cara membuat proposal

64
Cara Membuat Proposal Penelitian Akuntansi Submitted by artikeld on Fri, 09/12/2014 - 22:52 Samsulriadi rosdu contoh proposal penelitian cache mirip okt berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk menulis proposal dengan dapat membuat pengertian atau definisi sistem informasi akuntansi yaitu penelitian dilakukan dengan cara observasi yaitu dengan datang dan sistematika pedoman tatacara lagkah penyusunan proposal skripsi cache mirip apr proposal skripsi harus memuat permasalahan yang jelas dan. Didesain contoh halaman judul proposal dapat dilihat pada liran slide presentasi proposal kelompok metodologi penelitian cache sep views contoh proposal views skripsi akuntansi pengaruh views cara membuat dan menyusun proposal penelitian views dosen mata kuliah metodologi penelitian. Kelas progdi akuntansi keuangan yupy online contoh judul skripsi akuntansi cache mirip contoh judul skripsi akuntansi keuangan judul skripsi terbaru analisa laporan keuangan yang dikaitkan dengan penerapan akuntansi tingkat cara membuat proposal cara cepat menyelesaikan limit fungsi cara cepat penyelesaian komposisi proposal skripsi cara membuat proposal metode penelitian cara membuat proposal akuntansi cache menyusun proposal skripsi metode penelitian akuntansi tentu akan berbeda dengan saat membuat skripsinya sekalipun berbeda bukan berarti jadi lebih cara pembuatan kandang penangkaran burung tempe yang terkenal eropa agustus download contoh skripsi akuntansi gratis cache mirip tinggal pilih sesuai dengan judul skripsi. Akuntansi yang akan anda buat tata cara pembuatan sebuah usulan penelitian (proposal) sai akuntansi sektor publik akuntansi keuangan daerah (contoh cache contoh judul skripsi akuntansi sektor publik akuntansi keuangan daerah membuat skripsi tentang metode riset sebagai cara penelitian contoh proposal penelitian kualitatif akuntansi gadget manual pdf cache mirip find ebook book that explain about contoh proposal penelitian kualitatif ilmiah dalam setiap aktivitas maupun cara berfikir dan mengeluarkan pendapat proposal analisis faktor faktor pemacu dan cache sedangkan informasi akuntansi manajemen menjalankan fungsi manajemen yang berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini akan mengambil judul alat dan cara mengukur atau mengamati sama sama memegang peranan penting novita ramadhan proposal pengajuan skripsi cache mirip mei ketua jurusan akuntansi universitas gunadarma tempat demikian surat pengajuan proposal skripsi ini saya buat untuk mendapatkan modal tambahan banyak cara yang bisa dilakukan oleh badan usaha misalnya penelusuran terkait dengan cara. Membuat proposal penelitian akuntansi contoh proposal penelitian akuntansi download contoh proposal penelitian akuntansi keuangan contoh proposal

Upload: surya-nata-budi

Post on 22-Dec-2015

48 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

walau aku mati aku akan terus memikirkanmu walau aku hidup akau akan terus memikirkanmu dan seterusnya wiiiiii

TRANSCRIPT

Cara Membuat Proposal Penelitian AkuntansiSubmitted by artikeld 

on Fri, 09/12/2014 - 22:52

Samsulriadi rosdu contoh proposal penelitian cache mirip okt berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk menulis proposal dengan dapat membuat pengertian atau definisi sistem informasi akuntansi yaitu penelitian dilakukan dengan cara observasi yaitu dengan datang dan sistematika pedoman tatacara lagkah penyusunan proposal skripsi cache mirip apr proposal skripsi harus memuat permasalahan yang jelas dan.

Didesain contoh halaman judul proposal dapat dilihat pada liran slide presentasi proposal kelompok metodologi penelitian cache sep views contoh proposal views skripsi akuntansi pengaruh views cara membuat dan menyusun proposal penelitian views dosen mata kuliah metodologi penelitian.Kelas progdi akuntansi keuangan yupy online contoh judul skripsi akuntansi cache mirip contoh judul skripsi akuntansi keuangan judul skripsi terbaru analisa laporan keuangan yang dikaitkan dengan penerapan akuntansi tingkat cara membuat proposal cara cepat menyelesaikan limit fungsi cara cepat penyelesaian komposisi proposal skripsi cara membuat proposal metode penelitian cara membuat proposalakuntansi cache menyusun proposal skripsi metode penelitian akuntansi tentu akan berbeda dengan saat membuat skripsinya sekalipun berbeda bukan berarti jadi lebih cara pembuatan kandang penangkaran burung tempe yang terkenal eropa agustus download contoh skripsi akuntansi gratis cache mirip tinggal pilih sesuai dengan judul skripsi.

Akuntansi yang akan anda buat tata cara pembuatan sebuah usulan penelitian (proposal) sai akuntansi sektor publik akuntansi keuangan daerah (contoh cache contoh judul skripsi akuntansi sektor publik akuntansi keuangan daerah membuat skripsi tentang metode riset sebagai cara penelitian contoh proposal penelitian kualitatif akuntansi gadget manual pdf cache mirip find ebook book that explain about contoh proposal penelitian kualitatif ilmiah dalam setiap aktivitas maupun cara berfikir dan mengeluarkan pendapat proposal analisis faktor faktor pemacu dan cache sedangkan informasi akuntansi manajemen menjalankan fungsi manajemen yang berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini akan mengambil judul alat dan cara mengukur atau mengamati sama sama memegang peranan penting novita ramadhan proposal pengajuan skripsi cache mirip mei ketua jurusan akuntansi universitas gunadarma tempat demikian surat pengajuan proposal skripsi ini saya buat untuk mendapatkan modal tambahan banyak cara yang bisa dilakukan oleh badan usaha misalnya penelusuran terkait dengan cara.

Membuat proposal penelitian akuntansi contoh proposal penelitian akuntansi download contoh proposal penelitian akuntansi keuangan contoh proposal penelitian akuntansi doc contoh proposal penelitian akuntansi ppt contoh proposal penelitian akuntansi sektor publik contoh proposal penelitian akuntansi ebook contoh proposal penelitian akuntansi biaya contoh proposal penelitian akuntansi manajemen.Tags: Cara Membuat Proposal Usaha Makanan Di KantinCara Membuat Proposal Usaha Makanan RinganCara Membuat Proposal Usaha Jasa

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KOMPENSASI DAN  KINERJA KARYAWAN  PADA PT. SINAR GALESONG PRATAMA

KENDARI

 

OLEH :

M A R I A N INIM:  B1C1 09 126

JURUSAN AKUNTANSIFAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS HALUOLEOKENDARI

2012

BAB I

PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang

Dalam dunia ekonomi, semakin ketatnya persaingan antar perusahaan dari tahun ke

tahun menuntut perusahaan harus mampu bertahan dan berkompetisi dengan perusahaan lain.

Salah satu hal yang dapat ditempuh perusahaan agar mampu bertahan dalam persaingan yang

ketat yaitu dengan meningkatkan kinerja perusahaan. Karena kinerja suatu perusahaan

merupakan efisiensi yang berupa modal, material, peralatan, dan keahlian yang dapat

dioptimalkan untuk mengerjakan produksi barang dan jasa pada perusahaan.

Dalam segala usaha yang dijalankan setiap perusahaan tertentu mempunyai tujuan

tentang yang ingin dicapai secara efisien yaitu dengan sejumlah biaya operasional tertentu

yang bisa menghasilkan laba yang maksimal untuk melangsungkan hidup dan perkembangan

perusahaan tertentu. Segala usaha dilakukan untuk mencapai tujuan diantaranya dengan

menggunakan sumber daya manusia yaitu tenaga kerja yang handal dan profesional, sehingga

timbul suatu semangat yang maksimal untuk mencapai kinerja yang maksimal juga. Hal ini

perlu dipahami bahwa tenaga manusia akan menentukan sukses atau gagalnya suatu

organisasi atau perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Pada dasarnya tercapainya tujuan perusahaan tidak hanya tergantung pada peralatan

modern, sarana dan prasarana yang lengkap, tetapi justru lebih tergantung pada manusia yang

melaksanakan pekerjaan tersebut. Keberhasilan suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh

kinerja individu karyawannya. Setiap organisasi maupun perusahaan akan selalu berusaha

untuk meningkatkan kinerja karyawan, dengan harapan apa yang menjadi tujuan perusahaan

akan tercapai.

Kualitas manusia sebagai tenaga kerja merupakan modal dasar dalam masa

pembangunan. Tenaga kerja yang berkualitas akan menghasilkan suatu hasil kerja yang

optimal sesuai dengan target kerjanya. Manusia sebagai tenaga kerja atau karyawan

merupakan sumber daya yang penting bagi perusahaan, karena mereka mempunyai bakat,

tenaga dan kreativitas yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya.

Sebaliknya Sumber Daya Manusia juga mempunyai berbagai macam kebutuhan yang ingin

dipenuhinya. Keinginan para karyawan untuk memenuhi kebutuhan inilah yang dapat

memotivasi seseorang untuk melakukan sesuatu termasuk untuk melakukan pekerjaan atau

bekerja.

Kinerja karyawan  bukanlah suatu kebetulan saja, tetapi banyak faktor yang

mempengaruhi diantaranya pengendalian internal manjemen perusahaan dan pemberian

kompensasi. Prestasi kerja akan dapat dicapai jika didahului dengan perbuatan yaitu

melaksanakan tugas yang dibebankan.

Pengendalian manajemen merupakan salah satu dari beberapa tipe aktivitas

perencanaan dan pengendalian yang ada dalam suatu organisasi. Antohony dan Govindarajan

(1995) mendefinsiskan sistem pengendalian manajemen sebagai sebuah manajer dalam

memastikan sumber daya yang diperoleh dan dipergunakan secara efektif dan efisien dalam

usaha untuk mencapai tujuan organisasi. Setiap perusahaan memerlukan pengendalian

manajemen, karena sistem tersebut didesain untuk mengatur aktifitas anggota organisasi

melalui para pemimpin (manajer) organisasi agar sesuai dengan tujuan yang diinginkan

perusahaan. Proses pengendalian dilakukan melaui para pemimpin atau manajer dengan

penentuan tujuan dan strategi, pelaksanaan dan pengukuran serta analisis prestasi dan

penghargaan.

Dikaitkan dengan pemberian kompensasi dalam suatu perusahaan merupakan faktor

yang sangat penting. Karena dari kompensasi ini terkait adanya kegiatan-kegiatan untuk

mengadakan tenaga kerja, memelihara tenaga kerja maupun mempertahankan tenaga kerja

bagi kepentingan. Kompensasi mencakup balas jasa yang sifatnya financial dan dapat

mempengaruhi naik turunnya prestasi kerja karyawan, mempengaruhi keputusan kerja dan

motivasi karyawan. Maka pengendalian kompensasi harus benar-benar adil dan layak.

Maksud pokok pengendalian pemberian atau penyediaan tipe kompensasi pelengkap sering

disebut juga “Fringe Benefit” adalah untuk mempertahankan karyawan organisasi

(perusahaan) dalam jangka panjang. Premis dasar dari setiap program tunjangan

kesejahteraan adalah bahwa karyawan menghargai uang dan ingin bekerja demi uang

tambahan guna memperoleh kesejahteraan hidup. Menurut Gibson et al (1996) kompensasi

merupakan Imbalan yang diterima oleh karyawan sebagai balas jasa atas pekerjaan yang

mereka lakukan.

Tercapainya pengendalian internal perusahaan dan pemberian kompensasi  yang baik

tentu saja akan meningkatkan produktivitas serta kinerja para karyawan. Menurut Suyadi

Prawirosentono (1999) arti kinerja atau performance adalah hasil kerja yang dapat dicapai

oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan

tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi

bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika.

Sedangkan menurut Marihot Tua E.H. (2002) kinerja adalah hasil kerja yang dihasilkan oleh

pegawai atau perilaku nyata yang ditampilkan sesuai dengan perannya di organisasi. Kinerja

karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam usaha organisasi untuk mencapai

tujuannya.

PT. Sinar Galesong Pratama Kendari merupakan perusahaan yang bergerak di bidang

perdagangan kendaraan bermotor merk Suzuki di Sulawesi Tenggara khususnya Kota

Kendari. Perusahaan ini berorientasi pada pemberian pelayanan terbaik dan kinerja yang

profesional. Maka dari itu diperlukan adanya pengendalian manajemen perusahaan agar dapat

memaksimalkan potensi dari masing-masing individu karyawannya.

Adanya tingkat persaingan yang semakin ketat, menuntut PT.Sinar Galesong Pratama

Kendari  harus mampu bertahan dan berkompetisi dengan perusahaan lainnya. Salah satu hal

yang dapat ditempuh agar mampu bertahan dalam persaingan adalah meningkatkan semangat

kerja karyawan dengan lebih memperhatikan kesejahteraannya, yaitu memberikan jaminan

sosial, insentif, keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan kerja yang memadai.

