerja

(pekerja kontrak dan outsourcing).Dengan penerapan kebijakan iniperusahaan dapat meningkatkan kinerjaperusahaan tetapi disisi lain penerapansistim tenaga kerja kontrak danoutsourcing seringkali menciptakanketidak sesuai mengenai hak-hak kerjayang jauh dari memadai, sehinggaperlu dilakukan pengaturan yang baik.Yang pada prakeknya sering ditemukanpekerja Outsourcing yang yang diout-sourcingkan dan dikontrakkan lagihingga tiga tingkatan kebawah dantentunya berdampak pada rendahnyaupah yang diterima pekerja itu. Bahkanlebih ekstrim lagi penerapan kerjaoutsourcing seringkali manyalahi atu-ran yang telah ditetapkan pemerintah.

2) Kebijakan pemutusan hubungan kerja(PHK). Hal ini berkaitan denganpemberian pesangoon pekerja. Halyang sangat lazim terjadi adalahperusahan menerapkan aturan yangtidak sesuai dengan apa yangsesungguhnya terjadi. sebagi contohdalam mengurangi beban biaya PHK,perusahaan seringkali menyatakan diribangkrut dan menutup kegiatan usaha

Page 12: CANO EKONOMOS - UPP

MASALAH KETENAGAKERJAAN DAN PENGANGGURAN DI INDONESIA

Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol. 6 No. 2 Juli 2017 89

dari pada harus membayar pesangonyang besar kepada para pekerja yangdiberhentikan (World Bank, 2010). Halini terjadi sebagai akibat adarikekakuan dari kebijakanketenagakerjaan di Indonesia dalam halperekrutan dan pemberhentian tenagakerja di Indonesia. Sehinggaberdampak pada kurangnya minatinvestor dan pengusaha untukmenciptakan usaha baru ataumenambah jumlah pekerja baru.

3) Kebijakan upah minimum.Permasalahan yang terjadi padapenerapan kebijakan upah minimumjuga menjadi masalah dalammenciptakan pengangguran diIndonesia. Disatu sisi peningkatanupah minimum dapat meningkatkankesejahteraan para pekerja tetapi disisilain membebankan para pengusaha danmenurunkan daya saing terutama padaindustri yang padat karya.Studi WorldBank (2014) mencatat bahwa selamaperiode 2001-2012 upah riil hanyanaiki 21,3 persen sementara kenaikanupah nominal mencapai 175,8 persenpada periode yang sama. Hal inidiakibatkan oleh tingginya inflasi yangterjadi di Inndonesia sehinggamemaksa para pekerja memintapenyesuaian pendapatan yang diterimauntuk tetap mempertahankan tingkatkesejahteraannya.

e) Link And MatchLink and Matc merupakan konsep

keterkaitan dan kesepadanan antara skillyang dimiliki oleh tenaga kerja dengankebutuhan kerja yang dibutuhkan. Link andMach masih menjadi masalah utama yangharus diselesaikan dalam mengurangipengangguran di Indonesia.

Ketidak sesuaian menunjukkanbahwa adanya kesulitan antara perusahaandan tenaga kerja dalam mendapatkanpekerja dan pekerjaan yang sesuai dengankeahlian sesuai dengan kebutuhan dankemampuan antara perusahaan dan tenagakerja yang ada. sesuai dengan hasil studiAlisjahbana (2008) bahwa ketidak sesuaianbagi pekerja yang berpendidikan tinggi diIndonesia masih tetap tinggi, terutama laki

laki. Dibandingkan lulusan universitas, danketidak sesuaian lebih banyak dialami olehlulusan bergelar diploma kejuruan.

Tingginya link and mach antara laindisebabkan oleh lembaga penyelenggarapendidikan yang kurang memperhatikankebutuhan pasar dan masih berorientasipada lulusan berkualitas. Sehingga lulusanyang dihasilkan tidak terserap oleh pasar,dampaknya terjadilah pengangguran (Purnadkk,2010). Selain itu juga berdasarkanstudi KPPOD (2013) menunjukkan bahwabanyak program pelatihan kerja yangdiselenggarakan pemerintah daerah belumberjalan optimal dan tidak relevan dengankebutuhan dunia usaha. Dimana programyang semula diprioritaskan untukpemenuhan kebutuhan UMKMkenyataannya masih dimanfaatkan untukusaha berskala besar ditambah sebagianpemda juga belum memiliki Balai LatihanKerja (BLK), program peningkatanproduktivitas yang jelas dan pengalokasiankhusus untuk diklat persiapan memasukipasar kerja bagi masyarakat.f) Aspek kelembagaan

Aspek kelembagaan merupakankunci utama yang perlu diperbaiki dalamupaya menurunkan pengangguran. Menurutsugiyanto (2007) pentingknya aspekkelembagaan dalam menyelesaikanpersoalan pembangunan (institutionmatter),termasuk dalam menciptakan danmemperluas kesempatan kerja. Aspekkelembagaan mengatur hukum yangberlaku di masyarakat baik itu aturanformal maupun aturan non formal. Aspekkelembagaan mempunyai peran sentraldalam keberhasilan suatu negara karenaseluruh kebijakan ekonomi, regulasi danaturan aturan selalu di dasarkan padakelembagaan.

Menurut Yustika (2006) menjelaskanbahwa pada dasarnya kelembagaan dapatdilihat dari 2 level yaitu pada tingkat makroyang berkaitan dengan lingkungankelembagaan (institusional environment)dan pada tingkat mikro berkaitan dengankesepakatan kelembagaan (institusionalarragement). Menurut wiliamson (dalamyustika,2006) mendeskripsikan bahwasebagai seperangkat struktur aturan politik,sosial dan legal yang memapankan

Page 13: CANO EKONOMOS - UPP

MASALAH KETENAGAKERJAAN DAN PENGANGGURAN DI INDONESIA

Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol. 6 No. 2 Juli 201790

kegiatan produksi, pertukaran dandistribusi. Sementaran institisionalerrangement merupakan kesepakatan antaraunit ekonomi untuk mengelola dan mencarijalan agar hubungan antar unit tersebut bisaberlangsung, baik melalui kerja samamaupun kompetisi. Yang menjadi masalahbahwa selama ini masih belum benar benarsesuai yang dirumuskan sehingga seringterjadi perselisihan dan masalah lainnya.

STRATEGI DAN REKOMENDASIKEBIJAKAN DALAM MENINGKAT-KAN KUALITASS TENAGA KERJA

Secara umum dalam upayamengatasi permasalahan-permaslaahanyang menyangkut tenaga kerja danpengangguran di Indonesia dapat dilakukandengan beberapa strategi sebagai berikut:1. Peningkatan kopetensi dan

produktivitas tenaga kerja untukmemasuki pasar tenaga kerjaRekomendasi Kebijakan melalui :

a. Harmonisasi, standarisasi dansertifikasi kompetensi melalui kerjasama lintas sektor, daerah dan negaradalam kerangka keterbukaan pasardengan beberapa strategi;1) Penetapan standar kompetensi

seluruh sektor.2) Peningkatan daya saing tenaga

kerja nasional3) Peningkatan produktivitas dan

kompetensi nasional4) Peningkatan sumber pendanaan

dalam rangka peningkatankerahlian tenaga kerja(penyelenggaraan pelatihan tenagakerja (skilled based industries)

5) Peningkatan kualitas dan kuantitaspenyelenggara pelatihan (mutu danstandarisasi)

b. Pengembangan program kemitraanantara pemerintah dengan dunia usaha(baik pemerintah pusat maupunpemerintah daerah)

c. Pengembangan pola pendanaanpelatihan

d. Penataan lembaga berbasis kompetensie. Peningkatan kualitas sistim tata kelola

program pelatihan untuk mempercepatsertifikasi pekkerja.

f. Identifikasi dan memilih sektor yangmempunyai nilai tambah danpenyerapatan tenaga kerja yang tinggi

2. Peningkatan kualitas pelayananpenempatan dan pemberdayaan tenagakerjaRekomendasi Kebijakan Melalui

a. Penataan lembaga berbasis kompetensib. Peningkatan kualitas sistim tata kelola

program pelatihan untuk mempercepatsertifikasi pekkerja.

c. Identifikasi dan memilih sektor yangmempunyai nilai tambah danpenyerapatan tenaga kerja yang tinggi

3. Peningkatan kualitas pelayananpenempatan dan pemberdayaan tenagakerjaRekomendasi Kebijakan melalui :

a. Peningkatan akses angkatan kerja padasumber daya produktif dalam rangkapeningkatan keterampilan pekerjamelalui :1) Penciptaan lapangan kerja2) Pengembangan kredit mikro untuk

UKM3) Meningkatkan kegiatan yang

bersifat padat karya4) Mendorong pekerja setengah

penganggur untuk melaksanakanusaha produktif denganmemamnfaatkan SDA, SDM damteknologi tepat guna.

b. Mendorong pengembangan ekonomiproduktif berbasis masyarakat melalui :1) Pemberdayaan dan pendampingan

untuk usaha masdiri2) Peningakatan sarana dan prasarana

perekonomian3) Perluasan akses kredit bagi pelaku

ekonomi4) Perbaikan iklim usaha melalui

penyediaan informasi yang lengkapc. Fasilitasi mobilitas teanga kerja

internal dan eksternal, sertamemfungsikan pasar tenaga kerjamelalui:1) Meningkatakan efektivitas dan

efisiensi pasar teanga kerja2) Mengintegresikan sistem informasi

pasar tenaga kerja untuk meresponkebutuhan informasi dariperusahaan

Page 14: CANO EKONOMOS - UPP

MASALAH KETENAGAKERJAAN DAN PENGANGGURAN DI INDONESIA

Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol. 6 No. 2 Juli 2017 91

3) Kerjasama dengan lembagapendidikan, pelatihan sertapemberi kerja sehingga terbangundengan kerjasama berkelanjutan

4) Membangunan jejaringankemitraan dengan berbasis instansiatau organisasi baik pemerintahmaupun non pemerintah

d. Perlindungan pekerja migran dilakukanmelalui :1) Memperluas kerjasama dalam

rangka meningkatkan perlindungan2) Meningkatkan tata kelola

penyelenggaraan penempatan3) Membekali pekera migran dengan

pengetahuan pendidikan dankeahlian

4) Memperbesar pemanfaatan jasakeuangan bagi pekerja

4. Penciptaan hubungan industrial yangharmonis dan memperbaiki iklimketenagakerjaan

Rekomendasi Kebijakan melalui:a. Meningkatkan tata kelola

kelembagaan dan kerjasama hubunganindustrial

b. Mewujudkan sistim pengupahan yangadil

c. Meningkatkan perlindungan sosial bagipekerja/buruh

d. Menerapkan prinsip hubunganindustrial dalam pencegahan danpenyelesaian hubungan industrial

e. Meningakatkan tata kelola persyaratankerja, kesejahteranaan dan analisisdiskriminasi

5. Peningkatan perlindungan tenaga kerja,menciptakan rasa keadilan dalam duniausaha dan pengembangan sistimpengawasan tenaga kerja melalui

a. Mengembangakan sistim pengawasanketenagakerjaan

b. Meningkatkan kualitas teknikpemeriksaan dan penyidikan normaketenagakerjaan dan K3

c. Meningkatkan kualitas penerapannorma kerja dan jamsostek

Strategi Dan Rekomendasi KebijakanDalam Mengurangi Pengangguran1. Peningkatan efisiensi pasar tenaga

kerja dalam menciptakan lapangankerja yang berkualitas dengan tujuan :

1) Memperkuat daya saing tenaga kerjadalam memasuki pasar tenaga kerjasecara global

2) Meningkatkan efisiensi pasar tenagakerja dengan memperkuat infrastrukturpelayanan informasi pasar tenaga kerja

3) Mendukung penciptaan iklim investasiyang dapat mendorong penciptaankesempatan kerja yang laya, hubunganindustrial yang harmonis antara pekerjadan pemberi kerjaRekomendasi kebijakannya

1) Memperkuat perundingan bipartitantara serikat pekerja dan pengusahadalam melakukan perundingan upah,kondisi kerja dan syarat kerja

2) Meningkatkan peran pemerintah dalammendorong penguatan kelembagaanhubungan industrial

2. Memperkuat daya saing tenaga kerjadalam dalam memasuki pasar tenagakerja secra global dengan tujuan :

1) Meningkatkan proporsi pekerjamenjadi 44,2 persen dari total pekerja

2) Meningkatkan tenaga kerja dengankeahlian menengeh yang kompetenmenjadi 35 persen

3) Meningkatkan jumlah tenaga kerja danwira usaha yang mendapatkansertifikasi

4) Meningkatkan lembaga pelatihan yangberbasis kompetensiRekomendasi kebijakan

1) Meningkatkan upaya harmonisasistandarisasi dan sertifikasi kompetensimelalui kerjasama lintas sektor

2) Memperkuat kelembagaan untukmengelola dana pelatihan secarapotensial untuk mempercepatpeningkatan keahlian

3) Moderisasi lembaga pelatihan kerjamilik pemerintha agar menjadielmabga pelatihan yang dapat secarafleksibel memenuhi kebutuhan pasar

4) Memperbaiki tatakelola danmanajemen lembaga pelatihansehingga dapat tercipta pengelolaanyang profesional

5) Meningkatkan sarana dan prasaranasesuai kebutuhan peningkatan keahlianprofesi sektor prioritas

3. Perlindungan pekerja migranRekomendasi kebijakan

Page 15: CANO EKONOMOS - UPP

MASALAH KETENAGAKERJAAN DAN PENGANGGURAN DI INDONESIA

Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol. 6 No. 2 Juli 201792

1) Menerapkan perhentian dan pelaranganPLRT ke 21 negara timur tengah secarabertahap

2) Meningkatkan pemahaman pekerjamigran terhadap pemanfaatan jasakeuangan bagi pekerja

3) Meningkatkan pemahaman pekerjamigran terhadap prisip prinsip hakasasi manusia untuk membekalipekerja migran dengan pengetahuanyang cukup atas hak haknya selamabekerja di luar negeri.

4) Menerapkan tata kelolapenyelenggaraan penempatan pekerjamigran dengan meningkatkan perananpemerintah daerah dalam prosespelayanan dan pengawasan melaluidana dekonsentrasi kepada pemdaprovinsi dan kab/kota

5) Memperluas kerjasama baik dengannegara tujuan maupun dengan pemdadan unsur unsur masyarakat dalamrangkan meningkatkan perlindunganpekerja

DAFTAR PUSTAKAAlisjahbana, Armida.2008.Educations and

skill mismatch, World bank OfficeJakarta.Mimeo

Drs. Tjokroamidjojo, Bintoro. M.A. 1976.Analisa Kebijaksanaan DalamProses Perencanaan PembangunanNasional. Majalah Administrator.

Drs. Islamy, M. Irfan, MPA. 1988. Prinsip-Prinsip Perumusan KebijaksanaanNegara. Jakarta : PT. Bina Aksara.

Guntur, agus, 2004. Sambutan kepala dinastenaga kerja provinsi jawa timurdalam laporan pelaksanaanlokakarya kebijakan pasar tenagakerja dan hubungan industrialuntuk memperluas kesempatankerja, Lembaga Penelitian SMERU

Jawa Pos. Kamis 27 Maret, 2008.Atasipengangguran, Butuh Sinergi,Hlm. 9.

KPPOD, 2013. Kesejahteraan buruh dandaya saing perusahaan, KPPODBrief Edisi maret-April2013

Permenakerstrans No.14 Tahun 2015.Rencanan Strategis KementrianKetenagakerjaan 2015-2019

Undang Undang No.13 Tahun 2003Tentang Ketenagakerjaan

World Bank IFC 2012. Doing Bussines diIndonesia 2012. Membandingkankebijakan usaha di 20 kota dan 183perekonomian

Yustika, Ahmad Erani,2006. Ekonomikelembagaan defisi, teori danstrategi. Malang; Bayu Media

Zulhanto Aan.Dkk (2014) Under utilizationdi Indonesia dan Problematikaketenagakerjaan lainnya diIndonesia, FEB.UNPAD

Page 16: CANO EKONOMOS - UPP

APLIKASI MODEL KANO DALAM PENGUKURAN KUALITAS PERGURUAN TINGGI SWASTA KOTAPEKANBARU BERDASARKAN PERSPEKTIF MAHASISWA

Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol. 6 No. 2 Juli 2017 93

APLIKASI MODEL KANO DALAM PENGUKURAN KUALITASPERGURUAN TINGGI SWASTA KOTA PEKANBARU BERDASARKAN

PERSPEKTIF MAHASISWA

Astri Ayu Purwati1, Silvia Sari Sitompul2

1,2Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pelita Indonesiae-mail: [email protected]/[email protected]

ABSTRACTCompetition in the current era of Technology would require a country to be able to

improve the quality of human resources and it is one of them obtained through improvingthe quality of education, especially higher education. The purpose of this research is toidentify the priority quality attribute to be improved in accordance with customerexpectation at Pekanbaru Higher Education and then take improvement step by creating astrategy and plan for attribute of quality that prioritized. The population in this study are47Higher Education in Pekanbaru. Selection of Higher Education sample is done by simplerandom sampling technique where there are 381 Students from 6 University of Pekanbaruchoosed as sample. This research uses Kano Model. The result of the research shows that itis necessary to evaluate and improve the attributes that are in the one dimensional category.Among the attributes are 1) curriculum oriented to the diversity of fields of science,technology, field skills, and areas of professional proficiency 2) Textbooks, teachingmaterials / handouts can be well understood, 3) atmosphere learning process are fun,creative, interactive and motivate the students, 4) Interaction with lecturers outside class, 5)Academic information is easy to obtain, fast and accurate, 6) Selection of new studentcandidates is implemented selectively and quickly, 7) Online and manual service is effectiveand fast, 8) Classroom facilities (desk, chairs, blackboard, air conditioner , Infocus) isadequate, 9) Ease of internet access, 10) Availability of parker facilities, 11) Mastery oftechnological skills and english students.

Keywords: Higher Education, Cano Model, Quality Improvement

PENDAHULUANGlobalisasi yang sedang dihadapi di

era teknologi saat ini menuntut setiapnegara untuk mampu menghadapipersaingan yang semakin ketat. Untuk bisamemenangi persaingan tidak ada pilihanlain kecuali memiliki sumber daya manusia(SDM) yang berkualitas (Sawaji et al,2011).Tabel 1. Global Competitiveness Index

Tahun 2015-2016

Negara

GCRank2014-2015

GC Rank2015-2016

5thPillarGC

2014-2015

5thPillarGC

2015-2016

Singapore 2 2 2 1Malaysia 20 18 46 36Thailand 31 32 59 56Indonesia 34 37 61 65Philiphina 52 47 64 63Vietnam 68 56 96 96Kamboja 95 90 123 123

Sumber : World Economic Forum, 2016Ket : GC = Global Competitiveness5th Pillar = Higher Education and Training

Berdasarkan data yang diperoleh dariGlobal Competitiveness Index tahun 2014-2015 dan tahun 2015-2016 menunjukkanIndonesia yang pada tahun 2014-2015berada pada peringkat 34 menurun keperingkat 37 pada tahun 2015-2016 danperingkat tersebut berada di bawah Negara-negara tetangga seperti Singapura,Malaysia dan Thailand meskipun masihlebih baik dibanding Philiphina, Vietnamdan Kamboja. Hal tersebut juga dapatditinjau lagi lebih rinci pada pilar GCIyang ke 5 yang berfokus pada PendidikanTinggi dan Pelatihan, Indonesia jugamengalami penurunan peringkat yangsebelumnya di tahun 2014-2015 beradapada peringkat 61 kemudian pada tahun2015-2016 menurun ke peringkat 65.

Bidang pendidikan merupakan faktoryang memegang peranan penting dalamperkembangan ilmu pengetahuan danmenciptakan sumber daya manusia (SDM)

Page 17: CANO EKONOMOS - UPP

APLIKASI MODEL KANO DALAM PENGUKURAN KUALITAS PERGURUAN TINGGI SWASTA KOTAPEKANBARU BERDASARKAN PERSPEKTIF MAHASISWA

Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol. 6 No. 2 Juli 201794

yang mampu menghadapi pasar nasionalmaupun global.Dengan telah bermulanyaEra Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)saat ini, perguruan tinggi nasional secarakelembagaan harus siap bersaing secarabebas bagi lulusannya dapat menempatipasar tenaga kerja ASEAN. Kunci untukmemenangkan persaingan itu adalahperguruan tinggi harus selalumengorientasikan diri pada peningkatankualitas kelembagaan dan SDM sehinggadapat melahirkan karya-karya inovatif yangbermanfaat bagi masyarakat, terusmelakukan pengembangan ilmupengetahuan, serta menghasilkan lulusanyang berdaya saing tinggi.

Perguruan tinggi di Indonesia saat inimenunjukkan perkembangan yang cukuppesat khususnya perguruan tinggi swasta(PTS). Pada tahun 2015, Kementrian Riset,Teknologi dan Pendidikan Tinggimelakukan penonaktifan kepada lebihkurang 197 PTS di Indonesia yang tidakmemenuhi standar perguruan tinggi (Tabel1.2). Penonaktifan beberapa PTS tersebutdisebabkan oleh adanya beberapapelanggaran diantaranya masalah pelaporandata akademik yang tidak sesuai proseduryang ditentukan, nisbah dosen danmahasiswa yang melampaui atau tidaksesuai dengan ketentuan, pelanggaranperaturan perundang-undangan (ketiadaanizin dari kementerian, penyelenggaraankelas pada hari sabtu dan minggu, konflikinternal hingga terjadi dualisme pemimpindi kampus, dan ijazah palsu).

Meskipun status non-aktif suatuperguruan tinggi atau program studi dapatdipulihkan atau diaktifkan kembaliapabila dalam kondisi program studiatau perguruan tinggi sudah memenuhipersyaratan peraturan penyelenggaraanyang diberlakukan oleh DitjenKelembagaan IPTEKDIKTI dan peraturanperundang-undangan bidang pendidikansecara umum, namun hal ini menjadipembelajaran penting bagi semuaperguruan tinggi di Indonesia untuk lebihmemperhatikan kualitas dari perguruantingginya.

