cara kerja vitamin2

42
~IDENTIFIKASI VITAMIN~ I. TUJUAN Tujuan untuk mengetahui cara identifikasi vitamin secara kualitatif. II. TINJAUAN PUSTAKA Vitamin adalah molekul organik dalam makanan yang dibutuhkan untuk metabolisme normal tetapi tidak dapat disintesis dalam jumlah cukup oleh tubuh manusia. Defisiensi diet atau fisiologis dari salah satu vitamin menyebabkan sekumpulan gejala penyakit khas yang dapat diperbaiki dengan pemberian vitamin itu sendiri. Karena vitamin dibutuhkan pada diet manusia hanya dalam jumlah milligram atau mikrogram per hari, maka vitamin disebut mikronutrien. Istilah ini digunakan untuk membedakannya dari makronutrien seperti karbohidrat. Protein dan lemak yang dibutuhkan pada diet manusia dalam jumlah besar, yaitu ratusan atau sedikitnya lusinan gram per hari. Makronutrien dibutuhkan dalam jumlah besar untuk menyediakan energi menghasilkan prekursor organik berbagai komponen tubuh dan untuk memberikan asam amino bagi sintesa protein tubuh, sebaliknya , vitamin diperlukan hanya dalam jumlah sedikit karena vitamin bekerja sebagai katalisator yang memungkinkan transformasi kimia makronutrien yang secara bersama- sama kita sebut metabolisme. Seperti halnya enzim, bentuk aktif vitamin hanya terdapat pada konsentrasi yang rendah di dalam jaringan. Vitamin merupakan senyawa organik yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil untuk mempertahankan kesehatan dan seringkali bekerja sebagai kofaktor untuk enzim metabolisme. Vitamin yang terdapat dalam lebih dari satu bentuk kimia atau terdapat pada satu prekursor kadang-kadang dinamakan vitamer. Sumber vitamin yang paling baik adalah makanan sehingga orang sehat yang makanannya bermutu baik. Sudah mendapatkan jumlah vitamin yang cukup. Akan tetapi individu dengan diet rendah kalori (kurang dari 1200 kalori/hari) seringkali asupan vitaminnya kurang dan memerlukan tambahan. Selain terdapat dalam makanan, vitamin juga dapat diberikan dalam bentuk murni sebagai sediaan tunggal atau

Upload: nurul-aeni-fitriyah

Post on 18-Nov-2015

84 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

biokimia

TRANSCRIPT

~IDENTIFIKASI VITAMIN~

I.TUJUAN Tujuan untuk mengetahui cara identifikasi vitamin secara kualitatif.

II.TINJAUAN PUSTAKAVitamin adalah molekul organik dalam makanan yang dibutuhkan untuk metabolisme normal tetapi tidak dapat disintesis dalam jumlah cukup oleh tubuh manusia. Defisiensi diet atau fisiologis dari salah satu vitamin menyebabkan sekumpulan gejala penyakit khas yang dapat diperbaiki dengan pemberian vitamin itu sendiri. Karena vitamin dibutuhkan pada diet manusia hanya dalam jumlah milligram atau mikrogram per hari, maka vitamin disebut mikronutrien. Istilah ini digunakan untuk membedakannya dari makronutrien seperti karbohidrat. Protein dan lemak yang dibutuhkan pada diet manusia dalam jumlah besar, yaitu ratusan atau sedikitnya lusinan gram per hari. Makronutrien dibutuhkan dalam jumlah besar untuk menyediakan energi menghasilkan prekursor organik berbagai komponen tubuh dan untuk memberikan asam amino bagi sintesa protein tubuh, sebaliknya , vitamin diperlukan hanya dalam jumlah sedikit karena vitamin bekerja sebagai katalisator yang memungkinkan transformasi kimia makronutrien yang secara bersama-sama kita sebut metabolisme. Seperti halnya enzim, bentuk aktif vitamin hanya terdapat pada konsentrasi yang rendah di dalam jaringan.

Vitamin merupakan senyawa organik yang diperlukan tubuh dalam jumlah kecil untuk mempertahankan kesehatan dan seringkali bekerja sebagai kofaktor untuk enzim metabolisme. Vitamin yang terdapat dalam lebih dari satu bentuk kimia atau terdapat pada satu prekursor kadang-kadang dinamakan vitamer. Sumber vitamin yang paling baik adalah makanan sehingga orang sehat yang makanannya bermutu baik. Sudah mendapatkan jumlah vitamin yang cukup. Akan tetapi individu dengan diet rendah kalori (kurang dari 1200 kalori/hari) seringkali asupan vitaminnya kurang dan memerlukan tambahan. Selain terdapat dalam makanan, vitamin juga dapat diberikan dalam bentuk murni sebagai sediaan tunggal atau kombinasi. Sediaan untuk tujuan prifilaktik harus dibedakan dari sediaan untuk tujuan pengobatan defisiensi.

Vitamin dibagi menjadi 2 golongan , yaitu vitamin yang larut lemak dan vitamin yang larut air. Yang termasuk vitamin yang larut lemak adalah vitamin A,D,E dan K, sedangkan vitamin yang larut dalam air adalah vitamin B kompleks dan vitamin C. Vitamin yang larut air disimpan dalam tubuh hanya dalam jumlah yang terbatas dan sisanya dibuang.

Vitamin mempunyai fungsi yang sangat bervariasi. Banyak vitamin secara biologis tidak aktif, tetapi membutuhkan pengubahan kimia dalam tubuh, misalnya proses fosforilase (vitamin B1, B2, B3 dan B6). Vitamin B2 dan B3 penggabungan pada nukleotida purin atau pirimidin. Banyak vitamin yang berfungsi sebagai ko-enzim bagi enzim-enzim tertentu. Misalnya vitamin dari kelompok bekerja sebagai ko-enzim, yang aktif pada proses metabolisme dan pembentukan energi. Vitamin A bekerja sebagai bahan pangkal untuk pigmen retina rodopsin , yang essensial bagi proses penglihatan dalam keadaan gelap dan kurang cahaya. Vitamin C berfungsi pada sistem reduksi-oksidasi yang memegang peranan penting pada banyak proses redoks sedangkan vitamin D dalam bentuk aktif penting bagi regulasi kadar Ca dan P dalam jaringan tubuh. Beberapa vitamin baru aktif setelah mengalami aktivasi in-vivo. Aktivasi vitamin larut air dapat berupa fosforilasi (tiamin, riboflavin, niasin, pridoksin) dan dapat juga membutuhkan pengikatan dengan nukleotida purin atau pirimidin (riboflavin, niasin). Vitamin yang larut dalam air dapat pula berperan sebagai kofaktor untuk enzim tertentu, sedangkan vitamin A dan D mempunyai sifat lebih menyerupai hormon dan mengadakan interaksi dengan reseptor spesifik intraseluler pada jaringan target.

Viamin C ketika berfungsi sebagai donor ekuivalen pereduksi, asam askorbat dioksidasi menjadi asam dehidroaskorbat yang dapat bertindak sebagai sumber vitamin tersebut. Asam askorbat merupakan pereduksi dengan potensial hidrogen sebesar + 0,08 V. Sehingga membuatnya mampu untuk mereduksi senyawa seperti oksigen molekuler, nitrat dan sitokrom. Mekanisme kerja asam askorbat tidak berpartisipasi langsung tetapi diperlukan untuk mempertahankan ko-faktor logam dalam keadaan tereduksi. Kofaktor logam ini mencakup Cu2+ dalam enzim monooksigenase dan Fe2+ dalam enzim dioksigenase.

III.ALAT DAN BAHANAlat ;1. Penangas air2. Pipet tetes3. Spatula4. Tabung reaksi.

Bahan ;1. Asam asetat 1%2. Asam asetat anhidrad3. Asam trikloroasetat4. FeCl3 1%5. Kertas lakmus6. Kloroform7. Larutan H2O2 5%8. Larutan KI 5%9. Larutan NaOH 6 M10. Larutan NaHCO3 5%11. Larutan Pb-asetat 10 %12. Larutan thiamin13. Minyak ikan14. Pereaksi Benedict 15. SbCl3.IV. PROSEDUR KERJAA. Penentuan Vitamin A Cara 11. Masukkan 10 tetes minyak ikan ke dalam tabung reaksi ditambahkan dengan 15 tetes minyak ikan, kemudian dicampur dengan baik. 2. Tambahkan 4 tetes asam asetat anhidrid3. Tambahkan SbCl3. 4. Amati perubahan warna yang terjadi, berwarna coklat jika hasilnya positif.

Cara 21. Masukkan10 tetes minyak ikan ke dalam tabung reaksi2. Tambahkan dengan 10 mL pereaksi asam trikloroasetat dalam kloroform, campurkan dengan baik. 3. Amati perubahan yang terjadi, timbul warna biru jika positif.

B.Penentuan Vitamin D 1. Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 10 tetes minyak ikan ditambahkan dengan 10 tetes larutan H2O2 5%, kemudian dikocok campuran tersebut selama 1 menit.2. Panaskan diatas api kecil perlahan-lahan sampai tidak ada gelembung-gelembung gas keluar jangan sampai mendidih, kemudian didinginkan.3. Setelah dingin diuji dengan pereaksi Carr-price.4. Amati perubahan warna yang terjadi

C.Penentuan Vitamin B1 Cara 11. 1 mL larutan thiamine 1% dimasukkan kedalam tabung reaksi. 2. Ditambahkan 1 mL larutan Pb-asetat 10% dan 4,5 mL NaOH 6N, kemudian dicampurkan dengan baik. 3. Dipanaskan4. Amati perubahan warna yang terjadi.

Cara 21. 5 tetes larutan thiamine 1% dimasukkan dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan dengan 5 tetes larutan bismuth nitrat, dicampurkan dengan baik. 2. Kemudian ditambahkan dengan 1 tetes larutan KI 5% 3. Perhatikan perubahan warna yang terjadi.

