cara kerja metode nelson somoygy

4
GULA REDUKSI Gula pereduksi merupakan golongan gula (karbohidrat) yang dapat mereduksi senyawa senyawa penerima elektron, contohnya adalah glukosa danfruktosa.Ujung dari suatu gula pereduksi adalah ujung yang mengandung gugusaldehida atau keto bebas. Semua monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa) dandisakarida (laktosa,maltosa), kecuali sukrosa dan pati (polisakarida), termasuk sebagai gula pereduksi.Umumnya gula pereduksi yang dihasilkan berhubungan erat dengan aktifitas enzim, dimana semakin tinggi aktifitas enzim maka semakin tinggi pula gula pereduksi yang dihasilkan. Jumlah gula pereduksi yang dihasilkan selama reaksi diukur dengan menggunakan pereaksi asam dinitro salisilat/dinitrosalycilic acid(DNS) pada panjang gelombang 540 nm. Semakin tinggi nilai absorbansi yang dihasilkan, semakin banyak pula gula pereduksi yang terkandung. Glucose D-fructose Kadar gula reduksi ditetapkan dengan menggunakan cara spektrofotometri, metode Nelson-Somogyi.

Upload: sheshesora

Post on 18-Feb-2015

292 views

Category:

Documents


27 download

TRANSCRIPT

Page 1: Cara Kerja Metode Nelson Somoygy

GULA REDUKSI

    Gula pereduksi merupakan golongan gula (karbohidrat) yang dapat mereduksi

senyawa senyawa penerima elektron, contohnya adalah glukosa danfruktosa.Ujung dari suatu gula pereduksi adalah ujung yang mengandung gugusaldehida atau keto bebas. Semua monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa) dandisakarida (laktosa,maltosa), kecuali sukrosa dan pati (polisakarida), termasuk sebagai gula pereduksi.Umumnya gula pereduksi yang dihasilkan berhubungan erat dengan aktifitas enzim, dimana semakin tinggi aktifitas enzim maka semakin tinggi pula gula pereduksi yang dihasilkan. Jumlah gula pereduksi yang dihasilkan selama reaksi diukur dengan menggunakan pereaksi asam dinitro salisilat/dinitrosalycilic acid(DNS) pada panjang gelombang 540 nm. Semakin tinggi nilai absorbansi yang dihasilkan, semakin banyak pula gula pereduksi yang terkandung.

Glucose

D-fructose

  Kadar gula reduksi ditetapkan dengan menggunakan cara spektrofotometri, metode Nelson-Somogyi.

Reagensia

a.    Reagensia Nelson:

Page 2: Cara Kerja Metode Nelson Somoygy

Reagensia Nelson A: larutkan 12,5 g Natrium karbonat anhidrat, 12,5 g garam

Rochelle, 10 g Natrium bikarbonat dan 100 g Natrium sulfat anhidrat dalam 350 ml air

suling. Encerkan sampai 500 ml.

Reagensia Nelson B: larutkan 7,5 g CuSO4.5H2O dalam 50 ml air suling dan tambahkan

1 tetes asam sulfat pekat.

Reagensia Nelson dibuat dengan cara mencampur 25 bagian reagensia Nelson A dan

1 bagian reagensia Nelson B. Pencampuran dikerjakan pada setiap hari akan

digunakan.

b.    Reagensia Arsenomolybdat

Larutkan 25 g Ammonium molybdat dalam 450 ml air suling dan tambah 25 ml asam

sulfat pekat. Larutkan pada tempat yang lain 3 g Na2HAsO4.7H2O dalam 25 ml air

suling, kemudian tuanglah larutan ini ke dalam larutan yang pertama. Simpan dalam

botol wwarna coklat dan diinkubasi pada suhu 37 oC selama 24 jam. Reagensia ini baru

bisa digunakan setelah masa inkubasi tersebut, reagensia ini berwarna kuning.

c.    Pb-asetat

Buat larutan Pb-asetat jenuh dan netralkan dengan NaOH. Untuk menghilangkan

kelebihan Pb yang digunakan dalam penjernihan, tambahkan ke dalam filtrat K atau Na-

oksalat anhidrat secukupnya.

d.    Aluminium hidroksida

Larutan tawas dalam air (1:20), masukkan ke dalam ammonia 10% (1 bagian tawas: 1,1

bagian ammonia 10%). Endapan yang diperoleh dibiarkan mengendap, cairan yang

terdapat diatasnya dituang. Endapan ditambah air, diaduk, dibiarkan, kemudian cairan

dituang lagi. Pekerjaan ini diulang kembali sampai cairannya tidak bereaksi basis.

Endapannya disimpan sebagai pasta.

Pembuatan Kurva Standar

a.    Buat larutan glukosa standar (10 mg glucose anhidrat/100 ml).

Page 3: Cara Kerja Metode Nelson Somoygy

b.    Dari larutan glukosa standar tersebut dilakukan 6 pengenceran sehingga diperoleh

larutan glukosa dengan konsentrasi : 2, 4, 6, 8 dan 10 mg/100 ml.

c.    Siapkan 7 tabung reaksi yang bersih, masing-masing diisi dengan 1 ml larutan glukosa

standar tersebut diatas. Satu tabung diisi 1 ml air suling sebagai blanko.

d.    Tambahkan ke dalam masing-masing tabung diatas 1 ml reagensia Nelson (reagensia

a), dan panaskan semua tabung pada penangas air mendidih selama 20 menit.

e.    Ambil semua tabung dan segera dinginkan bersama-sama dalam gelas piala yang

berisi air dingin sehingga suhu tabung mencapai 25oC.

f.     Setelah dingin tambahkan reagensia Arsenomolybdat (reagensia b), gojog sampai

semua endapan Cu2O yang ada larut kembali.

g.    Setelah semua endapan Cu2O larut sempurna, tambahkan 7 ml air suling gojoglah

sampai homogeny.

h.    Teralah “optical density” (OD) masing-masing larutan tersebut pada panjang

gelombang 540 nm.

i.      Buatlah kurva standar yang menunjukkan hubungan antara konsentrasi glukosa dan

OD.

     Penentuan Gula Reduksi pada Sampel:

a.    Siapkan larutan sampel yang mempunyai kadar gula reduksi sekitar 2–8 mg/100 ml.

Perlu diperhatikan bahwa larutan contoh ini harus jernih, karena itu bila dijumpai larutan

contoh yang keruh atau berwarna maka perlu dilakukan penjernihan terlebih dahulu

menggunakan Pb-asetat atau bubur aluminium hidroksida (reagensia c dan d).

b.    Pipetlah 1 ml larutan contoh yang jernih tersebut ke dalam tabung reaksi yang bersih.

c.    Tambahkan 1 ml reagensia Nelson, dan selanjutnya diperlakukan seperti pada

penyiapan kurva standar diatas.                 d.    Jumlah gula reduksi dapat ditentukan berdasarkan OD larutan contoh dan kurva   standar larutan glukosa.