KAJIAN TEORI

Kualitas dalam Bidang PendidikanMenurut Asmawi (2005), Agar

pendidikan dan pengajaran dapat berjalandengan sebaik-baiknya, maka programstudi yang tersedia harus sesuai denganminat masyarakat, selaras dengan tuntutanjaman, calon mahasiswanya haruslah baik,tenaga pengajar yang berbobot, prosespendidikan harus dapat berjalan denganbaik, serta sarana dan prasarananya harusmemadai. Untuk itu ada beberapa hal yangharus diperhatikan sehubungan denganstrategi peningkatan mutu pendidikan diperguruan tinggi antara lain :1. Mahasiswa yang di didik

Untuk mendapatkan bibit yang baikperlu seleksi yang baik pula. Penerapanseleksi yang mengedepankan kualitas dantarget penerimaan mahasiswa baru seba-nyak-banyaknya masih menjadi pertimba-ngan yang belum bisa dilaksanakan.Dengan mendapatkan jumlah mahasiswayang memadai, maka perguruan tinggi ituakan memiliki dukungan dana yang kuattetapi belum tentu dari segi kualitasnyabaik. Banyak hal yang dapat dilakukanuntuk meningkatkan kualitas mahasiswa-nya selama dalam proses perkuliahan dian-taranya memperbaiki proses penyampaianpengetahuan tersebut sesuai dengan standarkualitas dan menambahkan keterampilan-keterampilan lain kepada mahasiswasebagai pendukung nilai jual mahasiswatersebut dalam pasar kerja.2. Dosen sebagai pendidik dan pengajar

Tenaga pengajar yang berkompetendan berkualitas akan memudahkanpenyampaian ilmu pengetahuan danteknologi sehingga apa yang disampaikankepada mahasiswa dapat diterima dandikembangkan sesuai dengan kemampuanmahasiswa dengan kajian bidang ilmu yangdipilihnya. Kemampuan dosen meliputikemampuan dalam ilmu pengetahuan yangakan diajarkan dan teknik dalammemberikan pengajaran. Hal ini berartipeningkatan kemampuan dosen perludilakukan dari dua aspek yaitu peningkatanilmu pengetahuan di bidangnya, dankemampuan atau ketrampilan dalammengajar; yakni menggunakan metodepembelajaran secara tepat.

Page 18: CANO EKONOMOS - UPP

APLIKASI MODEL KANO DALAM PENGUKURAN KUALITAS PERGURUAN TINGGI SWASTA KOTAPEKANBARU BERDASARKAN PERSPEKTIF MAHASISWA

Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol. 6 No. 2 Juli 2017 95

3. Sarana dan PrasaranaUntuk menghasilkan lulusan

perguruan tinggi yang diharapkan mampuberkiprah di era globalisasi, maka perluperbaikan terhadap kurikulum denganmenambahkan program-program baruseperti : penguasaan bahasa internasional,teknologi komputer, program magang danetika. Laboratorium sebagai ajang latih danpraktek mahasiswa perlu dilengkapidengan fasilitas yang cukup serta programpelatihannya harus disesuaikan denganperkembangan dunia industri dan jasa.Sedangkan perpustakaan sebagai jantungperguruan tinggi perlu diperkaya dandilengkapi dengan berbagai jurnal danliteratrur yang terbaru.Sarana komputeri-sasi dan perangkat yang lengkap memung-kinkan mahasiswa dapat melakukaninteraksi secara global, termasuk menggalipengetahuan lewat internet. Demikian pulagedung atau ruang perkuliahan sertaperlengkapannya sebagai penunjang prosespendidikan dan pengajaran sangat perlumendapat perhatian dari segi kebersihan,keindahan serta kenyamanannya.

Sebagaimana tertuang di dalamSistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi(SPM-PT) Tahun 2010, pada saat ini palingtidak terdapat 3 (tiga) macam kegiatan dibidang pendidikan tinggi, yang baik sendirimaupun bersama-sama, pada hakekatnyabertujuan untuk menjamin mutupenyelenggaraan pendidikan tinggi.Kegiatan yang dimaksud yaitu: a. EvaluasiProgram Studi Berbasis Evaluasi Diri(EPSBED); b. Akreditasi Perguruan Tinggi(antara lain oleh BAN-PT); dan c.Penjaminan Mutu (Quality Assurance).Selain itu, beberapa elemen kualitas yangharus ada dalam perguruan tinggidiantaranya standar proses pembelajaran,standar kompetensi lulusan, standarpendidik dan tenaga kependidikan, standarprasarana & sarana, standar pengelolaan,standar pembiayaan, standar penilaianpendidikan, standar penelitian ilmiah,standar pengabdian kepada masyarakat,standar kemahasiswaan, standar kesejahte-raan dosen dan tenaga kependidikan,standar suasana akademik, standar sisteminformasi, standar kerjasama dalam dan

luar negeri. (Kementrian PendidikanNasional, 2010)

Model KanoModel Kano merupakan suatu model

yang bertujuan mengkategorikan atribut-atribut dari produk atau jasa berdasarkanseberapa baik produk/jasa tersebut mampumemuaskan kebutuhan pelanggan. Modelini dikembangkan oleh Profesor NoriakiKano dari Universitas Tokyo (Amran danEkadeputra, 2010).

Profesor Noriaki Kano bekerjasamadengan para mahasiswanya memunculkanbeberapa ide yang menjadi cikal bakalnyaPengukuran Kepuasan Pelanggan.ide-idetersebut dapat dirangkum sebagai berikut :a. Ide/permintaan mengenai kualitas yang

tidak dapat dilihat bisa dibuat dapatmelihat. Para pelanggan biasanyamemiliki ide/permintaan dan sukaruntuk dilihat. Namun ide-ide tersebutdapat dibuat menjadi jelas denganmembuatnya menjadi sebuah struktur.

b. Untuk beberapa permintaan pelanggan,kepuasan pelanggan adalah seberapabesar suatu produk/jasa dapat berfungsisecara maksimal.

c. Beberapa permintaan pelanggan tidakhanya One dimensional atauperformance needs atau linear tapi jugaAttractive atau Excitement needs ataudelighters atau Must-be Basic needsatau Thereshold.

d. Permintaan pelanggan dapatdiklasifikasikan dengan menggunakankuisioner.

Menurut Khamseh (2011), dalammetode Kano kategori dari suatu produkdapat dibedakan menjadi :1. Must-be atau Basic needs atau

Thereshold : pelanggan tidak puasapabila kinerja dari atribut yangbersangkutan rendah. Tetapi kepuasanpelanggan tidak akan meningkat jauhdiatas netral meskipun kinerja dariatribut tersebut tinggi.

2. One dimensional atau performanceneeds atau linear: tingkat kepuasanpelanggan berhubungan linier dengankinerja atribut, sehingga kinerja atribut

Page 19: CANO EKONOMOS - UPP

APLIKASI MODEL KANO DALAM PENGUKURAN KUALITAS PERGURUAN TINGGI SWASTA KOTAPEKANBARU BERDASARKAN PERSPEKTIF MAHASISWA

Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol. 6 No. 2 Juli 201796

yang tinggi akan mengakibatkantingginya kepuasan pelanggan pula.

3. Attractive atau Excitement needs ataudelighters : tingkat kepuasan pelangganakan meningkat sangat tinggi denganmeningkatnya kinerja atribut. Akantetapi penurunan kinerja atribut tidakakan menyebabkan penurunan tingkatkepuasan.

4. Reverse apabila tingkat kepuasanpelanggan berbanding terbalik denganhasil kinerja atribut, QuestionableResult apabila tingkat kepuasanpelanggan tidak dapat didefinisikan(terdapat kontradiksi pada jawabanpelanggan) atau Indifferent apabilatingkat kepuasan pelanggan tidakberpengaruh dari hasil kinerja atribut.

METODE PENELITIANYang menjadi objek dalam penelitian

ini adalah mahasiswa aktif PerguruanTinggi Swasta (PTS) KotaPekanbaru.Pemilihan sampel dilakukandengan menggunakan metode probabilitysampling dengan teknik Simple RandomSampling.Jumlah Ukuran Sampelditentukan secara proporsional berdasarkanpopulasi mahasiswa masing-masing PTS diKota Pekanbaru tersebut pada tahun 2015.

Jenis dan Sumber DataData yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data-data sekunderyang diperoleh dari berbagai sumber antaralain buku, majalah, laporan, essay dan lainsebagainya. Data-data juga dikumpulkandengan mengakses berbagai situs yangrelevan dan bonafide yang meliputi situsPangkalan Data Perguruan Tinggi, situsKopertis X, serta situs- situs situs bonafidedan terpercaya lainnya.

Tabel 2. Variabel dan Atribut Penelitian

Variabel Atribut

Kurikulum berorientasi padakeragaman bidang ilmu, teknologi,bidang keterampilan, serta bidangkeahlian profesiDosen menyediakan rencanapelaksanaan pembelajaran (RPS) /silabusBuku ajar, bahan ajar / handouts dapatdipahami dengan baik

ProsesPembelajaran, Penelitian

danPengabdianMasyarakat

Dosen mematuhi jadwal perkuliahanyang ditetapkan

Dosen menguasai materi pengajarandengan baikSuasana proses belajar mengajarmenyenangkan, kreatif, interaktif danmemotivasi mahasiswaMetode penilaian dan prosedurpenilaian dilakukan secara transparandan subyektifDosen menjalankan e-learningInteraksi dengan dosen diluar jamperkuliahanDosen membimbing penelitian denganbaikDosen membimbing mahasiswa dalampengabdian kepada masyarakatInformasi akademik mudah diperoleh,cepat dan akuratProsedur pendaftaran dan pembayaranSPP jelasSeleksi calon mahasiswa barudilaksanakan secara selektif dan cepatPelayanan akademik secara online danmanual efektif dan cepatStaff akademik berpakaian rapi

SistemAkademik

Staff akademik melayani dengan tulushati, ramah dan sabarFasilitas kelas (meja, kursi, papantulis, pendingin ruangan, infocus)memadaiAdanya fasilitas kesehatan danfasilitas kegiatan olahraga yangmemadaiAdanya fasilitas perpustakaan yangmemadai (buku, jurnal, proceedingdan artikel)Tersedianya akses e-libraryLingkungan kampus bersih aman (adasecurity dan cctv)Kemudahan akses internetTersedianya labor komputer yangmemadai

SaranaPrasarana

Ketersediaan sarana parkirPenguasaan ilmu dan keterampilanIPK > 3.00Pengalaman praktek kerjalapangan/magangKemampuan berorganisasiKemampuan penggunaan teknologiinformasiKemampuan berbahasa inggris

KompetensiMahasiswa

Kemampuan pemecahan masalah

Sumber : Data Olahan (2016), KementrianPendidikan Nasional (2010)

Uji validitas digunakan untukmengukur sah atau valid tidaknya suatukuesioner. Suatu kuesioner dikatakan validjika pertanyaan pada kuesioner mempuuntuk mengungkapkan sesuatu yang akandiukur oleh kuesioner tersebut. Pengujianvaliditas ini menggunakan PearsonCorrelation yaitu dengan cara menghitungkorelasi antara skor masing-masing butirpertanyaan dengan total skor. Jika korelasiantara skor masing-masing butirpertanyaan dengan total skor mempunyai

Page 20: CANO EKONOMOS - UPP

APLIKASI MODEL KANO DALAM PENGUKURAN KUALITAS PERGURUAN TINGGI SWASTA KOTAPEKANBARU BERDASARKAN PERSPEKTIF MAHASISWA

Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol. 6 No. 2 Juli 2017 97

tingkat signifikansi di bawah 0,05 makabutir pertanyaan tersebut dinyatakan validdan sebaliknya (Ghozali, 2009).

Uji Reliabilitas merupakan alat untukmengukur suatu kuisioner yang merupakanindikator dari variabel atau konstruk.Suatukuisioner dikatakan reliabel atau handaljika jawaban seseorang terhadappertanyaan konsisten atau stabil dari waktuke waktu. SPPS memberikan fasilitas untukmengukur reliabilitas dengan uji statistikCronbach Alpha ( α ). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai α > 0,60 (Ghozali, 2009).

Pengolahan Model Kano dan House ofQuality (HOQ)

Beberapa langkah yang digunakandalam mengintegrasikan model kano danHOQ adalah sebagai berikut :1. Membuat item-item pertanyaan dalam

kuesioner yang terdiri dari pertanyaanfungsional dan pertanyaandisfungsional.

2. Dengan menggabungkan pertanyaanfungsional dan disfungsional, makatipe persyaratan suatu produk dapatdiklasifikasikan sesuai table 3.2berikut:

Tabel 2. Tabel Evaluasi Kano

Sumber : Jayanti dan Singgih, 2012

3. Penentuan kategori untuk tiap variabelatau Kano’s Weight digunakan aturanpada Blauth s formula (Walden, 1993dalam Jayanti dan Singgih, 2012),yakni :a) Jika jumlah nilai (one dimensional

+ attractive + must be) > jumlahnilai (indiferent + reverse +questionable) maka gradediperoleh nilai paling maksimum

dari (one dimensional, attractive,must be).

b) Jika jumlah nilai (one dimensional+ attractive + must be) < jumlahnilai (indifferent + reverse +questionable) maka gradediperoleh yang paling maksimumdari (indifferent, reverse,questionable).

c) Jika jumlah nilai (one dimensional+ attractive + must be) = jumlahnilai (indifferent + reverse +questionable) maka gradediperoleh yang paling maksimumdiantara semua kategori kano yaitu(one dimensional, attractive, mustbe dan indifferent, reverse,questionable).

4. Menghitung nilai better dan worse.Better mengindikasikan seberapabanyak kenaikan kepuasan pelangganjika kita menyediakan fitur nya (A&O).Worse mengindikasikan seberapabanyak penurunan kepuasan pelangganjika kita tidak menyediakan fiturnya(O&M). Adapun rumus untukmenghitung Worse Dan Better adalahsebagai berikut:

5. Merumuskan tindakan perbaikan

HASIL DAN PEMBAHASANInstrumen penelitian yang digunakan

adalah kuesioner yang merupakan hasilrancangan yang dibangun dari kombinasiinformasi hasil observasi awal, wawancaradan pengembangan lima dimensi kualitaspelayanan. Berikut variabel penelitian yangdikembangkan (tabel 1).Kuesioner ini telahmelalui tahap uji validitas dan reliabilitasdalam pilot study, sehingga terbukti secaraempirik layak untuk dijadikan instrumentpenelitiaan.

Penentuan kategori kanoLangkah awal yang dilakukan pada

pengolahan data dengan menggunakanmetode kano adalah mengkategorikan

Page 21: CANO EKONOMOS - UPP

APLIKASI MODEL KANO DALAM PENGUKURAN KUALITAS PERGURUAN TINGGI SWASTA KOTAPEKANBARU BERDASARKAN PERSPEKTIF MAHASISWA

Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol. 6 No. 2 Juli 201798

jawaban responden kedalam kategori kano,yaitu dengan mencocokkan jawabanresponden terhadap pertanyaan functionaldan jawaban responden terhadap perta-nyaan dysfunctional yang kemudian dipeta-kan dengan kategori kano, dimana peneta-pan kategori berdasarkan jawaban respon-den dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 4. Rekapitulasi jawaban respondenberdasarkan model kano

No A O I M Total Kategori1 51 120 99 110 380 O2 159 31 144 46 380 A3 80 110 87 103 380 O4 113 63 184 20 380 A5 63 23 173 121 380 M6 134 138 60 48 380 O7 95 50 163 72 380 A8 81 34 148 117 380 M9 79 152 49 100 380 O

10 131 45 129 73 380 A11 43 43 196 98 380 I12 35 181 74 90 380 O13 67 32 140 141 380 M14 79 152 49 100 380 O15 86 122 89 83 380 O16 128 117 75 60 380 A17 158 29 154 39 380 A18 100 142 68 70 380 O19 42 53 110 175 380 M20 135 55 125 65 380 A21 142 50 138 50 380 A22 62 32 165 121 380 M23 94 100 90 96 380 O24 175 16 172 17 380 A25 66 133 60 121 380 O26 139 49 130 62 380 A27 159 79 94 48 380 A28 71 34 184 91 380 M29 32 16 157 175 380 M30 70 95 131 84 380 O31 74 96 149 61 380 O32 33 15 168 164 380 M

Total 2950 2394 3938 2802 12158

Analisa Diagram KanoBerdasarkan penilaian jawaban

responden dengan diagram Kano, makadiketahui interpretasinya sebagai berikut:

One DimensionalMerupakan atribut yang termasuk

kedalam kategori sangat penting untukdiperioritaskan oleh pihak rumahPerguruan Tinggi karena tingkat kepuasanberhubungan linear dengan kinerja atribut.Faktor-faktor yang termasuk kedalamkategori ini adalah sebagai berikut:1. Kurikulum berorientasi pada

keragaman bidang ilmu, teknologi,bidang keterampilan, serta bidangkeahlian profesi

2. Buku ajar, bahan ajar / handouts dapatdipahami dengan baik

3. Suasana proses belajar mengajarmenyenangkan, kreatif, interaktif danmemotivasi mahasiswa

4. Interaksi dengan dosen diluar jamperkuliahan

5. Informasi akademik mudah diperoleh,cepat dan akurat

6. Seleksi calon mahasiswa barudilaksanakan secara selektif dan cepat

7. Pelayanan akademik secara online danmanual efektif dan cepat

8. Fasilitas kelas (meja, kursi, papan tulis,pendingin ruangan, infocus) memadai

9. Kemudahan akses internet10. Ketersediaan sarana parkir11. Kemampuan penggunaan teknologi

informasi12. Kemampuan berbahasa inggris

AtractiveMerupakan atribut yang termasuk

kedalam kategori perlu dipertahankankarena tingkat kepuasan pelanggan akanmenjadi sangat tinggi denganmeningkatnya kinerja atribut akan tetapipenurunan kinerja atribut tidak akanmenyebabkan penurunan tingkat kepuasan.Faktor-faktor yang termasuk kedalamkategori ini adalah:1. Dosen menyediakan rencana pelaksa-

naan pembelajaran (RPS) / silabus2. Dosen mematuhi jadwal perkuliahan

yang ditetapkan3. Metode penilaian dan prosedur

penilaian dilakukan secara transparandan subyektif

4. Dosen membimbing penelitian denganbaik

5. Staff akademik berpakaian rapi6. Staff akademik melayani dengan tulus

hati, ramah dan sabar7. Adanya fasilitas perpustakaan yang

memadai (buku, jurnal, proceeding danartikel)

8. Tersedianya akses e-library9. Tersedianya labor komputer yang

memadai10. Penguasaan ilmu dan keterampilan11. IPK > 3.00

Page 22: CANO EKONOMOS - UPP

APLIKASI MODEL KANO DALAM PENGUKURAN KUALITAS PERGURUAN TINGGI SWASTA KOTAPEKANBARU BERDASARKAN PERSPEKTIF MAHASISWA

Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol. 6 No. 2 Juli 2017 99

Must be atau basic needsMerupakan aribut yang berada pada

kategori masih dianggap perlu olehpelanggan karena pelanggan menjadi tidakpuas apabila kinerja dari atribut yangbersangkutan rendah. Tetapi kepuasanpelanggan tidak akan meningkat jauh diatasnetral meskipun kinerja dari atribut tersebuttinggi. Must be merupakan pernyataanlemah dari kepuasan tetapi lebih positifdari netral. Adapun faktor-faktor yangtermasuk kedalam kategori ini adalah:1. Dosen menguasai materi pengajaran

dengan baik2. Dosen menjalankan e-learning3. Prosedur pendaftaran dan pembayaran

SPP jelas4. Adanya fasilitas kesehatan dan fasilitas

kegiatan olahraga yang memadai5. Lingkungan kampus bersih aman (ada

security dan cctv)6. Pengalaman praktek kerja

lapangan/magang7. Kemampuan berorganisasi

IndifferentMerupakan aribut yang berada pada

kategori kurang diperhatikan olehpelanggan sehingga ada atau tidaknyaatribut tersebut tidak akan berpengaruhterhadap kenaikan atau penurunan tingkatkepuasan pelanggan. Adapun faktor-faktoryang termasuk kedalam kategori ini adalah:1. Dosen membimbing mahasiswa dalam

pengabdian kepada masyarakat

Penilaian Metode KanoTabel 5. Rekapitulasi nilai Better dan

WorseNo A O I M Better Worse

1 51 120 99 110 0.45 0.612 159 31 144 46 0.50 0.203 80 110 87 103 0.50 0.564 113 63 184 20 0.46 0.225 63 23 173 121 0.23 0.386 134 138 60 48 0.72 0.497 95 50 163 72 0.38 0.328 81 34 148 117 0.30 0.409 79 152 49 100 0.61 0.67

10 131 45 129 73 0.47 0.3111 43 43 196 98 0.23 0.3712 35 181 74 90 0.57 0.7113 67 32 140 141 0.26 0.4614 79 152 49 100 0.61 0.6715 86 122 89 83 0.55 0.5416 128 117 75 60 0.64 0.4717 158 29 154 39 0.49 0.18

18 100 142 68 70 0.64 0.5619 42 53 110 175 0.25 0.6020 135 55 125 65 0.50 0.3221 142 50 138 50 0.51 0.2622 62 32 165 121 0.25 0.4023 94 100 90 96 0.51 0.5224 175 16 172 17 0.50 0.0925 66 133 60 121 0.52 0.6726 139 49 130 62 0.49 0.2927 159 79 94 48 0.63 0.3328 71 34 184 91 0.28 0.3329 32 16 157 175 0.13 0.5030 70 95 131 84 0.43 0.4731 74 96 149 61 0.45 0.4132 33 15 168 164 0.13 0.47

Berdasarkan tabel 5 di atas diperolehhasil bahwa atribut yang menyumbangkepada kepuasan mahasiswa paling tinggiadalah “Suasana proses belajar mengajarmenyenangkan, kreatif, interaktif danmemotivasi mahasiswa”, ketika atribut iniditingkatkan maka akan meningkatkankepuasan mahasiswa sebesar 72% diikutioleh atribut “Staff akademik berpakaianrapi dan Staff akademik melayani dengantulus hati, ramah dan sabar” yang akanmeningkatkan kepuasan mahasiswamasing-masing sebesar 64%.

Bagi atribut “Informasi akademikmudah diperoleh, cepat dan akurat”, jikatidak dipenuhi maka akan menurunkantingkat kepuasan mahasiswa sebesar 71%,selanjutnya atribut “Interaksi dengan dosendiluar jam perkuliahan, Seleksi calonmahasiswa baru dilaksanakan secaraselektif dan cepat dan Kemudahan aksesinternet” jika tidak dipenuhi maka akanmenurunkan kepuasan mahasiswa masing-masing sebesar 71%.