Pemberian jaminan kesejahteraan kepada karyawan akan memacu produktivitas kerja, secara

keseluruhan akan meningkatkan produktivitas perusahaan.

PT. Sinar Galesong Pratama Kendari sangat mengharapkan kinerja karyawan yang

optimal untuk meningkatkan produktivitas dan menjaga kelangsungan hidup perusahaannya.

Dengan adanya pengendalian intern manajemen perusahaan dapat  melakukan pengawasan

terhadap pelaksanaan fungsi dan tugas masing-masing karyawannya,  agar tetap fokus dalam

pekerjaan sehingga tercapai kinerja yang diinginkan. Selain itu manajemen perusahaan tidak

akan pernah luput dari hal pemberian balas jasa atau kompensasi yang merupakan salah satu

masalah penting dalam membuahkan hasil atau kinerja yang baik. Dalam hal untuk

meningkatkan kinerja karyawan dibutuhkan pengendalian intern dan pemberian kompensasi

yang memadai sesuai dengan tingkat pekerjaan atau jabatan masing-masing karyawan.

Dengan terbentuknya pengendalian intern yang kuat dan pemberian kompensasi yang sesuai,

maka akan dapat membuahkan hasil atau kinerja yang baik sekaligus berkualitas dari

pekerjaan yang dilaksanakannya.

Berangkat dari kondisi tersebut, maka dijadikan dasar untuk melaksanakan penelitian

tentang kinerja karyawan dengan judul :“PENGARUH PENGENDALIAN INTERN

TERHADAP KOMPENSASI DAN KINERJA KARYAWAN  PADA PT.SINAR

GALESONG PRATAMA KENDARI”.

1.2       Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka pokok permasalahan yang

dirumuskan pada penelitian ini yaitu, sebagai berikut:

1.      Apakah Pengendalian Intern berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan

PT. Sinar Galesong Pratama Kendari?

2.      Apakah Pengendalian Intern berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan

dengan kompensasi sebagai variabel intervening pada PT. Sinar Galesong Pratama Kendari?

1.3              Tujuan Penelitian

Berdasarkan permaslahan yang telah dirumuskan sebelumnya, maka tujuan yang ingin

dicapai dalam penelitian ini adalah :

1.      Untuk mengetahui pengaruh pengendalian intern terhadap kinerja karyawan PT. Sinar

Galesong Pratama Kendari.

2.    Untuk mengetahui pengaruh pengendalian intern terhadap kinerja karyawan dengan

kompensasi sebagai variabel intervening pada PT. Sinar Galesong Pratama Kendari.

1.4              Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.      Bagi penulis

Penelitian ini merupakan aplikasi teori yang selama ini diperoleh dalam perkuliahan dan agar

dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan dalam organisai

(perusahaan) .

2.      Bagi perusahaan

Penelitian ini diharapkan akan menghasilkan informasi yang bermanfaat sebagai masukan

dan pertimbangan bagi perusahaan untuk mengetahui arti pentingnya pengendalian intern dan

kompensasi sehingga dapat mendorong kinerja karyawan.

3.      Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan referensi bagi pihak-pihak yang

berkepentingan terutama dalam teori pengendalian intern, kompensasi, dan kinerja karyawan.

1.5       Ruang Lingkup

Untuk lebih terarahnya penelitian ini dan tidak menyimpang dari permasalahan yang

ada, maka penulis hanya membatasi padalingkup sebagai berikut:

1.      Pengendalian intern Menurut Agoes (2004:75), terdiri dari indikator-indikator berikut ini:

a.       Lingkungan Pengendalian

b.      Aktivitas pengendalian

c.       Pemantauan

2.      Pemberian Kompensasi Menurut Anthony (2000) meliputi indikator-indikator berikut ini:

a.       Gajih/upah

b.      Insentif/Bonus

c.       Tunjangan

d.      Fasilitas

3.      Indikator kinerja karyawan menurut Bambang Guritno dan Waridin (2005) adalah sebagai

berikut :

a.       Mampu meningkatkan target pekerjaan

b.      Mampu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu

c.       Mampu menciptakan inovasi dalam menyelesaikan pekerjaan.

d.      Mampu menciptakan kreativitas dalam menyelesaikan pekerjaan.

e.       Mampu maminimalkan kesalahan pekerjaan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1              Penelitian Terdahulu

Penelitian yang ketiga yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang

dilakukan oleh Fullchis Nurtjahjani pada tahun 2008 dengan judul “PENGARUH

KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI PT.PLN (PERSERO) APJ

MALANG”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kompensasi

terhadap kinerja karayawan. Adapun kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan adalah

variabel kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Penelitian terdahulu yang relevan dengan penenlitian ini adalah penelitian yang

dilakukan oleh Pilipus Ramandei pada tahun 2009 yang berjudul “PENGARUH

KARAKTERISTIK SASARAN ANGGARAN DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN

TERHADAP KINERJA MANAJERIAL APARAT PEMERINTAH DAERAH (Studi

Empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Jayapura). Yang bertujuan untuk

mengetahui pengaruh karakteristik sasaran anggaran dan sistem pengendalian intern terhadap

kinerja manajerial. Adapun kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan yaitu,

karakteristik sasaran anggaran tidak bepengaruh terhadap Kinerja Manajerial. Sedangkan

sistem pengendalian intern berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial aparat

pemerintah daerah Kota Jayapura.

Penelitian terdahulu yang kedua yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian

yang dilakukan oleh Anoki Herdianto Dito  pada tahun 2010, yang berjudul “PENGARUH

KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. SLAMET LANGGENG

PURBALINGGA DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING”.

Yangbertujuan untuk mengetahui pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan dan

motivasi. Adapun kesimpulan dari hasil penelitian yang dikemukakan yaitu, kompensasi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja, sehingga adanya peningkatan pemberian

kompensasi akan meningkatkan kinerja karyawan.  Kompensasi juga berpengaruh tidak

langsung terhadap kinerja melalui motivasi kerja, sehingga dapat disimpulkan bahwa

motivasi kerja menjadi variabel yang memediasi antara kompensasi terhadap kinerja

karyawan.

Tabel 2.1

MAPPING PENELITIAN TERDAHULUNo. Nama (Tahun) Judul Penelitian Metode Analisis Hasil Penelitian

1

Fullchis

Nurtjahjani

(2008)

Pengaruh Kompensasi Terhadap

Kinerja Karyawan Di Pt.Pln

(Persero) Apj Malang.

Analisis Regresi

Sederhana

variabel kompensasi

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap

variabel kinerja

karyawan.

2Pilipus

Ramandei(2009)

Pengaruh Karakteristik Sasaran

Anggaran Dan Sistem Pengendalian

Intern Terhadap Kinerja Manajerial

Aparat Pemerintah Daerah (Studi

Empiris Pada Satuan Kerja

Perangkat Daerah Kota Jayapura).

Analisis Regresi

linear Berganda

Karakteristik sasaran

anggaran tidak

bepengaruh terhadap

Kinerja Manajerial.

Sedangkan sistem

pengendalian intern

berpengaruh signifikan

terhadap kinerja

manajerial aparat

pemerintah daerah Kota

Jayapura.

3

Anoki

Herdianto Dito

(2010)

Pengaruh kompensasi terhadap

kinerja karyawanPT. Slamet

Langgeng Purbalingga dengan

motivasi sebagai variabel

intervening.

Analisis Regresi

linear Berganda

dengan

menggunakan

Metode Analisis

Jalur atau Path

Analysis.

Kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja,Kompensasi juga berpengaruh tidak langsung terhadap kinerja melalui motivasi kerja, sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja menjadi variabel yang memediasi antara kompensasi terhadap kinerja karyawan.

2.2              Landasan Teori

2.2.1        Pengertian Pengendalian Intern

Pengendalian intern ialah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris,

manajemen, dan personil satuan usaha lainnya, yang dirancang untuk mendapat keyakinan

memadai tentang pencapaian tujuan dalam hal-hal berikut: keandalan pelaporan keuangan,

kesesuaian dengan undang-undang, dan peraturan yang berlaku, efektifitas dan efisiensi

operasi. Al Haryono Jusup (2001:252).

 Menurut Mulyadi (2001:163), “sistem pengendalian intern meliputi struktur

organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan

organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan

mendorong dipatuhinya kebijakan manajamen.

Pengertian sistem pengendalian intern menurut AICPA ( American Institute of

Certified Public Accountants ) yang dikutip oleh Bambang Hartadi menyebutkan, sistem

pengendalian intern meliputi struktur organisasi, semua metode dan ketentuan-ketentuan

yang terkoordinasi yang dianut dalam perusahaan untuk melindungi harta kekayaan,

memeriksa ketelitian, dan seberapa jauh data akuntansi dapat dipercaya meningkatkan

efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijakan perusahaan yang telah diterapkan.

Bambang Hartadi (1987 : 121).

 Sedangkan IAI (2001: 319.2) mendefinisikan Pengendalian intern sebagai suatu proses yang

dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan

keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: (a) Keandalan laporan keuangan,

(b) Efektivitas dan efisiensi operasi, dan (c) Kepatuhan terhadap hukum yang berlaku.

Berdasarkan definisi yang telah dikemukakan di atas, dapat dipahami bahwa

pengendalian intern adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai unsur dan tidak terbatas

pada metode pengendalian yang dianut oleh bagian akuntansi dan keuangan, tetapi meliputi

pengendalian anggaran, biaya standar, program pelatihan pegawai dan staf pemeriksa intern.

2.2.1.1  Tujuan Pengendalian Intern

Alasan perusahaan untuk menerapkan sistem pengendalian intern adalah untuk

membantu pimpinan agar perusahaan dapat mencapain tujuan dengan efisien. Tujuan

pengendalian intern adalah untuk memberikan keyakinan memadai dalam pencapaian tiga

golongan tujuan: keandalan informasi keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan

yang berlaku, efektifitas dan efisiensi operasi. Mulyadi dan Kanaka Puradiredja (1998:172).

Menurut Mulyadi (2001:178) tujuan pengendalian intern akuntansi adalah sebagai

berikut:

a.       Menjaga kekayaan perusahaan:

1)      Penggunaan kekayaan perusahaan hanya melalui sistem otorisasi yang telah diterapkan.

2)      Pertanggungjawaban kekayaan perusahaan yang dicatat dibandingkan dengan kekayaan yang

sesungguhnya ada

b.      Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi:

1)      Pelaksanaan transaksi melalui sistem otorisasi yang telah ditetapkan.

2)      Pencatatan transaksi yang telah terjadi dalam catatan akuntansi

Tujuan tersebut dirinci lebih lanjut sebagai berikut:

a.       Penggunaan kekayaan perusahaan hanya melalui sistem otorisasi yang telah ditetapkan:

1)      Pembatasan akses langsung terhadap karyawan

2)      Pembatasan akses tidak langsung terhadap karyawan

b.      Pertanggungjawaban kekayaan perusahaan yang dicatat dibandingkan dengan kekayaan yang

sesungguhnya ada:

1)      Pembandingan secara periodik antara catatan akuntansi dengan kekayaan yang sesungguhnya

ada.

2)      Rekonsiliasi antara catatan akuntansi yang diselenggarakan.

c.       Pelaksanaan transaksi melalui sistem otorisasi yang telah ditetapkan:

1)      Pemberian otorisasi oleh pejabat yang berwenang.

2)      Pelaksanaan transaksi sesuai dengan otorisasi yang diberikan oleh pejabat yang berwenang.

d.      Pencatatan transaksi yang terjadi dalam catatan akuntansi:

1)      Pencatatan semua transaksi yang terjadi.

2)      Transaksi yang dicatat adalah benar-benar terjadi.

3)      Transaksi dicatat dalam jumlah yang benar.

4)      Transaksi dicatat dalam periode akuntansi yang seharusnya.

5)      Transaksi dicatat dengan penggolongan yang seharusnya.

6)      Transaksi dicatat dan diringkas dengan teliti.

2.2.1.2  Unsur-unsur Pengendalian Intern

Menurut Mulyadi (1998 :166) untuk menciptakan sistem pengendalian intern

yang baik dalam perusahaan maka ada empat unsur pokok yang harus dipenuhi antara lain:

a.       Struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional secara tegas.

b.      Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup

terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya.

c.       Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.

d.      Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggungjawabnya.

Sistem pengendalian intern yang memadai bagi perusahaan mempunyai persyaratan

yang berbeda-beda, tergantung dari sifat serta keadaan masing-masing perusahaan. Dalam

artian tidak ada sistem pengendalian intern yang bersifat universal yang dapat dipakai oleh

seluruh perusahaan.