D.Penentuan Vitamin C Cara 11. 10 tetes larutan askorbat 1% dimasukkan dalam tabung reaksi2. Tambahkan dengan 30 tetes pereaksi Benedict. 3. Panaskan diatas api kecil sampai mendidih selama 2 menit. 4. Amati endapan dan warna yang terjadi.

Cara 21. 10 tetes larutan asam askorbat 1% dimasukkan dalam tabung reaksi2. Dinetralkan dengan larutan NaHCO3 5% 3. Tambahkan 2 tetes larutan FeCl3 4. Amati perubahan warna yang terjadi.

V.HASIL DAN PEMBAHASAN HasilTabel 1. Penentuan Vitamin CNoNama SampelHasil yang didapatKet

1FrutaminLarutan tidak berubah merah tetapi menjadi hijaunegatif

2Segar SariLarutan tidak berubah merah tetapi menjadi orangenegatif

PembahasanVitamin adalah zat-zat kimia organik dengan komposisi beraneka ragam yang dalam jumlah kecil dibutuhkan untuk memelihara fungsi metabolisme normal. Vitamin berfungsi untuk metabolisme organisme, memelihara kesehatan, mengatur pembentukan tulang, dan mengubah lemak dan karbohidrat menjadi energi.Hasil yang diperoleh dari praktikum kali ini untuk penentuan vitamin C dengan perlakuan kerja yaitu sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi 10 tetes ditambahkan dengan NaHCO3 5%, fungsi dari penambahan larutan ini adalah untuk mengasamkan larutan agar dapat diidentifikasi dan ditambahkan dengan larutan FeCl3 2 tetes, fungsi dari penambahan larutan ini adalah untuk memberikan kompleks warna pada sampel. Kemudian diamati perubahan warna yang terjadi. Hasil yang diperoleh adalah terbentuk warna hijau untuk sampel 1, dan untuk sampel 2 terbentuk warna orange.

VI. KESIMPULAN Vitamin adalah zat-zat kimia organik dengan komposisi beraneka ragam yang dalam jumlah kecil dibutuhkan untuk memelihara fungsi metabolisme normal berfungsi sebagai metabolisme organisme, memelihara kesehatan, mengatur pembentukan tulang, dan mengubah lemak dan karbohidrat menjadi energi.Hasil yang didapat untuk uji vitamin C untuk kedua sampel negatif.

PENENTUAN KADAR TIAMIN (VIT B1)

Alat dan bahanAlat :1. Botol semprot2. Buret3. Corong 4. Labu erlenmeyer5. Gelas kimia6. Kertas timbang7. Kertas saring8. Klem buret9. Mortar10. Gelas ukur11. Pipet tetes12. Pipet volume13. Spatula 14. Timbangan analitik.

Bahan :1. AgNO32. Aquades 3. Fe(NH4SO4)24. HNO3 5. KSCN 0,1 N 6. Tablet tiamin.

Cara kerja :1. Tablet tiamin (vitamin B1) yang telah dihaluskan, ditimbang sebanyak 223,99 mg yang setara dengan 50 mg tiamin.2. Dilarutkan dalam 25 ml H2O dan ditambahkan 10 ml HNO3 P.3. Larutan tersebut ditambahkan 5 ml AgNO3, kemudian filtratnya disaring.4. Ditambahkan indikator besi amonium sulfat dan dititrasi dengan KSCN 0,1 N hingga berubah warna.5. Hitung kadar dari tiamin.

ANALISIS GOLONGAN VITAMIN

PENDAHULUANDalam bidang kimia sering dilakukan analisis baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Analisis kualitatif seperti identifikasi organoleptis, sedangkan analisa kuantitatif digunakan untuk menentukan kadar suatu senyawa.Pada percobaan ini akan dilakukan analisis senyawa vitamin yakni vitamin B1 atau tiamin yang selanjutnya akan ditentukan kadarnya dengan menggunakan metode argentometri dengan menggunakan metode volhard.Argentometri merupakan suatu metode analisa kuantitatif yang berdasarkan pada titrasi pengendapan dimana terdapat metode dan salah satu metode argentometri yang digunakan pada percobaan ini yaitu metode volhard yang merupakan metode yang berlangsung dalam suasana asam yang membentuk larutan berwarna merah.Analisis senyawa vitamin seperti tiamin ini dianggap penting, karena sebagaimana diketahui senyawa vitamin memiliki manfaat yang sangat baik bagi tubuh yakni merupakan senyawa organik kompleks yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang relatif kecil tetapi sangat penting untuk pertumbuhan dan kesehatan. Oleh karena itu, penting untuk menganalisis senyawa ini. Hal inilah yang melatarbelakangi percobaan ini.

2. Maksud dan tujuan percobaan2.1. Maksud percobaanUntuk mengetahui dan memahami cara analisa kuantitatif dengan metode argentometri.

2.2. Tujuan percobaanUntuk mengetahui dan memahami cara analisa kuantitatif dengan metode argentometri dari vitamin yaitu tiamin dengan metode volhard.

3. Prinsip percobaanAnalisa kuantitatif dari sampel vitamin B1 atau tiamin dengan metode argentometri menggunakan metode volhard yang berlangsung dalam suasana asam dengan menambahkan HNO3, kemudian ditambahkan AgNO3 untuk membentuk endapan serta indikator besi amonium sulfat untuk menunjukkan titik akhir titrasi setelah dititrasi dengan kalium tiosianat.

TINJAUAN PUSTAKA1. Teori umumArgentometri merupakan metode umum untuk menetapkan kadar halogenida dan senyawa-senyawa lain yang membentuk endapan dengan perak nitrat (AgNO3) pada suasana tertentu. Metode argentometri memerlukan pembentukan senyawa yang relatif tidak larut atau endapan. Titrasi-titrasi yang melibatkan reaksi pengendapan tidak berjumlah banyak dalam analisis titrimetri seperti titrasi-titrasi yang terlibat dalam reaksi redoks atau asam basa. Contoh-contoh dari titrasi semacam ini biasanya dibatasi pada yang melibatkan pengendapan dari ion perak dengan anion-anion seperti halogen atau tiosianat. Salah satu terbatasnya penggunaan reaksi semacam ini adalah kurangnya indikator yang cocok. Dalam beberapa kasus, terutama dalam titrasi dari larutan encer, tingkat reaksinya terlalu lambat untuk kenyamanan sebuah titrasi. Ketika mendekati titik ekivalen dan titran ditambahkan secara perlahan, penjenuhan yang luar biasa tidak terjadi dan tingkat pengendapan menjadi amat lambat. Kesulitan lainnya adalah bahwa komposisi dari endapan pada umumnya tidak diketahui karena efek-efek pengendapan pengiring atau kopresipitasi. Meskipun efek ini dapat diminimalisasi atau sebagian terkoreksi melalui proses-proses seperti menyimpan pengendap cukup lama, hal ini biasanya tidak mungkin terjadi dalam sebuah titrasi langsung .

Ada beberapa metode dalam titrasi argentometri yang dibedakan berdasarkan indikator yang digunakan pada penentuan titik akhir titrasi yaitu metode mohr, metode volhard, metode fajans dan metode leibig. Metode mohr biasanya digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl dengan AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4 sebagai indikator. Titik akhir titrasi ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi kuning coklat. Perubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2CrO4. Saat hampir mencapai titik ekivalen, semua ion Cl- hampir berikatan menjadi AgCl. Larutan standar yang digunakan dalam metode ini yaitu AgNO3 yang memiliki normalitas 0,1 atau 0,05 N. Indikator menyebabkan terjadinya reaksi pada titik akhir dengan titran, sehingga terbentuk endapan yang berwarna merah bata yang menunjukkan titik akhir karena warnanya berbeda dari warna endapan analit dengan Ag+. Metode volhard menggunakan NH4SCN atau KSCN sebagai titran dan larutan Fe3+ sebagai indikator. Sampai dengan titik ekivalen harus terjadi reaksi antara titran dan Ag+ membentuk endapan putih. Sedikit kelebihan titran kemudian bereaksi dengan indikator membentuk ion kompleks yang sangat kuat berwarna merah yang larut dan mewarnai larutan yang semula tidak berwarna. Konsentrasi indikator dalam titrasi volhard juga tidak boleh sembarang, karena titran bereaksi dengan sampel maupun indikator, sehingga kedua reaksi itu saling mempengaruhi. Penetapan terpenting metode volhard ialah untuk penentuan secara tidak langsung ion-ion halogenida. Metode fajans digunakan indikator adsorbsi. Sebagai kenyataan bahwa pada titik ekivalen indikator teradsorbsi oleh endapan. Indikator ini tidak memberikan perubahan warna kepada larutan tetapi pada permukaan endapan. Endapan harus dijaga sedapat mungkin dalam bentuk koloid. Metode leibig dimana titik akhir titrasinya tidak ditentukan oleh indikator, akan tetapi ditunjukkan dengan terjadinya kekeruhan. Ketika larutan perak nitrat ditambahkan kepada larutan alkali sianida akan terbentuk endapan putih, tetapi pada pengocokan akan larut kembali karena terbentuk kompleks sianida yang stabil.

2. Uraian bahan1) Tiamin (FI edisi III : 599)Nama resmi : THIAMINI HYDROCHLORIDI COMPRESSINama lain : Tablet tiamin hidroklorida/Vitamin B1RM/BM : C12H17ClN4OS.HCl/375Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

2) Aquades (FI edisi III : 96)Nama resmi : AQUA DESTILLATANama lain : Air sulingRM/BM : H2O/18,02Pemerian : Cairan jernih; tidak berwarna; tidak berbau; tidak mempunyai rasa.Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.Kegunaan : Sebagai pelarut.

3) AgNO3 (FI edisi III : 97)Nama resmi : ARGENTI NITRATSNama lain : Perak nitratRM/BM : AgNO3/169,87 g/molPemerian : Hablur transparan atau serbuk hablur berwarna putih; tidak berbau; menjadi gelap jika kena cahaya.Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air; larut dalam etanol (95%) P.Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.Kegunaan : Sebagai pereaksi/pembentuk endapan.