KESIMPULANBerdasarkan analisis kano, bagi

meningkatkan kualitas persaingan antaraperguruan tinggi swasta maupun denganperguruan tinggi negerimaka perlumelakukan evaluasi dan peningkatanterhadap atribut-atribut yang berada dikategori one dimensional. Diantaranyaatribut “kurikulum berorientasi padakeragaman bidang ilmu, teknologi, bidangketerampilan, serta bidang keahlian profesiBuku ajar, bahan ajar / handouts dapatdipahami dengan baik, Suasana prosesbelajar mengajar menyenangkan, kreatif,interaktif dan memotivasi mahasiswa dan

Page 23: CANO EKONOMOS - UPP

APLIKASI MODEL KANO DALAM PENGUKURAN KUALITAS PERGURUAN TINGGI SWASTA KOTAPEKANBARU BERDASARKAN PERSPEKTIF MAHASISWA

Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol. 6 No. 2 Juli 2017100

Interaksi dengan dosen diluar jamperkuliahan”. Ini sejalan dengan penelitiansebelumnya oleh Kuo, Chang & Lai (2011)dimana diperoleh dimana dosen dituntutuntuk menggunakan beragam metodepengajaran untuk mendidik dan melatihsiswa untuk berpikir dan membuatpenilaian, salah satu caranya adalahmelalui penyediaan media belajar yangbaik dan menciptakan suasana belajarmengajar yang kondisional.

DAFTAR PUSTAKAAbugabah, Ahed, Sanzogni, Louis. 2010.

Conceptualizing information systemsmodel : an experience from ERPsystem environment. InternationalJournal for Infornomics (IJI).3 (4).

Amran, T.G, & Ekadeputra, P. 2010.Pengukuran Kepuasan KonsumenMenggunakan Metode Kano danRoot Cause Analysis (Studi KasusPLN Tangerang).Jurnal TeknikIndustri. 2 (2): 160-172.

Ghozali, Imam, 2009. Aplikasi AnalisisMultivariate Dengan Program SPSS,Edisi Keempat, Penerbit UniversitasDiponegoro.

Jayanti, Y.N & Singgih, Moses, L. 2012.Peningkatan Kualitas LayananPengujian Dan Kalibrasi PeralatanKesehatan Dengan MenggunakanIntegrasi Servqual Method, KanoModel Dan Quality FunctionDeployment (QFD) (Studi Kasus :Balai Pengamanan FasilitasKesehatan Jakarta). ProsidingSeminar Nasional ManajemenTeknologi XV. A-49 : 1-9.

Kementrian Pendidikan Nasional. 2010.Sistem Penjaminan Mutu PerguruanTinggi Tahun 2010. DirektoratJendral Pendidikan Tinggi. Jakarta.

Khamseh, Arshadi. 2011. IntegratingKano's Model into Quality FunctionDeployment (QFD) to OptimallyIdentify and Prioritize the Needs ofHigher Education (case study:Engineering Faculty of TarbiatMoallem University).Institute ofInterdisciplinary Business Research.

Kuo, Nien-Te., Chang, Kuo-Chien, & Lai,Chia-Hui. 2011. Identifying criticalservice quality attributes for highereducation in hospitality and tourism:Applications of the Kano model andimportance-performance analysis(IPA). African Journal of BusinessManagement. 5(30): 12016-12024.

Sawaji, Jamaluddin, Hamzah, Djabir &Taba, Idrus.2011. PengambilanKeputusan Mahasiswa dalamMemilih Perguruan Tinggi Swasta diSulawesi Selatan.

Wastranu, I, Komang., Wahyuni, Caecilia,Sri, & Liansari, Gita, Permata. 2014.Usulan Peningkatan KualitasPelayanan di Perguruan Tinggi XDengan Menggunakan MetodeService Quality (Servqual) UsulanPeningkatan Kualitas Pelayanan diPerguruan Tinggi X DenganMenggunakan Metode ServiceQuality (Servqual).Jurnal OnlineInstitut Teknologi Nasional. 1(2) :180-191.

World Economic Forum, 2016. GlobalCompetitiveness Index Tahun 2015-2016. https://www.weforum.org/Diakses tanggal 25 Maret 2016.

Page 24: CANO EKONOMOS - UPP

POTENSI DAN KONTRIBUSI SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN

KELUARGA

Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol. 6 No. 2 Juli 2017 101

POTENSI DAN KONTRIBUSI SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAPPENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA

Kiagus Muhammad Zain Basriwijaya1, Hamdi Sari Maryoni2

1Fakultas Pertanian, Universitas Pasir Pengaraian2Fakultas Ekonomi, Universitas Pasir Pengaraian

Email: [email protected], [email protected]

ABSTRACTThe important role of human resources in improving the economy. Gender or gender

status greatly affects income generation in the family. Women as a leader of the family has avery important role. Both in managing the family and can play a role as head seekers familyto earn a living. Living. In this study the occupations occupied by women are farmers. Datacollection techniques used survey and interview methods. Data analysis technique used isquantitative analysis. The results of research on the role of women to the family income inthe village of Pasir Utama Rambah Hilir sub-district Rokan Hulu District contributedincome of Rp. 10.977.559 / year and contributed 31.98% of total family income.

Keywords: Women, and income

PENDAHULUANSumber daya manusia merupakan

modal utama dalam menciptakan outputdan input bagi sector ekonomi. Hasil yangakan didapat sebagai input dan outputadalah pendapatan, yang bisa digunakanuntuk meningkatkan kualitas SDMtersebut. Perbedaan jender antara laki-lakidan perempuan bisa berbeda dalammenghasilkan pendapatan.Pendapatanperempuan yang berkeluarga sudahmemberikan kontribusi besar padaperekonomian keluarga. Kontribusipendapatan istri terhadap keluarga tidakakan kembali ke tingkat awal sebelumterjadinya resesi. (Pratiwi, 2011).

Selanjutnya Levinson dalamSoekanto (2009) mengatakan perananmencakup tiga hal antara lain: (1) perananmeliputi normanorma yang dihubungkandengan posisi atau tempat seseorangdalam masyarakat. Peranan dalam arti inimerupakan rangkaian peraturanperaturanyang membimbing seseorang dalamkehidupan bermasyarakat; (2) perananmerupakan suatu konsep tentang apa yangdilakukan oleh individu dalam masyarakatsebagai organisasi; (3) peranan juga dapatdikatakan sebagai perilaku individu yangpenting bagi struktur sosial masyarakat.

Peranan (role) merupakan prosesdinamis kedudukan (status). Apabilaseseorang melaksanakan hak dan

kewajibannya sesuai dengan kedudukannyamaka seseorang itu telah menjalankansuatu peranan. Perbedaan antara kedudukandan peranan adalah untuk kepentingan ilmupengetahuan dimana keduanya tidak dapatdipisah-pisahkan karena yang satutergantung pada yang lain begitu jugasebaliknya (Soekanto, 2009).

Rahim dan Diah (2007) menyatakanbahwa pendapatan usahatani merupakanselisih antara penerimaan dengan semuabiaya. Penerimaan usahatani adalahperkalian antara produksi yang diperolehdengan harga jual. Sedangkan MenurutSuratiyah (2006) pendapatan dan biayausahatani ini dipengaruhi oleh faktorinternal dan eksternal.Faktor internal terdiridari umur petani, pendidikan, pengetahuan,pengalaman, keterampilan, jumlah tenagakerja, luas lahan dan modal.Faktoreksternal berupa harga dan ketersediansarana produksi. Ketersedian saranaproduksi dan harga tidak dapat dikuasaioleh petani sebagai individu meskipundana tersedia. Bila salah satu saranaproduksi tidak tersedia maka petani akanmengurangi penggunaan faktor produksitersebut, demikian juga dengan hargasarana produksi misalnya harga pupuksangat tinggi bahkan tidak terjangkau akanmempengaruhi biaya dan pendapatan.

Penelitian ini membatasi masalahpada penelitian ini di batasi pada 1).wanita

Page 25: CANO EKONOMOS - UPP

POTENSI DAN KONTRIBUSI SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN

KELUARGA

Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol. 6 No. 2 Juli 2017102

tani yang menyadap karet milik sendiri 2).Hanya wanita yang membantu keluargasaja 3). Dan bukan sebagai tulangpunggung keluarga.Bagai mana carawanita tani yang bekerja di lahanperkebunan karet ini untuk meningkatanpendapatan di dalam rumah tangganya,khususnya Petani Karet di Desa PasirUtama Kecamatan Rambah HilirKabupaten Rokan Hulu.

Berdasarkan perumusan masalahdiatas maka laporan ini bertujuan untukmengetahui seberapa Besar Kontribusiwanita tani karet dalam peningkatanpendapatan khususnya peningkatanpendapatan pada keluarga Petani Karet diDesa Pasir Utama Kecamatan RambahHilir Kabupaten Rokan Hulu.

KAJIAN TEORIMalelak (2008) dalam penelitiannya

yang berjudul kontribusi curahan tenagakerja wanita terhadap pendapatan usahatanisayuran di Kecamatan Kupang TimurKanupaten Kupang dengan menggunakananalisis kualitatif sempurna menyimpulkanbahwa peranan wanita atau keterlibatanwanita dalam kegiatan usahatani sangatbesar dan dalam beberapa hal turutmenentukan keberlanjutan jalannyausahatani tersebut. Kontribusi tenaga kerjawanita terhadap pendapatan usahataniadalah 66,72%.

Ayu mahdalia (2012), dalampenelitianya dengan judul “KontribusiCurahan Waktu Kerja PerempuanTerhadap Total Curahan Waktu Kerja PadaUsaha Peternakan Sapi Potong di PedesaanKelurahan Samaenre Kecamatan SinjaiTengah Kabupaten Sinjai”. Yangmenggunakan analisis kuantitatif deskriptifhasil penelitian ini adalah Curahan waktukerja perempuan pada usaha peternakansapi potong di Kelompok Tani TernakLonrae Kecamatan Sinjai TengahKabupaten Sinjai yaitu sebesar 3,675jam/hari. Besarnya kontribusi curahanwaktu kerja perempuan terhadap totalcurahan waktu kerja pada usaha sapipotong di Kelompok Tani Ternak LonraeKecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjaiyaitu sebesar 59,34%.

PenerimaanUntuk menghitung penerimaan

digunakan rumus yaitu Dimana:

TR = Penerimaan TotalY = Produksi yang diperoleh selama

periode produksinyaPy = Harga dari hasil produksi

PendapatanPendapatan usahatani adalah selisih

antara penerimaan total dengan biaya total.Penerimaan total diperoleh dari hargaproduk dikali produksi total. Sedangkanbiaya total yaitu jumlah biaya yangdikeluarkan selama proses produksiberlangsung baik biaya tetap maupun biayavariabel. Secara sistematik diformulasikansebagai berikut : Analisis pendapatan usahatani, menurut Soekartawi (2006) yakni :

Dimana :

Keterangan :Pd : Pendapatan usaha taniTR : Total penerimaanTC : Total biaya

Kontribusi PendapatanKontribusi pendapatan pada satu

jenis kegiatan terhadap total pendapatanrumah tangga tergantung padaproduktivitas faktor produksi yangdigunakan dari jenis kegiatan yangbersangkutan. Stabilitas pendapatan rumahtangga cenderung dipengaruhi oleh sumberpendapatan.Jenis-jenis pendapatan yangberasal dari luar sektor pertanian umumnyatidak terkait dengan musim dan dapatdilakukan setiap saat sepanjang tahun(Nurmanaf, 2006).

METODE PENELITIANPenelitian dilakukan pada bulan

Oktober - Desember 2015 bertempat diDesa Pasir Utama Kecamatan RambahHilir Kabupaten Rokan Hulu.

Metode Pengumpulan DataTeknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalahWawancara, observasi, Kuisioner danDokumentasi.Hal ini dilakukan agar datayang diperoleh dari hasil wawancara lebihakurat dan dapat disimpan untuk mencegahkehilangan.

Page 26: CANO EKONOMOS - UPP

POTENSI DAN KONTRIBUSI SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN

KELUARGA

Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol. 6 No. 2 Juli 2017 103

Teknik Pengambilan SampelBerdasarkan karakteristik petani di

Desa Pasir Utama setiap petani memilikikesempatan yang sama untuk terpilihsebagai sampel karena populasi penelitiantergolong mendekati homogen.

Teknik sampel yang digunakanadalah purposive sampling Sugiyono(2010) yang menyatakan bahwa samplingproposive adalah teknik penentuan sampeldengan pertimbangan tertentu. Dari 830orang wanita yang bekerja sebagai wanitatani penyadap karet yang di ambil hanya1).wanita tani yang menyadap karet miliksendiri 2). Hanya wanita yg membantukeluarga saja 3). Dan bukan sebagai tulangpunggung keluarga maka dari itu yang diambil hanya 152 orang wanita tani saja.Cara pengambilan sampel denganmenggunakan rumus Slovin denganpersamaan sebagai berikut :

Keterangan := Jumlah sampel yang diambil untuk

ditelitiN = Jumlah Wanita Tani Karet sekitar

Desa Pasir Utamad2 = Tingkat presisi (10%)

Berdasarkan persamaan rumus diatas, jumlah sampel dari wanita tani karetDesa Pasir Utama adalah :

Dari data di atas dapat penelitisampaikan bahwa jumlah sampel yangakan peneliti ambil (teliti) adalah sebanyak61 orang wanita tani yang bekerja sebagaipenyadap karet yang berada di Desa PasirUtama Kecamatan Rambah HilirKabupaten Rokan Hulu.

Metode Analisis DataAnalisa data yang digunakan pada

penelitian ini adalah analisa statistikdeskriptif yaitu dengan menghitungrata–rata penerimaan, pendapatan, danmelakukan penyederhanaan data sertapenyajian data dengan menggunakan.Untuk mengetahui besarnya pendapatandiperoleh dengan cara mengurangkan total

penerimaan dengan total biaya, denganrumus (Suratiyah, 2009) :

Keterangan:Iı = Pendapatan Wanita Tani Karet

(Income);TR= Total Penerimaan Pandapatan

Wanita Tani Karet (TotalRevenue);

TC= Total Biaya Wanita Tani Karet(Total Cost).

Total pendapatan keluarga petanikaret dihitung dengan menjumlahkanpendapatan semua anggota rumah tangga,yaitu :

Keterangan:I1 = Pendapatan IstriI2= Pendapatan SuamiIɜ= Pendapatan Keluarga Lain

Sedangkan untuk menghitungkontribusi pendapatan dari hasilpenyadapan terhadap total pendapatankeluarga, digunakan rumus sebagaiberikut (Handayani, 2009) :

QX

PX 100%QY

Dimana ;P = Kontribusi pendapatan hasil wanita

tani terhadap total pendapatankeluarga (%)

Qx = Pendapatan wanita tani karet (Rp)Qy = Total Pendapatan Keluarga pelaku

usaha tani (Rp)

HASIL DAN PEMBAHASANPengalaman Wanita Tani PenyadapKaret

Pengalaman bertani Petani Sampelyaitu antara 1-21 tahun, untuk lebihjelasnya dapat dilihat pada Tabel sebagaiberikut:Tabel Pengalaman Bertani Petani Sampeldi Desa Pasir Utama Kecamatan RambahHilir Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2015.

No

Pengalama n Bertani(Tahun)

Frekuensi(Ora ng)

Persent ase (%)

1234

1-56-10

11-1516

1726144

27,942,623,0

6,5

Jumlah 61 100

Page 27: CANO EKONOMOS - UPP

POTENSI DAN KONTRIBUSI SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN

KELUARGA

Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol. 6 No. 2 Juli 2017104

Biaya TetapBiaya tetap adalah biaya yang

dikeluarkan petani yang tidak di pengaruhioleh besar kecilnya produksi. Artinyameskipun terjadi peningkatan ataupenurunan jumlah produksi pihak petanitetap Pada Tabel dapat dilihat bahwamengeluarkan biaya dalam jumlahpengalaman petani sampel yang sama.Komponen biaya tetap terbesar yaitu antara6 - 10 tahun yaitu biaya penyusutanperalatan (42,6%).

Biaya VariabelBiaya variabel adalah biaya yang

dikeluarkan oleh petani yang dipengaruhioleh besar kecilnya jumlah produksi,artinya semakin meningkatnya biayajumlah produksi maka semakin besar pulabiaya variabel yang dikeluarkan. Adapunpenghasilan dari usahatani tanamankomponen biaya variabel yang dikeluarkanoleh petani.

KESIMPULANBerdasarkan hasil penelitian yang

telah dilakukan dapat diambil kesimpulansebagai berikut pendapatan wanita tanipenyadap karet di Desa Pasir Utamapertahunnya adalah Rp. 10.977.559,pendapatan yang diperoleh oleh wanitatani penyadap karet tersebut menurutmereka dirasakan sudah cukup. Kontribusipendapatan wanita tani terhadappendapatan suami yaitu sebesar 31,98 %terhadap peningkatan pendapatan keluarga

DAFTAR PUSTAKABalitbang Provinsi Sumatra Utara, 2011,

Peran Buruh Tani Perempuan DalamPemberdayaan Ekonomi danPerencanaan Keluarga Di SumatraUtara. Medan.

BPS Propinsi Riau.2012. Keadaan PekerjaIndonesia. BPS Riau. Rokan Hulu.

Elizabeth, R. 2007. Pemberdayaan WanitaMendukung Strategi Gender dalamKebijakan Pembangunan Pertaniandi Pedesaan.Pusat Analisis SosialEkonomi dan Kebijakan Pertanian.Bogor.

Fatmawati. 2011. Kontribusi curahan kerjawanita pada usaha peternakankelinci, di kelurahan salokaraja,kecamatan lalabata, kabupatensoppeng. Skripsi Jurusan SosialEkonomi Peternakan, FakultasPeternakan, Universitas Hasanuddin.Makassar.

Gusmaniar. 2013. Kontribusi PendapatanWanita Peternak Kelinci TerhadapTotal Pendapatan Keluarga diKelurahan Salokaraja KecamatanLalabata Kabupaten Soppeng.Fakultas Peternakan UniversitasHasanuddin. Makassar

Handayani. 2009. Analisis Pendapatankeluarga pada Produksi Tanamankeret terhadap Pendapatan Petani.Jakarta: Unswagati

Mahdalia, A Kontribusi Curahan WaktuKerja Perempuan Terhadap TotalCurahan Waktu Kerja Pada UsahaPeternakan Sapi Potong DiPerdesaan. Makassar.

Malelak, 2008. Kontribusi Curahan KerjaWanita Terhadap PendapatanUsahatani Sayuran di Desa OesaoKecamatanKupang Timur KabupatenKupang. Skripsi Faperta Undana.Kupang

Moleong, 2009. Metodologi PenelitianKualitatif. PT. Remaja Rosdakarya.Bandung.

Nilasari, Ayuningtyas. 2010. PeningkatanPendapatan Keluarga Sejahtera.Pertanian. Surakarta

Pratiwi, H. 2011. Peran Perempuan untukPendapatan Keluarga MakinSignifikan.http://female.kompas.com/read/2013/01/17/09470946/Peran.Perempuan.untuk.Pendapatan .Keluarga.Makin.Signifikan.Diakses pada tanggal 19 Maret 2013

Soekanto, S. 2009. Sosiologi SuatuPengantar, Edisi Baru, RajawaliPers. Jakarta.

Soekarwati.2006. Analisis Usaha Tani.Jakarta: UI Press Jakarta: PenebarSwadaya.

Page 28: CANO EKONOMOS - UPP

ANALISIS PENGARUH BIAYA KESEJAHTERAAN KARYAWAN, BIAYA KEMITRAAN DAN BIAYA BINA

LINGKUNGAN TERHADAP ROA PADA BUMN (PERSEROAN) YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014

Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol. 6 No. 2 Juli 2017 105

ANALISIS PENGARUH BIAYA KESEJAHTERAAN KARYAWAN, BIAYA

KEMITRAAN DAN BIAYA BINA LINGKUNGAN TERHADAP ROA

PADA BUMN (PERSEROAN) YANG TERDAFTAR DI BEI

PERIODE 2010-2014

Mimelientesa Irman1)Juliyanti2)

1)Staff Pengajar Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pelita Indonesia2)Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pelita Indonesia

ABSTRACTThis study aimed to analyze and examine the influence of welfare employee cost,

partnership cost, and environment development cost either simultaneously or partially onROA at BUMN which listing on BEI at 2010 until 2014.Based on the results of the studyshowed that the variables simultaneously welfare employee cost, partnership cost, andenvironment development cost significant effect on ROA. The variables partially welfareemployee cost and partnership cost significant effect on ROA even though environmentdevelopment cost unsignificant effect on ROA.

Keyword: Welfare Employee Cost, Partnership Cost, Environment Development Cost,ROA, CSR

PENDAHULUANDi Indonesia peraturan mengenai

CSR dituangkan pada UU RI PerseroanTerbatas No. 40 tahun 2007 bab V tentangtanggung jawab sosial dan lingkungan.Melalui UU ini perusahaan dituntut untukmemenuhi Tanggung Jawab SosialPerusahaan yang selanjutnya disebutCorporate Social Responsibility (CSR).Kegiatan tanggung jawab sosial danlingkungan ini harus dianggarkan dandiperhitungkan sebagai biaya perseroanyang dilaksanakan dengan memerhatikankepatutan dan kewajaran. Kegiatan tersebutjuga harus dimuat dalam laporan tahunanyang dilakukan oleh persero. Bagiperseroan yang tidak melaksanakankewajiban tersebut akan dikenai sanksisesuai dengan ketentuan peraturanperundang- undangan.

Hal ini diatur lebih jelas dalamPeraturan Pemerintah RI No. 47 tahun2012 tentang Tanggung Jawab Sosial danLingkungan Perseroan Terbatas yangbertujuan untuk meningkatkan kesadaranperseroan terhadap pelaksanaan tanggungjawab sosial dan lingkungan di Indonesia,memenuhi perkembangan kebutuhanhukum dalam masyarakat mengenaitanggung jawab sosial dan lingkungan danmenguatkan pengaturan tanggung jawabsosial dan lingkungan yang telah diatur

dalam berbagai peraturan perundang-undangan sesuai dengan bidang kegiatanusaha perseroan yang bersangkutan.