Menurut Agoes (2004:75), pengendalian intern terdiri dari beberapa indikator  yang saling terkait

berikut ini:

a.       Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi, memengaruhi kesadaran pengendalian

orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian intern,

menyediakan disiplin dan struktur.

b.      Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan

manajemen dilaksanakan.

c.       Pemantauan adalah proses yang menetukan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu.

2.2.1.3  Prinsip-prinsip Sistem Pengendalian Intern

Untuk dapat mencapai tujuan pengendalian akuntansi, suatu sistem harus memenuhi

enam prinsip dasar pengendalian intern yang meliputi. Bambang Hartadi(1987: 130):

a.       Pemisahan fungsi

Tujuan utama pemisahan fungsi untuk menghindari dan pengawasan segera atas

kesalahan atau ketidakberesan. Adanya pemisahan fungsi untuk dapat mencapai suatu

efisiensi pelaksanaan tugas.

b.      Prosedur pemberian wewenang

Tujuan prinsip ini adalah untuk menjamin bahwa transaksi telah diotorisir oleh orang

yang berwenang.

c.       Prosedur dokumentasi

Dokumentasi yang layak penting untuk menciptakan sistem pengendalian akuntansi

yang efektif. Dokumentasi memberi dasar penetapan tanggungjawab untuk pelaksanaan dan

pencatatan akuntansi.

d.      Prosedur dan catatan akuntansi

Tujuan pengendalian ini adalah agar dapat disiapkannya catatancatatan akuntansi

yang yang teliti secara cepat dan data akuntansi dapat dilaporkan kepada pihak yang

menggunakan secara tepat waktu.

e.       Pengawasan fisik

Berhubungan dengan penggunaan alat-alat mekanis dan elektronis dalam pelaksanaan

dan pencatatan transaksi.

f.       Pemeriksaan intern secara bebas

Menyangkut pembandingan antara catatan asset dengan asset yang betul-betul ada,

menyelenggarakan rekening-rekening kontrol dan mengadakan perhitungan kembali gaji

karyawan. Ini bertujuan untuk mengadakan pengawasan kebenaran data.

2.2.2        Pengertian Kompensasi

Menurut Cahyani (2009:77), “kompensasi sesungguhnya merupakan pengertian luas

dari pengupahan”. Kompensasi mencakup pula tunjangan –baik tunjangan berbentuk uang

maupun non uang—selain gaji atau upah yang diterima setiap bulan.

Menurut Singodimedjo dalam tulisan Edy Sutrisno (2009), kompensasi adalah semua

balas jasa yang diterima seorang karyawan dari perusahaannya sebagai akibat dari jasa atau

tenaga yang telah diberikannya pada perusahaan tersebut. Kompensasi menurut Tohardi

dalam tulisan Edy Sutrisno (2009), bahwa kompensasi dihitung berdasarkan evaluasi

pekerjaan, perhitungan kompensasi berdasarkan evaluasi pekerjaan tersebut dimaksudkan

untuk mendapatkan pemberian kompensasi yang mendekati kelayakan (worth) dan keadilan

(equity).

Pada dasarnya manusia bekerja juga ingin memeroleh uang untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya. Untuk itulah seorang karyawan mulai menghargai kerja keras dan

semakin menunjukkan loyalitas terhadap perusahaan dan karena itulah perusahaan

memberikan penghargaan terhadap prestasi kerja karyawan yaitu dengan jalan memberikan

kompensasi. Salah satu cara manajemen untuk meningkatkan prestasi kerja, memotivasi dan

meningkatkan kinerja para karyawan adalah melalui kompensasi (Mathis dan Jackson, 2000).

Kompensasi acapkali juga disebut penghargaan dan dapat didefinisikan sebagai setiap

bentuk penghargaan yang diberikan kepada karyawan sebagai balas jasa atas kontribusi yang

mereka berikan kepada organisasi (Mutiara S. Panggabean, 2002). Selain itu dalam buku

Malayu S.P. Hasibuan (2002) terdapat beberapa pengertian kompensasi dari beberapa tokoh

yaitu :

1.      Menurut William B. Werther dan Keith Davis kompensasi adalah apa yang seorang pekerja

terima sebagai balasan dari pekerjaan yang diberikannya. Baik upah per jam ataupun gaji

periodic didesain dan dikelola oleh bagian personalia.

2.      Menurut Andrew F. Sikula kompensasi adalah segala sesuatu yang dikonstitusikan atau

dianggap segai suatu balas jasa atau ekuivalen.

Pengertian kompensasi juga terdapat pada berbagai literatur yang dikemukakan oleh

Gibson (1996)  bahwa kompensasi merupakan Imbalan yang diterima oleh karyawan

sebagai balas jasa atas pekerjaan yang mereka lakukan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sistem kompensasi yang baik adalah

sistem yang diperlukan organisasi untuk meyakinkan karyawan bahwa mereka akan

mendapatkan apa yang mereka butuhkan secara layak sehingga mereka dengan sadar

melakukan tindakan yang diinginkan oleh organisasi.

2.2.2.1  Jenis-Jenis Kompensasi

Menurut Panggabean dalam tulisan Edy Sutrisno (2009), kompensasi dapat dibedakan

menjadi dua jenis, yaitu :

1.      Kompensasi Langsung adalah kompensasi yang langsung dirasakan olah penerimanya, yakni

berupa gaji, tunjangan, insentif merupakan hak karyawan dan kewajiban perusahaan untuk

membayarnya.

a)      Gaji adalah balas jasa yang dibayar secara periodik kepada karyawan tetap serta mempunyai

jaminan yang pasti.

b)      Tunjangan adalah kompensasi yang diberikan perusahaan kepada para karyawannya, karena

karyawannya tersebut dianggap telah ikut berpartisipasi dengan baik dalam mencapai tujuan

perusahaan.

c)      Insentif adalah kompensasi yang diberikan kepada karyawan tertentu, karena keberhasilan

prestasinya di atas standar.

2.      Kompensasi Tidak Langsung adalah kompensasi yang tidak dapat dirasakan secara langsung

oleh karyawan, yakni benefitdan services (tunjangan pelayanan). Benefit dan servicesadalah

kompensasi tambahan (financial atau non financial) yang diberikan berdasarkan

kebijaksanaan perusahaan terhadap semua karyawan dalam usaha meningkatkan

kesejahteraan mereka. Seperti tunjangan hari raya, uang pensiun, pakaian dinas, olah raga dan

darma wisata (family gathering).

Menurut Gary Dessler (dikutip oleh Lies Indriyatni, 2009) kompensasi mempunyai

tiga komponen sebagai berikut :

1.      Pembayaran uang secara langsung (direct financial payment) dalam bentuk gaji, dan intensif

atau bonus/komisi.

2.      Pembayaran tidak langsung (indirect payment) dalam bentuk tunjangan dan asuransi.

3.      Ganjaran non finansial (non financial rewards) seperti jam kerja yang luwes dan kantor yang

bergengsi.

2.2.2.2  Tujuan Kompensasi

Tujuan pemberian kompensasi kepada karyawan antara lain : menjamin sumber

nafkah karyawan beserta keluarganya, meningkatkan prestasi kerja, meningkatkan harga diri

para karyawan, mempererat hubungan kerja antar karyawan, mencegah karyawan

meninggalkan perusahaan, meningkatkan disiplin kerja, efisiensi tenaga karyawan yang

potensial, perusahaan dapat bersaing dengan tenaga kerja di pasar, mempermudah perusahaan

mencapai tujuan, melaksanakan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan perusahaan

dapat memberikan teknologi baru.

Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2002), tujuan pemberian kompensasi (balas jasa)

antara lain adalah:

1.      Ikatan Kerja Sama

Dengan pemberian kompensasi terjalinlah ikatan kerja sama formal antara majikan dengan

karyawan. Karyawan harus mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik, sedangkan

pengusaha/majikan wajib membayar kompensasi sesuai dengan perjanjian yang disepakati.

2.      Kepuasan Kerja

Dengan balas jasa, karyawan akan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik, status sosial,

dan egoistiknya sehingga memperoleh kepuasan kerja dari jabatannya.

3.      Pengadaan Efektif

Jika program kompensasi ditetapkan cukup besar, pengadaan karyawan yang

qualified untuk perusahaan akan lebih mudah.

4.      Motivasi

Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan mudah memotivasi bawahannya.

5.      Stabilitas Karyawan

Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan layak serta eksternal konsistensi yang

kompentatif maka stabilitas karyawan lebih terjamin karena turn-over relatif kecil.

6.      Disiplin

Dengan pemberian balas jasa yang cukup besar maka disiplin karyawan semakin baik.

Mereka akan menyadari serta mentaati peraturan-peraturan yang berlaku.

7.      Pengaruh Serikat Buruh

Dengan program kompensasi yang baik pengaruh serikat buruh dapat dihindarkan dan

karyawan akan berkonsentrasi pada pekerjaannya.

8.      Pengaruh Pemerintah

Jika program kompensasi sesuai dengan undang-undang perburuhan yang berlaku (seperti

batas upah minimum) maka intervensi pemerintah dapat dihindarkan.

Sedangkan menurut Mathis and Jackson (2006:419), program kompensasi yang efektif dalam

sebuah organisasi memiliki empat tujuan:

1.      Kepatuhan pada hukum dan peraturan yang berlaku

2.      Efektifitas biaya bagi organisasi

3.      Keadilan internal, eksternal, dan individual bagi para karyawan

4.       Peningkatan kinerja bagi organisasi

2.2.2.3  Sistem Kompensasi

Sistem pembayaran kompensasi yang umum diterapkan adalah:

1.      Sistem Waktu

Dalam sistem waktu, besarnya kompensasi (gaji, upah) ditetapkan berdasarkan standar waktu

seperti jam, minggu, atau bulan.

2.      Sistem Hasil (Output)

Dalam sistem hasil, besarnya kompensasi/upah ditetapkan atas kesatuan unit yang dihasilkan

pekerja, seperti per potong, meter, liter, dan kilogram.

3.      Sistem Borongan

Sistem borongan adalah suatu cara pengupahan yang penetapan besarnya jasa didasarkan atas

volume pekerjaan dan lama mengerjakannya.

2.2.3        Kinerja Karyawan

Hani Handoko (2002) mengistilahkan kinerja (performance) dengan prestasi kerja

yaitu proses melalui mana organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan.

Berikut ini adalah beberapa pengertian kinerja oleh beberapa pakar yang dikutip oleh

Bambang Guritno dan Waridin (2005) yaitu:

a.       Menurut Winardi (1992) kinerja merupakan konsep yang bersifat universal yang merupakan

efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan bagian karyawannya berdasar

standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya, karena organisasi pada dasarnya

dijalankan oleh manusia, maka kinerja sesungguhnya merupakan perilaku manusia dalam

memainkan peran yang mereka lakukan dalam suatu organisasi untuk memenuhi standar

perilaku yang telah ditetap kan agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan.

b.      Menurut Gomes (2000) kinerja merupakan catatan terhadap hasil produksi dari sebuah

pekerjaan tertentu atau aktivitas tertentu dalam periode waktu tertentu.

c.       Dessler (1997) menyatakan bahwa penilaian kinerja adalah memberikan umpan balik kepada

karyawan dengan tujuan memotivasi orang tersebut untuk menghilangkan kemerosotan

kinerja atau berkinerja lebih tinggi lagi. Menurut Dessler, penilaian kerja terdiri dari tiga

langkah, pertama mendifinisikan pekerjaan berarti memastikan bahwa atasan dan bawahan

sepakat dengan tugas-tugasnya dan standar jabatan. Kedua, menilai kinerja berarti

membandingkan kinerja aktual atasan dengan standar-standar yang telah itetapkan, dan ini

mencakup beberapa jenis tingkat penilaian. Ketiga, sesi umpan balik berarti kinerja dan

kemajuan atasan dibahas dan rencana-rencana dibuat untuk perkembangan apa saja yang

dituntut.

d.      Rivai dan basri (2005) menyebutkan bahwa kinerja adalah kesediaan seseorang atau

kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan

tanggung jawab dengan hasil seperti yang diharapkan.

Marihot Tua Efendi (2002) berpendapat bahwa kinerja merupakan hasil kerja yang

dihasilkan oleh pegawai atau perilaku nyata yang ditampilkan sesuai peranannya dalam

organisasi. Kinerja juga berarti hasil yang dicapai seseorang baik kualitas maupun kuantitas

sesuai dengan tanggungjawab yang diberian kepadanya. Selain itu kinerja seseorang

dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, inisiatif, pengalaman kerja, dan motivasi karyawan.

Hasil kerja seseorang akan memberikan umpan balik bagi orang itu sendiri untuk selalu aktif

melakukan pekerjaannya secara baik dan diharapkan akan menghasilkan mutu pekerjaan

yang baik pula. Pendidikan mempengaruhi kinerja seseorang karena dapat memberikan

wawasan yang lebih luas untuk berinisiatif dan berinovasi dan selanjutnya berpengaruh

terhadap kinerjanya.

