cara grading sapi

10
USDA FRAME SSCORE Mature Weight (lbs.) Large 1,100-1,300+ Medium 900-1,100 Small 700- 900 Catatan: 1 lbs = 0,45 kg Muscle Score Muscle score merupakan variable untuk menggambarkan ketebalan perototan dari seekor ternak. USDA standard membedakan muscle scores pada ternak sapi ke dalam : 1, 2, 3, and 4. Score 1: sapi dengan perototan paling tebal dan 4 paling tipis. Ilustrasi 7. Chart yang Dapat Digunakan untuk Membantu Penentuan Muscle Score pada Ternak Sapi Siap Potong Body Condition Score (BCS) BCS mendiskripsikan tingkat perlemakan/kegemukan, dinilai dengan angka dengan kisaran: 1sampai 9. Tingkat kegemukan ini tidak dinilai berdasarkan bobot hidup, karena bervariasi terhadap isi lambung dan kebuntingan. Sapi dengan bobot hidup sama memungkinkan memiliki BCS yang jauh berbeda. BCS diberikan berdasarkan pada perlemakan pada brisket, ribs, back, hooks, pins, dan tail head. BCS optimum adalah 5 sampai 7.

Upload: eko-santoso

Post on 29-Sep-2015

277 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Cara Grading Sapi

TRANSCRIPT

  • USDA FRAME SSCORE

    Mature Weight (lbs.)

    Large 1,100-1,300+

    Medium 900-1,100

    Small 700- 900

    Catatan: 1 lbs = 0,45 kg Muscle Score Muscle score merupakan variable untuk menggambarkan ketebalan perototan dari seekor ternak. USDA standard membedakan muscle scores pada ternak sapi ke dalam : 1, 2, 3, and 4. Score 1: sapi dengan perototan paling tebal dan 4 paling tipis.

    Ilustrasi 7.

    Chart yang Dapat Digunakan untuk Membantu Penentuan Muscle Score pada Ternak Sapi Siap Potong

    Body Condition Score (BCS) BCS mendiskripsikan tingkat perlemakan/kegemukan, dinilai dengan angka dengan kisaran: 1sampai 9. Tingkat kegemukan ini tidak dinilai berdasarkan bobot hidup, karena bervariasi terhadap isi lambung dan kebuntingan. Sapi dengan bobot hidup sama memungkinkan memiliki BCS yang jauh berbeda. BCS diberikan berdasarkan pada perlemakan pada brisket, ribs, back, hooks, pins, dan tail head. BCS optimum adalah 5 sampai 7.

  • Condition BCS Description

    Thin

    1 Severely emaciated. All ribs and bone structure easily visible and physically weak.

    2 Emaciated, similar to 1 above but not weakened. Little visible muscle tissue.

    3 Very thin, no fat on ribs or brisket, and some muscle still visible. Back easily visible.

    Borderline 4 Thin, with ribs easily visible but shoulders and hindquarters still showing fair muscling. Backbone visible.

    Optimum

    5 Moderate to thin. Last two or three ribs can be seen. Little evidence of fat in brisket, over ribs or around tailhead.

    6 Good smooth appearance throughout. Some fat deposition in brisket and over tailhead. Ribs covered and back appears rounded.

    7 Very good flesh, brisket full, tailhead shows pockets of fat, and back appears square due to fat. Ribs very smooth.

    Fat 8

    Obese, back very square, brisket distended, heavy fat pockets around tailhead, and cow has square appearance due to excessive fat. Neck thick and short.

    9 Rarely seen. Very obese. Description of 8 taken to greater extremes. Heavy deposition of udder fat.

    bcs

    Ilustrasi 7.

    Titik-Titik Pengamatan Untuk Menentukan BCS pada Sapi Potong

  • Tabel 5. Nilai BCS Berdasarkan Perlemakan di Titik-Titik Pengamatan

    Pada Bagian-Bagian Tubuh Sapi Physical Attribute 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