4) HNO3 (FI edisi III : 650)Nama resmi : ACIDUM NITRATS PNama lain : Asam nitrat RM/BM : HNO3/63,01Pemerian : Cairan berasap, jernih, tidak berwarna.Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.Kegunaan : Sebagai pemberi suasana asam.

5) Fe(NH4SO4)2 (FI edisi III : 659)Nama resmi : BESI (II) AMONIUM SULFAT Nama lain : Besi (II) ammonium sulfatRM/BM : Fe (NH4SO4)2/219,99Pemerian : Hablur atau serbuk hablur; biru kehijauan pucat.Kelarutan : Larut dalam air bebas karbondioksida P.Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.Kegunaan : Sebagai indikator.

6) KCNS (FI edisi III : 693)Nama resmi : KALII TIOSIANATNama lain : Kalium tiosianatRM/BM : KCNS/97,18Pemerian : Hablur tidak berwarna, melelah basah.Kelarutan : Larut dalam 0,5 bagian air dan dalam 15 bagian etanol mutlak P.Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.Kegunaan : Sebagai penitran.

METODE KERJA1. Alat dan bahan1.1. Alat1. Botol semprot2. Buret3. Corong kaca4. Erlenmeyer5. Gelas kimia6. Kertas timbang7. Kertas saring8. Klem9. Lap kasar10. Lumpang dan alu11. Pipet ukur12. Pipet tetes13. Ppipet volume14. Spatula15. Timbangan analitik.

1.2. Bahan1. AgNO32. Aquades3. Fe(NH4SO4)2 4. HNO3 5. KSCN 0,1 N 6. Tablet tiamin.

2. Cara kerja1. Tablet tiamin atau vitamin B1 yang telah dihaluskan ditimbang sebanyak 223,99 mg yang setara dengan 50 mg tiamin.2. Dilarutkan dalam 25 ml H2O dan ditambahkan 10 ml HNO3 P.3. Ditambahkan 5 ml AgNO3, kemudian filtratnya disaring.4. Ditambahkan indikator besi amonium sulfat dan dititrasi dengan KSCN 0,1 N hingga berubah warna.5. Hitung kadar dari tiamin.

HASIL PENGAMATAN1. Data pengamatanBerat etiket tablet tiamin = 30 mg.Bobot rata-rata tablet Bobot yang setara dengan 50 mg Volume titrasi = 2 ml.Perubahan warna = bening-merah

2. PerhitunganMg=V.N.Be sampel = 2 . 0,1 . 375 = 75 mg

3. ReaksiAgNO3 bereaksi dengan ion Cl- dari sampel tiamin dalam suasana asam: HNO3AgNO3 + Cl- AgCl + NO3-

Endapan AgCl (endapan Ag+) akan bereaksi dengan ion SCN-:Ag+(aq) + SCN-(aq) AgSCN(s) Fe3+(aq) + SCN-(aq) Fe(SCN)3

PEMBAHASANPada percobaan ini dilakukan analisis kuantitatif terhadap senyawa vitamin yaitu tiamin menggunakan analisa argentometri yaitu metode volhard. Metode volhard merupakan metode dimana penerapannya yaitu untuk penentuan secara tidak langsung ion-ion halogenida, dimana didalam percobaan ini ion halogen yang dimaksud adalah Cl- dari sampel tiamin.Dalam percobaan ini digunakan sediaan tablet dari vitamin B1 atau tiamin HCl dimana akan digunakan sampel ini yang setara dengan 50 mg tiamin. Jadi, dihitung dengan cara 50 mg dibagi dengan 5 tablet yang ditimbang dikali bobot etiket sebanyak 30 mg, kemudian dikalikan dengan bobot keseluruhan dari 5 tablet dan hasilnya itulah yang ditimbang dimana dianggap setara dengan 50 mg tiamin.Percobaan dimulai dengan menimbang tablet tiamin yang telah diserbukkan sebanyak 223,99 mg yang setara dengan 50 mg tiamin. Kemudian, dilarutkan dengan 25 ml aquades dan ditambahkan HNO3 P sebanyak 10 ml HNO3 P dan 5 ml larutan AgNO3. Setelah itu, dihomogenkan dan filtratnya disaring. Selanjutnya, ditambahkan indikator Fe(NH4SO4)2 dan dititrasi dengan larutan KSCN 0,1 N.Jadi, tujuan penambahan diatas yaitu sampel ditambahkan aquades untuk melarutkan sampel, kemudian ditambahkan HNO3 P untuk memberikan suasana asam pada sampel dimana metode volhard harus berlangsung dalam suasana asam karena ketika bersifat basa, maka nantinya ketika ditambahkan indikator Fe(NH4SO4)2 bisa saja ion besi (III) akan diendapkan menjadi Fe(OH)3, sehingga diusahakan pHnya harus asam. Selanjutnya, ditambahkan AgNO3 yang akan bereaksi dengan ion Cl- dari sampel untuk membentuk endapan AgCl yang berwarna putih. Sebagaimana diketahui metode argentometri merupakan titrasi pengendapan berdasarkan ion perak nitrat yang bereaksi. Kemudian, disaring dan ditambahkan indikator Fe(NH4SO4) untuk menunjukkan titik akhir titrasi. Selanjutnya, dititrasi sedikit dengan larutan KSCN 0,1 N dengan volume titrasi sebanyak 1,5 ml diperoleh endapan putih yang tidak larut, kemudian dititrasi berlebih lagi dan diperoleh volume titrasi sebanyak 2 ml hingga berwarna merah dan sudah tidak ada lagi endapan.Setelah dilakukan perhitungan, maka kadar tiamin yang diperoleh dari percobaan ini yaitu 250,2%. Hal ini tidak sesuai dengan literatur, dimana farmakope Indonesia edisi III menyatakan bahwa kadar tiamin tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 115,0%. Hal ini disebabkan karena adanya berbagai faktor kesalahan didalam percobaan, diantaranya yaitu ketidaktelitian praktikan dalam mengerjakan sesuatu mulai dari menimbang sampel hingga menitrasi sampel dan lain sebagainya.

PENUTUP1. KesimpulanKadar tiamin yang diperoleh menggunakan analisa kuantitatif argentometri dengan metode volhard adalah 250,2%. Hal ini tidak sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa % kadar tiamin tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 115,0%. Hal ini disebabkan karena adanya berbagai faktor kesalahan didalam percobaan.

2. Saran

DAFTAR PUSTAKA1. Day, R.A,Jr dan Underwood, A.L. 1998. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keempat. Erlangga: Jakarta.2. Day, R.A,Jr dan Underwood, A.L. 1999. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Erlangga: Jakarta.3. Dirjen POM,. Farmakope Indonesia edisi III. DEPKES RI: Jakarta. 1979.4. Abdul, Rohman dan Ibnu,. 2007. Pengantar Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.5. Abdul, Rohman dan Mursyidi,. 2006. Pengantar Kimia Farmasi Analisis Volumetri dan Gravimetri. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

PENENTUAN ADANYA VITAMIN PADA SUATU BAHAN

1. PENDAHULUANSeringkali masyarakat mengesampingkan zat gizi mikro, padahal tanpa gizi mikro tubuh kitapun tidak akan stabil sebagaimana lazimnya tubuh yang sehat. Vitamin adalah salah satu dari gizi mikro yang kerap kali dikesampingkan, padahal akibat dari defisiensi vitamin amatlah fatal. Vitamin merupakan bahan makanan bukan penghasil energi, sehingga harus diberikan dalam makanan sehari-hari untuk mendapatkan kesehatan yang optimal. Meskipun jumlah yang diperlukan sehari-hari relatif kecil, yaitu berkisar antara mikrogram sampai beberapa miligram, namun hal tersebut tetap harus diperhatikan karena manusia hidup tidak hanya dengan gizi makro tetapi juga dengan tambahan gizi mikro, jika kita menganalisis fungsi dari vitamin-vitamin tersebut maka akan lebih memperjelas bahwa vitamin memiliki peran yang sangat penting bagi tubuh kita. Beberapa fungsi vitamin yakni, vitamin A berfungsi mempertahankan struktur dan fungsi jaringan epitel, membantu pertumbuhan dan proses penglihatan. Vitamin D berfungsi meningkatkan absorpsi kalsium dan fosfor dalam saluran pencernaan, mempunyai peranan penting pada proses klasifikasi, dan berhubungan dengan aktivitas enzim fosfatase alkali di dalam serum. Vitamin B1 berfungsi sebagai koenzim pada reaksi-reaksi metabolisme karbohidrat. Vitamin B6 berfungsi sebagai koenzim pada metabolisme asam amino, diantaranya pada proses-proses dekarboksilasi dan transminasi. Vitamin C berfungsi mempertahankan keadaan zat-zat intersel jaringan cartilago, dentin dan tulang. Setelah menganalisis sedikit dari fungsi beberapa vitamin, dapat kita simpulkan betapa peran vitamin sangat besar bagi tubuh kita sehingga menyepelekannya sama saja menyepelekan tubuh sehat. Vitamin memiliki fungsi khusus yang tidak dapat digantikan oleh zat lain. Kebanyakan vitamin berperan sebagai koenzim dalam berbagai reaksi di dalam tubuh, karena itu dapat dipahami bahwa kekurangan vitamin dapt mengganggu kelancaran reaksi-reaksi biokimia demikian halnya apabila tubuh kelebihan vitamin, oleh karena itu percobaan ini penting untuk dilakukan.

2. Tujuan Percobaan2.1 Tujuan Umum1. Mempelajari sifat-sifat vitamin.2. Membuktikan adanya vitamin dalam suatu bahan secara kualitatif.