Sopiah (2008) menyatakan lingkungan juga bisa mempengaruhi kinerja seseorang.

Situasi lingkungan yang kondusif, misalnya dukungan dari atasan, teman kerja, sarana dan

prasarana yang memadai akan menciptaka kenyamanan tersendiri dan akan memacu kinerja

yang baik. Sebaliknya, suasana kerja yang tidak nyaman karena sarana dan prasarana yang

tidak memadai, tidak adanya dukungan dari atasan, dan banyak terjadi konflik akan memberi

dampak negatif yang mengakibatkan kemerosotan pada kinerja seseorang.

Sedangkan kinerja karyawan menurut Henry Simamora (2004) adalah tingkat hasil

kerja karyawan dalam pencapaian persyaratan pekerjaan yang diberikan. Deskripsi dari

kinerja menyangkut tiga komponen penting yaitu:

a.       Tujuan

Tujuan ini akan memberikan arah dan mempengaruhi bagaimana seharusnya perilaku kerja

yang diharapkan organisasi terhadap setiap personel.

b.      Ukuran

Ukuran dibutuhkan untuk mengetahui apakah seorang personel telah mencapai kinerja yang

diharapkan, untuk itu kuantitatif dan kualitatif standar kinerja untuk setiap tugas dan jabatan

personal memegang peranan penting.

c.       Penilaian

Penilaian kinerja reguler yang dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan kinerja setiap

personel. Tindakan ini akan membuat personel untuk senantiasa berorientasi terhadap tujuan

dan berperilaku kerja sesuai dan searah dengan tujuan yang hendak dicapai.

Menurut Rita Swietenia (2009) manfaat kinerja pegawai antara lain adalah untuk

menganalisa dan mendorong efisiensi produksi, untuk menentukan target atau sasaran yang

nyata, lalu untuk pertukaran informasi antara tenaga kerja dan manajemen yang berhubungan

terhadap masalah-masalah yang berkaitan.

2.2.3.1  Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja (performance appraisal) memainkan peranan yang sangat penting

dalam peningkatan motivasi di tempat kerja. Karyawan menginginkan dan memerlukan

balikan berkenan dengan prestasi mereka dan penilaian menyediakan kesempatan untuk

memberikan balikan kepada mereka. Jika kinerja tidak sesuai dengan standar, maka penilaian

memberikan kesempatan untuk meninjau emajuan karyawan dan untuk menyusun rencana

peningkatan kinerja. Penilaian kinerja merupakan upaya membandingkan prestasi aktual

karyawan dengan prestasi kerja dengan yang diharapkan darinya (Dessler 2000) Dalam

penilaian kinerja karyawan tidak hanya menilai hasil fisik, tetapi pelaksanaan pekerjaan

secara keseluruhan yang menyangkut berbagai bidang seperti kemampuan kerja, kerajinan,

kedisiplinan, hubungan kerja atau hal-hal khusus sesuai dengan bidang dan level pekerjaan

yang dijabatnya.

Menurt Dessler (2000) ada lima faktor dalam penilaian kinerja yang populer, yaitu:

a.       Prestasi pekerjaan, meliputi: akurasi, ketelitian, keterampilan, dan penerimaan keluaran.

b.      Kuantitas pekerjaan, meliputi: volume keluaran dan kontribusi.

c.       Kepemimpinan yang diperlukan, meliputi: membutuhkan saran, arahan atau perbaikan

d.      Kedisiplinan, meliputi: kehadiran, sanksi, warkat, regulasi, dapat dipercaya/ diandalkan dan

ketepatan waktu

e.       Komunikasi, meliputi: hubungan antar karyawan maupun dengan pimpinan, media

komunikasi.

Menurut Hani Handoko (2002) pengukuran kinerja adalah usaha untuk merencanakan

dan mengontrol proses pengelolaan pekerjaan sehingga dapat dilaksanakan sesuai tujuan

yang telah ditetapkan, penilaian prestasi kerja juga merupakan proses mengevaluasi dan

menilai prestasi kerja karyawan diwaktu yang lalu atau untuk memprediksi prestasi kerja di

waktu yang akan datang dalam suatu organisasi.

Kinerja karyawan pada dasarnya adalah hasil kerja karyawan selama periode tertentu.

Pemikiran tersebut dibandingkan dengan target/ sasaran yang telah disepakati bersama.

Tentunya dalam penilaian tetap mempertimbangkan berbagai keadaan dan perkembangan

yang mempengaruhi kinerja tersebut.

Hani Handoko (2000) menyebutkan bahwa penilaian kinerja terdiri dari 3 kriteria,

yaitu :

a.       Penilaian berdasarkan hasil yaitu penilaian yang didasarkan adanya target-target dan

ukurannya spesifik serta dapat diukur.

b.      Penilaian berdasarkan perilaku yaitu penilaian perilaku-perilaku yang berkaitan dengan

pekerjaan.

c.       Penilaian berdasarkan judgement yaitu penilaian yang berdasarkan kualitas pekerjaan,

kuantitas pekerjaan, koordinasi, pengetahuan pekerjaan dan ketrampilan, kreativitas,

semangat kerja, kepribadian, keramahan, intregitas pribadi serta kesadaran dan dapat

dipercaya dalam menyelesaikan tugas.

Indikator kinerja karyawan menurut Bambang Guritno dan Waridin (2005) adalah

sebagai berikut :

a.       Mampu meningkatkan Taget pekerjaan.

b.      Mampu menyelesaikan  pekerjaan tepat waktu.

c.       Mampu menciptakan Inovasi dalam menyelesaikan pekerjaan.

d.      Mampu menciptakan kreativitas dalam menyelesaikan pekerjaan.

e.       Mampu meminimalkan kesalahan pekerjaan.

2.3         Hubungan Antar Variabel

2.3.1   Hubungan Variabel Pengendalian Intern Terhadap Kinerja Karyawan

Pengendalian merupakan sebuah manajer dalam memastikan sumber daya yang

diperoleh dan dipergunakan secara efektif dan efisien dalam usaha untuk mencapai tujuan

organisasi, Anthony dan Govindarajan (1995). Setiap perusahaan memerlukan pengendalian

manajemen, karena sistem tersebut didesain untuk mengatur aktifitas anggota organisasi

melalui para pemimpin (manajer) organisasi agar sesuai dengan tujuan yang diinginkan

perusahaan. Proses pengendalian dilakukan melaui para pemimpin atau manajer dengan

penentuan tujuan dan strategi, pelaksanaan dan pengukuran serta analisis prestasi dan

penghargaan.

Disisi lain Pilipus Ramandei (2009) memaparkan pemahaman sistem pengendalian

intern pada suatu organisasi perlu ditingkatkan agar sistem pengendalian intern organisasi

perusaahaan dapat terlaksana secara efektif dan efisien dalam mencapai tingkat kinerja

karyawan yang diinginkan untuk kelangsungan hidup perusahaan. Dengan demikian, dapat

dikemukakan hipotesis sebagai berikut:

H1:      Pengendalian intern berpengaruh positif  dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

2.3.2        Hubungan Variabel Pengendalian intern Terhadap Kinerja Karyawan Yang Dimediasi

Oleh Variabel Kesesuaian Kompensasi

Salah satu cara manajemen untuk meningkatkan prestasi kerja, memotivasi dan

meningkatkan kepuasan kerja para karyawan adalah melalui kompensasi (Mathis dan

Jackson, 2000). Secara sederhana kompensasi merupakan sesuatu yang diterima karyawan

untuk balas jasa kerja mereka.

Simamora (2004) mengatakan bahwa kompensasi dalam bentuk financial adalah

penting bagi karyawan, sebab dengan kompensasi ini mereka dapat memenuhi kebutuhannya

secara langsung, terutama kebutuhan fisiologisnya.Namun demikian, tentunya

karyawan  juga berharap agar kompensasi yang diterimanya sesuai dengan pengorbanan yang

telah diberikan dalam bentuk non finansial juga sangat penting bagi karyawan terutama untuk

pengembangan karir mereka.

Jika dikaitkan dengan pengendalian intern terhadap pemberian kompensasi maka

pengendalian intern suatu organisasi perusahaan akan lebih baik dalam memberikan

kontribusi terhadap kinerja karyawan. Karena seperti yang dikemukakan sebelumnya bahwa

kinerja karyawan akan berjalan sesuai dengan balas jasa yang akan diterimanya. Dengan

demikian, dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut:

H2:      Pengendalian intern berpengaruh positif dan signifikan kinerja Karyawan yang di

mediasi oleh pemberian kompensasi.

2.4              Kerangka Pemikiran TeoritisGambar 2.1

Kerangka Pemikiran TeoritisPengendalian Intern:

    Lingkungan pengendalian    Aktivitas pengendalian    Pemantauan 

Kompensasi:    Gaji/upah    Insentif/Bonus    Tunjangan    fasilitas

Kinerja Karyawan:    Target Pekerjaan    Tepat waktu    Inovasi    Kreativitas    Meminimalkan kesalahan pekerjaan 

Sumber : Anoki Herdianto Dito (2010).

2.5              Hipotesis

Pengetian hipotesis menurut Sugiyono (2002) adalah jawaban sementara terhadap

rumusan penelitian di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pernyataan. Hipotesis merupakan dugaan sementara yang mungkin benar dan

mungkin salah, sedangkan penolakan atau penerimaan suatu hipotesis tersebut tergantung

dari hasil penellitian terhadap faktor-faktor yang dikumpulkan, kemudian diambil suatu

kesimpulan.

Berdasarkan pembahasan pada landasan teori dan penelitian terdahulu, maka dapat

dikemukakan hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:

H1 =    Pengendalian Intern berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

            Di dukung oleh Pilipus Ramandei (2009)

H2 =    Pengendalian Intern berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan dengan

Kompensasi sebagai variabel intervening.

            Didukung oleh Fullchis Nurtjahjani (2008) dan Anoki Herdianto Dito (2010).

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah suatu kegiatan yang menggunakan metode yang sistematis

untuk memperoleh data yang meliputi pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis data.

3.1              Objek Penelitian

Pada penelitian  ini yang menjadi objek penelitian yaitu PT.Sinar Galesong Pratama

Kendari yang beralamat di Jalan Dr.Sam Ratulangi No.187-189 Mandonga, Kendari.

3.2              Populasi dan Sampel Penelitian

3.2.1        Populasi penelitian

Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal atau

orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti

karena itu dipandang sebagai sebuah semesta penelitian  (Ferdinand, 2006). Adapaun

populasi pada penelitian ini yaitu seluruh karyawan PT.Sinar Galesong Pratama Kendari yang

berjumlah 87 orang.

3.2.2        Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut ( Sugiyono, 2002 ). Karena jumlah populasi kurang dari 100 responden, maka

metode pemilihan sampel yang digunakan adalah metode sensus, yaitu penyebaran kuesioner

dilakukan pada semua populasi, yaitu berjumlah 87 kuesioner.

3.3              Jenis dan Sumber Data

3.3.1        Jenis Data

            Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data kualitatif, yaitu data yang

diperoleh dari perusahaan dalam bentuk informasi yang bukan dalam bentuk angka-angka.

Data kualitatif ini seperti sejarah berdirinya perusahaan  dan struktur organisasi.

3.3.2        Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data primer, yaitu data yang

diperoleh secara langsung dari sumber aslinya. Data primer secara khusus dikumpulkan untuk

menjawab pertanyaan penelitian. Data primer biasanya diperoleh dari survei lapangan yang

menggunakan semua metode pengumpulan data ordinal (Sugiyono, 2002). Dalam penelitian

ini digunakan kuisioner (angket).

3.4              Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan kuesioner. Kuesioner (angket) adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

untuk dijawab. Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila

peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari

responden.

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. Menurut Imam

Ghozali ( 2005 ), skala Likert adalah skala yang berisi 5 tingkat preferensi jawaban dengan

pilihan sebagai berikut :

1 = Sangat tidak setuju                       4 = Setuju

2 = Tidak setuju                                  5 = Sangat setuju

3 = Kurang Setuju

3.5              Metode Analisis

Dalam suatu penelitian, jenis data dan hipotesis sangat menentukan dalam ketepatan

pemilihan metode analisis. Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini maka digunakan

beberapa metode analisis data sebagai berikut :

3.5.1        Uji Instrumen

3.5.1.1  Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.

Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut  (Imam Ghozali, 2005).

Untuk mengukur validitas dapat dilakukan dengan melakukan korelasi antar skor butir

pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel. Sedangkan untuk mengetahui skor

masing – masing item pertanyaan valid atau tidak, maka ditetapkan kriteria statistik sebagai

berikut :

1.      Jika r hitung > r tabel dan bernilai positif, maka variabel tersebut valid.

2.      Jika r hitung < r tabel, maka variabel tersebut tidak valid.

3.      Jika r hitung > r tabel tetapi bertanda negatif, maka H0 akan tetap ditolak dan H1 diterima.

3.5.1.2  Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang mempunyai indikator

dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner dinyatakan reliabel atau handal jika jawaban

seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali,

2005). Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :

1.      Repeted measure atau pengukuran yaitu seseorang aka disodori pertanyaan yang sama pada

waktu yang berbeda, dan kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya.