Pemerintah Indonesia memang agakterlambat memerhatikan dan menghimbaupara pengusaha dalam negeri untukmelaksanakan CSR. Oleh karena itu, salahsatu langkah yang dilakukan olehpemerintah adalah dengan mengaturBUMN untuk melaksanakan CSR dalambentuk PKBL (Program Kemitraan danBina Lingkungan) yang diatur dalamPeraturan Menteri Negara BUMN nomorPER/05/MBU/2007.

Menurut Philip dan Nancy (2007)CSR dapat diartikan sebagai komitmenuntuk meningkatkan kesejahteraankomunitas melalui praktik bisnis yangopsional dan melalui sumber dayaperusahaan yang dikelolanya. CSR pentingbagi pengembangan perusahaan melaluiinteraksi perusahaan dengan pemberdayaanmasyarakat. Dengan kebijakan yang tepat,perusahaan sebagai industri, dapatmencurahkan perhatiannya kepada prosesdan pembangunan komunitas yang dapatmeningkatkan kesejahteraan masyarakatdengan bersinergi dalam aktivitas bisnisperusahaan.

World Summit on SustainableDevelopment (2002) di Afrika Selatanmemunculkan konsep Social Responsibility

Page 29: CANO EKONOMOS - UPP

ANALISIS PENGARUH BIAYA KESEJAHTERAAN KARYAWAN, BIAYA KEMITRAAN DAN BIAYA BINA

LINGKUNGAN TERHADAP ROA PADA BUMN (PERSEROAN) YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014

Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol. 6 No. 2 Juli 2017106

yang mengiring dua konsep: ekonomi dankeberlanjutan lingkungan, yang selanjutnyamenjadi dasar diberlakukannya sertifikatISO 26000 (2010) mengenai Guidance ofsocial responsibily dimana cakupan CSRmeliputi Tata Kelola Organisasi, Hak AsasiManusia, Praktik Ketenagakerjaan,Lingkungan, Praktik Operasi yang Adil,Konsumen, dan Pelibatan danPengembangan Masyarakat.

Terdapat pandangan yangmenyatakan bahwa perusahaan tidak hanyadinilai dari kinerja finansialnya saja tetapijuga dinilai dari kinerja sosial perusahaan(corporate social performance), yaitubagaimana perusahaan tidak hanyamemuaskan para pemilik modal tetapi jugaharus memuaskan seluruh stakeholdernya,merupakan salah satu faktor yangmenyebabkan mulai munculnya pandanganbahwa perusahaan harus melaksanakanaktivitas sosial, disamping aktivitasoperasionalnya (Budiarsi, 2005).

Hal ini telah menarik perhatianbeberapa peneliti terdahulu untuk menelitilebih lanjut mengenai pengaruh CSRterhadap profitabilitas perusahaandiantaranya Januarti & Aprianti (2005)menyimpulkan bahwa biaya kesejahteraankaryawan berhubungan negatif dan tidaksignifikan terhadap ROA, biaya untukkomunitas berhubungan positif dan tidaksignifikan terhadap ROA, sedangkan secarasimultan kedua variabel tersebutberpengaruh tidak signifikan terhadapROA.

Dewa (2010) menyimpulkan bahwabiaya kemitraan dan kesejahteraankaryawan berpengaruh terhadap ROA,namun biaya bina lingkungan tidakberpengaruh terhadap ROA.Rika &Emrinaldi (2012) menyimpulkan bahwabiaya kesejahteraan karyawan berpengaruhnegatif dan signifikan terhadap ROA, biayabina lingkungan berpengaruh positif dansignifikan terhadap ROA, biaya kemitraantidak berpengaruh dan tidak signifikanterhadap ROA, sedangkan secara simultanketiga variabel tersebut berpengaruhsignifikan terhadap ROA.

Adapun tujuan penelitian ini adalahuntuk mengetahui: (1) pengaruh signifikanbiaya kesejahteraan karyawan terhadap;(2)

pengaruh signifikan biaya kemitraanterhadap ROA;(3) pengaruh signifikanbiaya bina lingkungan terhadap.

KAJIAN TEORICorporate Social Responsibility (CSR)

Konsep CSR pertama kalidipopulerkan pada tahun 1953 denganditerbitkan buku yang berjudul “SocialResponsibilities of the Businessman” karyaHoward R. Bowen, yang kemudianmenjadikannya dikenal dengan BapakCorporate Social Responsibility.

CSR baru mulai berkembang padatahun 1960 dalam upaya menjadikanpersoalan kemiskinan dan keterbelakanganmendapatkan perhatian lebih luas dariberbagai kalangan. Pertemuan puncak KTTBumi (Earth Summit) pada tahun 1992 diRio de Janeiro, Brazil, menegaskan konseppembangunan berkelanjutan (sustainabledevelopment) yang didasarkan atasperlindungan lingkungan hidup,pembangunan ekonomi dan pembangunansosial sebagai hal yang harus dilakukan.

Setelah berkembang dari masa kemasa, CSR semakin berkembang lagi,khususnya saat John Elkington menuang-kan konsep CSR dalam “Cannibals withForks: The Triple Bottom Line in 21st

Century Business 1998”. Dalam bukutersebut, John Elkington mengelompokkanCSR atas tiga aspek yang lebih dikenaldengan istilah Triple Bottom Line (3BL),yaitu: kesejahteraan atau kemakmuranekonomi (economic prosperity), peningka-tan kualitas lingkungan (environmentalquality) dan keadilan sosial (social justice).Ia juga menegaskan bahwa perusahaanyang ingin menerapkan konsep pemba-ngunan berkelanjutan harus memerhatikanTriple P, yaitu :profit, planet and people.

Gambar 1. Subjek Inti Corporate SocialResponsibility. Sumber : ISO 26000

Page 30: CANO EKONOMOS - UPP

ANALISIS PENGARUH BIAYA KESEJAHTERAAN KARYAWAN, BIAYA KEMITRAAN DAN BIAYA BINA

LINGKUNGAN TERHADAP ROA PADA BUMN (PERSEROAN) YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014

Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol. 6 No. 2 Juli 2017 107

Gambar 1. merupakan tujuh subjekinti CSR menurut ISO 26000, yang terdiridari : (1) tata kelola organisasi(organizational governance); (2) hak asasimanusia (human rights); (3) praktikketenagakerjaan (labor practices); (4)prosedur operasi yang wajar (fair operatingprocedures); (5) isu konsumen (customerissues); (6) lingkungan (the environment);(7) pelibatan dan pengembanganmasyarakat (community involvement anddevelopment)

Analisa Laporan KeuanganAnalisa laporan keuangan merupakan

alat analisis bagi manajemen keuanganperusahaan yang bersifat menyeluruh,dapat digunakan untuk mendeteksi ataumendiagnosis tingkat kesehatanperusahaan, melalui analisis kondisi aruskas atau kinerja organisasi perusahaan baikyang bersifat parsial maupun kinerjaorganisasi secara keseluruhan.

Jenis rasio yang sudah biasa digunakandalam dunia bisnis adalah : (1) rasiolikuiditas yang bertujuan untuk mengukurkemampuan perusahaan dalam memenuhikewajiban jangka pendeknya; (2) rasiosolvabilitas yang bertujuan untukmengukur kemampuan perusahaan dalammembayar kewajibannya, jika tidak dapatmemenuhi pembayaran kewajibannya,perusahaan dapat dikatakan sebagaibangkrut; (3) rasio aktivitas yang dapatmenggambarkan aktivitas yang dilakukanperusahaan dalam menjalankan operasinyabaik dalam kegiatan penjualan, pembeliandan kegiatan lainnya; (4) rasio profitabilitasyang bertujuan untuk mengukur efektivitasmanajemen yang tercermin pada imbalanatas hasil investasi melalui kegiatanperusahaan (kinerja perusahaan secarakeseluruhan).

METODE PENELITIANKerangka pemikiran merupakan

suatu model yang menjelaskan bagaimanahubungan suatu teori dengan faktor –faktor penting yang telah diketahui dalamsuatu masalah tertentu. Kerangkapemikiran dalam penelitian ini adalahsebagai berikut :

Gambar 2.Kerangka PemikiranSumber : Data Olahan

Melalui kerangka konseptual tersebut diatas, maka dirumuskan hipotesi sebagaiberikut :

H1 : Biaya kesejahteraan karyawan ber-pengaruh signifikan terhadap ROApada BUMN (perseroan) yangterdaftar di BEI periode 2010- 2014.

H2 : Biaya kemitraan berpengaruhsignifikan terhadap ROA padaBUMN (perseroan) yang terdaftar diBEI periode 2010 – 2014.

H3 : Biaya bina lingkungan berpengaruh signifikan terhadap ROA padaBUMN (perseroan) yang terdaftar diBEI periode 2010 – 2014.Data yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah data sekunder, yaitudata yang diperoleh atau dikumpulkan dandisatukan oleh studi-studi sebelumnya atauyang diterbitkan oleh berbagai instansi lain.Adapun beberapa data yang ada akandilakukan transformasi dengan mengguna-kan Logaritma Natural (LN) untuk mence-gah terjadinya kesenjangan yang cukupjauh antar perusahaan yang menjadi sampeldalam penelitian ini (Osborne : 2002).

Populasi yang digunakan padapenelitian ini adalah BUMN (perseroan)yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Sampel yang akan digunakan merupakanpendekatan non-probabilitas denganmetode purposive sampling. Sedangkanperiode penelitian adalah tahun 2010-2014.

Variabel independen dalampenelitian ini terdiri dari (1) biayakesejahteraan karyawan, dilakukan melaluipenelusuran akun-akun laporan keuanganterkait dengan akun biaya gaji, upah,bonus, tunjangan, dan kesejahteraankaryawan atau melalui penelusuran dibagian tanggung jawab perusahaan pada

Biaya

Kemitraan

Biaya

Kesejahteraan

Karyawan

Biaya Bina

Lingkungan

Page 31: CANO EKONOMOS - UPP

ANALISIS PENGARUH BIAYA KESEJAHTERAAN KARYAWAN, BIAYA KEMITRAAN DAN BIAYA BINA

LINGKUNGAN TERHADAP ROA PADA BUMN (PERSEROAN) YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014

Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol. 6 No. 2 Juli 2017108

laporan tahunan yang dipublikasikan olehperusahaan; (2) biaya kemitraan, dilakukanmelalui penelusuran akun-akun laporankeuangan terkait dengan akun programkemitraan, dana pinjaman, ikatan kerjasama dan sponsor atau melalui penelusurandi bagian tanggung jawab perusahaan padalaporan tahunan yang dipublikasikan olehperusahaan; (3) biaya bina lingkungan,dilakukan penelusuran akun-akun laporankeuangan terkait dengan akun biayasumbangan, iuran, pelatihan danpendidikan, hubungan masyarakat, binalingkunganatau melalui penelusuran dibagian tanggung jawab perusahaan padalaporan tahunan yang dipublikasikan olehperusahaan.

Variabel dependen dalam penelitianini adalah ROA (return on asset). MenurutMichell (2006:294) ROA atau rasio labaterhadap aktiva, mengkaitkan pendapatanbersih dan investasi di semua sumberfinansial dalam kaitannya dengankeputusan manajemen.

Pengujian terhadap hipotesis yangdikemukakan dalam penelitian inidilakukan dengan menggunakan analisisregresi linier.Analisis ini akan mengujiapakah biaya kesejahteraan karyawan,biaya kemitraan dan biaya bina lingkungansebagai variabel independen berpengaruhterhadap ROA sebagai variabeldependen.Menurut Sanusi (2011:134)regresi linier menyatakan hubungankualitas antara variabel independenterhadap variabel dependen.

Adapun rumusan dari persamaanregresi linier ini adalah :

Keterangan :Y = ROAα = konstanta β1, β2, β3=koefisien regresi masing-masingvariabel independenX1 = Biaya kesejahteraan karyawanX2 = Biaya kemitraanX3 = Biaya bina lingkunganE = error

Menurut Gujarati (2006) agar modelregresi tidak bias atau agar model regresi

Best Linear Unbiased Estimator (BLUE)maka diperlukan uji asumsi klasik terlebihdahulu. Model dari regresi linier harusmemenuhi beberapa syarat atau asumsiklasik agar benar-benar menunjukkanhubungan yang signifikan. Oleh karena itu,untuk mengetahui apakah model regresimemenuhi syarat, maka harus dilakukan ujinormalitas, uji autokorelasi, ujimultikolinearitas dan uji heterokedastisitas.

Menurut Ghozali (2005) tujuan dariuji ini untuk mengetahui pengaruh variabelindependen secara bersama-sama terhadapvariabel dependen dengan melihat nilaisignifikansi F. Bentuk pengujiannya adalahsebagai berikut :H0: β1 = β2 = β3, artinyatidak terdapat pengaruh simultan yangsignifikan antara biaya kesejahteraankaryawan dan biaya bina lingkunganterhadap ROA; H1:β1 ≠ β2 ≠ β3, artinyaterdapat pengaruh simultan yang signifikanantara biaya kesejahteraan karyawan danbiaya bina lingkungan terhadap ROA.Dasar pengambilan keputusan dapat dilihatdari nilai Fhitung yangakan dibandingkandengan Ftabel. Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka H0

diterima dan sebaliknya.Koefisien determinasi adalah sebuah

koefisien yang menunjukkan persentasepengaruh semua variabel dalammenerangkan variabel independen. Nilaikoefisien determinasi dapat dilihat dariadjusted R2 yang berkisar antara 0 sampaidengan 1%. Jika nilainya mendekati 1maka semakin baik.

Menurut Ghozali (2005) tujuan dariuji ini untuk mengetahui apakah dalammodel regresi linier, variabel independensecara parsial mempunyai pengaruhterhadap variabel dependen.Bentukpengujiannya adalah sebagai berikut :H0:βi = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yangsignifikan dari biaya kesejahteraankaryawan atau biaya bina lingkunganterhadap ROA; H1: βi ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan daribiaya kesejahteraan karyawan atau biayabina lingkungan terhadap ROA.

Selanjutnya akan dilakukan ujisignifikan dengan membandingkan α = 5% dan derajat kebebasan (dk) dengan thitung

yang diperoleh.Dasar pengambilankeputusan dapat dilihat dari nilai thitung yang

Page 32: CANO EKONOMOS - UPP

ANALISIS PENGARUH BIAYA KESEJAHTERAAN KARYAWAN, BIAYA KEMITRAAN DAN BIAYA BINA

LINGKUNGAN TERHADAP ROA PADA BUMN (PERSEROAN) YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014

Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol. 6 No. 2 Juli 2017 109

akan dibandingkan dengan nilai ttabel yangdiperoleh dari t distribution atau denganmenggunakan formula dari MicrosoftExcell yaitu =tinv(probability,df), dimananilai df adalah n - k - 1. Jika thitung> ttabel

berarti H0 ditolak atau terdapat pengaruhyang signifikan βi terhadap ROA dansebaliknya.

HASIL DAN PEMBAHASANHasil UjiAnalisis Regresi Linier

Bentuk persamaan regresi linier dalampenelitian ini sebagai berikut :

Y = -10.050 + 0.082 X1 + 0.278 X2 –0.057 X3

Dengan persamaan regresi linier diatas dapat dijelaskan bahwa :1. Konstanta = -10.050

Apabila semua variabel independendianggap konstan dan tidakmempunyai nilai, maka besarnya ROAadalah -10.050.

2. Regresi variabel biaya kesejahteraankaryawan = 0.082Apabila variabel biaya kesejahteraan

karyawan naik 1, maka variabel ROA akanmengalami kenaikan sebesar 0.082 denganasumsi bahwa variabel lain tetap.3. Regresi variabel biaya kemitraan =

0.278Apabila variabel biaya kemitraan naik1, maka variabel ROA akan mengalamikenaikan sebesar 0.278 dengan asumsibahwa variabel lain tetap.

4. Regresi variabel biaya bina lingkungan= -0.057Apabila variabel biaya bina lingkungan

naik 1, maka variabel ROA akanmengalami penurunan sebesar 0.057dengan asumsi bahwa variabel lain tetap.

Uji Asumsi KlasikUji Normalitas

Gambar 3. Hasil Uji Normalitas, Sumber :

Hasil Olahan SPSS 21

Berdasarkan gambar di atas dapatkita lihat bahwa titik-titik yang adamenyebar disekitar garis diagonal, makadapat dijelaskan data dalam penelitian iniberdistribusi secara normal sehingga baikdan layak untuk digunakan dalampenelitian ini.

Uji AutokorelasiTabel 1 Hasil Uji Autokorelasi

RR

SquareAdjusted R

SquareStd. Error ofthe Estimate

Durbin -Watson

.477a .228 .193 .66290 1.283Sumber : Hasil Olahan SPSS 21

Dari hasil perhitungan di atas, makadapat dijelaskan data dalam penelitian inimemiliki autokorelasi pada variabel yangada karena observasi yang berurutansepanjang waktu berkaitan satu sama lain.

Uji MultikolinearitasSeluruh variabel bebas memiliki nilai

Tolerance >0.10 dan VIF < 10, maka dapatdijelaskan bahwa model regresi ini tidakmemiliki masalah multikolinieritas dandapat digunakan dalam penelitian.

Uji Heteroskedastisitas

Sumber : Hasil Olahan SPSS 21

Gambar 4. Hasil Uji HeterokedastisitasBerdasarkan gambar di atas dapat kita

lihat titik-titik yang ada menyebar di atasmaupun di bawah atau di sekitar angka 0dan tidak membentuk suatu pola tertentu,maka dapat dijelaskan model regresi inibebas dari heterokedastisitas dan dapatdigunakan dalam penelitian.

Uji Simultan (uji F) / ModelTabel 3 Hasil Uji F

Model DF Fhitung Ftabel Sig.

Regression 3 6.497 2.740 .001b

Residual 66Total 69

Sumber : Hasil Olahan SPSS 21

Dari tabel di atas Fhitung lebih besardari Ftabel (6.497 > 2.740), maka hasil ujimenunjukkan H1 diterima dan H0 ditolak

Page 33: CANO EKONOMOS - UPP

ANALISIS PENGARUH BIAYA KESEJAHTERAAN KARYAWAN, BIAYA KEMITRAAN DAN BIAYA BINA

LINGKUNGAN TERHADAP ROA PADA BUMN (PERSEROAN) YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014

Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol. 6 No. 2 Juli 2017110

sehingga hasil pengujian statistik secarasimultan adalah berpengaruh. Dapat kitalihat pula, nilai signifikasi dalam uji F inilebih kecil dari nilai α (0.001 < 0.05) yang berarti kesalahan untuk menyatakan adapengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel bebas signifikanadalah 0.001.

Kesimpulan dari hasil uji F inimengindikasikan bahwa secara simultanvariabel biaya kesejahteraan karyawan(X1), biaya kemitraan (X2), dan biaya binalingkungan (X3) berpengaruh signifikanterhadap ROA pada BUMN (perseroan)yang terdaftar di BEI periode 2010 – 2014.

Koefisien Determinasi (R2)Tabel 4 Hasil Uji Determinasi (R2)

Model R R Square Adjusted R Square

1 .477a .228 .193Sumber : Hasil Olahan SPSS 21

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihatnilai adjusted R2 dalam penelitian inisebesar .193 (19.3%), sehingga dapatdisimpulkan bahwa variabel bebas yaitubiaya kesejahteraan karyawan (X1), biayakemitraan (X2), dan biaya bina lingkungan(X3) bersama-sama mempunyai pengaruhterhadap variabel terikat yaitu ROA sebesar19.3% sedangkan sisanya 80.7%dipengaruhi oleh faktor-faktor lain diluardari variabel dalam penelitian ini sepertipenjualan dan hutang dagang. Dimanaberdasarkan teori apabila kedua haltersebut mengalami peningkatan, makaROA dapat ikut terpengaruh.

Uji Parsial (uji t)Tabel 5 Nilai Koefisien Regresi, thitung dan

KeputusanVar Koe Reg Thitung t tabel Sign. Keputusan

X1 .082 2.264 1.996 .027 H1 diterimaX2 .278 3.605 1.996 .001 H1 diterimaX3 -.057 -.757 1.996 .452 H1 ditolak

Sumber : Hasil Olahan SPSS 21

Berdasarkan tabel di atas, uji parsial

dari hasil penelitian ini adalah :

1. Hipotesis pertama memiliki nilai thitung

lebih besar dari ttabel (2.264 > 1.996)

sehingga keputusan uji adalah H0

ditolak, H1 diterima. Didukung dari

hasil nilai signifikasi 0.027 yang lebih

kecil dari 0.05, maka kesimpulannya

adalah biaya kesejahteraan karyawan

berpengaruh ignifikan terhadap ROA

pada BUMN (perseroan) yang terdaftar

di BEI periode 2010 – 2014.

2. Hipotesis kedua memiliki nilai thitung

lebih besar dari ttabel (3.605 > 1.996)

sehingga keputusan uji adalah H0

ditolak, H1 diterima. Didukung dari

hasil nilai signifikasi 0.001 yang lebih

kecil dari 0.05, maka kesimpulannya

adalah biaya kemitraan berpengaruh

signifikan terhadap ROA pada BUMN

(perseroan) yang terdaftar di BEI

periode 2010 – 2014.

3. Hipotesis ketiga memiliki nilai thitung

lebih kecil dari ttabel (ǀ -0.757 ǀ> 1.996)

sehingga keputusan uji adalah H0

diterima, H1 ditolak. Didukung dari

hasil nilai signifikasi 0.452 yang lebih

besar dari 0.05, maka kesimpulannya

adalah biaya kemitraan tidak

berpengaruh signifikan terhadap ROA

pada BUMN (perseroan) yang terdaftar

di BEI periode 2010 – 2014.

Pengaruh biaya kesejahteraan

karyawan, biaya kemitraan dan biaya

bina lingkungan terhadap ROADari hasil pengujian hipotesis uji F

dapat dikemukakan bahwa biaya kesejah-

teraan karyawan, biaya kemitraan dan

biaya bina lingkungan secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap ROA.

Oleh karena itu, model regresi yang

digunakan layak untuk dijadikan sebagai

bahan pertimbangan dalam mengukur

kesuksesan perusahaan yang tercermin

pada ROA. Hal ini mengindikasikan bahwa

dalam menilai ROA suatu perusahaan,

dapat menggunakan indikator biaya kese-

jahteraan karyawan, biaya kemitraan dan

biaya bina lingkungan. Dengan kata lain,

dengan adanya CSR dalam perusahaan

diharapkan dapat meningkatkan kesuksesan

perusahaan dalam menghasilkan laba.

Page 34: CANO EKONOMOS - UPP

ANALISIS PENGARUH BIAYA KESEJAHTERAAN KARYAWAN, BIAYA KEMITRAAN DAN BIAYA BINA

LINGKUNGAN TERHADAP ROA PADA BUMN (PERSEROAN) YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014

Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol. 6 No. 2 Juli 2017 111

Pengaruh biaya kesejahteraan

karyawan terhadap ROATanda positif pada thitung menunjuk-

kan bahwa antara biaya kesejahteraan

karyawan dengan ROA perusahaan

memiliki hubungan yang searah, artinya

apabila semakin meningkatnya biaya kese-

jahteraan karyawan, maka akan mening-

katkan kinerja dan loyalitas karyawan

terhadap perusahaan. Karena dengan

adanya tanggung jawab sosial perusahaan

bisa memberikan semangat untuk berestasi

di dalam melaksanakan tugasnya.

Penelitian ini sesuai dengan pendapat

Baker (2003) dan WBCSD (2008), bahwa

kesejahteraan karyawan adalah bentuk

tanggung jawab perusahaan di lingkungan

internal perusahaan, sehinggga dengan

meningkatnya biaya ini, perusahaan tidak

perlu khawatir karena manfaat yang dapat

diperoleh perusahaan dari pengeluaran

biaya kesejahteraan karyawan dapat

dirasakan secara langsung oleh perusahaan

yakni dengan meningkatnya kinerja

karyawan yang implikasinya bisa

meningkatkan laba perusahaan karena

karyawan bekerja lebih giat dan akan

menjadi lebih mudah untuk diarahkan agar

berkeja dengan efektif dan efisien.

Sedangkan penelitian Indira dan Dini

(2007) menyatakan bahwa biaya

kesejahteraan berhubungan negatif

terhadap ROA karena biaya tambahan

untuk melaksanakan tanggung jawab sosial

perusahaan dan biaya tambahan lainnya

akan menghilangkan peluang perolehan

laba perusahaan. Hal ini sesuai dengan

pendapat Rika dan Emrinaldi (2012) yang

menyatakan bahwa biaya kesejahteraan

karyawan memang dapat digunakan untuk

menunjukkan kepedulian perusahaan pada

karyawannya dan diharapkan mampu

meningkatkan loyalitas karyawan sehingga

dapat meningkatkan produktivitas mereka

dan berdampak baik pada profit

perusahaan. Namun, tidak ada jaminan

dengan diperhatikannya kesejahteraan

karyawan akan membuat mereka semakin

produktif.

Pengaruh biaya kemitraan terhadap

ROAVariabel biaya kemitraan dari hasil

penelitian menunjukkan berpengaruh

signifikan terhadap ROA. Hal ini dapat

diartikan bahwa peningkatan biaya

kemitraan menyebabkan kenaikan ROA

karena biaya kemitraan dari perusahaan

diberikan kepada para pengusaha kecil

dalam bentuk pinjaman dengan tujuan

untuk membantu pertumbuhan ekonomi

secara mikro. Kewajiban dalam meng-

alokasikan sebagian laba BUMN untuk

program kemitraan ini tertuang dalam

Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor

PER-05/MBU/2007 tentang Program

Kemitraan Badan Usaha Milik Negara

dengan Usaha Kecil dan Program Bina

Lingkungan.

Dalam Windarti (2004), yang meli-

hat pengaruh tanggung jawab sosial dalam

pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan

program kemitraan mengungkapkan bahwa

meskipun menambah cost perusahaan,

namun alokasi untuk biaya kemitraan ini

harus tetap dilakukan karena aturan yang

mewajibkan.

Hal ini bertolak belakang dengan

penelitian Rika dan Emrinaldi (2012) yang

menyatakan bahwa biaya kemitraan tidak

berpengaruh signifikan terhadap ROA.

Menurut mereka biaya kemitraan merupa-

kan bentuk kepedulian perusahaan dalam

upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Dalam kegiatan ini perusahaan dapat

memberikan pinjaman modal berbunga

rendah pada UKM masyarakat dan

mengadakan kerjasama dengan mitra

binaannya berdasarkan kesepakatan dengan

peran dan fungsi masing-masing.

Pengaruh biaya bina lingkungan

terhadap ROAVariabel biaya bina lingkungan dari

hasil penelitian menunjukkan tidak

Page 35: CANO EKONOMOS - UPP

ANALISIS PENGARUH BIAYA KESEJAHTERAAN KARYAWAN, BIAYA KEMITRAAN DAN BIAYA BINA

LINGKUNGAN TERHADAP ROA PADA BUMN (PERSEROAN) YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014

Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol. 6 No. 2 Juli 2017112

berpengaruh signifikan terhadap ROA.

Menurut Sueb (2001), hal ini disebabkan

oleh tingkat kepedulian masyarakat secara

umum belum baik. Artinya, sekalipun

pengusaha sudah melakukan kepedulian

terhadap lingkungannya, tetapi apabila

masyarakat (konsumen) sebagai pemakai

produk perusahaan tidak memiliki

kepedulian terhadap lingkungannya, maka

usaha tersebut tidak akan mempunyai

dampak positif terhadap kinerja keuangan

(ROA) perusahaan. Dalam hal ini para

konsumen masih beikir pada taraf yang

penting terjangkau kebutuhannya, belum

memikirkan apakah produk tersebut ramah

lingkungan atau tidak.

Pada BUMN (perseroan) kegiatan

bina lingkungan merupakan suatu hal yang

diwajibkan karena tertuang dalam

Peraturan Menteri Negara. Selain

merupakan kewajiban, kegiatan ini berguna

untuk menjalin hubungan yang lebih erat

dengan lingkungan yang ada sekitar

perusahaan. Namun kurangnya pemahaman

mengenai bina lingkungan mengakibatkan

perusahaan tidak mengalokasikan dana

mereka secara maksimal. Hal ini

mengakibatkan biaya yang dikeluarkan

perusahaan lebih kecil dari yang

seharusnya dan profitabilitas perusahaan

(ROA) tidak terganggu.

Pengaruh yang tidak signifikan

dalam penelitian ini dikarenakan juga

karena adanya pandangan dari perusahaan

bahwa dengan mengeluarkan biaya bina

lingkungan akan menambah beban

perusahaan karena perusahaan juga harus

bertanggung jawab kepada para pemegang

saham atas berkurangnya laba yang akan

dibagikan karena digunakan untuk biaya

sosial. Dengan demikian perusahaan harus

bekerja lebih keras lagi untuk mendapatkan

keuntungan efisiensi yang ditimbulkan oleh

pengeluaran biaya tersebut.

Hasil ini bertolak belakang dengan

penelitian Rika dan Emrinaldi (2012) yang

menyatakan biaya bina lingkungan

berpengaruh positif signifikan terhadap

ROA karena perusahaan perlu menjaga

hubungan baiknya dengan masyarakat dan

lingkungan di sekitarnya. Upaya yang

dilakukan perusahaan untuk menjaga

hubungan baik ini adalah dengan

melakukan aktifitas-aktifitas sosial untuk

masyarakat. Selain untuk menjalin

hubungan yang harmonis dengan

masyarakat dan lingkungan sekitarnya

diharapkan mampu berdampak baik pada

profit yang akan diperoleh perusahaan.

KESIMPULANBerdasarkan hasil penilitian dan

pembahasan serta uraian dari bab

sebelumnya, kesimpulan yang dapat

diambil adalah sebagai berikut : (1) hasil

analisis data secara simultan menunjukkan

bahwa biaya kesejahteraan karyawan, biaya

kemitraan dan biaya bina lingkungan

berpengaruh signifikan terhadap ROA pada

BUMN (Perseroan) yang terdaftar di BEI

periode 2010 – 2014; (2) hasil analisis data

secara parsial menunjukkan bahwa biaya

kesejahteraan karyawan berpengaruh

signifikan terhadap ROA pada BUMN

(Perseroan) yang terdaftar di BEI periode

2010 – 2014; (3) hasil analisis data secara

parsial menunjukkan bahwa biaya

kemitraan berpengaruh signifikan terhadap

ROA pada BUMN (Perseroan) yang

terdaftar di BEI periode 2010 – 2014; (4)

hasil analisis data secara parsial

menunjukkan bahwa biaya bina lingkungan

tidak berpengaruh signifikan terhadap

ROA pada BUMN (Perseroan) yang

terdaftar di BEI periode 2010 – 2014

DAFTAR PUSTAKAAzheri, B., 2012. Corporate Social

Responsibility dari Voluntary

Menjadi Mandatory. RajaGrafindo

Persada : Jakarta.

Charles, dkk. 2007. Akuntansi. Edisi

Keenam Jilid 2. Indeks : Jakarta.

Darsono dan Ashari. 2005. Pedoman

Praktis Memahami Laporan

Page 36: CANO EKONOMOS - UPP

ANALISIS PENGARUH BIAYA KESEJAHTERAAN KARYAWAN, BIAYA KEMITRAAN DAN BIAYA BINA

LINGKUNGAN TERHADAP ROA PADA BUMN (PERSEROAN) YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014

Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol. 6 No. 2 Juli 2017 113

Keuangan. Penerbit Andi:

Yogyakarta.

Fahmi, Irham. 2014. Manajemen

Keuangan Perusahaan dan Pasar

Modal. Penerbit Mitra Wacana

Media : Jakarta.

Fian, Neni. 2010. Pengaruh Corporate

Social Responsibility Disclosure

Terhadap Return On Asset (ROA)

(Sensus pada Perusahaan

Manufaktur Sektor Foods and

Beverages yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia). Jurnal Fakultas

Ekonomi Universitas Siliwangi :

Tasikmalaya.

Fitria, dkk. 2014. Pengaruh Corporate

Social Responsibility Terhadap

Profitabilitas Perusahaan (Studi

pada Indeks SRI-KEHATI yang

Listing di BEI Periode 2010-2012).

Jurnal Administrasi Bisnis (13)1.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis

Multivariate Dengan Program SPSS.

Penerbit Universitas Diponegoro:

Semarang.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis

Multivariat Dengan Program IBM

SPSS 21 edisi 7. Penerbit Universitas

Diponegoro : Semarang.

Harahap, Sofyan Syafri. 2008. Analisis

Kritis atas Laporan Keuangan.

RajaGrafindo Persada : Jakarta.

Harmono. 2011. Manajemen Keuangan

Berbasisi Balanced Scorecard. Bumi

Aksara : Jakarta.

Januarti, dkk. 2005. Pengaruh Tanggung

Jawab Sosial Perusahaan Terhadap

Kinerja Keuangan. Jurnal MAKSI

Volume 5, Nomor 2, Agustus 2005 :

227-243.

Maharani, Primagustia dan Vidyamukti,

Rizki. 2012. Pengaruh Corporate

Social Responsibility Terhadap

Profitabilitas (Studi Kasus Pada PT.

Bank Mandiri Persero tbk Tahun

2005-2010). Telkom University :

Bandung.

Marissa, dkk. 2013. Pengaruh Corporate

Social Responsibility Terhadap

Kinerja Keuangan Pada Sektor

Manufaktur yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia PadaPeriode 2010-

2011. Jurnal Ilmiah Mahasiswa

Universitas Surabaya Volume 2,

Nomor 1.

Nistantya, Dewa Sancahya. 2010.

Pengaruh Corporate Social

Responsibility Terhadap

Profitabilitas Perusahaan (Studi

Kasus Pada Perusahaan Perbankan

yang Listing di BEI tahun 2007

sampai dengan tahun 2009).

Universitas Sebelas Maret :

Surakarta.

Ormiston, Aileen dan Fraser, Lyn. 2008.

Memahami Laporan Keuangan.

Edisi Ketujuh. Indeks : Jakarta.

Osborne, Jason W. 2002. Practical

Assessment, Research & Evalution.

Jurnal Internasional North Carolina

State University Volume 8, Nomor 6.

Pratiwi, Ignatia Linda. 2014. Pengaruh

Biaya Kesejahteraan Karyawan

Terhadap Profitabilitas. Universitas

Satya Wacana : Salatiga.

Prianthara, Ida Bagus Teddy. 2010. Sistem

Akuntansi Perusahaan Jasa

Konstruksi. Graha Ilmu : Yogyakarta

Prihadi, Toto. 2014. Memahami Laporan

Keuangan Sesuai IFRS dan PSAK.

Penerbit PPM : Jakarta.

Rahardjo, Budi. 2007. Keuangan dan

Akuntansi untuk Manajer Non

Keuangan. Penerbit Graha Ilmu :

Yogyakarta.

Sanusi, Anwar. 2011. Metode Penelitian

Bisnis. Penerbit Salemba Empat :

Jakarta.

Septiana, Rika Amelia dan Nur, Emrinaldi

DP. 2012. Pengaruh Implementasi

Corporate Social Responsibility

Terhadap Profitabilitas Perusahaan

(Studi Pada Perusahaan Manufaktur

yang Listing di BEI 2007 s.d 2009).

Pekbis Jurnal Volume 4, Nomor 2.

Page 37: CANO EKONOMOS - UPP

ANALISIS PENGARUH BIAYA KESEJAHTERAAN KARYAWAN, BIAYA KEMITRAAN DAN BIAYA BINA

LINGKUNGAN TERHADAP ROA PADA BUMN (PERSEROAN) YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2014

Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol. 6 No. 2 Juli 2017114

Sugiono, Arief dan Untung, Edy. 2008.

Panduan Praktis Dasar Analisa

Laporan Keuangan Pengetahuan

Dasar Bagi Mahasiswa dan Praktisi

Perbankan. Penerbit PT. Grasindo :

Jakarta.

Suharli, Michell. 2006. Akuntansi untuk

Bisnis Jasa dan Dagang. Penerbit

Graha Ilmu : Yogyakarta.

Susanto. 2014. Reputation-Driven Corpo-

rate Social Responsibility Pendeka-

tan Stratefic Management dalam

CSR. Penerbit Erlangga : Jakarta.

Untung, Budi. 2014. CSR dalam DuniaBisnis. Penerbit Andi : Yogyakarta.

Urip, Sri . 2014. Strategi CSR: TanggungJawab Perusahaan untukPeningkatan Daya SaingPerusahaan di Pasar NegaraBerkembang. Penerbit Lentera Hati :Tangerang.

Wijayanti, Feb Tri. 2011. PengaruhCorporate Social ResponsibilityTerhadap Kinerja KeuanganPerusahaan. Simposium NasionalAkuntansi XIV, Tahun 2011, Aceh.

Yudiana, Fetria Eka. 2013. Dasar-DasarManajemen Keuangan. PenerbitOmbak : Yogyakarta.

Page 38: CANO EKONOMOS - UPP

FUNGSIONALISASI HUKUM PIDANA TERHADAP PERTANGGUNGJAWABAN KORPORASI DALAMTINDAK PIDANA DI BIDANG ASURANSI

Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol. 6 No. 2 Juli 2017 115

FUNGSIONALISASI HUKUM PIDANA TERHADAPPERTANGGUNGJAWABAN KORPORASI DALAM TINDAK PIDANA DI

BIDANG ASURANSI

Rise Karmila1

1Fakultas Hukum, Universitas Pasir PengaraianEmail: [email protected]

ABSTRACT

The business world is increasingly complex in line with the awareness of theimportance of legal protection and the security of property that makes the responsibility ofindividuals or legal entities increasing. Such security may take the form of legal documents,in the form of business agreements up to the document of insurance agreement that will notbe separated from the possibility of a crime. Background by the complexity of problems ininsurance crime, ranging from the use of smooth modus operandi, investigation,verification, to the problem of the lack of public knowledge about insurance. This researchuses normative juridical method. Problems in the research is how the arrangement ofcriminal acts in the field of insurance in the positive law of Indonesia, how corporateresponsibility in insurance crime and what factors are obstacles in the handling of criminalacts in the field of insurance as well as any efforts that can be done as a solution in criminallaw.

Kata Kunci: criminal law, corporate responsibility, insurance

PENDAHULUANDunia usaha saat ini semakin

kompleks sejalan dengan itu kesadaranakan pentingnya perlindungan hukum sertakeamanan harta benda yang menjadikantanggung jawab oarang perorangan ataubadan hukum semakin meningkat.Keamanan tersebut dapat berbentukdokumen hukum, berupa perjanjian usahahingga dokumen perjanjian asuransi yangtidak akan terlepas dari kemungkinanadanya tindak pidana. Oleh sebab itu sudahsepatutnya pemilik, penentu dan pemberikeputusan didalam perasuransianmengetahui latar belakang para pihak yangkemungkinan terlibat pada tindak pidanadibidang asuransi.

Cakupan tindak pidana dibidangasuransi yaitu meliputi tindak pidanaasuransi gelap, tindak pidana penggelapankekayaan perusahaan asuransi, tindakpidana pemalsuan dokumen asuransi,tindak pidana penggelapam premi asuransidan tindak pidana penipuan asuransi.Tindak pidana-tindak pidana tersebutmerupakan beberapa tindak pidana tertentuyang terdapat dalam KUHP , hanya sajaobjeknya bersifat khusus, yaitu hal-hal

yang berhubungan dengan usahaperasuransian, karena itu lahirlah suatuundang undang No. 2 Tahun 1992 tentangUsaha Perasuransian.

Tindak pidana asuransi memerlukanpenanganan khusus bahkan memerlukanseorang Investigator, sebagai contoh dalammasalah pengajuan klaim asuransi olehtertanggung yang diterima oleh perusahaanasuransi, padahal si tertanggung barubeberapa bulan mengasuransikan jarinyadengan nilai milyaran rupiah. Hal inimembuat perusahaan asuransi menjadicuriga, karena si tertanggung tiba-tibamengalami kecelakaan. Wajar sajaperusahaan asuransi menyewakaninsurance investigator untuk melakukanpenyelidikan apakah kecelakaan itu wajaratau ada unsur kesengajaan untukmendapatkan klaim asuransi (Kick Andi:2006)

Ditambahkannya hal-hal yang terkaitdengan usaha perasuransian seperti premiasuransi, kekayaan perusahaan asuransi dandokumen perusahaan asuransi merupakanhal hal khusus yang ditambahkan padatindaak pidana umum seperti penggelapan,penipuan ataupun pemalsuan yang terdapat

Page 39: CANO EKONOMOS - UPP

FUNGSIONALISASI HUKUM PIDANA TERHADAP PERTANGGUNGJAWABAN KORPORASI DALAMTINDAK PIDANA DI BIDANG ASURANSI

Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol. 6 No. 2 Juli 2017116

dalam KUHP. Hal ini berarti undang-undang asuransi selain memuat hukumpidana administratif juga merupakansebagai hukum pidana khusus (Chairulhuda & Lukman hakim 2006).

Dilatarbelakangi oleh begitukompleksnya masalah dalam tindak pidanaasuransi, mulai dari penggunaan modusoperandi yang halus, penyelidikan,pembuktian, sampai masalah minimnyapengetahuan masyarakat tentang asuransi,sehingga sudah sepatutnya masalah pentingini diangkat sebagai karya ilmiah.

KAJIAN TEORIA. Tindak Pidana1. Pengertian tindak pidana

Pidana berasal kata straf (Belanda),yang adakalanya disebut dengan istilahhukuman. Istilah pidana lebih tepat dariistilah hukuman karena hukum sudah lazimmerupakan terjemahan dari recht. Dapatdikatakan istilah pidana dalam arti sempitadalah berkaitan dengan hukum pidana.Pidana lebih tepat didefinisikan sebagaisuatu penderitaan yang sengajadijatuhkan/diberikan oleh negara padaseseorang atau beberapa orang sebagaiakibat hukum (sanksi) baginya atasperbuatannya yang telah melanggarlarangan hukum pidana. Secara khususlarangan dalam hukum pidana ini disebutsebagai tindak pidana (strafbaar feit).Selanjutnya istilah hukum pidana dalambahasa Belanda adalah Strafrechtsedangkan dalam bahasa Inggris adalahCriminal Law.Pengertian hukum pidanamenurut pendapat Simons, hukum pidanaadalah keseluruhan larangan-larangan dankeharusan yang pelanggaran terhadapnyadikaitkan dengan suatu nestapa(pidana/hukuman) oleh negara,keseluruhan aturan tentang syarat, caramenjatuhkan dan menjalankan pidanatersebut.2. Unsur-unsur tindak pidana

Syarat utama memungkinkan adanyapenjatuhan pidana adalah adanya perbuatanmanusia yang memenuhi rumusan delikdalam UU, hal ini adalah konsekwensi dariasas legalitas. Rumusan delik ini penting,artinya sebagai prinsip kepastian.

Kesalahan dalam arti yang seluas-luasnya dapat dipersamakan denganpengertian pertanggungjawaban dalamhukum pidana, didalamnya terkandungmakna dapat dicelanya pembuat atasperbuatannya. Sedangkan kesalahan dalambentuk arti kesalahan dapat juga dikatakansebagai kesalahan dalam arti yuridis berupakesengajaan dan kealpaan. Kesalahandalam arti yang seluas-luasnya tersebutdapat meliputi (Alvi Syahrin: 2008)1. Adanya kemampuan bertanggungjawab.

Dalam hal ini si pembuat adalahkorporasi argumennya ialah keberadaankorporasi tidaklah dibentuk suatu tujuandan dalam pencapaian tujuan korporasitersebut selalu diwujudkan melaluiperbuatan manusia alamiah. Olehkarena itu kemampuan bertanggungjawab orang-orang yang berbuat untukdan atas nama korporasi dialihkanmenjadi kemampuan bertanggungjawab, orang-orang yang berbuat untukdan atas nama korporasi dialihkanmenjadi kemampuan bertanggungjawabkorporasi sebagai subjek tindak pidana.Kemampuan bertanggugjawab padakorporasi dapat disandingkan dengankewaiban yang harus dilakukan. Artinyadidalam pencapaian tujuan tersebutkorporasi juga harus bersandar padakewajiban yang ditentukan olehundang-undang. Jika korporasi mampubertindak untuk mencapai tujuannyamaka secara nyata korporasi jugamemiliki kemampuan bertanggungja-wab (kemampuan bertanggungjawaborang-orang yang berbuat untuk danatas nama korporasi dialihkan menjadikemampuan bertanggungjawab korpo-rasi sebagai subjek tindak pidana).Berkaitan dengan pelaksanaan kewaji-ban, hukum pidana baru berlaku atauditerapkan jika subjek hukum tersebut:

1) Sama sekali tidak melakukankewajiban.

2) Tidak melaksanakan kewajibannya itudengan baik, yang dapat berarti:a. Kurang melaksanakan kewajibannyab. Terhambat melaksanakan kewajiban-

nya.

Page 40: CANO EKONOMOS - UPP

FUNGSIONALISASI HUKUM PIDANA TERHADAP PERTANGGUNGJAWABAN KORPORASI DALAMTINDAK PIDANA DI BIDANG ASURANSI

Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol. 6 No. 2 Juli 2017 117

c. Salah melaksanakan kewajibannyabaik secara disengaja maupun tidaksengaja.

3) Menyalahgunakan pelaksanaankewajiban.

2. Hubungan batin antara si pembuatdengan perbuatannya yang berupakesengajaan (dolus) atau kealpaan(culpa), hal ini disebut dengan bentuk-bentuk kesalahan. Kesalahan di sisnimaksudnya adalah sebagai perbuatanmelawan hukum dalam arti yang negatifsehingga meskipun perbuatan memenu-hi unsur delik namun jika tidak berten-tangan dengan keadilan masyarakatmaka perbuatan itu tidak dapatdipidana. Bentuk-bentuk kesalahantersebut terdiri dari:

1) KesengajaanSengaja adalah maksud untuk membuatsesuatu yang dilarang atau diperintah-kan oleh UU. Dengan sengaja besertavariasinya dapat dibedakan sebagaiberikut (Martiman: 1996)a. Kesengajaan sebagai maksud

adalah suatu perbuatan merupakantindak pidana yang dilakukanuntuk mencapai suatu tujuan.

b. Kesengajaan dengan sadarkepastian adalah seseorang yangmelakukan suatu perbuatanmerupakan suatu tindak pidanamenyadari apabila perbuatantersebut dilakukan maka perbuatanlain yang juga merupakanpelanggaran pasti terjadi.

c. Kesengajaan dengan sadarkemungkinan adalah kesengajaanmelakukan suatu perbuatan dengankeinsyafan bahwa adakemungkinan timbulnya suatuperbuatan lain yang merupakantindak pidana.

2) KealpaanKealapaan terletak antara sengaja dankebetulan sehingga kealapaan lebihringan jika dibandingkan dengansengaja. Dalam hukum pidana dikenalbeberapa jenis kealpaan yakni:a. Tidak berhati-hatib. Tidak menduga-duga akibat

perbuatan itu.

3. Tidak adanya alasan yang menghapuskesalahan atautidak ada alasan pemaaf.Alasan pemaaf adalah hal-hal yangmenjadikan dapat dimaafkannya pelakupebuatan pidana menurut hukumsehingga pidana yang seharunyadijatuhkan menjadi terhapus. Gunamemudahkan memahami unsurperbuatan (tindak pidana) denganpertanggungjawaban pidana (kesalahandalam arti seluas-luasnya) berikut akandirumuskan dalam bentuk tabel(Setiyono: 2003).

3. Sifat melawan hukum dalam tindakpidana

Salah satu unsur tindak pidanaadalah unsur sifat melawan hukum, unsurini merupakan penilaian objektif terhadapperbuatan dan bukan terhadap si pembuat,suatu perbuatan dikatakan melawan hukumapabila perbuatan itu masuk dalamrumusan delik sebagaimana dirumuskandalam UU, dalam bahasa jerman disebut“taatbestandmaszing” taatbestan dalamarti sempit artinya adalah unsur seluruhnyadari delik sebagaimana dirumuskan dalamperaturan pidana, taatbestan dalam artisempit terdiri dari taatbestanmerkmlaeialah masing-masing unsur dari rumusandelik, perbuatan yang memenuhi rumusandelik tidak selalu bersifat melawan hukum,sebab ada hal yang mungkinmenghilangkan sifat melawan hukumnyaperbuatan tersebut.

B. Tindak Pidana Dibidang AsuransiTindak pidana dibidang asuransi

adalah salah-satu bentuk tindak pidanakhusus karena ditambahnkannya hal-halkhusus yang terkait dengan usahaperasuransian seperti kekayaan perusahaanasuransi, premi asuransi dan dokumenperusahaan asuransi (Chairul hudan &lukman hakim 2006) Pelaku tindak pidanadibidang asuransi dapat berupa individuatau korporasi, begitu juga denganpertanggungjawabannya dapat dimintakankepada individu maupun kepada korporasi.Ancaman pidana dalam tindak pidana dibidang asuransi adalah dengan sistemancaman kumulatif yang diatur dalam Pasal

Page 41: CANO EKONOMOS - UPP

FUNGSIONALISASI HUKUM PIDANA TERHADAP PERTANGGUNGJAWABAN KORPORASI DALAMTINDAK PIDANA DI BIDANG ASURANSI

Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol. 6 No. 2 Juli 2017118

21 Undang-undangNo. 2 Tahun 1992tentang Usaha Perasuansian.

Tindak pidana yang dapat terjadi dalamperasuransian telah diatur didalam pasaltersebut namun pasal ini belum berhasilmengkover semua bentuk tindak pidanadidalam perasuransian, begitu juga denganterminologi didalam rumusan tindak pidanaitu yang hanya dapat dimengerti jikarumusan pasal tersebutdisandingkandengan KUHP. Hal ini merupakan buktiadanya sifat-sifat umum dalam PerUUantindak pidana asuransi, sebagai contoh didalam pasal 21 UU Usaha Perasuransianjuga memuat tindak pidana yang secaraumum diatur dan berpedoman kepadaKUHP seperti penipuan, penggelapan danpemalsuan.

METODE PENELITIANPenelitian ini menggunakan metode

yuridis normatif. Penelitian yuridisnormatif dinamakan juga dengan penelitianhukum normatif atau penelitian hukumdoktrinal. Jenis penelitian ini digunakankhususnya pada permasalahan hukum.

Jenis data yang digunakan dalampenulisan ini adalah data skunder,diperoleh melalui studi pustaka yaitudengan melakukan penelitian terhadapberbagai sumber pustaka seperti buku-buku, dokumen-dokumen resmi, hasilpenelitian yang berwujud laporan,peraturan perundang-undangan yangberkaitan dengan tindak pidana dibidangasuransi.

Data yang diperoleh melalui studipustaka dikumpulkan dan diurutkan, lalu diorganisasikan dalam satu pola, kategori dansatuan uraian dasar Lexy moleong 1999).Analisis data yang dilakukan dalampenulisan ini adalah dengan cara kualitiatif.

HASIL DAN PEMBAHASANA. Pengaturan Tindak Pidana Dibidang

Asuransi Dalam Hukum PositifIndonesia

1. Tindak pidana di bidangperasuransian

1) Tindak pidana penggelapan premiasuransi

Tindak Pidana Penggelapan PremiAsuransi sebagaimana dirumuskan dalam

Pasal 21 ayat (2) UU No. 2 Tahun 1992tentang Usaha Perasuransian:“Barang siapamenggelapakan premi asuransi diancamdengan pidana penjara paling lama 15Tahun dan denda paling banyak Rp.2.500.000.000,- (dua milyar lima ratus jutarupiah).

Pasal ini tidak dapat dilepaskan daritindak pidana penggelapan yang secaraumum diatur dalam Pasal 372 KUHP ataudalam beberapa kasus dapat juga diaturdalam Pasal 378 KUHP. Hal inidikarenakan di dalam UU No. 2 Tahun1992 tidak menentukan lebih jauh apa yangdimaksud dengan bagian inti“menggelapkan” tersebut, maka bagian intidalam UU Usaha Perasuransian harusditafsirkan sebagai “penggelapan” dalamKUHP.

Sedangkan inti dari perbuatan yangdilarang dari Pasal 372 KUHP ialah “sikapmengakui sebagai milik sendiri”.

“Barangsiapa dengan sengaja danmelawan hukum memiliki barang sesutuyang seluruhnya atau sebagian adalahkepunyaan orang lain, tetapi yang adadalam kekuasaannya bukan karenakejahatan, diancam karena penggelapan,dengan pidana penjara paling lama 4 tahunatau denda paling banyak sembilan ratusrupiah.

Berdasarkan dua ketentuan tersebut,unsur-unsur tindak pidana penggelapanpremi asuransi adalah:1. Dengan sengaja dan melwan hukum.2. Memiliki premi asuransi yang seluruh

atau sebagian adalah kepunyaan oranglain.

3. Yang ada padanya bukan karenakejahatan.

Seseorang didakwa melakukantindak pidana penggelapan premi asuransi,pada hakekatnya penuntut umum harusdapat membktikan keseluruhan unsur-unsur tersebut. Secara teknis penuntutandalam surat dakwaan selain harusdisebutkan terdakwa melanggar Pasal 21ayat (2) UU Usaha Asuransi No. 2 Tahun1992, juga ditambahkan bahwa perbuatantersebut melanggar Pasal 372 KUHP.

Subjek tindak pidana penggelapanpremi asuransi ditujukan kepada “barang

Page 42: CANO EKONOMOS - UPP

FUNGSIONALISASI HUKUM PIDANA TERHADAP PERTANGGUNGJAWABAN KORPORASI DALAMTINDAK PIDANA DI BIDANG ASURANSI

Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol. 6 No. 2 Juli 2017 119

siapa” yang mempunyai kaitan denganusaha perasuransian. Istilah “barang siapa”dalam UU Asuransi bukan hanya ditujukanterhadap orang perseorangan, tetapi jugakorporasi, baik badan hukum ataupunbukan badan hukum.2) Tindak pidana penggelapan kekayaan

perusahaan asuransiPasal 21 ayat (3) UU Usaha

Perasuransian mengatur tentang pengge-lapan kekayaan perusahaan asuransi jiwa,perusahaan asuransi kerugian atau perusa-haan reasuransi. tindak pidana penggelapankekayaan perusahaan asuransi berdasarkanpasal tersebut di atas menentukan tentangcara bagaimana kekayaan perusahaanasuransi tersebut digelapkan. Penafsiranunsur dalam rumusan tindak pidanapenggelapan kekayaan perusahaan asuransiharus ditafsirkan dalam kerangkaperumusan delik penggelapan dalamKUHP karena UU No. 2 Tahun 1992 tidakmenjelaskan pengertian penggelapan.Perkataan “menggelapkan” dalam Pasal 21ayat (3) UU Usaha Perasuransian adalahbagian inti yang sifatnya umum (Lexgeneralis) dalam suatu delik.

Pasal 21 ayat (3) UU Usaha Per-asuransian menentukan:“Barang siapamenggelapkan dengan cara mengalihkan,menjaminkan dan atau menggunakan tanpahak, kekayaan perusahaan asuransi keru-gian atau perusahaan reasuransi, diancamdengan pidana penjara paling lama 15tahun dan denda paling banyak Rp.2.500.000.000 (dua milyar lima ratus juta).

Berdasarkan ketentuan UU UsahaPerasuransian Pasal 22 ayat (2) bagian intitindak pidana penggelapan kekayaanperusahaan asuransi adalah sebagai berikut:a. Mengalihkan atau menjaminkan atau

mengagunkan.b. Tanpa hak.c. Kekayaan perusahaan asuransi jiwa atau

perusahaan asuransi kerugian atauperusahaan reasuransi

d. Yang ada padanya bukan karenakejahatan.

Penafsiran hal diatas dalam hukumacara menyebabkan penuntutan terhadappembuat (deder) tindak pidana pengge-lapan kekayaan perusahaan asuransi, harus

didakwa dengan Pasal 21 ayat (3) UUAsuransi jo 372 KUHP. Tindak pidanapenipuan persetujuan asuransi.

Pengaturan tindak Pidana PenipuanPersetujuan Asuransi tidak ada diaturdalam pasal 21 UU Perasuransian. Hal iniberbeda dengan tindak pidana asuransilainnya (tindak pidana penggelapan premiasuransi, tindak pidana penggelapankekayaan perusahaan asuransi dan tindakpidana pemalsuan dokumen perusahaanasuransi). Tindak pidana ini diatur dalamPasal 381 KUHP:“Barang siapa dengan tipu muslihatmenyesatkan orang menaggung asuransitentang ikhwal yang berhubungan dengantanggungan itu, sehingga ia menaggungasuransi itu membuat perjanjian yang tentutidak akan dibuatnya atau tidak dibuatnyadengan syarat serupa itu, jika sekiranyakeadaan hal ikhwal yang sebenarnyadihukum penjara selama-lamanya satutahun empat bulan”.

Tindak pidana ini merupakan salah-satu tindak pidana penipuan yangmempunyai sifat kekhususan sehubungandengan objeknya, jika objek penipuansecara umum (Pasal 378 KUHP) adalahbarang sesuatu, menghapuskan hutang ataumemberi piutang, maka dalam hal iniobjeknya adalah menyetujui perjanjianasuransi yang tentu tidak akan disetujuinyaatau setidak-tidaknya apabila disetujuitidak dengan syarat-syarat demikian, jikadiketahui keadaan sebenarnya. Dilihat dariobjek tersebut kriminalisasi atas perbuatanini merupakan bentuk perlindungan atasusaha perasuransian dari penyesatanmengenai keadaan yang seharusnyadisampaikan secara jujur oleh calontertanggung, dengan kata lain, sesuatupenutupan asuransi yang dilakukan karenapenippuan tertanggung, misalnya yangberakibat dibuatnya perjanjianpertanggungan antara tertanggung denganpenanggung, maka perbuatan tetanggungtersebut merupakan pelanggaran terhadapketentuan Pasal 381 KUHP. Unsur-unsurPasal 381 KUHP adalah:a. Dengan tipu muslihat.b. Menyesatkan penaggung asuransi

mengenai keadaan-keadaan yangberhubungan dengan pertanggungan.

Page 43: CANO EKONOMOS - UPP

FUNGSIONALISASI HUKUM PIDANA TERHADAP PERTANGGUNGJAWABAN KORPORASI DALAMTINDAK PIDANA DI BIDANG ASURANSI

Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol. 6 No. 2 Juli 2017120

c. Sehingga menyetujui perjanjian yangtidak akan disetujuinya atau setidak-tidaknya apabila disetujui tidak dengansyarat-syarat yang demikian.

d. Jika diketahui keadaan yangsebenarnya.

4) Tindak pidana penipuan klaim asuransiTindakpidana penipuan klaim

asuransi diatur dalam Pasal 382 KUHPsebab tindak pidana ini tidak ada diaturdalam Pasal 21 UU No. 2 Tahun 1992.Tindak penipuan klaim (menuntut hak/ganti rugi) asuransi dilakukan denganindikasi penipuan. Delik ini berangkat dariasumsi bahwa seluruh proses yangberhubungan dengan penutupan perjanjianasuransi telah berlangsung sesuai denganketentuan yang berlaku, tetapi sifat melwanhukum perbuatan ini timbul sehubungandengan pengajuan klaim.09

Pasal 382 KUHP menentukan:“Barang siapa dengan maksud untuk

menguntungkan diri sendiri atau orang lainsecara melawan hukum menimbulkankerugian penanggung asuransi ataupemegang surat bodmerij yang sah,menimbulkan kebakaran atau ledakan padasuatu barang yang dipertanggungkan terha-dap bahaya kebakaran, atau mengaramkan,mendamparkan, menghancurkan, merusak-kan atau membikin tidak dapat dipakai,perahu yang dipertanggungkan ataumuatannya maupun upah yang akanditerima untuk pengangkutan muatannyayang dipertanggungkan; atau yang atasnyatelah diterima uang bodemerij, diancamdengan pidana penjara paling lama limatahun”.

Berdasarkan ketentuan di atasberkenaan dengan tindak pidana penipuanklaim asuransi, dapat diuraikan ke dalamunsur-unsur sebagai berikut:a. Dengan maksud untuk menguntungkan

diri sendiri atau orang lain;b. Secara melawan hukum;c. Menimbulkan kerugian penanggung

asuransi.d. Menimbulkan kebakaran atau ledakan

pada suatu barang yang dipertanggung-kan terhadap bahaya kebakaran, ataumengaramkan, mendamparkan, meng-

hancurkan, merusakkan atau membikintidak dapat dipakai, perahu yang diper-tanggungkan atau muatannya maupunupah yang akan diterima untukpengangkutan muatannya yangdipertanggungkan

5). Tindak pidana pemalsuan dokumenasuransi

Tindak pidana pemalsuan dokumenasuransi dirumuskan dalam pasal 21 ayat(5) UU Asuransi. Dalam hal ini ditentukan:

“Barang siapa secara sendiri-sendiriatau bersama-sama melakukan pemalsuanatas dokumen perusahaan asuransikerugian dan perusahaan asuransi jiwa atauperusahaan reasuransi, diancam denganpenjara paling lama 5 tahun dan dendapaling banyak Rp. 250.000.000.000”

Rumusan tindak pidana ini memuatkombinasi antara unsur yang harusdihubungkan dengan rumusan tindakpidana yang terdapat di dalam KUHP danditambah dengan unsur baru.sekalipunsama-sama terkait dengan lex generalisyang terdapat dalam KUHP rumusan iniberbeda dengan rumusan tindak pidanapenggelapan premi asuransi sebagaimanaditentukan dalam Pasal 21 ayat (2) UUAsurani.

B. Pertanggungjawaban Korporasi DalamTindak Pidana Asuransi

Pertanggung jawaban pidana kepadakorporasi dapat dibebankan dengan melihatterlebih dahulu siapa yang dapatdipertanggungjawaban, artinya harusdiperhatikan dahulu siapa yang dinyatakansebagai pelaku suatu tindakan pidanatertentu. Subjek tindak pidana yang padaumumnya sudah dirumuskan olehpembuatan undang undang, setelahditentukan pelakunya maka selanjutnyamengenai pertanggung jawaban pidanadapat ditempuh melalui tiga sistempertanggungjawaban pidana, yakni:1. Pengurus korporasi sebagai pembuat

dan penguruslah bertanggungjawab2. Korporasi sebagai pembuatan dan

penguruslah yang bertanggungjawab3. Korporasi sebagai pembuat maka

korporasi dan pengurus yangbertanggungjawab

Page 44: CANO EKONOMOS - UPP

FUNGSIONALISASI HUKUM PIDANA TERHADAP PERTANGGUNGJAWABAN KORPORASI DALAMTINDAK PIDANA DI BIDANG ASURANSI

Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol. 6 No. 2 Juli 2017 121

1. Pengurus korporasi sebagai pembuatdan penguruslah bertanggungjawab

Pengurus korporasi dibebankankewajiban-kewajiban tertentu, kewajibankewajiban tersebut sebenarnya merupakankewajiban dari korporasi, sehingga kepadapengurus yang tidak memenuhi kewajibantersebut diancam dengan pidana (pengurusyang bertanggung jawab). Pada sistem initerdapat suatu alasan yang menghapuskanpidana, dasar pemikirannya adalah bahwakorporasi itu sendiri tidak dapatdipertanggungjawabkan terhadap suatupelanggaran, melainkan selalu penguruslahyang melakukan tindak pidana itu,sehingga penguruslah yang diancam pidanadan dipidana. Jika sistem penanggung-jawaban pidana ini ditandai dengan usaha-usaha agar sifat tindak pidana yangdilakukan korporasi dibatasi padaperorangan, sehingga apabila suatu tindakpidana terjadi dalam lingkungan korporasi,maka tindak pidana itu dianggap dilakukanoleh pengurus korporasi itu. Sistem inimembedakan antara tugas menugas denganpengurus (Alvi syahrin: 2008).

Pengurus akan bertanggungjawabsecara personal untuk perbuatan kriminal-nya jika pengurus secara lansung bertindak,menginstuksikan, membantu, mempermu-dah, mendukung ataupun berkonspirasidengan karyawan lain maupun bawahanuntuk terlibat dalam aktivitas kriminal.Sehingga pengurus korporasi berada dibawah dokrin ‘’pengururs bertanggung-jawab’’ jika pengururs berposisi dalammenghindari aktivitas kriminal danperundang-undangan yang terlibat tidakmembutuhkan penemuan mens rea supayasebuah pelanggaran kriminal terjadi (JoelM. Androphy: 1998)

KUHP menganut sistem yangpertama karena korporasi tidak dapatmelakukan sendiri suatu perbuatan yangmerupakan tindak pidana dan tidak dapatmemiliki kalbu yang salah, tetapi yangmelakukan perbuatan itu adalah penguruskorporasi yang dalam melakukan perbuatanitu dilandasi oleh sikap kalbu tertentu baikberupa kealpaan atau kesenjangan, makapengurus dari korporasi itulah yang harusmemikul pertanggungjawaban pidana atas

perbuatan yang di lakukannya sekalipunperbuatan tersebut dilakukan untuk danatas nama korporasi yang dipimpinnya(Lucy Raspati: tanpa tahun)

Acuan yang dapat digunakan untukmenentukan pertanggungjawaban tindakpidana yang dilakukan dapat ditentukanmelalui beberapa cara yakni:a. Berkaitan dengan keterkaitan fungsi

yakni apabila perbutan yang dilakukanatau diperintahkan oleh pelaku tindakpidana (pengurus atau pegawaikorporasi) tetapi perbuatan tersebuttidak ada kaitannya dengan tugas danpekerjaan pengurus atau pegawaikorporasi sehingga ia tidak berwenanguntuk mengambil keputusan yangmengikat korporasi dalam melakukanatau tidak melakukan perbuatan itu.

b. Begitu juga apabila tindak pidana yangdilakukan oleh pengurus atau pegawaikorporasi yang tidak ada kaitan nyadengan tugas dan pekerjaan pengurusatau pegawai korporasi tersebut,sehingga ia tidak berwenang untukmengambil keputusan yang mengikatkorporasi dalam melakukan atau tidakmelakukan perbuatan itu agar dilakukanoleh orang lain. Akan tetapi merupakanperbuatan yang ultra vires yaitu tidaksesuai dengan maksud dan tujuankorporasi sebagaimana di tentukandalam anggaran dasarnya, makakorporasi yang bersangkutan tidak dapatdibebani pertanggungjawaban pidana.

2.3. Korporasi Sebagai Pembuat Dan

Penguruslah Yang BertanggungjawabSistem pertanggungjawaban korpo-

rasi yang kedua ditandai denganpengukuhan yang ditimbulkan dalamperumusan undang-undang bahwa suatutindak pidana dapat dilakukan olehperserikatan atau badan usaha (korporasi)akan tetapi bertanggungjawab untuk itumenjadi beban dari pengurus badan hukum(korporasi) tersebut.