2.2 Tujuan Khusus1. Penentuan Adanya Vitamin A : untuk membuktikan adanya vitamin A dalam suatu bahan secara kualitatif.2. Penentuan Adanya Vitamin D : untuk membuktikan adanya vitamin D dalam suatu bahan secara kualitatif.3. Penentuan Adanya Vitamin B1 : untuk membuktikan adanya vitamin B1 secara kualitatif.4. Penentuan Adanya Vitamin B6 : untuk membuktikan adanya vitamin B6 secara kualitatif 5. Penentuan Adanya Vitamin C : untuk membuktikan adanya vitamin C dalam suatu bahan secara kualitatif.

3. Prinsip PercobaanPada percobaan pertama yakni penentuan adanya vitamin A bertujuan membuktikan adanya vitamin A dalam suatu bahan secara kualitatif. Teori menjelaskan vitamin A ialah suatu alkohol dengan berat molekul yang tinggi. Sumber vitamin A adalah karoten dan karotenoid yang banyak terdapat dalam bahan-bahan nabati sebagai provitamin. Dalam jaringan hewan, vitamin A diperoleh dala bentuk retinol. Vitamin A stabil di bawah atmosfir, tetapi cepat kehilangan aktivitasnya bila dipanaskan dengan adanya oksigen, terutama pada suhu tinggi, vitamin A dapat rusak bila dioksidasi atau dihidrogenasi. Penentuan adanya vitamin A dapat dilakukan dengan 2 metoda, yakni a. Pereaksi Carr-Price atau pereaksi Trikloroasetat (TCA). Vitamin A dengan pereaksi Carr-Price akan memberikan warna biru, kemudian berubah menjadi coklat. Intensitas warna biru sebanding dengan banyaknya vitamin A yang terkandung dalam suatu bahan. Oleh karena itu, reaksi dapat dijadikan dasar penentuan kuantitatif vitamin A secara kolorimetri, seperti pada percobaan pertama.b. Penentuan adanya vitamin D bertujuan membuktikan adanya vitamin D dalam suatu bahan secara kualitatif. Di alam terdapat dua jenis vitamin D yang penting, yaitu vitamin D2 (viosterol atau ergokalsiferol) yang banyak bersumber dari bahan nabati seperti ragi dan jamur. Pada umumnya, vitamin D stabil terhadap pemanasan, asam dan oksigen. Vitamin D secara lambat dapat didestruksi bila lingkungannya alkalis, terutama bila terdapat udara dan cahaya. Pemanasan dengan hidrogen peroksida tidak merusak vitamin D, tetapi vitamin A akan rusak. Maka dari itu, pada percobaan ini dilakukan pemanasan dan pengujian dengan pereaksi Carr-Price untuk membuktikan hal tersebut.c. Penentuan adanya vitamin B1 yang bertujuan membuktikan adanya vitamin B1 secara kualitatif. Vitamin B1 atau Thiamin mengandung sistem dua cincin, yaitu inti pirimidin dan thiazol. Dalam tanaman, terutama serelia, vitamin B1 terdapat dalam keadaan bebas, sedangkan dalam jaringan hewan terdapat sebagai koenzim, yaitu thiamin pirofosfat (TPP). Vitamin bersifat larut dalam air, tetapi tidak larut dalam pelarut lemak. Dalam larutan netral atau alkalis, thiamin mudah rusak, sedangkan dalam keadaan asam tahan panas. Thiamin stabil pada pemanasan kering, tetapi mudah terurai oleh zat-zat pengoksidasi dan terhadap radiasi sinar ultraviolet. Sedangkan pada penentuan adanya vitamin B6 yang bertujuan membuktikan adanya vitamin B6 secara kualitatif. Dalam vitamin B6 terdiri atas tiga bentuk senyawa, yaitu pirodoksin, pirodoksal, atau pirodoksamin. Ketiga bentuk vitamin B6 terdapat dalam hewan maupun tumbuhan, terutama pada beras atau gandum. Pirodoksin stabil terhadap pemanasan, alkali dan asam. Pirodoksal dan pirodoksamin mudah rusak oleh pemanasan, udara, dan cahaya. Dari ketiga bentuk vitamin B6, hanya pirodoksin yang paling tahan terhadap pengaruh pengolahan dan penyimpanan. Maka dari itu dalam percobaan ini larutan pirodoksin akan diuji dengan membandngkan penambahan larutan CuSO4 dan NaOH dengan FeCl3. Masing-masing akan menunjukkan warna berbeda apabila reaksi positif.d. Penentuan adanya vitamin C bertujuan membuktikan adanya vitamin C secara kualitatif. Vitamin C di alam terdapat dalam dua bentuk, yaitu bentuk teroksidasi dan tereduksi. Keduanya memiliki keaktifan sebagai vitamin C. Sumber vitamin C sebagian besar berasal dari sayur-sayuran berwarna hijau dan buah-buahan terutama yang masih segar. Vitamin C larut dalam air dan agak stabil dalam larutan asam, tetapi mudah dioksidasi terutama bila dipanaskan. Proses oksidasi akan dipercepat dengan adanya tembaga, oksigen dan alkali. Maka dari itu pada percobaan ini digunakan larutan asam askorbat yang diuji dengan pereaksi benedict dan penetralan dengan menggunakan NaHCO3 5%.

4. Manfaat PercobaanAdapun manfaat dari percobaan ini adalah menginformasikan kepada mahasiswa sifat-sifat berbagai macam vitamin dan cara membuktikan adanya vitamin dalam suatu bahan secara kualitatif. Vitamin vitamin tersebut adalah vitamin A, vitamin D, vitamin B1, vitamin B6, dan vitamin C. Agar mahasiswa dapat memahami dengan baik hal tersebut dan mengaplikasikan hal tersebut ke dalam profesinya maupun aktivitasnya sehari-hari.

TINJAUAN PUSTAKA

1 Pengertian VitaminVitamin adalah senyawa-senyawa organik tertentu yang diperlukan dalam jumlah kecil dalam diet seseorang tetapi esensial untuk reaksi metabolisme dalam sel dan penting untuk melangsungkan pertumbuhan normal serta memelihara kesehatan.Vitamin juga merupakan zat-zat organik kompleks yang dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil dan pada umumnya tidak dapat dibentuk oleh tubuh. Oleh karena itu, harus didatangkan dari makanan. Vitamin termasuk kelompok zat pengatur pertumbuhan dan pemeliharaan kehidupan. Tiap vitamin mempunyai tugas spesifik di dalam tubuh. Karena vitamin adalah zat organik maka vitamin dapat rusak karena penyimpanan dan pengolahan.

2. Sejarah Penemuan VitaminSejarah penemuan vitamin dimulai oleh Eijkman yang pertama kali mengemukakan adanya zat yang bertindak sebagai faktor diet esensial dalam kasus penyakit beri-beri. Pada tahun 1897 ia memberikan gambaran adanya suatu penyakit yang diderita oleh anak ayam yang serupa dengan beri-beri pada manusia. Gejala penyakit tersebut terjadi setelah binatang diberi makan yang terdiri atas beras giling murni. Ternyata penyakit ini dapat disembuhkan dengan memberi makanan sisa gilingan beras yang berupa serbuk. Hasil penemuan yang menyatakan bahwa dalam makanan ada faktor lain yang penting selain karbohidrat, lemak dan protein sebagai energi, mendorong para ahli untuk meneliti lebih lanjut tentang vitamin, sehingga diperoleh konsep tentang vitamin yang kita kenal sekarang. Pada saat ini terdapat lebih dari 20 macam vitamin.Pada literatur lain, dikemukakan istilah vitamin pertama kali digunakan pada tahun 1912 oleh Cashmir Funki di Polandia. Dalam upaya menemukan zat di dalam dedak beras yang mampu menyembuhkan penyakit beri-beri, ia menyimpulkan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh kekurangan suatu zat di dalam makanan sehari-hari. Zat ini dibutuhkan untuk hidup (vita) dan mengandung unsur nitrogen (amine), oleh sebab itu diberi nama vitamine. Penelitian selanjutnya membuktikan bahwa ada beberapa jenis vitamine yang ternyata tidak merupakan amine. Oleh sebab itu, istilah vitamine kemudian diubah menjadi vitamin.

3. Klasifikasi VitaminVitamin dibagi ke dalam dua golongan. Golongan pertama oleh Kodicek (1971)Vitamin merupakan senyawa-senyawa organik yang memegang peranan penting dalam berlangsungnya berbagai proses vital di dalam tubuh. Vitamin memiliki peran sangat penting untuk pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan, dan fungsi-fungsi tubuh lainnya agar metabolisme berjalan normal. Dengan mengetahui pentingnya peranan vitamin dalam kehidupan kita, maka percobaan ini pun dilakukan.Vitamin merupakan nutrien organik yang dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk sejumlah fungsi biokimiawi, dan umumnya tidak apat disintesis oleh tubuh sehingga harus dipasok dari makanan. Vitamin yang pertama kali ditemukan, vitamin A dan B, ternyata masing-masing bersifat larut-lemak dan air. Seiring semakin banyaknya vitamin ditemukan, vitamin-vitamin tersebut ternyata juga memperlihatkan entah sifat larut-lemak atau larut-air, dan sifat ini dipakai sebagai dasar bagi klasifikasi vitamin. Semua vitamin larut-air merupakan anggota vitamin B kompleks (kecuali vitamin C) dan vitamin larut-lemak yang baru ditemukan diberi simbol berdasarkan abjad (misalnya vitamin D, E, dan K). Terlepas dari sifat kelarutannya, vitamin-vitamin larut-air hanya memiliki sedikit persamaan bila dilihat dari sudut pandang kimia.Vitamin B yang esensial bagi nutrisi manusia adalah (1) tiamin (vitamin B1), (2) riboflavin (vitamin B2), (3) niasin (vitamin B3), (4) asam pantotenat (vitamin B5), (5) vitamin B6, (7) vitamin B12, dan (8) asam folat.