2.      One shot atau pengukuran sekali saja dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan

pertanyaan yang lain atau mengukur korelasi antara jawaban dengan pertanyaan.

Uji reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS, yang

akan memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha

( α ). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika

memberikan nilai Cronbanch Alpha > 0,60 ( Ghozali,2005 ).

3.5.2        Uji Model

3.5.2.1 Uji R2 (Koefisien Determinasi)

Pengujian ini digunakan untuk mengetahui tingkat ketepatan yang terbaik dalam

analisis regresi dalam hal ini ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi. Koefisien

determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui prosentase pengaruh variabel independen

terhadap variabel dependen. Dari sini akan diketahui seberapa besar variabel independen

akan mampu menjelaskan variabel dependennya, sedangkan sisanya dijelaskan oleh sebab-

sebab lain di luar model.

Nilai koefisien R2 mempunyai interval nol sampai satu (0 ≤ R2 ≤1). Semakin besar

R2 (mendekati 1), semakin baik hasil untuk model regresi tersebut dan semakin mendekati 0,

maka variabel independen secara keseluruhan tidak dapat menjelaskan variabel

dependen. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti

variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variasi variabel dependen (Imam Gozali, 2005).

3.5.2.2  Uji Signifikansi Simultan ( Uji F-test)

Uji F digunakan pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau

bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap

variabel dependen atau terikat (Ghozali, 2005).

Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut :

1.      Derajat kepercayaan = 5 %

2.      Derajat kebebasan f tabel ( α, k, n-k-1 )

α = 0,05

k = jumlah variabel bebas

n = jumlah sampel

3.      Menentukan kriteria pengujian

H0 ditolak apabila f hitung > f tabel

HA ditolak apabila f hitung < f tabel

4.      Menentukan f dengan rumus:

f =  

Dimana :

R2       = koefisien determinan berganda

N         = jumlah sampel

K         = jumlah variabel bebas

Kesimpulan :

Apabila f hitung < f tabel maka H0 diterima dan HA ditolak, artinya tidak ada pengaruh

secara simultan.

Apabila f hitung > f tabel maka H0 ditolak dan HA diterima, artinya ada pengaruh secara

simultan.

3.5.3        Uji Asumsi Klasik

3.5.3.1 Uji Normalitas

Uji asumsi normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Distribusi normal akan

membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan

garis diagonal. Jika distribusi data resigual normal, maka garis yang menggambarkan data

sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Dasar pengambilan keputusan memenuhi

normalitas atau tidak,

sebagai berikut :

1.      Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik

histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi

normalitas.

2.      Jika data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau

grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka regresi tidak memenuhi

asumsi normalitas.

3.5.3.2  Linearitas

Uji linearitas digunakan untuk melihat apakah model yang dibangun mempunyai

hubungan yang linear atau tidak. Model dibentuk berdasarkan tinjauan teoritis bahwa

hubungan antara variabel independen dengan variabel dependennya adalah linear. Uji

linearitas digunakan untuk mengkonfirmasi apakah sifat linear antar dua variabel yang

diidentifikasikan secara teori sesuai dengan hasil observasi yang ada.

Mengingat penelitian ini menggunakan Analisis Jalur (Path Analysis), maka terdapat

beberapa asumsi dasar untuk memenuhi kaedah Trimming Theory (Teori Trimming), di

antaranya :

1.      Hubungan antar variabel harus bersifat linear.

2.      Model penelitian memiliki hubungan kausalitas dengan panah satu arah / one-way causal

flow (recursive model). Pengujian dilakukan secara parsial dengan OLS (analisis regresi).

3.      Variabel endogen minimal dalam skala interval.

4.      Instrumen penelitian harus reliabel dan valid (variabel diukur tanpa kesalahan).

5.      Model penelitian sesuai dengan teori dan konsep.

Dalam Teori Trimming, pengujian validitas model riset diamati melalui perhitungan

koefisisien determinasi total, dengan rumus sebagai berikut :

Koefisien Determinasi Total =

Uji validitas koefisien path pada setiap jalur untuk pengaruh langsung ditunjukkan

dengan nilai p dari Uji t, yaitu pengujian koefisien regresi variabel yang dibakukan secara

parsial. Variabel dengan koefisien path terbesar merupakan variabel yang memiliki pengaruh

dominan.

Selanjutnya, sifat linearitas antara variabel independen dan variabel dependen dapat

diamati melalui Scatter Plot Diagramdengan tambahan garis regresi. Karena diagram pencar

hanya menampilkan hubungan antara dua variabel, maka pengujian dilakukan secara

berpasangan setiap dua variabel (Santoso, 2004).

3.5.4        Uji Hipotesis

3.5.4.1  Uji Efek Mediasi

Mediasi atau intervening merupakan variabel antara yang berfungsi memediasi

hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Untuk menguji pengaruh

variabel mediasi digunakan metode analisis jalur (path analysis). Analisis jalur sendiri tidak

dapat menentukan hubungan sebab akibat dan tidak dapat digunakan sebagai subtitusi bagi

peneliti untuk melihat hubungan kausalitas antar hubungan. Yang dapat dilakukan oleh

analisis jalur adalah menentukan pola hubungan antara tiga atau lebih variabel dan tidak

dapat digunakan untuk mengkonfirmasi atau menolak hipotesis kausalitas imajiner.

Diagram jalur memberikan secara eksplisit hubungan kausalitas antar variabel

berdasarkan pada teori. Anak panah menunjukkan hubungan antar variabel. Di dalam

menggambarkan diagram jalur yang perlu diperhatikan adalah anak panah berkepala satu

merupakan hubungan regresi. Hubungan langsung terjadi jika satu variabel mempengaruhi

variabel lain tanpa ada variabel ketiga yang memediasi (intervening) hubungan kedua

variabel tadi. Pada setiap variabel independen akan ada anak panah yang menuju ke variabel

ini (mediasi) dan ini berfungsi untuk menjelaskan jumlah varian yang tak dapat dijelaskan

oleh variabel lain (Imam Ghozali, 2005).

Hubungan variabel pengendalian intern dan kinerja karyawan dimediasi kompensasi

digambarkan dalam path analysis sebagai berikut:Gambar 3.1

Path Analysis Variabel Kompensasi dan Kinerja dimediasi Motivasi

Pengendalian Intern (X)Kinerja (Y2)Kompensasi (Y1)

    H3

                                                                b3

                                                                 H1                       H2 b2

    b1

3.5.4.2  Analisis Jalur

Analisis ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara kompensasi

terhadap motivasi dan implikasinya terhadap kinerja. Dalam analisis ini terdapat 3 variabel,

yaitu :

a.       Variabel Bebas ( X ), yaitu Pengendalian Intern

b.       Variabel Intervening ( Y1 ), yaitu Kompensasi

c.       Variabel Terikat ( Y2 ), yaitu Kinerja

Untuk menguji variabel tersebut maka digunakan analisa regresi linier berganda

dengan rumus sebagai berikut :

Y1 = X + e1

Y2 = X + Y1 + e2

Dimana :

Y2       = kinerja karyawan

Y1       = kompensasi

X         = Pengendalian intern

E          = residual atau prediction error

3.5.4.3  Uji t

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau

independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Langkah –

langkah pengujiannya adalah sebagai berikut :

1.      Menentukan formasi H0 dan H1

H0 : bi = 0 ,berarti variabel independen bukan merupakan variabel penjelas

yang signifikan terhadap variabel dependen.

HA : bi ≠ 0 ,berarti variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel

dependen.

2.      Level of significant

Sampel 100 orang, maka t tabel = t ( α = 0,05 )

3.      Menentukan kriteria pengujian

H0 gagal ditolak apabila t hitung < t tabel

H1 ditolak apabila t hitung > t tabel

4.      Tes Statistik

t =

Kesimpulan :

Apabila t hitung > t tabel maka H0 ditolak, artinya ada pengaruh positif.

Apabila t hitung < t tabel maka H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh.

3.6              Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

3.6.1        Varibel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang atau objek yang

mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok itu (Sugiyono, 2002).

Berdasarkan telaah pustaka dan perumusan hipotesis, maka variabel-variabel dalam

penelitian ini adalah :

1.        Variabel Bebas (Independen)

Variabel bebas atau independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau

menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel terikat). Dalam

penelitian ini yang merupakan variabel bebasnya adalah Pengendalian Intern (Sugiyono,

2002).

2.        Variabel Intervening

Variabel intervening secara teoritis adalah variabel yang mempengaruhi hubungan

dependen dan independen menjadi hubungan langsung dan tidak langsung yang dapat diamati

dan diukur. Dalam penelitian ini yang merupakan variabel intervening adalah Kompensasi

(Imam Ghozali, 2005).

3.        Variabel Terikat (Dependen)

Variabel terikat atau dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat karena adanya variabel bebas (independen). Dalam penelitian ini yang

merupakan variabel terikatnya adalah kinerja (Sugiyono, 2002).

3.6.2        Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu variabel di ukur,

sehingga peneliti dapat mengetahui baik buruknya pengukuran tersebut. Adapun definisi

operasional dalam penelitian ini adalah:

1.        Pengendalian Intern (Variabel X)

Pengendalian intern ialah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris,

manajemen, dan personil satuan usaha lainnya, yang dirancang untuk mendapat keyakinan

memadai tentang pencapaian tujuan dalam hal-hal berikut: keandalan pelaporan keuangan,

kesesuaian dengan undang-undang, dan peraturan yang berlaku, efektifitas dan efisiensi

operasi. Al Haryono Jusup (2001:252).

Adapun indikator dari pengendalian intern Menurut Agoes (2004:75), adalah sebagai berikut:

a.       Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran pengendalian

orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian intern,

menyediakan disiplin dan struktur.

b.      Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan

manajemen dilaksanakan.

c.       Pemantauan adalah proses yang menetukan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu.

2.        Kompensasi (Varaibel Y1)

Gibson (1996)  menyebutkan bahwa kompensasi merupakan  Imbalan yang diterima

oleh karyawan sebagai balas jasa atas pekerjaan yang mereka lakukan.

Adapun indikator yang digunakan untuk mengukur kompensasi menurut Anthony

(2000) adalah sebagai berikut :

a.       Upah dan gaji

Upah biasanya berhubungan dengan tarif gaji per jam. Upah merupakan basis bayaran yang

kerapkali digunakan bagi pekerja-pekerja produksi dan pemeliharaan. Gaji umumnya berlaku

untuk tarif bayaran mingguan, bulanan, atau tahunan.

b.      Insentif

Insentif adalah tambahan kompensasi di atas atau di luar gaji atau upah yang diberikan oleh

organisasi.

c.       Tunjangan

Contoh-contoh tunjangan adalah asuransi kesehatan dan jiwa, liburan yang ditanggung

perusahaan, program pensiun, dan tunjangan lainnya yang berkaitan dengan hubungan

kepegawaian.

d.      Fasilitas

Contoh-contoh fasilitas adalah kenikmatan/fasilitas seperti mobil perusahaan, keanggotaan

klub, tempat parkir khusus, atau akses ke pesawat perusahaan yang diperoleh karyawan.

Fasilitas dapat mewakili jumlah substansial dari kompensasi, terutama bagi eksekutif yang

dibayar mahal.

3.      Kinerja (Variabel Y2)

Menurut Winardi (1992) kinerja merupakan konsep yang bersifat universal yang

merupakan efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan bagian

karyawannya berdasar standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya, karena

organisasi pada dasarnya dijalankan oleh manusia, maka kinerja sesungguhnya merupakan

perilaku manusia dalam memainkan peran yang mereka lakukan dalam suatu organisasi

untuk memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan agar membuahkan tindakan dan hasil

yang diinginkan.

Adapun indikator kinerja karyawan menurut Bambang Guritno dan Waridin (2005)

adalah sebagai berikut :

a.       Mampu meningkatkan target pekerjaan

b.      Mampu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu

c.       Mampu menciptakan inovasi dalam menyelesaikan pekerjaan.

d.      Mampu menciptakan kreativitas dalam menyelesaikan pekerjaan.

e.       Mampu maminimalkan kesalahan pekerjaan.

Untuk lebih jelasnya definisi operasional dari penelitian ini dapat dilihat pada tabel

berikut:Tabel 3.1

Definisi OperasionalVariabel Definisi Operasional Indikator Item-item

1 2 3 4

Pengendalian Intern

Al Haryono Jusup (2001)Agoes (2004)

Suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil satuan usaha lainnya, yang dirancang untuk mendapat keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan.

Menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya

Lingkungan Pengendalian

1.    Mengetahui corak kebudayaan yang menjadi ciri khas perusahaan.

2.    Kebudayaan perusahaan mempengaruhi pengendalian karyawann

Kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan

Aktivitas Pengendalian

1.    Kebijakan dan prosedur akan menjamin pelaksanaan arahan dari manajemen.

2.    Bertindak sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

proses yang menetunkan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu.

pemantauan

1.    Pemantauan pelaksanaan pengendalian intern perusahaan.

2.    Proses pelaksanaan akan menentukan kualitas kinerja sepanjang waktu.

KompensasiGibson (1996)

Anthony (2000)

kompensasi merupakan Imbalan yang diterima oleh karyawan sebagai balas jasa atas pekerjaan yang mereka lakukan.

Basis bayaran yang kerapkali digunakan bagi pekerja-pekerja produksi dan pemeliharaan. Gaji umumnya berlaku untuk tarif bayaran mingguan, bulanan, atau tahunan.

Upah dan gaji

1.    Gaji yang diterima sesuai Harapan

2.    Gaji secara keseluruhan sesuai dengan usaha yang dikeluarkan

Tambahan kompensasi di atas atau di luar gaji atau upah yang diberikan oleh organisasi.

Insentif

1.    Perbedaan insentif antar bagian dalam perusahaan sesuai dengan harapan.

2.    Bonus yang diterima sebanding dengan waktu kerja lembur.

Asuransi kesehatan dan jiwa, liburan yang ditanggung perusahaan, program pensiun, dan tunjangan lainnya yang berkaitan dengan hubungan kepegawaian.

Tunjangan

1.    Tunjangan yang diterima sesuai dengan harapan.

2.    Puas dengan jaminan sosial tenaga kerja (JAMSOSTEK) yang diberikan perusahaan.

kenikmatan/fasilitas seperti mobil perusahaan, keanggotaan klub, tempat parkir khusus, atau akses ke pesawat perusahaan yang diperoleh karyawan, dan juga jaminan kecelakaan, serta pemenuhan kebutuhan lainnya.

Fasilitas

1.    Besarnya jaminan kecelakaan kerja sudah sesuai dengan resiko pekerjaan.

2.    Perusahaan memperhatikan pemenuhan kebutuhan dan fasilitas karyawan.

Kinerja karyawan

Winardi (1992)Bambang

Guritno dan Waridin (2005)

perilaku manusia dalam memainkan peran yang mereka lakukan dalam suatu organisasi untuk memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan.

Mampu meningkatkan target pekerjaan dalam pancapaian kinerja yang optimal.

Taget pekerjaan

1.    Memiliki antuisme (semangat kerja) tinggi dalam melaksanakan pekerjaan.

2.    Mampu dalam pekerjaan atau tugas yang tiba-tiba.

Mampu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu agar sesuai dengan target perusahaan.

Tepat waktu

1.    Selalu menyelesaikan tugas tepat waktu.

2.    Bekerja sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan perusahaan.

Mampu menciptakan inovasi baru dalam menyelesaikan pekerjaan

Inovasi

1.    Menemukan temuan baru dalam menyelesaikan pekerjaan dan masalah yang dihadapi.

2.    Menciptakan suatu rancangan atau ide baru dalam meningkatkan kinerja suatu prusahaan.

Mampu menciptakan kreativitas dalam menyelesaikan pekerjaan

Kreativitas

1.    Terampil dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas dan fungsi pekerjaan.

2.    Selalu berkreasi untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

Mampu meminmalkan kesalahan pekerjaan agar sesuai dengan kualitas yang diinginkan perusahaan.

Meminimalkan kesalahan pekerjaan

1.    Selalu mengerjakan tugas sesuai dengan kualitas yang diinginkan perusahaan.

2.    Menyelesaikan pekerjaan dengan ketelitian tinggi.

 

Lampiran Kuesioner Penelitian

Kepada yth

Bapak/Ibu/Saudara (i)

Di

Tempat

Dengan hormat,

Saya mahasiswi Strata Satu (S1) Universitas Haluoleo Kendari sedang melakukan

penelitian dalam rangka menyelesaikan skripsi dengan judul :

“PENGARUH PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KOMPENSASI DAN

KINERJA KARYAWAN PADA PT.SINAR GALESONG PRATAMA KENDARI”.

Berkaitan dengan penelitian tersebut, dimohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara (i) untuk

mengisi kuesioner ini dengan harapan menjawab dengan leluasa, sesuai dengan yang

dirasakan, dilakukan dan dialami; bukan berdasarkan apa yang seharusnya atau yang ideal.

Sesuai dengan kode etik penelitian, saya akan menjaga kerahasiaan data yang responden

berikan. Hal ini semata – mata untuk kepentingan penelitian ilmiah, dimana hanya ringkasan

dan hasil analisis yang akan dipublikasikan.

Demikian disampaikan, atas kerjasamanya diucapkan terima kasih.

     Kendari, Juni 2012

      Hormat Peneliti,

M A R I A N IB1C1 09 126

KUESIONER PENELITIAN

Nama : __________________________________________

Jenis Kelamin              :           1. Pria              2. Wanita

Umur                           :           1. 20 s/d 30 tahun

            2. 31 s/d 40 tahun

            3. 41 s/d 50 tahun

            4. 51 s/d 60 tahun

Pendidikan                  : 1. SMA / sederajat    2. Diploma / sarjana muda  3. Sarjana /Magister

Masa Kerja                  :           1. Dibawah 5 tahun

2. 5 s/d 10 tahun

3. 11 s/d 15 tahun

4. 16 s/d 20 tahun

5. Lebih dari 20 tahun

Jabatan                                    :

Setiap pertanyaan berikut hanya membutuhkan satu jawaban. Pertanyaan dijawab dengan

memberikan tanda (X), dengan kriteria sebagai berikut :

STS     : Sangat Tidak Setuju,

TS       : Tidak Setuju,

KS       : Kurang Setuju,

S          : Setuju,

SS        : Sangat Setuju

1.      Variabel Pengendalian Intern

a.      Indikator Lingkungan Pengendalian

No. Item Pernyataan SS S KS TS STS Alasan

1Saya mengetahui corak kebudayaan yang menjadi ciri khas perusahaan.

2

Kebudayaan perusahaan mempengaruhi kesadaran pengendalian karyawan.

b.      Indikator Aktivitas Pengendalian

No. Item Pernyataan SS S KS TS STS Alasan

1

Kebijakan dan prosedur akan menjamin pelaksanaan arahan dari manajemen.

2Saya selalu bertindak sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.

c.       Indikator Pemantauan

No. Item Pernyataan SS S KS TS STS Alasan

1

Saya selalu memperhatikan Pemantauan pelaksanaan pengendalian intern perusahaan.

2Proses pelaksanaan akan menentukan kualitas kinerja saya sepanjang waktu.

2.      Variabel Kompensasi

a.      Indikator Gaji/Upah

No. Item Pernyataan SS S KS TS STS Alasan

1Gaji yang saya terima sesuai Harapan.

2Gaji saya secara keseluruhan sesuai dengan usaha yang saya keluarkan.

b.      Indikator Insentif

No. Item Pernyataan SS S KS TS STS Alasan

1

Perbedaan insentif antar bagian dalam perusahaan sesuai dengan yang saya harapkan.

2Bonus yang saya terima sebanding dengan waktu kerja lembur saya.

c.       Indikator Tunjangan

No. Item Pernyataan SS S KS TS STS Alasan

1Tunjangan yang saya terima sesuai dengan harapan.

2

Saya puas dengan jaminan sosial tenaga kerja (JAMSOSTEK) yang diberikan perusahaan.

d.      Indikator Fasilitas

No. Item Pernyataan SS S KS TS STS Alasan

1

Besarnya jaminan kecelakaan kerja sudah sesuai dengan resiko pekerjaan saya.

2

Perusahaan memperhatikan pemenuhan kebutuhan dan fasilitas karyawan.

3.      Variabel Kinerja Karyawan

a.      Indikator Target Pekerjaan

No. Item Pernyataan SS S KS TS STS Alasan

1

Saya memiliki antuisme (semangat kerja) tinggi dalam melaksanakan pekerjaan.

2Saya mampu dalam pekerjaan atau tugas yang tiba-tiba.

b.      Indikator tepat waktu

No. Item Pernyataan SS S KS TS STS Alasan

1Saya selalu menyelesaikan tugas tepat waktu.

2Saya bekerja sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan perusahaan.

c.       Indikator Inovasi

No. Item Pernyataan SS S KS TS STS Alasan

1

Saya selalu menemukan temuan baru dalam menyelesaikan pekerjaan dan masalah yang dihadapi.

2

Saya selalu menciptakan suatu rancangan atau ide baru dalam meningkatkan kinerja suatu prusahaan.

d.      Indikator Kreativitas

No. Item Pernyataan SS S KS TS STS Alasan

1

Saya terampil dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas dan fungsi pekerjaan.

2Saya selalu berkreasi untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

e.       Indikator Meminimalkan Kesalahan Pekerjaan

No. Item Pernyataan SS S KS TS STS Alasan

1

Saya selalu mengerjakan tugas sesuai dengan kualitas yang diinginkan perusahaan.

2Saya selalu menyelesaikan pekerjaan dengan ketelitian tinggi.

Contoh Proposal Penelitian

BAB I

PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang

Pada era globalisasi sekarang ini, banyak pihak yang melakukan investasi sebagai alternatif 

untuk mendapatkan keuntungan yang besar dan menempatkan dana mereka pada perusahaan yang 

dianggap   layak.   Salah   satu   cara   untuk   melakukan   investasi   dengan   cara   membeli   saham   dari 

perusahaan lain.

Sebelum melakukan investasi, setiap orang atau organisasi sebaiknya menilai terlebih dahulu 

apakah   investasi   yang   akan   dilakukan   tepat   atau   tidak,   dengan   melihat   tingkat 

pengembalian(return) yang bisa diperoleh. untuk memastikannya tingkat pengembalian(return) ada 

beberapa alternatif yang dapat dilakukan, salah satunya adalah dengan menggunakan analisis rasio 

profitabilitas.  

Dari  rasio profitabilitas tersebut, kita dapat menilai sejauh mana tingkat pengembalian yang 

akan didapat dari   investasi  yang dilakukan.   jika  investasi  menguntungkan yang ditunjukkan oleh 

rasio profitabilitas yang cenderung meningkat maka akan banyak pihak yang akan membeli saham 

perusahaan tersebut, dimana hal ini dapat mendorong harga saham lebih mahal.

Setelah melakukan analisis tersebut banyak pihak baik swasta maupun pemerintah dapat 

mengalokasikan   dana   masyarakat   ke   sektor-sektor   investasi   yang   produktif   karena   dipandang 

sebagai media efisien untuk mengalokasikan dana dari pihak yang memiliki kelebihan dana untuk 

perusahaan yang membutuhkan dana,  namun dalam investasi  ada hukum yang berlaku semakin 

tinggi   tingkat   investasi   semakin   tinggi   pula   resiko   yang   akan   di   hadapi   investor   dan   saham 

merupakan investasi  yang memiliki  tingkat resiko paling tinggi hal  ini yang menyebabkan banyak 

pihak untuk melakukan analisis sebelum melakukan investasi untuk melihat tingkat pengembalian, 

pengaruh profitabilitas dengan harga saham.