Menetapkan korporasi sebagaipembuat dapat dilakukan denganberpatokan pada kriteria pelaksanaan tugasdan pencapaian tujuan-tujuan badan hukumtersebut dan juga ada yang dilakukan oleh

Page 45: CANO EKONOMOS - UPP

FUNGSIONALISASI HUKUM PIDANA TERHADAP PERTANGGUNGJAWABAN KORPORASI DALAMTINDAK PIDANA DI BIDANG ASURANSI

Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol. 6 No. 2 Juli 2017122

alat perlengkapan korporasi menurutwewenang berdasarkan anggaran dasarnya.Tindak pidana yang dilakukan olehkorporasi adalah tindak pidana yangdilakukan oleh seseorang tertentu sebagaipengurus dari badan hukum tersebut. Sifatdari perbuatan yang menjadikan tindakpidana itu adalah onpersoonlijk. Orangyang memimpin korporasi bertanggung-jawab atas tindak pidana itu, terlepas dariapakah ia tahu atau tidak tentangdilakukannya perbuatan itu, untuk haltersebut Roeslan Saleh setuju bahwaprinsip itu hanya berlaku untukpelanggaran saja.

Suatu perbuatan dapat dianggapsebagai suatu tindak pidana yang dilakukanoleh korporasi hanya apabila tindak pidanatersebut dilakukan oleh personil korporasiyang memiliki kewenangan untuk dapatbertindak sebagai directing mind (direksidan komisaris) korporasi. Namun padakenyataannya secara formal yuridis bukansaja direksi yang menjadi directing mindtetapi pemegang saham pengendalian jugadisebut sebagai directing mind karenadapat mempengaruhi direksi atau komisariskarena sebagai pemegang saham terbanyak.Dalam hal ini korporasi sebagai pembuat(pelaku) dsn pengurus lah yangbertanggungjawab, di pandang di lakukanoleh korporasi yaitu apa yang di lakukanoleh alat perlengkapan korporasi menurutwewenang berdasarkan anggarandasarnya.Dan juga dari surat keputusanpengurus yang berisi pengangkatan pejabatpejabat (menagers) untuk mengisi jabatanjabatan tertentu. Pembedaan faktor antarapegawai yang merupakan directing minddan pegawai biasa terletak pada derajatkewenangan untuk membuat keputusanyang di laksana kan seseorang.

Korporasi sebagai pembuat danpengurus bertanggungjawab, maka ditegaskan bahwa korporasi mungkin sebagipembuat. Apabila pengurus ditunjuksebagai yang bertanggungjawab maka yangdipandang dilakukan oleh korporasi adalahapa yang dilakukan oleh alat perlengkapankorporasi menurut wewenang anggarandasarnya. Tindak pidana yang dilakukanoleh korporasi adalah tindak pidana yang

dilakukan oleh seseorang tertentu sebagipengurus badan hukum tersebut.4. Korporasi sebagai pembuat maka

korporasi dan pengurus yangbertanggungjawab

Sistem pertanggungjawaban yangketiga ini sebagai permulaan adanyatanggungjawab lansung dari korporasi,sehingga terbuka kemungkinan menuntutkorporasi dan meminta pertanggung-jawabannya menurut hukum pidana,motivasinya adalah:1. Memperhatikan perkembangan

korporasi itu sendiri, yaitu ternyatauntuk beberapa detik tertentu,ditetapkannya pengurus saja sebagaiyang dapat dipidana ternyata tidakcukup karena dalam berbagai tindakpidana ekonomi dan fiskal, keuntunganyang diperoleh korporasi atau kerugianyang diderita masyarakat demikianbesar sehingga tidak akan mungkinseimbang jika hanya dijatuhkan kepadapengurus saja.

2. Memidana pengurus saja tidak ataubelum ada jaminan bahwa korporasitidak akan mengulangi tindak pidanalagi. Memidana korporasi dengan jenisdan berat yang sesuai dengan sifatkorporasi itu, diharapkan korporasidapat menaati peraturan yangbersangkutan.

Menetapkan badan hukum sebagipelaku tindak pidana (sebagai pembuat)dapat dilakukan dengan berpatokan padakriteria pelaksanaan tugas dan ataupencapaian tujuan tujuan badan hukumtersebut. Badan hukum diperlukan sebagaipelaku jika terbukti tindakan yangbersangkutan dilakukan dalam rangkapelaksanaan tugas dan atau pencapaiantujuan badan hukum, juga termasuk dalamhal orang (karyawan perusahaan) yangsecara faktual melakukan tindakan atasinisiatif sendiri serta bertentangan denganinstruksi yang diberikan (dalam hal yangterakhir ini tidak tertutup kemungkinanbagi badan hukum mengajukan keberatanatas alasan tiadanya kesalahan padadirinya). Selanjut menetapkan badanhukum sebagai pelaku tindak pidana dapatdilihat dari kewenangan yang ada pada

Page 46: CANO EKONOMOS - UPP

FUNGSIONALISASI HUKUM PIDANA TERHADAP PERTANGGUNGJAWABAN KORPORASI DALAMTINDAK PIDANA DI BIDANG ASURANSI

Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol. 6 No. 2 Juli 2017 123

badan hukum tersebut. Badan hukumsecara faktual mempunyai kewenanganmengatur, menguasai dan atau memerintahpihak yang didalam kenyataannyamelakukan tindakan terlarang.

Menyatakan badan hukumbertanggungjawab dapat dilakukan denganmengetahui badan hukum dalam kenyataankurang atau tidak melakukan dan ataumengupayakan kebijakan atau tindakanpengamanan dalam rangka mencegahdilakukannya tindakan terlarang sehinggadapat di artikan badan hukum itu menerimaterjadinya tindakan terlarang tersebut.Upaya kebijakan badan hukum tersebutdapat ditempuh dengan kewajiban-kewajiban yang dilakukan.Biasanyakewajiban- kewajiban tersebut telahdigariskan dalam suatu undang-undangatau anggaran dasar korporasi. Jika badanhukum tidak atau kurang mengfungsikandengan baik kewajiban-kewajiban yangtelah digariskan dapat digunakan sebagaialasan untuk mengasumsikan bahwa badanhukum kurang berupaya atau kurang kerjakeras dalam mencegah (kemungkinan)dilakukannya tindakan terlarang.

Aturan umum bahwa korporasi(perusahaan) secara kriminal akanbertanggung jawab untuk tindakantindakan pengurus (karyawan) jikapengurus bertindak dalam ruang lingkupwewenang nya dan di lakukan dalamrangka maksud dan tujuan korporasi.Kegiatan tersebut berupa kegiatan intravires yaitu kegiatan yang sesuai denganmaksud dan tujuan yang di tentukan dalamanggaran dasar nya.

Perlakuan tersebut juga memberikanmanfaat bagi perusahaan. Manfaat tersebutdapat berupa keuntungan finansial dan nonfinansial bagi korporasi ataupun dapatmenghindarkan atau mengurangi kerugianfinansial maupun non finansial bagikorporasi.Selain itu perusahaan dianggaptelah menerima keuntungan jika karyawanterlibat dalam perlakuan kriminal walaupunperlakuan karyawan dilakukan untukperbuatan sendiri dan perusahaan punberuntung dari perlakuan itu. Misalnyasuatu kasus melibatkan perusahaan yangdilakukan mengatakan bahwa dia tidak

bertanggungjawab karena aktivitaskriminal dimaksudkan semata mata untukmenguntungkan karyawan dalam usahauntuk memiliki tenaga perusahaan. Namunhakekatnya perusahaan juga menerimakeuntungan, dengan demikian sepanjangkaryawan bermaksud untuk menguntung-kan perusahaan atau perusahaan menerimakeuntungan insidensial dari perlakuankaryawan maka perusahaan dianggap telahmenerima keuntungan.

Karyawan dianggap bertindak dalamruang lingkup pekerjaannya jika karyawanmemiliki wewenang aktual atau wewenangyang nyata untuk terlibat dalam sebuahtindakan khusus sehingga perusahaan akanbertanggung jawab atas perbuatan yangdilakukan karyawan atas nama perusahaan.Wewenang aktual adalah sebuah wewe-nang yang diberikan oleh perusahan secarasadar dan sengaja terhadap seorang karya-wan, jika perlakuan kriminal karyawansecara layak berhubungan dengan kewaji-bannya sebagai karyawan, perusahaan akansangat mungkin bertanggungjawab untukperlakuan tersebut.

Doktrin agregation atau pengetahuankolektif juga bisa digunakan untukmeminta pertanggungjawaban pidanakorporasi, doktrin ini membantu proekse-kusi dengan mempertali pengetahuansetelah karyawan terhadap perusahaan(sehingga bagi tindak pidana yangmengharuskan adanya unsur perbuatan(actus reus) dan unsur kesalahan (mensrea) tidak harus terdapat pada satu orangsaja). Penerapan doktrin ini cocok untukkonteks perusahaan karena perusahaanmengkompartementalisasikan pengetahuan,membagi-bagikan elemen kewajibanspesifik dan operasi kedalam komponenkomponen yang lebih kecil. Perusahaantidak bisa tidak mau tahu karena perusa-haan dianggap memiliki pengetahuankolektif atas seluruh karyawan. Hal selan-jutnya yang bisa dijadikan pertimbanganuntuk menjerat pertanggungjawaban pidanakorporasi adalah jika korporasi melakukan‘’kesepelean sengaja (willful blindness)’’terhadap aktivitas kriminal. Hal ini berlakujika seseorang menjadi dicurigaimelakukan kriminal namun secara sengaja

Page 47: CANO EKONOMOS - UPP

FUNGSIONALISASI HUKUM PIDANA TERHADAP PERTANGGUNGJAWABAN KORPORASI DALAMTINDAK PIDANA DI BIDANG ASURANSI

Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol. 6 No. 2 Juli 2017124

memilih tetap tidak mau tahu dengan tidakmembuat penyelidikan lebih lanjut.Dengan sengaja tidak mau tahu untukmenghindari pengetahuan perlakuankriminal akan mensubjekkan satu pihak kepertanggungjawaban pidana. Walaupunumumnya doktrin ini berlaku untukindividu namun berlaku juga untukkorporasi. Karena keadaan-keadaan terjadiyang akan membuat orang dalam posisipengawasan untuk meneylidiki legalitasperlakuan tersangka tersebut. Korporasiakan dianggap memiliki pengetahuan ataspelanggaran kriminal yang timbul.

Pertanggungjawaban korporasi jugadapat dimintakan jika perusahaan memilikistandar kelalaian (negligence) akan ditemu-kan dimana kegagalan korporasi menim-bulkan tidak adanya tindakan pencegahanyang diambil untuk menghindari resiko.Kelalaian perusahaan juga bisa ditemukanjika tidak ada kebijakan perusahaan untukmenyoroti situasi-situasi resiko yang bisadiharapkan muncul dalam bidang aktivitasdimana perusahaan beroperasi. Kelalaiantidak lagi tergantung pada kegagalanindividu untuk mengambil tindakanpencegahan dalam situasi tertentu, namunbisa ditemukan dalam kegagalan umumperusahaan untuk memperhatikan situasi-situasi resiko. Pendekatan demikian akanlebih baik menunjukkan realitas, dimanabahaya perusahaan sering merupakan hasildari kesialan kolektif ataupun inersiaumum dalam hal membentuk pengamanyang tepat terhadap resiko (Jennifer Aquaid: 1998)

Korporasi juga bisa bertanggungja-wab secara kriminal untuk perlakuankaryawannya, terlepas dari status apapunposisi karyawan dalam perusahaan,selanjutnya agen-agen di luar perusahaanyang bertindak untuk perusahaan juga bisasecara kriminal mengikat perusahaan,walaupun pejabat eksekutif dan direkturtidak mau tahu atas perlakuan kriminal.Satu-satunya batasan adalah bahwakaryawan atau agen harus bertindak dalamruang lingkup wewenangnya sertabertindak dengan maksud untuk mengun-tungkan perusahaan. Akhirnya perusahaan

bisa dibuat bertanggung jawab untukperlakuan berbagai karyawan.

Selain itu pasal 12.3 (2) austriliancriminal code act 1995 bisa di jadikanpedoman dalam hal merumuskanpertanggungjawaban pidana dapat dibebankan kepada korporasi, apabilamampu di buktikan bahwa:1. Direksi korporasi secara sengaja, atau

mengetahui atau dengan semboronotelah melakukan tindak pidana yangdimaksud atau secara tegas ataumengisyarat kan atau secara tersirattelah wewenang atau mengizinkandilakukannya tindak pidana tersebut;

2. Pejabat tinggi dari korporasi tersebutdengan sengaja atau mengetahui ataudengan sembrono telah melakukantindak pidana yang dimaksud atausecara tegas atau mengisyaratkan atausecara tersirat telah memberi wewenangatau mengizinkan dilakukannya tindakpidana tersebut.

3. Korporasi memiliki suatu budaya kerjayang mengarahkan, mendorong,menolerir atau mengakibatkan tidakdipenuhinya ketentuan peraturanperundang undangan yang terkait.

4. Korporasi tidak membuat (memiliki)dan memelihara suatu budaya kerjayang mengharuskan kepatuhan terhadapketentuan perundang-undangan.

Dalam hal korporasi berbuat makakorporasi dan pengurus yang bertanggung-jawab. Pengurus dikatan bertanggungjawabkarena pengurus (direksi) tidak dapatmelepaskan diri dari pertanggungjawabpidana dalam hal terjadi nya tindak pidana,hal ini disebabkan karena direksi memilikikemampuan dan kewajiban untukmengawasi kegiatan korporasi. Pedomanyang dapat digunakan untuk menilaiapakah direksi melakukan pengawasanyang cukup terhadap kegiatan kegiatan(operasional) korporasi, dapat dilihat dari:1. Partisipasi direksi di dalam penciptaan

dan persetujuan asas rencana bisniskorporasi.

2. Partisipasi aktif dibidang manajemen.3. Melakukan pengawasan terhadap

fasilitas-fasilitas korporasi secaraberulang-ulang.

Page 48: CANO EKONOMOS - UPP

FUNGSIONALISASI HUKUM PIDANA TERHADAP PERTANGGUNGJAWABAN KORPORASI DALAMTINDAK PIDANA DI BIDANG ASURANSI

Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol. 6 No. 2 Juli 2017 125

4. Mengambil tindakan terhadap karya-wan atau bawahan yang melanggarketentuan ketentuan yang digariskan.

C. Faktor Penghambat dalamPenanganan Tindak PidanaDibidang Asuransi dan Upaya yangDi Lakukan sebagai PerwujudanFungsionalisasi Hukum Pidana

Hambatan kepolisian dalam melaku-kan upaya non penal ini adalah karenaperusahaan asuransi sendiri tidak pernahmenawarkan untuk melakukan kerjasamadengan kepolisian dan pada dasarnyadiketahui dalam prinsip ekonomi yangdianut oleh berbagi perusahaan termasukperusahaan asuransi adalah untuk mempe-roleh keuntungan sebesar-besarnya makalebih cepat dikatakan jika pihak asuransimengadakan penumbuhan asuransi kepadamasyarakat penyuluhan itu lebih sepertipromosi. Kenyataanya tidak ada upaya nonpenal dalam mencegah dan menanganitindak pidana dibidang asuransi, baikinisiatif dari Kepolisian ataupun yangdilakukan sebagai kerja sama antaraKepolisian-Kejaksaan_Pengadilan-pihakasuransi.

Sedangkan hambatan yang dihadapioleh Kepolisian dalam mewujudkan fungsirepresif pada tindak pidana di bidangasuransi adalah:1. Pada pembuktian tindak pidana

diperlukan minimal 2 alat bukti yangsah, alat bukti tersebut diantaranyaadalah keterangan ahli, dalam tindakpidana dibidang asuransi saksiahli/konsultan asuransi berdomisili diJakarta sehingga membutuhkan banyakbiaya untuk mendapatkan keteranganahli tersebut.

Solusi atas hal ini berdasarkanpemikiran penulis adalah dapat dilakukandengan mengganti saksi ahli kaarena saksiahli tidak perlu dari kalangan konsultanasuransi dan dari Asosiasi Asuransi UmumIndonesia (AAUI) ataupun dari DewanAsuransi Indonesia (DAI), akan tetapidapat diganti dari kalangan pendidikanseperti dosen-dosen. Dosen-dosen tersebutharuslah dosen-dosen yang memahamitentang asuransi seperti dosen-dosen yang

mengajarkan mata kuliah HukumAsuransi.Sehingga dengan hal inihambatan untuk menghadirkan saksi ahliyang karena butuh biaya yang tidak sedikitdapat diatasi, disamping solusi tersebutdiatas pada kenyataannya Dewan AsuransiIndonesia (DAI) dapat dimintakan kepadapengurus/anggota Dewan AsuransiIndonesia untuk dapat menjadi saksi ahlipada kasus tindak pidana dibidang asuransisehingga hambatan yang dihadapi olehpenyidik dapat diatasi.2. Dalam penanganan tindak pidana

dibidang asuransi dibutuhkan penyidikyang handal karena tindak pidana initermasuk sebagai salah satu tindakpidana khusus. Hal ini juga sebagaipenghambatdalam penangana kasus inikarena tidak semua aparat penyidik diPoltabes mengetahui tindak pidanaasuransi hanya sebagai tindak pidanayang dilakukan oleh/terhadapperusahaan asuransi, mereka tidakmengetahui bahwa banyak tindakpidana umum yang bisa dijadikanpeluang bagi pelaku untuk melakukantindak pidana di bidang asuransi.

Solusi untuk menghadapi hal tersebutadalah dengan meningkatkan pemahamanpenyidik tentang hukum secara luas. Halyang dapat dilakukan dalam jangka pendekdengan cara membuat program wajibbaca,khususnya membaca buku-bukutentang tindak pidana khusus,agar hal inibenar-benar terwujud dapat dilakukandengan cara Poltabes dan Poldasumenyediakan perpustakaan bagi para polisisehingga tidak lagi ada alasan bagi polisitidak mampu atau tidak sempat untukmembeli dan membaca buku, tentunya halini dilakukan dengan kesadaran dankemauan yang kuat dari individu. Selainhal itu dapat juga dilakukan dengan caramengikuti perkuliahan umum ataumengikuti program kuliah Strata Satu (S1)di Fakultas Hukum dan program studiMagister Ilmu Hukum pada sekolahPascaserjana. Bagi aparat polisi yangmengikuti program kuliah ini hendaknyadiberikan toleransi agar dapat mengikutikuliah disamping menjalankan tugasnya.3. Penyidik dalam membuat BAP/resume

mengalami kesulitan khususnya

Page 49: CANO EKONOMOS - UPP

FUNGSIONALISASI HUKUM PIDANA TERHADAP PERTANGGUNGJAWABAN KORPORASI DALAMTINDAK PIDANA DI BIDANG ASURANSI

Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol. 6 No. 2 Juli 2017126

berkenan dengan merumuskan pasalyang dipersangkakan dan analisayuridis karena walaupun tindak pidanaasuransi adalah tindak pidana khususyang diatur di dalam Undang-undangno.2 Tahun 1992 akan tetapi di dalamperumusan, unsur-unsur tindakpidananya masih tetap berpedomanpada KUHP (rumusan tindak pidanaasuransi sebagai lex specialis terhadapbeberapa perumusan tindak pidanadalam KUHP yang sifatnya lexgeneralis).

KESIMPULANBerdasarkan uraian dari penelitian

ini, dapat diambil beberapa kesimpulan,yakni:1. Tindak pidana dibidang asuransi diatur

dalam Undang-Undang Usaha Perasu-ransian, yaitu UU No. 2 Tahun 1992namun tetap berpedoman pada KUHP,seperti dalam tindak pidana pemalsuanatas dokumen perusahaan asuransi,tindak pidana penggelapan kekayaanperusahaan asuransi, tindak pidanapenggelapan premi asuransi dan tindakpidana penipuan persetujuan asuransi

2. Faktor penghambat dalam penanganantindak pidana dibidang asuransi adalahkurang sempurnya undang-unadangasuransi, sehingga jaksa mengalamihambatan dalam membuat dakwaandan tuntutan.

DAFTAR PUSTAKAAshofa Burhan (1996). Metode penelitian

hukum. Jakarta : Rieneka cipta.Dirdjosisworo Soedjono (1989), seminar

nasional kejahatan korporasi ‘’anatomi kejahatan korporasi diindonesia’’. Semarang: fakultashukum universitas diponegoro.

Emong Komariah Sapardjaja, Ajaran sifatmelwan hukum materil dalamhukum pidana Indonesia, (Alumni:bandung, 2002).

Hamzah Andi (1994). Asas-asas hukumpidana. Jakarta: Rineka Cipta.

Harkrisnowo Haristuti pada ceramah‘’Tindak pidana oleh korporasi:suatu tinjauan yuridis dankriminologi di program pascasarjana program studi ilmu hukumUniversitas Sumatera Utara diMedan, 11 juni 2000.

Huda Chairul & Lukman hakim (2006).Tindak pidana dalam bisnisasuransi. Jakarta : lembagapemberdayaan hukum indonesia.

Joel M. Androphy, general corporatecriminal liability (texas bar journalvol.60/ no 2/februari 1997).

Moleong Lexy (1999). Metode penelitiankualitatif. Bandung: remajarosdakarya cetakan ke 10.

Moeljtno (1984). Asas-asas Hukum Pidana.Jakarta: Bina Aksara.

Prodjohamidjojo Martiman, memahamidasar-dasar hukum pidanaIndonesia, (jakarta: Paradnyaparamita, 1996).

Samidjo (tanpa tahun). Hukum Pidana.Armico.

Setiyono (2002). Kejahatan korporasi,(Malang Bayumedia, 2003). :Averoes press.

Sunggono Bambang (1998). Metodepenelitian hukum. Jakarta :Rajawali pers.

Syahrin Alvi, Beberapa Isu HukumLingkungan Kepidanaan (Medan,softmedia, 2008).

------------Makalah: tindak pidanakorporasi . (Medan: universitassumatera utara,2008).

Quaid Jennifer A, the assessment ofcorporate criminal libity on thebasis of corporate identy: Ananalisis (coulumbia: McGilllawjournal no. 67, 1998).

Raspati Lucy, pertanggungjawaban pidanakorporasi,http://raspati.blogspot.com.pertanggungjawaban-pidana-korporasi.

Kick Andy (30 maret 2006), WarsitoSanjoyo ‘’James Bond’’ Indonesia.Metro TV.

Page 50: CANO EKONOMOS - UPP

PENGARUH SPESIALISASI AUDIT DI BIDANG INDUSTRI KLIEN DAN INDEPENDENSI AUDITORTERHADAP KUALITAS AUDIT

Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol. 6 No. 2 Juli 2017 127

PENGARUH SPESIALISASI AUDIT DI BIDANG INDUSTRI KLIEN DANINDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT

Sri Yunawati1, Rina Febrinova2

1Fakultas Ekonomi, Universitas Pasir Pengaraian2Fakultas Pertanian, Universitas Pasir Pengaraian

Email: [email protected]

ABSTRAKKualitas sebagai kemungkinan dimana auditor pada saat mengaudit laporan

keuangan dapat mendeteksi salah saji yang mempengaruhi tingkat kewajaran laporankeuangan pihak klien. Kemungkinan penemuan salah saji yang bersifat materialitas itutergantung pada kemampuan teknikal auditor dan independensi auditor. Tujuan daripenelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh spesialisasi audit di bidang industri kliendan independensi auditor terhadap kualitas audit secara parsial, serta pengaruhspesialisasi audit di bidang industri klien dan independensi auditor terhadap kualitas auditsecara simultan. Objek penelitian in merupakan seluruh Kantor Akuntan Publik (KAP)yang ada di kota Pekanbaru. Dari hasil survey ditemukan ada 5 KAP namun dari ke limaKAP tersebut hanya 3 KAP yang masih aktif dan bersedia untuk menerima kuesioner yangdisebarkan oleh peneliti. Berdasarkan 3 KAP tersebut terdapat 13 auditor yang bersediamengisi dan mengembalikan kuesioner tersebut. Metode yang dipergunakan dalampenelitian ini adalah regresi berganda kemudian dilakukan pengujian hipotesis.Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasi pengujian dengan uji t bahwa t hitung lebihbesar dari ttabel. Dimana nilai dari ttabel adalah 2,176 sedang thitung variabel spesialisasiaudit di bidang industri klien sebesar 2,390 dan thitung variabel independensi auditorsebesar 3,811. Demikian juga pengujian uji F diperoleh bahwa F hitung lebih besar dariFtabel. Dimana nilai Ftabel adalah 4,965 sedangkan Fhitung sebesar 15,123. Dari hasilpengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa spesialisasi audit di bidang industri kliendan independensi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit baik secara parsialmaupun simulta (bersama-sama) dengan tingkat kesalahan (error) sebesar 5%.

Katakunci: Spesialisasi Audit di Bidang Industri Klien, Independensi Auditor, danKualitas Audit

PENDAHULUANLaporan audit merupakan hasil dari

pemeriksaan yang dilakukan oleh auditordan dapat dipergunakan oleh pihakeksternal, dan laporan audit berupa opiniatau pendapat atas ruang lingkup ataslaporan keuangan yang diaudit. Pelaksanadari audit ini biasa disebut sebagai auditor,dan auditor terdiri dari tiga macam yaituauditor independen, auditor pemerintah,dan auditor internal. Laporan keuanganmerupakan informasi keuangan yangberrsifat kuantitatif yang diperlukan olehpengambil keputusan baik pihak internalmaupun eksternal. Menurut FASB,terdapat dua karakteristik penting dalamlaporan keuangan yaitu relevan dan dapatdiandalkan. Untuk mengukur dua

karakteristik tersebut para pemakaiinformasi membutuhkan pihak ketigayaitu auditor independen untuk menilaitingkat kewajaran dari penyajian laporankeuangan dan dapat meningkatkankepercayaan semua pihak yangberkepentingan dengan perusahaantersebut. Auditor independen juga seringdisebut sebagai akuntan publik. (Lau TjunTjun, dkk.2012)

Profesi akuntan publik memilikitanggung jawab yang besar dalammenjalankan pekerjaannya dengankecermatan profesional (due profesionalcare) guna mengemban kepercayaan yangdiberikan kepadanya oleh masyarakat(Arens etal, 2012). Guna menunjangprofesionalismenya sebagai akuntan

Page 51: CANO EKONOMOS - UPP

PENGARUH SPESIALISASI AUDIT DI BIDANG INDUSTRI KLIEN DAN INDEPENDENSI AUDITORTERHADAP KUALITAS AUDIT

Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol. 6 No. 2 Juli 2017128

publik maka dalam melaksanakan tugasauditnya, auditor harus berpedoman padastandar audit yang ditetapkan oleh InstitutAkuntan Publik Indonesia (IAPI), yaknistandar umum, standar pekerjaan lapangan,dan standar pelaporan. Dalam standarumum merupakan cerminan kualitaspribadi yang harus dimiliki seorang auditoryang mengharuskan auditor untukmemiliki keahlian dan pelatihan teknisyang cukup dalam melaksanakan proseduraudit. Sedangkan pekerjaan lapangan danstandar pelaporan mengatur auditor dalamhal pengumpulan data dan kegiatan lainnyayang dilaksanakan selama melakukan auditserta mewajibkan auditor untuk menyusunsuatu laporan atas laporan keuangan yangdiaudit secara keseluruhan (Lau TjunTjun,dkk.2012).

Beberapa tahun ini terakhir ini,terdapat berbagai macam fenomena audityang menambah pesimisme terhadapkredibilitas profesi akuntan publik yangdipublikasikan di berbagai media, adalahsebagai berikut:(1) Ketua Badan Pemeriksaan Keuangan,

Anwar Nasution (2006), dengan kerasmengatakan banyak kantor akuntanpublik yang asal-asalan membuatlaporan audit, sehingga mengakibat-kan rendahnya kualitasaudit.

(2) Pakar audit forensik dari UniversitaIndonesia (UI), Theodorus (2012),mengatakan akuntan publikmewaspadai audit failures yaituseorang akuntan publik bisa sajamemberikan pendapat atau opini yangkeliru. Hal itu disebabkan karena KAPmenerima klien dari industri yangtidak dikuasainya dan tidak ada upayauntuk memahami industri tersebutmerupakan salah satu contoh daribenih-benih kegagagalan audit,sehingga melemahkan kualitas audit.

Bertolak dari kasus-kasus audittersebut, mengakibatkan turunnya keperca-yaan publik terhadap profesi akuntanpublik atas rendahnya kualitas audit yangdilakukannya. Kualitas sebagai kemung-kinan dimana auditor pada saat mengauditlaporan keuangan dapat mendeteksi salahsaji yang mempengaruhi tingkat

kewajaran laporan keuangan pihak klien.Kemungkinan penemuan salah saji yangbersifat materialitas itu tergantung padakemampuan teknikal auditor danindependensi auditor.

KAJIAN TEORISpesialisasi Audit di Bidang IndustriKlien

Trinan dari Prasetya (2013)menunjukkan bahwa audit di bidangindustri klien memberikan pengaruhterhadap kualitas audit pada kantor akuntanpublik yang terdaftar di BAPEPAM-LK diIndonesia. Dengan kata lain adanyakemampuan auditor memiliki spesialisasidi bidang industri klien maka akanmeningkatkan kualitas audit.

Menurut Arensetal (2012),pentingnya pemahaman mengenai bisnisklien dan industri klien serta pengetahuantentang operasi perusahaan sangat pentinguntuk dapat dilakukannya audit yangmemadai.

Dalam SPAP (2013) menjelaskantentang tingkat pengetahuan auditor untuksuatu perikatan mencakup pengetahuanumum tentang ekonomi dan industri yangmenjadi tempat beroperasinya entitas, danpengetahuan yang lebih khusus tentangbagaimana entitas beroperasi. Namun,tingkat pengetahuan yang dituntut dariauditor biasanya lebih rendah biladibandingkan dengan yang dimiliki olehmanejemen. Daftar hal-hal yang perludipertimbangkan mengenai pengetahuantentang bisnis, dalam perikatan tertentudisajikan dalam lampiran. Auditor dapatmemperoleh pengetahuan tentang industridan entitas dari berbagai sumber. Sebagaicontoh:a. Pengalaman sebelumnya tentang

entitas dan industrinya.b. Diskusi dengan orang dalam entitas

(seperti direktur, personel operasisenior)

c. Diskusi dengan personel dari fungsiaudit intern dan review terhadaplaporan auditor intern.

d. Diskusi dengan auditor lain dandengan penasihat hukum atau

Page 52: CANO EKONOMOS - UPP

PENGARUH SPESIALISASI AUDIT DI BIDANG INDUSTRI KLIEN DAN INDEPENDENSI AUDITORTERHADAP KUALITAS AUDIT

Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol. 6 No. 2 Juli 2017 129

penasihat lain yang telah memberikanjasa kepada entitas atau dalam industri.

e. Diskusi dengan orang yangberpengetahuan di luar entitas (sepertiahli ekonomi industri, badan pengaturindustri, customers, pemasok, danpesaing)

f. Publikasi yang berkaitan denganindustri (seperti statistik yangditerbitkan oleh pemerintah, survei,teks, jurnal perdagangan, laporan olehbank, pialang efek, koran keuangan).

g. Perundangan dan peraturan yangsecara signifikan berdampak terhadapentitas.

h. Kunjungan ke tempat atau fasilitaspabrik entitas.

i. Dokumen yang dihasilkan oleh entitas(seperti, notulen rapat, bahan yangdikirim kepada pemegang saham dandiserahkan kepada badan pengatur,buku-buku promosi, laporan keuangandan laporan tahunan atau sebelumnya,anggaran, laporan manajemen intern,laporan keuangan interim, panduankebijakan manajemen, panduan akun-tansi dan sistem pengendalian intern,daftar akun, deskripsi jabatan, rencanapemasaran dan penjualan).

IndependensiAuditorMenurut Arens et all (2012)

Independensi dapat diartikan mengambilsudut pandang yang tidak bias. Auditortidak hanya harus independen dalam fakta,tetapi juga harus independen dalampenampilan. Independen dalam fakta adaapabila auditor benar-benar mampu mem-pertahankan sikap yang tidak biassepanjang audit, sedangkan independensidalam penampilan adalah hasil dariinterpretasi lain atas independensi ini.

Standar Profesional Akuntan Publik(SPAP), (2013) Independensi auditorterdapat dalam standar umum kedua yangberbunyi “Dalam semua hal yangberhubungan dengan perikatan,independensi dalam sikap mental harusdipertahankan oleh auditor”. Standar inimengharuskan auditor bersikapindependen, artinya tidak mudahdipengaruhi, karena ia melaksanakan

pekerjaannya untuk kepentingan umum(dibedakan dalam hal ia berpraktik sebagaiauditor intern). Dengan demikian, ia tidakdibenarkan memihak kepada kepentingansiapapun, sebab bagaimanapun sempurna-nya keahlian teknis yang ia miliki, ia akankehilangan sikap tidak memihak, yangjustru sangat penting untuk memperta-hankan kebebasan pendapatnya. Namun,independensi dalam hal ini tidak berartiseperti sikap seorang penuntut dalamperkara pengadilan, namun lebih dapatdisamakan dengan sikap tidakmemihaknya seorang hakim. Auditormengakui kewajiban untuk jujur tidakhanya kepada manajemen dan pemilikperusahaan, namun juga kepada krediturdan pihak lain yang meletakkankepercayaan (paling tidak sebagian) ataslaporan auditor independen, seperti calon-calon pemilik dan kreditur.

KualitasAuditStandar Profesional Akuntan Publik

(SPAP), (2013) audit yang dilaksanakanauditor tersebut dapat berkualitas jikamemenuhi ketentuan atau standar auditing.Standar auditing juga mencakup mutuprofesional auditor independen, pertim-bangan yang digunakan dalam pelaksanaanaudit dan penyusunan laporan audit.

Menurut Deis dan Giroux (1992)dalam Trinandari (2013), mendefinisikankualitas audit sebagai kemungkinan bahwaauditor akan menemukan dan melapor-kan pelanggaran dalam sistem akuntansiklien. Temuan pelanggaran yaitu mengukurkualitas audit berkaitan dengan pengeta-huan dan keahlian auditor. Sedangkanpelaporan pelanggaran tergantung kepadadorongan auditor untuk mengungkapkanpelanggaran tersebut. Dorongan ini akantergantung pada independensi yangdimilikiauditor tersebut. Ada banyak faktor yangmempengaruhi kemampuan auditor, antaralain pengetahuan dan pengalaman. Untukmelakukan tugas pengauditan, auditormemerlukan pengetahuan pengauditan(umum dan khusus) dan pengetahuanmengenai bidang auditing, akuntansi, danindustri klien.

Page 53: CANO EKONOMOS - UPP

PENGARUH SPESIALISASI AUDIT DI BIDANG INDUSTRI KLIEN DAN INDEPENDENSI AUDITORTERHADAP KUALITAS AUDIT

Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol. 6 No. 2 Juli 2017130

METODE PENELITIANPenelitian ini dilaksanakan pada

seluruh Kantor Akuntan Publik (KAP)yang berada di wilayah Pekanbaru. Teknikpengumpulan data dalam penelitian iniadalah dengan cara menyebarkan kuesionerkepada seluruh auditor yang ada di KAPwilayah Pekanbaru. Jenis data yangdigunakan dalam penelitian ini adalah dataprimer yakni berupa hasil dari penyebarankuesionar yang kepada seluruh auditordengan indikator seperti pengalamanauditor, pemahaman auditor pada bisnisklien, dan hubungan auditor dengan klien.

Adapun sumber data untuk mengum-pulkan data tersebut diperoleh langsungdari seluruh Kantor Akuntan Publikwilayah Pekanbaru dan merupakan sumberdata primer.

TeknikAnalisisDataTeknik analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah analisisstatistik deskriptif yakni memberikangambaran kondisi data yang digunakanuntuk setiap variabel.

Metode analisis yang digunakanadalah analisis regresi linier bergandayakni hubungan secara linier antara duaatau lebih variabel independen(X1,X2,..,Xn) dan dependen (Y).

Persamaan analisis regresi linier sederhanadalam penelitian ini adalah:

Y=a+b1X1+b2X2+e

Keterangan:Y= Kualitas auditX1= Variabel spesialisasi audit di bidang

industrik lienX2= Variabel independensi auditor

b1= Koefisien regresi spesialisasi audit di

bidang industri klienb2= Koefisien regresi independensi

auditore= error

PengujianHipotesisUji hipotesis yang dilakukan dalam

penelitian ini menggunakan Uji simultan(Uji F) dan Uji parsial (Uji t). (SusanaAnita dan Winston Pontoh)

Uji simultan (Uji F)Uji signifikan simultan yang sering

disebut dengan uji F akan dilakukan untukmenguji bagaimana dari keseluruhanvariabel independen terhadap variabeldependen. Untuk melihat pengaruh tersebutdilakukan perbandingan antara F hitungdengan F tabel, dimana F hitung akandilakukan menggunakan program SPSS.Dengan ketentuan sebagai berikut:Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak,

sedangkan jika Fhitung<Ftabel,

maka H0 diterima. Berikut hipotesis

untuk uji simultan (Uji F)H0 = spesialisasi audit di bidang industri

klien dan independensi, secarasimultan tidak berpengaruh terhadapkualitas audit

H1 = spesialisasi audit di bidang industri

klien dan independensi, secarasimultan berpengaruh terhadapkualitas audit

Uji parsial (Uji t)Uji statistik t dilakukan untuk

menguji pengaruh dari variabel independenterhadap variabel dependen secaraindividu. Untuk melihat pengaruh tersebutdilakukan perbandingan antara t hitungdengan t tabel, dimana t hitung akandilakukan menggunakan program SPSS.Dengan ketentuan sebagai berikut:

Jika thitung>ttabel, maka H0 ditolak,

sedangkan Jika thitung<ttabel, maka H0diterima.

HASIL DAN PEMBAHASANDalam penelitian ini telah diperoleh

jumlah sampel berdasarkan Kantor AkuntanPublik (KAP) di Pekanbaru yang masihaktif ada tiga KAP yakni KAP GriseldaWisnu & Arum (KAP GWA), KAP Drs.Sinuraya & Rekan, dan KAP Drs. Hardi &Rekan. Berikut tabel KAP beserta jumlahreponden:Tabel 1 Nama Kantor Akuntan Publik di

PekanbaruNo Nama KAP di Pekanbaru Jumlah Reponden (Orang)1 Griselda Wisnu & Arum 32 Drs. Sinuraya & Rekan 53 Drs. Hardi & Rekan 5

Jumlah Reponden 13

Page 54: CANO EKONOMOS - UPP

PENGARUH SPESIALISASI AUDIT DI BIDANG INDUSTRI KLIEN DAN INDEPENDENSI AUDITORTERHADAP KUALITAS AUDIT

Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol. 6 No. 2 Juli 2017 131

Berdasarkan hasil analisis datadengan menggunakan program SPSS V.18maka diperoleh: Uji R square (R2) untukmengetahui besarnya determinasi ataupersentase spesialisasi audit di bidangindustri klien dan independensi auditorterhadap kualitas audit. Dari hasil analisispenelitian, didapatkan bahwa nilai determi-nasi dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Hasil analisis tabel di atas diperolehangka koefisien korelasi variabelspesialisasi audit di bidang industri klie danindependensi auditor secara bersama-samaterhadap kualitas audit (rx1 x2 x - y) sebesar0,867 dan koefisien determinasi 0,702. Iniberarti variabel variabel spesialisasi auditdi bidang industri klie dan independensiauditor kualitas audit sebesar 70,2%.Berdasarkan analisis tersebut dapatdiartikan bahwa 70,2% Kualitas Auditditentukan oleh faktor spesialisasi audit dibidang industri klie dan independensiauditor dan sisanya 29,8% ditentukan olehfaktor lain yang tidak diteliti dalampenelitian ini.

Berdasarkan hasil analisis regresiberganda dengan menggunakan uji F makadiperoleh:

ANOVAb

ModelSum ofSquares

dfMean

SquareF Sig.

Regression 18,846 2 9,423 15,123 ,001a

Residual 6,231 10 ,6231

Total 25,077 12

a. Predictors: (Constant), Independensi Auditor, SpesialisasiAudit Di Bidang Industri Klienb. Dependent Variable: Kualitas Audit

Berdasarkan tabel diperoleh F hitungsebesar 15,123 dengan menggunakantingkat keyakinan 95% dan tingkatsegnifikan 0,05. Hasil diperoleh untuk Ftabel sebesar 4,965. nilai F hitung> F tabel(15,123 >4,965) maka H0 ditolak artinyaspesialisasi audit di bidang klien danindependensi auditor secara bersama-samaberpengaruh terhadap kualitas audit.

Sedangkan untuk uji t yang merupa-kan pengujian hipotesis secara parsial dapatdilihat pada tabel sebagai berikut:

Coefficientsa

Unstandardized

Coefficients

Standardized

CoefficientsModel

BStd.

ErrorBeta

tSig

.

(Constant) 2,970 8,447 ,352 ,73

2

Spesialisasi

Audit Di

Bidang

Industri Klien

,463 ,194 ,402 2,39

0

,03

8

1

Independensi

Auditor

,735 ,193 ,641 3,81

1

,00

3

a. Dependent Variable: Kualitas Audit

Uji t masing-masing variabel dapatdiperoleh hasilnya dengan membandingkanantara thitung dengan ttabel, sebagai berikut:1. Diperoleh hasil nilai thitung spesialisasi

audit di bidang klien 2,390 > 2,179dengan nilai signifikan 0,038 < 0,05maka H0 ditolak, diperoleh hasilspesialisasi audit di bidang klienberpengaruh positif dan signifikanterhadap kualitas audit.

2. Nilai thitung independensi auditor 3,811>2,179 dengan nilai signifikan 0,003 <0,05 maka Ho ditolak, berarti secaraparsial independensi auditor berpenga-ruh signifikan terhadap kualitas audit.

KESIMPULANBerdasarkan hasil penelitian yang

telah dikemukakan pada pembahasantersebut, maka dapt diambil kesimpulansebagai berikut:1. Spesialisasi audit di bidang bisnis klien

berpengaruh secara signifikan terhadapkualitas audit pada Kantor AkuntanPublik di Kota Pekanbaru.

2. Independensi auditor berpengaruhsecara signifikan terhadap kualitasaudit pada Kantor Akuntan Publik diKota Pekanbaru.

3. Spesialisasi audit di bidang bisnis kliendan independensi auditor secarabersama-sama berpengaruh secarasignifikan terhadap kualitas audit padaKantor Akuntan Publik di KotaPekanbaru.

Page 55: CANO EKONOMOS - UPP

PENGARUH SPESIALISASI AUDIT DI BIDANG INDUSTRI KLIEN DAN INDEPENDENSI AUDITORTERHADAP KUALITAS AUDIT

Jurnal Ilmiah Cano Ekonomos Vol. 6 No. 2 Juli 2017132

DAFTAR PUSTAKAAnwar, Sanusi. 2011. Metodologi

Penelitian Bisnis. Penerbit SalembaEmpat. Jakarta

Arens, Alvin A, Randal J.E dan Mark S.B.2008. Auditing dan Jasa AssurancePendekatan Terintegraasi. Jilid 1,Edisi Kedua belas. PenerbitErlangga. Jakarta.

Institut Akuntan Publik Indonesia. 2013.Standar Profesional Akuntan Publik.Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Law, Tjun Tjun. Dkk. PengaruhKompetensi dan independensiauditor terhadap kualitas audit.Jurnal Akuntansi. Vol.4, No.1 Mei2012: 33-5

Mulyadi. 2011. Auditing. Buku 1, Edisi 6.Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Susana, Anita R dan Winston, Pontoh.Pengaruh Ukuran Perusahaan dan

Laba Rugi Perusahaan TerhadapAudit Delay Pada Perusahaan GoPublik di Bursa Efek Indonesia.Artikel ilmiah.

Trinandari, Prasetya N. 2013. PengaruhUkuran Akuntan Publik, PergantianKantor Akuntan Publik, SpesialisasiAudit di Bidang Industri Klien danIndependensi Akuntan PublikTerhadap Kualitas Audit SertaImplikasinya pada KualitasDisclosure Laporan Keuangan(Survey pada KAP Terdaftar padaBAPEPAM-LK). Artikel Ilmiah.Disertasi. Universitas Padjajaran.Bandung

Wiratna S. 2015. SPSS untuk Penelitian.Penerbit Pustaka Baru Press.Yogyakarta.