Sifat-sifat vitamina. Asam askorbat (vitamin C) merupakan antioksidan larut-air yang mempertahankan banyak kofaktor logam dalam keadaaan tereduksi.b. Vitamin A (retinol) tidak hanya diwakili oleh vitamin A yang ada di dalam makanan, tetapi juga oleh provitamin (-karoten) di dalam tanaman. Retinol dan asam retinoat dianggap bekerja melalui pengontrolan ekspresi gen, sementara retinal digunakan pada penglihatan dan berperan di dalam sintesis glikoprotein.c. Vitamin D merupakan senyawa steroid prohormon yang aktivitasnya diselenggarakan oleh derivat hormonnya, kalsitriol. Vitamin D digunakan dalam pengaturan metabolisme kalsium serta fosfor, dan tidak adanya vitamin D di dalam makanan akan menimbulkan penyakit rakitis serta asteomalasia.d. Vitamin E (tokoferol) merupakan antioksidan yang paling penting di dalam tubuh, bekerja pada fase lipid membran di seluruh sel. Vitamin ini memberi perlindungan terhadap efek radikal toksik.e. Vitamin K diperlukan bagi sintesis berbagai faktor pembekuan darah. Fungsi vitamin K sebagai kofaktot enzim karboksilase yang bekerja pada residu glutamat protein prekursor faktor pembekuan memungkinkan vitamin tersebut melakukan khelasi kalsium.

Semua vitamin larut-lipid memiliki sifat sebagai molekul hidrofobik dan apolar, serta sifat sebagai derivat isoprena. Semua vitamin larut-lipid membutuhkan absorpsi lemak yang normal agar penyerapan dapat berlangsung efisien, dan jika mekanisme ini terganggu, cenderung terjadi gejala defiseinsi.

METODE PERCOBAANBahan 1. Minyak ikan2. Asam asetat anhidrid3. Kloroform4. Asam trikloroasetat (TCA5. Kristal SbCl36. H2O2 5%7. Asam askorbat 1% 8. Pereaksi benedict 9. NaHCO3 5%10. FeCl3 1%11. Kertas pH atau lakmus12. Tisu rol13. Kertas label.

Alat 1. Tabung reaksi 2. Rak tabung 3. Pipet tetes4. Pipet ukur5. Spatula6. Alat pemanas7. Pengatur waktu8. Penjepit tabung9. Sikat tabung.

Cara KerjaI. Penentuan Adanya Vitamin AA. 1. Ke dalam tabung reaksi, dimasukkan 10 tetes minyak ikan.2. Ditambahkan 15 tetes kloroform, kemudian dicampur dengan baik.3. Ditambahkan 4 tetes asam asetat anhidrid.4. Selanjutnya, dibubuhkan seujung sendok kristal SbCl3.5. Diperhatikan perubahan warna yang terjadi.

B. 1. Ke dalam tabung reaksi, dimasukkan 10 tetes minyak ikan.2. Ditambahkan 2 mL pereaksi asam trikloroasetat dalam kloroform.3. Dicampur dengan baik.4. Diamati warna yang terjadi.

II. Penentuan Adanya Vitamin D1. Ke dalam tabung reaksi, dimasukkan 10 tetes minyak ikan.2. Ditambahkan 10 tetes larutan H2O2 5%.3. Campuran dikocok selama kira-kira 1 menit.4. Kemudian, dipanaskan di atas api kecil perlahan-lahan sampai tidak ada gelembung-gelembung gas keluar. Diusahakan jangan sampai mendidih.5. Tabung didinginkan di bawah air kran.6. Selanjutnya, diuji dengan pereaksi Carr-Price seperti pada penentuan adanya vitamin A.7. Diamati perubahan warna yang terjadi. Adanya warna jingga-kuning berarti vitamin D positif.

III. Penentuan Adanya Vitamin CA. 1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 10 tetes larutan asam askorbat 1%.2. Ditambahkan 30 tetes pereaksi benedict.3. Dipanaskan di atas api kecil sampai mendidih selama 2 menit. 4. Amati adanya endapan yang terbentuk. Warna hijau kekuningan sampai merah bata menandakan vitamin C positif.

B. 1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 10 tetes larutan asam askorbat 1%.2. Kemudian, dinetralkan larutan (pH=8) menggunakan NaHCO3 5%.3. Ditambahkan 2 tetes larutan FeCl3.4. Diamati warna yang terjadi. Adanya warna merah-ungu berarti vitamin C positif.

HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil Pengamatan1. Penentuan Adanya Vitamin ABahanProsedur AProsedur B

Minyak ikan10 tetes10 tetes

Kloroform15 tetes-

Asam asetat anhidrid4 tetes-

SbCl3 kristalSeujung sendok-

TCA dalam kloroform-2 mL

Campurlah dengan baik

HasilTerbentuknya warna coklat (+)Terbentuknya warna biru kehijauan (+)

2. Penentuan Adanya Vitamin Da. Ke dalam tabung reaksi dimasukkan 10 tetes minyak ikan, tambahkan 10 tetes larutan H2O2 5% b. Panaskan sampai tidak mendidih, lalu uji dengan pereaksi Carr-Pricec. Hasil : Apabila berwarna jingga-kuning (+/-) Apabila berwarna kuning (+)

3. Penentuan Adanya Vitamin CBahanProsedur AProsedur B

Larutan asam askorbat 1%10 tetes10 tetes

Pereaksi benedict30 tetes-

pH larutan-8

Larutan FeCl3 1%-2-3 tetes

HasilEndapan berwarna merah bata (+)Endapan berwarna ungu (+)

B. Pembahasan1. Penentuan Adanya Vitamin APenentuan adanya vitamin A dalam perconaan ini ialah dilakukan dengan menggunakan pereaksi Carr-Price dan pereaksi Trikloroasetat (TCA). Dalam percobaan ini, pada prosedur A yang menggunakan metoda pereaksi Carr-Price diperoleh hasil larutan yang berwarna coklat. Kemudian pada percobaan B yang menggunakan metoda pereaksi TCA diperoleh hasil larutan berwarna biru kehijauan. Ini menunjukkan bahwa bahan percobaan (minyak ikan) mengandung vitamin A.

2. Penentuan Adanya Vitamin DPenentuan adanya vitamin D dilakukan dengan menggunakan metoda pereaksi Carr-Price. Adanya warna jingga-kuning berarti bahan tersebut mengandung vitamin D. Dalam percobaan ini, hasil yang diperoleh dalam uji ini adalah larutan berwarna kuning, berarti dalam minyak ikan tersebut terdapat vitamin D, sesuai dengan teori terdapat dalam buku.

3. Penentuan Adanya Vitamin CPada percobaan ini dilakukan dalam dua prosedur. Prosedur yang pertama, yaitu menggunakan pereaksi benedict, setelah larutan percobaan (asam askorbat) direaksikan dengan pereaksi benedict, larutan tersebut menghasilkan endapan merah bata yang berarti larutan tersebut mengandung vitamin C. Pada prosedu yang kedua, yaitu larutan percobaan (asam askorbat) dinetralkan dengan NaHCO3 dan selanjutnya ditetei dengan larutan FeCl3 dan warna dari larutan tersebut adalah ungu, ini menunjukkan bahwa larutan percobaan (asam askorbat) memang mengandung vitamin C.

KESIMPULAN DAN SARAN1 Kesimpulana. Pada penentuan adanya vitamin A, didapat hasil bahwa minyak ikan mengandung vitamin A.b. Pada penentuan adanya vitamin D, didapat hasil bahwa minyak ikan mengandung vitamin D.c. Pada penentuan adanya vitamin C, didapat hasil bahwa larutan asam askorbat mengandung vitamin C.

2 SaranPada percobaan ini, asisten sudah cukup baik dalam membimbing sehingga meminimalkan kesalahan yang terjadi pada saat pratikum. Di laboratorium, sebaiknya perlengkapan yang dibutuhkan pada saat pratikum dibenahi dengan baik untuk memaksimalkan kegiatan pratikum.

JAWABAN TUGAS1. Penentuan Adanya Vitamin A1) Sebutkan fungsi utama vitamin A! Mempertahankan struktur dan fungsi jaringan epitel, membantu pertumbuhan dan proses penglihatan.2) Sebutkan penyakit akibat defisiensi vitamin A! Xeroftalmia, yaitu kerusakan jaringan mata yang akan menuju pada kebutaan).3) Efek apakah yang dapat ditimbulkan bila seseorang mengalami hipervitaminosis dari vitamin A? Sebutkan gejalanya! Efek teratogenik, gejalanya antara lain merasa lemah, sakit pada sendi, rambut rontok, kulit bersisik, dan rasa mual. Dalam kondisi tersebut, dapat pula ditemukan pembesaran hati dan limpa.

2. Penetuan Adanya Vitamin D1) Apa fungsi H2O2 dan pemanasan dalam percobaan? Jelaskan! Fungsinya adalah sebagai peguji apakah dalam larutan terdapat vitamin D. Pemanasan diperlukan untuk mempercepat kerja reaksi dan penambahan H2O2 berfungsi sebagai zat katalisis.2) Jelaskan mengapa pada pemanasan tidak boleh sampai mendidih? Pemanasan diperlukan untuk mempercepat kerja reaksi tapi dalam uji ini tidak boleh sampai mendidih karena akan merusak pereaksi yang digunakan.3) Sebutkan fungsi utama vitamin D di dalam tubuh! Meningkatkan absorpsi kalsium dan fosfor dalam saluran pencernaan, mempunyai peranan penting pada proses klasifikasi, dan berhubungan dengan aktivitas enzim fosfatase alkali di dalam serum.4) Sebutkan penyakit akibat defisiensi vitamin D dan gejalanya! Rakitis dan osteomalasia, gejalanya yaitu mengalami sirkulasi enterohepatik dan pelunakan tulang.

3. Penentuan Adanya Vitamin C1) Jelaskan mengapa vitamin C positif terhadap uji Benedict! Karena vitamin C aktif adalah asam askorbat yang mencakup Cu2+ dimana uji benedict berfungsi untuk mengidentifikasi ion Cu2+dalam suatu larutan.2) Sebutkan fungsi utama vitamin C dalam tubuh! Mempertahankan keadaan zat-zat intersel jaringan cartilage, dentin, dan tulang.3) Sebutkan penyakit akibat defisiensi vitamin C dan gejalanya! Skorbut, gejala yang diperlihatkan dalam bentuk perdarahan subkutan serta perdarahan lain, kelemahan otot, gusi yang membengkak dan menjadi lunak, serta tanggalnya gigi.

DAFTAR PUSTAKA1. Fessenden, R. J. dan Fessenden, J. S., 1982, Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid Dua, Erlangga, Jakarta.

UJI KUALITATIF VITAMIN

1. PENDAHULUANTubuh membutuhkan jumlah yang berbeda untuk setiap vitamin. Setiap orang punya kebutuhan vitamin yang berbeda. Anak-anak, orang tua, orang yang menderita penyakit atau wanita hamil membutuhkan jumlah yang lebih tinggi akan beberapa vitamin dalam makanan mereka sehari-hari.Vitamin termasuk kelompok zat pengatur pertumbuhan dalam pemeliharaan kehidupan. Tiap vitamin mempunyai tugas spesifik di dalam tubuh. Karena vitamin adalah zat organic maka vitamin dapat rusak karena penyimpanan dan pengolahan. Vitamin merupakan nutrisi tanpa kalori yang penting dan dibutuhkan untuk metabolisme tubuh manusia. Vitamin tidak dapat diproduksi oleh tubuh manusia, tetapi diperoleh dari makanan sehari-hari. Fungsi khusus vitamin adalah sebagai kofaktor (elemen pembantu) untuk reaksi enzimatik. Vitamin juga berperan dalam berbagai macam fungsi tubuh lainnya, termasuk regenerasi kulit, penglihatan, sistem susunan syaraf dan sistem kekebalan tubuh dan pembekuan darah.Lama tidak diketahuinya mengenai vitamin karena bahan-bahan makanan mengandung vitamin yang cukup untuk mencegah timbulnya gangguan yang hebat terhadap kesehatan. Bahan makanan yang disajikan oleh alam mengandung berbagai vitamin dan bila dimakan secara bersama-sama akan saling melengkapi satu sama lain. Oleh karena itu konsumsi jenis bahan makanan yang monoton dalam waktu lama dapat menimbulkan terjadinya kekurangan vitamin.Gejala defisiensi bervariasi dari tingkat masalah kecil, seperti sakit kepala, masalah-masalah kulit atau hilangnya nafsu makan sampai penyakitpenyakit yang serius misalnya beri-beri yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B atau kudisan yang disebabkan oleh kekurangan vitamin C dalam jangka waktu yang panjang. Namun demikian, konsumsi vitamin yang hampir sampai pada tahap optimum juga terjadi pada beberapa bagian grup populasi.Melihat pentingnya dan peranan vitamin dalam tubuh manusia maka dilakukan percobaan ini untuk mengetahui sifat-sifat vitamin.

2. Tujuan PercobaanA. Tujuan umum :1. Mempelajari sifat-sifat vitamin.2. Membuktikan adanya vitamin dalam suatu bahan secara kualitatif.

B. Tujuan khusus :1. Penentuan adanya vitamin A : untuk membuktikan adanya vitamin A dalam suatu bahan secara kualitatif.2. Penentuan adanya vitamin D : untuk membuktikan adanya vitamin D dalam suatu bahan secara kualitatif.3. Penentuan adanya vitamin B1: untuk membuktikan adanya vitamin B1 secara kualitatif.4. Penentuan adanya vitamin B6 : untuk membuktikan adanya vitamin B6 secara kualitatif.5. Penentuan adanya vitamin C : untuk mrmbuktikan adanya vitamin C secara kualitatif.I.

3. Prinsip Percobaan1. Penentuan vitamin APercobaan ini dilakukan untuk membuktikan adanya vitamin A dalam suatu bahan yang dapat dilakukan denga 2 metode yaitu dengan pereaksi Carr-Price atau pereaksi Trikloroasetat (TCA). Vitamin A dengan pereaksi Carr-Price akan memberikan warna biru, kemudian berubah menjadi merah coklat. Intensitas warna biru sebanding dengan banyaknya vitamin A yang terkandung dalam suatu bahan. Oleh karena itu reaksi dapat dijadikan dasar penentuan kualitatif vitamin A secara kolorimetri.

2. Penentuan adanya vitamin DPercobaan ini dilakukan untuk membuktikan adanya vitamin D dalam suatu bahan dengan cara mencampurkan minyak ikan dengan larutan H2SO4 lalu dipanaskan beberapa menit, setelah itu didinginkan dan diuji dengan pereaksi Carr-Price. Adanya warna jingga-kuning berarti vitamin D positif.

3. Penentuan adanya vitamin B1Percobaan ini dilakukan untuk membuktikan adanya vitamin D dalam suatu bahan dengan cara mencampurkan thiamin dengan Pb-asetat dan NaOH kemudian panaskan, jika timbul endapan warna coklat-hitam menandakan vitamin B1 positif. Atau dapat juga dilakukan dengan cara mencampurkan tiamin dengan larutan Bismuth nitrat dan tambahkan larutan KI. Timbulnya warna endapan merah jingga berarti vitamin B1 positif.

4. Penentuan adanya vitamin B6Percobaan ini dilakukan untuk membuktikan adanya vitamin B6 dengan cara mencampurkan larutan pirodoksin dengan CuSO4 lalu ditambahkan NaOH. Bla terbentuk warna biru ungu berarti vitamin B6 positif. Atau dengan cara mencampurkan larutan pirooksin dengan FeCl3. Jika terbentuk warna jingga sampai merah tua berarti vitamin B6 positif.

5. Penentuan adanya vitamin CPercobaan ini dilakukan untuk membuktikan adanya vitamin C dengan cara mencampurkan asam askorbat dengan pereaksi benedict dan kemudian dipanaskan. Bila endapan berwarna hijau kekuningan sampai merah bata menandakan vitamin C positif. Atau dengan cara menetralkan asam askorbat dengan NaHCO3 kemudian ditambahkan larutan FeCL3. Adanya warna merah-ungu berarti vitamin C positif.

TINJAUAN PUSTAKA

Pada tahap pemrosesan dan pemasakan banyak vitamin hilang bila menggunakan suhu tinggi, air perebus dibuang, permukaan makanan bersentuhan dengan udara dan menggunakan alkali. Vitamin yang terpengaruh dalam hal ini adalah yang rusak oleh panas, oksidasi, atau yang larut dalam air. Kehilangan vitamin dalam pemasakan dapat dicegah dengan cara : menggunakan suhu tidak terlalu tinggi.1. Waktu memasak tidak terlalu lama.2. Menggunakan air pemasak sesedikit mungkin.3. Memotong dengan pisau tajam menjadi potongan tidak terlalu halus.4. Panci memasak ditutup.5. Tidak mengguanakan alkali dalam pemasakan.6. Sisa air perebus digunakan untuk masakan lain.

Vitamin adalah sekelompok senyawa organik berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme organisme. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Istilah "vitamin" sebenarnya sudah tidak tepat untuk dipakai tetapi akhirnya dipertahankan dalam konteks ilmu kesehatan dan gizi. Nama ini berasal dari gabungan kata latin vita yang artinya hidup dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin sama sekali tidak memiliki atom N.

Beberapa fungsi vitamin yang penting diantaranya: 1. Vitamin A berfungsi : mempertahankan struktur dan fungsi jaringan epitel, membantu pertumbuhan dan proses penglihatan.2. Vitamin D berfungsi : meningkatkan absorbsi kalsium dan fosfor dalam saluran pencernaan, mepunyai peranan penting pada proses klasifikasi , dan berhubungan dengan aktifitas enzim fosfatase alkali di dalam serum.3. Vitamin B1 berfungsi : sebagai koenzim (tiamin difosfat, tiamin pirofosfat) pada reaksi-reaksi metabolisme karbohidrat misalnya : pada reaksi dekarboksilasi ooksidatif asa piruvat menjadi asetil-koenzim A dan reaksi transketolasi pada the hexose monophosphate shunt.4. Vitamin B6 berfungsi : fungsi vitamin B6 yang utama ialah sebagai koenzim pada metabolisme asam amino, diantaranya pada proses-proses dekarboksilasi dan transminasi.5. Vitamin C berfungsi : fungsi utama vitamin C ialah mempertahankan keadaan zat-zat intersel jaringan cartilage, dentin dan tulang.

Pada umumnya vitamin tidak dapat dibuat sendiri oleh hewan (atau manusia) karena mereka tidak memiliki enzim untuk membentuknya, sehingga harus dipasok dari makanan. Akan tetapi, ada beberapa vitamin yang dapat dibuat dari zat-zat tertentu (disebut provitamin) di dalam tubuh. Contoh vitamin yang mempunyai provitamin adalah vitamin D. Provitamin D banyak terdapat di jaringan bawah kulit. Vitamin lain yang disintetis di dalam tubuh adalah vitamin K dan vitamin B12. Kedua macam vitamin tersebut disintetis di dalam usus oleh bakteri. Berdasarkan kelarutannya vitamin dibagi menjadi dua kelompok, yaitu vitamin yang larut dalam air (vitamin C dan semua golongan vitamin B) dan yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K). Oleh karena sifat kelarutannya tersebut, vitamin yang larut dalam air tidak dapat disimpan dalam tubuh, sedangkan vitamin yang larut dalam lemak dapat disimpan dalam tubuh. Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E dan K. Untuk beberapa hal, vitamin ini berbeda dari vitamin yang larut dalam air. Vitamin ini terdapat dalam lemak dan bagian berminyak dari makanan. Vitamin ini hanya dicerna oleh empedu karena tidak larut dalam air.