Penelitian terdahulu mengenai analisis pengaruh rasio profitabilitas:

1.         Dwiatma Patriawan “Analisis Pengaruh Earning Per Share (EPS), Return on Equity (ROE), dan Debt  to 

Equity   rasio   (DER)   Terhadap   Harga   Saham   pada   perusahaan   Wholesale   and   Retail   Trade   yang 

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2008”

2.         Subekti Puji Astuti “Analisis Pengaruh Faktor-faktor Fundamental, EVA, dan MVA Terhadap Return 

Saham”

3.         Anastasia (2003) yang mengambil sampel sebanyak 13 perusahaan property dan real estate selama 

periode  6   tahun  berturut-turut   yang  dimulai  dari   tahun  1996  hingga   tahun  2001  menunjukkan 

bahwa secara empiris terbukti bahwa factor fundamental (ROA, ROE, DER)

4.         Edi dan Fransisca ” Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Harga Saham kasus perusahaan jasa 

perhotelan yang terdaftar di pasar Modal Indonesia”

5.         Fara Dharmastuti ” Analisis Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Rasio, Return on Investment, 

Debt   to   Equity   Rasio   dan   Net   profit   Margin   dalam   menetapkan   harga   saham   perdana   pada 

perusahaan yang terdaftar di BEI.” Tahun 1995-2002

Untuk mengetahui   sejauh mana pengaruh rasio profitabilitas dengan harga saham maka 

dilakukan penelitian mengenai “Analisis Hubungan Antara Rasio Profitabilitas dan Harga Saham

Beberapa PT Tambang Tbk”

B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan   Latar   belakang   Masalah   Variabel   Earning  per   Share   (EPS)   yang   tinggi   akan 

semakin banyak investor yang membeli saham menyebabkan harga saham semakin mahal, Tetapi 

ada  beberapa  perusahaan  yang  EPSnya   rendah  harga   sahamnya  meningkat.  Pada  variabel  ROE, 

semakin besar ROE artinya semakin optimal penggunaan modal sendiri maka untuk menghasilkan 

laba   maka   semakin   banyak   investor   yang   akan   menanamkan   modal   pada   perusahaan   (Edy 

Subiyantoro dan Fransica). Hasil penelitian Fara Dharmastuti (1995-2002) menjelaskan ROI dan NPM 

berpengaruh   signifikan   terhadap  harga   saham.  Terinspirasi   dari   peneliti   terdahulu  peneliti   ingin 

mengetahui   faktor-faktor   yang   diduga   mempengaruhi   harga   saham   PT   Tambang   Tbk   dan 

merumuskan beberapa pertanyaan sebagai berikut:

1.         Apakah Rasio Profitabilitas berpengaruh secara Parsial dengan Harga Saham?

2.         Apakah  Rasio Profitabilitas berpengaruh secara Simultan dengan Harga Saham

C.     Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1.      Menguji   dan   menganalisis   hubungan   secara   Parsial   Rasio   Profitabilitas   dengan   harga   saham 

beberapa PT Tambang Tbk.

2.      Menguji   dan   menganalisis   hubungan   secara   Simultan   Rasio   Profitabilitas   dengan   harga   saham 

beberapa PT Tambang Tbk.

D.     Kegunaan dari Penelitian adalah:

1.       Sebagai   bahan   informasi   pentingnya   penelitian   saham   perusahaan   dengan   mempertimbangkan 

hubungan profit dari perusahaan.

2.      Bagi perusahaan dapat digunakan sebagai dasar untuk meningkatkan kinerja perusahaan sehingga 

harga saham perlebarnya menjadi meningkat.

3.      Bagi   investor   dapat   dijadikan   sebagai   referensi   untuk   memprediksi   harga   saham   perusahaan 

sebelum melakukan investasi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.    Pengertian Profitabilitas

Setiap Perusahaan akan berusaha untuk meningkatkan kinerja perusahaannya dalam rangka 

untuk meningkatkan produktivitas perusahaan. Selain itu perusahaan juga harus dapat mengadakan 

efektivitas dan efisiensi dalam melakukan operasional usaha perusahaan. Peningkatan produktivitas 

dan dilakukannya program efektivitas dan efisiensi merupakan langkah yang    diambil perusahaan 

dalam rangka untuk memperoleh keuntungan (Profit).

Kemampuan perusahaan untuk tetap dapat bersaing dalam kompetisi  dengan perusahaan-

perusahaan lainnya, menuntut perusahaan untuk dapat meningkatkan profitabilitas.

B.     Analisis Rasio Profitabilitas

Banyak penulis  yang memberikan beberapa uraian mengenai   jenis   rasio didalamnya dapat 

digunakan untuk memahami kondisi perusahaan. Umumnya rasio yang dikenal dan populer adalah 

rasio likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas.

Menurut   Soemarso   (1999:446)   yang   dimaksud   dengan   analisa   rasio   profitabilitas   adalah “ 

Analisa rasio profitabilitas yaitu hasil akhir dari berbagai keputusan dan kebijakan yang dijalankan 

perusahaan.   Analisa   rasio   profitabilitas   memberikan   jawaban   akhir   tentang   efisien   tidaknya 

perusahaan dalam menghasilkan laba “.

Sedangkan   menurut   Sofyan   Syafri   Harahap   (2001   :   304)   analisa   rasio   profitabilitas 

adalah ”Analisa   rasio  profitabilitas   yaitu  menggambarkan  kemampuan  perusahaan  mendapatkan 

laba melalui semua kemampuan dan sumber dana yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, 

jumlah   karyawan   dan   jumlah   cabang   “dari   pengertian-pengertian   diatas   penulis   mengambil 

kesimpulan bahwa analisa rasio profitabilitas adalah gambaran akhir dari kemampuan perusahaan 

dalam mendapatkan  laba atau  jawaban akhir  tentang efisien tidaknya perusahaan menghasilkan 

laba. Pada analisis  profitabilitas  terdapat  instrument pendekatan yang dapat digunakan di  dalam 

menganalisa probabilitas suatu perusahaan

1.      Analisa Pendapatan

Dalam menilai ketahanan sumber pendapatan perusahaan dapat digunakan dua alat analisis untuk 

menilai ketahanan pendapatan

a.    Analisis Trend merupakan analisis laporan keuangan biasanya dinyatakan dalam

persentase tertentu.

Dalam analisis trend perbandingan analisis dapat dilakukan dengan menggunakan

analisis horizontal atau dinamis.

Data yang digunakan adalah data tahunan atau periode yang digunakan biasanya

hanya dua atau tiga periode saja. Hal ini disebabkan karena jika lebih dari satu periode,

akan mengalami kesulitan untuk menganalisisnya. Jika data yang digunakan lebih dari

dua atau tiga periode, metode yang digunakan adalah angka indeks. Dengan

menggunakan angka indeks akan dapat diketahui kecenderungan atau trend atau arah

dari posisi keuangan, apakah meningkat, menurun atau tetap. Hasil analisis trend

biasanya dihitung dalam persentase.

b.   Evaluasi terhadap diskusi dan analisis dan analisis manajemen dapat membantu dalam

memahami dan mengevaluasi perubahan akun-akun keuangan suatu perusahaan dari

waktu ke waktu termasuk pendapatan. Salah satu melalui pendekatan pendapatan

adalah dengan mengetahui hubungan antara pendapatan, piutang, dan persediaan.

Hubungan antara pendapatan, piutang, dan persediaan akan memberikan petunjuk

yang penting untuk mengevaluasi hasil operasi serbaguna dalam memprediksi kinerja di

masa yang akan datang (Andi, 2010:12)

2.      Analisis Biaya

a.       Analisa Harga Pokok Penjualan

Harga Pokok Penjualan (HPP) atau cost of sale merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan 

sehubungan dengan perolehan output untuk siap dijual. Biaya- biaya diantaranya biaya bahan baku, 

biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead analisis ini dalam rangka menganalisis laba kotor 

(Gross profit).

b.      Analisa beban-beban operasi

Beban   operasi   merupakan   pengeluaran   yang   dilakukan   oleh   perusahaan   sehubungan   dengan 

kegiatan pemasaran dan kegiatan administrasi, seperti beban penjualan, beban depresiasi, beban 

pemeliharaan dan perbaikan beban administrasi dan umum analisa ini dalam rangka menganalisa 

laba   operasi   yang   menunjukkan   kemampuan   perusahaan   untuk   memperoleh   laba   operasi   atas 

penjualan yang dilakukan.

c.       Analisa beban-beban non operasi

Beban-beban non operasi merupakan pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan dalam  kegiatan 

pendanaan dan kegiatan lain yang tidak termasuk kegiatan operasi seperti beban-beban pendanaan 

dan pajak. Analisa ini diperlukan dalam rangka menganalisa laba bersih (Gross Profit). Margin laba 

menunjukkan   kemampuan   perusahaan   untuk   memperoleh   laba   bersih   atas   penjualan   yang 

dilakukan.

3.      Analisis Pengembalian Investasi

a.       Return on Assets (ROA), yaitu indicator kemampuan sebuah unit usaha untuk memperoleh laba atas 

sejumlah asset yang dimiliki oleh unit usaha tersebut, ROA diperoleh dengan cara menghitung rasio 

antara laba setelah pajak dengan total aktiva (Net Income dibagi Total Assets)

b.      Return on Equity(ROE) yaitu merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur laba bersih sesudah 

pajak dengan modal sendiri. semakin tinggi rasio ini, semakin baik artinya posisi pemilik perusahaan 

semakin kuat, demikian pula sebaliknya.

c.       ROIC didefenisikan oleh Steven M. Bragg dalam bukunya Business Ratio and Formulas Return on 

invested   capital(ROIC)   sebagai   sebuah   ukuran   tentang   performa   keuangan   dan   salah   satu   alat 

prediksi performa keuangan yang telah diprakarsai beberapa analis. Para analis mempercayai bahwa 

dengan melihat dari pendapatan ekonomi arus kas bebas atau return on invested capital dikurangi 

biaya penggunaan dari capital tersebut akan menghasilkan penilaian yang lebih baik sisi ekonomi 

dan nilai dari sebuah perusahaan.

d.      Laba per lembar saham (EPS) yaitu rasio laba per lembar atau disebut juga nilai buku merupakan 

rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. 

Rasio   yang   rendah   berarti   manajemen   belum   berhasil   untuk   memuaskan   pemegang   saham, 

sebaliknya   dengan   rasio   yang   tinggi,   kesejahteraan   pemegang   saham   meningkat.   Rasio   ini 

menggambarkan   besarnya   pengembalian   modal   untuk   setiap   lembar   saham.   Rasio   ini 

menggambarkan besarnya pengembalian modal untuk setiap satu lembar saham (Andi, 2010:18).

C.    Peranan Laporan Keuangan

Menurut Baridwan (2004:17) Laporan keuangan merupakan suatu ringkasan dari  transaksi-

transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan ini dibuat 

oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebabankan 

kepadanya oleh para pemilik perusahaan. Disamping itu  laporan keuangan dapat juga digunakan 

untuk memenuhi tujuan-tujuan lain yaitu sebagai laporan kepada pihak-pihak di luar perusahaan.

Menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC),   adapun   tujuan   dari   laporan 

keuangan itu adalah:

1.      Berguna bagi investor dan kreditor yang ada dan potensial, serta pemakai lainnya

dalam membuat keputusan investasi, pemberian kredit dan keputusan lainnya.

2.  Dapat membantu investor dan kreditor yang potensial dan pemakai lainnya untuk

menaksir jumlah, waktu, dan ketidakpastian dari penerimaan uang di masa mendatang

yang berasal dari dividend atas bunga pelunasan, dan jatuh temponya surat-surat

berharga atau pinjaman-pinjaman.

3.  Menunjukkan sumber-sumber ekonomi suatu perusahaan, klaim atas sumber-sumber

ekonomi dari suatu perusahaan, dan pengaruh dari transaksi-transaksi, kejadian-

kejadian dan keadaan yang mempengaruhi sumber-sumber dan klaim atas sumber

tersebut.

D.    Saham

Saham adalah keikutsertaan investor dalam perusahaan sebagai pemodal. Saham memberikan 

return dalam bentuk deviden, yang biasanya dibayarkan sekali setahun, dan capital gain (kenaikan 

harga saham di pasar). Deviden dan capital gain akan ada jika perusahaan memperoleh laba karena 

per definisi, deviden adalah laba yang dibagikan. Sedangkan capital gain terjadi karena adanya laba 

yang tidak dibagikan dan faktor pertumbuhan perusahaan di  masa depan.  Perusahaan yang rugi 

tidak akan membagikan deviden dan jika perusahaan itu tidak menjanjikan pertumbuhan, yang akan 

diperoleh   investor   adalah   capital   loss   atau   penurunan   harga   saham   di   pasar   (http://mozaik-

info.blogspot.com).

Diantara surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal, saham biasa adalah yang 

paling   dikenal   masyarakat.   Di   antara   emitmen   (perusahaan   yang   menerbitkan   surat   berharga), 

saham biasa juga merupakan yang paling banyak digunakan untuk menarik dana dari masyarakat. 

Secara sederhana, saham dapat didefenisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang 

atau  badan  dalam suatu  perusahaan.  Wujud  saham adalah  selembar  kertas  yang  menerangkan 

bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan kertas tersebut.

Saham dapat didefenisikan sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan 

dalam suatu perusahaan. Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik 

kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Pada dasarnya ada 

dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham yaitu:

1.      Deviden   

Deviden merupakan pembagian keutungan yang diberikan perusahaan penerbit saham atas 

keuntungan   yang   dihasilkan   perusahaan.   Deviden   yang   umum   adalah   bentuk   deviden   kas. 

Pembayaran deviden kas mengurangi kas perusahaan dan laba ditahan.

2.      Capital Gain

Capital   Gain   merupakan   selisih   antara   harga   beli   dan   harga   jual.   Capital   gain   terbentuk 

dengan adanya penjualan  saham yang harga  jualnya  lebih  mahal  dibandingkan harga pada saat 

membeli saham. saham yang dikenal sehari- hari merupakan saham biasa dan saham preferen.