    Spine Visible Visible Visible Slightly visible Not visible

    Not visible

    Not visible

    Not visible

    Not visible

    Ribs Visible Visible Visible Foreribs visible

    1 or 2 may be visible

    Not visible

    Not visible

    Not visible

    Not visible

    Hooks/ Pins Visible Visible Visible Visible Visible Visible

    Slightly visible

    Not visible

    Not visible

    Tailhead No fat No fat No fat No fat No fat Some fat Some fat Abundant Fat

    Extremely Fat

    Brisket No fat No fat No fat No fat No fat Some fat Fat Abundant Fat

    Extremely Fat

    Muscling None/ atrophy None/ atrophy None Full Full Full Full Full Full

    BCS pada Kambing/Domba BCS pada kambing dan domba diberikan berdasarkan perasaan melalui perabaan terhadap tingkat perototan dan perlemakan di sekitar tulang belakang pada bagian loin (pinggang) (Figures 1-3). Pada bagian central spinal column, tulang belakang bagian loin memiliki tonjolan tulang vertical yang disebut dengan spinous process dan tonjolan tulang horizontal pada setiap sisi yang disebut dengan transverse process. Kedua tonjolan tulang tersebut diraba dan dirasakan untuk mengukur BCS individu ternak.

    Figure 1 Rasakan melalui perabaan spine pada bagian tengah heep's back, di belakang tulang iga gterakhir dan di depan tulang hip. Figure 2 Rasakan melalui perabaan ujung dari transverse processes.

  • Figure 3 Rasakan melalui perabaan kepadatan/penuh tidaknya otot dan lemak penutup.

    BCS 1 (Emaciated)

    Spinous processes runcing/tajam dan menonjol. Otot mata rusuk pada loin sempit tanpa lemak penutup. Transverse processes

    tajam; di bawahnya mudah dimasuki jari tangan.

    Memungkinkan untuk terasa antara processus

    BCS 2 (Thin) Spinous processes terasa tajam dan

    menonjol jelas. Otot mata rusuk memiliki sedikit lemak penutup

    tetapi penuh. Transverse processes lembut dan sedikit bulat. Jari-jari tangan masih dapat dimasukkan pada bagian ujung transverse

    processes dengan sedikit tekanan

    BCS 3 (Average) Spinous processes lembut, bulat

    dan individu processes dapat dirasakan dengan tekanan tangan. Transverse processes lembut dan

    tertutup dengan baik oleh otot dan lemak, untuk dapat merasakan ujungnya diperlukan tekanan

    tangan. Otot mata rusuk tertutup penuh oleh lemak.

    BCS 4 (Fat) Spinous processes dapat terdeteksi

    hanya dengan tekanan tangan berupa garis keras. Transverse

    processes tidak lagi dapat terasa. Otot mata rusuk tertutup oleh

    lemak yang tebal

    BCS 5 (Obese) Spinous processes tidak terdetksi.

    Ditemukan adanya cekungan antara timbunan lemak pada bagian

    biasanya spine biasanya terasa. Transverse processes tidak dapat

    terdeteksi. Otot mata rusuk tertutup lemak dengan penuh dan padat

    thick fat cover.

  • Relationship Between Body Condition Scoring and Total Body Fat

    BCS Total Body Fat (%)

    1 0.7

    2 5.0

    3 9.3

    4 13.7

    5 18.0

    6 22.3

    7 26.7

    8 31.0

    9 35.3

    Perbandingan Komposisi Tubuh Sapi pada BCS yang Berbeda

    Body condition score (BCS) 3 (thin) 5 (average) 7 (fat)

    Composition of empty body1, pounds (values in parentheses are percentages)

    Total weight 843 980 1,144

    Fat 67 (8) 157 (16) 275 (24) Protein 171 (20) 181 (18) 191 (17) Water 564 (67) 598 (61) 632 (55) Mineral 39 (5) 41 (5) 44 (5)

  • Difference in composition,

    pounds

    BCS 3 vs. 5

    BCS 5 vs. 7

    Empty body weight 137 164

    Fat 90 (66) 118 (72) Protein 10 (7) 10 (6) Water 34 (25) 34 (20) Mineral 2 (less than 2) 3 (less than

    2) 3.2.2. Latihan Perhatikan gambar di bawah ini, amati dari depan, punggung, samping dan tubuh bagian belakang. Tanpa melakukan perabaan coba saudara prediksikan berdasarkan urutan diantara 4 contoh domba dan sapi tersebut, mana domba dan sapi yang terbaik dalam hal produksi daging, dilihat dari jumlah maupun kualitas.

  • 1 2 3 4 1 2

    3 4

    3.2.3. Rangkuman Grading terhadap ternak siap potong pada prinsipnya merupakan upaya yang dapat dilakukan untuk memprediksi terhadap produk pemotongan ang akan dihasilkan, baik secara kuantitas maupun kualitas. Prediksi ini dilakukan melalui evaluasi atau penilaian terhadap ternak hidup berdasarkan penampilan fisik dari ternak. 3.3. Penutup 3.3.1. Tes formatif (1) Berikut adalah contoh dua ekor sapi siap potong yang memiliki potensi produksi

    daging yang berbeda. Bedakan pada bagian tubuh mana saja dan bagaimana perbedaan karakter perototan antara keduanya.

  • (2) Jelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menilai ternak.

    Sapi A sebelah kiri dan B sebelah kanan tampak dari belakang

    Sapi A tampak dari samping

    Sapi B tampak dari samping

  • (3) Seseorang yang baru saja terjun ke dunia bisnis jagal menyampaikan permasalahan

    yang dihadapi kepada saudara sebagai berikut: Dia membeli beberapa ternak sapi yang mau dipotong dengan harga berdasarkan bobot hidupnya, yaitu Rp 25.000,-/kg. Untuk itu dia memilih ternak-ternak yang paling gemuk diantara ternak yang ada, tetapi setelah dievaluasi ternyata dari hasil penjualan daging kulit, kepala, kaki dan jerohannya untuk sapi-sapi yang gemuk tidak menutup harga beli sapi hidupnya, sedangkan dari sapi-sapi yang tidak terlalu gemuk dia memperoleh keuntungan. Menurut saudara di mana letak kekeliruan jagal tersebut dalam pembelian sapi siap potong, apa saran yang akan saudara berikan untuk jagal tersebut dalam pembelian sapi siap potopng supaya dia tidak rgi lagi dalam menjalankan usahanya?.

    3.3.2. Umpan balik Lakukan evaluasi terhadap jawaban tes formatif di atas , jika jawaban saudara terhadap masing-masing pertanyaan tersebut di atas benar 80%, maka saudara telah mencapai sasaran belajar atau kompeten. Jika jawaban benar kurang dari 80% maka saudara belum mecapai sasaran belajar atau belum kompeten. 3.3.3. Tindak lanjut Jika saudara telah mencapai sasaran belajar atau kompeten, maka saudara dapat memperdalam lagi dengan berlatih menggunakan contoh-contoh lain, atau melanjutkan untuk mempelajari pkok bahasan selanjutnya. Sebaliknya jika saudara belum mecapai sasaran belajar atau belum kompeten, silahkan saudara dapat mempelajari kembali pokok bahasan di atas dan diperbanyak latihan. 3.3.4. Kunci jawaban tes formatif

    (1) Pertama dilihat dari kerangka tubuh, sapi A memiliki kerangka tubuh lebih besar, sehingga volume biomassa (daging) yang terkandung didalamnya juga dimungkinkan lebih banyak dibandingkan sapi B, namun demikian indikasi ini belum benar 100%, sebab harus dikonfirmasi dengan data perototan dan perlemakan. Kedua dilihat dari sisi perototan, bagian round dan loin sapi A lebih cembung dan berisi dari sapi B, bagian stifle sapi A lebih tebal dari sapi B, bagian forearm sapi A juga lebih berotot dari pada sapi B. Ketiga, jarak 2 kanan dan kiri sapi A lebih lebar dibandingkan sapi B, menggambarkan bahwa perototan paha lebih tebal.

    (2) Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menilai ternak meliputi: a. Melakukan pengamatan dari jarak 2-3 meter terhadap ternak, dari samping

    kanan, samping kiri, sisi depan, sisi belakang dan sisi atas (jika memungkinkan). Variabel-variabel yang diamati minimal: volume, perototan, dan perlemakan.

    b. Melakukan perabaan (palpasi) untuk mengkonfirmasi hasil penilaian terhadap variabel perototan dan perlemakan.

  • 3.3.5. Senarai (1) USDA = United State Department of Agriculture (2) BCS = Body Condition Score = tingkat kegemukan 3.3.6. Daftar Pustaka

    FAO. 2010. A review of reproductive performance of female Bos indicus (Zebu) cattle. FAO Corporate Document Repository. ILRI. Rhome Badan Standarisasi Nasional. 1992. Standar Nasional Indonesia SNI 01-2734-1992. Babi Siap Potong. Badan Standarisasi Nasional. Jakarta. Harris, T,G, 2002. Training Manual for USDA Standards for Grading Slaughter Animals. The University of Georgia. Georgia.