Adapun sumber dan macam-macam penyakit yang ditimbulkan dari masing-masing jenis vitamin adalah sebagai berikut :1. Vitamin A Sumber vitamin A = susu, ikan, sayuran berwarna hijau dan kuning, hati, buah-buahan warna merah dan kuning (cabe merah, wortel, pisang, pepaya, dan lain-lain) Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin A = rabun senja, katarak, infeksi saluran pernapasan, menurunnya daya tahan tubuh, kulit yang tidak sehat, dan lain-lain.

2. Vitamin B1 Sumber yang mengandung vitamin B1 = gandum, daging, susu, kacang hijau, ragi, beras, telur, dan sebagainya Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B1 = kulit kering/kusik/busik, kulit bersisik, daya tahan tubuh berkurang.

3. Vitamin B12Sumber yang mengandung vitamin B12 = telur, hati, daging, dan lainnya Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin B12 = kurang darah atau anemia, gampang capek/lelah/lesu/lemes/lemas, penyakit pada kulit, dan sebagainya

4. Vitamin C Sumber yang mengandung vitamin C = jambu klutuk atau jambu batu, jeruk, tomat, nanas, sayur segar, dan lain sebagainya Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin C = mudah infeksi pada luka, gusi berdarah, rasa nyeri pada persendian, dan lain-lain

5. Vitamin D Sumber yang mengandung vitamin D = minyak ikan, susu, telur, keju, dan lain-lain Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin D = gigi akan lebih mudah rusak, otak bisa mengalami kejang-kejang, pertumbuhan tulang tidak normal yang biasanya betis kaki akan membentuk huruf O atau X.

6. Vitamin E Sumber yang mengandung vitamin E = ikan, ayam, kuning telur, kecambah, ragi, minyak tumbuh-tumbuhan, havermut, dsb Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin E = bisa mandul baik pria maupun wanita, gangguan syaraf dan otot, dll.

7. Vitamin K Sumber yang mengandung vitamin K = susu, kuning telur, sayuran segar, dkk Penyakit yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin K = darah sulit membeku bila terluka/berdarah/luka/pendarahan, pendarahan di dalam tubuh, dan sebagainya (organisasi)

Vitamin B1 (Thiamin) pertama kali dikristalkan oleh Jansen dan Donath pada tahun 1962 dan pertama kali disintetis oleh Roger R.Williams dan kawan-kawannya pada tahun 1936 (Neal dan Sauberlich,1980). Ketiga reaksi enzim yang diketahui pada hewan dan manusia yang melibatkan thiamin pirofosfat sebagai suatu ko-enzim adalah dekarboksilase piruvat, dekarboksilase - ketoglutarat (dalam siklus krebs) dan transketolase (dalam pentose-fosfat shunt) Dan juga merupakan hal yang sangat penting dalam reaksi gelap dari proses fotosintetis, selama konversi CO menjadi karbohidrat. Enzim yang mengikat thiamin, pirofosfat membentuk substrat dalam reaksi-reaksi tersebut. Secara fisiologis, tiamin dalam bentuk tiamin difosfat (kokarboksilase) bertindak sebagai koenzim pada sistem dekarboksilase oksidatif piruvat atau alfa-ketoglutarat masing-masing pada sistem enzim piruvat atau ketoglutarat dehidrogenase. (Toha ;1992)

METODOLOGI PERCOBAAN1 Alat 1. Penentuan Adanya Vitamin AAlat yang dipakai adalah :a. Tabung reaksi.b. Pipet ukur dan pipet tetesc. Spatula

2. Penentuan Adanya Vitamin DAlat yang dipakai adalah :a. Tabung reaksi.b. Pipet ukur, dan pipet tetes.c. Alat pemanas.

3. Penentuan Adanya Vitamin B1Alat yang dipakai adalah :a. Alat pemanas, b. Tabung reaksi.c. Pipet ukur dan pipet tetes

4. Penentuan Adanya Vitamin B6Alat yang dipakai adalah :a. Tabung reaksi.b. Pipet tetes

5. Penentuan Adanya Vitamin CAlat yang dipakai adalah :a. Kertas pH atau lakmus, b. Alat pemanas. c. Tabung reaksi.d. Pipet tetes.

2 Bahan1. Penentuan Adanya Vitamin ABahan-bahan yang digunakan adalah :a. Minyak ikanb. Kloroformc. Kristal SbCl3 d. Asam setat anhidride. Asam trikloroasetat (TCA)

2.Penentuan Adanya Vitamin DBahan-bahan yang digunakan adalah : a. Minyak ikanb. Kloroformc. Asam asetat anhidridd. Larutan H2O2 5% e. Asam Trikloroasetat

3.Penentuan Adanya Vitamin B1Bahan-bahan yang digunakan adalah : a. Larutan thiamin 1%b. Larutan bismuth nitrat, Bi (NO3)3c. Larutan NaOH 6 Nd. Larutan KI 5%e. Larutan Pb-asetat 10%

4. Penentan Adanya Vitamin B6Bahan-bahan yang digunakan adalah : a. Larutan pridoksin- HCl 1%b. Larutan NaOH 3%c. Larutan CuSO4 2%d. Larutan besi (III) klorida, FeCl3 1% e. Penentuan Adanya Vitamin C

Bahan-bahan yang digunakan adalah : a. Larutan asam asetat 1%b. Pereaksi benedidc. Larutan NaHCO 5%d. Larutan FeCl3 1%e. Kertas PH atau Lakmus

3. Prosedur Kerja1. Penentuan Adanya Vitamin AProsedur A :a. Ke dalam tabung reaksi , dimasukkan 10 tetes minyak ikan. b. Kemudian ditambahkan 15 tetes klorofom, dicampur dengan baik.. c. Ditambahkan 4 tetes asam asetat anhidrid. d. Lalu dibubuhkan seujung sendok kristal SbCl3, e. Amati perubahan warna yang terjadi, terbentuknya warna biru yang akan berubah menjadi merah coklat berarti vitamin A positif.

Prosedur B :a. Ke dalam tabung reaksi, dimasukkan 10 tetes minyak ikan. b. Tambahkan 10 ml pereaksi asam trikloroasetat dalam kloroform, campur dengan baik. c. Amati warna yang terjadi, timbulnya warna biru kehijauan menandakan vitamin A positif.

2. Penentuan adanya vitamin Da. Ke dalam tabung reaksi, dimasukkan 10 tetes minyak ikan. b. Lalu ditambahkan 10 tetes larutan H2O2 5%. c. Kemudian dikocok campuran selama kira-kira 1menit. d. Setelah itu dipanaskan diatas api kecil perlahan-lahan sampai tidak ada gelembung-gelembung gas keluar. Usahakan jangan sampai mendidih. e. Dinginkan tabung dibawah air kran. f. Kemudian dilakukan uji dengan pereaksi Carr-price seperti pada penentan adanya vitamin A. g. Amati perubahan warna yang terjadi, adanya warna jingga-kuning berarti vitamin D positif.

3. Penentuan adanya vitamin B1Prosedur A :a. Dimasukkan 1 ml larutan thiamine 1% ke dalam tabung reaksi. b. Setelah itu ditambahkan 1 ml larutan Pb-asetat 10% dan 4,5 ml NaOH 6 N. Lalu dicampurkan dengan baik, c. Perhatikan timbulnya warna kuning yang terjadi. d. Panaskan, sehingga akan timbul endapan warna coklat-hitam yang menandakan vitamin B1 positif.

Prosedur B :a. Ke dalam tabung reaksi, masukkan 5 tetes larutan thiamin 1%. b. Kemudian ditambahkan 5 tetes larutan bismuth nitrat, dicampurkan dengan baik. c. Lalu ditambahkan 1 tetes larutan KI 5%. d. Perhatikan perubahan warna yang terjadi. Timbulnya endapan warna merah jingga berarti vitamin B1 positif.

4. Penentuan adanya B6Prosedur A :a. Dimasukkan 10 tetes larutan pirodoksin 1 % ke dalam tabung reaksi. b. Setelah itu ditambahkan 4 tetes larutan CuSO4 2% dan 20 tetes NaOH 3 N. c. Amati perubahan warna yang terjadi.bila terbentuk warna biru-unggu berarti vitamin B6 positif.

Prosedur B :a. Dimasukkan 10 tetes larutan piridoksin 1% ke dalam tabung reaksi b. Setelah itu ditambahkan 3-5 tetes larutan FeCl3. c. Amati perubahan warna yang terjadi.timbulnya warna jingga sampai merah tua berarti vitanmin B6 positif

5. Penentuan adanya vitamin CProsedur A :a. Dimasukkan 10 tetes larutan askorbat 1% ke dalam tabung reaksi b. Setelah itu ditambahkan 30 tetes pereaksi benedit. c. Kemudian dipanaskan diatas api kecil sampai mendidih selama 2 menit. d. Perhatikan adanya endapan yang terbentuk warna hijau, kekuningan sampai merah bata berarti vitamin C positif.

`Prosedur B :a. Dimasukkan 10 tetes larutan asam askorbat 1% kedalam tabung reaksi. b. Kemudian dinetralkan larutan mengunakan NaHCO3 5%. c. Ditambahkan 2 tetes larutan FeCl3. d. Amati warna yang terjadi adanya warna merah,unggu berarti vitamin C positif.

HASIL DAN PEMBAHASAN1 Hasil PengamatanTabel 1. Penentuan Adanya Vitamin ABahanProsedur AProsedur B

Minyak ikan10 tetes10 tetes

Kloroform15 tetes-

Asam asetat anhidrid4 tetes-

SbCl3 kristalSeujung sendok-

TCA dalam kloroform-2 mL

Campurkan dengan baik

Hasil : Perhatikan warna yang terbentuk Hijau tua (-) Warna kuning (-)

2. Penentuan Adanya Vitamin D

BahanTabung 1

Minyak ikan10 tetes

Larutan H2O2 5%10 tetes

Panaskan tidak sampai mendidih, lalu uji dengan pereaksi Carr-Price

Hasil : warna jingga-kuning (+/-) Kuning (+)

3. Penentuan Adanya Vitamin B1

BahanProsedur AProsedur B

Larutan Thiamin 1%1 mL5 tetes

Larutan Pb-asetat 10%1 mL

Larutan NaOH 6N4,5 mL5 tetes

Larutan Bi(NO3)3-1 tetes

Larutan KI-

Campurlah dengan baik dan panaskan untuk prosedur A

Hasil : Perhatikan warna endapan yang terbentuk Warna coklat tidak ada endapan (-) Ada endapan coklat (-)

4. Penentuan Adanya Vitamin B6

BahanProsedur AProsedur B

Larutan asam askorbat10 tetes10 tetes

Peraksi Benedict30 tetes

pH larutan 8

Larutan FeCl3 2-3 tetes

Hasil : Perhatikan warna endapan yang terbentuk Terjadi perubahan biru-unggu (+) Tidak terjadi perubahan merah tua (-)

5. Penentuan Adanya Vitamin C

BahanProsedur AProsedur B

Larutan pirodoksin10 tetes10 tetes

Larutan CuSO44 tetes

Larutan NaOH 3N20 tetes

Larutan FeCl3 1% 3-5 tetes

Hasil : Perhatikan warna endapan yang terbentuk Merah bata (+) Warna kekuning-kuningan (+)

2 Pembahasana. Penentuan Adanya Vitamin APada percobaan ini diperoleh hasil bahwa pada prosedur A dari warna hijau tuahberubah yang menandakan hasil yang negatif atau dengan kata lain terdapat vitamin A(-). Hal ini dapat dibuktikan pada prosedur B diperoleh hasil larutan yang berwarna kuning yang menandakan vitamin A negative (-). Dengan peraktikumi ini tidak tepat dengan apa yang di katakana oleh teori yang ada.b. Penentuan Adanya Vitamin DPada percobaan ini hasil yang diperoleh warna kuning yang menunjukan vitamin D positif. Vitamin D ini umumnya stabil pada pemanasan, asam dan oksigen. Vitamin D secara lambat dapat didestruksi bila lingkungannya alkalis, terutama bila terdapat udara dan cahaya. Pemanasan dengan hidrogen peroksida tidak merusak vitamin D. c. Penentuan Adanya Vitamin B1Pada percobaan ini, prosedur A sebelum dipanaskan berwarna kuning setelah dipanaskan berwarna coklat tapi tidak terdapat endapan. Pada uji ini hasil yang seharusnya terdapat endapan warna coklat-hitam yang menandakan positif vitamin B1. Sedangkan pada prosedur B menghasilkan endapan berwarna coklat , yang menunjukkan hasil negatif atau tidak adanya vitamin B1d. Penentuan Adanya Vitamin B6Pada percobaan A, diperoleh warna biru yang menunjukkan positif adanya vitamin B6. Namun, pada prosedur B meunjukkan hasil yang negatif dengan titak terjadi perubahan.dengan katalain vitamin B6 negatif. e. Penentuan Adanya Vitamin CPada percobaan A, larutan yang diperoleh berwarna hijau dan ada endapan yang menunjukan vitamin C positif . Sedangkan pada prosedur B diperoleh hasil larutan berwarna merah bata yang menandakan vitamin C positif .

- Vitamin A dapat ditentukan secara kualitatif dengan pereaksi Carr-Price atau pereaksi Trikloroasetat (TCA).- Adanya vitamin D pada minyak ikan yang ditunjukkan dengan warna hasil larutan yang berwarna jingga-kuning.- Dalam larutan netral atau alkalis, thiamin mudah rusak sedangkan dalam keadaan asam tahan panas.- Pirodoksin stabil terhadap pemanasan, alkali dan asam serta paling tahan terhadap pengaruh pengolahan dan penyimpanan. - Vitamin C mudah dioksidasi terutama bila di panaskan. Dimana proses oksidasi akan dipercepat dengan adanya tembaga, oksigen dan alkali.

DAFTAR PUSTAKA1. Almatsier, Sunita.2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.2. Vitahealth. 2006. Seluk-beluk Food Suplement. Jakarta : GramediaSaifuddin, Sirajuddin. 2009. Penuntun Praktikum Biokimia. Laboratorium Makassar : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.3. Yazid, Estien, dkk. 2006. Penuntun Pratikum Biokimia untuk Mahasiswa Analis. Gresik : Andi Yogayakrta.4. Syahruddin, Kasim, dkk. 2007. Biokimia. Makassar: UPT MKU Universitas Hasanuddin.5. Toha, A. 1992. Biokimia. Surabaya : Alfabeta.

Jawaban PertanyaanA. Penentuan Adanya Vitamin A1. Sebutkan fungsi utama vitamin A!Jawab : Fungsi utamanya memelihara integritas struktural dan permeabilitas normal membran sel2. Sebutkan penyakit akibat defisiensi vitamin A!Jawab : Hemeralopia (rabun ayam/rabun senja)Frinoderma, kulit tangan atau kaki tampak bersisikPendarahan pada selaput usus, ginjal dan paru-paruKerusakan pada korneaTerhentinya proses pertumbuhanTerganggunya pertumbuhan pada bayi3. Efek apakah yang dapat ditimbulkan bila seseorang mengalami hipervitaminosis dari vitamin A? Sebutkan gejalanya!Jawab : Menyebabkan Hipervitaminosis A pada bayi dan anak kecil dapat menjadikan anak menjadi cengeng, kulit kering dan gatal-gatal Menyebabkan Sirosis dan Hipertensi Portal Menyebabkan Lemah, Rambut rontok, bintik-bintik pada kulit, sakit kepala, otot-otot kaku, sakit tulang, hepatosplenomegali dan papiledema

B. Penentuan Adanya Vitamin D1. Apa fungsi H2O2 dan pemanasan pada percobaan !Jawab: Fungsi H2O2 akan merusak vitamin A yang masih terkandung dalam bahan dan pemanasannya dilakukan hanyalah untuk menguapkan bahan lain yang tidak dibutuhkan dalam uji ini agar ketika diuji nanti vitamin D lah yang bereaksi.2. Jelaskan mengapa pemanasan tidak boleh sampai mendidih!Jawab: Pada dasarnya pemanasan dilakukan hanyalah untuk menguapkan bahan lain yang tidak dibutuhkan dalam uji ini agar ketika diuji nanti vitamin D lah yang bereaksi.3. Sebutkan fungsi utama vitamin D dalam tubuh!Jawab: Fungsi utamanya merangsang sintesis protein pengikat kalsium (calcium-binding protein,CaBP).4. Sebutkan penyakit akibat defisiensi vitamin D dan gejalanya !Jawab: Proses Osifikasi (penulangan) terganggu sehingga menimbulkan rakhitis dan tulang mudah patah, terjadi gangguan pada pertukaran zat kapur dan fosfor serta gangguan pada sistem pertulangan.C. Penentuan Adanya Vitamin B11. Sebutkan fungsi utama vitamin B1!Jawab: Thiamin merupakan bagian dari TPP, yaitu koenzim yang dibutuhkan untuk metabolisme energi. Berperan dalam sistem syaraf Menimbulkan nafsu makan membantu penggunaan karbohidrat dalam tubuh dan sangat berperan dalam sistem saraf.2. Tuliskan struktur kimia vitamin B1!

Jawab:

D. Penentuan Adanya Vitamin B61. Sebutkan fungsi utama vitamin B6!Jawab: Berperan dalam metabolisme asam amino dan asam lemak. Membantu tubuh untuk mensintesis asam amino nonesensial. Berperan dalam produksi sel darah merah. Berperan mengatur dalam penggunaan protein, lemak, karbohidrat Berperan dalam pembaruan sel darah merah. Merupakan co factor terhadap beberapa jenis enzim2. Sebutkan penyakit akibat defisiensi vitamin B6 dengan gejalanya!Jawab: gejala kegagalan pertumbuhan, kerusakan fungsi motorik dan sawah.

E. Penentuan Adanya Vitamin C1. Jelaskan mengapa vitamin C positif terhadap uji Benedict!Jawab: Dalam larutan vitamin C mudah rusak karena oksidasi dari udara, tetapi lebih stabil bila terdapat dalam bentuk kristal kering. Jika vitamin C dilarutkan dengan asam askorbat dan pereaksi Benedict menghasilkan warna merah bata yang menunjukkan bahan asam askorbat mengandung vitamin C.2. Sebutkan fungsi utama vitamin C dalam tubuh!Jawab: Berperan membantu spesifik enzim dalam melakukan fungsinya. Bekerja sebagai antioksidan. Membentuk kolagen, serat, struktur protein. Meningkatkan ketahanan tubuh terhadap infeksi dan membantu tubuh menyerap zat besi. Membentuk senyawa kimiawi yang berfungsi sebagai perekat antar sel-sel. Berperan sekali dalam penyembuhan luka, memperkuat aliran darah dan membantu penyerapan zat besi, juga memperkuat daya tahan terhadap infeksi terhadap tubuh. Berperan dalam pembentukan substansi antarsel berbagai jaringan Meningkatkan aktivitas pagositas sel darah putih Meningkatkan absorpsi zat besi dalam usus serta transportasi zat besi3. Sebutkan penyakit akibat defisiensi vitamin C dan gejalanya!Jawab: Berakibat pada sistem syaraf dan ketegangan otot.

DAFTAR PUSTAKA1. Pujiadi, Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta : UI Press.2. Almatsier, S. 2001. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.3. Sirajuddin, S. 2009. Penuntun Praktikum Biokimia. Makassar : Laboratorium Terpadu Kesehatan Masyarakat AIPTKMI Regional Indonesia Timur UNHAS.4. Sediaoetama, A. D. 2006. Ilmu Gizi. Jakarta : Dian Rakyat.5. Lehninger, A. L. 1998. Dasar-Dasar Biokimia I. Jakarta : Erlangga.