1)      Saham Biasa (Common Stock)

Mewakili   klaim   kepemilikan   pada   penghasilan   dan   aktiva   yang   dimiliki   perusahaan   dan 

pemegang   saham   biasa   memiliki   kewajiban   yang   terbatas.   Artinya,   jika   perusahaan   bangkrut, 

kerugian maksimum yang ditanggung oleh pemegang saham adalah sebesar investasi pada saham 

tersebut. Menurut Fred ada beberapa yang menjadi hak pemegang saham biasa dari saham biasa, 

yaitu:

(a)     Hak untuk member suara dan menjual sertifikat saham mereka dengan memindahkan kepemilikan 

saham ke pihak lain.

(b)     Hak untuk memeriksa atau mengetahui laporan keuangan perusahaan.

(c)     Memiliki   hak   terakhir   dalam   hal   pembagian   kekayaan   perusahaan   jika   perusahaan   tersebut   di 

likuidasi.

(d)    Memiliki tanggung jawab terbatas atas klaim pihak lain sebesar proporsi sahamnya.

(e)     Hak untuk memiliki saham baru yang diterbitkan oleh perusahaan terlebih dahulu.

2)      Saham Preferen (Prefered Stock)

Saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa 

menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil, 

seperti yang dikehendaki   investor.  Serupa saham biasa karena memiliki  kepemilikan ekuitas  dan 

diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis di atas lembaran saham tersebut, dan membayar 

deviden. Karakteristik dari saham Preferen:

a.       Hak   menerima   deviden   terlebih   dahulu   dibandingkan   pemegang   saham   biasa.   Saham   preferen 

kadangkala memberikan hak kumulatif, yaitu memberikan hak pada pemegangnya untuk menerima 

deviden   tahun   sebelumnya   yang   belum   dibayarkan   sebelum   pemegang   saham   biasa   menerima 

devidennya.

b.      Hak atas aktiva perusahaan dibandingkan dengan hak yang dimiliki  oleh pemegang saham biasa 

pada saat terjadi likuidasi.

E.     Harga Saham

Harga saham adalah nilai bukti penyertaan modal pada perseroan terbatas yang

telah listed di bursa efek, dimana saham tersebut telah beredar (outstanding securities).

Harga saham dapat juga didefenisikan sebagai harga yang dibentuk dari interaksi antara

para penjual dan pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh harapan mereka terhadap

keuntungan perusahaan. Harga saham penutupan (closing price) yaitu harga yang

diminta oleh penjual atau harga perdagangan terakhir untuk suatu periode.

Secara umum, keputusan membeli atau menjual saham ditentukan oleh

perbandingan antara perkiraan nilai intrinsik dengan harga pasarnya. Dalam hal

penilaian harga saham, terdapat tiga pedoman yang dipergunakan. Pertama, bila harga

pasar saham melampaui nilai instrinsik saham, maka saham tersebut

dinilaiovervalued (harganya terlalu tinggi). Oleh karena itu, saham tersebut sebaiknya

dihindari atau dilakukan penjualan saham karena kondisi seperti ini pada masa yang

akan datang kemungkinan besar akan terjadi koreksi pasar. Kedua, apabila harga pasar

saham sama dengan nilai instrinsiknya maka harga saham tersebut dinilai wajar dan

berada dalam kondisi keseimbangan. Pada kondisi demikian, sebaiknya pelaku pasar

tidak melakukan transaksi pembelian maupun penjualan saham yang bersangkutan.

Ketiga, apabila harga pasar saham lebih kecil dari nilai instrinsiknya maka saham

tersebut dikatakan undervalued (harganya terlalu rendah). Bagi para pelaku pasar,

saham sebaiknya tetap dimiliki, karena besar kemungkinan dimasa yang akan datang

akan terjadi lonjakan harga saham.

F.     Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham

Telah banyak penulis yang melakukan riset tentang hubungan Rasio Profitabilitas

dengan Harga Saham berikut ini diuraikan hasil riset terdahulu:

1.      Hubungan Earning Per Share(EPS) Dengan Harga Saham

Earning per share (EPS) adalah rasio antara laba bersih setelah pajak dengan jumlah saham 

(Tjptono dan Hendry M Fakhuddin, 2006. Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya 

laba  bersih  perusahaan  yang  siap  dibagikan  bagi   semua pemegang  saham perusahaan.  Seorang 

investor   membeli   dan   mempertahankan   saham   suatu   perusahaan   dengan   harapan   akan 

memperoleh   dividend   atau   capital   gain.   Laba   biasanya   menjadi   dasar   penentuan   pembayaran 

dividend dan kenaikan nilai saham dimasa datang. Oleh karena itu, para pemegang saham biasanya 

tertarik dengan angka EPS yang dilaporkan perusahaan. Apabila Earning per Share (EPS) perusahaan 

tinggi,  akan semakin banyak investor yang mau membeli  saham tersebut sehingga menyebabkan 

harga   saham   akan   tinggi   (Fara   Dharmastuti,   2004).   Pernyataan   tersebut   di   perkuat   oleh   hasil 

penelitian Puji Astuti dalam Dwiatma (2002), Noer Sasongko dan Nila Wulandari (2006) menemukan 

bahwa EPS berhubungan positif dan signifikan dengan harga saham.

2.      Pengaruh Return On equity (ROE) Terhadap Harga Saham

   Return on Equity (ROE) adalah perbandingan antara laba bersih perusahaan dengan ekuitas 

yang dimiliki  oleh perusahaan (Fara Dharmastuti, 2004). ROE merupakan rasio yang memberikan 

informasi pada para investor tentang seberapa besar tingkat pengembalian modal  dari perusahaan 

yang  berasal  dari  kinerja  perusahaan  menghasilkan   laba.  Semakin  besar  nilai  ROE  maka  tingkat 

pengembalian   yang   diharapkan   investor   juga  besar.   Semakin   besar   nilai   ROE  maka  perusahaan 

dianggap semakin menguntungkan oleh sebab itu  investor kemungkinan akan mencari  saham ini 

sehingga menyebabkan permintaan bertambah dan harga penawaran dipasar sekunder terdorong 

naik (Chastina Yolana dan Dwi Martni, 2005). Pernyataan tersebut diperkuat oleh hasil penelitian 

Puji  Astuti   (2002)   yang  menemukan  ROE  mempunyai  hubungan  pengaruh  positif  dan   signifikan 

terhadap harga saham.ROE Mempunyai pengaruh yang positif terhadap harga saham

3.      Hubungan Net Profit Margin (NPM) Dengan Harga Saham

Analisis terhadap beban-beban non operasi diperlukan dalam rangka menganalisis margin laba 

bersih (net profit margin) sementara laba bersih mengindikasikan kemampuan perusahaan dalam 

menutupi beban-beban pendanaan berupa deviden.

Semakin   besar   rasio   NPM   suatu   perusahaan   suatu   perusahaan   maka   saham   perusahaan 

tersebut   layak  untuk  di  beli   karena   rasio  NPM menunjukkan  daya   tahan  yang   lebih  baik  untuk 

menghasilkan laba sehingga ada kemungkinan dapat meningkatkan deviden dan laba per  lembar 

saham (Surono dalam Nugroho, 2001:32). Hal ini merupakan sentiment positif dari perusahaan yang 

mempengaruhi investor untuk membeli saham perusahaan karena perusahaan dinilai memiliki daya 

tahan  dan  kemampuan menghasilkan   laba  yang  baik.   Semakin  banyak  permintaan  saham maka 

harga saham akan semakin tinggi pula (Surono dalam Nugroho, 2001:33)

4.      Pengaruh  Gross Profit Margin (GPM) Terhadap Harga Saham

Gross   profit   margin   mencerminkan   kemampuan   manajemen   suatu   perusahaan   dalam 

menghasilkan laba kotor sehubungan yang dilakukan. Gross profit margin merupakan perbandingan 

antar  penjualan  bersih  dikurangi  dengan Harga Pokok Penjualan dengan tingkat  penjualan,  GNP 

menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai dari  jumlah penjualan. Rasio informasi pada para 

investor tentang seberapa besar tingkat pengembalian modal   dari  perusahaan yang berasal dari 

kinerja perusahaan menghasilkan laba.

BAB III

METODOLOGI

A.    Tempat dan Waktu Penelitian

Riset   menggunakan   data   sekunder   dengan   mengunduh   laporan   keuangan   perusahaan 

tambang melalui internet selama 6 bulan dimulai dari Bulan Maret sampai Bulan Agustus.

B.     Tipe Penelitian

Tiap penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

1.      Penelitian Kepustakaan

Studi   kepustakaan   dilakukan   dengan   cara   mengumpulkan   data   dengan   membaca   dan 

mempelajari buku-buku bacaan yang berhubungan dengan penelitian.

2.      Penelitian Lapangan

Studi lapangan yang dilakukan dengan cara penggunaan data primer yang diperoleh melalui 

analisis terhadap laporan keuangan dan harga saham perusahaan Tambang Tbk.

C.    Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam penelitian ini adalah telaah dokumen. 

Telaah dokumen dilakukan dengan pengamatan secara langsung terhadap laporan keuangan dan 

harga saham PT Tambang Tbk dan keterangan lainnya yang menunjang penyelesaian penelitian ini.

D.    Jenis dan Sumber Data

Dalam Penelitian, data yang digunakan adalah data sekunder dimana data tersebut adalah 

data telah tersedia dari PT Tambang Tbk yang berupa laporan keuangan yang telah di audit dan 

harga saham yang di akses melalui internet.

E.     Defenisi Operasional

1.      Harga   saham  dalam  penelitian   ini  merupakan  variable   dependen.   Harga   saham   yang   dimaksud 

adalah harga saham pada saat Closing Price (harga penutupan) tanggal transaksi terakhir pada bulan 

pengumuman laporan keuangan 2009, 2010, 2011 di tahun berikutnya.

2.      Rasio  profitabilitas  yang dimaksud dalam penelitian  ini  adalah  rasio  yang mencerminkan tingkat 

efektifitas  yang dicapai  oleh suatu perusahaan,   rasio profitabilitas   ini  menunjukkan keberhasilan 

perusahaan dalam menghasilkan laba. Rasio profitabilitas yang digunakan yaitu  Gross profit Margin 

(GNP), Return On Equity(ROE), Earning Per Share (EPS), Net Profit Margin (NPM)

3.      Earning Per Share (EPS) rasio antara laba bersih setelah pajak dengan    jumlah saham. Informasi EPS 

suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan bagi semua 

pemegang saham perusahaan.

4.      Return On Equity (ROE) perbandingan antara laba bersih perusahaan dengan ekuitas yang dimiliki 

oleh  perusahaan.   rasio  yang  memberikan   informasi  pada  para   investor   tentang  seberapa  besar 

tingkat  pengembalian  modal   dari  perusahaan yang berasal  dari  kinerja  perusahaan yang dapat  

menghasilkan laba.

5.      Net Profit Margin (NPM) Semakin besar rasio NPM suatu perusahaan suatu perusahaan maka saham 

perusahaan tersebut layak untuk di beli karena rasio NPM menunjukkan daya tahan yang lebih baik 

untuk  menghasilkan   laba  sehingga  ada  kemungkinan  dapat  meningkatkan  deviden dan  laba  per 

lembar saham

6.      Gross Profit Margin GNP menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai dari jumlah penjualan. rasio 

informasi pada para investor tentang seberapa besar tingkat pengembalian modal  dari perusahaan 

yang berasal dari kinerja perusahaan menghasilkan laba.

DAFTAR PUSTAKAAndi,  2010.   “Analisis  Pengaruh  Rasio  Profitabilitas  Terhadap  Harga  Saham Perusahaan  Property  dan  Real 

Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Politeknik Negeri Ujung Pandang.

Baridwan, Zaki.2004. Intermediate Accounting, Jakarta: Penerbit BPPEDarmadjie, Tjiptono dan Fakhuddin, Hendy M. 2011. Pasar Modal di Indonesia, Jakarta: Salemba Empat.

Dharmastuti,   Fara.   1995-2002.   ”Analisis   Pengaruh   Earning   Per   Share,   Price   Earning   Rasio,   Return   on 

Investment, Debt to Equity Rasio dan Net profit Margin dalam Menetapkan Harga Saham Perdana 

pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI.

Harahap Syafri Sofyan, 2001. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Nugroho,   Bhuono   Agung,   Surono   “Pengaruh   Laba   Akuntansi   dan   Rasio   Profitabilitas   Perusahaan   Publik 

Terhadap Harga Saham di Bursa Efek Jakarta”. Tesis. Semarang Program Pascasarjana Universitas 

Diponegoro.

Puji Astuti, 2002 dalam Dwiatma 2011. “Analisis Pengaruh Earning per Share (EPS), Return on equity (ROE), 

dan Debt to Equity rasio (DER) Terhadap Harga Saham pada perusahaan, Wholesale dan Retail Trade 

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”. Universitas Diponegoro Semarang.

Soemarso, 2004. Akuntansi Suatu Pengantar. Buku 1. Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat.